17
2.1 Bahan Pengemas Produk Cookies Proses pengemasan yang sesuai diharapkan mampu melindungi produk pangan sesuai dengan umur simpannya . Ada beberapa bahan pengemas yang telah di kenal di kalangan konsumen dan produsen yang dapat melindungi produk pangan dari kerusakan biologi, fisik, dan kimia untuk memperpanjang umur simpan suatu produk tersebut. Bahan kemasan yang dapat diaplikasikan pada produk cookies adalah bahan kemasan berbahan kertas, plastik, gelas, aluminium foil atau gabungan dua atau lebih bahan kemas tersebut. Nilai jual pada produk cooies adalah pada kerenyahan cookies, dan tampilan pada cookies. Sehingga di pilih plastik sebagai pengemas primer pada cookies. Plastik merupakan bahan kemasan yang mampu mempertahankan kadar air dan kerenyahan cookies. Selain itu, plastik yang sifatnya transparan, membuat tampilan cookies dapat terlihat oleh konsumen, dan dapat menjadi daya tarik konsumen untuk membeli produk cookies. Plastik yang di pakai adalah jenis plastik OPP (oriented polystyrene) dikenal juga dengan plastik kaca yang mempunyai sifat kaku,jernih,tidak berbau . Banyak industri yang memakainya dan dapat mudah kita temukan packaging plastik OPP / plastik kaca buat pembungkus cookies. Biasanya memakai jenis pelastik OPP tanpa lem/non seal dan lebih tebal daripada Plastik OPP yang memakai lem. Plastik OPP tanpa lem ada juga yang berbentuk kantong dengan sisi las polos tapi juga ada yang las jahit/gassete edge sehingga lebih kuat tidak mudah pecah/robek sisinya. 2.2 Sifat perlindungan dan Interaksi Pengemas dengan Produk Plastik memiliki sifat yang transparan, tidak mudah pecah, tidak mudah robek, dan tidak mudah bolong. Hal ini sangat cocok

Aaaaa Tugas Pengemasan Cookies

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pengemasan

Citation preview

Page 1: Aaaaa Tugas Pengemasan Cookies

2.1 Bahan Pengemas Produk Cookies

Proses pengemasan yang sesuai diharapkan mampu melindungi produk pangan

sesuai dengan umur simpannya . Ada beberapa bahan pengemas yang telah di kenal di

kalangan konsumen dan produsen yang dapat melindungi produk pangan dari kerusakan

biologi, fisik, dan kimia untuk memperpanjang umur simpan suatu produk tersebut. Bahan

kemasan yang dapat diaplikasikan pada produk cookies adalah bahan kemasan berbahan

kertas, plastik, gelas, aluminium foil atau gabungan dua atau lebih bahan kemas tersebut.

Nilai jual pada produk cooies adalah pada kerenyahan cookies, dan tampilan pada

cookies. Sehingga di pilih plastik sebagai pengemas primer pada cookies. Plastik

merupakan bahan kemasan yang mampu mempertahankan kadar air dan kerenyahan

cookies. Selain itu, plastik yang sifatnya transparan, membuat tampilan cookies dapat

terlihat oleh konsumen, dan dapat menjadi daya tarik konsumen untuk membeli produk

cookies.

Plastik yang di pakai adalah jenis plastik OPP (oriented polystyrene) dikenal juga

dengan plastik kaca yang mempunyai sifat kaku,jernih,tidak berbau . Banyak industri yang

memakainya dan dapat mudah kita temukan packaging plastik OPP / plastik kaca buat

pembungkus cookies. Biasanya memakai jenis pelastik OPP tanpa lem/non seal dan lebih

tebal daripada Plastik OPP yang memakai lem. Plastik OPP tanpa lem ada juga yang

berbentuk kantong dengan sisi las polos tapi juga ada yang las jahit/gassete edge sehingga

lebih kuat tidak mudah pecah/robek sisinya.

2.2 Sifat perlindungan dan Interaksi Pengemas dengan Produk

Plastik memiliki sifat yang transparan, tidak mudah pecah, tidak mudah robek, dan

tidak mudah bolong. Hal ini sangat cocok untuk produk cookies, karena dapat

mempertahankan kerenyahan dan umur simpan.

Jenis pengemas plastik OPP dapat di jadikan pengemas untuk cookies karena

permeabilitas terhadap udara, tidak dapat menyebabkan penyimpangan warna produk, tidak

bereaksi sehingga tidak merusak bahan maupun citarasanya, tidak mudah teroksidasi atau

bocor, tahan panas, mudah dikerjakan dan harganya murah. Yang juga tidak boleh

dilupakan adalah kesempurnaan proses pengemasan dan kesesuaian bahan kemasan yang

dipakai. Selain dapat di disain kemasan yang kreatif dan menarik, jenis OPP ini dapat

menjaga mutu produk akhir selama masa pemasaran sampai dikomsumsi pelanggan.

Meskipun cookies tidak terlalu sensitif terhadap mikroorganisma karena kandungan

gulanya yang tinggi, namun tetap diperlukan pemakaian bahan kemasan yang sesuai

Page 2: Aaaaa Tugas Pengemasan Cookies

khususnya untuk memproteksi dari kondisi udara sekitar, agar tidak terlalu mudah menyerap

ataupun kehilangan kandungan air. Hal ini mencegah perubahan tekstur yang ekstrim

karena pengaruh lingkungan.

2.3 Desain dan Label Kemasan

Penampilan yang baik dari kemasan dapat meningkatkan penjualan dari produk yang

dikemas. Promosi dari produk sangat erat kaitannya dengan perilaku saingan dan perilaku

konsumen. Banyak metode promosi yang dapat dilakukan seperti promosi melalui media

massa, papan di jalanan, dan ini terutama dilakukan apabila produsen ingin

memperkenalkan produk barunya. Untuk promosi setelah produk tersebut dikenal oleh

konsumen, maka pengemasan produk memegang peranan yang penting (Fellows, 2000).

Berdasarkan pengamatan, banyak konsumen memilih satu jenis produk setelah

melihat kemasannya. Hal ini dapat terjadi jika kemasan tersebut memberikan informasi yang

cukup bagi calon pembeli, serta mempunyai desain yang menarik pembeli. Desain kemasan

yang menarik, biasanya diperoleh setelah melalui penelitian yang cukup panjang mengenai

selera konsumen, yang kemudian diterjemahkan dalam desain grafis cetakan.

2.3.1 Bentuk dan Ukuran Kemesan

Berikut dibawah ini adalah desain, bentuk dan ukuran kemasan dari produk Snack

Food berupa cookies :

Pada kemasan diatas terdapat desain kemasan bagian depan produk dan desain

kemasan bagian belakang produk. Dengan ukuran kemasan 15cm x 2.5cm x 7cm. Pada

Page 3: Aaaaa Tugas Pengemasan Cookies

desain kemasan bagian belakang terdapat informasi yang harus tercantum pada sebuah

kemasan produk olahan pangan, yaitu komposisi produk, nama dan alamat tempat produksi,

tanggal produksi dan tanggal baik digunakan sebelum, dan nomer telpon layanan pelanggan

yang bisa dihubungi. Dan pada kemasan bagian depan terdapat informasi berupa nama

produk, logo perusahaan, logo halal, dan nomer ijin produk dari BPOM.

2.3.2 Warna, Tulisan dan Gambar

Warna kemasan merupakan hal pertama yang dilihat konsumen (eye catching) dan

mungkin mempunyai pengaruh yang terbesar untuk menarik konsumen. Pengaruh utama

dari warna adalah menciptakan reaksi psikologis dan fisiologis tertentu, yang dapat

digunakan sebagai daya tarik dari desain kemasan.

Sehubungan dengan kesan fisilogis atau psikologis maka ada dua 2 golongan warna

yang dikenal, yaitu (Syarief, 1989) :

1. Warna panas (merah, jingga, kuning), dihubungkan dengan sifat spontan, meriah,

terbuka, bergerak dan menggelisahkan), warna panas disebut extroverted colour.

2. Warna dingin (hijau, biru dan ungu), dihubungkan dengan sifat tertutup, sejuk,

santai, penuh pertimbangan, sehingga disebut introverted colour.

Kesan psikologis dan fisilogis dari masing-masing warna antara lain adalah :

Biru : dingin, martabat tinggi

Merah : berani, semangat, panas

Purple : keemasan, kekayaan

Oranye : kehangatan, energik

Hijau : alami, tenang

Putih : suci, bersih

Kuning : kehangatan

Coklat : manis, bermanfaat

Pink : lembut, kewanitaan

Warna juga berhubungan erat dengan rasa pada makanan, seperti :

1. Merah dapat berarti pedas atau mungkin rasa manis

2. Kuning menunjukkan rasa asam

3. Biru dan putih umumnya menunjukkan rasa asin

4. Hitam diartikan pahit

Warna kemasan pada produk kami terdapat warna putih, cokelat, biru dan hijau.

Warna-warna yang kami gunakan menunjukan bahwa produk kami memiliki banyak manfaat

bagi para konsumen, karena mengandung serat yang tinggi sehingga baik untuk sistem

pencernaan dalam tubuh. Kemudian pada produk cookies ini, kami menggunakan bahan

Page 4: Aaaaa Tugas Pengemasan Cookies

dasar berasal dari sorghum dan tepung bekatul, sehingga kami menggunakan warna hijau

dengan perpaduan warna cokelat pada kemasan produk yang mengesankan dari bahan

dasar produk kami.

Tulisan nama produk “SOBEK COOKIES” pada kemasan kami menggunakan huruf

besar. Hal ini berfungsi kepada para konsumen agar memudahkan untuk mengingat nama

dari produk kami. Huruf besar atau huruf kapital memudahkan untuk dibaca daripada huruf

kecil, dan huruf yang ditulis renggang lebih mudah dibaca daripada huruf yang ditulis rapat.

Penggunaan huruf-huruf untuk memberi informasi pada label kemasan hendaknya cukup

jelas. Kata-kata dan kalimatnya harus singkat agar mudah dipahami. Bentuk huruf dan

tipografi tidak saja berfungsi sebagai media komunikasi, tapi juga merupakan dekorasi

kemasan. Oleh karena itu huruf-huruf yang digunakan harus serasi (Syarief, 1989).

Gambar pada kemasan produk kami terdapat gambar cookies, tanaman sorghum

dan tepung bekatul. Hal ini dikarenakan agar memudahkan bagi para konsumen untuk dapat

menerima informasi lebih cepat, bahwa produk kami berupa cookies yang berasal dari

sorghum dan tepung bekatul. Gambar dan simbol dapat menarik perhatian dan

mengarahkan perhatian pembeli agar mengingatnya selama mungkin. Disertai penggunaan

bahasa yang umum yang dengan cepat dapat dimengerti oleh setiap orang. Ilustrasi

kemasan biasanya merupakan hal pertama yang diingat konsumen sebelum membaca

tulisannya. Suatu ilustrasi yang baik harus (Syarief, 1989) :

Berfungsi lebih dari sekedar menggambarkan produk atau menghiasi kemasan

Menimbulkan daya tarik dan minat, sehingga akan lebih cepat dan efektif

daripada pesan tertulis.

Sesuai dengan keyakinan dan selera pemakai

Mengikuti perkembangan dan perubahan sejalan dengan perubahan minat dan

cara hidup target kelompok konsumen.

Tidak berlebihan atau kurang sesuai karena akan membingungkan konsumen.

2.3.3 Kelengkapan label sesuai aturan yang berlaku

Label atau disebut juga etiket adalah tulisan, tag, gambar atau deskripsi lain yang

tertulis, dicetak, distensil, diukir, dihias, atau dicantumkan dengan jalan apapun, pada wadah

atau pengemas. Etiket tersebut harus cukup besar agar dapat menampung semua

keterangan yang diperlukan mengenai produk dan tidak boleh mudah lepas, luntur atau

lekang karena air, gosokan atau pengaruh sinar matahari (Fellows, 2000).

Tujuan pelabelan pada kemasan adalah :

Memberi informasi tentang isi produk yang diberi label tanpa harus membuka

kemasan

Page 5: Aaaaa Tugas Pengemasan Cookies

Sebagai sarana komunikasi antara produsen dan konsumen tentang hal-hal

dari produk yang perlu diketahui oleh konsumen , terutama yang kasat mata

atau yang tidak diketahui secara fisik

Memberi petunjuk yang tepat pada konsumen hingga diperoleh fungsi produk

yang optimum

Sarana periklanan bagi konsumen

Memberi rasa aman bagi konsumen.

Informasi yang diberikan pada label tidak boleh menyesatkan konsumen. Pada label

kemasan, khususnya untuk makanan dan minuman, sekurang-kurangnya dicantumkan hal-

hal berikut (Undang-Undang RI No. 7 tahun 1996 tentang Pangan) :

a. Nama produk

Disamping nama bahan pangannya, nama dagang juga dapat dicantumkan.

Produk dalam negeri ditulis dalam bahasa Indonesia, dan dapat ditambahkan

dalam bahasa Inggris bila perlu. Produk dari luar negeri boleh dalam bahasa

Inggris atau bahasa Indonesia.

b. Daftar bahan yang digunakan

Ingradien penyusun produk termasuk bahan tambahan makanan yang

digunakan harus dicantumkan secara lengkap. Urutannya dimulai dari yang

terbanyak, kecuali untuk vitamin dan mineral. Beberapa perkecualiannya adalah

untuk komposisi yang diketahui secara umum atau makanan dengan luas

permukaan tidak lebih dari 100cm2, maka ingradien tidak perlu dicantumkan.

c. Berat Bersih atau Isi Bersih

Berat bersih dinyatakan dalam satuan metrik. Untuk makanan padat dinyatakan

dengan satuan berat, sedangkan makanan cair dengan satuan volume. Untuk

makanan semi padat atau kental dinyatakan dalam satuan volume atau berat.

Untuk makanan padat dalam cairan dinyatakan dalam bobot tuntas.

d. Nama dan Alamat Pihak yang Memproduksi atau Memasukkan Pangan Ke

Dalam Wilayah Indonesia

Label harus mencantumkan nama dan alamat pabrik

pembuat/pengepak/importir. Untuk makanan impor harus dilengkapi dengan

kode negara asal. Nama jalan tidak perlu dicantumkan apabila sudah tercantum

dalam buku telepon.

e. Tanggal, Bulan, dan Tahun Kedaluwarsa.

Umur simpan produk pangan biasa dituliskan sebagai :

- Best before date : produk masih dalam kondisi baik dan masih dapat

dikonsumsi beberapa saat setelah tanggal yang tercantum terlewati

Page 6: Aaaaa Tugas Pengemasan Cookies

- Use by date : produk tidak dapat dikonsumsi, karena berbahaya bagi

kesehatan manusia (produk yang sangat mudah rusak oleh mikroba)

setelah tanggal yang tercantum terlewati.

Petunjuk atau cara penggunaan juga diperlukan untuk makanan yang perlu

penanganan khusus sebelum digunakan, sedangkan petunjuk penyimpanan diperlukan

untuk makanan yang memerlukan cara penyimpanan khusus, misalnya harus disimpan

pada suhu dingin atau suhu beku.

Nilai gizi harus dicantumkan bagi makanan dengan nilai gizi yang difortifikasi,

makanan diet atau makanan lain yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan. Informasi gizi

yang harus dicantumkan meliputi : energi, protein, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral atau

komponen lain. Untuk makanan lain boleh tidak dicantumkan.

Tulisan atau pernyataan khusus harus dicantumkan untuk produk-produk berikut :

- Susu kental manis, harus mencantumkan tulisan : ”Perhatikan, Tidak cocok

untuk bayi”

- Makanan yang mengandung bahan yang berasal dari babi harus ditulis :

”MENGANDUNG BABI”

- Minuman dan makanan yang mengandung susu

- Makanan bayi

2.3 Metode Pengemasan

Pengemasan disebut juga pembungkusan, pewadahan atau pengepakan, dan

merupakan salah satu cara pengawetan bahan hasil pertanian, karena pengemasan dapat

memperpanjang umur simpan bahan. Pengemasan adalah wadah atau pembungkus yang

dapat membantu mencegah atau mengurangi terjadinya kerusakan-kerusakan pada bahan

yang dikemas / dibungkusnya. Metode atau teknik pengemasan suatu produk harus sesuai

dengan karakteristik produk yang akan dikemasnya.

Makanan kering termasuk cookies pada umumnya mengalami kerusakan apabila

menyerap uap air berlebihan. Kerusakan akibat air ini cukup kompleks karena dapat

melibatkan berbagai jenis reaksi kerusakan yang sensitif terhadap perubahan Aw.

Kerusakan produk cookies sering dihubungkan dengan kerusakan tekstur. Cookies memiliki

kadar air dan Aw yang rendah sehingga teksturnya renyah. Kerenyahan cookies akan

menurun dengan meningkatnya Aw dan kadar air produk. Peningkatan Aw terjadi

disebabkan oleh kegiatan air yang melarutkan dan melunakkan matrik pati atau protein yang

terkandung pada sebagian besar produk pangan.

Page 7: Aaaaa Tugas Pengemasan Cookies

Selain itu juga dapat terjadi kerusakan yang disebabkan adanya oksigen, yaitu terjadi

oksidasi lipid dari asam lemak tidak jenuh yang menyebabkan bau tengik. Adanya oksigen

bebas di bawah pengaruh sinar ultraviolet atau katalis logam pada suhu tinggi dapat secara

langsung mengoksidasi asam lemak tidak jenuh. Cahaya dapat mempercepat reaksi

oksidasi dan berpengaruh terhadap akselerator pada oksidasi konstituen tidak jenuh dalam

lemak. Oleh karena itu di dalam pengemasan produk cookies diperlukan metode pengemas

vakum sehingga cookies tidak kontak langsung dengan udara yang akan menyebabkan

ketengikan, serta membutuhkan bahan pengemas yang memiliki sifat permeabilitas

terhadap uap air yang rendah.

2.3.1 Alat Pengemas

Vacuum packaging atau mesin pengemas hampa udara, mesin ini memiliki fungsi

untuk mengemas suatu produk dengan hampa udara, dengan tujuan pengawetan produk

(Forwardo, 2007). Prinsip kerja mesin ini adalah mengemas produk pada disertai dengan

penyedotan (pemvakuman) uap air dari produk yang dikemas tersebut sehingga tanpa gas

oksigen pada kemasan. Prinsip dari pengemasan vakum adalah dengan menghilangkan

oksigen pada kemasan agar bakteri tidak dapat tumbuh, namun ada jenis bakteri (botulism)

penyebab penyakit yang lebih suka lingkungan oksigen rendah dan tumbuh dengan sangat

baik dalam makanan yang telah dikemas vakum. Kondisi vakum dapat menghilangkan

oksigen atmosfer, mencegah kerusakan makanan dengan membatasi pertumbuhan bakteri

aerobik atau jamur, dan mencegah penguapan komponen volatile. Vacuum packaging ini

biasanya digunakan untuk penyimpanan jangka panjang dari makanan kering seperti

cookies, sereal, kacang-kacangan, sembuh daging, keju, ikan asap, kopi, dan keripik

kentang (keripik). Mesin ini berfungsi sebagai pengepak kedap udara menggunakan tenaga

listrik. Pengoperasian alat ini sangatlah mudah & cepat, serta kekuatan vacuum & panas

sealnya dapat diatur sesuai kebutuhan dengan penunjuk digital

Page 8: Aaaaa Tugas Pengemasan Cookies

2.3.2 Metode Pengemas

Bahan-bahan dasar dalam pembuatan cookies pada umumnya adalah tepung,

shortening, telur, dan gula. Kemudian bahan-bahan tersebut dicampur untuk selanjutnya

dilakukan tahapan pembuatan cookies. Tahapan pembuatan cookies pada umumnya adalah

pembentukan krim, pembentukan adonan, pencetakan, pemanggangan, pendinginan, dan

pengemasan. Agar semua bahan tercampur merata dalam adonan maka mentega dibuat

krim terlebih dahulu bersama gula dan telur. Selanjutnya krim dicampur hingga homogen

dengan tepung dan bahan lainnya. Setelah homogen, adonan dicetak. Tahap akhir

pembuatan cookies adalah pembakaran. Suhu pembakaran bergantung pada jenis bahan

yang dibuat. Pada umumnya, pembakaran dilakukan pada suhu kurang lebih 180oC selama

15-20 menit.

Setelah produk cookies keluar dari proses pembakaran, kemudian dilakukan

pendinginan pada cookies sebelum dilakukan proses pengemasan. Proses pengemasan

dilakukan menggunakan mesin vacuum packaging dengan bahan pengemas berupa plastik

polipropilen (PP).

Prinsip kerja mesin ini adalah mengemas produk pada disertai dengan penyedotan

(pemvakuman) uap air dari produk yang dikemas tersebut sehingga tanpa gas oksigen pada

kemasan. Mesin pengemas vakum ini adalah peralatan yang bisa digunakan semi otomatis

untuk mengemas produk secara vakum (tanpa udara, udaranya dihilangkan). Dengan

Page 9: Aaaaa Tugas Pengemasan Cookies

pengemasan secara vakum, maka produk yang dikemas akan aman dari oksidasi,

kerusakan biologis, dan bisa lebih bertahan lama.

Pengemasan dengan metode vakum, cara kerjanya adalah dengan menekan tombol

ON pada alat, program diaktifkan untuk pengaturan, gas diatur sesuai permintaan, vakum

dan seal diatur, tombol Reprog ditekan, tutup pengemas dibuka. Selanjutnya pengemas

yang telah diisi bahan makanan (cookies) dimasukkan ke dalam vacuum sealer. Ujung

terbuka pengemas diletakkan tepat pada bagian sealer. Selanjutnya, penutup vacuum

sealer diturunkan hingga rapat, ditunggu sampai proses sealing selesai, penutup alat dibuka

lalu ditekan tombol power pada posisi OFF.

2.4 Kondisi Ruang Penyimpanan Produk

Penyimpanan adalah masa kue kering selesai diproduksi hingga diterima konsumen.

Selama masa ini, kue harus dalam kualitas baik. Ciri-ciri kue kering mengalami penurunan

kualitas, seperti aroma tengik, tidak renyah, lembap, timbul bercak hitam dan tumbuh

kapang atau jamur. Faktor yang mempengaruhi umur simpan produk dibagi dua yaitu

intrinsic dan ekstrinsik. Faktor intrinsik meliputi aktivitas air, pH dan total asam, ketersediaan

oksigen, nutrisi, mikroflora alami, dan penggunaan pengawet. Sedangkan factor ekstrinsik

terjadi selama proses produksi, penyimpanan dan distribusi makanan terdiri dari

pengendalian suhu, kelembaban relative, paparan cahaya, mikroba di lingkungan dan

komposisi udara dalam kemasan.

Kue kering paling tepat dinikmati 'fresh from the oven'. Rasanya masih renyah dan

aromanya harum. Namun dengan kepadatan aktivitas masyarakat menyebabkan kue kering

bias disimpan lama dengan karakteristik yang masih sama seperti awal. Dalam

mempertahankan mutu dari kue kering yang paling berpengaruh yaitu factor ekstrinsik yaitu

kondisi ruangan yang dibutuhkan untuk penyimpanan.

Kondisi yang diperlukan untuk penyimpanan kue kering harus ditempatkan di

ruangan yang sejuk dan kering dengan suhu dibawah 30˚C. Ruangan yang lembap dan

panas mempercepat pertumbuhan mikroba pembusuk dan jamur. Kebersihan harus dijaga

disekitar ruangan. Kemasan jangan sampai diletakkan di atas lantai. Penyimpanan

menerapkan system first in first out (FIFO), yaitu produk yang terlebih dahulu disimpan

harus keluar terlebih dahulu.

Untuk makanan kering yang disimpan dalam suhu kamar, maka ruang penyimpanan

harus diatur sebagai berikut:

1. Makanan diletakkan dalam rak-rak yang tidak menempel pada dinding, lantai dan

langit-langit, maksudnya adalah:

- untuk sirkulasi udara agar udara segar dapat segera masuk keseluruh ruangan

- mencegah kemungkinan tempat persembunyian tikus

Page 10: Aaaaa Tugas Pengemasan Cookies

- untuk memudahkan pembersihan lantai

- untuk mempermudah dilakukan stok opname

2. Setiap makanan ditempatkan dalam kelompoknya dan tidak bercampur baur dengan

jenis kue lainnya

2.5 Teknik Penyimpanan

Ada beragam jenis kue kering. Ada yang lembut, mudah retak karena banyak

mengandung lemak. Ada juga yang renyah, agak keras. Saat dikeluarkan dari oven ada

yang enak dinikmati hangat tetapi ada juga yang harus didiamkan beberapa saat hingga

mengeras baru bisa dimakan. Untuk jenis kue kering yang lembut sebaiknya disimpan

terpisah dengan yang renyah. Karena kue akan mudah hancur.

Untuk jenis kue yang lembut sebaiknya ditaruh dalam wadah kedap udara, pada tiap

susunan kue dilapisi dengan selembar plastic yang dapat berguna untuk menyerap air atau

lemak dari kue maupun dari lingkungan. Jika tak ada wadah kedap udara, dimasukkan

kantung plastik, diikat rapat dan dimasukkan ke dalam wadah bertutup.

Untuk jenis yang renyah, cara meyimpannya lebih mudah yaitu ditaruh dalam stoples

bertutup rapat. Selain itu ditaruh selembar tissue yang dilipat di bagian bawah stoples agar

kue tetap kering.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam Penyimpanan makanan kering:

a. Suhu cukup sejuk, udara kering dengan ventilasi yang baik

b. Ruangan bersih, kering, lantai dan dinding tidak lembab

c. Rak-rak berjarak minimal 15 cm dari dinding lantai dan 60 cm dari langit-langit

d. Rak mudah dibersihkan dan dipindahkan

e. Penempanan dan pengambilan barang diatur dengan sistem FIFO (first in first out)

artinya makanan yang masuk terlebih dahulu harus dikeluarkan lebih dulu. Dan

LIFO (last in first out) artinya makanan yang terakhir masuk ke storage keluar

terlebih dahulu.

Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam penyimpanan kue kering :

- Disimpan di wadah tertutup. Agar teksturnya tetap renyah, dipastikan wadah kue

tertutup rapat. Hal ini berguna untuk mencegah udara dari luar masuk ke dalam

stoples dan membuat tekstur kue kering jadi lembek.

- Diusahakan tutup stoples mudah dilepas. Tutup stoples yang dilengkapi dengan karet

bisa menjaga kerenyahan kue kering. Tutupnya juga mudah dibuka dan bisa mengatur

kelembaban udara di dalam stoples. Tekstur kue kering juga tetap segar dan renyah

saat dimakan.

- Menggunakan kertas lilin untuk alas stoples. Kertas lilin juga bisa dijadikan alas

stoples. Jenis kertas ini dapat menjaga kelembaban kue kering dan mencegahnya

Page 11: Aaaaa Tugas Pengemasan Cookies

menempel satu sama lainnya. Selain itu, remahan kue yang ada dipermukaan stoples

mudah dibersihkan.

- Kue disimpan berdasarkan jenisnya. Tiap jenis kue memiliki tingkat kerenyahan yang

berbeda. Sebaiknya simpan berdasarkan jenisnya dalam stoples kedap udara yang

berbeda. Cara ini juga bisa mempertahankan aroma dan rasa pada kue kering.

- Untuk jenis penyimpanan dalam waktu lama hingga berbulan-bulan, dapat disimpan

dalam freezer. Kue kering yang sudah tertata rapi di dalam stoples kedap udara bisa

disimpan dalam freezer. Cara penyimpanan ini juga bisa mempertahankan rasa dan

aroma kue. Bahkan kue kering tetap awet dan segar hingga enam bulan lamanya.

Page 12: Aaaaa Tugas Pengemasan Cookies

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. 2012. Definisi Kue Kering. http://library.binus.ac.id/. Diakses tanggal 5 Mei

2014 pukul 11.42.

Anonymous. 2012.Cookies. http://repository.usu.ac.id/. Diakses tanggal 5 Mei 2014 pukul

11.42.

Bogasari. 2012. Menjaga Kerenyahan Kue Kering Hingga Natal. http://m.bogasari.com/. Diakses tanggal 5 Mei 2014 pukul 18.25.

Buckle, K.A, R.A. Edwards, G.H. Fleet dan wootton, 1985. Food Science. Penerjemah hari purnomo dan adiono dalam ilmu pangan. Universitas Indonesia Press, Jakarta

Diah, O. 2013. Menyimpan Kue Tetap Renyah. http://food.detik.com/. Diakses tanggal 5 Mei 2014 pukul 19.18.

Fellows, P.J. 2000. Food Processing Technology. Principles and Practice. 2nd Ed.

Woodhead Publishing Ltd., Cambridge, England.

HafizullahAhmad. 2008. Polipropilena. http://ahmadhafizullahritonga.blog.usu.ac.id. Akses

tanggal 4 Mei 2014. Malang.

Manley D. 2000. Technology of Biscuits, Crackers, and Cookies 3rd Edition. Woodhead

PublishingLimited. Cambridge.

Nur, Shofia. 2011. Pengemasan Produk Sayuran Dengan Bahan Kemas Plastik Pada

Penyimpanan Suhu Ruang Dan Suhu Dingin. UGM. Yogyakarta.

Robertson GL. 2010. Food Packaging and Shelf Life: A Pratical Guide. CRC Press. Florida.

Syarief, R., S.Santausa, St.Ismayana B. 1989. Teknologi Pengemasan Pangan.

Laboratorium Rekayasa Proses Pangan. PAU Pangan dan Gizi IPB. Bogor.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan.

Winneke, O. 2010. Menyimpan Kue Kering. http://food.detik.com. Diakses tanggal 5 Mei

2014 pukul 18.24.