RIZK I FAU J IAH , R IZK IE AR IANT I , R IZKY A ISYAH

ABORSI

DEFINISI

MEMILIKI TIGA ARTI :• TERPENCARNYA EMBRIO YG TIDAK

MUNGKIN LAGI HIDUP, KEGUGURAN, KELURON• KEADAAN TERHENTINYA PERTUMBUHAN

YG NORMAL• GUGURAN (JANIN)

PEMBAGIAN

Dilihat dari sudut kejadiannya :• Abortus spontan terhentinya kehamilan tanpa intervensi dari

luar• Abortus provocatus abortus yg memerlukan intervensi dari

luar

• Abortus provocatus medicinalis abortus yg sengaja dilakukan oleh tenaga medis karena alasan-alasan medik

• Abortus provocatus criminalis abortus yg dilakukan bukan karena alasan-alasan medik

ABORSI MENURUT UU & ETIKA KEDOKTERAN

Etika kedokteran tidak ada kalimat yg melarang abortus, apalagi karena dalam praktik kedokteran adakalanya abortus memang perlu dilakukan.

Namun dalam sumpah dokter dinyatakan bahwa dokter akan menghormati kehidupan insani sejak kehidupan itu dimulai.

• Di Indonesia KUHP pasal 346, 347, 348, 349, dan 350

• UU Kesehatan No.23 thn 1992 Pasal 15 dalam keadaan darurat untuk menyelamatkan jiwa ibu hamil dan atau janinnya, dapat dilakukan tindakan medis tertentu ( ayat 1)

Ayat (2) pasal tsb disebutkan bahwa tindakan medis tertentu yg disebutkan dalam ayat (1) dilakukakan dgn 4 syarat, yaitu :• Berdasarkan indikasi medis yg mengharuskan diambilnya

tindakan tsb• Oleh tenaga kesehatan yg mempunyai keahlian &

kewenangan untuk itu sesuai dgn tanggung jawab profesi serta berdasarkan pertimbangan Tim Ahli

• Dgn persetujuan ibu hamil yg bersangkutan atau suami atau keluarganya

• Pada sarana kesehatan tertentu

Berdasarkan pasal dan ayat diatas, ancaman pidana bagi pelaku aborsi, bahkan termasuk orang yg membantu dan perempuan hamil itu sendiri, sebagaimana disebutkan dalam KUHP diancam 1-15 tahun hukuman penjara dan UU no.23 thn 1992 (yg mengancam hukum penjara 15 tahun dan denda Rp 500.000.000,-)

ABORSI MENURUT ULAMA KLASIK

• Para ulama klasik dan kontemporer tidak mempersoalkan ttg hukum abortus spontan karena tidak ada unsur kesengajaan.

• Hukum aborsi provocatus :1. Haram menggugurkan pada setiap tahap pertumbuhan

janin (Nuthfah/sebelum 40 hari, Alaqat/40-80 hari, dan Mudghat/80-120 hari) sebagian ulama hanafiyah, sebagian ulama malikiyah, imam al-ghazali, & ibnu al-jauri

2. Makruh pada tahap nuthfah dan haram pada tahap alaqat & mudghah Ulama Malikiyah dan ulama Al-Syafi’iyah menyebutnya sbg makruh tanzih, dgn syarat pengguguran itu dilakukan seizin suami.

Alasan ulama dengan pendapat yg kedua berdalil pada hadits nabi :“Apabila nuthfah telah melalui masa 42 malam, Allah akan mengutus kepadanya malaikat untuk memberi bentuk, menciptakan pendengaran, penglihatan, kulit, daging, dan tulang belulang ...” (HR Muslim).

Boleh Mazhab Syafi’i sblm peniupan ruh

HaramMazhab Hanafi sblm peniupan ruh MakruhMazhab Maliki sblm peniupan ruh Haram karena dianggap

merampas hak hidupMazhab Hanbali sblm peniupan ruh Halal

Kesimpulan dari hukum aborsi sebelum peniupan ruh :1. Boleh, dgn alasan belum ada makhluk bernyawa2. Makruh, dgn alasan janin sedang mengalami pertumbuhan3. Haram karena dianggap merampas hak hidup manusia

Keharaman melakukan aborsi pasca nafkh al-Ruh termasuk dalam larangan membunuh.Ayat Al-Qur’an yg berkaitan dgn larangan membunuh :

151. Katakanlah: "Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapa, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan, Kami akan memberi rezki kepadamu dan kepada mereka, dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar [518]". Demikian itu yang diperintahkan kepadamu supaya kamu memahami(nya). (Q.s. Al-An’am (6) : 151)

ABORSI MENURUT ULAMA KONTEMPORER

Majlis Haiah Kibar al-Ulama’ Arab Saudi pada tahun 1407 H. mengeluarkan fatwa ttg abortus sbb :

1. Tidak boleh melakukan aborsi disetiap fase kehamilan, kecuali dgn tujuan yg baik secara syar’i & dlm lingkup yg terbatas

2. Jika janin masih berusia 40 hari jika aborsi mengandung kemaslahatan scr syar’i maka diperbolehkan, namun jika abortus dilakukan karena khawatir adanya beban ekonomi, dll maka tdk diperbolehkan

3. Berdasarkan analisis para dokter ahli yg menetapkan bahwa meneruskan kehamilan akan mengancam nyawa si ibu, maka boleh dilakukan abortus setelah melakukan menghindari hal-hal yg dpt membahayakan.

4. Setelah melampaui tiga fase dan setelah usia kehamilan 4 bulan, tidak boleh menggugurkannya , kecuali bila tim dokter ahli menetapkan bahwa bahaya bila si ibu mempertahankan kehamilannya.

ABORSI MENURUT ULAMA INDONESIA

Lembaga-lembaga fatwa di Indonesia nampaknya tidak menjadikan actual life yg ditandai dgn adanya roh atau usia 120 hari sbg batas haramnya abortus, mereka menjadikan batas awalnya potential life sbg batas kehidupan, sejak terjadinya konsepsi , maka aborsi pasca-konsepsi hukumnya haram karena sudah ada kehidupan, sedang mengalami pertumbuhan dan persiapan menjadi makhluk baru yg harus dihormati.

ABORSI KARENA DARURAT

• Abortus dilakukan jika dokter yg terpercaya menetapkan bahwa keberadaan janin dalam perut ibu akan mengakibatkan kematian ibu dan janinnya sekaligus, karena menyelamatkan kehidupan adalah sesuatu yg sgt dianjurkan dalam islam.

• Kebolehan ini jg didasarkan pada kaidah hukum islam :“Melaksanakan darurat yg lebih ringan dari dua darurat dan lebih ringan dampak negatifnya”

ABOSRI AKIBAT ZINA & PERKOSAAN

Sebagian kalangan ahli hukum islam menetapkan bolehnya dilakukan aborsi karena perkosaan yang menjadikan si wanita depresi berat berdasarkan kaidah hukum islah :

“Melaksanakan Darurat yang lebih ringan dari dua darurat adalah wajib”

Aborsi Akibat Zina : tidak boleh (haram)Ajaran Islam tidak membolehkan mengorbankan kehidupan yang suci demi menutupi dosa yang

diperbuat orang lain.

Berdasarkan ayat al-Quran :

“Dan seseorang tidak akan memikul dosa orang lain” (Q.s. Al-Isra : 15)

Said Muhammad Ramadhan al-Buthi tetap berpendirian bahwa menggugurkan kandungan kerena zina termasuk

akibat perkosaan tetap haram. Keadaan ini berlaku dalam keadaan apapun, baik sebelum atau sesudah pemberian

roh dalam tahap pertumbuhan janin.

KEMUNGKINAN BAYI LAHIR CACAT

Para ulama berpendapat aborsi karena alasana ada indikasi cacat pada si janin tetap tidak dibolehkan. Sesuai dengan fatwa Darul Ifta di Riyad Arab Saudi yang secara meyakinkan menyatakan bahwa aborsi dengan alasan-alasan bayi lahir cacat (kondisi fisik bagaimanapun) tidak dibolehkan.

HUKUMAN BAGI PELAKU ABORSI

• Semua mazhab sepakat menyatakan bahwa pembunuhan janin adalah kejahatan dan ditetapkan hukumannya dalam bentuk al-Ghurrah maupun diyat kamilah dengan khaffarah, bergantung pada usia janin pada saat penyerangan terjadi.

Membayar Diyat : Jika seseorang yg memukul perut wanita hamil, jika menyebabkan melahirkan bayinya dalam keadaan hidup namun kemudian mati akibat pukulan tsb.Sedangkan jika ia lahir mati maka wajib membayar ghurrah sebagai denda akibat kelengahannya. Disamping diyat dan ghurrah, si pemukul diwajibkan membayar khaffarah.

SANKSI ABORSI PASCA PENIUPAN RUH

a. DiyatEmpat Imam Mazhab sepakat bahwa:Sanksi pada seorang yg sengaja menyebabkan terjadi nya keguguran pada janin adalah pembayaran diyat khamilah (uang tebusan lengkap) dapat dilakukan terhadap keluarga korban dalam bentuk membayar 100 ekor unta atau 1000 dinar atau 12.000 dirham.

b. Ghurrah (membayar sahaya)Nilai Ghurrah adalah sebanding dengan 1/20, 5% dari nilai diyyat. Bila dibawa ke dalam kehidupan kontemporer, lebih tepat diartikan sebagai pembayaran sejumlah uang sebagai denda berdasarkan vonis pengadilanc. Al-KaffarahSanksi bagi pembunuh, disamping kompensasi yg harus diberikan juga harus membebaskan seorang budak sahaya muslim. Jika tidak ada, orang yang bersalah diharuskan berpuasa dua bulan berturut-turut.Mazhab Syafi’i dan Hanbali menyatakan Kaffarah perlu dibayar bersama pembayaran diyyah khamilah.