Upload
buikiet
View
251
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
A. Hasil – hasil wawancara
1. Hasil wawancara Kreditur
Kreditur membenarkan bahwa telah terjadi kredit macet di KUD Getasan
Kredit macet terjadi karena Kegagalan peternakan sapi yang dikarenakan sapi tersebut
sakit-sakitan dan bahkan mati. Para peternak sapi perah atau debitur mengatakan bahwa
banyaknya sapi yang sakit bahkan sampai ada yang mati. Halini membuat para debitur
tidak bisa mengangsur kredit sapi karena debitur tersebut tidak punya susu sebagai
angsurannya.
Tindakan yang diambil dari pihak KUD Getasan selaku kreditur hanya bisa melakukan
penagihan kepada pihak debitur dengan cara mengambil sapi yang masih dimiliki oleh
pihak debitur, akan tetapi apabila sapi tersebut masih ada karena ada kemungkinan sapi
sudah dijual oleh pihak debitur tanpa persetujuan kreditur sehingga pihak kreditur
mengalami kerugian dengan hal tersebut.
Alasan dari nasabah yang mengalami kredit macet diantaranya adanya sapi yang sakit
bahkan ada beralasan sapi mengalami kematian dan kegagalan peternakan yang
disebabkan harga pakan sapi yang terlalu tinggi pada musim kemarau dan tidak
mampunya peternak dalam membayar gaji para pegawai serta harga beli susu KUD
pemberi kredit yang rendah.
Langkah-langkah yang diambil pihak KUD terhadap kredit macet tersebut hanya bisa
menagih dengan mendatangi rumah dari pihak debitur apabila ada sapinya diambil tetapi
untuk sementara didiamkan.
Rata-rata kredit macet yang terjadi sejak tahun 2000-2011 belum terselesaikan
2. Hasil wawancara Debitur
Debitur membenarkan bahwa telah mengambil kredit sapi perah di KUD Getasan.
Debitur mengambil kredit sapi perah di KUD Getasan bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan hidup dalam artian dengan mengharapkan hasil dari penjualan susu yang dapt
digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari hari setelah dikurangi modal atau angsuran
kredit, pakan, peralatan, dan untuk meningkatkan taraf hidup sebagai kegiatan sampingan
diluar pertanian
Debitur memahami mekanisme pembayaran kredit yang sesuai dengan perjanjian yang
telah disepakati dengan cara produksi susu dari penghasilan sapi perah harus disetor atau
dijual kepada KUD pemberi kredit, akan tetapi harga beli produksi dari KUD pemberi
kredit lebih rendah atau lebih kecil dibanding dari instansi atau lembaga lain yang sama
sama bergerak di bidang persusuan hal itu tidak sebanding dengan yang diharapkan
debitur karena harus menanggung biaya pemeliharaan sapi.
3. Hasil wawancara Pengawas
Sistem kredit yang dilakukan adalah KUD mendapat suntikan dana dari GKSI yang
terletak di Boyolali yang kemudian pihak KUD menyalurkan pinjaman dana tersebut
kepada calon kreditur yang membutuhkan
Dalam hal ini KUD Getasan selaku pemberi kredit tidak bisa melakukan banyak hal
untuk mengani kredit tersebut karena kredit tersebut terkendala masalah jaminan
Kendala dalam pelaksanaan kredit adalah kewajiban pembayaran dengan susu tidak
dipenuh pihak debitir dengan alasan bahwa harga beli susu pihak KUD terlalu rendah.
Tindakan yang diambil dari pihak KUD Getasan selaku kreditur hanya bisa melakukan
penagihan kepada pihak debitur dengan cara mengambil sapi yang masih dimiliki oleh
pihak debitur, akan tetapi apabila sapi tersebut masih ada karena ada kemungkinan sapi
sudah dijual oleh pihak debitur tanpa persetujuan kreditur sehingga pihak kreditur
mengalami kerugian dengan hal tersebut.
Bagi nasabah yang melanggar perjanjian sementara ini tidak dikenakan sanksi apapun
Belum ada sistem pengawasan dan pengendalian terhadap debitur dari pihak KUD selaku
pemberi kredit.
4. Kesimpulan dari hasil wawancara Kreditur, Debitur, Pengawas adalah :
Harga beli susu dari pihak KUD pemberi kredit menjadi faktor pertimbangan utama
dalam memilih tempat penjualan susu. Para debitur merasa rugi dengan harga beli KUD
yang relatif rendah karena para debitur harus merawat sapi dengan memenuhi kebutuhan
pakan sapi sehari – hari serta kebutuhan hidup peternak itu sendiri. Sehingga petani
tersebut merasa merugi. Dari hasil wawancara tersebut maka ditemukan bahwa harga beli
susu menjadi faktor utama penyebab kredit macet pada KUD Getasan.
B. TRIANGULASI SUMBER DATA
Sumberdata :
1. Kreditur
2. Debitur
3. Pengawas kredit
Keberadaan kredit macet :
Kredit macet terjadi dalam beberapa kasus dan terjadi dalam berbagai waktu.Ada
sekitar 25% nasabah yang tidak tertib dalam membayar kredit mereka kepada KUD
Getasan.Halini bisa diketahui setelah peneliti melakukan penelitian dari hasil
wawancara yang telah peneliti lakukan terdapat kuranglebih 37 kasus kredit macet
yang terdapat di KUD Getasan.Dari 37 kasus tersebut terjadi diwilayah KUD Getasan
yang berada di Kecamatan Getasan dan tersebar di berbagai dusun yang terletak
diwilayah Getasan dan sekitarnya. Gabungan Koperasi Seluruh Indonesia (GKSI)
yang berada di Boyolali melalui KUD Getasan memberikan kredit sapi perah (KSP)
dengan tujuan pemberian kredit tersebut adalah guna mensejahterakan masyarakat
Getasan dan sekitarnya dan untuk menambah produksi susu KUD Getasan. Dalam
pemberian kredit pihak KUD mengajukan beberapa syarat dari para debitur calon
penerima kredit sapi dan adanya perjanjian antara pihak calon debitur dengan pihak
KUD Getasan bahwa hasil susu harus disetorkan kepada KUD pemberi kredit serta
hasil pembayaran susu dipotong angsuran sapi. Awalnya para debitur yang tak lain
adalah masyarakat Getasan dan sekitarnya menyetujui dengan persyaratan dan
perjanjian tersebut. Kredit sapi tersebut diberlakukan dan para debitur penerima kredit
sapi sudah menerima sapi dari pihak KUD. Debitur tersebut awalnya mengangsur
dengan tertib sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati akan tetapi setelah
berjalan beberapa bulan banyak debitur yang mengalami kredit macet dengan
berbagai alasan.
Penyebab kredit macet :
Ada beberapapenyebabkreditmacet, diantaranya :
o Kegagalan peternakan karena sapi sakit-sakitan dan bahkan mati. Para peternak
sapi perah atau debitur mengatakan bahwa banyaknya sapi yang sakit bahkan
sampai ada yang mati. Halini membuat para debitur tidak bisa mengangsur kredit
sapi karena debitur tersebut tidak punya susu sebagai angsurannya. Seharusnya
debitur penerima kredit sapi perah bisa juga mengangsur dengan uang akan tetapi
para debitur memilih untuk tidak mengangsur dengan alasan uangnya untuk
berobat sapi atau karena kegagalan beternak akaibat sapi nyamati.
o Sistem seleksi yang tidak sesuai dengan ketentuan yang dibuktikan dengan adanya
pemberian kredit kepada orang-orang yang dekat dengan pengurus saja. Kredit sapi
perah KUD Getasan yang mengalami kemacetan ternyatabukan hanya para debitur
sendiri sebagai penyebabnya. Sistem seleksi dari KUD Getasan sendiri juga
mengalami masalah karena tidak sesuai dengan ketentuan yang ada. Seharusnya
menurut ketentuan yang ada kredit sapi perah bisa diberikan kepada para calon
debitur yang sudah mempunyai sapi. Ternyata dalam prakteknya pihak KUD
sebagai pemberi kredit melakukan kesalahanya itu denagan memberikan kredit
sapi perah tersebut hanya dengan orang-orang yang dekat dengan pengurus dan
tidak memandang orang tersebut mempunyai sapi atau tidak dirumahnya.
o Adanya pembangkangan yang dilakukan oleh peternak karena harga beli susu sapi
oleh KUD Getasan dibawah pembeli susu sapi yang lain. Para debitur penerima
kredit sapi perah juga mengungkapkan alasan mengapa para debitur tersebut tidak
menyetorkan hasil produk susunya ke KUD pemberi kredit dengan alasan karena
harga beli produk susu di KUD pemberi kredit lebih rendah dibandingkan dengan
instansi atau lembaga lain yang sama-sama bergerak dibidang persusuan. Sebagai
manusia yang mempunyai kebutuhan sehari-hari sedangkan harga kebutuhan
semakin meningkat para debitur tertsebut lebih memilih menjual hasil produk
susunya kepada instansi atau lembaga lain yang sama-sama bergerak dibidang
persusuan.
Penanganan kredit macet :
Penanganan kredit macet terbatas pada penagihan terhadap debitur oleh pihak
KUD Getasan.Karena tidak ada barang bukti, maka tindakan penyitaan dilakukan
terhadap barang yang dikreditkan yang berupa sapi.Sebagai pihak yang sudah
dirugikan atas terjadinya kredit macet yang terjadi di KUD Getasan.Pihak KUD
Getasan sudah berupaya melakukan berbagai cara sebagai penanganan kreditmacet
yang sudah terjadi. KUD Getasan sebagai pihak pemberi kredit juga sudah berupaya
melakukan penarikan sapi terhadap para debitur yang mengalami kredit macet
tersebut. Akan tetapi pihak KUD dalam melakukan penarikan sapi tersebut tidak
berjalan dengan mudah karena tidak adanya barang bukti yang bisa menguatkan pihak
KUD dalam melakukan penarikan sapi karena semua jenis sapi perah hampir sama.
Sanksi kredit macet :
Sanksi yang diberikan kepada debitur adalah ditariknya sapi yang menjadi objek
kredit dari debitur oleh pihak KUD Getasan.Sebagai pemberi kredit sapi perah pihak
KUD Getasan sudah berupaya memberikan sanksi dengan menarik sapi dari para
debitur yang mengalami masalah kredit sapi perah. Dalam prakteknya pihak KUD
Getasan kesulitan dalam melakukan penarikan sapi karena sapi yang dikreditkan
sudah dijual atau mati karena sakit dan pihak KUD tidak bisa berbuat apa-apa selain
menagih dan terus menagih kepada pihak debitur yang mengalami kredit macet
tersebut.
C. Daftar Penerima Kredit Sapi Perah KUD Getasan yang Mengalami Kredit Macet
No Nama Alamat Jumlah Kredit Sapi
1 HR Nogosaren 2
2 JD Nogosaren 1
3 JN Nogosaren 1
4 ML Nogosaren 1
5 JM Nogosaren 1
6 WK Nogosaren 1
7 JE Nogosaren 1
8 KS Nogosaren 1
9 SG Nogosaren 1
10 DR Nogosaren 1
11 SW Nogosaren 1
12 MR Ngrawan 2
13 SB Ngrawan 2
14 JH Ngrawan 1
15 SJ Jogonayan 6
16 SG Mangihan 1
17 JM Cengklok 1
18 SL Kenteng 1
19 NG Pringapus 1
20 NL Pringapus 1
21 NS Pringapus 1
22 SY Pringapus 1
23 RS Piji 2
24 JN Piji 2
25 PM Piji 2
26 WR Pendingan 1
27 SK Pendingan 1
28 JH Sumogawe 3
29 SR Sumogawe 1
30 MR Sumogawe 1
31 HR Sumogawe 1
32 JD Ngemplak 2
33 MS Ngemplak 1
34 SM Ndangklik 1
35 SP Sturun 1
36 EP Ndares 1
37 JP Wates 1
D. Daftar Kuisioner
FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN DEBITUR
PENERIMA KREDIT SAPI PERAH KUD GETASAN TAHUN 2000-2011
DALAM MEMILIH TEMPAT PENJUALAN SUSU
I. Pengantar
Dengan Hormat,
Dalam rangka memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan Pendidikan S1 di
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Ekonomi Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga, saya bermaksud mengadakan penelitian mengenai faktor-faktor yang
dipertimbangkan debitur dalam memilih tempat penjualan susu. Oleh karena itu, saya
membutuhkan sejumlah data yang hanya dapat saya peroleh dengan adanya
kerjasama Anda dalam mengisi kuesioner ini.
Tujuan kuesioner ini adalah untuk mengumpulkan bahan-bahan penelitian
tentang faktor-faktor yang dipertimbangkan debitur dalam memilih tempat penjualan
susu. Yang diharapkanakan berguna bagi perkembangan koperasi dan meningkatkan
taraf hidup anggotanya.
Saya berharap, saudara atau saudari dapat mengisi kuesioner ini dengan
sejujur-jujurnya dan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Kerahasiaan jawaban
dan identitas saudara atau saudari sekalian akan saya jamin sepenuhnya.
Akhir kata, saya selaku peneliti mengucapkan terima kasih atas kepercayaan
dan kerjasamanya yang telah diberikan kepada saya.
Peneliti
MahendraTaji MS
162007709
II. Petunjuk cara pengisian
Isilah kuisioner dibawah ini dengan memberikan tanda centang (√ ) menurut jawaban yang
anda jawab.
Contoh pengisiannya adalah sebagai berikut :
Pertanyaan Ya Tidak
1. Apakah anda adalah seorang anggota koperasis KUD Getasan
Tabel 3.2 Daftar Kuisioner
Pertanyaan Ya Tidak
1) Apakah harga susu dilembaga yang lain lebih menguntungkan
anda?
2) Apakah harga susu dilembaga lain lebih bisa memenuhi
kebutuhan anda?
3) Apakah harga pembayaran produksi susu adalah penyebab anda
memilih tempat penjualan susu ?
4) Apakah harga ditempat atau KUD yang lain lebih tinggi ?
5) Apakah kualitas susu berpengaruh terhadap harga susu ?
6) Apakah harga pakan mempengaruhi penghasilan anda ?
7) Apakah harga pakan berpengaruh terhadap kwalitas dan
produksi susu ?
8) Apakah harga pakan sapi yang semakin tinggi menyebabkan
anda dalam memilih tempat penjualan ?
9) Apakah pakan sapi tersebut dipasok dari KUD yang anda pilih ?
10) Apakah harga pakan dari KUD yang anda pilih lebih terjakau ?
11) Apakah harga kebutuhan yang semakin tinggi mempengaruhi
anda dalam memilih tempat penjualan susu ?
12) Apakah kebutuhan anda lebih terpenuhi dengan menjual susu ke
lembaga lain tersebut?
13) Apakah hasil pembayaran KUD yang anda pilih dapat memenuhi
kebutuhan sehari- hari lebih banyak ?
14) Apakah KUD yang anda pilih lebih bonafit (menguntungkan) ?
15) Apakah Koperasi dalam KUD yang anda pilih menyediakan
kebutuhan pokok yang harganya lebih terjakau ?
16) Apakah harga peralatan mempengaruhi anda dalam memilih
tempat penjualan susu ?
17) Apakah peralatan dapat mempengaruhi dalam produksi susu ?
18) Apakah harga peralatan mempengaruhi penghasilan anda ?
19) Apakah peralatan dapat mempengaruhi kwalitas susu ?
20) Apakah KUD yang anda pilih menyediakan peralatan yang
harganya lebih terjangkau dari pada KUD pemberi kredit ?
lampir
an