Upload
ujangrahman
View
272
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Sokarno
Citation preview
SOEKARNO DAN DAKWAH : ANALISIS BAHASA DAKWAH
DALAM TEKS PIDATONYA TENTANG KEISLAMAN
PASCA KEMERDEKAAN
Tesis
Diajukan kepada Sekolah Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar magister program studi Dakwah dan Komunikasi
oleh :
Abdul Jalil NIM : 00.2.00.1.07.01.0247
Pembimbing :
Prof. Dr. H. M. Yunan Yusuf, M.A.
Prof. Dr. H. Badri Yatim, M.A.
PROGRAM STUDI DAKWAH DAN KOMUNIKASI SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2007
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
iii
PERSETUJUAN
Tesis berjudul : Soekarno dan Dakwah, Analisis Bahasa Dakwah
dalam Teks Pidatonya tentang Keislaman
Pasca Kemerdekaan
Penyusun : Abdul Jalil
NIM : 00.2.00.1.07.01.0247
Program Studi : Dakwah dan Komunikasi
Telah mendapat persetujuan pembimbing
untuk diajukan di hadapan tim penguji Sekolah
Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, September 2007
Pembimbing I, Pembimbing II,
Prof. Dr. H. M. Yunan Yusuf, M.A. Prof. Dr. H. Badri Yatim, M.A.
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
iv
PENGESAHAN
Tesis berjudul : Soekarno dan Dakwah, Analisis Bahasa Dakwah
dalam Teks Pidatonya tentang Keislaman
Pasca Kemerdekaan
Penyusun : Abdul Jalil
NIM : 00.2.00.1.07.01.0247
Program Studi : Dakwah dan Komunikasi
Telah dipertanggungjawabkan dalam sidang
munqasyah Sekolah Pascasarjana Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, pada hari
Rabu, 24 Oktober 2007 dan telah diterima sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelas magister
pada sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Jakarta, 24 Oktober 2007
Tim Penguji,
1. Prof. Dr. H. M. Yunan Yusuf, M.A. _________________
2. Prof. Dr. H. Badri Yatim, M.A. _________________
3. Prof . Dr. Amsal Bahtiar, M.A. _________________
4. Dr. Sudarnoto Abdul Hakim, M.A. _________________
5. Dr. Sri Mulyati, M.A. _________________
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
v
LEMBAR PERNYATAAN
Yang bertandatangan di bawah ini :
Nama : Abdul Jalil
Nomor Induk Mahasiswa : 00.2.00.1.07.01.0247
Tempat, Tanggal lahir : Nganjuk, 1 Januari 1973
Program Studi : Dakwah dan Komunikasi
Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis yang
berjudul Soekarno dan Dakwah, Analisis Bahasa Dakwah dalam Pidatonya
tentang Keislaman Pasca Kemerdekaan adalah benar-benar karya asli saya,
kecuali kutipan-kutipan yang disebutkan sumbernya.
Apabila terdapat kesalahan dan kekeliruan di dalamnya, sepenuhnya
menjadi tanggung jawab saya.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, September 2007
Abdul Jalil
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
ABSTRAK
Judul : Tesis berjudul Soekarno dan Dakwah, Analisis Bahasa Persuasif dalam teks Pidatonya tentang Keislaman Pasca Kemerdekaan Penulis : Abdul Jalil NIM : 00.2.00.1.07.01.0247
Permasalahan yang dijawab dalam tesis ini adalah apakah dan
bagaimana Soekarno menggunakan bahasa dakwah qaulun balghun,
qaulun layyinun, qaulun karmun, qaulun maysrun, qaulun saddun dan
qaulun marfun dalam pidatonya tentang keislaman. Demikian juga
bagaimana latar belakang individu dan sosial berpengaruh dalam bahasa
dakwah Soekarno.
Langkah pertama untuk menjawab permasalahan yang telah
ditetapkan, penyusun menggunakan metode tafsir tematik (maud i).
Dalam metode ini, ayat-ayat yang berbicara tentang term qaulun balgun,
qaulun layyinun, qaulun karmun, qaulun maysrun, qaulun saddun dan
qaulun marfun dihimpun untuk mendapatkan konsep masing-masing
bahasa dakwah tersebut dalam perspektif al-Quran. Penulusuran konsep
bahasa dakwah ini, ditinjau dari segi medan wacana (field of discourse)
pelibat wacana (tenor of discourse) dan sarana wacana (mode of discourse),
dan disajikan dalam bentuk tabel. Dengan cara ini, memudahkan
penggunaan bahasa dakwah untuk menganalisis teks pidato Soekarno.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Soekarno menggunakan bahasa
dakwah qaulun balgun, qaulun karmun, qaulun maysrun, qaulun saddun
dan qaulun marfun dalam pidatonya, baik pada medan wacana (field of
discourse), pelibat wacana (tenor of discourse) ataupun sarana wacana
(mode of discourse). Hal ini menunjukkan penyikapan Soekarno dalam
penggunaan bahasa dakwah dalam menghadapi keragaman audien.
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
Secara keseluruhan, indikasi qaulun saddun dan qaulun marfun
lebih banyak ditemukan pada teks pidato Soekarno tentang keislaman.
Temuan ini terdapat pada semua ranah analisis. Dengan pola ini dapat
dimaknai bahwa, dari segi medan wacana, pesan Soekarno pada pidatonya
seputar tawaran pembaharuan pemikiran, pendayagunaan pikiran, motivasi
untuk maju dan memberi semangat membangun kepada audien. Hal ini
seirama dengan sarana (mode) penyampaiannya berupa bahasa yang
sederhana, mudah dipahami, non formal, pengulangan (repetisi) dan
menggunakan kata-kata yang motifatif. Dari segi tenor of discourse juga
menunjukkan hal serupa. Soekarno menempatkan audien dalam pidatonya
sebagai khalayak yang mampu berfikir secara logis. Karena itu penghadiran
tokoh-tokoh tertentu dalam pidatonya adalah upaya Soekarno kerangka
membangun kesadaran berfikir dan motivasi berbuat (beramal).
Tidak terdapat indikasi bahasa dakwah Qaulun Layyinun dalam teks-
teks pidato Soekarno. Bahasa dakwah ini mempunyai ciri khas halus,
lembut tidak menyinggung, menggelitik dan ditujukan kepada penguasa,
pejabat pengambil keputusan (penentu kebijakan). Ketiadaan Qaulun
Layyinun dalam pidato Soekarno dipahami karena posisi Soekarno sebagai
pemegang kekuasaan, kepala negara, presiden dan pemegang jabatan
tertinggi di pemerintahan. Dengan demikian, adalah logis, jika tidak
ditemui bahasa Qaulun Layyinun dalam penelitian ini.
Latar belakang pribadi Soekarno, berupa sejarah kehidupan,
kebudayaan, revolusi dan kondisi sosial masyarakat saat pidato
disampaikan turut mempengaruhi pidato-pidato Soekarno. Keterpengaruhan
ini terdapat pada medan wacana (field of discourse), pelibat wacana (tenor
of discourse) ataupun sarana wacana (mode of discourse). Hal ini dipahami
bahwa manusia adalah makhluk sosial. Sebagaimana Soekarno tidak berdiri
sendiri, tetapi berinteraksi dengan masyarakat dan kondisi sosial politik
bangsa Indonesia turut mempengaruhi dirinya.
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penyusun panjatkan kehadlirat Allah swt.,
karena pertolonganNya, penyusun mampu menyelesaikan tugas penyusunan
tesis ini. alawat dan salam untuk nabi Muhammad saw., keluarga, sahabat
dan pendakwah ajaran Ilahi.
Mengkaji tokoh Soekarno mempunyai kesulitan tersendiri.
Sungguhpun banyak literatur tentang tokoh ini, namun tetap saja penyusun
menemui banyak kendala. Setidaknya ada asumsi bahwa sebuah tesis ditulis
harus teruji kesahihannya. Demikian pula mencermati makna tersirat dari
sekedar penampilan teks, membutuhkan kecermatan tersendiri. Kiranya
tulisan ini mampu memberikan kesadaran bahwa banyak celah kehidupan
yang bisa dimanfaatkan dalam menyampaikan ajaran Islam, baik tataran
teoritis maupun aplikatif.
Dan akhirnya dengan ijin Allah juga, penyusunan tesis ini selesai
Hal demikian tidak lepas dari bantuan banyak pihak. Maka dalam
kesempatan ini penyusun menyampaikan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, M.A. dan Prof. Dr. Azyumardi Azra,
M.A. selaku rektor dan direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberi
kesempatan kepada penyusun mengikuti program pendidikan magister,
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
vii
2. Prof. Dr. H. M. Yunan Yusuf, M.A. dan Prof. Dr. H. Badri Yatim,
M.A., yang telah meluangkan waktu memberi bimbingan kepada
penyusun,
3. Kepala MAN Insan Cendekia, H. Abdul Gawi, Drs. Japar dan Kastolan,
S.Pd., atas kesempatan untuk mengikuti program ini,
4. Teman teman di Madrasah Aliyah Negeri Insan Cendekia Serpong, yang
turut memompa semangat belajar,
5. Ayahanda Rahmad dan ibunda Sufiah yang senantiasa melantunkan
doa dan harapan buat penyusun. Kepada merekalah penyusun belajar
mengarungi kehidupan sekaligus menghadapi tantangannya,
6. Istri tercinta Muzdalifah Mursyad yang senantiasa menyemangati
penyusun untuk segera menyelesaikan program pendidikan,
7. Mas Syaifuddin, mbak Nadzir, Armedo dan Briant yang turut memberi
dukungan moral bagi penyusun.
Semoga Allah membalas kebaikan budi mereka dengan yang lebih
baik. Akhirnya hanya kepada Allah saja, segala upaya ini penyusun
kembalikan, kiranya dapat perkenanNya dan menjadi kunci pembuka
perjuangan penyusun selanjutnya. Kepada pembaca yang berkenan
memberi kritik dan saran guna perbaikan penyusunan tesis ini dikemudian
hari, penyusun sampaikan terima kasih.
Jakarta, Oktober 2007
Penyusun,
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................ ii
LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................. iii
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................ iv
PERNYATAAN .............................................................................. v
KATA PENGANTAR ..................................................................... vi
DAFTAR ISI .................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ............................................................................ xi
PEDOMAN TRANSLITERASI ..................................................... xii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................ 13
C. Pembatasan Masalah ............................... 14
D. Rumusan Masalah ................................... 17
E. Kajian Kepustakaan ............................... 17
F. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............... 21
G. Metode Penelitian ................................... 22
H. Langkah langkah Penelitian ................. 26
I. Sistematika Penulisan ............................ 27
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
ix
BAB II : BAHASA DAKWAH DALAM Al-QURAN
A. Kewajiban Dakwah bagi Setiap Muslim .. 31
B. Persuasi Dakwah dalam Al-Quran .......... 35
1. Qaulun Balgun .................................. 41
2. Qaulun Layyinun ................................. 50
3. Qaulun Maysrun ............................... 58
4. Qaulun Karmun ................................. 64
5. Qaulun Saddun .................................. 69
6. Qaulun Marfun ................................. 73
BAB III : SOEKARNO DAN WACANA KEISLAMAN
A. Latar Belakang Pemikiran Keislaman ...... 85
B. Soekarno dan Wacana Keislaman ............. 98
C. Beberapa Pemikiran Pembaharuan
Soekarno
1. Konsep Teologi Soekarno ..................... 114
2. Konsep Syariah Menurut Soekarno ..... 121
BAB IV : ANALISIS BAHASA DAKWAH DALAM TEKS
PIDATO SOEKARNO TENTANG KEISLAMAN
A. Qaulun Balgun ......................................... 148
B. Qaulun Layyinun ...................................... 157
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
x
C. Qaulun Maysrun ................................... 159
D. Qaulun Karmun ..................................... 163
E. Qaulun Saddun ...................................... 165
F. Qaulun Marfun .................................... 203
G. Analisis Bahasa Dakwah dalam Pidato
Soekarno ................................................. 220
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................ 233
B. Saran-saran .................................... ........ 236
DAFTAR KEPUSTAKAAN ........................................................... 238
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
xi
DAFTAR TABEL
1. The Psychology of Audience ..................................................... 39
2. Karakteristik Qaulun Balgun .................................................... 49
3. Karakteristik Qaulun Layyinun ................................................. 58
4. Karakteristik Qaulun Maysrun ................................................ 64
5. Karakteristik Qaulun Karmun .................................................. 68
6. Karakteristik Qaulun Saddun ................................................... 73
7. Karakteristik Qaulun Marfun ................................................. 79
8. Bahasa Persuasif Dakwah, analisis Wacana (Semiotik sosial) .. 83
9. Tokoh-Tokoh Pembaharu Pemikiran Islam yang
Dikutip Soekarno dalam 10 Tulisan dan Pidatonya ................. 100
10. Pidato-pidato Soekarno tentang KeIslaman Pasca
Kemerdekaan ............................................................................. 146
11. Bahasa Dakwah Teks Pidato Soekarno menurut ranah
Medan Wacana (Field of Discourse) 223
12. Bahasa Dakwah Teks Pidato Soekarno menurut ranah
Pelibat Wacana (Tenor of Discourse) 227
13. Bahasa Dakwah Teks Pidato Soekarno menurut ranah
Sarana Wacana (Mode of Discourse) . 229
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
xii
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
xii
TRANSLITERASI
Arab Latin Arab Latin
- z b ' t g f j q h k kh l d m n r w z h s ..'... sy y s .... d .... t ....
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
xii
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dakwah merupakan kewajiban asasi yang dibebankan Allah
kepada setiap muslim. Dalam tataran praktis, Allah membebaskan
pengemban tugas dakwah untuk menentukan metode yang berdayaguna
dan berhasilguna. Hal ini mengharuskan pengemban dakwah untuk
berfikir, meramu metode terbaik sesuai dengan proses dakwahnya.
Allah menawarkan pilihan metode-metode tersebut dalam surat
an-Nah l ayat 125,
) : (
Artinya : Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. 1 (QS. An-Nah l 16 : 125)
Ayat ini menunjukkan bahwa metode dakwah dapat berupa
h ikmah (kebijaksanaan), mauizah h asanah (pengajaran yang baik) dan
1 Al-Quran dan Terjemahnya, Departemen Agama RI, 1995, hal. 421.
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
2
mujdalah (perdebatan). Pemberian keleluasaan untuk memilih metode
ini, didasarkan pada kenyataan sejarah bahwa pengemban dakwah tidak
selalu berjalan mulus, sering mengalami konflik dengan obyek dakwah
dan mendapat penentangan, menderita karena siksaan, ancaman bahkan
dibunuh.2 Maka perlu penafsiran yang lebih operasional ketiga
pendekatan itu, guna menunjang keberhasilan proses dakwah.
Pendekatan pertama yang ditawarkan Allah adalah h ikmah.
Secara umum berarti bijaksana. Pendekatan yang menggabungkan
komitmen moral dan ketepatan memilih metode. Dakwah dilakukan
dengan bentuk tauladan nyata (bi al-h l). Namun demikian, kata h ikmah
mengandung banyak penafsiran. Sebagian menyatakan h ikmah adalah
syariat Islam sendiri yaitu Norma dan prinsip-prinsip yang agung,
yang sudah dijelaskan oleh Allah kepada kita dalam al-Quran dan
diterangkan oleh Rasulullah.3 Kata h ikmah juga menyiratkan lebih dari
sekedar ilmu dalam batasan kognitif tetapi sudah berintegrasi dengan
rasa (afektif) yang menggerakkan perilaku (psikomotorik), sebagaimana
pernyataan Syeikh Muhammad Abduh,
2 Ismail ibn Kair al-Dimasqy, Tafsir Al-Quran al-Azim, Dr al-Marifah, Beirut, 1987, jilid II, h.613 dan Ahmad Mustafa al-Maragi, Tafsr al-Maragi, Dr Ihya al-Tura al-Arabiyah, Beirut, jilid V, 1985, hal.161-163.
3 Syaikh Abdurrahman Abdul Khaliq, Methode dan Strategi Dawah Islam, terjemahan oleh Marsuni Sasaky, Pustaka Al-Kautsar, Jakarta, 1996, hal. 114.
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
3
Hikmah lebih dari ilmu, h ikmah adalah ilmu yang sehat, sudah dicernakan, yang berpadu dengan nilai rasa ,sehingga menjadi daya penggerak untuk melakukan sesuatu yang berguna dan bermanfaat. Kalau dibawa ke bidang dakwah, untuk melakukan suatu tindakan yang berguna yang efektif.4
Lebih lanjut, Toto Tasmara mempertegas, metode h ikmah ini
sangat menonjol dalam bidang informatif, menyampaikan pesan
semata-mata.5
Terlepas dari berbagai penafsiran kata h ikmah, hal ini
menunjukkan betapa metode ini sangat bersentuhan pada sisi
kemanusiaan (human sense) obyek dakwah, karenanya dalam dakwah
dituntut metode yang persuasif. 6 Dengan kata lain,
Sebuah cara yang mengharuskan pengemban dakwah mengetahui kondisi obyeknya secara detil, sehingga dapat menentukan metode dakwah semanusiawi mungkin, metode yang menghargai obyek dakwah sebagai manusia dengan berbagai karakteristiknya. Karena dakwah adalah sebuah proses penyampaian pesan dari manusia ke manusia yang lain.7
4 Muhammad Nair, Fiqh ad-Dakwah, International Islamic Federation of
Student Organization, Salimiyah Kuwait, 1981, hal. 183.
5 Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah, Gaya Media Pratama, Jakarta, 1997, hal. 38.
6 Istilah persuasif sering digunakan dalam bidang komunikasi, yang menyangkut empat aspek yaitu realita, komunikan dan komunikator yang otonom, lingkungan dan proses penyampaikan pesan. Baca Voctoria ODonnell dan Jude Kable, Persuasion, An Interactive Approach, Random House, New York, 1982, hal. 2 17.
7 Hal ini bisa dilihat misalnya definisi-definisi etimologis kata dakwah. Endang S. Anshari, Pokok-pokok Pikiran Tentang Islam, Usaha Enterprise, Jakarta, 1976, hal. 87. Toha Yahya Umar, Ilmu Dakwah, Wijaya, Jakarta 1971, hal. 1, dan Syekh Ali Mahfuz, Hidyah al-Mursyidn, Dar al-Miriyah, Mesir, 1975, hal. 7.
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
4
H ikmah merupakan metode yang harus disesuaikan dengan
kondisi obyek dakwah baik tua, muda, kuat, lemah dan sebagainya
(menempatkan masyarakat sesuai posisinya).8 Hikmah tidak bisa
dilepaskan, bahkan membentuk kesatuan dengan pendekatan lain yaitu
mauiz ah h asanah dan mujdalah. Karenanya metode h ikmah
mendasari (grand approach) bagi metode-metode yang lain.
Metode kedua adalah mauiz ah h asanah. Secara umum istilah ini
berarti nasihat yang baik. Pengertian ini mengisyaratkan perwujudannya
berbentuk ujaran atau wicara. Ucapan tersebut bisa jadi bersifat
memberi pengetahuan (informatif), menghibur dan menyejukkan
(tabsyr), memberi rasa takut akan ancaman kedurhakaan kepada Allah
(tanr), memberi peringatan (takirah), dan lain sebagainya.
Lebih rinci, secara terpisah Allah menyebutkan macam-macam
metode ini dalam al-Quran, yang bisa dikategorikan sebagai bahasa
dalam dakwah. Istilah tersebut adalah,
Qaulun balgun (perkataan yang membekas pada jiwa), qaulun layyinun (ucapan yang menyejukan, lemah lembut), qaulun maysrun ( perkataan yang mudah difahami, realistis), qaulun karmun (perkataan yang baik, mulia), qaulun saddun (perkataan yang benar, mengenai sasaran).9
8 Muhammad Fath al-Baynuni, Al-Madkhal ila Ilmi ad-Dawah,
terjemahan, Muassasah ar-Rislah, Madinah, 1994, hal. 244.
9 Achmad Mubarok, Solusi Krisis Keruhanian , Jiwa dalam Al-Quran, Paramadina, Jakarta, 2000, hal. 251. Uraian lebih detil lihat Achmad Mubarok, Psikologi Dakwah, Pustaka Firdaus, Jakarta, 1999, hal. 184 200.
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
5
Penyebutan berbagai ragam bahasa ini dalam konteks yang
berbeda, sehingga dalam tataran praktis, perlu pemilihan bentuk yang
sesuai dengan kondisi obyek dakwah.
Metode yang ketiga adalah mujdalah yang berarti perdebatan.
Kata jadal berarti penaklukan, penyempurnaan, diskusi sengit dan
pertengkaran, serta menandingi h ujjah dengan h ujjah.10 Dalam al-
Quran, metode ini diperuntukan manusia yang zalim dengan ciri di
antaranya berusaha mencari kelemahan dan menjatuhkan pendakwah.
Hal bisa dipahami dari ayat seperti berikut,
) :( Artinya : Dan janganlah kamu berdebat dengan Ahli kitab, melainkan
dengan cara yang paling baik, kecuali dengan orang-orang zalim di antara mereka dan Katakanlah: "Kami Telah beriman kepada (kitab-kitab) yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepadamu; Tuhan kami dan Tuhanmu adalah satu; dan kami Hanya kepada-Nya berserah diri". 11 (QS. Al-Ankabut 29 ; 46)
10 Lihat Sayyid M. Nuh, Penyebab Gagalnya Dakwah, Jilid II, Gema Insani Press, Jakarta, 1993, hal. 215.
11 Al-Quran dan Terjemahnya, Departemen Agama RI, hal. 635.
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
6
Ibnu Kair memberi keterangan berkaitan dengan metode
perdebatan (mujdalah), ini dengan berkata,
Ayat-ayat al-Quran yang menggambarkan perdebatan (mujdalah) lebih banyak yang berkonotasi negatif, karenanya Allah mengingatkan pengemban dakwah untuk berhati-hati menggunakan metode ini dan harus dengan cara yang lebih baik (billat hiya ah san), diperuntukkan bagi obyek dakwah dengan kualifikasi tertentu dan hendaknya dilakukan dengan cara-cara baik, ramah, lembut dan ungkapan yang baik pula.12
Kesalahan penggunaan metode ini menimbulkan kegagalan
dalam dakwah. Karena itu pengguna metode ini harus betul-betul
menguasai dan didukung oleh penguasaan ilmu-ilmu yang lain.
Berkaitan dengan itu, Imam Hasan menyatakan kehatian-hatiannya
Jangan memperbanyak debat dalam soal apapun dan bagaimanapun,
sebab perdebatan itu tidak membuahkan kebaikan.13 Hal ini disadari
bahwa dalam metode ini ada tuntutan kemahiran berlogika dan bernalar
secara baik dan taktis, dan tidak semua pengemban dakwah mempunyai
kemampuan yang memadai.
Begitulah isyarat al-Quran tentang ketiga metode dakwah.
Pemahaman pengemban dakwah terhadap ketiga metode tersebut
sangat membantu pelaksanaan dakwahnya. Karena itu pengemban
12 Lihat Imam Hafiz Imaduddin Abul Fida Ismail bin Kair, Tafsr Al-
Quran al-Azim, terjemahan, Jilid IV, Dr al-Jail, Beirut, Libanon, tth., hal. 572. 13 Sebagaimana dikutip Abbas as-Ssy, Bagaimana Menyentuh Hati Kiat-
Kiat Memikat Obyek Dakwah, terjemahan Muhil Dhafir, Intermedia, Solo, 2000, hal. 205.
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
7
dakwah hendaknya memenuhi kualifikasi, kepribadian, integritas dan
kecerdasan yang cukup. Al-Quran juga mengetengahkan banyak
kisah-kisah para utusan Allah sebagai sosok pelaku atau pengemban
dakwah yang baik dan ideal.
Dalam sejarah nasional, nama Soekarno layak dipertimbangkan
sebagai salah satu tokoh dakwah. 14 Sebagai seorang publik figur, dia
mempunyai pengaruh cukup besar di berbagai kalangan. Sekalipun
tidak tumbuh dari lingkungan Islam yang formal semacam pesantren
atau madrasah, tetapi ide-ide pembaharuannya banyak dipengaruhi dan
bersinggungan dengan masalah keislaman. Soekarno menawarkan
pemikiran baru di kalangan masyarakat Islam Indonesia dan berusaha
mendongkrak tradisi wacana keislaman tradisional saat itu. Pemikiran
yang diajukan Soekarno merupakan gagasan untuk menterjemahkan
ajaran Islam sesuai dengan tempat dan perkembangan peradaban
manusia. Keyakinan Soekarno bahwa hakikatnya Islam sesuai dengan
ruang dan waktu. Hal ini tampak pada pemikiran keislaman berupa
keeratan ajaran Islam dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Tulisan
dan pidato tentang perlunya rasio dalam memahami Islam, keharusan
ijtihad, rethingking ajaran Islam adalah cermin dari hal tersebut.
14 Pengakuan formal dalam bidang ini adalah diperolehnya gelar doktor
kehormatan oleh Soekarno dalam bidang ilmu Usuluddin Jurusan Dakwah dari IAIN Jakarta, tanggal 2 Desember 1964.
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
8
Demikian pula tema-tema yang dimunculkan Soekarno tentang tabir /
hijab, transfusi darah, dan bunga bank. Kebanyakan persoalan-
persoalan tersebut merupakan hal baru pada saat itu. Lebih dari itu,
semangat pemikiran Soekarno berusaha menghadirkan Islam dalam
bingkai kebangsaan. Hal ini tercermin pada pemahaman Soekarno
tentang bentuk hubungan Islam dan negara.
Namun demikian, pemikiran-pemikiran Soekarno pada saat itu,
baik dari segi isi atau pendekatan yang digunakannya mengundang
polemik.15 Sungguhpun demikian, polemik dan perdebatan itu justru
menunjukkan pentingnya gagasan Soekarno. Lebih dari itu, sisi
kemenarikan tidak saja karena kebaharuan pemikiran keislaman
Soekarno dan kesegaran idenya pada saat itu, tetapi juga pada cara
penyampaian gagasannya.
Penelusuran akan latar belakang kehidupan Soekarno,
menemukan bahwa pemikiran Soekarno tentang Islam dipengaruhi oleh
banyak hal. Sebagai seorang yang lahir di Jawa dan mengarungi masa-
masa awal kehidupannya di lingkungan kebudayaan ini, unsur-unsur
15 Nampak misalnya perdebatannya tentang memudakan pemikiran Islam dengan tokoh Islam seperti Sirajjuddin Abbas, Machfoedz S iddiq, A. Moeclis, Mhd. Hasbi, Agus Salim dan M. Nair. Lihat Deliar Noer, Gerakan Modern Islam di Indonesia, 1900-1942, LP3ES, Jakarta, 1982, hal. 296. Atau dalam Islam Mazhab Indonesia, M.B. Hooker, terjemahan oleh Iding Rosyidin Hasan, Teraju, Jakarta, 2003, hal. 53 55. Atau lihat perdebatan Soekarno dengan M. Nair tentang nasionalisme dalam Bahtiar Effendy, Islam dan Negara, Transformasi Pemikiran dan Praktik Politik Islam di indonesia, Paramadina, 1998, hal. 72 -81.
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
9
budaya Jawa mempengaruhi Soekarno. Salah satunya adalah
pertunjukan kesenian wayang yang digemarinya, turut membentuk
kepribadian Soekarno. Melalui dunia pewayangan ini, Soekarno
tersosialisasikan dalam budaya Jawa. Tokoh-tokoh dalam pertunjukan
ini menjadi idola Soekarno dan sering Soekarno mengidentifikasi
dirinya tokoh tersebut. Adipati Karna, Bima adalah di antara tokoh
yang yang menjadi idolanya. Kekaguman Soekarno terhadap tokoh ini
karena sifat-sifat dan karakter tokoh tersebut, seperti setia kawan,
berani, membela kebenaran, pantang menyerah, sakti dan berjiwa
juang. Bahkan nama Soekarno diberikan kepada Soekarno oleh
ayahnya disertai harapan agar Soekarno mempunyai sifat-sifat dan
karakter tokoh tersebut. 16
Pengaruh budaya Jawa tersebut tidak saja pada pandangan
Soekarno tentang kehidupan berserta dinamikanya, tetapi juga strategi
penyampaian gagasan dalam pidatonya. Berkaitan dengan hal ini John
D. Legge menulis,
Dalam pidato-pidatonya kemudian, apabila ia ingin menyampaikan pikiran yang lebih pelik kepada khalayak Jawa, ia akan menggunakan kisah dan tokoh-tokoh pewayangan. Ini bukanlah sekedar taktik pidato belaka, sebab memang cukup lama ia hidup dan bergerak dalam dunia pemikiran wayang, dan memandang konflik-konflik masa kini dalam kerangka pewayangan, dan mungkin memandang dirinya sendiri sebagai
16 Lihat Cindy Adams, Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia,
terjemahan oleh Abdul Bar Salim, Gunung Agung, Jakarta, 1985, hal. 37-38.
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
10
dalang yang mengatur peristiwa-peristiwa dalam dunianya dan menguraikan makna hakikatnya. 17
Bersamaan dengan itu, wawasan pemikiran Soekarno semakin
berkembang. Semangat bacanya yang tinggi, membuat Soekarno
banyak menghabiskan waktunya di perpustakaan. Di sinilah Soekarno
berkenalan dan menyerap pemikiran tokoh-tokoh pembaharu dunia
Islam. Tokoh-tokoh tersebut di antaranya Jamluddin al-Afgani,
Muhammad Abduh, Ali bin Abd ar-Rziq, Qasim Ali, Mustafa
Kemal, Amir Ali dan sebagainya. 18 Demikian pula Soekarno
berkenalan dengan tokoh-tokoh Islam pembaharu Indonesia seperti
HOS Tjokroaminoto, Ahmad Dahlan. Bahkan kepada Tjokroaminoto,
Soekarno pernah dititipkan oleh ayahnya ketika di Surabaya, sehingga
Soekarno banyak belajar darinya. Semua tokoh-tokoh pembaharu ini
turut mempengaruhi pemikiran Soekarno tentang keislaman. Pengaruh
pemikiran dari tokoh-tokoh tersebut dan dinamika pemikiran Soekarno
kemudian menjadi bahan polemik dengan tokoh-tokoh lain yang
berbeda dengannya, seperti Ahmad Hasan dan M. Nair.
17 John D. Legge, Sukarno, Sebuah Biografi Politik, terjemahan oleh Tim PSH, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 1996, hal. 35.
18 Lihat tabulasi konstelasi tokoh-tokoh pembaharu pemikiran Islam dalam dalam pidato-pidato Soekarno dalam M. Ridwan Lubis, Pemikiran Soekarno tentang Islam, Haji Masagung, Jakarta, 1992, hal 132.
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
11
Dalam perjalanan hidup Soekarno, Soekarno banyak melihat
ketidakadilan yang diterima oleh bangsa Indonesia. Penjajahan Belanda
atas Indonesia menyebabkan kehidupan rakyat Indonesia porak
poranda, sumber-sumber kesejahteraan tersumbat. Kolonial Belanda
dengan sengaja membodohi rakyat dan memecah belah mereka.
Sementara sumber kekayaan dikeruk, rakyat tertindas dan diperlakukan
secara tidak adil. Keadaan ini memicu semangat perjuangan melawan
penjajahan. Dalam masa revolusi ini, Soekarno menyaksikan keadaan
rakyat dan merenungi nasib bangsanya, yang sebagian besar beragama
Islam. Kesaksian akan nasib bangsa ini menyebabkan Soekarno
melibatkan diri dalam kegiatan politik pada masa itu dan menyerap
pemikiran nasionalis seperti Tjipto Mangunkusumo dan Douwes
Dekker. Karena hal ini, Soekarno dipenjara dan diasingkan oleh
pemerintah kolonial Belanda. Keadaan ini sangat mempengaruhi
pemikirannya tentang keislaman dan pola penyampaian gagasannya.
Latar belakang Soekarno yang kejawaan, masa perjuangan
yang dilaluinya, kesaksiannya sendiri akan keterbelakangan umat
Islam, kedekatannya dengan pemikiran-pemikiran pembaharuan dan
idenya tentang kemajuan berpengaruh pada bangunan pemahamannya
tentang Islam sekaligus cara mengkomunikasikannya. Hal ini
diantaranya nampak dalam bentuk pidato-pidatonya tentang keislaman.
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
12
Dalam batas metode penyampaian pesan, Soekarno merupakan
salah seorang yang berhasil menyampaikan pesan dakwah. Sekalipun
pesan yang berupa hasil interpretasi kreatifitasnya itu berdampak sikap
kritis dari para pengkritiknya, namun dia mampu membangkitkan
semangat nasionalisme dan jiwa merdeka bangsanya. Keberhasilan itu
sebagaimana ide-ide yang dibawanya telah membakar bangsa-bangsa
di Asia dan Afrika, sehingga mereka bangkit dari kekantukan,
kebodohan zamannya.19 Hal senada juga dinyatakan oleh Alfian,
Tidak syak lagi bahwa di antara para pemikir modern Indonesia Sukarno adalah yang terpenting dan terbesar. Hal itu bukan saja karena kualitas pemikiran-pemikirannya yang orisinil dan briliyan, tetapi juga karena pemikiran-pemikiran itu berhasil menjangkau jauh ke dalam masyarakat. Kalau dalam kualitas keorisinilan pemikiran-pemikirannya mungkin ada beberapa tokoh lain yang mampu bersaing dengannya, tetapi dalam hal keluasan pengaruhnya memang tak ada duanya. Di samping seorang cendekiawan yang mempunyai kemampuan besar dalam menuangkan pemikiran yang jernih ke dalam berbagai tulisan, Sukarno adalah pula seorang orator yang luar biasa dan karismatis yang mampu menyampaikan pemikiran-pemikirannya dengan gaya yang amat menarik dan mudah dimengerti, kepada khalayak ramai yang mendengarkannya. 20
Berdasarkan latar belakang ini, penulis tertarik untuk meneliti
faktor bahasa dakwah dalam teks pidato Soekarno tentang keislaman.
19 Lihat Solichin Salam, Bung Karno dalam Kenangan, Pusaka, Jakarta,
1981, hal. 8.
20 Alfian, Politik, Kebudayaan dan Manusia Indonesia, LP3ES, Jakarta, 1982, hal. 77.
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
13
Dari sinilah kajian serius, mendalam tentang Soekarno dan dakwah
(analisis teks pidatonya tentang keislaman) menemui urgensinya.
B. Identifikasi Permasalahan
Dari judul penelitian tentang bahasa dakwah Soekarno, bisa
teridentifikasi banyak permasalahan di antaranya,
1. Apa pemikiran pembaharuan Soekarno tentang keislaman,
2. Bagaimana pendekatan Soekarno dalam memahami agama Islam,
3. Apakah sosoknya yang nasionalis Soekarno menjadikannya tidak
disebut seorang pengemban dakwah,
4. Bahasa yang bagaimana yang digunakan dalam mensosialisasikan
ide-ide pembaharuannya,
5. Bagaimana kaitan kegiatan politik, budaya dengan pemikirannya
tentang Islam,
6. Apa kesesuian metode penyampaiannya dengan bahasa dakwah
dalam al-Quran,
7. Secara historis, kejiwaan, apakah sejarah revolusi mempengaruhi
corak Soekarno dalam menyampaikan idenya,
8. Bagaimana pola bahasa Soekarno menghadapi penguasa (pemerintah
kolonial), rakyat jelata, kawan seperjuangan, kalangan akademisi,
cerdik cendekia dan sebagainya.
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
14
C. Pembatasan Masalah
Melihat sangat luasnya bentangan masalah sebagaimana terlihat
dalam identifikasi masalah, maka perlu dibatasi permasalahannya.
Karena itu perlu masalah didefinisikan secara lebih operatif.
Kata analisis bahasa dalam kamus Besar Bahasa Indonesia,
berarti penelaahan yang dilakukan oleh peneliti atau pakar bahasa
dalam menggarap data kebahasaan yang diperoleh dari penelitian
lapangan atau dari pengumpulan teks. 21
Dakwah adalah usaha Mengajak / menyeru kepada orang lain
agar masuk dalam sablillah, bukan mengikuti dai atau bukan pula
untuk mengikuti sekelompok orang. 22
Maksud analisis bahasa dakwah dalam penelitian ini adalah
penelaahan data kebahasaan dalam teks pidato Soekarno. Data
kebahasaan yang dimaksud adalah bahasa-bahasa yang digunakan
dalam proses dakwah sebagaimana terdapat dalam al-Quran berupa
qaulun balgun, qaulun karmun, qaulun maysrun, qaulun saddun,
qaulun layyinun dan qaulun marfun.
21 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, cetakan IX, 1997, hal. 37.
22 Amrullah Achmad, Dakwah Islam sebagai Ilmu, Sebuah Pendekatan Epistemologi Islam, Makalah pada Simposium di Fakultas Dakwah IAIN Sunan Kalijaga, 14 Desember 1995, hal. 15.
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
15
Teks adalah naskah yang berupa kata-kata asli dari pengarang,
23 sedang pengertian kata pidato adalah pengungkapan pikiran dalam
bentuk kata-kata yang disampaikan kepada orang banyak24. Kata
keislaman diartikan sebagai segala sesuatu yang bertalian dengan
agama Islam.25 Dengan demikian maksud teks pidato keislaman
Soekarno dalam penelitian ini adalah naskah-naskah dari pemikiran
Soekarno yang berkaitan dengan agama Islam yang disampaikan kepada
khalayak dalam bentuk verbal.
Batasan teks-teks pidato Soekarno tentang keislaman dalam
penelitian ini adalah dari sisi judul menunjukkan merujuk istilah dalam
agama Islam. Naskah-naskah pidato tersebut disampaikan Soekarno
pada peringatan-peringatan hari besar Islam. Demikian pula pidato pada
acara resmi berkenaan dengan simbol keislaman seperti masjid dan
lembaga pendidikan Islam. Demikian juga pidato Soekarno pada acara
organisasi umat Islam seperti Muhammadiyah dan pertemuan yang
melibatkan umat Islam dalam jumlah besar. Juga pidato yang
dibawakan Soekarno pada acara khusus di mana Soekarno
membawakan tema Keislaman seperti yang disampaikannya pada kuliah
23 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, hal. 1024. 24 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, hal. 766. 25 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, hal. 388.
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
16
umum dan amanat ketika dia mendapat gelar tertentu Pengayom Agung
Muhammadiyah dan gelar doktor kehormatan.
Istilah pasca berarti sesudah. 26 Kemerdekaan yang dimaksud
adalah kemerdekaan Negara Indonesia yaitu 17 Agustus 1945. Saat
Soekarno bersama Mohammad Hatta mengatasnamakan bangsa
Indonesia menyatakan kemerdekaan Negara Indonesia. Pasca
Kemerdekaan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah rentang waktu
antara proklamasi 17 Agustus 1945 sampai Soekarno tidak menjabat
sebagai presiden Republik Indonesia. Batasan rentang waktu ini
ditentukan selain atas dasar pertimbangan berbagai faktor keterbatasan
penyusun, juga didasarkan pada asumsi bahwa ide yang disampaikan
pada masa ini cukup mewakili pemahaman Soekarno tentang Islam.
Pada kenyataannya, peneliti tidak menemukan dokumen teks-teks
pidato keislaman Soekarno dari tahun 1945 hingga 1952, sehingga teks-
teks pidato yang dianalisis adalah teks pidato Soekarno dari tahun 1953
hingga 1966 yaitu sebanyak 27 naskah sebagaimana dalam tabel 9.
Dengan demikian batasan penelitian ini adalah analisis bahasa
dakwah berupa qaulun balgun, qaulun layyinun, qaulun karmun,
qaulun maysrun, qaulun saddun, dan qaulun marfun, yang terdapat
dalam naskah-naskah pemikiran Soekarno berkaitan dengan agama
26 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, hal. 734.
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
17
Islam yang disampaikannya secara verbal, sejak kemerdekaan Indonesia
hingga Soekarno tidak menjabat sebagai presiden Republik Indonesia.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi dan batasan
masalah maka dirumuskan rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bahasa dakwah apa saja yang terdapat dalam teks-teks pidato
Soekarno tentang keislaman sejak kemerdekaan hingga dia tidak
menjabat presiden Republik Indonesia ?
2. Bagaimana pola penerapan bahasa dakwah Soekarno dalam
pidatonya tentang keislaman ?
3. Bagaimana latar belakang Soekarno mempengaruhi penggunaan
bahasa dakwah dalam naskah pidato Soekarno ?
E. Kajian Kepustakaan
Kajian mengenai aspek bahasa dakwah dalam teks-teks pidato
Soekarno khusus tentang masalah keislaman sesudah masa kemerdekaan
belum peneliti temui. Berbeda dengan tulisan tentang Soekarno, baik
biografi maupun tentang pemikiran-pemikirannya, tentang Islam atau
politik, sudah dijadikan bahan penelitian atau ditulis.
Kajian tentang pemikiran Islam Soekarno di antaranya dilakukan
oleh Muhammad Ridwan Lubis. Penelitian ini mengupas pandangan
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
18
Soekarno tentang ajaran Islam. Masalah yang juga diungkap dalam
penelitian pendekatan Soekarno dalam memahami agama Islam. Islam
tidak sebatas agama (religi) yang mengandung aspek ritual semata tetapi
Islam adalah agama yang bersumber dari Allah dan mencakup urusan
ibadah dan kemasyarakatan. Dalam penelitian ini juga ditunjukkan
pendekatan historis Soekarno dalam mengkaji sebab-sebab kemunduran
umat Islam dan upaya meraih kembali kemajuan. Riwayat hidup dan
latar belakang kebudayaan, perjuangan bangsa yang mewarnai
perkembangan pemikiran Soekarno menjadi bahasan pula. Demikian
pula tawaran Soekarno akan pembaharuan pemikiran agama Islam yang
mengundang polemik dengan beberapa tokoh Islam tentang tema-tema
tertentu dibahas dalam penelitian ini. Analisis isi (content analysis)
digunakan penulis dalam buku ini. Hal ini nampak pada distribusi dan
frekuensi tema dan tokoh yang ditampilkan. 27
Penelitian tentang pemikiran Soekarno lainnya dilakukan oleh
Badri Yatim. Penelitian skripsi ini kemudian dibukukan.28 Badri Yatim
mengupas sintesa pemikiran Soekarno tentang Islam dalam bingkai
nasionalisme. Penulis juga mengetengahkan pemikiran-pemikiran
Soekarno secara umum, nasionalisme kemudian mengkaitkan dengan
27 Penelitian ini dibukukan dengan judul Pemikiran Sukarno tentang Islam, Haji Masagung, Jakarta, 1992.
28 Buku yang dimaksud adalah Soekarno, Islam dan Nasionalisme, diterbitkan oleh Inti Sarana Aksara, Jakarta, tahun 1985.
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
19
pemikiran tentang Islam. Pemikiran penting Soekarno dalam buku ini
antara lain terdapat titik temu antara Islam dengan nasionalisme.
Demikian juga pemikirannya tentang kemungkinan kesatuan tiga aliran
ideologi, Islam, marxisme dan nasionalisme.
Kajian lain tentang pidato Soekarno dilakukan oleh Soemarjoto.
Dalam bahasannya, Soemarjoto menganalisis secara singkat pemikiran
Soekarno tentang Islam. 29 Soemarjoto menelaah masalah-masalah
keislaman dari berbagai tulisan dan pidato-pidato Soekarno. Karena itu
tema-tema pembaharuan pemikiran seperti masalah tabir, hubungan
Islam dan negara, fiqih diulas dalam buku ini. Demikian pula
pendekatan sejarah yang dipakai Soekarno untuk mencapai kejayaan
umat Islam, ditampilkan oleh penulis. Hanya saja ulasan-ulasan itu
kurang lengkap, karena hanya dilihat dari sudut pandang Soekarno.
Polemik dan diskusi dengan pendapat tokoh yang lain masa itu tidak
diungkap dalam buku ini.
Kajian secara khusus tentang bahasa dakwah sejauh pengetahuan
peneliti sulit ditemui. Buku yang mengupas bahasa dakwah di antaranya
ditulis oleh Achmad Mubarok. Penulis buku ini mengetengahkan bahwa
untuk menunjang kewajiban dakwah dilakukan upaya persuasif. Karena
29 Ulasan pemikiran Soekarno ini dibukukan oleh Soemarjoto dengan
judul Meniti Sejarah Menuju Kejayaan Islam, diterbitkan Toko Gunung Agung, Jakarta tahun 2001.
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
20
tujuan dakwah akan mudah dicapai jika metode yang digunakan
menyentuh hati obyek dakwah. Faktor-faktor kejiwaan ini hendaknya
dipertimbangkan dalam pelaksanaan dakwah. Berkaitan dengan dakwah
bi al-lisn (dakwah menggunakan kata-kata), al-Quran memuat isyarat-
isyarat bahasa dakwah yang ditampilkan secara terpisah. Bahasa dakwah
itu adalah qaulun baghun, qaulun layyinun, qaulun karmun, qaulun
maysrun, qaulun saddun. Dengan tafsir, Mubarok merujuk kepada
ayat-ayat al-Quran yang mengandung istilah-istilah tersebut dan
menyimpulkan karakteristik masing-masing 30. Demikian juga masih
dimungkinkan ditemukan jenis bahasa dakwah yang lain.
Penelitian lain tentang bahasa dakwah dilakukan oleh penulis
yang sama, yang kemudian dibukukan. 31 Penelitian ini bermula dari
disertasi penulis yang membahas konsep nafs (jiwa) dalam al-Quran.
Namun demikian bahasa dakwah hanya menjadi salah satu bagian dalam
penelitian ini. Menurut penulis, salah satu upaya mengatasi masalah
kejiwaan di jaman modern adalah kembali kepada al-Quran. Tawaran
al-Quran itu dalam bentuk praktis dilakukan di antaranya dengan
dakwah. Dalam usaha dakwah inilah bahasa dakwah memegang peranan
30 Buku ini diterbitkan dengan judul Psikologi Dakwah oleh Pustaka
Firdaus, Jakarta tahun 1999.
31 Penelitian ini dibukukan dengan judul Solusi Krisis Keruhanian Manusia Modern, Jiwa dalam Al-Quran, diterbitkan oleh Paramadina tahun 2000 Psikologi Dakwah diterbitkan oleh Pustaka Firdaus, Jakarta, 1999.
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
21
penting. Pembahasan bahasa dakwah dalam penelitian ini seputar
pemahaman teks bahasa dakwah dalam ayat al-Quran yang
mengandung bahasa dakwah tersebut. Keterkaitan dengan telaah lain,
seperti komunikasi, persuasi dan psikologi masih sedikit.
F. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Mengetahui bahasa-bahasa dakwah yang digunakan Soekarno
dalam teks-teks pidatonya tentang keislaman,
b. Mengidentifikasi pola bahasa dakwah dalam pidato Soekarno
tentang keislaman,
c. Mengetahui bagaimana latar belakang penggunaan bahasa
dakwah Soekarno dalam pidatonya tentang keislaman.
2. Kegunaan Penelitian
a. Secara teori, hasil penelitian ini harapkan memiliki arti akademis
(academic significance) menambah informasi dan dipertim-
bangkan dalam memperkaya teori-teori dakwah, khususnya
pemahaman tentang bahasa dakwah.
b. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan
pertimbangan oleh para pengemban dakwah dalam proses
dakwahnya, terutama pertimbangan bahasa dakwah. Hal ini
didasarkan bahwa setiap manusia karena faktor kejiwaan dan
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
22
situasional mempunyai kecenderungan dan memerlukan
pendekatan tertentu pula.
G. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Studi kepustakaan
Sumber dan data penelitian ini baik primer maupun sekunder
diperoleh dari buku-buku di perpustakaan. Sumber primer penelitian
ini adalah teks-teks pidato dan amanat Soekarno sesudah
kemerdekaan. Data ini diambil dari kumpulan naskah-naskah pidato
Soekarno tentang keislaman. 32
Sumber lain yang mendukung berupa buku-buku misalnya
biografi Soekarno atau tulisan dan buku tentang pemikiran-
pemikiran Soekarno tentang keislaman. Demikian pula buku-buku
penunjang lain seperti sejarah, sosiologi, psikologi dan komunikasi.
32 Naskah pidato-pidato Soekarno tentang keislaman secara khusus telah dibukukan di antaranya yaitu Bung Karno dan Wacana Islam, Kenangan 100 tahun Bung Karno, Grasindo, Jakarta, 2001. Buku ini berisi pemikiran Soekarno tentang Islam berupa naskah-naskah tulisannya tentang itu dan pidato-pidato Soekarno tentang Islam. Buku lain adalah Bung Karno dan Wacana Islam, Kumpulan Pidato tentang Islam, Haji Masagung, Jakarta, 1990. Buku ini khusus memuat pidato Soekarno tentang Islam. Buku lain adalah Ilmu dan Perjuangan, Inti Idayu Press, Jakarta, 1986. Buku ini memuat naskah pidato Soekarno tentang Islam, tetapi juga pidato lain yang dekat dengan masalah Islam seperti Ilmu dan amal.
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
23
2. Metode Tafsir tematik (maud i)
M. Quraish Shihab menjelaskan tafsir tematik (maud i)
dengan ungkapan,
Ada juga yang memilih topik tertentu kemudian menghimpun ayat-ayat yang berkaitan dengan topik tersebut, di manapun ayat itu ia temukan. Selanjutnya ia menyajikan kandungan dan pesan-pesan yang berkaitan dengan topik yang dipilihnya itu tanpa terikat dengan urutan ayat dan surat sebagaimana terlihat dalam mush af, dan tanpa menjelaskan hal-hal yang tidak berkaitan dengan topik walaupun hal yang tidak berkaitan itu secara tegas dikemukakan oleh ayat yang dibahasnya. 33
Dari pernyataan tersebut, tafsir ini merupakan salah satu
metode memahami kandungan al-Quran tentang masalah-masalah
spesifik. Masalah-masalah tersebut ditentukan terlebih dahulu
kemudian merujuk kepada ayat-ayat yang berkaitan dengan masalah
tersebut. Lebih lanjut al-Farmawi menulis tahapan tafsir ini yaitu :
a. Mengumpulkan ayat yang dijadikan obyek bahasan, b. Diperlukan pengetahuan sebab, latar belakang turunnya berbagai
ayat. Maksudnya untuk membantu memahami arti-arti ayat, c. Diteliti hubungan ayat (munsabat) ayat dengan ayat
sebelumnya atau dengan ayat lain. Hal ini dapat disejajarkan dengan memperhatikan konteks pembicaraan yang mengitari suatu ayat,
d. Diperkaya dengan hadi yang ada hubungannnya dengan pembahasan 34
33 M. Quraish Shihab, Wawasan al-Quran, Mizan, Bandung, 1996, hal
xii. 34 Lihat Al-Farmawi, Al-Bidyah f at-Tafsr al-Maud i, terjemahan,
Maktabah Jumhuriyah, Kairo Mesir, tth., hal. 52..
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
24
Dalam penelitian ini diterapkan untuk mengetahui maksud
bahasa dakwah berupa qaulun baghun, qaulun layyinun, qaulun
karmun, qaulun maysrun, qaulun saddun dan qaulun marfun.
Metode ini memungkinkan untuk memberi batasan yang tegas tiap-
tiap bahasa dakwah yang diteliti. Lebih spesifik, qaulun bagun,
qaulun layyinun, qaulun karmun, qaulun maysrun, qaulun saddun
dan qaulun marfun dibatasi sesuai medan, pelibat dan mode
wacananya. Medan yang dimaksud adalah apa yang dibicarakan
dalam suatu bahasa dakwah, pelibat adalah siapa saja yang terlibat
berikut sifatnya, mode adalah gaya yang dipakai dalam suatu bahasa
dakwah.
3. Metode Deskriptif
Hadari Nawawi menulis bahwa, Metode deskriptif dapat
diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki
dengan menggambarkan / melukiskan keadaan obyek penelitian
berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. 35
Demikian pula Sutrisno Hadi menulis, pada taraf deskriptif, orang
hanya semata-mata melukiskan keadaan obyek atau peristiwa. 36
35 Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, Gadjah Mada Press,
Yogjakarta, 1995, hal. 63. 36 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Jilid I, Andi Offset, Yogjakarta,
1993, hal. 3.
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
25
Dalam metode ini, peneliti berusaha mengemukakan fakta-
fakta dalam aspek yang diteliti agar jelas keadaan dan kondisinya.
Penemuan fakta ini tidak sekedar menunjukkan jumlah fakta
tersebut, tetapi juga mengemukakan hubungan satu dengan yang lain
di dalam aspek yang diselidiki. Sehingga itu peneliti juga
memberikan penafsiran yang adekuat terhadap fakta-fakta yang
ditemukan. 37
Penerapan metode deskriptif dalam penelitian ini adalah
untuk menggambarkan teks pidato Soekarno tentang keislaman.
Bahasa dakwah yang terdapat dalam teks pidato Soekarno
digambarkan keadaannya sesuai ranah analisis medan, pelibat dan
sarana wacananya.
4. Metode Induktif
Metode ini diartikan metode pemikiran yang bertolak dari
kaidah (hal-hal atau peristiwa) khusus untuk menentukan hukum
(kaidah) yang umum. 38 Sutrisno Hadi juga mengungkapkan bahwa,
Dalam cara berfikir sintetik, orang berlandaskan pada pengetahuan-pengetahuan yang khusus, fakta-fakta yang unik dan merangkaikan fakta-fakta yang khusus itu menjadi sesuatu pemecahan yang bersifat umum. 39
37 Hadari Nawawi, Metodologi Penelitian Bidang Sosial, Gadjah Mada
Press, hal. 63.
38 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, hal. 377. 39 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Jilid I, Andi Offset, hal. 2.
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
26
Dalam metode ini berbagai rumusan atau kesimpulan
ditetapkan berdasarkan pada pengetahuan-pengetahuan dan kaidah-
kaidah khusus.
Penggunaan metode induksi dalam penelitian ini adalah
penarikan kesimpulan hasil penelitian yang didasarkan fakta-fakta
berupa bahasa-bahasa dakwah yang telah dinalisis dari setiap teks
pidato Soekarno tentang keislaman.
G. Langkah-langkah Penelitian
Dengan perumusan masalah dan penentuan metode di atas,
penelitian ini merumuskan langkah-langkah penelitian sebagai berikut :
1. Mengumpulkan, mencari ayat yang secara tegas menunjukkan
istilah qaulun baghun, qaulun layyinun, qaulun karmun, qaulun
maysrun, qaulun saddun dan qaulun marfun,
2. Mengetahui latar belakang, sebab turunnya ayat. Hal ini untuk
membantu memahami maksud ayat,
3. Meneliti hubungan ayat (munsabat) dengan ayat lain, yang masih
dalam konteks pembicaraan, hal ini untuk memahami dan
memperoleh gambaran tentang maksud ayat lebih utuh,
4. Mencari hadi yang berkaitan dengan bahasa dakwah dimaksud,
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
27
5. Melakukan interpretasi setiap bahasa dakwah yang disebutkan ayat,
menurut medan, pelibat dan sarana wacana bahasa dakwah tersebut,
6. Menganalisis setiap teks pidato, sesuai indikasi bahasa dakwah
yang terdapat di dalamnya. Analisis ini dengan memperhatikan
medan, pelibat dan sarana wacana pada setiap teks pidato,
7. Membuat tabel distribusi bahasa dakwah yang ditemukan dalam
setiap teks pidato sesuai dengan karakterik bahasa dakwah,
8. Memberikan interpretasi data dari langkah sebelumnya, sesuai
distribusi bahasa dakwah pada semua teks pidato,
9. Menarik kesimpulan, berdasarkan hasil analisis terhadap semua teks
pidato Soekarno.
H. Sistematika Penulisan
Dalam bab awal, penyusun muat konsep kegiatan penelitian
secara umum. Hal ini dilakukan untuk dijadikan dasar bagi
operasionalisasi penelitian. Penulisan diawali dengan pendahuluan yang
berisi latar belakang, urgensi penelitian, identifikasi permasalahan, dan
pembatasannya. Hasil-hasil penelitian terdahulu yang mempunyai
signifikansi dengan penelitian ini, juga dicantumkan dalam bab ini. Bab
ini juga mencakup metode yang menuntun peneliti melakukan kegitan
penelitian, tujuan yang menjadi arah penelitian. Pada akhirnya bentuk
dan sistematika penulisan menjadi bahasan terakhir di bab ini.
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
28
Pada bab kedua akan diketengahkan bahasan tentang bahasa
dakwah. Diawali dengan pembahasan tentang dasar kewajiban dakwah
dan kepentingan dakwah bagi umat Islam. Pembahasan berikutnya
ditampilkan bahasa dakwah dalam al-Quran. Ayat-ayat yang secara
spesifik mengandung bahasa dakwah ditemui dalam bab ini. Kemudian
disimpulkan dalam bentuk karakteristik masing-masing bahasa dakwah.
Karakteristik ini dipetakan dengan analisi wacana. Masing-masing
bahasa dakwah dipetakan menurut ranah medan wacana, pelibat wacana
dan sarana wacana.
Bab ketiga berisi tentang Soekarno. Diawali dengan biografinya,
pengaruh budaya Jawa, perjalanan Soekarno selama perjuangan dan
pendidikan formal yang dilaluinya. Bab ini juga memuat latar belakang
pemikiran Soekarno tentang banyak hal. Pembahasan berikutnya tentang
pemikiran Soekarno. Pengalaman hidup, bahan bacaannya terakumulasi
dalam bentuk pemikiran yang dicantumkan dalam bab ini. Pemikiran
tentang Islam, nasional serta analisis sejarah tentang kemunduran umat
Islam ada di bab ini. Soekarno juga menawarkan pemecahan masalah
agar umat Islam mengulang kejayaan masa lalu. Hal ini nampak pada
pemikiran pembaharuan bidang teologi dan syariah yang dibahas di bab
ini.
Bab keempat adalah inti dari penelitian ini. Pembahasan diawali
dengan tabulasi teks-teks yang akan diteliti. Berikutnya ditampilkan
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
29
hasil analisis bahasa dakwah dalam teks pidato Soekarno. Tidak
ketinggalan hasil itu ditabulasikan sesuai karakterisrik bahasa dakwah
yang terdeteksi dalam setiap teks pidato. Pada akhirnya bab ini
merangkum hasil analisis tiap teks dan dibuat interpretasi sesuai dengan
karakteristik bahasa dakwah.
Kesimpulan dan saran akan dicantumkan dalam bab terakhir
yaitu kelima. Kesimpulan diambil berdasarkan penelitian yang ada di
bab terdahulu. Kesimpulan adalah rangkuman hasil berupa indikasi
bahasa dakwah yang dipakai Soekarno dalam pidatonya. Bagian akhir
dari bab ini berupa saran atau rekomendasi sebagai tindak lanjut dari
penelitian ini.
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
BAB II
BAHASA DAKWAH DALAM AL-QURAN
A. Kewajiban Dakwah Bagi Setiap Muslim
Dalam ajaran Islam, dakwah adalah sesuatu yang pasti ada dan
dibebankan sebagai sebuah kewajiban kepada umatnya. Hal ini
sebagaimana disinyalir oleh Thomas W. Arnold yang mengkategorikan
Islam sebagai agama dakwah/misi di samping Budha dan Kristen.
Dalam agama misi terdapat upaya menyebarluaskan kebenaran, mengajak orang-orang yang belum mempercayainya. Semangat untuk memperjuangkan kebenaran itu tidak kunjung padam pada diri penganutnya, sampai kebenaran yang diyakini itu terwujud alam fikiran, kata-kata dan perbuatan. 1
Prosesi dakwah merupakan sebuah ajaran agama Islam yang
harus dikerjakan pemeluknya. Dakwah dapat dikatakan sebagai tugas
suci yang harus dilaksanakan oleh setiap umat Islam
Dengan demikian dakwah pada hakikatnya adalah usaha sadar
dan berdasar ajaran untuk mengajak yaitu menyadarkan, mengarahkan
dan membimbing manusia agar berbuat sesuai dengan ketentuan ajaran
agama Islam. Seperti definisi dakwah yang dinyatakan Amrullah
Ahmad bahwa dakwah adalah Mengajak/menyeru kepada orang lain
1 Thomas W. Arnold, Sejarah Dawah Islam, terjemahan oleh Nawawi
Rambe, Widjaya, Jakarta, Cetakan ke-2, 1981, hal. 1.
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
31
agar masuk dalam sablillah, bukan mengikuti dai atau bukan pula
untuk mengikuti sekelompok orang. 2
Landasan hukum yang dipakai dalam melakukan dakwah adalah
firman Allah dalam al-Quran surat Ali Imran 3 : 110,
NGZ . u yz >p B & My_ z & $Y= 9 tbr D 's? $r yJ9$$ / cqyg Ys? ur ` t x6Z J9 $# tbq ZB s ?ur !$$/ 3 qs9 ur tB#u @ dr& =tG6 9$# tb%s3 s9 # Z yz Ng 9 4
Ng Z iB cqYB sJ 9$# NdsY 2 r&ur tbq) x 9$# ) : ( Artinya : Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia
menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari yang munkar dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik. 3 (Ali Imran 3 : 110)
Ayat ini menunjukkan agama Islam sebagai agama risalah, untuk
seluruh umat manusia.4 Keberadaan Islam sebagai sebuah agama
hendaknya juga menebarkan mashlahat kepada seluruh umat manusia.
Karena itu umat Islam mempunyai kewajiban mengemban amanah
dakwah, menyampaikan risalah Allah.
2 Amrullah Achmad, Dakwah Islam sebagai Ilmu, Sebuah Pendekatan
Epistemologi Islam, Makalah Simposium di Fakultas Dakwah IAIN Sunan Kalijaga, 14 Desember 1995, hal. 15.
3 Al-Quran dan Terjemahnya, Departemen Agama RI, 1995, hal. 94. 4 M. Nair, Fiqud Dawah, Ramadhani, Solo, 1989, Cet. Ke-8, hal. 109.
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
32
Sayyid Qutub menafsirkan ayat ini dengan membuat klasifikasi
beban dakwah yaitu, pertama, dawah ila al-khair (mengajak/menyeru
ke arah kebaikan) yang diwajibkan kepada seluruh umat Islam secara
keseluruhan, baik penguasa, jamaah, organisasi, dan sebagainya.
Tegasnya, dakwah dalam kategori yang pertama ini dibebankan kepada
siapa saja yang tergolong umat Islam, sebab mengajak berbuat kebaikan
dapat dilakukan oleh setiap muslim dari golongan manapun.
Kedua, dakwah dalam tahap amar maruf (menyuruh berbuat
yang baik), dan ketiga, dakwah dalam bentuk nahi munkar (mencegah
dari perbuatan munkar). Kategori dakwah yang kedua dan ketiga ini
hanya dapat dilakukan oleh penguasa. Dengan demikian, kedua hal
tersebut tidak akan diwujudkan tanpa kekuasaan. Maka penguasa
mempunyai kewajiban menegakkan bentuk kedua dan ketiga.
Sebagaimana pernyataannya Ajaran ilahi di bumi ini bukan sekedar
nasihat, petunjuk dan penjelasan. Ini adalah satu sisi, sedang sisinya
yang kedua adalah melaksanakan kekuasaan memerintah dan melarang,
agar amar maruf dapat wujud, dan kemunkaran dapat sirna.5
Hal ini juga dipertegas oleh Rasulullah sebagaimana sabda
Beliau :
5 Sayyid Qutub, F Zillil Quran, terjemahan oleh Ainur Rafiq Shaleh Tamhid, Robbani Press, Jakarta, Jilid II, hal. 348.
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
33
) (
Artinya : Diriwayatkan dari Tariq bin Syihab r.a., katanya: Orang pertama yang berkhutbah pada Hari Raya sebelum sembahyang Hari Raya didirikan ialah Marwan. Seorang lelaki berdiri lalu berkata kepadanya: Sembahyang Hari Raya hendaklah dilakukan sebelum khutbah. Marwan menjawab: Sesungguhnya kamu telah meninggalkan apa yang ada di sana. Kemudian Abu Said berkata: Orang ini benar-benar telah membatalkan apa yang menjadi ketentuan kepadanya sedangkan aku pernah mendengar Rasulullah s.a.w bersabda: barang siapa di antara kamu melihat kemungkaran, maka dia hendaklah mencegah kemungkaran itu dengan tangannya yaitu kekuasaannya. Jika tidak mampu, hendaklah dicegah dengan lidahnya. Kemudian kalau tidak mampu juga, hendaklah dicegah dengan hatinya. Itulah selemah-lemah iman 6 (HR. Muslim)
Kedua dalil, baik ayat maupun hadi di atas menunjukkan bahwa
secara umum, setiap muslim berkewajiban menunaikan dakwah. Bahkan
dalam kondisi terlemahpun, seseorang tetap dituntut melaksanakan
6 Hadi ini diriwayatkan melalui jalur Abu Bakar bin Abu Syaibah dari
Waki dari Sufyan dari Muhammad bin Muanna dari Muhammad bin Jafar dari Syubah dari Qais bin Muslim dari T ariq bin Syihab. Diambil dari CD Holy Quran versi 6.5 dan kumpulan Hadi Bukhari Muslim dan CD Maktabatu al-Hadi asy-Syarif. Tth.
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
34
kewajiban beramar maruf dan nahi munkar. Meskipun hal itu dilakukan
hanya berupa penolakan dalam hatinya terhadap kemunkaran tersebut.
Kewajiban ini sebanding dengan ancaman Allah bagi orang yang
meninggalkan amar maruf nahi munkar sebagaimana firman Allah :
b) %! $# tbqJ F3 t !$ tB tA tRr& !$# z` B =tG69 $# cr tI our m/ $ YYosS x= s% y7s9 'r & $tB cq =.'t Og Rq / w ) u$Z9 $# wur Og Jk= x6 !$# tP qt
p yJu ) 9$# w ur Lie2t Og s9ur >#xt O 9 r& ) : ( Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa
yangtelah diturunkan Allah, yaitu Al-Kitab dan menjualnya dengan harga yang sedikit (murah), mereka itu sebenarnya tidak memakan (tidak menelan) ke dalam perutnya melainkan api dan Allah tidak akan berbicara kepada mereka pada hari kiamat dan tidak akan mensucikan mereka dan bagi mereka siksa yang amat pedih. 7 (al-Baqarah 2 : 173)
Dengan demikian kewajiban berdakwah dapat dikategorikan
menjadi dua hal. Pertama, secara umum kewajiban ini dibebankan
kepada seluruh umat Islam, tanpa kecuali. Tuntutan menyampaikan
ajaran agama berlaku bagi semua muslim. Dalam tahap pelaksanaannya
disesuaikan dengan kemampuan seseorang dan kondisi seorang muslim.
Kedua, secara khusus dakwah dilakukan oleh sekelompok prosfesional
dalam dakwah. Hal ini bisa berupa para dai, mubalig, ulama, cerdik
cendekia maupun para sarjana dakwah.
7 Al-Quran dan Terjemahnya, Departemen Agama RI, hal. 42.
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
35
B. Persuasi Dakwah dalam Al-Quran
Dalam surat an-Nahl 125 Allah menyatakan :
$# 4n
36
sebagainya. Namun demikian, semua sifat tersebut pada hakikatnya
berkaitan dengan tujuan dakwah, yaitu terjadi perubahan yang lebih
baik pada obyek dakwah (madu).
Dalam khazanah ilmu komunikasi, terdapat kesamaan antara
dakwah dengan persuasi. Persuasi dalam komunikasi sebagaimana
dakwah juga berusaha membuat perubahan pada obyek komunikasi
(komunikan), seperti definisi sebagai berikut,
Pesan yang disampaikan kepada sekelompok khalayak oleh pembicara yang hadir untuk mempengaruhi pilihan khalayak melalui pengondisian, penguatan atau pengubahan tanggapan (respons) mereka terhadap gagasan, isu, konsep atau produk. Upaya persuasi akan berhasil baik bila pesan disampaikan memiliki akibat sesuai dengan yang diharapkan : pesan tersebut dalam beberapa hal mempengaruhi pilihan khalayak. 9
Dalam pelaksanaan dakwah, sebagaimana persuasi maka
pemahaman dan pengetahuan akan obyek dakwah sangat membantu
pencapaian tujuan dakwah. Di sinilah diperlukan pengetahuan tentang
sumber perilaku yaitu motif manusia untuk berbuat. Dalam ilmu
Psikologi, hasil penelitian Abraham Maslow tentang hierarki kebutuhan
manusia perlu dijadikan pertimbangan. Penelitian ini menunjukkan
bahwa,
9 Komunikasi Persuasif, Dedy Djamaluddin Malik (ed.), Remaja Rosdakarya, Bandung, 1994, hal. 147.
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
37
Adanya tiga butir signifikan pemenuhan kebutuhan fisik dan emosional manusia, yakni (1) beberapa kebutuhan fisik dan emosional manusia ; (2) pemenuhan kebutuhan-kebutuhan itu mempunyai aturan dan urutan yang jelas, yakni adanya kebutuhan yang harus lebih dahulu dipenuhi sebelum kebutuhan lainnya bisa dipenuhi ; dan (3) setiap kebutuhan setelah dipenuhi sesuai aturannya secara otomatis mendorong manusia untuk mencari pemuasan pada kebutuhan berikutnya yang lebih tinggi sampai akhirnya mencapai tingkat tertinggi. 10
Hierarki Maslow tentang kebutuhan manusia secara lebih detil
sebagai berikut, (dimulai dari kebutuhan paling mendasar)
1. Kebutuhan fisik a. Makan dan minum b. Tidur c. Kesehatan d. Kebutuhan badani e. Olahraga dan itirahat f. Seks
2. Kebutuhan keagamaan a. Aman dan selamat b. Perlindungan c. Nyaman dan damai d. Tidak ada ancaman atau bahaya e. Lingkungan tertib dan rapi
3. Kebutuhan kasih sayang a. Penerimaan b. Rasa meneliti c. Keanggotaan danlam kelompok d. Cinta dan kasih sayang e. Partisipasi f. Kelompok
4. Kebutuhan harga diri a. Pengakuan dan prestise b. Kepercayaan dan kepemimpinan c. Prestasi dan kemampuan d. Kompetensi dan sukses
10 Komunikasi Persuasif, Dedy Djamaluddin Malik (ed.), Remaja
Rosdakarya, hal. 121.
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
38
e. Kekuatan dan intelegensi 5. Kebutuhan aktualisasi diri
a. Pemenuhan potensi diri b. Mengerjakan hal yang benar-benar merupakan tantangan bagi
pengetahuan c. Pemenuhan rasa ingin tahu intelektual d. Kreatifitas dan apresiasi estetik e. Penerimaan realitas 11 Berdasar kebutuhan-kebutuhan manusia ini, maka usaha
memotivasi manusia, pendakwah seharusnya menggunakan metode
yang berupaya menolong obyek dakwah untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhan mereka secara bertahap. Dengan keselarasan metode dengan
kebutuhan obyak dakwah, mempermudah pencapaian tujuan dakwah.
Dan harus disadari bahwa setiap manusia mempunyai kebutuhan yang
berbeda satu dengan yang lain. Hal ini akan berdampak pada metode
yang digunakan dalam menyampaian pesan dakwah.
Berkaitan dengan hierarki kebutuhan Maslow tersebut, dalam
komunikasi persuasif terdapat pemilahan suasana kejiwaan audien yang
dilakukan oleh Hollingworth dalam buku The Psychology of Audience.
Pemilahan ini berdampak pada strategi yang digunakan untuk
melakukan persuasi kepada mereka. Pemilahan audiens tersebut dalam
bentuk tabel berikut,
11 Komunikasi Persuasif, Dedy Djamaluddin Malik (ed.), Remaja
Rosdakarya, hal. 121.
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
39
Tabel 1
The Psychology of Audience
Audiens Pedestrian
Audiens Pasif dan
Kelompok Diskusi
Audiens Terpilih
Audiens Kesepakatan
Audiens Terorganisir
Atensi Minat Impresi Keyakinan Arahan
------- Minat Impresi Keyakinan arahan
------- ------- Impresi Keyakinan Arahan
------- ------- ------- Keyakinan Arahan
------- ------- ------- ------- Arahan
12
Usaha menarik perhatian khalayak dilakukan oleh komunikator
sebagai langkah awal pada audien pedestrian. Hal ini sesuai dengan
kejiwaan audien ini, yaitu tidak mempunyai hubungan langsung antara
audiens dengan pembicara. Dalam kelompok audien pasif, pembicara
berusaha menjaga perhatian dan minat khalayak agar tetap konsisten.
Kepada audien terpilih, pembicara berusaha melakukan impresi berupa
pemberian kesan yang mendalam. Hal ini sesuai dengan kejiwaan
audien ini yaitu tidak bersimpati satu sama lain atau tidak simpati
kepada pembicara. Sedangkan tipe kejiwaan audien kesepakatan yaitu
mereka sudah tertarik kepada pesan pembicara namun belum ada
keyakinan yang kuat. Karena itu komunikator memberi keyakinan akan
pesan kemudian mengarahkannya. Sedangkan pada audien terorganisir,
12 Komunikasi Persuasif, Dedy Djamaluddin Malik (ed.), Remaja
Rosdakarya, hal. 64.
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
40
mereka sudah memenuhi fase-fase sebelumnya. Khalayak sudah
tertarik hingga mereka mempunyai keyakinan pada pesan komunikator.
Dalam hal ini komunikator hanya memberikan instruksi-instruksinya. 13
Berkenaan dengan metode dakwah, al-Quran memuat metode-
metode dakwah yang bersifat verbal. Secara terpisah Allah
memperkenalkan berbagai macam-macam metode mauiz ah h asanah
ini. Metode-metode ini berupa ungkapan lisan (verbal) yang digunakan
dalam proses dakwah. Bahkan Mubarok menyebutnya dengan bahasa
dakwah 14 Penyebutannya secara terpisah menunjukkan masing-masing
bahasa dakwah mempunyai karakteristik yang berbeda satu dengan
yang lain. Penafsiran masing-masing bahasa dakwah ini membantu
pendakwah dalam mengaplikasikannya dalam proses dakwah. Setiap
bahasa dakwah ditampilkan dalam konteks yang berbeda. Dari makna
dan konteks ayat yang mengitari tiap bahasa dakwah memungkinkan
diidentifikasi tujuan, obyek, dan pilihan bahasa serta aspek teknis
lainnya dari setiap bahasa dakwah.
Macam-macam bahasa dakwah tersebut adalah qaulun balgun
(perkataan yang membekas pada jiwa), qaulun layyinun (ucapan yang
13 Bandingkan dengan tipologi audien dalam Jalaluddin Rakhmat,
Retorika Modern, Pendekatan Praktis, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2000. hal. 98-102.
14 Acmad Mubarok, Solusi Krisis Keruhanian, Jiwa dalam Al-Quran, Paramadina, Jakarta, 2000, hal. 251.
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
41
menyejukan, lemah lembut), qaulun maysrun (perkataan yang mudah
difahami, realistis), qaulun karmun (perkataan yang baik, mulia),
qaulun saddun (perkataan yang benar, mengenai sasaran).15
1. Qaulun Balgun (Ucapan yang Berkesan)
Perkataan yang membekas pada jiwa (qaulun balgun)
disebutkan dalam surat an-Nisa 4 : 63 yaitu,
y7 s9'r & 9 $# Nn= t !$# $ tB Oh/q = % r's Nk] t Ng ur @% ur Nl ; _ NhR r& Kwq s% $ Z= t/ ) : (
Artinya : Mereka itulah orang-orang yang Allah mengetahui apa ang di dalam hati mereka. Karena itu berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka ucapan yang berbekas pada jiwa mereka. 16 (an-Nisa 4 : 63)
Raghib Isfahn menyatakan bahwa perkataan dianggap balg,
paling tidak memenuhi tiga kriteria yaitu :
a. Mempunyai nilai kebenaran dari sisi kebahasaan,
b. Ada kesesuaian dengan maksud pembicaraan,
15 Metode dakwah verbal menurut al-Quran ini, sudah dikaji dari segi kejiwaan. Lihat Achmad Mubarok, Psikologi Dakwah, Pustaka Firdaus, Jakarta, 1999, hal. 184 200. Dan Acmad Mubarok, Solusi Krisis Keruhanian , Jiwa dalam Al-Quran, Paramadina, hal. 251 260.
16 Al-Quran dan Terjemahnya, Departemen Agama RI, hal. 129.
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
42
c. Mengandung kebenaran dari sisi isi (substansi). 17
Jalaluddin al-Mah all dan as-Suyt menafsirkan qaulun
balgun ini dengan Ungkapan yang membekas dalam hati orang
munafik atau menghardik mereka sehingga mereka kembali dari
kekafiran mereka.18
Sedangkan menurut Quraish Shihab, kalimat qaulun balgun
memiliki kriteria berikut :
a. Tertampungnya seluruh pesan dalam kalimat yang disampaikan,
b. Kalimatnya tidak bertele-tele tetapi tidak pula singkat sehingga mengaburkan pesan. Artinya, kalimat tersebut cukup, tidak berlebih dan berkurang
c. Kosakata yang merangkai kalimat tidak asing bagi pendengaran dan pengetahuan lawan bicara, mudah diucapkan serta tidak berat terdengar,
d. Kesesuaian kandungan dan gaya bahasa dengan sikap lawan bicara atau orang kedua tersebut boleh jadi sejak semula menolak pesan atau meragukannya, atau - boleh jadi telah meyakini sebelumnya. Atau belum memiliki ide sedikitpun tentang apa yang akan disampaikan,
e. Kesesuaian dengan tata bahasa. 19 Jenis perkataan ini digambarkan al-Quran, 20 yang terkait
dengan kisah-kisah perbuatan dan perangai orang munafik.
17 Al-Ragib al-Isfahn, al-Mufradt f Gharib Al-Quran, ttp.,tth. hal. 60
61. 18 Ahmad as-Sw al-Malik, H asyiyatu al-Allmah as-S w ala Tafsri
al-Jallaini, Dr al-Fikr, Beirut, Libanon, Juz. I, 1993, hal. 301 19 M. Quraish Shihab, Tafsr Al-Mishbah, Pesan, Kesan dan Keserasian
Al-Quran, volume 2, Lentera Hati, Jakarta, 2000, hal. 468-469.
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
43
Menghadapi orang-orang munafik, pendakwah dituntut kiat
tersendiri. Isyarat ayat tentang ini berupa keharusan bersikap tegas,
tajam, berkemampuan dalam berargumen, sifat keberanian dan
membuat ungkapan yang tajam tetapi benar dan logis. Hal ini untuk
mengimbangi sifat orang-orang munafik yang sebagaimana
digambarkan dalam hadits Rasulullah yaitu pendusta, pengkhianat
dan mudah ingkar janji.
) (
Artinya : Rasulullah saw. Bersabda, Tanda orang munaafik itu ada tiga, jika berbicara dia berdusta, jika berjanji mengingkari, dan jika dipercaya dia khianat21
Kemampuan berbahasa seperti di atas, digunakan untuk
mempersempit ruang gerak dan bantahan orang munafik, maka
bahasa yang digunakanpun harus tidak mengandung makna ganda
atau menimbulkan banyak pemaknaan. Kesalahan sedikit bahasa
merupakan celah bagi orang munafik untuk membantah bahkan
menjatuhkan kredibilitas pendakwah.
20 Lihat Departeman Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya, surat al-
Baqarah 2 : 8 10 Dana Bhakti Wakaf, Jakarta, 1995, hal. 9 11. 21 Abu Husain Muslim bin al-Hajjj, S ahih Muslim bi Syarh an-Nawawi,
Juz II, al-Matbaat al-Misriyat, Mesir, 1924, hal. 46.
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
44
Perkataan yang lemah lembut dan halus justru dianggap
kelemahan oleh madu. Bahkan bisa jadi memberi kemungkinan
kepada madu untuk memanfaatkan sisi yang dipandang lemah ini,
sehingga melakukan penyerangan balik kepada pendakwah.
Menghadapi orang-orang dengan kriteria tersebut, Allah
memerintahkan kaum muslim menghadapinya dengan tegas,
sebagaimana firmanNya :
$pk r't < Z9$# gy_ u$69 $# t )oYJ9$# ur = $# ur Nk n= t 4 Ng1ur'tB ur OYyg y_ ( }/ur yJ 9$# ) : (
Artinya : Wahai nabi, lawanlah orang kafir dan orang-orang munafik itu, dan bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka adalah jahannam, yakni tempat kembali yang terburuk 22 (at-Taubah 9 : 73)
Penggunaan bahasa dakwah ini nampak dalam rangkaian
ayat al-Quran tentang perilaku orang-orang munafik dalam al-
Baqarah ayat 8 20, sebagai berikut :
z` Bur $ Y9 $# ` tB Aq) t $ YtB#u !$$ / Qqu9 $$/ur zFy$# $ tBur Nd t YBsJ / cqs !$# t%! $# ur (#qZ tB#u $tB ur cq ys Hw ) Ng |Rr& $ tBur tbr o Ng /q =% zD Ndy# ts !$# $Z ttB ( Og s9 ur >#xt
22 Al-Quran dan Terjemahnya, Departemen Agama RI, hal. 291.
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
45
7O 9 r& $yJ / (#qR% x. tbq /3 t #s )ur @ % Ng s9 w (#r? F{$# (# q9$ s% $ yJ R) `t wU cqs= B Iw r& Ng R ) Nd tbr J9 $# ` 3s9 ur
w tbr o # s )ur @ % Ng s9 (#qYB#u !$yJ x. z` tB#u $Z9 $# (#q9$s% ` BsR r& !$ yJx. z` tB#u !$ ygx 9$# 3 Iwr& Ng R ) Nd !$yg x 9$# `3s9 ur w tbqJ n= t # s)ur (#q) s9 t% !$# (#qZtB#u (#q9$ s% $ YtB#u # s )ur (# q n=yz 4 n
46
Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar. Dalam hati mereka ada penyakit dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta. Dan bila dikatakan kepada mereka, Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi. Mereka menjawab, Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang membuat perbaikan. Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar. Apabila dikatakan kepada mereka, Berimanlah kamu sebagaimana orang-orang yang lain telah beriman. Mereka menjawab, Apakah akan berimankah kami sebagaimana orang-orang bodoh itu telah beriman? Ingatlah, sesungguhnya merekalah orang-orang yang bodoh, tetapi mereka tidak tahu. Dan apabila mereka berjumpa dengan orang-orang beriman, mereka mengatakan , Kami telah beriman. Dan apabila mereka kembali kepada syetan-syetan mereka mereka mengatakan, Sesungguhnya kami sependirian dengan kamu, kami hanyalah berolok-olok. Allah akan membalas olok-olokan mereka dan membiarkan mereka terombang-ambing dalam kesesatan mereka. Mereka itulah orang yang membeli kesesatan dengan petunjuk, maka tidaklah beruntung perniagaannya dan tidaklah mereka mendapat petunjuk. Perumpamaan mereka adalah seperti orang yang menyalakan api, maka setelah api itu menerangi sekelilingnya, Allah menghilangkan cahaya (yang menyinari) mereka, dan membiarkan mereka dalam kegelapan, tidak dapat melihat. Mereka tuli, bisu dan buta, maka tidaklah mereka akan kembali (ke jalan yang benar). Atau seperti (orang-orang yang ditimpa) hujan lebat dari langit disertai gelap gulita, guruh dan kilat; mereka menyumbat telingnya dengan anak jarinya, karena (mendengar suara) petir, sebab mereka takut akan mati. Dan Allah meliputi orang-orang yang kafir. Hampir-hampir kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali kilat itu menyinari mereka, mereka berjalan di bawah sinar itu, dan bila gelap menimpa mereka, mereka berhenti. Jikalau Allah menghendaki, niscaya Dia melenyapkan pendengaran
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
47
dan penglihatan mereka.Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu. 23 (al-Baqarah 2 : 8 20)
Ayat-ayat tersebut dengan tegas menunjukkan bahwa jenis
bahasa dakwah ini yaitu qaulun balgun mempunyai kriteria
ditujukan kepada orang yang mempunyai sifat munafik atau
sejenisnya. Menurut Achmad Mubarok, ciri khas bahasa ini adalah
"kalimat tajam, pedas tetapi benar, mengena pada sasaran, tidak
basa-basi, benar dari segi bahasa dan substansinya." 24
Dari segi tipe audien, hal ini sesuai dengan kategorisasi
Jalaluddin Rakhmat. Audien bahasa dakwah qaulun balgun adalah
kalangan yang bermusuhan (menentang atau berbeda pendapat
dengan pendakwah). Ciri audien jenis bahasa dakwah ini adalah
penentangan. Penentangan itu terjadi karena audien sudah
mempunyai keyakinan sendiri yang berbeda dengan pendakwah
atau karena hal lain yang tidak terlihat. Dalam hubungan
komunikasi posisi pendakwah dengan audien adalah saling
berseberangan. Karena itu hal terpenting dalam melakukan dakwah
kepada mereka adalah mengupayakan audien menerima kehadiran
pendakwah dan mau mendengarkan dakwah. Berkaitan dengan
hal tersebut, Jalaluddin menulis,
23 Al-Quran dan Terjemahnya, Departemen Agama RI, hal. 10 11. 24 Achmad Mubarok, Jiwa dalam Al-Qur'an, Paramadina, hal. 254.
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
48
Penentangan itu boleh saja terjadi karena takut akan akibat yang tidak dikehendaki atau lebih menyukai alternatif lain daripada yang Anda tawarkan. Kadang-kadang penentangan itu cerminan dari prasangka yang tersembunyi... Karena Anda tahu khalayak Anda memusuhi usulan Anda, pertamakali, usahakan untuk menyambung persahabatan dengan khalayak Anda, dan menjadikan mereka mau mendengar...25
Dalam praktik, jenis bahasa dakwah ini menggunakan
strategi bahasa untuk membantah ide-ide umum yang diyakini
atau disampaikan oleh orang lain. 26 Hal ini sesuai jenis audiens
terpilih yang dilakukan oleh Hollingworth. Menurut Hollingworth
keadaan khalayak ini adalah,
Sebuah kelompok yang anggota-anggotanya berkumpul karena terdapat kesamaan tujuan, namun di antara para anggota kelompok tersebut tidak bersimpati satu sama lain atau bersimpati pada sudut pandang pembicara. Impresi, persuasi dan arahan pembicara memberikan karakterisasi pada kegiatan yang dijalankan dalam situasi ini. 27
Contoh penerapan bahasa dakwah seperti yang dilakukan
Soekarno. Tema pembicaraan yang dimunculkan Soekarno adalah
memerangi segala macam kezaliman. lmperialisme, kolonialisme,
neokolonialisme adalah salah satu bentuk kezaliman yang harus
diberantas di muka bumi. Soekarno memandang, ilmperialisme,
25 Jalaluddin Rakhmat, Retorika Modern, Pendekatan Praktis, Remaja
Rosdakarya, hal. 101. 26 Komunikasi Persuasif, Dedy Djamaluddin Malik (ed.), Remaja
Rosdakarya, hal. 156. 27 Komunikasi Persuasif, Dedy Djamaluddin Malik (ed.), Remaja
Rosdakarya, hal. 63.
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
49
kolonialisme, neokolonialisme masih bercokol di negara Malaysia.
Karena itulah konfrontasi dengan negara Malaysia adalah usaha
memerangi kezaliman. Soekarno berkata,
Ini saudara-saudara, adalah lagi tuduhan yang meleset, saya dituduh menyalahi Islam, karena katanya, saya tidak menjalankan persahabatan dengan rakyat di sana. Pertama saya berkata, dan ini telah diketahui oleh saudara-saudara semuanya bahkan diketahui oleh seluruh dunia, bahwa kita tidak bermusuhan dengan rakyat di sana, tidak bermusuhan dengan rakyat Malaya, tidak bermusuhan dengan rakyat Singapura, tidak bermusuhan dengan rakyat Serawak, sama sekali tidak. Apalagi karena kita tahu bahwa terutama sekali di Malaya, Serawak, di Brunei rakyat di sana sebagian besar beragama Islam. Yang kita musuhi ialah imperialisme, neokolonialisme British yang nongkrong di pundaknya rakyat di sana itu yang kita musuhi. 28
Tabel karakteristik qaulun balgun sebagai berikut :
Tabel 2
Karakteristik Qaulun Balgun
MADU MATERI CIRI-CIRI CATATAN
Orang munafik dan kafir
Perkataan yang membekas di hati
Tajam dan pedas. Benar dari segi bahasa. Paradigmanya sama dengan paradigma madu. Benar secara substansial
Kesalahan kata akan dilecehkan Kesalahan paradigma disalahartikan. Kesalahan substansi diolok-olok. Lemah lembut dipandang sebagai kelemahan.
28 Bung Karno dan Wacana Islam, Kenangan 100 tahun Bung Karno,
Grasindo, Jakarta, 2001, hal. 320.
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
50
2. Qaulun Layyinun (Ucapan yang menyejukkan)
Menurut Ragib al-Isfahn, istilah "qaulun layyinun berarti
perkataan yang lembut, lawan kata dari kasar. Pada awalnya