Upload
buidang
View
220
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Kpop Fanfiction School Present
A View From The Elm
By 1st Semester KFFSchool’s Authors
(Blanco, Hanind, Vadya Rhandissa & Friends)
2
A View From The Elm —Jakarta: Kpop Fanfiction School
Agustus, 2013
Penulis: 1st Semester KFFSchool’s Authors: Blanco, Hanind,
Vadya Rhandissa & Friends.
Copyright © 2013 by KFFSchool
Ilustrasi cover : Silent town by Winerla & Elm tree watercolor
painting by aakritiarts with edited by KFFSchool
Photo Isi : © google.com
Penerbit : Kpop Fanfiction School
Fanpage:
http://facebook.com/KpopFanfictionSchool
Blog: kpopfanfictionschool.wordpress.com
E-mail: [email protected]
Twitter: @KFFSchool
3
WARNING!!!
Cerita ini adalah sebuah Fanfiction. Fanfiction atau yang biasa
disebut Fanfic, FF, atau Fic, merupakan sebuah cerita fiksi yang
dibuat oleh penggemar/fan berdasarkan kisah, karakter, atau
setting yang sudah ada. Fanfiction bisa berlaku untuk film,
komik, novel, selebritis dan karakter yang terkenal lainnya.
Terkadang sejumlah Fanfiction menyertakan penulisnya sebagai
karakter cerita, dan ada pula yang tidak.
DISCLAIMER
Penggunaan karakter tokoh dalam cerita fiksi ini bukan
dimaksudkan untuk merusak karakter asli tokoh yang digunakan,
tetapi semata-mata untuk kepentingan pembuatan cerita.
Adapun di dalamnya tokoh original yang sah milik author beserta
isi cerita. Kami tidak mengambil keuntungan dari buku ini,
semata-mata hanya menyalurkan imaji. Pembaca dapat memilih
opsi. Jika membeli berarti beramal, jika membaca berarti
mendapat hiburan. Tidak ada paksaan baik pihak penulis,
pembaca maupun penyusun. Don’t take out without our
permission!
4
Author’s Note
Annyeong haseyo! ^^
Memulai dalam bentuk media online via facebook, KFFSchool
adalah sekolah menulis bagi para penulis fanfiksi untuk
mengutarakan imaji, ide dan kreativitasnya dalam menulis.
Sebagai wujud apresiasi dan keinginan agar dapat dinikmati
lebih luas, maka kami menerbitkan kumpulan karya-karya dalam
program “ELM” yang terkumpul dalam buku “A View From The
ELM” dengan total 45 judul dari 21 penulis KFFSchool yang
terpilih.
Terima kasih sebesar-besarnya kepada Tuhan YME, yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada 21 penulis
dan segenap admin KFFSchool untuk menyelesaikan buku ini.
Juga pada para puluhan penulis lainnya yang tergabung di
semester satu KFFSchool dalam program “Event Latihan
Menulis” yang terlaksana sejak bulan Maret s.d Mei 2013
dengan total mencapai puluhan judul yang terkemas dengan
tema berbeda setiap minggunya. Dan inilah persembahan dari
kami untuk mereka yang telah berusaha memberikan yang
terbaik. Lebih dari 50 penulis telah mengikuti tantangan ini,
namun tak ada karya yang sempurna, yang ada hanyalah
seseorang yang berusaha untuk melakukan yang terbaik. See
you on next semester! Mari bertemu lagi di sebuah buku yang
lain. Terima kasih juga kami ucapkan kepada semua yang telah
berpartisipasi di semester satu. Kepada keluarga, teman-teman,
juga para idola yang membuat dunia fangirl penuh dengan
5
kegemaran dan semangat menulis sehinggga melancarkan
imajinasi.
Buku ini kami persembahkan untuk pecinta Kpop di
Indonesia, pembaca yang selalu menanti karya dan sebagai
wujud cinta kami tentang menulis, melalui sebuah fanfiction.
Berharap tidak hanya sampai di sini, bisa melebarkan sayap
hingga ke fiksi murni.
Big thanks untuk kalian yang sudah bersedia membaca
buku ini. ^^
Nantikan karya-karya kami selanjutnya….
With Loves,
Blanco – Hanind – Vadya Rhandissa – Ai Siti Mulyani
Akira Naoyuki – Cahyawati – Emmy Putri W – Hana Cuncun
Liee Ncute – Mee Choi – Melanda Utari – Midnight Fairy
Minami Choi – Purwaning Rohmah – Quarrel Shin – Ridygta Cho
Rizka_RiChan – Syahira Dana – Thyalluvia – Watin Sofiyah
Zeya Kim
Selamat membaca! ^^
7
Intoduction
FIRST INTERACTION - Ridygta Cho…. 8
Nice to Meet You - Emmy Putri W…. 13
In De Autumn - Vadia Rhandissa…. 17
Selamat Malam Ririn-ssi - Blanco…. 21
Pabo Aniya! - Hana Cuncun…. 25
Under The Rain - Watin Sofiah…. 29
8
First Interaction By: Ridygta Cho
Haeundae High School, Haeundae-gu, Busan.
May, 2010.
“Cho Kyuhyun imnida, manaseo bangapseumnida.” Aku
membungkuk setelah memperkenalkan diri. Beberapa pasang mata
menatapku dengan tatapan beragam, membuatku sedikit risih dan
memilih mengabaikan mereka.
“Kyuhyun-ssi, selamat datang di kelas barumu. Perkenalkan
aku wali kelasmu, Park Byun Guk.”
Aku kembali membungkuk hormat kepada pria yang berumur
sekitar empat puluh tahunan ini. Park Byun Guk Seonsaengnim
hanya membalas dengan mengangguk pelan. Kemudian beliau
mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan, mungkin
mencarikanku tempat duduk.
“Tempat dudukmu di sebelah sana.” Duganku benar. Park
Byun Guk Seonsaengnim menunjuk sebuah meja yang terletak di
sisi paling kanan dekat jendela. Tidak terlalu belakang juga tidak
berada di depan. Terdapat dua kursi disana dan keduanya kosong.
Baru saja aku meletakkan tas punggungku ke meja dan
menarik kursi untuk duduk, seorang gadis datang dan
mendorongku kasar. Gadis itu menjatuhkan tubuhnya ke kursi dan
membuang tasnya begitu saja. Tangan mungilnya bergulat dengan
karet dan rambutnya, berusaha membuat rambut hitam sebahu itu
9
terjalin satu sama lain dalam satu lilitan karet. Namun, hasilnya
berantakan. Beberapa anak rambut mencuat keluar, dan ia biarkan
begitu saja.
Sadar merasa diperhatikan, gadis itupun menoleh kearahku.
Menatapku dengan tatapan aku-tak-suka-orang-asing, kemudian
membuang muka. Memilih untuk mengambil benda kotak
berwarna abu-abu dan mengutak-atiknya.
Aku tersenyum kikuk mendapati sambutan aku-tak-suka-
orang-asing dari gadis itu. Khayalanku yang sempat berkelana
membayangkan ia terpesona dengan ketampananku dan
mengajakku berkenalan pun sirna. Ternyata dia tidak tersihir
dengan pesonaku, atau mungkin ... belum?
***
Sial! Seharusnya aku kan yang melumpuhkan gadis ini dengan
pesonaku? Merusak matanya karena silau dengan ketampananku.
Mengacaukan kerja otaknya karena tak menyangka berada di dekat
pria setampan diriku. Mencemari oksigen yang ia hirup dengan
harum mint tubuhku yang memabukan. Tapi kenapa sekarang
justru aku yang lumpuh?
Gadis ini telah merusak mataku sehingga aku selalu
menghabiskan tiap menit untuk meliriknya. Oh, Octhopus ... dia
bahkan tidak cantik! Tapi perpaduan mata kecil, bulu mata lentik,
pipi tembam, hidung mancung, dagu lancip benar-benar pas ter-
setting di wajahnya. Gadis ini manis, imut, dan sangat
10
menyenangkan jika bisa melihatnya secara terus-menurus. Dan ...
ah ... bibir tipisnya. Damn!
Setelah merusak mata, kini kerja otakku yang kacau.
Bagaimana tidak, sejak sejam yang lalu gadis itu terus bergerak.
Menyikap poni, mengacak-acak rambutnya, menggaruk hidung
mungilnya, menggigit bibirnya, me—ah, cukup!
Siapapun tolong sadarkan aku!
Masih belum puas dengan merusak dan mengacaukan, gadis
itu kini mencemari oksigenku dengan semerbak harum bunga
cendana bercampur dengan bau tubuhnya yang memabukkan.
Demi robohnya Tembok Berlin… gadis ini harus di penjara karena
berbuat kriminal! Dia telah berusaha membunuhku dengan cara
yang begitu memabukkan.
***
Dua jam. Dua jam yang benar-benar menyiksa! Kapan dia pergi
sehingga aku bisa bernapas lega? Setelah istirahat nanti aku akan
pindah tempat duduk. Berlama-lama dengan gadis itu bisa merusak
seluruh tubuhku. Dia penjahat. Dia berbuat kriminal terhadapku.
Terhadap pikiranku. Terhadap hatiku.
Apa kau murid baru?
Aku tersadar dari lamunanku ketika secarik kertas muncul
tiba-tiba di hadapanku. Aku membaca tulisan yang ada di kertas itu
11
dan seketika melirik kearah gadis kriminal itu. Apa dia yang
menulis ini? Ah ... pasti dia, siapa lagi?
Gadis itu hanya merilikku, masih dengan tatapan aku-tak-
suka-orang-asing. Kemudian melirik pada kertas yang kupegang.
Mengisyaratkan aku harus membalas pesannya.
Ne, pindahan dari Incheon.
Aku mengembalikan kertas tersebut. Kulihat ia hanya
mengangguk dan menuliskan balasan di sana. Kemudian
menyodorkan kertas itu lagi.
Oh … selamat datang di sini.
MWO?! Aku membaca berulang-ulang tulisan terakhirnya itu.
Hanya itu saja? Tak ada yang lain? Octhopus … lihatlah! Dia bahkan
tak menyebutkan namanya. Tak mengajakku berkenalan. Gadis ini
benar-benar….
Kutarik napas panjang. Oke…. Jika dia tak mau mengenalkan
dirinya, maka akulah yang akan melakukan start. Kau benar-benar
hebat nona, bisa membuat seorang Cho Kyuhyun merendahkan
harga dirinya seperti ini. Kau harus membayarnya nanti. Harus!
Aku tinggal dua blok dari sini, bagaimana denganmu?
Lagi. Interaksi kami berlanjut. Kali ini aku harus tahu nama
dan alamatnya.
12
Jinjja? Aku juga. Rumah nomor 253.
Aku nomor 245, kebetulan yang menyenangkan. Emm.. apa kau
sibuk sore nanti?
Aniya…. Wae?
Bisa temani aku jalan-jalan? Pantai Haeundae menarik
perhatianku.
Okay!
Binggo! Tak kusangka ternyata tak telalu susah, aku bahkan
mendapatkan bonus karena rumah kami berdekatan. Jadi aku bisa
kapan saja berkunjung untuk melihatnya. Haha, kau memang
beruntung Cho Kyuhyun. Aishh, aku lupa menanyakan namanya.
Kutarik kertas special itu dan menuliskan lagi sesuatu di sana.
Namaku Cho Kyuhyun. Dan kau?
Neora…. Cho Neora.