15
1 A. LATAR BELAKANG Barang Milik Negara merupakan unsur penting dalam penyelenggaraan pemerintahan khususnya dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Pemerintah Pusat harus melakukan pengelolaan atas BMN agar dapat berguna bagi pemerintah dan masyarakat.. Pengelolaan BMN adalah suatu proses dalam mengelola kekayaan yang telah ada sebelumnya atau yang diperoleh dari beban APBN atau perolehan lainnya yang sah yang dapat dimanfaatkan dalam kegiatan pemerintah maupun masyarakat. BMN adalah sumber daya ekonomi yang dikuasasi dan/atau dimiliki oleh Pemerintah maka pengelolaan BMN tersebut harus dilakukan secara baik dan benar. Pengelolaan dilakukan secara baik dan benar bermakna pengelolaan BMN harus taat asas. Adapun asas-asas dalam pengelolaan BMN meliputi: asas fungsional, asas kepastian hukum, asas transparansi, asas keterbukaan, asas efisiensi, asas akuntabilitas, dan asas kepastian nilai. Asas fungsional; yaitu pengambilan keputusan dan pemecahan masalah di bidang pengelolaan BMN sesuai fungsi, wewenang dan tanggung jawab masing-masing pejabat yang mengelola BMN. Asas kepastian hukum; yaitu pengelolaan BMN harus dilaksanakan berdasarkan hukum dan peraturan perundang-undangan. Asas transparansi atau asas keterbukaan; yaitu penyelenggaraan pengelolaan BMN harus transparan terhadap hak masyarakat dalam memperoleh informasi yang benar. Asas efisiensi; yaitu pengelolaan BMN diarahkan agar BMN digunakan sesuai batasan-batasan standar kebutuhan yang diperlukan dalam rangka menunjang penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi pemerintahan secara optimal. Asas akuntabilitas yaitu setiap kegiatan pengelolaan BMN harus dapat dipertanggungjawabkan kepada rakyat. Asas kepastian nilai yaitu pengelolaan BMN harus didukung oleh adanya ketepatan jumlah dan nilai barang dalam

A. LATAR BELAKANG · 2) Rusak, ringan, agar dilakukan perbaikan dan kalibrasi sehingga siap digunakan. 3) Rusak berat, dilakukan pencatatan untuk diusulkan penghentian penggunaan

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: A. LATAR BELAKANG · 2) Rusak, ringan, agar dilakukan perbaikan dan kalibrasi sehingga siap digunakan. 3) Rusak berat, dilakukan pencatatan untuk diusulkan penghentian penggunaan

1

A. LATAR BELAKANG

Barang Milik Negara merupakan unsur penting dalam penyelenggaraan

pemerintahan khususnya dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Pemerintah Pusat harus melakukan pengelolaan atas BMN agar dapat berguna

bagi pemerintah dan masyarakat..

Pengelolaan BMN adalah suatu proses dalam mengelola kekayaan yang

telah ada sebelumnya atau yang diperoleh dari beban APBN atau perolehan

lainnya yang sah yang dapat dimanfaatkan dalam kegiatan pemerintah maupun

masyarakat. BMN adalah sumber daya ekonomi yang dikuasasi dan/atau dimiliki

oleh Pemerintah maka pengelolaan BMN tersebut harus dilakukan secara baik

dan benar.

Pengelolaan dilakukan secara baik dan benar bermakna pengelolaan

BMN harus taat asas. Adapun asas-asas dalam pengelolaan BMN meliputi: asas

fungsional, asas kepastian hukum, asas transparansi, asas keterbukaan, asas

efisiensi, asas akuntabilitas, dan asas kepastian nilai. Asas fungsional; yaitu

pengambilan keputusan dan pemecahan masalah di bidang pengelolaan BMN

sesuai fungsi, wewenang dan tanggung jawab masing-masing pejabat yang

mengelola BMN. Asas kepastian hukum; yaitu pengelolaan BMN harus

dilaksanakan berdasarkan hukum dan peraturan perundang-undangan. Asas

transparansi atau asas keterbukaan; yaitu penyelenggaraan pengelolaan BMN

harus transparan terhadap hak masyarakat dalam memperoleh informasi yang

benar. Asas efisiensi; yaitu pengelolaan BMN diarahkan agar BMN digunakan

sesuai batasan-batasan standar kebutuhan yang diperlukan dalam rangka

menunjang penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi pemerintahan secara

optimal. Asas akuntabilitas yaitu setiap kegiatan pengelolaan BMN harus dapat

dipertanggungjawabkan kepada rakyat. Asas kepastian nilai yaitu pengelolaan

BMN harus didukung oleh adanya ketepatan jumlah dan nilai barang dalam

Page 2: A. LATAR BELAKANG · 2) Rusak, ringan, agar dilakukan perbaikan dan kalibrasi sehingga siap digunakan. 3) Rusak berat, dilakukan pencatatan untuk diusulkan penghentian penggunaan

2

rangka optimalisasi pemanfaatan dan pemindahtanganan BMN serta

penyusunan neraca pemerintah.

Agar dapat mentaati asas-asas tersebut, pengelolaan BMN harus

berpedoman pada ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Peraturan perundang-undangan terkini yang berlaku mengenai pengelolaan

BMN adalah Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 27 Tahun 2014 tentang

Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah.

Tahapan-tahapan dalam pengelolaan BMN meliputi: a) Perencanaan

kebutuhan dan penganggaran; b) Pengadaan;c) Penerimaan, Penyimpanan dan

Penyaluran; d) Penggunaan; e) Penatausahaan; f) Pemanfaatan; g)

Pengamanan dan pemeliharaan; h) Penilaian; i) Penghapusan; j)

Pemindahtanganan; k) Pembinaan, pengawasan dan pengendalian; dan l)

Tuntutan Ganti Rugi.

Salah satu proses penatausahaan BMN Pusat Kesehatan Haji dalam

operasional penyelenggaraan kesehatan haji di Arab Saudi adalah mekanisme

penyimpanan BMN yang baik dan teratur, karena itu diperlukan adanya petunjuk

teknis penyimpanan BMN di KKHI Mekkah, KKHI Madinah, Wisma Haji dan

pelayanan kesehatan Madinatul Hujjaj agar proses penyimpanan dapat

dilakukan dengan baik dan teratur.

B. DASAR HUKUM

1. Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 Tentang Keuangan Negara;

2. Undang-Undang Nomor 1 tahun 2004 Tentang Perbendaharaan

Negara;

3. Undang-UndangNomor 8 Tahun 2019 Tentang Penyelenggaraan

Ibadah Haji dan Umrah;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan

Barang Milik Negara;

Page 3: A. LATAR BELAKANG · 2) Rusak, ringan, agar dilakukan perbaikan dan kalibrasi sehingga siap digunakan. 3) Rusak berat, dilakukan pencatatan untuk diusulkan penghentian penggunaan

3

5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 120/PMK.06/2010 Tahun 2010

Tentang Penggolongan dan Kodefikasi Barang Milik Negara;

6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun 2015 Tentang

Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan;

7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 15 Tahun 2016 Tentang Istithaah

Kesehatan Jemaah Haji;

8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 62 Tahun 2016 Tentang

Penyelenggaraan Kesehatan Haji;

9. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 181/PMK.06/2016 Tahun 2016

Tentang Penatausahaan Barang Milik Negara;

10. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 76/PMK.06/2019 Tahun 2019

Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Keuangan Republik

Indonesia Nomor 246/PMK.06/2014 Tentang Tata Cara Pelaksanaan

Penggunaan Barang Milik Negara.

C. MAKSUD DAN TUJUAN

1. Maksud

Petunjuk teknis ini dimaksudkan untuk menjadi acuan kepada petugas

pengelola BMN Pusat Kesehatan Haji dan petugas PPIH saat operasional

kesehatan haji di Arab Saudi.

2. Tujuan

Memastikan penatausahaan BMN Pusat Kesehatan Haji di Arab Saudi berjalan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

D. RUANG LINGKUP

1. Inventarisasi

Pendataan,pencatatan dan pelaporan BMN Pusat kesehatan haji yang ada di

Arab Saudi.

Page 4: A. LATAR BELAKANG · 2) Rusak, ringan, agar dilakukan perbaikan dan kalibrasi sehingga siap digunakan. 3) Rusak berat, dilakukan pencatatan untuk diusulkan penghentian penggunaan

4

2. Penggunaan

Pemakaian BMN Pusat Kesehatan Haji yang ada di Arab Saudi untuk

operasional penyelenggaraan kesehatan Haji.

3. Penyimpanan

Metode penyimpanan BMN Pusat Kesehatan Haji yang ada di Arab Saudi.

E. URAIAN TUGAS

1. Inventarisasi

Proses inventarisasi BMN Pusat Kesehatan Haji di Arab Saudi dilakukan

berdasarkan periode awal dan akhir operasional penyelenggaraan kesehatan

haji di Arab Saudi. Tim pra operasional melakukan inventaris BMN sesuai dari

hasil laporan inventarisasi BMN dari Tim Pasca operasional tahun sebelumnya.

a. Pendataan

Melakukan penyamaan data pada laporan inventarisasi BMN dengan

kondisi BMN yang ada pada ruang penyimpanan.

b. Pencatatan

Melakukan pencatatan atas kondisi (fisik/fungsi) BMN pada ruang

penyimpanan.

c. Pelaporan

Membuat laporan kondisi BMN yang terdiri dari;

1) Baik, agar dilakukan kalibrasi dan siap digunakan

2) Rusak, ringan, agar dilakukan perbaikan dan kalibrasi sehingga siap

digunakan.

3) Rusak berat, dilakukan pencatatan untuk diusulkan penghentian

penggunaan dan penghapusan.

4) Hilang, dilakukan pencatatan dan dibuat berita acara kehilangan.

5) Barang berlebih, dilakukan pencatatan dan dipisahkan

penyimpanannya.

Page 5: A. LATAR BELAKANG · 2) Rusak, ringan, agar dilakukan perbaikan dan kalibrasi sehingga siap digunakan. 3) Rusak berat, dilakukan pencatatan untuk diusulkan penghentian penggunaan

5

2. Penggunaan

Penggunaan BMN Pusat Kesehatan Haji di Arab Saudi sesuai kebutuhan

baik pada saat operasional maupun di luar operasional penyelenggaraan

kesehatan haji di Arab Saudi.

a. BMN yang sudah tertata di ruang pelayanan sudah dapat digunakan;

b. BMN yang dibutuhkan namun belum terdapat di ruang pelayanan dapat

melakukan permintaan kepada Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH)

Arab Saudi Bidang Kesehatan yang bertanggung jawab terhadap BMN;

c. PPIH Arab Saudi Bidang Kesehatan yang bertanggung jawab terhadap

BMN, menyerahkan BMN yang diminta dengan disertai berita acara serah

terima BMN;

d. Pada saat operasional penyelenggaraan kesehatan haji, BMN bisa

berpindah daerah kerja sesuai kebutuhan;

e. Pada saat selesainya operasional penyelenggaraan kesehatan haji di

Arab Saudi BMN yang sudah digunakan dikembalikan kepada PPIH Arab

Saudi Bidang Kesehatan yang bertanggung jawab terhadap BMN disertai

berita acara serah terima BMN.

3. Penyimpanan

Proses penyimpanan BMN Pusat Kesehatan Haji di Arab Saudi dilakukan

setelah periode operasional pelayanan kesehatan haji di Arab Saudi

berakhir. Pola penyimpan BMN Pusat Kesehatan Haji di Arab Saudi, sebagai

berikut:

a. Ditandai dengan label warna (merah, kuning, dan lain-lain);

b. Disesuaikan dengan asal ruang penyimpanan dan jenis BMN;

c. Lebel warna digunakan khusus untuk BMN yang bersifat mobile

(berpindah), sedang yang bersifat statis (tidak berpindah) hanya

diberikan lebel BMN dari aplikasi SIMAK BMN;

d. Pengembalian BMN pada tempat / ruangan semula;

e. Jika ada BMN yang berpindah daerah kerja sesuai kebutuhan maka

pelebelan warna disesuaikan dengan tempat penyimpanan yang baru.

Page 6: A. LATAR BELAKANG · 2) Rusak, ringan, agar dilakukan perbaikan dan kalibrasi sehingga siap digunakan. 3) Rusak berat, dilakukan pencatatan untuk diusulkan penghentian penggunaan

6

F. PENUTUP

Demikian petunjuk teknis penatausahaan Barang Milik Negara (BMN)

Pada masa penyelenggaraan kesehatan haji di Arab Saudi tahun

1441H/2020M disusun sebagai bahan rujukan dalam penatausahaan

BMN Arab Saudi.

Page 7: A. LATAR BELAKANG · 2) Rusak, ringan, agar dilakukan perbaikan dan kalibrasi sehingga siap digunakan. 3) Rusak berat, dilakukan pencatatan untuk diusulkan penghentian penggunaan

7

Lampiran :

A. Pembagian Ruangan KKHI Makkah

1. Ruang pelayanan dan Gudang

• Lantai G : Instalasi Gawat Darurat

• Lantai R : Ruang Intermediate Perempuan dan Laki-laki dan ICU

• Lantai PR : Ruang Perawatan Perempuan dan Laki-laki

• Lantai 1 : Gudang

• Lantai 5 : Ruang Psikiatri

2. Ruang perkantoran dan kamar petugas

• Lantai M : Ruang Kantor

• Lantai 2,3,4,7,8,9

B. Ruang Penyimpanan (Sistem pengelolaan BMN di ruang pelayanan dan

gudang) KKHI Makkah

Page 8: A. LATAR BELAKANG · 2) Rusak, ringan, agar dilakukan perbaikan dan kalibrasi sehingga siap digunakan. 3) Rusak berat, dilakukan pencatatan untuk diusulkan penghentian penggunaan

8

C. Ruang Penyimpanan (Sistem pengelolaan BMN di ruang pelayanan dan

gudang) KKHI Madinah

D. Ruang Penyimpanan (Sistem pengelolaan BMN di ruang pelayanan dan

gudang) Pelayanan Kesehatan Madinatul Hujjaj, warna coklat dengan bentuk

persegi panjang.

Page 9: A. LATAR BELAKANG · 2) Rusak, ringan, agar dilakukan perbaikan dan kalibrasi sehingga siap digunakan. 3) Rusak berat, dilakukan pencatatan untuk diusulkan penghentian penggunaan

9

1. Ruang Instalasi Gawat Darurat (Warna MERAH) KKHI Makkah

Page 10: A. LATAR BELAKANG · 2) Rusak, ringan, agar dilakukan perbaikan dan kalibrasi sehingga siap digunakan. 3) Rusak berat, dilakukan pencatatan untuk diusulkan penghentian penggunaan

10

2. Ruang Intermediate Perempuan dan ICU (Warna KUNING) KKHI Makkah

Page 11: A. LATAR BELAKANG · 2) Rusak, ringan, agar dilakukan perbaikan dan kalibrasi sehingga siap digunakan. 3) Rusak berat, dilakukan pencatatan untuk diusulkan penghentian penggunaan

11

3. Intermediate Laki-laki (Warna BIRU) KKHI Mekkah

Page 12: A. LATAR BELAKANG · 2) Rusak, ringan, agar dilakukan perbaikan dan kalibrasi sehingga siap digunakan. 3) Rusak berat, dilakukan pencatatan untuk diusulkan penghentian penggunaan

12

4. Ruang Perawatan Perempuan (Warna UNGU) KKHI Makkah

Page 13: A. LATAR BELAKANG · 2) Rusak, ringan, agar dilakukan perbaikan dan kalibrasi sehingga siap digunakan. 3) Rusak berat, dilakukan pencatatan untuk diusulkan penghentian penggunaan

13

5. Ruang Perawatan Laki-laki (Warna ORANGE) KKHI Makkah

Page 14: A. LATAR BELAKANG · 2) Rusak, ringan, agar dilakukan perbaikan dan kalibrasi sehingga siap digunakan. 3) Rusak berat, dilakukan pencatatan untuk diusulkan penghentian penggunaan

14

6. Ruang Psikiatri (Warna HITAM) KKHI Makkah

Page 15: A. LATAR BELAKANG · 2) Rusak, ringan, agar dilakukan perbaikan dan kalibrasi sehingga siap digunakan. 3) Rusak berat, dilakukan pencatatan untuk diusulkan penghentian penggunaan

15

TIM PENYUSUN

Penanggung Jawab

Dr. dr. Eka Jusup Singka, MSc

Penyusun

dr. Innes Ericca

dr. Ade Irma Rosiani, MKM

Dedy Kurniawan, SKM, M.Epid

Nurul Jamal, S.Kom, M.Kom

Subkhan, S.Pd, MM

Arman Suprianto, S.Sos, MM

Agus Wibowo, SE

Umar Basuki, Amd. Kom

Ade Mashuri

Kostributor:

Rahmat Kurniadi, S.Sos, M.Kes

Budi Maulana, ST