105
  ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGEMBALIAN KREDIT MIKRO PT BPD JABAR BANTEN KCP DRAMAGA OLEH FRANSISCUS HALOHO H14053267 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 

Documenta

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Documenta

5/10/2018 a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 1/105

 

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

TINGKAT PENGEMBALIAN KREDIT MIKRO PT BPD

JABAR BANTEN KCP DRAMAGA

OLEH

FRANSISCUS HALOHO

H14053267

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2010 

Page 2: Documenta

5/10/2018 a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 2/105

13

RINGKASAN

FRANSISCUS HALOHO. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi TingkatPengembalian Kredit Mikro PT BPD Jabar Banten KCP Dramaga (dibimbing oleh

JAENAL EFFENDI).

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memiliki peran yang sangat

penting dalam perekonomian. Hal ini dapat ditinjau dari aspek penyerapan tenaga

kerja dan perannya dalam peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB). Jumlah

unit UMKM terus meningkat antara tahun 2007 sampai dengan tahun 2008.

BPS (2008) mengindikasikan bahwa salah satu faktor dominan lambannya

perkembangan UMKM adalah faktor permodalan. PT Bank Pembangunan Daerah

Jawa Barat dan Banten melalui pelaksana operasional Kantor Cabang Pembantu(KCP) Dramaga telah meyalurkan Kredit Mikro Utama (KMU) sejak tahun 2007.

Namun perjalanan KMU tidak selalu lancar, meningkatnya angka kredit

bermasalah yang ditandai dengan tingginya angka non performing loan yang

mempengaruhi kesehatan bank menjadikan perlunya dilakukan penelitian

mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat pengembalian KMU.

Berdasarkan uraian diatas maka penelitian ini bertujuan untuk 

menggambarkan dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat

pengembalian kredit oleh nasabah KMU PT Bank Pembangunan Daerah Jawa

Barat dan Banten KCP Dramaga melalui karakteristik personal, karakteristik 

usaha, dan karakteristik kreditnya.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisiskualitatif dan kuantitatif. Metode kualitatif dilakukan melalui analisis deskripktif 

dengan menjabarkan satu persatu karakteristik KMU dalam bentuk tabulasi yang

ditujukan untuk menunjang analisis kuantitatif. Sedangkan untuk menganalisis

faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengembalian KMU, digunakan model

analisi Regresi Logistik (Logit Biner). Data yang digunakan adalah data sekunder

yang diperoleh dari arsip data debitur KMU, data Laporan Bulanan Bank Jabar

Banten KCP Dramaga menyangkut KMU, data dari Kementerian Negara

Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, dan Laporan Keuangan Bank Jabar Banten.

Dengan menggunakan taraf nyata sepuluh persen (α=10%), hasil

penelitian menunjukkan bahwa variabel independen yang signifikan pengaruhnya

terhadap tingkat pengembalian KMU adalah variabel usia, tingkat pendidikan, dan

  jaminan kredit. Sedangkan variabel independen yang tidak signifikan

pengaruhnya bagi pengembalian KMU adalah jenis kelamin, status nasabah,

  jumlah tanggungan keluarga, pengalaman usaha, aset usaha, omzet usaha, total

pendapatan usaha bersih, plafond kredit, jangka waktu pengembalian kredit,

pengalaman kredit, dan tingkat suku bunga.

Variabel usia berpengaruh negatif terhadap kelancaran pengembalian

KMU yang menandakan bahwa semakin tinggi usia debitur maka peluang

mengembalikan KMU dengan lancar semakin kecil. Variabel tingkat pendidikan

  juga berpengaruh negatif terhadap kelancaran pengembalian kredit yang

menandakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan nasabah maka peluang

Page 3: Documenta

5/10/2018 a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 3/105

14

mengembalikan KMU dengan lancar semakin kecil. Sedangkan besar kecilnya

 jaminan yang diberikan nasabah pada saat penerimaan kredit tidak dapat dijadikan

patokan dalam pengembalian kredit.

Penyaluran Kredit Mikro Utama dapat difokuskan terhadap nasabah yang

umurnya lebih muda atau wirausaha muda walau dengan tingkat pendidikan yanglebih rendah. Pihak Bank Jabar Banten KCP Dramaga juga hendaknya tidak 

menjadikan besarnya nilai jaminan kredit sebagai syarat penting dalam

penyaluran Kredit Mikro Utama karena besar kecilnya nilai jaminan kredit tidak 

dapat menetukan peluang pengembalian kredit dengan lancar.

Page 4: Documenta

5/10/2018 a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 4/105

15

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

TINGKAT PENGEMBALIAN KREDIT MIKRO PT BPD

JABAR BANTEN KCP DRAMAGA

Oleh

FRANSISCUS HALOHOH14053267

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

pada Departemen Ilmu Ekonomi

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2010

Page 5: Documenta

5/10/2018 a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 5/105

16

Judul Skripsi : Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Tingkat Pengembalian Kredit Mikro PT BPD

Jabar Banten KCP Dramaga

Nama Mahasiswa : Fransiscus Haloho

Nomor Registrasi Pokok : H14053267

Menyetujui,

Dosen Pembimbing,

Jaenal Effendi, MA

NIP. 1974072 920064 1 001

Mengetahui,

Ketua Departemen Ilmu Ekonomi,

Dr. Ir. Dedi Budiman Hakim

NIP. 19641022 198903 1 003

Tanggal Kelulusan :

Page 6: Documenta

5/10/2018 a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 6/105

17

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI

ADALAH BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI

YANG BELUM PERNAH DIGUNAKAN SEBAGAI SKRIPSI

ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU

LEMBAGA MANAPUN.

Bogor, Februari 2010

Fransiscus Haloho

H14053267

Page 7: Documenta

5/10/2018 a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 7/105

18

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Fransiscus Haloho lahir pada tanggal 24 Februari 1987 diPematangsiantar, Sumatera Utara. Penulis merupakan anak terakhir dari empat

bersaudara dari pasangan K. Pardomuan Haloho dan Mardelina Simbolon.

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri No. 127956

Pematangsiantar pada tahun 1999, kemudian meneruskan pendidikan di SLTP

Negeri 7 Pematangsiantar, dan pada tahun 2005 penulis menyelesaikan

pendidikan sekolah menengah atas di SMA Negeri 2 Pematangsiantar. Pada tahun

yang sama penulis masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Seleksi

Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) dan diterima sebagai mahasiswa Program

Studi Ilmu Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Selama menjadi

mahasiswa, penulis pernah mengikuti beberapa organisasi seperti Hipotesa,

Persekutuan Mahasiswa Kristen (PMK) IPB, dan Ikatan Mahasiswa Siantar dan

Sekitarnya (Ikanmass) IPB.

Page 8: Documenta

5/10/2018 a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 8/105

19

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

rahmat dan karunia-Nya yang melimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat

Pengembalian Kredit Mikro PT BPD Jabar Banten KCP Dramaga” . Skripsi

ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian

Bogor.

Pada kesempatan ini penulis ingin berterima kasih dengan tulus kepada :

1.  Jaenal Effendi, MA, selaku dosen pembimbing, yang selalu memberikan

bimbingan, saran, arahan, motivasi, dan ketenangan hati.

2.  Dr. Lukytawati Anggraeni, selaku dosen penguji, yang telah memberikan

banyak masukan dan arahan terhadap penyempurnaan skripsi ini.

3.  Mama tercinta, juga abang dan kakak tersayang, yang telah memberikan

dukungan, baik motivasi dan doa, serta kasih sayang dan perhatian yang

tidak ternilai selama penulis menempuh studi di IPB dan menyelesaikan

skripsi ini.

4.  Seluruh pihak yang belum dapat penulis sebutkan, atas bantuan yang

diberikan.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Penulis menyadari

bahwa dalam skripsi ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, saran dan

kritik yang membangun dari berbagai pihak merupakan masukan bagi penulis.

Bogor, Februari 2010

Fransiscus Haloho

H14053267

 

Page 9: Documenta

5/10/2018 a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 9/105

 

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ............................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... vi

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... vii

I. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1

1.2 Perumusan Masalah.......................................................................... 5

1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................... 10

1.4 Manfaat Penelitian............................................................................ 11

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ................................................................ 11

II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 12

2.1 Definisi dan Unsur-Unsur Kredit ..................................................... 12

2.2 Tujuan dan Fungsi Kredit ................................................................. 14

2.3 Jenis-Jenis Kredit ............................................................................. 15

2.4 Prinsip Penilaian Kredit ................................................................... 19

2.5 Kolektibilitas (Kualitas) Kredit ........................................................ 22

2.6 Defenisi dan Ruang Lingkup Usaha Mikro, Kecil, dan

Menengah (UMKM) ........................................................................ 23

2.7 Lembaga Keuangan Bank ................................................................ 25

2.8 Penelitian Terdahulu ........................................................................ 26

2.9 Kerangka Pemikiran ......................................................................... 28

2.9.1 Kerangka Pemikiran Konseptual .......................................... 28

2.9.2 Kerangka Pemikiran Operasional ......................................... 30

III. METODE PENELITIAN ........................................................................... 37

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian............................................................ 37

3.2 Jenis dan Sumber Data ..................................................................... 37

3.3 Populasi ............................................................................................ 37

3.4 Metode Penentuan Sampel ............................................................... 38

Page 10: Documenta

5/10/2018 a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 10/105

iii

3.5 Metode Pengolahan dan Analisis Data............................................. 38

3.5.1 Analisis Kualitatif ................................................................. 39

3.5.2 Analisis Kuantitatif ............................................................... 39

3.6 Definisi Operasional ......................................................................... 43

IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN .................................................. 45

4.1 Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten ....................... 45

4.1.1 Sejarah Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan

Banten ................................................................................... 45

4.1.2 Produk-Produk Unggulan BPD Jawa Barat dan Banten ...... 46

4.2 Bank Jabar Banten Kantor Cabang Pembantu Dramaga .................. 48

4.2.1 Sejarah dan Letak Bank Jabar Banten KCP Dramaga ......... 48

4.2.2 Struktur Organisasi Bank Jabar Banten KCP Dramaga ....... 48

4.3 Kredit Mikro Utama (KMU) ............................................................ 49

4.3.1 Tujuan Kredit Mikro Utama ................................................. 50

4.3.2 Sasaran Kredit Mikro Utama ................................................ 50

4.3.3 Jenis Kredit Mikro Utama .................................................... 50

4.3.4 Ketentuan Umum Kredit Mikro Utama ................................ 51

4.3.5 Syarat Kredit Mikro Utama .................................................. 53

V. PEMBAHASAN ........................................................................................ 55

5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pengembalian

Kredit ................................................................................................ 55

5.1.1 Perbandingan Karakteristik Personal Responden................. 56

5.1.2 Perbandingan Karakteristik Usaha Responden .................... 60

5.1.3 Perbandingan Karakteristik Kredit Responden .................... 63

5.2 Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap

Pengembalian Kredit ........................................................................ 67

5.2.1 Analisis Pengaruh Karakteristik Personal terhadap

Tingkat Pengembalian Kredit ............................................... 70

5.2.2 Analisis Pengaruh Karakteristik Usaha terhadap

Tingkat Pengembalian Kredit .............................................. 73

5.2.3 Analisis Pengaruh Karakteristik Kredit terhadap

Tingkat Pengembalian Kredit .............................................. 75

Page 11: Documenta

5/10/2018 a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 11/105

iv

VI. PENUTUP ................................................................................................. 78

6.1 Kesimpulan....................................................................................... 78

6.2. Saran ................................................................................................. 78

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 79

LAMPIRAN ........................................................................................................ 81

Page 12: Documenta

5/10/2018 a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 12/105

v

DAFTAR TABEL 

Nomor Halaman

1.1 Jumlah Penyerapan Tenaga Kerja dan PDB atas Harga Berlaku

Menurut Skala Usaha Tahun 2007-2008 ................................................. 1

1.2 Jumlah Unit Usaha Mikro Kecil dan Menengah Tahun 2007-2008 ....... 2

1.3 Posisi Penyaluran dan Jumlah Debitur Kredit Mikro Utama BPD Jabar

dan Banten Tahun 2007-2009 ................................................................. 4

5.1 Perbandingan Sebaran Jenis Kelamin Responden per Kategori ............. 56

5.2 Perbandingan Sebaran Usia Responden per Kategori ............................. 57

5.3 Perbandingan Sebaran Tingkat Pendidikan Responden per Kategori ..... 58

5.4 Perbandingan Sebaran Status Nasabah Responden per Kategori ............ 59

5.5 Perbandingan Sebaran Jumlah Tanggungan Keluarga Responden

per Kategori ............................................................................................. 59

5.6 Perbandingan Sebaran Pengalaman Usaha Responden per Kategori ...... 60

5.7 Perbandingan Sebaran Aset Usaha Responden per Kategori .................. 61

5.8  Perbandingan Sebaran Omzet Usaha Responden per Kategori .............. 62

5.9  Perbandingan Sebaran Total Pendapatan Usaha Bersih Respondenper Kategori ............................................................................................. 63

5.10  Perbandingan Sebaran Plafond Pinjaman Responden per Kategori ........ 64

5.11  Perbandingan Sebaran Jangka Waktu Pelunasan Kredit Responden

per Kategori ............................................................................................. 65

5.12  Perbandingan Sebaran Pengalaman Kredit Responden per Kategori ..... 65

5.13  Perbandingan Sebaran Jaminan Kredit Responden per Kategori ............ 66

5.14  Perbandingan Sebaran Tingkat Suku Bunga Responden per Kategori ... 67

5.15  Hasil Pengolahan Regresi Logistik Mengenai Faktor-Faktor yangMempengaruhi Pengembalian Kredit Mikro Utama pada BPD Jabar

Banten KCP Dramaga ............................................................................. 69

Page 13: Documenta

5/10/2018 a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 13/105

vi

DAFTAR GAMBAR 

Nomor Halaman

1.1 Keragaan Jumlah Debitur Kredit Mikro Utama BPD Jawa Barat dan

Banten KCP Dramaga 2007-2009 ........................................................... 6

1.2 Posisi Penyaluran Kredit Mikro Utama BPD Jawa Barat dan Banten

KCP Dramaga 2007-2009 ....................................................................... 7

1.3  Posisi Non Performing Loan (NPL) Kredit Mikro Utama BPD Jawa

Barat dan Banten KCP Dramaga 2009 .................................................... 8

1.4  Posisi Non Performing Loan Kredit Mikro Utama antar KCP BPD

Jawa Barat dan Banten Cabang Cibinong Januari-Februari 2009 ........... 9

2.1  Kerangka Pemikiran Operasional ............................................................ 36

5.1  Struktur Organisasi Bank Jabar Banten KCP Dramaga ......................... 49

Page 14: Documenta

5/10/2018 a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 14/105

vii

DAFTAR LAMPIRAN 

Nomor Halaman

1. Kuisioner Nasabah Responden Kredit Mikro Utama Bank Jabar

Banten KCP Dramaga ............................................................................. 82

2.  Tabel Hasil Data Kuisioner Nasabah Responden Kredit Mikro

Utama Bank Jabar Banten KCP Dramaga ............................................... 84

3. Hasil Pengolahan Data dengan Metode Analisis Regresi Logistik 

Biner ........................................................................................................ 88

Page 15: Documenta

5/10/2018 a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 15/105

1

I.  PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peran yang sangat

penting dalam perekonomian. Peran penting UMKM itu sendiri dapat ditinjau dari

beberapa aspek diantaranya penyerapan tenaga kerja dan perannya dalam

peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB). Pada tahun 2007, penyerapan tenaga

kerja sektor UMKM mencapai 88.739.744 orang, jumlah yang jauh lebih besar

bila dibandingkan dengan kontribusi dari skala usaha besar yang hanya mampu

menyerap tenaga kerja sebanyak 2.788.518 orang. Kontribusi sektor UMKM

terhadap nilai PDB yang dihitung atas harga yang berlaku pada tahun 2008 juga

cukup tinggi yakni sebesar 55,56 persen. Hal ini dapat diperjelas oleh Tabel 1.1.

Tabel 1.1 Jumlah Penyerapan Tenaga Kerja dan PDB atas Harga BerlakuMenurut Skala Usaha Tahun 2007-2008

Skala Usaha

Jumlah Tenaga Kerja

(orang)

PDB atas harga yang

Berlaku (Rp. Milyar)

2007 2008 2007 2008

Usaha Mikro

Usaha Kecil

Usaha Menengah

UMKM

81.732.430 83.647.711 1.208.029,0 1.505.308,0

3.864.995 3.992.371 385.313,5 473.267,3

3.142.319 3.256.188 511.792,6 630.784,8

88.739.744 90.896.270 2.105.135,1 2.609.360,1

Usaha Besar 2.788.518 2.776.214 1.638.842,4 2.087.121,1

Total 91.528.262 93.672.484 3.743.977,5 4.696.481,2

Sumber: Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (2009)

Page 16: Documenta

5/10/2018 a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 16/105

2

Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (2009)

menunjukkan bahwa jumlah UMKM secara umum mengalami peningkatan setiap

tahun. Jumlah UMKM tahun 2007 adalah 49.824.123 unit dan pada tahun 2008

mengalami peningkatan sebesar 2,88 persen menjadi 51.257.537 unit. Jumlah unit

usaha sektor UMKM pada tahun 2008 tersebut mencapai lebih dari 99 persen bila

dibandingkan dengan total unit usaha seluruh Indonesia yang jumlahnya sebesar

51.261.909 unit. Pada Tabel 1.2 disajikan perkembangan jumlah UMKM tahun

2007-2008.

Tabel 1.2 Jumlah Unit Usaha Mikro Kecil dan Menengah Tahun 2007-2008

Skala UsahaJumlah Unit Usaha (unit)

2007 2008

Usaha Mikro 49.287.276 50.697.659

Usaha Kecil 498.565 520.221

Usaha Menengah 38.282 39.657

UMKM 49.824.123 51.257.537

Usaha Besar 4.463 4.372

Total 49.828.568 51.261.909

Sumber: Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (2009)

Peran UMKM yang cukup dominan dalam perekonomian tidak serta

merta menjadikan UMKM mampu berkembang dengan baik. Banyak faktor yang

mempengaruhi lambannya perkembangan usaha tersebut, antara lain perhatian

dari kalangan perbankan yang dinilai masih kurang. Kementerian Negara

Kopersasi dan Usaha Kecil Menengah (2008) menjelaskan bahwa sektor UMKM

masih dianaktirikan oleh perbankan. Selain masih sulitnya pengusaha UMKM

mendapat persetujuan kredit, bunga kredit usaha nonkorporat masih tinggi yakni

2,5-3% per bulan atau maksimal 36% per tahun, sementara bunga kredit korporat

Page 17: Documenta

5/10/2018 a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 17/105

3

hanya 14-16% per tahun. Permasalahan dan kelemahan yang dihadapi UMKM

berdasarkan prioritasnya, meliputi kurangnya permodalan, kesulitan dalam

pemasaran, persaingan usaha yang ketat, kesulitan bahan baku, kurangnya teknis

produksi dan keahlian, kurangnya keterampilan manajerial, dan kurangnya

keterampilan dalam manajemen keuangan dan akuntansi (BPS, 2008).

Hasil dari kajian tersebut mengindikasikan bahwa salah satu faktor

dominan dalam pengembangan UMKM adalah faktor modal, meskipun bukan

yang paling menentukan dalam pertumbuhan dan perkembangan UMKM. Oleh

karena itu, diperlukan peranan dari sektor perbankan maupun lembaga keuangan

lainnya seperti pegadaian, modal ventura, leasing dan lainnya dalam penyediaan

permodalan bagi UMKM. Hasil dari kajian tersebut juga menunjukkan bahwa

kredit bank masih merupakan salah satu alternatif sumber permodalan bagi

UMKM.

PT. Bank Pembangunan Daerah (BPD) Jawa Barat dan Banten dengan

sebutan (call name) Bank Jabar Banten sebagai salah satu lembaga intermediasi

perbankan dengan pelaku usaha dan sebagai agent of development  diharapkan

mampu turut serta memberikan perhatian yang besar terhadap sektor UMKM

yang produktif dan memiliki potensi untuk berkembang. Hal inilah yang

kemudian melandasi Bank Jabar Banten untuk membantu mengatasi

permasalahan permodalan yang selalu menjadi masalah dasar bagi sektor UMKM

khususnya di wilayah Jawa Barat dan Banten. Melalui program Kredit Mikro

Utama yang diluncurkan pada akhir tahun 2006, Bank Jabar Banten berkomitmen

untuk mengembangkan kredit bagi UMKM. Komitmen ini dapat dilihat dari

Page 18: Documenta

5/10/2018 a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 18/105

4

penyaluran dan jumlah debitur Kredit Mikro Utama (KMU) yang terus meningkat

sejak awal peluncurannya hingga saat ini.

Tabel 1.3 Posisi Penyaluran dan Jumlah Debitur Kredit Mikro Utama BPD Jabardan Banten Tahun 2007-2009

Tahun

Uraian

Penyaluran Kredit

(dalam juta Rp)

Jumlah Debitur

(pelaku usaha)

2007 114.422 6.998

2008 438.206 21.896

2009 620.780 28.179

Total 1.173.408 57.073Sumber: Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten (2009)

Pada Tabel 1.3 dapat dilihat bahwa dari tahun 2007 sampai 2009,

penyaluran Kredit Mikro Utama meningkat sangat pesat. Tahun 2008, penyaluran

kredit bertumbuh sebesar 283 persen dari tahun 2007. Lalu pada semester pertama

di tahun 2009, pertumbuhan Kredit Mikro Utama mengalami peningkatan hingga

128,4 persen bila dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2008 (Endang

Ruhiyat, 2009). Begitu juga dengan jumlah debiturnya, dimana tahun 2008 terjadi

peningkatan sebesar 213 persen dari tahun 2007. Pada semester pertama di tahun

2009, jumlah debitur Kredit Mikro Utama bahkan telah mencapai 28.179 pelaku

usaha.

Pelaksana operasional penyaluran Kredit Mikro Utama adalah Kantor

Cabang dan Kantor Cabang Pembantu Bank Jabar Banten. Kantor Cabang

Pembantu (KCP) Dramaga merupakan salah satu diantaranya. KCP Dramaga

yang dibawahi oleh Kantor Cabang Cibinong telah menyalurkan Kredit Mikro

Utama kurang lebih sebesar 5,157 milyar rupiah sejak tahun 2007 sampai

semester pertama tahun 2009. Sedangkan jumlah debitur Kredit Mikro Utama dari

Page 19: Documenta

5/10/2018 a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 19/105

5

tahun 2007 hingga semester pertama 2009 telah mencapai 162 pelaku usaha (BPD

Jawa Barat dan Banten KCP Dramaga, 2009).

Namun perjalanan Kredit Mikro Utama yang diberikan Bank Jabar Banten

KCP Dramaga kepada pelaku UMKM tidak selalu lancar. Kedinamisan sektor

UMKM, dimana terdapat persaingan yang ketat baik di dalam maupun di luar

menjadikan penyaluran kredit pada sektor ini memiliki resiko yang cukup tinggi.

Meningkatnya angka kredit bermasalah menggambarkan adanya resiko kegagalan

penyaluran kredit yang cukup besar pada sektor UMKM di BPD Jawa Barat dan

Banten KCP Dramaga. Banyak terjadi kasus terhambatnya pengembalian kredit

seperti penunggakan bahkan kemacetan angsuran kredit. Hal ini tentunya dapat

berpengaruh buruk pada kesehatan bank dari segi kualitas aset bank.

Penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi Kredit Mikro Utama

penting dilakukan. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan

pada Bank Jabar Banten dalam pengambilan keputusan penyaluran Kredit Mikro

Utama pada UMKM dan juga sebagai referensi bagi pelaku UMKM dalam

mengatasi permasalahan permodalan yang selama ini sering menjadi masalah

dasar dalam pengembangan UMKM.

1.2  Perumusan Masalah

Bank Jabar Banten Kantor Cabang Pembantu Dramaga merupakan kantor

unit pelayanan Bank Jabar Banten yang berada di lokasi strategis dan memiliki

potensi ekonomi dan finansial untuk membantu kantor cabang Cibinong dalam

peningkatan kredit, dana, dan jasa termasuk di dalamnya memberikan bantuan

Kredit Mikro Utama bagi sektor UMKM. Peningkatan jumlah debitur dari tahun

2007 sampai 2008 menunjukkan semakin membaiknya perkembangan sektor ini.

Page 20: Documenta

5/10/2018 a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 20/105

6

Kondisi ini berpengaruh positif dalam mendukung upaya ekspansi penyaluran

Kredit Mikro Utama di Bank Jabar Banten KCP Dramaga. Keragaan jumlah

debitur Kredit Mikro Utama di Bank Jabar Banten KCP Dramaga dapat dilihat

pada Gambar 1.1.

Sumber : BPD Jawa Barat dan Banten KCP Dramaga (2009)

Gambar 1.1 Keragaan Jumlah Debitur Kredit Mikro Utama BPD Jawa

Barat dan Banten KCP Dramaga 2007-2009

Peningkatan penyaluran Kredit Mikro Utama tidak hanya terjadi pada

peningkatan jumlah debitur saja. Peningkatan juga terjadi pada angka kredit yang

disalurkan. Kondisi tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.2.

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

200

Jun'07 Des'07 Jun'08 Des'08 Jun'09 Jul'09

   N  a  s  a   b  a   h   (  o  r  a  n

  g   )

Bulan

Keragaan Nasabah Kredit Mikro Utama

Page 21: Documenta

5/10/2018 a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 21/105

7

150

600

1.790

2,021

596

301

0

500

1000

1500

2000

2500

Jun'07 Des'07 Jun'08 Jun'08 Jun'09 Jul'09

   N   i   l  a   i   (   j  u   t  a  r  u  p   i  a   h   )

Bulan

 

Sumber : BPD Jawa Barat dan Banten KCP Dramaga (2009)

Gambar 1.2 Posisi Penyaluran Kredit Mikro Utama BPD Jawa Barat dan

Banten KCP Dramaga 2007-2009

Penyaluran Kredit Mikro Utama di Bank Jabar Banten KCP Dramaga juga

disertai dengan sejumlah masalah. Pengembalian kredit yang tidak lancar menjadi

permasalahan yang perlu dipecahkan. Data   Non Performing Loan (NPL) atau

kredit bermasalah di KCP Dramaga pada tahun 2009 menunjukkan masih cukup

tingginya kredit bermasalah pada program Kredit Mikro Utama. Hal ini dapat

ditunjukkan oleh Gambar 1.3.

Page 22: Documenta

5/10/2018 a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 22/105

8

Sumber : BPD Jawa Barat dan Banten KCP Dramaga Tahun (2009)

Gambar 1.3 Posisi Non Performing Loan (NPL) Kredit Mikro Utama BPD

Jawa Barat dan Banten KCP Dramaga 2009.

Berdasarkan gambar di atas, nilai NPL Kredit Mikro Utama di tahun 2009

berada di atas kisaran 4 persen. Bahkan pada periode Januari sampai Maret berada

di atas 5 persen. Pada periode April sampai Juli nilai NPL mengalami penurunan

di kisaran 4 persen, tapi hal ini masih dinilai cukup meresahkan oleh pihak Bank 

Jabar Banten KCP Dramaga. Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor

6/10/PBI/2004 tanggal 12 April 2004 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan

Bank Umum, semakin tinggi nilai NPL (diatas 5%) maka bank tersebut tidak

sehat. NPL yang tinggi menyebabkan menurunnya laba yang akan diterima

oleh bank. Penurunan laba mengakibatkan deviden yang dibagikan juga semakin

berkurang sehingga pertumbuhan tingkat pengembalian saham bank akan

mengalami penurunan. Inilah yang harus diantisipasi oleh pihak bank agar

peningkatan nilai NPL tidak berlanjut bahkan diharapkan dapat terus menurun.

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul

   N   P   L    (   %    )

Bulan (2009)

Page 23: Documenta

5/10/2018 a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 23/105

9

Permasalahan NPL ini dinilai semakin penting bila dilihat dari cakupan

Kantor Cabang Pembantu yang dibawahi Bank Jabar Banten Cabang Cibinong,

dimana ada 4 KCP yang masuk ke dalam ruang lingkup Cabang Cibinong yakni

KCP Cibinong, KCP Cileungsi, KCP Ciawi, dan KCP Dramaga itu sendiri.

Sebagai perbandingan, pada bulan Januari dan Februari di tahun 2009 KCP

Dramaga memilliki nilai NPL yang cukup tinggi dibandingkan ketiga KCP yang

lainnya. Hal ini dapat dilihat dari Gambar 1.4.

Sumber : BPD Jawa Barat dan Banten Cabang Cibinong (2009)

Gambar 1.4 Posisi Non Performing Loan Kredit Mikro Utama antar KCP BPD

Jawa Barat dan Banten Cabang Cibinong Januari-Februari 2009.

Kondisi seperti ini tentunya menjadi dilematis bagi pihak bank, di satu sisi

Bank Jabar Banten ingin membantu UMKM dalam hal pendanaan untuk 

menjalankan usahanya, namun di sisi lain Bank Jabar Banten juga berharap

adanya keuntungan dari pemberian kredit untuk membiayai kelangsungan Bank 

Jabar Banten itu sendiri. Hal tersebut menyebabkan perlunya penelitian untuk 

mengetahui sebab-sebab tidak lancarnya pengembalian Kredit Mikro Utama Bank 

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00

7.00

8.00

9.00

Januari Februari

   N   i    l   a   i   N   P   L    (   %    )

Bulan (2009)

KCP Cibinong

KCP Cileungsi

KCP Ciawi Tasik 

KCP Dramaga

Page 24: Documenta

5/10/2018 a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 24/105

10

Jabar Banten sehingga diharapkan dapat menyusun strategi yang lebih baik lagi

dalam menyeleksi calon debitur agar angka kredit bermasalah dapat ditekan.

Faktor–faktor yang diduga mempengaruhi tingkat pengembalian kredit yaitu:

1.  Karakteristik Personal terdiri atas jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan,

status nasabah, dan tanggungan dalam keluarga.

2.  Karakteristik Usaha terdiri dari pengalaman usaha, aset usaha, omzet usaha,

dan total pendapatan bersih usaha bersih.

3.  Karakteristik Kredit terdiri dari plafond pinjaman, jangka waktu pelunasan,

pengalaman kredit, jaminan, dan tingkat suku bunga.

Dari uraian di atas, masalah yang akan diteliti berkaitan dengan tingkat

pengembalian Kredit Mikro Utama Bank Jabar Banten KCP Dramaga adalah:

1.  Bagaimana deskripsi nasabah yang berstatus lancar dan menunggak dalam

pengembalian Kredit Mikro Utama?

2.  Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi dan memiliki keterkaitan dengan

tingkat pengembalian Kredit Mikro Utama dan bagaimana pengaruh dan

keterkaitan tersebut?

1.3  Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1.  Mendeskripsikan nasabah yang lancar dan menunggak dalam pengembalian

Kredit Mikro Utama di Bank Jabar Banten KCP Dramaga.

2.  Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi dan memiliki keterkaitan

dengan tingkat pengembalian Kredit Mikro Utama di Bank Jabar Banten KCP

Dramaga.

Page 25: Documenta

5/10/2018 a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 25/105

11

1.4  Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi semua kalangan, baik bagi pihak 

Bank Jabar Banten khususnya KCP Dramaga, bagi pembaca, maupun bagi

penulis. Bagi pihak Bank Jabar Banten, diharapkan menjadi bahan evaluasi dan

strategi untuk menentukan kebijakan khususnya terkait dengan penyaluran Kredit

Mikro Utama agar dapat mengurangi atau bahkan mencegah adanya penunggakan

pengembalian kredit. Bagi pembaca, diharapkan dapat menjadikan penelitian ini

sebagai salah satu referensi dalam hal informasi perbankan khususnya mengenai

masalah Kredit Mikro Utama Bank Jabar Banten dan dapat memberikan manfaat

untuk penelitian berikutnya. Dan bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat

memperkaya ilmu dan pengetahuan yang telah diperoleh di masa perkuliahan.

1.5  Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini memiliki batasan ruang lingkup yaitu nasabah Kredit Mikro

Utama Bank Jabar Banten KCP Dramaga yang akan diteliti adalah nasabah KMU

produktif yang masih aktif sebagai nasabah hingga bulan Juli 2009 dan telah

menerima kredit minimal enam bulan ke belakang sejak Juli 2009.

Page 26: Documenta

5/10/2018 a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 26/105

12

TINJAUAN PUSTAKA

2.1  Definisi dan Unsur-Unsur Kredit

Dalam kehidupan sehari-hari, kata kredit bukan merupakan perkataan yang

asing bagi masyarakat kita. Istilah kredit berasal dari bahasa Yunani (credere)

yang berarti kepercayaan (truth atau faith). Oleh karena itu dasar dari kredit ialah

kepercayaan. Seseorang atau badan hukum yang memberikan kredit (kreditur)

percaya bahwa penerima kredit (debitur) di masa mendatang akan sanggup

memenuhi segala sesuatu yang telah dijanjikan. Apa yang telah dijanjikan itu

dapat berupa barang, uang, atau jasa (Suyatno, et al., 2007 ).

Prestasi dan kontraprestasi dapat berbentuk barang terhadap barang,

barang terhadap uang, barang terhadap jasa, jasa terhadap jasa, jasa terhadap uang,

  jasa terhadap barang, uang terhadap uang, uang terhadap barang, dan uang

terhadap jasa. Diterimanya kontraprestasi pada masa yang akan datang, maka jelas

tergambar bahwa kredit dalam arti ekonomi adalah penundaan pembayaran dari

prestasi yang diberikan sekarang, baik dalam bentuk uang, barang, maupun jasa.

Disini terlihat pula bahwa faktor waktu merupakan faktor utama yang

memisahkan prestasi dan kontraprestasi. Kredit berarti bahwa pihak kesatu

memberikan prestasi baik berupa barang, uang, atau jasa kepada pihak lain,

sedangkan kontraprestasi akan diterima kemudian (dalam jangka waktu tertentu).

Dalam hitungan ini, kredit dapat pula diartikan sebagai hak untuk menerima

pembayaran atau kewajiban untuk melakukan pembayaran pada waktu

yang diminta, atau pada waktu yang akan datang, karena penyerahan barang-

barang sekarang (Kent, 1988).

Page 27: Documenta

5/10/2018 a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 27/105

13

Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 mengenai Pokok-Pokok 

Perbankan, pengertian kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat

dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam

meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam

melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Uang

sering dijumpai pada proses perkreditan karena uang dalam transaksi kredit lebih

mudah/lancar dibandingkan dengan barang dan jasa, terutama untuk mengukur

pembayaran di hari yang akan datang. Jalannya transaksi semakin diperlancar

dengan adanya ukuran yang tepat mengenai berapa yang akan diterima oleh

kreditur dan berapa yang harus dibayar oleh debitur pada masa yang akan datang.

Kredit juga memiliki konsekuensi penanggungan resiko bersama baik oleh

kreditur maupun debitur. Resiko yang mungkin ditanggung oleh kreditur adalah

apabila jasa kredit yang diberikan mempunyai masalah di dalam

pengembaliannya, sedangkan resiko yang mungkin ditanggung oleh debitur

adalah jika ia tidak mampu membayar lunas kredit yang ia terima sesuai dengan

perjanjian jatuh tempo maka debitur dapat dituntut dan akan kehilangan agunan

yang menjadi jaminan dalam pemberian kredit.

Unsur-unsur yang terdapat dalam kredit adalah:

1.  Kepercayaan, yaitu keyakinan dari si pemberi kredit bahwa prestasi yang

diberikannya baik dalam bentuk uang, barang, atau jasa, akan benar-benar

diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu di masa yang akan datang.

2.  Waktu, yaitu suatu masa yang memisahkan antara pemberian prestasi dengan

kontraprestasi yang akan diterima pada masa yang akan datang. Dalam unsur

waktu ini terkandung pengertian nilai agio dari uang yaitu uang yang ada

Page 28: Documenta

5/10/2018 a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 28/105

14

sekarang lebih tinggi nilainya dari uang yang diterima pada masa yang akan

datang.

3.   Degree of risk , yaitu suatu tingkat resiko yang akan dihadapi sebagai akibat

dari adanya jangka waktu yang memisahkan antara pemberian prestasi dan

kontraprestasi yang akan diterima kemudian hari. Semakin lama kredit

diberikan, semakin tinggi pula tingkat resikonya karena terdapat unsur

ketidakpastian yang tidak dapat diperhitungkan. Inilah yang menyebabkan

timbulnya unsur resiko. Adanya unsur resiko inilah yang mengakibatkan

perlunya jaminan dalam pemberian kredit.

4.  Prestasi, atau objek kredit tidak saja diberikan dalam bentuk uang, tetapi juga

dalam bentuk barang dan jasa. Namun karena kehidupan modern sekarang

didasarkan kepada uang, maka transaksi-transaksi kredit yang menyangkut

uanglah yang sering kita jumpai dalam praktek perkreditan.

2.2  Tujuan dan Fungsi Kredit

Keuntungan atau  profitability merupakan tujuan dari pembelian kredit

yang terjelma dalam bentuk bunga yang diterima, dan karena pancasila adalah

dasar dan falsafah negara kita, maka tujuan kredit tidak semata-mata mencari

keuntungan, melainkan disesuaikan dengan tujuan negara yaitu untuk mencapai

masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan pancasila. Dengan demikian maka

tujuan kredit yang diberikan oleh suatu bank, khususnya bank pemerintah yang

akan mengembangkan tugas sebagai agent of development adalah untuk (Suyatno,

et al.,2007 ):

Page 29: Documenta

5/10/2018 a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 29/105

15

1.  Turut menyukseskan program pemerintah di bidang ekonomi dan

pembangunan.

2.  Meningkatkan aktifitas perusahaan agar dapat menjalankan fungsinya guna

menjamin terpenuhinya kebutuhan masyarakat.

3.  Memperoleh laba agar kelangsungan hidup perusahaan terjamin, dan dapat

memperluas usahanya.

Pemberian kredit harus mencakup kepentingan yang seimbang antara

kepentingan pemerintah, kepentingan masyarakat, dan kepentingan pengusaha.

Dimana kredit tidak semata-mata menguntungkan pihak debitur maupun kreditur,

tapi juga bermanfaat bagi masyarakat luas.

Kredit yang diberikan oleh bank mempunyai pengaruh yang sangat luas

dalam segala bidang kehidupan. Fungsi kredit perbankan dalam kehidupan

perekonomian dan perdagangan antara lain dapat meningkatkan daya guna uang,

meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang, meningkatkan daya guna dan

peredaran barang, sebagai salah satu alat stabilitas ekonomi, meningkatkan

kegairahan berusaha, meningkatkan pemerataan pendapatan, dan sebagai alat

untuk meningkatkan hubungan internasional.

2.3  Jenis-Jenis Kredit

Pemberian fasilitas kredit oleh bank dikelompokkan ke dalam jenis yang

masing-masing dilihat dari berbagai segi. Pembagian jenis ini ditujukan untuk 

mencapai sasaran atau tujuan tertentu mengingat setiap jenis usaha memiliki

berbagai karakteristik tertentu.

Page 30: Documenta

5/10/2018 a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 30/105

16

Kasmir (2008) mengklasifikasikan jenis-jenis kredit yaitu:

1.  Dilihat dari Segi Kegunaan

a. Kredit Investasi

Yaitu kredit yang biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau

membangun proyek/pabrik baru dimana masa pemakaiannya untuk suatu

periode yang relatif lebih lama dan biasanya kegunaan kredit ini adalah untuk 

kegiatan utama suatu perusahaan.

b. Kredit Modal Kerja

Merupakan kredit yang digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi

dalam operasionalanya. Kredit modal kerja diberikan untuk membeli bahan

baku, membayar gaji pegawai, atau biaya-biaya lainnya yang berkaitan

dengan proses produksi perusahaan.

2. Dilihat dari Segi Tujuan Kredit

a. Kredit Produktif 

Kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau investasi.

Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang atau jasa. Artinya, kredit ini

digunakan untuk diusahakan sehingga menghasilkan sesuatu baik berupa

barang maupun jasa.

b. Kredit Konsumtif 

Merupakan kredit yang digunakan untuk dikonsumsi atau dipakai secara

pribadi. Dalam kredit ini tidak ada pertambahan barang dan jasa yang

dihasilkan karena memang untuk digunakan atau dipakai oleh seseorang atau

badan usaha.

Page 31: Documenta

5/10/2018 a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 31/105

17

c. Kredit Perdagangan

Kredit perdagangan merupakan kredit yang digunakan untuk kegiatan

perdagangan dan biasanya untuk membeli barang dagangan yang

pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut.

Kredit ini sering diberikan kepada suplier atau agen-agen perdagangan yang

akan membeli barang dalam jumlah tertentu.

3. Dilihat dari segi Jangka Waktu

a. Kredit Jangka Pendek 

Kredit ini merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari satu

tahun atau paling lama satu tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan

modal kerja.

b. Kredit Jangka Menengah

Jangka waktu kreditnya berkisar antara satu tahun sampai dengan tiga tahun,

kredit jenis ini dapat diberikan untuk modal kerja. Beberapa bank 

mengklasifikasikan kredit menengah menjadi kredit jangka panjang.

c. Kredit Jangka Panjang

Merupakan kredit yang masa pengembaliannya paling lama yaitu diatas tiga

tahun atau lima tahun. Biasanya kredit ini digunakan untuk investasi jangka

panjang seperti perkebunan karet, kelapa sawit, atau manufaktur dan juga

untuk kredit konsumtif seperti kredit perumahan.

4. Dilihat dari Segi Jaminan

a. Kredit dengan Jaminan

Merupakan kredit yang diberikan dengan suatu jaminan tertentu. Jaminan

tersebut dapat berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud. Artinya,

Page 32: Documenta

5/10/2018 a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 32/105

18

setiap kredit yang dikeluarkan akan dilindungi senilai jaminan yang diberikan

si calon debitur.

b. Kredit tanpa Jaminan

Yaitu kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang tertentu. Kredit

 jenis ini diberikan dengan melihat prospek usaha, karakter, serta loyalitas si

calon debitur selama berhubungan dengan bank yang bersangkutan.

5. Dilihat dari Segi Sektor Usaha

a. Kredit Pertanian

Merupakan kredit yang dibiayai untuk sektor perkebunan atau pertanian

rakyat. Sektor usaha pertanian dapat berupa jangka pendek atau jangka

panjang.

b. Kredit Peternakan

Dalam hal ini kredit diberikan untuk jangka waktu yang relatif pendek 

misalnya peternakan ayam dan untuk kredit jangka panjang seperti kambing

atau sapi.

c. Kredit Industri

Yaitu kredit untuk membiayai industri pengolahan baik untuk industri kecil,

menengah, atau besar.

d. Kredit Pertambangan

Yaitu jenis kredit untuk usaha tambang yang dibiayainya, biasanya dalam

 jangka panjang, seperti tambang emas, minyak, atau tambang timah.

Page 33: Documenta

5/10/2018 a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 33/105

19

e. Kredit Pendidikan

Merupakan kredit yang diberikan untuk membangun sarana dan prasarana

pendidikan atau dapat pula berupa kredit untuk para mahasiswa yang sedang

belajar.

f. Kredit Profesi

Diberikan kepada kalangan para profesional seperti dosen, dokter, atau

pengacara.

g. Kredit Perumahan

Yaitu kredit untuk membiayai pembangunan atau pembelian perumahan.

2.4  Prinsip Penilaian Kredit

Ada berbagai faktor yang menjadi pertimbangan bagi pihak bank dalam

melakukan seleksi pengajuan kredit. Dua jenis prinsip yang biasa diterapkan

dalam mempertimbangkan pengajuan kredit (analisis kredit), yaitu prinsip ‘6C’

dan prinsip “6A”. Adapun prinsip “6C” (Dendawijaya, 2001) meliputi:

1.  Character (Kepribadian) 

Prinsip ini menyangkut sifat, kepribadian, dan citra calon debitur dalam

masyarakat. Hal ini terkait dengan kemauan dan kesungguhan dalam membayar

angsuran kredit (willingness to pay) yang tentunya sangat berpengaruh terhadap

integritas dalam memenuhi kewajiban pembayaran kredit dan pemanfaatan

pemberian kredit dengan benar. Karakter ini dapat dilihat dari: 

a.  Berkelakuan baik, dalam arti tidak membiasakan diri beringkar janji dan

selalu berupaya untuk memenuhi janjinya. Hal ini dapat diketahui dengan

melihat riwayat pinjaman terdahulu, atau riwayat pembayaran tagihan rutin

nasabah setiap bulan (tagihan listrik, air, telepon)

Page 34: Documenta

5/10/2018 a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 34/105

20

b.  Tidak mempunyai predikat penjudi, pencuri, pemabuk atau penipu.

c.  Kedudukan calon debitur di lingkungan masyarakat.

2.  Capacity (Kemampuan) 

Terkait dengan kesanggupan dan kemampuan calon debitur untuk 

melunasi pokok pinjamannya disertai bunga dan syarat-syarat lain dalam

perjanjian kredit. Kemampuan ini dapat diukur dari kondisi usaha,

pendapatan/omzet usaha yang dapat mencerminkan tingkat likuiditas dan

profitabilitas usaha. Semakin likuid dan semakin tinggi tingkat profitabilitasnya,

maka kemampuan membayar kembali pinjaman dan kewajiban lain akan semakin

besar.

3.  Capital (Modal) 

Merupakan kepemilikan terhadap modal dan kemampuan nasabah

(pengusaha) dalam membiayai perusahaannya. Perbandingan besarnya

pembiayaan dari bank dengan modal sendiri dapat dinilai melalui debt to equity

ratio. Hal ini dapat dilihat berdasarkan laporan keuangan perusahaan atau ditinjau

langsung oleh petugas kredit.

4.  Condition of economy (Kondisi ekonomi) 

Pertimbangan atas situasi ekonomi yang sedang terjadi dalam suatu

wilayah atau negara yang tentunya berpengaruh terhadap usaha calon debitur dan

pada akhirnya mempengaruhi keberhasilan pemanfaatan dan pengembalian kredit.

5.  Collateral (Agunan) 

Berupa ketersediaan jaminan yang sesuai dan seimbang dengan jumlah

kredit yang diberikan sehingga pihak bank tidak perlu merasa khawatir ketika

Page 35: Documenta

5/10/2018 a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 35/105

21

terjadi kemacetan dalam pengembalian pinjaman (kredit) karena agunan tersebut

dapat menjadi pengganti pengembalian kredit yang macet. 

6.  Constraints (Keterbatasan) 

Merupakan faktor-faktor yang menjadi penghambat atau pembatas berupa

faktor sosial psikologis dalam suatu wilayah tertentu yang menyebabkan suatu

proyek/usaha tidak memungkinkan untuk dijalankan.

Metode analisis “6A” adalah metode analisis kredit yang lebih teliti, tepat,

dan akurat. Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia, pihak bank (pemberi kredit)

diharuskan untuk melakukan penelitian yang seksama terhadap kesanggupan dan

kemampuan debitur untuk melaksanakan proyeknya dan pengembalian kredit

yang diterimanya. Adapun prinsip “6A” menurut Dendawijaya (2001) meliputi:

1.  Aspek yuridis (hukum), bertujuan untuk meneliti ketentuan-ketentuan

legalitas dari perusahaan atau badan hukum yang akan memperoleh bantuan

kredit atau pembiayaan dari bank.

2.  Aspek pasar dan pemasaran, mengkaji kemungkinan pangsa pasar yang dapat

diraih bagi produk/jasa perusahaan yang akan dibiayai oleh kredit serta

meneliti tentang strategi pemasaran yang akan dilakukan pengusaha dalam

menghadapi persaingan yang kompetitif.

3.  Aspek teknis, bertujuan untuk menilai seberapa jauh kemampuan pengusaha

dalam mempersiapkan dan melaksanakan pembangunan proyek/usaha serta

seberapa besar kesiapan teknik dalam menjalankan operasi usahanya nanti

sebagai suatu business entity.

4.  Aspek manajemen, mengukur kemampuan dan kecakapan dalam mengelola

usaha atau manajemen perusahaan dalam menjalankan aktivitas usahanya.

Page 36: Documenta

5/10/2018 a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 36/105

22

5.  Aspek keuangan, bertujuan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam

mengelola keuangannya.

6.  Aspek sosial ekonomi, suatu kajian terhadap value added  yang dimiliki

perusahaan dari sudut pandang sosial dan makroekonomi terutama manfaat

sosial ekonomi yang diterima oleh pemerintah maupun masyarakat seperti

perluasan lapangan kerja dan pendapatan pajak pemerintah.

2.5  Kolektibilitas (Kualitas) Kredit

Kolektibilitas (kualitas) kredit adalah kemampuan debitur untuk 

mengembalikan dana yang dipinjam dari bank, baik pinjaman pokok maupun

bunga kreditnya pada waktu yang telah ditentukan berdasarkan perjanjian yang

telah disepakati.

Penggolongan kolektibilitas (kualitas) kredit dapat diukur melalui ketepatan

pembayaran kembali pokok dan bunga serta kemampuan debitur baik ditinjau dari

usaha maupun nilai agunan kredit yang bersangkutan. Berdasarkan tingkat

kelancaran dalam pengembalian kredit, Bank Indonesia menggolongkan

kolektibilitas kredit ke dalam empat kategori yaitu:

1.  Kredit lancar (Pass) 

Kredit lancar adalah kredit yang pelunasan angsuran pokok dan/atau bunga

dilakukan tepat waktu (tidak pernah melakukan penunggakan). 

2.  Dalam Perhatian Khusus (Special mention) 

Suatu kredit dikatakan daam perhatian khusus apabila terdapat penunggakan

pembayaran angsuran pokok dan/atau bunga yang belum melampaui 90 hari. 

3.  Kredit kurang lancar (Sub-standard ) 

Page 37: Documenta

5/10/2018 a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 37/105

23

Kredit kurang lancar adalah kredit yang mengalami penunggakan

pembayaran angsuran pokok dan/atau bunga yang telah melampaui 90 hari.

4.  Kredit diragukan ( Doubtful) 

Kredit yang diragukan merupakan kredit yang mengalami penunggakan

angsuran pokok dan/atau bunga yan telah melampaui 180 hari. 

5.  Kredit macet ( Loss) 

Kredit macet adalah kredit yang mengalami penunggakan pembayaran

angsuran pokok dan/atau bunga yang telah melampaui 270 hari.

2.6  Defenisi dan Ruang Lingkup Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah

(UMKM)

Menurut Keputusan Menteri Keuangan No. 40/KMK.06/2003 tentang

Pendanaan Kredit Usaha Mikro dan Kecil, pengertian usaha mikro adalah usaha

produktif milik keluarga atau perorangan Warga Negara Indonesia yang memiliki

hasil penjualan paling banyak Rp 100 juta per tahun. Menurut Undang-Undang

Nomor 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil, pengertian Usaha kecil adalah usaha

produktif milik Warga Negara Indonesia, yang berbentuk badan usaha orang

perorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha berbadan

hukum termasuk koperasi, dan bukan merupakan anak perusahan atau cabang

perusahaan yang dimilki, dikuasai atau berafiliasi, baik langsung maupun tidak 

langsung dengan Usaha Menengah atau Besar, serta memiliki kekayaan bersih

paling banyak Rp 200 juta, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau

memiliki hasil penjualan paling banyak Rp 100 juta per tahun.

Berdasarkan Inpres Nomor 10 Tahun 1999, tentang Pemberdayaan Usaha

Menengah, pengertian usaha menengah adalah usaha produktif milik Warga

Page 38: Documenta

5/10/2018 a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 38/105

24

Negara Indonesia, yang berbentuk badan usaha orang perorangan, badan usaha

yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha berbadan hukum termasuk 

koperasi, yang berdiri sendiri dan bukan merupakan anak perusahaan atau cabang

perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau berafiliasi, baik langsung maupun tidak 

langsung dengan usaha besar, serta memiliki kekayaan bersih lebih besar dari Rp

200 juta, sampai dengan Rp 10 miliar, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat

usaha, atau memiliki hasil penjualan paling banyak Rp 100 juta per tahun. Badan

Pusat Statistik (BPS) dan Kementrian Koperasi dan UKM menggolongkan suatu

usaha sebagai usaha kecil jika memiliki omzet kurang dari Rp 1 milyar per tahun.

Untuk usaha menengah, batasannya adalah usaha yang memiliki omzet antara Rp

1 sampai dengan Rp 50 milyar per tahun. BPS juga menggolongkan suatu usaha

berdasarkan jumlah tenaga kerja. Usaha kecil adalah usaha yang memiliki pekerja

1-19 orang, usaha menengah memiliki pekerja 20-99 orang.

Bank Indonesia (BI) menggolongkan Usaha Kecil dengan merujuk pada

UU Nomor 9 Tahun 1995, sedangkan untuk usaha menengah, BI menentukan

sendiri kriteria aset tetapnya dengan besaran yang dibedakan antara industri

manufaktur (Rp 200 juta s/d Rp 5 miliar) dan non manufaktur (Rp 200 s/d 600

  juta). BI juga mendefinisikan bahwa kredit mikro adalah kredit dengan plafond

Rp.0,- sampai dengan maksimum Rp.50 juta, kredit kecil adalah kredit dengan

plafon lebih dari Rp.50 juta sampai dengan maksimum Rp.500 juta, kredit

menengah adalah kredit dengan plafon lebih dari Rp.500 juta sampai dengan

maksimum Rp.5 miliar. Namun dalam penyaluran KMU, pihak BJB KCP

Dramaga medefinisikan kredit mikro adalah kredit dengan palfond Rp.0,- sampai

dengan maksimum Rp.100 juta.

Page 39: Documenta

5/10/2018 a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 39/105

25

2.7  Lembaga Keuangan Bank

Lembaga keuangan merupakan suatu lembaga yang bertugas memberikan

layanan yang menyangkut keuangan, termasuk di dalamnya pemberian jasa

bantuan permodalan atau pembiayaan. Lembaga keuangan ini dibedakan menjadi

dua yaitu lembaga keuangan bank dan non bank.

Bank merupakan salah satu institusi yang menyediakan jasa keuangan, kata

‘bank’ berasal dari bahasa Italia yaitu banca yang artinya adalah uang. Fungsi

utama dari bank adalah menyediakan jasa menyangkut penyimpanan nilai dan

perluasan kredit.

Pengertian bank dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, secara sederhana

pengertian bank dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan

utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali

dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya (Kasmir, 2008).

Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan,

bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk 

simpanan dan menyalurkannnya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau

bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Prof. G.M. Verryn Stuart (2001) mendefinisikan bank adalah suatu badan

yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan kredit, baik dengan alat-alat

pembayarannya sendiri atau dengan uang yang diperolehnya dari orang lain,

maupun dengan jalan memperedarkan alat-alat penukar baru berupa uang giral.

Jadi dapat disimpulkan bahwa usaha perbankan meliputi tiga kegiatan

utama yaitu menghimpun dana, menyalurkan dana, dan memberikan jasa bank 

lainnya. Kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana merupakan kegiatan pokok 

Page 40: Documenta

5/10/2018 a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 40/105

26

perbankan, sedangkan kegiatan memberikan jasa-jasa bank lainnya hanyalah

merupakan pendukung dari kedua kegiatan di atas.

2.8  Penelitian Terdahulu

Penelitian-penelitian menyangkut kredit telah banyak dilakukan

diantaranya oleh Alamsyah (2007) yang meneliti tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi tingkat pengembalian kredit macet pada kredit usaha pedesaan

(Kupedes) sektor agribisnis di BRI unit Ciomas, Bogor. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengembalian

kredit macet Kupedes adalah jumlah tanggungan keluarga, jarak rumah debitur

dengan Bank, dan omzet usaha yang dihasilkan. Semakin banyak jumlah

tanggungan keluarga dan semakin jauh jaraknya dari rumah ke bank serta semakin

kecil omzet usaha yang diperoleh maka kemungkinan timbulnya kredit macet

semakin besar. Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model

regresi logistik (logit ).

Penelitian yang dilakukan oleh Hermawan (2007) tentang faktor-faktor

yang mempengaruhi keberhasilan pengembalian kredit umum pedesaan

(Kupedes) untuk usaha Mikro, Kecil, dan Menengah di Kabupaten Bogor (kasus

di BRI unit Leuwiliang) menggunakan model analisis logistik biner (logit biner).

Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa karakteristik individu yang

berpengaruh nyata dan negatif terhadap pengembalian Kupedes adalah jarak 

rumah debitur dengan BRI. Sedangkan karakteristik usaha yang berpengaruh

nyata dan positif terhadap pengembalian Kupedes adalah omzet, pengalaman

kredit, dan jangka waktu pinjaman.

Page 41: Documenta

5/10/2018 a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 41/105

27

Asih (2007) melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang

berpengaruh pada pengembalian kredit pengusaha kecil dalam program kemitraan

Corporate Social Responsibility (studi kasus pada PT. Telkom Divre II Jakarta).

Dengan menggunakan teknik analisis model binar (probit) diperoleh kesimpulan

bahwa hanya ada dua faktor yang berpengaruh positif terhadap pengembalian

kredit yaitu jumlah pinjaman dan penghasilan bersih usaha. Sedangkan yang

terbukti berpengaruh negatif terhadap pengembalian kredit adalah tingkat suku

bunga, bencana, dan penghasilan di luar usaha.

Penelitian yang dilakukan oleh Muhammamah (2008) mengenai faktor-

faktor yang mempengaruhi tingkat pengembalian kredit oleh UMKM (studi kasus

nasabah Kupedes PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk (Persero) Unit Cigudeg,

Cabang Bogor) menyimpulkan bahwa hanya ada dua variabel yang berpengaruh

nyata bersifat positif/searah terhadap kelancaran pengembalian kredit yakni omzet

usaha dan frekuensi pinjaman. Sedangkan variabel lainnya yakni usia, jenis

kelamin, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, lama usaha, nilai

plafond, dan jangka waktu pengembalian tidak memiliki hubungan yang nyata

terhadap tingkat pengembalian kredit.

Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnnya ialah

lokasi penelitian yang tergolong masih tergolong baru dan belum pernah ada yang

meneliti di Bank Jabar Banten KCP Dramaga, Bogor. Ditambah lagi dengan

program pengucuran Kredit Mikro Utama dari Bank Jabar Banten kepada pelaku

usaha UMKM yang juga masih tergolong baru sehingga perlu dilakukan

penelitian seperti ini untuk penyusunan strategi yang tepat agar program

Page 42: Documenta

5/10/2018 a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 42/105

28

penyaluran Kredit Mikro Utama dapat berjalan dengan lancar baik pada periode

awal dan seterusnya.

Disamping itu, dalam penelitian ini juga dilengkapi dengan analisis

deskriptif yang membandingkan karakteristik debitur responden yang tergolong

lancar dan menunggak dalam mengembalikan kredit. Variabel-variabel yang

dipakai dalam penelitian ini juga lebih beragam agar dapat diketahui dengan jelas

faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap kelancaran Kredit Mikro Utama

dari semua kemungkinan faktor-faktor yang diduga berpengaruh, baik itu faktor

ekonomi maupun non-ekonomi.

2.9  Kerangka Pemikiran

2.9.1 Kerangka Pemikiran Konseptual 

2.9.1.1 Kekuatan dan Kelemahan UMKM

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) pada kenyataannya mampu

bertahan dan mengantisipasi kelesuan perekonomian yang disebabkan inflasi atau

berbagai faktor lainnya. Tanpa subsidi maupun proteksi, UMKM mampu

menambah devisa negara khususnya industri kecil di sektor informal dan mampu

berperan sebagai penyangga perekonomian masyarakat kecil lapisan bawah.

Sebahagian besar UMKM merupakan kegiatan padat karya, yang banyak 

memanfaatkan sumber daya lokal. Pada umumnya produk UMKM adalah produk 

yang khusus, unik, dan spesial. Hal ini dilakukan agar UMKM mampu bersaing

dengan usaha besar yang memiliki banyak kekuatan dalam aktivitas produksinya.

Hal inilah yang justru menjadi salah satu keunggulan UMKM.

Ruang lingkup pemasaran yang tidak terlalu luas juga menjadikan UMKM

mampu memahami sifat dan tabiat dari konsumennya. Hal ini jelas menjadi

Page 43: Documenta

5/10/2018 a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 43/105

29

kelebihan UMKM dibanding usaha besar yang jangkauan pemasarannya lebih

luas dan jauh sehingga kurang memiliki hubungan langsung dengan para

konsumennya. Kedekatan dengan konsumen tersebut dapat menjadi alat bagi

UMKM untuk mencapai keberhasilan usaha.

Disamping memiliki keunggulan yang sangat prospektif di atas, UMKM

  juga menghadapi kelemahan yang tidak sedikit. Pemberdayaan UMKM sampai

sekarang ini masih bergelut pada masalah-masalah klasik seperti masalah

keuangan khususnya menyangkut permodalan baik dalam membiayai aktivitas

operasional maupun dalam pengembangan usaha. Dalam hal pemasaran juga

Page 44: Documenta

5/10/2018 a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 44/105

30

terdapat banyak kekurangan diantaranya kurangnya kemampuan promosi, posisi

nilai tawar yang rendah ketika mengembangkan penetrasi usaha dalam konteks

kompetensi global dan juga persaingan antar perusahaan kecil.

Kelemahan juga terletak pada keberadaan UMKM sebagai usaha informal

yang tidak memliki struktur organisasi yang jelas dan bersifat sederhana tanpa

adanya aturan baku baik menyangkut status dan pembagian tugas karyawan dan

sistem pengupahan. Dalam bidang admistrasi dan pembukuan juga masih ada

kelemahan dimana pada umumnya UMKM tidak melakukan penganggaran dan

pencatatan yang memadai terkait dengan pendapatan dan pengeluaran usaha.

Masalah permodalan merupakan salah satu kelemahan dominan dalam

pertumbuhan dan perkembangan UMKM. Meskipun memiliki peran yang sangat

penting bagi perekonomian, namum UMKM memiliki kendala dalam

memperoleh dana sebagai modal usaha. Oleh karena itu diperlukan peranan dari

sektor perbankan maupun lembaga keuangan lainnya seperti pegadaian, modal

ventura, leasing, dan juga lembaga keuangan informal dalam menyalurkan

pendanaan dalam bentuk kredit.

Bank sebagai salah satu lembaga keuangan formal masih menjadi salah

satu alternatif sumber permodalan bagi UMKM. Perbedaan persepsi antar UMKM

dan bank khusunya mengenai kelayakan kredit kiranya dapat dipecahkan agar

pelaku UMKM tidak terjerumus pada lembaga keuangan informal dengan bunga

yang kredit yang tinggi.

2.9.1.2 Peran Kredit Bagi UMKM

Kredit dapat berperan sebagai salah satu alternatif pembiayaan dalam

mengatasi persoalan modal yang dihadapi UMKM. Pemberian kredit bagi pihak 

Page 45: Documenta

5/10/2018 a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 45/105

31

UMKM diharapkan dapat mendukung kelancaran arus barang dan jasa sebagai

sektor riil dan berguna dalam peningkatan produktivitas dalam masyarakat apabila

kredit tersebut dimanfaatkan untuk kegiatan produktif.

Kredit bagi UMKM juga berperan dalam pemerataan pembangunan,

memperluas kesempatan kerja, dan memperluas kesempatan berusaha yang pada

ujungnya akan meningkatakan kesejahteraan, meningkatkan produktivitas, dan

meningkatkan pendapatan pelaku UMKM. Pada umumnya, pemberian kredit bagi

UMKM akan memberikan manfaat yang luas dalam perbaikan kehidupan

masyarakat, tidak hanya dalam dunia usaha tapi juga dalam hal-hal lain

menyangkut kesejahteraan dan kualitas hidup.

2.9.2  Kerangka Pemikiran Operasional

Penyaluran Kredit Mikro Utama oleh Bank Jabar Banten yang

dioperasikan di tingkat cabang dan kantor cabang pembantu diharapkan mampu

membantu pelaku UMKM yang membutuhkan bantuan modal baik dalam

menjalankan usahanya maupun untuk memenuhi kebutuhannya. Pemberian Kredit

Mikro Utama yang tepat sasaran bagi sektor UMKM akan menjadi pendorong

berkembangnya skala usaha pada sektor ini dan meningkatkan produktivitas

usahanya yang diharapkan dapat menambah pendapatan yang diterima dan

menyerap tenaga kerja yang lebih banyak lagi. Hal ini merupakan salah satu tolak 

ukur penyaluran Kredit Mikro Utama oleh Bank Jabar Banten.

Namun permasalahan yang kadang muncul ialah adanya keterlambatan

pengembalian/pelunasan kredit yang dipengaruh oleh faktor-faktor dari sisi

nasabah. Hal ini tentu saja merugikan bagi pihak bank karena modal bank menjadi

beku dan menurunnya pendapatan yang semestinya diperoleh dari hasi pemberian

Page 46: Documenta

5/10/2018 a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 46/105

32

kredit. Hal inilah yang mendorong perlunya dilakukan penelitian mengenai faktor-

faktor yang mempengaruhi pengembalian kredit.

Pengembalian Kredit Mikro Utama digolongkan lancar apabila

pembayaran angsuran dan bunga dilakukan tepat waktu berdasarkan perjanjian.

Sedangkan kredit digolongkan tidak lancar (menunggak) dalam pengembailannya

  jika pembayaran angsuran dan bunga mengalami penundaan dari waktu yang

diperjanjikan. Pengembalian kredit yang tidak lancar digolongkan dalam empat

tingkatan/status oleh Bank Jabar Banten yaitu (1) DPK (dalam perhatian khusus),

status ini diberikan kepada debitur yang menunda pembayaran angsuran Kredit

Mikro Utama selama satu sampai tiga bulan dari tanggal yang ditentukan. (2)

Kurang lancar, status ini diberikan kepada debitur yang menunggak angsuran

Kredit Mikro Utama selama empat sampai lima bulan dari tanggal yang

ditentukan. (3) Meragukan, status ini diberikan kepada debitur yang menunggak 

pembayaran angsuran Kredit Mikro Utama selama enam bulan. (4) Macet, status

ini diberikan kepada debitur yang menunggak pembayaran angsuran Kredit Mikro

Utama di atas tujuh bulan.

Faktor-faktor yang diduga mempengaruhi tingkat kelancaran

pengembalian Kredit Mikro Utama dan membedakan kelompok debitur yang

tergolong lancar dan menunggak dalam pengembalian kredit tersebut diduga

terdiri dari faktor jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, status nasabah, dan

  jumlah tanggungan dalam keluarga yang merupakan karakteristik personal.

Sedangkan karakteristik usaha yang diduga berpengaruh terhadap kelancaran

pengembalian Kredit Mikro Utama meliputi pengalaman usaha, aset usaha, omzet

usaha, dan total pendapatan usaha bersih. Selain itu, karakteristik kredit yang

Page 47: Documenta

5/10/2018 a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 47/105

33

diduga berpengaruh terhadap kelancaran pengembalian Kredit Mikro Utama

meliputi plafond pinjaman, jangka waktu pelunasan, pengalaman kredit, jaminan

kredit, dan tingkat suku bunga. Pemilihan semua faktor atau variabel yang diduga

berpengaruh terhadap tingkat pengembalian kredit tersebut berdasarkan hasil

diskusi terhadap pihak analis kredit Bank Jabar Banten KCP Dramaga serta

didukung oleh referensi dari penelitian sebelumnnya.

Pengaruh yang diduga berasal dari ketiga karakteristik tersebut dapat

dijelaskan sebagai berikut:

1.  Karakteristik Personal

Jenis kelamin wanita diduga memiliki loyalitas yang lebih besar dan lebih

mampu menjaga kepercayaan yang diberikan bank dalam memenuhi kewajiban

angsuran kredit (KMU Bank Jabar Banten KCP Dramaga) dibandingkan pria

sehingga wanita diduga memiliki peluang pengembalian kredit dengan lancar

lebih besar daripada pria. Usia diduga berpengaruh positif terhadap kelancaran

pengembalian kredit karena usia yang lebih muda menunjukkan produktifitas

yang lebih tinggi dibanding dengan usia yang lebih tinggi.

Tingkat pendidikan diduga berpengaruh positif terhadap kelancaran

pengembalian kredit karena semakin tinggi tingkat pendidikan nasabah

menunjukkan kemampuan manajerial yang semakin baik dalam pengelolaan

usaha. Status nasabah lama diduga memilki peluang pengembalian kredit dengan

lancar lebih besar daripada nasabah yang bersatatus masih baru karena nasabah

yang berstatus lama memiliki rekam jejak pengembalian kredit dengan lancar di

peminjaman sebelumnya. Jumlah tanggungan dalam keluarga diduga berpengaruh

negatif dalam kelancaran pengembalian kredit karena semakin banyak tanggungan

Page 48: Documenta

5/10/2018 a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 48/105

34

dalam keluaraga maka semakin besar pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan

hidup mereka sehari hari. Hal ini mengakibatkan berkurangnya pendapatan yang

sedianya digunakan dalam pengembalian kedit.

2. Karakteristik Usaha

Pengalaman usaha debitur diduga berpengaruh positif terhadap kelancaran

pengembalian kredit karena semakin lama keberadaan usaha debitur maka dapat

meningkatkan pemahaman dan kemampuan dalam mengelola usaha sehingga

mendukung usaha yang digeluti dan pada akhirnya akan meningkatkan

pendapatan serta memberikan peluang kemampuan pengembalian kredit secara

lancar. Aset usaha diduga berpengaruh positif terhadap kelancaran pengembalian

kredit karena tingginya aset usaha yang dimiliki menunjukkan kemampuan

membayar dan penalangan yang lebih besar dibandingkan dengan debitur yang

aset usahanya lebih kecil.

Omzet penjualan diduga berpengaruh positif dalam kelancaran

pengembalian kredit karena semakin tinggi omzet penjualan maka akan

berpeluang lebih tinggi untuk mengembalikan kredit sesuai jadwal yang

ditetapkan bank. Total pendapatan usaha bersih diduga berpengaruh positif 

terhadap kelancaran pengembalian kredit karena semakin besar pendapatan bersih

usaha maka kemampuan membayar angsuran dan beban bunga akan semakin

besar sehingga peluang pengembalian kredit dengan lancar juga semakin besar.

3. Karakteristik Kredit

Plafond pinjaman diduga berpengaruh negatif terhadap kelancaran

pengembalian kredit karena semakin besar nilai plafond yang diterima maka akan

memperbesar beban angsuran dan bunga yang harus dibayar sehingga

Page 49: Documenta

5/10/2018 a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 49/105

35

menurunkan peluang pengembalian kredit secara lancar. Jangka waktu pelunasan

diduga berpengaruh positif terhadap kelancaran pengembalian kredit, dengan

asumsi semakin lama jangka waktu pelunasan kredit maka tanggungan angsuran

akan semakin kecil sehingga beban debitur dalam pelunasan kredit menjadi lebih

ringan dibandingkan dengan jangka waktu pelunasan yang lebih cepat dengan

besar pinjaman yang sama.

Pengalaman menerima kredit diduga berpengaruh positif terhadap

kelancaran pengembalian kredit karena semakin sering debitur memperoleh

pinjaman kredit menunjukkan bahwa kredibilitas debitur tersebut tidak diragukan

lagi dalam memenuhi angsuran kredit. Jaminan kredit diduga berpengaruh positif 

terhadap kelancaran pengembalian kredit karena semakin besar nilai jaminan yang

diberikan debitur pada saat penerimaan kredit maka keseriusannya dalam

mengembalikan kredit akan semakin tinggi juga agar jaminnya kembali. Tingkat

suku bunga diduga berpengaruh negatif terhadap kelancaran pengembalian kredit

karena semakin tinggi tingkat suku bunga kredit maka beban angsuran bunga akan

semakin tinggi juga yang mengakibatkan peluang nasabah dalam pengembalian

kredit akan semakin kecil.

Faktor-faktor di atas akan dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif, untuk 

mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi kelancaran pengembalian kredit.

Besarnya pengaruh masing-masing faktor akan dapat terlihat dengan melakukan

analisis regresi logistik biner. Hasil analisis akan menjadi bahan pertimbangan

dalam menentukan kebijakan yang akan ditempuh guna mengatasi permasalahan

kredit di Bank Jabar Banten KCP Dramaga. Kerangka pemikiran operasional yang

telah diuraikan di atas dapat dirangkum dalam Gambar 2.1

Page 50: Documenta

5/10/2018 a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 50/105

36

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Operasional

Bank Jabar Banten Cabang Cibinong

Bank Jabar Banten KCP Dramaga

Kredit Mikro Utama

Bahan evaluasi dan pertimbangan dalam penyusunan

kebijakan Kredit Mikro Utama Bank Jabar Banten

KCP Dramaga pada masa yang akan datang

Output:

1.  Karakteristik debitur yang lancar dan menunggak dalam pengembaliankredit (Deskriptif)

2.  Faktor-faktor yang secara nyata mempengaruhi dan memiliki keterkaitan

terhada tin kat en embalian kredit (Re resi Lo istik dan Korelasi

Analisis Kualitatif (Deskriptif)

Analisis Kuantitatif (Regresi Logistik) dan Korelasi

Tidak LancarLancar

Tingkat Pengembalian Kredit

Karakteristik Kredit

a.  Plafond Pinjaman

b.  Jangka Waktu

Pelunasan Kredit

c.  Pengalaman

Memerima Kredit

d.  Jaminan Kredit

e.  Tingkat Suku

Bun a

Karakteristik Usaha

a.  Pengalaman

Usaha

b.  Aset Usaha

c.  Omzet Penjualan

d.  Total Pendapatan

Usaha Bersih

Karakteristik Personal

a.  Jenis Kelamin

b.  Usia

c.  Tingkat

Pendidikan

d.  Status Debitur

e.  Jumlah

Tanggungan dalam

Keluaga

Penunggakan Kredit

(Kredit Bermasalah)

UMKM

Page 51: Documenta

5/10/2018 a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 51/105

37

METODE PENELITIAN

3.1  Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Bank Jabar Banten KCP Dramaga dan juga

cabang Cibinong. Pelaksanaan penelitian berlangsung bulan Juli 2009 sedangkan

upaya persiapan/prapenelitian dan penjajakan mulai dilakukan sejak bulan Mei

2009.

3.2  Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

diperoleh dari arsip data debitur KMU, data Laporan Bulanan Bank Jabar Banten

KCP Dramaga menyangkut KMU, data dari Kementerian Negara Koperasi dan

Usaha Kecil Menengah, dan Laporan Keuangan Bank Jabar Banten.

3.3  Populasi

Populasi yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah para nasabah Kredit

Mikro Utama Bank Jabar Banten KCP Dramaga yang masih aktif hingga bulan

Juli 2009 dan telah memperoleh pinjaman Kredit Mikro Utama sekurang-

kurangnya enam bulan berjalan. Jumlah anggota populasi dalam penelitian ini

berjumlah 117 debitur yang terbagi dalam subpopulasi yaitu debitur dengan

pengembalian lancar sebanyak 88 debitur dan debitur dengan pengembalian tidak 

lancar sebanyak 29 debitur.

Page 52: Documenta

5/10/2018 a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 52/105

38

3.4  Metode Penentuan Sampel

Metode yang digunakan untuk menentukan sampel dalam penelititan ini

dilakukan dengan penarikan sampel tanpa peluang (nonprobability sampling)

yang tidak memungkinkan kita menghitung peluang terpilihnya anggota tertentu

populasi ke dalam contoh.

Jumlah sampel yang diambil sebanyak 70 orang yang berdasarkan pada

metode Slovin yang menggunakan rumus:

n = ukuran sampel

N = ukuran populasi

E = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel

yang masih dapat ditoleransi yaitu 10 persen

bahwa jumlah sampel yang dinilai cukup mewakili keseluruhan populasi yang

berjumlah 117 orang yaitu minimal 53 orang. Sedangkan jumlah sampel untuk 

masing-masing subpopulasi yaitu 49 orang mewakili subpopulasi nasabah yang

lancar dalam pengembalian kredit dan 21 orang mewakili subpopulasi yang tidak 

lancar dalam pengembalian kredit.

3.5  Metode Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data dalam penelititan ini menggunakan perangkat digital

komputer dengan aplikasi program SPSS 13 dan Microsoft Excell 2007. Analisis

data dilakukan dengan analisis kualitatif dan analisis kuantitatif.

Page 53: Documenta

5/10/2018 a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 53/105

39

3.5.1  Analisis Kualitatif 

Analisis kualitatif dilakukan melalui analisis deskripktif dengan

menjabarkan satu persatu karakteristik KMU dalam bentuk tabulasi yang

ditujukan untuk menunjang analisis kuantitatif.

3.5.2  Analisis Kuantitatif 

Analisis terhadap faktor-faktor yang berpengaruh pada kelancaran

pengembalian Kredit Mikro Utama menggunakan model analisis Regresi Logistik 

(Logit Biner) sehingga dapat diketahui variabel-variabel prediktor (jenis kelamin,

usia, tingkat pendidikan, status nasabah, tanggungan dalam keluarga, pengalaman

usaha, aset usaha, omzet usaha, total pendapatan, plafond pinjaman, jangka waktu

pelunasan, pengalaman kredit, jaminan kredit, dan tingkat suku bunga) yang

secara nyata berpengaruh atau tidak terhadap tingkat kelancaran pengembalian

Kredit Mikro Utama sebagai variabel respon.

3.5.2.1  Analisis Regresi Logistik

1)  Penentuan Variabel

a)  Variabel respon

Y = 1 : Jika pengembalian kredit lancar

Y = 0 : Jika pengembalian kredit menunggak 

b)  Variabel Prediktor

1.  Karakteristik personal

X1 = Jenis Kelamin, sebagai variabel dummy (1 = wanita dan 0 = pria)

X2 = Usia (tahun)

X3 = Tingkat pendidikan (tahun)

Page 54: Documenta

5/10/2018 a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 54/105

40

X4 = Status nasabah, sebagai variabel dummy (1 = nasabah lama ; 0 =

nasabah baru)

X5 = Jumlah tanggungan dalam keluarga (orang)

2.  Karakteristik usaha

X6 = Pengalaman usaha, dengan kategori (0 = 1-8 tahun ; 1 = 8-16 tahun ;

2 = > 16 tahun)

X7 = Aset usaha (rupiah)

X8 = Omzet usaha, dengan kategori (0 = < 8,5 juta rupiah ; 1 = 8,5 – 85

 juta rupiah; 2 = . 85 juta rupiah)

X9 = Total pendapatan, dengan kategori (0 = < 1 juta rupiah ; 1 = 1- 2,5

 juta rupiah ; 2 = > 2,5 juta rupiah)

3.  Karakteristik kredit

X10 = Plafond pinjaman, dengan kategori (0 = > 50 juta rupiah ;

1 = 25 - 50 juta rupiah ; 2 = 10 - 25 juta ; 3 = < 10 juta rupiah)

X11 = Jangka waktu pelunasan (bulan)

X12 = Pengalaman kredit (kali)

X13 = Jaminan kredit (rupiah)

X14 = Tingkat suku bunga, dengan kategori (0 = 16,5 % ; 1 = 16%)

2)  Estimasi Fungsi Regresi Logistik

Regresi logistik merupakan suatu model analisis untuk mengetahui

pengaruh variabel-variabel prediktor yang berskala metrik (kontinyu) atau

kategorik (nominal) terhadap variabel respon yang berskala kategorik. Estimasi

model tersebut yaitu:

Page 55: Documenta

5/10/2018 a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 55/105

41

L = ln = β0 + β1X1 + β2X2 + ....... + βkXk 

Keterangan:

L  = Variabel respon, dalam hal ini tingkat kelancaran pengembalian kredit (1 =

lancar, 0 = tidak lancar)

β0 = Konstanta

β1 = Koefisien variabel prediktor ke-1

βk  = Koefisien variabel prediktor ke-k 

X1 = Variabel prediktor ke-1

Xk  = Variabel prediktor ke-k 

3)  Uji Kelayakan Model

Pengujian terhadap kelayakan model menggunakan statistik G yang

merupakan nisbah kemungkinan maksimum untuk mengetahui peran variabel-

veriabel prediktor dalam model secara simultan/bersama-sama. Rumus uji G

yaitu:

G = -2 ln  

Keterangan:

l0 = Likelihood tanpa variabel prediktor 

l1 = Likelihood dengan variabel prediktor 

Hipotesis: H0 = β1 = β2 = ... = βk = 0

H1 = Minimal ada satu nilai β ≠ 0

Page 56: Documenta

5/10/2018 a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 56/105

42

Jika nilai G >  2 p(α) atau  p-value dari statistik G lebih kecil dari taraf 

nyata (α = 0,1) maka keputusannya adalah menolak H0, artinya setidak-tidaknya

ada satu variabel prediktor yang berpengaruh nyata terhadapa variabel respon.

4)  Uji Kebaiksuain Model

Uji kebaiksuaian model (goodness of fit ) model dilakukan dengan

memperhatikan nilai sebaran chi-square dari Hosmer dan Lameshow.

Hipotesis:

H0 = Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai observasi dengan

nilai prediksi oleh model

H1 = Terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai observasi dengan nilai

prediksi oleh model

Jika  p-value dari ketiga statistik tersebut lebih besar dari taraf nyata (α =

0,1) maka keputusannya adalah menerima H0 yang artinya model tersebut cukup

layak untuk digunakan dalam prediksi.

5)  Uji Signifikansi Variabel Prediktor Secara Individu

Pengujian terhadap signifikansi masing-masing variabel prediktor secara

individu dilakukan dengan uji Wald (W  j), dengan rumus:

 

Keterangan:

= Penduga β 

= Penduga standard error dari β 

βk = Koefisien variabel prediktor ke-k 

Page 57: Documenta

5/10/2018 a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 57/105

43

Hipotesis: H0 = βk = 0

H1 = βk  ≠ 0, k=1,2,...,k 

Statistik Wj mengikuti sebaran normal (Z), jika nilai Wj > Zα /2 two-tailed 

 p-value dari statistik Wj lebih kecil dari taraf nyata (α = 0,1) maka keputusannya

adalah menolak H0 artinya variabel prediktor ke-k tersebut berpengaruh secara

nyata/signifikan terhadap variabel respon.

3.6  Definisi Operasional

1.  Kredit lancar yaitu kredit yang tidak mengalami penundaan/penunggakan

dalam pembayaran pokok pinjaman dan/atau bunga dari waktu yang

ditetapkan. 

2.  Kredit tidak lancar (menunggak) yaitu kredit yang pembayaran pokok 

pinjaman dan/atau bunga telah mengalami penundaan satu bulan atau lebih. 

3.  Jenis kelamin yaitu jenis kelamin dari debitur penerima kredit sekaligus

pelaku UMKM (1 = wanita, 0 = pria). 

4.  Usia yaitu umur debitur sejak lahir hingga proses pengambilan data dilakukan

(tahun). 

5.  Tingkat pendidikan yaitu tingkat pendidikan formal yang dijalani oleh debitur

dihitung dalam satuan tahun (lulus SD = 6, lulus SMP = 9, lulus SMA = 12,

lulus D3 = 15, lulus S1 = 16). 

6.  Status nasabah yaitu pembedaan nasabah atas nasabah baru atau yang sudah

menjadi nasabah sebelumnya. 

7.  Jumlah tanggungan keluarga adalah anak dari debitur yang belum menikah

dan/atau dalam usia sekolah dan/atau anggota keluarga yang belun

Page 58: Documenta

5/10/2018 a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 58/105

44

berpenghasilan atau jumlah anggota keluarga yang masih bergantung pada

debitur dalam hal keuangan dihitung dalam satuan orang. 

8.  Pengalaman usaha yaitu lama usaha yang digeluti debitur, dihitung dalam

satuan tahun. 

9.  Aset usaha yaitu kekayaan usaha baik dalam bentuk fisik yang memiliki nilai

bagi suatu entitas usaha. 

10.  Omzet usaha yaitu keseluruhan jumlah penjualan usaha dalam kurun waktu

tertentu, yang dihitung berdasarkan jumlah uang yang diperoleh. 

11.  Total pendapatan usaha yaitu jumlah penerimaan bersih rata-rata per bulan

dari hasil usaha debitur. 

12.  Plafond pinjaman yaitu nilai nominal pinjaman kredit yang diterima debitur. 

13.  Jangka waktu pelunasan yaitu lama pengembalian kredit yang telah disepakati

dalam perjanjian. 

14.  Pengalaman kredit yaitu berapa kali debitur telah memperoleh pinjaman

kredit. 

15.  Jaminan kredit yaitu aset pihak debitur yang dijanjikan kepada kreditur jika

debitur tidak dapat mengembalikan pinjaman tersebut. 

16.  Tingkat suku bunga yaitu persentase dari pokok utang yang dibayarkan

sebagai imbal jasa (bunga) dalam suatu perode tertentu. 

Page 59: Documenta

5/10/2018 a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 59/105

45

IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.9.1.3 Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten

4.1.1  Sejarah Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten

Pendirian Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dilatar belakangi oleh

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 33 tahun 1960 tentang

penentuan perusahaan di Indonesia milik Belanda yang dinasionalisasi. Salah satu

perusahaan milik Belanda yang berkedudukan di Bandung yang dinasionalisasi

yaitu NV Denis (De Erste Nederlansche Indische Shareholding) yang sebelumnya

perusahaan tersebut bergerak di bidang bank hipotek. Sebagai tindak lanjut dari

Peraturan Pemerintah nomor 33 tahun 1960 Pemerintah Propinsi Jawa Barat

dengan Akta Notaris Noezar nomor 152 tanggal 21 Maret 1961 dan nomor 184

tanggal 13 Mei 1961 dan dikukuhkan dengan Surat Keputusan Gubernur Propinsi

Jawa Barat nomor 7/GKDH/BPD/61 tanggal 20 Mei 1961, mendirikan PD Bank 

Karya Pembangunan dengan modal dasar untuk pertama kali berasal dari Kas

Daerah sebesar Rp. 2.500.000,00. Untuk menyempurnakan kedudukan hukum

Bank Karya Pembangunan Daerah Jawa Barat, dikeluarkan Peraturan Daerah

Propinsi Jawa Barat nomor 11/PD-DPRD/72 tanggal 27 Juni 1972 tentang

kedudukan hukum Bank Karya Pembangunan Daerah Jawa Barat sebagai

perusahaan daerah yang berusaha di bidang perbankan. Selanjutnya melalui

Peraturan Daerah Propinsi Jawa Barat nomor 1/DP-040/PD/1978 tanggal 27 Juni

1978, nama PD. Bank Karya Pembangunan Daerah Jawa Barat diubah menjadi

Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat.

Page 60: Documenta

5/10/2018 a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 60/105

46

Pada tahun 1992 aktivitas Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat

ditingkatkan menjadi Bank Umum Devisa berdasarkan Surat Keputusan Direksi

Bank Indonesia Nomor 25/84/KEP/DIR tanggal 2 November 1992 serta

berdasarkan Perda Nomor 11 Tahun 1995 mempunyai sebutan “ Bank Jabar “

dengan logo baru. Dalam rangka mengikuti perkembangan perekonomian dan

perbankan, maka berdasarkan Perda Nomor 22 Tahun 1998 dan Akta Pendirian

Nomor 4 Tanggal 8 April 1999 berikut Akta Perbaikan Nomor 8 Tanggal 15 April

1999 yang telah disahkan oleh Menteri Kehakiman RI tanggal 16 April 1999,

bentuk hukum Bank Jabar diubah dari Perusahaan Daerah (PD) menjadi Perseroan

Terbatas (PT). Hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB) PT

Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat tanggal 3 Juli 2007 di Bogor, sesuai

dengan Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia No. 9/63/KEP.GBI/2007

tanggal 26 November 2007 tentang Perubahan Izin Usaha Atas Nama PT Bank 

Pembangunan Daerah Jawa Barat menjadi Izin Usaha Atas Nama PT Bank 

Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten serta SK Direksi Nomor

1065/SK/DIR-PPN/2007 tanggal 29 November 2007 maka nama perseroan

berubah menjadi PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten dengan

sebutan (call name) Bank Jabar Banten.

4.1.2  Produk-Produk Unggulan BPD Jawa Barat dan Banten

Pelayanan jasa perbankan yang diberikan oleh Bank Jabar Banten

mencakup penghimpunan dana dalam bentuk tabungan atau deposito, penyaluran

dan berupa kredit dan juga jasa lainnya. Beberapa produk-produk unggulan Bank 

Jabar Banten diantaranya (Bank Jabar Banten, 2008):

Page 61: Documenta

5/10/2018 a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 61/105

47

a.  Tandamata, merupakan tabungan yang diselenggarakan oleh Bank Jabar

Banten dengan bunga yang dihitung berdasarkan saldo harian dengan tingkat

suku bunga yang progresif dan dapat dijadikan jaminan kredit pada Bank 

Jabar Banten, juga dilengkapi dengan jaringan ATM untuk proses transaksi

dan program undian berhadiah.

b.  Tandamata Gold, merupakan produk tabungan istimewa Bank Jabar Banten

dengan tingkat bunga harian yang lebih tinggi dari tabungan lain, kemudahan

bertransaksi di seluruh Kantor Cabang Bank Jabar Banten mmelalui fasilitas

online tanpa dikenakan biaya, dapat dijadikan agunan kredit, dapat digunakan

untuk pembayaran berbagai tagihan, dan diberikan fasilitas perlindungan

asuransi gratis.

c.  Simpeda, merupakan tabungan yang diselenggarakan Bank Pembangunan

Dareah (BPD) seluruh Indonesia dengan bunga yang dihitung berdasarkan

saldo harian dengan tingkat suku bunga progresif, dapat dijadikan jaminan

kredit pada Bank Jabar Banten, dan diberikan undian berhadiah.

d.  Tabah, merupakan produk tabungan untuk mewujudkan niat suci nasabah

untuk melaksanakan ibadah Haji dengan keuntungan seperti kepastian

berangkat bila penabung telah memenuhi persyaratan minimun, bebas dari

biaya administrasi, dan perlindungan asuransi jiwa.

e.  Produk dan Layanan Syariah, merupakan produk dan layanan perbankan yang

berdasarkan prinsip syariah diantaranya Giro Syariah (Prinsip Wadiah),

Tabungan Tandamata Syariah (Prinsip Wadiah), Tabungan Simpeda Syariah

(Prinsip Mudharabah), Deposito Syariah (Prinsip Mudharabah).

Page 62: Documenta

5/10/2018 a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 62/105

48

f.  Kredit Guna Bhakti, merupakan kredit yang diberikan pada Pegawai Negeri

Sipil (PNS) Pemda, PNS Non Pemda, Calon Pegawai Negeri Negeri Sipil

(CPNS) Pemda, CPNS Non Pemda, dan anggota DPRD.

g.  KPR Multi Griya Bank Jabar Banten, merupakan kredit pemilikan rumah

yang diberikan kepada perorangan (Pegawai Aktif, Anggota TNI Polri,

Profesional, Wiraswasta, dan Pensiunan) untuk keperluan pembelian rumah,

pembangunan rumah, dan renovasi.

h.  Kredit Mikro Utama, merupakan kredit yang diberikan oleh Bank Jabar

Banten kepada pelaku usaha UMKM.

2.9.1.4 Bank Jabar Banten Kantor Cabang Pembantu Dramaga

4.2.1 Sejarah dan Letak Bank Jabar Banten KCP Dramaga

Bank Jabar Banten KCP Dramga mulai berdiri pada bulan Februari tahun

2003 yang merupakan salah satu dari empat kantor cabang pembantu cabang

Cibinong yang beroperasi untuk melayani masyarakat.

Bank Jabar Banten KCP Dramaga terletak di Komplek Pertokoan Grawida

Kampus IPB Dramaga, Bogor. Lokasi kantor yang sangat berdekatan dengan

pusat kegiatan usaha masyarakat di wilayah Dramaga sangat mendukung salah

satu produk Bank Jabar Banten KCP Dramaga yaitu penyaluran kredit bagi usaha

kecil untuk membantu kelancaran dan kemajuan usahanya.

4.2.2 Struktur Organisasi Bank Jabar Banten KCP Dramaga

Organisasi Bank Jabar Banten KCP Dramaga dipimpim oleh seorang

Pimpinan Kantor Cabang Pembantu yang bertanggungjawab atas keseluruhan

kinerja dari Bank Jabar Banten KCP Dramaga. Di bawah pimpinan KCP ada

seorang analis kredit yang bertanggung jawab atas kelancaran penyaluran dan

Page 63: Documenta

5/10/2018 a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 63/105

49

pengembalian kredit termasuk di dalamnya melakukan pemantauan dan

pembinaan kepada nasabah penerima kredit. Selain itu ada dua orang teller yang

bertugas menangani pelayanan tabungan, transfer/pemindahbukuan, penarikan

tabungan, dan jasa lainnya, serta seorang petugas pembayaran Pajak Bumi

Bangunan (PBB) yang bertugas melayani pembayaran PBB masyarakat. Selain

karyawan inti tersebut, Bank Jabar Banten KCP Dramaga juga memiliki seorang

staf keamanan, seorang supir, dan seorang staf  cleaning service. Struktur inti

organisasi Bank Jabar Banten KCP Dramaga tersebut dapat digambarkan dalam

Gambar 4.1 berikut ini:

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Bank Jabar Banten KCP Dramaga

2.9.1.5 Kredit Mikro Utama (KMU)

Kredit Mikro Utama merupakan salah satu produk Bank Jabar Banten

dalam penyaluran kredit kepada pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah

(UMKM) yang ditangani oleh tingkat cabang dan cabang pembantu untuk 

membantu permodalan usaha dan peningkatan kesejahteraan golongan ekonomi

lemah.

Pimpinan KCP

Petugas PBB Teller 1 Teller 2

Analis Kredit

Page 64: Documenta

5/10/2018 a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 64/105

50

4.3.1  Tujuan Kredit Mikro Utama

Adapun tujuan pemberian Kredit Mikro Utama yaitu:

1.  Membantu pengusaha mikro agar mampu meningkatkan usahanya sehingga

diperoleh penghasilan yang memadai dan dapat meningkatkan kesejahteraan

keluarganya.

2.  Memberikan kesempatan berusaha yang lebih baik bagi pengusaha UMKM.

3.  Mengembangkan usaha berskala mikro, kecil, dan menengah baik secara

individual maupun secara kelompok.

4.  Membantu pelaku usaha UMKM agar dapat memiliki akses dengan Bank 

Jabar Banten, sehingga diharapkan tercipta kemitraan antara Bank Jabar

Banten dengan pengusaha mikro, kecil, dan menengah.

5.  Membantu upaya pemerintah untuk memberdayakan pelaku UMKM.

4.3.2  Sasaran Kredit Mikro Utama

Sasaran Kredit Mikro Utama adalah segmen pasar kredit skala mikro,

kecil, dan menengah yang masih memiliki potensi untuk dibiayai dengan kredit

seperti perorangan yang memiliki usaha di dalam sektor ekonomi produktif, dan

kelompok usaha yang memiliki usaha di dalam sektor ekonomi produktif.

Namum pemberian Kredit Mikro Utama lebih diutamakan untuk 

kelompok usaha yang berada di lokasi yang sama atau saling menunjang atau

memiliki potensi pasar ekonomi.

4.3.3  Jenis Kredit Mikro Utama

Kredit Mikro Utama Jabar Banten merupakan kredit yang diberikan pada

pelaku usaha yang sebelumnya pernah menikmati fasilitas kredit peduli Bank 

Jabar Banten dengan performance baik. 

Page 65: Documenta

5/10/2018 a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 65/105

51

a)  Kredit Mikro Utama Individu. Merupakan kredit yang diberikan pada pelaku

usaha yang mengajukan kredit secara perorangan. 

b)  Kredit Mikro Utama Kelompok. Merupakan kredit yang diberikan kepada

pelaku usaha yang mengajukan kredit secara perorangan di lokasi pasar atau

di lokasi sentra bisnis. 

c) Kredit Mikro Utama Linkage. Merupakan kredit yang diperuntukkan untuk 

pembiayaan yang penyaluran dan penatausahaannya dilakukan melalui

kerjasama dengan BPR Pemda. 

4.3.4  Ketentuan Umum Kredit Mikro Utama

1)  Ketentuan Kredit Mikro Utama Jabar Banten 

a)  Maksimal Plafond 

Plafond Kredit Mikro Utama Jabar Banten maksimal sebesar Rp.

25.000.000,- (Dua puluh lima juta rupiah).

b)  Jangka Waktu 

Jangka waktu Kredit Mikro Utama Kelompok berdasarkan jenis kredit,

yaitu:

a. Modal Kerja : maksimal 3 tahun.

b. Investasi : maksimal 3 tahun.

c)  Suku Bunga

a. Modal Kerja : 10% flat per tahun atau 16% efektif per tahun.

b. Investasi : 10% flat per tahun atau 16% efektif per tahun.

Page 66: Documenta

5/10/2018 a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 66/105

52

2)  Ketentuan Kredit Mikro Utama Individu 

a)  Maksimal Plafond 

Plafond Kredit Mikro Utama Individu berkisar antara sebesar Rp.

25.000.000,- (Dua puluh lima juta rupiah) sampai dengan Rp.

100.000.000,- (Seratus juta ruupiah).

b)  Jangka Waktu 

Jangka waktu Kredit Mikro Utama Kelompok berdasarkan jenis kredit,

yaitu:

a. Modal Kerja : maksimal 3 tahun.

b. Investasi : maksimal 5 tahun.

c)  Suku Bunga

a. Modal Kerja : 16% efektif per tahun.

b. Investasi : 16,5% efektif per tahun.

3)  Ketentuan Umum Kredit Mikro Utama Kelompok  

a)  Maksimal Plafon

Plafond Kredit Mikro Utama Kelompok maksimal sebesar Rp

100.000.000,- (Seratus puluh juta rupiah).

b)  Jangka Waktu 

Jangka waktu Kredit Mikro Utama Kelompok berdasarkan jenis kredit,

yaitu:

a. Modal Kerja : maksimal 3 tahun

b. Investasi : maksimal 5 tahun

Page 67: Documenta

5/10/2018 a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 67/105

53

c)  Suku Bunga

a. Modal Kerja : 18% flat per tahun.

b. Investasi : 18% flat per tahun.

4)  Ketentuan Kredit Mikro Utama Linkage 

a)  Maksimal Plafond 

Plafond Kredit Mikro Utama Linkage yaitu:

a. Executing : Rp. 25.000.000,- (Dua puluh lima juta rupiah)

b. Channeling : Rp. 50.000.000,- (Lima puluh juta rupiah).

b)  Jangka Waktu 

Jangka waktu Kredit Mikro Utama Linkage berdasarkan jenis kredit,

yaitu:

a. Modal Kerja (Executing) : 5 tahun.

Modal Kerja (Channeling) : 2 tahun.

b. Investasi (Executing) : 5 tahun.

c)  Suku Bunga

a. Modal Kerja (Executing) : 14% efektif per tahun.

Modal Kerja (Channeling) : 16% effektif per tahun.

b. Investasi (Executing) : 16,5% efektif per tahun.

4.3.5  Syarat Kredit Mikro Utama

Persyaratan Kredit Mikro Utama diantaranya:

a.  Surat Permohonan Kredit.

b.  Fotocopy KTP Pemohon beserta (suami/istri) apabila sudah menikah.

c.  Fotocopy kartu keluarga.

d.  Fotocopy surat nikah apabila sudah menikah.

Page 68: Documenta

5/10/2018 a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 68/105

54

e.  Pasfoto pemohon beserta (suami/istri) apabila sudah menikah ukuran 3x4

masing-masing 1 lembar.

f.  Fotocopy rekening tabungan/ Giro/deposito (3 bulan terakhir).

g.  Fotocopy rekening listrik,Telepon dan PDAM (3 bulan terakhir).

h.  Izin usaha/surat keterangan usaha dari Desa/kelurahan/Dinas terkait.

i.  Fotocopy jaminan (SHM/SHGB/SHGP/BPKB/Girik/Akta Tanah/Akta Jual

beli, dan lain-lain).

 j.  Fotocopy PBB tahun terakhir.

k.  Fotocopy KTP (suami/istri), kartu keluarga, surat nikah pemilik jaminan.

l.  Laporan Laba/rugi usaha.

m.  Surat Penawaran (Mesin/ Peralatan/Kendaraan) untuk tujuan kredit investasi.

n.  Rencana Anggaran Bangunan/Perluasan Bangunan untuk tujuan kredit

investasi.

Page 69: Documenta

5/10/2018 a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 69/105

55

II.  PEMBAHASAN

5.1  Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pengembalian Kredit

Karakteristik responden baik yang lancar maupun yang menunggak dalam

pengembalian Kredit Mikro Utama diidentifikasi berdasarkan variabel-variabel

yang diduga berpengaruh terhadap tingkat pengembalian kredit yang terdiri dari

karakteristik personal, karakteristik usaha, dan karakteristik kredit. Karakteristik 

personal mencakup jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, status nasabah, dan

tanggungan keluarga. Karakteristik usaha mencakup pengalaman usaha, aset

usaha, omzet usaha, dan total pendapatan usaha bersih. Sedangkan karakteristik 

kredit mencakup plafond pinjaman, jangka waktu, pengalaman kredit, jaminan

kredit, dan tingkat suku bunga.

Dilihat dari karakteristik personal, sebagian besar nasabah Kredit Mikro

Utama yang menjadi responden berjenis kelamin pria yang jumlahnya 53 orang,

sedangkan debitur wanita berjumlah 17 orang, usia debitur berkisar antara 23

tahun hingga 66 tahun, tingkat pendidikan nasabah diantara sekolah dasar hingga

sarjana. Debitur yang baru mengajukan kredit berjumlah 41 orang, sedangkan

yang sudah pernah mengajukan kredit berjumlah 29 orang, dan jumlah

tanggungan dalam keluarga berkisar antara nol hingga tujuh orang.

Dilihat dari karakteristik usaha, pengalaman usaha nasabah KMU yang

menjadi responden berkisar antara satu hingga 24 tahun, aset usaha berkisar antara

10 juta hingga 300 juta rupiah, omzet usaha diantara 5 juta hingga 350 juta rupiah

per bulan, sedangkan total pendapatan usaha bersih berkisar antara 300 ribu

rupiah sampai 7,5 juta rupiah. Berdasarkan karakteristik kredit, nilai plafond

Page 70: Documenta

5/10/2018 a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 70/105

56

nasabah responden antara 5 juta hingga 95 juta rupiah, jangka waktu pelunasan

berkisar antara 12 bulan hingga 60 bulan, pengalaman kredit antara nol sampai

dua kali, jaminan kredit berkisar antara 6,5 juta sampai 420 juta rupiah, dan

tingkat suku bunga berada di kisaran 16 persen dan 16,5 persen.

5.1.1  Perbandingan Karakteristik Personal Responden

Karakteristik personal responden baik dengan kategori lancar maupun

menunggak diklasifikasikan berdasarkan variabel jenis kelamin, usia, tingkat

pendidikan, status nasabah, dan tanggungan keluarga yaitu:

a)  Jenis Kelamin

Seorang wanita biasanya lebih mengedepankan perasaan daripada pikiran

dalam melakukan suatu tindakan, sedangkan pria sebalikanya. Wanita juga

disinyalir lebih perhatian terhadap permasalahan utang dibanding pria. Kaitannya

dengan pengembalian KMU, diduga bahwa perilaku pengembalian KMU (lancar

maupun menunggak) berkaitan dengan perbedaan jenis kelamin tersebut.

Tabel 5.1 Perbandingan Sebaran Jenis Kelamin Responden per Kategori

Jenis

Kelamin

Lancar Menunggak Total

Jumlah

(orang)

Proporsi

(%)

Jumlah

(orang)

Proporsi

(%)

Jumlah

(orang)

Proporsi

(%)

Pria 37 75,51 16 76,19 53 75,71

Wanita 12 24,49 5 23,81 17 24,29

Total 49 100,00 21 100,00 70 100,00

Berdasarkan Tabel 5.1 dapat diketahui bahwa jenis kelamin responden

secara keseluruhan didominasi oleh pria sebesar 75,71 persen yakni sebanyak 53

orang dan sisanya adalah wanita. Nasabah yang berjenis kelamin pria juga

mendominasi masing-masing kategori pengembalian kredit baik yang lancar

maupun yang menunggak (75,51 persen dan 76,19 persen).

Page 71: Documenta

5/10/2018 a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 71/105

57

b)  Usia

Usia diduga berpengaruh positif terhadap kelancaran pengembalian kredit

karena usia yang lebih muda menunjukkan produktifitas yang lebih tinggi

dibanding dengan usia yang lebih tinggi yang mempengaruhi perkembangan

usaha ke arah yang lebih baik.

Tabel 5.2 Perbandingan Sebaran Usia Responden per Kategori

Usia

(tahun)

Lancar Menunggak Total

Jumlah

(orang)

Proporsi

(%)

Jumlah

(orang)

Proporsi

(%)

Jumlah

(orang)

Proporsi

(%)

17-30 3 6,12 0 0,00 3 4,29

31-40 22 44,90 6 28,57 28 40,00

41-55 17 34,69 12 57,14 29 41,43

> 55 7 14,29 3 14,29 10 14,28

Total 49 100,00 21 100,00 70 100,00

Berdasarkan Tabel 5.2 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden

berada pada kisaran usia 31 tahun hingga 55 tahun yakni sebesar 81,43 persen

(40,00% + 41,43%). Sebagian besar responden yang lancar dalam pengembalian

kredit berada pada kisaran usia 31 tahun hingga 40 tahun yakni sebesar 44,90

persen, sedangkan sebagian besar responden yang menunggak dalam

pengembalian kredit berada pada kisaran usia 41 tahun hingga 55 tahun.

c)  Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan diduga berpengaruh positif terhadap kelancaran

pengembalian kredit karena semakin tinggi tingkat pendidikan nasabah

menunjukkan kemampuan manajerial yang semakin baik dalam pengelolaan

usaha.

Page 72: Documenta

5/10/2018 a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 72/105

58

Tabel 5.3 Perbandingan Sebaran Tingkat Pendidikan Responden per Kategori

Pendidikan

Lancar Menunggak Total

Jumlah

(orang)

Proporsi

(%)

Jumlah

(orang)

Proporsi

(%)

Jumlah

(orang)

Proporsi

(%)SD 12 24,49 1 4,76 13 18,57

SMP 8 16,33 8 38,10 16 22,86

SMA 25 51,02 11 52,38 36 51,43

Diploma 1 2,04 0 0,00 1 1,43

Sarjana 3 6,12 1 4,76 4 5,71

Total 49 100,00 21 100,00 70 100,00

Berdasarkan Tabel 5.3 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden

berpendidikan SMP hingga SMA yakni sebesar 74,29 persen (22,86% + 51,43 %).

Sebagian besar responden yang lancar dalam pengembalian kredit berpendidikan

SMA yakni sebanyak 51,02 persen, dan sebagian besar responden yang

menunggak dalam pengembalian kredit juga berpendidikan SMA yakni sebanyak 

52,38 persen. Namun sebagian besar responden yang berpendidikan SD lancar

dalam pengembalian kredit yakni sebanyak dua belas orang, sedangkan yang

menunggak hanya satu orang.

d)  Status Nasabah

Nasabah lama pastinya memiliki rekam jejak pengembalian kredit dengan

lancar di peminjaman sebelumnya sehingga diharapkan dapat mengembalikan

kredit dengan lancar dibanding dengan nasabah yang baru meminjam kredit untuk 

pertama kalinya yang tentunya belum memiliki rekam jejak dalam pengembalian

kredit.

Page 73: Documenta

5/10/2018 a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 73/105

59

Tabel 5.4 Perbandingan Sebaran Status Nasabah Responden per Kategori 

Status

Nasabah

Lancar Menunggak Total

Jumlah

(orang)

Proporsi

(%)

Jumlah

(orang)

Proporsi

(%)

Jumlah

(orang)

Proporsi

(%)Nasabah

Lama24 48,98 5 23,81 29 41,43

Nasabah

Baru25 51,02 16 76,19 41 58,57

Total 49 100,00 21 100,00 70 100,00

Berdasarkan Tabel 5.4 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden

adalah nasabah baru yakni sebesar 58,57 persen. Responden yang lancar dalam

pengembalian kredit tidak begitu jauh perbedaannya antara nasabah baru maupun

nasabah lama yakni masing-masing sebanyak 48,98 persen dan 51,02 persen.

Namun, responden yang menunggak dalam pengembalian kredit sebagian besar

berasal dari nasabah baru yakni sebesar 76,19 persen.

e)  Jumlah Tanggungan Keluarga

Banyaknya jumlah tanggungan dalam suatu keluarga akan mengakibatkan

bertambahnya biaya yang harus dikeluarkan dan pada akhirnya akan mengurangi

proporsi pendapatan yang sedianya dialokasikan untuk membayar kredit. Hal

tersebut tentunya dapat mengurangi kemampuan seseorang dalam membayar

angsuran kredit.

Tabel 5.5 Perbandingan Sebaran Jumlah Tanggungan Keluarga Responden per

Kategori

Tanggungan

Keluarga

(orang)

Lancar Menunggak Total

Jumlah

(orang)

Proporsi

(%)

Jumlah

(orang)

Proporsi

(%)

Jumlah

(orang)

Proporsi

(%)

≤ 2 20 40,82 8 38,10 28 40,00

>2 29 59,18 13 61,90 42 60,00

Total 49 100,00 21 100,00 70 100,00

Page 74: Documenta

5/10/2018 a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 74/105

60

Berdasarkan Tabel 5.5 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden

memiliki jumlah tanggungan keluarga di atas dua orang yakni sebesar 60 persen .

Sebagian besar responden yang lancar dalam pengembalian kredit memiliki

tanggungan keluarga di atas dua orang sebesar 59,18 persen, dan responden yang

menunggak dalam pengembalian kredit umumnya juga memiliki tanggungan

keluarga diatas dua orang sebesar 61,90 persen.

5.1.2  Perbandingan Karakteristik Usaha Responden

Perbandingan karakteristik usaha masing-masing responden diidentifikasi

berdasarkan pengalaman usaha, aset usaha, omzet usaha per bulan, dan total

pendapatan usaha bersih per bulan yaitu:

a)  Pengalaman Usaha

Pengalaman usaha menunjukkan kemapanan seseorang dalam

menjalankan suatu usaha. Semakin lama pengalaman usaha seseorang maka

kemampuannya dalam mengelola usaha akan semakin baik. Harapannya, semakin

lama usaha yang digeluti nasabah KMU, maka peluang keberhasilan usaha akan

semakin besar pula dan dengan sendirinya dapat menjamin kemampuan nasabah

KMU dalam mengembalikan kredit.

Tabel 5.6 Perbandingan Sebaran Pengalaman Usaha Responden per Kategori

Pengalaman

Usaha

(tahun)

Lancar Menunggak Total

Jumlah

(orang)

Proporsi

(%)

Jumlah

(orang)

Proporsi

(%)

Jumlah

(orang)

Proporsi

(%)

≤ 4 14 28,57 9 42,86 23 32,86

5 – 8 15 30,61 9 42,86 24 34,29

9 – 12 5 10,21 0 0,00 5 7,14

> 12 15 30,61 3 14,28 18 25,71

Total 49 100,00 21 100,00 70 100,00

Page 75: Documenta

5/10/2018 a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 75/105

61

Berdasarkan Tabel 5.6 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden

memiliki pengalaman usaha di bawah sembilan tahun yakni sebesar 67,15 persen

(32,86 % + 34,29%). Sebagian besar responden yang lancar dalam pengembalian

kredit memiliki pengalaman usaha kurang dari sembilan tahun yakni sebesar

59,18 persen (28,57% + 30,61%), demikian juga responden yang menunggak 

dalam pengembalian kredit sebagian besar memiliki pengalaman usaha kurang

dari sembilan tahun yakni sebesar 85,72 persen (42,86% + 42,86%).

b)  Aset Usaha

Aset usaha menunjukkan kemampuan membayar dan menalangi suatu

pinjaman sehingga nasabah KMU yang memlilki aset yang besar dinilai mampu

mengembalikan kredit dengan lancar dibandingkan dengan nasabah KMU yang

aset usahanya lebih kecil.

Tabel 5.7 Perbandingan Sebaran Aset Usaha Responden per Kategori

Aset Usaha(juta rupiah)

Lancar Menunggak Total

Jumlah

(orang)

Proporsi

(%)

Jumlah

(orang)

Proporsi

(%)

Jumlah

(orang)

Proporsi

(%)

≤ 50 20 40,82 4 19,05 24 34,29

> 50 - 100 15 30,61 10 47,62 25 35,71

> 100 14 28,57 7 33,33 21 30,00

Total 49 100,00 21 100,00 70 100,00

Berdasarkan Tabel 5.7 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden

memiliki aset usaha di bawah seratus juta rupiah yakni sebesar 70 persen (34,29%

+ 35,71%). Responden yang lancar dalam pengembalian kredit sebagian besar

memiliki aset usaha di bawah lima puluh juta rupiah yakni sebesar 40,82 persen,

sedangkan responden yang menunggak dalam pengembalian kredit sebagian besar

Page 76: Documenta

5/10/2018 a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 76/105

62

memiliki aset usaha di atas lima puluh juta rupiah yakni sebesar 80,95 persen

(47,62% + 33,33%).

c)  Omzet Usaha

Semakin tinggi omzet usaha yang dimiliki nasabah KMU tentunya akan

meningkatkan keseluruhan jumlah penjualan usahanya dalam kurun waktu

tertentu sehingga diharapkan mampu mengembalikan kredit dengan lancar.

Tabel 5.8 Perbandingan Sebaran Omzet Usaha Responden per Kategori

Omzet Usaha

(juta

rupiah/bulan)

Lancar Menunggak Total

Jumlah(orang) Proporsi(%) Jumlah(orang) Proporsi(%) Jumlah(orang) Proporsi(%)

≤ 25 24 48,98 8 38,09 32 45,71

> 25 - 50 14 28,57 9 42,86 23 32,86

> 50 11 22,45 4 19,05 15 21,43

Total 49 100,00 21 100,00 70 100,00

Berdasarkan Tabel 5.8 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden

memiliki omzet usaha per bulan di bawah lima puluh juta rupiah yakni sebesar

78,57 persen (45,71% + 32,86%). Responden yang lancar dalam pengembalian

kredit sebagian besar memiliki omzet usaha per bulan di bawah dua puluh lima

  juta rupiah yakni sebesar 48,98 persen, sedangkan responden yang menunggak 

dalam pengembalian kredit sebagian besar memiliki omzet usaha per bulan antara

dua puluh lima juta rupiah hingga lima puluh juta rupiah yakni sebesar 42,86

persen.

d)  Total Pendapatan Usaha Bersih

Pendapatan merupakan sumber pemenuhan kebutuhan hidup bagi pelaku

usaha dan keluarganya. Semakin tinggi total pendapatan usaha nasabah KMU

maka semakin tinggi pula kemampuannya dalam memenuhi kebutuhan. Kaitannya

dalam pengembalian kredit ialah dengan tingginya total pendapatan nasabah

Page 77: Documenta

5/10/2018 a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 77/105

63

KMU maka kemampuannya dalam mengembalikan kredit dengan lancar akan

terjamin.

Tabel 5.9 Perbandingan Sebaran Total Pendapatan Bersih Usaha Responden perKategori

Total

Pendapatan

(juta

rupiah/bulan)

Lancar Menunggak Total

Jumlah

(orang)

Proporsi

(%)

Jumlah

(orang)

Proporsi

(%)

Jumlah

(orang)

Proporsi

(%)

≤ 1 16 32,65 4 19,05 20 28,58

> 1 – 2,5 13 26,53 12 57,14 25 35,71

> 2,5 20 40,82 5 23,81 25 35,71

Total 49 100,00 21 100,00 70 100,00

Berdasarkan Tabel 5.9 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden

memiliki total pendapatan per bulan di atas satu juta rupiah yakni sebesar 71,42

persen (35,71% + 35,71 %). Responden yang lancar dalam pengembalian kredit

sebagian besar memiliki total pendapatan per bulan di atas dua setengah juta

rupiah yakni sebesar 40,82 persen, sedangkan responden yang menunggak dalam

pengembalian kredit sebagian besar memiliki total pendapatan per bulan di bawah

dua setengah hingga satu juta rupiah yakni sebesar 57,14 persen.

5.1.3  Perbandingan Karakteristik Kredit Responden

Karakteristik kredit responden baik dengan kategori lancar maupun

menunggak diklasifikasikan berdasarkan variabel plafond pinjaman, jangka waktu

pelunasan kredit, pengalaman kredit, jaminan kredit, dan tingkat suku bunga

yaitu:

a)  Plafond Pinjaman

Besarnya plafond kredit yang diberikan oleh bank tergantung dari jumlah

permintaan dan penilaian kemampuan pembayaran seorang debitur. Namun,

 jumlah plafond yang besar juga akan mengakibatkan beban angsuran yang besar

Page 78: Documenta

5/10/2018 a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 78/105

64

pula bagi nasabah KMU dalam pelunasannya sehingga menimbulkan resiko

terhambatnya pengembalian kredit oleh debitur.

Tabel 5.10 Perbandingan Sebaran Plafond Pinjaman Responden per KategoriPlafond

Pinjaman

(juta

rupiah)

Lancar Menunggak Total

Jumlah

(orang)

Proporsi

(%)

Jumlah

(orang)

Proporsi

(%)

Jumlah

(orang)

Proporsi

(%)

≤ 10 15 30,61 3 14,29 18 25,72

> 10 - 25 14 28,57 6 28,57 20 28,57

> 25 – 50 16 32,65 11 52,38 27 38,57

> 50 4 8,17 1 4,76 5 7,14

Total 49 100,00 21 100,00 70 100,00

Berdasarkan Tabel 5.10 dapat diketahui bahwa sebagian besar reponden

memperoleh plafond kredit antara >Rp 25 juta hingga Rp 50 juta yakni sebesar

38,57 persen. Sebagian besar responden yang tergolong lancar maupun yang

menunggak dalam pengembalian kredit juga memperoleh plafond dengan kisaran

nilai tersebut yaitu sebanyak 32,65 persen dari responden yang lancar dan 52,38

persen dari responden yang menunggak.

b)  Jangka Waktu Pelunasan Kredit

Jangka waktu pelunasan kredit merupakan waktu jatuh tempo seorang

nasabah KMU dalam membayar seluruh nilai pinjaman yang diberikan termasuk 

pembayaran bunganya. Semakin panjang waktu yang diberikan, maka beban

debitur dalam membayar angsuran akan semakin ringan/longgar.

Page 79: Documenta

5/10/2018 a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 79/105

65

Tabel 5.11 Perbandingan Sebaran Jangka Waktu Pelunasan Kredit Responden

per Kategori

Jangka

Waktu

PelunasanKredit

(tahun)

Lancar Menunggak Total

Jumlah(orang)

Proporsi(%)

Jumlah(orang)

Proporsi(%)

Jumlah(orang)

Proporsi(%)

≤ 1 3 6,12 0 0,00 3 4,28

> 1 - 2 27 55,10 8 38,09 35 50,00

> 2 – 3 19 38,78 4 19,05 23 32,86

> 3 0 0,00 9 42,86 9 12,86

Total 49 100,00 21 100,00 70 100,00

Berdasarkan Tabel 5.11 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden

menerima kredit dengan jangka waktu pelunasan di atas satu hingga dua tahun

yakni sebesar 50,00 persen. Responden yang lancar dalam pengembalian kredit

sebagian besar menerima kredit dengan jangka waktu pelunasan di atas satu

hingga dua tahun yakni sebesar 55,10 persen, sedangkan responden yang

menunggak dalam pengembalian kredit sebagian besar menerima kredit dengan

 jangka waktu pelunasan di atas tiga tahun yakni sebesar 42,86 persen.

c)  Pengalaman Kredit

Pengalaman kredit merupakan frekuensi/intensitas nasabah KMU dalam

memperoleh pinjaman kredit dari lembaga keuangan. Pihak Bank Jabar Banten

tentunya akan memberikan kepercayaan lebih pada nasabah KMU yang telah

melunasi seluruh pinjaman kreditnya dengan lancar pada masa lalu.

Tabel 5.12 Perbandingan Sebaran Pengalaman Kredit Responden per Kategori

Pengalaman

Kredit

(kali)

Lancar Menunggak Total

Jumlah

(orang)

Proporsi

(%)

Jumlah

(orang)

Proporsi

(%)

Jumlah

(orang)

Proporsi

(%)

0 28 57,14 17 80,95 45 64,29

1 18 36,74 3 14,29 21 30,00

2 3 6,12 1 4,76 4 5,71

Total 49 100,00 21 100,00 70 100,00

Page 80: Documenta

5/10/2018 a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 80/105

66

Berdasarkan Tabel 5.12 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden

belum pernah memiliki pengalaman dalam menerima kredit yakni sebesar 64,29

persen. Sebagian besar responden yang tergolong lancar maupun yang menunggak 

dalam pengembalian kredit juga belum memiliki pengalaman kredit yakni sebesar

57,14 persen dari responden yang lancar dan 80,95 persen dari responden

menunggak.

d)  Jaminan Kredit

Jaminan kredit yaitu aset pihak nasabah KMU yang dijanjikan kepada

kreditur jika nasabah KMU tidak dapat mengembalikan pinjaman tersebut.

Semakin besar nilai jaminan yang diberikan nasabah KMU pada saat penerimaan

kredit maka keseriusannya dalam mengembalikan kredit akan semakin tinggi juga

agar jaminannya kembali sehingga diharapkan mampu mengembalikan kredit

dengan lancar.

Tabel 5.13 Perbandingan Sebaran Jaminan Kredit Responden per Kategori

Jaminan

Kredit

(juta

rupiah)

Lancar Menunggak Total

Jumlah

(orang)

Proporsi

(%)

Jumlah

(orang)

Proporsi

(%)

Jumlah

(orang)

Proporsi

(%)

≤ 50 12 24,49 5 23,81 17 24,28

> 50 - 100 17 34,69 12 57,14 29 41,43

> 100 20 40,82 4 19,05 24 34,29

Total 49 100,00 21 100,00 70 100,00

Berdasarkan Tabel 5.13 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden

memiliki jaminan kredit di atas lima puluh juta rupiah yakni sebesar 75,72 persen

(41,43% + 34,29%). Sebagian besar responden yang tergolong lancar maupun

yang menunggak dalam pengembalian kredit juga memiliki jaminan kredit di atas

Page 81: Documenta

5/10/2018 a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 81/105

67

lima puluh juta rupiah yakni sebesar 75,51 persen dari responden yang lancar dan

75,72 persen dari yang menunggak.

e)  Tingkat Suku Bunga

Tingkat suku bunga yaitu persentase dari pokok utang yang dibayarkan

sebagai imbal jasa (bunga) dalam suatu periode tertentu. Semakin tinggi tingkat

suku bunga kredit maka beban angsuran bunga akan semakin tinggi juga yang

mengakibatkan peluang nasabah KMU dalam pengembalian kredit akan semakin

kecil.

Tabel 5.14 Perbandingan Sebaran Tingkat Suku Bunga Responden per Kategori

Tingkat

Suku Bunga

(%)

Lancar Menunggak Total

Jumlah

(orang)

Proporsi

(%)

Jumlah

(orang)

Proporsi

(%)

Jumlah

(orang)

Proporsi

(%)

16 49 100,00 13 61,90 62 88,57

16,5 0 0,00 8 38,10 8 11,43

Total 49 100,00 21 100,00 70 100,00

Berdasarkan Tabel 5.14 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden

meminjam kredit dengan tingkat suku bunga 16 persen yakni sebesar 88,57

persen. Sebagian besar responden yang tergolong lancar maupun menunggak 

dalam pengembalian kredit juga meminjam kredit pada tingkat suku bunga 16

persen yakni sebesar 100 persen dari responden yang lancar dan 61,90 persen dari

responden yang menunggak.

5.2  Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Pengembalian

Kredit

Faktor-faktor yang diduga mempengaruhi nasabah dalam mengembalikan

Kredit Mikro Utama adalah jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, tanggungan

keluarga, pengalaman usaha, aset usaha, omzet usaha, total pendapatan usaha

Page 82: Documenta

5/10/2018 a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 82/105

68

bersih,  plafond kredit, jangka waktu pengembalian kredit, status nasabah,

pengalaman kredit, jaminan kredit, dan tingkat suku bunga. Variabel respon

dalam hal ini terdiri dari dua alternatif pilihan yaitu debitur yang lancar dalam

pengembalian angsuran pokok maupun bunga (1), dan debitur yang tidak lancar

dalam pengembalian angsuran pokok maupun bunga (0).

Berdasarkan output hasil pengolahan SPSS 13 dengan tingkat kepercayaan

90 persen (α = 0,1), nilai uji statistik G untuk model regresi logistik ini adalah

85,521 dengan nilai P 0,001. Hal ini berarti menolak H0 atau minimal ada satu

nilai β tidak sama dengan nol. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa minimal

ada satu variabel diantara jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, tanggungan

keluarga, pengalaman usaha, aset usaha, omzet usaha, total pendapatan, plafond

kredit, jangka waktu pengembalian kredit, status nasabah, pengalaman kredit,

 jaminan kredit, dan tingkat suku bunga berpengaruh nyata terhadap pengembalian

Kredit Mikro Utama di Bank Jabar Banten KCP Dramaga.

Uji Goodness of Fit yang terdiri dari uji Hosmer-Lemeshow menunjukkan

bahwa semua nilai P sebesar 0,743 atau lebih besar dari 10 persen (α = 0,1). Hal

ini menunjukkan bahwa model yang diperoleh dari analisis regresi logistik sudah

 fit . Hasil uji persentase kebenaran model menunjukkan kemampuan model dalam

memprediksi kebenaran dari sub kategori menunggak adalah sebesar 81 persen,

sedangkan untuk sub kategori lancar sebesar 98 persen, dan total persentase

kebenaran model dalam memprediksi data penelitian ini adalah sebesar 92,9

persen.

Hasil pengolahan regresi logistik mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi pengembalian Kredit Mikro Utama dapat dilihat pada Tabel 5.15.

Page 83: Documenta

5/10/2018 a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 83/105

69

Tabel 5.15 Hasil Pengolahan Regresi Logistik Mengenai Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Pengembalian Kredit Mikro Utama pada BPD Jabar

Banten KCP DramagaVariabel Koefisien P-Value Odds Ratio

Jenis Kelamin (0) 1,706 0,224 5,50

Usia -0,171 0.040 0,843

Tingkat Pendidikan -0,504 0,087 0,604

Status Nasabah (0) -3,506 0,248 0,030

Tanggungan Keluarga -0,037 0,964 0,964

Pengalaman Usaha -25,376 0,999 0,000

Pengalaman Usaha (1) -25,740 0,999 0,000

Pengalaman Usaha (2) -25,586 0,999 0,000

Aset Usaha 0,000 0,377 1,000

Omzet Usaha -5,814 0,111 0,003

Omzet usaha (1) -3,275 0,225 0,038

Total Pendapatan -7,029 1,000 0,001

Total Pendapatan (1) -6,966 1,000 0,001

Plafond Pinjaman -13,012 1,000 0,000

Plafond Pinjaman (1) -8,100 1,000 0,000

Plafond Pinjaman (2) -1,480 0,441 0,228

Jangka Waktu Pelunasan -1,181 0,128 0,834

Pengalaman Kredit -1,304 0,562 0,271

Jaminan Kredit 0,000 0,018 1,000

Tingkat Suku Bunga (0) -17,131 1,000 0,000

Dari hasil pengolahan dengan menggunakan regresi logistik dapat

diketahui variabel-variabel yang berpengaruh nyata (signifikan) dan tidak 

berpengaruh nyata (tidak signifikan) terhadap pengembalian tunggakan kredit

Page 84: Documenta

5/10/2018 a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 84/105

70

mikro utama. Identifikasi variabel yang signifikan dapat dilihat dari nilai P

variabel yang bersangkutan. Bila nilai P suatu variabel lebih kecil dari 10 persen

(P < 0,1) maka variabel tersebut berpengaruh nyata terhadap pengembalian kredit

mikro utama. Demikian juga sebaliknya, jika nilai P suatu variabel lebih besar

dari 10 persen (P > 0,1) maka variabel tersebut tidak berpengaruh nyata terhadap

pengembalian kredit mikro utama.

Adapun variabel-variabel yang signifikan dari hasil analisis regresi logistik 

adalah usia, tingkat pendidikan, dan jaminan kredit. Hal ini dapat dilihat dari nilai

P variabel-variabel tersebut dimana untuk variabel usia sebesar 0,039, variabel

tingkat pendidikan adalah sebesar 0,087, dan untuk variabel jaminan kredit

sebesar 0,018, dimana nilai P masing-masing variabel tersebut lebih kecil dari 10

persen (P < 0,1). Sedangkan variabel independen yang tidak signifikan

pengaruhnya bagi pengembalian kredit mikro utama adalah jenis kelamin,

tanggungan keluarga, pengalaman usaha, aset usaha, omzet usaha, total

pendapatan usaha bersih, plafond kredit, jangka waktu pengembalian kredit,

status debitur, pengalaman kredit, dan tingkat suku bunga. dimana nilai P dari

masing-masing variabel-variabel tersebut lebih besar dari 10 persen (P > 0,1).

5.2.1  Analisis Pengaruh Karakteristik Personal terhadap Tingkat

Pengembalian Kredit

Karakteristik personal yang diduga berpengaruh terhadap tingkat

pengembalian Kredit Mikro Utama terdiri dari varibel jenis kelamin, usia, tingkat

pendidikan, tanggungan keluarga, dan pengalaman usaha. Berdasarkan output  

hasil olahan SPSS 13, pengaruh masing-masing variabel tersebut diuraikan

sebagai berikut:

Page 85: Documenta

5/10/2018 a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 85/105

71

a.  Variabel Jenis Kelamin

Seorang wanita biasanya lebih mengedepankan perasaan daripada pikiran

dalam melakukan suatu tindakan, sedangkan pria sebalikanya. Wanita juga

disinyalir lebih perhatian terhadap permasalahan utang dan dinilai memiliki

kesungguhan yang lebih dalam membayar angsuran kredit dibanding pria,

sehingga diduga bahwa perilaku pengembalian KMU (lancar maupun

menunggak) berkaitan dengan perbedaan jenis kelamin tersebut.

Didukung oleh penjelasan tersebut di atas, maka jenis kelamin wanita

diberi nilai 1 sebagai variabel dummy yang artinya mendukung kelancaran

pengembalian KMU dan jenis kelamin pria diberi nilai 0. Bardasarkan output  

hasil olahan, ternyata variabel dummy jenis kelamin tidak memiliki pengaruh yang

nyata dalam kelancaran pengembalian kredit. Nilai P variabel jenis kelamin pria

lebih besar dari 10 persen (P > 0,1) yaitu sebesar 0,224 sehingga belum cukup

bukti untuk mengatakan bahwa jenis kelamin pria berpengaruh nyata pada

kelancaran pengembalian KMU.

b.  Variabel Usia

Usia diduga berpengaruh positif terhadap kelancaran pengembalian kredit

karena usia yang lebih muda menunjukkan produktifitas yang lebih tinggi

dibanding dengan usia yang lebih tinggi yang mempengaruhi perkembangan

usaha ke arah yang lebih baik.

Nilai odds ratio variabel usia sebesar 0,843. Hal ini menandakan bahwa

peluang nasabah KMU yang berusia lebih tua satu tahun dalam mengembalikan

kredit dengan lancar adalah 0,843 kalinya dibandingkan dengan nasabah KMU

yang umurnya lebih muda (satu tahun), dengan asumsi variabel lainnya tetap.

Page 86: Documenta

5/10/2018 a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 86/105

72

Atau dengan kata lain semakin tinggi usia nasabah KMU, maka peluang

mengembalikan KMU dengan lancar semakin kecil. Nilai P variabel usia sebesar

0,040 atau lebih kecil dari 10 persen. Hal ini menunjukkan bahwa sudah cukup

bukti untuk mengatakan bahwa veriabel usia berpengaruh nyata terhadap

pengembalian Kredit Mikro Utama.

c.  Variabel Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan diduga berpengaruh positif terhadap kelancaran

pengembalian kredit karena semakin tinggi tingkat pendidikan nasabah

menunjukkan kemampuan manajerial yang semakin baik dalam pengelolaan

usaha.

Berdasarkan output  hasil olahan didapat nilai nilai odds ratio tingkat

pendidikan sebesar 0,604. Hal ini menunjukkan peluang nasabah KMU yang

tingkat pendidikannya satu tingkat lebih tinggi dalam mengembalikan kredit

dengan lancar adalah 0,604 kalinya dibandingkan dengan nasabah KMU yang

tingkat pendidikannya lebih rendah (satu tingkat dibawah), dengan asumsi

variabel lainnya tetap. Atau dengan kata lain semakin tinggi tingkat pendidikan

nasabah KMU maka peluang mengembalikan KMU dengan lancar semakin kecil.

Nilai P variabel tingkat pendidikan sebesar 0.087 atau lebih kecil dari 10 persen,

sehingga sudah cukup bukti untuk menyatakan bahwa variabel tingkat pendidikan

berpengaruh nyata terhadap pengembalian Kredit Mikro Utama.

d.  Variabel Status Nasabah

Nasabah KMU lama pastinya memiliki rekam jejak pengembalian kredit

dengan lancar di peminjaman sebelumnya sehingga diharapkan dapat

mengembalikan kredit dengan lancar dibanding dengan nasabah KMU yang baru

Page 87: Documenta

5/10/2018 a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 87/105

73

meminjam kredit untuk pertama kalinya yang tentunya belum memiliki rekam

 jejak dalam pengembalian kredit. Berdasarkan output hasil olahan didapat nilai P

variabel nasabah baru adalah 0,248 atau lebih besar dari 10 persen sehingga belum

cukup bukti untuk mengatakan bahwa variabel status nasabah baru berpengaruh

nyata dalam pengembalian kredit.

e.  Variabel Tanggungan Keluarga

Banyaknya jumlah tanggungan dalam suatu keluarga akan mengakibatkan

bertambahnya biaya yang harus dikeluarkan dan pada akhirnya akan mengurangi

proporsi pendapatan yang sedianya dialokasikan untuk membayar kredit. Hal

tersebut tentunya dapat mengurangi kemampuan nasabah KMU dalam membayar

angsuran kredit. Nilai P variabel tanggungan keluarga sebesar 0,964 atau lebih

besar dari 0,1 sehingga dapat dikatakan bahwa variabel tanggungan keluarga tidak 

berpengaruh nyata terhadap pengembalian Kredit Mikro Utama.

5.2.2  Analisis Pengaruh Karakteristik Usaha terhadap Tingkat

Pengembalian Kredit

Karakteristik usaha yang diduga berpengaruh terhadap tingkat

pengembalian Kredit Mikro Utama terdiri dari variabel pengalaman usaha, aset

usaha, omzet usaha, dan total pendapatan usaha. Berdasarkan output hasil olahan

SPSS 13, pengaruh masing-masing variabel tersebut diuraikan sebagai berikut:

a.  Variabel Pengalaman Usaha

Pengalaman usaha menunjukkan kemapanan seseorang dalam

menjalankan suatu usaha. Semakin lama pengalaman usaha seseorang maka

kemampuannya dalam mengelola usaha akan semakin baik. Harapannya, semakin

lama usaha yang digeluti maka peluang keberhasilan usaha akan semakin besar

pula dan dengan sendirinya dapat menjamin kemampuan nasabah KMU dalam

Page 88: Documenta

5/10/2018 a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 88/105

74

mengembalikan kredit. Nilai P variabel pengalaman usaha lebih besar dari 0,1

yakni 0,999 sehingga belum cukup bukti untuk menyatakan bahwa variabel

pengalaman usaha berpengaruh nyata pada kelancaran pengembalian Kredit

Mikro Utama.

b.  Variabel Aset

Aset usaha menunjukkan kemampuan membayar dan menalangi suatu

pinjaman sehingga nasabah KMU yang memiliki aset usaha yang besar dinilai

mampu mengembalikan KMU dengan lancar dibandingkan dengan nasabah KMU

yang aset usahanya lebih kecil. Nilai P variabel aset sebesar 0,377 atau lebih besar

dari 0,1 sehingga dapat dikatakan bahwa variabel aset usaha tidak berpengaruh

nyata terhadap pengembalian Kredit Mikro Utama.

c.  Variabel Omzet Usaha

Semakin tinggi omzet usaha yang dimiliki nasabah KMU tentunya akan

meningkatkan keseluruhan jumlah penjualan usahanya dalam kurun waktu

tertentu sehingga diharapkan mampu mengembalikan kredit dengan lancar. Nilai

P variabel omzet usaha lebih besar dari 0,1 yakni masing-masing per kategori

sebesar 0,279, 0,111, dan 0,225. Hal ini menandakan bahwa variabel omzet usaha

tidak signifikan dalam pengembalian kredit.

d.  Total Pendapatan Usaha

Pendapatan merupakan sumber pemenuhan kebutahan hidup bagi pelaku

usaha dan keluarganya. Semakin tinggi total pendapatan usaha seseorang maka

semakin tinggi pula kemampuannya dalam memenuhi kebutuhan. Kaitannya

dalam pengembalian kredit ialah dengan tingginya total pendapatan usaha nasabah

KMU maka kemampuannya dalam mengembalikan KMU dengan lancar akan

Page 89: Documenta

5/10/2018 a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 89/105

75

terjamin. Nilai P variabel total pendapatan usaha lebih besar dari 1 yakni 1,000.

Hal ini menandakan bahwa variabel total pendapatan usaha tidak berpengaruh

nyata dalam pengembalian Kredit Mikro Utama.

5.2.3  Analisis Pengaruh Karakteristik Kredit terhadap Tingkat

Pengembalian Kredit

Karakteristik kredit yang diduga berpengaruh terhadap tingkat

pengembalian Kredit Mikro Utama terdiri dari varibel plafond pinjaman, jangka

waktu pelunasan. pengalaman kredit, jaminan kredit, dan tingkat suku bunga.

Berdasarkan output  hasil olahan SPSS 13, pengaruh masing-masing variabel

tersebut diuraikan sebagai berikut:

a.  Variabel Plafond Pinjaman

Besarnya plafond kredit yang diberikan oleh bank tergantung dari jumlah

permintaan dan penilaian kemampuan pembayaran seorang debitur. Namun,

 jumlah plafond yang besar juga akan mengakibatkan beban angsuran yang besar

pula bagi nasabah KMU dalam pelunasannya sehingga menimbulkan resiko

terhambatnya pengembalian KMU. Nilai P variabel plafond pinjaman semuanya

di atas 10 persen yakni masing-masing per kategori sebesar 1,000, 1,000, dan

0,441 sehingga variabel plafond pinjaman tidak berpengaruh nyata terhadap

pengembalian kredit.

b.  Variabel Jangka Waktu Pelunasan

Jangka waktu pelunasan kredit merupakan waktu jatuh tempo seorang

debitur dalam membayar seluruh nilai pinjaman yang diberikan termasuk 

pembayaran bunganya. Semakin panjang waktu yang diberikan maka beban

nasabah KMU dalam membayar angsuran akan semakin ringan/longgar. Nilai P

variabel jangka waktu pelunasan adalah 0,128 atau lebih besar dari 0,1. Hal ini

Page 90: Documenta

5/10/2018 a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 90/105

76

menandakan bahwa variabel jangka waktu pelunasan tidak berpengaruh nyata

terhadap pengembalian Kredit Mikro Utama.

c.  Variabel pengalaman kredit

Pengalaman kredit merupakan frekuensi/intensitas debitur dalam

memperoleh pinjaman kredit dari lembaga keuangan. Pihak Bank Jabar Banten

tentunya akan memberikan kepercayaan lebih pada nasabah KMU yang telah

melunasi seluruh pinjaman kreditnya dengan lancar pada masa lalu. Berdasarkan

output hasil olahan didapat nilai P variabel pengalaman kredit adalah 0,562 atau

lebih besar dari 10 persen sehingga belum cukup bukti untuk mengatakan bahwa

variabel pengalaman kredit berpengaruh nyata terhadap pengembalian KMU.

d.  Variabel Jaminan Kredit

Jaminan kredit yaitu aset pihak debitur yang dijanjikan kepada kreditur

  jika debitur tidak dapat mengembalikan pinjaman tersebut. Semakin besar nilai

  jaminan yang diberikan nasabah KMU pada saat penerimaan kredit maka

keseriusannya dalam mengembalikan KMU akan semakin tinggi juga agar

 jaminannya kembali sehingga diharapkan mampu mengembalikan KMU dengan

lancar.

Nilai odds ratio variabel jaminan adalah 1,000. Hal ini menandakan bahwa

peluang nasabah dengan jaminan yang nilainya besar dalam mengembalikan

kredit dengan lancar adalah sama dengan peluang nasabah yang nilai jaminan

kreditnya lebih kecil kecil atau dengan kata lain menandakan bahwa besar

kecilnya nilai jaminan yang diberikan nasabah pada saat penerimaan kredit tidak 

dapat dijadikan patokan dalam pengembalian kredit dengan lancar. Nilai P

variabel jaminan adalah 0,018 atau di atas 10 persen sehingga sudah cukup bukti

Page 91: Documenta

5/10/2018 a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 91/105

77

untuk mengatakan bahwa variabel jaminan berpengaruh nyata terhadap

pengembalian KMU.

e.  Variabel tingkat suku bunga

Tingkat suku bunga yaitu persentase dari pokok utang yang dibayarkan

sebagai imbal jasa (bunga) dalam suatu periode tertentu. Semakin tinggi tingkat

suku bunga kredit maka beban angsuran bunga akan semakin tinggi juga yang

mengakibatkan peluang nasabah KMU dalam pengembalian kredit akan semakin

kecil. Berdasarkan output hasil olahan didapat nilai P variabel tingkat suku bunga

16,5 persen adalah 1,00 atau lebih besar dari 0,1 sehingga dapat dikatakan bahwa

variabel tingkat suku 16,5 persen bunga tidak berpengaruh pada tingkat

pengembalian Kredit Mikro Utama.

.

Page 92: Documenta

5/10/2018 a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 92/105

78

III.  PENUTUP

6.1  Kesimpulan

Dari penelitian yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Tingkat Pengembalian Kredit Mikro PT BPD Jabar Banten KCP

Dramaga” yang telah dilakukan dapat ditarik beberapa kesimpulan yakni:

1.  Faktor-faktor yang secara nyata dan signifikan berpengaruh terhadap

pengembalian Kredit Mikro Utama Bank Jabar Banten KCP Dramga ialah

variabel usia, tingkat pendidikan, dan jaminan .

2.  Variabel usia dan tingkat pendidikan berpengaruh negatif terhadap

kelancaran pengembalian Kredit Mikro Utama Bank Jabar Banten KCP

Dramaga sedangkan besar kecilnya nilai jaminan kredit tidak berpengaruh

terhadap kelancaran pengembalian Kredit Mikro Utama Bank Jabar Banten

KCP Dramaga.

6.2  Saran

1.  Merpertimbangkan odds ratio dari variabel usia dan tingkat pendidikan

maka penyaluran Kredit Mikro Utama dapat difokuskan terhadap nasabah

yang umurnya lebih muda dengan tingkat pendidikan yg lebih rendah. 

2.  Terkait dengan tidak berpengaruhnya variabel jaminan dalam kelancaran

pengembalian kredit maka hendaknya pihak Bank Jabar Banten KCP

Dramaga tidak menjadikan besarnya jaminan kredit sebagai syarat penting

dalam penyaluran Kredit Mikro Utama. 

Page 93: Documenta

5/10/2018 a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 93/105

79

DAFTAR PUSTAKA

Alamsyah, T. 2007. Analisis Faktor-Faktor yang Menpengaruhi Tingkat 

Pengembalian Kredit Macet pada Kredit Usaha Pedesaan (Kupedes) Sektor 

  Agribisnis di BRI Unit Ciomas. [skripsi]. Fakultas Ekonomi dan

Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Asih. 2007. Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Pengembalian Kredit 

Pengusaha Kecil dalam Program Kemitraan Corporate Social

  Responsibility (Studi Kasus pada PT. Telkom Divre II Jakarta). [skripsi].

Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Badan Pusat Statistik. 2008. Berbagai terbitan. Faktor-Faktor yang MenghambatPerkembangan UMKM. Jakarta.

Juanda, B. 2007. Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisinis. IPB Press, Bogor.

Dendawijaya, L. 2000. Manajemen Perbankan. Ghalia Indonesia, Jakarta.

Hermawan. 2007.   Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan

Pengembalian Kredit Umum Pedesaan (Kupedes) untuk Usaha Mikro,

Kecil, dan Menengah di Kabupaten Bogor (Kasus di BRI Unit Leuwiliang) .

[skripsi]. Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor,

Bogor.

Kasmir. 2008. Mananjemen Perbankan. Raja Grafindo Perkasa, Jakarta.

Kementerian Negara Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah. 2009. Berbagai

Terbitan. Statistik UMKM Indonesia. Jakarta.

Muhammamah. 2008.   Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat 

Pengembalian Kredit oleh UMKM (Studi Kasus Nasabah Kupedes PT.

  Bank Rakyat Indonesia, Tbk (Persero) Unit Cigudeg, Cabang Bogor). 

[skripsi]. Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor,Bogor.

Nachrowi, D. dan Usman, H. 2006. Pendekatan Populer dan Praktis

  Ekonometrika Untuk Analis Ekonomi dan Keuangan. Lembaga Penerbit

Universitas Indonesia, Jakarta.

PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten. 2009. Berbagai Terbitan.

Statistik Penyaluran Kredit Mikro Utama. Bandung.

Page 94: Documenta

5/10/2018 a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 94/105

80

PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Kantor Cabang Pembantu

Dramaga. 2009. Berbagai Terbitan. Data Debitur Kredit Mikro Utama.

Bogor.

Suyatna, et al. 2007.   Dasar-Dasar Perkreditan. Gramedia Pustaka Utama,Jakarta.

Triandaru, S. dan Budisantoso, T. 2006. Bank dan Lembaga keuangan Lainnya.

Salemba Empat, Jakarta.

Trihendradi, C. 2008. Step by Step SPSS. Andi Offset, Yogyakarta.

Winarno,W.W. 2007.   Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan E-Views.

Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN, Yogyakarta.

Page 95: Documenta

5/10/2018 a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 95/105

81

LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuisioner Nasabah Responden Kredit Mikro Utama Bank Jabar

Banten KCP Dramaga

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

TINGKAT PENGEMBALIAN KREDIT MIKRO

(STUDI KASUS : PT BPD JABAR BANTEN KCP DRAMAGA)

Page 96: Documenta

5/10/2018 a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 96/105

82

DATA KARAKTERISTIK RESPONDEN

A.  Aspek Umum

1.  Data Pemohon

Nama :

Alamat :

Jenis Kelamin : a. Pria b. Wanita

Usia : .........................................................................tahun

Tingkat Pendidikan : a. Tidak Sekolah

b. SD

c. SMP/Sederajatd. SMA/Sederajat

e. Diploma

f. Sarjana

g. Lainnya, ...............................................................

Status : a. Menikah b. Belum Menikah

Tanggungan Keluarga : .........................................................................orang

Bidang Usaha

a.  Usaha Pokok : ..................................................................................

b.  Usaha Lainnya : a. Ada

b. Tidak Ada

2.  Data Kredit

Jenis Kredit : a. Kredit Mikro Utama Kelompok 

b. Kredit Mikro Utama Individu

c. Kredit Mikro Utama Jabar Banten

Jenis Kredit Berdasarkan Keperluan Penggunaannya

: a. Kredit Modal Kerja

b. Kredit Investasi

Besarnya Kredit yang Diperoleh : ........................................................rupiah

Memperoleh Kredit : bulan..............................tahun..................

Jangka Waktu Kredit : .........................................................bulan

Tingkat Suku Bunga : ...............................................................%

Tujuan Penggunaan : ..................................................................

3.  Hubungan Dengan Bank 

Status Sebagai Nasabah BPD Jabar Banten (Saat Mengajukan Kredit) :

a.  Baru b. Lama

Pengalaman Menerima Kredit di BPD Jabar Banten : ..............................kali

Pengalaman Menerima Kredit di Bank Lain :

Page 97: Documenta

5/10/2018 a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 97/105

83

a.  Pernah b. Belum Pernah

B.  Aspek Organisasi dan Manajemen

Pengalaman Usaha : ................................................................tahun

Pengelolaan Usaha : a. Dengan Karyawan

b. Tanpa Karyawan

C.  Aspek Teknis dan Pemasaran

Asset Usaha : ...............................................................rupiah

Omzet/Penjualan : ................................................rupiah/perbulan

Pengambilan keuntungan : ......................................................................%

Faktor Saingan : a. Ada Saingan

b. Belum Ada Saingan

D.  Aspek Keuangan

Laba Kotor Usaha : .....................................................rupiah/bulan

Biaya Usaha : .....................................................rupiah/bulan

Pendapatan Bersih Usaha : .....................................................rupiah/bulan

Pendapatan Di Luar Usaha : .....................................................rupiah/bulan

Total Pendapatan : .....................................................rupiah/bulan

E.  Aspek Jaminan

Total Nilai Jaminan : ..........................................................rupiahTotal Nilai Likuidasi Jaminan : ..........................................................rupiah

Page 98: Documenta

5/10/2018 a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 98/105

Lampiran 2. Tabel Hasil Data Kuisioner Nasabah Responden Kredit Mikro Utama Bank Jabar Banten KC

OBSERV KOLEK JKLM USIA

TK_

PDK

STTS_

NSBH JLH_TGGN

PNGLMN_

USH ASET_USH

OMZET_

USH

TTL_PN

DPTN

PLFND_

PNJM

1 1 0 33 12 0 2 1 260.000.000 1 2 1

2 1 0 32 16 0 4 0 25.000.000 0 1 2

3 1 0 53 6 1 5 1 72.000.000 1 1 2

4 1 1 42 12 0 4 0 150.000.000 2 2 1

5 1 0 45 12 0 4 1 80.000.000 2 2 1

6 1 0 47 12 0 4 2 80.000.000 2 2 1

7 1 0 38 12 0 2 2 57.000.000 0 0 3

8 1 0 44 9 1 6 0 75.000.000 1 2 1

9 1 0 57 6 0 0 0 50.000.000 1 2 1

10 1 1 42 12 1 2 1 25.000.000 1 0 3

11 1 0 39 6 1 3 2 120.000.000 1 1 2

12 1 0 48 9 1 3 2 80.000.000 1 2 1

13 1 0 53 12 1 2 0 250.000.000 1 2 1

14 1 0 43 9 0 3 0 102.500.000 1 2 1

15 1 1 37 12 1 3 0 15.000.000 1 0 3

16 1 0 35 9 1 3 0 10.000.000 1 0 3

17 1 0 26 15 0 0 0 65.000.000 1 2 0

18 1 0 36 12 1 2 1 120.000.000 1 2 0

19 1 0 39 12 1 3 2 175.000.000 1 2 1

20 1 0 48 6 0 4 0 35.000.000 1 1 2

Page 99: Documenta

5/10/2018 a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 99/105

OBSERV KOLEK JKLM USIA

TK_

PDK

STTS_

NSBH JLH_TGGN

PNGLMN_

USH ASET_USH

OMZET_

USH

TTL_PN

DPTN

PLFND_

PNJM

21 1 0 45 6 0 4 0 40.000.000 1 0 3

22 1 0 31 12 1 1 0 20.000.000 1 0 3

23 1 0 37 9 0 3 1 30.000.000 1 0 3

24 1 1 59 12 1 4 1 20.000.000 1 0 3

25 1 0 33 16 0 2 0 45.000.000 1 0 3

26 1 0 47 12 1 3 0 50.000.000 1 2 1

27 1 1 49 6 0 4 0 25.000.000 1 1 2

28 1 0 38 6 1 2 0 50.000.000 1 0 3

29 1 0 66 9 1 5 1 150.000.000 1 2 1

30 1 0 38 16 0 2 0 60.000.000 1 2 1

31 1 1 37 12 1 3 2 275.000.000 1 2 0

32 1 0 35 12 1 2 1 190.000.000 2 2 1

33 1 0 37 12 0 2 0 50.000.000 1 1 2

34 1 0 60 12 1 3 0 120.000.000 1 1 2

35 1 0 34 12 0 1 1 15.000.000 1 1 3

36 1 0 59 6 0 5 1 70.000.000 1 2 1

37 1 0 43 12 1 2 0 75.000.000 1 1 2

38 1 0 39 6 1 3 1 120.000.000 2 2 0

39 1 1 35 9 0 3 0 30.000.000 1 1 2

40 1 0 37 12 1 2 0 50.800.000 1 1 2

41 1 0 58 9 0 3 0 50.000.000 1 1 2

Page 100: Documenta

5/10/2018 a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 100/105

OBSERV KOLEK JKLM USIA

TK_

PDK

STTS_

NSBH JLH_TGGN

PNGLMN_

USH ASET_USH

OMZET_

USH

TTL_PN

DPTN

PLFND_

PNJM

42 1 1 43 6 0 7 0 52.800.000 1 0 3

43 1 1 46 6 0 4 0 81.000.000 0 0 3

44 1 0 57 6 1 3 2 300.000.000 1 2 1

45 1 1 23 12 0 0 0 59.900.000 1 0 3

46 1 0 37 12 0 1 0 20.500.000 1 0 2

47 1 0 36 12 0 2 0 20.000.000 1 1 2

48 1 1 30 12 1 2 1 60.000.000 1 0 3

49 1 1 46 12 1 4 1 150.000.000 1 0 2

50 0 0 58 12 1 2 0 100.000.000 1 2 1

51 0 0 60 12 0 2 0 174.240.000 1 1 1

52 0 0 34 9 0 1 0 175.000.000 1 1 1

53 0 1 47 12 0 3 0 80.000.000 1 0 3

54 0 1 56 9 1 2 0 85.000.000 1 1 2

55 0 0 41 12 0 3 0 50.880.000 0 0 3

56 0 1 41 12 0 0 0 72.800.000 1 1 1

57 0 0 42 9 1 3 0 35.000.000 1 1 2

58 0 0 39 16 0 3 0 180.000.000 1 1 1

59 0 0 43 12 0 3 0 53.600.000 1 2 1

60 0 0 51 9 0 4 2 200.000.000 2 2 0

61 0 1 45 6 0 3 0 95.000.000 1 1 2

62 0 0 40 9 0 3 0 150.000.000 1 2 1

Page 101: Documenta

5/10/2018 a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 101/105

OBSERV KOLEK JKLM USIA

TK_

PDK

STTS_

NSBH JLH_TGGN

PNGLMN_

USH ASET_USH

OMZET_

USH

TTL_PN

DPTN

PLFND_

PNJM

63 0 0 31 9 0 2 0 180.000.000 1 1 1

64 0 0 43 12 0 3 0 80.000.000 1 1 1

65 0 0 43 9 0 4 0 28.000.000 1 0 2

66 0 0 37 9 0 1 0 140.000.000 1 1 1

67 0 1 44 12 1 5 2 50.000.000 1 1 2

68 0 0 44 12 0 3 0 70.200.000 1 0 3

69 0 0 46 12 1 3 1 69.400.000 1 2 1

70 0 0 39 12 0 2 0 37.500.000 1 1 2

KETERANGAN :

Kolektibilitas, 1 = Lancar ; 0 = Menunggak 

Jenis Kelamin, 1 = Wanita ; 0 = Pria

Status Nasabah, 1 = Nasabah Lama ; 0 = Nasabah Baru

Pengalaman Usaha, 2 = > 16 tahun ; 1 = 8-16 tahun : 0 = < 8 tahun

Omzet Usaha, 2 = > Rp 85 juta ; 1 = Rp 8,5 juta ; 0 = < Rp 8,5 juta

Total Pendapatan, 2 = > Rp 2,5 juta ; 1 = Rp 1-2,5 juta ; 0 = < Rp 1 jutaPlafond Kredit, 3 = Rp < 10 juta ; 2 = Rp 10-25 juta ; 1 = Rp 25-50 juta ; 0 = > 50 juta

Tingkat Suku Bunga, 1 = 16% ;0 = 16,5%

Page 102: Documenta

5/10/2018 a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 102/105

88

Lampiran 3. Hasil Pengolahan Data dengan Metode Analisis Regresi Logistik 

Biner

Case Processing Summary

70 100,0

0 ,0

70 100,0

0 ,0

70 100,0

Unweighted Casesa

Included in Analysis

Missing Cases

Total

Selected Cases

Unselected Cases

Total

N Percent

If weight is in effect, see classification table for the total

number of cases.

a.

Dependent Variable Encoding

0

1

Original Valuenunggak

lancar

Internal Value

Categorical Variables Codings

5 1,000 ,000 ,00027 ,000 1,000 ,000

20 ,000 ,000 1,000

18 ,000 ,000 ,000

46 1,000 ,000 ,000

14 ,000 1,000 ,000

9 ,000 ,000 1,000

1 ,000 ,000 ,000

4 1,000 ,000

60 ,000 1,000

6 ,000 ,000

20 1,000 ,00025 ,000 1,000

25 ,000 ,000

41 1,000

29 ,000

8 1,000

62 ,000

53 1,000

17 ,000

> 50 juta25 - 50 juta

10 - 25 juta

< 10 juta

PLAFOND

1 - 8 tahun

8 - 16 tahun

> 18 tahun

10,00

PNGLMNUSH

< = 8,5 juta

8,5 - 85 juta

> 85 juta

OMZET

<= 1 juta1 - 2,5 juta

> 2,5 juta

TOTALPNDPTN

nasabah baru

nasabah lama

STTSNSBH

16,5%

16%

SKBNGA

pria

wanita

JNKLMN

Frequency (1) (2) (3)

Parameter coding

Page 103: Documenta

5/10/2018 a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 103/105

89

Block 0: Beginning Block

Block 1: Method = Enter

Variables in the Equation

,847 ,261 10,553 1 ,001 2,333ConstantStep 0B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Variables not in the Equationa

,004 1 ,951

,559 1 ,455

,340 1 ,560

3,838 1 ,050

,549 1 ,459

5,997 3 ,112

5,326 1 ,021

4,354 1 ,037

,298 1 ,585

,860 1 ,354

,635 2 ,728

,051 1 ,822

,556 1 ,456

6,000 2 ,050

1,333 1 ,2486,000 1 ,014

3,245 3 ,355

,256 1 ,613

2,415 1 ,120

,000 1 1,000

17,412 1 ,000

2,609 1 ,106

2,067 1 ,151

21,075 1 ,000

JNKLMN(1)

USIA

TKPNDDKN

STTSNSBH(1)

TANGGUNGAN

PNGLMNUSH

PNGLMNUSH(1)

PNGLMNUSH(2)

PNGLMNUSH(3)

ASET

OMZET

OMZET(1)

OMZET(2)

TOTALPNDPTN

TOTALPNDPTN(1)

TOTALPNDPTN(2)

PLAFOND

PLAFOND(1)

PLAFOND(2)

PLAFOND(3)

JKWAKTU

PNGLMNKRDT

JAMINAN

SKBNGA(1)

VariablesStep

0

Score df Sig.

Residual Chi-Squares are not computed because of redundancies.a.

Omnibus Tests of Model Coefficients

52,547 20 ,000

52,547 20 ,000

52,547 20 ,000

Step

Block

Model

Step 1

Chi-square df Sig.

Page 104: Documenta

5/10/2018 a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 104/105

90

Model Summary

32,974

a

,528 ,749

Step1

-2 Log

likelihood

Cox & Snell

R Square

Nagelkerke

R Square

Estimation terminated at iteration number

20 because maximum iterations has been

reached. Final solution cannot be found.

a.

Hosmer and Lemeshow Test

5,132 8 ,743

Step1

Chi-square df Sig.

Classification Tablea

17 4 81,0

1 48 98,0

92,9

Observednunggak

lancar

KOLEK

Overall Percentage

Step 1nunggak lancar

KOLEK Percentage

Correct

Predicted

The cut value is ,500a.

Page 105: Documenta

5/10/2018 a - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 105/105

91

Variables in the Equation

1,706 1,401 1,481 1 ,224 5,505

-,171 ,083 4,222 1 ,040 ,843-,504 ,295 2,929 1 ,087 ,604

-3,506 3,035 1,334 1 ,248 ,030

-,037 ,516 ,005 1 ,944 ,964

1,391 3 ,708

-25,376 40193,004 ,000 1 ,999 ,000

-25,740 40193,004 ,000 1 ,999 ,000

-28,586 40193,005 ,000 1 ,999 ,000

,000 ,000 ,782 1 ,377 1,000

2,554 2 ,279

-5,814 3,647 2,542 1 ,111 ,003

-3,275 2,698 1,474 1 ,225 ,038,001 2 ,999

-7,029 41578,404 ,000 1 1,000 ,001

-6,966 41578,404 ,000 1 1,000 ,001

3,658 3 ,301

-13,012 41578,404 ,000 1 1,000 ,000

-8,100 41578,404 ,000 1 1,000 ,000

-1,480 1,920 ,594 1 ,441 ,228

-,181 ,119 2,312 1 ,128 ,834

-1,304 2,248 ,337 1 ,562 ,271

,000 ,000 5,553 1 ,018 1,000

-17,131 40192,986 ,000 1 1,000 ,000

53,024 57829,452 ,000 1 ,999 1E+023

JNKLMN(1)

USIATKPNDDKN

STTSNSBH(1)

TANGGUNGAN

PNGLMNUSH

PNGLMNUSH(1)

PNGLMNUSH(2)

PNGLMNUSH(3)

ASET

OMZET

OMZET(1)

OMZET(2)TOTALPNDPTN

TOTALPNDPTN(1)

TOTALPNDPTN(2)

PLAFOND

PLAFOND(1)

PLAFOND(2)

PLAFOND(3)

JKWAKTU

PNGLMNKRDT

JAMINAN

SKBNGA(1)Constant

Step

1a

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Variable(s) entered on step 1: JNKLMN, USIA, TKPNDDKN, STTSNSBH, TANGGUNGAN,

PNGLMNUSH, ASET, OMZET, TOTALPNDPTN, PLAFOND, JKWAKTU, PNGLMNKRDT, JAMI

SKBNGA.

a.