Upload
harri-putra-makmur
View
2.349
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
5/10/2018 a - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 1/105
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
TINGKAT PENGEMBALIAN KREDIT MIKRO PT BPD
JABAR BANTEN KCP DRAMAGA
OLEH
FRANSISCUS HALOHO
H14053267
DEPARTEMEN ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2010
5/10/2018 a - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 2/105
13
RINGKASAN
FRANSISCUS HALOHO. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi TingkatPengembalian Kredit Mikro PT BPD Jabar Banten KCP Dramaga (dibimbing oleh
JAENAL EFFENDI).
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memiliki peran yang sangat
penting dalam perekonomian. Hal ini dapat ditinjau dari aspek penyerapan tenaga
kerja dan perannya dalam peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB). Jumlah
unit UMKM terus meningkat antara tahun 2007 sampai dengan tahun 2008.
BPS (2008) mengindikasikan bahwa salah satu faktor dominan lambannya
perkembangan UMKM adalah faktor permodalan. PT Bank Pembangunan Daerah
Jawa Barat dan Banten melalui pelaksana operasional Kantor Cabang Pembantu(KCP) Dramaga telah meyalurkan Kredit Mikro Utama (KMU) sejak tahun 2007.
Namun perjalanan KMU tidak selalu lancar, meningkatnya angka kredit
bermasalah yang ditandai dengan tingginya angka non performing loan yang
mempengaruhi kesehatan bank menjadikan perlunya dilakukan penelitian
mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat pengembalian KMU.
Berdasarkan uraian diatas maka penelitian ini bertujuan untuk
menggambarkan dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat
pengembalian kredit oleh nasabah KMU PT Bank Pembangunan Daerah Jawa
Barat dan Banten KCP Dramaga melalui karakteristik personal, karakteristik
usaha, dan karakteristik kreditnya.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisiskualitatif dan kuantitatif. Metode kualitatif dilakukan melalui analisis deskripktif
dengan menjabarkan satu persatu karakteristik KMU dalam bentuk tabulasi yang
ditujukan untuk menunjang analisis kuantitatif. Sedangkan untuk menganalisis
faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengembalian KMU, digunakan model
analisi Regresi Logistik (Logit Biner). Data yang digunakan adalah data sekunder
yang diperoleh dari arsip data debitur KMU, data Laporan Bulanan Bank Jabar
Banten KCP Dramaga menyangkut KMU, data dari Kementerian Negara
Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, dan Laporan Keuangan Bank Jabar Banten.
Dengan menggunakan taraf nyata sepuluh persen (α=10%), hasil
penelitian menunjukkan bahwa variabel independen yang signifikan pengaruhnya
terhadap tingkat pengembalian KMU adalah variabel usia, tingkat pendidikan, dan
jaminan kredit. Sedangkan variabel independen yang tidak signifikan
pengaruhnya bagi pengembalian KMU adalah jenis kelamin, status nasabah,
jumlah tanggungan keluarga, pengalaman usaha, aset usaha, omzet usaha, total
pendapatan usaha bersih, plafond kredit, jangka waktu pengembalian kredit,
pengalaman kredit, dan tingkat suku bunga.
Variabel usia berpengaruh negatif terhadap kelancaran pengembalian
KMU yang menandakan bahwa semakin tinggi usia debitur maka peluang
mengembalikan KMU dengan lancar semakin kecil. Variabel tingkat pendidikan
juga berpengaruh negatif terhadap kelancaran pengembalian kredit yang
menandakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan nasabah maka peluang
5/10/2018 a - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 3/105
14
mengembalikan KMU dengan lancar semakin kecil. Sedangkan besar kecilnya
jaminan yang diberikan nasabah pada saat penerimaan kredit tidak dapat dijadikan
patokan dalam pengembalian kredit.
Penyaluran Kredit Mikro Utama dapat difokuskan terhadap nasabah yang
umurnya lebih muda atau wirausaha muda walau dengan tingkat pendidikan yanglebih rendah. Pihak Bank Jabar Banten KCP Dramaga juga hendaknya tidak
menjadikan besarnya nilai jaminan kredit sebagai syarat penting dalam
penyaluran Kredit Mikro Utama karena besar kecilnya nilai jaminan kredit tidak
dapat menetukan peluang pengembalian kredit dengan lancar.
5/10/2018 a - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 4/105
15
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
TINGKAT PENGEMBALIAN KREDIT MIKRO PT BPD
JABAR BANTEN KCP DRAMAGA
Oleh
FRANSISCUS HALOHOH14053267
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
pada Departemen Ilmu Ekonomi
DEPARTEMEN ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2010
5/10/2018 a - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 5/105
16
Judul Skripsi : Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Tingkat Pengembalian Kredit Mikro PT BPD
Jabar Banten KCP Dramaga
Nama Mahasiswa : Fransiscus Haloho
Nomor Registrasi Pokok : H14053267
Menyetujui,
Dosen Pembimbing,
Jaenal Effendi, MA
NIP. 1974072 920064 1 001
Mengetahui,
Ketua Departemen Ilmu Ekonomi,
Dr. Ir. Dedi Budiman Hakim
NIP. 19641022 198903 1 003
Tanggal Kelulusan :
5/10/2018 a - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 6/105
17
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI
ADALAH BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI
YANG BELUM PERNAH DIGUNAKAN SEBAGAI SKRIPSI
ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU
LEMBAGA MANAPUN.
Bogor, Februari 2010
Fransiscus Haloho
H14053267
5/10/2018 a - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 7/105
18
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Fransiscus Haloho lahir pada tanggal 24 Februari 1987 diPematangsiantar, Sumatera Utara. Penulis merupakan anak terakhir dari empat
bersaudara dari pasangan K. Pardomuan Haloho dan Mardelina Simbolon.
Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri No. 127956
Pematangsiantar pada tahun 1999, kemudian meneruskan pendidikan di SLTP
Negeri 7 Pematangsiantar, dan pada tahun 2005 penulis menyelesaikan
pendidikan sekolah menengah atas di SMA Negeri 2 Pematangsiantar. Pada tahun
yang sama penulis masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Seleksi
Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) dan diterima sebagai mahasiswa Program
Studi Ilmu Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Selama menjadi
mahasiswa, penulis pernah mengikuti beberapa organisasi seperti Hipotesa,
Persekutuan Mahasiswa Kristen (PMK) IPB, dan Ikatan Mahasiswa Siantar dan
Sekitarnya (Ikanmass) IPB.
5/10/2018 a - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 8/105
19
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan karunia-Nya yang melimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat
Pengembalian Kredit Mikro PT BPD Jabar Banten KCP Dramaga” . Skripsi
ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada
Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian
Bogor.
Pada kesempatan ini penulis ingin berterima kasih dengan tulus kepada :
1. Jaenal Effendi, MA, selaku dosen pembimbing, yang selalu memberikan
bimbingan, saran, arahan, motivasi, dan ketenangan hati.
2. Dr. Lukytawati Anggraeni, selaku dosen penguji, yang telah memberikan
banyak masukan dan arahan terhadap penyempurnaan skripsi ini.
3. Mama tercinta, juga abang dan kakak tersayang, yang telah memberikan
dukungan, baik motivasi dan doa, serta kasih sayang dan perhatian yang
tidak ternilai selama penulis menempuh studi di IPB dan menyelesaikan
skripsi ini.
4. Seluruh pihak yang belum dapat penulis sebutkan, atas bantuan yang
diberikan.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Penulis menyadari
bahwa dalam skripsi ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, saran dan
kritik yang membangun dari berbagai pihak merupakan masukan bagi penulis.
Bogor, Februari 2010
Fransiscus Haloho
H14053267
5/10/2018 a - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 9/105
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ............................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... vii
I. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2 Perumusan Masalah.......................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................... 10
1.4 Manfaat Penelitian............................................................................ 11
1.5 Ruang Lingkup Penelitian ................................................................ 11
II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 12
2.1 Definisi dan Unsur-Unsur Kredit ..................................................... 12
2.2 Tujuan dan Fungsi Kredit ................................................................. 14
2.3 Jenis-Jenis Kredit ............................................................................. 15
2.4 Prinsip Penilaian Kredit ................................................................... 19
2.5 Kolektibilitas (Kualitas) Kredit ........................................................ 22
2.6 Defenisi dan Ruang Lingkup Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah (UMKM) ........................................................................ 23
2.7 Lembaga Keuangan Bank ................................................................ 25
2.8 Penelitian Terdahulu ........................................................................ 26
2.9 Kerangka Pemikiran ......................................................................... 28
2.9.1 Kerangka Pemikiran Konseptual .......................................... 28
2.9.2 Kerangka Pemikiran Operasional ......................................... 30
III. METODE PENELITIAN ........................................................................... 37
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian............................................................ 37
3.2 Jenis dan Sumber Data ..................................................................... 37
3.3 Populasi ............................................................................................ 37
3.4 Metode Penentuan Sampel ............................................................... 38
5/10/2018 a - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 10/105
iii
3.5 Metode Pengolahan dan Analisis Data............................................. 38
3.5.1 Analisis Kualitatif ................................................................. 39
3.5.2 Analisis Kuantitatif ............................................................... 39
3.6 Definisi Operasional ......................................................................... 43
IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN .................................................. 45
4.1 Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten ....................... 45
4.1.1 Sejarah Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan
Banten ................................................................................... 45
4.1.2 Produk-Produk Unggulan BPD Jawa Barat dan Banten ...... 46
4.2 Bank Jabar Banten Kantor Cabang Pembantu Dramaga .................. 48
4.2.1 Sejarah dan Letak Bank Jabar Banten KCP Dramaga ......... 48
4.2.2 Struktur Organisasi Bank Jabar Banten KCP Dramaga ....... 48
4.3 Kredit Mikro Utama (KMU) ............................................................ 49
4.3.1 Tujuan Kredit Mikro Utama ................................................. 50
4.3.2 Sasaran Kredit Mikro Utama ................................................ 50
4.3.3 Jenis Kredit Mikro Utama .................................................... 50
4.3.4 Ketentuan Umum Kredit Mikro Utama ................................ 51
4.3.5 Syarat Kredit Mikro Utama .................................................. 53
V. PEMBAHASAN ........................................................................................ 55
5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pengembalian
Kredit ................................................................................................ 55
5.1.1 Perbandingan Karakteristik Personal Responden................. 56
5.1.2 Perbandingan Karakteristik Usaha Responden .................... 60
5.1.3 Perbandingan Karakteristik Kredit Responden .................... 63
5.2 Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap
Pengembalian Kredit ........................................................................ 67
5.2.1 Analisis Pengaruh Karakteristik Personal terhadap
Tingkat Pengembalian Kredit ............................................... 70
5.2.2 Analisis Pengaruh Karakteristik Usaha terhadap
Tingkat Pengembalian Kredit .............................................. 73
5.2.3 Analisis Pengaruh Karakteristik Kredit terhadap
Tingkat Pengembalian Kredit .............................................. 75
5/10/2018 a - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 11/105
iv
VI. PENUTUP ................................................................................................. 78
6.1 Kesimpulan....................................................................................... 78
6.2. Saran ................................................................................................. 78
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 79
LAMPIRAN ........................................................................................................ 81
5/10/2018 a - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 12/105
v
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1.1 Jumlah Penyerapan Tenaga Kerja dan PDB atas Harga Berlaku
Menurut Skala Usaha Tahun 2007-2008 ................................................. 1
1.2 Jumlah Unit Usaha Mikro Kecil dan Menengah Tahun 2007-2008 ....... 2
1.3 Posisi Penyaluran dan Jumlah Debitur Kredit Mikro Utama BPD Jabar
dan Banten Tahun 2007-2009 ................................................................. 4
5.1 Perbandingan Sebaran Jenis Kelamin Responden per Kategori ............. 56
5.2 Perbandingan Sebaran Usia Responden per Kategori ............................. 57
5.3 Perbandingan Sebaran Tingkat Pendidikan Responden per Kategori ..... 58
5.4 Perbandingan Sebaran Status Nasabah Responden per Kategori ............ 59
5.5 Perbandingan Sebaran Jumlah Tanggungan Keluarga Responden
per Kategori ............................................................................................. 59
5.6 Perbandingan Sebaran Pengalaman Usaha Responden per Kategori ...... 60
5.7 Perbandingan Sebaran Aset Usaha Responden per Kategori .................. 61
5.8 Perbandingan Sebaran Omzet Usaha Responden per Kategori .............. 62
5.9 Perbandingan Sebaran Total Pendapatan Usaha Bersih Respondenper Kategori ............................................................................................. 63
5.10 Perbandingan Sebaran Plafond Pinjaman Responden per Kategori ........ 64
5.11 Perbandingan Sebaran Jangka Waktu Pelunasan Kredit Responden
per Kategori ............................................................................................. 65
5.12 Perbandingan Sebaran Pengalaman Kredit Responden per Kategori ..... 65
5.13 Perbandingan Sebaran Jaminan Kredit Responden per Kategori ............ 66
5.14 Perbandingan Sebaran Tingkat Suku Bunga Responden per Kategori ... 67
5.15 Hasil Pengolahan Regresi Logistik Mengenai Faktor-Faktor yangMempengaruhi Pengembalian Kredit Mikro Utama pada BPD Jabar
Banten KCP Dramaga ............................................................................. 69
5/10/2018 a - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 13/105
vi
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
1.1 Keragaan Jumlah Debitur Kredit Mikro Utama BPD Jawa Barat dan
Banten KCP Dramaga 2007-2009 ........................................................... 6
1.2 Posisi Penyaluran Kredit Mikro Utama BPD Jawa Barat dan Banten
KCP Dramaga 2007-2009 ....................................................................... 7
1.3 Posisi Non Performing Loan (NPL) Kredit Mikro Utama BPD Jawa
Barat dan Banten KCP Dramaga 2009 .................................................... 8
1.4 Posisi Non Performing Loan Kredit Mikro Utama antar KCP BPD
Jawa Barat dan Banten Cabang Cibinong Januari-Februari 2009 ........... 9
2.1 Kerangka Pemikiran Operasional ............................................................ 36
5.1 Struktur Organisasi Bank Jabar Banten KCP Dramaga ......................... 49
5/10/2018 a - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 14/105
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
1. Kuisioner Nasabah Responden Kredit Mikro Utama Bank Jabar
Banten KCP Dramaga ............................................................................. 82
2. Tabel Hasil Data Kuisioner Nasabah Responden Kredit Mikro
Utama Bank Jabar Banten KCP Dramaga ............................................... 84
3. Hasil Pengolahan Data dengan Metode Analisis Regresi Logistik
Biner ........................................................................................................ 88
5/10/2018 a - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 15/105
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peran yang sangat
penting dalam perekonomian. Peran penting UMKM itu sendiri dapat ditinjau dari
beberapa aspek diantaranya penyerapan tenaga kerja dan perannya dalam
peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB). Pada tahun 2007, penyerapan tenaga
kerja sektor UMKM mencapai 88.739.744 orang, jumlah yang jauh lebih besar
bila dibandingkan dengan kontribusi dari skala usaha besar yang hanya mampu
menyerap tenaga kerja sebanyak 2.788.518 orang. Kontribusi sektor UMKM
terhadap nilai PDB yang dihitung atas harga yang berlaku pada tahun 2008 juga
cukup tinggi yakni sebesar 55,56 persen. Hal ini dapat diperjelas oleh Tabel 1.1.
Tabel 1.1 Jumlah Penyerapan Tenaga Kerja dan PDB atas Harga BerlakuMenurut Skala Usaha Tahun 2007-2008
Skala Usaha
Jumlah Tenaga Kerja
(orang)
PDB atas harga yang
Berlaku (Rp. Milyar)
2007 2008 2007 2008
Usaha Mikro
Usaha Kecil
Usaha Menengah
UMKM
81.732.430 83.647.711 1.208.029,0 1.505.308,0
3.864.995 3.992.371 385.313,5 473.267,3
3.142.319 3.256.188 511.792,6 630.784,8
88.739.744 90.896.270 2.105.135,1 2.609.360,1
Usaha Besar 2.788.518 2.776.214 1.638.842,4 2.087.121,1
Total 91.528.262 93.672.484 3.743.977,5 4.696.481,2
Sumber: Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (2009)
5/10/2018 a - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 16/105
2
Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (2009)
menunjukkan bahwa jumlah UMKM secara umum mengalami peningkatan setiap
tahun. Jumlah UMKM tahun 2007 adalah 49.824.123 unit dan pada tahun 2008
mengalami peningkatan sebesar 2,88 persen menjadi 51.257.537 unit. Jumlah unit
usaha sektor UMKM pada tahun 2008 tersebut mencapai lebih dari 99 persen bila
dibandingkan dengan total unit usaha seluruh Indonesia yang jumlahnya sebesar
51.261.909 unit. Pada Tabel 1.2 disajikan perkembangan jumlah UMKM tahun
2007-2008.
Tabel 1.2 Jumlah Unit Usaha Mikro Kecil dan Menengah Tahun 2007-2008
Skala UsahaJumlah Unit Usaha (unit)
2007 2008
Usaha Mikro 49.287.276 50.697.659
Usaha Kecil 498.565 520.221
Usaha Menengah 38.282 39.657
UMKM 49.824.123 51.257.537
Usaha Besar 4.463 4.372
Total 49.828.568 51.261.909
Sumber: Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (2009)
Peran UMKM yang cukup dominan dalam perekonomian tidak serta
merta menjadikan UMKM mampu berkembang dengan baik. Banyak faktor yang
mempengaruhi lambannya perkembangan usaha tersebut, antara lain perhatian
dari kalangan perbankan yang dinilai masih kurang. Kementerian Negara
Kopersasi dan Usaha Kecil Menengah (2008) menjelaskan bahwa sektor UMKM
masih dianaktirikan oleh perbankan. Selain masih sulitnya pengusaha UMKM
mendapat persetujuan kredit, bunga kredit usaha nonkorporat masih tinggi yakni
2,5-3% per bulan atau maksimal 36% per tahun, sementara bunga kredit korporat
5/10/2018 a - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 17/105
3
hanya 14-16% per tahun. Permasalahan dan kelemahan yang dihadapi UMKM
berdasarkan prioritasnya, meliputi kurangnya permodalan, kesulitan dalam
pemasaran, persaingan usaha yang ketat, kesulitan bahan baku, kurangnya teknis
produksi dan keahlian, kurangnya keterampilan manajerial, dan kurangnya
keterampilan dalam manajemen keuangan dan akuntansi (BPS, 2008).
Hasil dari kajian tersebut mengindikasikan bahwa salah satu faktor
dominan dalam pengembangan UMKM adalah faktor modal, meskipun bukan
yang paling menentukan dalam pertumbuhan dan perkembangan UMKM. Oleh
karena itu, diperlukan peranan dari sektor perbankan maupun lembaga keuangan
lainnya seperti pegadaian, modal ventura, leasing dan lainnya dalam penyediaan
permodalan bagi UMKM. Hasil dari kajian tersebut juga menunjukkan bahwa
kredit bank masih merupakan salah satu alternatif sumber permodalan bagi
UMKM.
PT. Bank Pembangunan Daerah (BPD) Jawa Barat dan Banten dengan
sebutan (call name) Bank Jabar Banten sebagai salah satu lembaga intermediasi
perbankan dengan pelaku usaha dan sebagai agent of development diharapkan
mampu turut serta memberikan perhatian yang besar terhadap sektor UMKM
yang produktif dan memiliki potensi untuk berkembang. Hal inilah yang
kemudian melandasi Bank Jabar Banten untuk membantu mengatasi
permasalahan permodalan yang selalu menjadi masalah dasar bagi sektor UMKM
khususnya di wilayah Jawa Barat dan Banten. Melalui program Kredit Mikro
Utama yang diluncurkan pada akhir tahun 2006, Bank Jabar Banten berkomitmen
untuk mengembangkan kredit bagi UMKM. Komitmen ini dapat dilihat dari
5/10/2018 a - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 18/105
4
penyaluran dan jumlah debitur Kredit Mikro Utama (KMU) yang terus meningkat
sejak awal peluncurannya hingga saat ini.
Tabel 1.3 Posisi Penyaluran dan Jumlah Debitur Kredit Mikro Utama BPD Jabardan Banten Tahun 2007-2009
Tahun
Uraian
Penyaluran Kredit
(dalam juta Rp)
Jumlah Debitur
(pelaku usaha)
2007 114.422 6.998
2008 438.206 21.896
2009 620.780 28.179
Total 1.173.408 57.073Sumber: Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten (2009)
Pada Tabel 1.3 dapat dilihat bahwa dari tahun 2007 sampai 2009,
penyaluran Kredit Mikro Utama meningkat sangat pesat. Tahun 2008, penyaluran
kredit bertumbuh sebesar 283 persen dari tahun 2007. Lalu pada semester pertama
di tahun 2009, pertumbuhan Kredit Mikro Utama mengalami peningkatan hingga
128,4 persen bila dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2008 (Endang
Ruhiyat, 2009). Begitu juga dengan jumlah debiturnya, dimana tahun 2008 terjadi
peningkatan sebesar 213 persen dari tahun 2007. Pada semester pertama di tahun
2009, jumlah debitur Kredit Mikro Utama bahkan telah mencapai 28.179 pelaku
usaha.
Pelaksana operasional penyaluran Kredit Mikro Utama adalah Kantor
Cabang dan Kantor Cabang Pembantu Bank Jabar Banten. Kantor Cabang
Pembantu (KCP) Dramaga merupakan salah satu diantaranya. KCP Dramaga
yang dibawahi oleh Kantor Cabang Cibinong telah menyalurkan Kredit Mikro
Utama kurang lebih sebesar 5,157 milyar rupiah sejak tahun 2007 sampai
semester pertama tahun 2009. Sedangkan jumlah debitur Kredit Mikro Utama dari
5/10/2018 a - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 19/105
5
tahun 2007 hingga semester pertama 2009 telah mencapai 162 pelaku usaha (BPD
Jawa Barat dan Banten KCP Dramaga, 2009).
Namun perjalanan Kredit Mikro Utama yang diberikan Bank Jabar Banten
KCP Dramaga kepada pelaku UMKM tidak selalu lancar. Kedinamisan sektor
UMKM, dimana terdapat persaingan yang ketat baik di dalam maupun di luar
menjadikan penyaluran kredit pada sektor ini memiliki resiko yang cukup tinggi.
Meningkatnya angka kredit bermasalah menggambarkan adanya resiko kegagalan
penyaluran kredit yang cukup besar pada sektor UMKM di BPD Jawa Barat dan
Banten KCP Dramaga. Banyak terjadi kasus terhambatnya pengembalian kredit
seperti penunggakan bahkan kemacetan angsuran kredit. Hal ini tentunya dapat
berpengaruh buruk pada kesehatan bank dari segi kualitas aset bank.
Penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi Kredit Mikro Utama
penting dilakukan. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan
pada Bank Jabar Banten dalam pengambilan keputusan penyaluran Kredit Mikro
Utama pada UMKM dan juga sebagai referensi bagi pelaku UMKM dalam
mengatasi permasalahan permodalan yang selama ini sering menjadi masalah
dasar dalam pengembangan UMKM.
1.2 Perumusan Masalah
Bank Jabar Banten Kantor Cabang Pembantu Dramaga merupakan kantor
unit pelayanan Bank Jabar Banten yang berada di lokasi strategis dan memiliki
potensi ekonomi dan finansial untuk membantu kantor cabang Cibinong dalam
peningkatan kredit, dana, dan jasa termasuk di dalamnya memberikan bantuan
Kredit Mikro Utama bagi sektor UMKM. Peningkatan jumlah debitur dari tahun
2007 sampai 2008 menunjukkan semakin membaiknya perkembangan sektor ini.
5/10/2018 a - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 20/105
6
Kondisi ini berpengaruh positif dalam mendukung upaya ekspansi penyaluran
Kredit Mikro Utama di Bank Jabar Banten KCP Dramaga. Keragaan jumlah
debitur Kredit Mikro Utama di Bank Jabar Banten KCP Dramaga dapat dilihat
pada Gambar 1.1.
Sumber : BPD Jawa Barat dan Banten KCP Dramaga (2009)
Gambar 1.1 Keragaan Jumlah Debitur Kredit Mikro Utama BPD Jawa
Barat dan Banten KCP Dramaga 2007-2009
Peningkatan penyaluran Kredit Mikro Utama tidak hanya terjadi pada
peningkatan jumlah debitur saja. Peningkatan juga terjadi pada angka kredit yang
disalurkan. Kondisi tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.2.
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
200
Jun'07 Des'07 Jun'08 Des'08 Jun'09 Jul'09
N a s a b a h ( o r a n
g )
Bulan
Keragaan Nasabah Kredit Mikro Utama
5/10/2018 a - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 21/105
7
150
600
1.790
2,021
596
301
0
500
1000
1500
2000
2500
Jun'07 Des'07 Jun'08 Jun'08 Jun'09 Jul'09
N i l a i ( j u t a r u p i a h )
Bulan
Sumber : BPD Jawa Barat dan Banten KCP Dramaga (2009)
Gambar 1.2 Posisi Penyaluran Kredit Mikro Utama BPD Jawa Barat dan
Banten KCP Dramaga 2007-2009
Penyaluran Kredit Mikro Utama di Bank Jabar Banten KCP Dramaga juga
disertai dengan sejumlah masalah. Pengembalian kredit yang tidak lancar menjadi
permasalahan yang perlu dipecahkan. Data Non Performing Loan (NPL) atau
kredit bermasalah di KCP Dramaga pada tahun 2009 menunjukkan masih cukup
tingginya kredit bermasalah pada program Kredit Mikro Utama. Hal ini dapat
ditunjukkan oleh Gambar 1.3.
5/10/2018 a - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 22/105
8
Sumber : BPD Jawa Barat dan Banten KCP Dramaga Tahun (2009)
Gambar 1.3 Posisi Non Performing Loan (NPL) Kredit Mikro Utama BPD
Jawa Barat dan Banten KCP Dramaga 2009.
Berdasarkan gambar di atas, nilai NPL Kredit Mikro Utama di tahun 2009
berada di atas kisaran 4 persen. Bahkan pada periode Januari sampai Maret berada
di atas 5 persen. Pada periode April sampai Juli nilai NPL mengalami penurunan
di kisaran 4 persen, tapi hal ini masih dinilai cukup meresahkan oleh pihak Bank
Jabar Banten KCP Dramaga. Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor
6/10/PBI/2004 tanggal 12 April 2004 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan
Bank Umum, semakin tinggi nilai NPL (diatas 5%) maka bank tersebut tidak
sehat. NPL yang tinggi menyebabkan menurunnya laba yang akan diterima
oleh bank. Penurunan laba mengakibatkan deviden yang dibagikan juga semakin
berkurang sehingga pertumbuhan tingkat pengembalian saham bank akan
mengalami penurunan. Inilah yang harus diantisipasi oleh pihak bank agar
peningkatan nilai NPL tidak berlanjut bahkan diharapkan dapat terus menurun.
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul
N P L ( % )
Bulan (2009)
5/10/2018 a - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 23/105
9
Permasalahan NPL ini dinilai semakin penting bila dilihat dari cakupan
Kantor Cabang Pembantu yang dibawahi Bank Jabar Banten Cabang Cibinong,
dimana ada 4 KCP yang masuk ke dalam ruang lingkup Cabang Cibinong yakni
KCP Cibinong, KCP Cileungsi, KCP Ciawi, dan KCP Dramaga itu sendiri.
Sebagai perbandingan, pada bulan Januari dan Februari di tahun 2009 KCP
Dramaga memilliki nilai NPL yang cukup tinggi dibandingkan ketiga KCP yang
lainnya. Hal ini dapat dilihat dari Gambar 1.4.
Sumber : BPD Jawa Barat dan Banten Cabang Cibinong (2009)
Gambar 1.4 Posisi Non Performing Loan Kredit Mikro Utama antar KCP BPD
Jawa Barat dan Banten Cabang Cibinong Januari-Februari 2009.
Kondisi seperti ini tentunya menjadi dilematis bagi pihak bank, di satu sisi
Bank Jabar Banten ingin membantu UMKM dalam hal pendanaan untuk
menjalankan usahanya, namun di sisi lain Bank Jabar Banten juga berharap
adanya keuntungan dari pemberian kredit untuk membiayai kelangsungan Bank
Jabar Banten itu sendiri. Hal tersebut menyebabkan perlunya penelitian untuk
mengetahui sebab-sebab tidak lancarnya pengembalian Kredit Mikro Utama Bank
0.00
1.00
2.00
3.00
4.00
5.00
6.00
7.00
8.00
9.00
Januari Februari
N i l a i N P L ( % )
Bulan (2009)
KCP Cibinong
KCP Cileungsi
KCP Ciawi Tasik
KCP Dramaga
5/10/2018 a - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 24/105
10
Jabar Banten sehingga diharapkan dapat menyusun strategi yang lebih baik lagi
dalam menyeleksi calon debitur agar angka kredit bermasalah dapat ditekan.
Faktor–faktor yang diduga mempengaruhi tingkat pengembalian kredit yaitu:
1. Karakteristik Personal terdiri atas jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan,
status nasabah, dan tanggungan dalam keluarga.
2. Karakteristik Usaha terdiri dari pengalaman usaha, aset usaha, omzet usaha,
dan total pendapatan bersih usaha bersih.
3. Karakteristik Kredit terdiri dari plafond pinjaman, jangka waktu pelunasan,
pengalaman kredit, jaminan, dan tingkat suku bunga.
Dari uraian di atas, masalah yang akan diteliti berkaitan dengan tingkat
pengembalian Kredit Mikro Utama Bank Jabar Banten KCP Dramaga adalah:
1. Bagaimana deskripsi nasabah yang berstatus lancar dan menunggak dalam
pengembalian Kredit Mikro Utama?
2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi dan memiliki keterkaitan dengan
tingkat pengembalian Kredit Mikro Utama dan bagaimana pengaruh dan
keterkaitan tersebut?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan nasabah yang lancar dan menunggak dalam pengembalian
Kredit Mikro Utama di Bank Jabar Banten KCP Dramaga.
2. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi dan memiliki keterkaitan
dengan tingkat pengembalian Kredit Mikro Utama di Bank Jabar Banten KCP
Dramaga.
5/10/2018 a - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 25/105
11
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi semua kalangan, baik bagi pihak
Bank Jabar Banten khususnya KCP Dramaga, bagi pembaca, maupun bagi
penulis. Bagi pihak Bank Jabar Banten, diharapkan menjadi bahan evaluasi dan
strategi untuk menentukan kebijakan khususnya terkait dengan penyaluran Kredit
Mikro Utama agar dapat mengurangi atau bahkan mencegah adanya penunggakan
pengembalian kredit. Bagi pembaca, diharapkan dapat menjadikan penelitian ini
sebagai salah satu referensi dalam hal informasi perbankan khususnya mengenai
masalah Kredit Mikro Utama Bank Jabar Banten dan dapat memberikan manfaat
untuk penelitian berikutnya. Dan bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat
memperkaya ilmu dan pengetahuan yang telah diperoleh di masa perkuliahan.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini memiliki batasan ruang lingkup yaitu nasabah Kredit Mikro
Utama Bank Jabar Banten KCP Dramaga yang akan diteliti adalah nasabah KMU
produktif yang masih aktif sebagai nasabah hingga bulan Juli 2009 dan telah
menerima kredit minimal enam bulan ke belakang sejak Juli 2009.
5/10/2018 a - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 26/105
12
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi dan Unsur-Unsur Kredit
Dalam kehidupan sehari-hari, kata kredit bukan merupakan perkataan yang
asing bagi masyarakat kita. Istilah kredit berasal dari bahasa Yunani (credere)
yang berarti kepercayaan (truth atau faith). Oleh karena itu dasar dari kredit ialah
kepercayaan. Seseorang atau badan hukum yang memberikan kredit (kreditur)
percaya bahwa penerima kredit (debitur) di masa mendatang akan sanggup
memenuhi segala sesuatu yang telah dijanjikan. Apa yang telah dijanjikan itu
dapat berupa barang, uang, atau jasa (Suyatno, et al., 2007 ).
Prestasi dan kontraprestasi dapat berbentuk barang terhadap barang,
barang terhadap uang, barang terhadap jasa, jasa terhadap jasa, jasa terhadap uang,
jasa terhadap barang, uang terhadap uang, uang terhadap barang, dan uang
terhadap jasa. Diterimanya kontraprestasi pada masa yang akan datang, maka jelas
tergambar bahwa kredit dalam arti ekonomi adalah penundaan pembayaran dari
prestasi yang diberikan sekarang, baik dalam bentuk uang, barang, maupun jasa.
Disini terlihat pula bahwa faktor waktu merupakan faktor utama yang
memisahkan prestasi dan kontraprestasi. Kredit berarti bahwa pihak kesatu
memberikan prestasi baik berupa barang, uang, atau jasa kepada pihak lain,
sedangkan kontraprestasi akan diterima kemudian (dalam jangka waktu tertentu).
Dalam hitungan ini, kredit dapat pula diartikan sebagai hak untuk menerima
pembayaran atau kewajiban untuk melakukan pembayaran pada waktu
yang diminta, atau pada waktu yang akan datang, karena penyerahan barang-
barang sekarang (Kent, 1988).
5/10/2018 a - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 27/105
13
Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 mengenai Pokok-Pokok
Perbankan, pengertian kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat
dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam
meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam
melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Uang
sering dijumpai pada proses perkreditan karena uang dalam transaksi kredit lebih
mudah/lancar dibandingkan dengan barang dan jasa, terutama untuk mengukur
pembayaran di hari yang akan datang. Jalannya transaksi semakin diperlancar
dengan adanya ukuran yang tepat mengenai berapa yang akan diterima oleh
kreditur dan berapa yang harus dibayar oleh debitur pada masa yang akan datang.
Kredit juga memiliki konsekuensi penanggungan resiko bersama baik oleh
kreditur maupun debitur. Resiko yang mungkin ditanggung oleh kreditur adalah
apabila jasa kredit yang diberikan mempunyai masalah di dalam
pengembaliannya, sedangkan resiko yang mungkin ditanggung oleh debitur
adalah jika ia tidak mampu membayar lunas kredit yang ia terima sesuai dengan
perjanjian jatuh tempo maka debitur dapat dituntut dan akan kehilangan agunan
yang menjadi jaminan dalam pemberian kredit.
Unsur-unsur yang terdapat dalam kredit adalah:
1. Kepercayaan, yaitu keyakinan dari si pemberi kredit bahwa prestasi yang
diberikannya baik dalam bentuk uang, barang, atau jasa, akan benar-benar
diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu di masa yang akan datang.
2. Waktu, yaitu suatu masa yang memisahkan antara pemberian prestasi dengan
kontraprestasi yang akan diterima pada masa yang akan datang. Dalam unsur
waktu ini terkandung pengertian nilai agio dari uang yaitu uang yang ada
5/10/2018 a - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 28/105
14
sekarang lebih tinggi nilainya dari uang yang diterima pada masa yang akan
datang.
3. Degree of risk , yaitu suatu tingkat resiko yang akan dihadapi sebagai akibat
dari adanya jangka waktu yang memisahkan antara pemberian prestasi dan
kontraprestasi yang akan diterima kemudian hari. Semakin lama kredit
diberikan, semakin tinggi pula tingkat resikonya karena terdapat unsur
ketidakpastian yang tidak dapat diperhitungkan. Inilah yang menyebabkan
timbulnya unsur resiko. Adanya unsur resiko inilah yang mengakibatkan
perlunya jaminan dalam pemberian kredit.
4. Prestasi, atau objek kredit tidak saja diberikan dalam bentuk uang, tetapi juga
dalam bentuk barang dan jasa. Namun karena kehidupan modern sekarang
didasarkan kepada uang, maka transaksi-transaksi kredit yang menyangkut
uanglah yang sering kita jumpai dalam praktek perkreditan.
2.2 Tujuan dan Fungsi Kredit
Keuntungan atau profitability merupakan tujuan dari pembelian kredit
yang terjelma dalam bentuk bunga yang diterima, dan karena pancasila adalah
dasar dan falsafah negara kita, maka tujuan kredit tidak semata-mata mencari
keuntungan, melainkan disesuaikan dengan tujuan negara yaitu untuk mencapai
masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan pancasila. Dengan demikian maka
tujuan kredit yang diberikan oleh suatu bank, khususnya bank pemerintah yang
akan mengembangkan tugas sebagai agent of development adalah untuk (Suyatno,
et al.,2007 ):
5/10/2018 a - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 29/105
15
1. Turut menyukseskan program pemerintah di bidang ekonomi dan
pembangunan.
2. Meningkatkan aktifitas perusahaan agar dapat menjalankan fungsinya guna
menjamin terpenuhinya kebutuhan masyarakat.
3. Memperoleh laba agar kelangsungan hidup perusahaan terjamin, dan dapat
memperluas usahanya.
Pemberian kredit harus mencakup kepentingan yang seimbang antara
kepentingan pemerintah, kepentingan masyarakat, dan kepentingan pengusaha.
Dimana kredit tidak semata-mata menguntungkan pihak debitur maupun kreditur,
tapi juga bermanfaat bagi masyarakat luas.
Kredit yang diberikan oleh bank mempunyai pengaruh yang sangat luas
dalam segala bidang kehidupan. Fungsi kredit perbankan dalam kehidupan
perekonomian dan perdagangan antara lain dapat meningkatkan daya guna uang,
meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang, meningkatkan daya guna dan
peredaran barang, sebagai salah satu alat stabilitas ekonomi, meningkatkan
kegairahan berusaha, meningkatkan pemerataan pendapatan, dan sebagai alat
untuk meningkatkan hubungan internasional.
2.3 Jenis-Jenis Kredit
Pemberian fasilitas kredit oleh bank dikelompokkan ke dalam jenis yang
masing-masing dilihat dari berbagai segi. Pembagian jenis ini ditujukan untuk
mencapai sasaran atau tujuan tertentu mengingat setiap jenis usaha memiliki
berbagai karakteristik tertentu.
5/10/2018 a - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 30/105
16
Kasmir (2008) mengklasifikasikan jenis-jenis kredit yaitu:
1. Dilihat dari Segi Kegunaan
a. Kredit Investasi
Yaitu kredit yang biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau
membangun proyek/pabrik baru dimana masa pemakaiannya untuk suatu
periode yang relatif lebih lama dan biasanya kegunaan kredit ini adalah untuk
kegiatan utama suatu perusahaan.
b. Kredit Modal Kerja
Merupakan kredit yang digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi
dalam operasionalanya. Kredit modal kerja diberikan untuk membeli bahan
baku, membayar gaji pegawai, atau biaya-biaya lainnya yang berkaitan
dengan proses produksi perusahaan.
2. Dilihat dari Segi Tujuan Kredit
a. Kredit Produktif
Kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau investasi.
Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang atau jasa. Artinya, kredit ini
digunakan untuk diusahakan sehingga menghasilkan sesuatu baik berupa
barang maupun jasa.
b. Kredit Konsumtif
Merupakan kredit yang digunakan untuk dikonsumsi atau dipakai secara
pribadi. Dalam kredit ini tidak ada pertambahan barang dan jasa yang
dihasilkan karena memang untuk digunakan atau dipakai oleh seseorang atau
badan usaha.
5/10/2018 a - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 31/105
17
c. Kredit Perdagangan
Kredit perdagangan merupakan kredit yang digunakan untuk kegiatan
perdagangan dan biasanya untuk membeli barang dagangan yang
pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut.
Kredit ini sering diberikan kepada suplier atau agen-agen perdagangan yang
akan membeli barang dalam jumlah tertentu.
3. Dilihat dari segi Jangka Waktu
a. Kredit Jangka Pendek
Kredit ini merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari satu
tahun atau paling lama satu tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan
modal kerja.
b. Kredit Jangka Menengah
Jangka waktu kreditnya berkisar antara satu tahun sampai dengan tiga tahun,
kredit jenis ini dapat diberikan untuk modal kerja. Beberapa bank
mengklasifikasikan kredit menengah menjadi kredit jangka panjang.
c. Kredit Jangka Panjang
Merupakan kredit yang masa pengembaliannya paling lama yaitu diatas tiga
tahun atau lima tahun. Biasanya kredit ini digunakan untuk investasi jangka
panjang seperti perkebunan karet, kelapa sawit, atau manufaktur dan juga
untuk kredit konsumtif seperti kredit perumahan.
4. Dilihat dari Segi Jaminan
a. Kredit dengan Jaminan
Merupakan kredit yang diberikan dengan suatu jaminan tertentu. Jaminan
tersebut dapat berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud. Artinya,
5/10/2018 a - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 32/105
18
setiap kredit yang dikeluarkan akan dilindungi senilai jaminan yang diberikan
si calon debitur.
b. Kredit tanpa Jaminan
Yaitu kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang tertentu. Kredit
jenis ini diberikan dengan melihat prospek usaha, karakter, serta loyalitas si
calon debitur selama berhubungan dengan bank yang bersangkutan.
5. Dilihat dari Segi Sektor Usaha
a. Kredit Pertanian
Merupakan kredit yang dibiayai untuk sektor perkebunan atau pertanian
rakyat. Sektor usaha pertanian dapat berupa jangka pendek atau jangka
panjang.
b. Kredit Peternakan
Dalam hal ini kredit diberikan untuk jangka waktu yang relatif pendek
misalnya peternakan ayam dan untuk kredit jangka panjang seperti kambing
atau sapi.
c. Kredit Industri
Yaitu kredit untuk membiayai industri pengolahan baik untuk industri kecil,
menengah, atau besar.
d. Kredit Pertambangan
Yaitu jenis kredit untuk usaha tambang yang dibiayainya, biasanya dalam
jangka panjang, seperti tambang emas, minyak, atau tambang timah.
5/10/2018 a - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 33/105
19
e. Kredit Pendidikan
Merupakan kredit yang diberikan untuk membangun sarana dan prasarana
pendidikan atau dapat pula berupa kredit untuk para mahasiswa yang sedang
belajar.
f. Kredit Profesi
Diberikan kepada kalangan para profesional seperti dosen, dokter, atau
pengacara.
g. Kredit Perumahan
Yaitu kredit untuk membiayai pembangunan atau pembelian perumahan.
2.4 Prinsip Penilaian Kredit
Ada berbagai faktor yang menjadi pertimbangan bagi pihak bank dalam
melakukan seleksi pengajuan kredit. Dua jenis prinsip yang biasa diterapkan
dalam mempertimbangkan pengajuan kredit (analisis kredit), yaitu prinsip ‘6C’
dan prinsip “6A”. Adapun prinsip “6C” (Dendawijaya, 2001) meliputi:
1. Character (Kepribadian)
Prinsip ini menyangkut sifat, kepribadian, dan citra calon debitur dalam
masyarakat. Hal ini terkait dengan kemauan dan kesungguhan dalam membayar
angsuran kredit (willingness to pay) yang tentunya sangat berpengaruh terhadap
integritas dalam memenuhi kewajiban pembayaran kredit dan pemanfaatan
pemberian kredit dengan benar. Karakter ini dapat dilihat dari:
a. Berkelakuan baik, dalam arti tidak membiasakan diri beringkar janji dan
selalu berupaya untuk memenuhi janjinya. Hal ini dapat diketahui dengan
melihat riwayat pinjaman terdahulu, atau riwayat pembayaran tagihan rutin
nasabah setiap bulan (tagihan listrik, air, telepon)
5/10/2018 a - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 34/105
20
b. Tidak mempunyai predikat penjudi, pencuri, pemabuk atau penipu.
c. Kedudukan calon debitur di lingkungan masyarakat.
2. Capacity (Kemampuan)
Terkait dengan kesanggupan dan kemampuan calon debitur untuk
melunasi pokok pinjamannya disertai bunga dan syarat-syarat lain dalam
perjanjian kredit. Kemampuan ini dapat diukur dari kondisi usaha,
pendapatan/omzet usaha yang dapat mencerminkan tingkat likuiditas dan
profitabilitas usaha. Semakin likuid dan semakin tinggi tingkat profitabilitasnya,
maka kemampuan membayar kembali pinjaman dan kewajiban lain akan semakin
besar.
3. Capital (Modal)
Merupakan kepemilikan terhadap modal dan kemampuan nasabah
(pengusaha) dalam membiayai perusahaannya. Perbandingan besarnya
pembiayaan dari bank dengan modal sendiri dapat dinilai melalui debt to equity
ratio. Hal ini dapat dilihat berdasarkan laporan keuangan perusahaan atau ditinjau
langsung oleh petugas kredit.
4. Condition of economy (Kondisi ekonomi)
Pertimbangan atas situasi ekonomi yang sedang terjadi dalam suatu
wilayah atau negara yang tentunya berpengaruh terhadap usaha calon debitur dan
pada akhirnya mempengaruhi keberhasilan pemanfaatan dan pengembalian kredit.
5. Collateral (Agunan)
Berupa ketersediaan jaminan yang sesuai dan seimbang dengan jumlah
kredit yang diberikan sehingga pihak bank tidak perlu merasa khawatir ketika
5/10/2018 a - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 35/105
21
terjadi kemacetan dalam pengembalian pinjaman (kredit) karena agunan tersebut
dapat menjadi pengganti pengembalian kredit yang macet.
6. Constraints (Keterbatasan)
Merupakan faktor-faktor yang menjadi penghambat atau pembatas berupa
faktor sosial psikologis dalam suatu wilayah tertentu yang menyebabkan suatu
proyek/usaha tidak memungkinkan untuk dijalankan.
Metode analisis “6A” adalah metode analisis kredit yang lebih teliti, tepat,
dan akurat. Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia, pihak bank (pemberi kredit)
diharuskan untuk melakukan penelitian yang seksama terhadap kesanggupan dan
kemampuan debitur untuk melaksanakan proyeknya dan pengembalian kredit
yang diterimanya. Adapun prinsip “6A” menurut Dendawijaya (2001) meliputi:
1. Aspek yuridis (hukum), bertujuan untuk meneliti ketentuan-ketentuan
legalitas dari perusahaan atau badan hukum yang akan memperoleh bantuan
kredit atau pembiayaan dari bank.
2. Aspek pasar dan pemasaran, mengkaji kemungkinan pangsa pasar yang dapat
diraih bagi produk/jasa perusahaan yang akan dibiayai oleh kredit serta
meneliti tentang strategi pemasaran yang akan dilakukan pengusaha dalam
menghadapi persaingan yang kompetitif.
3. Aspek teknis, bertujuan untuk menilai seberapa jauh kemampuan pengusaha
dalam mempersiapkan dan melaksanakan pembangunan proyek/usaha serta
seberapa besar kesiapan teknik dalam menjalankan operasi usahanya nanti
sebagai suatu business entity.
4. Aspek manajemen, mengukur kemampuan dan kecakapan dalam mengelola
usaha atau manajemen perusahaan dalam menjalankan aktivitas usahanya.
5/10/2018 a - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 36/105
22
5. Aspek keuangan, bertujuan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
mengelola keuangannya.
6. Aspek sosial ekonomi, suatu kajian terhadap value added yang dimiliki
perusahaan dari sudut pandang sosial dan makroekonomi terutama manfaat
sosial ekonomi yang diterima oleh pemerintah maupun masyarakat seperti
perluasan lapangan kerja dan pendapatan pajak pemerintah.
2.5 Kolektibilitas (Kualitas) Kredit
Kolektibilitas (kualitas) kredit adalah kemampuan debitur untuk
mengembalikan dana yang dipinjam dari bank, baik pinjaman pokok maupun
bunga kreditnya pada waktu yang telah ditentukan berdasarkan perjanjian yang
telah disepakati.
Penggolongan kolektibilitas (kualitas) kredit dapat diukur melalui ketepatan
pembayaran kembali pokok dan bunga serta kemampuan debitur baik ditinjau dari
usaha maupun nilai agunan kredit yang bersangkutan. Berdasarkan tingkat
kelancaran dalam pengembalian kredit, Bank Indonesia menggolongkan
kolektibilitas kredit ke dalam empat kategori yaitu:
1. Kredit lancar (Pass)
Kredit lancar adalah kredit yang pelunasan angsuran pokok dan/atau bunga
dilakukan tepat waktu (tidak pernah melakukan penunggakan).
2. Dalam Perhatian Khusus (Special mention)
Suatu kredit dikatakan daam perhatian khusus apabila terdapat penunggakan
pembayaran angsuran pokok dan/atau bunga yang belum melampaui 90 hari.
3. Kredit kurang lancar (Sub-standard )
5/10/2018 a - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 37/105
23
Kredit kurang lancar adalah kredit yang mengalami penunggakan
pembayaran angsuran pokok dan/atau bunga yang telah melampaui 90 hari.
4. Kredit diragukan ( Doubtful)
Kredit yang diragukan merupakan kredit yang mengalami penunggakan
angsuran pokok dan/atau bunga yan telah melampaui 180 hari.
5. Kredit macet ( Loss)
Kredit macet adalah kredit yang mengalami penunggakan pembayaran
angsuran pokok dan/atau bunga yang telah melampaui 270 hari.
2.6 Defenisi dan Ruang Lingkup Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
(UMKM)
Menurut Keputusan Menteri Keuangan No. 40/KMK.06/2003 tentang
Pendanaan Kredit Usaha Mikro dan Kecil, pengertian usaha mikro adalah usaha
produktif milik keluarga atau perorangan Warga Negara Indonesia yang memiliki
hasil penjualan paling banyak Rp 100 juta per tahun. Menurut Undang-Undang
Nomor 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil, pengertian Usaha kecil adalah usaha
produktif milik Warga Negara Indonesia, yang berbentuk badan usaha orang
perorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha berbadan
hukum termasuk koperasi, dan bukan merupakan anak perusahan atau cabang
perusahaan yang dimilki, dikuasai atau berafiliasi, baik langsung maupun tidak
langsung dengan Usaha Menengah atau Besar, serta memiliki kekayaan bersih
paling banyak Rp 200 juta, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau
memiliki hasil penjualan paling banyak Rp 100 juta per tahun.
Berdasarkan Inpres Nomor 10 Tahun 1999, tentang Pemberdayaan Usaha
Menengah, pengertian usaha menengah adalah usaha produktif milik Warga
5/10/2018 a - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 38/105
24
Negara Indonesia, yang berbentuk badan usaha orang perorangan, badan usaha
yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha berbadan hukum termasuk
koperasi, yang berdiri sendiri dan bukan merupakan anak perusahaan atau cabang
perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau berafiliasi, baik langsung maupun tidak
langsung dengan usaha besar, serta memiliki kekayaan bersih lebih besar dari Rp
200 juta, sampai dengan Rp 10 miliar, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha, atau memiliki hasil penjualan paling banyak Rp 100 juta per tahun. Badan
Pusat Statistik (BPS) dan Kementrian Koperasi dan UKM menggolongkan suatu
usaha sebagai usaha kecil jika memiliki omzet kurang dari Rp 1 milyar per tahun.
Untuk usaha menengah, batasannya adalah usaha yang memiliki omzet antara Rp
1 sampai dengan Rp 50 milyar per tahun. BPS juga menggolongkan suatu usaha
berdasarkan jumlah tenaga kerja. Usaha kecil adalah usaha yang memiliki pekerja
1-19 orang, usaha menengah memiliki pekerja 20-99 orang.
Bank Indonesia (BI) menggolongkan Usaha Kecil dengan merujuk pada
UU Nomor 9 Tahun 1995, sedangkan untuk usaha menengah, BI menentukan
sendiri kriteria aset tetapnya dengan besaran yang dibedakan antara industri
manufaktur (Rp 200 juta s/d Rp 5 miliar) dan non manufaktur (Rp 200 s/d 600
juta). BI juga mendefinisikan bahwa kredit mikro adalah kredit dengan plafond
Rp.0,- sampai dengan maksimum Rp.50 juta, kredit kecil adalah kredit dengan
plafon lebih dari Rp.50 juta sampai dengan maksimum Rp.500 juta, kredit
menengah adalah kredit dengan plafon lebih dari Rp.500 juta sampai dengan
maksimum Rp.5 miliar. Namun dalam penyaluran KMU, pihak BJB KCP
Dramaga medefinisikan kredit mikro adalah kredit dengan palfond Rp.0,- sampai
dengan maksimum Rp.100 juta.
5/10/2018 a - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 39/105
25
2.7 Lembaga Keuangan Bank
Lembaga keuangan merupakan suatu lembaga yang bertugas memberikan
layanan yang menyangkut keuangan, termasuk di dalamnya pemberian jasa
bantuan permodalan atau pembiayaan. Lembaga keuangan ini dibedakan menjadi
dua yaitu lembaga keuangan bank dan non bank.
Bank merupakan salah satu institusi yang menyediakan jasa keuangan, kata
‘bank’ berasal dari bahasa Italia yaitu banca yang artinya adalah uang. Fungsi
utama dari bank adalah menyediakan jasa menyangkut penyimpanan nilai dan
perluasan kredit.
Pengertian bank dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, secara sederhana
pengertian bank dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan
utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali
dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya (Kasmir, 2008).
Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan,
bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannnya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau
bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Prof. G.M. Verryn Stuart (2001) mendefinisikan bank adalah suatu badan
yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan kredit, baik dengan alat-alat
pembayarannya sendiri atau dengan uang yang diperolehnya dari orang lain,
maupun dengan jalan memperedarkan alat-alat penukar baru berupa uang giral.
Jadi dapat disimpulkan bahwa usaha perbankan meliputi tiga kegiatan
utama yaitu menghimpun dana, menyalurkan dana, dan memberikan jasa bank
lainnya. Kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana merupakan kegiatan pokok
5/10/2018 a - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 40/105
26
perbankan, sedangkan kegiatan memberikan jasa-jasa bank lainnya hanyalah
merupakan pendukung dari kedua kegiatan di atas.
2.8 Penelitian Terdahulu
Penelitian-penelitian menyangkut kredit telah banyak dilakukan
diantaranya oleh Alamsyah (2007) yang meneliti tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat pengembalian kredit macet pada kredit usaha pedesaan
(Kupedes) sektor agribisnis di BRI unit Ciomas, Bogor. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengembalian
kredit macet Kupedes adalah jumlah tanggungan keluarga, jarak rumah debitur
dengan Bank, dan omzet usaha yang dihasilkan. Semakin banyak jumlah
tanggungan keluarga dan semakin jauh jaraknya dari rumah ke bank serta semakin
kecil omzet usaha yang diperoleh maka kemungkinan timbulnya kredit macet
semakin besar. Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model
regresi logistik (logit ).
Penelitian yang dilakukan oleh Hermawan (2007) tentang faktor-faktor
yang mempengaruhi keberhasilan pengembalian kredit umum pedesaan
(Kupedes) untuk usaha Mikro, Kecil, dan Menengah di Kabupaten Bogor (kasus
di BRI unit Leuwiliang) menggunakan model analisis logistik biner (logit biner).
Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa karakteristik individu yang
berpengaruh nyata dan negatif terhadap pengembalian Kupedes adalah jarak
rumah debitur dengan BRI. Sedangkan karakteristik usaha yang berpengaruh
nyata dan positif terhadap pengembalian Kupedes adalah omzet, pengalaman
kredit, dan jangka waktu pinjaman.
5/10/2018 a - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 41/105
27
Asih (2007) melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang
berpengaruh pada pengembalian kredit pengusaha kecil dalam program kemitraan
Corporate Social Responsibility (studi kasus pada PT. Telkom Divre II Jakarta).
Dengan menggunakan teknik analisis model binar (probit) diperoleh kesimpulan
bahwa hanya ada dua faktor yang berpengaruh positif terhadap pengembalian
kredit yaitu jumlah pinjaman dan penghasilan bersih usaha. Sedangkan yang
terbukti berpengaruh negatif terhadap pengembalian kredit adalah tingkat suku
bunga, bencana, dan penghasilan di luar usaha.
Penelitian yang dilakukan oleh Muhammamah (2008) mengenai faktor-
faktor yang mempengaruhi tingkat pengembalian kredit oleh UMKM (studi kasus
nasabah Kupedes PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk (Persero) Unit Cigudeg,
Cabang Bogor) menyimpulkan bahwa hanya ada dua variabel yang berpengaruh
nyata bersifat positif/searah terhadap kelancaran pengembalian kredit yakni omzet
usaha dan frekuensi pinjaman. Sedangkan variabel lainnya yakni usia, jenis
kelamin, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, lama usaha, nilai
plafond, dan jangka waktu pengembalian tidak memiliki hubungan yang nyata
terhadap tingkat pengembalian kredit.
Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnnya ialah
lokasi penelitian yang tergolong masih tergolong baru dan belum pernah ada yang
meneliti di Bank Jabar Banten KCP Dramaga, Bogor. Ditambah lagi dengan
program pengucuran Kredit Mikro Utama dari Bank Jabar Banten kepada pelaku
usaha UMKM yang juga masih tergolong baru sehingga perlu dilakukan
penelitian seperti ini untuk penyusunan strategi yang tepat agar program
5/10/2018 a - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 42/105
28
penyaluran Kredit Mikro Utama dapat berjalan dengan lancar baik pada periode
awal dan seterusnya.
Disamping itu, dalam penelitian ini juga dilengkapi dengan analisis
deskriptif yang membandingkan karakteristik debitur responden yang tergolong
lancar dan menunggak dalam mengembalikan kredit. Variabel-variabel yang
dipakai dalam penelitian ini juga lebih beragam agar dapat diketahui dengan jelas
faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap kelancaran Kredit Mikro Utama
dari semua kemungkinan faktor-faktor yang diduga berpengaruh, baik itu faktor
ekonomi maupun non-ekonomi.
2.9 Kerangka Pemikiran
2.9.1 Kerangka Pemikiran Konseptual
2.9.1.1 Kekuatan dan Kelemahan UMKM
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) pada kenyataannya mampu
bertahan dan mengantisipasi kelesuan perekonomian yang disebabkan inflasi atau
berbagai faktor lainnya. Tanpa subsidi maupun proteksi, UMKM mampu
menambah devisa negara khususnya industri kecil di sektor informal dan mampu
berperan sebagai penyangga perekonomian masyarakat kecil lapisan bawah.
Sebahagian besar UMKM merupakan kegiatan padat karya, yang banyak
memanfaatkan sumber daya lokal. Pada umumnya produk UMKM adalah produk
yang khusus, unik, dan spesial. Hal ini dilakukan agar UMKM mampu bersaing
dengan usaha besar yang memiliki banyak kekuatan dalam aktivitas produksinya.
Hal inilah yang justru menjadi salah satu keunggulan UMKM.
Ruang lingkup pemasaran yang tidak terlalu luas juga menjadikan UMKM
mampu memahami sifat dan tabiat dari konsumennya. Hal ini jelas menjadi
5/10/2018 a - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 43/105
29
kelebihan UMKM dibanding usaha besar yang jangkauan pemasarannya lebih
luas dan jauh sehingga kurang memiliki hubungan langsung dengan para
konsumennya. Kedekatan dengan konsumen tersebut dapat menjadi alat bagi
UMKM untuk mencapai keberhasilan usaha.
Disamping memiliki keunggulan yang sangat prospektif di atas, UMKM
juga menghadapi kelemahan yang tidak sedikit. Pemberdayaan UMKM sampai
sekarang ini masih bergelut pada masalah-masalah klasik seperti masalah
keuangan khususnya menyangkut permodalan baik dalam membiayai aktivitas
operasional maupun dalam pengembangan usaha. Dalam hal pemasaran juga
5/10/2018 a - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 44/105
30
terdapat banyak kekurangan diantaranya kurangnya kemampuan promosi, posisi
nilai tawar yang rendah ketika mengembangkan penetrasi usaha dalam konteks
kompetensi global dan juga persaingan antar perusahaan kecil.
Kelemahan juga terletak pada keberadaan UMKM sebagai usaha informal
yang tidak memliki struktur organisasi yang jelas dan bersifat sederhana tanpa
adanya aturan baku baik menyangkut status dan pembagian tugas karyawan dan
sistem pengupahan. Dalam bidang admistrasi dan pembukuan juga masih ada
kelemahan dimana pada umumnya UMKM tidak melakukan penganggaran dan
pencatatan yang memadai terkait dengan pendapatan dan pengeluaran usaha.
Masalah permodalan merupakan salah satu kelemahan dominan dalam
pertumbuhan dan perkembangan UMKM. Meskipun memiliki peran yang sangat
penting bagi perekonomian, namum UMKM memiliki kendala dalam
memperoleh dana sebagai modal usaha. Oleh karena itu diperlukan peranan dari
sektor perbankan maupun lembaga keuangan lainnya seperti pegadaian, modal
ventura, leasing, dan juga lembaga keuangan informal dalam menyalurkan
pendanaan dalam bentuk kredit.
Bank sebagai salah satu lembaga keuangan formal masih menjadi salah
satu alternatif sumber permodalan bagi UMKM. Perbedaan persepsi antar UMKM
dan bank khusunya mengenai kelayakan kredit kiranya dapat dipecahkan agar
pelaku UMKM tidak terjerumus pada lembaga keuangan informal dengan bunga
yang kredit yang tinggi.
2.9.1.2 Peran Kredit Bagi UMKM
Kredit dapat berperan sebagai salah satu alternatif pembiayaan dalam
mengatasi persoalan modal yang dihadapi UMKM. Pemberian kredit bagi pihak
5/10/2018 a - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 45/105
31
UMKM diharapkan dapat mendukung kelancaran arus barang dan jasa sebagai
sektor riil dan berguna dalam peningkatan produktivitas dalam masyarakat apabila
kredit tersebut dimanfaatkan untuk kegiatan produktif.
Kredit bagi UMKM juga berperan dalam pemerataan pembangunan,
memperluas kesempatan kerja, dan memperluas kesempatan berusaha yang pada
ujungnya akan meningkatakan kesejahteraan, meningkatkan produktivitas, dan
meningkatkan pendapatan pelaku UMKM. Pada umumnya, pemberian kredit bagi
UMKM akan memberikan manfaat yang luas dalam perbaikan kehidupan
masyarakat, tidak hanya dalam dunia usaha tapi juga dalam hal-hal lain
menyangkut kesejahteraan dan kualitas hidup.
2.9.2 Kerangka Pemikiran Operasional
Penyaluran Kredit Mikro Utama oleh Bank Jabar Banten yang
dioperasikan di tingkat cabang dan kantor cabang pembantu diharapkan mampu
membantu pelaku UMKM yang membutuhkan bantuan modal baik dalam
menjalankan usahanya maupun untuk memenuhi kebutuhannya. Pemberian Kredit
Mikro Utama yang tepat sasaran bagi sektor UMKM akan menjadi pendorong
berkembangnya skala usaha pada sektor ini dan meningkatkan produktivitas
usahanya yang diharapkan dapat menambah pendapatan yang diterima dan
menyerap tenaga kerja yang lebih banyak lagi. Hal ini merupakan salah satu tolak
ukur penyaluran Kredit Mikro Utama oleh Bank Jabar Banten.
Namun permasalahan yang kadang muncul ialah adanya keterlambatan
pengembalian/pelunasan kredit yang dipengaruh oleh faktor-faktor dari sisi
nasabah. Hal ini tentu saja merugikan bagi pihak bank karena modal bank menjadi
beku dan menurunnya pendapatan yang semestinya diperoleh dari hasi pemberian
5/10/2018 a - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 46/105
32
kredit. Hal inilah yang mendorong perlunya dilakukan penelitian mengenai faktor-
faktor yang mempengaruhi pengembalian kredit.
Pengembalian Kredit Mikro Utama digolongkan lancar apabila
pembayaran angsuran dan bunga dilakukan tepat waktu berdasarkan perjanjian.
Sedangkan kredit digolongkan tidak lancar (menunggak) dalam pengembailannya
jika pembayaran angsuran dan bunga mengalami penundaan dari waktu yang
diperjanjikan. Pengembalian kredit yang tidak lancar digolongkan dalam empat
tingkatan/status oleh Bank Jabar Banten yaitu (1) DPK (dalam perhatian khusus),
status ini diberikan kepada debitur yang menunda pembayaran angsuran Kredit
Mikro Utama selama satu sampai tiga bulan dari tanggal yang ditentukan. (2)
Kurang lancar, status ini diberikan kepada debitur yang menunggak angsuran
Kredit Mikro Utama selama empat sampai lima bulan dari tanggal yang
ditentukan. (3) Meragukan, status ini diberikan kepada debitur yang menunggak
pembayaran angsuran Kredit Mikro Utama selama enam bulan. (4) Macet, status
ini diberikan kepada debitur yang menunggak pembayaran angsuran Kredit Mikro
Utama di atas tujuh bulan.
Faktor-faktor yang diduga mempengaruhi tingkat kelancaran
pengembalian Kredit Mikro Utama dan membedakan kelompok debitur yang
tergolong lancar dan menunggak dalam pengembalian kredit tersebut diduga
terdiri dari faktor jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, status nasabah, dan
jumlah tanggungan dalam keluarga yang merupakan karakteristik personal.
Sedangkan karakteristik usaha yang diduga berpengaruh terhadap kelancaran
pengembalian Kredit Mikro Utama meliputi pengalaman usaha, aset usaha, omzet
usaha, dan total pendapatan usaha bersih. Selain itu, karakteristik kredit yang
5/10/2018 a - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 47/105
33
diduga berpengaruh terhadap kelancaran pengembalian Kredit Mikro Utama
meliputi plafond pinjaman, jangka waktu pelunasan, pengalaman kredit, jaminan
kredit, dan tingkat suku bunga. Pemilihan semua faktor atau variabel yang diduga
berpengaruh terhadap tingkat pengembalian kredit tersebut berdasarkan hasil
diskusi terhadap pihak analis kredit Bank Jabar Banten KCP Dramaga serta
didukung oleh referensi dari penelitian sebelumnnya.
Pengaruh yang diduga berasal dari ketiga karakteristik tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1. Karakteristik Personal
Jenis kelamin wanita diduga memiliki loyalitas yang lebih besar dan lebih
mampu menjaga kepercayaan yang diberikan bank dalam memenuhi kewajiban
angsuran kredit (KMU Bank Jabar Banten KCP Dramaga) dibandingkan pria
sehingga wanita diduga memiliki peluang pengembalian kredit dengan lancar
lebih besar daripada pria. Usia diduga berpengaruh positif terhadap kelancaran
pengembalian kredit karena usia yang lebih muda menunjukkan produktifitas
yang lebih tinggi dibanding dengan usia yang lebih tinggi.
Tingkat pendidikan diduga berpengaruh positif terhadap kelancaran
pengembalian kredit karena semakin tinggi tingkat pendidikan nasabah
menunjukkan kemampuan manajerial yang semakin baik dalam pengelolaan
usaha. Status nasabah lama diduga memilki peluang pengembalian kredit dengan
lancar lebih besar daripada nasabah yang bersatatus masih baru karena nasabah
yang berstatus lama memiliki rekam jejak pengembalian kredit dengan lancar di
peminjaman sebelumnya. Jumlah tanggungan dalam keluarga diduga berpengaruh
negatif dalam kelancaran pengembalian kredit karena semakin banyak tanggungan
5/10/2018 a - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 48/105
34
dalam keluaraga maka semakin besar pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan
hidup mereka sehari hari. Hal ini mengakibatkan berkurangnya pendapatan yang
sedianya digunakan dalam pengembalian kedit.
2. Karakteristik Usaha
Pengalaman usaha debitur diduga berpengaruh positif terhadap kelancaran
pengembalian kredit karena semakin lama keberadaan usaha debitur maka dapat
meningkatkan pemahaman dan kemampuan dalam mengelola usaha sehingga
mendukung usaha yang digeluti dan pada akhirnya akan meningkatkan
pendapatan serta memberikan peluang kemampuan pengembalian kredit secara
lancar. Aset usaha diduga berpengaruh positif terhadap kelancaran pengembalian
kredit karena tingginya aset usaha yang dimiliki menunjukkan kemampuan
membayar dan penalangan yang lebih besar dibandingkan dengan debitur yang
aset usahanya lebih kecil.
Omzet penjualan diduga berpengaruh positif dalam kelancaran
pengembalian kredit karena semakin tinggi omzet penjualan maka akan
berpeluang lebih tinggi untuk mengembalikan kredit sesuai jadwal yang
ditetapkan bank. Total pendapatan usaha bersih diduga berpengaruh positif
terhadap kelancaran pengembalian kredit karena semakin besar pendapatan bersih
usaha maka kemampuan membayar angsuran dan beban bunga akan semakin
besar sehingga peluang pengembalian kredit dengan lancar juga semakin besar.
3. Karakteristik Kredit
Plafond pinjaman diduga berpengaruh negatif terhadap kelancaran
pengembalian kredit karena semakin besar nilai plafond yang diterima maka akan
memperbesar beban angsuran dan bunga yang harus dibayar sehingga
5/10/2018 a - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 49/105
35
menurunkan peluang pengembalian kredit secara lancar. Jangka waktu pelunasan
diduga berpengaruh positif terhadap kelancaran pengembalian kredit, dengan
asumsi semakin lama jangka waktu pelunasan kredit maka tanggungan angsuran
akan semakin kecil sehingga beban debitur dalam pelunasan kredit menjadi lebih
ringan dibandingkan dengan jangka waktu pelunasan yang lebih cepat dengan
besar pinjaman yang sama.
Pengalaman menerima kredit diduga berpengaruh positif terhadap
kelancaran pengembalian kredit karena semakin sering debitur memperoleh
pinjaman kredit menunjukkan bahwa kredibilitas debitur tersebut tidak diragukan
lagi dalam memenuhi angsuran kredit. Jaminan kredit diduga berpengaruh positif
terhadap kelancaran pengembalian kredit karena semakin besar nilai jaminan yang
diberikan debitur pada saat penerimaan kredit maka keseriusannya dalam
mengembalikan kredit akan semakin tinggi juga agar jaminnya kembali. Tingkat
suku bunga diduga berpengaruh negatif terhadap kelancaran pengembalian kredit
karena semakin tinggi tingkat suku bunga kredit maka beban angsuran bunga akan
semakin tinggi juga yang mengakibatkan peluang nasabah dalam pengembalian
kredit akan semakin kecil.
Faktor-faktor di atas akan dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif, untuk
mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi kelancaran pengembalian kredit.
Besarnya pengaruh masing-masing faktor akan dapat terlihat dengan melakukan
analisis regresi logistik biner. Hasil analisis akan menjadi bahan pertimbangan
dalam menentukan kebijakan yang akan ditempuh guna mengatasi permasalahan
kredit di Bank Jabar Banten KCP Dramaga. Kerangka pemikiran operasional yang
telah diuraikan di atas dapat dirangkum dalam Gambar 2.1
5/10/2018 a - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 50/105
36
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Operasional
Bank Jabar Banten Cabang Cibinong
Bank Jabar Banten KCP Dramaga
Kredit Mikro Utama
Bahan evaluasi dan pertimbangan dalam penyusunan
kebijakan Kredit Mikro Utama Bank Jabar Banten
KCP Dramaga pada masa yang akan datang
Output:
1. Karakteristik debitur yang lancar dan menunggak dalam pengembaliankredit (Deskriptif)
2. Faktor-faktor yang secara nyata mempengaruhi dan memiliki keterkaitan
terhada tin kat en embalian kredit (Re resi Lo istik dan Korelasi
Analisis Kualitatif (Deskriptif)
Analisis Kuantitatif (Regresi Logistik) dan Korelasi
Tidak LancarLancar
Tingkat Pengembalian Kredit
Karakteristik Kredit
a. Plafond Pinjaman
b. Jangka Waktu
Pelunasan Kredit
c. Pengalaman
Memerima Kredit
d. Jaminan Kredit
e. Tingkat Suku
Bun a
Karakteristik Usaha
a. Pengalaman
Usaha
b. Aset Usaha
c. Omzet Penjualan
d. Total Pendapatan
Usaha Bersih
Karakteristik Personal
a. Jenis Kelamin
b. Usia
c. Tingkat
Pendidikan
d. Status Debitur
e. Jumlah
Tanggungan dalam
Keluaga
Penunggakan Kredit
(Kredit Bermasalah)
UMKM
5/10/2018 a - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 51/105
37
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Bank Jabar Banten KCP Dramaga dan juga
cabang Cibinong. Pelaksanaan penelitian berlangsung bulan Juli 2009 sedangkan
upaya persiapan/prapenelitian dan penjajakan mulai dilakukan sejak bulan Mei
2009.
3.2 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
diperoleh dari arsip data debitur KMU, data Laporan Bulanan Bank Jabar Banten
KCP Dramaga menyangkut KMU, data dari Kementerian Negara Koperasi dan
Usaha Kecil Menengah, dan Laporan Keuangan Bank Jabar Banten.
3.3 Populasi
Populasi yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah para nasabah Kredit
Mikro Utama Bank Jabar Banten KCP Dramaga yang masih aktif hingga bulan
Juli 2009 dan telah memperoleh pinjaman Kredit Mikro Utama sekurang-
kurangnya enam bulan berjalan. Jumlah anggota populasi dalam penelitian ini
berjumlah 117 debitur yang terbagi dalam subpopulasi yaitu debitur dengan
pengembalian lancar sebanyak 88 debitur dan debitur dengan pengembalian tidak
lancar sebanyak 29 debitur.
5/10/2018 a - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 52/105
38
3.4 Metode Penentuan Sampel
Metode yang digunakan untuk menentukan sampel dalam penelititan ini
dilakukan dengan penarikan sampel tanpa peluang (nonprobability sampling)
yang tidak memungkinkan kita menghitung peluang terpilihnya anggota tertentu
populasi ke dalam contoh.
Jumlah sampel yang diambil sebanyak 70 orang yang berdasarkan pada
metode Slovin yang menggunakan rumus:
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
E = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel
yang masih dapat ditoleransi yaitu 10 persen
bahwa jumlah sampel yang dinilai cukup mewakili keseluruhan populasi yang
berjumlah 117 orang yaitu minimal 53 orang. Sedangkan jumlah sampel untuk
masing-masing subpopulasi yaitu 49 orang mewakili subpopulasi nasabah yang
lancar dalam pengembalian kredit dan 21 orang mewakili subpopulasi yang tidak
lancar dalam pengembalian kredit.
3.5 Metode Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data dalam penelititan ini menggunakan perangkat digital
komputer dengan aplikasi program SPSS 13 dan Microsoft Excell 2007. Analisis
data dilakukan dengan analisis kualitatif dan analisis kuantitatif.
5/10/2018 a - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 53/105
39
3.5.1 Analisis Kualitatif
Analisis kualitatif dilakukan melalui analisis deskripktif dengan
menjabarkan satu persatu karakteristik KMU dalam bentuk tabulasi yang
ditujukan untuk menunjang analisis kuantitatif.
3.5.2 Analisis Kuantitatif
Analisis terhadap faktor-faktor yang berpengaruh pada kelancaran
pengembalian Kredit Mikro Utama menggunakan model analisis Regresi Logistik
(Logit Biner) sehingga dapat diketahui variabel-variabel prediktor (jenis kelamin,
usia, tingkat pendidikan, status nasabah, tanggungan dalam keluarga, pengalaman
usaha, aset usaha, omzet usaha, total pendapatan, plafond pinjaman, jangka waktu
pelunasan, pengalaman kredit, jaminan kredit, dan tingkat suku bunga) yang
secara nyata berpengaruh atau tidak terhadap tingkat kelancaran pengembalian
Kredit Mikro Utama sebagai variabel respon.
3.5.2.1 Analisis Regresi Logistik
1) Penentuan Variabel
a) Variabel respon
Y = 1 : Jika pengembalian kredit lancar
Y = 0 : Jika pengembalian kredit menunggak
b) Variabel Prediktor
1. Karakteristik personal
X1 = Jenis Kelamin, sebagai variabel dummy (1 = wanita dan 0 = pria)
X2 = Usia (tahun)
X3 = Tingkat pendidikan (tahun)
5/10/2018 a - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 54/105
40
X4 = Status nasabah, sebagai variabel dummy (1 = nasabah lama ; 0 =
nasabah baru)
X5 = Jumlah tanggungan dalam keluarga (orang)
2. Karakteristik usaha
X6 = Pengalaman usaha, dengan kategori (0 = 1-8 tahun ; 1 = 8-16 tahun ;
2 = > 16 tahun)
X7 = Aset usaha (rupiah)
X8 = Omzet usaha, dengan kategori (0 = < 8,5 juta rupiah ; 1 = 8,5 – 85
juta rupiah; 2 = . 85 juta rupiah)
X9 = Total pendapatan, dengan kategori (0 = < 1 juta rupiah ; 1 = 1- 2,5
juta rupiah ; 2 = > 2,5 juta rupiah)
3. Karakteristik kredit
X10 = Plafond pinjaman, dengan kategori (0 = > 50 juta rupiah ;
1 = 25 - 50 juta rupiah ; 2 = 10 - 25 juta ; 3 = < 10 juta rupiah)
X11 = Jangka waktu pelunasan (bulan)
X12 = Pengalaman kredit (kali)
X13 = Jaminan kredit (rupiah)
X14 = Tingkat suku bunga, dengan kategori (0 = 16,5 % ; 1 = 16%)
2) Estimasi Fungsi Regresi Logistik
Regresi logistik merupakan suatu model analisis untuk mengetahui
pengaruh variabel-variabel prediktor yang berskala metrik (kontinyu) atau
kategorik (nominal) terhadap variabel respon yang berskala kategorik. Estimasi
model tersebut yaitu:
5/10/2018 a - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 55/105
41
L = ln = β0 + β1X1 + β2X2 + ....... + βkXk
Keterangan:
L = Variabel respon, dalam hal ini tingkat kelancaran pengembalian kredit (1 =
lancar, 0 = tidak lancar)
β0 = Konstanta
β1 = Koefisien variabel prediktor ke-1
βk = Koefisien variabel prediktor ke-k
X1 = Variabel prediktor ke-1
Xk = Variabel prediktor ke-k
3) Uji Kelayakan Model
Pengujian terhadap kelayakan model menggunakan statistik G yang
merupakan nisbah kemungkinan maksimum untuk mengetahui peran variabel-
veriabel prediktor dalam model secara simultan/bersama-sama. Rumus uji G
yaitu:
G = -2 ln
Keterangan:
l0 = Likelihood tanpa variabel prediktor
l1 = Likelihood dengan variabel prediktor
Hipotesis: H0 = β1 = β2 = ... = βk = 0
H1 = Minimal ada satu nilai β ≠ 0
5/10/2018 a - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 56/105
42
Jika nilai G > 2 p(α) atau p-value dari statistik G lebih kecil dari taraf
nyata (α = 0,1) maka keputusannya adalah menolak H0, artinya setidak-tidaknya
ada satu variabel prediktor yang berpengaruh nyata terhadapa variabel respon.
4) Uji Kebaiksuain Model
Uji kebaiksuaian model (goodness of fit ) model dilakukan dengan
memperhatikan nilai sebaran chi-square dari Hosmer dan Lameshow.
Hipotesis:
H0 = Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai observasi dengan
nilai prediksi oleh model
H1 = Terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai observasi dengan nilai
prediksi oleh model
Jika p-value dari ketiga statistik tersebut lebih besar dari taraf nyata (α =
0,1) maka keputusannya adalah menerima H0 yang artinya model tersebut cukup
layak untuk digunakan dalam prediksi.
5) Uji Signifikansi Variabel Prediktor Secara Individu
Pengujian terhadap signifikansi masing-masing variabel prediktor secara
individu dilakukan dengan uji Wald (W j), dengan rumus:
Keterangan:
= Penduga β
= Penduga standard error dari β
βk = Koefisien variabel prediktor ke-k
5/10/2018 a - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 57/105
43
Hipotesis: H0 = βk = 0
H1 = βk ≠ 0, k=1,2,...,k
Statistik Wj mengikuti sebaran normal (Z), jika nilai Wj > Zα /2 two-tailed
p-value dari statistik Wj lebih kecil dari taraf nyata (α = 0,1) maka keputusannya
adalah menolak H0 artinya variabel prediktor ke-k tersebut berpengaruh secara
nyata/signifikan terhadap variabel respon.
3.6 Definisi Operasional
1. Kredit lancar yaitu kredit yang tidak mengalami penundaan/penunggakan
dalam pembayaran pokok pinjaman dan/atau bunga dari waktu yang
ditetapkan.
2. Kredit tidak lancar (menunggak) yaitu kredit yang pembayaran pokok
pinjaman dan/atau bunga telah mengalami penundaan satu bulan atau lebih.
3. Jenis kelamin yaitu jenis kelamin dari debitur penerima kredit sekaligus
pelaku UMKM (1 = wanita, 0 = pria).
4. Usia yaitu umur debitur sejak lahir hingga proses pengambilan data dilakukan
(tahun).
5. Tingkat pendidikan yaitu tingkat pendidikan formal yang dijalani oleh debitur
dihitung dalam satuan tahun (lulus SD = 6, lulus SMP = 9, lulus SMA = 12,
lulus D3 = 15, lulus S1 = 16).
6. Status nasabah yaitu pembedaan nasabah atas nasabah baru atau yang sudah
menjadi nasabah sebelumnya.
7. Jumlah tanggungan keluarga adalah anak dari debitur yang belum menikah
dan/atau dalam usia sekolah dan/atau anggota keluarga yang belun
5/10/2018 a - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 58/105
44
berpenghasilan atau jumlah anggota keluarga yang masih bergantung pada
debitur dalam hal keuangan dihitung dalam satuan orang.
8. Pengalaman usaha yaitu lama usaha yang digeluti debitur, dihitung dalam
satuan tahun.
9. Aset usaha yaitu kekayaan usaha baik dalam bentuk fisik yang memiliki nilai
bagi suatu entitas usaha.
10. Omzet usaha yaitu keseluruhan jumlah penjualan usaha dalam kurun waktu
tertentu, yang dihitung berdasarkan jumlah uang yang diperoleh.
11. Total pendapatan usaha yaitu jumlah penerimaan bersih rata-rata per bulan
dari hasil usaha debitur.
12. Plafond pinjaman yaitu nilai nominal pinjaman kredit yang diterima debitur.
13. Jangka waktu pelunasan yaitu lama pengembalian kredit yang telah disepakati
dalam perjanjian.
14. Pengalaman kredit yaitu berapa kali debitur telah memperoleh pinjaman
kredit.
15. Jaminan kredit yaitu aset pihak debitur yang dijanjikan kepada kreditur jika
debitur tidak dapat mengembalikan pinjaman tersebut.
16. Tingkat suku bunga yaitu persentase dari pokok utang yang dibayarkan
sebagai imbal jasa (bunga) dalam suatu perode tertentu.
5/10/2018 a - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 59/105
45
IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.9.1.3 Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten
4.1.1 Sejarah Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten
Pendirian Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dilatar belakangi oleh
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 33 tahun 1960 tentang
penentuan perusahaan di Indonesia milik Belanda yang dinasionalisasi. Salah satu
perusahaan milik Belanda yang berkedudukan di Bandung yang dinasionalisasi
yaitu NV Denis (De Erste Nederlansche Indische Shareholding) yang sebelumnya
perusahaan tersebut bergerak di bidang bank hipotek. Sebagai tindak lanjut dari
Peraturan Pemerintah nomor 33 tahun 1960 Pemerintah Propinsi Jawa Barat
dengan Akta Notaris Noezar nomor 152 tanggal 21 Maret 1961 dan nomor 184
tanggal 13 Mei 1961 dan dikukuhkan dengan Surat Keputusan Gubernur Propinsi
Jawa Barat nomor 7/GKDH/BPD/61 tanggal 20 Mei 1961, mendirikan PD Bank
Karya Pembangunan dengan modal dasar untuk pertama kali berasal dari Kas
Daerah sebesar Rp. 2.500.000,00. Untuk menyempurnakan kedudukan hukum
Bank Karya Pembangunan Daerah Jawa Barat, dikeluarkan Peraturan Daerah
Propinsi Jawa Barat nomor 11/PD-DPRD/72 tanggal 27 Juni 1972 tentang
kedudukan hukum Bank Karya Pembangunan Daerah Jawa Barat sebagai
perusahaan daerah yang berusaha di bidang perbankan. Selanjutnya melalui
Peraturan Daerah Propinsi Jawa Barat nomor 1/DP-040/PD/1978 tanggal 27 Juni
1978, nama PD. Bank Karya Pembangunan Daerah Jawa Barat diubah menjadi
Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat.
5/10/2018 a - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 60/105
46
Pada tahun 1992 aktivitas Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat
ditingkatkan menjadi Bank Umum Devisa berdasarkan Surat Keputusan Direksi
Bank Indonesia Nomor 25/84/KEP/DIR tanggal 2 November 1992 serta
berdasarkan Perda Nomor 11 Tahun 1995 mempunyai sebutan “ Bank Jabar “
dengan logo baru. Dalam rangka mengikuti perkembangan perekonomian dan
perbankan, maka berdasarkan Perda Nomor 22 Tahun 1998 dan Akta Pendirian
Nomor 4 Tanggal 8 April 1999 berikut Akta Perbaikan Nomor 8 Tanggal 15 April
1999 yang telah disahkan oleh Menteri Kehakiman RI tanggal 16 April 1999,
bentuk hukum Bank Jabar diubah dari Perusahaan Daerah (PD) menjadi Perseroan
Terbatas (PT). Hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB) PT
Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat tanggal 3 Juli 2007 di Bogor, sesuai
dengan Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia No. 9/63/KEP.GBI/2007
tanggal 26 November 2007 tentang Perubahan Izin Usaha Atas Nama PT Bank
Pembangunan Daerah Jawa Barat menjadi Izin Usaha Atas Nama PT Bank
Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten serta SK Direksi Nomor
1065/SK/DIR-PPN/2007 tanggal 29 November 2007 maka nama perseroan
berubah menjadi PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten dengan
sebutan (call name) Bank Jabar Banten.
4.1.2 Produk-Produk Unggulan BPD Jawa Barat dan Banten
Pelayanan jasa perbankan yang diberikan oleh Bank Jabar Banten
mencakup penghimpunan dana dalam bentuk tabungan atau deposito, penyaluran
dan berupa kredit dan juga jasa lainnya. Beberapa produk-produk unggulan Bank
Jabar Banten diantaranya (Bank Jabar Banten, 2008):
5/10/2018 a - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 61/105
47
a. Tandamata, merupakan tabungan yang diselenggarakan oleh Bank Jabar
Banten dengan bunga yang dihitung berdasarkan saldo harian dengan tingkat
suku bunga yang progresif dan dapat dijadikan jaminan kredit pada Bank
Jabar Banten, juga dilengkapi dengan jaringan ATM untuk proses transaksi
dan program undian berhadiah.
b. Tandamata Gold, merupakan produk tabungan istimewa Bank Jabar Banten
dengan tingkat bunga harian yang lebih tinggi dari tabungan lain, kemudahan
bertransaksi di seluruh Kantor Cabang Bank Jabar Banten mmelalui fasilitas
online tanpa dikenakan biaya, dapat dijadikan agunan kredit, dapat digunakan
untuk pembayaran berbagai tagihan, dan diberikan fasilitas perlindungan
asuransi gratis.
c. Simpeda, merupakan tabungan yang diselenggarakan Bank Pembangunan
Dareah (BPD) seluruh Indonesia dengan bunga yang dihitung berdasarkan
saldo harian dengan tingkat suku bunga progresif, dapat dijadikan jaminan
kredit pada Bank Jabar Banten, dan diberikan undian berhadiah.
d. Tabah, merupakan produk tabungan untuk mewujudkan niat suci nasabah
untuk melaksanakan ibadah Haji dengan keuntungan seperti kepastian
berangkat bila penabung telah memenuhi persyaratan minimun, bebas dari
biaya administrasi, dan perlindungan asuransi jiwa.
e. Produk dan Layanan Syariah, merupakan produk dan layanan perbankan yang
berdasarkan prinsip syariah diantaranya Giro Syariah (Prinsip Wadiah),
Tabungan Tandamata Syariah (Prinsip Wadiah), Tabungan Simpeda Syariah
(Prinsip Mudharabah), Deposito Syariah (Prinsip Mudharabah).
5/10/2018 a - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 62/105
48
f. Kredit Guna Bhakti, merupakan kredit yang diberikan pada Pegawai Negeri
Sipil (PNS) Pemda, PNS Non Pemda, Calon Pegawai Negeri Negeri Sipil
(CPNS) Pemda, CPNS Non Pemda, dan anggota DPRD.
g. KPR Multi Griya Bank Jabar Banten, merupakan kredit pemilikan rumah
yang diberikan kepada perorangan (Pegawai Aktif, Anggota TNI Polri,
Profesional, Wiraswasta, dan Pensiunan) untuk keperluan pembelian rumah,
pembangunan rumah, dan renovasi.
h. Kredit Mikro Utama, merupakan kredit yang diberikan oleh Bank Jabar
Banten kepada pelaku usaha UMKM.
2.9.1.4 Bank Jabar Banten Kantor Cabang Pembantu Dramaga
4.2.1 Sejarah dan Letak Bank Jabar Banten KCP Dramaga
Bank Jabar Banten KCP Dramga mulai berdiri pada bulan Februari tahun
2003 yang merupakan salah satu dari empat kantor cabang pembantu cabang
Cibinong yang beroperasi untuk melayani masyarakat.
Bank Jabar Banten KCP Dramaga terletak di Komplek Pertokoan Grawida
Kampus IPB Dramaga, Bogor. Lokasi kantor yang sangat berdekatan dengan
pusat kegiatan usaha masyarakat di wilayah Dramaga sangat mendukung salah
satu produk Bank Jabar Banten KCP Dramaga yaitu penyaluran kredit bagi usaha
kecil untuk membantu kelancaran dan kemajuan usahanya.
4.2.2 Struktur Organisasi Bank Jabar Banten KCP Dramaga
Organisasi Bank Jabar Banten KCP Dramaga dipimpim oleh seorang
Pimpinan Kantor Cabang Pembantu yang bertanggungjawab atas keseluruhan
kinerja dari Bank Jabar Banten KCP Dramaga. Di bawah pimpinan KCP ada
seorang analis kredit yang bertanggung jawab atas kelancaran penyaluran dan
5/10/2018 a - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 63/105
49
pengembalian kredit termasuk di dalamnya melakukan pemantauan dan
pembinaan kepada nasabah penerima kredit. Selain itu ada dua orang teller yang
bertugas menangani pelayanan tabungan, transfer/pemindahbukuan, penarikan
tabungan, dan jasa lainnya, serta seorang petugas pembayaran Pajak Bumi
Bangunan (PBB) yang bertugas melayani pembayaran PBB masyarakat. Selain
karyawan inti tersebut, Bank Jabar Banten KCP Dramaga juga memiliki seorang
staf keamanan, seorang supir, dan seorang staf cleaning service. Struktur inti
organisasi Bank Jabar Banten KCP Dramaga tersebut dapat digambarkan dalam
Gambar 4.1 berikut ini:
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Bank Jabar Banten KCP Dramaga
2.9.1.5 Kredit Mikro Utama (KMU)
Kredit Mikro Utama merupakan salah satu produk Bank Jabar Banten
dalam penyaluran kredit kepada pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
(UMKM) yang ditangani oleh tingkat cabang dan cabang pembantu untuk
membantu permodalan usaha dan peningkatan kesejahteraan golongan ekonomi
lemah.
Pimpinan KCP
Petugas PBB Teller 1 Teller 2
Analis Kredit
5/10/2018 a - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 64/105
50
4.3.1 Tujuan Kredit Mikro Utama
Adapun tujuan pemberian Kredit Mikro Utama yaitu:
1. Membantu pengusaha mikro agar mampu meningkatkan usahanya sehingga
diperoleh penghasilan yang memadai dan dapat meningkatkan kesejahteraan
keluarganya.
2. Memberikan kesempatan berusaha yang lebih baik bagi pengusaha UMKM.
3. Mengembangkan usaha berskala mikro, kecil, dan menengah baik secara
individual maupun secara kelompok.
4. Membantu pelaku usaha UMKM agar dapat memiliki akses dengan Bank
Jabar Banten, sehingga diharapkan tercipta kemitraan antara Bank Jabar
Banten dengan pengusaha mikro, kecil, dan menengah.
5. Membantu upaya pemerintah untuk memberdayakan pelaku UMKM.
4.3.2 Sasaran Kredit Mikro Utama
Sasaran Kredit Mikro Utama adalah segmen pasar kredit skala mikro,
kecil, dan menengah yang masih memiliki potensi untuk dibiayai dengan kredit
seperti perorangan yang memiliki usaha di dalam sektor ekonomi produktif, dan
kelompok usaha yang memiliki usaha di dalam sektor ekonomi produktif.
Namum pemberian Kredit Mikro Utama lebih diutamakan untuk
kelompok usaha yang berada di lokasi yang sama atau saling menunjang atau
memiliki potensi pasar ekonomi.
4.3.3 Jenis Kredit Mikro Utama
Kredit Mikro Utama Jabar Banten merupakan kredit yang diberikan pada
pelaku usaha yang sebelumnya pernah menikmati fasilitas kredit peduli Bank
Jabar Banten dengan performance baik.
5/10/2018 a - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 65/105
51
a) Kredit Mikro Utama Individu. Merupakan kredit yang diberikan pada pelaku
usaha yang mengajukan kredit secara perorangan.
b) Kredit Mikro Utama Kelompok. Merupakan kredit yang diberikan kepada
pelaku usaha yang mengajukan kredit secara perorangan di lokasi pasar atau
di lokasi sentra bisnis.
c) Kredit Mikro Utama Linkage. Merupakan kredit yang diperuntukkan untuk
pembiayaan yang penyaluran dan penatausahaannya dilakukan melalui
kerjasama dengan BPR Pemda.
4.3.4 Ketentuan Umum Kredit Mikro Utama
1) Ketentuan Kredit Mikro Utama Jabar Banten
a) Maksimal Plafond
Plafond Kredit Mikro Utama Jabar Banten maksimal sebesar Rp.
25.000.000,- (Dua puluh lima juta rupiah).
b) Jangka Waktu
Jangka waktu Kredit Mikro Utama Kelompok berdasarkan jenis kredit,
yaitu:
a. Modal Kerja : maksimal 3 tahun.
b. Investasi : maksimal 3 tahun.
c) Suku Bunga
a. Modal Kerja : 10% flat per tahun atau 16% efektif per tahun.
b. Investasi : 10% flat per tahun atau 16% efektif per tahun.
5/10/2018 a - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 66/105
52
2) Ketentuan Kredit Mikro Utama Individu
a) Maksimal Plafond
Plafond Kredit Mikro Utama Individu berkisar antara sebesar Rp.
25.000.000,- (Dua puluh lima juta rupiah) sampai dengan Rp.
100.000.000,- (Seratus juta ruupiah).
b) Jangka Waktu
Jangka waktu Kredit Mikro Utama Kelompok berdasarkan jenis kredit,
yaitu:
a. Modal Kerja : maksimal 3 tahun.
b. Investasi : maksimal 5 tahun.
c) Suku Bunga
a. Modal Kerja : 16% efektif per tahun.
b. Investasi : 16,5% efektif per tahun.
3) Ketentuan Umum Kredit Mikro Utama Kelompok
a) Maksimal Plafon
Plafond Kredit Mikro Utama Kelompok maksimal sebesar Rp
100.000.000,- (Seratus puluh juta rupiah).
b) Jangka Waktu
Jangka waktu Kredit Mikro Utama Kelompok berdasarkan jenis kredit,
yaitu:
a. Modal Kerja : maksimal 3 tahun
b. Investasi : maksimal 5 tahun
5/10/2018 a - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 67/105
53
c) Suku Bunga
a. Modal Kerja : 18% flat per tahun.
b. Investasi : 18% flat per tahun.
4) Ketentuan Kredit Mikro Utama Linkage
a) Maksimal Plafond
Plafond Kredit Mikro Utama Linkage yaitu:
a. Executing : Rp. 25.000.000,- (Dua puluh lima juta rupiah)
b. Channeling : Rp. 50.000.000,- (Lima puluh juta rupiah).
b) Jangka Waktu
Jangka waktu Kredit Mikro Utama Linkage berdasarkan jenis kredit,
yaitu:
a. Modal Kerja (Executing) : 5 tahun.
Modal Kerja (Channeling) : 2 tahun.
b. Investasi (Executing) : 5 tahun.
c) Suku Bunga
a. Modal Kerja (Executing) : 14% efektif per tahun.
Modal Kerja (Channeling) : 16% effektif per tahun.
b. Investasi (Executing) : 16,5% efektif per tahun.
4.3.5 Syarat Kredit Mikro Utama
Persyaratan Kredit Mikro Utama diantaranya:
a. Surat Permohonan Kredit.
b. Fotocopy KTP Pemohon beserta (suami/istri) apabila sudah menikah.
c. Fotocopy kartu keluarga.
d. Fotocopy surat nikah apabila sudah menikah.
5/10/2018 a - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 68/105
54
e. Pasfoto pemohon beserta (suami/istri) apabila sudah menikah ukuran 3x4
masing-masing 1 lembar.
f. Fotocopy rekening tabungan/ Giro/deposito (3 bulan terakhir).
g. Fotocopy rekening listrik,Telepon dan PDAM (3 bulan terakhir).
h. Izin usaha/surat keterangan usaha dari Desa/kelurahan/Dinas terkait.
i. Fotocopy jaminan (SHM/SHGB/SHGP/BPKB/Girik/Akta Tanah/Akta Jual
beli, dan lain-lain).
j. Fotocopy PBB tahun terakhir.
k. Fotocopy KTP (suami/istri), kartu keluarga, surat nikah pemilik jaminan.
l. Laporan Laba/rugi usaha.
m. Surat Penawaran (Mesin/ Peralatan/Kendaraan) untuk tujuan kredit investasi.
n. Rencana Anggaran Bangunan/Perluasan Bangunan untuk tujuan kredit
investasi.
5/10/2018 a - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 69/105
55
II. PEMBAHASAN
5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pengembalian Kredit
Karakteristik responden baik yang lancar maupun yang menunggak dalam
pengembalian Kredit Mikro Utama diidentifikasi berdasarkan variabel-variabel
yang diduga berpengaruh terhadap tingkat pengembalian kredit yang terdiri dari
karakteristik personal, karakteristik usaha, dan karakteristik kredit. Karakteristik
personal mencakup jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, status nasabah, dan
tanggungan keluarga. Karakteristik usaha mencakup pengalaman usaha, aset
usaha, omzet usaha, dan total pendapatan usaha bersih. Sedangkan karakteristik
kredit mencakup plafond pinjaman, jangka waktu, pengalaman kredit, jaminan
kredit, dan tingkat suku bunga.
Dilihat dari karakteristik personal, sebagian besar nasabah Kredit Mikro
Utama yang menjadi responden berjenis kelamin pria yang jumlahnya 53 orang,
sedangkan debitur wanita berjumlah 17 orang, usia debitur berkisar antara 23
tahun hingga 66 tahun, tingkat pendidikan nasabah diantara sekolah dasar hingga
sarjana. Debitur yang baru mengajukan kredit berjumlah 41 orang, sedangkan
yang sudah pernah mengajukan kredit berjumlah 29 orang, dan jumlah
tanggungan dalam keluarga berkisar antara nol hingga tujuh orang.
Dilihat dari karakteristik usaha, pengalaman usaha nasabah KMU yang
menjadi responden berkisar antara satu hingga 24 tahun, aset usaha berkisar antara
10 juta hingga 300 juta rupiah, omzet usaha diantara 5 juta hingga 350 juta rupiah
per bulan, sedangkan total pendapatan usaha bersih berkisar antara 300 ribu
rupiah sampai 7,5 juta rupiah. Berdasarkan karakteristik kredit, nilai plafond
5/10/2018 a - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 70/105
56
nasabah responden antara 5 juta hingga 95 juta rupiah, jangka waktu pelunasan
berkisar antara 12 bulan hingga 60 bulan, pengalaman kredit antara nol sampai
dua kali, jaminan kredit berkisar antara 6,5 juta sampai 420 juta rupiah, dan
tingkat suku bunga berada di kisaran 16 persen dan 16,5 persen.
5.1.1 Perbandingan Karakteristik Personal Responden
Karakteristik personal responden baik dengan kategori lancar maupun
menunggak diklasifikasikan berdasarkan variabel jenis kelamin, usia, tingkat
pendidikan, status nasabah, dan tanggungan keluarga yaitu:
a) Jenis Kelamin
Seorang wanita biasanya lebih mengedepankan perasaan daripada pikiran
dalam melakukan suatu tindakan, sedangkan pria sebalikanya. Wanita juga
disinyalir lebih perhatian terhadap permasalahan utang dibanding pria. Kaitannya
dengan pengembalian KMU, diduga bahwa perilaku pengembalian KMU (lancar
maupun menunggak) berkaitan dengan perbedaan jenis kelamin tersebut.
Tabel 5.1 Perbandingan Sebaran Jenis Kelamin Responden per Kategori
Jenis
Kelamin
Lancar Menunggak Total
Jumlah
(orang)
Proporsi
(%)
Jumlah
(orang)
Proporsi
(%)
Jumlah
(orang)
Proporsi
(%)
Pria 37 75,51 16 76,19 53 75,71
Wanita 12 24,49 5 23,81 17 24,29
Total 49 100,00 21 100,00 70 100,00
Berdasarkan Tabel 5.1 dapat diketahui bahwa jenis kelamin responden
secara keseluruhan didominasi oleh pria sebesar 75,71 persen yakni sebanyak 53
orang dan sisanya adalah wanita. Nasabah yang berjenis kelamin pria juga
mendominasi masing-masing kategori pengembalian kredit baik yang lancar
maupun yang menunggak (75,51 persen dan 76,19 persen).
5/10/2018 a - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 71/105
57
b) Usia
Usia diduga berpengaruh positif terhadap kelancaran pengembalian kredit
karena usia yang lebih muda menunjukkan produktifitas yang lebih tinggi
dibanding dengan usia yang lebih tinggi yang mempengaruhi perkembangan
usaha ke arah yang lebih baik.
Tabel 5.2 Perbandingan Sebaran Usia Responden per Kategori
Usia
(tahun)
Lancar Menunggak Total
Jumlah
(orang)
Proporsi
(%)
Jumlah
(orang)
Proporsi
(%)
Jumlah
(orang)
Proporsi
(%)
17-30 3 6,12 0 0,00 3 4,29
31-40 22 44,90 6 28,57 28 40,00
41-55 17 34,69 12 57,14 29 41,43
> 55 7 14,29 3 14,29 10 14,28
Total 49 100,00 21 100,00 70 100,00
Berdasarkan Tabel 5.2 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden
berada pada kisaran usia 31 tahun hingga 55 tahun yakni sebesar 81,43 persen
(40,00% + 41,43%). Sebagian besar responden yang lancar dalam pengembalian
kredit berada pada kisaran usia 31 tahun hingga 40 tahun yakni sebesar 44,90
persen, sedangkan sebagian besar responden yang menunggak dalam
pengembalian kredit berada pada kisaran usia 41 tahun hingga 55 tahun.
c) Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan diduga berpengaruh positif terhadap kelancaran
pengembalian kredit karena semakin tinggi tingkat pendidikan nasabah
menunjukkan kemampuan manajerial yang semakin baik dalam pengelolaan
usaha.
5/10/2018 a - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 72/105
58
Tabel 5.3 Perbandingan Sebaran Tingkat Pendidikan Responden per Kategori
Pendidikan
Lancar Menunggak Total
Jumlah
(orang)
Proporsi
(%)
Jumlah
(orang)
Proporsi
(%)
Jumlah
(orang)
Proporsi
(%)SD 12 24,49 1 4,76 13 18,57
SMP 8 16,33 8 38,10 16 22,86
SMA 25 51,02 11 52,38 36 51,43
Diploma 1 2,04 0 0,00 1 1,43
Sarjana 3 6,12 1 4,76 4 5,71
Total 49 100,00 21 100,00 70 100,00
Berdasarkan Tabel 5.3 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden
berpendidikan SMP hingga SMA yakni sebesar 74,29 persen (22,86% + 51,43 %).
Sebagian besar responden yang lancar dalam pengembalian kredit berpendidikan
SMA yakni sebanyak 51,02 persen, dan sebagian besar responden yang
menunggak dalam pengembalian kredit juga berpendidikan SMA yakni sebanyak
52,38 persen. Namun sebagian besar responden yang berpendidikan SD lancar
dalam pengembalian kredit yakni sebanyak dua belas orang, sedangkan yang
menunggak hanya satu orang.
d) Status Nasabah
Nasabah lama pastinya memiliki rekam jejak pengembalian kredit dengan
lancar di peminjaman sebelumnya sehingga diharapkan dapat mengembalikan
kredit dengan lancar dibanding dengan nasabah yang baru meminjam kredit untuk
pertama kalinya yang tentunya belum memiliki rekam jejak dalam pengembalian
kredit.
5/10/2018 a - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 73/105
59
Tabel 5.4 Perbandingan Sebaran Status Nasabah Responden per Kategori
Status
Nasabah
Lancar Menunggak Total
Jumlah
(orang)
Proporsi
(%)
Jumlah
(orang)
Proporsi
(%)
Jumlah
(orang)
Proporsi
(%)Nasabah
Lama24 48,98 5 23,81 29 41,43
Nasabah
Baru25 51,02 16 76,19 41 58,57
Total 49 100,00 21 100,00 70 100,00
Berdasarkan Tabel 5.4 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden
adalah nasabah baru yakni sebesar 58,57 persen. Responden yang lancar dalam
pengembalian kredit tidak begitu jauh perbedaannya antara nasabah baru maupun
nasabah lama yakni masing-masing sebanyak 48,98 persen dan 51,02 persen.
Namun, responden yang menunggak dalam pengembalian kredit sebagian besar
berasal dari nasabah baru yakni sebesar 76,19 persen.
e) Jumlah Tanggungan Keluarga
Banyaknya jumlah tanggungan dalam suatu keluarga akan mengakibatkan
bertambahnya biaya yang harus dikeluarkan dan pada akhirnya akan mengurangi
proporsi pendapatan yang sedianya dialokasikan untuk membayar kredit. Hal
tersebut tentunya dapat mengurangi kemampuan seseorang dalam membayar
angsuran kredit.
Tabel 5.5 Perbandingan Sebaran Jumlah Tanggungan Keluarga Responden per
Kategori
Tanggungan
Keluarga
(orang)
Lancar Menunggak Total
Jumlah
(orang)
Proporsi
(%)
Jumlah
(orang)
Proporsi
(%)
Jumlah
(orang)
Proporsi
(%)
≤ 2 20 40,82 8 38,10 28 40,00
>2 29 59,18 13 61,90 42 60,00
Total 49 100,00 21 100,00 70 100,00
5/10/2018 a - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 74/105
60
Berdasarkan Tabel 5.5 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden
memiliki jumlah tanggungan keluarga di atas dua orang yakni sebesar 60 persen .
Sebagian besar responden yang lancar dalam pengembalian kredit memiliki
tanggungan keluarga di atas dua orang sebesar 59,18 persen, dan responden yang
menunggak dalam pengembalian kredit umumnya juga memiliki tanggungan
keluarga diatas dua orang sebesar 61,90 persen.
5.1.2 Perbandingan Karakteristik Usaha Responden
Perbandingan karakteristik usaha masing-masing responden diidentifikasi
berdasarkan pengalaman usaha, aset usaha, omzet usaha per bulan, dan total
pendapatan usaha bersih per bulan yaitu:
a) Pengalaman Usaha
Pengalaman usaha menunjukkan kemapanan seseorang dalam
menjalankan suatu usaha. Semakin lama pengalaman usaha seseorang maka
kemampuannya dalam mengelola usaha akan semakin baik. Harapannya, semakin
lama usaha yang digeluti nasabah KMU, maka peluang keberhasilan usaha akan
semakin besar pula dan dengan sendirinya dapat menjamin kemampuan nasabah
KMU dalam mengembalikan kredit.
Tabel 5.6 Perbandingan Sebaran Pengalaman Usaha Responden per Kategori
Pengalaman
Usaha
(tahun)
Lancar Menunggak Total
Jumlah
(orang)
Proporsi
(%)
Jumlah
(orang)
Proporsi
(%)
Jumlah
(orang)
Proporsi
(%)
≤ 4 14 28,57 9 42,86 23 32,86
5 – 8 15 30,61 9 42,86 24 34,29
9 – 12 5 10,21 0 0,00 5 7,14
> 12 15 30,61 3 14,28 18 25,71
Total 49 100,00 21 100,00 70 100,00
5/10/2018 a - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 75/105
61
Berdasarkan Tabel 5.6 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden
memiliki pengalaman usaha di bawah sembilan tahun yakni sebesar 67,15 persen
(32,86 % + 34,29%). Sebagian besar responden yang lancar dalam pengembalian
kredit memiliki pengalaman usaha kurang dari sembilan tahun yakni sebesar
59,18 persen (28,57% + 30,61%), demikian juga responden yang menunggak
dalam pengembalian kredit sebagian besar memiliki pengalaman usaha kurang
dari sembilan tahun yakni sebesar 85,72 persen (42,86% + 42,86%).
b) Aset Usaha
Aset usaha menunjukkan kemampuan membayar dan menalangi suatu
pinjaman sehingga nasabah KMU yang memlilki aset yang besar dinilai mampu
mengembalikan kredit dengan lancar dibandingkan dengan nasabah KMU yang
aset usahanya lebih kecil.
Tabel 5.7 Perbandingan Sebaran Aset Usaha Responden per Kategori
Aset Usaha(juta rupiah)
Lancar Menunggak Total
Jumlah
(orang)
Proporsi
(%)
Jumlah
(orang)
Proporsi
(%)
Jumlah
(orang)
Proporsi
(%)
≤ 50 20 40,82 4 19,05 24 34,29
> 50 - 100 15 30,61 10 47,62 25 35,71
> 100 14 28,57 7 33,33 21 30,00
Total 49 100,00 21 100,00 70 100,00
Berdasarkan Tabel 5.7 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden
memiliki aset usaha di bawah seratus juta rupiah yakni sebesar 70 persen (34,29%
+ 35,71%). Responden yang lancar dalam pengembalian kredit sebagian besar
memiliki aset usaha di bawah lima puluh juta rupiah yakni sebesar 40,82 persen,
sedangkan responden yang menunggak dalam pengembalian kredit sebagian besar
5/10/2018 a - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 76/105
62
memiliki aset usaha di atas lima puluh juta rupiah yakni sebesar 80,95 persen
(47,62% + 33,33%).
c) Omzet Usaha
Semakin tinggi omzet usaha yang dimiliki nasabah KMU tentunya akan
meningkatkan keseluruhan jumlah penjualan usahanya dalam kurun waktu
tertentu sehingga diharapkan mampu mengembalikan kredit dengan lancar.
Tabel 5.8 Perbandingan Sebaran Omzet Usaha Responden per Kategori
Omzet Usaha
(juta
rupiah/bulan)
Lancar Menunggak Total
Jumlah(orang) Proporsi(%) Jumlah(orang) Proporsi(%) Jumlah(orang) Proporsi(%)
≤ 25 24 48,98 8 38,09 32 45,71
> 25 - 50 14 28,57 9 42,86 23 32,86
> 50 11 22,45 4 19,05 15 21,43
Total 49 100,00 21 100,00 70 100,00
Berdasarkan Tabel 5.8 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden
memiliki omzet usaha per bulan di bawah lima puluh juta rupiah yakni sebesar
78,57 persen (45,71% + 32,86%). Responden yang lancar dalam pengembalian
kredit sebagian besar memiliki omzet usaha per bulan di bawah dua puluh lima
juta rupiah yakni sebesar 48,98 persen, sedangkan responden yang menunggak
dalam pengembalian kredit sebagian besar memiliki omzet usaha per bulan antara
dua puluh lima juta rupiah hingga lima puluh juta rupiah yakni sebesar 42,86
persen.
d) Total Pendapatan Usaha Bersih
Pendapatan merupakan sumber pemenuhan kebutuhan hidup bagi pelaku
usaha dan keluarganya. Semakin tinggi total pendapatan usaha nasabah KMU
maka semakin tinggi pula kemampuannya dalam memenuhi kebutuhan. Kaitannya
dalam pengembalian kredit ialah dengan tingginya total pendapatan nasabah
5/10/2018 a - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 77/105
63
KMU maka kemampuannya dalam mengembalikan kredit dengan lancar akan
terjamin.
Tabel 5.9 Perbandingan Sebaran Total Pendapatan Bersih Usaha Responden perKategori
Total
Pendapatan
(juta
rupiah/bulan)
Lancar Menunggak Total
Jumlah
(orang)
Proporsi
(%)
Jumlah
(orang)
Proporsi
(%)
Jumlah
(orang)
Proporsi
(%)
≤ 1 16 32,65 4 19,05 20 28,58
> 1 – 2,5 13 26,53 12 57,14 25 35,71
> 2,5 20 40,82 5 23,81 25 35,71
Total 49 100,00 21 100,00 70 100,00
Berdasarkan Tabel 5.9 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden
memiliki total pendapatan per bulan di atas satu juta rupiah yakni sebesar 71,42
persen (35,71% + 35,71 %). Responden yang lancar dalam pengembalian kredit
sebagian besar memiliki total pendapatan per bulan di atas dua setengah juta
rupiah yakni sebesar 40,82 persen, sedangkan responden yang menunggak dalam
pengembalian kredit sebagian besar memiliki total pendapatan per bulan di bawah
dua setengah hingga satu juta rupiah yakni sebesar 57,14 persen.
5.1.3 Perbandingan Karakteristik Kredit Responden
Karakteristik kredit responden baik dengan kategori lancar maupun
menunggak diklasifikasikan berdasarkan variabel plafond pinjaman, jangka waktu
pelunasan kredit, pengalaman kredit, jaminan kredit, dan tingkat suku bunga
yaitu:
a) Plafond Pinjaman
Besarnya plafond kredit yang diberikan oleh bank tergantung dari jumlah
permintaan dan penilaian kemampuan pembayaran seorang debitur. Namun,
jumlah plafond yang besar juga akan mengakibatkan beban angsuran yang besar
5/10/2018 a - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 78/105
64
pula bagi nasabah KMU dalam pelunasannya sehingga menimbulkan resiko
terhambatnya pengembalian kredit oleh debitur.
Tabel 5.10 Perbandingan Sebaran Plafond Pinjaman Responden per KategoriPlafond
Pinjaman
(juta
rupiah)
Lancar Menunggak Total
Jumlah
(orang)
Proporsi
(%)
Jumlah
(orang)
Proporsi
(%)
Jumlah
(orang)
Proporsi
(%)
≤ 10 15 30,61 3 14,29 18 25,72
> 10 - 25 14 28,57 6 28,57 20 28,57
> 25 – 50 16 32,65 11 52,38 27 38,57
> 50 4 8,17 1 4,76 5 7,14
Total 49 100,00 21 100,00 70 100,00
Berdasarkan Tabel 5.10 dapat diketahui bahwa sebagian besar reponden
memperoleh plafond kredit antara >Rp 25 juta hingga Rp 50 juta yakni sebesar
38,57 persen. Sebagian besar responden yang tergolong lancar maupun yang
menunggak dalam pengembalian kredit juga memperoleh plafond dengan kisaran
nilai tersebut yaitu sebanyak 32,65 persen dari responden yang lancar dan 52,38
persen dari responden yang menunggak.
b) Jangka Waktu Pelunasan Kredit
Jangka waktu pelunasan kredit merupakan waktu jatuh tempo seorang
nasabah KMU dalam membayar seluruh nilai pinjaman yang diberikan termasuk
pembayaran bunganya. Semakin panjang waktu yang diberikan, maka beban
debitur dalam membayar angsuran akan semakin ringan/longgar.
5/10/2018 a - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 79/105
65
Tabel 5.11 Perbandingan Sebaran Jangka Waktu Pelunasan Kredit Responden
per Kategori
Jangka
Waktu
PelunasanKredit
(tahun)
Lancar Menunggak Total
Jumlah(orang)
Proporsi(%)
Jumlah(orang)
Proporsi(%)
Jumlah(orang)
Proporsi(%)
≤ 1 3 6,12 0 0,00 3 4,28
> 1 - 2 27 55,10 8 38,09 35 50,00
> 2 – 3 19 38,78 4 19,05 23 32,86
> 3 0 0,00 9 42,86 9 12,86
Total 49 100,00 21 100,00 70 100,00
Berdasarkan Tabel 5.11 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden
menerima kredit dengan jangka waktu pelunasan di atas satu hingga dua tahun
yakni sebesar 50,00 persen. Responden yang lancar dalam pengembalian kredit
sebagian besar menerima kredit dengan jangka waktu pelunasan di atas satu
hingga dua tahun yakni sebesar 55,10 persen, sedangkan responden yang
menunggak dalam pengembalian kredit sebagian besar menerima kredit dengan
jangka waktu pelunasan di atas tiga tahun yakni sebesar 42,86 persen.
c) Pengalaman Kredit
Pengalaman kredit merupakan frekuensi/intensitas nasabah KMU dalam
memperoleh pinjaman kredit dari lembaga keuangan. Pihak Bank Jabar Banten
tentunya akan memberikan kepercayaan lebih pada nasabah KMU yang telah
melunasi seluruh pinjaman kreditnya dengan lancar pada masa lalu.
Tabel 5.12 Perbandingan Sebaran Pengalaman Kredit Responden per Kategori
Pengalaman
Kredit
(kali)
Lancar Menunggak Total
Jumlah
(orang)
Proporsi
(%)
Jumlah
(orang)
Proporsi
(%)
Jumlah
(orang)
Proporsi
(%)
0 28 57,14 17 80,95 45 64,29
1 18 36,74 3 14,29 21 30,00
2 3 6,12 1 4,76 4 5,71
Total 49 100,00 21 100,00 70 100,00
5/10/2018 a - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 80/105
66
Berdasarkan Tabel 5.12 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden
belum pernah memiliki pengalaman dalam menerima kredit yakni sebesar 64,29
persen. Sebagian besar responden yang tergolong lancar maupun yang menunggak
dalam pengembalian kredit juga belum memiliki pengalaman kredit yakni sebesar
57,14 persen dari responden yang lancar dan 80,95 persen dari responden
menunggak.
d) Jaminan Kredit
Jaminan kredit yaitu aset pihak nasabah KMU yang dijanjikan kepada
kreditur jika nasabah KMU tidak dapat mengembalikan pinjaman tersebut.
Semakin besar nilai jaminan yang diberikan nasabah KMU pada saat penerimaan
kredit maka keseriusannya dalam mengembalikan kredit akan semakin tinggi juga
agar jaminannya kembali sehingga diharapkan mampu mengembalikan kredit
dengan lancar.
Tabel 5.13 Perbandingan Sebaran Jaminan Kredit Responden per Kategori
Jaminan
Kredit
(juta
rupiah)
Lancar Menunggak Total
Jumlah
(orang)
Proporsi
(%)
Jumlah
(orang)
Proporsi
(%)
Jumlah
(orang)
Proporsi
(%)
≤ 50 12 24,49 5 23,81 17 24,28
> 50 - 100 17 34,69 12 57,14 29 41,43
> 100 20 40,82 4 19,05 24 34,29
Total 49 100,00 21 100,00 70 100,00
Berdasarkan Tabel 5.13 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden
memiliki jaminan kredit di atas lima puluh juta rupiah yakni sebesar 75,72 persen
(41,43% + 34,29%). Sebagian besar responden yang tergolong lancar maupun
yang menunggak dalam pengembalian kredit juga memiliki jaminan kredit di atas
5/10/2018 a - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 81/105
67
lima puluh juta rupiah yakni sebesar 75,51 persen dari responden yang lancar dan
75,72 persen dari yang menunggak.
e) Tingkat Suku Bunga
Tingkat suku bunga yaitu persentase dari pokok utang yang dibayarkan
sebagai imbal jasa (bunga) dalam suatu periode tertentu. Semakin tinggi tingkat
suku bunga kredit maka beban angsuran bunga akan semakin tinggi juga yang
mengakibatkan peluang nasabah KMU dalam pengembalian kredit akan semakin
kecil.
Tabel 5.14 Perbandingan Sebaran Tingkat Suku Bunga Responden per Kategori
Tingkat
Suku Bunga
(%)
Lancar Menunggak Total
Jumlah
(orang)
Proporsi
(%)
Jumlah
(orang)
Proporsi
(%)
Jumlah
(orang)
Proporsi
(%)
16 49 100,00 13 61,90 62 88,57
16,5 0 0,00 8 38,10 8 11,43
Total 49 100,00 21 100,00 70 100,00
Berdasarkan Tabel 5.14 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden
meminjam kredit dengan tingkat suku bunga 16 persen yakni sebesar 88,57
persen. Sebagian besar responden yang tergolong lancar maupun menunggak
dalam pengembalian kredit juga meminjam kredit pada tingkat suku bunga 16
persen yakni sebesar 100 persen dari responden yang lancar dan 61,90 persen dari
responden yang menunggak.
5.2 Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Pengembalian
Kredit
Faktor-faktor yang diduga mempengaruhi nasabah dalam mengembalikan
Kredit Mikro Utama adalah jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, tanggungan
keluarga, pengalaman usaha, aset usaha, omzet usaha, total pendapatan usaha
5/10/2018 a - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 82/105
68
bersih, plafond kredit, jangka waktu pengembalian kredit, status nasabah,
pengalaman kredit, jaminan kredit, dan tingkat suku bunga. Variabel respon
dalam hal ini terdiri dari dua alternatif pilihan yaitu debitur yang lancar dalam
pengembalian angsuran pokok maupun bunga (1), dan debitur yang tidak lancar
dalam pengembalian angsuran pokok maupun bunga (0).
Berdasarkan output hasil pengolahan SPSS 13 dengan tingkat kepercayaan
90 persen (α = 0,1), nilai uji statistik G untuk model regresi logistik ini adalah
85,521 dengan nilai P 0,001. Hal ini berarti menolak H0 atau minimal ada satu
nilai β tidak sama dengan nol. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa minimal
ada satu variabel diantara jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, tanggungan
keluarga, pengalaman usaha, aset usaha, omzet usaha, total pendapatan, plafond
kredit, jangka waktu pengembalian kredit, status nasabah, pengalaman kredit,
jaminan kredit, dan tingkat suku bunga berpengaruh nyata terhadap pengembalian
Kredit Mikro Utama di Bank Jabar Banten KCP Dramaga.
Uji Goodness of Fit yang terdiri dari uji Hosmer-Lemeshow menunjukkan
bahwa semua nilai P sebesar 0,743 atau lebih besar dari 10 persen (α = 0,1). Hal
ini menunjukkan bahwa model yang diperoleh dari analisis regresi logistik sudah
fit . Hasil uji persentase kebenaran model menunjukkan kemampuan model dalam
memprediksi kebenaran dari sub kategori menunggak adalah sebesar 81 persen,
sedangkan untuk sub kategori lancar sebesar 98 persen, dan total persentase
kebenaran model dalam memprediksi data penelitian ini adalah sebesar 92,9
persen.
Hasil pengolahan regresi logistik mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi pengembalian Kredit Mikro Utama dapat dilihat pada Tabel 5.15.
5/10/2018 a - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 83/105
69
Tabel 5.15 Hasil Pengolahan Regresi Logistik Mengenai Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Pengembalian Kredit Mikro Utama pada BPD Jabar
Banten KCP DramagaVariabel Koefisien P-Value Odds Ratio
Jenis Kelamin (0) 1,706 0,224 5,50
Usia -0,171 0.040 0,843
Tingkat Pendidikan -0,504 0,087 0,604
Status Nasabah (0) -3,506 0,248 0,030
Tanggungan Keluarga -0,037 0,964 0,964
Pengalaman Usaha -25,376 0,999 0,000
Pengalaman Usaha (1) -25,740 0,999 0,000
Pengalaman Usaha (2) -25,586 0,999 0,000
Aset Usaha 0,000 0,377 1,000
Omzet Usaha -5,814 0,111 0,003
Omzet usaha (1) -3,275 0,225 0,038
Total Pendapatan -7,029 1,000 0,001
Total Pendapatan (1) -6,966 1,000 0,001
Plafond Pinjaman -13,012 1,000 0,000
Plafond Pinjaman (1) -8,100 1,000 0,000
Plafond Pinjaman (2) -1,480 0,441 0,228
Jangka Waktu Pelunasan -1,181 0,128 0,834
Pengalaman Kredit -1,304 0,562 0,271
Jaminan Kredit 0,000 0,018 1,000
Tingkat Suku Bunga (0) -17,131 1,000 0,000
Dari hasil pengolahan dengan menggunakan regresi logistik dapat
diketahui variabel-variabel yang berpengaruh nyata (signifikan) dan tidak
berpengaruh nyata (tidak signifikan) terhadap pengembalian tunggakan kredit
5/10/2018 a - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 84/105
70
mikro utama. Identifikasi variabel yang signifikan dapat dilihat dari nilai P
variabel yang bersangkutan. Bila nilai P suatu variabel lebih kecil dari 10 persen
(P < 0,1) maka variabel tersebut berpengaruh nyata terhadap pengembalian kredit
mikro utama. Demikian juga sebaliknya, jika nilai P suatu variabel lebih besar
dari 10 persen (P > 0,1) maka variabel tersebut tidak berpengaruh nyata terhadap
pengembalian kredit mikro utama.
Adapun variabel-variabel yang signifikan dari hasil analisis regresi logistik
adalah usia, tingkat pendidikan, dan jaminan kredit. Hal ini dapat dilihat dari nilai
P variabel-variabel tersebut dimana untuk variabel usia sebesar 0,039, variabel
tingkat pendidikan adalah sebesar 0,087, dan untuk variabel jaminan kredit
sebesar 0,018, dimana nilai P masing-masing variabel tersebut lebih kecil dari 10
persen (P < 0,1). Sedangkan variabel independen yang tidak signifikan
pengaruhnya bagi pengembalian kredit mikro utama adalah jenis kelamin,
tanggungan keluarga, pengalaman usaha, aset usaha, omzet usaha, total
pendapatan usaha bersih, plafond kredit, jangka waktu pengembalian kredit,
status debitur, pengalaman kredit, dan tingkat suku bunga. dimana nilai P dari
masing-masing variabel-variabel tersebut lebih besar dari 10 persen (P > 0,1).
5.2.1 Analisis Pengaruh Karakteristik Personal terhadap Tingkat
Pengembalian Kredit
Karakteristik personal yang diduga berpengaruh terhadap tingkat
pengembalian Kredit Mikro Utama terdiri dari varibel jenis kelamin, usia, tingkat
pendidikan, tanggungan keluarga, dan pengalaman usaha. Berdasarkan output
hasil olahan SPSS 13, pengaruh masing-masing variabel tersebut diuraikan
sebagai berikut:
5/10/2018 a - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 85/105
71
a. Variabel Jenis Kelamin
Seorang wanita biasanya lebih mengedepankan perasaan daripada pikiran
dalam melakukan suatu tindakan, sedangkan pria sebalikanya. Wanita juga
disinyalir lebih perhatian terhadap permasalahan utang dan dinilai memiliki
kesungguhan yang lebih dalam membayar angsuran kredit dibanding pria,
sehingga diduga bahwa perilaku pengembalian KMU (lancar maupun
menunggak) berkaitan dengan perbedaan jenis kelamin tersebut.
Didukung oleh penjelasan tersebut di atas, maka jenis kelamin wanita
diberi nilai 1 sebagai variabel dummy yang artinya mendukung kelancaran
pengembalian KMU dan jenis kelamin pria diberi nilai 0. Bardasarkan output
hasil olahan, ternyata variabel dummy jenis kelamin tidak memiliki pengaruh yang
nyata dalam kelancaran pengembalian kredit. Nilai P variabel jenis kelamin pria
lebih besar dari 10 persen (P > 0,1) yaitu sebesar 0,224 sehingga belum cukup
bukti untuk mengatakan bahwa jenis kelamin pria berpengaruh nyata pada
kelancaran pengembalian KMU.
b. Variabel Usia
Usia diduga berpengaruh positif terhadap kelancaran pengembalian kredit
karena usia yang lebih muda menunjukkan produktifitas yang lebih tinggi
dibanding dengan usia yang lebih tinggi yang mempengaruhi perkembangan
usaha ke arah yang lebih baik.
Nilai odds ratio variabel usia sebesar 0,843. Hal ini menandakan bahwa
peluang nasabah KMU yang berusia lebih tua satu tahun dalam mengembalikan
kredit dengan lancar adalah 0,843 kalinya dibandingkan dengan nasabah KMU
yang umurnya lebih muda (satu tahun), dengan asumsi variabel lainnya tetap.
5/10/2018 a - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 86/105
72
Atau dengan kata lain semakin tinggi usia nasabah KMU, maka peluang
mengembalikan KMU dengan lancar semakin kecil. Nilai P variabel usia sebesar
0,040 atau lebih kecil dari 10 persen. Hal ini menunjukkan bahwa sudah cukup
bukti untuk mengatakan bahwa veriabel usia berpengaruh nyata terhadap
pengembalian Kredit Mikro Utama.
c. Variabel Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan diduga berpengaruh positif terhadap kelancaran
pengembalian kredit karena semakin tinggi tingkat pendidikan nasabah
menunjukkan kemampuan manajerial yang semakin baik dalam pengelolaan
usaha.
Berdasarkan output hasil olahan didapat nilai nilai odds ratio tingkat
pendidikan sebesar 0,604. Hal ini menunjukkan peluang nasabah KMU yang
tingkat pendidikannya satu tingkat lebih tinggi dalam mengembalikan kredit
dengan lancar adalah 0,604 kalinya dibandingkan dengan nasabah KMU yang
tingkat pendidikannya lebih rendah (satu tingkat dibawah), dengan asumsi
variabel lainnya tetap. Atau dengan kata lain semakin tinggi tingkat pendidikan
nasabah KMU maka peluang mengembalikan KMU dengan lancar semakin kecil.
Nilai P variabel tingkat pendidikan sebesar 0.087 atau lebih kecil dari 10 persen,
sehingga sudah cukup bukti untuk menyatakan bahwa variabel tingkat pendidikan
berpengaruh nyata terhadap pengembalian Kredit Mikro Utama.
d. Variabel Status Nasabah
Nasabah KMU lama pastinya memiliki rekam jejak pengembalian kredit
dengan lancar di peminjaman sebelumnya sehingga diharapkan dapat
mengembalikan kredit dengan lancar dibanding dengan nasabah KMU yang baru
5/10/2018 a - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 87/105
73
meminjam kredit untuk pertama kalinya yang tentunya belum memiliki rekam
jejak dalam pengembalian kredit. Berdasarkan output hasil olahan didapat nilai P
variabel nasabah baru adalah 0,248 atau lebih besar dari 10 persen sehingga belum
cukup bukti untuk mengatakan bahwa variabel status nasabah baru berpengaruh
nyata dalam pengembalian kredit.
e. Variabel Tanggungan Keluarga
Banyaknya jumlah tanggungan dalam suatu keluarga akan mengakibatkan
bertambahnya biaya yang harus dikeluarkan dan pada akhirnya akan mengurangi
proporsi pendapatan yang sedianya dialokasikan untuk membayar kredit. Hal
tersebut tentunya dapat mengurangi kemampuan nasabah KMU dalam membayar
angsuran kredit. Nilai P variabel tanggungan keluarga sebesar 0,964 atau lebih
besar dari 0,1 sehingga dapat dikatakan bahwa variabel tanggungan keluarga tidak
berpengaruh nyata terhadap pengembalian Kredit Mikro Utama.
5.2.2 Analisis Pengaruh Karakteristik Usaha terhadap Tingkat
Pengembalian Kredit
Karakteristik usaha yang diduga berpengaruh terhadap tingkat
pengembalian Kredit Mikro Utama terdiri dari variabel pengalaman usaha, aset
usaha, omzet usaha, dan total pendapatan usaha. Berdasarkan output hasil olahan
SPSS 13, pengaruh masing-masing variabel tersebut diuraikan sebagai berikut:
a. Variabel Pengalaman Usaha
Pengalaman usaha menunjukkan kemapanan seseorang dalam
menjalankan suatu usaha. Semakin lama pengalaman usaha seseorang maka
kemampuannya dalam mengelola usaha akan semakin baik. Harapannya, semakin
lama usaha yang digeluti maka peluang keberhasilan usaha akan semakin besar
pula dan dengan sendirinya dapat menjamin kemampuan nasabah KMU dalam
5/10/2018 a - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 88/105
74
mengembalikan kredit. Nilai P variabel pengalaman usaha lebih besar dari 0,1
yakni 0,999 sehingga belum cukup bukti untuk menyatakan bahwa variabel
pengalaman usaha berpengaruh nyata pada kelancaran pengembalian Kredit
Mikro Utama.
b. Variabel Aset
Aset usaha menunjukkan kemampuan membayar dan menalangi suatu
pinjaman sehingga nasabah KMU yang memiliki aset usaha yang besar dinilai
mampu mengembalikan KMU dengan lancar dibandingkan dengan nasabah KMU
yang aset usahanya lebih kecil. Nilai P variabel aset sebesar 0,377 atau lebih besar
dari 0,1 sehingga dapat dikatakan bahwa variabel aset usaha tidak berpengaruh
nyata terhadap pengembalian Kredit Mikro Utama.
c. Variabel Omzet Usaha
Semakin tinggi omzet usaha yang dimiliki nasabah KMU tentunya akan
meningkatkan keseluruhan jumlah penjualan usahanya dalam kurun waktu
tertentu sehingga diharapkan mampu mengembalikan kredit dengan lancar. Nilai
P variabel omzet usaha lebih besar dari 0,1 yakni masing-masing per kategori
sebesar 0,279, 0,111, dan 0,225. Hal ini menandakan bahwa variabel omzet usaha
tidak signifikan dalam pengembalian kredit.
d. Total Pendapatan Usaha
Pendapatan merupakan sumber pemenuhan kebutahan hidup bagi pelaku
usaha dan keluarganya. Semakin tinggi total pendapatan usaha seseorang maka
semakin tinggi pula kemampuannya dalam memenuhi kebutuhan. Kaitannya
dalam pengembalian kredit ialah dengan tingginya total pendapatan usaha nasabah
KMU maka kemampuannya dalam mengembalikan KMU dengan lancar akan
5/10/2018 a - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 89/105
75
terjamin. Nilai P variabel total pendapatan usaha lebih besar dari 1 yakni 1,000.
Hal ini menandakan bahwa variabel total pendapatan usaha tidak berpengaruh
nyata dalam pengembalian Kredit Mikro Utama.
5.2.3 Analisis Pengaruh Karakteristik Kredit terhadap Tingkat
Pengembalian Kredit
Karakteristik kredit yang diduga berpengaruh terhadap tingkat
pengembalian Kredit Mikro Utama terdiri dari varibel plafond pinjaman, jangka
waktu pelunasan. pengalaman kredit, jaminan kredit, dan tingkat suku bunga.
Berdasarkan output hasil olahan SPSS 13, pengaruh masing-masing variabel
tersebut diuraikan sebagai berikut:
a. Variabel Plafond Pinjaman
Besarnya plafond kredit yang diberikan oleh bank tergantung dari jumlah
permintaan dan penilaian kemampuan pembayaran seorang debitur. Namun,
jumlah plafond yang besar juga akan mengakibatkan beban angsuran yang besar
pula bagi nasabah KMU dalam pelunasannya sehingga menimbulkan resiko
terhambatnya pengembalian KMU. Nilai P variabel plafond pinjaman semuanya
di atas 10 persen yakni masing-masing per kategori sebesar 1,000, 1,000, dan
0,441 sehingga variabel plafond pinjaman tidak berpengaruh nyata terhadap
pengembalian kredit.
b. Variabel Jangka Waktu Pelunasan
Jangka waktu pelunasan kredit merupakan waktu jatuh tempo seorang
debitur dalam membayar seluruh nilai pinjaman yang diberikan termasuk
pembayaran bunganya. Semakin panjang waktu yang diberikan maka beban
nasabah KMU dalam membayar angsuran akan semakin ringan/longgar. Nilai P
variabel jangka waktu pelunasan adalah 0,128 atau lebih besar dari 0,1. Hal ini
5/10/2018 a - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 90/105
76
menandakan bahwa variabel jangka waktu pelunasan tidak berpengaruh nyata
terhadap pengembalian Kredit Mikro Utama.
c. Variabel pengalaman kredit
Pengalaman kredit merupakan frekuensi/intensitas debitur dalam
memperoleh pinjaman kredit dari lembaga keuangan. Pihak Bank Jabar Banten
tentunya akan memberikan kepercayaan lebih pada nasabah KMU yang telah
melunasi seluruh pinjaman kreditnya dengan lancar pada masa lalu. Berdasarkan
output hasil olahan didapat nilai P variabel pengalaman kredit adalah 0,562 atau
lebih besar dari 10 persen sehingga belum cukup bukti untuk mengatakan bahwa
variabel pengalaman kredit berpengaruh nyata terhadap pengembalian KMU.
d. Variabel Jaminan Kredit
Jaminan kredit yaitu aset pihak debitur yang dijanjikan kepada kreditur
jika debitur tidak dapat mengembalikan pinjaman tersebut. Semakin besar nilai
jaminan yang diberikan nasabah KMU pada saat penerimaan kredit maka
keseriusannya dalam mengembalikan KMU akan semakin tinggi juga agar
jaminannya kembali sehingga diharapkan mampu mengembalikan KMU dengan
lancar.
Nilai odds ratio variabel jaminan adalah 1,000. Hal ini menandakan bahwa
peluang nasabah dengan jaminan yang nilainya besar dalam mengembalikan
kredit dengan lancar adalah sama dengan peluang nasabah yang nilai jaminan
kreditnya lebih kecil kecil atau dengan kata lain menandakan bahwa besar
kecilnya nilai jaminan yang diberikan nasabah pada saat penerimaan kredit tidak
dapat dijadikan patokan dalam pengembalian kredit dengan lancar. Nilai P
variabel jaminan adalah 0,018 atau di atas 10 persen sehingga sudah cukup bukti
5/10/2018 a - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 91/105
77
untuk mengatakan bahwa variabel jaminan berpengaruh nyata terhadap
pengembalian KMU.
e. Variabel tingkat suku bunga
Tingkat suku bunga yaitu persentase dari pokok utang yang dibayarkan
sebagai imbal jasa (bunga) dalam suatu periode tertentu. Semakin tinggi tingkat
suku bunga kredit maka beban angsuran bunga akan semakin tinggi juga yang
mengakibatkan peluang nasabah KMU dalam pengembalian kredit akan semakin
kecil. Berdasarkan output hasil olahan didapat nilai P variabel tingkat suku bunga
16,5 persen adalah 1,00 atau lebih besar dari 0,1 sehingga dapat dikatakan bahwa
variabel tingkat suku 16,5 persen bunga tidak berpengaruh pada tingkat
pengembalian Kredit Mikro Utama.
.
5/10/2018 a - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 92/105
78
III. PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Dari penelitian yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Tingkat Pengembalian Kredit Mikro PT BPD Jabar Banten KCP
Dramaga” yang telah dilakukan dapat ditarik beberapa kesimpulan yakni:
1. Faktor-faktor yang secara nyata dan signifikan berpengaruh terhadap
pengembalian Kredit Mikro Utama Bank Jabar Banten KCP Dramga ialah
variabel usia, tingkat pendidikan, dan jaminan .
2. Variabel usia dan tingkat pendidikan berpengaruh negatif terhadap
kelancaran pengembalian Kredit Mikro Utama Bank Jabar Banten KCP
Dramaga sedangkan besar kecilnya nilai jaminan kredit tidak berpengaruh
terhadap kelancaran pengembalian Kredit Mikro Utama Bank Jabar Banten
KCP Dramaga.
6.2 Saran
1. Merpertimbangkan odds ratio dari variabel usia dan tingkat pendidikan
maka penyaluran Kredit Mikro Utama dapat difokuskan terhadap nasabah
yang umurnya lebih muda dengan tingkat pendidikan yg lebih rendah.
2. Terkait dengan tidak berpengaruhnya variabel jaminan dalam kelancaran
pengembalian kredit maka hendaknya pihak Bank Jabar Banten KCP
Dramaga tidak menjadikan besarnya jaminan kredit sebagai syarat penting
dalam penyaluran Kredit Mikro Utama.
5/10/2018 a - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 93/105
79
DAFTAR PUSTAKA
Alamsyah, T. 2007. Analisis Faktor-Faktor yang Menpengaruhi Tingkat
Pengembalian Kredit Macet pada Kredit Usaha Pedesaan (Kupedes) Sektor
Agribisnis di BRI Unit Ciomas. [skripsi]. Fakultas Ekonomi dan
Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Asih. 2007. Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Pengembalian Kredit
Pengusaha Kecil dalam Program Kemitraan Corporate Social
Responsibility (Studi Kasus pada PT. Telkom Divre II Jakarta). [skripsi].
Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Badan Pusat Statistik. 2008. Berbagai terbitan. Faktor-Faktor yang MenghambatPerkembangan UMKM. Jakarta.
Juanda, B. 2007. Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisinis. IPB Press, Bogor.
Dendawijaya, L. 2000. Manajemen Perbankan. Ghalia Indonesia, Jakarta.
Hermawan. 2007. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan
Pengembalian Kredit Umum Pedesaan (Kupedes) untuk Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah di Kabupaten Bogor (Kasus di BRI Unit Leuwiliang) .
[skripsi]. Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor,
Bogor.
Kasmir. 2008. Mananjemen Perbankan. Raja Grafindo Perkasa, Jakarta.
Kementerian Negara Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah. 2009. Berbagai
Terbitan. Statistik UMKM Indonesia. Jakarta.
Muhammamah. 2008. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat
Pengembalian Kredit oleh UMKM (Studi Kasus Nasabah Kupedes PT.
Bank Rakyat Indonesia, Tbk (Persero) Unit Cigudeg, Cabang Bogor).
[skripsi]. Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor,Bogor.
Nachrowi, D. dan Usman, H. 2006. Pendekatan Populer dan Praktis
Ekonometrika Untuk Analis Ekonomi dan Keuangan. Lembaga Penerbit
Universitas Indonesia, Jakarta.
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten. 2009. Berbagai Terbitan.
Statistik Penyaluran Kredit Mikro Utama. Bandung.
5/10/2018 a - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 94/105
80
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Kantor Cabang Pembantu
Dramaga. 2009. Berbagai Terbitan. Data Debitur Kredit Mikro Utama.
Bogor.
Suyatna, et al. 2007. Dasar-Dasar Perkreditan. Gramedia Pustaka Utama,Jakarta.
Triandaru, S. dan Budisantoso, T. 2006. Bank dan Lembaga keuangan Lainnya.
Salemba Empat, Jakarta.
Trihendradi, C. 2008. Step by Step SPSS. Andi Offset, Yogyakarta.
Winarno,W.W. 2007. Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan E-Views.
Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN, Yogyakarta.
5/10/2018 a - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 95/105
81
LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuisioner Nasabah Responden Kredit Mikro Utama Bank Jabar
Banten KCP Dramaga
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
TINGKAT PENGEMBALIAN KREDIT MIKRO
(STUDI KASUS : PT BPD JABAR BANTEN KCP DRAMAGA)
5/10/2018 a - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 96/105
82
DATA KARAKTERISTIK RESPONDEN
A. Aspek Umum
1. Data Pemohon
Nama :
Alamat :
Jenis Kelamin : a. Pria b. Wanita
Usia : .........................................................................tahun
Tingkat Pendidikan : a. Tidak Sekolah
b. SD
c. SMP/Sederajatd. SMA/Sederajat
e. Diploma
f. Sarjana
g. Lainnya, ...............................................................
Status : a. Menikah b. Belum Menikah
Tanggungan Keluarga : .........................................................................orang
Bidang Usaha
a. Usaha Pokok : ..................................................................................
b. Usaha Lainnya : a. Ada
b. Tidak Ada
2. Data Kredit
Jenis Kredit : a. Kredit Mikro Utama Kelompok
b. Kredit Mikro Utama Individu
c. Kredit Mikro Utama Jabar Banten
Jenis Kredit Berdasarkan Keperluan Penggunaannya
: a. Kredit Modal Kerja
b. Kredit Investasi
Besarnya Kredit yang Diperoleh : ........................................................rupiah
Memperoleh Kredit : bulan..............................tahun..................
Jangka Waktu Kredit : .........................................................bulan
Tingkat Suku Bunga : ...............................................................%
Tujuan Penggunaan : ..................................................................
3. Hubungan Dengan Bank
Status Sebagai Nasabah BPD Jabar Banten (Saat Mengajukan Kredit) :
a. Baru b. Lama
Pengalaman Menerima Kredit di BPD Jabar Banten : ..............................kali
Pengalaman Menerima Kredit di Bank Lain :
5/10/2018 a - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 97/105
83
a. Pernah b. Belum Pernah
B. Aspek Organisasi dan Manajemen
Pengalaman Usaha : ................................................................tahun
Pengelolaan Usaha : a. Dengan Karyawan
b. Tanpa Karyawan
C. Aspek Teknis dan Pemasaran
Asset Usaha : ...............................................................rupiah
Omzet/Penjualan : ................................................rupiah/perbulan
Pengambilan keuntungan : ......................................................................%
Faktor Saingan : a. Ada Saingan
b. Belum Ada Saingan
D. Aspek Keuangan
Laba Kotor Usaha : .....................................................rupiah/bulan
Biaya Usaha : .....................................................rupiah/bulan
Pendapatan Bersih Usaha : .....................................................rupiah/bulan
Pendapatan Di Luar Usaha : .....................................................rupiah/bulan
Total Pendapatan : .....................................................rupiah/bulan
E. Aspek Jaminan
Total Nilai Jaminan : ..........................................................rupiahTotal Nilai Likuidasi Jaminan : ..........................................................rupiah
5/10/2018 a - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 98/105
Lampiran 2. Tabel Hasil Data Kuisioner Nasabah Responden Kredit Mikro Utama Bank Jabar Banten KC
OBSERV KOLEK JKLM USIA
TK_
PDK
STTS_
NSBH JLH_TGGN
PNGLMN_
USH ASET_USH
OMZET_
USH
TTL_PN
DPTN
PLFND_
PNJM
1 1 0 33 12 0 2 1 260.000.000 1 2 1
2 1 0 32 16 0 4 0 25.000.000 0 1 2
3 1 0 53 6 1 5 1 72.000.000 1 1 2
4 1 1 42 12 0 4 0 150.000.000 2 2 1
5 1 0 45 12 0 4 1 80.000.000 2 2 1
6 1 0 47 12 0 4 2 80.000.000 2 2 1
7 1 0 38 12 0 2 2 57.000.000 0 0 3
8 1 0 44 9 1 6 0 75.000.000 1 2 1
9 1 0 57 6 0 0 0 50.000.000 1 2 1
10 1 1 42 12 1 2 1 25.000.000 1 0 3
11 1 0 39 6 1 3 2 120.000.000 1 1 2
12 1 0 48 9 1 3 2 80.000.000 1 2 1
13 1 0 53 12 1 2 0 250.000.000 1 2 1
14 1 0 43 9 0 3 0 102.500.000 1 2 1
15 1 1 37 12 1 3 0 15.000.000 1 0 3
16 1 0 35 9 1 3 0 10.000.000 1 0 3
17 1 0 26 15 0 0 0 65.000.000 1 2 0
18 1 0 36 12 1 2 1 120.000.000 1 2 0
19 1 0 39 12 1 3 2 175.000.000 1 2 1
20 1 0 48 6 0 4 0 35.000.000 1 1 2
5/10/2018 a - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 99/105
OBSERV KOLEK JKLM USIA
TK_
PDK
STTS_
NSBH JLH_TGGN
PNGLMN_
USH ASET_USH
OMZET_
USH
TTL_PN
DPTN
PLFND_
PNJM
21 1 0 45 6 0 4 0 40.000.000 1 0 3
22 1 0 31 12 1 1 0 20.000.000 1 0 3
23 1 0 37 9 0 3 1 30.000.000 1 0 3
24 1 1 59 12 1 4 1 20.000.000 1 0 3
25 1 0 33 16 0 2 0 45.000.000 1 0 3
26 1 0 47 12 1 3 0 50.000.000 1 2 1
27 1 1 49 6 0 4 0 25.000.000 1 1 2
28 1 0 38 6 1 2 0 50.000.000 1 0 3
29 1 0 66 9 1 5 1 150.000.000 1 2 1
30 1 0 38 16 0 2 0 60.000.000 1 2 1
31 1 1 37 12 1 3 2 275.000.000 1 2 0
32 1 0 35 12 1 2 1 190.000.000 2 2 1
33 1 0 37 12 0 2 0 50.000.000 1 1 2
34 1 0 60 12 1 3 0 120.000.000 1 1 2
35 1 0 34 12 0 1 1 15.000.000 1 1 3
36 1 0 59 6 0 5 1 70.000.000 1 2 1
37 1 0 43 12 1 2 0 75.000.000 1 1 2
38 1 0 39 6 1 3 1 120.000.000 2 2 0
39 1 1 35 9 0 3 0 30.000.000 1 1 2
40 1 0 37 12 1 2 0 50.800.000 1 1 2
41 1 0 58 9 0 3 0 50.000.000 1 1 2
5/10/2018 a - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 100/105
OBSERV KOLEK JKLM USIA
TK_
PDK
STTS_
NSBH JLH_TGGN
PNGLMN_
USH ASET_USH
OMZET_
USH
TTL_PN
DPTN
PLFND_
PNJM
42 1 1 43 6 0 7 0 52.800.000 1 0 3
43 1 1 46 6 0 4 0 81.000.000 0 0 3
44 1 0 57 6 1 3 2 300.000.000 1 2 1
45 1 1 23 12 0 0 0 59.900.000 1 0 3
46 1 0 37 12 0 1 0 20.500.000 1 0 2
47 1 0 36 12 0 2 0 20.000.000 1 1 2
48 1 1 30 12 1 2 1 60.000.000 1 0 3
49 1 1 46 12 1 4 1 150.000.000 1 0 2
50 0 0 58 12 1 2 0 100.000.000 1 2 1
51 0 0 60 12 0 2 0 174.240.000 1 1 1
52 0 0 34 9 0 1 0 175.000.000 1 1 1
53 0 1 47 12 0 3 0 80.000.000 1 0 3
54 0 1 56 9 1 2 0 85.000.000 1 1 2
55 0 0 41 12 0 3 0 50.880.000 0 0 3
56 0 1 41 12 0 0 0 72.800.000 1 1 1
57 0 0 42 9 1 3 0 35.000.000 1 1 2
58 0 0 39 16 0 3 0 180.000.000 1 1 1
59 0 0 43 12 0 3 0 53.600.000 1 2 1
60 0 0 51 9 0 4 2 200.000.000 2 2 0
61 0 1 45 6 0 3 0 95.000.000 1 1 2
62 0 0 40 9 0 3 0 150.000.000 1 2 1
5/10/2018 a - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 101/105
OBSERV KOLEK JKLM USIA
TK_
PDK
STTS_
NSBH JLH_TGGN
PNGLMN_
USH ASET_USH
OMZET_
USH
TTL_PN
DPTN
PLFND_
PNJM
63 0 0 31 9 0 2 0 180.000.000 1 1 1
64 0 0 43 12 0 3 0 80.000.000 1 1 1
65 0 0 43 9 0 4 0 28.000.000 1 0 2
66 0 0 37 9 0 1 0 140.000.000 1 1 1
67 0 1 44 12 1 5 2 50.000.000 1 1 2
68 0 0 44 12 0 3 0 70.200.000 1 0 3
69 0 0 46 12 1 3 1 69.400.000 1 2 1
70 0 0 39 12 0 2 0 37.500.000 1 1 2
KETERANGAN :
Kolektibilitas, 1 = Lancar ; 0 = Menunggak
Jenis Kelamin, 1 = Wanita ; 0 = Pria
Status Nasabah, 1 = Nasabah Lama ; 0 = Nasabah Baru
Pengalaman Usaha, 2 = > 16 tahun ; 1 = 8-16 tahun : 0 = < 8 tahun
Omzet Usaha, 2 = > Rp 85 juta ; 1 = Rp 8,5 juta ; 0 = < Rp 8,5 juta
Total Pendapatan, 2 = > Rp 2,5 juta ; 1 = Rp 1-2,5 juta ; 0 = < Rp 1 jutaPlafond Kredit, 3 = Rp < 10 juta ; 2 = Rp 10-25 juta ; 1 = Rp 25-50 juta ; 0 = > 50 juta
Tingkat Suku Bunga, 1 = 16% ;0 = 16,5%
5/10/2018 a - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 102/105
88
Lampiran 3. Hasil Pengolahan Data dengan Metode Analisis Regresi Logistik
Biner
Case Processing Summary
70 100,0
0 ,0
70 100,0
0 ,0
70 100,0
Unweighted Casesa
Included in Analysis
Missing Cases
Total
Selected Cases
Unselected Cases
Total
N Percent
If weight is in effect, see classification table for the total
number of cases.
a.
Dependent Variable Encoding
0
1
Original Valuenunggak
lancar
Internal Value
Categorical Variables Codings
5 1,000 ,000 ,00027 ,000 1,000 ,000
20 ,000 ,000 1,000
18 ,000 ,000 ,000
46 1,000 ,000 ,000
14 ,000 1,000 ,000
9 ,000 ,000 1,000
1 ,000 ,000 ,000
4 1,000 ,000
60 ,000 1,000
6 ,000 ,000
20 1,000 ,00025 ,000 1,000
25 ,000 ,000
41 1,000
29 ,000
8 1,000
62 ,000
53 1,000
17 ,000
> 50 juta25 - 50 juta
10 - 25 juta
< 10 juta
PLAFOND
1 - 8 tahun
8 - 16 tahun
> 18 tahun
10,00
PNGLMNUSH
< = 8,5 juta
8,5 - 85 juta
> 85 juta
OMZET
<= 1 juta1 - 2,5 juta
> 2,5 juta
TOTALPNDPTN
nasabah baru
nasabah lama
STTSNSBH
16,5%
16%
SKBNGA
pria
wanita
JNKLMN
Frequency (1) (2) (3)
Parameter coding
5/10/2018 a - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 103/105
89
Block 0: Beginning Block
Block 1: Method = Enter
Variables in the Equation
,847 ,261 10,553 1 ,001 2,333ConstantStep 0B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Variables not in the Equationa
,004 1 ,951
,559 1 ,455
,340 1 ,560
3,838 1 ,050
,549 1 ,459
5,997 3 ,112
5,326 1 ,021
4,354 1 ,037
,298 1 ,585
,860 1 ,354
,635 2 ,728
,051 1 ,822
,556 1 ,456
6,000 2 ,050
1,333 1 ,2486,000 1 ,014
3,245 3 ,355
,256 1 ,613
2,415 1 ,120
,000 1 1,000
17,412 1 ,000
2,609 1 ,106
2,067 1 ,151
21,075 1 ,000
JNKLMN(1)
USIA
TKPNDDKN
STTSNSBH(1)
TANGGUNGAN
PNGLMNUSH
PNGLMNUSH(1)
PNGLMNUSH(2)
PNGLMNUSH(3)
ASET
OMZET
OMZET(1)
OMZET(2)
TOTALPNDPTN
TOTALPNDPTN(1)
TOTALPNDPTN(2)
PLAFOND
PLAFOND(1)
PLAFOND(2)
PLAFOND(3)
JKWAKTU
PNGLMNKRDT
JAMINAN
SKBNGA(1)
VariablesStep
0
Score df Sig.
Residual Chi-Squares are not computed because of redundancies.a.
Omnibus Tests of Model Coefficients
52,547 20 ,000
52,547 20 ,000
52,547 20 ,000
Step
Block
Model
Step 1
Chi-square df Sig.
5/10/2018 a - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 104/105
90
Model Summary
32,974
a
,528 ,749
Step1
-2 Log
likelihood
Cox & Snell
R Square
Nagelkerke
R Square
Estimation terminated at iteration number
20 because maximum iterations has been
reached. Final solution cannot be found.
a.
Hosmer and Lemeshow Test
5,132 8 ,743
Step1
Chi-square df Sig.
Classification Tablea
17 4 81,0
1 48 98,0
92,9
Observednunggak
lancar
KOLEK
Overall Percentage
Step 1nunggak lancar
KOLEK Percentage
Correct
Predicted
The cut value is ,500a.
5/10/2018 a - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a5571fcfc4979599169984866 105/105
91
Variables in the Equation
1,706 1,401 1,481 1 ,224 5,505
-,171 ,083 4,222 1 ,040 ,843-,504 ,295 2,929 1 ,087 ,604
-3,506 3,035 1,334 1 ,248 ,030
-,037 ,516 ,005 1 ,944 ,964
1,391 3 ,708
-25,376 40193,004 ,000 1 ,999 ,000
-25,740 40193,004 ,000 1 ,999 ,000
-28,586 40193,005 ,000 1 ,999 ,000
,000 ,000 ,782 1 ,377 1,000
2,554 2 ,279
-5,814 3,647 2,542 1 ,111 ,003
-3,275 2,698 1,474 1 ,225 ,038,001 2 ,999
-7,029 41578,404 ,000 1 1,000 ,001
-6,966 41578,404 ,000 1 1,000 ,001
3,658 3 ,301
-13,012 41578,404 ,000 1 1,000 ,000
-8,100 41578,404 ,000 1 1,000 ,000
-1,480 1,920 ,594 1 ,441 ,228
-,181 ,119 2,312 1 ,128 ,834
-1,304 2,248 ,337 1 ,562 ,271
,000 ,000 5,553 1 ,018 1,000
-17,131 40192,986 ,000 1 1,000 ,000
53,024 57829,452 ,000 1 ,999 1E+023
JNKLMN(1)
USIATKPNDDKN
STTSNSBH(1)
TANGGUNGAN
PNGLMNUSH
PNGLMNUSH(1)
PNGLMNUSH(2)
PNGLMNUSH(3)
ASET
OMZET
OMZET(1)
OMZET(2)TOTALPNDPTN
TOTALPNDPTN(1)
TOTALPNDPTN(2)
PLAFOND
PLAFOND(1)
PLAFOND(2)
PLAFOND(3)
JKWAKTU
PNGLMNKRDT
JAMINAN
SKBNGA(1)Constant
Step
1a
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Variable(s) entered on step 1: JNKLMN, USIA, TKPNDDKN, STTSNSBH, TANGGUNGAN,
PNGLMNUSH, ASET, OMZET, TOTALPNDPTN, PLAFOND, JKWAKTU, PNGLMNKRDT, JAMI
SKBNGA.
a.