Upload
ahmad-abdul-chodir
View
37
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
5/10/2018 93019-3-570156143648 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/93019-3-570156143648 1/18
MODUL 3
PENGANTAREKONOMI MAKRO
POKOK BAHASAN :
PENGHITUNGAN DAN PENYUSUNANPENDAPATAN NASIONAL
DOSEN PENGAMPU :
ADIYAS, SE.,MM.
FAKULTAS EKONOMIUNIVERSITAS MERCUBUANA
JAKARTA
5/10/2018 93019-3-570156143648 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/93019-3-570156143648 2/18
2
FAKULTAS EKONOMIUNIVERSITAS MERCU BUANAJAKARTA
POKOK BAHASAN
PENGHITUNGAN DAN PENYUSUNAN PENDAPATAN NASIONAL
ADIYAS, SE, MM.
A. PENDAHULUAN
Telah diterangkan dalam Modul1 bahwa teori makroekonomi memusatkan
perhatian dan analisisnya kepada memperhatikan kegiatan ekonomi negara ditinjau
secara global, yaitu secara gambaran yang menyeluruh. Analisis makroekonomi
antara lain perlu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berikut. Adakah kese
luruhan tingkat kegiatan ekonomi negara mengalami pertumbuhan dan berapa
cepatkah pertumbuhannya? Adakah tingkat pertumbuhan tersebut lebih baik atau
lebih buruk dari di masa lalu? Bagaimanakah prospeknya di masa depan? Sektor-
sektor manakah yang menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi yang berlaku?
Sesuatu perekonomian tidak akan dapat memberikan informasi dan menjawab
pertanyaan-pertanyaan seperti itu apabila tidak terdapat data mengenai Produk
Nasional Bruto, Produk Domestik Bruto dan komponen-komponen lain dari konsep
produksi nasional atau pendapatan nasional tersebut. Setiap negara akan
mengumpulkan berbagai informasi mengenai kegiatan ekonominya agar secara
kontinu dapat diperhatikan perubahan-perubahan tingkat dan corak kegiatan
ekonomi yang berlaku.
Salah satu informasi penting yang akan dikumpulkari adalah data mengenai
pendapatan nasionalnya. Setiap negara akan mewujudkan suatu sistem
penghitungan pendapatan nasional yang dinamakan national income accounting
system. Pada hakikatnya sistem tersebut adalah suatu cara pengumpulan informasi
mengenai penghitungan :
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB ADIYAS, SE, MMPENGANTAR EKONOMI MAKRO
3
MODUL
Pengantar Ekonomi Makro (3 SKS)
5/10/2018 93019-3-570156143648 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/93019-3-570156143648 3/18
3
1. nilai barang dan jasa yang diproduksi dalam sesuatu negara,
2. nilai berbagai jenis pengeluaran atas produk nasional yang diciptakan
3. jumlah pendapatan yang diterima oleh berbagai faktor produksi yang
digunakan untuk menciptakan produksi nasional tersebut.
Untuk menghitung nilai barang dan jasa yang diciptakan oleh suatu sistem
perekonomian dapat digunakan tiga cara berikut :
1. Cara pengeluaran, dengan cara ini pendapatan nasional dihitung dengan
menjumlahkan pengeluaran atas barang dan jasa yang diproduksi dalam
negara tersebut.
2. Cara produksi atau produk neto, dengan cara ini pendapatan nasional
dihitung dengan menjumlahkan nilai produksi barang atau jasa yang
diwujudkan oleh berbagai sektor (lapangan usaha) dalam perekonomian.
3. Cara pendapatan, dalam penghitungan ini pendapatan nasional diperoleh
dengan cara menjumlahkan pendapatan yang diterima oleh faktor-faktor
produksi yang digunakan untuk mewujudkan pendapatan nasional.
B. BEBERAPA ISTILAH DALAM PENDAPATAN NASIONAL
Perhatikanlah pernyataan-pernyataan yang berikut. “Pendapatan nasional di
negara-negara Asia Tenggara mengalami pertumbuhan yang pesat pada awal
tahun 1990an”, “Produk Domestik Bruto Malaysia pada tahun 1993 mengalami
pertambahan sebanyak 8,7 persen”, “Dalam tahun 1993 Produk Nasional Bruto
Amerika Serikat bertambah lebih lambat dari yang dicapai Indonesia”. Apakah
perbedaan antara “pendapatan nasional”, “ Produk Domestik Bruto” dan “Produk
Nasional Bruto” yang digunakan dalam pernyataan-pernyataan tersebut? Contoh ini
menunjukkan bahwa (i) terdapat beberapa konsep yang berkaitan dengan
pendapata nasional, dan (ii) arti setiap konsep tersebut perlu benar-benar dipahami
agar tidak timbul kesalahan dalam menafsirkan maksud pernyataan-pernyataan
tersebut.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB ADIYAS, SE, MMPENGANTAR EKONOMI MAKRO
5/10/2018 93019-3-570156143648 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/93019-3-570156143648 4/18
4
1. Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product / GDP )
Di negara-negara berkembang, yang sering juga dinamakan sebagai “Dunia
Ketiga” konsep Produk Domestik Bruto adalah konsep yang paling penting kalau
dibandingkan dengan konsep pendapatan nasional lainnya. Produk Domestik
Bruto (PDB) dapat diartikan sebagai nilai barang dan jasa yang diproduksi di
dalam negara tersebut dalam satu tahun tertentu.
Di negara-negara maju maupun di negara-negara berkembang, barang dan
jasa bukan saja diproduksi oleh perusahaan milik penduduk negara tersebut
tetapi juga oleh penduduk negara lain. Sering ditemui produksi nasional
diciptakan oleh faktor-faktor produksi yang berasal dari luar negeri. Perusahaan
multinasional beroperasi di berbagai negara dan membantu menaikkan nilai
barang dan jasa yang dihasilkan oleh negara-negara tersebut. Perusahaan multi
nasional tersebut menyediakan modal, teknologi dan tenaga ahli kepada negara
di mana perusahaan itu beroperasi. Operasinya membantu menambah barang
dan jasa yang diproduksi di dalam negeri, menambah penggunaan tenaga kerja
dan pendapatan dan seringkali juga membantu menambah ekspor. Operasi
mereka merupakan bahagian yang cukup penting dalam kegiatan ekonomisesuatu negara dan nilai produksi yang disumbangkannya perlu dihitung dalam
pendapatan nasional. Dengan demikian, Produk Domestik Bruto adalah nilai
barang dan jasa dalam suatu negara yang diproduksi oleh faktor-faktor produksi
milik warga negara tersebut dan negara asing.
2. Produk Nasional Bruto (Gross National Product / GNP )
Produk Nasional Bruto (PNB) merupakan konsep yang mempunyam arti hampir
sama dengan GDP, tetapi memperkirakan jenis-jenis pendapatan yang sedikit
berbeda. Dalam konsep ini nilai barang dan jasa yang dihitung dalam
pendapatan nasional hanyalah barang dan jasa yang diproduksi oleh faktor-
faktor produksi yang dimiliki oleh warga negara yang bersangkutan. Karena
faktor-faktor produksi yang dimiliki warga suatu negara terdapat di negara itu
sendiri maupun di luar negeri, maka nilai produksi yang diwujudkan oleh faktor-
faktor produksi yang digunakan di luar negeri juga dihitung. Tetapi sebaliknya,
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB ADIYAS, SE, MMPENGANTAR EKONOMI MAKRO
5/10/2018 93019-3-570156143648 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/93019-3-570156143648 5/18
5
dalam Produk Nasional Bruto tidak dihitung produksi yang diwujudkan oleh
faktor-faktor produksi milik penduduk negara lain.
Berarti secara konseptual pendapatan warganegara asing yang bekerja di
Indonesia atau keuhtungan perusahaan asing yang beroperasi di Indonesia
tidak termasuk dalam Produk Nasional Bruto Indonesia. Sebaliknya pendapatan
pekerja Indonesia yang bekerja di luar negeri termasuk dalam Produk Nasional
Bruto Indonesia. Dengan demikian sifat hubungan di antara PDB dan PNB
dapat dirumuskan dengan persamaan berikut :
PDB = PNB - PFN dari LN
di mana PFN dari LN adalah pendapatan faktor neto dari luar negeri, yaitu
faktor-faktor produksi yang diterima dari luar negeri dikurangi dengan
pendapatan faktor-faktor produksi yang dibayarkan ke luar negeri.
3. Dua Pengertian Pendapatan Nasional
Dalam analisis makro ekonomi selalu digunakan istilah pendapatan nasional
atau national income dan biasanya istilah itu dimaksudkan untuh menyatakan
nilai barang dan jasa yang dihasilhan dalam suatu negara. Dengan demikian
dalam .penggunaan tersebut istilah pendapatan nasional adalah mewakili arti
Prodi Domestik Bruto atau Produk Nasional Bruto. Disamping itu ada arti lain
dari “Pendapatan Nasional”, yaitu jumlah dari pendapatan faktor-faktor produksi
yang digunakan untuh memproduksi barang dan jasa dalam satu tahun tertentu .
Dalam sistem penghitungan pendapatan nasional, jumlah pendapatan tersebut
dinamakan Produk Nasional Neto.
4. Pendapatan Nasional Harga Berlaku dan Harga Tetap
Pendapatan nasional pada harga berlaku adalah nilai barang-barang dan jasa
yang dihasilkan suatu negara dalam satu tahun dan dinilai menurut harga-harga
yang berlaku pada tahun tersebut. Cara ini selalu dilakukan dalam menghitung
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB ADIYAS, SE, MMPENGANTAR EKONOMI MAKRO
5/10/2018 93019-3-570156143648 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/93019-3-570156143648 6/18
6
pendapatan nasional dari satu periode ke periode lainnya. Dapat diramalkan
bahwa bila dibandingkan data pendapatan nasional dalam berbagai tahun,
nilainya akan berbeda-beda dan menunjukkan kecenderungan yang semakin
meningkat dari tahun ke tahun. pertambahan nilai tersebut disebabkan oleh dua
faktor :
a. pertambahan fisikal barang dan jasa yang dihasilkan dalam perekonomian
b. kenaikan harga-harga yang berlaku dari satu periode ke periode lainnya.
Pertumbuhan suatu perekonomian diukur dari pertambahan yang sebenarnya
pada barang dan jasa yang diproduksi. Untuk dapat menghitung kenaikan itu
dari tahun ke tahun, barang dan jasa yang dihasilkan haruslah dihitung pada
harga yang tetap, yaitu harga yang berlaku pada satu tahun tertentu yang
seterusnya digunahan untuk menilai barang dan jasa yang dihasilkan pada
tahun-tahun yang lain. Nilai pendapatan nasional yang didapat dalam
penghitungan seperti ini dinamakan pendapatan nasional pada harga tetap
atau pendapatan nasional riil.
5. Pendapatan Nasional Harga Pasar dan Harga Faktor
Suatu barang dikatakan dinilai menurut harga pasar apabila penghitungan nilai
barang itu didasarkan kepada harga yang dibayar oleh pembeli, Misalkan
seorang konsumen membeli baju dan sepatu di toko dengan harga Rp 10.000
dan Rp 20.000. Hal ini dapat diartikan bahwa nilai yang diperhitungkan adalah
Rp 10.000 untuk sumbangan produksi baju dan Rp 20.000 untuk sumbangan
produksi sepatu kepada pendapatan nasional.
Jika pendapatan nasional ingin dihitung menurut harga faktor, maka sumbangan
baju dan sepatu di atas kepada pendapatan nasional bergantung kepada jumlah
pendapatan faktor-faktor produksi yang dIgunakan untuk menghasilkan barang-
barang tersebut. Misalkan pendapatan faktor produksi untuk baju dan
sepatutersebut masing-masing adalah Rp 8.000 dan Rp 15.000. Maka dalam
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB ADIYAS, SE, MMPENGANTAR EKONOMI MAKRO
5/10/2018 93019-3-570156143648 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/93019-3-570156143648 7/18
7
penghitungan Pendapatan Nasional menurut harga faktor tersebut bahwa nilai
yang disumbangkan oleh baju adalah Rp 8.000 dan sepatu Rp 15.000.
Hubungan antara harga pasar dan harga faktor dapat dinyatakan dengan
persamaan di bawah ini :
Harga Pasar = Harga faktor + Pajak tak langsung – Subsidi
6. Pendapatan Nasional Bruto dan Neto
Dalam setiap harga pasar sesuatu barang termasuk nilai penyusutan
(depresiasi). Industri-industri akan menggunakan barang-barang modal (mesin,
peralatan produksi, bangunan dan perabot kantor) untuk menghasilkan barang-
barang mereka. Nilai barang-barang modal tersebut akan semakin susut dari
satu periode ke periode lain. Penyusutan ini merupakan bahagian dari ongkos
produksi, dan oleh sebab itu dalam setiap harga penjualan sesuatu barang
termasuk nilai depresiasi barang modal. Dengan kata lain, dalam pendapatan
nasional pada harga pasar termasuk nilai penyusutan barang modal yang
digunakan untuk menghasilkan pendapatan nasional. Pendapatan nasionalyang masih meliputi depresiasi dinamakan Produk Nasional Bruto. Untuk mem
peroleh Produk Nasional Neto, nilai depresiasi harus dikurangi dari Produk
Nasional Bruto. Dengan demikian: Produk Nasional Neto adalah Produk
Nasional Bruto kurang Depresiasi.
C. PENDEKATAN PENGHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL
1. Cara Pengeluaran
Di negara-negara maju seperti Belanda, Inggris, Jerman dan Amerika Serikat,
penghitungan pendapatan nasional dengan cara pengeluaran dianggap sangat
penting. Karena cara tersebut dapat memberikan keterangan-keterangan yang
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB ADIYAS, SE, MMPENGANTAR EKONOMI MAKRO
5/10/2018 93019-3-570156143648 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/93019-3-570156143648 8/18
8
sangat berguna mengenai tingkat kegiatan ekonomi yang dicapai. Data
pendapatan nasional yang dihitung dengan cara ini dapat memberi gambaran
tentang sampai di mana buruknya masalah ekonomi yang dihadapi atau sampai
di mana baiknya tingkat pertumbuhan yang dicapai dan tingkat kemakmuran
yang sedang dinikmati.
Dengan cara pengeluaran, pendapatan nasional dihitung dengan menjumlahkan
nilai pengeluaran dari berbagai golongan masyarakat dengan barang dan jasa
yang diproduksi dalam perekonomian tersebut. Barang atau jasa yang diimpor,
barang produksi dalam negeri yang akan diproses kembali oleh perusahaan lain
dan barang yang masih akan diproses lagi, nilainya tidak turut dihitung di dalam
penghitungan pendapatan nasional dengan cara pengeluaran, hal ini ditujukan
agar tidak terjadi penghitungan dua kali.
Untuk itu yang harus dijumlahkan perhitungan tersebut adalah : (i) nilai barang
jadi saja, atau (ii) nilai-nilai tambahan yang diciptakan dalam setiap tingkat
proses produksi.
Komponen-komponen Pengeluaran dalam Perekonomianb :
a. Pengeluaran konsumsi rumahtangga. Yaitu nilai pembelanjaan yang
dilakukan oleh rumahtangga untuk membeli berbagai jenis kebutuhannya
dalam satu tahun tertentu. Pendapatan yang diterima oleh rumahtangga
akan digunakan untuk membeli makanan, pakaian, biaya jasa angkutan,
pendidikan anak, sewa rumah dan membeli kendaraan.
Tidak semua transaksi yang dilakukan oleh rumahtangga digolongkan
sebagai konsumsi. Seperti pengeluaran untuk membeli rumah, ini
digolongkan sebagai investasi, membayar ansuransi dan mengirim uang
kepada orang tua (atau anak yang sedang bersekolah), dan lain-lain.
b. Pengeluaran pemerintah. Pemerintah membeli barang atau jasa ditujukan
untuk kepentingan masyarakat. Seperti untuk menyediakan fasilitas
pendidikan dan kesehatan, untuk menyediakan polisi dan tentara,
membayar gaji pegawai pemerintah dan untuk mengembangkan
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB ADIYAS, SE, MMPENGANTAR EKONOMI MAKRO
5/10/2018 93019-3-570156143648 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/93019-3-570156143648 9/18
9
infrastruktur. Pengeluaran pemerintah dapat dibagi menjadi dua golongan :
(i) pengeluaran penggunaan pemerintah atau konsumsi pemerintah
dan (ii) investasi pemerintah. Yang termasuk konsumsi pemerintah adalah
pembelian barang dan jasa yang akan dikonsumsi, seperti membayar gaji
guru sekolah, membeli alat-alat kantor dan membeli bensin untuk
kendaraan pemerintah. Sedangkan investasi pemerintah meliputi
pengeluaran untuk membangun prasarana seperti jalan, sekolah, rumah
sakit dan irigasi. Sedangkan pengeluaran seperti memberikan beasiswa,
bantuan untuk korban banjir, dan subsidi-subsidi pemerintah tidak
digolongkan sebagai pengeluaran pemerintah, karena pengeluaran itu
bukanlah untuk membeli barang dan jasa.
c. Pembentukan modal sektor swasta. Lebih dikenal dengan investasi,
yaitu pengeluaran untuk membeli barang modal yang dapat menaikkan
produksi barang dan jasa di masa akan datang. Seperti membangun
gedung perkantoran, mendirikan bangunan industri, membeli alat-alat
produksi. Dalam pengumpulan data mengenai investasi, pengeluaran
tersebut dibedakan kepada tiga jenis, yaitu :
(i). Pengeluaran untuk barang modal dan peralatan produksi.
(ii). Perubahan-perubahan dalam nilai inventori pada akhir tahun.
(iii). Pengeluaran-pengeluaran untuk mendirikan rumah tempat tinggal.
d. Ekspor neto. Yaitu nilai ekspor yang dilakukan suatu negara dalam satu
tahun tertentu dikurangi dengan nilai impor dalam periode yang sama.
Ekspor sesuatu negara biasanya terdiri dari barang dan jasa yang
dihasilkan di dalam negeri, karena itu harus dihitung dalam pendapatan
nasional. Sedangkan barang impor merupakan produksi dari negara lain,
maka sebenarnya tidak perlu di hitung dalam pendapatan nasional. Dalam
praktek penghitungan pendapatan nasional tidak dapat dielakkan keadaan
di mana nilai barang impor termasuk dalam penghitungan.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB ADIYAS, SE, MMPENGANTAR EKONOMI MAKRO
5/10/2018 93019-3-570156143648 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/93019-3-570156143648 10/18
10
2. Cara Produk Neto
Cara ini dilakukan dengan menjumlahkan niIai tambah yang diwujudkan oleh
berbagai sektor dalam Perekonomian. Penggunaan cara mempunyai dua tujuan
penting, yaitu :
a. untuk mengetahui besarnya sumbangan berbagai sektor ekonomi dalam
mewujudkan pendapatan nasional
b. sebagai salah satu cara untuk menghindari penghitungan dua kali, yaitu
dengan hanya menghitung nilai produk neto yang diwujudkan pada
berbagai tahap proses produksi.
3. Cara Pendapatan
Sebelumnya telah dibahas bahwa faktor-faktor produksi dibedakan menjadi
empat, yaitu tanah, tenaga kerja, modal dan keahlian keusahawanan. Apabila
faktor-faktor produksi itu digunakan dalam proses produksi mereka akan
memperoleh pendapatan, yaitu tanah dan harta tetap lainnya memperolehsewa, tenaga kerja memperoleh gaji dan upah, modal memperoleh bunga dan
keahlian keusahawanan memperoleh keuntungan. Dengan menjumlahkan
pendapatan-pendapatan tersebut akan diperoleh suatu nilai pendapatan
nasional lain, yang berbeda dengan yang diperoleh dalam penghitungan
pendapatan nasional dengan kedua cara lainnya. Pendapatan nasional itu
dinamakan Produk Nasional Neto menurut harga faktor.
Dalam penghitungan Pendapatan Nasional yang sebenarnya, penggolongan
pendapatan faktor-faktor produksi tidak selalu mengikut penggolongan
pendapatan faktor-faktor produksi seperti yang dinyatakan di atas.
Karena itu penghitungan pendapatan nasional dengan cara pendapatan pada
umumnya menggolongkan pendapatan yang diterima faktor-faktor produksi
dengan cara sebagai berikut :
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB ADIYAS, SE, MMPENGANTAR EKONOMI MAKRO
5/10/2018 93019-3-570156143648 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/93019-3-570156143648 11/18
11
Pendapatan para pekerja, yaitu gaji dan upah
) Pendapatan dari usaha perseorangan (perusahaan perseorangan)
i) Pendapatan dari sewa
(iv) Bunga neto, yaitu seluruh nilai pembayaran bunga yang dilakukan
dikurangi bunga atas pinjaman dan pinjaman pemerintah.
(v) Keuntungan perusahaan
Yang dinyatakan dalam (ii) mencerminkan jumlah gaji dan upah, bunga, sewa
dan keuntungan yang diperoleh perusahaan yang dijalankan oleh pemiliknya
sendiri dan keluarganya.
Dalam penghitungan cara pengeluaran nilai pendapatan nasional yang
diperoleh adalah Produk Nasional Bruto atau GNP, sedangkan penghitungan
cara pendapatan menghasilkan Pendapatan Nasional (National Income) atau
NI. Bagaimanakah hubungan kedua konsep tersebut? Untuk memperoleh
Pendapatan Nasional, (i) pajak tak langsung dan (ii) pembayaran pindahan
perusahaan (berbagai jenis hadiah yang diberikan perusahaan) harus
dikurangkan dan produk Nasional Neto, sedangkan subsidi ditambahkan.
D. PENDAPATAN PRIBADI DAN PENDAPATAN DISPOSEBEL
Kedua istilah di atas tidak terdapat dalam sistem Penghitungan Pendapatan
Nasional di Indonesia. Biasanya dipergunakan di Amerika Serikat dan negara-
negara industri lainnya.
1. Pendapatan Pribadi
Dapat diartikan sebagai semua jenis pendapatan, termasuk yang diperoleh
tanpa memberikan suatu kegiatan apa pun, yang diterima oleh penduduk
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB ADIYAS, SE, MMPENGANTAR EKONOMI MAKRO
5/10/2018 93019-3-570156143648 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/93019-3-570156143648 12/18
12
sesuatu negara. Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam pendapatan pribadi telah
termasuk pembayaran pindahan. Pembayaran tersebut merupakan pemberian
yang dilakukan oleh pemerintah kepada berbagai golongan masyarakat di mana
para penerimanya tidak perlu memberikan suatu balas jasa atau usaha apapun
sebagai imbalannya. Pengeluaran pemerintah yang dapat digolongkan sebagai
pembayaran pindahan antara lain adalah bantuan-bantuan yang diberikan
kepada para penganggur, uang pensiun yang dibayarkan kepada pegawai
pemerintah yang tidak bekerja lagi, bantuan-bantuan kepada orang cacat,
bantuan kepada veteran dan berbagai beasiswa yang diberikan pemerintah.
Bentuk lain dari pembayaran pindahan adalah yang dikenal dengan istilah
subsidi atau bantuan, yaitu bantuan pemerintah kepada perusahaan-
perusahaan yang penting artinya dalam perekonomian dan bantuan kepada
para petani. Subsidi seperti ini termasuk dalam pendapatan nasional yang
dihitung menurut harga faktor. Apabila sesuatu perusahaan menerima subsidi
dari pemerintah maka subsidi ini pada akhirnya akan diterima oleh faktor-faktor
produksi yang digunakan oleb perusahaan itu. Dengan demikian pada akhirnya
subsidi tersebut akan merupakan pendapatan kepada faktor-faktor produksi,
maka ia harus merupakan bahagian dari Pendapatan Nasional.
Pendapatan lain dari masyarakat yang tidak tergolong kepada Pendapatan
Nasional tetapi termasuk di dalam pendapatan pribadi adalah pendapatan yang
berupa bunga atas utang negara dan pinjaman untuk konsumsi.
Sebaliknya pendapatan yang tergolong dalam Pendapatan Nasional tetapi tidak
termasuk sebagai pendapatan pribadi terdiri dari :
i. keuntungan perusahaan yang tidak dibagikan
ii. pajak yang dikenakan pemerintah ke atas keuntungan perusahaan, dan
iii. kontribusi yang dilakukan oleh perusahaan dan para pekerja kepada Dana
Pensiun.
2. Pendapatan Disposebel
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB ADIYAS, SE, MMPENGANTAR EKONOMI MAKRO
5/10/2018 93019-3-570156143648 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/93019-3-570156143648 13/18
13
Apabila pendapatan pribadi dikurangi pajak yang harus dibayar oleh para
penerima pendapatan, maka nilai yang tersisa dinamakan dengan pendapatan
disposebel. Dengan demikian pada hakikatnya pendapatan disposebel adalah
pendapatan yang dapat digunakan oleh para penerimanya, yaitu semua
rumahtangga yang ada dalam perekonomian, untuk membeli barang dan jasa
yang mereka inginkan. Tetapi biasanya tidak semua pendapatan disposebel
digunakan untuk tujuan konsumsi, sebahagian biasanya ditabung dan Iainnya
digunakan untuk membayar bunga pinjaman yang digunakan untuk membeli
barang-barang secara mencicil.
E. MENENTUKAN TINGKAT PERTUMBUHAN EKONOMI
Salah satu kegunaan data pendapatan nasional adalah untuk menentukan
tingkat pertumbuhan ekonomi yang dicapai sesuatu negara dari tahun ke tahun.
Dengan data tersebut dapat dinilai prestasi dan kesuksesan negara dalam
mengendalikan kegiatan ekonominya dalam jangka pendek dan usaha
mengembangkan ekonominya dalam jangka panjang. Sekaligus sebagai bahan
perbandingan terhadap pencapaian negara lain.
Secara matematis tingkat pertumbuhan ekonomi tersebut dapat dihitung
dengan rumus berikut :
100
0
01×
−
=
PNriil
PNriil PNriil g (persen)
g = tingkat pertumbuhan ekonomi (%)
PNriil 1 = pendapatan nasional pada tahun penghitungan
PNriil 0 = pendapatan nasional pada tahun sebelumnya
Khusus untuk negara yang tidak melakukan penghitungan pendapatan
nasional menurut harga tetap, maka sebelum melakukan penghitungan tingkat
pertumbuhan ekonomi, terlebih dahulu harus menghitung pendapatan nasional riil
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB ADIYAS, SE, MMPENGANTAR EKONOMI MAKRO
5/10/2018 93019-3-570156143648 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/93019-3-570156143648 14/18
14
dengan cara mendeflasikan pendapatan nasional pada harga masa kini, yaitu
dengan mempergunakan rumus berikut :
ii PNmasakini HIi PNriil ×=
100
PNriil i = pendapatan nasional riil pada tahun i
HI i = Indeks Harga atau deflasi dari pendapatan
nasional (GNP deflator)
Pnmasa kini i = pendapatan nasional pada harga masa kini untuk
tahun i
Contoh 1.
Misalkan pada suatu negara diperoleh data Produksi Domestik Bruto riil pada
tahun 1992 senilai Rp. 120,2 triliun dan pada tahun 1993 terjadi peningkatan
menjadi Rp. 128,8 triliun. Maka tingkat pertumbuhan yang dicapai negara
tersebut dapat dihitung sebagai berikut :
0,71002,120
2,1208,128=×
−= g persen
Contoh 2.
Pada tahun 1992 Produk Domestik Bruto suatu negara menurut harga yang
berlaku bernilai Rp 198,5 triliun dan pada tahun 1993 nilainya menjadi Rp.
225,7 triliun. Indeks harga tahun 1992 adalah 152 dan tahun 1993 indeks
harganya adalah 160. Maka terlebih dahulu harus dihitung pendapatan
nasional riil tahun 1993, yaitu :
triliun Rp PNriil .7,225.160
1521993
×= = Rp. 214,4 triliun
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB ADIYAS, SE, MMPENGANTAR EKONOMI MAKRO
5/10/2018 93019-3-570156143648 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/93019-3-570156143648 15/18
15
Selanjutnya dapat dihitung tingkat pertumbuhan ekonomi :
0,81005,198
5,1984,214
=×
−
= g persen
F. MANFAAT DAN KRITIK TERHADAP PERHITUNGAN PENDAPATAN
NASIONAL
Hasil penghitungan tingkat pertumbuhan ekonomi yang diperoleh dapat
dipergunakan untuk membandingkan (i) tingkat pertumbuhan yang dicapai suatu
negara dalam satu periode tertentu, dan (ii) tingkat pertumbuhan ekonomi yang
dicapai berbagai negara.
Berikut dapat kita perhatikan data tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia
pada periode tahun 1986 sampai tahun 1993 :
Pertumbuhan ekonomi Indonesia, 1986 - 93
Tahun % Tahun %
1986
1987
1988
1989
5,9
4,9
6,9
7,5
1990
1991
1992
1993
7,0
7,0
6,2
5,8
Sumber : Laporan Bank Indonesia
Dalam Tabel ditunjukkan tingkat pertumbuhan GDP Indonesia antara tahun
1986 - 93. berkisar antata 4,9 persen 7,5 persen
Adakah pertumbuhan ekonomi yang dicapai Indonesia tersebut “cepat” atau
“lambat”? Penilaian mengenai cepat atau Iambatnya pertumbuhan ekonomi
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB ADIYAS, SE, MMPENGANTAR EKONOMI MAKRO
5/10/2018 93019-3-570156143648 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/93019-3-570156143648 16/18
16
sesuatu negara haruslah dibandingkan dengan (i) pertumbuhan di masa lain, dan
(ii) pertumbuhan yang dicapai negara-negara lain. Dibandingkan dengan masa lalu,
data dalam tersebut menunjukan bahwa pertumbuhan ekonomi yang dicapai dalam
tahun 1989 dan 1992 adalah lebih baik dari pada tahun 1986 hingga 1988.
Untuk membandingkan dengan pertumbuhan ekonomi di negara-negara lain
dapat diperhatikan dari tabel berikut ini. Pada tabel tersebut diperlihatkan angka
tingkat pertumbuhan ekonomi di beberapa negara maju dan negara berkembang
pada tahun 1993 yang terdiri dari 10 negara maju dan 15 negara berkembang.
Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa prestasi pertumbuhan negara maju
tidak menggembirakan. Lima negara tidak mengalami pertumbuhan. Jerman,
Perancis, Switzerland, Rusia dan Italia, GDP mereka merosot (yang paling buruk
adalah Rusia yang mengalami kemunduran sebanyak 15 persen).
Pertumbuhan ekonomi berbagai negara, 1993
Negara Maju % Negara Berkembang %
Amerika Serikat
Jeapang
Jerman
Inggris
Prancis
Switzerland
RusiaItalia
Kanada
Australia
2,8
2,0
-1,3
1,9
-1,0
-0,5
-15,0
-0,9
3,5
3,4
Indonesia
Singapura
Malaysia
Thailand
Filipina
Korea Selatan
Taiwan
China
Mexico
Brazil
India
Pakistan
Mesir
Saudi Arabia
Turki
5,8
9,2
8,1
7,4
1,7
6,5
6,2
13,0
2,6
-0,9
4,2
3,0
0,7
3,0
5,3
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB ADIYAS, SE, MMPENGANTAR EKONOMI MAKRO
5/10/2018 93019-3-570156143648 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/93019-3-570156143648 17/18
17
Sumber : Asiaweek, 26 Januari 1994
Lima negara maju lainnya mengalami pertumbuhan yang lambat, tingkat
pertumbuhan ekonomi mencapai 3,5 persen di Kanada. Sedang Amerika Serikat
hanya 2,6 persen, Jepang dan Inggris lebih rendah lagi, yaitu 2,0 persen dan 1,9
persen.
Sebaliknya negara-negara berkembang mengalami pertumbuhan yang lebih
cepat, hanya satu negara yang GDPnya merosot, yaitu Brazil (-0,9 persen) dan
hanya 5 negara yang tingkat pertumbuhannya kurang dari 4 persen yaitu Filipina
(1,7 persen), Mexico (2,6 persen), Pakistan (3,0 persen), Mesir (0,7 persen) dan
Saudi Arabia (3,0 persen). Prestasi India juga relatif tidak impresif. Negara-negara
lain seperti Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, Korea Selatan, Taiwan, China
dan Turki mengalami pertumbuhan yang melebihi 5 persen dan merupakan negara
yang paling baik prestasi pertumbuhannya di dunia. Negara yang paling cepat
berkembang adalah China (13,0 persen) dan diikuti oleh Singapura (9,2 persen),
Malaysia (8,1 persen) dan Thailand (7,4 persen).
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB ADIYAS, SE, MMPENGANTAR EKONOMI MAKRO
5/10/2018 93019-3-570156143648 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/93019-3-570156143648 18/18
18
DAFTAR PUSTAKA
1. Nopirin, Bab.7
2. Sadono Sukirno, Bab. 2
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB ADIYAS, SE, MMPENGANTAR EKONOMI MAKRO