11
 A. Kekar Kekar mer upa kan retak an – ret akan pa da batuan yang belum mengala mi pergeseran, bia sany a terbentuk karena adan ya gaya tekt onik sepert ten sion , stress dan lainnya. Kekar terdapat pada semua jenis batuan. Klasifikasi kekar di bagi menjadi 2, yaitu genetis dan geometris. 1.Klasifikasi Genetis a. Kekar Gerus b. Kekar Tarik c. Kekar Kolom 2.Klasifikasi Geometris a. Berdasarkan kedudukan terhadap lapisan batuan.  trike joint ! jurus kekar dan jurus perlapisan saling sejajar.  "ip joint ! jurus kekar sejajar dengan arah kemiringan lapisan batuan.  "iagonal#obli$ue joint ! jurus kekar dan jurus perlapisan batuan saling memotong.  Bedding joint ! bidang kekar dan bidang lapisan saling sejajar. b. Berdasarkan pola kekar.  Kekar sistematik .  Kekar tidak sistematik. c. Berdasarkan ukuran. %& 'aster joint 2& 'ajor joint (& Kekar minor )& Kekar mikro

DocumentA

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kekar

Citation preview

A. Kekar

A. KekarKekar merupakan retakan retakan pada batuan yang belum mengalami pergeseran, biasanya terbentuk karena adanya gaya tektonik sepert tension, stress dan lainnya. Kekar terdapat pada semua jenis batuan. Klasifikasi kekar di bagi menjadi 2, yaitu genetis dan geometris.1.Klasifikasi Genetisa. Kekar Gerusb. Kekar Tarikc. Kekar Kolom 2.Klasifikasi Geometrisa. Berdasarkan kedudukan terhadap lapisan batuan. Strike joint : jurus kekar dan jurus perlapisan saling sejajar. Dip joint : jurus kekar sejajar dengan arah kemiringan lapisan batuan. Diagonal/oblique joint : jurus kekar dan jurus perlapisan batuan saling memotong. Bedding joint : bidang kekar dan bidang lapisan saling sejajar.b. Berdasarkan pola kekar. Kekar sistematik . Kekar tidak sistematik.c. Berdasarkan ukuran.1) Master joint2) Major joint3) Kekar minor4) Kekar mikroB. SesarSesar merupakan kekar yang telah mengalami pergeseran melalui bidangnya. Pergeseran terjadi karena adanya gaya tektonik yang bekerja di dalam bumi. Sesar terdapat pada semua jenis batuan dengan panjang bervariasi dari beberapa milimeter sampai ratusan kilometer.C. LipatanLipatan merupakan struktur pada batuan yang tampak seperti bergelombang. Lipatan dapat dijumpai pada semua jenis batuan, namun yang paling sering dijumpai adalah pada batuan sedimen berlapis. Bentuk gelombang yang cembung ke atas dinamakan antiform, sementara yang cembung ke bawah dinamakan synform. B.Analisis KekarPenganalisisan data kekar sangat penting dilakukan dalam hubungannya dengan menentukan sumbu lipatan dan gaya gaya yang bekerja pada batuan daerah tersebut. Hubungan antara kekar, sesar ,lipatan dikemukakan oleh moody dan Hill (1956).Dalam menganalisis kekar dapat dikerjakan dengan menggunakan tiga metode,yaitu:a. Histogramb. Diagram kipasc. StereografisDalam analisis kekar dengan histogram dan diagram kipas yang dianalisis hanyalah jurus dan kekar dengan mengabaikan besar dan analisis arah kemiringan , sehingga analsis ini akan mendekati kebenaran apabila kekar-kekar yang dianalisis mempunyai dip yang cukup besar atau mendekati 90 .Gaya yang bekerja dianggap lateral, karena arah kemiringan kekar diabaikan, maka dalam perhitungan kekar yang mempunyai arah N180 E dihitung sama dengan N65 W . Jadi semua pengukuran dihitung ke dalam interval N 0 E- N 90 E Dan N 0 W N 90 W.Untuk analisis statistik , data yang diperkenankan umumnya 50 data , tetapi 30 data masih diperkenankan . Dalam analisis ini kekar gerus dan kekar tarik dipisahkan , karena gaya yang bekerja untuk kedua jenis kekar tersebut berbeda.1. Buat tabulasi fata dari hasil pengukuran kekar berdasarkan jurus kekar ke dalam tabel , kemudian buat interval misalnya 5 derajat . Hitung frekuensi dan prosentase masing-masing interval. Prosentase dihitung masing-masing interval terhadap pengukuran.2. Membuat histograma. Buat sumbu datar untuk jurus kekar dan sumbu tegak lurus sebagai prosentaseb. Sumbu datar terdiri dari interval N 0 E- N 90 E Dan N 0 w N 90 W. Buat skala sesuai interval.c. Buat balok masing-masing interval sesuai dengan besar prosentase msing-masing interval.3. Membuat diagram kipasBuat setengah lingkaran bagian atas dengan jari-jari menunjukan besar prosentase terbesar dari interval yang ada, misal 24%. Busur dibagi menurut interval (jika interval 5 derajat maka dibagi menjadi 18 segmen). Plot jurus kekar sesuai interval. Buat busur lingkaran dengan jari-jari sama dengan prosentase masing-masing interval mulai dari batas bawah interval , hingga atas interval . Misal N 0E N 5 W prosentase 20%, maka buat busur lingkaran dari sumbu dekat (N 0E) hingga sama N 5W dengan jari-jari skala 20%.c4. InterpretasiArah gaya membentuk kekar membagi dua sudut lancip yang dibentuk oleh kedua kekar.a. Pada diagram kipas arah gaya pembentuk kekar adalah besarnya sudut (jenis kekar) yang terbaca pada busur lingkungan , yang diperoleh dengan membeagi dua dari dua maksima (interval dengan prosentase terbesar) yang berjarak kurang dari 90 derajat.b. Pada Hsitogram, arah gaya sama dengan sudut yang terbaca pada sumbu datar yang merupakan titik tengah antara dua maksima yang berjarak kurang dari 90 derajat.c. Bila ingin mencari arah sumbu lipatan , tambahkan 90 derajat dari arah gaya , searah atau berlawanan jarum jam.HUBUNGAN ANALISIS KEKAR TERHADAP SESAR DAN LIPATANBerdasarkan definisi dari struktur geologi kekar, sesar, dan lipatan telah menunjukkan bahwa adanya keterkaitan satu dengan yang lain. Misalnya sesar, sesar ialah kekar yang mengalami pergeseran pada bidangnya, dan biasanya sesar terbentuk pada daerah lipatan (sinklin maupun antiklin).Hubungan dari ketiga struktur geologi ini dapat dijelaskan melalui three stages of deformation yang merupakan sifat deformasi suatu benda terhadap gaya berdasarkan tingkat elastisitas benda tersebut. Ketiga tingkatan tersebut adalah :1.ElasticBenda dikatakan elastic jika suatu benda dikenai gaya, maka akan mengalami deformasi, tetapi jika gaya dilepas (hilang), maka benda tersebut akan kembali lagi pada bentuk dan ukuran semula. batas dimana suatu benda masih dapat kembali seperti semula jika gaya dilepas, disebut elastic limit. Maka jika besar gaya yang bekerja melebihi elastic limit, benda tersebut tidak akan kembali pada bentuk semula, jika gaya hilang.2.PlasticBenda dikatakan plastic jika gaya yang bekerja mencapai elastic limit. Benda yang terkena gaya hanya sebagian yang dapat kembali pada bentuk semula, jika gaya dihilangkan.3.Brittle and DuctileBenda dikatakan brittle, jika benda sudah pecah sebelum gaya yang bekerja mencapai titik plastis. Benda dikatakan ductile, jika benda pecah/hancur setelah gaya melewati titik elastic.Berdasarkan penjelasan mengenai tingkat deformasi tersebut dapat diketahui bahwa kekar merupakan awal atau pemicu adanya sesar dan lipatan. Hal ini dikarenakan kekar menjadi zona lemah suatu batuan yang apabila mendapat gaya yang lebih besar akan memicu terjadinya struktur geologi sesar dan lipatan. Sedangkan sesar naik umumnya terbentuk pada daerah lipatan berupa sinklin dan sesar turun terbentuk pada daerah lipatan yang berupa antiklin. Hal ini dikarenakan ketika gaya tekan pada daerah lipatan hilang, maka batuan yang terlipat akan kembali berusaha kebentuk semula, tetapi karena adanya kekar maka terbentuklah sesar karena pergerakan yang terjadi pada bidang kekar.Dari penjelasan barusan, dapat disimpulkan bahwa analisis terhadap kekar pada suatu tubuh batuan, selain bertujuan untuk menentukan arah gaya yang mempengaruhinya, juga untuk mengetahui ada tidaknya kekar dan lipatan, bahkan dari analisis kekar kita dapat mengetahui apakah suatu lipatan itu berupa sinklin atau antiklin. Selain itu kita juga dapat mengetahui suatu sesar merupakan sesar naik, turun atau geser dari hasil analisi kekar.Untuk menentukan suatu sesar, kita dapat melakukannya dengan analisis kekar untuk mendapatkan nilai 1, 2, 3. Jika kedudukan 1, 2 relatif horizontal, sedangkan 3 relatif vertikal sehingga menghasilkan hanging wall bergerak naik terhadap foot wall maka sesar tersebut merupakan sesar naik. Jika kedudukan 2, 3 relatif horisontal, sedangkan 1 vertikal sehingga menyebabkan hanging wall bergerak turun terhadap foot wall maka sesar tersebut merupakan sesar turun. Jika kedudukan 1, 3 relatif horisontal, sedangkan 2 vertikal, sehingga menyebabkan blok bergeser ke kanan atau kiri maka sesar tersebut merupakan sesar geser.Geologi Struktur20:42 | Diposkan oleh aulia_rinaldy

Geologi struktur adalah studi mengenai distribusi tiga dimensi tubuh batuan dan permukaannya yang datar ataupun terlipat, beserta susunan internalnya.

Geologi struktur mencakup bentuk permukaan yang juga dibahas pada studi geomorfologi, metamorfisme dan geologi rekayasa. Dengan mempelajari struktur tiga dimensi batuan dan daerah, dapat dibuat kesimpulan mengenai sejarah tektonik, lingkungan geologi pada masa lampau dan kejadian deformasinya. Hal ini dapat dipadukan pada waktu dengan menggunakan kontrol stratigrafi maupun geokronologi, untuk menentukan waktu pembentukan struktur tersebut.

Secara lebih formal dinyatakan sebagai cabang geologi yang berhubungan dengan proses geologi dimana suatu gaya telah menyebabkan transformasi bentuk, susunan, atau struktur internal batuan kedalam bentuk, susunan, atau susunan intenal yang lain.

Formasi batuan terlipat, salah satu subjek studi geologi struktur

Faktor Pembentukan Struktur GeologiAda beberapa faktor yang mempengaruhi proses suatu pembentukan struktur geologi dari batuan yaitu : Sifat elastisitas batuan, resistivity, plastisitas dan viskositas. Faktor-faktor lain seperti : Pori-pori batuan dan tekstur batuan.Suatu struktur geologi dapat terbentuk akibat suatu gaya-gaya yang terjadi, yaitu :Tensi (gaya tarik)Kompresi (gaya tekan)Kopel (gaya ganda)Torsi (gaya Putar)Gaya berupa kompresi dapat menghasilkan struktur berupa perlipatan, pensesaran, dan penunjaman. Sedangkan gaya berupa tensi menghasilkan struktur berupa patahan.

Dalam Kerja Lapangan, tidak semua metode analisis digunakan. Metode analisis yang paling umum digunakan dalam Kerja Lapangan adalah ketebalan dan kedalaman, proyeksi stereografis, analisis lipatan, dan peta dan profil geologi.Dalam analisis geologi struktur, terdapat hal hal yang perlu diperhatikan dalam analisis, yaitu : Struktur yang mengenai batuan berumur paling muda akan mempengaruhi batuan yang berumur lebih tua. Pemisahan struktur yang terdapat pada batuan berumur paling muda dengan batuan yang berumur lebih tua. Analisis dilakukan dari batuan yang berumur paling muda ke batuan yang lebih muda.Untuk memperoleh hasil analisis yang tepat dan benar, analisis geologi struktur dibagi menjadi beberapa tahapan, yaitu :1) Pengambilan data struktur di lapangan2) Analisis struktur3) Integrasi hasil analisis4) Pemodelan struktur5) Aplikasi dari hasil analisis struktur

1) Pengambilan data struktur di lapanganDalam pengambilan data struktur di lapangan, hal yang pertama kali harus dilakukan adalah pengeplotan lokasi pengambilan data. Hal ini penting sekali untuk menentukan posisi pengambilan data pada peta yang nantinya dapat membantu dalam analisis strukturnya.Pengambilan data pada tiap struktur berbeda beda tergantung dari hasil analisis yang diinginkan. Tetapi, umumnya, data data yang diambil adalah sebagai berikut : KekarData yang diambil adalah strike dan dip dari bidang kekar. Perlu diperhatikan dalam pengambilan data kekar, harap dipisahkan bidang kekar yang terdapat pada satuan batuan yang berbeda. Selain itu, dibedakan juga antara kekar tarik dan kekar gerus agar data yang diambil tidak tercampur aduk. Untuk kekar kekar yang memiliki dip >= 80o, jumlah data yang harus diambil minimal 25 pasang kekar (50 kekar). Sedangkan untuk kekar kekar yang memiliki dip = 80o. Cara dari metode ini sudah diajarkan pada acara sebelumnya. Dari metode ini, diperoleh dua bidang maksima yang nantinya diplot pada lokasinya dan arah gaya utama pembentuk kekar. Selain itu, diagram kipas dapat juga digunakan dalam analisa arah arus purba dan pola penyaluran sungai. Analisis SesarAnalisis sesar digunakan untuk menganalisa arah gaya utama pembentuk sesar dan hasilnya dapat digunakan untuk membantu menentukan pola sesar utamanya. Analisis sesar ini sudah diajarkan pada acara sebelumnya. Hasil analisis ini dapat digunakan untuk memperkuat hasil dari analisis kekar baik dengan diagram kontur atau diagram kipas. Analisis LipatanAnalisis lipatan digunakan untuk menganalisa bentuk lipatan, axial plane, hinge line, dan unsur unsur lipatan lainnya yang terdapat di daerah pemetaan. Analisis ini dapat dilakukan dengan menggunakan dua metode yaitu metode diagram dan metode diagram kontur. Tetapi, dari kedua metode tersebut, metode diagram kontur yang paling baik digunakan untuk menganalisa lipatan.

3) Integrasi Hasil AnalisisSetelah semua analisis dilakukan, kemudian hasil hasil tersebut diintegrasikan dan dianalisis sebagai satu kesatuan struktur yang berkembang di daerah pemetaan. Langkah langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :Plotkan semua hasil analisis pada peta topografi/geologi sesuai dengan lokasi pengambilan datanya. Untuk hasil analisis sesar, plotkan stereonet hasil analisis atau gambarkan arah gaya utamanya. Sedangkan untuk hasil analisis lipatan, plotkan posisi axial plane dengan dibantu beberapa sayatan yang melalui axial plane tersebut.Perhatikan bagaimana kesesuaian antara hasil hasil analisis yang diperoleh dengan kelurusan kelurusan morfologi yang ada pada peta topografi dan penyebaran singkapan yang tampak pada peta geologi. Gunakan hukum cross cutting relationship untuk membedakan mana struktur yang lebih muda dan yang lebih tua dengan tetap memperhatikan arah gaya utama yang terjadi pada tiap satuan batuan. Jangan terlalu memaksakan pengambilan suatu sesar atau lipatan apabila tidak ada data yang menjelaskan adanya sesar tersebut. Sesar diperkirakan dapat dibuat apabila terdapat dua sesar yang tampaknya merupakan satu kesatuan tetapi diantara sesar tersebut tidak terdapat data yang mendukung keberadaan sesar tersebut.Struktur struktur yang dihasilkan juga dibandingkan dengan struktur geologi regional daerah pemetaan. Perhatikan struktur - struktur regional yang melalui daerah pemetaan, apakah struktur tersebut sesuai dengan struktur yang dihasilkan dari integrasi hasil analisis.

4) Pemodelan StrukturSebagai tambahan, semua hasil interpretasi struktur yang telah digambarkan pada peta topografi/geologi dapat disesuaikan dengan model model struktur yang ada. Sebelum melakukan penyesuaian, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan model struktur, yaitu :Struktur struktur yang terdapat pada model merupakan struktur yang sangat ideal. Sangat kecil kemungkinan semua struktur yang diperoleh di lapangan sama persis dengan struktur yang ada pada model. Hal ini disebabkan karena keheterogenitas batuan di lapangan yang dipotong oleh struktur struktur tersebut.Perhatikan kedudukan satu struktur terhadap struktur yang lainnya. Hal ini penting karena setiap struktur yang terbentuk akan membuat kedudukan tertentu terhadap gaya utama yang membentuknya.Perhatikan juga dimana model model struktur dapat digunakan. Jangan terburu buru menggunakan suatu model struktur hanya karena kesesuaiannya dengan struktur struktur yang terjadi di daerah pemetaan.Struktur struktur yang terdapat pada model merupakan struktur mayor yang terbentuk pada daerah yang luas/regional sehingga tidak bisa langsung saja dicocokkan dengan struktur struktur yang diperoleh dari hasil interpretasi.Terdapat beberapa model yang dikenal dalam geologi struktur/tektonika, yaitu :Moody & Hillo Umumnya berlaku di Pulau Jawa.o Strukturnya terbagi menjadi orde orde.o Terbentuk sesar sintetik dan antitetik dimana keduanya membentuk sudut 15o 45o pada sudut lancipnya dan arah gaya utamanya membagi dua sudut lancipnya. Pada kenyataannya di lapangan, jarang sekali kedua sesar tersebut tampak di lapangan. Umumnya sesar sintetiknya saja yang tampak di lapangan.o Lipatan yang terbentuk berkedudukan tegak lurus dengan arah gaya utamanya. Sedangkan sesar turun yang terbentuk berkedudukan sejajar dengan arah gaya utamanya.Hardingo Umumnya berlaku di Pulau Sumatra.o Model ini terbentuk akibat gaya utama yang berpasangan (kopel).o Terbentuk sesar mayor yang besar.o Lipatan yang terbentuk kedudukannya tidak tegak lurus dengan arah gaya utama.o Terbentuk pull apart basin sebagai akibat dari pengaruh gaya kopel.Riedelo Model ini merupakan perkembangan dari model Harding.o Pada model ini terbentuk en-enchelon fold/fault.

5) Aplikasi Struktur GeologiStruktur geologi yang ada pada suatu daerah memiliki peranan penting terhadap daerah tersebut. Diketahuinya suatu struktur pada suatu daerah pemetaan, tidak hanya untuk mengetahui dari mana arah gaya yang membentuknya tetapi dapat diaplikasikan dalam beberapa hal, seperti : Geologi LingkunganStruktur geologi pada suatu daerah sangat berperan penting dalam merekomendasi geologi lingkungan daerah tersebut. Sesar yang berumur holosen yang melalui daerah perkotaan diwaspadai sebagai sesar yang aktif kembali pada suatu saat. Geologi TeknikKeberadaan suatu tebing dan kekar yang bidang maksimanya sejajar dengan tepi tebing diwaspadai dapat menyebabkan longsor/jatuhan tebing. Mineralisasi

Geologi Struktur9 Oktober 2008 at 13:53 | In Kuliah |Tags: geologi, geologi struktur, kuliah geologiKekar (Joint)Kekar adalah suatu retakan pada batuan yang tidak/belum mengalami pergerakan.

Kekar dapat menjadi tempat tersimpannya sumber mineral industri tertentu, atau sebagai jalan bagi aliran air tanah.

Kekar dapat terbentuk sebagai:

Kekar pengkerutan, disebabkan oleh gaya pengkerutan yang timbul karena pendinginan atau pengeringan, biasanya berbentuk poligonal yang memanjang.

Kekar lembaran, sekumpulan kekar yang sejajar dengan permukaan tanah, terutama pada batuan beku. Terbentuk karena hilangnya beban di atasnya.

Kekar tektonik, terbentuk karena proses tektonik, atau gaya-gaya akibat pergerakan permukaan bumi.

a. Berdasar genesanya

1. Kekar gerus: kekar yang terbentuk oleh gaya kompresi. Biasanya berpasangan, pada breksi memotong fragmen, bidang kekar lurus dan rata. Batuan akan menjadi terkoyak atau menjadi rapuh.

2. Kekar tarik : terbentuk oleh gaya tarik. Biasanya tidak berpasangan, tiak memotong fragmen pada breksi, bidang kekar biasanya tidak lurus dan tidak rata. Batuan menjadi terbuka

b. Kedudukan terhadap bidang lain

1. Dip joint

Jurusnya relatif sejajar dengan arah kemiringan lapisan batuan

2. Strike joint

Jurusnya sejajar dengan arah kemiringan lapisan batuan

3. Bedding joint

Bidangnya sejajar dengan bidang perlapisan batuan di sekitarnya

4. Diagonal joint

Jurusnya memotong miring bidang perlapisan batuan sekitarnya

Sesar/Patahan (Fault)Adalah kekar/retakan batuan yang telah mengalami perpindahan atau pergeseran.

Beberapa bukti adanya sesar adalah:

- cermin sesar dan gores garis

- pergeseran bidang pelapisan batuan, urat, dsb.

- zona hancuran atau breksiasi

- perulangan lapisan yang sama

- hilangnya lapisan yang seharusnya ada (disebut hiatus)

- bukti-bukti fisiografi, misalnya kelurusan sungai, gawir sesar, dsb.

Macam-macam sesar

1. Berdasar gerak hanging wall terhadap foot wall

a. Sesar turun/normal = cirinya adalah adanya pemanjangan, ada lapisan hilang

b. Sesar naik = cirinya adanya pemendekan, ada lapisan yang menumpuk

2. Berdasar ada tidaknya gerakan rotasi

a. Sesar translasi

Masing-masing blok tidak ada gerak rotasi. Garis yang sejajar dengan blok lain tetap sejajar.

b. Sesar rotasi

Terdapat gerak rotasi antara blok yang satu dengan yang lainnya. Ada titik yang tidak mengalami pergeseran.

3. Berdasarkan rake net slip

a. Strike slip fault : Arah gerakan sejajar bidang sesar

b. Dip slip fault : Arah gerakan teka lurus bidang sesar

c. Diagonal fault

Pergerakan Sesar

1. Stick slip (tidak kontinyu)

Sesar yang bergerak secara tiba-tiba dengan menyimpan energi besar seperti ini menyebabkan terjadinya gempa bumi.

2. Stable sliding (kontinyu)

Disebabkan oleh adanya fluida yang menyebabkan gerakan terus berlangsung.

Lipatan (Fold)Adalah permukaan pada batuan, baik dalam batuan sedimen maupun batuan metamorf. Bila penekukan membentuk busur, dinamakan antiklin. Jika berbentuk palung disebut sinklin.

KetidakselarasanAdalah suatu bidang erosi yang memisahkan batuan yang lebih muda dari lapisan lain yang telah terbentuk sebelumnya.

Proses terbentuknya adalah:

1. Pembentukan batuan tua

2. Adanya erosi dan pengangkatan

3. Pengendapan batuan yang lebih muda

Macam-macam ketidakselarasan

1. Angular uncomformity

Ketidakselarasan yang terbentuk akibat adanya sudut antara lapisan yang tua dengan lapisan yang lebih muda.

2. Discomformity

Adanya lapisan yang hilang antara lapisan yang tua dengan lapisan yang lebih muda. Sehingga umur kedua lapisan memiliki selisih yang sangat jauh.

3. Noncomformity

Adanya batuan kristalin (beku/metamorf) yang berbatasan langsung dengan batuan sedimen.

Kirimkan Ini lewat Email