1

9 Perusahaan Rilis EMISI OBLIGASI KORPORASIbigcms.bisnis.com/file-data/1/185/42b89f79_Arwana_Citramulia_Tbk.pdf · kondisi makroekonomi,” ujarnya, Selasa (22/7). Secara umum, Pefindo

Embed Size (px)

Citation preview

14 M A R K E T Rabu, 23 Juli 2014

JAKARTA—Otoritas Jasa Keuangan memberikan tambahan waktu hingga 4 Agustus 2014 kepada emiten untuk menyampaikan laporan keuangan per 30 Juni 2014.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nurhaida mengatakan untuk pelaporan yang jatuh pada hari libur, maka kewajibannya wajib dipenuhi pada hari kerja ber-ikutnya.

“[Dilonggarkan] sampai hari pertama kerja setelah libur Lebaran,” singkatnya dalam

pesan singkatnya kepada Bisnis, Selasa (22/7).

Kewajiban menyampaikan laporan keuangan (lapkeu)diatur dalam Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan No.KEP-346/BL/2011 ten-tang Penyampaian Laporan Keuangan Berkala Emiten atau Perusahaan Publik.

Laporan keuangan tengah tahunan wajib disampaikan kepada Bapepam dan LK (sekarang OJK) dan diumum-kan kepada masyarakat. (Bisnis/

vea)

OJK PERPANJANG PENYAMPAIAN LAPKEU LABA WIKA BETON NAIK 24,06% DEMAND LELANG SUN MENYUSUT

JAKARTA—Kinerja PT Wika Beton Tbk., anak usaha PT Wijaya Karya Tbk., selama enam bulan pertama 2014 menunjukkan pertumbuhan laba bersih sebesar 24,06%.

Berdasarkan laporan ke-uang an perseroan yang di pu -b likasikan Selasa (22/7), laba bersih emiten berkode WTON itu tercatat sebesar Rp169,27 mi liar sepanjang semester I/2014. Jumlah itu lebih tinggi di bandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebe-lumnya, yang masih sekitar Rp136,44 miliar.

Kenaikan itu didorong oleh pertumbuhan pendapatan usaha 13,48% dari Rp1,47 triliun menjadi Rp1,67 triliun. Laba usaha juga memerlihat-kan peningkatan dari Rp186,33 miliar pada semester I/2013, menjadi Rp221,5 miliar pada semester I/2014.

Pertumbuhan terjadi di tengah melonjaknya beban usaha perseroan dari Rp19,2 miliar menjadi Rp35,92 miliar.

WTON mendapat keuntungan dari berkurangnya selisih kurs hingga 47,58%. Per 30 Juni 2014, yak ni Rp2,33 miliar. (Bisnis/ama)

JAKARTA—Total penawaran yang masuk dalam lelang surat utang negara alias SUN yang digelar Selasa (22/7), menyusut 11,53% dari lelang sebelumnya.

Berdasarkan data Ditjen Pengelolaan Utang Kemenkeu, total penawaran dalam lelang kemarin tercatat hanya Rp19,72 triliun atau lebih rendah dari lelang SUN pada 8 Juli sebesar Rp22,29 triliun.

Permintaan imbal hasil yang masuk berkisar 6,5%–8,9%. Pemerintah akhirnya menyerap hanya Rp13,5 triliun. Dari total penawaran yang masuk pada

lima seri SUN, permintaan ter be -sar masuk ke tenor panjang de -ngan nilai penawaran mencapai 68,97% dari total penawaran.

Kepala Ekonom PT Samuel Sekuritas Lana Soelistianingsih menilai penawaran lelang kali ini terbilang sepi jika dibandingkan pada dua pekan lalu. “Ada kemungkinan karena investor sedang memerlukan uang tunai, apalagi menjelang Idulfitri,” ujarnya, Selasa (22/7).

Kebutuhan uang tunai itu juga ditengarai membuat perbankan lebih memilih menahan likuidi-tasnya. (Bisnis/gnd/ama)

PO

RTO

FO

LIO

PROSPEK 2014

SCMA Yakin Raih PendapatanRp4,33 Triliun

JAKARTA—Kinerja PT Surya Citra Media Tbk. yang kinclong pada semester I/2014 kian meyakinkan perseroan untuk mendulang penda-patan minimal Rp4,33 triliun hingga akhir tahun ini.

Hardijanto Saroso, Corporate Secretary Surya Citra Media, memer-kirakan pertumbuhan pendapatan perseroan pada tahun ini akan sejal-an, bahkan melampaui pertumbuh-an industri media penyiaran yang sebesar15%-17%.

Bila terealisasi, bukan tidak mung-kin, pendapatan emiten berkode SCMA itu sepanjang tahun ini tembus Rp4,33 triliun, naik 17% dari penda-patan neto 2013 sebesar Rp3,7 triliun.

“Jika program-program kami tetap unggul dan efisiensi terus berja-lan, pertumbuhan kami dapat seja-lan dengan pertumbuhan industri. Pendapatan berpotensi meningkat dan kami dapat mempertahankan profitabilitas,” kata Hardijanto kepa-da Bisnis, Selasa (22/7).

Perseroan akan tetap memasarkan program olahraga dan hiburan yang dapat mendulang pendapatan iklan besar, meski biaya program lebih mahal ketimbang biaya pertunjukan wawancara (talk show). Talkshow tidak berbiaya mahal dan tidak

menghasilkan banyak pendapatan.“Program-program kami akan mix

olahraga dan hiburan,” ujarnya. Sepanjang semester I/2014, induk

usaha stasiun penyiaran free-to-air SCTV dan Indosiar itu membuku-kan pendapatan neto Rp2,15 triliun, meningkat 19,44% dari pendapatan neto semester I/2013 senilai Rp1,8 triliun. Pendapatan naik lantaran pundi-pundi iklan bertambah.

Selama enam bulan pertama tahun ini pendapatan iklan SCMA naik 18,02% menjadi Rp2,62 triliun dari pe -riode sama 2013 senilai Rp2,22 triliun.

Hardijanto mengatakan selama semester I tahun ini program-program Indosiar dan SCTV mendulang pangsa pasar pemirsa (audience share) yang tinggi. Catatan perseroan, selama enam bulan pertama tahun ini, SCTV mendulang 18 kali audience share ter-tinggi dan Indosiar tujuh kali.

“Dengan audience share yang unggul, jumlah iklan meningkat. Beberapa program unggulan kami bisa mendulang pendapatan iklan yang tinggi,” tambah Hardijanto.

Beberapa program yang tayang di waktu premium (prime time) dapat menarik iklan bertarif Rp25 juta hingga Rp50 juta per 30 detik. Program unggulan itu antara lain

ajang pencarian bakat Dangdut Academy Indosiar dan sinetron Ganteng-ganteng Serigala.

Program Ramadan yang berjalan sejak akhir Juni hingga akhir Juli 2014 juga mendulang pendapatan iklan tinggi. Namun, hanya sepek-an dari pendapatan iklan program Ramadan yang masuk ke laporan keuangan SCMA per Juni 2014. Pendapatan iklan program Ramadan mayoritas akan masuk ke laporan keuangan triwulan III/2014.

Meski beban program dan siar-an meningkat, laba bersih perseroan tetap bertumbuh. Beban program dan siaran pada semester I/2014 naik 22,85% menjadi Rp721,74 miliar dari semester I tahun lalu senilai Rp587,48 miliar.

SCMA yang menginduk ke PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK) itu mendulang laba ber-sih Rp815,68 miliar pada semester I tahun ini, terkerek 29,03% dari laba bersih semester I/2013 senilai Rp632,17 miliar.

“Kami tetap akan melakukan efi-siensi ke depannya. Misal, menggu-nakan studio bersama. Kami ingin penaikan harga program tertutupi oleh penaikan pendapatan.” (Gloria N.

Dolorosa)

EMISI OBLIGASI KORPORASI

9 Perusahaan Rilis Rp6,1 TriliunJAKARTA—Sembilan perusahaan siap menerbit-

kan obligasi dengan total emisi hingga Rp6,1 tri liun pada semester II/2014.

Vega A. [email protected]

Hal itu sesuai dengan catatan PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pe -findo) yang telah mengantongi man-dat pemeringkatan per 21 Juli 2014.

Vice President Corporate Ratings Pefindo Niken Indriarsih mengata-kan empat dari sembilan perusaha-an itu berasal dari sektor perbankan (lihat data).

Hingga kini, Pefindo telah merea-lisasikan pemeringkatan obligasi korporasi senilai total Rp29 triliun yang berasal dari 30 perusahaan.

Niken mengakui bahwa penerbit-an obligasi pada semester II tahun ini lebih sepi dibandingkan dengan se mester II tahun-tahun sebelumnya.

“Biasanya pada periode semester II itu emisi obligasi lebih banyak. Tapi semester II tahun ini banyak yang menunda karena ada faktor suku bunga, pemilu, dan melihat kondisi makroekonomi,” ujarnya, Selasa (22/7).

Secara umum, Pefindo memang-kas target proyeksi penerbitan obli-gasi korporasi secara nasional pada tahun ini. Semula, emisi obligasi diperkirakan bisa sekitar Rp74 trili-

un hingga Rp75 triliun.Kini, target emisi direvisi jadi

Rp62 triliun, ketika porsi peme-ringkatan oleh Pefindo diperkirakan sekitar Rp52 triliun. Pefindo ber-harap market share di industri bisa sekitar 85%.

Adapun, hingga 21 Juli 2014, total sudah ada 33 perusahaan yang men-dapatkan peringkat stabil dan ada tujuh perusahaan baru yang diper-ingkat oleh Pefindo.

PENURUNAN PERINGKATSelain itu, Pefindo juga telah me -

nurunkan peringkat enam perusa-haan. Namun, ada satu perusahaan yang bergerak di sektor perkebunan, tidak dipublikasikan.

Satu perusahaan perkebunan lain-nya yang juga diturunkan pering kat-nya adalah PT Sinar Mas Agro Re -sources and Technology Tbk. (SMAR).

Peringkat SMAR serta obligasi ber kelanjutan I/2012 milik persero-an diturunkan dari idAA menjadi idAA-.

Penurunan peringkat itu mencer-minkan struktur permodalan yang lebih lemah akibat tambahan utang yang signifikan untuk kebutuhan modal kerja dan dividend payout ratio yang sangat tinggi.

“Kalau Antam, peringkatnya turun karena sejak dilarang ekspor bijih mineral, pendapatan Antam akan berkurang karena 30% pen-dapatan berasal dari ekspor. Di sisi lain, Antam juga lagi ekspansi dan butuh dana dalam jumlah besar,” jelas Niken.

Terakhir pada 11 Juli 2014, Pefindo menurunkan peringkat Indofarma dan surat utang jangka menengah-nya (medium term notes/MTN) I/2012 dari idBBB+ menjadi idBBB-.

Analis Pefindo Anies Setyaningrum mengatakan peringkat itu bisa ditu-runkan lagi jika tidak ada kepastian pada rencana pembiayaan kembali MTN sebesar Rp120 miliar yang akan jatuh tempo pada 20 Desember 2014. Pefindo memberikan outlook negatif untuk Indofarma.

“Indofarma harus refinancing dalam beberapa bulan ke depan,” ujar Anies.

Namun, outlook atau prospek ini bisa naik menjadi stabil jika Indofarma dapat memitigasi isu ketatnya likuiditas dan juga mening-katkan keuntungan dan perlindung-an arus kas.

Anies mengatakan sebenarnya Indofarma masih berpotensi tum-buh di segmen obat generik, yang saat ini memang Indofarma masih market leader-nya.

“Tapi di sisi lain, perseroan juga menghadapi risiko fluktuasi harga bahan baku karena depresiasi ru-piah,” tambah Anies.

Penerbitan obligasi pada semester II tahun ini lebih sepi.

Pefi ndo telah menu-runkan peringkat enam perusahaan.

PERTUMBUHAN KINERJA

APLN Turun, DILD Naik JAKARTA—Perlambatan sektor

properti ternyata tidak sepenuhnya terbukti, terlihat dari kinerja dua emiten properti yang hasilnya ber-variasi.

Dalam laporan keuangan yang dipublikasikan Selasa (22/7), PT Agung Podomoro Land Tbk. (APLN) mengalami penurunan pendapatan dan laba pada paruh pertama tahun ini. Selama semester I/2014, persero-an membukukan pendapatan usaha sebesar Rp2,29 triliun. Jumlah itu lebih rendah 5,45% dari periode yang sama tahun sebelumnya.

Sementara itu, laba bersih perse roan tercatat turun 28,67% dari Rp504,23 miliar menjadi posisi Rp359,66 mili-ar. Beban usaha juga menunjukkan kenaikan dari Rp432,3 miliar menjadi

Rp506,5 miliar.Direktur Keuangan APLN Cesar

dela Cruz menyatakan turunnya kinerja perseroan disebabkan oleh keterlambatan pengakuan atas penjualan yang sudah terjadi. “Ada beberapa proyek yang sudah berja-lan tetapi belum masuk revenue-nya. Hanya keterlambatan recogniti-on,” terangnya kepada Bisnis.

APLN optimistis kinerja pada semester kedua dapat membaik dan target perseroan tercapai. Cesar menyebutkan pihaknya meyakini dapat mencapai pertumbuhan pen-jualan dan pendapatan minimal 5% dari posisi tahun lalu. Laba perseroan pada 2013 tercatat sebesar Rp851,43 miliar.

Di pihak lain, PT Intiland De -

velopment Tbk. (DILD) mengalami pe ningkatan kinerja. Pendapatan usaha perseroan pada Semester I/2014 naik sebesar 11,8% dari Rp764,9 miliar menjadi posisi Rp854,8 miliar.

Sejalan dengan itu, laba bersih perseroan melonjak 42,3% menjadi Rp199,9 miliar hingga akhir semes-ter pertama tahun ini.

Sekretaris Perusahaan DILD Theresia Rustandi menyatakan per-tumbuhan kinerja tersebut salah satunya berasal dari marketing sales 2013 yang baru dibukukan.

Dengan pencapaian kinerja semes-ter I/2014 itu, DILD optimistis target pendapatan perseroan yang dipatok sebesar Rp1,8 triliun pada tahun ini bisa terpenuhi. (Annisa Margrit)

Proyeksi Penerbitan Obligasi Korporasi 2014

Secara Nasional Rp62 triliun

Proyeksi Pefindo Rp52 triliun

Realisasi*Rp29 tr i l iun (berasal dari 30 perusahaan)

Obligasi Yang Terbit Semester II/2014*

Jumlah perusahaan 9

Sektor 4 bank, sisanya sektor lainnya

Nilai emisi Rp6,1 triliun

Ket: *Per 21 Juli 2014Sumber: Pefindo

INDEKS TERKOREKSI

Seorang wartawan mengamati pergerakan indeks harga saham gabungan di Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Selasa (22/7). Indeks harga saham gabungan (IHSG) saat penutupan perdagangan kemarin tercatat terkoreksi tajam

43,6 poin atau 0,85 ke level 5.083,52. Dari 502 saham yang diperdagangkan hari ini, sebanyak 70 saham menguat, 243 saham melemah, dan 189 saham stagnan.

Antara/Puspa Perwitasari

MARKET

pusdok
Typewritten Text
Bisnis, Investor, 23 juli 2014
pusdok
Typewritten Text
pusdok
Typewritten Text