94392836 Makalah Motivasi Dalam Belajar Motorik

Embed Size (px)

DESCRIPTION

makalah

Citation preview

  • 5/24/2018 94392836 Makalah Motivasi Dalam Belajar Motorik

    1/29

    MOTIVASI DALAM BELAJAR MOTORIK

    Oleh :

    Arsyan Hafiz Saputro

    11601241085

    PJKR B

    PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

    FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

    UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

    2014

  • 5/24/2018 94392836 Makalah Motivasi Dalam Belajar Motorik

    2/29

    KATA PENGANTAR

    Makalah ini dibuat bukan untuk memberikan penyelesaian suatu persoalan,

    tetapi lebih menunjukkan ke arah mana penyelesaian itu harus dicari. Maka

    tekanan diletakkan kepada persoalan itu sendiri. Uraian ini dimulai dengan suatu

    persoalan serta berakhir dengan pernyataan yang lebih teliti tentang persoalan itu,

    setelah berbagai aspek dikemukakan.

    Makalah ini tidak dapat dipandang sebagi hasil penyelidikan yang teliti,

    karena waktu, kesempatan serta kecakapan yang sangat terbatas.

    Maka tujuan makalah ini tak lebih daripada menimbulkan tilikan dalam

    persoalan itu dan teruatama menunjukkan bagaimana persoalan tersebut menuntut

    penyelesaian secepat-cepatnya.

    Mudah- mudahan makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

    Yogyakarta,12 Juni 2014

    Penyusun

  • 5/24/2018 94392836 Makalah Motivasi Dalam Belajar Motorik

    3/29

    DAFTAR ISI

    Kata Pengantar ............................................................................................ i

    Daftar Isi...................................................................................................... ii

    Bab I Pendahuluan

    1.1 Latar Belakang ....................................................................... 1

    1.2 Rumusan Masalah ................................................................... 2

    1.3 Tujuan .................................................................................... 2

    Bab II Pembahasan

    2.1 Motivasi dan Pentingnya Motivasi ........................................ 32.2 Jenis dan Sifat Motivasi ......................................................... 82.3 Arah dan Intensitas Motivasi ................................................. 182.4 Dimensi Arousal...................................................................... 202.5 Pengaruh Arousal terhadap Penampilan Motorik .................. 21

    Bab III Penutup

    3.1 Kesimpulan ............................................................................ 24

    3.2 Saran ...................................................................................... 24

    Daftar Pustaka

  • 5/24/2018 94392836 Makalah Motivasi Dalam Belajar Motorik

    4/29

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Dalam proses pembangunan dewasa ini keterampilan merupakan kunci

    pembuka kea rah kemajuan. Hasil yang lebih produktif dalam bidan apa saja

    termasuk olahraga hanya akan dapat dicapai melalui penguasaan keterampilan

    yang baik. Kita biasanya kagum menyaksikan penampilan seseorang yang

    mempesona, misalnya dalam olahraga, musik, atau tari, karena Nampak gerakan

    mereka seolah-olah mudah, gampang, diperagakan dengan efisiensi yang luar

    biasa, halus, mulus dan bahkan indah. Tenru saja semua gejala yang muncul

    seperti apa yang ditampilkan seseorang akan dapat kita pahami lebih mendalam

    jika kita menguasai hokum-hukum atau teori-teori yang relevan.

    Perkembangan olahraga sekarang ini semakin pesat dan memperlihatkan

    gejala yang amat kompleks, karena kegiatan itu tidak berdiri sendiri, melainkan

    berinteraksi langsung dengan berbagai faktor. Upaya untuk mencapai hasil yang

    lebih baik dalam pengertian penampilan dan prestasi, membutuhkan keterampilan

    dan motivasi yang tinggi. Dan hal itu hanya dapat dicapai melalui kegiatan belajar

    dan berlatih.

    Kematangan fisik dan mental hanya merupakan prakondisi yang

    memungkinkan seseorang dapat dengan mudah dan cepat belajar suatu tugas,

    termasuk keterampilan motorik. Lebih penting dari hal itu adalah motivasi untuk

    belajar atau melaksanakan suatu tugas dan tingkat arousal atau kesiagaan untuk

    menampilkan tugas-tugas yang dituntut. Kedua konsep psikologi tersebut

    nampaknya sangat relevan untuk dibahas dalam konteks belajar motorik. Karenaalas an itulah, pengertian motivasi dan arousal serta kaitannya dengan penampilan

    gerak, termasuk olahraga khususnya akan kita baji meskipun tak seberapa

    mendalam.

  • 5/24/2018 94392836 Makalah Motivasi Dalam Belajar Motorik

    5/29

    1.2 Rumusan Masalah

    Rumusan Masalah dari penulisan makalah ini yaitu :

    1. Apa yang dimaksud motivasi?

    2. Apa saja jenis dari motivasi belajar?

    3. Apa pentingnya motivasi dalam belajar motorik?

    4. Bagaimana upaya peningkatan belajar motorik?

    1.3 Tujuan

    Adapun tujuan dari makalah ini sebagai berikut:

    1. Memahami pengertian motivasi

    2. Mengidentifikasi jenis motivasi belajar

    3. Mengerti tentang pentingnya motivasi dalam belajar motorik

    4. Memahami upaya peningkatan motivasi belajar motorik

  • 5/24/2018 94392836 Makalah Motivasi Dalam Belajar Motorik

    6/29

    BAB II

    PEMBAHASAN

    2.1 Motivasi dan Pentingnya Motivasi

    Ketiga peristiwa di atas menunjukkan adanya peranan siswa dan guru

    dalm kegiatan belajar . Peristiwa pertama, siswa segan belajar karena tidak

    mengetahui kegunaan mata pelajaran di sekolah. Sekolah ini bermotivasi rendah,

    karena kurang informasi. Peristiwa kedua, motivasi belajar siswa menurun, karena

    gangguan ekstern belajar. Pada kedua peristiwa tersebut, motivasi belajar siswa

    menjadi lebih baik setelah guru mengubah kondisi ekstern belajar siswa.

    Peristiwa ketiga, siswa memiliki motivasi belajar tinggi.Walaupun guru tidak

    membantu siswa, tetapi siswa mengatasi gangguan dan hambatan belajar.

    2.1.1 Pengertian motivasi

    Pada diri siswa terdapat kekuatan mental yang menjadi penggerak

    belajar. Kekuatan penggerak tersebut berasal dari berbagai sumber. Pada

    peristiwa pertama, motivasi siswa yang rendah menjadi lebih baik setelah

    siswa memperoleh informasi yang benar. Pada peristiwa kedua, motivasi

    belajar dapat menjadi rendah dan dapat diperbaiki kembali. Pada kedua

    peristiwa tersebut peranan guru mempertinggi motivasi belajar siswa sangat

    berarti. Pada peristiwa ketiga, motivasi diri siswa tergolong tinggi. Timbul

    pertanyaan-pertanyaan seperti (i) kekuatan apa yang menjadi penggerak

    belajar siswa?, (ii) berapa lama kekuatan tersebut berpengaruh dalam

    kegiatan belajar?, (iii) dapatkah kekuatan tersebut dipelihara?

    Siswa belajar karena didorong oleh kekuatan mentalnya. Kekuatanmental itu berupa keinginan, perhatian, kamauan atau cita-cita. Kekuatan

    tersebut dapat tergolong rendah, atau tinggi. Ada ahli psikologi pendidikan

    yang menyebutnya kekuatan mental yang mendorong terjadinya belajar

    tersebut sebagai motivasi belajar. Motivasi dipandang sebagai dorongan

    mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk

    perilaku belajar. Dalam motivasi terkandung adanya keinginan, harapan,

    kebutuhan, tujuan, sasaran dan insentif. Keadaan kejiwaan inilah yang

  • 5/24/2018 94392836 Makalah Motivasi Dalam Belajar Motorik

    7/29

    mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan dan mengarahkan sikap dan

    perilaku individu belajar (Koeswara, 1989; Siagian, 1989; Schein, 1991;

    Biggs & Telfer, 1987).

    2.1.2 Komponen motivasi

    Ada tiga komponen utama dalam motivasi yaitu (i) kebutuhan, (ii)

    dorongan, dan (iii) tujuan. Kebutuhan terjadi bila individu merasa ada

    ketidakseimbangan antara apa yang ia miliki dan yang ia harapkan. Sebagai

    ilustrasi, siswa merasa bahwa hasil belajarnya rendah, padahal ia memiliki

    buku pelajaran yang lengkap. Ia merasa memiliki cukup waktu, tetapi ia

    kurang baik mengatur waktu belajar. Waktu belajar yang digunakannya tidak

    memadai untuk memperoleh hasil belajar yang baik. Ia membutuhkan hasil

    belajar yang baik. Oleh karena itu siswa mengubah cara-cara belajarnya.

    Dorongan merupakan kekuatan mental untuk melakukan kegiatan dalam

    rangka memenuhi harapan. Dorongan merupakan kekuatan mental yang

    berorientasi pada pemenuhan harapan atau pencapaian tujuan. Dorongan yang

    berorientasi tujuan tersebut merupakan inti motivasi. Sebagai ilustrasi, siswa

    kelas tiga SMA memiliki harapan untuk diterima sebagai mahasiswa fakultas

    teknik. Siswa tersebut memperoleh hasil belajar rendah pada mata pelajaran

    matematika, fisika, dan kimia dalam ulangan bulan kesatu. Menyadari hal ini,

    maka siswa tersebut mengambil kursus tambahan dan belajar lebih giat. Pada

    ulangan kedua hasil belajarnya bertambah baik. Menyadari hasil belajar

    bertambah baik tersebut, maka semangat belajar siswa semakin tinggi. Tujuan

    adalah hal yang ingin dicapai oleh seorang individu. Tujuan tersebut

    mengarahkan perilaku, dalam hal ini perilaku belajar. Pada kasus siswamengambil kursus dan bersemangat belajar tinggi tersebut menunjukkan

    bahwa siswa bertujuan lulus UMPTN dan diterima di fakultas teknik.

    (Koeswara, 1989; Siagian, 1989; Schein, 1991; Biggs & Telfer, 1987).

    2.1.3 Tingkat-tingkat kebutuhan

  • 5/24/2018 94392836 Makalah Motivasi Dalam Belajar Motorik

    8/29

    Ada baiknya bila pembahasan dilanjutkan berkenaan dengan

    kebutuhan. Maslow membagi kebutuhan menjadi lima tingkat, yaitu (i)

    kebutuhan fisiologis, (ii) kebutuhan akan perasaan aman, (iii) kebutuhan

    sosial, (iv) kebutuhan penghargaan diri, dan (v) kebutuhan untuk aktualisasi.

    Kebutuhan fisiologis berkenaan dengan kebutuhan pokok manusia seperti

    sandang, pangan, perumahan. Kebutuhan akan rasa aman berkenaan dengan

    keamanan yang bersifat fisik, dan psikologis. Sebagai ilustrasi siswa tidak

    diganggu secara fisik, dan dibiarkan untuk berkreasi. Kebutuhan sosial

    berkenaan dengan perwujudan berupa diterima oleh orang lain, jati diri yang

    khas, berkesempatan maju, merasa diikutsertakan, pemilikan harga diri.

    Sebagai ilustrasi, individu diperbolehkan menumbuhkan jati dirinya, dan dia

    diorangkan oleh masyarakat. Kebutuhan untuk aktualisasi diri berkenaan

    dengan kebutuhan individu untuk menjadi sesuatu yang sesuai dengan

    kemampuannya. Sebagai ilustrasi, seorang anak desa boleh menjadi seorang

    prajurit, berpangkat jenderal, dan menjadi kepala negara, karena dia mampu

    dan diberi peluang.

    2.1.4 Tiga kebutuhan dasar menurut Mc Cleland

    Ahli lain, Mc. Cleland berpendapat bahwa setiap orang memiliki tiga

    jenis kebutuhan dasar, yaitu (i) kebutuhan akan kekuasaan, (ii) kebutuhan

    untuk berafiliasi, dan (iii) kebutuhan berprestasi. Kebutuhan akan kekuasaan

    terwujud dalam keinginan mempengaruhi orang lain. Sebagai ilustrasi,

    seorang siswa kelas dua SMP mengajak teman sebayanya berkemah, sebagian

    besar teman sepakat, ia merasa senang. Jika ada yang membantah ia berupaya

    agar teman tersebut menyetujuinya. Kebutuhan berafiliasi tercermin dalamterwujudnya situasi bersahabat dengan orang lain. Sebagai ilustrasi, seorang

    siswa SMP menghimpun rekan bermain ping-pong tanpa membedakan asal

    sekolah. Kebutuhan berprestasi terwujud dalam keberhasilan melakukan

    tugas-tugas yang dibebankan. Sebagai ilustrasi, seorang siswa memimpin

    regunya untuk memenangkan pertandingan bola voli menghadapi sekolah

    lain. Siswa tersebut juga ikut serta lomba puisi dan memenangkannya. Ketiga

    kebutuhan dasar tersebut sebenarnya saling melengkapi.

  • 5/24/2018 94392836 Makalah Motivasi Dalam Belajar Motorik

    9/29

  • 5/24/2018 94392836 Makalah Motivasi Dalam Belajar Motorik

    10/29

    2.1.5 Dorongan motivasi dan kebutuhan

    Dari segi dorongan, menurut Hull motivasi berkembang untuk

    memenuhi kebutuhan organisme. Di samping itu juga merupakan sistem yang

    memungkinkan organisme dapat memelihara kelangsungan hidupnya.

    Kebutuhan-kebutuhan organisme merupakan penyebab munculnya dorongan,

    dan dorongan akan mengaktifkan tingkah laku mengembangkan

    keseimbangan fisiologis organisme. Tingkah laku organisme terjadi

    disebabkan oleh respons dari organisme, kekuatan dorongan organisme dan

    penguatan kedua hal tersebut. Hull memang menekankan dorongan sebagai

    motivasi penggerak utama perilaku, tetapi kemudian juga tidak sepenuhnya

    menolak adanya pengaruh faktor-faktor eksternal. Dalam hal ini insentif

    (hadian atau hukuman) mempengaruhi intensitas dan kualitas tingkah laku

    organisme. Sebagai ilustrasi, seorang siswa SMP yang berlomba pada suatu

    kejuaraan lari di PON. Semula ia merespons aba-aba awal, berlari secepat

    mungkin, dan makin bersemangat pada saat mendekati garis finis; tepukan

    penonton lebih memperkuat semangatnya untuk memenangkan perlombaan.

    Teori Hull merupakan dasar yang penting untuk penelitian tentang motivais

    lebih lanjut. Teori dorongan Hull ini juga berguna dalam pembelajaran

    (Koeswara, 1989; Siagian, 1989; Schein, 1991; Biggs & Telfer, 1987).

    2.1.6 Tujuan

    Dari segi tujuan, maka tujuan merupakan pemberi arah pada perilaku.

    Para psikologis, tujuan merupakan titik akhir sementara pencapaian

    kebutuhan. Jika tujuan tercapai, maka kebutuhan terpenuhi untuk

    sementara. Jika kebutuhan terpenuhi, maka orang menjadi puas, dandorongan mental untuk berbuat terhenti sementara. Sebagai ilustrasi, siswa

    kelas tiga SMA yang ingin diterima belajar di fakultas teknik. Siswa tersebut

    belajar dengan giat sejak awal. Dalam belajar ini ia memiliki tujuan agar hasil

    belajarnya selalu baik. Pada akhir semester ia memiliki nilai tergolonga baik,

    dan menduduki peringkat atas di kelasnya. Ia mempergiat belajar, sebab

    menjadi juara kelas bukan tujuan yang diinginkan. Pada saat menghadapi

    ujian EBTANAS ia masih bergiat belajar. Ia memperoleh nilai sangat baik

  • 5/24/2018 94392836 Makalah Motivasi Dalam Belajar Motorik

    11/29

    dalam ujian EBTANAS. Tetapi lulus EBTANAS bukanlah tujuan terakhir,

    hanyalah tujuan sementara. Ia belajar dengan bersemangat dalam

    menghadapi UMPTN. Dengan ketekunan belajar tersebut ia diterima di

    fakultas teknik yang terkenal. Sebelum masuk kuliah ia belum giat belajar,

    sebab keinginan masuk kefakultas teknik telah tercapai. Setelah kuliah

    dimulai, mahasiswa fakultas teknik tersebut mulai belajar lagi. Tujuan belajar

    yang baru baginya adalah lulus fakultas teknik dam memperoleh pekerjaan di

    perusahaan yang terkenal. Untuk lulus fakultas teknik tersebut ia harus lulus

    ujian semua mata kuliah. Oleh karena itu ia bersemangat belajar tinggi

    menghadapi mata kuliah sejak semester satu. Ia memelihara semangat belajar

    yang tinggi sampai lulus fakultas teknik (Koeswara, 1989; Siagian, 1989;

    Schein, 1991; Biggs & Telfer, 1987; Monks, Knoers, Siti Rahayu, 1989).

    Lama kekuatan mental dalam diri individu adalah sepanjang tugas

    perkembangan manusia. Menurut Havighurst tugas-tugas perkembangan

    tersebut meliputi masa bayi, anak sekolah, masa muda, masa dewasa muda,

    usia tengah baya, dan masa dewasa lanjut. Siswa SLTP dan SLTA memiliki

    tugas perkembangan masa muda. Dalam masa ini siswa belajar menerima

    peran di komunitasnya, belajar secara bertanggung jawab demi masa depan

    sendiri, dan belajar berbagai keterampilan hidup (Monks, Knoers, Siti

    Rahayu, 1989).

    2.1.7 Kekuatan motivasi dapat dipelihara

    Menurut Monks, kekuatan mental atau kekuatan motivasi tersebut

    dapat dipelihara. Perjalanan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar

    dapat diperkuat dan dikembangkan. Menurut Monks, faham-fahaminteraksionis, faham tugas perkembangan dan teori emansipasi mengakuinya

    pentingnya pemeliharaan kekuatan motivasi belajar. Dorongan dari dalam

    atau kekuatan mental dan pengaruh dari luar berpengaruh pada kemajuan

    individu. Interaksi kekuatan mental dan lingkungan luar tersebut ditentukan

    pula oleh respons dan prakarsa pribadi pelaku. (Monks, Knoers, Siti Rahayu,

    1989, Koeswara, 1989; Biggs & Telfer, 1987).

  • 5/24/2018 94392836 Makalah Motivasi Dalam Belajar Motorik

    12/29

    2.1.8 Pentingnya motivasi dalam belajarPenelitian psikologis banyak menghasilkan teori-teori motivasi

    termasuk perilaku. Subjek terteliti dalam motivasi ada yang berupa hewan

    dan yang berupa manusia. Peneliti yang menggunakan hewan adalah

    tergolong peneliti biologis dan behavioris. Peneliti yang menggunakan

    terteliti manusia adalah peneliti kognitif. Temuan ahli-ahli tersebut

    bermanfaat untuk bidang industri, tenaga kerja, urusan pemasaran, rekruiting

    militer, konsultasi, dan pendidikan. Para ahli berpendapat bahwa motivasi

    perilaku manusia berasal dari kekuatan mental umum, insting, dorongan,

    kebutuhan, proses kognitif, dan interaksi.

    Perilaku yang penting bagi manusia adalah belajar dan bekerja. Belajar

    menimbulkan perubahan mental pada diri siswa. Bekerja menghasilkan

    sesuatu, yang bermanfaat bagi diri pelaku dan orang lain. Motivasi belajar

    dan motivasi bekerja merupakan penggerak kemajuan masyarakat. Kedua

    motivasi tersebut perlu dimiliki oleh siswa SLTP dan SLTA. Sedangkan guru

    SLTP dan SLTA dituntut memperkuat motivasi siswa SLTP dan SLTA

    (Monks, Knoers, Siti Rahayu, 1989; Biggs dan Telfer, 1987; Winkel, 1991).

    Motivasi belajar penting bagi siswa dan guru. Bagi siswa pentingnya

    motivasi belajar sebagai berikut : (i) Menyadarkan kedudukan pada belajar,

    proses, hasil dan hasil akhir; contohnya, setelah siswa membaca buku bacaan,

    di mana kedudukannya bila dibandingkan dengan teman sekelas yang

    membaca bab tersebut; bila ia kurang berhasil menangkap isi, maka ia

    terdorong membaca lagi, (ii) Menginformasikan tentang kekuatan usaha

    belajar, bila dibandingkan dengan teman sebaya; sebagai ilustrasi, maka

    terbukti usaha belajarnya belum memadai, maka ia berusaha setekuntemannya yang belajar dan berhasil, (iii) Mengarahkan kegiatan belajar,

    sebagai ilustrasi, setelah ia ketahui bahwa dirinya belum belajar secara serius,

    terbukti banyak bersenda gurau misalnya, maka ia akan mengubah perilaku

    belajar, (iv) Membesarkan semangat belajar; sebagai ilustrasi, maka ia telah

    menghabiskan dana belajar, dan masih ada adik yang dibiayai orang tua,

    maka ia berusaha agar cepat lulus, (v) Menyadarkan tentang .. perjalanan

    belajar, dan kemudian bekerja (di sela-selanya adalah istirahat atau bermain)

  • 5/24/2018 94392836 Makalah Motivasi Dalam Belajar Motorik

    13/29

    yang bersinambungan; individu dilatih untuk menggunakan kekuatannya

    sedemikian rupa sehingga dapat berhasil, sebagai ilustrasi, setiap hari siswa

    dihadapkan untuk belajar di rumah, membantu pekerjaan orang tua, dan

    bermain dengan teman sebaya, apa yang dilakukan diharapkan dapat berhasil

    memuaskan. Kelima hal tersebut menunjukkan betapa pentingnya motivasi

    tersebut disadari oleh pelakunya sendiri. Bila motivasi disadari oleh pelaku,

    maka sesuatu pekerjaan, dalam hal ini tugas belajar akan terselesaikan dengan

    baik.

    2.2 Jenis dan Sifat MotivasiMotivasi, sebagai kekuatan mental individu, memiliki tingkat-tingkatan.

    Para ahli ilmu jiwa mempunyai pendapat yang berbeda tentang tingkatan kekuatan

    tersebut. Perbedaan pendapat tersebut umumnya didasarkan pada penelitian

    tentang perilaku belajar pada hewan. Meskipun mereka berbeda pendapat tentang

    tingkat kekuatannya, tetapi mereka umumnya sependapat bahwa motivasi tersebut

    dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu (i) motivasi primer, dan (ii) motivasi

    sekunder.

    2.2.1 Jenis Motivasi2.2.1.1 Motivasi Primer

    Motivasi primer adalah motivasi yang didasarkan pada motif-

    motif dasar. Motif-motif dasar tersebut umumnya berasal dari segi

    biologis, atau jasmani manusia. Manusia adalah makhluk berjasmani,

    sehingga perilakunya terpengaruh oleh insting atau kebutuhan

    jasamaninya. Mc Dougall misalnya, berpendapat bahwa tingkah lakuterdiri dari pemikitan tentang tujuan, perasaan subjektif, dan dorongan

    mencapai kepuasan. Insting itu memiliki tujuan, dan memerlukan

    pemuasan. Tingkah laku insting tersebut dapat diaktifkan,

    dimodifikasi, dipicu secara spontan, dan dapat diorganisasikan. Di

    antara insting yang penting adalah memelihara, mencari makan,

    melarikan diri, berkelompok, mempertahankan diri, rasa ingin tahu,

    membangun, dan kawin. (Koeswara, 1989; Jalaludin Rachmad, 1991).

  • 5/24/2018 94392836 Makalah Motivasi Dalam Belajar Motorik

    14/29

    2.2.1.1.1 Ciri-ciri insting

    Ahli lain, Freud berpendapat bahwa insting memiliki

    empat ciri, yaitu tekanan, sasaran, objek, dan sumber. Tekanan

    adalah kekuatan yang memotivasi individu untuk bertingkah

    laku. Semakin besar energi dalam insting, maka tekanan

    terhadap individu semakin besar. Sasaran insting adalah

    kepuasan atau kesenangan. Kepuasan tercapai, bila tekanan

    energi pada insting berkurang. Sebagai ilustrasi, keinginan

    makan berkurang bila individu masih kenyang. Objek insting

    adalah hal-hal yang memuaskan insting. Hal-hal yang

    memuaskan insting tersebut dapat berasal dari luar individu

    atau dari dalam diri individu. Adapun sumber insting adalah

    keadaan kejasmanian individu. Segenap insting manusia dapat

    dibedakan menjadi dua jenis, yaitu insting kehidupan (life

    instincts) dan insting kematian (death insincts). Insting-insting

    kehidupan terdiri dari insting yang bertujuan memelihara

    kelangsungan hidup. Insting kehidupan tersebut berupa makan,

    minum, istirahat, dan memelihara keturunan. Insting kematian

    tertuju pada penghancuran, seperti merusak, menganiaya, atau

    membunuh orang lain atau diri sendiri.

    Menurut Freud, energi bekerja memelihara

    keseimbangan fisis. Insting bekerja sepanjang hidup. Yang

    mengalami perubahan adalah cara pemuasan atau objekpemuasan. Tingkah laku individu yang memuaskan insting

    dapat secara langsung atau dengan menekan; penekanan

    insting tersebut tidak menghilangkan energi. Penekanan insting

    tersebut diupayakan masuk alam tidak sadar. Insting yang

    ditekan berkaitan dengan seksualitas dan agresivitas.

    Penekanan insting ke alam ketidaksadaran tersebut merupakan

    salah satu kunci perilaku motivasi. Tingkah laku manusia

  • 5/24/2018 94392836 Makalah Motivasi Dalam Belajar Motorik

    15/29

    sedemikian kompleks, ada yang dapat dikenali motivasi dari

    alam sadarnya, dan ada yang berasal dari alam tak sadarnya

    (Koeswara, 1989; Sumadi Suryabrata, 1991).

    2.2.1.2 Motivasi sekunder

    Motivasi sekunder adalah motivasi yang dipelajari. Hal ini

    berbeda dengan motivasi primer. Sebagai ilustrasi, orang yang lapar

    akan tertarik pada makanan tanpa belajar. Untuk memperoleh

    makanan tersebut orang harus bekerja terlebih dahulu. Agar dapat

    bekerja dengan baik, orang harus belajar bekerja. Bekerja dengan

    baik merupakan motivasi sekunder. Bila orang bekerja dengan baik,

    maka ia memperoleh gaji berupa uang. Uang tersebut merupakan

    penguat motivasi sekunder. Uang merupakan penguat umum, agar

    orang bekerja dengan baik. Bila orang memiliki uang, setelah ia

    bekerja dengan baik, maka ia dapat membeli makanan untuk

    menghilangkan rasa lapar. (Jalaluddin Rakhmat, 1991; Sumadi

    Suryabrata, 1991).

    Menurut beberapa ahli, manusia adalah makhluk sosial.

    Perilakunya tidak hanya terpengaruh oleh faktor biologis saja, tetapi

    juga faktor-faktor sosial. Perilaku manusia terpengaruh oleh tiga

    komponen penting seperti afektif, kognitif, dan konatif. Komponen

    afektif adalah aspek emosional. Komponen ini terdiri dari motif sosial,

    sikap, dan emosi. Komponen kognitif adalah aspek intelektual yang

    terkait dengan pengetahuan. Komponen konatif adalah terkait dengan

    kemauan dan kebiasaan bertindak (Jalaluddin Rakhmat, 1991; SumadiSuryabrata, 1991).

    2.2.1.2.1 Penggolongan motivasi sekunder

    Motivasi sosial atau motivasi sekunder memegang

    peranan penting bagi kehidupan manusia. Para ahli membagi

    motivasi sekunder tersebut menurut pandangan yang berbeda-

    beda. Thomas dan Znanieck menggolong-golongkan motivasi

  • 5/24/2018 94392836 Makalah Motivasi Dalam Belajar Motorik

    16/29

    sekunder menjadi keinginan-keinginan; (i) memperoleh

    pengalaman baru, (ii) untuk mendapat respons, (iii)

    memeperoleh pengakuan, dan (iv) memeperoleh rasa aman.

    McLeland menggolongkannya menjadi kebutuhan-kebutuhan

    untuk (i) berprestasi seperit bekerja dengan kualitas produksi

    tinggi, dan memperoleh IPK 3,5 ke atas, (ii) memperoleh kasih

    sayang, seperti rela berkorban untuk seseorang, dan (iii)

    memperoleh kekuasaan, seperti kesetiaan pada tujuan

    perkumpulan.

    Maslow menggolongkannya menjadi kebutuhan-

    kebutuhan untuk memeperoleh (i) rasa aman, (ii) memeperoleh

    kasih dan kebersamaan, (iii) memperoleh penghargaan, dan

    (iv) pemenuhan diri atau aktualisasi diri. Pemenuhan diri

    tersebut dilakukan dengan berbagai cara seperti ungkapan

    dalam kesenian, berdarmawisata, membentuk hubungan

    persahabatan, berusaha jadi teladan.

    Ahli lain, Marx menggolongkan motivasi sekunder

    menjadi (i) kebutuhan organisme seperti motif ingin tahu,

    memperoleh kecakapan, berprestasi, dan (ii) motif-motif sosial

    seperti kasih sayang, kekuasaan, dan kebebasan (Jalaluddin

    Rakhmat, 1991 : 34-39; Sumadi Suryabrata, 1991: 250-253;

    Singgih Gunarsa, 1990: 115-125).

    Perilaku motivasi sekunder juga terpengaruh oleh

    adanya sikap. Sikap adalah suatu motif yang dipelajari. Ciri-

    ciri sikap (i) merupakan kecenderungan berfikir, merasa,kemudian bertindak, (ii) memiliki daya dorong bertindak, (iii)

    relatif bersifat tetap, (iv) berkecenderungan melakukan

    penilaian, dan (v) dapat timbul dari pengalaman, dapat

    dipelajari atau berubah.

  • 5/24/2018 94392836 Makalah Motivasi Dalam Belajar Motorik

    17/29

    2.2.1.2.2 Fungsi emosi

    Perilaku juga terpengaruh oleh emosi. Emosi

    menunjukkan adanya sejenis kegoncangan seseorang.

    Kegoncangan tersebut disertai proses jasmani, perilaku, dan

    kesadaran. Emosi memiliki fungsi sebagai pembangkit energi;

    misalnya, karena dicemoohkan orang menjadi berusaha keras

    sehingga berhasil, (ii) pemberi informasi pada orang lain,

    seperti sedih terlukis dalam wajah, (iii) pembawa pesan dalam

    berhubungan dengan orang lain, seperti pembicara yang

    bersemangat menimbulkan semangat kerja, dan (iv) sumber

    informasi tentang diri seseorang, seperti pemerolehan rasa

    sehat wal afiat. Emosi memiliki intensitas dan lama berlaku.

    Ada emosi yang ringan, kuat, dan desintegratif. Emosi yang

    ringan berakibat meningkatkan perhatian pada objek yang

    dihargai. Misalnya, seorang tertarik pada tontonan yang

    memikat. Emosi kuat disertai perubahan fisiologis yang kuat.

    Misalnya orang yang marah, maka detak jantung bertambah

    dan pernafasan meningkat. Emosi yang desintegratif terjadi

    bila kekuatan emosi memuncak, dan terjadi perubahan

    perilaku. Misalnya, orang yang berada dalam perdebatan dapat

    berubah menjadi perkelahian. Dari segi lamanya berlaku, ada

    emosi yang berjalan sebentar, berjam-jam, atau bahkan

    beberapa hari. Bagi kepentingan tugas perkembangan maka

    yang diperlukan adalah emosi yang berlangsung dalam waktu

    beberapa hari, berminggu-minggu, bahkan sepanjang masabelajar. (Jalaluddin Rakhmat, 1991; Sumadi Suryabrata. 1991;

    Singgih Gunarsa, 1990; Monks, Knoers, Siti Rahayu, 1989;

    Biggs & Telfer, 1987).

    Perilaku juga terpengaruh oleh adanya pengetahuan

    yang dipercaya. Pengetahuan yang dipercaya tersebut ada

    kalanya berdasarkan akal, ataupun tidak berdasarkan akal

    sehat. Pengetahuan tersebut dapat mendorong terjadinya

  • 5/24/2018 94392836 Makalah Motivasi Dalam Belajar Motorik

    18/29

    perilaku. Sebagai ilustrasi, orang tetap merokok dengan

    motivasi yang berbeda. Ada yang ingin menunjukkan

    kejantanan ada yang mengisi waktu luang, ada pula yang ingin

    menimbulkan kreativitas. Mereka ini juga menyadari akan

    bahaya rokok.

    Perilaku juga terpengaruh oleh kebiasaan dan kemauan.

    Kebiasaan merupakan perilaku menetap, berlangsung otomatis.

    Kemungkinan besar, perilaku tersebut merupakan hasil belajar.

    Kemauan merupakan tindakan mencapai tujuan secara kuat.

    Kemauan seseorang timbul karena adanya (i) keinginan yang

    kuat untuk mencapai tujuan, (ii) pengetahuan tentang cara

    memeperoleh tujuan, (iii) energi dan kecerdasan, dan (iv)

    pengeluaran energi yang tepat untuk mencapai tujuan. Dengan

    kata lain, kebiasaan dan kemauan seseorang mempertinggi

    motif untuk berperilaku. Motivasi belajar diperkuat dengan

    adanya sikap, emosi, kesadaran, kebiasaan, dan kemauan

    (Sumadi Suryabrata, 1991; Singgih Gunarsa, 1990; Monks

    Knoers, Siti Rahayu, 1989).

    2.2.2 Sifat MotivasiMotivasi seseorang dapat bersumber dari (i) dalam diri sendiri,

    yang dikenal sebagai motivasi internal, dan (ii) dari luar diri seseorang

    yang dikenal sebagai motivasi eksternal.

    Di samping itu kita juga bisa membedakan motivasi intrinsik

    dan karena orang tersebut senang melakukannya. Sebagai ilustrasi,seorang siswa membaca sebuah buku, karena ia ingin mengetahui

    kisah seorang tokoh, bukan karena tugas sekolah. Motivasi memang

    mendorong dan memberi energi pada tingkah laku. Setelah siswa

    tersebut menamatkan sebuah buku, maka ia mencari buku lain, untuk

    memahami tokoh yang lain. Keberhasilan membaca sebuah buku akan

    menimbulkan keinginan untuk membaca buku yang lain. Dalam hal

    ini, motivasi intrinsik tersebut telah mengarah pada timbulnya

  • 5/24/2018 94392836 Makalah Motivasi Dalam Belajar Motorik

    19/29

    motivasi berprestasi. Menurut Monks, motivasi berprestasi telah

    muncul pada saat anak berusia balita. Hal ini berarti bahwa motivasi

    intrinsik perlu diperhatikan oleh para guru TK, SD, dan SLTP. Pada

    usia ini para guru masih memberi tekanan pendidikan kepribadian,

    khususnya disiplin diri untuk beremansipasi. Penguatan terhadap

    motivasi intrinsik perlu diperhatikan, sebab disiplin diri merupakan

    kunci keberhasilan belajar (Monks, Knoers, Siti Rahayu, 1989: 161-

    164).

    2.2.2.1 Motivasi ekstrinsik

    Motivasi ekstrinsik adalah dorongan terhadap perilaku

    seseorang yang ada di luar perbuatan yang dilakukannya. Orang

    berbuat sesuatu, karena dorongan dari luar seperti adanya hadiah,

    menghindari hukuman. Sebagai ilustrasi, seorang siswa kelas satu

    SMP belum mengetahui tujuan belajar di SMP. Semula, ia hanya ikut-

    ikutan belajar di SMP karena sebayanya juga belajar di SMP. Berkat

    penjelasan wali kelas satu SMP siswa memahami faedah belajar di

    SMP bagi dirinya. Siswa tersebut belajar dengan giat dan

    bersemangat. Hasil belajar siswa tersebut sangat baik, dan ia berhasil

    lulus SMP dengan NEM sangat baik. Ia menyadari pentingnya belajar,

    dan melanjutkan pelajaran di SMA. Di SMA ia belajar dengan penuh

    semangat, karena ia ingin masuk AKABRI. Berkat ketekunan dan

    semangat belajarnya maka ia lulus SMA dengan nilai sangat baik, dan

    diterima di AKABRI. Dalam contoh tersebut, motivasi ekstrinsik

    membuat siswa yang belajar ikut-ikutan menjadi belajar dengan penuhsemangat. Siswa belajar dengan tujuannya sendiri, berkat informasi

    guru. Selanjutnya, siswa menyadari pentingnya belajar, dan ia belajar

    bersungguh-sungguh penuh semangat. Dalam hal ini motivasi

    ekstrinsik dapat berubah menjadi motivasi intrinsik, yaitu pada saat

    siswa menyadari pentingnya belajar, dan ia belajar sungguh-sungguh

    tanpa disuruh orang lain (Monks, Knoers, Siti Rahayu, 1989).

  • 5/24/2018 94392836 Makalah Motivasi Dalam Belajar Motorik

    20/29

    Pada tempatnya diketahui bahwa para ahli ilmu jiwa memberi

    tekanan yang berbeda pada motivasi. Akibatnya saran tentang

    pembelajaran juga berbeda-beda. McDougall dan Freud menekankan

    pentingnya motivasi intrinsik. Skinner dan Bandura menekankan

    pentingnya motivasi ekstrinsik. Maslow dan Rogers menunjukkan

    bahwa kedua motivasi tersebut sama pentingnya.

    2.2.2.1.1Motivasi ekstrinsik banyak digunakan di sekolah

    Motivasi ekstrinsik banyak dilakukan di sekolah dan di

    masyarakat. Hadian dan hukuman sering digunakan untuk

    meningkatkan kegiatan belajar. Jika siswa belajar dengan hasil

    sangat memuaskan, maka ia akan memperoleh hadiah dari

    guru atau orang tua. Sebaliknya, jika hasil belajar tidak baik,

    memperoleh nilai kurang, maka ia akan memperoleh

    peringatan atau hukuman dari guru atau orang tua.

    Peringatan tersebut tidak menyenangkan siswa. Motivasi

    belajar meningkat, sebab siswa tidak senang memperoleh

    peringatan dari guru atau orang tua. Dalam hal ini, hukuman,

    dan juga hadiah, dapat merupakan motivasi ekstrinsik bagi

    siswa untuk belajar dengan bersemangat. (Siagian, 1989;

    Monks, Knoers, Siti Rahayu, 1989, Biggs & Telfer, 1987,

    Winkel, 1991).

    2.2.2.2 Motivasi intrinsik dan ekstrinsik penting

    Ada baiknya juga memperhatikan pandangan Maslow danRogers yang mengakui pentingnya motivasi intrinsik dan ekstrinsik.

    Menurut Maslow setiap individu bermotivasi untuk

    mengaktualisasikan diri. Ia menemukan 15 ciri orang yang mampu

    mengaktualisasikan diri. Ciri tersebut adalah (i) berkemampuan

    mengamati suatu realitis secara efisien, apa adanya, dan terbatas dari

    subjektivitas, (ii) dapat menerima diri sendiri, orang lain, secara

    sewajarnya, (iii) berperilaku spontan, sederhana, dan wajar, (iv)

  • 5/24/2018 94392836 Makalah Motivasi Dalam Belajar Motorik

    21/29

    berpusat pada masalah atau tugasnya, (v) memiliki kebutuhan privasi

    atau kemandirian yang tinggi, (vi) memiliki kebebasan dan

    kemandirian terhadap lingkungan dan kebudayaannya; ia mampu

    mendisiplinkan diri, aktif, dan bertanggung jawab atas dirinya.

    Penghormatan berlebihan, pemberian status, popularitas dianggap

    kurang penting dibandingkan dengan perkembangan diri, (vii) dapat

    menghargai dengan rasa hormat dan penuh gairah, (viii) dapat

    mengalami pengalaman puncak, seperti terwujud dalam kreativitas,

    penemuan, kegiatan intelektual, atau kegiatan persahabatan, (ix)

    memiliki rasa keterikatan, solidaritas kemanusiaan yang tinggi, (x)

    dapat menjalin hubungan pribadi yang wajar, (xi) memiliki watak

    terbuka dan bebas prasangka, (xii) memiliki standar kesusilaan tinggi,

    (xiii) memiliki rasa humor terpelajar, (xiv) memiliki kreativitas dalam

    bidang kehidupan, dan (xv) memiliki otonomi tinggi. Motivasi

    mengaktualisasikan diri tersebut berjalan sesuai dengan kemampuan

    tiap orang. Upaya memuaskan kebutuhan aktualisasi diri tersebut

    tentu saja tidak mudah. Sebagai ilustrasi, dapat diperhitungkan betapa

    sulitnya seseorang anak desa, yang berjuang sepanjang hayat, yang

    kemudian hari diberi kepercayaan memimpin negara, bangsa oleh

    seluruh rakyat. Apakah ia memiliki motivasi intrinsik? Apakah itu

    berkat motivasi ekstrinsik? Ataukah campuran keduanya? Ini perlu

    diteliti.

    Carl Rogers berpendapat bahwa setiap individu memiliki

    motivasi utama berupa kecenderungan aktualisasi diri. Ciri

    kecenderungan aktualisasi diri tersebut adalah (i) berakar dari sifatbawaan, (ii) perilaku bermotivasi mencapai perkembangan diri secara

    optimal, (iii) pengaktualisasi diri juga bertindak sebagai evaluasi

    pengalaman; hal ini berarti memilih pengalaman positif untuk

    berkembang secara optimal. Pandangan positif yang datang dari orang

    lain, akan memperkuat kecenderungan aktualisasi diri. Adapun ciri-

    ciri individu yang berkembang menjadi seorang yang beraktualisasi

    diri penuh adalah (i) terbuka terhadap segala pengalaman hidup, (ii)

  • 5/24/2018 94392836 Makalah Motivasi Dalam Belajar Motorik

    22/29

    menjalani kehidupan secara berkepribadian; ia tidak terpaku pada

    masa lampau, atau masa yang akan datang, (iii) percaya pada diri

    sendiri, (iv) memiliki rasa kebebasan, dan (v) memiliki kreativitas.

    Sebagai ilustrasi, seorang guru SMP lulusan D3. Ia bekerja di daerah

    terpencil, ingin memperbaiki hidup. Ia berusaha memperoleh ijazah

    sarjana jurusan Administrasi UT. Ia memelihara istri dan anaknya; ia

    bertugas mendidik, ia jadi anggota LKMD; dan ia menyisakan waktu

    untuk belajar lanjut, ia memiliki motivasi instrinsik, mewujudkan cita-

    cita menjadi yang terbaik di bidang pengabdian sebagai guru. Ia

    memperoleh motivasi ekstrinsik pesan paedagogis rekan sejawat

    untuk maju. Ia memiliki kenalan yang menjadi rekan mahasiswa UT.

    Timbulnya rasa senasib sepenanggungan sebagai guru, mahasiswa

    UT, peluang kerja setelah lulus jurusan Administrasi UT, mendorong

    kegairahan hidup. Jabatan Kakandep Dikbud yang diraih, saat ia

    berusia 40 tahun, berkat tekadnya mendaftarkan diri sebagai

    mahasiswa UT pada saat usia 25 tahun. (Koeswara, 1989: 216-241;

    Monks, 1989: 241-260; Schein, 1991: 101-104).

    Motivasi intrinsik, motivasi ekstrinsik dapat dijadikan titik

    pangkal rekayasa pedagogis guru. Pada tempatnya guru mengenal

    adanya motivasi-motivasi tersebut. Untuk mengenal motivasi yang

    sebenarnya, guru perlu melakukan penelitian. Ini berarti bahwa guru

    SLTP dan SLTA, sesuai tuntutan profesi guru, seyogianya belajar

    meneliti sambil praktek mendidik di sekolah.

    Adakalanya guru menghadapi siswa yang belum memiliki

    motivasi belajar yang baik. Dalam hal ini seyogianya guru berpegangpada motivasi ekstrinsik. Dengan menggunakan penguat berupa

    hadiah atau hukuman, seyogianya guru memperbaiki disiplin diri

    siswa dalam beremansipasi.

  • 5/24/2018 94392836 Makalah Motivasi Dalam Belajar Motorik

    23/29

    2.3 Arah dan Intensitas MotivasiSeperti yang dikemukakan Martens, bahwa karena demikian banyaknya

    teori-teori yang berbeda, yang telah dipergunakan untuk menjelaskan konsep-

    konsep gairah dan motivasi, maka sudah tentu istilah-istilah tersebut akan

    mendapat pengertian yang beraneka ragam pula. Untuk maksud tersebut, maka

    istilah gairah dipergunakan untuk menunjukkan intensitas rangsangan

    fisiologis, yang dapat ditelusuri pada rangkaian kegiatan, dimulai dari tidur lelap

    pada satu ujung sampai ke rangsangan yang tinggi pada ujung yang lain.

    Akan tetapi motivasi penampilan tidak hanya tergantung pada gairah, tapi

    juga pada arah gairah terhadap prestasi yang diharapkan. Sayang, istilah-istilah

    motivasi dan gairah sering digunakan dengan arti yang sama, misalnya,

    menggunakan istilah demotivasi untuk menunjukkan penurunan tingkat gairah.

    Akan tetapi sesuai dengan maksud penulisan ini, maka dianggap penting untuk

    mempertahankan konsep-konsep motivasi tradisional, yang diarahkan pada tujuan,

    sedang pada saat yang sama menekankan pengaruh intensitas rangsangan (gairah)

    untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, motivasi didefinisikan sebagai faktor

    internal yang menimbulkan dan mengarahkan perilaku seseorang. Martens

    membedakan intensitas dengan arah perilaku, dengan mengemukakan suatu

    analogi antara perilaku manusia dan perilaku mobil. Ia menyatakan bahwa satu

    dimensi dari perilaku mobil ialah kecepatan yang diatur oleh mesin, sehingga

    kecepatannya dapat dipertinggi atau dikurangi. Intensitas kegiatan mesin

    diistilahkan dengan revolusi per menit, dan intensitas manusi diistilahkan dengan

    tingkat gairah seseorang.

    Bahwa dimensi intensitas (gairah) motivasi dalam penampilan motorik

    sangat kritis, telah ditunjukkan oleh penemuan riset (Landers, 1980; Martens,1971, 1974; Straub, 1975). Fakta tentang pengaruh gairah dalam belajar akan

    terasa kurang mendorong, jika hanya karena baru sedikit sekali penyelidikan yang

    diadakan. Akan tetapi apabila dipertimbangkan bahwa pengaruh gairah dengan

    berbagai cara telah dihubungkan dengan gangguan yang timbul dalam proses-

    proses kesiapan (perhatian) dan kognitif (Gerard, 1960; Landers, 1980), dengan

    pola-pola neuromuscular (Weinberg, 1978), dan dengan penggunaan syaraf

    (Easterbrook, 1959) atau penemuan sinyal (Welford, 1976), maka kesulitan-

  • 5/24/2018 94392836 Makalah Motivasi Dalam Belajar Motorik

    24/29

    kesulitan yang ditemui oleh guru dan pelatih, bila berusaha mengajar atau melatih

    terlalu menggiatkan individu, tampaknya akan lebih bermanfaat daripada sekedar

    fenomena pengalaman.

    Perlu dikemukakan bahwa penyelidikan riset mengenai hubungan-gairah-

    penampilan telah menggunakan berbagai istilah seperti penggerak (drive),

    kebutuhan (need), kecemasan (anxiety), stres, ketegangan (tension), tingkat

    aspirasi, penggiatan (activation) dan gairah (arousall). Ini tidak hanya menyatakan

    secara langsung bahwa istilah-istilah ini sama artinya, tetapi lebih utama untuk

    menyatakan bahwa pernyataan-pernyataan ini mempunyai faktor yang lazim,

    yaitu dimensi intensitas dari perilaku.

    2.4 Dimensi ArousalKonsep paling umum dan meluas diterima dikalangan pendidikan olahraga

    dan olahraga kompetiatif adalah motivasi. Bahkan dalam kehidupan sehari-hari,

    termasuk di kalangan kaum awam sebagai penonton pertandingan olahraga

    misalnya, istilah motivasi sudah menjadi bagian dari perbendaharaan kata-kata

    yang sering mereka pakai untuk mengungkapkan gejala penampilan pemain yang

    mereka amati. Namun makna dari istilah motivasi itu tak seberapa jelas bagi

    mereka, bahkan agak simpang siur. Karena itu dalam bagian ini kita adaptasi

    pengertian motivasi atau arousal dari definisi yang lazim dipaparkan dalam

    psikologi.

    Akan lebih jelas definisi tersebut jika kita uraikan secara operasional.

    Berdasarkan pernyataan di atas ada dua elemen pokok dari motivasi yaitu : tujuan

    dan kebutuhan. Kedua elemen tersebut saling tergantung. Tujuan ditetapkan untuk

    memenuhi kebutuhan, dan kebutuhan bangkit untuk memenuhi tujuan. Karenamotivasi merupakan konsep yang abstrak, maka kita hanya dapat menafsirkannya

    dari perilaku seseorang. Dengan demikian, motivasi merupakan kondisi internal

    yang menggerakkan atau menggiatkan orang berbuat sesuatu dalam rangka

    memenuhi keinginannya atau kebutuhannya, baiki berupa kebutuhan biologis,

    psikologis maupun social.

    Berdasarkan penampilan gerak atau usaha yang dikerahkan seseorang

    dalam melaksanakan suatu tugas, misalnya dalam olahraga, kita dapat

  • 5/24/2018 94392836 Makalah Motivasi Dalam Belajar Motorik

    25/29

    menafsirkan apakah seseorang termotivasi. Asumsinya ialah penampilan gerak

    atau keterampilan akan berhasil apabila si pelaku dalam kondisi termotivasi.

    Karena itu ada semacam kesesuaikan paham, orang yang termotivasi lebih aktif

    daripada tidak. Aktivitasnya, tentu terarah pada pencapaian tujuan tertentu yang

    apabila tercapai akan memuaskan individu yang bersangkutan sehingga kemudian

    aktivitas tersebut tak dilakukannya. Dalam konteks lembaga pendidikan atau klub

    olahraga misalnya, tujuan yang ingin dicapai sering pula bersifat social dan

    psikologis seperti prestasi, pengakuan, dan perasaan dihargai dan diakui

    lingkungan dan sebagainya.

    Istilah motivasi tak terpisah dengan arousal. Dalam literatu kita temukan

    pengertian arousal sebagai satu taraf kesiagaan yang dapat digambarkan dalam

    sebuah garis continuum. Ada tingkat paling rendah dan ada pula tingkat paling

    tinggi, dan di antara kedua tingkat tersebut terdapat derajat arousal. Secara

    operasional kita dapat memberikan contoh, ketika kedua tim sepak bola

    memperebutkan kejuaraan dunia maka dapat dikatakan pemain-pemain berada

    pada kondisi amat siaga dan ditandai oleh ketegangan yang tinggi. Sebaliknya,

    ketika seseorang mahasiswa tertidur di kelas karena menganggap kuliah dosennya

    tidak menarik, maka mahasiswa tersebut dapat dikatakan berada pada kondisi

    arousal yang rendah. Kondisi arousal selalu disertai oleh perubahan fisiologis.

    Dalam keadaan seseorang mengalami tingkat arousal yang meningkat,

    maka kondisi tersebut akan mempengaruhi penampilan keterampilannya atau

    kemampuan fisiknya. Akan terjadi perubahan fungsi fisiologisnya, seperti denyut

    nadi bertambah cepat, kelnjar adrenalin semakin banyak keluar, dan lain-lain

    gejala. Dalam keadaan amat terangsang, orang dapat menampilkan prestasi kerja

    fisikyang luar biasa dalam keadaan kondisi normal tak dapat dilakukannya. Kisahtentang kemampuan seorang ibu yang mampu mengangkat mobil ketika seorang

    anak kecil masuk ke kolong dan akan tertindih, merupakan contoh dari kondisi

    arousal yang menyebabkan seseorang dapat menampilkan kemampuan luar biasa.

    Dalam situasi lain motivasi yang berlebih-lebihan dan kondisi arousal

    yang amat kuat mengakibatkan penampilan seseorang bertambah menurun

    (misalnya, kondisi gerakannya menjadi kaku, arah gerakan tidak akurat dan

    sebagainya).

  • 5/24/2018 94392836 Makalah Motivasi Dalam Belajar Motorik

    26/29

    2.5 Pengaruh Arousal terhadap Penampilan MotorikEmosi dianggap sebagai faktor penting dalam belajar dan penampilan

    motorik (Oxendine, 1984). Memang sukar bagi kita untuk memperoleh gambaran

    pasti tentang efek dari kondisi arousal atau emosi terhadap penampilan motorik.

    Persoalannya, pertama-tama karena kita sukar menetukan kadar emosi yang

    terlibat, apakah dalam keadaan tegang, cemas, tertekan atau situasi lain yang yang

    merangsang yang membuat orang menjadi siaga.

    Berdasarkan pengamatan yang kita lakukan, kita dapat mengatakan bahwa

    kondisi emosi yang terangsang memang menberikan pengaruh terhadap

    penampilan gerak seseorang. Tak diragukan atau paling tidak hanya sedikit

    kesangsian kita bahwa kondisi emosional itu mempengaruhi kemampuan

    seseorang untuk belajar keterampilan. Namun yang dipersoalkan hingga taraf

    mana keadaan terangsang itu memberikan pengaruh posotif. Dalam kondisi yang

    bagaimana kondisi arousal memberikan manfaat bagi penampilan seseorang

    misalnya dalam keterampilan olahraga.

    Dalam lingkup pembahasan tentang pengaruh kondisi arousal terhadap

    penampilan gerak, teori yang sering dipakai sebagai rujukan adalah : (1) hukum

    Yerkes-Dodson, (2) hipotesis U terbalik dan (3) teori drive. Hukum Yerkes-

    Dodson, seperti dijelaskan oleh Eysenck (1963), dikembangkan pada permulaan

    abad 20 oleh Robert M. Yerkes dan John D. Dodson dari Universitas Harvard.

    Menurut hukum tersebut, tugas-tugas yang kompleks akan dilakukan dengan baik

    apabila drive rendah, sedangkan tugas yang sederhana akan dapat dilakukan

    dengan baik apabila drive tinggi. Karena itu, hukum itu mengungkapkan bahwa

    drive yang terlampau tinggi atau terlampau rendah memberikan efek negatif

    terhadap penampilan seseorang. Meskipun hukum Yerkes-Dodson dapat dipakaisebagai tuntunan untuk menjelaskan gejala arousal dan penampilan gerak, tapi

    hokum tersebut tidak dapat memenuhi kebutuhan spesifik dari guru atau pelatih

    olahraga sekarang ini (Oxendine, 1984).

    Hipotesisi U terbalik yang dikemukakan oleh Hotkinson (1940)

    memperoleh pengakuan yang luas. Hipotesis ini menyatakan tatkala tingkat

    arousal seseorang naik dari keadaan diam ke keadaan siaga maka penampilan

    gerak akan meningkat, namun peningkatan terus-menerus suatu tingkat kesiagaan

  • 5/24/2018 94392836 Makalah Motivasi Dalam Belajar Motorik

    27/29

    hingga amat tegang (excitement) akan menyebabkan penampilan gerak akan

    menurun. Jadi ada semacam ukuran tengah-tengah dari tingkat kesiagaan agar

    tercapai penampilangerak yang ideal. Fakta-fakta empirik dan landasan logika

    memang mendukung kebenaran teori tersebut.

    Sesuai dengan tujuan pengembangan ilmu keolahragaan, penting bagi kita

    untuk menghimpun generalisasi tentang hubungan antara tingkat arousal dengan

    penampilan gerak. Oxendine (1984) mengajukan beberapa generalisasi

    berdasarkan sintesis dari laporan penelitian dan observasi empirik sebagai berikut

    a. Suatu tingkat arousal yang tinggi dibutuhkan bagi penampilan yang optimaldalam aktivitas motorik yang kasar yang melibatkan faktor kekuatan, daya

    tahan dan kecepatan.

    b. Suatu tingkat arousal yang tinggi akan mengganggu penampilan yangmelibatkan keterampilan yang kompleks, gerakan otot-otot yang halus,

    koordinasi, kemantapan dan konsentrasi.

    c. Suatu tingkat arousal di atas sedikit rata-rata adalah lebih sesuai ketimbangtingkat biasa atau di bawah tingkat normal bagi semua pelaksanaan

    keterampilan motorik.

  • 5/24/2018 94392836 Makalah Motivasi Dalam Belajar Motorik

    28/29

    BAB III

    PENUTUP

    3.1KesimpulanSebagai kekuatan mental, motivasi dapat dibedakan menjadi dua jenis,

    yaitu motivasi primer dan motivasi sekunder. Adapun sifat motivasi dibedakan

    menjadi motivasi internal dan eksternal. Di samping itu ada ahli yang

    membedakan adanya motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Maslow da Rogers

    misalnya, mengakui pentingnya motivasi intrinsik dan ekstrinsik bagi

    pembelajaran motorik.

    Adanya pandangan beberapa ahli yang menekankan segi-segi tertentu pada

    motivasi tersebut justru mengisyaratkan agar guru bertindak taktis dan kreatif

    dalam mengelola motivasi belajar motorik. Motivasi belajar dihayati, dialami dan

    merupakan kekuatan mental dalam belajar motorik. Dari sisi siswa, motivasi

    tersebut perlu dihidupkan terus untuk mencapai hasil belajar yang optimal dan

    dijadikan dampak, yang selanjutnya menimbulkan program belajar sepanjang

    hayat, sebagai perwujudan emansipasi kemandirian tersebut terwujud dalam cita-

    cita atau aspirasi siswa, kemampuan siswa, kondisi siswa, kemampuan siswa

    mengatasi kondisi lingkungan negatif, dinamika siswa dalam belajar. Dari sisi

    dosen, motivasi belajar motorik pada pebelajar berada pada lingkup program dan

    tindak pembelajaran.

    3.2SaranDosen berpeluang meningkatkan, mengembangkan dan memelihara motivasi

    belajar dengan optimalisasi sebagai berikut :

    1.

    Terapan prinsip belajar2. Dinamisasi perilaku pribadi mahasiswa seutuhnya3. Pemanfaatan pengalaman dan kemampuan mahasiswa4. Aspirasi dan cita-cita5. Tindakan pembelajaran sesuai rekayasa pedagogis

    Dengan demikian, motivasi belajar motorik pada mahasiswa yang harus

    diidentifikasi oleh guru, dapat dikelola dalam acara pembelajaran.

  • 5/24/2018 94392836 Makalah Motivasi Dalam Belajar Motorik

    29/29

    DAFTAR PUSTAKA

    Intan, Rusli. 1988. Belajar Keterampilan Motorik, Pengantar Teori dan Metode.

    Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

    Dimyati & Mudjiono. 1994. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Departemen

    Pendidikan dan Kebudayaan.

    Rahantoknam, R. Edward. 1988. Belajar Motorik, Teori dan Aplikasinya dalamPenjas. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

    File.upi.edu/direktori/F%20./Jur../Teori%20belajar%20motorik.pdf