11
ABSTRAK Hubungan antara olahraga dengan tingkat stres pada kasir bank LATAR BELAKANG Stres merupakan salah satu dari dari tujuh penyakit yang paling sering terjadi di tempat kerja. Dampak dari stres tersebut dapat menimbulkan gangguan kesehatan serta penurunan produktivitas kerja. Salah satu upaya mengatasi dan mengantisipasi stress adalah dengan berolahraga. Untuk itu dibutuhkan penelitian mengenai hubungan antara olahraga dengan tingkat stres itu sendiri. Pada penelitian Sukadiyanto ditemukan bahwa latihan kebugaran jasmani dengan aktivitas ringan sampai sedang minimal dalam waktu 20 menit juga dimaksudkan untuk mendorong munculnya hormon endorphin yang akan memunculkan rasa bahagia dalam diri individu itu sendiri. METODE Penelitian ini menggunakan studi cross sectional dengan data primer yaitu menggunakan kuesioner. Sampel penelitian berjumlah 50 responden yang tercatat sebagai karyawan kasir Bank BCA Bangka Belitung dan diambil secara consecutive sampling. Analisis data menggunakan uji Chi-square. HASIL Dari 50 karyawan kasir bank, didapatkan 36% responden laki – laki dan 64% responden perempuan. Tidak rutin berolahraga ditemukan sebanyak 54% dan rutin berolahraga 46%. Tingkat

Abs Trak

  • Upload
    winny

  • View
    6

  • Download
    4

Embed Size (px)

DESCRIPTION

skripsi

Citation preview

Page 1: Abs Trak

ABSTRAK

Hubungan antara olahraga dengan tingkat stres pada kasir bank

LATAR BELAKANGStres merupakan salah satu dari dari tujuh penyakit yang paling sering terjadi di tempat

kerja. Dampak dari stres tersebut dapat menimbulkan gangguan kesehatan serta

penurunan produktivitas kerja. Salah satu upaya mengatasi dan mengantisipasi stress

adalah dengan berolahraga. Untuk itu dibutuhkan penelitian mengenai hubungan antara

olahraga dengan tingkat stres itu sendiri. Pada penelitian Sukadiyanto ditemukan bahwa

latihan kebugaran jasmani dengan aktivitas ringan sampai sedang minimal dalam waktu

20 menit juga dimaksudkan untuk mendorong munculnya hormon endorphin yang akan

memunculkan rasa bahagia dalam diri individu itu sendiri.

METODE Penelitian ini menggunakan studi cross sectional dengan data primer yaitu menggunakan

kuesioner. Sampel penelitian berjumlah 50 responden yang tercatat sebagai karyawan

kasir Bank BCA Bangka Belitung dan diambil secara consecutive sampling. Analisis data

menggunakan uji Chi-square.

HASILDari 50 karyawan kasir bank, didapatkan 36% responden laki – laki dan 64% responden

perempuan. Tidak rutin berolahraga ditemukan sebanyak 54% dan rutin berolahraga

46%. Tingkat stres dengan kategori normal 52%, ringan 26%, sedang 22%, dan untuk

kategori parah dan sangat parah dengan hasil 0. Berdasarkan analisis bivariat tidak

didapatkan hubungan antara olahraga dengan tingkat stres pada karyawan kasir bank

BCA Bangka Belitung.

KESIMPULANTidak didapatkan hubungan yang bermakna antara olahraga dengan tingkat stres pada

kasir bank di Bank BCA Bangka Belitung.

Kata kunci : olahraga, tingkat stres.

Page 2: Abs Trak

PENDAHULUAN

Dalam dunia kerja, sering kali timbul berbagai masalah dan kondisi – kondisi

yang dapat memicu stres. Menurut Schuler, stres adalah suatu kondisi yang didalamnya

seorang individu dihadapkan dengan suatu peluang, kendala, atau tuntutan yang dikaitkan

dengan apa yang sangat diinginkannya dan yang hasilnya dipersepsikan sebagai tidak

pasti dan penting.1

Berdasarkan Japanese National Survey of Health di tahun 2004, stres yang

berkaitan dengan pekerjaan merupakan penyebab stres paling sering.2 Berdasarkan data

dari CDC, jumlah kasus stres kerja yang terjadi di dunia terus mengalami peningkatan

setiap tahunnya dari 4409 kasus pada tahun 1998 menjadi 5659 kasus pada tahun 2001.

Jumlah kasus ini bertambah khususnya pada pekerja yang berusia muda 4.

Health and Safety Executive (HSE) Inggris menyebutkan stres, depresi, dan

ansietas sebagai salah satu dari tujuh penyakit yang paling sering terjadi di tempat kerja.

Angka kejadian ini senantiasa sama sejak 2001 hingga 2010.6 Berdasarkan Riset

Kesehatan Dasar (Riskesdas) Indonesia 2007, gangguan kejiwaan yang berkaitan dengan

emosional dan perilaku terjadi paling sering pada usia produktif atau usia kerja (17–54

tahun).

Gangguan akibat stres kerja sering kali menimbulkan keluhan secara fisik,

misalnya sakit kepala, tekanan darah meninggi, rambut rontok bahkan dapat

menimbulkan depresi pada individu tersebut. Selain keluhan fisik, stres juga dapat

menyebabkan penurunan produktivitas kerja dan absensi meningkat8. Bila stres menjadi

terlalu besar, prestasi kerja akan menurun. Salah satu cara terbaik untuk mengurangi stres

adalah olahraga secara teratur9, karena dengan berolahraga dapat membantu

meningkatkan energi dan stamina, juga dapat membuat pikiran menjadi lebih tenang.

Pada penelitian Sukadiyanto ditemukan bahwa latihan kebugaran jasmani dengan

aktivitas ringan sampai sedang minimal dalam waktu 20 menit juga dimaksudkan untuk

mendorong munculnya hormon endorphin dalam diri individu itu sendiri. Dengan

munculnya hormon endorphin tersebut akan berdampak pada individu merasakan riang

dan gembira.10 oleh karena itu tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan

olahraga dengan tingkat stres kerja pada pekerja kantoran terutama kasir bank.

Page 3: Abs Trak

METODE

Penelitian ini menggunakan studi cross sectional dengan data primer yaitu

menggunakan kuesioner. Sampel pada penelitian ini adalah responden yang bekerja

sebagai karyawan kasir bank BCA Bangka Belitung. Sedangkan sampel yang tidak

terpilih sebagai subjek penelitian yaitu responden yang memenuhi kriteria ekslusi yaitu,

para kasir bank yang tidak bersedia mengikuti penelitian.

Jumlah sampel ditentukan berdasarkan rumus populasi finit dan infinit sebanyak

50 responden yang diambil secara consecutive sampling. Data primer pada penelitian ini

berupa identitas karyawan kasir bank, serta kuesioner mengenai aktivitas olahraga dan

kuesioner yang digunakan untuk mengetahui tingkatan stres. Sedangkan data sekunder

pada penelitian ini berupa jumlah pekerja kasir bank yang didapatkan dari bagian

administrasi. Pengumpulan data dilakukan sejak bulan Maret hingga April 2015 di kantor

Bank BCA provinsi Bangka Belitung. Analisis data menggunakan SPSS for windows

versi 20.0 dengan tingkat kemaknaan sebesar 0,05. Analisis bivariat menggunakan uji

Chi-square.

HASIL

Tabel 1. Distibusi responden

Distribusi subjek n = 50 %Jenis kelamin Laki – laki 18 36,0 Perempuan 32 64,0Olahraga < 30 menit sebanyak 0-2 kali seminggu

27 54,0

30 menit sebanyak 3-4 kali seminggu

23 46,0

Stres Normal 26 52,0 Ringan 13 26,0 Sedang 11 22,0

Page 4: Abs Trak

Berdasarkan uji statistik pada tabel 1 sesuai analisis data univariat menunjukkan

jumlah sampel pada penelitian ini yaitu 50 responden, dengan data 36,0% laki – laki dan

64,0% adalah perempuan. Jumlah responden dengan olahraga kurang dari 30 menit dan

dilakukan sebanyak 0 hingga 2 kali selama seminggu yaitu 54,0%, sedangkan 64,0%

pada responden dengan olahraga 30 menit dan dilakukan sebanyak 3 hingga 4 kali selama

seminggu. Tingkatan stres dengan kategori normal sebanyak 26 responden (52,0%), stres

ringan sebanyak 13 responden (26,0%), sedangkan stres sedang sebanyak 11 responden

(22,0%). Pada penelitian ini tidak ditemukan kategori stres parah dan sangat parah, atau

dikatakan hasil 0.

Tabel 2. Hubungan antara olahraga dengan tingkat stres

Variabel Tingkat stres p-valueNormal n(%) Ringan n(%) Sedang n(%)

Olahraga<30 menit sebanyak 0-2 kali seminggu

15 (30,0%) 7 (14,0%) 5 (10,0%)0,792 ¶

30 menit sebanyak 3-4 kali seminggu

¶ : uji Chi-square

11 (22,0%) 6 (12,0%) 6 (12,0%)

Tabel 2 menunjukkan analisis bivariat yang menghubungkan antara olahraga

dengan tingkat stres. Dapat dilihat bahwa pada penelitian ini responden yang berolahraga

kurang dari 30 menit yang dilakukan sebanyak 0 hingga 2 kali selama seminggu memiliki

tingkat stres normal sebesar 15 responden (30,0%), kemudian tingkat stres ringan sebesar

7 responden (14,0%) dan tingkat stres sedang sebanyak 5 responden (10,0%). Sedangkan

untuk responden yang berolahraga 30 menit sebanyak 3 hingga 4 kali selama seminggu

memiliki tingkat stres normal sebesar 11 responden (22,0%), kemudian tingkat stres

ringan sebesar 6 responden (12,0%) dan tingkat sedang sebesar 6 responden (12%,0).

Pada penelitian ini di temukan bahwa responden terbanyak yaitu sebesar 15 orang

(30,0%) memiliki stres normal dengan olahraga kurang dari 30 menit sebanyak 0 hingga

2 kali dalam seminggu. Dari hasil uji Chi-square, dapat diketahui hasil analisis mengenai

hubungan antara olahraga dengan tingkat stres pada kasir bank BCA Bangka Belitung

Page 5: Abs Trak

diperoleh nila p = 0,792, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan

yang bermakna antara olahraga dengan tingkat stres pada karyawan kasir bank di Bank

BCA provinsi Bangka Belitung.

PEMBAHASAN

Distribusi olahraga

Pada hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti didapatkan bahwa subjek

penelitian lebih banyak yang kurang berolahraga yaitu kurang dari 30 menit dan

dilakukan sebanyak 0 hingga 2 kali selama seminggu. Hasil penelitian ini juga memiliki

kesamaan dengan hasil penelitian oleh Yulia Ovina, Idrat Riowastu dan Yuwono yaitu

para responden memiliki hasil yang lebih tinggi pada kategori tidak rutin berolahraga.

Distribusi tingkat stres

Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti mengenai distibusi stres pada

responden didapatkan bahwa hasil tertinggi adalah responden memiliki tingkat stres yang

normal yaitu sebanyak 52% dari total responden. Hasil penelitian ini memiliki kesamaan

dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Siti Rahmawati dengan hasil tingkat stres

responden paling tinggi terdapat pada kategori stres yang rendah atau normal.

Hubungan olahraga dengan tingkat stres

Hasil analisis secara bivariat menunjukkan bahwa sebagian besar responden

memiliki olahraga yang kurang teratur, yaitu kurang dari 30 menit dan dilakukan

sebanyak 0 hingga 2 kali selama seminggu. Dapat diketahui bahwa responden yang

melakukan olahraga kurang dari 30 menit dan dilakukan sebanyak 0 hingga 2 kali selama

seminggu yang memiliki tingkatan stres normal sebanyak 15 responden (30%), dan yang

memiliki tingkatan stres ringan sebanyak 7 responden (14%), sedangkan pada tingkatan

stres sedang didapatkan sebanyak 5 responden (10%). Pada hasil responden yang

memiliki olahraga teratur, yaitu 30 menit dan dilakukan sebanyak 3 hingga 4 kali selama

seminggu yang memiliki tingkatan stres normal sebanyak 11 responden (20%), yang

memiliki tingkatan stres ringan didapatkan sebanyak 6 responden (12%), dan pada

tingkatkan stres sedang didapatkan 6 responden (12%). Sedangkan pada hasil penelitian

Page 6: Abs Trak

ini tidak didapatkan tingkatan stres parah dan sangat parah. Dari hasil uji Chi – square

diperoleh nilai p = 0,792 berarti p > 0,05 maka H0 diterima, yaitu menyatakan bahwa

tidak adanya hubungan yang signifikan antara olahraga dengan tingkat stres kerja pada

kasir bank.

Diketahui bahwa, olahraga menyebabkan tubuh bereaksi termasuk otak. Sebagai responnya otak akan melepaskan hormon-hormon termasuk endorphin dan neurotransmitter yang bisa mempengaruhi suasana hati. Dengan olahraga dapat membantu merangsang otot-otot, sirkulasi darah dan memperlancar aliran oksigen dalam tubuh, sehingga tubuh akan terasa segar dan otak bekerja dengan lebih baik. Sehingga dengan demikian olahraga dapat membantu mencegah stres.

Hal ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Suhayat dan Siti Utami bahwa terdapat adanya hubungan yang signifikan antara olahraga dengan tingkat stres. Hasil analisis peneliti dan hasil analisis oleh Suhayat dan Siti Utami mendapatkan hasil yang bebeda, hal ini dapat disebabkan karena berbagai faktor. Adapun berbagai faktor yang berbeda yang dapat mempengaruhi hasil analisis, misalnya subjek penelitian pada peneliti dilakukan pada kasir bank BCA dengan rentang umur adalah usia produktif atau usia pekerja, sedangkan pada penelitian Suhayat dan Siti Utami subjek penelitannya adalah kelompok mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan. Perbedaan hasil dapat pula disebabkan karena perbedaan lokasi penelitian, lokasi penelitian yang diambil adalah di Bank BCA provinsi Bangka Belitung sedangkan pada penelitian Suhayat dan Siti Utami lokasi penelitiannya adalah di FPOK UPI Bandung.

Namun hasil penelitian Suhayat dan Siti Utami memiliki hasil yang berbeda

dengan penelitian yang dilakukan oleh Jemirda Sundari yang mendapatkan hasil bahwa

tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat stres dengan intensitas olahraga.

Page 7: Abs Trak

Hasil analisis Jemirda Sundari ini juga memiliki hasil yang sama dengan penelitian yang

dilakukan oleh Erlyn Yulita Cendykia yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan

yang signifikan antara keteraturan olahraga dengan tingkat stres.

Keterbatasan penelitian

Keterbatasan waktu penelitian yang dimiliki peneliti membuat peneliti

menggunakan desain penelitian cross-sectional. Kelemahan desain ini adalah sulit untuk

menentukan hubungan sebab akibat karena pengambilan dan risiko dan efek dilakukan

dalam satu kali pengukuran sehingga peneliti tidak dapat memperhatikan aspek yang

terjadi pada responden sebelum dan sesudah pengukuran.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat ditarik beberapa

kesimpulan sebagai berikut : 1) Distribusi olahraga responden didapatkan hasil tertinggi

adalah kategori kurang dari 30 menit dengan dilakukan sebanyak 0 hingga 2 kali dalam

seminggu dengan jumlah responden 27 orang (54%), 2) Distribusi stres responden

didapatkan hasil tertinggi adalah kategori stres normal dengan jumlah responden 26

orang (52%), 3) Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara olahraga dengan tingkat

stres pada kasir bank di Bank BCA Bangka Belitung. Hal ini dapat terjadi dikarenakan

setiap responden memberi respon yang berbeda-beda terhadap stres itu sendiri, dan

banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi stres tidak hanya dengan olahraga

saja.