10
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Addison adalah gangguan yang melibatkan terganggunya fungsi dari kelenjar adrenal yaitu bagian korteks. Hal ini menyebabkan penurunan produksi dua hormon penting yang diproduksi oleh korteks adrenal yaitu kortisol dan aldosteron. Kelenjar dua adrenal, masing-masing bertengger di bagian atas dua ginjal. Bagianluar dari kelenjar disebut korteks; dan bagian dalam dissebut medula.Masing-masing bagian dari kelenjar adrenal adalah bertanggung jawab untuk memproduksi berbagai jenis hormon.Kortisol adalah hormon yang sangat kuat yang dihasilkan oleh korteks adrenal. Yang berperan mengatur fungsi hampir setiap jenis organ dan jaringan diseluruh tubuh, dan dianggap sebagai salah satu dari beberapa hormon mutlak yang diperlukanuntuk hidup.Aldosteron, juga diproduksi oleh korteks adrenal, memainkan peran sentral dalammempertahankan proporsi air dan garam yang sesuai dalam tubuh. Ketika keseimbanganini meningkat, volume darah yang beredar di seluruh tubuh akan rendah, disertai dengan penurunan tekanan darah. Penyakit Addison juga disebut insufisiensi adrenocortical primer. Dengan katalain, adanya gangguan pada adrenocortical primer akan mengakibatkan gangguan terhadap fungsi tubuh. Oleh karena itu perlu dikaji lebih lanjut mengenai penyakit ini. Dan dikaji pula mengenai Asuhan Keperawatan yang perlu dilakukan. B.Tujuan Penulisan 1. Mengetahui pegertian penyakit Addison 2. Menjelaskan factor penyebab penyakit Addison 3. Meguraikan asuhan keperawatan penyakit Addison C. Rumusan Masalah 1

99662769 Askep Addison

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ganteng

Citation preview

Page 1: 99662769 Askep Addison

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penyakit Addison adalah gangguan yang melibatkan terganggunya fungsi dari

kelenjar adrenal yaitu bagian korteks. Hal ini menyebabkan penurunan produksi dua hormon penting yang diproduksi oleh korteks adrenal yaitu kortisol dan aldosteron. Kelenjar dua adrenal, masing-masing bertengger di bagian atas dua ginjal. Bagianluar dari kelenjar disebut korteks; dan bagian dalam dissebut medula.Masing-masing bagian dari kelenjar adrenal adalah bertanggung jawab untuk memproduksi berbagai jenis hormon.Kortisol adalah hormon yang sangat kuat yang dihasilkan oleh korteks adrenal. Yang berperan mengatur fungsi hampir setiap jenis organ dan jaringan diseluruh tubuh, dan dianggap sebagai salah satu dari beberapa hormon mutlak yang diperlukanuntuk hidup.Aldosteron, juga diproduksi oleh korteks adrenal, memainkan peran sentral dalammempertahankan proporsi air dan garam yang sesuai dalam tubuh. Ketika keseimbanganini meningkat, volume darah yang beredar di seluruh tubuh akan rendah, disertai dengan penurunan tekanan darah.

Penyakit Addison juga disebut insufisiensi adrenocortical primer. Dengan katalain, adanya gangguan pada adrenocortical primer akan mengakibatkan gangguan terhadap fungsi tubuh. Oleh karena itu perlu dikaji lebih lanjut mengenai penyakit ini. Dan dikaji pula mengenai Asuhan Keperawatan yang perlu dilakukan.

B. Tujuan Penulisan1. Mengetahui pegertian penyakit Addison2. Menjelaskan factor penyebab penyakit Addison3. Meguraikan asuhan keperawatan penyakit Addison

C. Rumusan Masalah Bagaimanakah asuhan keperawatan pada klien dengan penyakit Addison

D. Metode penulisanDalam penyelesaian makalah ini,penulis mengunakan metode pustaka dan internet, yaknimencari literatur-literatur dan sumber-sumber yang berkaitan dengan bahan materi yang sedangdibahas.

1

Page 2: 99662769 Askep Addison

BAB IIPEMBAHASAN

A. DefinisiPenyakit Addison adalah suatu kelainan endokrin atau hormon yang terjadi pada

semua kelompok umur dan menimpa pria dan wanita sama rata. Penyakit ini di karakteristikan oleh kehilangan berat badan, kelemahan otot, kelelahan, tekanan darah rendah dan adakalanya penggelapan kulit pada kedua bagian-bagian tubuh yang terbuka dan tidak terbuka. (http://www.totalkesehatan nanda.com/Addison 4html)

Penyakit Addison adalah penyakit yang terjadi akibat fungsi korteks tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan pasien akan hormon – hormon korteks adrenal (Soediman, 1996). Penyakit Addison adalah lesi kelenjar primer karena penyakit destruktif atau atrofik, biasanya auto imun atau tuberkulosa. (Baroon, 1994). Penyakit Addison terjadi bila fungsi korteks adrenal tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan pasien akan kebutuhan hormon – hormon korteks adrenal. (Bruner, dan Suddart Edisi 8 hal 1325). Penyakit Addison ialah kondisi yang terjadi sebagai hasil dari kerusakan pada kelenjar adrenal (Black, 1997). Penyakit Addison (juga dikenal sebagai kekurangan adrenalin kronik, hipokortisolisme atau hipokortisisme) adalah penyakit endokrin langka dimana kelenjar adrenalin memproduksi hormon steroid yang tidak cukup.

B. Anatomi Fisiologi Kelenjar Adrenal

Gambar 1. Kelenjar Adrenal (Sumber: Anatomi Fisiologi Sistem Endokrin)

Kelenjar adrenal adalah sepasang organ yang terletak dekat kutub atas ginjal, terbenam dalam jaringan lemak. Kelenjar ini ada 2 buah, berwarna kekuningan serta berada di luar (ekstra) peritoneal. Bagian yang sebelah kanan berbentuk pyramid dan membentuk topi (melekat) pada kutub atas ginjal kanan. Sedangkan yang sebelah kiri berbentuk seperti bulan sabit, menempel pada bagian tengah ginjal mulai dari kutub atas sampai daerah hilus ginjal kiri. Kelenjar adrenal pada manusia panjangnya 4-6 cm, lebar 1-2 cm, dan tebal 4-6 mm. Kelenjar adrenal mempunyai berat lebih kurang 8 gr, tetapi berat dan ukurannya bervariasi bergantung umur dan keadaan fisiologi perorangan. Kelenjar ini dikelilingi oleh jaringan ikat padat kolagen yang mengandung jaringan

2

Page 3: 99662769 Askep Addison

lemak. Selain itu masing-masing kelenjar ini dibungkus oleh kapsul jaringan ikat yang cukup tebal dan membentuk sekat/septa ke dalam kelenjar.

Kelenjar adrenal disuplai oleh sejumlah arteri yang masuk pada beberapa tempat di sekitar bagian tepinya. Ketiga kelompok utama arteri adalah arteri suprarenalis superior, berasal dari arteri frenika inferior; arteri suprarenalis media, berasal dari aorta ; dan arteri suprarenalis inferior, berasal dari arteri renalis. Berbagai cabang arteri membentuk pleksus subkapsularis yang mencabangkan tiga kelompok pembuluh: arteri dari simpai; arteri dari kortex, yang banyak bercabang membentuk jalinan kapiler diantara sel-sel parenkim (kapiler ini mengalir ke dalam kapiler medulla); dan arteri dari medulla, yang melintasi kortex sebelum pecah membentuk bagian dari jalinan kapiler luas dari medulla. Suplai vaskuler ganda ini memberikan medulla dengan darah arteri (melalui arteri medularis) dan darah vena (melalui arteri kortikalis). Endotel kapiler ini sangat tipis dan diselingi lubang-lubang kecil yang ditutupi diafragma tipis. Di bawah endotel terdapat lamina basal utuh. Kapiler dari medulla bersama dengan kapiler yang mensuplai kortex membentuk vena medularis, yang bergabung membentuk vena adrenal atau suprarenalis.Fungsi kelenjar suprarenalis terdiri dari:a. Mengatur keseimbangan air, elektrolit dan garam-garamb. Mengatur atau mempengaruhi metabolisme lemak, hidrat arang dan proteinc. Mempengaruhi aktifitas jaringan limfoid

Kelenjar suprarenalis ini terbagi atas 2 bagian, yaitu :a. Medula Adrenal

Medula adrenal berfungsi sebagai bagian dari system saraf otonom. Stimulasi serabut saraf simpatik pra ganglion yang berjalan langsung ke dalam sel-sel pada medulla adrenal akan menyebabkan pelepasan hormon katekolamin yaitu epinephrine dan norepinephrine. Katekolamin mengatur lintasan metabolic untuk meningkatkan katabolisme bahan bakar yang tersimpan sehingga kebutuhan kalori dari sumber-sumber endogen terpenuhi.Efek utama pelepasan epinephrine terlihat ketika seseorang dalam persiapan untuk memenuhi suatu tantangan (respon Fight or Fligh). Katekolamin juga menyebabkan pelepasan asam-asam lemak bebas, meningkatkan kecepatan metabolic basal (BMR) dan menaikkan kadar glukosa darah.

b. Korteks AdrenalKorteks adrenal tersusun dari zona yaitu zona glomerulosa, zona fasikulata dan zona retikularis. Korteks adrenal menghasilkan hormon steroid yang terdiri dari 3 kelompok hormon:

1) GlukokortikoidHormon ini memiliki pengaruh yang penting terhadap metabolisme glukosa; peningkatan hidrokortison akan meningkatan kadar glukosa darah. Glukokortikoid disekresikan dari korteks adrenal sebagai reaksi terhadap pelepasan ACTH dari lobus anterior hipofisis. Penurunan sekresi ACTH akan mengurangi pelepasan glukokortikoid dari korteks adrenal.

3

Page 4: 99662769 Askep Addison

Glukokortikoid sering digunakan untuk menghambat respon inflamasi pada cedera jaringan dan menekan manifestasi alergi. Efek samping glukokortikoid mencakup kemungkinan timbulnya diabetes militus, osteoporosis, ulkus peptikum, peningkatan pemecahan protein yang mengakibatkan atrofi otot serta kesembuhan luka yang buruk dan redistribusi lemak tubuh. Dalam keadaan berlebih glukokortikoid merupakan katabolisme protein, memecah protein menjadi karbohidrat dan menyebabkan keseimbangan nitrogen negatif.

2) MineralokortikoidMineralokortikoid pada dasarnya bekerja pada tubulus renal dan epitelgastro intestinal untuk meningkatkan absorpsi ion natrium dalam proses pertukaran untuk mengeksresikan ion kalium atau hydrogen. Sekresi aldesteron hanya sedikit dipengaruhi ACTH. Hormon ini terutama disekresikan sebagai respon terhadap adanya angiotensin II dalam aliran darah. Kenaikan kadar aldesteron menyebabkan peningkatan reabsorpsi natrium oleh ginjal dan traktus gastro intestinal yang cenderung memulihkan tekanan darah untuk kembali normal. Pelepasan aldesteron juga ditingkatkan oleh hiperglikemia. Aldesteron merupakan hormon primer untuk mengatur keseimbangan natrium jangka panjang.

3) Hormon-hormon seks Adrenal (Androgen)Androgen dihasilkan oleh korteks adrenal, serta sekresinya didalam glandula adrenalis dirangsang ACTH, mungkin dengan sinergisme gonadotropin. Kelompok hormon androgen ini memberikan efek yang serupa dengan efek hormon seks pria. Kelenjar adrenal dapat pula mensekresikan sejumlah kecil estrogen atau hormon seks wanita. Sekresi androgen adrenal dikendalikan oleh ACTH. Apabila disekresikan secara berlebihan, maskulinisasi dapat terjadi seperti terlihat pada kelainan bawaan defisiensi enzim tertentu. Keadaan ini disebut Sindrom Adreno Genital.

C. Etiologi1. Tuberculosis2. Histoplasmosis (penyakit infeksi yang disebabkan oleh jamur  histoplasma capsulatum,

yang terutama menyerang paru-paru)3. Koksidiodomikosis (penyakit infeksi yang disebabkan oleh jamur Coccidioides immitis,

yang biasanya menyerang paru-paru.4. Kriptokokissie5. Pengangkatan kedua kelenjar adrenal6. Kanker metastatik (Ca. Paru, Lambung, Payudara, Melanoma, Limfoma)7. Adrenalitis auto imun

4

Page 5: 99662769 Askep Addison

D. PatofisiologiPenyebab terjadinya Hipofungsi Adrenokortikal mencakup operasi pengangkatan

kedua kelenjar adrenal atau infeksi pada kedua kelenjar tersebut. Tuberkulosis (TB) dan histoplasmosis merupakan infeksi yang paling sering ditemukan dan menyebabkan kerusakan pada kedua kelenjar adrenal. Meskipun kerusakan adrenal akibat proses autoimun telah menggantikan tuberculosis sebagai penyebab penyakit Addison, namun peningkatan insidens tuberculosis yang terjadi akhir-akhir ini harus mempertimbangkan pencantuman pemyakit infeksi ini kedalam daftar diagnosis. Sekresi ACTH yang tidak adekuat dari kelenjar hipofisis juga akan menimbulkan insufisiensi adrenal akibat penurunan stimulasi korteks adrenal.

Gejala insufisiensi adrenokortikal dapat pula terjadi akibat penghentian mendadak terapi hormon adrenokortikal yang akan menekan respon normal tubuh terhadap keadaan stres dan mengganggu mekanisme umpan balik normal. Terapi dengan pemberian kortikosteroid setiap hari selama 2-4 minggu dapat menekan fungsi korteks adrenal. Oleh sebab itu kemungkinan Addison harus di anitsipasi pada pasien yang mendapat pengobatan kortikosteroid.

E. Tanda dan Gejala1. Gejala awal : kelemahan, fatique, anoreksia, nausea, muntah, BB menurun, hipotensi,

dan hipoglikemi.2. Astenia (gejala cardinal) : pasien kelemahan yang berlebih3. Hiperpiqmentasi : menghitam seperti perunggu, coklat seperti terkena sinar matahari,

biasanya pada kulit buku jari, lutut, siku4. Rambut pubis dan aksilaris berkurang pada perempuan5. Hipotensi arterial (TD : 80/50 mmHg/kurang)6. Abnormalitas fungsi gastrointestinal

F. Pemeriksaan Penunjang1. Pemeriksaan Laboratorium Darah

a. Penurunan konsentrasi glukosa dan natrium (hipoglikemia dan hiponatrium)b. Peningkatan konsentrasi kalium serum (hiperkalemia)c. Peningkatan jumlah sel darah putih (leukositosis)d. Penurunan kadar kortisol serume. Kadar kortisol plasma rendahf. ADH meningkatg. Analisa gas darah: asidosis metabolich. Sel darah merah (eritrosit): anemia numokronik, Ht meningkat (karena

hemokonsentrasi) jumlah limfosit mungkin rendah, eosinofil meningkat.2. Pemeriksaan radiografi abdominal menunjukan adanya klasifikasi di adrenal.3. CT Scan

Detektor klasifikasi adrenal dan pembesaran yang sensitive hubungannya dengan insufisiensi pada tuberculosis, infeksi, jamur, penyakit infiltrasi malignan dan non malignan dan hemoragik adrenal

5

Page 6: 99662769 Askep Addison

4. Gambaran EKGTegangan rendah aksis QRS vertical dan gelombang ST non spesifik abnormal sekunder akibat adanya abnormalitas elektrolik

5. Tes stimulating ACTHCortisol darah dan urin diukur sebelum dan setelah suatu bentuk sintetik dari ACTH diberikan dengan suntikan. Pada tes ACTH yang disebut pendekcepat. Penyukuran cortisol dalam darah di ulang 30 sampai 60 menit setelah suatu suntikan ACTH adalah suatu kenaikan tingkatan – tingkatan cortisol dalam darah dan urin.

6. Tes Stimulating CRHKetika respon pada tes pendek ACTH adalah abnormal, suatu tes stimulasi CRH “Panjang” diperlukan untuk menentukan penyebab dari ketidak cukupan adrenal. Pada tes ini, CRH sintetik di suntikkan secara intravena dan cortisol darah diukur sebelum dan 30, 60 ,90 dan 120 menit setelah suntikan. Pasien – pasien dengan ketidak cukupan adrenal seunder memp. Respon kekurangan cortisol namun tidak hadir / penundaan respon – respon ACTH. Ketidakhadiran respon – respon ACTH menunjuk pada pituitary sebagai penyebab ; suatu penundaan respon ACTH menunjukan pada hypothalamus sebagai penyebab.

G. Penatalaksanaan Medik1. Terapi dengan pemberian kortikostiroid setiap hari selama 2 sampai 4 minggu dosis

12,5 – 50 mg/hr2. Hidrkortison (solu – cortef) disuntikan secara IV3. Prednison (7,5 mg/hr) dalam dosis terbagi diberikan untuk terapi pengganti kortisol4. Pemberian infus dekstrose 5% dalam larutan saline5. Fludrukortison : 0,05 – 0,1 mg/hr diberikan per oral

H. Komplikasi1. Syok, (akibat dari infeksi akut atau penurunan asupan garam)2. Kolaps sirkulasi3. Dehidrasi4. Hiperkalemiae5. Sepsis6. Ca. Paru7. Diabetes melitus

6

Page 7: 99662769 Askep Addison

DAFTAR PUSTAKADoenges Marilynn. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta : ECGHttp://wwww.total kesehatan nanca.com/Addison4.htmlPrice, Sylvia. 2005. patofisiologi. Edisi 6. Jakarta : EGC

7