Upload
habao
View
213
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Matapelajaran fisika , merupakan matapelajaran yang dirasa sangat sulit di mata
siswa Sekolah Menengah Atas. Siswa mengalami kesulitan dapat dilihat dari indikator
skor rata-rata ujian Nasional se Jawa Timur yang hanya mencapai 5,68. (Dokumen
Depdikbud Kodya Malang, 2009, tidak dipublikasikan) Angka rata-rata ini ternyata
merupakan angka terendah dibandingkan mata pelajaran Ebtanas lainnya. Berangkat dari
rendahnya hasil belajar Fisika seperti di atas, banyak penelitian dilancarkan dan sampai
pada kesimpulan bahwa banyak siswa SMA yang mengalami kesalahan konsep dalam
belajar Fisika.
Pernah dilakukan penelitian dengan tujuan untuk menyusun Peta Kesalahan
Konsep Fisika bagi siswa-siswa SMA. Penelitian ditujukan pada 387 siswa SMU Negeri
Kodya-Kabupaten Malang. Hasilnya cukup memprihatinkan. Ternyata konsep-konsep
Fisika (yang sederhana sekalipun) masih dipahami salah oleh kebanyakan siswa. Konsep-
konsep tentang listrik arus searah, dan kemagnetan sederhana merupakan konsep-konsep
yang rawan terhadap kesalahan konsepsi (Kadim M, 2007). Pada umumnya siswa
mengalami kesalahan dengan pola yang relatip sama dalam memahami konsep-konsep di
atas, yang sebagian contohnya disajikan pada Tabel 1.1. Tak bisa dipungkiri bahwa
kesalahan konsep yang terjadi di SMA ini akhirnya terbawa juga masuk ke Jurusan
Pendidikan Fisika Universitas Negeri Malang.
Penelitian serupa juga ditujukan kepada para mahasiswa baru FPMIPA
Universitas Negeri Malang. Anggota sampel sebanyak 285 orang datang dari berbagai
sekolah di Jawa Timur, Jawa Tengah dan bahkan dari luar Pulau Jawa. Pertama,
instrumen dilancarkan pada minggu-minggu pertama mereka mengikuti Perkuliahan
Fisika Dasar. Pada tahap awal ini, peneliti berusaha mengidentifikasi tipe-tipe kesalahan
konsep Fisika yang dibawa dari berbagai wilayah dan berbagai kualitas sekolah. Ternyata
diperoleh hasil yang tidak jauh berbeda dengan penelitian pertama, terbukti konsep salah
seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1.1 juga masih ditemukan.
1
Tabel 1.1 Kesalahan Konsep Fisika Beserta Konsep Salah Pengganggu yang Terjadi pada Mahasiswa Tahun Pertama FMIPA Universitas Negeri Malang
Konsep yang Dipahami Secara Salah
Konsep Salah Penggangu KeteranganPre Post
Kuat arus dari hambatan yang disusun secara seri mempunyai besar yang sama
Hambatan adalah indentitas dari sulit atau tidaknya arus mengalir. Jika hambatan beda kuat arus beda
salah benar
Hambatan yang mempunyai besar berbeda jika disusun secara paralel akan mempunyai beda potensial yang sama jika ada arus
Beda potensial adalah besaran fisika yang besarnya merupakan perkalian antara kuat arus dan hambatan. Jika hambatan beda, beda potensial juga beda.
salah salah
Satu panjang gelombang adalah jarak terdekat antara dua tempat yang mempunyai fase yang sama
Pada gelombang longitudinal, kriteria panjang gelombang beda dengan pada gelombang transversal
salah salah
Gaya Lorentz terjadi jika ada benda bermuatan bergerak dalam medan magnet
Gaya Lorentz hanya terjadi jika medan magnetnya homogen saja salah salah
Pre : Kesalahan konsep terjadi pada awal perkuliahan dan berhasil diluruskan pada akhir perkuliahan Fisika Dasar.
Pre-Post : Kesalahan konsep terjadi pada awal perkuliahan dan tetap bertahan hingga akhir perkuliahan Fisika Dasar.
Identifikasi awal ini sekaligus memberikan petunjuk bahwa kesalahan konsep
Fisika telah terjadi di mana-mana dan menjadi masalah serius yang perlu dicarikan
penyelesaiannya. Pengukuran kedua dilancarkan pada akhir semester, yaitu setelah
mereka menyelesaikan perkuliahan Fisika Dasar di Jurusan Pendidikan Fisika. Ternyata
sebagian besar dari kesalahan konsep Fisika yang terjadi pada awal semester masih saja
terjadi hingga akhir semester. Hasil penelitian ini sekaligus memberikan dua indikasi
penting yaitu: Pertama, kesalahan konsep Fisika yang telah terlanjur menyatu dalam
pikiran siswa sangat sukar untuk diluruskan kembali. Kesalahan konsep dalam
mempelajari Fisika tidak bisa dipastikan hilang setelah mahasiswa mengikuti
pembelajaran selama satu semester. Padahal banyak pakar berpendapat bahwa kesalahan
konsep ini akan sangat mengganggu proses belajar berikutnya. Indikasi penting kedua
adalah, sekalipun mahasiswa telah dinyatakan lulus dari Matakuliah Fisika Dasar, hampir
dapat dipastikan bahwa dalam benak mereka masih terjangkit kesalahan konsepsi dalam
memahami konsep-konsep Fisika Dasar. Bagian kedua yang disebutkan terakhir di atas
2
sangat perlu diwaspadai, sebab pada akhirnya para mahasiswa ini akan menjadi guru
Fisika di Sekolah Menengah. Mudah dibayangkan kekacauan pembelajaran macam apa
yang akan terjadi di Sekolah Menengah apabila para guru Fisika juga mengalami
kesalahan konsep yang serius dalam memahami konsep-konsep dasar Fisika. Oleh karena
itu bagi mahasiswa calon guru Fisika, mutlak diperlukan adanya satu upaya untuk
meluruskan kesalahan konsepsi yang masih terbawa dalam pikiran mereka sebelum
dilepas untuk melaksanakan program pengajaran di Sekolah Menengah.
Matakuliah “Fisika Dasar” dipandang sebagai tempat yang paling strategis untuk
meluruskan kesalahan konsepsi terhadap konsep-konsep dasar Fisika. Pemikiran di atas
setidaknya didukung oleh tiga alasan pokok. Pertama sesuai dengan hasil penelitian
sebelumnya hampir bisa dipastikan bahwa mahasiswa yang mengikuti matakuliah Fisika
Dasar IIni masih membawa sisa-sisa kesalahan konsepsi dalam memahami konsep-
konsep Fisika Dasar di SMA. Kedua, matakuliah Fisika Dasar IIni antara lain bertujuan
untuk menanamkan konsep-konsep dasar fisika yang nantinya harus diajarkan di sekolah
menengah. Oleh karena itu kesalahan pemahaman yang terjadi harus diluruskan kembali.
Didasari oleh beberapa pertimbangan di atas, maka penelitian ini berupaya
mengembangkan media pembelajaran Fisika yang diharapkan efektif untuk meluruskan
kesalahan konsepsi dalam memahami konsep-konsep dasar Fisika bagi mahasiswa
peserta Matakuliah Fisika Dasar.
Pengembangan Media Pembelajaran tersebut harus memenuhi kriteria efektivitas
dan efisien. Efektif berarti mampu menyelesaikan seluruh materi matakuliah tersebut,
sedangkan efisien berarti mampu semaksimal mungkin meningkatkan pemahaman
mahasiswa. Kriteria efektif dan efisien bisa ditunjukkan dengan kriteria kelayakan sebuah
Media Pembelajaran. Media pembelajaran harus memenuhi kelayakan Isi, Kebahasaan,
dan Penyajian.
Di samping itu mahasiswa juga dituntut untuk mampu berbahasa inggris dengan
baik. Paling tidak mahasiswa harus mampu memahami isi dari buku Fisika yang
berbahasa inggris. Hal ini sejalan dengan tuntutan Jurusan Pendidikan Fisika, FMIPA
UM dalam hal meningkatkan kemampuan berbahasa inggris mahasiswa.
Panduan Perkuliahan Fisika Dasar selama ini hanya terbatas pada silabus.
Sedangkan model pembelajaran yang dilakukan oleh Bapak Ibu Dosen Fisika Dasar
3
masih bervariasi. Berdasarkan pengamatan peneliti yang sekaligus sebagai koordinator
TPB untuk Fisika Dasar didapatkan hasil sebagai berikut. Semua Dosen (100%) Fisika
dasar masih menggunakan papan tulis sebagai media pembelajaran. Akibatnya semua
dosen (100%) tidak mampu menyelesaikan materi kuliah Fisika dasar. Pada ujungnya
mahasiswa tidak memperoleh dasar Fisika secara memadahi.
Berdasarkan latar belakang di atas maka akan dilakukan pembuatan transparansi
Fisika Dasar II berbahasa inggris. Transparansi tersebut diujicobakan kehandalannya
pada perkuliahan Fisika Dasar II. Harapan dari pembuatan media pembelajaran itu
adalah, (1) materi dalam silabus dapat diselesaikan, (2) pemahaman mahasiswa
meningkat, (3) kemampuan berbahasa inggris (pasif) mahasiswa meningkat, (4)
mahasiswa dapat belajar dari internet di rumaha karena transparansi ini akan di Upload,
dan (5) diperoleh keseragaman dalam penyampaian materi Fisika Dasar II.
IPK Mahasiswa antara 3 – 3,49 pada semester genap 2008/2009 hanya 9%, dan
antara 3,5 – 4 belum ada. Sedangkan target Jurusan Fisika tahun 2010 IPK mahasiswa 3 –
3,49 harus mencapai 15%, dan IPK 3,5 – 4 harus mencapai 5%. Dengan demikian media
pembelajaran Fisika Dasar IIni harus segera diterapkan secara cepat dan tepat. Jika hal ini
tidak segera dilakukan, akan mengakibatkan rendahnya nilai mereka pada matakuliah
Fisika Dasar.
Disamping itu, target keseluruhan dari rumpun matakuliah dasar ini adalah
”memahami konsep-konsep dasar yang nantinya digunakan sebagai dasar dalam
mempelajari fisika yang lebih tinggi”, maka kelancaran mahasiswa dalam mengikuti
perkuliahan di Jurusan Fisika ini, tergantung pada matakuliah Fisika Dasar.
Disamping membuat media pembelajaran yang berbasis kompetensi, juga perlu disiapkan
perangkat evaluasi yang tepat untuk mencapai target kompetensi. Dengan demikian perlu
adanya penelitian tindakan kelas yang mengupayakan agar target akhirnya tercapai.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti berusaha untuk meneliti dan
mengembangkan media pembelajaran Fisika Dasar II berbasis kompetensi, meng-Upload,
sekaligus berupaya untuk membuat dan meneliti perangkat evaluasi yang bisa digunakan
untuk menjaring kompetensi-kompetensi yang menjadi pembelajaran. Penelitian ini akan
berkolaborasi dengan 3 mahasiswa skripsi agar dalam skripsinya mempunyai
kemanfaatan yang nyata.
4
B. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan pada latar belakang di atas, tujuan penelitian dirumuskan sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui kompetensi awal Fisika Dasar III mahasiswa Fisika angkatan
tahun 2009/2010. Tujuan ini dapat dirinci menjadi sebagai berikut.
a. Mengetahui kompetensi awal apa sajakah yang belum dikuasai oleh mahasiswa pada
bab Gelombang.
b. Mengetahui kompetensi awal apa sajakah yang belum dikuasai oleh mahasiswa pada
bab Kelistrikan.
c. Mengetahui kompetensi awal apa sajakah yang belum dikuasai oleh mahasiswa pada
bab Kemagnetan.
2. Menyusun transparansi berbahasa inggris sebagai media pembelajaran Fisika Dasar
III yang berbasis kompetensi.
a. Harus sudah memenuhi kriteria Kelayakan Isi.
b. Harus sudah memenuhi kriteria Kelayakan Kebahasaan.
c. Harus sudah memenuhi Kriteria Penyajian
3. Menyusun perangkat evaluasi pembelajaran Fisika Dasar III yang tepat. Tujuan ini
dapat dirinci sebagai berikut.
a. Menyusun perangkat evaluasi Midle 1 Fisika Dasar III.
b. Menyusun perangkat evaluasi Midle I1 Fisika Dasar III
c. Menyusun perangkat evaluasi Final Fisika Dasar III.
4. Melakukan Upload seluruh perangkat pembelajaran yang sudah dibuat
C. PENTINGNYA PENELITIAN YANG DIRENCANAKAN
1. Mengingat materi Fisika Dasar sangat banyak sedangkan waktunya sangat sedikit,
maka transparansi ini dapat berguna untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi
perkuliahan teori Fisika Dasar III.
2. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam berbahasa inggris secara pasif.
3. Dosen yang mengajar matakuliah Fisika Dasar lebih dari 4 orang. Dengan demikian
diperlukan keseragaman dalam mengajarkan materi Fisika Dasar. Walaupun buku
5
paket sudah ada, tetapi isinya masih terlalu dalam dan luas. Dengan menyeragamkan
transparansi yang akan digunakan untuk mengajar, diharapkan perkuliahan antara
dosen satu dengan dosen yang lain menjadi seragam.
4. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas kolaborasi antara dosen
mahasiswa yang sedang menyusun skripsi, maka hal ini memiliki konstribusi
terhadap peningkatan kualitas profesionalisme mahasiswa, dan dosen. Kolaborasi
semacam ini memberikan konstribusi terciptanya iklim akademik yang saling
menguntungkan antara dosen dan mahasiswa. Hal ini sejalan dengan Kadim Masjkur
(2007) yang menyatakan bahwa pola pembimbingan skripsi akan menghasilkan
kemanfaatan optimal jika mahasiswa terlibat langsung dalam penelitian dosen.
5. Sebagai sarana belajar bebas waktu dan tempat karena sudah di Upload di internet.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Matakuliah Fisika Dasar II
Matakuliah Fisika Dasar II secara umum dibagi menjadi 2 bagian. Pertama
matakuliah teori Fisika Dasar II, dan kedua matakuliah praktikum Fisika Dasar III.
Matakuliah teori Fisika Dasar II berbobot 3 sks dan 3 js. Matakuliah Praktikum Fisika
Dasar II berbobot 1 sks dan 2 js (silabus Jurusan Fisika FMIPA UM, 2008:26)
Materi Teori Fisika Dasar II dideskripsikan sebagai berikut.
Bab I. Gelombang
A. Gelombang Mekanik
B. Gelombang Elektromagnetik
C. Optika Geometri
Bab II Kelistrikan
A. Listrik Statis
B. Listrik Dinamis
Bab III Kemagnetan
A. Medan Magnet
B. Induksi Magnetik
C. Induktansi Diri
Pada Jurusan Fisika FMIPA UM, deskripsi matakuliah tersebut sudah tertampung
pada buku paket Fisika Dasar II. Pada buku tersebut, deskripsi itu ditampung dan
menghasilkan tulisan sebanyak 289 halaman. Dengan demikian dari sisi kuantitas materi,
buku Fisika Dasar II tergolong sangat besar. Pada ujungnya, tidak mungkin dalam
pengajaran, dosen mampu menyelesaikan dalam satu semester. Dalam pengajaran Fisika
Dasar II, dosen satu dengan yang lain sangat bervariasi dalam memberikan materi
pelajaran. Hal ini dibuktikan dengan hasil survey peneliti dari tahun 2006 hingga tahun
2008. Survey dilakukan dengan meminjam catatan kuliah Fisika Dasar II dari 25
mahasiswa.
7
B. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
Perkembangan kurikulum akhir-akhir ini menekannya adanya penonjolan
kompetensi pada pembelajaran. Pembelajaran yang terdahulu yang selalu berorientasi
pada prestasi belajar secara pengetahuan, sekarang telah digeser. Pengetahuan itu
hanyalah sebagai sarana untuk mencapai suatu kompetensi tertentu. Sebagai contoh
misalnya, dahulu ketika percobaan kalorimeter, salah satu tujuannya adalah untuk
menentukan kalor jenis zat padat tertentu. Sekarang, penentuan kalor jenis zat tertentu itu
hanya dipakai sebagai sarana agar mahasiswa mampu menguasi teori ralat tertentu.
Berdasarkan draf KBK yang dikeluarkan oleh Pusat Kurikulum, Balitbang Dknas,
pada Bulan Agustus 2001, untuk rumpun mata pelajaran sains yang meliputi biologi,
fisika, dan kimia, bahwa pada prinsipnya kompetensi sains untuk jenjang SMU
ditetapkan ditetapkan sebagai berikut.
a. Mampu mengamati perubahan alam yang terjadi di lingkungan sekitarnya.
b. Mampu bersikap ilmiah, dengan penekanan pada sikap ingin tahu, bekerja sama, jujur,
terbuka, dan hemat energi, serta peduli lingkungan.
c. Mampu menerjemahkan perilaku alam yang mencakup pola keteraturan di alam,
konsep sebagai representasi realitas alam, hubungan antar konsep dan kuantifikasinya,
penerapan konsep dan prinsip untuk menjelaskan fenomena alam.
d. Mampu memahami proses pembentukan ilmu dan melakukan inkuiri ilmiah dan
penelitian ilmiah.
e. Mempu memanfaatkan sains untuk menjelaskan prinsip sains pada produk teknologi,
dan merancang/membuat produk teknologi dengan menerapkan prinsip sains, serta
mampu mengelola lingkungan secara bijaksana.
KBK ini menurut diterapkan di seluruh SMU di Indonesia sejak tahun 2004/2005,
tampaknya telah mengakomodasi tujuan pendidikan sains yang berkaitan dengan lima
dimensi pendidikan sains tersebut di atas. Selanjutnya jika semua kompetensi tersebut
pada KBK dapat dicapai oleh siswa, berarti semua tantangan dantuntutan masa depan
tersebut di atas diharapkan akan dapat teratasi. Untuk itu perlu diciptakan
kondisipenyelenggaraan pendidikan sains di SMU yang dapat mendukung tercapainya
kompetisi tersebut melalui penciptaan arah kebijakan yang tepat.
8
C. Kurikulum Jurusan Fisika Universitas Negeri Malang
Untuk menindaklanjuti KBK SMU yang sudah diterapkan tahun 2004/2005, maka
Jurusan Fisika Universitas Negeri Malang, yang merupakan salah satu perguruan tinggi
yang mencetak guru sudah berusaha untuk mempersiapkannya. Persiapan itu dalam
kentuk kurikulum matakuliah berbasis kompetensi.
Praktikum Fisika Dasar I & II masuk dalam rumpun Matakuliah Kemampuan
Berkarya (MKB). Sedangkan deskripsi kompetensi untuk matakuliah praktikum Fisika
Dasar adalah memiliki ketrampilan bekerja laboratorium sebagai dasar berkarya dalam
bidang fisika dan menyajikan hasil karyanya secara ilmiah. Pada prinsipnya, semua
matakuliah praktikum mempunyai deskripsi kompetensi yang sama dengan Fisika Dasar,
tetapi untuk matakuliah praktikum yang lebih tinggi misalnya Eksperimen Fisika,
indikator kompetensinya lebih lengkap. Indikator kompetensi untuk matakuliah
praktikum fisika adalah sebagai berikut.
1. mampu menggunakan alat-alat laboratorium dengan benar.
2. Memahami karakteristik alat ukur.
3. Mampu menampilkan hasil pengukuran beserta ralatnya.
4. Mampu menganalisis data hasil pengukuran.
5. Mampu melakukan manipulasi eksperimen.
6. Mampu merumuskan masalah, hipotesis, dan memecahkannya melalui kegiatan
laboratorium.
7. Mengkomunikasikan hasil karya laboratorium secara ilmiah.
Untuk matakuliah PraktikumFisika dasar misalnya, hanya sampai indikator nomor 5 saja.
D. Fungsi Evaluasi
Menurut Subiyanto (1988:17), fungsi evaluasi yaitu untuk memberikan umpan bali,
menentukan hasil belajar, menempatkan siswa pada situasi belajar yang tepat, dan untuk
mengenali latar belakang kesulitan belajar siswa. Mengingat kurikulum yang berbasis
kompetensi ini menekankan kompetensi-kompetensi yang ada, maka evaluasi yang bisa
dilakukan adalah dengan mengacu pada kompetensi-kompetensi yang menjadi tujuan dari
pembelajaran. Jika pembelajaran tersebut berupa kegiatan praktikum, maka yang perlu
9
dievaluasi adalah bagaimana persiapan mahasiswa sebelum praktikum, pelaksanaan
praktikum, dan laporan praktikum.
Penilaian terhadap apa yang harus disiapkan mahasiswa sebelum praktikum adalah
sebagai berikut.
a. Apakah mahasiswa mengetahui kompetensi-kompetensi yang harus mereka capai
selama melakukan proses kegiatan praktikum?
b. Apakah mahasiswa mengetahui kompetensi-kompetensi yang harus mereka capai
selama membuat laporan kegiatan praktikum.
Penilaian terhadap apa yang harus dikuasai mahasiswa selama proses kegiatan praktikum
adalah sebagai berikut.
a. Apakah mahasiswa mampu menggunakan peralatan dengan baik dan benar?
b. Apakah mahasiswa mampu memanipulasi prosedur eksperimen sehingga
menghasilkan data yang baik dan benar.
c. Apakah mahasiswa mampu bekerja sama dengan teman sekelompok sehingga
menghasilkan proses penelitian yang efektip dan efisien.
Penilaian terhadap apa yang harus dikuasai mahasiswa selama membuat laporan kegiatan
praktikum adalah sebagai berikut.
a. Apakah mahasiswa mampu mengajikan hasil ukur dengan benar?
b. Apakah mahasiswa mampu mengembangkan prosedur eksperimen dengan baik dan
benar?
c. Apakah mahasiswa mampu mengkomunikasikan hasil penelitian dalam bentuk format
laporan yang benar?
E. Evaluasi Ranah Psikomotor
Pada pelaksanaan praktikum, sangat dimungkinkan muncul kompetensi yang terkait
erat dengan kemampuan psikomotor mahasiswa. Misalnya mahasiswa harus terampil
menggunakan alat-alat yang digunakan. Hal ini menuntut psikomotor mahasiswa dalam
menggunakan alat-alat tersebut (Subiyanto, 1988:53). Bagaimana mahasiswa
mempersepsikan, yang berarti menyadari suatu stimulus, menyeleksi stimulus terarah
sampai menterjemahkannya dalam kaitan pengamatan stimulus terarah kepada kegiatan
yang ditampilkan. Bagaimana mahasiswa siap melakukan suatu kegiatan tertentu,
10
termasuk kesiapan mental, fisik, dan emosional. Bagaimana mahasiswa meniru gerakan.
Bagaimana mahasiswa melakukan mekanisme, yang berarti respon yang dipelajari telah
menjadi kebiasaan, gerakan dilakukan dengan mantap, penuh keyakinan dan kemahiran.
Mahasiswa mampu melakukan atau merespon hal yang komplek, yang bersangkutan
dengan gerakan motorik yang komplek. Bagaimana mahasiswa mampu mengubah pola
gerakan sesuai dengan situasi yang dihadapi. Bagaimana mahasiswa mencipta, yang
berarti mampu menciptakan pola-pola gerakan baru agar sesuai dengan situasi yang
dihadapi.
Menurut Supeno (2002), dalam menilai pada pelaksanaan kurikulum berbasis
kompetensi, maka teknik analisis yang cocok adalah perubahan tingkah laku yang sesuai
dengan tujuan instruksional khusus pengajaran atau indikator-indikator kompetensi hasil
belajar.
F. MEDIAMedia berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari “Medium” yang
secara harfiah berarti “Perantara” atau “Pengantar” yaitu perantara atau pengantar sumber
pesan dengan penerima pesan. Beberapa ahli memberikan definisi tentang media
pembelajaran. Schramm (1977) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah
teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.
Sementara itu, Briggs (1977) berpendapat bahwa media pembelajaran adalah sarana fisik
untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan sebagainya.
Sedangkan, National Education Associaton (1969) mengungkapkan bahwa media
pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar,
termasuk teknologi perangkat keras. Dari ketiga pendapat di atas disimpulkan bahwa
media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat
merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong
terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.
Brown (1973) mengungkapkan bahwa media pembelajaran yang digunakan dalam
kegiatan pembelajaran dapat mempengaruhi terhadap efektivitas pembelajaran. Pada
mulanya, media pembelajaran hanya berfungsi sebagai alat bantu guru untuk mengajar
yang digunakan adalah alat bantu visual. Sekitar pertengahan abad Ke –20 usaha
pemanfaatan visual dilengkapi dengan digunakannya alat audio, sehingga lahirlah alat
11
bantu audio-visual. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
(IPTEK), khususnya dalam bidang pendidikan, saat ini penggunaan alat bantu atau media
pembelajaran menjadi semakin luas dan interaktif, seperti adanya komputer dan internet.
1. Pengertian Media
Kata media berasal dari kata medium yang secara harfiah artinya perantara atau
pengantar. Menurut EACT yang dikutip oleh Rohani (1997 : 2) “media adalah segala
bentuk yang dipergunakan untuk proses penyaluran informasi”. Sedangkan pengertian
media menurut Djamarah (1995 : 136) adalah “media adalah alat bantu apa saja yang
dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai Tujuan pembelajaran”. Dan
menurut Purnamawati dan Eldarni (2001 : 4) yaitu : “media adalah segala sesuatu yang
dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat
merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sedemikian rupa sehingga
terjadi proses belajar”.
Sutari Imam Barnadib berpendapat bahwa alat pendidikan adalah suatu
tindakan atau perbuatan atau situasi atau benda yang dengan tindakan untuk mencapai
suatu tujuan pendidikan. Sementara Ahmad D. Marimba mendefinisikannya sebagai
segala sesuatu atau apa yang dipergunakan dalam usaha mencapai tujuan. Ramayulis
mengatakan bahwa dari beberapa literatur tidak terdapat perbedaan antara alat dengan
media pendidikan. Oleh karenanya, ia tidak membedakan antara alat dengan media.
Zakiah Daradjat juga tidak membedakan antara alat dengan media. Menurutnya, media
atau alat pendidikan meliputi segala sesuatu yang dapat membantu proses pencapaian
tujuan pendidikan.
Dari pengertian yang dikemukakan di atas, dapat dipahami bahwa alat juga
merupakan komponen penting dalam pendidikan. Dengan alat tersebut, tujuan pendidikan
akan mudah untuk dicapai. Begitu pentingnya media dalam pendidikan, maka guru
dituntut profesionalitasnya dalam mengembangkan media tersebut. Guru harus
mengetahui keunggulan dan kelemahan dari masing-masing media yang akan digunakan
serta menentukan pilihan yang paling tepat sehingga siswanya lebih aktif dan kritis dalam
proses pembelajaran. Dan yang paling terpenting adalah dengan media itu, siswa sampai
kepada tujuan yang diinginkan.
12
2. Karakteristik Media Pembelajaran
Selain tahu pentingnya penggunaan media pembelajaran, kita juga harus
mengetahui karakteristik setiap media, potensi apa yang dimilikinya, apa kelebihan dan
apa kekurangannya. Setelah mengetahui karakteristik berbagai media, kita dapat
menyeleksi media mana yang cocok untuk digunakan pada proses belajar mengajar
tertentu.
Terdapat tiga karakteristik media secara umum menurut Kemp (1985) yaitu:
1. Fixative property mengacu pada kemampuan media untuk merekam peristiwa,
menyimpan, dan mereproduksi informasi bilamana diperlukan. Contoh media ini
adalah: pita kaset audio dan video, sekarang ditambah dengan cd, vcd, dan dvd. Alat
rekam dan putarnya adalah tape recorder, kamera, video player, cd/vcd/dvd player,
televisi dan komputer.
2. Manipulative property adalah kemampuan media untuk mentransformasi obyek atau
peristiwa dengan berbagai cara. Kemampuan ini dimiliki media seperti: kamera yang
dapat memperbesar/memperkecil obyek; mempercepat proses, contohnya proses
membukanya kelopak bunga. Dalam PBM tentang geografi, guru dapat
memanfaatkan misalnya video sebuah gunung berapi yang tidak mungkin dilihat dari
jarak dekat. Kemampuan manipulatif sekarang sudah sangat maju dengan bantuan
komputer.
3. Distributive property adalah kemampuan media untuk menyebarkan informasi
melalui udara, sehingga peristiwa yang terjadi di tempat yang berjauhan dapat
ditayangkan secara simultan.
3. Fungsi-Fungsi Media
Media memiliki beberapa fungsi, diantaranya :
1. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh
para peserta didik. Pengalaman tiap peserta didik berbeda-beda, tergantung dari
faktor-faktor yang menentukan kekayaan pengalaman anak, seperti ketersediaan
buku, kesempatan melancong, dan sebagainya. Media pembelajaran dapat mengatasi
perbedaan tersebut. Jika peserta didik tidak mungkin dibawa ke obyek langsung yang
13
dipelajari, maka obyeknyalah yang dibawa ke peserta didik. Obyek dimaksud bisa
dalam bentuk nyata, miniatur, model, maupun bentuk gambar – gambar yang dapat
disajikan secara audio visual dan audial.
2. Media pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas. Banyak hal yang tidak
mungkin dialami secara langsung di dalam kelas oleh para peserta didik tentang
suatu obyek, yang disebabkan, karena : (a) obyek terlalu besar; (b) obyek terlalu
kecil; (c) obyek yang bergerak terlalu lambat; (d) obyek yang bergerak terlalu cepat;
(e) obyek yang terlalu kompleks; (f) obyek yang bunyinya terlalu halus; (f) obyek
mengandung berbahaya dan resiko tinggi. Melalui penggunaan media yang tepat,
maka semua obyek itu dapat disajikan kepada peserta didik.
3. Media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta didik
dengan lingkungannya.
4. Media menghasilkan keseragaman pengamatan
5. Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan realistis.
6. Media membangkitkan keinginan dan minat baru.
7. Media membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar.
8. Media memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari yang konkrit sampai
dengan abstrak
Selain fungsi diatas juga terdapat beberapa fungsi:
1. Fungsi Atensi yaitu media dapat menarik perhatian siswa yang membuat siswa
berpikir
2. Fungsi Afektif yaitu media dapat menimbulkan emosi
3. Fungsi Kognitif yaitu media membantu pemahaman konsep
4. Fungsi Kompensasi yaitu media dapat membantu siswa yang lemah dalam
menangkap informasi, mengorganisasi info, dan memahami sesuatu yang abstrak.
Contohnya: dengan alat peraga, siswa kurang cerdas bisa lebih mudah mempelajari
konsep fisika.
14
4. Jenis-Jenis Media
Banyak sekali jenis media yang sudah dikenal dan digunakan dalam
penyampaian informasi dan pesan – pesan pembelajaran. Setiap jenis atau bagian dapat
pula dikelompokkan sesuai dengan karakteristik dan sifat – sifat media tersebut. Sampai
saat ini belum ada kesepakatan yang baku dalam mengelompokkan media. Jadi banyak
tenaga ahli mengelompokkan atau membuat klasifikasi media akan tergantung dari sudut
mana mereka memandang dan menilai media tersebut.
Penggolongan media pembelajaran menurut Gerlach dan Ely yang dikutip oleh Rohani
(1997 : 16) yaitu :
1. Gambar diam, baik dalam bentuk teks, bulletin, papan display, slide, film strip, atau
overhead proyektor.
2. Gambar gerak, baik hitam putih, berwarna, baik yang bersuara maupun yang tidak
bersuara.
3. Rekaman bersuara baik dalam kaset maupun piringan hitam.
4. Televisi
5. Benda – benda hidup, simulasi maupun model.
6. Instruksional berprograma ataupun CAI (Computer Assisten Instruction).
Menurut Oemar Hamalik, klasifikasi media yaitu:
Alat-alat visual yang dpat dilihat, contohnya papan tulis, filmstrip, dsb
Alat-alat yang bersifat auditatif atau hanya dapat didengar contohnya radio
Alat-alat yang bias dilihat dan didengar; contohnya film dqan televisi
Dramatisasi, bermain peranan, sosiodrama, sandiwara boneka, dsb
Menurut Gagne, 7 macam pengelompokkan media yaitu:
benda untuk didemonstrasikan
komunikasi lisan
gambar cetak
gambar diam
gamabar gerak
film bersuara
mesin belajar
Menurut Schramm, yaitu:
15
media massal
media kelompok
media individual
Menurut Azhar Arsyad, yaitu:
Media hasil tekhnologi cetak
Media hasil tekhnologi audio visual
Media hasil tekhnologi yang berdasarkan computer
Media hasil bangunan anatara tekhnologi cetak dan komputer
Menurut Santoso S. Hamidjaya, yaitu:
Media dan tekhnologi pendidikan yang penggunannya secara missal
Media dan tekhnologi pendidikan yang metode penggunaannya secara individual
Media dan tekhnologi pendidikan yang penggunaannya secara konvensional
Media dan tekhnologi pada pendidikan modern
Penggolongan media yang lain, jika dilihat dari berbagai sudut pandang adalah sebagai
berikut :
1. Dilihat dari jenisnya media dapat digolongkan menjadi media Audio, media Visual
dan media Audio Visual.
2. Dilihat dari daya liputnya media dapat digolongkan menjadi media dengan daya liput
luas dan serentak, media dengan daya liput yang terbatas dengan ruang dan tempat
dan media pengajaran individual.
3. Dilihat dari bahan pembuatannya media dapat digolongkan menjadi media sederhana
(murah dan mudah memperolehnya) dan media komplek.
4. Dilihat dari bentuknya media dapat digolongkan menjadi media grafis (dua dimensi),
media tiga dimensi, dan media elektronik.
Terdapat berbagai jenis media belajar, diantaranya:
1. Media Visual : grafik, diagram, chart, bagan, poster, kartun, komik
2. Media Audial : radio, tape recorder, laboratorium bahasa, dan sejenisnya
3. Projected still media : slide; over head projektor (OHP), in focus dan sejenisnya
4. Projected motion media : film, televisi, video (VCD, DVD, VTR), komputer dan
sejenisnya.
16
Sejalan dengan perkembangan IPTEK penggunaan media, baik yang bersifat
visual, audial, projected still media maupun projected motion media bisa dilakukan
secara bersama dan serempak melalui satu alat saja yang disebut Multi Media. Contoh :
dewasa ini penggunaan komputer tidak hanya bersifat projected motion media, namun
dapat meramu semua jenis media yang bersifat interaktif.
Allen mengemukakan tentang hubungan antara media dengan tujuan pembelajaran,
sebagaimana terlihat dalam tabel di bawah ini :
Jenis Media 1 2 3 4 5 6
Gambar Diam S T S S R R
Gambar Hidup S T T T S S
Televisi S S T S R S
Obyek Tiga Dimensi R T R R R R
Rekaman Audio S R R S R S
Programmed Instruction S S S T R S
Demonstrasi R S R T S S
Buku teks tercetak S R S S R S
Keterangan :R = Rendah S = Sedang T= Tinggi1 = Belajar Informasi faktual 2 = Belajar pengenalan visual 3 = Belajar prinsip, konsep dan aturan 4 = Prosedur belajar5= Penyampaian keterampilan persepsi motorik 6 = Mengembangkan sikap, opini dan motivasi
Kriteria yang paling utama dalam pemilihan media bahwa media harus disesuaikan
dengan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai. Contoh : bila tujuan
atau kompetensi peserta didik bersifat menghafalkan kata-kata tentunya media audio
yang tepat untuk digunakan. Jika tujuan atau kompetensi yang dicapai bersifat memahami
isi bacaan maka media cetak yang lebih tepat digunakan. Kalau tujuan pembelajaran
bersifat motorik (gerak dan aktivitas), maka media film dan video bisa digunakan. Di
samping itu, terdapat kriteria lainnya yang bersifat melengkapi (komplementer), seperti:
biaya, ketepatgunaan; keadaan peserta didik; ketersediaan; dan mutu teknis.
17
5. Prinsip-prinsip Memilih Media
Setiap media pembelajaran memiliki keunggulan masing – masing, maka dari
itulah guru diharapkan dapat memilih media yang sesuai dengan kebutuhan atau tujuan
pembelajaran. Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media
pembelajaran, yaitu :
1. Harus adanya kejelasan tentang maksud dan tujuan pemilihan media pembelajaran.
Apakah pemilihan media itu untuk pembelajaran, untuk informasi yang bersifat
umum, ataukah sekedar hiburan saja mengisi waktu kosong.
2. Karakteristik Media Pembelajaran. Setiap media pembelajaran mempunyai
karakteristik tertentu, baik dilihat dari keunggulannya, cara pembuatan maupun cara
penggunaannya. Memahami karakteristik media pembelajaran merupakan
kemampuan dasar yang harus dimiliki guru dalam kaitannya pemilihan media
pembelajaran.
3. menentukan jenis alat peraga dengan tepat, artinya sebaiknya guru memilih terlebih
dahulu alat peraga manakah yang sesuai dengan tujuan dan bahan pelajaran yang hendak
diajarkan.
4. Menetapkan atau memperhitungkan subjek dengan tepat, artinya perlu diperhitungkan
apakah penggunaan alat peraga itu sesuai dengan tingkat kematangan/kemampuan anak
didik.
5. Menyajikan alat peraga dengan tepat, artinya teknik dan metode penggunaan alat peraga
dalam pengajaran harus disesuaikan dengan tujuan, bahan, metode, waktu, dan sarana
yang ada.
6. Menempatkan atau memperlihatkan alat peragaan pada waktu, tempat, dan situasi yang
tepat. Artinya kapan dan dalam situasi mana pada waktu mengajar alat peraga
digunakan. Tentu tidak setiap saat atau selama proses mengajar terus-menerus
memperlihatkan atau menjelaskan sesuatu dengan alat peraga.
Selain yang di atas, prinsip pemilihan media pembelajaran menurut Harjanto
(1997 : 238) yaitu: Tujuan, Keterpaduan (validitas),Keadaan peserta didik,
Ketersediaan,Mutu teknis, Biaya. Selanjutnya yang perlu kita ingat bersama bahwa tidak
ada satu mediapun yang sifatnya bisa menjelaskan semua permasalahan atau materi
pembelajaran secara tuntas.
18
6. Manfaat Media
Media pembelajaran sebagai alat bantu dalam proses belajar dan pembelajaran
adalah suatu kenyataan yang tidak bisa kita pungkiri keberadaannya. Karena memang
gurulah yang menghendaki untuk memudahkan tugasnya dalam menyampaikan pesan –
pesan atau materi pembelajaran kepada siswanya. Guru sadar bahwa tanpa bantuan
media, maka materi pembelajaran sukar untuk dicerna dan dipahami oleh siswa, terutama
materi pembelajaran yang rumit dan komplek.
Secara umum manfaat media pembelajaran menurut Harjanto (1997 : 245) adalah :1. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu verbalistis ( tahu kata – katanya,
tetapi tidak tahu maksudnya)
2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera.
3. Dengan menggunakan media pembelajaran yang tepat dan bervariasi dapat diatasi
sikap pasif siswa.
4. Dapat menimbulkan persepsi yang sama terhadap suatu masalah.
Selanjutnya menurut Purnamawati dan Eldarni (2001 : 4) yaitu :1. Membuat konkrit konsep yang abstrak, misalnya untuk menjelaskan peredaran darah.
2. Membawa obyek yang berbahaya atau sukar didapat di dalam lingkungan belajar.
3. Manampilkan obyek yang terlalu besar, misalnya pasar, candi.
4. Menampilkan obyek yang tidak dapat diamati dengan mata telanjang.
5. Memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat.
6. Memungkinkan siswa dapat berinteraksi langsung dengan lingkungannya.
7. Membangkitkan motivasi belajar
8. Memberi kesan perhatian individu untuk seluruh anggota kelompok belajar.
9. Menyajikan informasi belajar secara konsisten dan dapat diulang maupun disimpan
menurut kebutuhan.
10. Menyajikan informasi belajar secara serempak (mengatasi waktu dan ruang)
11. Mengontrol arah maupun kecepatan belajar siswa.
19
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, sedangkan pendekatan yang
digunakan adalah pendekatan kualitatif. Sebagaimana lazimnya penelitian tindakan,
setiap siklus terdiri dari langkah-langkah: analisis permasalahan sebagai refleksi awal,
perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, evaluasi dan refleksi untuk masuk ke siklus
berikutnya. (Jean McNiff, 1992:30). Masing-masing langkah dapat dijelaskan lebih rinci
sebagai berikut.
a. Analisis Permasalahan
Langkah ini merupakan refleksi awal dengan tujuan untuk mengidentifikasi
kompetensi-kompetensi Fisika mana yang masih belum dikuasai oleh kebanyakan
mahasiswa dengan cara melancarkan angket.
Langkah-langkah yang ditempuh pada tahap ini adalah sebagai berikut.
a. Mengembangkan angket.
b. Melancarkan angket
c. Menganalisis hasil angket kompetensi Fisika Dasar.
Analisis diarahkan untuk mendaftar kompetensi-kompetensi mana yang masih
belum dikuasai atau dipahami salah oleh kebanyakan peserta dan pemahaman salah mana
yang telah mengganggu mahasiswa sehingga sampai salah dalam menguasai kompetensi
tersebut. Selanjutnya kompetensi-kompetensi yang belum dikuasai ini dituangkan dalam
bentuk transparansi yang nantinya bisa mengatasi masalah tersebut.
b. Perencanaan Tindakan
Berdasarkan analisis permasalahan di atas, maka disusunlah perencanaan tindakan
yaitu merencanakan suatu kegiatan membuat transparansi yang diharapkan efektip untuk
membangun kompetensi-kompetensi atau meluruskan kompetensi yang salah yang telah
dikemukakan pada langkah pertama.
Berbagai kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan ini adalah sebagai berikut.
20
a. Merencanakan jenis kegiatan pembelajaran yang diharapkan dapat menjadi sarana
untuk membangun situasi konflik dalam struktur kognitif mahasiswa yang belajar.
b. Mencoba berbagai kegiatan kuliah yang telah dipilih untuk mendapatkan gambaran
mengenai waktu pelaksanaan serta kepastian dapat atau tidaknya dilakukan dalam
proses perkuliahan.
c. Merancang transparansi untuk mengoptimalkan proses perkuliahan yang dirancang.
c. Pelaksanaan Tindakan
a.Mengadakan transparansi
b.Merancang instrumen observasi dan perekaman selama berlangsungnya perkuliahan
Pada tahap ini diterapkan kuliah Fisika dengan tujuan pokok untuk membangun
kompetensi-kompetensi baru dan meluruskan kesalahan penguasaan kompetensi para
mahasiswa dalam menguasai Fisika Dasar III. Dengan demikian pelaksanaan tindakan ini
berupa pelaksanaan kuliah Fisika sesuai dengan yang telah direncanakan pada tahap
sebelumnya. Pada tahap ini pula dilakukan observasi dan perekaman terhadap jalannya
proses kuliah.
d. Evaluasi dan Refleksi
Evaluasi dalam pelaksanaan penelitian ini mencakup pelaksanaan kuliah. Evaluasi
proses dimaksudkan untuk mengevaluasi pelaksanaan atau proses perkuliahan yang
dilakukan dengan cara observasi dan perekaman.
Hasil evaluasi, baik evaluasi proses maupun evaluasi hasil seperti diuraikan di
atas akan menjadi pertimbangan utama dalam melakukan refleksi ulang, memikirkan
kemungkinan pada siklus berikutnya.
Hasil evaluasi pada akhir siklus kedua sekaligus dimanfaatkan untuk menarik
kesimpulan dan memberikan rekomendasi apakah transparansi yang dikembangkan ini,
dinyatakan berhasil membangun kompetensi-kompetensi fisika dan meluruskan
pemahaman kompetensi yang salah dalam Fisika Dasar III, sehingga dapat
direkomendasikan untuk diterapkan pada perkuliahan berikutnya, ataukah masih
memerlukan berbagai perbaikan, atau bahkan harus segera ditinggalkan karena ternyata
tidak efektip, sehingga perlu segera dicari alternatip transparansi yang lain.
21
Analisis KondisiIdentifikasi kompetensi dan kesalahan kompetensi dalam Fisika bagi mahasiswa
Perumusan permasalahan
Perencanaan perkuliahan FisikaUpaya untuk membentuk kompetensi dan meluruskan “Kesalahan kompetensi” bagi mahasiswa
Pelaksanaan Tindakan IPelaksanaan perkuliahan Fisika (yang dirancang khusus untuk membangun kompetensi baru dan meluruskan kompetensi salah dalam Fisika) di dalam kelas
kuliah Fisika Dasar III
EvaluasiObservasi, perekaman, penilaian laporan
RefleksiAnalisis kekurangan, kelemahan dari tindakan pertama
Bagan 1Rancangan penelitian
(Modifikasi dari model Elliott dan Adelman)
Revisi/perbaikan Rencana Kuliah Fisika Dasar III
Pelaksanaan Tindakan IIPelaksanaan kuliah Fisika (yang dirancang khusus untuk membangun kompetensi dan meluruskan kesalahan kompetensi dalam perkuliahan Fisika Dasar III) di dalam kelas.
EvaluasiObservasi, perekaman, penilaian laporan
RefleksiAnalisis kekurangan, kelemahan dari tindakanPenarikan kesimpulan dan pengajuan rekomendasi untuk seluruh tindakan
SIKLUS II
SIKLUS I
22
B. Kehadiran Peneliti
Pada penelitian ini, peneliti bertindak sebagai instrumen sekaligus pengumpul
data. Dengan demikian kehadiran peneliti adalah mutlak diperlukan. Pada prakteknya,
juga digunakan lembar-lembar instrumen, tetapi lembar-lembar tersebut bersifat
melengkapi instrumen yang sebenarnya yaitu peneliti sendiri. Dengan demikian peran
peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai partisipan penuh, yang kehadirannya
diketahui statusnya oleh subjek atau informan.
C. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Fisika Dasar Gedung Laboratorium
Bersama FMIPA UM . Gedung tersebut adalah tempat peneliti bekerja sehari-hari
sebagai Kasublab. Dengan demikian peneliti tidak mengalami kesulitan dalam
memasuki lokasi penelitian tersebut. Gedung laboratorium fisika dasar tersebut
panjang = 18,65 meter, lebar = 11,10 meter. Terbagi menjadi tiga ruang, yaitu ruang
kasublab dan laboran 2,85 x 3,90 meter2, ruang bahan dan alat lama 2,85 x 5,70
meter2, sedangkan ruang praktikum 11, 10 x 15,60 meter2. Gedung tersebut secara
rutin digunakan untuk kegiatan praktikum fisika dasar, yang secara organisasi berada
dibawah lingkup jurusan fisika FMIPA UM. Lokasi tersebut dipilih mengingat subjek
penelitian melakukan kuliah di gedung tersebut, dan dengan demikian sangat cocok
dengan topik yang akan diteliti.
D. Sumber Data Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini menggunakan sarana dan prasarana laboratorium
bersama fisika dasar. Dengan demikian yang menjadi subjek penelitian disamping
peneliti dan tiga mahasiswa yang akan terlibat langsung dalam skripsinya, juga
bapak/ibu pengajar fisika dasar, dan asisten kuliah Fisika Dasar II. Bertindak sebagai
informan pada penelitian ini adalah mahasiswa SBI jurusan fisika FMIPA UM
angkatan tahun 2009/2010. Data dijaring dengan menggunakan angket dan
wawancara langsung dengan informan.
E. Pengembangan Instrumen
23
Instrumen yang dikembangkan dalam penelitian ini ada 3 jenis yaitu: (1) perangkat
evaluasi kompetensi awal mahasiswa dan kesalahan kompetensi, (2) transparansi, (3)
perangkat evaluasi pelaksanaan kuliah.
F. Prosedur Pengumpulan Data
a. Tahap Pra Eksperimen
Pada tahap ini dilakukan penggalian terhadap masalah-masalah yang mungkin
bisa diselesaikan terkait dengan Media yang disampaikan pada perkuliahan Fisika Dasar
II. Sedangkan langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.
1) Melakukan pembuatan media PowerPoint berbahasa inggris.
2) Melakukan validasi isi terhadap kurikulum SBI.
3) Merevisi Media Pembelajaran.
4) Melakukan pembelajaran dengan menggunakan Media Pembelajaran.
5) Membuat angket untuk menilai kelayakan media pembelajaran.
6) Memvalidasi angket kepada expert.
7) Menyebarkan angket kelayakan kepada mahasiswa.
8) Melakukan analisis hasil angket dengan statistik prosentase.
G. Analisis Data
Karena datanya bersifat kualitatif, maka analisis yang digunakan adalah analisis
prosentase dengan persamaan sebagai berikut.
Pr osentase = BN
x 100 %
keterangan:B : Total Nilai dari mahasiswaN : Nilai maksimum
Kriteria:
Prosentase > 50% : Kriteria tercapai
Prosentase ¿ 50% : Kriteria tidak tercapai
H. Pengecekan Keabsahan Temuan
24
Agar memperoleh keabsahan temuan yang tinggi, disamping menggunakan teknik
perpanjangan kehadiran peneliti di lapangan dan memperdalam observasi, juga dilakukan
triangulasi beberapa sumber. Sumber yang dipakai adalah dosen pembimbing beserta
asisten.
BAB IV
25
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Kompetensi Awal Fisika Dasar II Mahasiswa Fisika Angkatan Tahun
2009/2010.
1. Kompetensi awal yang belum dikuasai oleh mahasiswa pada bab Gelombang.
Pada bab Gelombang konsep yang belum dipahami oleh mahasiswa adalah
sebagai berikut.
a. Siswa belum memahami bahwa panjang gelombang merupakan jarak terdekat dari
dua tempat yang mempunyai fase yang sama.
b. Siswa belum memahami bahwa gelombang itu merupakan energi yang bergerak,
sehingga kalau ada tali yang digetarkan itu bukan gelombang.
c. Siswa belum memahami bahwa persamaan untuk gelombang transversal sama
dengan persamaan untuk gelombang longitudinal.
d. Siswa belum memahami bahwa sinar istimewa pada pemantulan maupun pembiasan
tetap memenuhi Hukum Snellius.
e. Siswa belum memahami bahwa sifat gelombang bisa muncul bersamaan manakala
kondisinya memungkinkan.
f. Siswa belum memahami bahwa gelombang itu disusun dari getaran ke segala arah
untuk gelombang transversal.
2. Kompetensi awal yang belum dikuasai oleh mahasiswa pada bab Kelistrikan.
Pada bab kelistrikan konsep yang belum dipahami oleh mahasiswa adalah sebagai
berikut.
a. Siswa belum memahami bahwa karakteristik muatan itu sama untuk listrik statis dan
dinamis.
b. Siswa belum memahami bahwa setiap muatan itu bisa bergerak, tidak hanya muatan
yang negatip saja.
c. Siswa belum memahami bahwa susunan seri hambatan mempunyai kuat arus yang
sama walaupun besarnya hambatan berbeda.
d. Siswa belum memahami bahwa rangkaian paralel hambatan selalu mempunyai beda
potensial yang sama walaupun hambatannya berbeda.
3. Kompetensi awal yang belum dikuasai oleh mahasiswa pada bab Kemagnetan.
26
Pada bab Kemagnetan konsep yang belum dipahami oleh mahasiswa adalah
sebagai berikut.
a. Siswa belum memahami bahwa setiap benda bermuatan jika bergerak dalam medan
magnet pasti mengalami Gaya Lorentz meskipun medan magnetnya tidak homogen.
b. Siswa belum memahami pengertian fluks magnet.
c. Siswa belum memahami bahwa perubahan medan magnet bisa menimbulkan listrik
dan sebaliknya.
B. Transparansi Berbahasa Inggris Sebagai Media Pembelajaran Fisika Dasar II.
Secara rinci transparansi dari 5 bab disajikan pada lampiran 1.
1. Kriteria Kelayakan isi.
Kriteria kelayakan isi dinilai dari unsur:
a. Cakupan Materi. Materi yang disajikan mencerminkan jabaran substansi materi yang
terkandung dalam Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD), penambahan
materi juga tidak terlalu luas atau mengambang. Materi mencakup mulai dari pengenalan
konsep sampai dengan interaksi antar konsep sesuai dengan yang diamanatkan oleh
standar kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD).
b. Keakuratan Materi. Keakuratan Materi yang disajikan sesuai dengan fakta, konsep,
prinsip/hukum, teori, prosedur/metode yang berlaku dalam bidang atau ilmu fisika.
c. Kemutahiran. Kemutahiran yang disajikan dalam media ini relevan, menarik, serta
mencerminkan peristiwa, kejadian, kondisi termasa (up to date).
d. Merangsang Keingintahuan (curiosity). Dalam media ini peserta didik dapat
memperoleh infprmasi yang lebih sehingga dapat merangsang keingintahuannya untuk
berfikir lebih jauh.
e. Mengandung wawasan Produktifitas. Dalam media ini terdapat latihan atau contoh-
contoh soal yang memotifasi peserta didik dan mengandung wawasan produktifitas.
f. Mengembangkan kecakapan Hidup (life skills). Uraian, latihan, contoh-contoh yang
diberikan memotifasi peserta didik untuk mengembangkan kecakapan hidup (life skills).
g. Mengembangkan Wawasan Kebhinekaan (sense of deversity). Uraian,latihan,
contoh-contoh yang diberikan dalam buku ini dapat menampilkan keanekaragaman
wawasan kebhinekaan berdasarkan pengalaman sehari-hari.
27
2. Kriteria Kebahasaan.
Kriteria kebahasaan meliputi indkator sebagai berikut.
a. Sesuai Dengan Perkembangan Peserta Didik. Bahasa yang digunakan sesuai dengan
tingkat perkembangan berfikir dan sosial emosional peserta didik.
b. komunikatif. Dalam media ini ini bahasa yang digunakan sangat komunikatif
sehingga memudahkan peserta didik untuk memahaminya.
c. Dialogis Dan Interaktif. Bahasa yang digunakan dalam media dapat menumbuhkan
motivasi dan dorongan kepada peserta didik karena bersifat dialogis dan interaktif.
d. Lugas. Penggunaan bahasa yang digunakan sesuai dengan ejaan bahasa Indonesia
yang baku.
e. Koherensi dan keruntutan Alur Pikir. penyampaian antar bab/subbab memiliki
keruntutan dan keterkaitan alur pikiran.
f. Kesesuaian Dengan kaedah Bahasa Inggris. Ketepatan tata bahasa dan ejaan yang
digunakan sesuai dengan kaidah bahasa inggris.
g. Penggunaan Istilah Dan Simbol/Lambang. Penggunaan istilah, symbol dan lambang
yang konsisten antar bagian memudahkan pemahaman peserta didik.
3. Kriteria Penyampaian
a. Teknik Penyajian. Penyajian konsep dibuat secara runtut, konsisten setiap bab, dan
memiliki hubungan yang logis antara fakta, konsep dan teori.
b. Penyajian Pembelajaran. Dalam penyajian pembelajarannya peran peserta didik
sangat diperhatikan, mulai dari materi dan bab yang dibuat secara komuniatif
interaktif sehingga peserta didik dapat terlibat dalam proses pembelajaran.
c. Pendukung Penyajian Materi. Dalam penyajian materi media ini juga didukung
dengan beberapa petunjuk media sehingga peserta didik dapat dengan mudah
menggunakannya.
4. Waktu kuliah yang disediakan harus mencukupi. Satu bab terdiri dari 10 – 15 lembar
transparansi yang disajikan dalam 3 jam pelajaran atau satu kali tatap muka. Ada 10
bab dan ada 16 kali pertemuan. Dengan demikian waktunya cukup untuk membahas
seluruh materi Fisika Dasar II melalui transparannya tersebut.
C. Perangkat Evaluasi Pembelajaran Fisika Dasar II.
28
1. Menyusun perangkat evaluasi Midle 1 Fisika Dasar II.
Perangkat Midle 1 Fisika Dasar II disajikan pada lampiran 2. Perangkat ini
mencakup BAB Gelombang yang terdiri dari, 1) Mechanical Waves, 2) Geometric
Optics, dan 3) Electromagnetical Waves. Bentuk soal adalah uraian.
2. Menyusun perangkat evaluasi Midle I1 Fisika Dasar II.
Perangkat Midle II Fisika Dasar II disajikan pada lampiran 3. Perangkat ini
mencakup 2 bab terakhir yaitu, 1) Electricity, dan 2) Magnetism. Bentuk soal adalah
uraian.
3. Menyusun perangkat evaluasi Final Fisika Dasar II.
Perangkat Final Fisika Dasar II disajikan pada lampiran 4. Perangkat ini
mencakup seluruh bab yang diajarkan. Bentuk soal adalah uraian.
D. Melakukan Upload Seluruh Perangkat Pembelajaran Yang Sudah Dibuat.
Upload dilakukan dengan memasukkan perangkat pembelajaran yang berupa
powerPoint pembelajaran pada Web Universitas Negeri Malang.
E. Pembahasan
Selama melakukan PTK tidak banyak mengalami kendala. Justru tidak mengalami
kendala tersebut menyebabkan kelemahan dari transparansi dan perangkat evaluasi susah
dideteksi. Misalkan PowerPoint yang sudah diajarkan. Ketika ditanyakan kepada
mahasiswa apakah ada komentar terhadap PowerPoint yang digunakan, tidak ada satupun
mahasiswa yang berani komentar.
Langkah tersebut diperbaiki pada siklus 2 dan seterusnya. Perbaikan dilakukan
dengan cara memberi tugas mahasiswa untuk melakukan komentar terhadap perangkat
pembelajaran yang digunakan, dan hasil komentar tersebut dikumpulkan tanpa diberi
nama. Berdasarkan strategi tersebut ternyata banyak sekali masukan yang terkalit dengan
perangkat pembelajaran yang digunakan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
29
1. Pada setiap bab masih banyak dijumpai kelemahan-kelemahan yang terkait
dengan penguasaan materi Fisika Dasar II
2. Transparansi berbahasa inggris sudah dibuat dengan paket satu bab satu
pertemuan dengan memperhatikan transparansi yang baik.
3. Perangkat Midle Test I, Midle Test II, dan Final Test berbahasa inggris sudah
dibuat dalam bentuk esay.
B. Saran
1. Hiharapkan dilakukan penelitian sejenis untuk matakuliah satu dengan metode
yang sama.
2. Sebaiknya melibatkan teman sejawat dalam bentuk Lesson Study.
DAFTAR RUJUKAN
Ditjen Dikdasmen & Balitbang Diknas. (2001). Peta Kebutuhan dan Kompetensi
Kebutuhan Guru. Jakarta: Depdiknas.
30
Irianto, B. (2001). An of current problems facing the science teachers development and
training centre in Indonesia. Unpublished doctoral thesis, Curtin Univesity of
technology, perth, Western Australia.
Mertajaya, I.G.L. (1993). A Comparison of Student achievement in Physics when taught
by experimental and group discussion approach. Unpublished Masters thesis, Curtin
Univesity of technology, perth, Western Australia.
Milner, B. (1986). Why tesch science and why to all. In J. Neils & B. Nicholl (Ed).
Science Teacher’s Handbook (pp. 1 –39). London: Hutchinson.
Supeno, (2002). Physics Curriculum Development Based on Competence: New
Challenge for Physics Teachers. Proceeding, JICA-IMSTEP FMIPA UM, Malang
Supriyono, (1991). An Investigation of the Realitionship between achievement in
indonesian. Unpublished Masters project, Curtin Univesity of technology, perth, Western
Australia.
31
LAMPIRAN 1:Transparansi Pembelajaran Fisika Dasar II
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
Lampiran 2: Perangkat Midle Test I
FIRST MIDLE TES
Choise 3 of 5 question item below.
71
x
X X X X X X X
X X X X X X X
X
X X X X X X X
X X X X X X
X X X X X X50 cmB
c
d b
a
1. A simple harmonic oscillator at the point x = 0 generates a wave on a rope. The oscillator operates at a frequency of 40 Hz and with an amplitude of 3 cm in the x direction . The rope has a linier mass dencity of 50 g/m and is stretched with a tension of 5 N.
a) Determine the speed of the waveb) Find the wavelengthc) Write the wave function y(x,t) for the waved) Find the maximum transvers velocity and acceleration of point on the rope
2. A railroad train is travelling at 30 m/s in still air. The frequency of he note emitted by the train whistle is 262 Hz. What frequency is heard by passenger on a traon moving in the opposite direction to the first at 18 m/s and a) approaching from the first? b) receding from the first?
3. A convex mirror and a concave mirror are placed on the same optic axis, separated by distance L = 6 m. The radius of curvature of each mirror has magnitude of 4 m. A light source is located a distance x from the concave mirror.
a) What distance x will result in the rays from the source returning to the source after reflecting first from the convex and then from the concave mirror
b) Repeat part a) but now let the rays reflect first from the concave mirror then the convex mirror
4. A light source emits visible light of two wavelengths 430 nm and 510 nm. The source is used in a double-slit interference experiment in which L = 1,5 m and d = 0,025 mm. Find the separation distance between the third-order bright fringes
5. Coherent microwaves of wavelength 5.00 cm enter a long, narrow window in a building otherwise essentially opaque to the microwaves. If the window is 36.0 cm wide, what is the distance from the second-order maximum to the five-order minimum along a wall 6.50 m from the window?
Lampiran 3: Perangkat Midle Test II
Choise 3 of 5 question item below.
72
12 V
10 V
8 V
2Ω
2Ω 3Ω
1Ω
1Ω
1Ω
a b
Q2(3,0)
Q3(3,4)
Q4(0,4)
y
Q1(0,0)
x
2. Find the potential of
point a with respect to
point b in figure
below.
3. An electron moves in the uniform magnetic field is directed along the x-axis with magnitude 0,5 tesla. Only the magnetic force acts on the proton. At t = 0, the proton has velocity 5 x 105 m/s toward northeast (that is 30o north of east).a. At = 0, find the force on the proton and its accelerationb. Find the radius of the helical path, the anguler frequency of the proton, and the
pitch of helix (the distance travelled along the helix axis per revolution)
4. Electric charges are put as depicted in the
following picture. If Q1 = Q2 = +2 μC and
Q3 = Q4 = - 3 μC the electric field in the
center is......
1. The conduction rod ab makes contact with metal rails ca and db. The apparatus is in a uniform magnetic field 0,3 T, perpendicular to the plane of the figure. a) Find the magnitude of the emf induced in the rod when it is moving toward the right with speed 6 m/s. b) in what direction does current flow in the rod? c) if the resistance of the circuit abdc is 2 Ω, find the force required to keep the rod moving to the right with a constan speed of 6 m/s, neglect friction.
5. The long straight wire ab carries a current of 14 A. The
rectangular loop whose long edges are parallel to the wire
carries a current of 5 amper. Find the magnitude and
direction of the net force axerted on the loop by the
magnetic field of the wire.
73
20 cm
Lampiran 4: Perangkat Final Test
74
FINAL TES
1. An object 8.0 cm high is placed 12.0 cm to the left of a converging lens of focal
length 8.0 em. A second converging lens of focal length 6.0 cm is placed 36.0 cm to
the right of the first lens. Both lenses have the same optic axis. Find the position,
size, and orientation of the image produced by the two lenses in combination.
2. Compute the equivalent resistance of the network in Figure below, and find the
current in each resistor. The source of emf has negligible internal resistance.
3. A beam of protons (q = 1.6 X 10- 19 c) moves at 3.0 X 105 m/s through a uniform
magnetic field with magnitude 2.0 T that is directed along the positive z-axis. as in
Figure below. The velocity of each proton lies in the xz-plane at an angle of 30o to
the +z-axis. Find the force on a proton.
75
Lampiran 5. Angket dan Hasil Angket Kelayakan MediaI. KELAYAKAN ISI
SUBKOMPONEN BUTIR
SKOR
ALASAN PEMILAIAN1 2 3 4
A. Cakupan Materi 1. Keluasan materi √ Materi yang disajikan mencerminkan jabaran substansi materi yang terkandung dalam Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD), penambahan materi juga tidak terlalu luas atau mengambang
2. Kedalaman materi √ Materi mencakup mulai dari pengenalan konsep sampai dengan interaksi antar konsep sesuai dengan yang diamanatkan oleh standar kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)
Rangkuman Kualitatif: Cakupan materi materi yang disajikan sesuai dengan standar kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)
C. Keakuratan Materi1. Keakuratan fakta √ Fakta yang disajikan dengan kenyataan dan efisien
untuk meningkatkan pemahaman peserta didik
2. Keakuratan Konsep √ Konsep yang disajikan tidak menimbulkan banyak tafsir dan sesuai dengan definisi yang berlaku dalam bidang atau ilmu fisika
3. Kebenaran prinsip dan hukum √ Prinsip atau hukum yang disajikan sesuai dengan peraturan yang berlaku dalam bidang/ilmu fisika secara benar atau akurat
4. Akurasi Teori √ Teori yang disajikan sesuai dengan yang belaku dalam bidang atau ilmu fisika
76
5. Akurasi Prosedur/Metode √ Prosedur/Metode yang disajikan dapat diterapkan dengan runtut dan benar
Rangkuman Kualitatif: Keakuratan Materi yang disajikan sesuai dengan fakta, konsep, prinsip/hukum, teori, prosedur/metode yang berlaku dalam bidang atau ilmu fisika
E. Kemutahiran 1. Kesesuaian dengan perkembangan ilmu √ Materi yang disajikan termasa (up to date), yaitu sesuai dengan perkembangan keilmuan terkini
2. Keterkinian/ketermasaan fitur (contoh-contoh)
√ Contoh-contoh yang disajikan relevan dan menarik, serta mencerminkan peristiwa, kejadian, atau kondisi termasa (up to date)
Rangkuman Kualitatif: Kemutahiran yang disajikan dalam buku ini relevan, menarik, serta mencerminkan peristiwa, kejadian, kondisi termasa (up to date)
F. Mengandung wawasan Produktifitas
1. Menumbuhkan semangat kewirausahaan
√ Latihan atau contoh-contoh yang diberikan memotifasi peserta didik untuk bekerja keras dan maju
2. Menumbuhkan etos kerja √ Latihan atau contoh-contoh yang diberikan memotifasi peserta didik untuk disiplin dalam belajar dan bekerja
3. Menumbuhkan semangat inovati/kreatif √ Latihan atau contoh-contoh soal yang diberikan memotifasi peserta didik untuk menghasilkan karya-karya baru/gagasan-gagasan baru, tidak hanya memanfaatkan yang sudah ada
4. Menumbuhkan daya saing √ Latihan atau contoh-contoh yang diberikan memotifasi peserta didik untuk menghasilkan sesuatu yang memiliki nilai lebih
77
Rangkuman Kualitatif: Dalam buku ini terdapat latihan atau contoh-contoh soal yang memotifasi peserta didik dan mengandung wawasan produktifitas
G. Merangsang Keingintahuan (curiosity)
1. Menumbuhkan rasa ingin tahu √ Uraian,latihan dan contoh-contoh (soal,kasus,fenomena alam) yang disajikan merangsang peserta didik untuk berpikir lebih jauh
2. Mendorong untuk mencari informasi lebih jauh
√ Peserta didik memperoleh informasi dari berbagai sumber
Rangkuman Kualitatif: Dalam buku ini peserta didik dapat memperoleh infprmasi yang lebih sehingga dapat merangsang keingintahuannya untuk berfikir lebih jauh
H. Mengembangkan kecakapan Hidup (life skills)
1. Mengembangkan kecakapan personal √ Uraian, latihan, contoh-contoh yang diberikan memotifasi peserta didik untuk mengenal kelebihan dan kekurangan,serta mengembangkan diri sendiri sebagai pribadi mandiri,makhluk sosial,dan makhluk ciptaan Tuhan
2. Mengembangkan kecakapan sosial √ Uraian, latihan, contoh-contoh yang diberikan memotifasi peserta didik untuk berkomunikasi, berintreraksi, dan berkerja sama dengan orang lain
3. Mengembangkan kecakapan akademik √ Uraian, latihan, contoh-contoh yang diberikan memotifasi peserta didik untuk memggali dan memanfaatkan informasi, menyelesaikan masalah dan membuat keputusan dalam kerja ilmiah
4. Mengembangkan kecakapan vokasonal √ Uraian, latihan, contoh-contoh yang diberikan memotifasi peserta didik untuk melakukan pekerjaan atau profesi tertentu
78
Rangkuman Kualitatif: Uraian, latihan, contoh-contoh yang diberikan memotifasi peserta didik untuk mengembangkan kecakapan hidup (life skills)
I. Mengembangkan Wawasan Kebhinekaan (sense of deversity)
1. Apresiasi terhadap kekayaan potensi Indonesia
√ Uraian,latihan, contoh-contoh yang diberikan dapat membuka wawasan peserta didik untuk mengenal dan memelihara kelestarian sumber daya yang dimiliki oleh Indonesia
2. Menyajikan contoh-contoh dari lingkungan lokal/pengalaman sehari-hari
√ Uraian,latihan, contoh-contoh yang diberikan dapat menampilkan kondisi, dan peristiwa setempat atau berdasarkan pengalaman sehari-hari
3. Menyajikan contoh-contoh dari lingkungan global atau semesta
√ Uraian,latihan, contoh-contoh yang diberikan dapat menampilkan kondisi,budaya, dan peristiwa di dunia atau semesta
Rangkuman Kualitatif: Uraian,latihan, contoh-contoh yang diberikan dalam buku ini dapat menampilkan keanekaragamanwawasan kebhinekaan berdasarkan pengalaman sehari-hari
II. KELAYAKAN KEBAHASAAN
A. Sesuai Dengan Perkembangan Peserta Didik
1. Kesesuaian dengan tingkat perkembangan berpikir peserta didik
√ Bahasa yang digunakan, baik untuk menjelaskan konsep maupun ilustrasi konsep, menggambarkan contoh konkret (yang dapat dijumpai peserta didik)sampai dengan contoh abstrak (yang secara imajinatif dapat dibayangkan peserta didik)
2. Kesesuaian dengan tingkat perkembangan sosial emosional peserta didik
√ Bahasa yang digunakan, sesuai dengan kematangan emosi peserta didik dengan ilustrasi yang menggambarkan konsep-konsep
79
dari lingkungan terdekat sampai dengan lingkungan yang lebih luas
Rangkuman Kualitatif: Bahasa yang digunakan sesuai dengan tingkat perkembangan berfikir dan sosial emosional peserta didik
C.komunikatif1. Keterpahaman peserta didik
terhadap pesan√ Pesan ( dapat berbentuk materi ajar ) disajikan
dengan bahasa yang menarik dan lazim dalam komunikasi tulis bahasa indonesia
2. Kesesuaian ilustrasi dengan substansi pesan
√ Ilustrasi yang digunakan untuk menjelaskan materi dalam setiap bab atau subbab relevan dengan pesan yang disampaikan dalam wacana
Rangkuman Kualitatif: Dalam buku ini ini bahasa yang digunakan sangat komunikatif sehingga memudahkan peserta didik untuk memahaminya
E. Dialogis Dan Interaktif
1. Kemampuan motivasi peserta didik untu merespon pesan
√ Bahasa yang digunakan dapat menumbuhkan rasa senang ketika peserta didik membacanya dan mendorong mereka untuk mempelajari buku tersebut secara tuntas
2. Dorongan berpikir kritis pada peserta didik
√ Bahasa yang digunakan mampu merangsang peserta didik untuk mempertanyakan dan mencari jawaban wacana dalam buku teks
Rangkuman Kualitatif: Bahasa yang digunakan dalam buku dapat menumbuhkan motivasi dan dorongan kepada peserta didik karena bersifat dialogis dan interaktif
F. Lugas1. Ketepatan struktur kalimat √ Kalimat yang dipakai mewakili pesan yang
disampaikan dan mengikuti tata kalimat yang benar dalam bahasa Indonesia
80
2. Kebakuan Istilah √ Istilah yang digunakan sesuai dengan kamus besar bahasa Indonesia dan/atau istilah teknis ilmu pengetahuan yang disepakati
Rangkuman Kualitatif: Penggunaan bahasa yang digunakan sesuai dengan ejaan bahasa Indonesia yang baku
G. Koherensi dan keruntutan Alur Pikir
1. Ketertautan antar bab/subab/alinia √ Penyampaian pesan antara satu bab dengan bab lain/ subbab dengan subbbab/ antar alinea dalam subbab yang berdekatan mencerminkan keruntutan dan keterkaitan isi
2. keutuhan makna dalam subab/ alinia
√ Pesan atau materi yang disajikan dalam satu bab/subbab/alinia harus mencerminkan kesatuan tema
Rangkuman Kualitatif: penyampaian antar bab/subbab memiliki keruntutan dan keterkaitan alur pikiran
H. Kesesuaian Dengan kaedah Bahasa Indonesia
1. Ketepatan tata bahasa √ Tata kalimat yang digunakan untuk menyampaikan pesan mengacu pada tata kaidah tata bahasa Indonesia yang baik dan benar
2. Ketepatan ejaan √ Ejaan yang digunakan mengacu pada pedoman ejaan yang disempurnakan
Rangkuman Kualitatif: Ketepatan tata bahasa dan ejaan yang digunakan sesuai dengan kaidah bahasa indonesia
I. Penggunaan Istilah Dan Simbol/Lambang
1. Konsistensi penggunaan istilah √ Penggunaan istilah yang menggambarkan suatu konsep, asas, prinsip, dan atau sejenisnya harus konsisten antar bagian dalam buku
81
2. Konsistensi penggunaan simbol/lambang
√ Penggunaan istilah yang menggambarkan suatu konsep, asas, prinsip, dan atau sejenisnya harus konsisten antar bagian dalam buku dan sesuai dengan konteks subtansi
Rangkuman Kualitatif: Penggunaan istilah, symbol dan lambang yang konsisten antar bagian memudahkan pemahaman peserta didik
III. KELAYAKAN PENYAJIAN
A. Teknik Penyajian1. Keruntunan konsep √ Penyajian konsep dari yang mudah ke sukar,
atau dari yang konkret ke abstrak, dan dari yang sederhana ke kompleks, dari yang dikenal sampai yang belum dikenal
2. Kekonsistenan sistematika sajian dalam bab
√ Sistematika penyajian dalam setiap bab taat asas (memiliki pendahuluan, isi, dan penutup)
3. Kelogisan Penyajian √ Penyajian sesuai dengan alur berpikir deduktif (umum ke khusus ) atau induktif (khusus ke umum)
4. Koherensi √ Hubungan yang logis antar fakta , antar konsep, dan antar teori
Rangkuman Kualitatif: Penyajian konsep dibuat secara runtut, konsisten setiap bab, dan memiliki hubungan yang logis antara fakta, konsep dan teori
82
D. Penyajian Pembelajaran
1. Berpusat pada peserta didik √ Penyajian materi materi menempatkan peserta didik sebagai subjek pembelajaran
2. Keterlibatan peserta didik √ Penyajian materi bersifat interaktif dan partisipatif yang memotifasi peserta didik terlibat secara mental dan emosional dalam pencapaian Standart Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)
3. Menciptakan komunikasi interaktif
√ Penyajian materi bersifat dialogis yang memungkinkan peserta didik seolah-olah berdiskusi dengan penulis buku
4. Kesesuaian dengan karakteristik mata pelajaran
√ Metode dan pendekatan penyajian diarahkan ke metode inkuiri/eksperimen
5. Kemampuan untuk memunculkan umpan balik untuk evaluasi diri
√ Setiap bab menyajikan rangkuman/kesimpulan dan atau soal latihan untuk mengukur keberhasilan belajar peserta didik
Rangkuman Kualitatif: Dalam penyajian pembelajarannya peran peserta didik sangat diperhatikan, mulai dari materi dan bab yang dibuat secara komuniatif interaktif sehingga peserta didik dapat terlibat dalam proses pembelajaran
I. Pendukung Penyajian Materi
1. Kesesuaian dan ketepatan ilustrasi dengan materi
√ Kesesuaian / ketepatan penggunaan ilustrasi dengan materi dalam bab
2. Advance Organizer (pembangkit motifasi belajar) pada awal bab
√ Uraian singkat pada awal bab yang mengemukakan isi bab dalam upaya membangkitkan motivasi belajar
3. Contoh-contoh soal dalam setiap bab
√ Contoh-contoh soal yang dapat membantu menguatkan pemahaman konsep/ prinsip yang ada dalam materi
4. Soal latihan pada setiap akhir bab (Evaluasi)
√ Soal-soal yang dapat melatih kemampuan memahami dan menerapkan konsep/ prinsip
83
Rangkuman Kualitatif: Dalam penyajian materi buku ini juga didukung dengan beberapa petunjuk buku sehingga peserta didik dapat dengan mudah menggunakannya
84
ABSTRAK
Suwasono, Purbo, dkk. 2010. Pembuatan Transparansi Berbahasa Inggris dan Perangkat Evaluasi Berbasis Kompetensi Matakuliah Fisika Dasar II
SBI. Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang.
Kata Kunci: Transparansi, Kelayakan, Perangkat Evaluasi.
Mulai Tahun 2009 Prodi Pendidikan Fisika secara khusus menseleksi mahasiswa SBI. Tujuan dari seleksi tersebut adalah untuk memenuhi kebutuhan guru SBI di SMP maupun di SMA. Dengan demikian perkuliaan dikondisikan menggunakan bahasa inggris. Tuntutan itu memnbawa konsekuensi, media yang digunakan harus berbahasa inggris. Salah satu media adalah Media tampilan berupa PowerPoint.
Pengembangan Media Pembelajaran harus memenuhi kriteria efektivitas dan efisien. Efektif berarti mampu menyelesaikan seluruh materi matakuliah tersebut, sedangkan efisien berarti mampu semaksimal mungkin meningkatkan pemahaman mahasiswa. Kriteria efektif dan efisien bisa ditunjukkan dengan kriteria kelayakan sebuah Media Pembelajaran. Media pembelajaran harus memenuhi kelayakan Isi, Kebahasaan, dan Penyajian..
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan tindakan berupa pembelajaran berbasis kompetensi yang dilakukan dalam dua siklus. Siklus I dengan materi paro bab awal dan siklus II dengan materi paro bab akhir. Subyek dalam penelitian ini berjumlah 25 siswa, yang terdiri dari 8 siswa putra dan 17 siswa putri.Kelayakan isi, cakupan materi materi yang disajikan sesuai dengan standar kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD), keakuratan Materi yang disajikan sesuai dengan fakta, konsep, prinsip/hukum, teori, prosedur/metode yang berlaku dalam bidang atau ilmu fisika, kemutahiran yang disajikan dalam media ini relevan, menarik, serta mencerminkan peristiwa, kejadian, kondisi termasa (up to date), dalam media ini peserta didik dapat memperoleh infprmasi yang lebih sehingga dapat merangsang keingintahuannya untuk berfikir lebih jauh, dalam media ini terdapat latihan atau contoh-contoh soal yang memotifasi peserta didik dan mengandung wawasan produktifitas, uraian, latihan, contoh-contoh yang diberikan memotifasi peserta didik untuk mengembangkan kecakapan hidup (life skills), uraian,latihan, contoh-contoh yang diberikan dalam buku ini dapat menampilkan keanekaragaman wawasan kebhinekaan berdasarkan pengalaman sehari-hari.Kriteria Kebahasaan, bahasa yang digunakan sesuai dengan tingkat perkembangan berfikir dan sosial emosional peserta didik, dalam media ini ini bahasa yang digunakan sangat komunikatif sehingga memudahkan peserta didik untuk memahaminya, bahasa yang digunakan dalam media dapat menumbuhkan motivasi dan dorongan kepada peserta didik karena bersifat dialogis dan interaktif, penggunaan bahasa yang digunakan sesuai dengan ejaan bahasa Indonesia yang baku, penyampaian antar bab/subbab memiliki keruntutan dan keterkaitan alur pikiran, ketepatan tata bahasa dan ejaan yang digunakan sesuai dengan kaidah bahasa inggris, penggunaan istilah, symbol dan lambang yang konsisten antar bagian memudahkan pemahaman peserta didik. Kriteria Penyampaian, penyajian konsep dibuat secara runtut, konsisten setiap bab, dan memiliki hubungan yang logis antara fakta, konsep dan teori, dalam penyajian pembelajarannya peran peserta didik sangat diperhatikan, mulai dari materi dan bab yang
i
dibuat secara komuniatif interaktif sehingga peserta didik dapat terlibat dalam proses pembelajaran, dalam penyajian materi media ini juga didukung dengan beberapa petunjuk media sehingga peserta didik dapat dengan mudah menggunakannya. Waktu kuliah yang disediakan harus mencukupi. Satu bab terdiri dari 10 – 15 lembar transparansi yang disajikan dalam 3 jam pelajaran atau satu kali tatap muka. Ada 10 bab dan ada 16 kali pertemuan. Dengan demikian waktunya cukup untuk membahas seluruh materi Fisika Dasar II melalui transparannya tersebut. Perangkat Midle Test I, Midle Test II, dan Final Test berbahasa inggris sudah dibuat dalam bentuk esay.
ii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga penulisan penelitian dapat terselesaikan sesuai dengan
rencana.
Selesainya penelitian ini tidak luput dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu
diucapkan terima kasih kepada semua pihak baik secara langsung maupun tidak langsung
membantu selesainya penelitian ini.
Sesungguhnya segala kesempurnaan hanya milik Tuhan. Penelitian ini masih
banyak kekurangannya. Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
diharapkan. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Malang,
Peneliti
iii
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK .................................................................................................... iKATA PENGANTAR .................................................................................... iiDAFTAR ISI .................................................................................................. iiiDAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................iv
BAB I. PENDAHULUANA. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1B. Tujuan Penelitian............................................................................. 5C. Pentingnya Penelitian ..................................................................... 6
BAB II. KAJIAN PUSTAKAA. Matakuliah Fisika Dasar II ............................................................. 7B. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) ........................................ 8C. Kurikulum Jurusan Fisika Universitas Negeri Malang.................... 9D. Fungsi Evaluasi ............................................................................... 9E. Evaluasi Ranah Psikomotor.............................................................10F. Media...............................................................................................11
BAB III. METODE PENELITIANA. Rancangan Penelitian.......................................................................20B. Kehadiran Peneliti ...........................................................................23C. Lokasi Penelitian..............................................................................23D. Sumber Data Penelitian ..................................................................23E. Pengembangan Instrumen................................................................24F. Prosedur Pengumpulan Data............................................................24G. Analisis Data....................................................................................24H. Pengecekan Keabsahan Temuan......................................................25
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASANA. Kompetensi awal Fisika Dasar II.....................................................26B. Transparansi berbahasa inggris........................................................27C. Perangkat Evaluasi Pembelajaran Fisika Dasar II...........................29D. Melakukan Upload...........................................................................29E. Pembahasan.....................................................................................29
BAB V. KESIMPULAN DAN SARANA. Kesimpulan ......................................................................................30B. Saran ...............................................................................................30
DAFTAR RUJUKAN ...................................................................................31LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................32
iv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1 Transparansi Pembelajaran Fisika Dasar II Lima BAB Pertama...........32
2 Perangkat Midle Test I...........................................................................72
3 Perangkat Midle Test II..........................................................................73
4 Perangkat Final Test...............................................................................75
5 Angket dan Hasil Angket Kelayakan Media..........................................76
v
LAPORAN HIBAH SBI
Pembuatan Transparansi Berbahasa Inggris dan Perangkat Evaluasi Berbasis Kompetensi
Matakuliah Fisika Dasar II SBI
Penelitian ini Didanai oleh Program Hibah SBI untuk MIPA
Oleh:Drs. Purbo Suwasono, M.Si
UNIVERSITAS NEGERI MALANGFAKULTAS MATEMATIKA DAN IPA
JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA
Mei 2010
vi
UNIVERSITAS NEGERI MALANG (UM)FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMJURUSAN FISIKAJl. Semarang 5 Malang 65145Phone(0341)552125Fax(0341)552125E-mail:[email protected] Hp.08125296887
LAPORAN PENELITIAN PROGRAM HIBAH SBITAHUN 2010
1. Judul Program Kemitraan : Pembuatan Transparansi Berbahasa Inggris dan Perangkat Evaluasi Berbasis Kompetensi Matakuliah Fisika Dasar II SBI
2. Ketua Pelaksana Kegiatana. Nama : Drs. Purbo Suwasono, M.Sib. NIP : 19660215 199001 1 001c. Jabatan/Pangkat/Golongan : Pembina/Lektor/IIIcd. Latar Belakang Bidang Ilmu : Pendidikan Fisikae. No. Telp. Rumah/HP : 08123319490
3. Jangka Waktu Pelaksanaan : Pebruari – Mei 2010
4. Biaya Kegiatan : Rp. 5.000.000,-
Malang, 24 Mei 2010Ketua Pelaksana
Drs. Purbo Suwasono, M.SiNIP. 19660215 199001 1 001
Mengetahui
Mengetahui, Lembaga PengusulDekan FMIPA, Ketua Jurusan,
Dr. Istamar Syamsuri, M.Pd Dr. Arif Hidayat, M.Si NIP. 194908231979031001 NIP. 196608221990031003
vii