Upload
muhammad-rizqan-afifi
View
7
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
sadsada
Citation preview
PENDAHULUAN
Dewasa ini kegiatan transaksi kredit sukar untuk di hindari oleh para pelaku
bisnis. Para pelaku bisnis tersebut melakukan transaksi kredit dengan beberapa alasan
dan tujuan. Alasan dan tujuan tersebut akan berbeda diantara pihak-pihak pelaku
transaksi kredit yang bersangkutan. Adapun pihak yang berkepentingan dalam transaksi
kredit yaitu pemberi kredit (kreditur) dan penerima kredit (debitur).
Perusahaan dagang memberikan kredit dengan tujuan untuk meningkatkan
volume penjualan dan mengimbangi pesaing. Lembaga perbankan atau yang sejenis
memberikan kredit dengan tujuan untuk memperoleh bunga dari pokok pinjamannya.
Sedangkan pihak debitur atau pelanggan melakukan transaksi kredit dengan alasan
tidak mempunyai kas yang cukup untuk membeli dan membayar suatu produk atau
terpaksa meminjam sejumlah uang untuk modal dan diharapkan dengan modal
pinjaman tersebut diperoleh suatu penghasilan yang nantinya dapat mengembalikan
pinjamannya tersebut serta memperoleh nilai lebih atau keuntungan.
I. PENGERTIAN KREDIT
Kredit berasal dari bahasa Yunani, yaitu “credere” atau “credo” yang berarti
kepercayaan (trust atau faith). Kegiatan orang perorang atau badan usaha dalam rangka
pemenuhan kebutuhan hidupnya dengan cara pinjam meminjam dinamakan Kredit.
Berdasar dari kegiatan pemberian kredit dari yang memberikan kredit kepada yang
menerima kredit adalah kepercayaan. Transaksi kredit timbul karena suatu pihak
meminjam sejumlah uang atau sesuatu yang dipersamakan dengan itu, di mana pihak
peminjam wajib melunasi hutangnya atau rekeningnya tersebut pada waktu yang telah
ditentukan. Disamping itu kredit pun timbul sebagai akibat adanya transaksi jual
beli,dimana pembayarannya ditangguhkan, baik sebagian maupun seluruhnya.
Sedangkan pengertian kredit menurut Eric L. Kohler (1964;154) :
“Kredit adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu pembelian atau mengadakan
suatu pinjaman dengan suatu janji pembayarannya akan dilakukan dan ditangguhkan
pada suatu jangka waktu yang disepakati”.
Pengertian kredit menurut Teguh Pudjo Muljono (1989;45) :
“Kredit adalah suatu penyertaan uang atau tagihan atau dapat juga barang yang
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Suryani, SE. MM. ANALISA LAPORAN KEUANGAN 1
menimbulkan tagihan tersebut pada pihak lain. Atau juga memberi pinjaman pada orang
lain dengan harapan akan memperoleh suatu tambahan nilai dari pokok pinjaman
tersebut yaitu berupa bunga sebagai pendapatan bagi pihak yang bersangkutan”.
Menurut beberapa pendapat para ahli ilmu hukum, seperti :
1. J. A. Lavy, merumuskan arti kredit adalah menyerahkan secara sukarela sejumlah
uang untuk dipergunakan secara bebas oleh penerima kredit.
2. Drs. Muchdarsyah Sinungan, kredit adalah suatu prestasi yang diberikan oleh satu
pihak kepada pihak lainnya, dimana prestasi akan dikembalikan lagi pada masa
tertentu yang akan diserahi dengan suatu kontraprestasi berupa bunga.
Sedangkan pengertian yang lebih mapan untuk kegiatan perbankan di Indonesia,
yaitu menurut Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 (undang-undang yang diubah),
pengertian kredit diatur dalam pasal 1 butir 11, “kredit adalah penyediaan uang atau
tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak
peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian
bunga”.
Adapun pengertian kredit menurut UU Perbankan No.7 tahun 1992 :
“Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara suatu perusahaan
dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah
jangka waktu tertentu dengan jumlah uang, imbalan atau pembagian hasil keuntungan.”
Berdasarkan pada pengertian-pengertian diatas dapat diketahui bahwa transaksi
kredit timbul sebagai akibat suatu pihak meminjam kepada pihak lain, baik itu berupa
uang, barang dan sebagainya yang dapat menimbulkan tagihan bagi kreditur. Hal lain
yang dapat menimbulkan transaksi kredit yaitu berupa kegiatan jual beli dimana
pembayarannya akan ditangguhkan dalam suatu jangka waktu tertentu baik sebagian
maupun seluruhnya. Kegiatan transaksi kredit tersebut diatas akan mendatangkan
piutang atau tagihan bagi kreditur serta mendatangkan kewajiban untuk membayar bagi
debitur.
Dari defenisi diatas, dapat ditarik kesimpulan, bahwa unsur-unsur kredit adalah :
1. Kepercayaan.
Adanya keyakinan dari pihak bank terhadap prestasi yang diberikan kepada
nasabah debitur yang akan dilunasinya sesuai dengan jangka waktu yang di
perjanjikan.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Suryani, SE. MM. ANALISA LAPORAN KEUANGAN 2
2. Jangka Waktu
Adanya jangka waktu antara pemberian kredit dan pelunasannya, dimana
jangka waktu tersebut sebelumnya telah ditentukan terlebih dahulu, berdasar
kan kesepakatan bersama.
3. Prestasi
Adanya objek berupa prestasi dan kontraprestasi pada saat tercapainya
kesepakatan dalam perjanjian pemberian kredit antara bank dengan nasabah
debitur, berupa bunga atau imbalan
4. Risiko
Adanya jangka waktu antara pemberian kredit dan pelunasannya,
memungkinkan adanya risiko dalm perjanjian kredit tersebut. Untuk itu, untuk
mencegah terjadinya risiko tersebut (berupa wanprestasi), maka diadakan
pengikatan jaminan/agunan yang dibebankan kepada pihak nasabah debitur
II. TUJUAN KREDIT
Menurut Sinungan (1995) tujuan kredit mencakup scope yang luas, ada dua
fungsi pokok yang saling berkaitan dengan kredit adalah :
1. Profitability
yaitu tujuan untuk memperoleh hasil dari kredit berupa keuntungan yang diteguk dari
pemungutan bunga.b.
2. Safety
yaitu keamanan dari prestasi atau fasilitas yang diberikan harus benar-benar
tercapai tanpa hambatan yang berarti.
Tujuan kredit berarti tidak lepas dari falsafah yang dianut oleh suatu negara karena
pada dasarnya tujuan kredit didasarkan kepada usaha untuk memperoleh keuntungan
sesuai dengan prinsip ekonomi yang dianut, seperti pada negara-negara liberal di mana
dengan pengorbanan yang sekecil-kecilnya untuk memperoleh manfaat yang sebesar-
besarnya.
Pemberian kredit yang dimaksud untuk memperoleh keuntungan maka bank hanya
boleh meneruskan simpanan masyarakat kepada nasabahnya dalam bentuk kredit
apabila nasabah yang akan menerima kredit itu mampu dan mau mengembalikan kredit
yang telah diterimanya itu. Dari faktor kemauan dan kemampuan tersebut, maka
tersimpul suatu unsur keamanan dan unsur keuntungan (profitability) dari suatu kredit.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Suryani, SE. MM. ANALISA LAPORAN KEUANGAN 3
Jadi dapat disimpulkan bahwa tujuan kredit adalah :
1. Untuk mencari keuntungan bagi bank/kreditur, berupa pemberian bunga,
imbalan, biaya administrasi, provisi, dan biaya-biaya lainnya yang dibebankan
kepada nasabah debitur.
2. Untuk meningkatkan usaha nasabah debitur. Bahwa dengan adanya
pemberian kredit berupa pemberian kredit investasi atau kredit modal kerja
bagi debitur, diharapkan dapat meningkatkan usahanya.
3. Untuk membantu Pemerintah. Bahwa, dengan banyaknya kredit yang disalur
kan oleh bank-bank, hal ini berarti dapat meningkatkan pembangunan disegala
sektor, khususnya disektor ekonomi.
III. JENIS-JENIS KREDIT
1. Menurut Jenis Kredit Yang Dibiayai
a. Kredit modal kerja yaitu kredit yang diberikan oleh bank kepada debiturnya untuk
memenuhi modal kerjanya. Kriteria dari modal kerja yaitu kebutuhan modal yang
habis dalam satu cycle usaha, hal ini kalau dilihat dalam neraca suatu
perusahaan akan berupa uang kas/ bank ditambah dengan piutang dagang
ditambah dengan persediaan baik persediaan barang jadi, persediaan bahan
dalam proses, persediaan bahan baku. Apabila dibicarakan modal kerja bersih
maka perlu dikurangi lagi dengan current liabilitiesnya.
b. Kredit Investasi yaitu kredit yang dikeluarkan oleh perbankan untuk pembelian
barang-barang modal yaitu tidak habis dalam satu cycle usaha, maksudnya
proses dari pengeluaran uang kas dan kembali menjadi uang kas tersebut akan
memakan jangka waktu yang cukup panjang setelah melalui beberapa kali
perputaran. (Mulyono, 1993).
c. Kredit Konsumsi (Personal Loan) yaitu bentuk kredit yang diberikan kepada
perorangan ini bukan dalam rangka untuk mendapatkan laba tetapi untuk
pemenuhan kebutuhan konsumsi
2. Menurut Resiko Pembiayaan
a. Kredit dari dana bank yang bersangkutan
Dasar dari kredit ini diberikan atas dasar kemampuan dari bank yang
bersangkutan didalam mengumpulkan dana dari masyarakat yang menjadi
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Suryani, SE. MM. ANALISA LAPORAN KEUANGAN 4
nasabahnya baik berupa giro, deposito maupun modal sendiri dan pinjaman-
pinjaman lainnya.
b. Kredit dengan dana likuiditas Bank Indonesia
Sesuai dengan fungsinya bank sebagai agent of development khususnya pada
bank-bank pemerintah, maka dalam pengembangan sektor-sektor perekonomian
tertentu bank sentral telah memberikan berbagai fasilitas penyediaan “Dana
Likuiditas”.
c. Kredit Kelolaan
Kredit ini diperoleh Pemerintah Indonesia dari Luar Negri untuk membantu
berbagai pembiayaan pembangunan proyek-proyek swasta/ pemerintah yang
diwujudkan dalam bentuk bantuan kredit yang disalurkan melalui sistem
perbankan.
3. Menurut Sektor Ekonomi
Untuk kepentingan perencanaan pengembangan kegiatan perekonomian maka
pembagian sektor-sektor ekonomi mempunyai arti yang sangat penting. Penguasa
moneter dan bank sentral mempunyai kepentingan utama dalam pembagian kredit
menurut sektoral, sebagai alat perencanaan dan penegendalian kebijaksanaan-
kebijaksanaan yang diambilnya. Secara garis besar pembagian kredit menurut
sektor ekonomi :
a. Sektor pertanian, perkebunan dan sarana pertanian
b. Sektor pertambangan
c. Sektor perindustrian
d. Sektor listrik, gas dan air
e. Sektor kontruksi
f. Sektor perdagangan, restoran dan hotel
g. Sektor pengangkatan, pergudangan dan komunikasi
h. Sektor jasa-jasa dunia usaha
i. Sektor jasa-jasa sosial atau masyarakat
Jenis-jenis kredit dapat dilihat dari berbagai segi, yaitu:
1. Dari segi kegunaan : Kredit Investasi dan Kredit Modal Kerja.
2. Dari segi Tujuan Kredit : Kredit Produktif, Kredit Konsumtif dan Kredit Perdagangan.
3. Dari segi Jangka Waktu : Kredit Jangka Pendek (jangka waktu pengembalian kurang
dari 1 tahun), Kredit Jangka Menengah (jangka waktu pengembalian antara 1 - 3
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Suryani, SE. MM. ANALISA LAPORAN KEUANGAN 5
tahun) dan Kredit Jangka Panjang (jangka waktu pengembalian diatas 3 – 5 tahun).
4. Dari segi Agunan : Kredit dengan agunan dan Kredit tanpa agunan.
5. Dari segi Sektor Usaha : Kredit Peternakan, Kredit Pertanian, Kredit Industri, Kredit
Pertambangan, Kredit Profesi, Kredit Perumahan dan kredit-kredit sektor usaha
lainnya.
Jenis-jenis kredit yang secara umum dapat diberikan oleh bank antara lain ;
1. Pinjaman Rekening koran (PRK) adalah pinjaman revolving jangka waktu (satu
tahun) yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat tanpa pemberitahuan terlebih
dahulu kepada pihak bank dengan mempergunakan cek, bilyet giro atau alat
perintah pembayaran lainnya. Tujuan PRK adalah untuk membiayai modal kerja.
2. Pinjaman Aksep (DL) adalah pinjaman revolving jangka pendek (satu tahun) yang
penarikannya dapat dilakukan dengan pemberitahuan terlebih dahulu kepada pihak
bank. Tujuan pinjaman ini adalah untuk membiayai modal kerja. Setiap akan
mendropping dana, debitur harus menandatangani surat aksep (surat pengakuan
hutang), jumlah maksimum penarikan ditentukan oleh plafond limit yang diberkan.
3. Anjak Piutang. Ada fasilitas anjak piutang ini adalah piutang debitur (yang belum
jatuh tempo) dijual kepada bank dan bank akan memberi dana sampai sekian
persen. Difasilitas anjak piutang ini terdapat tiga pihak yang terlibat yaitu
Factor adalah pihak yang mengambil alih piutang atau pembeli piutang,
Client adalah pihak yang menjual piutang dan Debtor ini merupakan pihak yang
memiliki hutang kepada client dan merupakan objek transaksi anjak piutang.
4. Pinjaman sindikasi adalah pinjaman komersial/modal kerja dimana dananya berasal
dari beberapa bank atau pembiayaan secara bersama oleh beberapa bank.
Pinjaman ini dapat merupakan pinjaman investasi untuk membiayai suatu proyek
(misalnya pembangunan hotel, pusat pertokoan dan lain-lain) atau untuk membiayai
kebutuhan modal kerja. Bank yang tergabung dalam pinjaman sindikasi ini ada yang
bertugas sebagai Lead bank yaitu pihak yang menyediakan dana dalam porsi besar
dalam sindikasi tersebut dibandingkan dengan lainnya juga segabai pengelola
kegiatan sindikasi tersebut baik dalam hubungan dengan debitur maupun terhadap
peserta sindikasi lainnya dan Participant bank yaitu bank yang menjadi anggota
sindikasi dan bertugas hanya menyediakan dana saja.
5. Term Loan adalah pinjaman non revolving yang dipergunakn untuk membiayai
investasi aktiva tetap (alat yang tidak habis dipergunakan untuk satu siklus usaha).
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Suryani, SE. MM. ANALISA LAPORAN KEUANGAN 6
Pencairan dananya dapat dilakukan secara sekaligus atau bertahap sesuai dengan
jadwal yang ditetapkan sejak dari awal dengan menyerahkan surat aksep senilai
dana yang ditarik. Pembayaran kembali dilakukan dengan angsuran, baik dengan
grace perio, pembayaran hanya mencakup bunga saja, sedangkan angsuran pokok
dan bunga dimulai setelah grace period berakhir.
IV. METODE ANALISA KREDIT
Kebijaksanaan Perkreditan
Menurut Mulyono (1993) menetapkan kebijaksanaan perkreditan terdapat 3 (tiga) asas
pokok yang harus diperhatikan yaitu :
a. Asas Likuiditas
Suatu asas yang mengharuskan bank untuk tetap dapat menjaga tingkat
likuiditasnya, karena suatu bank yang tidak likuid akibatnya akan sangat parah yaitu
hilangnya kepercayaan dari nasabahnya atau dari masyarakat luas.
b. Asas Solvabilitas
Usaha pokok perbankan yaitu menerima simpanan dana dari masyarakat dan
disalurkan dalam bentuk kredit.
c. Asas Rentabilitas
Sebagaimana halnya pada setiap kegiatan usaha akan selalu mengharapkan akan
memperoleh laba, baik untuk mempertahankan eksistensinya maupun untuk
keperluan untuk mengembangkan dirinya.
Pertimbangan dan Penilaian Dalam Pemberian Kredit
Undang-Undang Perbankan No. 7 tahun 1992 pasal 8 menjelaskan bahwa
dalam memberikan kredit, Bank Umum wajib mempunyai keyakinan atas kemampuan
dan kesanggupan debitur untuk melunasi hutangnya sesuai dangan yang diperjanjikan.
Maksud dari pasal tersebut bahwa kredit yang diberikan oleh bank mengandung
resiko, sehingga dalam pelaksanaanya bank harus memperhatikan asas-asas
perkreditan yang sehat. Untuk mengurangi resiko tersebut, jaminan pemberian kredit
dalam arti keyakinan atas kemampuan dan kesanggupan debitur untuk melunasi
hutangnya sesuai bank. Untuk memperoleh keyakinan tersebut, sebelum memberikan
kredit, bank harus melakukan penilaian yang seksama terhadap watak, kemampuan,
modal, agunan, dan prospek usaha debitur. (Suyatno, dkk, 1995)
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Suryani, SE. MM. ANALISA LAPORAN KEUANGAN 7
Jaminan Dan Kelayakan Kredit
Jaminan kredit menurut bank, merupakan sumber kedua pembayaran kembali
kredit dan bunga yang tertunggak. Sumber pertama pembayaran kembali kredit adalah
dana intern perusahaan terutama keuntungan dan dana penyusutan. Bila debitur gagal
memenuhi kewajiban keuangannya kepada bank dari sumber pembayaran pertama,
maka harta mereka yang dijamin akan dipergunakan sebagai gantinya. (Sutojo, 2000)
Bank akan meluluskan permintaan kredit yang diajukan oleh calon debitur
tergantung dari hasil pertimbangan berikut ini : (Sutojo, 1995)
1. Faktor Intern Bank
Sebelum mengambil keputusan untuk meluluskan permintaan kredit (terutama dalam
jumlah besar) terlebih dahulu bank akan mameriksa kondisi intern operasi dan
keuangan dewasa ini, dua tiga tahun terakhir, serta prospek masa depan.
2. Kredibilitas
Bank akan lebih bersemangat dalam bekerja sama dengan investor, apabila mitra
usaha mereka dapat menunjukan kemampuan mengelola proyek yang akan
dibangun dengan bank.
3. Prospek Masa Depan
Proyek Masa depan sebuah proyek dapat diharapkan akan cerah, bila proyek
tersebut dapat memenuhi kriteria berikut ini : dikelola oleh manajemen yang
professional, didukung oleh sumber daya manusia yang dapat menjalankan operasi
proyek dengan baik dan dapat memproduksi barang atau jasa yang kompetitif.
4. Dapat memasarkan hasil produksi tersebut secara menguntungkan.
5. Dapat menghasilkan keuntungan yang layak.
V. RASIO-RASIO UMUM YANG DIGUNAKAN UNTUK PENILAIAN KREDIT
Adapun beberapa penilaian yang menjadi metode pengukuran kondi kesehatan bank
selain dari solvabilitas dan rentabilitas adalah :
1. Penilaian Efisiensi (Rasio Biaya Operasional) adalah perbandingan antara biaya
operasional dan pendapatan operasional. Rasio ini digunakan untuk mengukur
tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya. Rasio
ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
BIAYAOPERASIONAL
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Suryani, SE. MM. ANALISA LAPORAN KEUANGAN 8
PENDAPATAN OPERASIONAL
2. Penilaian Likuiditas (Liquidity)
Suatu bank dikatakan likuid apabila bank bersangkutan dapat memenuhi
kewajiban hutang-hutangnya, dapat membayar kembali semua depositonya, serta
dapat memenuhi permintaan kredit yang diajukan tanpa terjadi penangguhan. Rasio
likuiditas ini dilakukan untuk menganalisis kemampuan bank dalam memenuhi
kewajiban-kewajiban tersebut. Rasio likuiditas yang digunakan adalah Loan to
Deposit Ratio (LDR).
Loan to Deposit Ratio (LDR) adalah rasio antara seluruh jumlah kredit yang
diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank. Rasio ini digunakan untuk
mengetahui kemampuan bank dalam membayar kembali kewajiban kepada para
nasabah yang telah menanamkan dananya dengan kredit-kredit yang telah diberikan
kepada para debiturnya. Semakin tinggi rasionya semakin tinggi tingkat likuiditasnya.
Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
TOTAL PEMBIAYAAN
DANA PIHAK KETIGA
3. Penilaian Kualitas Aktiva Produktif (KAP)
Pengertian aktiva produktif dalam Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No.
31/147/KEP/DIR Tanggal 12 November 1998 tentang Kualitas Aktiva Produktif
adalah penanaman dana bank baik dalam Rupiah maupun valuta asing dalam
bentuk kredit, surat berharga, penempatan dana antar bank, penyertaan, komitmen
dan kontijensi pada transaksi rekening administratif. Kualitas Aktiva Produktif dinilai
berdasarkan: Prospek usaha, kondisi keuangan dengan penekanan pada arus kas
debitur dan kemampuan membayar.
Berdasarkan analisis dan penilaian terhadap faktor penilaian mengenai prospek
usaha, kinerja debitur, kemampuan membayar dengan mempertimbangkan
komponen-komponen yang tidak disebutkan, kualitas kredit ditetapkan menjadi :
Lancar (Pass), dalam perhatian khusus (special mention), kurang lancar (sub
standard), diragukan (doubtful) dan macet (loss)
Aktiva produktif bermasalah (NPL) merupakan aktiva produktif dengan kualitas
aktiva kurang lancar, diragukan, dan macet. Besarnya NPL dapat dirumuskan
sebagai berikut :
TOTAL KREDIT BERMASALAH
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Suryani, SE. MM. ANALISA LAPORAN KEUANGAN 9
TOTAL SEMUA KREDIT
4. Sensitivitas atas risiko pasar (sensitivity to market risk)
Penilaian sensitivitas atas risiko pasar dimaksudkan untuk menilai kemampuan
keuangan bank dalam mengantisipasi perubahan risiko pasar yang disebabkan oleh
pergerakan nilai tukar. Penilaian sensitivitas atas risiko pasar dilakukan dengan
menilai besarnya kelebihan modal yang digunakan untuk menutup risiko bank
dibandingkan dengan besarnya risiko kerugian yang timbul dari pengaruh perubahan
risiko pasar.
5. Manajemen (Management)
Penilaian manajemen dimaksudkan untuk menilai kemampuan manajerial
pengurus bank dalam menjalankan usaha sesuai dengan prinsip manajemen umum,
kecukupan manajemen risiko dan kepatuhan bank terhadap ketentuan baik yang
terkait dengan prinsip kehati-hatian maupun kepatuhan terhadap prinsip syariah dan
komitmen bank kepada Bank Indonesia.
Penilaian kualitatif faktor manajemen dilakukan dengan penilaian terhadap
komponen-komponen sebagai berikut:
a. Kualitas manajemen umum terkait dengan penerapan good corporate
governance
b. Kualitas penerapan manajemen risiko
c. Kepatuhan terhadap ketentuan baik yang terkait dengan prinsip kehati-hatian
maupun kepatuhan terhadap prinsip syariah serta komitmen kepada Bank
Indonesia.
VI. SYARAT-SYARAT KREDIT
Bank sebagai pihak yang meminjamkan dana disebut juga dengan kreditur.
Sementara pihak yang meminjam dana, melakukan pinjaman uang dari bank disebut
debitur. Pada umumnya, bank membagi debiturnya ke dalam dua golongan besar, yaitu
debitur perorangan dan debitur perusahaan. Berikut ini adalah persyaratan dari bank
dari sesuai golongannya debiturnya.
Debitur Perorangan
Debitur perorangan terdiri dari berbagai macam latar belakang profesi. Nah, dari tiap--
tiap profesi, pasti memiliki ciri khas sendiri. Oleh karena itu, oleh bank dibedakan lagi
menjadi tiga golongan, yaitu wirausahawan, karyawan, dan profesional.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Suryani, SE. MM. ANALISA LAPORAN KEUANGAN 10
Adapun, syarat-syaratnya adalah sebagai berikut :
1. Copy identitas diri (KTP , SIM, atau paspor)
2. Copy akte nikah (bagi yang sudah menikah)
Gunanya untuk mengetahui apakah harta yang dijaminkan (misal jaminan pinjaman,
jaminan kredit) merupakan harta bersama suami-istri atau bukan, sehingga baik istri
atau suami debitur dapat dimintai persetujuannya dan turut bertanggung jawab
terhadap harta yang dijaminkan ke bank.
3. Copy kartu keluarga.
Gunanya untuk mengetahui apakah calon debitur juga menanggung biaya hidup
orang lain selain dirinya sendiri.
4. Copy rekekening koran/rekening giro atau kopi buku tabungan di bank manapun
antara 6 s/d 3 bulan terakhir.
Gunanya agar bank bisa melakukan analisa keuangan calon debiturnya
5. Copy slip gaji dan surat keterangan bekerja dari perusahaan buat calon debitur yang
bekerja di suatu perusahaan, pemerintah maupun swasta.
Gunanya untuk memastikan bahwa calon debitur memang bekerja di situ dan
memiliki penghasilan tetap setiap bulannya. Ini juga memberi bukti kepada bank
yang akan memberikan pinjaman kredit, pinjaman uang.
Debitur Badan Perusahaan
Debitur yang satu ini berbentuk perusahaan seperti CV atau PT. Adapun
persyaratannya, antara lain adalah :
1. Copy identitas diri dari para pengurus perusahaan (direktur & komisaris)
2. Copy NPWP (Nomor Pokok wajib pajak)
3. Copy SIUP (Surat Ijin Usaha Perdagangan )
4. Copy Akte Pendirian Perusahaan dari Notaris
5. Copy TDP (Tanda Daftar Perusahaan)
6. Kopi rekening koran/giro atau buku tabungan di bank manapun selama 6 s/d 3 bulan
terakhir.
7. Data keuangan lainnya, seperti neraca keuangan, laporan rugi laba, catatan
penjualan & pembelian harian, dan data pembukuan lainnya.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Suryani, SE. MM. ANALISA LAPORAN KEUANGAN 11
Copy surat-surat tersebut akan digunakan oleh bank untuk memeriksa keabsahan /
legalitas antara apa yang tercantum di akte pendirian dengan bidang usahanya, segala
surat perizinannya dan kewajiban pajaknya terhadap negara. Selain itu, surat tersebut
juga berguna buat Bank untuk melakukan berbagai analisa keuangan terhadap calon
debiturnya. Ini berguna untuk Bank dalam memberikan pinjaman uang seperti pinjaman
kredit serta jaminan pinjaman, dll.
Menurut Undang-Undang Pokok Perbankan Nomor 10 Tahun 1998, kredit
adalah:
Penyedian uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang
mewajibkan pihak peminjam melunasi uangnya setelah jangka waktu tertentu dengan
pemberian bunga.
Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian suatu kredit adalah
sebagai berikut:
1. Kepercayaan
Kepercayaan artinya bahwa bank percaya nasabah akan mengembalikan kredit
yang diberikan oleh bank adalah iktikad baik nasabah, yaitu adanya kemauan untuk
membayar. Bagi nasabah dalam hal ini berarti nasabah memperoleh kepercayaan dan
juga memiliki kemampuan untuk membayar kewajibannya.
2. Kesepakatan
Sebuah kredit dikucurkan, bank dengan nasabah terlebih dalu menyepakati hal-hal
yang menjadi kewajiban dan hak masing-masing pihak. Kemudian, juga disepakati
sanksi-sanksi yang akan diberikan apabila masing-masing pihak melanggar
kesepakatan yang telah dibuat. Kesepakatan ini dituangkan dalam akad kredit yang
ditandatangani oleh kedua belah pihak pada saat kredit disetujui bank dan akan
dikucurkan.
3. Jangka Waktu
Setiap kredit yang disalurkan pasti memiliki jangka waktu tertentu, artinya tidak ada
kredit yang waktu pengembaliannya tidak terbatas. Jangka waktu tersebut merupakan
waktu pengembalian atau kapan kredit tersebut akan berakhir (lunas), misalnya satu
tahun atau tiga tahun. Kemudian, juga memuat kapan nasabah harus membayar
kewajibannya (angsuran), yang biasanya dilakukan setiap bulanan.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Suryani, SE. MM. ANALISA LAPORAN KEUANGAN 12
4. Risiko (Degree of Risk)
Di masa depan kondisi penuh dengan ketidakpastian. Oleh karena itu, setiap kredit
yang dibiayai pasti memiliki risiko yang tidak tertagih alias macet. Hal ini disebabkan
oleh berbagai sebab, baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Sengaja artinya
nasabah sengaja untuk tidak mau membayar kreditnya. Sementara itu, tidak disengaja
artinya nasabah memang tidak bermaksud untuk mengembalikan kreditnya. Hanya saja
nasabah belum memiliki kemampuan akibat misalya kerugian yang diderita atau terkena
bencana. Namun, nasabah kemungkinan akan melunasi kredit tersebut dengan berbagi
cara, misalnya dengan melelang jaminan yang diberikan sebelumnya. Oleh karena itu,
dalam hal ini pihak perbankan harus mempertimbangkan faktor risiko yang harus
ditanggung apabila terjadi sesuatu. Untuk menutupi risiko yang mungkin akan terjadi.,
bank biasanya mensyaratkan suatu jaminan yang nilainya lebih tinggi dari kredit yang
akan diberikan, ataupun bank dapat juga dengan menjaminkan lewat asuransi untuk
mengalihkan risiko kerugian yang mungkin timbul.
5. Balas Jasa
Sudah pasti bank mengharapkan keuntungan atas setiap dana yang dikucurkannya.
Keuntungan ini disebut balas jasa. Keuntungan bagi bank konvensional disebut bunga
dan bagi hasil bank syariah. Bagi nasabah balas jasa ini merupakan jasa atau imbalan
yang mereka berikan atas dana yang mereka gunakan. Bagi perusahaan dagang
biasanya balas jasa yang diterima berupa harga yang diberikan lebih tinggi dari harga
normal dan terkadang pembeli tidak memperoleh diskon seperti penjualan tunai.
Pengaruh pemberian kredit oleh bank akan terlihat di sisi aktiva lancar neraca bank,
yaitu pada neraca bank, yaitu pada pos komponen pinjaman yang diberikan. Sementara
itu, bagi perusahaan yang memperoleh kredit akan bertambah di utang bank di mana
jika waktu kurang dari satu tahun akan terlihat di pos aktiva lancar, namun bila pinjaman
lebih dari satu tahun akan terlihat di pos piutang jangka panjang.
Untuk perusahaan dagang, pengaruh hasil penjualan kredit ini akan terlihat pada
komponen pos piutang di aktiva lancar bagi perusahaan yang menjual barang.
Sebaliknya bagi perusahaan yang membeli secara kredit, akan terlihat di sisi passiva
utang dagang.
1. Character
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Suryani, SE. MM. ANALISA LAPORAN KEUANGAN 13
Character adalah keadaan watak dari nasabah, baik dalam kehidupan
pribadi maupun dalam lingkungan usaha. Kegunaan dari penilaian terhadap
karakter ini adalah untuk mengetahui sampai sejauh mana kemauan nasabah
untuk memenuhi kewajibannya (willingness to pay) sesuai dengan perjanjian
yang telah ditetapkan. Sebagai alat untuk memperoleh gambaran tentang
karakter dari calon nasabah tersebut, dapat ditempuh melalui upaya antara lain:
a. Meneliti riwayat hidup calon nasabah
b. Meneliti reputasi calon nasabah tersebut di lingkungan usahanya
c. Meminta bank to bank information (Sistem Informasi Debitur)
d. Mencari informasi kepada asosiasi-asosiasi usaha dimana calon nasabah
berada
e. Mencari informasi apakah calon nasabah suka berjudi
f. Mencari informasi apakah calon nasabah memiliki hobi berfoya-foya.
2. Capital
Capital adalah jumlah dana/modal sendiri yang dimiliki oleh calon nasabah.
Semakin besar modal sendiri dalam perusahaan, tentu semakin tinggi
kesungguhan calon nasabah dalam menjalankan usahanya dan bank akan
merasa lebih yakin dalam memberikan kredit. Modal sendiri juga diperlukan bank
sebagai alat kesungguhan dan tangung jawab nasabah dalam menjalankan
usahanya karena ikut menanngung resiko terhadap gagalnya usaha.dalam
praktik, kemampuan capital ini dimanifestasikan dalam bentuk kewajiban untuk
menyediakan self-financing, yang sebaiknya jumlahnya lebih besar daripada
kredit yang dimintakan kepada bank.
3. Capacity
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Suryani, SE. MM. ANALISA LAPORAN KEUANGAN 14
Capacity adalah kemampuan yang dimiliki calon nasabah dalam
menjalankan usahanya guna memperoleh laba yang diharapkan. Kegunaan dari
penilaian ini adalah untuk mengetahui sampai sejauh mana calon nasabah
mampu untuk mengembalikan atau melunasi utang-utangnya secara tepat waktu
dari usaha yang diperolehnya.
Pengukuran capacity tersebut dapat dilakukan melalui berbagai
pendekatan berikut ini:
a. Pendekatan historis, yaitu menilai past performance, apakah menunjukkan
perkembangan dari waktu ke waktu.
b. Pendekatan finansial, yaitu menilai latar belakang pendidikan para pengurus
c. Pendekatan yuridis, yaitu secara yuridis apakah calon nasabah mempunyai
kapasitas untuk mewakili badan usaha yang diwakilinya untuk mengadakan
perjanjian kredit dengan bank.
d. Pendekatan manajerial, yaitu menilai sejauh mana kemampuan dan
keterampilan nasabah melaksanakan fungsi-fungsi manajemen dalam
memimpin perusahaan.
e. Pendekatan teknis, yaitu untuk menilai sejauh mana kemampuan calon
nasabah mengelola faktor-faktor produksi seperti tenaga kerja, sumber bahan
baku, peralatan-peralatan , administrasi dan keuangan, industrial relation
sampai pada kemampuan merebut pasar.
4. Collateral
Collateral adalah barang-barang yang diserahkan nasabah sebagai agunan
terhadap kredit yang diterimanya. Collateral tersebut harus dinilai oleh bank
untuk mengetahui sejauh mana resiko kewajiban finansial nasabah kepada bank.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Suryani, SE. MM. ANALISA LAPORAN KEUANGAN 15
Pada hakikatnya bentuk collateral tidak hanya berbentuk kebendaan tetapi juga
collateral yang tidak berwujud seperti jaminan pribadi (borgtocht), letter of
guarantee, letter of comfort, rekomendasi dan avalis.
5. Condition of Economy
Condition of Economy yaitu situasi dan kondisi politik , sosial, ekonomi,
budaya yeng mempengaruhi keadaan perekonomian pada suatu saat yang
kemungkinannya memengaruhi kelancaran perusahaan calon debitur. Untuk
mendapat gambaran mengenai hal tersebut, perlu diadakan penelitian mengenai
hal-hal antara lain:
a. Keadaan konjungtur
b. Peraturan-peraturan pemerintah
c. Situasi, politik dan perekonomian dunia
d. Keadaan lain yang memengaruhi pemasaran
6. Constraint
Constraint adalah batasan dan hambatan yang tidak memungkinkan suatu
bisnis untuk dilaksankan pada tempat tertentu, misalnya pendirian suatu usaha
pompa bensin yang disekitarnya banyak bengkel las atau pembakaran batu bata.
Dari keenam prinsip diatas, yang paling perlu mendapatkan perhatian
account officer adalah character, dan apabila prinsip ini tidak terpenuhi, prinsip
lainnya tidak berarti. Dengan perkataan lain, permohonannya harus ditolak.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Suryani, SE. MM. ANALISA LAPORAN KEUANGAN 16