Upload
others
View
8
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
A. LATAR BELAKANG
Barang Milik Negara merupakan unsur penting dalam penyelenggaraan
pemerintahan khususnya dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Pemerintah Pusat harus melakukan pengelolaan atas BMN agar dapat berguna
bagi pemerintah dan masyarakat..
Pengelolaan BMN adalah suatu proses dalam mengelola kekayaan yang
telah ada sebelumnya atau yang diperoleh dari beban APBN atau perolehan
lainnya yang sah yang dapat dimanfaatkan dalam kegiatan pemerintah maupun
masyarakat. BMN adalah sumber daya ekonomi yang dikuasasi dan/atau dimiliki
oleh Pemerintah maka pengelolaan BMN tersebut harus dilakukan secara baik
dan benar.
Pengelolaan dilakukan secara baik dan benar bermakna pengelolaan
BMN harus taat asas. Adapun asas-asas dalam pengelolaan BMN meliputi: asas
fungsional, asas kepastian hukum, asas transparansi, asas keterbukaan, asas
efisiensi, asas akuntabilitas, dan asas kepastian nilai. Asas fungsional; yaitu
pengambilan keputusan dan pemecahan masalah di bidang pengelolaan BMN
sesuai fungsi, wewenang dan tanggung jawab masing-masing pejabat yang
mengelola BMN. Asas kepastian hukum; yaitu pengelolaan BMN harus
dilaksanakan berdasarkan hukum dan peraturan perundang-undangan. Asas
transparansi atau asas keterbukaan; yaitu penyelenggaraan pengelolaan BMN
harus transparan terhadap hak masyarakat dalam memperoleh informasi yang
benar. Asas efisiensi; yaitu pengelolaan BMN diarahkan agar BMN digunakan
sesuai batasan-batasan standar kebutuhan yang diperlukan dalam rangka
menunjang penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi pemerintahan secara
optimal. Asas akuntabilitas yaitu setiap kegiatan pengelolaan BMN harus dapat
dipertanggungjawabkan kepada rakyat. Asas kepastian nilai yaitu pengelolaan
BMN harus didukung oleh adanya ketepatan jumlah dan nilai barang dalam
2
rangka optimalisasi pemanfaatan dan pemindahtanganan BMN serta
penyusunan neraca pemerintah.
Agar dapat mentaati asas-asas tersebut, pengelolaan BMN harus
berpedoman pada ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Peraturan perundang-undangan terkini yang berlaku mengenai pengelolaan
BMN adalah Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 27 Tahun 2014 tentang
Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah.
Tahapan-tahapan dalam pengelolaan BMN meliputi: a) Perencanaan
kebutuhan dan penganggaran; b) Pengadaan;c) Penerimaan, Penyimpanan dan
Penyaluran; d) Penggunaan; e) Penatausahaan; f) Pemanfaatan; g)
Pengamanan dan pemeliharaan; h) Penilaian; i) Penghapusan; j)
Pemindahtanganan; k) Pembinaan, pengawasan dan pengendalian; dan l)
Tuntutan Ganti Rugi.
Salah satu proses penatausahaan BMN Pusat Kesehatan Haji dalam
operasional penyelenggaraan kesehatan haji di Arab Saudi adalah mekanisme
penyimpanan BMN yang baik dan teratur, karena itu diperlukan adanya petunjuk
teknis penyimpanan BMN di KKHI Mekkah, KKHI Madinah, Wisma Haji dan
pelayanan kesehatan Madinatul Hujjaj agar proses penyimpanan dapat
dilakukan dengan baik dan teratur.
B. DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 Tentang Keuangan Negara;
2. Undang-Undang Nomor 1 tahun 2004 Tentang Perbendaharaan
Negara;
3. Undang-UndangNomor 8 Tahun 2019 Tentang Penyelenggaraan
Ibadah Haji dan Umrah;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan
Barang Milik Negara;
3
5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 120/PMK.06/2010 Tahun 2010
Tentang Penggolongan dan Kodefikasi Barang Milik Negara;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun 2015 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 15 Tahun 2016 Tentang Istithaah
Kesehatan Jemaah Haji;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 62 Tahun 2016 Tentang
Penyelenggaraan Kesehatan Haji;
9. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 181/PMK.06/2016 Tahun 2016
Tentang Penatausahaan Barang Milik Negara;
10. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 76/PMK.06/2019 Tahun 2019
Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Keuangan Republik
Indonesia Nomor 246/PMK.06/2014 Tentang Tata Cara Pelaksanaan
Penggunaan Barang Milik Negara.
C. MAKSUD DAN TUJUAN
1. Maksud
Petunjuk teknis ini dimaksudkan untuk menjadi acuan kepada petugas
pengelola BMN Pusat Kesehatan Haji dan petugas PPIH saat operasional
kesehatan haji di Arab Saudi.
2. Tujuan
Memastikan penatausahaan BMN Pusat Kesehatan Haji di Arab Saudi berjalan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
D. RUANG LINGKUP
1. Inventarisasi
Pendataan,pencatatan dan pelaporan BMN Pusat kesehatan haji yang ada di
Arab Saudi.
4
2. Penggunaan
Pemakaian BMN Pusat Kesehatan Haji yang ada di Arab Saudi untuk
operasional penyelenggaraan kesehatan Haji.
3. Penyimpanan
Metode penyimpanan BMN Pusat Kesehatan Haji yang ada di Arab Saudi.
E. URAIAN TUGAS
1. Inventarisasi
Proses inventarisasi BMN Pusat Kesehatan Haji di Arab Saudi dilakukan
berdasarkan periode awal dan akhir operasional penyelenggaraan kesehatan
haji di Arab Saudi. Tim pra operasional melakukan inventaris BMN sesuai dari
hasil laporan inventarisasi BMN dari Tim Pasca operasional tahun sebelumnya.
a. Pendataan
Melakukan penyamaan data pada laporan inventarisasi BMN dengan
kondisi BMN yang ada pada ruang penyimpanan.
b. Pencatatan
Melakukan pencatatan atas kondisi (fisik/fungsi) BMN pada ruang
penyimpanan.
c. Pelaporan
Membuat laporan kondisi BMN yang terdiri dari;
1) Baik, agar dilakukan kalibrasi dan siap digunakan
2) Rusak, ringan, agar dilakukan perbaikan dan kalibrasi sehingga siap
digunakan.
3) Rusak berat, dilakukan pencatatan untuk diusulkan penghentian
penggunaan dan penghapusan.
4) Hilang, dilakukan pencatatan dan dibuat berita acara kehilangan.
5) Barang berlebih, dilakukan pencatatan dan dipisahkan
penyimpanannya.
5
2. Penggunaan
Penggunaan BMN Pusat Kesehatan Haji di Arab Saudi sesuai kebutuhan
baik pada saat operasional maupun di luar operasional penyelenggaraan
kesehatan haji di Arab Saudi.
a. BMN yang sudah tertata di ruang pelayanan sudah dapat digunakan;
b. BMN yang dibutuhkan namun belum terdapat di ruang pelayanan dapat
melakukan permintaan kepada Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH)
Arab Saudi Bidang Kesehatan yang bertanggung jawab terhadap BMN;
c. PPIH Arab Saudi Bidang Kesehatan yang bertanggung jawab terhadap
BMN, menyerahkan BMN yang diminta dengan disertai berita acara serah
terima BMN;
d. Pada saat operasional penyelenggaraan kesehatan haji, BMN bisa
berpindah daerah kerja sesuai kebutuhan;
e. Pada saat selesainya operasional penyelenggaraan kesehatan haji di
Arab Saudi BMN yang sudah digunakan dikembalikan kepada PPIH Arab
Saudi Bidang Kesehatan yang bertanggung jawab terhadap BMN disertai
berita acara serah terima BMN.
3. Penyimpanan
Proses penyimpanan BMN Pusat Kesehatan Haji di Arab Saudi dilakukan
setelah periode operasional pelayanan kesehatan haji di Arab Saudi
berakhir. Pola penyimpan BMN Pusat Kesehatan Haji di Arab Saudi, sebagai
berikut:
a. Ditandai dengan label warna (merah, kuning, dan lain-lain);
b. Disesuaikan dengan asal ruang penyimpanan dan jenis BMN;
c. Lebel warna digunakan khusus untuk BMN yang bersifat mobile
(berpindah), sedang yang bersifat statis (tidak berpindah) hanya
diberikan lebel BMN dari aplikasi SIMAK BMN;
d. Pengembalian BMN pada tempat / ruangan semula;
e. Jika ada BMN yang berpindah daerah kerja sesuai kebutuhan maka
pelebelan warna disesuaikan dengan tempat penyimpanan yang baru.
6
F. PENUTUP
Demikian petunjuk teknis penatausahaan Barang Milik Negara (BMN)
Pada masa penyelenggaraan kesehatan haji di Arab Saudi tahun
1441H/2020M disusun sebagai bahan rujukan dalam penatausahaan
BMN Arab Saudi.
7
Lampiran :
A. Pembagian Ruangan KKHI Makkah
1. Ruang pelayanan dan Gudang
• Lantai G : Instalasi Gawat Darurat
• Lantai R : Ruang Intermediate Perempuan dan Laki-laki dan ICU
• Lantai PR : Ruang Perawatan Perempuan dan Laki-laki
• Lantai 1 : Gudang
• Lantai 5 : Ruang Psikiatri
2. Ruang perkantoran dan kamar petugas
• Lantai M : Ruang Kantor
• Lantai 2,3,4,7,8,9
B. Ruang Penyimpanan (Sistem pengelolaan BMN di ruang pelayanan dan
gudang) KKHI Makkah
8
C. Ruang Penyimpanan (Sistem pengelolaan BMN di ruang pelayanan dan
gudang) KKHI Madinah
D. Ruang Penyimpanan (Sistem pengelolaan BMN di ruang pelayanan dan
gudang) Pelayanan Kesehatan Madinatul Hujjaj, warna coklat dengan bentuk
persegi panjang.
9
1. Ruang Instalasi Gawat Darurat (Warna MERAH) KKHI Makkah
10
2. Ruang Intermediate Perempuan dan ICU (Warna KUNING) KKHI Makkah
11
3. Intermediate Laki-laki (Warna BIRU) KKHI Mekkah
12
4. Ruang Perawatan Perempuan (Warna UNGU) KKHI Makkah
13
5. Ruang Perawatan Laki-laki (Warna ORANGE) KKHI Makkah
14
6. Ruang Psikiatri (Warna HITAM) KKHI Makkah
15
TIM PENYUSUN
Penanggung Jawab
Dr. dr. Eka Jusup Singka, MSc
Penyusun
dr. Innes Ericca
dr. Ade Irma Rosiani, MKM
Dedy Kurniawan, SKM, M.Epid
Nurul Jamal, S.Kom, M.Kom
Subkhan, S.Pd, MM
Arman Suprianto, S.Sos, MM
Agus Wibowo, SE
Umar Basuki, Amd. Kom
Ade Mashuri
Kostributor:
Rahmat Kurniadi, S.Sos, M.Kes
Budi Maulana, ST