9
A. Pengertian Terapi oksigen adalah memasukkan oksigen tambahan dari luar ke paru melalui saluran pernafasan dengan menggunakan alat sesuai kebutuhan. ( Standar PelayananKeperawatan di ICU, Dep.Kes. RI, 2005 ). Terapi oksigen pertama kali dipakai dalam bidang kedokteran pada tahun 1800 oleh thomas Beddoes, kemudian dikembangkan oleh Alvan Barach pada tahun 1920 untuk pasien dengan hipoksemia dan penyakit paru obstruktif kronik. Terapi oksigen adalah pemberian oksigen lebih dari udara atmosfer atau FiO2 > 21%. B. Pemberian Oksigen Dilakukan Dengan Dua Metode 1. Sistem aliran rendah Pemberian oksigen dengan menggunakan sistem ini ditujukan pada pasien yang membutuhkan oksigen tetapi masih mampu bernafas normal, karena tehnik sistem ini menghasilkan FiO2 yang bervariasi atau tidak konstan, sangat dipengaruhi oleh aliran, reservior, dan pola nafas pasien. Contoh pemberian oksigen dengan aliran rendah sebagai berikut: a. Nasal kanula,diberikan dengan kontinu aliran 1-6 liter/menit dengan konsentrasi oksigen 24-44%. b. Sungkup muka sederhana (simple mask), diberikan kontinu atau selang-seling 5-10 liter/menitdengan konsentrasi oksigen 40- 60%

DocumentA

Embed Size (px)

DESCRIPTION

a

Citation preview

A.PengertianTerapi oksigen adalah memasukkan oksigen tambahan dari luar ke paru melalui saluran pernafasan dengan menggunakan alat sesuai kebutuhan. ( Standar PelayananKeperawatan di ICU, Dep.Kes. RI, 2005 ). Terapi oksigen pertama kali dipakai dalam bidang kedokteran pada tahun 1800 oleh thomas Beddoes, kemudian dikembangkan oleh Alvan Barach pada tahun 1920 untuk pasien dengan hipoksemia dan penyakit paru obstruktif kronik. Terapi oksigen adalah pemberian oksigen lebih dari udara atmosfer atau FiO2 > 21%.B.Pemberian Oksigen Dilakukan Dengan Dua Metode1.Sistem aliran rendahPemberian oksigen dengan menggunakan sistem ini ditujukan pada pasien yang membutuhkan oksigen tetapi masih mampu bernafas normal, karena tehnik sistem ini menghasilkan FiO2 yang bervariasi atau tidak konstan, sangat dipengaruhi oleh aliran, reservior, dan pola nafas pasien.Contoh pemberian oksigen dengan aliran rendah sebagai berikut:a.Nasal kanula,diberikan dengan kontinu aliran 1-6 liter/menit dengan konsentrasi oksigen 24-44%.b.Sungkup muka sederhana (simple mask), diberikan kontinu atau selang-seling 5-10 liter/menitdengan konsentrasi oksigen 40-60%c.Sungkup muka dengan kantonrebreathing.Sungkup ini memiliki kantong yang terus mengembang baik pada saat inspirasi dan ekspirasi. Pada pasien inspirasi, oksigen masuk dari sungkup melalui lubang antara sungkup dan kantong reservior, ditambah oksigen dari udara kamar yang masuk dalam lubang ekspirasi pada kantong. Aliran oksigen 8-12 liter/menit, dengan konsentrasi 60-80%d.Sungup muka dengan kantongnon-rebreathing. Sunkup ini mempunyai 2 katup; 1 aktup terbuka pada saat inspirasi dan tertutup pada saat ekspirasi, dan satu katup yang fungsinya mencegah udara kamar masuk pada saat inspirasi dan membuka pada saat ekspirasi. Pemberian oksigen dengan aliran 10-20 liter/menit, konsentrasi oksigen 80-100%.

2.Sistem aliran tinggiSistem ini memungkinkan pemberian oksigen dengan FiO2 lebih stabil dan tidak pernahterpengaruh oleh tipe pernapasan, sehingga dapat menambah konsentrasi oksigen yang lebih tepat dan teratur. Contoh dari sistem aliran tinggi adalah denganventury maskatau sungkup muka denganventurydengan aliran sekitar 2-15 liter/menit. Prinsip pemberian oksigen denganventuryadalah oksigen yang menuju sungkup diatur dengan alat yang memungkinkan konsentrasi dapat diatur sesuai dengan warna alat, misalnya: warna biru 24%, putih 28%, jingga (oranye)31%, kuning 35%, merah 40%, dan hijau 60%.

C.Tujuan Pemasangan1.Mengatasi hypoxemia/hipoksia2.Untuk mempertahankan metabolisme3.Sebagai tindakan pengobatan4.Indikasi1.Penderita dengan kelumpuhan otot pernafasan2.Penderita dengan narkose umum3.Penderita dengan trauma paru4.Hypoxia/hipoxemia5.Hal-hal yang perlu diperhatikan1.Perhatikan reaksi klien sebelum dan sesudah pemberian O22.Penggunaan nasal kateter hendaknya diganti tiap 8 jam3.Hindari tindakan yang dapat mengganggu kenyamanan pasien4.Jauhkan dari hal-hal yang dapat membahayakan5.Harus selalu menggunakan humidifier untuk menghindariiritasi selaput lender pernafasan6.Tidak boleh lebih dari 6 liter7.Berikan O2 sesuai intruksi dokterhttp://kuliahiskandar.blogspot.com/2014/01/laporan-pendahuluan-terapi-oksigen_13.htmlII.DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCULBeberapa diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada klien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi antara lain:1. Pola nafas tidak efektif b.d., kelelahan otot pernafasan, cemas, nyeri, disfungsi neuromuskular, penurunan energi2. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d. spasme jalan nafas.3. Gangguan pertukaran gas b.d. ketidakseimbangan perfusi ventilasi, perubahan membran kapiler alveolar.

PENATALAKSANAAN KEPERAWATANPola nafas tidak efektif b.d. kelelahan otot pernafasan, cemas, nyeri, disfungsi neuromuskular, penurunan energi.NOC: Status respirasi ventilasi, dengan kriteria hasil klien:Memiliki RR dalam batas normalMampu inspirasi dalamMemiliki dada yang mengembang secara simetrisDapat bernafas dengan mudahTidak menggunakan otot-otot tambahan dalam bernafasTidak mengalami dispneaTidak mengalami ortopneaNIC:Respiratory monitoringMonitor rata-rata, irama, kedalamn dan usaha respirasiPerhatikan pergerakan dada, amati kesemetrisan, penggunaan oto-otot aksesoris, dan retraksi otot supraklavikuler dan interkostalMonitor respirasi yang berbunyi, seperti mendengkurMonitor pola pernafasan: bradipneu, takipneu, hiperventilasi, respirasiKussmaul, respirasiCheyne-Stokes, dan apneustik Biot dan pola taxicPerhatikan lokasi trakeaMonitor peningkatan ketidakmampuan istirahat, kecemasan, dan haus udara, perhatikan perubahan pada SaO2, SvO2, CO2akhir-tidal, dan nilai gas darah arteri (AGD), dengan tepatPosisikan pasien on sideMonitor kualitas dari nadiMonitor suhu, warna, dan kelembaban kulit.

Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d. spasme jalan nafas.NOC: Kepatenan jalan nafas, dengan kriteria hasil klien:Tidak mengalami demamTidak mengalami kecemasanTidak tersedakMemiliki RR dalam batas normalMemiliki irama pernafasan yang normalMampu mengeluarkan sputum dari jalan nafasBebas dari suara nafas tambahanNIC:Airway suctioningTentukan kebutuhansuctionoral dan atau trakhealAuskultasi suara nafas sesudah dan sebelum melakukan saksionInformasikan kepada klien dan keluarga tentang saksionGunakan perlindungan universal

Pasang nasal kanul selama dilakukan saksionMonitor status oksigen pasien (tingkat SaO2dan SvO2) dan status hemodinamik (tingkat MAP[mean arterial pressure]dan irama jantung) segera sebelum, selama dan setelah saksionPerhatikan tipe dan jumlah sekresi yang dikumpulkan

Gangguan pertukaran gas b.d. ketidakseimbangan perfusi ventilasi, perubahan membran kapiler alveolarNOC: Status respirasi pertukaran gas, dengan kriteria hasil klien:Memiliki mental status yang normalDapat bernafas dengan mudahTidak mengalami dispneaTidak mengalami sianosisTidak mengalami somnolenMemiliki PaO2dan PaCO2dalam batas normalMemiliki pH arteri dalam batas normalMemiliki saturasi O2dalam batas normalMemiliki perfusi ventilasi yang seimbangNIC:Airway managementPosisikan klien untuk memaksimalkan potensi ventilasinya.Identifikasi kebutuhan klien akan insersi jalan nafas baik aktual maupun potensial.Lakukan terapi fisik dadaAuskultasi suara nafas, tandai area penurunan atau hilangnya ventilasi dan adanya bunyi tambahanMonitor status pernafasan dan oksigenasi, sesuai kebutuhanC. MANIFESTASI KLINIS Tanda dan gejala yang ditemukan antara lain: a. Batuk yang sering dan menghasilkan lendir b. Kekurangan tenaga c. Suara mencuit-cuit ketika bernapas, yang mungin atau mungkin tidak hadir d. Demam, yang mungkin atau mungkin tidak hadir e. Sianosis dankesulitan bernafas (dispnea) f. Kecemasan g. Sesak nafas h. Nilai AGD tidak normalD. PATOFISIOLOGI Oksigen dalam tubuh manusia dapat diatur menurut keperluan. Manusia sangat membutuhkan oksigen dalam hidupnya. Jika tidak mendapatkan oksigen selama 4 menit akan menimbulkan kerusakan padaotak yang tidak dapat diperbaiki dan dapat menimbulkan kematian. Apabila penyediaan oksigen berkurang akan menimbulkan kekacauan pikiran dan anoksia serebralis. Bila oksigen tidak mencukupi maka warna darah akan berubah dari merah menjadi biru, misalnya pada bagian perifer seperti bibir, telinga, dan ujung jari, disebut sianosis. Pernafasan paru merupakan pertukaran oksigen dan karbondioksida yang terjadi di paru-paru. Pernafasan melalui paru-paru atau pernafasan eksterna, oksigen diambil melalui mulut dan hidung pada waktu bernafas dimana oksigen masuk melalui trakea sampai ke alveoli berhubungan dengan darah dalam kapiler pulmonary, alveoli memisahkan oksigen dari darah, oksigen menembus membrane, diambil oleh sel darah merah dibawa ke jantung dan dari jantung dipompakan ke seluruh tubuh. Setelah udara alveolus ditukar dengan udara segar, langkah selanjutnya dalam respirasi adalah disfusi oksigen dari alveolus ke dalam darah paru- parudan disfusi CO2 dari darah paru-paru ke alveolus. Semua gas yang dipertimbangkan dalam fisiologi pernafasan merupakan molekul yang sederhana yang bebas bergerak di antara satu dengan yang lain dinamakan proses disfusi gas-gas terlarut dalam cairan dan jaringan tubuh.