15
A B O R T U S dr. Soeroto Hadisoemarto, Sp.F (K) Kasus abortus (keguguran/gugur kandungan) dapat terjadi dimana saja dan kapan saja, baik di negara yang sudah maju maupun dinegara yang sedang berkembang. Abortus dapat terjadi secara spontan, dapat pula terjadi karena dibuat/disengaja Abortus yang dibuat sebagian besar karena kehamilan yang tidak dikehendaki Di Indonesia abortus provocatus adalah suatu tindak pidana, apapun alasannya, sehingga dokter dapat diminta bantuannya oleh polisi selaku penyidik untuk memeriksa kasus tersebut Dengan demikian seorang dokter sangat perlu membekali dirinya dengan pengetahuan yang memadai tentang aspek kedokteran forensik dari suatu abortus pada umumnya dan abortus provocatus criminalis pada khususnya PENGERTIAN ABORTUS Adalah pengeluaran hasil konsepsi pada setiap stadium perkembangannya sebelum masa kehamilan yang lengkap tercapai (38-40minggu). Dibagi dalam 2 kelompok, yaitu : - Abortus dengan penyebab yang wajar (abortus Spontanea) - Abortus yang sengaja dibuat (abortus provocatus)

A b o r t u s

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Kedokteran

Citation preview

Page 1: A b o r t u s

A B O R T U S

dr. Soeroto Hadisoemarto, Sp.F (K)

Kasus abortus (keguguran/gugur kandungan) dapat terjadi dimana saja dan kapan saja,

baik di negara yang sudah maju maupun dinegara yang sedang berkembang.

Abortus dapat terjadi secara spontan, dapat pula terjadi karena dibuat/disengaja

Abortus yang dibuat sebagian besar karena kehamilan yang tidak dikehendaki

Di Indonesia abortus provocatus adalah suatu tindak pidana, apapun alasannya, sehingga

dokter dapat diminta bantuannya oleh polisi selaku penyidik untuk memeriksa kasus

tersebut

Dengan demikian seorang dokter sangat perlu membekali dirinya dengan pengetahuan

yang memadai tentang aspek kedokteran forensik dari suatu abortus pada umumnya dan

abortus provocatus criminalis pada khususnya

PENGERTIAN ABORTUS

Adalah pengeluaran hasil konsepsi pada setiap stadium perkembangannya sebelum masa

kehamilan yang lengkap tercapai (38-40minggu).

Dibagi dalam 2 kelompok, yaitu :

- Abortus dengan penyebab yang wajar (abortus Spontanea)

- Abortus yang sengaja dibuat (abortus provocatus)

20 % dari semua kehamilan berakhir dengan abortus. 50-60% dari semua kasus abortus

adalah abortus spontanea.

Patut diduga terjadi abortus spontan bila mengenai :

- Pasangan suami istri yang belum mempunyai anak

- Ibu yang sudah mempunyai anak tapi masih mendambakan anak

Abortus provokatus kriminalis sering terjadi pada :

- Wanita hamil diluar pernikahan

- Kehamilan yang tidak dikehendaki

Page 2: A b o r t u s

Penyebab abortus yang spontan :

Kelainan uterus

Kelainan ovarium

Penyakit sistemik ibu

Hormonal

Rhesus factor

Psychogenik instability

Abortus provokatus atas indikasi medic

Di Indonesia yang dimaksud dengan indikasi medik adalah demi menyelamatkan nyawa

ibu.

Syarat-syaratnya :

- Dilakukan oleh tenaga kesehatan yang memiliki keahlian dan kewenangan untuk

melakukannya (yaitu seorang dokter ahli kebidanan dan penyakit kandungan) sesuai

dengan tanggung jawab profesi

- Harus meminta pertimbangan tim ahli (ahli medis lain, agama, hukum, psikologi)

Syarat-syaratnya :

- Harus ada persetujuan tertulis dari penderita atau suaminya atau keluarga terdekat

- Dilakukan di sarana kesehatan yang memiliki tenaga / peralatan yang memadai, yang

ditunjuk oleh pemerintah

- Prosedur tidak dirahasiakan

- Dokumen medik harus lengkap

Cara-cara yang dipakai untuk melakukan abortus atas indikasi medik adalah :

Page 3: A b o r t u s

Vaginal :

- Ketuban dipecah

- Dilatasi Cervi

- Injeksi 10 unit oxytosin intra uterin

Abdominal : Sectio Caecaria

Beberapa indikasi medik yg dapat dipertimbangkan antara lain :

Faktor kehamilannya sendiri :

Ectopic pregnancy yang terganggu

Kehamilan yang sudah mati

Mola hydatidosa

Kelainan plasenta

Penyakit diluar kehamilannya :

Ca. Cervix

Ca. Mamma yang aktif

Penyakit sistemik si ibu :

Toxaemia gravidarum

Penyakit ginjal

Diabetes berat

Abortus Provokatus Kriminalis (APC)

Kurang lebih 40% dari semua kasus abortus adalah Abortus Provokatus Criminalis.

Pelaku APC biasanya adalah :

- Wanita bersangkutan

- Dokter / tenaga medis lain (demi keuntungan atau demi rasa simpati)

- Orang lain yang bukan tenaga medis yang karena suatu alasan tidak mengahendaki

kehamilan seorang wanita

Page 4: A b o r t u s

Cara-cara melakukan APC

1. Kekerasan mekanik :

a. Umum

b. Lokal

2. Kekerasan kimiawi / obat-obatan atau bahan-bahan yang bekerja pada ureter

Kekerasan mekanik :

Umum :

Latihan olahraga berlebihan

Naik kuda berlebihan

Mendaki gunung, berenang, naik turun tangga

Tekanan / trauma pada abdomen

Lokal :

Memasukkan alat-alat yang dapat menusuk kedalam vagina : pensil, paku, jeruji

sepeda

Alat merenda, kateter atau alat penyemprot untuk menusuk atau menyemprotkan

cairan kedalam uterus untuk melepas kantung amnion

Alat untuk memasang IUD

Alat yang dapat dilalui arus listrik

Penyebab kematian :

1. Immediate (seketika) :

a. Vagal reflek

b. Emboli Udara (±10cc)

c. Perdarahan

d. Keracunan Anastesi

2. Delayed (beberapa saat setelah tindakan abortus)

Page 5: A b o r t u s

a. Septicaemia (alat-alat kotor/kontaminasi dari anus)

b. Pyaemia

c. General Peri tonitis

d. Toxemia

e. Tetanus

f. Perforasi uterus dan viscer abdomen

g. Emboli lemak (penyemprotan lisol)

3. Remote (lama sekali setelah tindakan abortus)

a. Jaundice

b. Renal failure

c. Bacterial endocarditis

d. Pneumonia, emphysema

e. Meningitis

Kekerasan kimiawi/obat-obatan

Jenis obat-obatan yang dipakai untuk menginduksi abortus al. :

- Emmenagogum : obat untuk melancarkan haid

- Purgativa/Emetica :obat-obatan yang menimbulkan kontraksi GI tract

- Ecbolica : menimbulkan kontraksi uterus secara langsung

- Garam dari logam : biasanya sebelum mengganngu kehamilannya sudah

membahayakan keselamatan ibu

Pemeriksaan korban hidup

Ibu :

Tanda-tanda kehamilan :

striae gravidrum

Page 6: A b o r t u s

uterus yang membesar

hiperpigmentasi areola mammae

tes kehamilan ( GM, Pack tes )

Tanda-tanda Partus :

lochia

keadaan ostium uteri

Golongan Darah

Janin : Umur janin, Golongan darah

Pemeriksaan korban mati

Pemeriksaan post mortem korban abortus kriminalis bertujuan :

Mencari bukti dan tanda kehamilan

Mencari bukti abortus dan kemungkinan adanya tindakan kriminal dengan obat-

obatan atau instrumen

Menentukan kaitan antara sebab kematian dengan abortus

Menilai setiap penyakit wajar yang ditemukan

Pemeriksaan korban mati

Pemeriksaan Ibu :

1. Identifikasi umum :

TB/BB, Umur, pakaian, tanda-tanda kontak dgn suatu cairan, terutama pd pakaian dalam.

2. Catat suhu badan, warna dan distribusi lebam jenasah.

3. Periksa dgn palpasi uterus à kepastian kehamilan.

4. Cari tanda-2 emboli udara, gelembung sabun, cairan pada :

a. arteria coronaria

b. ventricle kanan

c. arteria pulmonalis

d. arteria dan vena dipermukaan otak

Page 7: A b o r t u s

e. vena-vena pelvis.

Pemeriksaan Ibu :

Vagina dan uterus diinsisi pada dinding anterior untuk menghindari jejas kekerasan

yang biasanya terjadi pada dinding posterior, misalnya perforasi uterus.

Cara pemeriksaan : uterus direndam dalam larutan formalin 10 %, selama 24 jam,

kemudian direndam dlm alkohol 95 % selama 24 jam, iris tipis untuk melihat saluran

perforasi. Periksa juga tanda-tanda kekerasan pada cervix (abrasi, laserasi)

Ambil sampel semua organ à pemeriksaan histopalogis

Buat swab dinding uterus à pemeriksaan mikrobiologi

Ambil sampel : untuk pemeriksaan toksikologis :

o isi vagina dan uterus

o darah (v.cava inf & ventricle)

o urine

o isi lambung

o rambut pubis

Pemeriksaan janin :

Umur janin

Golongan darah

Berdasarkan panjang badan :

Umur (Bulan) Panjang Badan (cm) (Puncak kepala – tumit)

Page 8: A b o r t u s

1 1 x 1 = 1

2 2 x 2 = 4

3 3 x 3 = 9

4 4 x 4 = 16

5 5 x 5 = 25

6 6 x 5 = 30

7 7 x 5 = 35

8 8 x 5 = 40

9 9 x 5 = 45

10 10 x 5 = 50

Berdasarkan pertumbuhan bagian-bagian tubuh:

Umur kehamilan (bulan) Ciri-ciri Pertumbuhan

2 Hidung, telinga, jari mulai terbentuk (belum sempurna), kepala

menempel ke dada

3 Daun telinga jela, kelopak mata masih melekat, leher mulai

terbentuk, belum ada deferensiasi genetalia

4 Genetalia externa terbentuk dan dapat dikenali, kulit merah

dan tipis sekali

5 Kulit lebih tebal, tumbuh bulu lanugo

6 Kelopak mata terpisah, terbentuk alis dan bulu mata, kulit

keriput

7 Pertumbuhan lengkap/sempurna

Berdasarkan inti penulangan

Calcaneus : ± 5 – 6 bulan

Talus : ± 7 bulan

Femur distal : ± 8 – 9 bulan

Tibia prox : ± 9 – 10 bulan

Page 9: A b o r t u s

ABORTUS DITINJAU DARI SEGI HUKUM

Hukum yang berlaku di Indonesia :

Setiap usaha untuk mengeluarkan hasil konsepsi sebelum masa kehamilan yang lengkap

tercapai adalah suatu tindak pidana, apapun alasannya

Hukum abortus diberbagai negara dapat digolongkan dalam beberapa kategori sebagai

berikut :

1. Hukum yang tanpa pengecualian melarang abortus, seperti di Belanda & Indonesia.

2. Hukum yang memperbolehkan abortus demi keselamatan kehidupan penderita (ibu),

seperti di Perancis dan Pakistan.

3. Hukum yang memperbolehkan abortus atas indikasi medik, seperti di Kanada, Muangthai

dan Swiss.

4. Hukum yang memperbolehkan abortus atas indikasi sosio-medik, seperti di Eslandia,

Swedia, Inggris, Scandinavia, dan India.

5. Hukum yang memperbolehkan abortus atas indikasi sosial, seperti di Jepang, Polandia,

dan Yugoslavia.

6. Hukum yang memperbolehkan abortus atas permintaan, seperti di Bulgaris, Hongaria dan

USSR

Negara-negara yang mengadakan perubahan dalam hukum abortus pada umumnya

mengemukakan salah satu alasan/tujuan seperti yang tersebut dibawah ini :

1. Untuk memberikan perlindungan hukum pada para medisi yang melakukan abortus atas

indikasi medik.

2. Untuk mencegah atau mengurangi terjadinya abortus provocatus criminalis.

3. Untuk mengendalikan laju pertambahan penduduk.

4. Untuk melindungi hal wanita dalam menentukan sendiri nasib kandungannnya.

5. Untuk memenuhi desakan masyrakat.

Page 10: A b o r t u s

Abortus atas indikasi medik ini kini diatur dalam Undang Undang Republik Indonesia

Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.

beberapa pasal yang mengatur abortus provocatus :

PASAL 299 KUHP

PASAL 346 KUHP

PASAL 347 KUHP

PASAL 348 KUHP

PASAL 349 KUHP

PASAL 535 KUHP

PASAL 15 UU Kes. 23/1992

PASAL 80 UU Kes. 23/1992

PASAL 299 KUHP

1. Barang siapa dengan sengaja mengobati seorang wanita atau menyuruh supaya

diobati, dengan diberitahukan atau ditimbulkan harapan, bahwa karena pengobatan itu

hamilnya dapat digugurkan, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun

atau denda paling banyak empat pulu ribu rupiah.

2. Jika yang bersalah, berbuat demikian untuk mencari keuntungan, atau menjadikan

perbuatan tersebut sebagai pencaharian atau kebiasaan atau jika dia seorang tabib,

bidan atau juru obat, pidananya dapat ditambah sepertiga.

3. Jika yang bersalah melakukan kejahatan tersebut dalam menjalankan pencaharian,

maka dapat dicabut haknya untuk melakukan pencaharian.

PASAL 346

Seorang wanita yang sengaja menggugurkan atau mematikan kandungannya atau menyuruh

orang lain untuk itu, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun.

Page 11: A b o r t u s

PASAL 347

1. Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang wanita

tanpa persetujuan, diancam dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun.

2. Jika perbuatan itu menyebabkan matinya wanita tersebut, dikenakan pidana penjara

paling lama lima belas tahun.

PASAL 348

1. Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seseorang

wanita dengan persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun

enam bulan.

2. Jika perbuatan tersebut mengakibatkan matinya wanita tersebut, dikarenakan pidana

penjara paling lama tujuh tahun.

PASAL 349

Jika seorang dokter, bidan atau juru obat membantu melakukan kejahatan yang tersebut pasal

346, ataupun melakukan atau membantu melakukan salah satu kejahatan yang diterangkan

dalam pasal 347 dan 348, maka pidana yang ditentukan dalam pasal itu dapat ditambah dengn

sepertiga dan dapat dicabut hak untuk menjalankan pencaharian dalam mana kejahatan

dilakukan.

PASAL 535

Barang siapa secara terang-terangan mempertunjukkan suatu sarana untuk menggugurkan

kandungan, maupun secara terang-terangan atau tanpa diminta menawarkan, ataupun secara

terang-terangn atau dengan menyiarkan tulisan tanpa diminta, menunjuk sebagai bisa didapat,

sarana atau perantaraan yang demikian itu, diancam dengan kurungan paling lama tiga bulan

atau denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.

PASAL 15

1. Dalam keadaan darurat sebagai upaya untuk menyelamatkan jiwa ibu hamil dan atau

janinnya, dapat dilakukan tindakan medis tertetu.

2. Tindakan medis tertentu sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) hanya dapat dilakukan :

a. Oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu dan

dilakukan sesuai dengan tanggung jawab profesi serta berdasarkan pertimbangan tim

ahli ;

Page 12: A b o r t u s

b. Dengan persetujuan ibu hamil yang bersangkutan atau suami atau keluarganya ;

c. Berdasarkan indikasi medis yang mengharuskan diambilnya tindakan tersebut ;

d. Pada sarana kesehatan teertentu.

3. Ketentuan lebih lanjut mengenai tindakan medis tertentu sebagaimana dimaksud dalam

ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

PASAL 80

Barang siapa dengan sengaja melakukan tindakan medis tertentu terhadap ibu hamil yang

tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 15 ayat (1) dan ayat (2),

dipidana dengan penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan pidana denda paling banyak

Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)