Upload
others
View
5
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V.1
BAB V
KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
KANTOR SEWA DAN APARTEMEN
A. KONSEP SITE DAN TATA MASA BANGUNAN
1. Lokasi Site
Gambar V.1: site yang akan digunakan
Sumber: Analisis Penulis, Googlemaps, Google Earth, 2015
Lokasi site terpilih untuk Kantor Sewa dan Apartemen dengan Pendekatan
Arsitektur Simbiosis yaitu pada Jl. Jend. Sudirman kav. 73-74, yang terletak di CBD
Sudirman (SCBD) Jakarta dikarenakan memiliki karakter kepadatan penduduk yang tinggi
dan permintaan pasokan kantor sewa tertinggi.
2. Potensi dan Permasalahan Site
Danau
Kantor
Jalan utama
Perumahan
Gambar V.2 : Kondisi eksisting dan potensi sekitar site.
Sumber : analisis dan dokumen pribadi, 2015
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V.2
Site merupakan blok seluas +20.900 m² dengan lebar 110 m dan panjang 190 m.
Potensi Site :
- Berada pada kawasan pusat bisnis
- Memiliki view yang relatif baik
- Sarana transportasi yang mendukung pergerakan pengguna bangunan
- Terdapat jaringan utilitas yang memadai
Batas Site :
Utara : Danau
Selatan : Ruas perkantoran
Barat : Ruas perkantoran
Timur : pemukiman penduduk
Kantor dengan
ruas jalan sekunder
Kantor tanpa
ruas jalan sekunder
Halte dan
Jembatan penyebrangan
Ruas PKL
Jalan utama dan pedestrian
Gambar V.3. Kondisi eksisting dan permasalahan sekitar site.
Sumber : analisis dan dokumen pribadi, 2015
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V.3
3. Konsep Pencapaian Site
Konsep pencapaian menuju site memperhatikan aspek kenyamanan dan kelancaran
akses dari lingkungan sekitar. Pencapaian pada site dapat ditempuh melalui jalur jalan yang
melalui site.
Jalan Sudirman merupakan jalur utama bagi kendaraan bermotor menjadi capaian
utama, letak ME ber ada di jalur pandang pendatang yang menuju ke site.
Untuk memperjelas ME tampilan bangunan sebagai penangkap dan di buat point of
interest.
Pada jalur ini pengguna gedung juga memiliki kebutuhan yang tinggi terhadap
kendaraan umum, pada muka bangunan yang mengarah ke jalan direncanakan halte yang
berfungsi sebagai area transisi.
Sisi Barat site terdapat halte transjakarta dengan jembatan penyebrangan yang
terhubung langsung dengan pedestrian di muka site.
Pada Selatan site digunakan untuk pencapaian manusia dimana terdapat gang yang
menghubungkan jalan utama dengan area pemukiman penduduk. Pencapaian melalui
Gambar V.4.Konsep pencapaian site.
Sumber : analisis pribadi, 2015
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V.4
sistem pedestrian di luar kawasan nantinya akan berhubungan dengan sirkulasi internal site
yang berorientasi terhadap kenyamanan pejalan kaki dimana setiap area pencapaian
manusia direncanakan ruang penangkap untuk mengakses site.
Entrance sekunder sebagai sirkulasi drop in-out barang diletakkan pada bagian
Timur site, melalui jalan lingkungan dengan lebar +6 m, sekaligus dapat dimanfaatkan
sebagai sirkulasi pemadam kebakaran jika terjadi kemacetan pada jalan utama
4. Konsep Kebisingan
Penentuan zona kelompok kegiatan penunjang dengan fungsi yang lebih publik
dimaksimalkan berada di muka bangunan, diikuti zona kelompok kegiatan kantor sewa
pada zona dengan kebisingan sedang, sedangkan hunian dengan fungsi privat yang
membutuhkan tingkat noise rendah memanfaatkan bagian site yang lebih dalam
kebisingan tinggi
kebisingan sedang
kebisingan rendah
Gambar. V.5. Konsep kebisingan.
Sumber : analisis pribadi, 2015
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V.5
5. Konsep View dan Orientasi
- Residensial
Pada bagian Utara-belakang site terdapat danau yang berpotensi sebagai view,
orientasi zona bangunan yang berbatasan dengan potensi tersebut dimaksimalkan
menghadap ke arah danau. Berkenaan dengan orientasi sisi masa yang memanjang
terkait view menghadap ke danau sehingga untuk memaksimalkan view pada sisi
sebaliknya maka lahan yang berbatasan dengan pemukiman penduduk dimanfaatkan
sebagai ruang terbuka hijau.
- Kantor
Kondisi site berada yang di ruas utama kota Jakarta, pada bagian muka terdapat
Jalan Sudirman dimana tampak pemandangan gedung perkantoran beserta kondisi lalu
lintas sehingga orientasi mengarah pada area tersebut.
Gambar V.6. Konsep orientasi dan view.
Sumber : analisis pribadi, 2015
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V.6
Pada bagian Timur site, masa yang dipotong untuk taman sebagai view bagi
residensial sekaligus dapat dimanfaatkan untuk memberi view bagi area kantor.
- Penunjang
Kelompok kegiatan penunjang tidak memiliki urgensi yang tinggi terhadap view
ke luar bangunan dikarenakan sifat kegiatan yang berfokus pada kenyamanan ruang
dalam. Sehingga pada pemanfaatannya masa pada kelompok kegiatan penunjang
direncanakan sebagai urban sclupture untuk memberi view bagi kendaraan maupun
pejalan kaki yang melintasi site.
6. Konsep Ketinggian Bangunan
Luas lahan 20.900 m²
KDB = 40% KLB = 6
Maka luas KDB yang diizinkan 8.360 m²
Jika podium yang direncanakan memiliki ketinggian 4 tingkat maka 8.360 x 4 = 33.440
KLB 6 = 125.400
125.400-33440 = 91.960
Luas efisien lantai untuk satu core 1000-1600m² (neufert edisi ke-2)
Jika tower kantor dan apartemen direncanakan memiliki luas lantai 1400m² & 1500m²
2 tower untuk kantor sewa dan apartemen maka 1400m² + 1500m = 2900m²
91.960 : 3000 = 31
Sedangkan bangunan sekitar memiliki ketinggian 20 hingga 50 lantai.
Terkait potensi yang telah dibahas pada analisis view sebelumnya. Maka
berdasarkan area yang memiliki kebutuhan yang tinggi akan view, dapat ditentukan bagian
masa yang dinaikkan, sehingga potensi view yang ada dapat dimanfaatkan secara
maksimal.
Gambar V.7. Konsep ketinggian bangunan.
Sumber : analisis pribadi, 2015
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V.7
7. Konsep Sinar Matahari
Site menghadap ke arah Barat menjadi permasalahan sehingga untuk menghindari
tersimpannya panas berlebih dalam ruang pada siang hari, luas penampang pada bagian
Barat dipipihkan dengan orientasi bangunan difokuskan menghadap ke sumbu Utara –
Selatan. Untuk lebih membatasi sinar ke dalam, kulit penampang bangunan yang
menghadap ke arah Barat direncanakan secondary skin untuk mereduksi panas sekaligus
berfungsi sebagai fasada.
Selain itu sinar matahari menjadi alasan kurang berfungsi nya ruang terbuka hijau
di iklim tropis, menanggapi hal tersebut ruang terbuka hijau yang terdapat di bagian dalam
site memanfaatkan ketinggian bangunan untuk menghalangi sinar matahari dari arah Barat.
8. Konsep Tampilan
Tampilan pada Kantor Sewa dan Apartemen dengan Pendekatan Arsitektur
Simbiosis direncanakan menerapkan aspek simbiosis terhadap karakter dan tradisi yang
ada di masyarakat. Tidak bisa dipungkiri arsitektur dimanapun dan kapanpun adalah
sebuah proses tradisi. Bangunan merupakan produk copy-paste dari ruang terdahulu yang
dianggap efektif dan menarik. Dimana tradisi sendiri diartikan bukan sebuah hal yang
stagnan namun disiplin untuk mewadahi maupun membentuk kultur masyarakat yang kuat.
timur
barat
Gambar V. 8. Konsep sinar matahari.
Sumber : analisis pribadi, 2015
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V.8
Gambar V.10. Konsep Bangunan Publik sebagai Fasada Aktif Sumber : analisis pribadi, 2015
9. Konsep Lansekap
. Untuk kemudahan akses pencapaian, selter komersial terhubung langsung dengan
moda transportasi untuk menangkap pejalan kaki, seperti halte dan jembatan layang baik
bus transjakarta maupun MRT.
Trotoar dan lingkungan sekitar site bebas dari keberadaan aktivitas informal
sehingga pemaksimalan lansekap pada bagian bawah bangunan dapat meningkatkan
kenyamanan pejalan kaki,
Lansekap taman pada bagian dalam site dimaksudkan sebagai jalur hijau untuk
menghubungkan jalan utama dengan pemukiman pada gang disebelah Barat bangunan.
Pemaksimalan lansekap pada area ground floor direncanakan untuk menghidupkan aktivitas
komunitas dan olahraga bagi warga, memanfaatkan pantulan kaca kantor pada lantai dasar
Gambar V.9..Konsep transformasi tradisi
Sumber : analisis pribadi, 2015
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V.9
area untuk berlatih menari atau teatrikal pada saat kegiatan kantor tidak aktif. Lansekap
taman direncanakan dilengkapi dengan set perlengkapan untuk kegiatan olahraga. Sehingga
area dasar yang tersedia dapat dimanfaatkan sebagai ruang tumbuh masyarakat sekitar.
Lapisan atas bangunan penunjang yang terhubung dengan bangunan selter
komersial direncanakan terdapat green roof untuk menggiatkan kegiatan urban farming.
Hal ini diharapkan meningkatkan jumlah interaksi sosial yang berlangsung dan mewadahi
kebutuhan hidup bertetangga pada pemilik hunian apartemen.
Area pada lapisan sky bridge yang menghubungkan antara tower apartemen dan
kantor, merupakan galeri yang dapat diakses oleh publik melalui lift yang terdapat pada
ground floor maupun green roof. Lansekap juga diterapkan pada bagian atap sky bridge
yang difungsikan sebagai sky garden, menciptakan integrasi yang harmonis antara manusia
dengan unsur alam.
Gambar V.12. Konsep lansekap
Sumber : analisis pribadi, 2015
Gambar V.11.Taman apartemen Pinnacle@Duxton, Singapura.
Sumber : dokumentasi pribadi, 2014
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V.10
10. Konsep Zoning Akhir dan Tata Masa Bangunan
Zoning merupakan bagian yang vital untuk membentuk kantor sewa dan apartemen
yang baik. Diagram berikut menjabarkan zona yang terdapat pada model perancangan :
- Mikro
- Makro
Arsitektur merupakan produk mikro dari terbentuknya sebuah kota. Tradisi dan
budaya yang berlangsung pada pembangunan mixed-use building seringkali berdiri sendiri.
Pembagian zona dan tata masa bangunan Kantor Sewa dan Apartemen dengan Pendekatan
Arsitektur Simbiosis, pada tatanan makro direncanakan dapat menjadi usulan desain yang
kompak bagi pengembangan kawasan Daerah Pusat Kota.
apartment
office support facilities
sky bridge
commercial shelter
social garden
parking area
Gambar V.13.Konsep zoning
Sumber : analisis pribadi, 2015
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V.11
11. KONSEP PERUANGAN
Di dalam bangunan Kantor Sewa dan Apartemen sebagai Mixed Use Building akan
melibatkan banyak pelaku kegiatan yang beragam. Selanjutnya bangunan-bangunan tersebut
akan membutuhkan ruang-ruang dengan banyak fungsi yang sesuai tuntutan karakter masing-
masing kegiatan. Untuk mencapai efisiensi kegiatan diperlukan penggabungan ruang-ruang
dengan aktivitas sama atau hampir sama maka pembagian peruangannya dibagi berdasarkan
kelompok kegiatan.
a. Kelompok Kegiatan Utama
1) Kantor Sewa
2) Apartemen.
Gambar V.14 Mixed-use complex
Sumber : analisis pribadi, 2015
Gambar V.15. Tampak atas mixed-use complex
Sumber : analisis pribadi, 2015
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V.12
b. Kelompok Kegiatan Penunjang
Kegiatan penunjang dalam bangunan multi fungsi sebagai orientasi semua pengguna
bangunan
c. Kelompok Kegiatan Pengelola dan Servis (administrasi dan operasional) bangunan
d. Kelompok Sektor Informal.
1. Kebutuhan Ruang
Analisis untuk menentukan kebutuhan ruang berdasarkan jenis kegiatan yang
dilakukan pelaku pada masing-masing kelompok kegiatan.
a. Kantor Sewa
Kantor Sewa yang diwadahi adalah :
1) Berdasarkan peruntukannya : Kantor sewa yang direncanakan adalah fungsi
majemuk, yaitu merupakan kantor sewa yang didalamnya memiliki beberapa fungsi
dengan system sewa/kontrak (dalam jangka waktu periode tertentu) sesuai unit
yang disediakan. Setiap fungsi mempunyai aktifitas dominan yang berbeda.
Penataan interior diserahkan sepenuhnya ke penyewa dan sepengetahuan pengelola
(Architectural Servis Manager).
2) Berdasarkan jumlah penyewa ; Kantor sewa yang direncanakan berdasarkan jumlah
penyewa adalah
a) Penyewa lantai tunggal, Penyewa kantor dari satu kelompok usaha sejenis
membutuhkan satu lantai bangunan atau lebih. Teritori ruang sewa lebih jelas
pada setiap lantainya.
b) Penyewa lantai majemuk, dalam satu lantai bangunan dapat disewa sekaligus
oleh beberapa penyewa dari berbagai macam usaha sesuai modul yang
disediakan pada tiap lantainya.
Tabel V.1.
Kebutuhan Ruang Kantor Sewa
Pelaku Kegiatan Kebutuhan Ruang
Penyewa Datang (keluar masuk), sirkulasi
vertikal, kerja administrasi,
menerima tamu, meeting, makan
minum, laktasi, ibadah, metabolisme
Parkir pegawai kantor,
canopy/entrance, hall, lift,
tangga darurat, ruang tamu,
ruang kerja, r. rapat, pantry,
ruang laktasi, mushola,
lavatory
Pengunjung/Tamu
relasi
Datang (keluar masuk), Mencari
informasi, sirkulasi vertical, Fasilitas
Parkir tamu kantor sewa,
Entrance, Hall, r. Informasi, r.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V.13
kerja/pemegang
saham/Dewan
Direksi
perkantoran/Kantor tujuan, rapat,
ibadah, metabolisme
tunggu, lift, tangga darurat, r.
rapat, mushola, lavatory
Pegawai/petugas
(parkir, servis,
MEE, keamanan
Datang (keluar Masuk), ganti
pakaian, bekerja (parking valet,
keamanan, kebersihan, utilitas ,
menyimpan alat, makan minum,
ibadah, istirahat, menyimpan
peralatan kebersihan, metabolisme
Parkir, ruang ganti, ruang
kerja(ruang parking valet
ruang satpam/r. keamanan)
r. utilitas/r. MEE, gudang,
pantry, mushola, ruang istirhat,
janitor, lavatory
(Sumber : analisis penulis, 2015)
b. Apartemen
Apartemen yang direncanakan adalah mewadahi calon penghuni dengan pendekatan
jumlah anggota keluarga yang digolongkan menjadi 3 tipe, yaitu :
1) Tipe A (Efisien/studio), dihuni oleh eksekutif muda yang masih belum berumah
tangga sebagai tempat singgah yang dihuni sendiri atau jumlah penghuni maksimal
2 orang.
2) Tipe B, dihuni oleh pasangan eksekutif muda yang baru saja memulai kehidupan
berumah tangga ataupun memiliki satu anak balita.
3) Tipe C, dihuni oleh keluarga terdiri dari pasangan suami istri yang mempunyai anak
1 sampai 2 anak dengan umur antara 1 – 15 tahun, mempunyai pembantu atau tanpa
pembantu
Tabel V.2.
Tabel Kebutuhan Apertemen
Pelaku Kegiatan Kebutuhan Ruang
Penyewa/penghuni
apatemen
Datang (keluar masuk), sirkulasi
vertikal. tidur, santai, menerima
tamu, makan minum
(menyimpan/memasak makanan),
menyuci pakaian, menyimpan
barang, ibadah, metabolisme
Parkir penghuni apartemen,
entrance/canopy, hall, lift,
tangga darurat, kamar tidur,
ruang tamu, ruang
santai/ruang keluarga/balkon,
pantry/dapur, ruang cuci,
gudang, mushola, lavatory
Pengunjung/Tamu
relasi/keluarga
Datang, Mencari informasi,
menunggu, sirkulasi vertical,
metabolisme, ibadah
Parkir tamu apartemen,
Entrance, Hall, r. Informasi, r.
tunggu, lift, tangga darurat,
lavatory mushola
Pegawai/petugas
(parkir, servis,
MEE, keamanan)
Datang, ganti pakaian, bekerja
(parking valet, keamanan,
kebersihan, utilitas, menyimpan alat)
makan minum, ibadah,istirahat
menyimpan peralatan kebersihan,
metabolisme
Parkir, ruang ganti, ruang
kerja/r. satpam/r. keamanan,
gudang, kantin, pantry,
mushola, janitor, lavatory
(Sumber : analisis penulis, 2015)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V.14
c. Penunjang
Kegiatan penunjang pada bangunan mixed use merupakan kegiatan yang bersifat
menunjang kegiatan utama pada bangunan mixed use yang menampung fungsi utama
perkantoran dan hunian (apartemen). Dalam kegiatan penunjang dapat dilakukan oleh
penyewa pengunjung maupun pengelola.
Tabel V.3.
Kebutuhan Penunjang
Pelaku Kegiatan Kebutuhan Ruang
Penyewa/pegawai
kantor
Datang (keluar masuk), mencari
informasi, membeli barang,
menunggu, mengambil uang,
menukar uang, olah raga,
pemeriksaan kesehatan, menitipkan
anak, laktasi, santai, rekreasi, makan
minum, mencuci pakaian, ibadah,
metabolisme
Parkir, canopy/entrance, hall,
ruang informasi, kios/retail,
ruang tunggu, ruang mesin
ATM, money changer, fitness
center, kolam renang, medical
center, tempat penitipan anak,
ruang laktasi, taman, atrium,
play ground, kantin, café,
restoran, food court, laundry,
mushola, lavatory
Penyewa/penghuni
apatemen
Datang (keluar masuk), mencari
informasi, membeli barang,
menunggu, mengambil uang,
menukar uang, olah raga,
pemeriksaan kesehatan, menitipkan
anak, santai, rekreasi, makan
minum, mencuci pakaian, ibadah,
metabolisme
Parkir, entrance, hall, ruang
informasi, kios/retail, ruang
tunggu, café, restoran, food
court, ruang mesin ATM,
money changer, fitness center,
kolam renang, medical center,
tempat penitipan anak, taman,
atrium, play ground, laundry,
mushola, lavatory
Pengunjung/Tamu
relasi/keluarga
Datang (keluar masuk), mencari
informasi, membeli barang,
menunggu, mengambil uang,
menukar uang, olah raga,
pemeriksaan kesehatan, laktasi,
meeting/rapat, pertemuan, santai,
rekreasi, makan minum, ibadah,
metabolisme,
Parkir, entrance, hall, ruang.
Informasi, kios/retail, ruang.
tunggu, café, restoran, food
court, ruang mesin ATM,
money changer, fitness center,
kolam renang, medical center,
ruang laktasi, r. meeting/r.
rapat, ruang serbaguna,
taman, atrium, play ground,
mushola, lavatory
Pengelola Datang, (keluar masuk), Mencari
informasi, membeli barang
menunggu, mengambil uang,
menukar uang, pemeriksaan
kesehatan, menitipkan anak, laktasi,
meeting/rapat, pertemuan, makan
minum, olah raga, santai, ibadah,
metabolisme
Parkir, entrance, hall, ruang.
Informasi, kios/retail, ruang.
tunggu, ruang mesin ATM,
money changer, medical
center, tempat penitipan anak,
ruang laktasi, r. meeting/r.
rapat, ruang serbaguna,
kantin, café, restoran, food-
court, fitness center, kolam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V.15
renang, taman, mushola,
lavatory
Penyewa/pedagang Datang, menurunkan barang
dagangan. berdagang, pengepakan
barang/pengiriman, menabung
transaksi bank, pemeriksaan
kesehatan, menitipkan anak, laktasi,
meeting/rapat, pelatihan, meeting,
makan minum, olah raga, santai,
ibadah, metabolisme
Parkir pedangang, entrance,
hall, loading dock, kios/retail,
jasa pengirimnan, ruang mesin
ATM, bank, medical center,
tempat penitipan anak, ruang
laktasi, ruang rapat, ruang
serba guna, kantin, kafe,
restoran, food-court, fitness
center, kolam renang, atrium,
mushola, lavatory
Pembeli Datang, mencari informasi, membeli
barang, mengirim barang, menunggu
mengambil uang/transaksi,
pemeriksaan kesehatan, laktasi,
mengganti popok anak, makan
minum,santai, ibadah, metabolisme,
Parkir pembeli,, entrance,
Hall, r. informasi, kios/retail,
jasa pengirimnan, r. tunggu,
ruang mesin ATM, medical-
center, R. laktasi, r. ibu dan
anak, kantin, kafe, restoran,
food-court, lavatory, mushola
Pegawai/petugas
(parkir, servis,
MEE, keamanan)
Datang, ganti pakaian, bekerja,
menyimpan alat, makan minum,
ibadah, menyimpan peralatan
kebersihan, metabolisme
Parkir, ruang ganti, ruang
kerja/r. satpam/r. keamanan,
gudang, kantin, pantry,
mushola, janitor, lavatory
(Sumber : analisis penulis, 2015)
d. Pengelola
Adalah pihak yang bertanggung jawab atas kelancaran segala aktivitas yang
berlangsung didalam bangunan, menjaga dan memberi kenyamanan pada pelaku
kegiatan baik pengunjung dan pengguna kantor sewa, pengunjung dan penghuni
apartemen maupun pengunjung/pembeli dan pedagang pada kelompok kegiatan
penunjang.
Kegiatan Pengelolaan pada gedung Kantor Sewa dari 2 kelompok yaitu kelompok
Pengelola dan Kelompok Tamu/Relasi Kerja/Relasi Bisnis.
Tabel V.4.
Kebutuhan Ruang Pengelola
Pelaku Kegiatan Kebutuhan Ruang
General
Manager
Datang, kerja administrasi, menerima
tamu, meeting, makan minum, ibadah,
metabolisme
Parkir pengelola, entrance, hall,
GM Room, ruang tamu, r.rapat,
kafe, restoran, food court,
pantry, mushola, lavatory
Sekretaris GM Datang, kerja administrasi, menerima
tamu, meeting, makan minum, ibadah,
metabolisme
Parkir pengelola, entrance, hall,
Sek Room, ruang tamu, r.rapat,
kantin, kafe, restoran, food
court, pantry, mushola, lavatory
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V.16
Marketing
Manager
Datang, kerja administrasi, menerima
tamu, meeting,makan minum, ibadah,
metabolisme
Parkir pengelola, entrance, hall,
MM Room, ruang tamu, r.rapat,
kantin, kafe, restoran, food
court, pantry, mushola, lavatory
Marketing Staf Datang, kerja administrasi, menerima
tamu, meeting,makan minum, ibadah,
menyusui/laktasi, metabolisme
Parkir pengelola, entrance, hall,
Marketing Staf Room, ruang
tamu, r. rapat, kantin, kafe,
restoran, food court, pantry,
mushola, ruang laktasi, lavatory
Accounting
Manager
Datang, kerja administrasi, menerima
tamu, meeting,makan minum, ibadah,
metabolisme
Parkir pengelola, entrance, hall,
AM Room, ruang tamu, r.rapat,
kantin, kafe, restoran, food
court, pantry, mushola, lavatory
Accounting Staf Datang, kerja administrasi, menerima
tamu, meeting, makan minum, ibadah,
menyusui/laktasi, metabolisme
Parkir pengelola, entrance, hall,
Accounting Staf Room, ruang
tamu, r.rapat, kantin, kafe,
restoran, food court, pantry,
mushola, ruang laktasi, lavatory
Retail,
Advertising dan
Promotion
Datang, kerja administrasi, menerima
tamu, meeting, makan minum, ibadah,
metabolisme
Parkir pengelola, entrance, hall,
RAP Room, ruang tamu, r.rapat,
kantin, kafe, restoran, food
court, pantry, mushola, lavatory
RAP Staf Datang, kerja administrasi, menerima
tamu, meeting, makan minum, ibadah,
menyusui/laktasi, metabolisme
Parkir pengelola, entrance, hall,
RAP Staf Room, ruang tamu,
r.rapat, kantin, kafe, food court,
pantry, mushola, ruang laktasi,
lavatory
Architectural
Servis Manager
Datang, kerja administrasi, menerima
tamu, meeting, makan minum, ibadah,
metabolisme
Parkir pengelola, entrance, hall,
ASM Room, ruang tamu,
r.rapat, kantin, kafe, restoran,
food court, pantry, mushola,
lavatory
AS Staf Datang, kerja administrasi, menerima
tamu, meeting, makan minum, ibadah,
menyusui/laktasi, metabolisme
Parkir pengelola, entrance, hall,
AS Staf Room, ruang tamu,
r.rapat, kantin, kafe, food court,
pantry, mushola, ruang laktasi,
lavatory
House Keeping
(Kebersihan)
Datang, kerja administrasi, menerima
tamu, meeting, makan minum, ibadah,
metabolisme
Parkir pengelola, entrance, hall,
HK Room, ruang tamu, r.rapat,
kantin, kaf, ood court, pantry,
mushola, lavatory
HK Staf Datang, mengganti pakaian kerja,
menyimpan barang pribadi,
menyimpan barang, makan minum,
istirahat, ibadah, menyusui/laktasi,
menyimpan peralatan kebersihan,
metabolisme
Parkir pengelola, entrance, hall,
r. ganti, locker, gudang kantin,
kafe, food court, pantry, r.
istirahat, mushola, ruang
laktasi, janitor,lavatory
Chief Engineer
(Utilitas, MEE)
Datang, kerja administrasi, menerima
tamu, meeting, makan minum, ibadah,
metabolisme
Parkir pengelola, entrance, hall,
CE Room, ruang tamu, r.rapat,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V.17
(Sumber : analisis penulis, 2015)
Tabel V.5.
Kebutuhan Ruang Tamu/Relasi Kerja
Pelaku Kegiatan Kebutuhan Ruang
Tamu, Relasi kerja
Relasi Bisnis.
Dewan Direksi
Pemegang Saham
Datang, Mencari informasi,
Fasilitas perkantoran/Kantor
tujuan, Meeting, Ibadah,
Metabolisme
Parkir tamu, kantor sewa,
Entrance, Hall, Ruang
Informasi, ruang. Rapat/r.
meeting, Mushola, Lavatory.
(Sumber : analisis penulis, 2015)
e. Sektor Informal
Kegiatan yang ditampung Sektor Informal adalah berdagang, Ada transaksi
antara penjual dan pembeli. Kegiatan penjualan ini terdiri dari 3 jenis yaitu penjualan
kebutuhunan sehari-hari, barang hasil dari produk kreatif/pengrajin dan kuliner. Selain
disediakan kios-kios juga disediakan area pemasaran terbuka
Tabel V.6 Kebutuhan Ruang Sektor Informal
Pelaku Kegiatan Kebutuhan Ruang
Penyewa/pedagang Datang, menurunkan barang
dagangan. berdagang, pengepakan
barang/pengiriman, menabung /
Parkir pedangang, entrance,
hall, loading dock, kios, PKL,
jasa pengirimnan, r.
serbaguna, bank, kantin /
kantin, kafe, food court, pantry,
mushola, lavatory
CE Staf Datang, mengganti pakaian kerja,
menyimpan barang pribadi,
menyimpan barang, makan minum,
istirahat, ibadah, metabolisme
Parkir pengelola, entrance, hall,
r. ganti, locker, gudang kantin,
kafe, food court, pantry, r.
istirahat, mushola, lavatory
Security Datang, kerja administrasi, menerima
tamu, meeting, makan minum, ibadah,
metabolisme
Parkir pengelola, entrance, hall,
Security Room, ruang tamu,
r.rapat, kantin, kafe, food court,
pantry, mushola, lavatory
Security Staf Datang, mengganti pakaian kerja,
menyimpan barang pribadi, kerja ,
makan minum, istirahat, ibadah,
metabolisme
Parkir pengelola, entrance, hall,
r. ganti, r. satpam/keamanan,
locker, kantin, kafe, food court,
pantry, r. istirahat, mushola,
lavatory
Car Park Datang, kerja administrasi, menerima
tamu, meeting, makan minum, ibadah,
metabolisme
Parkir pengelola, entrance, hall,
CP Room, ruang tamu, r.rapat,
kantin, kafe, food court, pantry,
mushola, lavatory
Car Park Staf Datang, mengganti pakaian kerja,
menyimpan barang pribadi,
menyimpan barang, makan minum,
istirahat, ibadah, metabolisme
Parkir pengelola, entrance, hall,
r. ganti, locker, gudang kantin,
kafe, food court, pantry, r.
istirahat, mushola, lavatory
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V.18
transaksi bank, pelatihan, meeting,
makan minum, ibadah, metabolisme
kafe / food court, mushola,
lavatory
Pembeli Datang, mencari informasi, membeli
barang, mengirim barang, menunggu
mengambil uang/transaksi bank,
makan/minum, ibadah, metabolisme,
Parkir pembeli,, entrance,
Hall, r. informasi, kios, PKL,
jasa pengirimnan, r. tunggu,
bank, kantin/kafe/food court,
lavatory, mushola
Pegawai/petugas
(servis, MEE,
keamanan)
Datang, ganti pakaian, bekerja,
menyimpan peralatan kebersihan,
ibadah, metabolisme
Parkir, ruang ganti, ruang
satpam/kemanan, mushola,
janitor, lavatory
(Sumber : analisis penulis, 2015)
2. Konsep Hubungan Ruang
a. Kantor Sewa
Diagram V.1 Pola hubungan ruang pada kantor sewa
NO ZONA RUANG
1 Penerima Pos keamanan/pos parkir
Parkir
Canopy
Hall /lobby
Rent car/car call
Informasi/front office
2 Sirkulasi Lift penumpang
Lift barang
Tangga darurat
3 Tipikal Unit Kantor sewa
Pantry
Ruang Laktasi
Shaft air & fire hidrant
Ruang panel listrik + telpon
Janitor
lavatory
4 Servis Loading dock
Mushola
Tempat wudhu
AHU
Mesin lift (Roof Floor)
Reservoir (Roof floor)
Reservoir (Ground floor)
Genset
r. mesin lift (Sumber : Analisis penulis, 2015)
Keterangan
Berhubungan
o Tidak berhubungan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V.19
b. Apartemen
Diagram V.2.
Pola hubungan ruang pada Apartemen
c. N
O
ZONA RUANG
1 Penerima Pos keamanan
Parkir
Canopy
Hall /lobby
Rent car
Informasi
2 Sirkulasi Lift penumpang
Lift barang
Tangga darurat
3 Tipikal Unit apartemen
Ruang panel listrik + telpon
Shaft air & fire hidrant
Shaft sampah
Janitor
lavatory
4 Servis Loading dock
Mushola
AHU
Gudang
Reservoir (Roof floor)
Reservoir (Ground floor)
Genset
Ruang mesin lift
(Sumber : Analisis penulis, 2015)
Keterangan
Berhubungan
o Tidak berhubungan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V.20
c. Penunjang Diagram V.3
Pola hubungan ruang pada penujuang
NO ZONA RUANG
1 Penerima Parkir
Hall
Informasi
2 Sirkulasi Lift
Lift barang
Tangga darurat
3 Rekreasi Fitnes
Kolam renang
play ground
Beauty Clinik
Sauna
Refleksi
Bar dan Restoran
Kantin
Food court
4 Layanan Jasa Pelayanan medis
Apotik Bank+ATM +Money Changer
Biro perjalanan wisata
Meeting Room
Serbaguna
5 Berdagang Mini market
Retail
6 Servis Mushola
Tempat wudhu
Ibu dan anak
lavatory
Laundry
Janitor
Gudang umum
Loading dock
Parkir mobil box
Keamanan (Sumber : Analisis penulis, 2015)
Keterangan
Berhubungan
o Tidak berhubungan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V.21
d. Pengelola
Diagram V.4
Pola hubungan ruang pada pengelola
e. N
O
ZONA RUANG
1 Penerima Parkir pengelola
Pos keamanan
Canopi/Main Entrance
Hall
Informasi
2 Sirkulasi Lift penumpang
Lift barang
Tangga darurat
3 Pengelola GM
Sekretaris GM
Marketing Manager
Marketing Staf
Accounting Manager
Accounting Staf
Retail, Advertising dan
Promotion Manager
RAP Staf
Architektural Servis Mnger
AS Staf
House Keeping Manager
HK Staf
Chief Engineer + CE Staf
R, Meeting per devisi
Head Security
Cark Park
Car Park Staf
4 Servis Lavatory
OB
Mushola + Wudhu
Ibu dan anak
Loading dock
Lift barang
Gudang
Mesin AC,
Panel Listrik
AHU
CCTV
Shaft air & Fire Hidrant
Shaft Sampah
R. Genset & Trafo
R. Pompa Air
Reservoir (roof floor)
Reservoir (Ground floor)
(Sumber : Analisis penulis, 2015)
Keterangan
Berhubungan
o Tidak berhubungan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V.22
Diagram V.5
Pola hubungan ruang pada Tamu/Relasi Kerja
d. N
O
ZONA RUANG
1 Penerima Pos keamanan
Parkir tamu
Canopy
Hall /lobby
Rent car
Informasi
2 Sirkulasi Lift penumpang
Lift barang
Tangga darurat
3 Tipikal apartemen
Ruang panel listrik + telpon
Shaft air & fire hidrant
Shaft sampah
Janitor
lavatory
4 Servis Loading dock
Mushola
AHU
Gudang utilitas (Sumber : Analisis penulis, 2015)
e. Sektor Informal Diagram V. 6
Pola hubungan ruang pada Sektor Informal
NO ZONA RUANG
1 Penerima Pos keamanan
Canopy
Hall + r. informasi
2 Sirkulasi Ram
Lift barang (disabilitas)
3 Berdagang kios
Anjungan Tunai Mandiri
4 Servis Parker pedagang
Loading dock
Panel listrik
Shaft sampah
Shaft air + fire hidrant
Mushola
Janitor
lavatory (Sumber : Analisis penulis, 2015)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V.23
3. Konsep Besaran Ruang
Tujuannya adalah untuk mendapatkan luasan ruang yang dibutuhkan dalam proses
perancangan, dengan kriteria:
- Analisis jumlah pelaku kegiatan terhadap faktor kesesakan dan kepadatan.
- Analisis tingkat interaksi sosial antar individu pelaku kegiatan, jarak personal space.
- Flow tergantung pada jenis kegiatan
- Efisiensi pergerakan, dalam perencanaannya berkaitan dengan hubungan antar ruang-
ruang yang kegiatannya saling mendukung.
Dasar pertimbangannya adalah :
- Permen PU No 29/PRT/M/2006
- Permen Kesehatan RI Nomer 15 Tahun 2013
- Perhitungan Asumsi (A) berdasarkan Pengamatan lapangan.
- Kebutuhan Flow tiap kegiatan : Perhitungan khusus : Neufert Architect Data (NAD) dan
Time Sever Standart (TSS)
5 - 10% : flow gerak minimum
20% : Keleluasaan gerak
30% : Tuntutan kegiatan akan kenyamanan fisik
40% : Tuntutan kegiatan akan kenyamanan psikologis
50% : Tuntutan spesifikasi kegiatan
60 - 100% : Keterkaiatan dengan banyak kegiatan/ kegiatan servis.
100% - 200% : Untuk R Umum, Hall, Show Room.
a. Kantor Sewa
Penentuan kebutuhan luas typical dipertimbangkan oleh luas lantai yang efektif
untuk setiap lantainya dari bangunan bertingkat banyak dengan satu core menurut
neufert edisi dua adalah 1000 m² - 1600 m². Sedang perhitungan luas per unit Kantor
Sewa berdasarkan panduan Bangunan Komersil oleh Endy Marlina adalah kapasitas
memadai untuk grup kerja, mempunyai modul ruang sewa dengan luas area minimal
40 m² dan maksimal 150 m².
Kriteria Kantor Sewa yang direncanakan adalah Kantor Sewa Fungsi
Majemuk terdiri dari unit-unit terkecil, disesuaikan dengan modul struktur dan
pertimbangan hal diatas perhitungannya adalah :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V.24
- Asumsi luas untuk tiap unit kantor sewa adalah = 96 m²
- Asumsi luas kantor dengan satu core tiap lantai = + 1.400 m²
- Asumsi untuk sirkulasi (horizontal, vertical) dan flow keleluasaan gerak perlantai
20% = 280 m²
- Sisa luas untuk kantor sewa perlantai = 1400 m2 – 280 m2 = + 1120 m2
- Banyaknya unit terkecil kantor sewa perlantai = 12 unit kantor sewa tiap lantai.
- Perhitungan ketinggian lantai bangunan, berdasarkan hasil perhitungan pada
analisis site adalah 31 lantai.
- Perhitungan banyaknya unit kantor sewa pada bangunan Kantor Sewa =
12 unit/lantai x 31 lantai = ± 372 unit
- Asumsi karyawan kantor sewa perunit ± 25 orang (manajer + karyawan).
- Jumlah karyawan keseluruhan pada bangunan Kantor Sewa =
372 unit x 25 orang = ± 9.300 orang
- Asumsi jumlah tamu dari 372 unit kantor sewa adalah 10%.
Perhitungannya = 372 x 10% = 37,2 orang, dibulatka 38 orang tamu
- Jumlah orang setiap hari di dalam bangunan kantor sewa ± 9.338 orang.
(9.300 orang + 38 orang =9.338 orang)
Perhitungan asumsi transportasi karyawan kantor sewa
- Asumsi 1 unit kantor sewa difasilitasi tempat parkir = 2 mobil (rasio 8% dari jumlah
karyawan 1 unit kantor sewa)
- Asumsi menggunakan moda angkutan umum 60% dari jumlah karyawan 1 unit
kantor sewa (dengan prediksi fasilitas MRT, KRL, trans Jakarta menjadi pilihan
utama dan sekaligus mematuhi peraturan jalur 3 in 1) = 60% x 25 orang = 15 orang
- Sisanya menggunakan motor = {25 – (2 + 15)} = 8 motor /32%
Perhitungan kapasitas parkir dan luas lahan parkir yang dibutuhkan :
- Mobil
Jumlah mobil karyawan kantor sewa 372 unit x 2 mobil = 744 mobil
Jumlah mobil tamu pada kantor sewa = 38 mobil
Total jumlah mobil = 744 + 38 = 782 mobil
Standar perhitungan NAD, 1 mobil = 2,5 m x 5 m = 12,5 m2
Flow untuk manufer = 50%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V.25
Luas parkir mobil = (782 mobil x 12,5 m2) + flow 50%
= 9.775 m2 + 4.887,5 m2 = 14.662,5 m2
- Motor
Jumlah motor karyawan kantor sewa = 372 x 8 = 2.976 motor
Standar perhitungan NAD, 1 motor = 1 m x 2 m = 2 m2
Flow untuk kenyamanan fisik = 30%
Luas parkir motor = (2.976 motor x 2 m2) + flow 30%
= 5.952 m2 + 1785,6 m2 = 7.737,6 m
2
ZONA RUANG KAPASITAS STANDAR LUAS
Penerima Pos Keamanan 2 orang + 4 pos 4. 5 m² 20 m²
Kanopi/Main Entrance 6 mobil 2,5x6=15 m² 108 m²
Rent car 6 orang duduk =1,06m² 6,36 m²
Hall 1% jumlah orang
didalam kantor sewa =
1% x 9.388 0rang=94
orang
0,54 m²/berdiri 101,6 m²
R. Informasi 2 orang 2,2x2,5=5,5m2 13 m²
Lavatory hall 94 orang 2 m2/25 orang 12,6 m2
Lavatory disabilitas 1 ruang 1,2 m x 1,8 m 3 m2
Tipikal Kantor sewa
per lantai 12 unit
31 lantai 96 m2 per unit 35.712 m2
Core
(Lift penumpang, lift
barang, tangga darurat,
shaft air & fire
hidrant, r. panel listrik
& telpon, janitor)
31 lantai
(1 unit core/lantai)
280 m2/lantai
(Sirkulasi
vertical = 20%
luas perlantai)
8.680 m2
Servis Loading dock 6 mobil 2,5x6=15 m² 153 m²
lavatory 31 lantai
(12 unit/lantai x 25
orang = 300 orang)
2 m2/25 orang 892,8 m2
Laktasi 31 lantai 2mx3m = 6m2 186m2
Mushola 1 ruang ( ¼ modul
ruang kantor sewa)
0,8 m2/orang 24 m2
Tempat . wudhu 10 orang pa pi
0,8 m2/orang 8,8 m2
Gudang 1 ruang 3 m x 6 m 18 m²
R. CCTV 2 orang 1,7 m2 4 m2
R. Genset 1 ruang 24 m2 24 m2
AHU 1 ruang 3 m x 4 m 12 m2
R. Mesin lift 1 ruang 9,6 m² 9,6 m²
Resevoir (Roof Floor) 1 ruang 30 m²
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V.26
Resevoir (Ground
Floor)
1 ruang 30 m2
R. Pompa 1 pompa 30 m2
R. Mesin Lift 1 ruang 40 m²
Cooling tower 1 ruang 10 m²
Luas bangunan 46.128,76m2
Sirkulasi 20%
(keleluasaan
gerak) x Luas
bangunan
9.225,75 m²
LUAS TOTAL BANGUNAN 55.354,5 m²
Tabel V.7 besaran ruang kantor sewa
(Sumber : analisis penulis, 2015)
b. Apartemen
Penentuan jumlah luas tipikal dipertimbangkan dengan pendekatan jumlah
anggota keluarga yang digolongkan menjadi 3 tipe, yaitu : tipe A yang dihuni oleh
satu sampai dua orang, tipe B dihuni oleh dua sampai tiga orang, sedang tipe C dihuni
oleh tiga sampai lima orang (dimungkinkan dengan satu pembantu)
Sedang perhitungan luas per unit tipe-tipe berdasarkan panduan Bangunan
Komersil oleh Endy Marlina adalah :
1) Tipe A (Efisien/Studio), mengutamakan efisiensi, ukuran luas per unitnya antara
18 m2 – 45 m2.
Kelengkapan pada tipe ini adalah sebagai berikut :
- Area dapur/kitchen set dengan fasilitas minimum
- Kamar mandi
2) Tipe B (satu ruang tidur), ukuran luas per unitnya antara 36 m2 – 54 m2
Kelengkapan pada tipe ini adalah sebagai berikut :
- Ruang keluarga dan - Satu ruang tidur
ruang makan pada satu area - Kamar mandi
- Area dapur/kitchen set - Teras outdoor
3) Tipe C (dua ruang tidur), ukuran luas per unitnya antara 45 m2 – 90 m2
Kelengkapan pada tipe ini adalah sebagai berikut :
- Ruang keluarga
- Ruang makan
- Dua kamar tidur
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V.27
- Dapur/full kitchen
- Dua kamar mandi
- Apartemen direncanakan terdiri dari 3 tipe :
Tipe A : asumsi luasan 32 m2 /unit
Tipe B : asumsi luasan 48 m2/unit
Tipe C : asumsi luasan 80 m2/unit
Jumlah unit apartemen setiap tipe perlantai
- Jumlah tipe A perlantai = 800 m2 : 32 m2 = + 25 unit
- Jumlah tipe B perlantai = 800 m2 : 48 m2 = + 16 unit
- Jumlah tipe C perlantai = 800 m2 : 80 m2 = + 10 unit
Prosentase jumlah apartemen setiap tipe direncanakan sebagai berikut
- Tipe A : 50%
- Tipe B : 30%
- Tipe C : 20%
Luas apartemen perlantai ditentukan 2000 m2 dengan menggunakan dua core.
Ketinggian tower apartemen 57.277 m2 : 2000 m2 = + 28 lantai
Jumlah unit apartemen pada masing-masing tipe sebagai berikut
- Tipe A = 50% x 28 lt = 14 lt x 25 unit = 350 unit
- Tipe B = 30% x 28 lt = 8 lt x 16 unit = 128 unit
- Tipe C = 20% x 28 lt = 6 lt x 10 unit = 60 unit
Luas parkir :
- Tipe A, diasumsikan mendapat fasilitas parkir mobil100%
Kapasitas parkir mobiladalah 350 motor
- Tipe B, diasumsikan mendapat fasilitas parkir mobil 100%
Kapasitas parkir mobil adalah 128 mobil
- Tipe C, diasumsikan mendapat fasilitas parkir mobil 100 %
Kapasitas parkir mobil adalah 60 mobil
- Disediakan parkir tamu apartemen 10% dari jumlah unit
10% x 538 = 54 mobil tamu
Total jumlah mobil = 350 + 128 + 60 + 54 = 592 mobil
Standar perhitungan NAD, 1 mobil = 2,5 m x 5 m = 12,5 m2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V.28
Flow untuk manufer = 50%
Luas parkir mobil = (782 mobil x 12,5 m2) + flow 50%
= 9.775 m2 + 4.887,5 m2 = 14.662 m2
Luas parkir mobil untuk dua core = 2 x 14.662 m2 = 29.324 m2
ZONA RUANG KAPASITAS STANDAR LUAS
Penerima Pos Keamanan 2 orang + 4 pos 5 m² 20 m²
Kanopi 6 mobil 2,5x6=15 m² 108 m²
Rent car 6 orang duduk =1,06m² 6,36 m²
Hall 6 mobil pada
kanopi, tiap mobil
4 orang
0,54 m²/berdiri 26 m²
R. Informasi 2 orang 2,2x2,5=5,5m² 13 m²
Lavatory hall 1 ruang untuk tamu
pa/pi
2 m x 2 m 6,4 m²
Tipikal Apartemen dua core
(Lift penumpang, lift
barang, tangga
darurat, shaft air &
fire hidrant, r. panel
listrik & telpon, shaft
sampah, janitor)
28 lantai 2000 m2/lantai
(asumsi dengan
perhitungan core)
56.000m2
Servis Lavatory 2 ruang untuk tamu
pa/pi
2 m x 2 m 12,8 m²
Lavatory disabilitas 1 ruang 1,2 m x 1,8 m 3 m2
Loading dock 6 mobil 2,5x6=15 m² 153 m²
Gudang 1 ruang 18 m²
R. CCTV 2 orang 1,7 m2 4 m2
Mushola 10 orang
0,8 m2/orang 8,8 m2
Tempat . wudhu 4 0rang pa pi
0,8 m2/orang 3,52 m2
R. Genset 1 ruang 24 m2 24 m2
AHU 1 ruang 6 m2 6 m2
Resevoir (Roof
Floor) 1 ruang 30 m²
Resevoir (Ground
Floor)
1 ruang 30 m2
R. Pompa 1 pompa 30 m2
R. Mesin Lift 1 ruang 40 m²
Cooling tower 1 ruang 10 m²
Luas bangunan 56.541 m2
Sirkulasi 20% (keleluasaan
gerak) x Luas
bangunan
11.308m²
LUAS TOTAL 67.861,8m²
Tabel V.8 besaran ruang Apartemen
(Sumber : analisis penulis, 2015)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V.29
c. Penunjang
ZONA RUANG KAPASITAS STANDAR LUAS
Penerima Kanopi 6 mobil 2,5x6=15 m² 108 m²
Hall + atrium 40% x 1000 org
(pengunjung pada ruang
serbaguna,terbanyak
sewaktu)
0,54 m²/berdiri 432 m²
R. Informasi 2 orang 2,2x2,5=5,5 m² 13 m²
Lavatory hall 1 ruang untuk tamu pa/pi 2 m x 2 m 6,4 m²
Lavatory
disabilitas
1 ruang 1,2 m x 1,8 m 3 m2
Rekreasi Fitnes (admin,
ganti, lavatory pa-
pi)
2 ruang 96 m2 (unit kantor sewa) 192 m2
Kolam renang
(admin, ganti,
bilas, lavatory pa-
pi + jemur)
4 ruang 96 m2 (unit kantor sewa) 384 m2
Beauty clinik 0,5 ruang 96 m2 (unit kantor sewa) 48 m2
Sauna (adm,
ganti, lavatory pa-
pi)
0.5 ruang 96 m2 (unit kantor sewa) 48 m2
Salon 0,25 ruang 96 m2 (unit kantor sewa) 24 m2
Bermain anak 1 ruang 96 m2 (unit kantor sewa) 96 m2
Bar & Restoran +
dapur
3 ruang 96 m2 (unit kantor sewa) 288 m2
Food court 2 ruang 96 m2 (unit kantor sewa) 192 m2
Berda
gang Mini market 0.5 ruang 96 m2 (unit kantor sewa) 48 m2
Retail 0,25 ruang x 20
96 m2 (unit kantor sewa) 480 m2
Layanan
Jasa
Pelayanan
Medis/klinik
0.5 ruang 96 m2 (unit kantor sewa) 48 m2
Apotik 0,25 ruang 96 m2 (unit kantor sewa) 24 m2
Tempat penitipan
anak
0,5 ruang 96 m2 (unit kantor sewa) 48 m2
ATM 5 unit 1,2 m2 9 m2
Money changer 0,25 ruang 96 m2 (unit kantor sewa) 24 m2
Biro perjalanan
wisata
0,25 ruang x 2 96 m2 (unit kantor sewa) 48 m2
Meeting room
kecil
8 ruang (1 ruang
kapasitas 20 orang)
24 m2 268,8 m2
Serbaguna 1000 orang 0.8 m2 960 m2
Servis Lavatory 1000 orang 2 m2/25 orang 80 m2
Lavatory
disabilitas
1 ruang 1,2 m x 1,8 m 3 m2
Janitor 1 ruang 2 m x 3 m 6 m2
Ibu dan anak 1 ruang 2 m x 4 m 8 m2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V.30
Mushola 60 orang 0,8 m2 52,8 m2
Tempat wudhu 20 pa-pi 0,8 m2 8,8 m2
Laundry 0,5 ruang 96 m2 (unit kantor sewa) 48 m2
Gudang umum ruang 18 m²
Loading dock 6 mobil 2,5x6=15 m² 180 m²
Lift barang 1 lift, 3 lantai 3 m x 2,4 m = 7,2m² 36,72m²
Parkir mobil box 6 mobil 2,5x6=15 m² 180 m²
Luas bangunan 4.413,5 m2
Sirkulasi 80% (keterkaitan dengan
banyak kegiatan) x luas
bangunan
1.765,4m²
LUAS TOTAL 6.178,9 m²
Tabel V.9 analisis besaran ruang penunjang
(Sumber : analisis penulis, 2015)
Kriteria perhitungan kapasitas parkir dan luas lahan parkir yang dibutuhkan :
- Asumsi pengunjung pada kelompok penunjang adalah 80% penghuni apartemen
dan pelaku kegiatan pada kantor sewa
- Sedang 20% pengunjung kelompok penunjang dihitung dengan asusmsi :
20% menggunakan mobil
20% menggunakan kendaraan roda 2
60% menggunakan moda angkutan umum (dengan prediksi fasilitas MRT,
KRL, trans Jakarta menjadi pilihan utama dan sekaligus mematuhi peraturan
jalur 3 in 1)
- Untuk ruang serbaguna dengan kapasitas 1000 orang, pengunjung diasumsikan
60% menggunakan moda angkutan umum (dengan prediksi fasilitas MRT, KRL,
trans Jakarta menjadi pilihan utama dan sekaligus mematuhi peraturan jalur 3 in 1)
Standar perhitungan NAD, 1 mobil = 2,5 m x 5 m = 12,5 m2
Flow untuk manufer = 50%
Standar perhitungan NAD, 1 motor = 2 m x 1 m = 2 m2
Flow untuk kenyamanan fisik = 30%
Perhitungan kapasitas parkir dan luas lahan parkir yang dibutuhkan :
- Asumsi 20% pengunjung kelompok Penunjang menggunakan mobil = 40 mobil
(perkiraan penumpang 40 x 3 orang = 120 orang, mematuhi 3 in 1)
Luas parker mobil = 40 mobil x 12,5 m2 = 500 m2 + Flow 50%
= 500 m2 + 250 m2 = 750 m2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V.31
- Pengunjung ruang serbaguna menggunakan mobil =40%x1000 orang = 400 mbl
Jalur site adalah jalur 3 in 1, 400 mobil : 3 = 133 mobil, disediakan 150 mobil
Luas parker mobil = 150 mobil x 12,5 m2 = 1.875 m2 + flow 50%
= 1875 m2 + 937,5 m2 = 2.812, 5 m2
- Pengunjung dengan menggunakan kendaraan roda dua diasumsikan = 60 motor
(perkiraan berbocengan 50% = 60 orang + 30 orang = 90 orang, terbagi petugas
dan pengunjung)
Luas parkir motor = (60 motor x 2 m2) + flow 30%
= 120 m2 +3,6 m2 =123,6 m
2
d. Pengelola
Jumlah pelaku kegiatan pada kelompok pengelola :
NO PELAKU KAPASITAS
1 GM 1 orang
2 Sekretaris GM 1 orang
3 Marketing Manager 1 orang
4 Marketing Staf 7 orang
5 Accounting Manager 1 orang
6 Accounting Staf 6 orang
7 Retail, Advertising dan Promotion Manager 1 orang
8 RAP Staf 10 orang
9 Architektural Servis Manager 1 orang
10 AS Staf 7 orang
11 House Keeping Manager 1 orang
12 HK Staf 4 orang
13 Chief Engineer 1 orang
14 CE Staf 6 orang
15 Head Security 1 orang
16 Cark Park 1 orang
17 Car Park Staf 6 orang
JUMLAH 56 orang Tabel V.10 analisis jumlah pelaku kegiatan pengelola
(Sumber : analisis penulis, 2015)
Perhitungan kapasitas parkir dan luas lahan parkir yang dibutuhkan :
- Luas parker mobil karyawan = 10 mobil x 12,5 m2 = 125 m2 + Flow 50%
= 125 m2 + 62,5 m2 = 187,5 m2
- Luas parker mobil tamu = 5 mobil x 12,5 m2 = 62,5 m2 + Flow 50%
= 62,5 m2 + 31,25 m2 = 93,75 m2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V.32
- Luas parker motor = 20 motor x 2 m2 = 40 m2 + flow 30 %
= 40 m2 + 12 m2 = 52 m2
ZONA RUANG KAPASITAS STANDAR LUAS
Penerima Pos keamanan 2 org +4 pos 5 m² 20 m²
ATM Bersama 5 ATM 2 m² 10 m²
Kanopi/ 4 mobil 2,5x6=15 m² 60 m²
Hall 30%x80 org 0,54m²/berdiri 22 m²
R. Informasi 2 orang 2,2x2,5=5,5 m² 13 m²
Sirkulasi
vertikal
Lift 1 lift = 10 org
4 lift, 3 lantai
2 x 2,4 = 4,8m² 180 m²
Tangga Darurat 3 lantai 3m x 5 m 45 m²
Sirkulasi 3 lantai 20% 44 m²
Pengelola GM 1 orang 40 m²
Sekretaris GM 1 orang 12 m²
Marketing Manager 1 orang 18 m²
Marketing Staf 7 orang 6,26 m² 52,6 m²
Accounting
Manager
1 orang 18 m²
Accounting Staf 6 orang 6,26 m² 45 m²
Retail, Advertising
dan Promotion
Manager
1 orang 18 m²
RAP Staf 10 orang 6,26 m² 75 m²
Architektural
Servis Manager
1 orang 18 m²
AS Staf 7 orang 6,26 m² 52,6 m²
House Keeping
Manage
1 orang 18 m²
HK Staf 4 orang 6,26 m² 52,6 m²
Chief Engineer 1 orang 18 m²
CE Staf 6 orang 6,26 m² 45 m²
Head Security 1 orang 18 m²
Cark Park 1 orang 12 m²
Car Park Staf 6 orang 1,06m² (duduk) 7,6 m²
R, Meeting per
devisi
26 orang 1.2 m² 31,2 m²
R. Serbaguna 250 orang 1,25 m² 546,5 m²
R. Servis Lavatory 3 lantai Pria,3x4=12m²
Wnt,4x6=24m²
140,4m²
OB 1 ruang 18 m²
Mushola 20 org, 0,8 m²/orang 17,6 m²
Wudhu 10 org, 0,54 m²/orang 5,94 m²
Loading dock 2 mobil 2,5x6=15 m² 51 m²
Lift barang 1 lift, 3 lantai 3 x 2,4 = 7,2m² 36,72 m²
Gudang 1 ruang 18 m²
R. Panel Listrik
Telpon
3 lantai 3 m² 9 m²
AHU 1 ruang 12 m² 12 m²
R. CCTV 1 ruang 12 m²
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V.33
Shaft air & Fire
Hidrant
3 lantai 3 m² 9 m²
R.Genset&Trafo 30 m²
R. Pompa Air 30 m²
R. Reservoir (roof
floor)
1 ruang 30 m²
Luas bangunan 1.913 m2
Sirkulasi 20% x Luas 382,6 m²
LUAS TOTAL 2.295,6m²
Tabel V.11 analisis besaran ruang pengelola
(Sumber : analisis penulis, 2015)
Rekapitulasi Besaran Ruang 4 kelompok kegiatan
KELOMPOK RUANG LUAS TOTAL (m²)
Kantor Sewa 55.354,5 m²
Apartemen 67.861,8 m²
Penunjang 6.178 m²
Pengelola 2.295,6 m²
Total Besaran Ruang 129.177,7 m2
Tabel V.12. Rekapitulasi besaran ruang bangunan. (Sumber : analisis penulis, 2015)
RUANG PARKIR MOBIL LUAS (m²) MOTOR LUAS
Kantor Sewa 14.662,5 m2 7.737,6 m2
Apartemen 29.324 m2
Penunjang
Penunjang r. Serbaguna 1000 org
750 m2
2.812,5 m2
123,6 m2
Pengelola karyawan & tamu 281,25 m2 52 m2 Tabel. V.13. Rekapitulasi luas ruang parkir
(Sumber : analisis penulis, 2015)
e. Sektor Informal
Kriteria perhitungan besaran ruang yang dibutuhkan adalah 20% dari luas bangunan
yang efektif, sesuai Peraturan no.8/1992 perda DKI dikeluarkan untuk mendukung
usaha kecil, mewajibkan pemilik pusat komersial menyediakan ruang bagi sektor
informal :
Perhitungan luas yang dibutuhkan untuk retail sektor informal :
- 20% x luas podium (kelompok penunjang dan kelompok pengelola)
- 20% x 5.974,2 m2 = 1.194,84 m2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V.34
Perhitungan jumlah retail adalah :
- Asumsi luas satu retail adalah 1/8 luas satu unit kantor sewa =1/8 x 96 m2 = 12 m2
- Jumlah retail = 1.194, 84 m2 : 12 m2 = 99,57 retail, disediakan + 100 retail
Perhitungan ruang servis sebagai pendukung sektor informal :
R. Servis Lavatory 3 lantai Pria,3x4=12m²
Wnt,4x6=24m²
140,4m²
Mushola 20 org, 0,8 m²/orang 17,6 m²
Wudhu 10 org, 0,54 m²/orang 5,94 m²
Loading dock 2 mobil 2,5x6=15 m² 51 m²
R. Panel Listrik
Telpon
3 lantai 3 m² 9 m²
R. CCTV 1 ruang 4 m²
Shaft air & Fire
Hidrant
3 lantai 3 m² 9 m²
R.Genset&Trafo 24 m²
R. Pompa Air 24 m²
R. Reservoir (roof
floor)
1 ruang 24 m²
Luas bangunan 308,94m2
Sirkulasi 20% x Luas 61,8 m²
LUAS TOTAL 370,74m²
Tabel. V.14. Rekapitulasi luas ruang servis sektor informal (Sumber : analisis penulis, 2015)
Perhitungan flow pada bangunan sektor informal :
- Asumsi 20% (keleluasaan gerak) x (Luas retail + luas servis)
- Luas flow = 20% x (1.194,84 m2 + 370,74 m2)
= 20% x 1.565,6 m2 = 313 m2
Perhitungan total luas bangunan Sektor Informal = 1.194,84 m2 370,7 m2+313 m2
= 1.878,58 m2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V.35
C. KONSEP SISTEM STRUKTUR DAN UTILITAS
1. Konsep Sistem Struktur
Sistem struktur pada bangunan berlantai banyak terbagi menjadi struktur yang
berada dibawah tanah (struktur bawah) dan diatas tanah (struktur atas). Masing-masing
adalah Sub-Structure dan Super-Structure.
a. Konsep Struktur Bawah (Sub-Struktur)
Untuk menentukan sistem sub-structure pada bangunan kantor sewa dan
apartemen yang direncanakan secara umum dapat memnuhi kriteria sebagai berikut
- Dapat menyalurkan beban bangunan berlantai banyak.
- Cocok dengan daya dukung tanah dan ketinggian air tanah.
- Dapat menopang gaya tekan tanah yang dimungkinkan terdapatnya ruang-ruang
didalam tanah (basement)
- Ekonomis
Sesuai kondisi tanah yang rencana site berada di Jakarta dengan potensi daya
dukung tanah dan ketinggian air tanah normal maka sub-stucture yang digunakan
adalah :
Sub-structure
Super-structure
Gambar V.16 : Pembagian sistem struktur pada bangunan berlantai banyak
Sumber : https://www.google.co,id, 2015
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V.36
1) Sistem pondasi Tiang Pancang (Pile Foundation)
Pondasi ini adalah bagian dari struktur yang digunakan untuk menerima
dan mentransfer (menyalurkan) beban dari struktur atas ke tanah penunjang yang
terletak pada kedalaman tertentu1
Pondasi tiang pancang adalah suatu konstruksi pondasi yang mampu
menahan gaya orthogonal ke sumbu tiang dengan jalan menyerap lenturan.
Pondasi ini merupakan pondasi yang digunakan untuk bangunan gedung berlantai
banyak.
2) Retaining Wall
Retaining wall adalah dinding penahan tanah yang berfungsi sebagai
pendukung lateral bagi tanah yang dibuat dengan kemiringan vertikal tertentu.
Dalam desain dan pemasangan retaining wall, material yang ditahannya akan
mencoba bergerak karena gravitasi. Pergerakan ini akan menekan tanah di balik
dinding. Tekanan paling lemah berada ditingkatan teratas kemudian meningkat ke
bawah dan akan menekan dinding atau menjatuhkannya jika dinding tidak
dipasang dengan benar. Air tanah di balik dinding yang tidak diolah oleh sistem
pengeringan akan menyebabkan tekanan hidrolik horizontal pada dinding.
Adapun beberapa jenis retaining wall, semigravity retaining wall, cantilever
retaining wall, dan contenfort retaining wall.
1 http://rizaldyberbagidata.blogspot.com/2012/06/pondasi-tiang-pancang-pile-foundation.html
Gambar V.17 : Sistem Pondasi Tiang Pancang
Sumber : https://www.google.co,id, 2015
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V.37
Retaining wall merupakan sebuah keharusan untuk pembangunan sebuah
gedung bertingkat tinggi dengan jumlah basement lebih dari dua lapis. Munculnya
galian tanah basement akan membuat perubahan struktur tanah di sekitarnya.
Resiko yang paling awal adalah runtuhnya tanah di sekitar lokasi galian, sehingga
akan ada pergerakan gedung di sekitarnya. Bahayanya adalah, gedung akan
bergeser. Pergerakan gedung di sekitar lokasi galian biasanya terlihat dari adanya
retakan tanah di sekitar gedung. Selanjutnya akan diikuti dengan miringnya
gedung tersebut2.
3) Basement
Basement adalah bagian dari sarana sebuah gedung bertingkat tinggi.
Basement merupakan langkah awal berdirinya sebuah gedung bertingkat tinggi.
Umumnya luas lantai basement menghabiskan areal tanah yang ada
Lantai basement biasanya dimanfaatkan untuk3 :
- Balancing gedung diatasnya
- Ruang parkir kendaraan
- Ruang pengelola
- Pendukung utilitas gedung seperti penempatan ruang panel, reservoir dan
kebutuhan lain
Basement merupakan dinding ruang bawah tanah dimana dindingnya
memiliki kemiringan muka tanah. Setelah penggalian dan pembangunan pelat
beton dan dinding beton atau dinding batu, tanah hasil galian atau butiran tanah
2 http://konstruksimania.blogspot.com/2012/12/retaining-wall-pada-pembuatan-basement.html 3 http://kampus-sipil.blogspot.com/2013/04/cara-pembuatan-basement.html
Gambar V.18 : Typical Retaining Wall
Sumber : https://www.google.co,id, 2015
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V.38
yang lebih permaebal digunakan sebagai pengisi dan diletakkan terhadap dinding
di area penggalian terbuka yang masih tersisa. Karena lantai diatas dinding dari
perpindahan lateral, dinding basement tidak mudah dipindahkan dari pengisi dan
mengakibatkan keruntuhan massa tanah sepanjang bidang geser seperti pada
gravity wall dan dinding kantilever. Selain itu juga masih ada tegangan lateral dari
tanah pengisi yang dibatasi oleh dinding basement dan tekanan lateral ini biasanya
diperkirakan dengan cara yang sama dengan dinding penahan.
b. Konsep Struktur Atas (Super-Structure)
Untuk menentukan sistem struktur diatas tanah (struktur atas), yaitu struktur
pada bagian badan bangunan, seperti kolom, dinding, dan balok
Konsep super-structure ditentukan oleh kriteria berikut:
- Dapat menyesuaikan bentuk dan karakter massa bangunan
- Mampu menahan gaya lateral
- Efektif
- Struktur ringan
- Bebas dalam mengolah tampak bangunan.
- Ekonomis
Sesuai dengan rencana pembangunan kantor sewa dan apartemen yang
direncanakan berlantai banyak maka super-stucture yang digunakan adalah :
1) Sistem Portal (kolom dan balok)
Gambar V.19 : struktur Basement
Sumber : https://www.google.co,id, 2015
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V.39
Kolom diperlukan untuk menyalurkan beban bangunan ke pondasi. Bentuk dan
perletakan kolom perlu dipertimbangkan untuk efisiensi ruang. Sedangkan balok
digunakan untuk mendukung beban horizontal dari plat lantai, menuju kolom,
untuk diteruskan ke pondasi.
2) Sistem truss
Merupakan sistem struktur yang mendukung kekuatan bangunan dari luar. Sistem
ini memungkinkan penggunaan kolom dan balok yang minim. Salah satu sistem
truss ada yang dapat digabung dengan sistem struktur lain. Jenis truss antara lain
tetriced bracing, single diagonal bracing, dan k-bracing.
3) Sistem core
Sistem ini biasa digunakan untuk menyalurkan beban bangunan tinggi. Sistem ini
tetap membutuhkan sistem kolom dan balok.
2. Konsep Sistem Utilitas
a. Konsep Sistem Jaringan Listrik
Menentukan sistem jaringan listrik yang tidak mengganggu pengguna bangunan
baik dari kesehatan, lingkungan, dan visualnya, juga memenuhi kebutuhan dan
menunjang aktivitas pelaku di dalam gedung.
(3)
(2) (1)
Gambar V.20 : (1) Struktur Kolom dan Balok, (2) Struktur Core, (3) Struktur Truss
Sumber : https://www.google.co,id, 2015
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V.40
Jaringan listrik untuk kebutuhan bangunan multi fungsi kantor sewa dan
apartemen menggunakan sumber listrik dari PLN dan genset.
1) PLN
Daya listrik utama untuk bangunan terminal dan stasiun terintegrasi menggunakan
sumber listrik dari PLN
2) Genset
Genset sebagai pembangkit listrik dalam keadaan darurat, ketika sumber listrik dari
PLN sedang mengalami gangguan.
Skema V.1 : Sistem Jaringan Listrik.
(sumber: Endy Marlina, diolah 2015)
b. Konsep Air Bersih
Menentukan sistem air bersih dan jaringan distribusi air bersih baik secara
horisontal maupun vertikal yang akan digunakan oleh seluruh pengguna dalam
bangunan berlantai banyak.
Kelengkapan jaringan distribusi air bersih diperhatikan kaitannya dengan
kesehatan pengguna bangunan yaitu pemilihan sumber air dan kelancaran jangkauan
keseluruh bangunan serta pemilihan sistem jaringan yang tidak memerlukan asupan
energi listrik relatif besar.
Pemilihan Sistem distribusi air bersih pada bangunan kantor sewa dan apartemen
sesuai kriteria diatas adalah menggunakan Down Feed System.
PLN Meteran
Bahan Bakar Genset
MDF
MDP
SDP
Ruang PP
Ruang PP
Keterangan
MDF : Main Distribution Panel
SDP : Sub Distribution Panel
PP : Panel Pembagi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V.41
Pada sistem ini air dari sumber air (PAM/ Deep well) ditampung lebih dahulu di
tangki bawah (ground tank), kemudian dipompa ke tangki atas (elevated water tank).
Dari tangki atas ini air dialirkan ke lantai-lantai dibawahnya dengan sistem gravitasi.
Operasional sistem ini dalam jangka panjang membutuhkan energi listrik hanya
pada saat pengisian tangki air atas saja.
Berikut skema sistem air bersih yang digunakan.
c. Konsep Sistem Pembuangan Air Kotor
Menentukan sistem pembuangan air kotor, berupa limbah dari kamar
mandi/toilet, dapur/pantry/foodcourt, dan air hujan.
Pembuangan air kotor baik berupa cair maupun padat harus memenuhi syarat-
syarat kesehatan, kenyamanan pengguna bangunan maupun lingkungan baik
penciuman maupun visual. Diharapkan memelihara air tanah.
Air kotor dapat dibagi berdasarkan sumbernya, yaitu:
1) Air bekas buangan
Air bekas buangan yang dimaksud adalah air bekas cucian pakaian, perlatan
masak, dan lain sebagainya. Pembuangan air bekas buangan menggunakan pipa
PVC baik yang digunakan untuk pipa vertikal maupun pipa horizontal.
Deep Well
Water Treatment
Ground tank
Lantai 3
Lantai 2
PDAM
Roof tank
Lantai 1
Pompa
Pompa
Lantai n
Skema V.2 : Jaringan sistem distribusi air bersih ke bawah
(sumber: Endy Marlina, diolah 2015)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V.42
2) Air limbah
Air limbah adalah air bekas buangan yang tercampur kotoran. Air ini tidak boleh
dibuang langsung ke lingkungan, tetapi harus melalui proses di dalam bak
penampungan. Pada bangunan skala besar (banyak penghuni) penampungan air
limbah menggunakan bak pengolahan limbah (sewage treatment). Adapun
tempatnya disebut dengan Sewage Treatment Plant (STP). Limbah terkumpul
diolah secara mekanis, diaduk dan diberi udara agar bakteri pengurai dapat hidup
dengan baik. Hasil pengolahan limbah dapat digunakan untuk menyiram tanaman
atau masuk meresap ketanah. Sewage treatment dapat diletakkan di luar atau di
dalam bangunan pada bagian lantai terbawah yang letaknya lebih rendah dari toilet,
dan orang harus bisa masuk untuk maintenance.
3) Air limbah khusus
Air limbah khusus pada bangunan kantor sewa dan apartemen adalah air bekas
cucian kotoran restoran. Air limbah dari restoran banyak mengandung lemak,
treatment-nya berupa grease trap (penangkap lemak)
4) Air hujan
Air hujan yang jatuh langsung ke tanah sebaiknya dibuatkan resapan (hidropori)
agar air dengan mudah meresap ke tanah. Air hujan yang jatuh di atap bangunan
tinggi (atap plat/dak) diatur alirannya ke lobang pembuangan yang kemudian
disalurkan ke bawah melalui pipa-pipa yang diletakkan di ruang shaft.
Utilitas air kotor, dibagi menjadi tiga bagian, yaitu air kotor yang berasal dari
toilet, limbah pantry/foodcourt, dan dari air hujan.
1) Untuk air kotor dari toilet dibagi menjadi dua limbah, yaitu limbah cair dan limbah
padat. Keduanya ditampung di STP (sewage treatment plan) untuk diolah dan
diproses. Sisa air dari proses STP ini kemudian masuk meresap kedalam tanah.
2) Air limbah dari pantry dan foodcourt masuk kebak penangkap lemak lebih dahulu
sebelum masuk ke bak pengolah limbah, karena lemak mempunyai sifat cepat
menjadi kering dan keras.
3) Air hujan, melalui talang air dan plumbing/pipa-pipa, langusng dibuang ke riol
kota, setelah melalui bak kontrol resapan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V.43
Skema V 3: Jaringan air kotor.
(sumber: analisis pribadi, 2015)
Gambar V.21 : Bak pengolah limbah/ Sistem bawah tanah tempat pembuangan air kotor (STP)
Sumber: The Visual Dictionary With Definitions, QA International, 2007
Lubang hidropori Masuk ke tanah
Air hujan Bak kontrol
Limbah dapur Penangkap lemak Bak Pengolah
Limbah (STP)
Toilet Bak kontrol
Pipa Pembuangan air kotor
Tanki Bak pengendap tempat pengurai kotoran secara alami secara alami
Tanah penyaring
Tanah berisi pipa berlubang-
lubang tempat rembesan air ke
tanah
Kotak pembagi Alat yang menyebarkan secara merata air melalui jaringan saluran
Krikil Batu kecil yang menyerap partikel lebih kecil yang terdapat di air untuk mencegah menutupi lubang pipa juga menjaga lubang pipa
Pipa Berlubang Pipa berlubang-lubang tempat air mengaliruntuk disaring lewat kerikil kemudian ke tanah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V.44
d. Konsep Sistem Penanggulangan Kebakaran
Menentukan sistem penanggulangan kebakaran pada bangunan yang dibagi
menjadi tiga yaitu pendeteksian, evakuasi, dan pemadaman.
1) Keselamatan pengguna bangunan
2) Kemudahan penggunaan alat pemadam kebakaran
3) Kecepatan evakuasi pada bangunan
4) Kejelasan sistem penanda dan letak alat pemadam
Beberapa langkah dalam mencegah dan menanggulangi bahaya kebakaran
dalam bangunan, yaitu pendeteksian, evakuasi, dan pemadaman.
1) Pendeteksian menggunakan smoke/heat detector yang dihubungkan dengan
alarm/bell dan fire alarm junction box, kemudian ke main control fire alarm. Bila
terjadi kebakaran, heat/smoke detector akan mendeteksi asap dan panas yang secara
otomatis akan membunyikan alarm/bell. Kemudian menghidupkan pompa di GWR
ke sprinkler dan FDC (Fire House Cabinet) pada tiap lantai
2) Evakuasi
Evakuasi dilakukan ketika terjadi keadaan darurat pada bangunan, misalnya gempa
bumi, kebakaran, dan sebagainya. Dalam perencanaan arsitektur, beberapa hal
perlu dilakukan untuk sistem evakuasi bangunan sekaligus menunjang konsep
desain bangunan ialah:
a) Penggunaan bahan bangunan yang tidak mudah terbakar
b) Perawatan alat pemadam kebakaran secara teratur
c) Jalur evakuasi yang jelas sehingga tidak memicu keraguan bagi pengguna
d) Meletakkan alat pemadam kebakaran di setiap lantai
e) Menggunakan penanda audio dan visual ketika terjadi keadaan darurat, untuk
memudahkan pengguna difabel dalam membaca situasi.
f) Menggunakan penerangan darurat pada koridor, tangga darurat, dan pintu
keluar sebagai petunjuk pengguna keluar dari area bangunan.
g) Tangga darurat memiliki lebar minimal 1,25 meter dan lebar pintu darurat 90cm
3) Penanggulangan kebakaran dengan cara pemadaman, dengan menempatkan APAR
(Alat Pemadam Api Ringan) ditempat-tempat yang ditentukan, serta penempatan
hydrant di dalam dan luar bangunan. Penempatan hydrant di dalam bangunan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V.45
diletakkan dekat/bersamaan dengan alarm kebakaran, sedangkan peletakkan
hydrant di luar bangunan harus dapat dengan mudah dijangkau oleh mobil
4) pemadam kebakaran.
Pendeteksian E v a k u a s i Pemadaman
Skema V.4 : Skema pendeteksi kebakaran di dalam bangunan .
(sumber: analisis pribadi, 2015)
e. Konsep Sistem Pengkondisian Udara
Menentukan sistem pengendalian udara agar tercapai suhu yang optimal pada
bangunan terminal dan stasiun terintegrasi, dengan memperhatikan
1) Optimalisasi udara
2) Stabilitas suhu udara
3) Jenis kegiatan
4) Besaran ruangan
5) Kebutuhan laju udara
Pada bangunan Kantor Sewa dan Apartemen sistem pengkondisian udara banyak
menggunakan penghawaan buatan. Mengutamakan kenyamanan pengguna di dalam bangunan
Jenis penghawaan Kelebihan Kekurangan
AC Sentral Jangkauan pelayanan besar
Udara segar terdistribusi secara merata ke
dalam beberapa zona yang terkontrol oleh
satu pusat
Apabila beban kalor
besar, AHU harus
berkapasitas besar
pula.
Jika pusat mati,
keseluruhan jangkauan
pelayanan akan mati
pula
Pompa GWR
Sprinkle dan FDC
Smoke/Heat detector
Alarm/bell dan
fire alarm junction box
Main Kontrol Fire Alarm
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V.46
AC Split Kondisi penghawaan antar tiap ruang tidak
saling bergantung
Jangkauan pelayanan
kecil
Exhaust Fan Membantu pembuangan dan pergantian udara kotor
Hanya digunakan pada ruang-ruang yang memiliki beban kalor besar
Tabel V.15 : Spesifikasi penghawaan buatan.
(sumber: Utilitas Bangunan, Ir. Hartono Poerbo, M.Arch, 2012)
f. Konsep Penangkal Petir
Menentukan sistem penangkal petir yang tepat saat kondisi cuaca buruk untuk
melindungi dan meredam hantaran petir yang mengenai bangunan dalam jangkauan
wilayah yang luas. Untuk bangunan kantor sewa dan apartemen diperhatikan segi
kepraktisan dan ekonomis.
Besarnya kebutuhan bangunan akan instalasi penangkal petir, ditentukan oleh
besarnya kemungkinan kerusakan serta bahaya yang ditimbulkan akibat petir.
Beberapa macam penangkal petir:
1) Sistem Konvensional (Sistem Franklin)
Bahan runcing dari bahan copper spit, dipasang pada bangunan, dan dihubungkan
dengan tembaga menuju elektroda di dalam tanah. Dibuat bak kontrol dalam tanah
untuk memudahkan pemeriksaan dan pengetesan. Sistem ini praktis, murah, namun
jangkauannya terbatas.
2) Sistem Sangkar (Sistem Faraday)
Hampir sama seperti sistem Franklin tetapi dibuat memanjang, sehingga
jangkauannya luas. Biayanya sedikit mahal dan dalam segi estetika cukup
mengganggu.
3) Sistem Radioaktif/Semi Radioaktif (Sistem Thomas)
Sistem ini digunakan untuk bangunan tinggi dan besar. Pemasangannya tidak
terlalu tinggi karena sistem payung digunakan untuk melindungi. Dalam satu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V.47
bangunan cukup menggunakan satu tempat penangkal petir.
Dari ketiga macam penangkal petir untuk bangunan kantor sewa dan apartemen
menggunakan sistem penangkal petir Radioaktif karena memiliki jangkauan luas
untuk melindungi bangunan dari hantaran petir.
Gambar V. 22 : Dari kiri ke kanan, Sistem Konvensional, Sistem Sangkar/Faraday,
Sistem Radioaktif
(Sumber : www.google.co.id, 2015)