12
Peluang Investasi Kondisi Sub Sektor Pariwisata Kondisi perkembangan kepariwisataan di Kabupaten Rokan Hulu pada dasarnya tidak terlepas dari kedudukan beberapa objek wisata dan daya tarik objek yang dimiliki oleh Kabupaten Rokan Hulu sendiri. Sebagaimana diketahui, Kabupaten Rokan Hulu memiliki lokasi yang cukup strategis dalam jalur lalu lintas regional (darat) dan merupakan bagian dari kawasan yang sedang berkembang, yaitu dalam suatu kawasan berikat Singapore-Johor-Riau (SIJORI) yang sangat strategis bagi pengembangan dunia investasi, salah satunya dalam sektor industri pariwisata. Beberapa objek yang berada di Kabupaten Rokan Hulu tersebar pada beberapa kecamatan. Potensi objek wisata yang ada antara lain terdiri dari peninggalan sejarah dan budaya, wisata alam dan wisata buatan dengan memanfaatkan keadaan alam dan situs-situs peninggalan sejarah dan budaya. Kondisi Pola Produksi dan Distribusi Kegiatan produksi di Kabupaten Rokan Hulu tersebar di 9 kecamatan. Adapun kegiatan produksi yang dilakukan lebih terkonsentrasi pada sub sektor Perkebunan, sementara sebagian kecil lainnya dilakukan melalui kegiatan Produksi Pangan terutama Beras. Kegiatan industri lebih banyak berorientasi pada pengembangan industri pengolahan hasil- hasil perkebunan (Agroindustri) yang lokasinya mendekati areal perkebunan Kondisi Sub Sektor Perikanan Pengembangan perikanan di Kabupaten Rokan Hulu meliputi cabang usaha penangkapan ikan diperairan umum dan budidaya ikan tawar. Usaha penangkapan di perairan umum terkonsentrasi pada daerah yang dekat dengan permukiman

95_PELUANG INVESTASI

Embed Size (px)

DESCRIPTION

infestasi

Citation preview

Peluang Investasi

Kondisi Sub Sektor PariwisataKondisi perkembangan kepariwisataan di Kabupaten Rokan Hulu pada dasarnya tidak terlepas dari kedudukan beberapa objek wisata dan daya tarik objek yang dimiliki oleh Kabupaten Rokan Hulu sendiri. Sebagaimana diketahui, Kabupaten Rokan Hulu memiliki lokasi yang cukup strategis dalam jalur lalu lintas regional (darat) dan merupakan bagian dari kawasan yang sedang berkembang, yaitu dalam suatu kawasan berikat Singapore-Johor-Riau (SIJORI) yang sangat strategis bagi pengembangan dunia investasi, salah satunya dalam sektor industri pariwisata. Beberapa objek yang berada di Kabupaten Rokan Hulu tersebar pada beberapa kecamatan. Potensi objek wisata yang ada antara lain terdiri dari peninggalan sejarah dan budaya, wisata alam dan wisata buatan dengan memanfaatkan keadaan alam dan situs-situs peninggalan sejarah dan budaya.

Kondisi Pola Produksi dan DistribusiKegiatan produksi di Kabupaten Rokan Hulu tersebar di 9 kecamatan. Adapun kegiatan produksi yang dilakukan lebih terkonsentrasi pada sub sektor Perkebunan, sementara sebagian kecil lainnya dilakukan melalui kegiatan Produksi Pangan terutama Beras. Kegiatan industri lebih banyak berorientasi pada pengembangan industri pengolahan hasil-hasil perkebunan (Agroindustri) yang lokasinya mendekati areal perkebunan

Kondisi Sub Sektor Perikanan

Pengembangan perikanan di Kabupaten Rokan Hulu meliputi cabang usaha penangkapan ikan diperairan umum dan budidaya ikan tawar. Usaha penangkapan di perairan umum terkonsentrasi pada daerah yang dekat dengan permukiman penduduk, sedangkan eksploitasi sumberdaya perairan pada daerah pedalaman pada umum-nya dilakukan dengan intensitas rendah.

Kondisi Sub Sektor KehutananProduksi hutan tiap tahunnya mengalami kenaikan, kecuali pada tahun 1996. Meskipun demikian ada beberapa jenis produksi hutan yang mengalami penurunan antara lain kayu bulat, proses gergajian, block board, kayu bakar dan plywood. Pada tahun 2002 luas hutan di Kabupaten Rokan Hulu lebih kurang 556.328 Ha, jika dirinci menurut fungsinya 59,7% hutan konversi, 23,35% hutan produksi terbatas dan 5,42% hutan tetap. Luas hutan di kabupaten Rokan berdasarkan data inventarisasi Dinas Kehutanan Rokan Hulu adalah 237.964 Ha yang terdiri atas :

o Areal Pengembangan Kehutanan : 95.285 Ha

o Areal Kawasan Lindung : 142.679 Ha

o Kawasan Non Kehutanan : 507.021 ha

Selain hutan produksi terdapat hutan lindung dan hutan konversi. Hutan lindung terutama tersebar di Kecamatan Tandun, Rokan IV Koto, Tandun dan Kecamatan Tambusai. Sedangkan hutan konversi tersebar pada semua kecamatan kecuali Kecamatan Rambah Samo, Rambah Hilir dan Bangun Purba.

Khusus untuk kawasan lindung tersebar pada 3 (tiga) lokasi, yaitu : o Hutan Lindung Mahato seluas 28.800 ha di kecamatan Tambusai

o Hutan Lindung Bukit Suligi seluas 30.035 Ha di kecamatan Tandun,

o Hutan lindung Sei Rokan seluas 15.068 Ha di kacamatan IV Koto

Seluas 145.201 Ha telah dilepas menjadi perkebunan dengan jumlah perusahaan sebanyak 13 (tiga belas) perusahaan yang telah memperoleh Surat Keputusan (SK) Pelepasan Areal.

Kondisi Sub Sektor Pertanian Tanaman PanganProgram-program pembangunan tanaman pangan dilaksanakan melalui : Program Pembangunan Pertanian Rakyat Terpadu (PPRT) Program Pembangunan Sumberdaya Sarana dan Prasarana (PSSP) Program Pembangunan Usaha Pertanian (PUP) Program Diserfikasi Pangan dun Gizi (PDPG) Program Peningkatan Ketahanan Pangan nasional melalui Pemberdayaan Masyarakat Petani (PKPNMPM)

Tujuan Pembangunan Pertanian Tanaman pangan sesuai denqan Tri Karya Pembangunan Pertanian adalah :

o Meningkatkan produksi tanaman pangan untuk mencapai swasembada pangan dan meningkatkan ekspor hasil per tanian tanaman pangan dan sekaligus m erupakan mutu gizi m asyarakat melalui penyediaan protein, lemak , vitamin dan mineral.

o Meningkatkan, menum buhkan dan meratakan pendapatan petani dalam pembangunan pedesaan secara terpadu. Memperluas lapangan kerja dan mendorong kesempatan berusaha serta meningkatkan keikutsertaan petani dalam pembangunan agribisnis dalam pembangunan pertanian tanaman pangan.

Potensi sumberdaya lahan untuk areal pertanian menurut kemampuan lahan di K abupaten Rokan Hulu pada tahun 1997 masih cukup mendukung. Dari data yang ada, lahan lahan yang telah termanfaatkan, termasuk sawah, pekarangan, tegal/kebun dan ladang, seluas 117.86 Ha atau 16.6% dari luas lahan yang ada. Dilihat dari pola pemanfaatann yang ada, teridentifikasi adanya lahan-Iahan cadangan yang dapat dikembangkan untuk subsektor ini, terutama rawa-rawa, tanah kering dan padang rumput. Namun demikian pola pengembangannya perlu memperhitungkan daya dukung Iingkungan antara lain sistem pengairan, kesuburan tanah, dan lain-lain.

Padi Rambah Samo merupakan kecamatan yang memiliki potensi lahan terbesar yang dapat dikembangkan melalui pengolahan lahan sawah dengan luas 938 Ha, diikuti oleh Kecamatan Rambah Hililr dengan luas 714 Ha.

Di samping itu juga adanya pemanfaatan lahan ladang yang diperuntukan untuk tanaman pangan. Luas ladang yang diusahakan oleh penduduk setempat mencapai 25.029 Ha atau 29,17 % dari total luas lahan yang dikembangkan bagi tanaman pangan. Indikasi ini menunjukkan adanya orientasi masyarakat untuk mengembangkan pertanian dalam bentuk ladang (lahan kering) dibandingkan sawah (lahan basah).

Palawija Luas panen tanaman palawija di Kabupaten Rokan Hulu masih sangat berfluktuasi dan belum menunjukkan tingkat pertumbuhan yang nyata. Berdasarkan data Rekapitulasi Tanaman Pangan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Rokan Hulu Tahun 2003. Luas panen tanaman palawija yang terluas adalah Kacang Tanah (2.072 Ha) dan yang terendah adalah Ubi Jalar (194 Ha).

Jenis tanaman palawija yang ditanam di Kabupaten Rokan Hulu antara lain : Jagung, kacang tanah, ubi kayu, ubi jalar, kacang kedele dan kacang hijau. Selain itu terdapat juga beberapa jenis tanaman palawija yang diusahakan oleh penduduk Rokan Hulu namun dalam volume/luas tanam yang tidak berarti. Potensi pengembangan masing-masing komoditi tersebar pada beberapa kantong produksi. Dua kecamatan yang cukup dominan dan berpotensi untuk dikembangkan sebagai salah satu sentra produksi tanaman jagung adalah Kecamatan Tambusai dan Rambah, serta Kecamatan Tambusai dan Kecamatan Bangun Purba sebagai sentra pengembangan tanaman ubi kayu dan Kecamatan Rambah Samo sebagai satu-satunya kecamatan yang berpotensi saat ini sebagai sentra produksi kacang tanah.

Namun demikian, melihat masih besarnya kesalahan prosedur dalam perlakuan terhadap tanaman pada masa tanam dan pasca panen. Sebenarnya potensi produksi dan produktivitas tanaman palawija masih dapat ditingkatkan melalui intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian mengingat luasnya lahan kosong yang belum termanfaatkan secara optimal.

Buah-Buahan Produksi buah-buahan di Kabupaten Rokan Hulu masih dapat dikatakan kurang. Hal ini dapat terlihat dari data arus masuk buah-buahan yang didatangkan dari tempat/sekitar Kabupaten Rokan Hulu. Diantara berbagai jenis buah-buahan yang dihasilkan, Rambutan merupakan buah yang dihasilkan secara dominan di kabupaten Rokan Hulu kemudian disusul oleh pepaya dan nenas.

Jenis buah-buahan yang popular menjadi salah satu jenis yang diusahakan secara serius di Kabupaten Rokan Hulu adalah Rambutan. Hal ini didukung dari data kuantitatif yang ditampilkan di atas nampak bahwa baik dari segi jumlah luas lahan dan volume produksi yang lebih tinggi dibandingkan jenis produksi lainnya. Ini sangat dimaklumi mengingat rambutan rata-rata dijadikan sebagai tanaman pekarangan yang hamper ditemui di setiap rumah, untuk kebutuhan konsumsi sendiri. Sementara itu Jeruk Siam saat ini telah diusahakan oleh penduduk menurut pola penanaman dan pemeliharaan yang lebih modern untuk memperoleh tambahan penghasilan dengan memanfaatkan kebun-kebun yang tidak termanfaatkan atau memanfaatkan sisa pembukaan hutan yang tidak terurus. Jenis buah-buahan yang populer menjadi salah satu jenis yang diusahakan secara serius di Kabupaten Rokan Hulu adalah Jeruk Siam . Walaupun dari data kuantitatif yang ditampilkan di atas terlihat bahwa baik dari segi jumlah luas lahan dan volume produksi yang lebih tinggi adalah jeruk siam . Ini sangat dimaklumi mengingat rambutan dan mangga rata-rata dijadikan sebagai tanaman pekarangan yang hampir ditemukan disetiap rumah, untuk kebutuhan konsumsi sendiri. Sementara itu jeruk siam saat ini telah diusahakan oleh penduduk menurut pola penanaman dan pemeliharaan yang lebih modern untuk memperoleh tambahan penghasilan dengan memanfaatkan kebun-kebun yang tidak termanfaatkan, atau memanfaatkan sisa pembukaan hutan yang tidak termanfaatkan .

Sayur-Sayuran Seperti halnya buah-buahan, kebutuhan sayur-sayuran konsumsi penduduk Rokan Hulu pun masih harus didatangkan dari daerah sekitar Kabupaten Rokan Hulu karena masih rendahnya volume produksi sayuran di wilayahnya.

Jenis sayur-sayuran yang banyak dihasilkan antara lain Bayam, cabai, kangkung, ketimun, terung dan kacang panjang dengan sentra produksi terdapat di Kecamatan Kepenuhan dan Kecamatan Bangun Purba.

Penyebaran Bahan tambang dan mineralBeberapa potensi sektor pertambangan yang cukup intensif untuk dijadikan sebagai salah satu sektor produktif Kabupaten Rokan Hulu saat ini antara lain : granit, andesit, sekis dan filit, sirtu, pasir kuasa, felsfar serta lempung yang tersebar di Kecamatan Tandun, Tambusai dan Rokan IV Koto.

Berdasarkan data jumlah produksi bahan galian Kabupaten Rokan Hulu tahun 2003 terlihat bahwa Granit dan Batu Bara merupakan jenis bahan galian yang paling potensial untuk dikembangkan di Kabupaten Rokan Hulu.

Kondisi Sub Sektor PeternakanPerkembangan sub sektor peternakan di Kabupaten Rokan Hulu menunjukkan perkembangan yang positif. Ini menunjukkan bahwa sub sektor peternakan dapat dijadikan sebagai salah satu penggerak ekonomi daerah pada masa yang akan datang. Populasi ternak terbanyak adalah kambing/domba, akan tetapi untuk kenis ternak sapi potong populasi terbesar di Kecamatan Ramba samo, Bangun Purba, Rambah Hilir, Rokan IV Koto dan Rambah.

Potensi Madu HutanMadu Hutan, merupakan salah satu hasil kekayaan alam dari Kabupaten Rokan Hulu yang patut mendapat perhatian. Terletak di sekitar daerah Dalu-Dalu, madu hutan merupakan salah satu sumber penghasilan rakyat setempat yang sudah terbukti kemanjurannya dalam menyembuhkan berbagai macam penyakit secara alami. Dengan kemasan yang menarik dan harga kompetitif, Madu Hutan akan menjadi sumber devisa yang cukup berpotensi bagi Kabupaten Rokan Hulu pada umumnya, dan para petani madu pada khususnya.

Proyeksi Pertumbuhan dan PDRBPDRB merupakan besaran yang menunjukkan nilai kapasitas suatu perekonomian. Untuk menggambarkan tingkat pertumbuhan perekonomian dengan demikian dapat dilakukan dengan menghitung tingkat pertumbuhan PDRB-nya selama periode waktu tertentu.

Data PDRB adalah salah satu variable ekonomi terpenting untuk dapat melihat dan mengukur pertumbuhan dan kondisi perekonomian suatu daerah sebagai hasil dari pembangunan yang telah dilaksanakannya. Perhitungan PDRB dapat dilakukan dengan 3 (tiga) pendekatan yaitu :

a. Pendekatan produksi dengan menghitung jumlah seluruh nilai akhir barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu.

b. Pendekatan pendapatan, yaitu jumlah semua balas jasa yang diterima oleh faktor-faktor produksi.

c. Pendekatan pengeluaran, yaitu jumlah seluruh komponen permintaan akhir atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu.

Perhitungan PDRB tahun 1997-2000 dilakukan berdasarkan harga berlaku dan agar dapat diperbandingkan juga diperhitungkan berdasarkan harga konstan tahun 1993. Maksud dari menggunakan PDRB atas dasar harga konstan adalah perubahan nilai tambah yang terbentuk pada PDRB hanya terdapat pada perubahan produksi barang/jasa masing-masing sektor tidak ada lagi perubahan pengaruh harga barang/jasa.

Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Rokan Hulu pada awal krisis ekonomi tahun 1997 sebesar 5,16%, dampak krisis mulai sangat terasa di tahun 1998 dimana tidak ada pertumbuhan bahkan menjadi minus 0,14%. Laju pertumbuhan ekonomi Rokan Hulu pada tahun 2000 mulai meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan tahun 1999, rata-rata pertumbuhan ekonomi tahun 1999 sebesar 3,13% naik menjadi 6,03% di tahun 2000. Kondisi tahun 2001 meningkat menjadi 6,53 dan pada tahun 2002 laju pertumbuhan ekonomi di Rokan Hulu menjadi 6,74%.

Jika dilihat dari pertumbuhan antar sektor ekonominya, pada tahun 2000 industri pengolahan mempunyai laju pertumbuhan tertinggi 10,20% dan pada tahun 2002 bertambah meningkat menjadi 17,21%, yang diikuti dengan sektor bangunan 8,90%, selanjutnya sektor pertanian 7,29%; adapun tahun 2002 setelah sektor industri pengolahan laju pertumbuhan ekonomi di Rokan Hulu tertinggi diikuti sektor pertambangan dan galian sebesar 8,18% kemudian sektor pengangkutan sebesar 6,65% adapun sektor pertanian hanya sebesar 5,37%. Ini semua menunjukkan bahwa perekonomian mulai pulih dan telah mampu meningkatkan pendapatan riil masyarakat Kabupaten Rokan Hulu.

Sektor pertanian merupakan sektor yang mempunyai kontribusi terbesar terhadap pembentukan laju pertumbuhan Kabupaten Rokan Hulu yakni 63,61% di tahun 2000. Peranan sektor pertanian ini setiap tahunnya mengalami kenaikan terus menerus sejak tahun 1997, bahkan ditahun 1998 akan tetapi mulai tahun 2001 mengalami penurunan menjadi 52,42% dan tahun 2002 hanya 51,74%. Sektor pertanian ini meliputi kegiatan tanaman perkebunan yang diusahakan oleh rakyat maupun perusahaan-perusahaan perkebunan, kegiatan pembibitan maupun budidaya ternak, kegiatan penebangan dan pengambilan hasil hutan termasuk perburuan, kegiatan penangkapan, pembenihan dan budidaya ikan serta kegiatan yang menghasilkan komoditi bahan makanan seperti padi-padian, jagung, kacang-kacangan dan lain-lainnya.

Proyeksi Pertumbuhan a. Metode Estimasi Metode yang digunakan untuk memproyeksikan nilai PDRB Kabupaten Rokan Hulu dari tahun 2001 sampai tahun 2006 adalah dengan cara mengestimasi semua indikator produksi untuk setiap kegiatan usaha. Selanjutnya dilakukan penghitungan nilai tambah atas dasar harga konstan tahun 1993 untuk masing-masing kegiatan usaha.

Untuk mendapatkan nilai tambah atas harga berlaku adalah dengan menggunakan metode ekstrapolasi. Ekstrapolasi yang digunakan adalah indeks harga, yang dapat berbeda dan dapat sama setiap kegiatan usaha, tergantung pada indikator produksi yang digunakan di masing-masing kegiatan usaha tersebut

b. Proyeksi Laju Pertumbuhan Ekonomi secara total pertumbuhan ekonomi Kabupaten Rokan Hulu cenderung menurun sampai tahun 2002, dimana pada tahun 2000 pertumbuhan ekonominya sebesar 6,03% turun menjadi 5,42% pada tahun 2001 dan menjadi 4,90% pada tahun 2002, namun mulai tahun 2003 pertumbuhan ekonomi diperkirakan beranjak naik mencapai 4,98%, hal ini disebabkan adanya kenaikan dari 5,56% pada tahun 2002 menjadi 5,62% pada tahun 2003 di sektor pertanian. Selanjutnya tahun 2004 pertumbuhan meningkat terus menjadi 5,19%, tahun 2005 menjadi 5,43% dan pada tahun 2006 diperkirakan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Rokan Hulu akan mencapai 5,90%.

Peningkatan pertumbuhan ini terutama disebabkan oleh meningkatnya sektor pertanian, dimana pada tahun 2004 mengalami pertumbuhan sebesar 5,81%, terus meningkat menjadi 6,01% pada tahun 2005 dan 6,71% pada tahun 2006. Selanjutnya adalah akibat kenaikan sektor industri, pada tahun 2004 sektor ini mengalami pertumbuhan sebesar 7,52%, meningkat menjadi 7,68% pada tahun 2005 dan 8,21% pada tahun 2006 dan diikuti oleh sektor perdagangan yang mengalami pertumbuhan sebesar 3,29% pada tahun 2004 meningkat menjadi 3,62% pada tahun 2005 dan pada tahun 2006 diperkirakan sektor ini akan mengalami pertumbuhan sebear 4,02%.

c. Kontribusi Sektor S ektor yang menjadi andalan dalam pembentukan PDRB ke depan masih dipegang oleh sektor pertanian. Kontribusi sektor pertanian tahun 2001 sampai dengan tahun 2006 masih diproyeksikan berada diata 52%, dimana pada tahun 2001 mencapai 62,77% dan tahun 2002 sebesar 63,34%. Namun mulai tahun 2003 kontribusi sektor pertanian menunjukkan kecenderungan menurun, yaitu tahun 2003 sebesar 59,85%, tahun 2004 sebesar 58,12%, tahun 2005 sebesar 53,73% dan tahun 2006 sebesar 52,04%. Sebaliknya sektor industri, perdagangan dan bangunan menunjukkan kontribusi kecenderungan meningkat. Sektor industri dari 6,71% pada tahun 2001 meningkat menjadi 12,43% pada tahun 2006. Sektor perdagangan dari 7,34% pada tahun 2001 meningkat menjadi 8,89% pada tahun 2006. Begitu juga sektor bangunan dari 4,19% tahun 2001 meningkat menjadi 7,12% tahun 2006.Perekonomian WilayahStruktur Ekonomi

Untuk menggambarkan peran suatu sektor dalam perekonomian dapat dilakukan dengan menghitung proporsi masing-masing sektor terhadap pembentukan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Apabila peran tersebut dibandingkan antara periode waktu yang berbeda, maka dapat digambarkan indikasi adanya perubahan struktur perekonomian tersebut. Sektor yang paling berperan bagi pembentukan PDRB Kabupaten Rokan Hulu adalah :

Sektor Pertanian

Sektor Pertambangan dan Penggalian

Sektor Industri Pengolahan,

Sektor Listrik, Gas dan Air.

Sektor Bangunan

Sektor Perdagangan, hotel dan restoran

Sektor Angkutan dan Komunikasi

Sektor Keuangan, sewa dan jasa perusahaan

Sektor Jasa-jasa

Kabupaten Rokan Hulu merupakan kabupaten baru dari hasil pemekaran Kabupaten Kampar, maka data PDRB yang ada kemungkinan masih merupakan data lama yang menginduk pada Kabupaten Kampar. Pada tahun 2002 PDRB Kabupaten Kampar (berdasarkan harga berlaku tahun 1998-2002) sebesar Rp. 987.869,19 juta dan PDRB per kapita sebesar Rp. 3.230.000,-. Kontribusi sektor-sektor usaha terhadap PDRB Kabupaten Kampar adalah sekor pertanian, petenakan, kehutanan dan perikanan sebesar 51,74%; pertambangan dan penggalian 2,55%; industri pengolahan 12,62%; listrik, air bersih dan gas 0,17%; bangunan 4,88%; perdagangan, hotel dan restoran 6,98%; angkutan dan komunikasi 4,74%; keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 6,79% dan jasa-jasa sebesar 9,53% (sumber data : BPS Rokan Hulu, 2002). Dari kontribusi sektor-sektor tersebut di atas terlihat bahwa sektor pertanian dalam arti luas memberikan sumbangan terbesar atas PDRB Kabupaten Rokan Hulu. Dengan demikian sektor pertanian merupakan sektor usaha yang sangat penting, sektor ini mampu memberikan kontribusinya lebih dari 50 persen. Dengan komposisi seperti ini, maka struktur perekonomian daerah ini masih berstruktur perekonomian primer.