38
ABA SUBAGJA, S.SOS., M.AP, KEPALA BIDANG STANDARISASI JABATAN SDM APARATUR KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI, 2014 KEBIJAKAN PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN JABATAN FUNGSIONAL PEMBIMBING KESEHATAN KERJA PASCA UU ASN

ABA SUBAGJA, S.SOS., M.AP, KEPALA BIDANG STANDARISASI JABATAN SDM APARATUR

  • Upload
    banyan

  • View
    319

  • Download
    1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

KEBIJAKAN PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN JABATAN FUNGSIONAL PEMBIMBING KESEHATAN KERJA PASCA UU ASN. ABA SUBAGJA, S.SOS., M.AP, KEPALA BIDANG STANDARISASI JABATAN SDM APARATUR KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI, 2014. OUTLINE. LATAR BLK DAN KEBIJAKAN RB. 1. - PowerPoint PPT Presentation

Citation preview

ABA SUBAGJA, S.SOS., M.AP, KEPALA BIDANG STANDARISASI JABATAN SDM APARATURKEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI, 2014

KEBIJAKAN PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN JABATAN FUNGSIONAL PEMBIMBING KESEHATAN

KERJA PASCA UU ASN

OUTLINELATAR BLK DAN KEBIJAKAN RB

POKOK-POKOK SUBSTANSI JF KESJA

1

2

UU ASN DAN JF KEDEPAN3

PENUTUP4

LATAR BLK DAN KEBIJAKAN RB

1

PERSETUJUAN RUU ASN OLEH DPR RI 19 DESEMBER 2013

UU NO. 5 THN 2014 TTG ASNDIUNDANGKAN TGL 15 JANUARI 2014

5

1. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil jo. PP No 40 Tahun 2010

2. Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999 tentang Rumpun Jabatan Fungsional PNS

3. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 13 Tahun 2013 tentang Jabatan Fungsional Pembimbing Kesehatan Kerja dan Angka Kreditnya

4. Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 47 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 13 Tahun 2013 tentang Jabatan Fungsional Pembimbing Kesehatan Kerja dan Angka Kreditnya

1. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil jo. PP No 40 Tahun 2010

2. Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999 tentang Rumpun Jabatan Fungsional PNS

3. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 13 Tahun 2013 tentang Jabatan Fungsional Pembimbing Kesehatan Kerja dan Angka Kreditnya

4. Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 47 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 13 Tahun 2013 tentang Jabatan Fungsional Pembimbing Kesehatan Kerja dan Angka Kreditnya

04/22/23

Sebelum diundangkannya RPP JF

POKOK-POKOK SUBSTANSI JF KESJA

2

URGENSI PEMBENTUKAN JABATAN FUNGSIONAL PEMBIMBING KESEHATAN KERJA

UNDANG-UNDANG NOMOR 36 TAHUN 2009 TENTANG

KESEHATAN BAB XII MENGENAI KESEHATAN

KERJA

UNDANG-UNDANG NOMOR 36 TAHUN 2009 TENTANG

KESEHATAN BAB XII MENGENAI KESEHATAN

KERJA

1. pasal 164 (1) menyatakan bahwa upaya kesehatan kerja ditujukanutk melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yg diakibatkan oleh pekerjaan

2. pasal 165 (2) menyatakan bahwa pekerja wajib menciptakan dan menjaga kesehatan serta pengaruh buruk yg diakibatkan oleh pekerjaan

3. pasal 166 (3) menyatakan bahwa Pemerintah memberikan dorongan dan bantuan untuk perlindungan pekerja

1. pasal 164 (1) menyatakan bahwa upaya kesehatan kerja ditujukanutk melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yg diakibatkan oleh pekerjaan

2. pasal 165 (2) menyatakan bahwa pekerja wajib menciptakan dan menjaga kesehatan serta pengaruh buruk yg diakibatkan oleh pekerjaan

3. pasal 166 (3) menyatakan bahwa Pemerintah memberikan dorongan dan bantuan untuk perlindungan pekerja

PROFESINALISME DAN PEMBINAAN KARIER

PROFESINALISME DAN PEMBINAAN KARIER

JABATAN FUNGSIONAL PEMBIMBING KESEHATAN

KERJA

PRINSIP PROMOTIF-PREVENTIF UPAYA KESEHATAN KERJA

PRINSIP PROMOTIF-PREVENTIF UPAYA KESEHATAN KERJA

Pembimbing Kesehatan Kerja adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan upaya kesehatan kerja.

Rumpun Jabatan Kesehatan dan merupakan JF

Binaan Kemkes yg ke-28

Rumpun Jabatan Kesehatan dan merupakan JF

Binaan Kemkes yg ke-28

Pembimbingan kesehatan kerja adalah kegiatan untuk memberikan bimbingan upaya kesehatan kerja pada pekerja di tempat kerja.

Pembimbingan kesehatan kerja adalah kegiatan untuk memberikan bimbingan upaya kesehatan kerja pada pekerja di tempat kerja.

Upaya kesehatan kerja adalah upaya yang ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk pekerjaan yang meliputi persiapan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi di bidang kesehatan kerja.

Upaya kesehatan kerja adalah upaya yang ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk pekerjaan yang meliputi persiapan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi di bidang kesehatan kerja.

TUGAS POKOKTUGAS POKOK

melakukan kegiatan upaya kesehatan kerja yang meliputi persiapan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi di bidang kesehatan kerja

Utama Pendidikan Upaya kesehatan

kerja, meliputi:1. Persiapan upaya

kesehatan kerja;2. Pelaksanaan upaya

kesehatan kerja; dan3. Monitoring dan

evaluasi upaya kesehatan kerja.

Pengembangan Profesi

Penunjang

JABATAN FUNGSIONAL JABATAN FUNGSIONAL PEMBIMBING PEMBIMBING KESEHATAN KERJAKESEHATAN KERJA

KEDUDUKAN UNIT

1. Kementerian Kesehatan2. Kementerian/Lembaga selain

Kementerian Kesehatan3. Pemerintah Daerah Provinsi;4. Pemerintah Daerah r5. Rumah Sakit Umum Kelas A6. Rumah Sakit Umum Kelas B7. Rumah Sakit Umum Kelas C8. Rumah Sakit Umum Kelas D9. Loka 10.Kantor Kesehatan Pelabuhan11.Puskemas12.Politeknik Kesehatan

1. Pembimbing Kesehatan Kerja berkedudukan sebagai pelaksana teknis fungsional di bidang kesehatan kerja pada unit organisasi lingkup kesehatan kerja pada instansi pemerintah.

2. Pembimbing Kesehatan Kerja merupakan jabatan karier.

PN

S

PN

S P

RO

FES

ION

AL

PR

OFES

ION

AL

PN

S

PN

S P

RO

FES

ION

AL

PR

OFES

ION

AL

Instansi pembina dalam rangka melaksanakan tugas pembinaan menyampaikan hasil pelaksanaan pembinaan Jabatan Fungsional Pembimbing Kesehatan Kerja secara berkala sesuai dengan perkembangan pelaksanaan pembinaan kepada Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi dengan tembusan Kepala Badan Kepegawaian Negara.

a. menyusun petunjuk teknis pelaksanaan;

b. menyusun pedoman formasi;c. menetapkan standar kompetensi;d. mengusulkan tunjangan jabatan;e. melakukan sosialisasi serta

petunjuk pelaksanaannya;f. menyusun kurikulum pendidikan

dan pelatihan fungsional/teknis fungsional;

g. memfasilitasi pendidikan dan pelatihan fungsional/teknis fungsional;

h. mengembangkan sistem informasi jabatan;

i. memfasilitasi pelaksanaan Jabatan Fungsional Pembimbing Kesehatan Kerja;

j. memfasilitasi pembentukan organisasi profesi ;

k. memfasilitasi penyusunan dan penetapan etika profesi dan kode etik jabatan;

l. melakukan pembinaan terhadap Tim Penilai;

m.menyelenggarakan uji kompetensi Jabatan; dan

n. melakukan monitoring dan evaluasi Jabatan Fungsional Pembimbing Kesehatan Kerja;

Pembinaan jabatan fungsional dilakukan oleh Kementerian Kesehatan selaku

Instansi pembina.

Peran Instansi Pembina Jabatan Fungsionanal Pembimbing Kesehatan Kerja

11

Penata Muda, golongan ruang III/a;dan

Penata Muda Tingkat I, golongan ruang III/b.

Penata, golongan ruang III/c; dan Penata Tingkat I, golongan ruang

III/d.

Pembina, golongan ruang IV/a; Pembina Tingkat I, golongan ruang

IV/b; dan Pembina Utama Muda, golongan

ruang IV/c.

Pembimbing Kesehatan Kerja Pertama;

Pembimbing Kesehatan Kerja Muda; dan

Pembimbing Kesehatan Kerja Madya.

1. Pengangkatan pertama kali merupakan pengangkatan untuk mengisi lowongan formasi dari Calon Pegawai Negeri Sipil.

2. Calon Pegawai Negeri Sipil dengan formasi jabatan fungsional Pembimbing Kesehatan Kerja setelah ditetapkan sebagai Pegawai Negeri Sipil paling lama 1 (satu) tahun harus diangkat dalam jabatan fungsional Pembimbing Kesehatan Kerja.

3. Pegawai Negeri Sipil paling lama 2 (dua) tahun setelah diangkat dalam jabatan, harus mengikuti dan lulus diklat dasar fungsional Pembimbing Kesehatan Kerja.

4. Pegawai Negeri Sipil yang tidak mengikuti dan lulus diklat dasar Pembimbing Kesehatan Kerja dapat diberhentikan dari jabatan Pembimbing Kesehatan Kerja.

1. berijazah paling rendah Sarjana (S1)/Diploma IV/Sarjana Terapan di bidang kesehatan kerja/hyperkes;

2. pangkat paling rendah Penata Muda, golongan ruang III/a;

3. Prestasi kerja paling kurang bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir.

1. Pangkat yang ditetapkan bagi Pegawai Negeri Sipil tersebut adalah sama dengan pangkat yang dimiliki, dan jenjang jabatan ditetapkan sesuai dengan jumlah angka kredit yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit.

2. Jumlah angka kredit ditetapkan dari unsur utama dan unsur penunjang.

1. Memenuhi persyaratan sebagaimana pengangkatan pertama;

2. usia paling tinggi 50 (lima puluh) tahun;

3. memiliki pengalaman di bidang upaya kesehatan kerja paling kurang 2 (dua) tahun; dan

Diberlakukan bagi Pegawai Negeri Sipil yang telah dan masih melaksanakan tugas di bidang kesehatan kerja berdasarkan keputusan pejabat yang berwenang dapat disesuaikan/di-inpassing ke dalam jabatan Pembimbing Kesehatan Kerja.

Batas waktu penyesuaian /inpassing terhitung mulai tanggal sejak peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi diundangkan dan selesai pada tanggal 31 Juli 2014

1. berijazah paling rendah Sarjana (S1)/Diploma IV/Sarjana Terapan di bidang kesehatan kerja/hyperkes;

2. pangkat paling rendah Penata Muda, golongan ruang III/a;

3. mengikuti dan lulus uji kompetensi; dan

4. prestasi kerja paling kurang bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir.

Formasi Jabatan Fungsional Pembimbing Kesehatan Kerja didasarkan pada analisis jabatan dan penghitungan beban kerja.

1. Jumlah pekerja;2. Luas wilayah

kerja; dan3. Jumlah unit

organisasi lingkup kesehatan kerja pada instansi pemerintah.

Ketentuan uji kompetensi diatur dengan Peraturan Menteri Kesehatan selaku pimpinan Instansi Pembina.

Untuk meningkatkan kompetensi dan profesionalisme Pembimbing Kesehatan Kerja yang akan naik jenjang jabatan setingkat lebih tinggi, yang bersangkutan harus mengikuti dan lulus uji kompetensi.

1. berijazah paling rendah Sarjana (S1)/Diploma IV/Sarjana Terapan di bidang kesehatan;

2. pangkat paling rendah Penata Muda, golongan ruang III/a;

3. mengikuti dan lulus uji kompetensi; dan

4. prestasi kerja paling kurang bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir.

1. berijazah paling rendah Sarjana (S1)/Diploma IV/Sarjana Terapan di bidang kesehatan kerja/hyperkes;

2. pangkat paling rendah Penata Muda, golongan ruang III/a;

3. mengikuti dan lulus uji kompetensi; dan

4. prestasi kerja paling kurang bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir.

1. Pengajar/pelatih/penyuluh di bidang upaya kesehatan kerja;

2. Peran serta dalam seminar/lokakarya/ konferensi/pelatihan di bidang upaya kesehatan kerja;

3. Keanggotaan dalam Tim Penilai jabatan fungsional Pembimbing Kesehatan Kerja;

4. Keanggotaan dalam organisasi profesi Pembimbing Kesehatan Kerja;

5. Perolehan penghargaan/tanda jasa; dan

6. Perolehan gelar kesarjanaan lainnya.

1. Pengajar/pelatih/penyuluh/ pembimbing di bidang upaya kesehatan kerja pada unit organisasi pemerintah;

2. Peran serta dalam seminar/lokakarya/konferensi/pelatihan di bidang upaya kesehatan kerja;

3. Keanggotaan dalam Tim Penilai jabatan fungsional Pembimbing Kesehatan Kerja;

4. Keanggotaan dalam organisasi profesi Pembimbing Kesehatan Kerja;

5. Perolehan penghargaan/tanda jasa; dan

6. Perolehan gelar kesarjanaan lainnya.

FORMASI adalah jumlah dan susunan pangkat Pegawai Negeri Sipil yang diperlukan dalam suatu satuan organisasi negara untuk mampu melaksanakan tugas pokok dalam jangka waktu tertentu

Aspek Analisis Kebutuhan Pegawaijenis pekerjaan;sifat pekerjaan;analisis beban kerja dan perkiraan kapasitas seorang PNS dalam jangka waktu tertentu;prinsip pelaksanaan pekerjaan; danperalatan yang tersedia.

PP Nomor 97 Tahun 2000 jo PP Nomor 54 Tahun 2003

PENDIDIKAN, DIKLAT, PRESTASI KERJA

TELAH DAN MASIH MELAKSANAKAN TUGAS

PENDIDIKAN, PENGALAMAN, DIKLAT, PRESTASI KERJA,

USIA

FORMASI

JABATANFORMASI

JABATAN

untuk menghilangkan kesenjangan dalam

jabatan dan kompetensi dapat dilakukan Diklat teknis atau fungsional

mengetahui kemampuan PNS (pengangkatan dalam

jabatan dan kenaikan jabatan)

Degree – Non Degree(Dalam Negeri – Luar

Negeri)

Penilaian

PrestasiPenila

ian

Prestasi

Usia – Angka Kredit

Prestasi kerja – hukuman disiplin

Tidak memenuhi Ak – tugas belajar – diangkat dalam

jabatan lain

Pengelolaan

Kualitas

Pengelolaan

Kualitas

04/22/23 23

PERILAKU KINERJA

PEGAWAI (PKP)BOBOT NILAI 40%

ASPEK:a. orientasi pelayanan;

b. integritas; c. komitmen;

d. disiplin; e. kerja sama; dan f. kepemimpinan.

SASARAN KERJA PEGAWAI (SKP)BOBOT NILAI 60%

ASPEK:a. kuantitas; b. kualitas; c. waktu; dan d. biaya.

UNSUR PENILAIAN PRESTASI KERJA PNS

Unsur2 & PENILAIAN PRESTASI KERJA JABATAN struktural

Unsur2 & PENILAIAN PRESTASI KERJA JABATAN struktural

Eselon I Eselon I Renstra dan rktRenstra dan rkt

Eselon Ii Eselon Ii Skp eselon iSkp eselon i

Eselon Iii Eselon Iii Skp eselon iiSkp eselon ii

Eselon Iv Eselon Iv Skp eselopn iiiSkp eselopn iii

Eselon v Eselon v Skp eselon ivSkp eselon iv

Fungsional umum

Fungsional umum Skp eselon iv dan vSkp eselon iv dan v

jabatan jabatan acuanacuan

BERDASARKAN PERHITUNGAN ANGKA KREDIT (PERKA BKN

1/2013 TTG PELAKSANAAN PP

46/2011)

BERDASARKAN PERHITUNGAN ANGKA KREDIT (PERKA BKN

1/2013 TTG PELAKSANAAN PP

46/2011)

PENILAIAN PRESTASI KERJA JABATAN FUNGSIONAL ttt

PENILAIAN PRESTASI KERJA JABATAN FUNGSIONAL ttt

1 2

1. Meningkatan efektivitas kegiatan upaya yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

2. Meningkatan produktivitas kerja PNS dalam melaksanakan kegiatan upaya kesehatan kerja;

3. Meningkatan efektivitas dalam pelaksanaan tugas guna mendukung kinerja organisasi dan pelayanan masyarakat;

4. Meningkatan produktivitas kerja PNS dalam melaksanakan tugas;

5. Memperluas untuk menduduki jabatan tertentu;

6. Profesionalisme PNS;7. Kejelasan peran dan kinerja;8. Kedudukan, Tugas tersetruktur dan

berjenjang, kemandirian tugas;9. Tingkat/jenjang : Keahlian

(Madya, IV/c) 10.Memperpendek rentang kedali.11.Memperoleh tunjangan12.BUP13.Peluang naik pangkat/jabatan

Prospek dan Manfaat Jabatan

Fungsional Pembimbing

Kesehatan Kerja

Prospek dan Manfaat Jabatan

Fungsional Pembimbing

Kesehatan Kerja

1. kepastian2. profesionalisme 3. transparan

1. kepastian2. profesionalisme 3. transparan

1. VERTIKAL2. HORIZONTAL3. DIAGONAL

1. VERTIKAL2. HORIZONTAL3. DIAGONAL

jabatan, pangkat, pendidikan dan pelatihan jabatan,

kompetensi, pengalaman, masa jabatan.

UU ASN DAN JF KEDEPAN3

Aparatur Sipil Negara

(ASN)

Aparatur Sipil Negara

(ASN)

profesi bagi :1.Pegawai Negeri Sipil 2.Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja

profesi bagi :1.Pegawai Negeri Sipil 2.Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja

1. Jabatan Pimpinan Tinggi2. Jabatan Administrasi3. Jabatan Fungsional

1. Jabatan Pimpinan Tinggi2. Jabatan Administrasi3. Jabatan Fungsional

KEBERADAAN JF DALAM UU ASNKEBERADAAN JF DALAM UU ASN

a. nilai dasar;

b. kode etik dan kode perilaku;

c. komitmen, integritas moral, dan tanggung jawab pada pelayanan publik;

d. kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas;

e. kualifikasi akademik;

f. jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas; dan

g. profesionalitas jabatan

ASN SEBAGAI PROFESI BERLANDASKAN PADA PRINSIP:

http://sinyo19.blogspot.com

Jabatan Administra

si

Jabatan Fungsion

al

Jabatan Pimpinan

Tinggi

Jabatan Administratormemimpin pelaksanaan

seluruh kegiatan pelayanan publik serta administrasi pemerintahan dan pembangunan

Jafung keahlian: a) ahli utama; b) ahli madya; c) ahli muda;

d) ahli pertama.

Jafung keterampilan: a) penyelia; b) mahir; c) terampil; d) pemula

Jabatan Pengawasmengendalikan

pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh pejabat pelaksana

Jabatan Pelaksanamelaksanakan kegiatan

pelayanan publik serta administrasi pemerintahan dan pembangunan

• Jabatan pimpinan tinggi utama;• Jabatan pimpinan tinggi madya; dan• Jabatan pimpinan tinggi pratama

DII

SI

DA

RI

PE

GA

WA

I A

SN

DII

SI

TN

I D

AN

PO

LR

I

Jabatan ASN

tertentu

JABATAN ASN

• R-PP tentang Pengisian Jabatan ASN tertentu yang berasal dari prajurit TNI dan anggota POLRI

• R-PP tentang Pengisian Jabatan ASN tertentu yang berasal dari prajurit TNI dan anggota POLRI

Manajemen PNS meliputi:a. penyusunan dan penetapan

kebutuhan;b. pengadaan;c. pangkat dan jabatan;d. pengembangan karier;e. pola karier;f. promosi;g. mutasi;h. Penilaian kinerjai. penggajian dan tunjangan;j. penghargaan;k. disiplin;l. pemberhentian;m. pensiun dan tabungan hari tua;

dann. perlindungan.

MANAJEMENMANAJEMEN ASNASNMANAJEMENMANAJEMEN ASNASN

Manajemen PPPK meliputi:a. penetapan kebutuhan;b. pengadaan;c. penilaian kinerja;d. penggajian dan tunjangan;e. pengembangan kompetensi;f. pemberian penghargaan;g. disiplin;h. pemutusan hubungan

perjanjian kerja; dani. perlindungan.

PRESIDENPRESIDEN

PYB (pembinaan)

PPK (menetapkan)

PPK (menetapkan)

Gaji dan Tunjangan

Gaji yang adil dan layak

Secara bertahap sesuai dengan beban kerja, tanggungjawab, dan resiko pekerjaan.

Tunjangan kinerja dan tunjangan kemahalan.Tunjangan kinerja dibayarkan sesuai pencapaian kinerja.

Tunjangan kemahalan dibayarkan sesuai dengan tingkat kemahalan berdasarkan indeks harga yang berlaku di daerah masing-masing.

APBN/APBD

R-PP tentang Gaji, Tunjangan Kinerja, Tunjangan Kemahalan dan Fasilitas Lain

58 (lima puluh delapan) tahun bagi Pejabat Administrasi; 60 (enam puluh) tahun bagi Pejabat Pimpinan Tinggi

04/22/23

Sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan bagi Pejabat Fungsional.

UU ASN

BATAS USIA PENSIUN

Batas Usia Pensiun 56 tahunDapat diperpanjang 60-65 -70 tahun

RPP BUP bagi Pejabat Fungsional.

PENUTUP4

Dengan manajemen pembinaan jabatan fungsional Pembimbing

Kesehatan Kerja secara profesional serta perencanaan

pegawai yang tepat akan mendorong pada terwujudnya

Pejabat Fungsional Pembimbing Kesehatan Kerja yang profesional dan sesuai

perkembangan profesi dan tuntutan kompetensi

Pembimbing Kesehatan Kerja.

HASIL SURVAI KEMENTERIAN KEUANGAN TERHADAP 25 UNIVERSITAS DI INDONESIA TAHUN 2013

SUMBER: KEMENKEU-RI, 2013

PERTAMINAKEMENKEU

KEMENLUPEMDA

KEMKOMINFO

KEMDIKBUD

KEMENKEU

1.ASN ADALAH PROFESI

2.PRAKTEK MERIT SISTEM

3.KOMPETISI BERBASIS KOMPETENSI SECARA TERBUKA/DILARANG MENGHALANGI BERKOMPETISI

4.HAK PENGEMBANGAN KOMPETENSI

5.PERLINDUNGAN HUKUM DAN KARIER DARI PRAKTEK POLITIK

6.KESEJAHTERAAN YG ADIL DAN LAYAK

TERIMA KASIH