24
LAPORAN PENDAHULUAN CA CERVIKS A. Pengertian Kanker serviks adalah tumor ganas yang tumbuh didalam leher rahim atau serviks yang terdapat pada bagian terendah dari rahim yang menempel pada puncak vagina. ( Diananda,Rama, 2009 ) Kanker serviks merupakan gangguan pertumbuhan seluler danmerupakan kelompok penyakit yang dimanifestasikan dengan gagalnyauntuk mengontrol proliferasi dan maturasi sel pada jaringan serviks. Kanker serviks biasanya menyerang wanita berusia 35 - 55 tahun, 90% dari kanker serviks berasal dari sel kelenjar penghasil lendir pada saluran servikal yang menuju kedalam rahim.(Sarjadi, 2001) B. Etiologi Kanker serviks terjadi jika sel - sel serviks menjadi abnormal dan membelah secara tidak terkendali, jika sel - sel serviks terus membelah, maka akan terbentuk suatu masa jaringan yang disebut tumor yang bisa bersifat jinak atau ganas, jika tumor tersebut ganas maka keadaannya disebut kanker serviks.

a cervikk

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ca cervik

Citation preview

LAPORAN PENDAHULUANCA CERVIKS

A. PengertianKankerserviks adalah tumor ganas yang tumbuh didalam leher rahimatau serviks yang terdapat pada bagian terendah dari rahim yang menempelpadapuncakvagina.( Diananda,Rama, 2009 )Kanker serviks merupakan gangguan pertumbuhan seluler danmerupakan kelompok penyakit yang dimanifestasikan dengan gagalnyauntuk mengontrol proliferasi dan maturasi sel pada jaringan serviks. Kankerserviks biasanya menyerang wanita berusia 35 - 55 tahun, 90% dari kankerserviks berasal dari sel kelenjar penghasil lendir pada saluran servikal yangmenuju kedalam rahim.(Sarjadi, 2001)

B. EtiologiKanker serviks terjadi jika sel - sel serviks menjadi abnormal dan membelahsecara tidak terkendali, jika sel - sel serviks terus membelah, maka akanterbentuk suatu masa jaringan yang disebut tumor yang bisa bersifat jinakatau ganas, jika tumor tersebut ganas maka keadaannya disebut kankerserviks.

C. Factor resiko:1. HPV ( Human PapilomaVirus)HPV adalah virus penyebab kutil genetalis ( Kandiloma Akuminata )yang ditularkan melalui hubungan seksual.Varianyang sangatberbahaya adalah HPV tipe 16, 18.a. Timbulnya keganasan pada binatang yang diinduksi dengan viruspapiloma.b. Dalam pengamatan terlihat adanya perkembangan menjadikarsinoma pada kondilom akuminata.c. Pada penelitian 45 dan 56, keterlibatan HPV pada kejadian kankerdilandasi oleh beberapa faktor yaitu: epidemiologic infeksi HPVditemukan angka kejadian kanker serviks yang meningkat.d. DNAHPV sering ditemukan pada Lis ( Lesi Intraepitel Serviks ).

2. MerokokPada wanita perokok konsentrasi nikotin pada getah servik 56 kali lebih tinggi dibandingkan didalam serum, efek langsung bahan tersebut pada serviks adalah menurunkan status imun lokal sehingga dapat menjadi kokarsinogen infeksi virus.

3. Hubungan seksual pertama dilakukan pada usia dini ( kurang dari 18 tahun).4. Berganti - ganti pasangan seksual.5. Suami atau pasangan seksualnya melakukan hubungan seksual pertama pada usia 18 tahun, berganti - berganti pasangan dan pernah menikah dengan wanita yang menderita kanker serviks.6. Pemakaian DES ( Diethilstilbestrol ) pada wanita hamil untuk mencegahkeguguran.7. Pemakaian Pil KB.Kontrasepsioralyang dipakai dalam jangka panjang yaitu lebih dari lima tahun dapat meningkatkan resiko relatif 1,53 kali. WHO melaporkan resikorelativepada pemakaian kontrasepsi oral sebesar 1,19 kali dan meningkat sesuai dengan lamanya pemakaian.8. Infeksiherpesgenitalis atau infeksi klamedia menahun.9. Golongan ekonomi lemah.Dikaitkan dengan ketidakmampuan dalam melakukan tespap smear secara rutin dan pendidikan yang rendah. ( Dr imam Rasjidi, 2010 ).

D. Stadium klinisKlasifikasi internasional tentang karsinoma serviks uteri :TingkatkriteriaTahap O : Kanker insitu, kanker terbatas pada lapisan epitel, tidak terdapat bukti invasi.1. Tahap I : Karsinoma yang benar - benar berada dalam serviks. Prosesterbatas pada serviks walaupun ada perluasan ke korpusuteri. Tahap Ia : Karsinoma mikroinvasif, bila membran basalis sudah rusakdan sel tumor sudah memasuki stoma lebih dari 1 mm, seltumor tidak terdapat pada pembuluh limfa atau pembuluhdarah. Tahap Ib : Secara klinis sudah diduga adanya tumor yang histologik menunjukkan invasi serviks uteri.2. Tahap II : Kanker vagina, lesi telah menyebar diluar serviks hingga mengenai vagina (bukan sepertiga bagian bawah ) atau areapara servikal pada salah satu sisi atau kedua sisi. Tahap IIa : Penyebarah hanya perluasan vagina, parametrium masih bebas dari infiltrate tumor. Tahap IIb : Penyebaran keparametrium, uni atau bilateral tetap belum sampai pada dinding panggul.3. Tahap III : Kanker mengenai sepertiga bagian bawah vagina atau telah meluas kesalah satu atau kedua dinding panggul. Penyakit nodus limfe yang teraba tidak merata pada dindingpanggul. Urogram IV menunjukkan salah satu atau keduaureter tersumbat oleh tumor. Tahap IIIa : Penyebaran sampai pada sepertiga bagian distal vagina,sedang ke parametrium tidak dipersoalkan. Tahap IIIb : Penyebaran sudah sampai pada dinding panggul, tidak ditemukan daerah bebas infiltrasi antara tumor dengandinding panggul ( frozenpelvic) atau proses padatingkatanklinikI dan II, tetapi sudah ada gangguan faalginjal.4. Tahap IV : Proses keganasan telah keluar dari panggul kecil danmelibatkan mukosa rektum dan atau kandang kemih(dibuktikan secara histologik ) atau telah terjadimetastasiskeluar paanggul atau ketempat - tempat yang jauh. TahapIVa: Proses sudah keluar dari panggul kecil, atau sudahmenginfiltrasi mukosa rektrum dan atau kandung kemih. Tahap IVb : Telah terjadi penyebaran jauh.( Dr Imam Rasjidi, 2010 )

E. Manesfestasi Klinik1. Keputihan yang makinlamamakin berbau akibat infeksi dan nekrosis jaringan.2. Perdarahan yang dialami segera setelah senggama ( 75% - 80% ).3. Perdarahan yang terjadi diluar senggama.4. Perdarahan spontan saat defekasi.5. Perdarahan diantara haid.6. Rasa berat dibawah dan rasa kering divagina.7. Anemiaakibat pendarahan berulang.8. Rasa nyeri akibat infiltrasi sel tumor ke serabut syaraf.(Dr RamaDiananda, 2009 )

F. PatofisiologiDari beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya kanker sehinggamenimbulkan gejala atau semacam keluhan dan kemudian sel - sel yangmengalami mutasi dapat berkembang menjadi sel displasia. Apabila selkarsinoma telah mendesak pada jaringan syaraf akan timbul masalahkeperawatan nyeri. Pada stadium tertentu sel karsinoma dapat mengganggukerja sistem urinaria menyebabkan hidroureter atau hidronefrosis yangmenimbulkan masalah keperawatan resiko penyebaran infeksi. Keputihanyang berkelebihan dan berbau busuk biasanya menjadi keluhan juga, karenamengganggu pola seksual pasien dan dapat diambil masalah keperawatangangguan pola seksual. Gejala dari kanker serviks stadium lanjut diantaranyaanemia hipovolemik yang menyebabkan kelemahan dan kelelahan sehinggatimbul masalah keperawatan gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.Pada pengobatan kanker leher rahim sendiri akan mengalami beberapa efeksamping antara lain mual, muntah, sulit menelan, bagi saluran pencernaanterjadi diare gastritis, sulit membuka mulut, sariawan, penurunan nafsu makan( biasa terdapat pada terapi eksternal radiasi ). Efek samping tersebutmenimbulkan masalah keperawatan yaitu nutrisi kurang dari kebutuhantubuh. Sedangkan efek dari radiasi bagi kulit yaitu menyebabkan kulit merahdan kering sehingga akan timbul masalah keperawatan resiko tinggikerusakan integritas kulit. Semua tadi akan berdampak buruk bagi tubuhyang menyebabkan kelemahan atau kelemahan sehingga daya tahan tubuhberkurang dan resikoinjurypun akan muncul.Tidak sedikit pula pasien dengan diagnosa positif kanker leher rahimini merasa cemas akan penyakit yang dideritanya.Kecemasan tersebut biasdikarenakan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit, ancaman statuskesehatandan mitos dimasyarakat bahwa kanker tidak dapat diobati dan selaludihubungkan dengan kematian.(Price, syivia Anderson, 2005)

G. Pemeriksaan Penunjang1. SitologiPemeriksaan ini yang dikenal sebagai tes papanicolaous ( tes PAP ) sangat bermanfaat untuk mendeteksi lesi secara dini, tingkat ketelitiannya melebihi 90% bila dilakukan dengan baik. Sitologi adalah cara Skrining sel - sel serviks yang tampak sehat dan tanpa gejala untuk kemudian diseleksi. Kanker hanya dapat didiagnosis secara histologik.2. KolposkopiKolposkopi adalah pemeriksaan dengan menggunakan kolposkopi, suatu alat yang dapat disamakan dengan sebuah mikroskop bertenaga rendah dengan sumber cahaya didalamnya ( pembesaran 6 - 40 kali ). Kalau pemeriksaan sitologi menilai perubahan morfologi sel - sel yang mengalami eksfoliasi, maka kolposkopi menilai perubahan pola epitel dan vascular serviks yang mencerminkan perubahan biokimia dan perubahan metabolik yang terjadi di jaringan serviks.3. BiopsiBiopsi dilakukan didaerah abnormal jika SSP (sistem saraf pusat ) terlihat seluruhnya dengan kolposkopi. Jika SSP tidak terlihat seluruhnya atau hanya terlihat sebagian kelainan didalam kanalis serviskalis tidak dapat dinilai, maka contoh jaringan diambil secara konisasi. Biopsi harus dilakukan dengan tepat dan alat biopsy harus tajam sehingga harus diawetkan dalam larutan formalin 10%.4. KonisasiKonosasi serviks ialah pengeluaran sebagian jaringan serviks sedemikian rupa sehingga yang dikeluarkan berbentuk kerucut ( konus ), dengan kanalis servikalis sebagai sumbu kerucut. Untuk tujuan diagnostik, tindakan konisasi selalu dilanjutkan dengan kuretase. Batas jaringan yang dikeluarkan ditentukan dengan pemeriksaan kolposkopi. Jika karena suatu hal pemeriksaan kolposkopi tidak dapat dilakukan, dapat dilakukan tes Schiller. Pada tes ini digunakan pewarnaan dengan larutan lugol ( yodium 5g, kalium yodida 10g, air 100ml ) dan eksisi dilakukan diluar daerah dengan tes positif ( daerah yang tidak berwarna oleh larutan lugol ). Konikasi diagnostik dilakukan pada keadaan - keadaan sebagai berikut :a. Proses dicurigai berada di endoserviks.b. Lesi tidak tampak seluruhnya dengan pemeriksaan kolposkopi.c. Diagnostik mikroinvasi ditegakkan atas dasar specimen biopsy.d. Ada kesenjangan antara hasil sitologi dan histopatologik. ( Prof. R Sulaiman , 2006 )

H. Penatalaksanaan MedisPengobatan pada stadium awal, dapat dilakukan operasi sedangkanstadium lanjut hanya dengan pengobatan dan penyinaran. Tolak ukurkeberhasilan pengobatan yang biasa digunakan adalah angka harapanhidup 5 tahun. Harapan hidup 5 tahun sangat tergantung dari stadiumatau derajatnya beberapa peneliti menyebutkan bahwa angka harapanhidup untuk kanker leher rahim akan menurun dengan stadium yang lebihlanjut. Pada penderita kanker leher rahim ini juga mendapatkan sitostatikadalam ginekologi.Penggolongan obat sitostatika antara lain :1. Golongan yang terdiri atas obat - obatan yang mematikan semua sel pada siklus termasuk obat - obatan non spesifik.2. Golongan obat - obatan yang memastikan pada fase tertentu darimanaproliferasi termasuk obat fase spesifik.3. Golongan obat yang merusak sel akan tetapi pengaruh proliferasi sel lebih besar, termasuk obat - obatan siklus spesifik.

I. Penatalaksanaan KeperawatanDalam lingkar perawatan meliputi sebelum pengobatan terapiradiasi eksternal anatara lain kuatkan penjelasan tentang perawatan yangdigunakan untuk prosedur. Selama terapi yaitu memilih kulit yang baikdengan menganjurkan menghindari sabun, kosmetik, dan deodorant.Pertahankan kedekuatan kulit dalam perawatan post pengobatan antaralain hindari infeksi, laporkan tanda - tanda infeksi, monitor intake cairan,beri tahu efek radiasi persisten 10 - 14 hari sesudah pengobatan, danmelakukan perawatan kulit dan mulut. Dalam terapi radiasi internal yang perlu dipertimbangkan dalamperawatan umum adalah teknik isolasi dan membatasi aktivitas,sedangkan dalam perawatan pre insersi antara lain menurunkan kebutuhanuntuk enema atau buang air besar selama beberapa hari, memasangkateter sesuai indikasi, latihan nafas panjan dan latihan rom dan jelaskanpada keluarga tentang pembatasan pengunjung. Selama terapi radiasiperawatannya yaitu monitor tanda - tanda vital tiap 4 jam. Memberikanposisi semi fowler, berikan makanan berserat dan cairan parenteralsampai 300ml dan memberikan support mental. Perawatan postpengobatan antara lain menghindari komplikasi post pengobatan (tromboplebitis, emboli pulmonal dan pneumonia ), monitor intake danoutput cairan. (Bambang sarwiji, 2011)

ASUHAN KEPERAWATAN

A. PengkajianUsia saat pertama kali melakukan hubungan seksual Salah satu faktor yang menyebabkan kanker serviks ini adalah menikah dibawah umur 18 tahun.1. Perilaku seks berganti - ganti pasanganDengan perilaku tersebut kemungkinan virus penyebab terjadinya kanker serviks dapat ditularkan dengan mudah.2. Sosial EkonomiSosial ekonomi rendah dikaitkan erat karena tidak dapat melakukan pap smear secara rutin dan pola hubungan seksual yang tidak sehat.3. Tingkat pengetahuanTingkat pengetahuan yang rendah dapat juga dihubungkan dengan kurangnya pemahaman mengenai pencegahan dan penaganan kanker seviks.4. Aspek mental: harga diri, identitas diri, gambaran diri, konsep diri, perandiri, emosional.5. Perineum; keputihan, bau, kebersihanKeputihan yang gatal dan berbau adalah tanda dari kanker leher rahimyang mulai mengalami metastase.6. Nyeri ( daerah panggul atau tungkai )Nyeri bisa diakibatkan oleh karena sel kanker yang sudah mendesak dan abnor malita pada organ - organ daerah panggul.7. Perasaan berat daerah perut bagian bawahSel - sel kanker yang mendesak mengakibatkan gangguan pada syaraf - syaraf disekitar panggul dan perut, sehingga menimbulkan perasaan berat pada daerah tersebut.8. Gaya hidupGaya hidup yang tidak sehat, seperti makan - makanan cepat saji dapat memicu sel kanker untuk tumbuh dengan cepat, pada orang orang dengan gemar berganti - ganti pasangan dengan mengesampingkan efek negatifnya kemungkinan besar dapat timbul gejala - gejala tersebut sehingga mengarah pada terjadinya kanker leher rahim.9. Siklus MenstruasiSiklus menstruasi yang tidak teratur atau terjadi perdarahan diantara siklus haid adalah salah satu tanda gejala kanker leher rahim.10. Riwayat KeluargaSeorang ibu yang mempunyai riwayatcaserviks.( Doengoes, 2005 )

B. Diagnosa Keperawatan1. Nyeri berhubungan dengan penekanan sel kanker pada syaraf dankematian sel.Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama nyerihilang atau berkurang.Kriteria :a. pasien mengatakan nyeri hilang atau berkurang dengan skala nyeri 0- 3.b. Ekspresi wajah rileks.c. Tanda - tanda vital dalam batas normal.Intervensi :a. Kaji riwayat nyeri, lokasi, frekuensi, durasi, intensitas, dan skalab. nyeri.c. Berikan tindakan kenyamanan dasar: relaksasi, distraksi, imajinasi,d. message.e. Awasi dan pantau TTV.f. Berikan posisi yang nyaman.g. Kolaborasi pemberian analgetik.Rasional :a. Mengetahui tingkat nyeri pasien dan menentukan tindakan yang akan dilakukan selanjutnya.b. Mengurangi rasa nyeri.c. Mengetahui tanda kegawatan.d. Memberikan rasa nyaman dan membantu mengurangi nyeri.e. Mengontrol nyeri maksimum.

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mualmuntah karena proses eksternal Radiologi .Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan status nutrisidipertahankan untuk memenuhi kebutuhan tubuh.Kriteria hasil :a. Pasien menghabiskan makanan yang telah diberikan oleh petugas.b. Konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik.c. Berat badan klein normal.d. Hasil hemoglobin dalam batas normal.Intervensi :a. Kaji status nutrisi pasienb. Ukur berat badan setiap hari atau sesuai indikasi.c. Dorong Pasien untuk makan - makanan tinggi kalori, kaya protein dan tetap sesuai diit ( Rendah Garam ).d. Pantau masukan makanan setiap hari.e. Anjurkan pasien makan sedikit tapi sering.Rasional :a. Untuk mengetahui status nutrisib. Memantau peningkatan BB.c. Kebutuhan jaringan metabolik adequat oleh nutrisi.d. Identifikasi defisiensi nutrisi.e. Agar nutrisi terpenuhi

3. Resiko penyebaran infeksi berhubungan dengan pengeluaran pervaginam( darah, keputihan ).Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan jam pasientidak terjadi penyebaran infeksi dan dapat menjaga diridari infeksi .

Kriteria hasil :a. Tidak ada tanda - tanda infeksi pada area sekitar serviksb. Tanda - tanda vital dalam batas normal.c. Tidak terjadi nasokomial hilang, baik dari perawat ke pasien, pasien keluarga, pasien ke pasien lain dan klien ke pengunjung.d. Tidak timbul tanda - tanda infeksi karena lingkungan yang buruke. .Hasil hemoglobin dalam batas normal, dilihat dari leukosit.Intervensi :a. Kaji adanya infeksi disekitar area serviks.b. Tekankan pada pentingnya personal hygiene.c. Pantau tanda - tanda vital terutama suhu.d. Berikan perawatan dengan prinsip aseptik dan antisepik.e. Tempatkan klien pada lingkungan yang terhindar dari infeksi.f. Koloborasi pemeberian antibiotik.Rasional :a. Mengurangi terjadinya infeksi.b. Agar tidak terjadi penyebaran infeksi.c. Mencegah terjadinya infeksi.d. Membantu mempercepat penyembuhan.e. Mencegah terjadinya infeksi.

4. Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang prosedur pengobatan.Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan kecemasan hilang atau berkurang.Kriterial hasil :a. Pasien mengatakan perasaan cemasnya hilang atau berkurang.b. Terciptanya lingkungan yang aman dan nyaman bagi pasien.c. Pasien tampak rileks, tampak senang karena mendapat perhatian.d. Keluarga atau orang terdekat dapat mengenai dan mengklarifikasi rasa takut.e. Pasien mendapat informasi yang akurat, serta prognosis dan pengobatan dan klien mendapat dukungan dari terdekat.Intervensi :a. Dorong pasien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya.b. Beri lingkungan terbuka dimana pasien merasa aman untuk mendiskusikan perasaan atau menolak untuk bicara.c. Pertahankan bentuk sering bicara dengan pasien, bicara dengan menyentuh klien.d. Bantu pasien atau orang terdekat dalam mengenali dan mengklarifikasi rasa takut.Beri informasi akurat, konsisten mengenai prognosis, pengobatan serta dukungan orang terdekat.Rasional :a. Memberikan kesempatan untuk mengungkapkan ketakutannya.b. Membantu mengurangi kecemasan.c. Meningkatkan kepercayaan klien.d. Meningkatkan kemampuan kontrol cemas.e. Mengurangi kecemasan.

5. Resiko injuri berhubungan dengan kelemahan dan kelelehan.Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan tidak terjadi cedera atau injuri.Kriteria hasil :a. Pasien dapat meningkatkan keamanan ambulasi.b. Pasien mampu menjaga keseimbangan tubuh ketika akan melakukan aktifitas.c. Pasien mampu meningkatkan posisi fungsional pada ektremitas.Intervensi :a. Intruksikan dan bantu dalam mobilitas secara tepat.b. Anjurkan untuk berpegangan tangan atau minta bantuan pada keluarga dalam melakukan suatu kegiatan.c. Pertahankan posisi tubuh tepat dengan dukungan alat bantuan.Rasional :a. Membantu mengurangi kelelahan.b. Membantu pasien untuk melakukan kegiatan.c. Membantu mempercepat penyembuhan.

6. Gangguan pola seksual berhubungan dengan metaplasia penyakit.Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama pasien mampu mempertahankan aktifitas seksual pada tingkat yang diinginkan bila mungkin.Kriteria hasil :Pasien mampu memahami tentang arti seksualitas, seksualitas dapat diungkapkan dengan bentuk perhatian yang diberikan seseorang.Intervensi :a. Kaji masalah- masalah perkembangan daya hidup.b. Catat pemikiran pasien/ orang- orang yang berpengaruh bagi pasien mengenai seksualitasc. Evaluasi faktor- faktor budaya dan religius/ nilai dan konflik- konflik yang muculberikan suasana yang terbuka dalam diskusi mengenai masalah seksualitas.d. Tingkatkan keleluasaan diri bagi pasien dan orang- orang yang penting bagi pasien.Rasional :a. Faktor- faktor seperti menoupose dan proses penuan remaja dan dewasa awal yang perlu masukan dalam pertimbangan mengenai seksualitas dalam penyakit yang perawatan yang lama.b. Untuk memberikan pandangan bahwa keterbatasan kondisi/ lingkungan akan berpengaruh pada kemampuan seksual tetapi mereka takut untuk menanyakan secara lansung.c. untuk mempengaruhi persepsi pasien terhadap masalah seksual yang muncul.d. Apabila masalah- masalah diidentifikasikan dan di diskusikan maka pemecahan masalah dapat ditemukane. Perhatikan penerimaan akan kebutuhan keintiman dan tingkatkan makna terhadap pola interaksi yang telah dibina

7. Resti terjadinya syok hipovolemik berhubungan dengan perdarahanpervaginam.Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan syok berkurang atau tidak terjadi syok.Kriterial hasi :a. pasien tidak mengalami anemiab. Tanda - tanda vital stabil.c. Pasien tidak tampak pucat.Intervensi :a. Kaji adanya tanda terjadi syokb. Observasi KUc. Observasi TTVd. Monitor tanda pendarahane. Check hemoglobin dan hematokritRasional :Mengetahui adanya penyebab syoka. Memantau kondisi pasien selama masa perawatan terutama pada saat terjadi pendarahan sehingga segera diketahui tanda syok.b. TTV normal menandakan keadaan umum baik.c. perdarahan cepat diketahui dapat diatasi sehingga pasien tidak sampai syok.d. Untuk mengetahui tingkat kebocoran pembuluh darah yang dialami pasien sebagai acuan melakukan tindakan lebih lanjut.(Doengoes, 2005)

DAFTAR PUSTAKA

Bobak, Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4, Jakarta.EGC, 2004.Hanifa W Prof. DR. R..,Ilmu Kndungan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo, Jakarta, 1999.Marilin E. Doenges,Rencana Perawatan Maternal / Bayi-Pedoman Untuk Perencanaan Dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Edisi 2, EGC, Jakarta, 2001.Mochtar Rustam, Prof. Dr MPH,Sinopsis Ostetri, Jilid 2, Edisi 2 , EGC, Jakarta, 1998Pritehard, Macdonal dan Gant,Obstetri Wiliams, Edisi 17, Airlangga Universiti Press, Surabaya, 1991.Saifuddin AB, Prof. Dr. SpOG, MPH. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, edisi 1. YBPSP, JakartaSmeltzer SC Dan Bare BG,Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8, Volume 2, EGC, Jakarta, 2002.