Upload
doanngoc
View
219
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
ABSTRAK
EVALUASI AKUMULASI MINYAK DALAM SEL DIATOM
LAUT TROPIS Thalassiosira sp. PADA KONDISI KULTUR
LUAR RUANGAN
Oleh:
PINTAKA KUSUMANINGTYAS
NIM: 30513001
(Program Studi Doktor Kimia)
Mikroalga diatom laut tropis Thalassiosira sp. yang ditanam pada kondisi kultur
dalam ruang mampu menghasilkan minyak (lipid netral yang berbentuk cair) yang
sesuai untuk bahan baku biodiesel. Untuk menghasilkan biomassa Thalassiosira
sp. dalam jumlah besar, kultivasi skala besar perlu dilakukan dengan
menggunakan pupuk pertanian dan paparan sinar matahari langsung untuk
fotosintesis. Namun sejauh ini, belum tersedia data mengenai nutrisi yang
bersumber dari pupuk pertanian yang mengarah pada akumulasi minyak dalam sel
Thalassiosira sp. yang dikultur di luar ruang. Sebagaimana diketahui bahwa
kultur alga yang ditumbuhkan di luar ruangan biasanya terpapar oleh kombinasi
tekanan lingkungan, yang meliputi intensitas cahaya matahari dan suhu yang
tinggi, yang berpengaruh terhadap melambatnya kecepatan fotosintesis,
menurunnya produktivitas biomassa, dan perubahan jalur dan aktivitas
metabolisme sel yang mengakibatkan perubahan produk simpanan makanan di
dalam sel, terutama minyak dan asam lemak. Oleh karena itu, penelitian ini
bertujuan untuk menemukan nutrisi yang mampu mengarahkan metabolisme sel
Thalassiosira sp. pada akumulasi minyak dengan produktivitas yang tinggi.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas 3 tahap. Pertama,
melakukan evaluasi terhadap 3 jenis media pupuk pada kondisi laboratorium
untuk menemukan medium pupuk yang sesuai untuk pertumbuhan sel
Thalassiosira sp. Medium pupuk yang menunjukkan pertumbuhan sel terbaik
dievaluasi untuk menentukan komponen nutrisi yang berperan dalam produksi
biomassa dan minyak dari Thalassiosira sp. Kedua, mengevaluasi status nutrisi
dari kultur Thalassiosira sp. untuk mengetahui kecukupan dari 3 makronutrisi
penting (fosfat, nitrat, dan silikat) untuk pertumbuhan sel di bawah kondisi
tekanan di luar ruangan. Nutrisi yang ditemukan mengalami defisiensi, dioptimasi
lebih lanjut untuk mendapatkan konsentrasi nutrisi yang optimum untuk
pertumbuhan dan produksi minyak di bawah kondisi tekanan cahaya di dalam
ruangan. Ketiga, sel Thalassiosira sp. yang ditumbuhkan di luar ruangan
dievaluasi pada berbagai kondisi cuaca dan musim untuk menentukan
produktivitas minyak yang diakumulasikan di dalam sel.
Tiga jenis media pupuk yang dievaluasi dalam penelitian ini, yaitu: medium P1
(pupuk urea, pupuk TSP dan pupuk Si–P–PG), medium P2 (pupuk NPK dan
ii
pupuk Si–P–PG), dan medium P3 (pupuk NPK dan natrium metasilikat). Media
pupuk pertanian tersebut dikembangkan berdasarkan medium air laut diperkaya
(enriched seawater, ES) yang telah dipublikasikan sebelumnya. Hasil evaluasi
dari ketiga medium pupuk ini menunjukkan bahwa medium P3 mampu
menghasilkan produktivitas sel paling tinggi dengan produktivitas lipid total
sebesar 10,4 ± 0,9 mg L–1
h–1
, yang menunjukkan bahwa medium P3 sesuai untuk
pertumbuhan sel Thalassiosira sp. Evaluasi komponen nutrisi yang terkandung
dalam medium P3 menunjukkan bahwa nitrat berperan dalam meningkatkan hasil
biomassa, dan mineral renik berperan dalam meningkatkan kandungan lipid
totalnya. Kedua komponen nutrisi tersebut juga berperan dalam meningkatkan
proporsi asam lemak tak jenuh jamak (PUFA) dalam asam lemak total
Thalassiosira sp. Evaluasi status nutrisi dari kultur di luar ruangan menunjukkan
bahwa kultur mengalami defisiensi silikat. Oleh karena itu, optimasi konsentrasi
silikat dilakukan pada kondisi kultur dalam ruangan dengan meningkatkan
konsentrasi silikat dari 10 mg/L menjadi 45 dan 120 mg/L. Kultur yang
ditumbuhkan dalam medium P3 dengan konsentrasi silikat yang lebih rendah (10
dan 45 mg/L) menunjukkan akumulasi minyak yang tinggi di dalam sel. Namun,
kultur dalam medium dengan konsentrasi silikat 45 mg/L dapat menghasilkan
biomassa yang lebih tinggi secara signifikan dibandingkan dengan kultur dalam
medium dengan konsentrasi silikat 10 mg/L pada kondisi tekanan cahaya tinggi.
Medium P3 dengan konsentrasi silikat 10 mg/L dapat mengarahkan metabolisme
sel Thalassiosira sp. pada akumulasi PUFA yang tinggi, terutama AA, EPA dan
DHA, pada kondisi tekanan cahaya tinggi, sehingga berpotensi untuk digunakan
sebagai sumber asam lemak omega-3, sedangkan medium P3 dengan konsentrasi
silikat 45 mg/L mengarahkan metabolisme sel Thalassiosira sp. pada akumulasi
minyak dengan proporsi asam lemak jenuh (SFA) dan asam lemak tak jenuh
tunggal (MUFA) yang tinggi sehingga sesuai sebagai bahan baku biodiesel.
Untuk menemukan nutrisi yang mampu mengarahkan metabolisme sel
Thalassiosira sp. pada akumulasi minyak dengan produktivitas yang tinggi di luar
ruang, sel Thalassiosira sp. dikultur dalam media dengan sumber N berbeda
(medium ES-nitrat dan ES-urea). Sel yang dikultur dalam medium dengan ES-
urea menunjukkan pertumbuhan sel yang lebih lambat dan kandungan klorofil
yang lebih tinggi, sehingga memicu akumulasi minyak yang lebih tinggi di dalam
sel. Sumber N yang berbeda juga meregulasi komposisi asam lemak di dalam sel.
Kultur dalam medium ES-urea mampu mengakumulasikan minyak yang kaya
PUFA, terutama AA, EPA, dan DHA, pada fase eksponensial, yang
mengindikasikan bahwa biosintesis lipid di dalam sel berlangsung lebih cepat.
Berbeda dengan kultur dalam medium ES-nitrat yang menunjukkan pertumbuhan
sel yang lebih cepat dan DHA hanya diakumulasikan pada fase stasioner.
Penemuan ini memberikan informasi mengenai sumber N yang mengarahkan
metabolisme sel pada produksi biomassa dan minyak yang tinggi di luar ruangan.
Selanjutnya, kombinasi kedua jenis sumber N, yaitu nitrat dan urea, dalam
medium P3 dievaluasi pada kondisi luar ruangan dengan konsentrasi silikat
berbeda (10 mg/L dan 45 mg.L). Sel Thalassiosira sp. yang dikultur dalam
medium P3 dengan konsentrasi silikat 10 mg/L mampu mengakumulasikan
minyak yang kaya PUFA, terutama AA, EPA, dan DHA, pada musim hujan
iii
dengan produktivitas lipid total sesebar 6,6 ± 1,9 mg L–1
h–1
, sedangkan pada
musim kemarau, profil asam lemaknya berubah menjadi lebih jenuh dengan
produktivitas lipid total yang lebih rendah, yaitu sebesar 2,2 ± 1,9 mg L–1
h–1
.
Sebaliknya, kultur dalam medium P3 dengan konsentrasi silikat 45 mg/L mampu
menghasilkan minyak dengan komposisi asam lemak yang lebih stabil yang
didominasi oleh SFA dan MUFA baik di dalam maupun di luar ruangan, dengan
produktivitas lipid total yang lebih tinggi yaitu mencapai 10,86 ± 2,50 mg L–1
h–1
.
Meskipun demikian, minyak yang terkandung dalam lipid total dari Thalassiosira
sp. yang dikultur di luar ruangan lebih tinggi daripada pada kondisi dalam
ruangan, sehingga kultur di luar ruangan ini dapat menghasilkan minyak dengan
produktivitas yang 1,5 kali lebih tinggi, yang mengindikasikan bahwa kultivasi
Thalassiosira sp. di luar ruang memungkinkan untuk dilakukan pada skala besar
guna menghasilkan minyak baik sebagai sumber asam lemak omega-3 maupun
sebagai bahan baku biodiesel.
Kata kunci: Thalassiosira sp., medium pupuk, akumulasi minyak, komposisi
nutrisi, komposisi asam lemak.
v
ABSTRACT
EVALUATION OF OIL ACCUMULATION IN THE TROPICAL
MARINE DIATOM CELLS OF Thalassiosira sp. UNDER
OUTDOOR CULTURE CONDITIONS
by:
PINTAKA KUSUMANINGTYAS
NIM: 30513001
(Doctoral Program In Chemistry)
A tropical marine diatom of Thalassiosira sp. grown indoor capable of producing
oil (fluid-neutral lipids) that suitable for biodiesel feedstock. To produce the huge
biomass of Thalassiosira sp., the cells should be cultivated in a large scale under
fertilizer-based medium and direct sunlight exposure for photosynthesis.
However, so far, no published data on nutrients derived from agricultural
fertilizers leading to the oil accumulation in the Thalassiosira sp. cells cultured
outdoors. As known that algal cultures grown outdoors are usually exposed to a
combination of environmental stress, including high sunlight intensity and
temperature, that affect on lowering of photosynthesis rate, reducing of biomass
productivity, and altering of pathways and activities of cells metabolism causing
the changes of food reserved products, in particular oils and fatty acids.
Therefore, the present study aimed to discover nutritions that are able to lead the
metabolism of Thalassiosira sp. cells on the accumulation of oils with high
productivity.
This research methods consist of three stages. Firstly, evaluate three types of
fertilizer-based media under laboratory condition to find a suitable fertilizer-
based medium for the growth of Thalassiosira sp. cells. The fertilizer medium
showing the best cell growth was then evaluated to determine the nutritional
components that play a role in the production of biomass and oil from
Thalassiosira sp. Secondly, evaluate the nutritional status of Thalassiosira sp.
culture to determine the sufficiency of three important macronutrients (phosphate,
nitrate, and silicate) for the cell growth under outdoor stress conditions. The
nutrients found to be deficient, further optimized to get an optimum nutrient
concentration for cell growth and oil production under environmental stress
condition indoors. Finally, Thalassiosira sp. cells grown using optimum nutrient
concentration were evaluated outdoors under various weather and season
conditions to determine the productivity of oils accumulated in the cells.
Three types of fertilizer-based media evaluated in this study, namely P1 medium
(urea fertilizer, TSP fertilizer and Si-P-PG fertilizer), P2 medium (NPK fertilizer
and Si-P-PG fertilizer), and P3 medium (NPK fertilizer and sodium metasilicate).
Those fertilizer-based media were developed based on a previously published
enriched seawater (ES) medium. The evaluation showed that P3 medium was able
vi
to produce the highest cell productivity with total lipid productivity of 10.4 ± 0.9
mg L–1
h–1
, indicating that P3 medium was suitable for Thalassiosira sp. cells
growth. The evaluation of nutritional components contained in P3 medium
showed that nitrate plays a role in improving biomass yield, and trace minerals
play a role in increasing the total lipid content. Both components of the nutrient
also play a role in increasing the proportion of polyunsaturated fatty acids
(PUFAs) in total fatty acid of Thalassiosira sp. The evaluation of nutritional status
in the outdoor cultures showed that the cultures has silicate
deficiency.Consequently,the optimization of silicate concentration was conducted
under indoors culture condition by increasing the silicate concentration from 10
mg/L to 45 and 120 mg/L. Culture grown in P3 medium with lower silicate
concentration (10 and 45 mg/L) showed high oils accumulation in the cells.
However, culture in medium with silicate concentration of 45 mg/L can produce
significantly higher biomass than that of 10 mg/L under high light stress
conditions. P3 medium with silicate concentration of 10 mg/L can lead
Thalassiosira sp. cell on high PUFA accumulation, especially AA, EPA, and
DHA, under high light stress conditions, so it is potentially used as a source of
omega-3, whereas P3 medium with silicate concentration of 45 mg/L lead
Thalassiosira sp. cells on the accumulation of oil with high saturated fatty acids
(SFAs) and monounsaturated fatty acids (MUFAs) both in high and low light
stress conditions, so it is suitable as biodiesel feedstock.
To discover nutritions that are able to lead the metabolism of Thalassiosira sp.
cells on the accumulation of oils with high productivity in outdoors, Thalassiosira
sp. were cultured in media with different N source (ES-nitrat medium and ES-urea
medium).The cells cultured in ES-urea medium showed slower cell growth and
higher chlorophyll content, so it triggered higher oils accumulations in the cells.
Different sources of N also regulate the fatty acid composition of the cells.
Cultures in ES-urea medium are able to accumulate PUFA-enriched oils,
especially AA, EPA, and DHA, in the exponential phase, indicating that lipid
biosynthesis in the cells was faster. This contrasts to the culture in ES-nitrate
medium showing faster cell growth and accumulation of DHA only in the
stationary phase. This finding provided the information on N sources that can
lead the cell metabolism to produce high biomass and oils outdoors.
Furthermore, combination of both nitrate and urea as N source in P3 medium was
evaluated under outdoors condition with different silicate concentration (10 mg/L
and 45 mg/L). Thalassiosira sp. cells cultured in P3 medium with silicate
concentration of 10 mg/L was capable of accumulating PUFA-enriched oils,
especially AA, EPA and DHA, in rainy season with total lipids productivity of 6.6
± 1.9 mg L-1
h-1
, whereas in the dry season, the fatty acid profile changed to more
saturated with lower total lipids productivity, which was 2.2 ± 1.9 mg L-1
h-1
. In
contrast, the culture in P3 medium with silicate concentration of 45 mg/L can
produce oils with more stable fatty acids composition dominated SFA and MUFA
both indoors and outdoors,with similar total lipids productivity was reaching
10.86 ± 2.50 mg L-1
h-1
. However, oils contained in total lipids from Thalassiosira
sp. cultured outdoors was higher than that cultured indoors, so this outdoor
cultures can produce oils with the productivity of 1.5 times higher, indicating that
vii
the cultivation of Thalassiosira sp.outdoors is feasible to produce oils in a large
scale either as a sources of omega-3 or as biodiesel feedstock.
Keywords: Thalassiosira sp., fertilizer medium, oil accumulation, nutrient
composition, fatty acids composition.