9 Mesin,Ari S

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/19/2019 9 Mesin,Ari S

    1/164

    PERENCANAAN SISTEM PEMIPAAN DARI BACK PRESSURE

    VESSEL (BPV) KE UNIT PROSES PADA P.T INTI KARYA PLASMA

    PERKASA KABUPATEN KAMPAR

    TUGAS AKHIR

     Diajukan Sebagai Salah Satu SyaratGuna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

    OLEH

    A R I S U G I O N O

    NPM : 043310005

    JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS ISLAM RIAU

    PEKANBARU

    2010

  • 8/19/2019 9 Mesin,Ari S

    2/164

    PERENCANAAN SISTEM PEMIPAAN DARI BACK PRESSURE

    VESSEL (BPV) KE UNIT PROSES PADA P.T INTI KARYA PLASMA

    PERKASA KABUPATEN KAMPAR

    TUGAS AKHIR

     Diajukan Sebagai Salah Satu SyaratGuna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

    Disusun oleh :

    ARI SUGIONO

    043310005

    Disetujui oleh :

    PEMBIMBING I PEMBIMBING II

    ( Ir. Syawaldi, MSc ) ( Ir. M. Natsir. D, MT )

    Disahkan oleh :

    DEKAN FAKULTAS TEKNIK KETUA JURUSAN TEKNIK MESIN

    ( Prof. Dr. Ir. H. Sugeng Wiyono, MMT, I.PU ) ( Sehat Abdi. S, ST, MT )

  • 8/19/2019 9 Mesin,Ari S

    3/164

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1  Latar Belakang

    Sistem instalasi pemipaan adalah suatu sistem untuk mengalirkan suatu fluida

    dalam hal ini adala fluida gas dari suatu tempat ketempat yang lain yang di kehendaki

    dengan menggunakan pipa untuk mendapatkan kebutuhan yang diinginkan. Didalam

    suatu sistem pemipaan perlu diketahui bahwa kekurangan-kekurangan yang harus

    diperhatikan dalam perencanaan adalah besarnya kapasitas, temperatur, kecepatan,

    tekanan dan tegangan yang terdistribusi di sepanjang pipa yang akan mempengaruhi

    keamanan dari instalasi tersebut dan juga mempengaruhi proses pengolahan.

    Perlu diketahui suatu fluida gas (steam) adalah suatu fluida yang mempunyai

    tekanan dan temperatur tinggi, maka pemasangannya haruslah efisien dengan arti

    kata mudah dalam pemasangannya juga harus tahan dalam temperatur yang tinggi

    agar tidak menimbulkan resiko yang dapat mencelakakan operator, oleh sebab itu

    sistem pemipaan steam haruslah memenuhi standarisasi pipa yang akan digunakan

    dalam instalasi tersebut, material yang digunakan haruslah tahan panas, tahan korosi

    dan tahan tekanan yang dihasilkan oleh steam tersebut.

    Sedangkan pengertian pipa adalah material baja yang dirangkai menjadi satu

    kesatuan yang disebut instalasi pemipaan. Pipa merupakan lingkaran yang panjang

    yang berfungsi untuk mengalirkan fluida cair maupun gas, sebagai alat penyalur

  • 8/19/2019 9 Mesin,Ari S

    4/164

    fluida, pipa mempunyai peran yang besar untuk kelancaran peralatan-peralatan

    produksi yang memerlukan fluida untuk berbagai kebutuhan proses pengolahan

    Instalasi pemipaan yang baik dan teratur dapat meningkatkan kinerja proses

    produksi pada pabrik kelapa sawit. Atas dasar tersebut penulis mengangkat judul

    Tugas Akhir yaitu “Perencanaan Sistem Pemipaan Dari Back Pressure Vessel (BPV)

    ke Unit proses pada PT. Inti Karya Plasma Perkasa Kabupaten. Kampar ” dengan

    maksud untuk merancang desain instalasi pemipaan dari Back Pressure Vessel (BPV)

    ke unit proses, sehingga proses pengolahan pabrik kelapa sawit mencapai kebutuhan

    maksimal. 

    Karena pentingnya suatu instalasi pemipaan yang tepat dan teratur dengan

    melihat keadaan kondisi dilapangan, maka perlu diadakan suatu perencanaan dan

    penelitian untuk mencari solusi yang tepat dalam instalasi pemipaan selanjutnya.

    1.2 

    Batasan Masalah

    Sesuai dengan judul Tugas Akhir ini yaitu “Perencanaan Sistem Pemipaan dari

     Back Pressure Vessel  (BPV) ke Unit proses pada PT. Inti Karya Plasma Perkasa

    Kabupaten. Kampar  “. Maka diambil suatu kebijakan bahwa penulis hanya

    membahas sebatas masalah tentang instalasi pemipaan Steam (uap) dari BPV ke unit

    stasiun Sterillizer, Daerator, Storage Oil Tank, Clarifier Tank, Digester   serta

    komponen pendukung pada instalasi pemipaan yang terdapat pada kelima stasiun

    tersebut.

  • 8/19/2019 9 Mesin,Ari S

    5/164

    Untuk menganalisis masalah ini maka perlu diambil batasan masalah yang

    meliputi:

    1.  Perhitungan diameter pipa.

    2.  Perhitungan tebal pipa.

    3. 

    Pemilihan bahan pipa.

    4. 

    Perhitungan kecepatan aliran

    5.  Pemilihan isolasi.

    6.  Perhitungan tekanan yang diizinkan.

    7. 

    Perhitungan tegangan-tegangan pada pipa.

    Hal ini dimaksudkan untuk menghindari pembahasan ruang lingkup yang

    terlalu luas, disamping itu pembicaraan diluar perencanaan yang telah ditetapkan

    tentunya akan membutuhkan studi tersendiri dan dengan pembahasan yang khusus

    pula.

    1.3 Metodologi Penulisan

    Untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan sebagai bahan untuk penulisan

    tugas akhir ini penulis menggunakan dua metode yaitu :

    •  Peninjauan Lapangan

    Dalam hal ini penulis melakukan peninjauan langsung (survey) ke PT.IKPP

    untuk mendapatkan data-data dan gambaran tentang instalasi pemipaan

    yang terdapat pada perusahaan tersebut, data-data dan gambaran tentang

  • 8/19/2019 9 Mesin,Ari S

    6/164

    instalasi pemipaan inilah yang nantinya akan menjadi bahan rujukan

    penulis untuk merancang suatu instalasi pemipaan steam 

    •  Tinjauan Referensi

    Pada penulisan ini penulis menggunakan teori dan persamaan rumus yang

    ada hubungannya tentang pemipaan. Diantara buku-buku yang menjadi

    pegangan penulis tercantum dalam daftar pustaka.

    1.3  Maksud Dan Tujuan

    Adapun maksud dari perencanaan instalasi pemipaan ini adalah untuk

    merancang sistem jaringan pemipaan steam dari Back Pressure Vessel (BPV) ke Unit

    proses serta untuk menghitung kekuatan bahan material pipa yang akan direncanakan

    untuk disesuaikan dengan kondisi sebenarnya dilapangan.

    Sedangkan tujuannya adalah untuk menghitung dan merencanakan instalasi

    pemipaan beserta komponen-komponenya berdasarkan kebutuhan uap tiap stasiun

    serta mendesain jaringan pemipaan agar pelaksanaan proses pengolahan berjalan

    sesuai yang diinginkan pada pabrik kelapa sawit PT.IKPP.

  • 8/19/2019 9 Mesin,Ari S

    7/164

    1.4 

    Manfaat Penulisan

    Adapun manfaat penulisan yang dapat diambil dari tulisan ini yaitu :

    •  Teoritis

    Tulisan ini bisa dijadikan sebagai acuan bagi mahasiswa yang ingin dan akan

    melanjutkan perencanaan sistem pemipaan atau juga sebagai referensi selain

    dari literatur yang telah ada .

    •  Praktis

    Tulisan ini bisa di jadikan sebagai masukan bagi perusahaan yang bisa

    menyempurnakan desain pemipaan yang ada di perusahaan.

    1.5  Sistematika Penulisan

    Pada penulisan tugas akhir ini penulis menyelesaikan dalam enam (6) bab

    yang berisikan :

    Bab I : Pendahuluan

    Berisikan latar belakang, pembatasan masalah, metodologi penulisan,

    maksud dan tujuan perencanaan serta sistematika penulisan.

    Bab II : Tinjauan Pustaka

    Pada bab II ini menjelaskan tentang komponen-komponen yang terdapat

    pada instalasi pemipaan yaitu : pembahasan umum pipa, pembahasan uap,

    komponen-komponen pendukung instalasi dan rumus-rumus yang akan

    digunakan dalam perhitungan tugas akhir ini.

  • 8/19/2019 9 Mesin,Ari S

    8/164

    Bab III : Dasar-Dasar Perencanaan

    Berisikan tentang data-data penetapan spesifikasi pemipaan serta

    komponen masing-masing jalur tiap stasiun.

    Bab IV : Perhitungan Perencanaan

    Berisikan tentang perhitungan awal perencanaan seperti, perhitungan

    diameter, tebal, schedule, bahan pipa, isolasi, serta distribusi tegangan-

    tegangan yang ada di sepanjang pipa.

    Bab V : Hasil Perencanaan.

    Berisikan tentang data-data hasil perencanaan yang sudah dihitung secara

    akurat dan siap disesuaikan dilapangan.

    Bab VI : Kesimpulan Dan Saran

    Berisikan kesimpulan dan saran yang penulis dapat berdasarkan

    perencanaan pada instalasi pemipaan di PKS. IKPP Kec. Tapung,

    Kabupaten Kampar

    Tugas Akhir ini penulis mulai dengan mencari data spesifikasi dengan cara

    mensurvey langsung ke PKS. IKPP Kec. Tapung, Kab. Kampar. Kemudian data-

    data tersebut penulis olah dengan menggunakan persamaan rumus-rumus yang pernah

    penulis pelajari kemudian penulis bandingkan dengan hasil rancangan sehingga

    penulis mendapatkan hasil. Untuk lebih jelasnya mengenai tata cara perencanaan

    dapat dilihat pada Gambar 1.1:

  • 8/19/2019 9 Mesin,Ari S

    9/164

     

    Gambar 1.1 Diagram alir perencanaan instalasi pemipaan steam pada PT PKS. IKPP

    Kec. Tapung, Kabupaten Kampar.

    START

    Survey

    Keperusahaan

    Data Rancangan

    Perencanaan Dimensi

    dan Material Pipa 

    Tidak  

    Perhitungan Kekuatandan penurunan tekanan 

    END

    Arsipkan

    Tidak  

    Lengkap

    Hasil Perencanaan dananalisa kekuatan

    Gambar SistemInstalasi Pemipaan

    Hasil 

    a

    a

  • 8/19/2019 9 Mesin,Ari S

    10/164

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 

    Pengetahuan Dasar Pipa

    2.1.1 Pipa

    Pipa yaitu didefinisikan sebagai lingkaran panjang dari, logam, metal, kayu

    dan seterusnya, yang berfungsi untuk mengalirkan (fluida) air, gas, minyak dan

    cairan-cairan lain dari suatu tempat ke tempat lainnya sesuai dengan kebutuhan

    yang dikehendaki.

    2.1.2 Klasifikasi Pipa

    Yang dimaksud dengan klasifikasi pipa merupakan parameter utama yang

    terdapat pada pipa, dimana ukuran standar dari pipa dibuat dalam satuan inchi (..’)

    Ukuran-ukuran yang perlu diperhatikan dalam pipa ialah :

    •  Diameter dalam ( Di) 

    •  Diameter luar ( Do) 

    •  Tebal pipa 

    • 

    Panjang pipa 

    Ketebalan dinding pipa nominal menurut ANSI ( American National Standard

     Institute) dibedakan menurut ukuran pipa.

    Terdapat tiga jenis ukuran pipa :

  • 8/19/2019 9 Mesin,Ari S

    11/164

    •  Ukuran normal

    Pipa dengan ukuran normal digunakan dengan tekanan normal.

    •  Ukuran Extra Strong 

    Jenis pipa ini mempunyai ketebalan dinding ekstra kuat dirancang untuk

    tekanan hidrolik.

    •  Ukuran Double Extra Strong 

    Pipa ini dirancang untuk tekanan yang sangat tinggi.

    Ketebalan dan ukuran pipa adalah sangat berhubungan, hal ini disebabkan karena

    ketebalan pipa tergantung dari ukuran pipa itu sendiri seperti. Diameter,

    Ketebalan, Schedule.

    Spesifikasi umum dapat dilihat pada ASTM (American Society of Testing

     Materials). Dimana disitu di terangkan mengenai diameter, ketebalan serta

    schedule pipa. Diameter luar (out side diameter), ditetapkan sama, walaupun

    ketebalan (thickness)  berbeda untuk setiap schedule. Diameter dalam (inside

    diameter), ditetapkan berbeda untuk setiap schedule. Diameter nominal adalah

    diameter pipa yang dipilih untuk pemasangan ataupun perdagangan (Commodity).

    Ketebalan dan schedule, sangatlah berhubungan, hal ini karena ketebalan pipa

    tergantung dari pada pipa itu sendiri.

    Schedule pipa ini dapat dikelompokkan sebagai berikut :

    1.  Schedule : 5, 10, 20, 30, 40, 60, 80, 100, 120, 160.

    2.  Schedule standard.

  • 8/19/2019 9 Mesin,Ari S

    12/164

    3.  Schedule extra strong (XS)

    4. 

    Schedule double extra strong (XXS)

    5.  Schedule special

    Perbedaan-perbedaan schedule ini dibuat guna :

    1. 

    Menahan internal pressure dari aliran.

    2. 

    Kekuatan dari material itu sendiri (strength of material).

    3.  Mengatasi karat.

    4. 

    Mengatasi kegetasan pipa.

    Sehingga untuk menentukan tebal pipa atau silinder adalah :

    t  = 0.

    2( )

     p DCa

    SE py+

    +…………………………………Pers 2.1 (Lit.7 hal. 447) 

    Tekanan kerja izin maksimum pada keadan korosi adalah

    P=. .

    0,6.

     y p

     p

    S E t Ca

     R t −

    +

    …………………………………. Pers 2.2 (Lit. 8 hal. 326)

    Dimana :

    t   = Tebal dinding silinder /pipa (m)

     p = Tekanan internal disain (kg/cm2)

     Do  = Diameter luar (m)

    S = Tegangan pada temperatur disain (kg/cm2)

     E = Faktor efisiensi sambungan las

    Y = Faktor bahan

    Ca = Corrosion Alowable (0,05)

  • 8/19/2019 9 Mesin,Ari S

    13/164

    Tekanan kerja izin pada saat baru adalah :

    P =. .

    0,6.

     y p

     p

    S E t 

     R t +……………………………………… Pers 2.3 (Lit. 8 hal. 326) 

    2.1.3 Pemilihan Bahan Perpipaan

    Pemilihan bahan perpipaan harus disesuaikan dengan pembuatan teknik

    perpipaan, penggunaan, instalasi atau konstruksi. Perlu juga diketahui jenis aliran,

    temperatur, sifat korosi, faktor gaya serta kebutuhan lainnya.

    Material-material pipa dibagi dua kelas dasar, metal dan non metal, nonmetal

    pipa seperti kaca, keramik, plastik dan seterusnya. Pipa metal pun dibagi menjadi

    dua kelas, besi dan bukan besi. Material besi terdiri dari besi yang umum

    digunakan pada pipa proses. Besi metal adalah baja karbon, besi tahan karat, baja

    krom, besi tuang dan seterusnya, sedang nonmetal termasuk alumunium.

    Adapun jenis pipa menurut bahan yang banyak dipakai didalam industri yaitu:

    •  Pipa besi cor

    Jenis pipa ini digunakan untuk saluran induk bawah tanah, gas dan untuk air,

    dapat juga digunakan untuk instalasi pipa uap tekanan rendah.

    •  Pipa baja

    Pada prinsipnya pipa dengan bahan baja, dipakai pada saluran pipa yang

    mempunyai temperatur tinggi dan tekanan tinggi. 

    Jenis dari material pipa baja dan penggunaanya dapat dilihat pada tabel 2.1 :

  • 8/19/2019 9 Mesin,Ari S

    14/164

    Sumber : American Society for Testing and Materials (ASTM) 

    ASTM No. Tipe Material Catatan

    A-53

    A-106

    A-333

    A-335

    A-335

    A-335

    Gr.A.B

    Gr.A.B

    Gr.1

    P1

    P11

    P5

    Karbon Baja

    Karbon Baja

    Karbon Baja

    Karbon Moly

    Krom Moly

    Krom Moly

    Pembuatan dilas dan tanpa sambungan, grade B adalahumumTanpa sambungan. Grade B  yang suka digunakandikilang modern, hampir seluruh pipa baja karbondispesifikasi ini.

    Digunakan untuk temperatur dibawah nol, danmemelurkan tes khusus. Untuk -50oF.

    Dasarnya baja karbon dengan 1/2%molibdenum.digunakan pada temperatur tinggi sedang1 1/4 % krom, 1/2% molibdenum. Digunakan untuktemperatur yang lebih tinggi atau servis korosi5% krom, 1/2% molibdenum, digunakan untuktemperatur yang lebih tinggi atau servis korosi

    A-335

    A-312

    A-312

    A-312

    A-312

    A-333

    P9

    304

    316

    321

    347

    Gr.3

    Krom Moly

    Stainless

    Stainless

    Stainless

    Stainless

    Nikel

    9% krom, 1% molibdenum. Digunakan untuktemperatur tinggi, yang tinggi sekali servis korosinya.Digunakan untuk temperatur dibawah -50oF dan untuk

    servis korosi dengan temperatur yang lebih tinggi.Umumnya untuk produk makanan.

    Digunakan untuk temperatur tinggi, yang tinggi sekaliservis korosinyaDigunakan untuk temperatur sangat tinggi dan serviskorosi tinggiDigunakan pada kondisi lebih kasar dari pada tipe 321stainless3 1/2% Nikel. Digunakan untuk temperatur dari -50oFsampai -150oF.

  • 8/19/2019 9 Mesin,Ari S

    15/164

    2.2 

    Pengetahuan Dasar Instalasi Pemipaan

    Pengertian dari instalasi pemipaan adalah suatu sistem jaringan pipa yang

    terpasang pada suatu pabrik atau kilang, dimana mempunyai suatu fungsi

    menyalurkan fluida baik cair maupun gas dari tempat satu ketempat lainnya sesuai

    dengan yang diinginkan.

    Pemasangan Instalasi pemipaan dapat dikelompokan menjadi 3 bagian :

      Pemasangan Instalasi pemipaan diatas tanah

      Pemasangan Instalasi pemipaan dibawah tanah

     

    Pemasangan Instalasi pemipaan dibawah air.

    Dalam penulisan tugas akhir ini Pemasangan instaslasi pemipaan yang

    dimaksud adalah diatas tanah , untuk pemasangan perpipaan di ketiga tempat ini

    baik pipa proses, pipa utility, mempunyai perhitungan dan permasalahan sendiri,

    maka disini hanya akan dibicarakan secara umum tentang Pemasangan Instalasi

    pemipaan diatas tanah.

    2.3 Teori Mekanika Fluida

    Mekanika fluida adalah pelajaran (telaah) tentang fluida yang bergerak atau

    diam dan akibat yang ditimbulkan oleh fluida tersebut pada batasnya. Batas itu

    dapat berupa permukaan yang padat atau fluida lain. 

    Untuk memahami Pemipaan steam yang terdapat di PT. IKPP yaitu rangkaian

     jaringan pipa proses yang telah didesain dengan melihat kondisi lapangan dimana

    fluida yang dialirkan yaitu berupa steam  yang diproduksi oleh boiler . Steam yang

  • 8/19/2019 9 Mesin,Ari S

    16/164

    'limδ δ Α→ Α nF δ δ Α

    dialirkan melalui pemipaan ini dimanfaatkan untuk mendukung proses jalannya

    produksi di pabrik kelapa sawit PT. IKPP.

    Karena steam yang dihasilkan dari boiler mempunyai tekanan dan temperatur

    yang tinggi maka dalam pemipaan steam  ini dibuatlah peredam (isolasi) agar

    panas yang berasal dari uap tidak keluar dari pipa.

    Untuk mengerti masalah pemipaan steam  secara lengkap maka perlu ketahui

    unit proses dari fluida yang dialirkan, karena fluida yang dialirkan ini adalah steam 

    (uap) maka disini akan dibahas tentang uap.

    2.3.1 Defenisi-defenisi Persamaan

    1). Defenisi Tekanan

    Definisi tekanan untuk medium yang sinambung dinyatakan oleh :

    P = ……………………………………....Pers 2.4(Lit. 10 hal. 32) 

    Dimana :

    F n = Komponen gaya tegak lurus pada A

     A = Luas bidang dalam medium yang kecil

     A’= Luas bidang yang terkecil, agar medium masih dapat dianggap sebagai

    kontinuitas.

    Skala satuan yang lazim dipakai adalah : Pascal (Pa),  pound per inch

    persegi (lb/in2), (kg/cm2), (inHg), (Psi), (cmHg), (mmHg). Tekanan atmosfer

    standart adalah tekanan rata-rata pada permukaan air laut, 29,92 inHg. Untuk

  • 8/19/2019 9 Mesin,Ari S

    17/164

    memperoleh tekanan absolut, tekanan atmosfer harus ditambahkan pada

    pembacaan tekanan relatif, jadi :

    Pabsolute = Prelatif  – Patmosfer  …………………………..Pers 2.5(Lit.10 hal. 33) 

    Pada persamaan (2.5) digunakan untuk tekanan diatas tekanan atmosfer.

    Untuk tekanan dibawah tekanan atmosfer, tekanan relatif menjadi negatif,

    dan umumnya disebut vakum sebanyak harga tekanan relatif tersebut. Jadi

    misalkan tekanan relatif sebanyak -10 kg/cm2  disebut vakum sebanyak 10

    kg/cm2. Hubungan antara tekanan absolute, tekanan relatif, tekanan

    atmosfer, dan vakum dinyatakan secara grafik dalam gambar 2.1.

    Gambar 2.1 Satuan dan skala ukuran tekanan

    Untuk tekanan atmosfer lokal diukur dengan barometer air raksa atau

    dengan barometer aneroid, yang mengukur perbedaan tekanan antara

    atmosfer dan suatu kotak atau tabung yang dihampakan dengan cara yang

    analog dengan alat ukur bourdon kecuali bahwa tabung tersebut di

    hampakan dan tertutup kedap.

  • 8/19/2019 9 Mesin,Ari S

    18/164

    2). Definisi Suhu (Temperatur)

    Defenisi dari temperatur adalah : dua sistem memiliki kesamaan suhu

    bila tidak terjadi perubahan sifat apabila mereka bersentuhan. Dengan

    perkataan lain, dua sistem yang ada dalam kesetimbangan termik

    mempunyai sifat yang sama. Sifat ini disebut suhu atau temperatur. Jadi

    sesungguhnya yang didefinisikan adalah persamaan suhu (temperatur), dan

    ini menyatakan tidak berubahnya sifat yang menyangkut persamaan suhu.

    Perlu diperhatikan bahwa kebalikan definisi ini tidak berlaku: bila dua

    sistem suhunya sama, tidak berarti bahwa tidak akan terjadi perubahan bila

    kedua sistem ini berhubungan. Sebagai contoh, air dan asam sulfat, yang

    mula-mula sama suhunya akan bertambah panas bila dicampur.

    Dalam menyatakan skala suhunya ada dua skala yang dipakai secara luas

    antara lain :

    •  Skala Celcius 

    Dimana pada skala Celcius  untuk menentukan titik es dan titik didih

    masing-masing dinyatakan sebagai titik (0 dan 100).

    •  Skala Fahrenheit  

    Dimana pada skala Fahrenheit  untuk menentukan titik beku dan titik didih

    masing-masing dinyatakan sebagai titik (32 dan 100).

    Dengan demikian bila t F dan t C  adalah suhu-suhu yang dinyatakan dalam

    skala Fahrenheit  dan Celcius, maka terdapat hubungan :

  • 8/19/2019 9 Mesin,Ari S

    19/164

    t F = 9/5 (t C + 32) Sedangkan skala absolutenya adalah : R = ˚F + 460

    t C = 5/9 (t F – 32) Sedangkan skala absolutenya adalah : K = ˚C + 273

    3). Definissi Steam 

    Steam (uap) adalah rangkaian proses penguapan dimana molekul-

    molekul air mampu untuk melepaskan diri dari lingkungannya, dan mampu

    untuk melepaskan diri dari gaya tarik menarik antara molekul-molekul air

    tersebut. sehingga molekul-molekul air yang melepaskan diri dari

    lingkungannya tersebut akan berubah menjadi molekul uap yang kecepatan

    gerakannya melebihi kecepatan gerak molekul-molekul air semula.Proses

    penguapan sehingga menghasilkan uap dapat dibedakan dalam dua jenis

    yaitu: 

    • 

    Uap kenyang,

    •  Uap yang dipanaskan lanjut (Superheated Steam)

    Untuk mengetahui lebih jelas tentang uap kenyang dan uap yang

    dipanaskan lanjut maka perlu dibahas satu persatu yaitu :

    •  Uap Kenyang

    Uap kenyang yaitu steam  (uap) yang dalam keadaan dimana

    mempunyai tekanan yang tetap, setiap pemberian panas hanya akan

    berakibat menguapkan airnya tanpa menaikkan temperatur mendidihnya.

    Untuk selanjutnya, temperatur pada saat proses penguapan berlangsung

  • 8/19/2019 9 Mesin,Ari S

    20/164

    disebut temperatur mendidih. Uap yang dalam keadaan beginilah yang

    disebut uap kenyang.

    Dengan demikian dapat dikatakan : uap kenyang senantiasa

    mempunyai pasangan-pasangan harga antara tekanan (P) dengan

    temperatur mendidihnya (T d ). Bila tekanan dinaikkan, temperatur mendidih

    akan naik, dan sebaliknya, bila tekanan diturunkan, maka temperatur

    mendidihnya juga akan turun.

    Ciri-ciri uap kenyang adalah sebagai berikut

    a. 

    Uap kenyang adalah uap yang dalam keadaaan seimbang dengan air

    yang ada dibawahnya.

    b.  Uap kenyang adalah uap yang mempunyai tekanan dan temperatur

    mendidih air yang ada dibawahnya.

    c. 

    Uap kenyang adalah uap yang mempunyai pasangan-pasangan harga

    antara tekanan (P) dan temperatur mendidihnya(T d ).

    d.  Uap kenyang adalah uap yang apabila didinginkan akan segera

    mengembun menjadi air, dan

    e. 

    Uap kenyang adalah uap yang apabila melakukan ekspansi atau

    dibiarkan mengembang akan mengembun menjadi air

    Data-data uap kenyang dapat dilihat pada tabel 22 :

  • 8/19/2019 9 Mesin,Ari S

    21/164

    Tabel 2.2 Data Uap Kenyang

    UapPsia 

    TempoF

    UapPsia 

    TempoF

    UapPsia 

    TempoF

    14.7 212 140 353 290 414

    15 213 145 356 300 417

    20 228 150 358 320 424

    25 240 155 361 340 429

    30 250 160 364 360 434

    35 259 165 366 380 440

    40 267 170 368 400 445

    45 274 175 371 420 449

    50 281 180 373 440 454

    55 287 185 375 460 459

    60 293 190 378 480 463

    65 298 195 380 500 467

    70 303 200 382 550 477

    75 308 205 384 600 486

    80 312 210 386 650 495

    85 316 215 388 700 503

    90 320 220 390 750 511

    95 324 225 392 800 518

    100 328 230 394 850 525

    105 331 235 396 900 532

    110 335 240 397 950 538

    115 338 245 399 1000 545120 341 250 401

    125 344 260 404

    130 347 270 408

    135 350 280 411

    Sumber : www.spiraxsarco.com

  • 8/19/2019 9 Mesin,Ari S

    22/164

      Tabel 2.2 yaitu data uap jenuh dimana pada titik didih air adalah 212oF , atau

    100oC , pada tekanan atmosfir pada level laut, 14,7 psig. Titik didih adalah temperatur

    dimana cairan mendidih, berubah ke uap dengan perantara panas tekanan yang

    diminta cairan seperti air banyak mengubah titik didihnya. Air akan mendidih pada

    212oF   dengan tekanan 0.0885  psig  dan selanjutnya akan berubah fase menjadi uap

    pada temperatur didihnya.

    •  Uap yang dipanaskan lanjut (Superheated Steam)

    Uap yang dipanaskan lanjut (Superheated Steam) yaitu uap yang dibawa

    keluar dari bejana tempat penampungan uap kenyang melalui sebuah pipa atau

    alat yang disebut pemanas lanjut uap, dan uap kenyang tadi dipanaskan lebih

    lanjut hingga temperaturnya jauh lebih tinggi dari pada temperatur uap kenyang,

    maka uap yang diperoleh dengan cara demikian itulah yang disebut Uap yang

    dipanaskan lanjut (Superheated Steam).

    Adapun ciri-ciri uap yang dipanaskan lanjut adalah :

    a. 

    Uap yang mempunyai temperatur jauh lebih tinggi diatas temperatur air

    mendidih pada tekanan P (Newton/m2).

    b.  Uap yang tidak bisa seimbang dengan air

    c.  Uap yang tidak mempunyai pasangan-pasangan harga antara tekanan dan

    temperaturnya.

    d. 

    Uap yang apabila didinginkan tidak akan mengembun

    e.  Uap yang bila melakukan ekspansi tidak akan mengembun

  • 8/19/2019 9 Mesin,Ari S

    23/164

    f. 

    Tidak dapat membuat uap yang dipanaskan lanjut dari uap kenyang selama

    uap tersebut masih bersinggungan dengan air yang ada dibawahnya.

    2.4  Aliran Dalam Pipa

    2.4.1 Pembentukan Aliran 

    Fluida , setelah mengalir masuk ke dalam pipa akan membentuk lapis batas

    dan tebalnya akan bertambah besar sepanjang pipa. pada suatu titik sepanjang

    garis tengah pipa, lapisan akan bertemu dan membentuk daerah yang terbentuk

    penuh di mana kecepatannya tidak berubah setelah melintasi titik tersebut. jarak

    dari ujung masuk pipa ke titik pertemuan lapis batas tersebut dinamakan panjang

    kemasukan,

    2.4.2 Pola Aliran Dalam Pipa

    Aliran dalam pipa diklasifikasikan dalm tipe 3 aliran yaitu :

    1) 

    Aliran Laminar

    Yaitu partikel-partikel fluida bergerak sepanjang lintasan-lintasan yang

    halus serta lancar dalam lamina-lamina (lapisan-lapisan), dengan satu

    lapisan meluncur secara halus pada lapisan yang bersebelahan. Dengan

    kondisi 100 < Re < 103.

    2)  Aliran Transisi

    Adalah aliran antara aliran laminar dan aliran turbulen, dengan kondisi

    103

  • 8/19/2019 9 Mesin,Ari S

    24/164

    3) 

    Aliran Turbulen

    Dalam aliran turbulen partikel-partikel bergerak dalam lintasan-lintasan

    yang tidak teratur, partikel fluida tersebut dapat berukuran kecil sampai

    sangat besar, beribu-ribu foot kubik ( ft 3) dalam pusaran yang besar atau

    dalam hempasan udara atmosfir.

    Turbulen membangkitkan tegangan geser yang lebih besar diseluruh fluida

    dan mengakibatkan banyak kerugian dalam aliran Dengan kondisi 104 < Re < 106.

    Untuk lebih memperjelas dapat dilihat pada gambar 2.2 :

    Gambar. 2.2 Tipe aliran

    2.5 Komponen Pendukung Instalasi Pemipaan Steam 

    Dalam sistem pemipaan steam  yang dimaksud bukan hanya pipa saja. Tetapi

     juga material lain sebagai pendukung kelancaran proses pemasangan pipa serta

    kelancaran fluida yang akan dialirkan.

    Komponen pendukung yang terdapat pada sistem instalasi pepipaan steam yang

    terdapat pada PKS PT.IKPP adalah:

  • 8/19/2019 9 Mesin,Ari S

    25/164

    a)  Fiting (sambungan)

    b) 

    Valve

    c)  Flens (flange)

    d)  Steam trap (perangkap uap)

    Untuk mengetahui tentang komponen pendukung pemipaan steam  maka perlu

    dibahas satu persatu.

    2.5.1 Fiting (Sambungan)

    Dalam sistem pemipaan fiting-fiting digunakan untuk membagi aliran secara

    vertikal, menyudut dengan ukuran 45o, 90o, juga 180o. Dan juga untuk menaikkan

    tekanan aliran. Komponen pendukung yang terdapat pada sistem instalasi

    pepipaan steam (uap) yang terdapat pada PKS PT.IKPP adalah:

    • 

    Komponen penyambung bengkokan “ Ellbow”

    •  Komponen penyambung “Tee”

    •  Komponen penyambung Reducer

    •  Komponen penyambung “return Bend ”

    2.5.2 Katup (Valve)

    Valve dalam instalasi pemipaan dipasang untuk mengatur aliran fluida (steam)

    ini dimaksudkan agar suplai steam  yang masuk atau keluar sistem sesuai dengan

    kebutuhan yang di inginkan, serta sebagai safety (pengaman).

  • 8/19/2019 9 Mesin,Ari S

    26/164

    Terdapat beberapa jenis valve yang terpasang pada instalasi pemipaan steam di PT.

    IKPP yaitu :

    1.  Katup pintu (gate valve)

    2.  Katup bola (globe valve)

    3. 

    Katup cek (check valve)

    4. 

    Katup Relief  

    2.5.3 Flens (Flange)

    Flange dapat disebut juga penyambung. Flange merupakan penyambung atara

    valve  dengan pipa yang diikat dengan baut agar dapat mempermudah perawatan

    dan penggantian terhadap valve.

    Beberapa jenis flange yang terdapat pada sistem pemipaan steam dintaranya yaitu:

    1. 

    Welding neck flange

    2.  Slip-on welding flanges

    3.   Blind flanges

    4.  Flanges buta

    2.5.4 Steam Trap ( perangkap uap).

    Steam trap merupakan perangkap uap yang bekerja pada sistem pembuangan

    kondesat (air), steam trap dipasang pada sistem pemipaan uap untuk mengurangi

    looses pada aliran steam. biasanya steam trap dipasang pada jalur pipa pembuang

    kondensat.

  • 8/19/2019 9 Mesin,Ari S

    27/164

    Jenis dari perangkat uap mekanik yaitu:

    • 

    Perangkap uap pelampung ( float trap)

    Perangkat uap ini bekerja denga cara berdasarkan berat jenis antara uap dan

    kondensat, karena berat jenis kondensat yang lebih besar dari uap maka kondensat

    akan terbawa aliran didalam pipa dan terbuang sedangkan uap akan terperangkap

    didalam pipa dan tidak terbuang.

    •  Perangkap uap ember (bucket trap)

    Perangkap uap ini bekerja secara periodik, perangkap akan menutup bila

    terdapat uap, dan akan membuka bila terdapat kondensat.

    Jenis dari perangkap uap thermostatik yaitu :

    •  Perangkap uap penghembus (blow steam trap)

    Perangkap uap penghembus bekerja dengan cara membuka dan menutup, bila

    ada perbedaan temperatur antara kondensat dan uap.

    •  Katup pembuangan gas (Vent )

    Vent  adalah suatu alat pembuangan gas, udara atau uap air.

    2.6. Rumus Untuk Pipa dan Bejana Tekan Dinding Tipis

    Suatu bahan pipa berdinding tipis, tegangan yang terjadi pada dinding pipa

    adalah tegangan kearah memanjang dari pipa (tegangan longitudinal), tegangan

    kearah keliling (tegangan tangensial), dan tegangan radial  yang diakibatkan oleh

    tekanan dalam. Karena tegangan yang bekerja ini beraksi pada arah normal dari

  • 8/19/2019 9 Mesin,Ari S

    28/164

    dinding pipa, dan dengan tidak ada terjadinya tegangan geser, maka ketiga tegangan

    tersebut bisa dikatakan tegangan-tegangan utama. Tegangan geser tidak terjadi karena

    kondisi pembebanan yang simetris pada dinding bejana.

    Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar yang mengalami tegangan-

    tegangan sebagai berikut :

    2.6.1  Tegangan-Tegangan Utama pada Bejana Tekan Dinding Tipis

    Tegangan-tegangan utama yang terjadi pada bejana tekan dapat ditunjukkan

    pada gambar 2.3.

    Gambar 2.3. Tegangan-tegangan utama pada bejana tekan dinding tipis

    2.6.2  Tegangan Tangensial (σ t ) pada Bejana Tekan

    Tegangan tangensial pada bejana tekan ditunjukkan pada gambar 2.4.

    Gambar 2.4 Kondisi Tegangan Tangensial 

  • 8/19/2019 9 Mesin,Ari S

    29/164

    Gambar 2.4, menunjukkan Tegangan Tangensial  (σ t ) yang terjadi pada

    dinding shell. Adapun yang dimaksud dengan tegangan tangensial (σ t ) adalah dimana

    tegangan tersebut bekerja secara merata sepanjang bidang tegangan (penampang

    longitudinal) untuk menahan gaya pecah F . Tegangan ini biasanya disebut dengan

    tegangan  tangensial (σt) karena bekerja menyinggung permukaan silinder, sehingga

    dari konsep tegangan : σ  = A

    F , maka tegangan yang diperoleh untuk menahan gaya

    pecah terhadap luas penampang silinder adalah : 

    σ t  =tL

     pDiL

    2=

     pDi

    2…………………………………..Pers 2. 6 (Lit. 4 hal. 24)

    Dimana :

    σ t   = Teganan tangensial (kg/cm2)

     p  = Tekanan internal (kg/cm2)

     Di  = Diameter dalam (cm)

    t   = Ketebalan silinder (cm)

    2.6.3 Tegangan Membujur (σl) pada bejana tekan

    Tegangan Membujur atau longitudinal Stress (σ l) pada bejana tekan seperti

    ditunjukkan pada gambar 2.5, dimana tegangan ini bekerja sejajar dengan sumbu

    longitudinal yang mempunyai setengah harga dari tegangan tangensial. Pengaruhnya

    secara ekuivalen menyatakan bahwa, apabila tekanan pada silinder dinaikkan hingga

    titik pecah, kerusakan akan terjadi sepanjang penampang longitudinal silinder.

  • 8/19/2019 9 Mesin,Ari S

    30/164

    Karena ujung silinder bulat atau cekung dalam perencanaanya, maka menentukan

    gaya pecah pada penampangnya adalah :

    σ l =t 

     pDi

    4………………………………………………Pers 2.7(Lit. 1 hal 24)

    Gambar 2.5. Tegangan Membujur (longitudinal Stress) pada bejana tekan

    Dimana :

    σ t  = σlong = Tegangan Longitudinal (kg/cm2)

     p  = Tekanan internal (kg/cm2)

     Di = Diameter dalam silinder (cm)

    t = Ketebalan silinder (cm)

    2.6.4 

    Tegangan Radial (σ r ) pada bejana tekan

    Tegangan yang dimaksud adalah tegangan radial  (σ r ), dimana tegangan ini

    terdistribusi sepanjang tebal dinding, maka tegangan maksimum yang terjadi pada

    permukaan dalam adalah :

  • 8/19/2019 9 Mesin,Ari S

    31/164

    σr = - pi …………………………………………….Pers 2.8 (Lit. 4 hal. 75)

    Tegangan ini mempunyai harga minus karena menganggap tekanan luar (po) = 0

    2.6.5. Rumus untuk Bejana Tekan Berdinding Tebal

    Untuk bejana berdinding tebal, variasi tegangan arah radial  pada dinding

    tidak dapat diabaikan. Perhitungan tegangan yang terjadi bisa menggunakan rumusan

    silinder dinding tebal dari mekanika material dasar. Rumus diturunakan dengan

    mengamati elemen kecil tak berhingga pada dinding silinder (dinding pipa) yang

    ditunjukkan pada gambar 2.6

    Gambar 2.6. Silinder Berdinding Tebal

    Gambar 2.6 menunjukkan silinder berdinding tebal yang dibebani pada arah radial

    yaitu tekanan dalam  pi  dan tekanan luar  po. Dengan menyelesaikan persamaan

    differensial, didapatkan rumus umum untuk silinder berdinding tebal :

    σt = 22

    22

    io

    ooii

    r r 

    r  pr  p

    − +

    ( )22

    0

    22

    i

    iooi

    r r 

    r r  p p

    −x

    2

    1

    r  …………..Pers 2.9 (Lit. 5 hal. 553)

  • 8/19/2019 9 Mesin,Ari S

    32/164

    σr = 22

    22

    io

    ooii

    r r 

    r  pr  p

    − -

    ( )22

    0

    22

    i

    iooi

    r r 

    r r  p p

    − x

    2

    1

     …………Pers 2.10 (Lit.1 hal. 553)

    Dimana :

    σ t  = Tegangan tangensial (Tangensial Stress) (kg/cm2)

    σ r  = Tegangan arah radial (kg/cm2)

     pi = Tekanan yang bekerja didalam silinder (kg/cm2)

     po = Tekanan eksternal /tekanan yang bekerja dari luar silinder (kg/cm2)

    Apabila silinder hanya mengalami tekanan dalam ( po = 0 ), maka persamaan 2.9 dan

    2.10 menjadi :

    σt = 22

    2

    io

    ii

    r r 

    r  p

    − 

     

      

     +

    2

    2

    1r 

    r o  ………………………………Pers 2.11 (Lit. 1 hal. 553)

    σr = 22

    2

    io

    ii

    r r 

    r  p

    − 

     

      

     −

    2

    2

    1r 

    r o  ………………………………Pers 2.12 (Lit. 1 hal. 553)

    Gambar 2.7. Variasi tegangan yang terjadi pada silinder berdinding tebal

  • 8/19/2019 9 Mesin,Ari S

    33/164

    2.2.6. Teori Kegagalan Elastik

    Kegagalan ( failure) dari suatu elemen mesin yang menerima pembebanan,

    dinyatakan apabila elemen tersebut tidak dapat berfungsi dengan baik sesuai yang

    direncanakan. Oleh karena itu, perlu diberikan kriteria-kriteria kapan elemen suatu

    mesin dapat dikatakan gagal.

    Untuk pembebanan dengan beban elastik terdapat dua tipe kriteria kegagalan

    yaitu :

    1.  Distorsi (distorsion) atau deformasi plastis ( plastic strain). Kegagalan ini

    menyatakan bahwa bila material dari elemen mesin tersebut sudah mengalami

    deformasi plastis karena sudah melewati suatu batas harga tertentu. Harga

    batas ini adalah tegangan atau regangan luluh ( yield point ) material atau bila

    material tidak mempunyai data  yield point   maka dapat digunakan standart

    0,2% offset yield point.

    2. 

    Patah/rusak ( fracture). Kegagalan ini menyatakan bahwa bila material dari

    elemen mesin tersebut sudah patah atau terpisah menjadi dua bagian atau

    lebih. Untuk tipe kegagalan ini dipergunakan batas harga tegangan maksimum

    (tarik maupun tekan) yang diizinkan pada material.

    Dari beberapa teori kegagalan elastik yang dikembangkan, yang paling banyak

    digunakan adalah :

    •  Teori Tegangan Normal Maksimum ( Maximum Normal Stress Theory –

     MNST ).

  • 8/19/2019 9 Mesin,Ari S

    34/164

    •  Teori Tegangan Geser Maksimum ( Maximum Shear Stress Theory – MSST ).

    • 

    Teori Kegagalan Energi Distorsi Maksimum ( Maximum Distortion Energi

    Theory).

    3.  Teori Tegangan Normal Maksimum

    Teori tegangan normal maksimum ( Maximum Normal Stress Theory – MNST )

    diusulkan pertama kali oleh W.J.M. Rankine (1802 – 1872) sehingga sering juga

    disebut teori  Rankine. Teori ini menyebutkan bahwa suatu material menerima

    suatu kombinasi pembebanan, akan gagal atau :

    1. 

    Luluh, bila tegangan prinsipal positif paling besar, melewati harga tegangan

     yield   tarik material atau bila tegangan prinsipal negatif paling besar melewati

    harga tegangan yield tekan dari material.

    2.  Patah atau  fracture, bila tegangan prinsipal positif (atau negatif) maksimum,

    melewati harga tegangan tarik (atau tekan) maksimum dari material.

    Sesuai dengan teori ini, jika luluh dianggap gagal dan material mempunyai

    tegangan  yield   tarik (Syt) dan tegangan  yield tekan (S  yc) serta faktor keamanan

    yang diambil adalah ( N ), maka agar tidak terjadi kegagalan :

    σ t maksimum ≤ N 

    S  yt  dan σ c maksimum ≤

     N 

    S  yc…………….Pers 2.13 (Lit. 4 hal. 273)

    Dengan patah dianggap gagal maka :

    σ t maksimum ≤ N 

    S ut   dan σ c maksimum ≤

     N 

    S uc  …………….. Pers 2.14 (Lit. 4 hal. 273)

  • 8/19/2019 9 Mesin,Ari S

    35/164

    Dimana :

    S ut  = Tegangan tarik maksimum material (kg/cm2)

    S uc = Tegangan tekan maksimum material (kg/cm2)

    σ t maksimum  atau σ c maksimum  adalah tegangan-tegangan prisipal maksimum, yang

    merupakan salah satu dari σ 1 , σ 2 , σ 3 (untuk 3 dimensi) yang secara aljabar adalah

    σ 1 > σ 2 > σ 3 dan σ 1 , σ 2 , σ 3 masing-masing bisa mempunyai harga positif (tegangan

    tarik) atau negatif (tegangan tekan).

    Dimana pada gambar 2.8 menunjukkan secara grafis dalam 2 dimensi tentang

    teori kegagalan tegangan normal maksimum.

    Gambar 2.8 Teori kegagalan tegangan normal maksimum dalam koordinat σ 1 dan σ 2 

    4.  Teori Tegangan Geser Maksimum

    Teori tegangan geser maksimum ( Maximum Shear Stress Theory – MSST )

    diusulkan pertama kali oleh C.A Coloumb (1736 – 1806), kemudian

    disempurnakan oleh Tresca (1864) sehingga sering disebut sebagai teori kegagalan

    Tresca. Teori ini secara khusus dipergunakan untuk material ulet ( Ductile) dengan

    dasar bahwa kegagalan terjadi bila tegangan geser maksimum yang terjadi,

    melewati harga tegangan geser yang diizinkan pada material.

  • 8/19/2019 9 Mesin,Ari S

    36/164

    τmax ≤ 

     N 

    S  ys atau τmax ≤ 

     N 

    S us ………………………..Pers 2.15 (Lit. 4 hal. 238)

    Dimana :

    S  ys = Tegangan yield  geser material (kg/cm2)

     N   = Angka keamanan

    Pada gambar 2.9 menunjukkan kondisi tegangan dengan metode grafis

    lingkaran  Mohr . Dapat dicatat disini bahwa batas dari semua lingkaran  Mohr

    prinsipal tidak menunjukkan kegagalan pada arah garis horizontal ± Sys ataupun ±

    Sus. Teori ini memprediksi bahwa kegagalan tidak terjadi oleh tegangan hidrostatik

    murni.

    Gambar 2.9 : Lingkaran Mohr  prinsipal sebagai dasar teori kegagalan tegangan gesermaksimum

    5. 

    Teori Kegagalan Energi Distorsi Maksimum

    Dengan suatu pengetahuan hanya pada tegangan  yield dari suatu material,

    teori kegagalan ini memprediksikan “ductile yielding” dibawah suatu kombinasi

    pembebanan, dengan akurasi lebih baik dari pada teori-teori kegagalan lainnya.

    Teori kegagalan ini ( Maximum Distorsion Energy Theory) diusulkan pertama kali

    oleh M.T Hueber (1904) kemudian diperbaiki dan diperjelas oleh R. Von Mises

    (1913) dan oleh H. Hencky (1925). Teori kegagalan ini sering dikenal dengan teori

  • 8/19/2019 9 Mesin,Ari S

    37/164

    kegagalan Von Mises  saja.toeri kegagalan ini dianalisa pertama melalui tegangan

    oktahedral, dengan menggunakan persamaan :

    τ oct = [ ] 21

    222222 )(6)()()(3

    1 zx yz xy x z z y y x   τ τ τ σ σ σ σ σ σ    +++−+−+−  (a)

    Sehingga disebut sebagai teori kegagalan tegangan geser oktahedral

    maksimum yang menyatakan bahwa luluh akan terjadi bila tegangan geser

    oktahedral maksimum yang terjadi melebihi harga limit yang diketahui dari hasil

    tes tarik tarik material standard dengan beban uniaksial.

    Dengan menggunakan persamaan ( a ), tegangan geser oktahedral untuk tes

    tarik uniaksial (dimana hanya ada σ1 atau σx, dan sumbu x juga merupakan sumbu

    prinsipal 1) adalah :

    τ oct  = 13

    2σ    ( b )

    Karena dari test tarik, data yang ada hanyalah tegangan  yield (S  y), maka tegangan

    geser octahedral material didapat :

    τ oct(limit) =  yS 3

    2  ( c )

    Persamaan ( c) ini disubtitusikan ke persamaan (a) dengan menganggap sumbu x,

    y, z adalah sebagai sumbu prinsipal 1, 2, 3 dan tegangan geser τxy, τyz, τzx = 0,

    Sehingga

     yS 3

    2= [ ] 2

    12

    13

    2

    32

    2

    21 )()()(3

    1σ σ σ σ σ σ    −+−+−   ( d )

  • 8/19/2019 9 Mesin,Ari S

    38/164

    Sy = [ ] 21

    2

    13

    2

    32

    2

    21 )()()(

    2

    2σ σ σ σ σ σ    −+−+−   ( e )

    Persamaan (e) menunjukkan bahwa kombinasi dari tegangan-tegangan prinsipal 1, 2,

    3, atau tegangan-tegangan 3 dimensi sesuai sistem sumbu X, Y, Z akan menimbulkan

    luluh (gagal kriteria  yield ) pada material bila suku disebelah kanan melebihi harga

    tegangan  yield dari material (ingat menyertakan faktor keamanan N). Suku sebelah

    kanan ini disebut dengan tegangan ekuivalen σe dimana :

    σe = [ ] 21

    2

    13

    2

    32

    2

    21 )()()(2

    2σ σ σ σ σ σ    −+−+− …………. Pers 2.16 (Lit.4 hal. 241)

    Selanjutnya dengan mengambil angka keamana N, maka :

    σe ≤  N 

    S  y………………………………………………Pers 2.17 (Lit.4 hal 241)

    Pada dasarnya di dalam perencanaan hal-hal yang harus diketahui antara lain :

    1). Pengaruh Korosi

    Korosi merupakan salah satu penyebab utama kerusakan pada pipa atau bejana

    tekan lain. Hampir semua logam dan paduan-paduannya yang berhubungan dengan

    udara, steam  atau medium lain yang mengelilinginya, secara bertahap akan

    mengalami perusakan, dimulai dari permukaannya. Peristiwa perusakan permukaan

    logam secara bertahap yang disebabkan oleh median yang mengelilinginya ini disebut

    korosi.

  • 8/19/2019 9 Mesin,Ari S

    39/164

      Jadi, korosi adalah reaksi kimia atau elektrokimia antara suatu logam degan

    media sernya yang mengakibatkan perusakan. Cepat atau lambatnya reaksi perusakan

    ini terutama tergantung pada 2 faktor yaitu :

    a).  Sifat kimia dari logam atau paduannya itu sendiri

    b). 

    Sifat kimia dar media yang mengelilinginya dan temperatur media tersebut.

    2). Faktor Keamanan

    Faktor keamanan digunakan karena tidak ada proses manufaktur yang bisa

    menjamin 100% kualitas. Setiap bejana tekan harus memiliki faktor keamanan.

    Faktor keamanan digunakan untuk memperhitungkan ketidakpastian atau bisa

    dikatakan ketidak sempurnaan dalam material, perancangan dan fabrikasi. Yang

    dimaksud dengan ketidakpastian dalam material bisa termasuk diskontinuitas yang

    terjadi pada material. Ketidakpastian dalam perancangan bisa berarti

    ketidakmampuan untuk memperhitungkan berbagai konsentrasi tegangan yang

    terjadi. Ketidakpastian dalam fabrikasi bisa meliputi ketidakmampuan untuk

    mendeteksi sambungan-sambungan las yang kurang baik.

    Faktor keamanan dirumuskan :

     N  =S 

    S  y……………………………………………..Pers 2.18(Lit 4 hal. 333)

    Atau juga bisa :

     N  =S 

    S u …………………………………………….Pers 2.19(Lit.4 hal. 333)

  • 8/19/2019 9 Mesin,Ari S

    40/164

    Dimana :

     N   = Faktor keamanan

    S  y  = Yield point  atau tegangan luluh material (kg/cm2)

    S u  = ultimate strength atau Tegangan ultimate dari material (kg/cm2)

    S   = Tegangan maksimum yang diizinkan pada konstruksi pemipaan (kg/cm2)

    Untuk pipa yang dirancang dengan informasi ultimate strength, faktor

    keamanaan tidak boleh kurang dari 4.0. Sedangkan untuk pipa yang dirancang dengan

    informasi yield strengh, faktor keamanan tidak boleh kurang dari 3

     N =S 

    S  y≥ 3…………………………………………..Pers 2.20(Lit. 4 hal. 335)

    Dan

     N  =S 

    S u ≥ 4 ………………………………………….Pers 2.21(Lit. 4 hal. 335)

    2.7  Isolasi 

    Isolasian merupakan bagian penting dalam penghematan energi pada sistim

    steam.  Isolasi yaitu pembungkus pipa steam  untuk mengurangi perpindahan panas

    secara konveksi yaitu perpindahan panas yang terjadi karena gerakan molekul-

    molekul suatu fluida.

    2.7.1 Tujuan pemasangan isolasi 

    Isolasi panas ditandai dengan konduktivitas panasnya yang rendah dan oleh

    karena itu mampu menjaga panas tertahan didalam atau diluar sistim dengan

    mencegah perpindahan panas ke atau dari lingkungan luar. Bahan-bahan isolasinya

  • 8/19/2019 9 Mesin,Ari S

    41/164

    berpori dan mengandung sejumlah besar sel-sel udara yang tidak aktif. Sejumlah

    besar energi bisa hilang tanpa menggunakan isolasi atau jika isolasinya tidak

    efisien atau pemasangannya tidak benar.

    Isolasi panas dapat menurunkan kehilangan panas, memberikan keuntungan

    sebagai berikut:

    Penurunan pemakaian bahan bakar

    Pengendalian proses yang lebih baik dengan mencapai suhu proses pada

    tingkatan yang konstan

    Pencegahan korosi dengan menjaga permukaan terbuka sistim pendinginan

    diatas titik embun

    Perlindungan terhadap peralatan dari bahaya kebakaran

    Peredaman terhadap getaran

    Disamping itu kondisi kerja para karyawan menjadi lebih baik karena isolasi

    melindungi mereka dari kontak langsung dengan permukaan panas dan panas

    radian dan sebab isolasi dapat mengurangi tingkat kebisingan.

    2.7.2 Tipe-tipe Isolasi

    Isolasi dapat diklasifikasikan berdasarkan pada tiga kisaran suhu yang

    digunakan masing-masing:

     Isolasi Suhu Rendah (sampai 90 oC), yang digunakan untuk lemari es, sistim

    air panas dan dingin, tangki penyimpanan, dll. Bahan yang paling banyak

  • 8/19/2019 9 Mesin,Ari S

    42/164

    digunakan adalah gabus, kayu, magnesia  85%, serat mineral,  polyurethane dan

    gabus putih EPS / expanded polystyrene

     Isolasi Suhu Menengah (90 – 325 oC), yang digunakan dalam pemanasan suhu

    rendah dan peralatan pembangkit steam, jalur steam, saluran cerobong, dll. Bahan

    yang paling banyak digunakan adalah magnesia 85%, asbes, kalsium silikat dan

    serat mineral.

     Isolasi Suhu Tinggi  (325 oC dan diatasnya), yang biasanya digunakan untuk

    boiler , sistim steam lewat jenuh, pemanggang oven, pengering dan tungku. Bahan

    yang paling banyak digunakan adalah asbes, kalsium silikat, serat mineral, mika,

    vermiculit , semen tahan api, silika dan serat keramik.

    Tabel 2.3 menjelaskan penggunaan, keuntungan dan kerugian berbagai bahan

    isolasi. Bahan-bahan isolasi dapat juga diperoleh dalam bentuk cetakan yang

    besar, sebagai contoh, pipa-pipa semi silindris dan lempengan-lempengan untuk

    tangki, flens, kran dan lain-lain. Keuntungan utama dari bagian yang dicetak

    adalah kemudahan dalam pemasangan untuk isolasi yang baru dan dalam hal

    penggantian atau perbaikan isolasi yang sudah ada.

    2.7.3. Pemilihan bahan-bahan isolasi

    Faktor-faktor penting yang harus dipertimbangkan ketika memilih bahan-

    bahan isolasi adalah:

    Suhu operasi sistim

    Jenis bahan bakar yang sedang dibakar

  • 8/19/2019 9 Mesin,Ari S

    43/164

    Ketahanan bahan terhadap panas, cuaca dan kondisi yang merugikan

    Konduktivitas panas bahan dan Ketahanan bahan terhadap nyala/api

    Diffusivitas panas bahan

    Untuk mencari tebal volume isolasi m3 /m dapat dicari dengan rumus sebagai

    berikut :2 2( 2 ) )

    4 13,378o o D T Dπ   + −

      m3 /m…………………..Pers 2.22 (Lit. 7 hal. 335)

    Dimana :  Do  = Diameter luar pipa

    T = Tebal isolasi

    Tabel 2.3. Bahan-bahan Isolasi untuk Berbagai Penggunaan 

    Tipe Isolasi Penggunaan Keuntungan Kerugian

    Polyurethane

    Cocok untuk suhu

    rendah (-178oCto 4oC),

    digunakan terutama di

    ruang dingin.

    Struktur sel tertutup

    densitas rendah dan

    kekuatan mekanisnya

    tinggi.

    Mudah terbakar,

    menghasilkan uap

    beracun dan cenderung

    membara.

     Rockwool

    Cocok untuk suhu

    sampai 820oC

    digunakan terutama

    untuk mengisolasi

    oven industri, penukar

    panas, boiler dan pipa

    suhu tinggi

    Memiliki kisaran

    densitas yang besar

    dan tersedia dalam

    banyak berbagai

    bentuk dan ukuran.

    Tidak korosi dan

    mencapai kekuatan

    mekanis salama

    penggunaan dalam

    berbagai kondisi.

    Calsium

    Silicate

    Cocok untuk suhu

    sampai 1050oC

    digunakan untuk

    mengisolasi dinding

    boiler pipa suhu tinggi.

    Struktur sel udaranya

    kecil konduktifitas

    panas rendah, dan

    akan menahan bentuk

    penggunaan selama

    operasi

    Fiber Glass

    Cocok untuk suhu 540oC, untuk mengisolasi

    oven dan alat penukar

    panas, boiler dan pipa.

    Tidak akan hancur

    oleh penuaan.

    Sedikit basa (PH=9)

    harus dilindungi dari

    pencemaran luar, untuk

    menghindari percepatan

    korosi.

    Sumber : www.energyefficiencyasia.org (Spirax Sarco)

  • 8/19/2019 9 Mesin,Ari S

    44/164

    2.7.4. Isolasian Jalur Steam Dan Kondensat

    Penting untuk mengisolasi pipa saluran steam  dan kondensat sebab mereka

    merupakan sumber kehilangan panas yang utama melalui radiasi panas dari

    saluran pipa. Bahan isolasi yang cocok adalah gabus, glass wool, rock wool dan

    asbes. Flens juga harus diisolasi sebab jika tidak terbungkus kehilangan panasnya

    setara dengan saluran pipa yang tidak diisolasi sepanjang 0,6 m (SEAV, 2005).

    Flens serigkali tidak diisolasi untuk memudahkan memeriksa kondisinya.

    Gambar 2.9 memberi petunjuk mengenai sejumlah kehilangan panas dari pipa

    saluran yang tidakdiisolasi. Penjelasan tentang bagaimana menghitung ketebalan

    isolasi yang diperlukan diberikan dalam bagian 3.

    Gambar 2.10: Kehilangan panas dari 1 meter pipa yang tidak diisolasi padaberbagai diameter pipa (engeneering toolbox.com/SEAV, 2005)

  • 8/19/2019 9 Mesin,Ari S

    45/164

    2.8 Penyangga Pipa

    Penyangga pipa merupakan tumpuan untuk menahan beban pada pipa,

    penyangga pipa sangat penting gunanya dalan system pemipaan. Karena rangkaian

    pipa yang disambung dengan sangat panjang dan adanya massa fluida yang mengalir

    dalam pipa membuat massa pipa bertambah, sehingga pipa perlu diberi penyangga

    supaya pipa dapat diletakkan pada suatu tempat dengan aman.

    Berdasarkan pembebannya penyangga pipa dapat dibagi dua :

    1)  Pembebanan statik

    2) 

    Pembebanan dinamik

    Pembebanan statik terdiri dari :

    1)  Penyangga struktur (sipil )

    2)  Penyangga kaki bebek (duct foot  )

    3) 

    Penyangga bentuk siku-siku ( bracket  )

    4) 

    Penyangga pembaringan pipa ( pipe sleeper  )

    5)  Penyangga gantung ( hanger )

    6)  Penyangga pipa rendah ( low support  )

    Penyangga pembenanan dinamik terdiri dari :

    1) 

    Penyangga variabel ( variable support  )

    2)  Penyangga konstan ( constan support  )

  • 8/19/2019 9 Mesin,Ari S

    46/164

    2.9 Bejana-Bejana ( Vessel )

    Bejana-bejana adalah jantung atau pusat aliran fluida (steam) sebelum fluida

    disalurkan kesetiap peralatan pengolahan yang memerlukan steam. Dan bejana ini

    mempunyai fungsi yang penting yaitu sebagai pengontrolan dalam penyaluran steam

    yang dipakai. Didalam PKS. PT.IKPP bejana yang dipakai untuk steam  yaitu back

     pressure vessel (BPV).

    2.10 Dasar Persamaan

    Dalam tugas akhir ini, yang diharapkan dari perencanaan sistem pemipaan

    adalah mengetahui dimensi dan ukuran pipa beserta komponen-komponennya untuk

    mendapatkan semaksimal mungkin dimensi yang berkualitas yang mempengaruhi

    proses produksi supaya berjalan lancar.

    Persamaan-persamaan yang terkait dalam perencanaan sistem pemipaan yaitu :

    2.10.1 

    Laju aliran massa (•

    m )

    Steam  (uap) merupakan fluida yang mengalir bersifat compressible fluid ,

    perubahan densitas diperhitungkan, karena adanya penambahan kalor yang

    disebabkan pengaruh gesekan pada dinding, sehingga dalam mekanika fluida

    dikenal dengan istilah laju aliran massa (•

    m )

    m   =  ρ.v.A .....................................................Pers. 2.23 (lit.1 Hal. 21) 

  • 8/19/2019 9 Mesin,Ari S

    47/164

    Dimana :

    m  = Laju Aliran Massa (Kg/s)

     ρ = massa jenis (Kg/m3)

    v = Kecepatan Aliran (m/s)

     A = Luas lingkaran (m2)

    2.10.2 

    Kecepatan Aliran (V )

    V  = A

    m

    . ρ  (m/s),................................................ Pers 2.24 (lit.1 Hal 21) 

    Dimana :

    v = Kecepatan Aliran (m/s)

    m  = Laju Aliran Massa (Kg/s)

     ρ  = Massa Jenis (kg/m3)

     A = Luas Lingkaran (m2)

    2.10.3 

    Luas Lingkaran ( A)

     A =4π  D2  (m2)............................................Pers.2.25 (lit 6.Hal 43) 

    Dimana :

    D = Diameter lingkaran (m)

  • 8/19/2019 9 Mesin,Ari S

    48/164

    2.10.4 

    Kapasitas Aliran (Q)

    Q = ρ 

    .

    m.........................................................pers.2.26 (lit 6 hal 44)

     

    Dimana :

    Q = Kapasitas aliran fluida (m3 /s)

    m = laju aliran massa (kg/s)

     

     ρ = densitas uap  (kg/  m3)

    2.10.5 Diameter Pipa ( D)

    Q = v.A.......................................................  pers.2.27 (lit 2 hal 75) 

    Q = v.

     

    2

    .

    4 D

    π  

     D2 =

    π 

    4.

    v

    Q

     

     D =4.

    .

    Q

    vπ  

    Dimana :

    Q = Kapasitas aliran fluida ( m3 /s)

    v = kecepatan aliran (m/s)

     A = penampang lingkaran (m2 )

  • 8/19/2019 9 Mesin,Ari S

    49/164

    2.10.6 Bilangan Reynold ( Reynold Number )

    Angka reynold   adalah suatu hal yang diperlukan untuk dapat

    membandingkan aliran fluida pada kondisi kecepatan, kekentalan, densitas,

    dan ukuran laluan yang berbeda uuntuk saluran yang bentuknya sama. Telah

    terbukti bahwa tahanan terhadap aliran fluida, atau terhadap benda yang

    bergerak didalam fluida, adalah fungsi dari perbandingan yang tanpa satuan.

     Re =  µ 

     ρ  Dv

      ................................................................ Pers. 2.28 ( lit.4 Hal 9) 

    Dimana :

    D = Diameter Pipa (m)

    V = Kecepatan (m/s) 

     ρ  = Massa jenis Fluida (kg/m3)

     µ  = Viskositas Dinamik Fluida (Kg/m.s)

    2.10.7 Aliran Dalam pipa

    -  Aliran Laminar  

     Llaminar   = 0,05.Re. D 

    Aliran Turbulen 

     Lturbulen  = 1,935. D. Re1/4

  • 8/19/2019 9 Mesin,Ari S

    50/164

    2.10.8 Faktor Tekanan (F )

     L

    PPF  21

      −= ……………………… Pers 2.29 (Lit. 7 hal. 410) 

    Dimana :

    F  = Faktor tekanan aliran

    P = Tekana dalam (kg/cm2)

     L = Panjang pipa (m)

    2.10.9 Penurunan Tekanan (  ∆P )

     ∆P =2 . . .

    2 . i

    v f L

     D

     ρ (Pa)……Pers 30 (HydraulicSupermarket.com)

    Dimana :

    ∆P = Penurunan Tekanan (Pa)

    v = kecepatan aliran steam didalam pipa (m/s)

     f = faktor Gesekan 0,004 (literatur 7 hal. 409)

     L = Panjang Pipa Stasiun

     ρ  = Densitas steam tiap stasiun (kg/m3)

     Di = Diameter Dalam Pipa (m)

    Sehingga : Pin

     –  ∆P  (tekanan keluar pada ujung pipa)

  • 8/19/2019 9 Mesin,Ari S

    51/164

    BAB III 

    SPESIFIKASI PERENCANAAN

    3.1 Spesifikasi

    Spesifikasi perencanaan diambil di PT. Inti Karya Plasma Perkasa adalah

    sebuah perusahaan yang bergerak dibidang pengolahan buah kelapa sawit (PKS),

    yang mana perusahaan ini dijadikan sebagai pengambilan sumber data untuk

    menyelesaikan tulisan ini, adapun data perusahaan ini adalah :

    •   Boiler  

    •  BPV ( Back Pressure Vessel) 

    •  Sterillizer

    •   Daerator

    •  Stronge Oil Tank  

    •  Clarifier Tank  

    •   Digester  

    3.1.1 Spesifikasi Boiler  

    Kebutuhan akan uap yang di gunakan untuk berbagai jenis-jenis proses

    pengolahan di PKS dan sebagai pembangkit listrik disuplai oleh sebuah ketel uap

    (boiler ) sebagai sumber utama pembangkit energi, boiler   yang dipergunakan adalah

     jenis pipa air (Water Tuber Boiler ).

  • 8/19/2019 9 Mesin,Ari S

    52/164

      Proses pengolahan tandan buah segar (TBS) sebagai bahan baku utama yang

    akan dijadikan minyak mentah (CPO) dan inti (Kernel) yang berkualitas tinggi adalah

    tujuan utama dari proses pengolahan, berdasarkan hasil survey di lapangan dimana

    kapasitas olah pabrik adalah sebesar 60 ton TBS/jam.

    Untuk memngolah tandan buah segar (TBS) sebesar 60 ton TBS/jam  maka

    boiler dalam hal ini harus dapat menghasilkan uap super heater   sebesar 30 ton

    uap/jam dengan tekanan kerja 20 bar   dengan spesifikasi bahan bakar yang sudah

    ditentukan. Data spesifikasi ketel uap di PT.Inti Karya Plasma Perkasa dapat

    ditunjukan pada tabel 3.1

    Tabel 3.1 Data ketel uap (Boiler )

    NO DATA SPESIFIKASI

    1 Jenis boiler   Water tube boiler

    2 Kapasitas uap boiler   30 ton uap/jam

    3 Jumlah ketel 1 buah

    4 Temperatur maksimum boiler   325  C

    5 Tekanan maksimum boiler   24 bar g 

    6 Tekanan kerja boiler   20 bar g 

    Sumber:Survey Lapangan PT.IKPP

    Pada boiler   ini, uap yang di hasilkan adalah berbentuk uap super heater  

    (panas lanjut), energi uap tersebut digerakan untuk menggerakan sudu turbin

    sehingga menghasilkan listrik, dan juga digunakan untuk memproses pengolahan

    lainnya.

  • 8/19/2019 9 Mesin,Ari S

    53/164

    3.1.2.  Back Pressure Vessel (BPV)

    B.P.V adalah sebuah alat yang berfungsi sebagai penampungan steam  jenuh

    sementara yang kemudian steam  tersebut digunakan untuk keperluan proses

    selanjutnya. B.P.V yang dipakai pada PT. IKPP menampung uap jenuh dengan

    tekanan kerja 4,7 bar g dan temperatur sebesar 150oC  

    3.1.3. Spesifikasi Sterillizer  

    Sterillizer  adalah sebuah alat yang dipakai untuk merebus TBS (Tandan buah

    segar) dimana proses perebusan menggunakan uap yang dihasilkan oleh boiler  yang

    kemudian didistribusaikan ke turbin uap. Kemudian uap yang keluar dari turbin uap

    ditampung oleh BPV ( Back Pressure Vessel) yang selanjutnya salah satunya untuk

    perebusan oleh sterillizer. Sterillizer   yang di gunakan di PT.IKPP mempunyai

    spesifikasi sebagai berikut:

    Tekanan kerja maksimum : 2,8 bar g / 2,855 kg/cm2 

    Temperatur kerja maksimum : 1310 C

    3.1.4 Spesifikasi Daerator  

     Daerator  adalah untuk menghilangkan gas-gas yang terlarut dan memanaskan

    air umpan dengan tekanan rendah yang dipompakan ke boiler. Pada suatu tekanan

    tertentu, kelarutan turun bila temperaturnya naik dengan memasukkan steam  maka

    oksigen akan terusir keluar lewat saluran buang. oksigen yang terlarut dalam air harus

  • 8/19/2019 9 Mesin,Ari S

    54/164

    dihilangkan karena dapat menimbulkan korosi didalam boiler , turbin, dan condensat

    sistem. Daerator yang di gunakan mempunyai spesifikasi sebagai berikut:

    Tekanan kerja maksimum : 2,2 bar g  / 2,243 kg/cm2 

    Temperatur kerja maksimum : 1230 C

    3.1.5 Spesifikasi Storage Oil Tank  

    Storage Oil Tank   adalah sebuah alat yang digunakan untuk menimbun

    minyak mentah hasil dari proses produksi dari pabrik kelapa sawit yang akan di

    angkut oleh truk-truk pengangkut minyak mentah yang akan diproses selanjutnya,

    Spesifikasi Storage Oil Tank   yang di gunakan di PT.IKPP mempunyai spesifikasi

    sebagai berikut:

    Tekanan kerja maksimum : 1,8 bar g  / 1,835 kg/cm2 

    Temperatur kerja maksimum : 1170 C

    3.1.6 Spesifikasi Clarifier Tank  

    Clarifier Tank   adalah sebuah alat yang digunakan untuk menyaring atau

    memisahkan ampas, minyak berat, dan air sebelum dimasukkan kedalam tangki

    penimbun Tank CPO. Uap pada stasiun ini uap digunakan untuk proses pemanasan

    minyak mentah untuk menghindari tercemarnya bakteri-bakteri yang ditimbulkan dari

    minyak itu sendiri. ClarifierTank  yang di gunakan dengan spesifikasi sebagai berikut:

    Tekanan kerja maksimum : 2,5 bar g / 2,549 kg/cm2 

    Temperatur kerja maksimum : 1270 C

  • 8/19/2019 9 Mesin,Ari S

    55/164

    3.1.7 Spesifikasi  Digester  

     Digester   adalah sebuah alat yang digunakan untuk melumat daging buah

    kelapa sawit dimana daging buah tersebut yang kemudian akan diproses selanjutnya

    dan akan menghasilkan minyak kelapa sawit. Uap pada stasiun ini digunakan untuk

    memanaskan buah kelapa sawit dengan sehingga dengan mudah dilumat dengan

    waktu yang singkat. Digester yang di gunakan mempunyai spesifikasi sebagai

    berikut:

    Tekanan kerja maksimum : 2,1 bar g / 2,141 kg/cm2 

    Temperatur kerja maksimum : 1210 C

    3.2 Kebutuhan Uap Maksimum di Setiap Stasiun

    Diambil total kebutuhan uap maksimum karena dalam merencanakan sistem

    perpipaan beban maksimum yang ditopang oleh pipa tidak akan melebihi beban

    puncak dari total kebutuhan proses. Total kebutuhan uap maksimum proses pada

    pabrik kelapa sawit PKS Inti Karya Plasma Perkasa (PT.IKPP), seperti ditunjukan

    pada table 3.2, terlihat pembagian uap pada masing-masing stasiun yang akan

    penulis rencanakan dimana total kebutuhan uap yaitu sebesar 28 Ton  uap/jam.

    Sedangkan total produksi uap yang disuplai oleh boiler   untuk melayani proses

    dengan kapasitas 60 Ton TBS/jam adalah 28 Ton uap/jam. Dalam proses penyaluran

    uap di sepanjang pemipaan akan terjadi kehilangan-kehilangan uap pada jaringan.

    Kehilangan ini diakibatkan seperti  losses, penurunan tekanan, penurunan panas dan

    lain-lain.

  • 8/19/2019 9 Mesin,Ari S

    56/164

    Tabel 3.2 Kebutuhan Uap Maksimum Seluruh Proses Pengolahan

    NO Stasiun Pemakaian Uap (kg/jam)

    1 Sterillizer 6.421

    2  Daerator 4.510

    3 Storage Oil Tank 3.100

    4 Clarifier Tank 3.551

    5  Digester 2.324

    6 Thresser 2.518

    7  Nut Silo Drier 2.350

    8 Crude Oil Tank 1.316

    9 Oil Sparator Tank 1.250

    10 Kernel Storage Bin 730

    Total Seluruh Kebutuhan Uap 28.070

    Sumber:Survey Lapangan PT.IKPP

    Kehilangan ini selain merugikan juga dapat menurunkan produksi pabrik

    sehingga semaksimal mungkin penulis meminimalisir kerugian tersebut. Sehingga

    dapat dihitung kehilangan uap pada jaringan distribusi adalah :

    Kapasitas Boiler  – kebutuhan uap maksimum

    30 Ton/jam – 28 Ton/jam = 2 Ton/jam 

    Dengan persentase kehilangan uap pada jaringan distribusi adalah :

    2 Ton/jamx 100% 7,1 %

    28= =  

    Dari tabel 3.2 dapat dilihat kebutuhan uap yang diperlukan untuk proses produksi

    kelapa sawit yaitu sebesar 28 ton uap/ jam  .

    Maka dapat dihitung besarnya uap yang dibutuhkan untuk setiap produksi kelapa

    sawit adalah :28

    X 0,4660

    Ton uap/jamTon uap / Ton TBS 

    Ton TBS/jam= =  

  • 8/19/2019 9 Mesin,Ari S

    57/164

    3.3 Data Pemipaan Jalur Induk

    Jalur induk adalah keseluruhan panjang pipa total dari  boiler   menuju turbin

    dengan menggunakan pipa 10 inchi  (data lapangan) dan selanjutnya menuju BPV

    yang akan dibagi-bagi kesetiap jalur proses produksi. Uap yang melalui jalur ini

    adalah uap super heater  dengan temperatur 325oC dengan tekanan kerja 20 bar g dan

    total laju aliran massa 28.070 kg/jam.  Jika saat penyalaan awal pabrik steam belum

    bisa mencapai tekan kerja 20 bar g dan turbin belum bekerja optimal sedangkan

    kebutuhan proses sudah berjalan maka steam  dialirkan melalui jalur bypasss  dan

    langsung menuju BPV. Apabila melihat dari diagram T-s dengan cara menarik garis

    temperatur senilai 150oC   menuju garis tekanan diketahui 4,7  bar g  maka didapat

    nilai X=1, artinya fasa uap yang terjadi didalam BPV adalah uap saturasi kering jika

    nilai X=

  • 8/19/2019 9 Mesin,Ari S

    58/164

     

    Gambar 3.1. Data pemipaan jalur induk

    3.4 Data Pemipaan Tiap Jalur

    Jalur yang penulis maksudkan adalah panjang pipa total dari BPV ( Back

    Pressure Vessel) ke masing-masing unit tiap stasiun, dan dimensi masing-masing tiap

    stasiun di sesuaikan dengan data hasil survey di pabrik, dalam pembahasan ini

    penulis hanya merencanakan dan menghitung lima jalur.

    3.4.1 Data pemipaan Jalur I

    Jalur I pada pembahasan ini diambil dari BPV ( Back Pressure Vessel)

    Ke stasiun sterilizer , dimana data-data yang diambil dari pabrik kelapa sawit di

    PT.IKPP seperti ditunjukan pada gambar 3.2, dan data terlihat pada tabel 3.3

  • 8/19/2019 9 Mesin,Ari S

    59/164

  • 8/19/2019 9 Mesin,Ari S

    60/164

    3.4.2 Data pemipaan Jalur II

    Jalur II pada pembahasan ini diambil dari BPV ( Back Pressure Vessel)

    Ke stasiun daerator , dimana data-data yang diambil dari pabrik kelapa sawit di

    PT.IKPP dapat ditunjukan pada gambar 3.3 dan data terlihat pada tabel 3.4.

    Gambar 3.3 : Jalur pemipaan dari BPV ke daerator.

    Gambar pemipaan jalur II tidak diambil menurut skala sebenarnya melainkan

    hanya skema saja, dikarenakan penulis hanya merencanakan berdasarkan panjang

    total pipa jalur II beserta elemen pendukung lainnya.

    Data perencanaan pada pemipaan jalur II dapat dilihat pada tabel 3.4

    Tabel 3.4 : Data Pemipaan Jalur II.

    No Spesifikasi Notasi Nilai Satuan

    1 Panjang Pipa Total L 30 m2 Jumlah Elbow 90°  n 3 Pcs

    3 Jumlah Gate Valve n 2 Pcs

    4 Jumlah Check Valve n 1 PcsSumber:Survey Lapangan PT.IKPP

  • 8/19/2019 9 Mesin,Ari S

    61/164

    3.4.3 Data pemipaan Jalur III

    Jalur III pada pembahasan ini diambil dari BPV ( Back Pressure Vessel)

    Ke stasiun Storage Oil Tank , dimana data-data yang diambil dari pabrik kelapa sawit

    di PT.IKPP dapat ditunjukan pada gambar 3.4 dan data terlihat pada tabel 3.5:

    Gambar 3.4 : Jalur pemipaan dari BPV ke stronge oil tank .

    Gambar pemipaan jalur III tidak diambil menurut skala sebenarnya

    melainkan hanya skema saja, dikarenakan penulis hanya merencanakan berdasarkan

    panjang total pipa jalur III beserta elemen pendukung lainnya.

    Data perencanaan pada pemipaan jalur III dapat dilihat pada tabel 3.5 .

    Tabel 3.5 : Data Pemipaan Jalur III.

    No Spesifikasi Notasi Nilai Satuan

    1 Panjang Pipa Total L 55 m2 Jumlah Elbow 90°  n 6 Pcs

    3 Jumlah Gate Valve n 2 Pcs

    4 Jumlah Check Valve n 1 Pcs

    5 Jumlah Tee n 1 PcsSumber:Survey Lapangan PT.IKPP

  • 8/19/2019 9 Mesin,Ari S

    62/164

  • 8/19/2019 9 Mesin,Ari S

    63/164

    3.4.5 Data pemipaan Jalur V 

    Jalur V pada pembahasan ini diambil dari BPV ( Back Pressure Vessel)

    Ke stasiun digester , dimana data-data yang diambil dari pabrik kelapa sawit di

    PT.IKPP dapat ditunjukan pada gambar 3.6 dan data terlihat pada tabel 3.7:

    Gambar 3.6 : Jalur pemipaan dari BPV ke digester.

    Gambar pemipaan jalur V tidak diambil menurut skala sebenarnya melainkan

    hanya skema saja, dikarenakan penulis hanya merencanakan berdasarkan panjang

    total pipa jalur V beserta elemen pendukung lainnya.

    Data perencanaan pada pemipaan jalur V dapat dilihat pada tabel 3.7

    Tabel 3.7 : Data Pemipaan Jalur V.

    No Spesifikasi Notasi Nilai Satuan

    1 Panjang Pipa Total L 26 m

    2 Jumlah Elbow 90°  n 5 Pcs

    3 Jumlah Gate Valve n 2 Pcs

    4 Jumlah Check Valve n 1 Pcs

    5 Jumlah Tee n 3 PcsSumber:Survey Lapangan PT.IKPP

  • 8/19/2019 9 Mesin,Ari S

    64/164

    BAB IV

    PERHITUNGAN PERENCANAAN

    4.1 Dimensi dan Ukuran Pipa.

    Dalam merencanakan sistem aliran fluida dari suatu tempat ketempat yang

    diinginkan, maka memerlukan dimensi dan ukuran pemipaan. Dimensi pemipaan

    yang terdiri dari panjang, diameter, ketebalan serta bahan pipa salah satunya adalah

    diameter pipa. Dalam menentukan diameter pipa perlu diketahui kecepatan aliran

    fluida didalam pipa, aliran fluida yang terdapat pada pemipaan adalah berupa

    saturated steam  (uap jenuh). Pada umumnya berdasarkan analisa dan pengujian

    dilapangan, dimana rata-rata kecepatan saturated steam  dengan diameter nominal

    1 / 2”-12” (15-300 mm) adalah 15-40 m/s, dilain hal penulis juga membaca catatan dan

    informasi dari internet (www.engineeringtoolbox.com) untuk memperkuat alasan

    tersebut, maka pada perencanaan diameter pipa saluran dari BPV ke masing-masing

    unit proses diambil 25 m/s.  Untuk lebih jelasnya mengenai jalur sistem pemipaan

    dapat dilihat pada gambar 4.1.

    Gambar 4.1 Sistem Pemipaan Dari BPV Ke Unit Proses

  • 8/19/2019 9 Mesin,Ari S

    65/164

      Untuk menentukan diameter pipa yang akan direncanakan terlebih dahulu

    diketahui densitas steam  ( ρ) yang selanjutnya di pergunakan untuk menghitung

    kapasitas aliran yang menuju tiap stasiun pengolahan, dalam menentukan densitas

    steam  penulis meggunakan software  Chemical Logic Steam Tab Companion. Data-

    data pada masing-masing unit stasiun dapat dilihat pada tabel 4.1.

    Tabel 4.1. Densitas steam tiap stasiun

    Stasiun

    Tekanan

    P (bar g)

    Temperatur

    T  (oC )

    Densitas

     ρ (kg/m3)

    Sterillizer 2,8 131 1,547

    Daerator 2,2 123 1,234

    Storage Oil Tank 2,5 127 1,391

    Clarifier Tank 1,8 117 1,023

    Digester 2,1 121 1,181

    Sumber : Chemical Logic Steam Tab Companion (software) 

    Steam yang berada pada BPV adalah steam  jenuh dengan temperatur 150oC  

    dengan tekanan 4,7 bar g 

    4.1.1 Perhitungan Diameter Pipa Jalur I (Sterillizer )

    Dalam menentukan (Q) kapasitas aliran dapat dihitung sebagai berikut :

    Q =

    m /  ρ  (m3 /s)

    Dimana :

    Q = Kapasitas aliran (m3 /s)

    m  = Laju aliran massa Sterillizer (1,783 kg/ s)

  • 8/19/2019 9 Mesin,Ari S

    66/164

       ρ  = Densitas pada tekanan 2,8 bar g dan Temperatur 131oC

    ( 1,547 kg /m3)

    Sehingga :

    Q =3

    1,783 /  

    1,547 /  

    kg s

    kg m  

    = 1,152 m3 / s. 

    Maka untuk menentukan diameter pipa (dp) dapat di hitung sebagai berikut :

    d  p

    4 Q

    vπ 

    ×=

    ×  

    Dimana :

    d  p =  Diamater pipa (mm)

    Q = Kapasitas aliran ( 1,15 m3 /s)

    v  = Kecepatan rata-rata aliran fluida direncanakan (25 m/s)

    Sehingga : 

    d  p 34 1,152 /s

    3,14 25 /  

    m

    m s

    ×=

    × 

    d  p = 0,242 m  = 242 mm

    Dari hasil perhitungan diameter pipa didapat 242 mm, dimana diameter

    242 mm tidak ada pada pabrikasi (commodity), maka berdasarkan tabel komersial

    pipa direncanakan diameter 230,226 mm  pada schedule 120  dengan diameter

    nominal pipa adalah 10 inchi.

  • 8/19/2019 9 Mesin,Ari S

    67/164

    4.1.2. Perhitungan Diameter Pipa Jalur II ( Daerator )

    Dalam menentukan (Q) kapasitas aliran dapat dihitung sebagai berikut :

    Q =•

    m /  ρ  (m3 /s)

    Dimana :

    Q = Kapasitas aliran (m3 /s)

    m  = Laju aliran massa Daerator (1,25 kg/s)

     ρ  = Densitas pada tekanan 2,2 bar g  dan temperatur 123oC

    ( 1,234 kg/m3)

    sehingga :

    Q =3

    1,25 /  

    1,234 /  

    kg s

    kg m  

    = 1,012 m3 / s. 

    Maka untuk menentukan diameter pipa (d  p) dapat dihitung sebagai berikut :

    d  p4 Q

    vπ 

    ×=

    × 

    Dimana :

    d  p =  Diamater pipa (mm)

    Q = Kapasitas aliran (1,012 m3 /s)

    v  = Kecepatan rata-rata aliran fluida direncanakan (25 m/s)

  • 8/19/2019 9 Mesin,Ari S

    68/164

    Maka :

    d  p 34 1,012 /

    3,14 25 /  m sm s

    ×=

    × 

    d  p = 0,227 m 

    d  p = 227 mm

    Dari hasil perhitungan diameter pipa didapat 227 mm, dimana diameter

    227 mm tidak ada pada pabrikasi (commodity), maka berdasarkan tabel komersial

    pipa direncanakan diameter 230,22 mm  pada schedule 120  dengan diameter

    nominal pipa adalah 10 inchi 

    4.1.3. Perhitungan Diameter Pipa Jalur III (Storage Oil Tank )

    Dalam menentukan (Q) kapasitas aliran dapat dihitung sebagai berikut :

    Q =

    m /  ρ  (m3

     /s)

    Dimana :

    Q = Kapasitas aliran (m3 /s)

    m  = Laju aliran massa Storage (0,86 kg/s)

     ρ  = Densitas pada tekanan 2,5 bar g  dan temperatur 127oC

    ( 1,391 kg/m3)

    Sehingga :

    Q =3

    0,86 /  

    1,391 /  

    kg s

    kg m  

    = 0,62 m3 / s. 

  • 8/19/2019 9 Mesin,Ari S

    69/164

    Maka untuk menentukan diameter pipa (d  p) dapat dihitung sebagai berikut :

    d  p4 Q

    vπ 

    ×=

    × 

    Dimana :

    d  p =  Diamater pipa (mm)

    Q = Kapasitas aliran (0,62 m3 /s)

    v  = Kecepatan rata-rata aliran fluida direncanakan (25 m/s)

    Maka :

    d  p

    34 0,62 /

    3,14 25 /  

    m s

    m s

    ×=

    × 

    d  p = 0,177 m 

    d  p = 177 mm 

    Dari hasil perhitungan diameter pipa didapat 177 mm, dimana diameter

    177 mm  ada pada pabrikasi (commodity), maka berdasarkan tabel komersial pipa

    direncanakan diameter 182,601 mm  pada schedule 120 dengan diameter nominal

    pipa adalah 8 inchi 

    4.1.4. Perhitungan Diameter Pipa Jalur IV (Clarifier Tank )

    Dalam menentukan (Q) kapasitas aliran dapat dihitung sebagai berikut :

    Q =•

    m /  ρ 

  • 8/19/2019 9 Mesin,Ari S

    70/164

    Dimana :

    Q = Kapasitas aliran•

    m  = Laju aliran massa Clarifier Tank  (0,98(kg/s)

     ρ  = Densitas pada tekanan 1,6 bar g  dan temperatur 117oC

    ( 1,023 kg/m3)

    Sehingga :

    Q =3

    0,98 /  

    1,023 /  

    kg s

    kg m  

    = 0,957 m3 / s 

    Maka untuk menentukan diameter pipa (d  p) dapat dihitung sebagai berikut :

    4 Q

    v pd 

    π 

    ×=

    × 

    Dimana :

    d  p =  Diamater pipa (mm)

    Q = Kapasitas aliran (0,957 m3 /s)

    v  = Kecepatan rata-rata aliran fluida direncanakan (25 m/s)

    Maka :

    3

    p

    4 0,957 /  d

    3,14 25 /  

    m s

    m s

    ×=

    × 

    d  p = 0,22 m 

    d  p = 220 mm 

  • 8/19/2019 9 Mesin,Ari S

    71/164

    Dari hasil perhitungan diameter pipa didapat 220 mm, dimana diameter

    220 mm tidak ada pada pabrikasi (commodity), maka berdasarkan tabel komersial

    pipa direncanakan diameter 182,601 mm  pada schedule 120  dengan diameter

    nominal pipa adalah 8 inchi

    4.1.5. Perhitungan Diameter Pipa Jalur V ( Digester )

    Dalam menentukan (Q) kapasitas aliran dapat dihitung sebagai

    berikut :

    Q =•

    m /  ρ 

    Dimana :

    Q = Kapasitas aliran

    m  = Laju aliran massa Digester  (0,64 kg/ s)

     ρ  = Densitas pada tekanan 2,1 bar g  dan temperatur 121oC

    ( 1,181 kg/m3)

    Sehingga :

    Q =3

    0,64 /  

    1,181 / 

    kg s

    kg m  

    = 0,541 m3

     / s. 

    Maka untuk menentukan diameter pipa (d  p) dapat dihitung sebagai berikut :

    4 Q

    v pd 

    π 

    ×=

    × 

  • 8/19/2019 9 Mesin,Ari S

    72/164

    Dimana :

    d  p =  Diamater pipa (mm)

    Q = Kapasitas aliran (0,541 m3 /s)

    v  = Kecepatan rata-rata aliran fluida direncanakan (25 m/s)

    Maka :

    34 0,541 /

    3,14 25 /  

    m sdp

    m s

    ×=

    × 

    d  p = 0,166 m 

    d  p = 166 mm 

    Dari hasil perhitungan diameter pipa didapat 166 mm, dimana diameter 166

    mm tidak ada pada pabrikasi (commodity), maka berdasarkan tabel komersial pipa

    direncanakan diameter 182,601 mm  pada schedule 120 dengan diameter nominal

    pipa adalah 8 inchi 

    Untuk mempermudah melihat hasil perhitungan diameter dalam ( Di) sistem

    pemipaan yang akan direncanakan maka dapat dilihat pada tabel 4.2 .

    Tabel .4.2 Perencanaan Pipa Tiap Jalur

    Jalur SaluranKapasitas

    (m3 /s)

    Di

    (mm) 

    Di . Tabel

    (mm)

    Dn

    (mm,in)Schedule

    I Sterillizer 1,15 242 230,22 250,10 120

    II Daerator 1,012 227 230,22 250,10 120 

    III Storage Oil Tank 0,60 177 182,601 200,8 120

    IV Clarifier Tank 0,48 156 182,601 200,8 120 

    V Digester 0,541 166 182,601 200,8 120 

  • 8/19/2019 9 Mesin,Ari S

    73/164

    Berdasarkan perhitungan perencanaan diameter pipa saluran tiap stasiun

    diketahui persamaan schedule  dikarenakan perencanaan didasarkan tebal pipa yang

    akan digunakan karena tekanan kerja yang akan melewati pipa yaitu maksimal 4,7

    bar g maka tegangan yang terjadi rata-rata hampir sama maka diambil schedule yang

    sama.

    4.2 Perhitungan Kecepatan Aliran Tiap Stasiun

    Kecepatan Steam  yang mengalir didalam pipa harus diketahui karena untuk

    menentukan bilangan Reynold, yang selanjutnya akan digunakan untuk menentukan

     jenis aliran dan menghitung besarnya head losses  yang ada pada sistem pemipaan

    tersebut. Perhitungan kecepatan aliran steam  dapat dihitung dengan menggunakan

    persamaan :

    Q = v. A 

    Qv

     A=

     

    2

    4i

    Qv

     Dπ 

    =   (m/s)

    Dimana :

    Q = Kapasitas aliran (m3 /s) 

    v = Kecepatan aliran (m/s) 

     A  = Luas penampang (m2)

     Di  = Diameter dalam pipa (m)

  • 8/19/2019 9 Mesin,Ari S

    74/164

    4.2.1 

    Perhitungan Kecepatan Aliran Pada Jalur I

    Dari data sebelumnya telah didapat :

    Q = 1,15 m3 /s 

     Di  = 0,23022 m

    Maka :2

    4i

    Qv

     Dπ 

    =  

    Sehingga:2

    1,15

    (0,23022)4

    v π =  

    = 27,64 m/s

    4.2.2  Perhitungan Kecepatan Aliran Pada Jalur II

    Dari data sebelumnya telah didapat :

    Q = 1,012 m3 /s 

     Di  = 0,23022 m

    Maka :2

    4i

    Qv

     Dπ 

    =  

    Sehingga:2

    1,012

    (0,23022)4

    vπ 

    =  

    = 24,32 m/s

  • 8/19/2019 9 Mesin,Ari S

    75/164

    4.2.3 

    Perhitungan Kecepatan Aliran Pada Jalur III

    Dari data sebelumnya telah didapat :

    Q = 0,62 m3 /s 

     Di  = 0,182601m

    Maka :2

    4i

    Qv

     Dπ 

    =  

    Sehingga:2

    0,62

    (0,182601)4

    v π =  

    = 23,68 m/s

    4.2.4  Perhitungan Kecepatan Aliran Pada Jalur IV

    Dari data sebelumnya telah didapat :

    Q = 0,957 m3 /s 

     Di  = 0,23022 m

    Maka :2

    4i

    Qv

     Dπ 

    =  

    Sehingga:2

    0,957

    (0,182601)4

    vπ 

    =  

    = 23 m/s

  • 8/19/2019 9 Mesin,Ari S

    76/164

    4.2.5 

    Perhitungan Kecepatan Aliran Pada Jalur V

    Dari data sebelumnya telah didapat :

    Q = 0,541 m3 /s 

     Di  = 0,23022 m

    Maka :2

    4i

    Qv

     Dπ 

    =  

    Sehingga:2

    0,541

    (0,182601)4

    v π =  

    = 20,67 m/s

    Untuk mempermudah melihat hasil perhitungan kecepatan aliran (v)

    didalam pipa masing-masing stasiun yang akan direncanakan, dapat dilihat

    pada tabel 4.3.

    Tabel 4.3 Kecepatan aliran tiap stasiun

    Jalur SaluranKapasitas

    (m3 /s)

    Di . Pipa

    (mm)

    Kecepatan

    (m/s)

    I Sterillizer 1,15 230,22 27,64

    II Daerator 1,012 230,22 24,32

    III Storage Oil Tank 0,60 182,601 23,68

    IV Clarifier Tank 0,48 182,601 23

    V Digester 0,541 182,601 20,67

  • 8/19/2019 9 Mesin,Ari S

    77/164

    4.3 Pemilihan Bahan Pipa

    Dalam perencanaan pemipaan material pipa dipilih berdasarkan temperature

    kerja, tekanan kerja dan faktor yang mempengaruhi korosi yang sesuai menurut

    standard ASTM dengan sifat-sifat sebagai berikut :

    Jenis material : ASTM - A 106 Gr. B Carbon Steel 

    Tegangan luluh : 35.000 psi = 2460,5 kg/cm2 

    Tegangan tarik : 60.000 psi  = 4218 kg/cm2 

    Komposisi kimia : C = 0,30%, Mn = 1,06%, Si = 0,10%, P = 0,035%,

    S  = 0,035%.

    Suhu kerja maksimum : 600˚C  

    Suhu kerja minimum : -5˚C  

    Adapun dimensi yang direncanakan seperti ditunjukan gambar 4.2 sebagai berikut :

    Gambar 4.2. Dimensi pipa saluran

    Untuk perhitungan tebal pipa saluran, dimana diameter dalam ( Di) pipa

    didapat dari perhitungan sebelumnya seperti ditunjukan pada tabel 4.4 sebagai berikut

  • 8/19/2019 9 Mesin,Ari S

    78/164

    Tabel 4.4 Data Spesifikasi Pipa ASTM

    Jalur Saluran

    Spesifikasi

    TipeMaterial

    Di(mm)

    Tegangan Luluh(kg/cm2)

    Tegangan Tarik(kg/cm2) 

    I Sterellizer A 106 Gr. B  242,92 2460,5  4218

    II Deaerator A 106 Gr. B  230,22 2460,5  4218

    III Storage Oil Tank A 106 Gr. B  177,82 2460,5  4218

    IV Clarifier Tank A 106 Gr. B  222,05 2460,5  4218

    V Digester A 106 Gr. B  131,80 2460,5  4218

    4.4 Perhitungan Tebal Pipa Tiap Saluran

    Dalam perhitungan tebal pipa perlu diperhatikan juga dalam pemilihan bahan

    atas kondisi kerja. Perbandingan kekuatan material pipa didasarkan atas tegangan

    luluh material, jadi tekanan kerja harus dibawah tegangan luluh material pipa supaya

    material tersebut tidak melewati batas deformasi plastis.

    Jika perhitungan didasarkan pada tegangan tarik material pipa, maka bias jadi tekanan

    kerja akan melewati batas deformasi plastis dan material pipa akan berubah bentuk

    dan akan mendekati titik kritis tegangan tarik dan kemudian material pipa tersebut

    akan putus/ pecah karena kelebihan tekanan yang terlalu tinggi.

    4.4.1 Perhitungan Tebal Pipa Jalur I

    Berdasarkan perhitungan diameter pipa tiap saluran maka perhitungan tebal

    pipa jalur I dapat dihitung sebagai berikut :

    t  =2( . . )

    o

     y

     p x D

    S E p y++ C  

  • 8/19/2019 9 Mesin,Ari S

    79/164

    Dimana :

    P  = Tekanan kerja Sterillizer  diketahui = 2,8 bar g  = 2,855 kg/cm2 

     Do  = Diameter luar pipa = 27,305 cm (Tabel lampiran 1)

    S  y  = Tegangan luluh pipa A 106 Gr. B = 2460,5 kg/cm2 

     E   = Faktor efisiensi sambungan las = 0,9

     y  = Faktor bahan (literatur 7 halamn 448 ) = 0,4

    C   = Corrosion allowable  (literatur 7 halamn 448 ) = 0,05

    Sehingga :

    t  =2

    2 2

    2,855 / 27,305

    2(2460,5 / 0,9 2,855 / 0,4)

    kg cm x cm

    kg cm x kg cm x++ 0,05

    t = 0,067 cm  = 0,67 mm 

    0,67 mm  adalah ketebalan minimum yang diizinkan, tetapi untuk pengamanan

    terhadap korosi berdasarkan literatur 7 halaman 448 ditambahkan 12,5% sehingga:

    t  = 0,67 mm + (12,5% x 0,67) = 0,753 mm 

    Dalam prakteknya pipa diameter luar pipa baja 273,05 mm dengan tekanan yang

    diketahui sebesar 2,855 kg/cm2, maka pada tabel lampiran 1 diambil tebal adalah :

    t  = 21,412 mm (Pipa schedule 120)

    Sehingga diameter dalam pipa pada jalur I adalah :

     Di = Do – (2 . t )

    = 273,05 mm – (2 x 21,412) mm 

    = 230,226 mm

  • 8/19/2019 9 Mesin,Ari S

    80/164

    4.4.2 Perhitungan Tebal Pipa Jalur II

    Berdasarkan perhitungan diameter pipa tiap saluran maka perhitungan tebal

    pipa jalur II berdasarkan persamaan sebagai berikut :

    t  =2( . . )

    o

     y

     p x D

    S E p y++ C

    Dimana :

    P  = Tekanan kerja Daerator   diketahui = 2,2 bar g  = 2,243 kg/cm2 

     Do  = Diameter luar = 219,08 mm = 27,305 cm (Tabel lampiran 1)

    S  y  = Tegangan izin pipa A 106 Gr. B = 2460,5 kg/cm2 

     E   = Faktor efisiensi sambungan las = 0,9

     y  = Faktor ba