5
Tugas membuat catatan Arrizal Muhaemin Yunus (500638209) MPMT halaman 1 TUGAS MATA KULIAH MPMT5103 FONDASI MATEMATIKA DAN BUKTI DALAM MATEMATIKA NAMA : ARRIZAL MUHAEMIN YUNUS NIM : 500638209 EMAIL : [email protected] PROGRAM : S2 PENDIDIKAN MATEMATIKA ONLINE TUGAS JURNAL 9 TENTANG KOMBINATORIK 1. KOMBINATORIK Dalam kehidupan sehari-hari sering dijumpai persoalan-persoalan sebagai berikut: 1. Dengan berapa cara dapat disusun n obyek menurut aturan tertentu? 2. Dengan berapa cara pengambilan sejumlah r obyek dari n obyek yang ada, bila r < n? 3. Dengan berapa cara sesuatu kejadian kejadian dapat terjadi? Persoalan-persoalan di atas dapat diselesaikan dengan menggunakan kombinatorik Ada 2 (dua) prinsip pokok yang dipakai untuk menyelesaikan persoalan kombinatorik, yaitu prinsip penjumlahan dan prinsip perkalian. Contoh: Untuk Prinsip Penjumlahan Suatu klub sepak bola mempunyai 40 anggota sedangkan klub bulutangkis mempunyai 20 anggota. a. Jika tidak ada anggota sepak bola yang merangkap menjadi anggota bulutangkis, maka jumlah anggota kedau klub adalah 40 + 20 = 60 anggota Jika kedua himpunan tidak beririsan, maka jumlah anggota kedua klub ditambahkan. b. Jika ada 7 anggota yang merangkap menjadi anggota kedua klub, maka dibentuk 3 himpunan yang saling lepas atau tidak beririsan, yaitu: (i) Himpunan I terdiri dari pemain sepak bola saja (ii) Himpunan II terdiri dari pemain bulutangkis saja (iii) Himpunan III terdiri dari pemain sepak bola dan bulutangkis Ketiga himpunan ini saling lepas dengan masing-masing anggota 40-7, 20-7 dan 7, dengan demikian jumlah anggota dari kedua klub adalah 33+13+7= 53 Cara lain untuk memperoleh hasil di atas adalah dengan rumus n ( A B ) = n ( A ) + n ( B ) - n ( A B )

[9]_500638209_MPMT5103 JURNAL 9

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Jurnal 9

Citation preview

Page 1: [9]_500638209_MPMT5103 JURNAL 9

Tugas membuat catatan

Arrizal Muhaemin Yunus (500638209) MPMT halaman 1

TUGAS MATA KULIAH MPMT5103

FONDASI MATEMATIKA DAN BUKTI DALAM MATEMATIKA

NAMA : ARRIZAL MUHAEMIN YUNUS

NIM : 500638209

EMAIL : [email protected]

PROGRAM : S2 PENDIDIKAN MATEMATIKA ONLINE

TUGAS JURNAL 9 TENTANG KOMBINATORIK

1. KOMBINATORIK

Dalam kehidupan sehari-hari sering dijumpai persoalan-persoalan sebagai berikut:

1. Dengan berapa cara dapat disusun n obyek menurut aturan tertentu?

2. Dengan berapa cara pengambilan sejumlah r obyek dari n obyek yang ada, bila

r < n?

3. Dengan berapa cara sesuatu kejadian kejadian dapat terjadi?

Persoalan-persoalan di atas dapat diselesaikan dengan menggunakan kombinatorik

Ada 2 (dua) prinsip pokok yang dipakai untuk menyelesaikan persoalan

kombinatorik, yaitu prinsip penjumlahan dan prinsip perkalian.

Contoh:

Untuk Prinsip Penjumlahan

Suatu klub sepak bola mempunyai 40 anggota sedangkan klub bulutangkis

mempunyai 20 anggota.

a. Jika tidak ada anggota sepak bola yang merangkap menjadi anggota

bulutangkis, maka jumlah anggota kedau klub adalah 40 + 20 = 60 anggota

Jika kedua himpunan tidak beririsan, maka jumlah anggota kedua klub

ditambahkan.

b. Jika ada 7 anggota yang merangkap menjadi anggota kedua klub, maka

dibentuk 3 himpunan yang saling lepas atau tidak beririsan, yaitu:

(i) Himpunan I terdiri dari pemain sepak bola saja

(ii) Himpunan II terdiri dari pemain bulutangkis saja

(iii) Himpunan III terdiri dari pemain sepak bola dan bulutangkis

Ketiga himpunan ini saling lepas dengan masing-masing anggota 40-7, 20-7

dan 7, dengan demikian jumlah anggota dari kedua klub adalah 33+13+7= 53

Cara lain untuk memperoleh hasil di atas adalah dengan rumus

n ( A B ) = n ( A ) + n ( B ) - n ( A B )

Page 2: [9]_500638209_MPMT5103 JURNAL 9

Tugas membuat catatan

Arrizal Muhaemin Yunus (500638209) MPMT halaman 2

Untuk Prinsip Perkalian

Ahmad pergi dari kota A ke kota C dan harus melalui kota B. Dari kota A ke kota B

ada 3 jalan alternatif dan dari kota B ke kota C ada 2 jalan alternatif. Dengan

berapa banyak cara Ahmad bepergian dari kota A ke kota C?

A B C

Dengan demikian, menurut prinsip perkalian banyaknya cara bepergian dari kota

A ke kota C adalah 3 . 2 = 6 cara

1.1. Permutasi

Definisi:

Susunan n unsur berbeda dengan memperhatikan urutannya disebut

permutasi dari n unsur tersebut.

n n

P n !

Definisi:

Misalkan n bilangan asli. n faktorial atau n! adalah 1.2.3. . . . . . n

dan 0! = 1

Sifat 1:

Banyaknya permutasi dari r unsur ( r n ) yang diambil dari n unsur berbeda

adalah : n r

Pn

n r

!

( )!

Sifat 2:

Banyaknya permutasi dari n unsur dimana terdapat k unsur yang masing-

masing muncul q q qk1 2

, ,.........., kali adalah: Pn

q q qk

!

! !........ !1 2

Sifat 3:

Banyaknya permutasi siklis dari n unsur adalah: ( n - 1 )!

1.2. Kombinasi

Kombinasi adalah permutasi yang tidak memperhatikan urutan obyek.

Sifat :

Kombinasi r unsur ( r n ) dari n unsur adalah: n rC

n

r n r

!

!( )!

1.3. Binomium Newton

( )a b C a bn

r

n

r

n

n r r

0

Page 3: [9]_500638209_MPMT5103 JURNAL 9

Tugas membuat catatan

Arrizal Muhaemin Yunus (500638209) MPMT halaman 3

2. PELUANG

2.1. Pendahuluan

Teori Peluang dikembangkan pada abad ke XVII oleh ahli matematika dari Perancis

yang bernama Pierre de Fermat dan Blaise Pascal. Awalnya teori peluang dimulai dari

permainan judi atau permainan yang bersifat untung-untungan. Dalam teori peluang

banyak dijumpai soal-soal yang berkaitan dengan uang logam, dadu, kartu bridge dan

lain-lain.

Adapun tujuan mempelajari teori peluang agar siswa dapat menjelaskan konsep-

konsep dasar teori peluang supaya lebih mudah dipahami dan melatih kemampuan

siswa dalam hal berolah pikir.

2.2. Pengertian Ruang Sampel dan Kejadian

Ruang Sampel adalah seluruh kemungkinan yang terjadi dalam suatu percobaan

Ruang Sampel biasanya dilambangkan dengan huruf besar “ S “

Contoh:

1. Pada percobaan melempar sebuah dadu, maka ruang sampelnya ditulis:

S = { 1, 2, 3, 4, 5, 6 }

2. Pada percobaan melempar sebuah mata uang logam

S = { Angka, Gambar } atau S = { A, G }

S = { Muka , Belakang } atau S = { M, B }

Kejadian adalah bagian dari ruang sampel, biasanya untuk melambangkan suatu

kejadian digunakan huruf besar.

Contoh:

1. Pada percobaan melempar sebuah dadu.

a. Jika A adalah kejadian muncul mata dadu bilangan genap, maka:

A = { 2, 4, 6 }

b. Jika B adalah kejadian muncul mata dadu bilangan prima, maka:

B = { 2, 3, 5 }

c. Jika C adalah kejadian muncul mata dadu yang merupakan faktor dari 12,

maka:

C = { 1, 2, 3, 4, 6 }

2. Pada percobaan melempar dua mata uang logam.

a. Jika P adalah kejadian kedua mata uang muncul Angka, maka:

P = { AA }

b. Jika Q adalah kejadian muncul 1 Angka dan 1 Gambar, maka:

Q = { AG, GA }

Page 4: [9]_500638209_MPMT5103 JURNAL 9

Tugas membuat catatan

Arrizal Muhaemin Yunus (500638209) MPMT halaman 4

2.3. Peluang Suatu Kejadian

Menghitung Peluang dengan menggunakan Pendekatan Frekuensi Nisbi atau

Frekuensi Relatif

Contoh:

1. Jika sebuah uang logam dilempar sebanyak 15 kali, kemudian pada setiap

lemparan hasilnya dicatat dan diperoleh frekuensi muncul angka sebanyak 7 kali,

maka frekuensi relatif muncul angka = 7

15

2. Jika sebuah uang logam dilempar sebanyak 50 kali, kemudian pada setiap

lemparan hasilnya dicatat dan diperoleh frekuensi muncul gambar sebanyak 28

kali, maka frekuensi relatif muncul gambar = 28

50

Jadi, peluang suatu kejadian secara frekuensi relatif adalah perbandingan

banyaknya kejadian yang muncul dengan banyaknya percobaan yang dilakukan

dalam waktu tertentu.

Peluang kejadian ara frekuensi relatif. .sec . . banyaknya kejadian yang muncul

banyaknya percobaan yang dilakukan

. . .

. . .

Menghitung Peluang Secara Klasik

Pada percobaan melempar sebuah mata uang logam, maka peluang muncul gambar

= 1

2

Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

Ruang Sampel pada percobaan melempar sebuah uang logam adalah S = { A, G }

banyaknya anggota S atau n (S) = 2, sedangkan kejadian muncul gambar sebanyak

1 atau n (G) = 1, sehingga peluang kejadian muncul gambar pada percobaan

melempar sebuah mata uang logam: p = n G

n S

( )

( )

Jadi, p =1

2

Menghitung Peluang dengan Definisi Aksioma Peluang

Setiap kejadian di ruang sampel dikaitkan dengan bilangan antara 0 dan 1, bilangan

ini disebut peluang.

a. Kejadian yang tak mungkin terjadi mempunyai peluang nol

b. Kejadian yang pasti terjadi mempunyai peluang satu

c. Peluang dari kejadian A bernilai antara 0 dan 1

d. Jika A dan B dua kejadian sehingga A B = , maka

P ( A B ) = P ( A ) + P ( B )

e. Jika A dan B dua kejadian sehingga A B , maka

P ( A B ) = P ( A ) + P ( B ) - P ( A B )

Page 5: [9]_500638209_MPMT5103 JURNAL 9

Tugas membuat catatan

Arrizal Muhaemin Yunus (500638209) MPMT halaman 5

2.4. Kejadian Majemuk

Sifat 1 : Misalkan A dan B dua kejadian pada ruang sampel dengan A B = ,

maka : P ( A B ) = P ( A ) + P ( B )

Sifat 2 : Misalkan A dan B dua kejadian pada ruang sampel dengan A B ,

maka : P ( A B ) = P ( A ) + P ( B ) - P ( A B )

2.5. Peluang Komplemen suatu Kejadian

Sifat : Misalkan A kejadian pada ruang sampel, maka P ( A’ ) = 1 - P ( A )

2.6. Kejadian Bersyarat

Definisi: Dua kejadian A dan B pada ruang sampel dikatakan kejadian bersyarat

yaitu Kejadian B terjadi dengan syarat kejadian A terjadi lebih dahulu

atau B/A, maka peluangnya adalah: P(B/A) =P A B

P A

( )

( )

atau

P(A B) = P(A). P(B/A)

2.7. Kejadian Saling Bebas

Definisi: Dua kejadian A dan B pada ruang sampel dikatakan saling bebas jika

P(A B) = P(A) . P(B)