Upload
vokhue
View
236
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ABSTRAK
KARAKTERISTIK PENDERITA DIARE PADA ANAK BALITA
DI KECAMATAN TABANAN TAHUN 2013
Diare merupakan penyakit yang ditandai dengan perubahan bentuk dan konsistensitinja yang lembek sampai mencair dan bertambahnya frekuensi buang air besar yang lebihdari biasa, yaitu 3 kali atau lebih dalam sehari yang mungkin dapat disertai dengan muntahatau tinja yang berdarah. Diare dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti faktor infeksi,malabsorpsi (gangguan penyerapan zat gizi), makanan dan faktor psikologis Hingga saat inipenyakit diare masih merupakan masalah kesehatan utama masyarakat di negaraberkembang seperti Indonesia.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran karakteristik demografis (umur,jenis kelamin, tempat tinggal) dan non demografis (waktu, status gizi) penderita diare padabalita di Kecamatan Tabanan pada tahun 2013.
Metode dari penelitian ini adalah penelitian deskriptif observasional-retrospekstif,teknik total sampling dengan mempergunakan data sekunder pasien balita yang tercatatdengan diagnosis diare pada kartu status (rekam medis) dan buku register serta telah sesuaidengan kriteria inklusi, yang datang ke UGD maupun poli umum Pusat KesehatanMasyarakat (Puskesmas) di Kecamatan Tabanan (Puskesmas Tabanan I, II, dan III) padabulan Januari-Desember tahun 2013.
Dari 264 sampel pasien balita penderita diare, diperoleh 67,80% kelompok umur ≤ 24bulan dan 32,20% kelompok umur 25-59 bulan. Terdapat 56,44% laki-laki dan 43,56%perempuan. Untuk status gizi didapatkan 89,01% gizi baik, 5,68% gizi kurang, 4,55% gizilebih, dan 0,76% gizi buruk. Berdasarkan tempat tinggal, pasien balita penderita diareterbesar proporsinya bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Tabanan II yakni sebesar(46,21%), Puskesmas Tabanan I (19,32%), Puskesmas Tabanan III (30,68%) dan luar wilayahkecamatan Tabanan (3,79%) dan kasus paling banyak ditemukan pada bulan april yaitu 35balita (13,25%).
Dapat disimpulkan bahwa kasus diare pada balita di Kecamatan Tabanan tahun 2013memiliki gambaran karakteristik yang bervariasi untuk setiap variable yang diteliti. Hasilpenelitian ini diharapkan dapat dipakai sebagai dasar penelitian lebih lanjut untuk kasus diarepada balita.
Kata Kunci : diare, balita, karakteristik, data sekunder
1
ABSTRACT
PATIENT CHARACTERISTICS OF DIARRHEA IN CHILDREN CHILDREN
IN THE DISTRICT TABANAN YEAR 2013
Diarrhea is a disease characterized by changes in the shape and consistency of a mushy stooluntil melted and increased frequency of bowel movements more than usual, which is 3 timesor more a day which may be accompanied by vomiting or bloody stools. Diarrhea can becaused by several factors, such as infection, malabsorption (impaired absorption of nutrients),food and psychological factors Until now diarrheal disease remains a major public healthproblem in developing countries such as Indonesia.
This study aimed to describe the demographic characteristics (age, gender, place ofresidence) and non-demographic (time, nutritional status) with diarrhea in infants in thedistrict of Tabanan in 2013.
The method of this study was observational-retrospective descriptive study, a total samplingtechnique by using secondary data recorded under five patients with a diagnosis of diarrheaon the card status (medical records) and books and registers in accordance with the inclusioncriteria, which came into the ER and general clinic Center Public Health (PHC) in the districtof Tabanan (Puskesmas Tabanan I, II, and III) in the month of January to December in 2013.
Of the 264 samples of patients under five with diarrhea, obtained 67.80% ≤ 24 months of agegroup and 32.20% age group 25-59 months. There are 56.44% male and 43.56% female. Fornutritional status obtained 89.01% good nutrition, malnutrition 5.68%, 4.55% more nutrients,and 0.76% severe malnutrition. Based on residence, most patients with diarrhea toddlerproportion residing in Puskesmas Tabanan II which is equal to (46.21%), Puskesmas TabananI (19.32%), Puskesmas Tabanan III (30.68%) and the outside of the districts Tabanan (3.79%)and the most number of cases found in april of 35 children (13.25%).
It can be concluded that the cases of diarrhea in children under five in the district of Tabananin 2013 has the characteristic features vary for each variable under study. The results of thisstudy can be used as a basis for further research to cases of diarrhea in infants.
Keywords: diarrhea, toddler, characteristics, secondary data
2
RINGKASAN
KARAKTERISTIK PENDERITA DIARE PADA ANAK BALITA
DI KECAMATAN TABANAN TAHUN 2013
Hingga saat ini penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan utama
masyarakat di negara berkembang seperti Indonesia. Dimana, keadaan penduduk dan sosial
ekonomi yang rendah serta lingkungan yang kurang mendukung dapat menimbulkan kejadian
penyakit diare. Penyakit diare merupakan penyakit tertinggi kedua penyebab kematian pada
anak dibawah lima tahun di seluruh dunia dengan angka kejadian kasus diare di dunia setiap
tahunnya mencapai angka 1,7 juta kasus. Setiap tahunnya diare telah menyebabkan 760.000
kematian balita di dunia.
Penyakit Diare merupakan penyakit endemis di Indonesia dan juga merupakan
penyakit potensial untuk menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB) yang sering disertai
dengan kematian. Statistik menunjukkan bahwa lebih dari 70% kematian balita disebabkan
3
diare, pneumonia, campak, malaria, dan malnutrisi. Selain itu diare merupakan penyakit yang
menempati peringkat pertama dalam 10 besar penyakit rawat inap di rumah sakit tahun 2010
dan menduduki peringkat kelima dalam 10 besar penyakit rawat jalan di rumah sakit tahun
2010. Untuk tahun 2012 dilaporkan telah terjadi kasus diare di Indonesia sebanyak 8.675.376
kasus. Sebagian besar kasus diare pada anak balita disebabkan oleh infeksi bakteri dan
parasit. Besarnya angka kesakitan diare pada balita dipengaruhi juga oleh beberapa faktor
seperti balita tidak diberi ASI secara penuh, kurang gizi, campak, serta
imunodefisiensi/rendahnya daya tahan tubuh yang memperberat diare pada balita itu sendiri.
Mengetahui karakteristik dari pasien/penderita diare baik karakteristik demografis (umur,
jenis kelamin, pekerjaan orang tua, tempat tinggal) ataupun non demografis (waktu, status
gizi, status pemberian ASI, dan lain-lain) terutama pada balita dan anak-anak merupakan hal
yang cukup penting, karena dengan mengetahui karakteristik yang biasanya muncul pada
pasien diare, tentunya akan dapat memudahkan pencegahan terjadinya diare itu sendiri di
kemudian hari.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran karakteristik demografis (umur,
jenis kelamin, tempat tinggal) dan non demografis (waktu, status gizi) penderita diare pada
balita di Kecamatan Tabanan pada tahun 2013. Manfaat dari penelitian ini adalah dapat
memberikan gambaran tentang penyakit diare yang berkaitan dengan karakteristik penyakit
diare pada balita.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif
observasional-retrospekstif. Populasi terjangkau adalah pasien penderita diare di Kecamatan
Tabanan yang berobat ke Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas Tabanan I, Puskesmas
Tabanan II, dan Puskesmas Tabanan III) dari bulan Januari sampai Desember tahun 2013.
Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan teknik total sampling, artinya sampel yang
didapat dalam penelitian ini sama dengan jumlah semua pasien balita yang tercatat dengan
diagnosis diare pada kartu status (rekam medis) dan buku register serta telah sesuai dengan
kriteria inklusi. Kemudian semua sampel diolah baik secara manual dan dengan dengan
menggunakan bantuan komputer program Microsoft Office Excel 2010. Selanjutnya data
dianalisis secara deskriptif dan hasilnya disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi
serta grafik bar dan pie.
Dalam penelitian ini digunakan 264 sampel pasien balita penderita diare. Diperoleh
hasil 67,80% merupakan kelompok umur ≤ 24 bulan dan 32,20% kelompok umur 25-59
4
bulan. Terdapat 56,44% laki-laki dan 43,56% perempuan. Untuk status gizi didapatkan
89,01% gizi baik, 5,68% gizi kurang, 4,55% gizi lebih, dan 0,76% gizi buruk. Berdasarkan
tempat tinggal, pasien balita penderita diare terbesar proporsinya bertempat tinggal di
wilayah kerja Puskesmas Tabanan II yakni sebesar (46,21%), di wilayah kerja Puskesmas
Tabanan I (19,32%), di wilayah kerja Puskesmas Tabanan III (30,68%) serta diluar wilayah
kecamatan Tabanan (3,79%). Berdasarkan waktu (bulan) kasus diare pada balita paling
banyak ditemukan pada bulan April yaitu 35 balita (13,25%). Dari hasil penelitian ini, dapat
disimpulkan bahwa kasus diare pada balita di Kecamatan Tabanan tahun 2013 memiliki
gambaran karakteristik yang bervariasi untuk setiap variable yang diteliti. Hasil penelitian ini
diharapkan dapat dipakai sebagai dasar penelitian lebih lanjut untuk kasus diare pada balita.
Diharapkan pula kepada Puskesmas di Kecamatan Tabanan agar mampu menerapkan
pelayanan keperawatan berdasarkan pengetahuan dan hasil penelitian, dengan harapan
penanganan penderita diare dapat lebih baik dan dapat meningkatkan upaya untuk
menurunkan angka kejadian diare.
5
SUMMARY
PATIENT CHARACTERISTICS OF DIARRHEA IN CHILDREN CHILDREN
IN THE DISTRICT TABANAN YEAR 2013
Until now diarrheal disease remains a major public health problem in developing countries
such as Indonesia. Where, the state of the population and low socioeconomic and less
supportive environment can cause diarrhea cases. Diarrheal disease is a disease of the second
highest cause of death in children under five years around the world with the incidence of
diarrhea cases in the world each year reached 1.7 million cases. Each year, diarrhea has
caused 760,000 deaths under five in the world.
Diarrhea is a disease endemic in Indonesia and also the potential to cause disease
Extraordinary Events (KLB) are often accompanied by death. Statistics show that more than
70% mortality due to diarrhea, pneumonia, measles, malaria, and malnutrition. In addition,
diarrhea is a disease which occupies the first rank in the top 10 disease hospitalization in the
hospital in 2010 and ranked fifth in the 10 major diseases in the hospital outpatient 2010. For
the year 2012 have been reported cases of diarrhea in Indonesia as many as 8,675,376 case.
Most cases of diarrhea in children under five are caused by bacteria and parasites. The
magnitude of morbidity of diarrhea in infants is influenced also by several factors such as
breast-fed infants are not fully, malnutrition, measles, and immunodeficiency / low endurance
aggravate diarrhea in infants itself. Knowing the characteristics of the patient / patient either
diarrhea demographic characteristics (age, sex, occupation of parents, place of residence) or
non-demographic (time, nutritional status, breastfeeding status, etc.), especially in infants and
children is which is quite important, because by knowing the characteristics that usually
occurs in patients of diarrhea, would be able to facilitate the prevention of diarrhea itself at a
later date.
This study aimed to describe the demographic characteristics (age, gender, place of
residence) and non-demographic (time, nutritional status) with diarrhea in infants in the
district of Tabanan in 2013. The benefit of this study is to provide an overview of diarrhea-
related diseases with the characteristics of diarrheal disease in infants.
6
The method used in this study is observational-retrospective descriptive study. Affordable
population is patients with diarrhea in the district of Tabanan who went to the Community
Health Center (Puskesmas Tabanan I, Puskesmas Tabanan II, and Puskesmas Tabanan III)
from January to December 2013. The sampling technique using total sampling technique,
meaning that samples obtained in this study is equal to the sum of all patients with a
diagnosis toddler diarrhea recorded on the card status (medical records) and books and
registers in accordance with the inclusion criteria. Then all samples processed both manually
and with the aid of a computer program using Microsoft Office Excel 2010. Furthermore, the
data were analyzed descriptively and the results are presented in tabular form as well as the
frequency distribution of bar and pie charts.
This study used a sample of 264 children with diarrhea patients. Obtained results of 67.80%
is ≤ 24 months of age group and 32.20% age group 25-59 months. There are 56.44% male
and 43.56% female. For nutritional status obtained 89.01% good nutrition, malnutrition
5.68%, 4.55% more nutrients, and 0.76% severe malnutrition. Based on residence, most
patients with diarrhea toddler proportion residing in Puskesmas Tabanan II which is equal to
(46.21%), in Puskesmas Tabanan I (19.32%), in Puskesmas Tabanan III (30.68 %) as well as
outside of Tabanan district area (3.79%). Based on the time (months) of cases of diarrhea in
children under five most commonly found in April that 35 children (13.25%). From these
results, it can be concluded that the cases of diarrhea in children under five in the district of
Tabanan in 2013 has the characteristic features vary for each variable under study. The results
of this study can be used as a basis for further research to cases of diarrhea in infants. It is
also expected to health centers in the district of Tabanan to be able to implement nursing care
based on knowledge and research, in the hope of handling patients with diarrhea can be better
and could improve efforts to reduce the incidence of diarrhea.
7
KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat-
Nya lah penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Karakteristik Penderita Diare
Pada Anak Balita di Kecamatan Tabanan Tahun 2013” ini tepat pada waktu yang telah
ditentukan.
Dalam kesempatan yang berbahagia ini, Penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu kelancaran dalam penulisan skripsi ini, antara lain
kepada:
8
1. Dr. dr. I.Wayan Putu Sutirta Yasa, M.Si selaku ketua blok Elective Study, atas bantuan
moral dan material yang diberikan.
2. dr. Putu Ayu Asri Damayanti, M.Kes selaku sekertaris blok Elective Study, atas
bantuan moral dan material yang diberikan.
3. dr. I Ketut Agus Somia, Sp.PD-KPTI selaku dosen penyelia, yang telah membantu
dalam penyusunan skripsi ini.
4. Pihak Puskesmas Tabanan I, II, dan III yang telah memberikan ijin untuk melakukan
penelitian ditempatnya tersebut.
5. Keluarga, teman-teman serta semua pihak yang terlibat dalam penulisan skripsi ini
yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun dari pembaca sangat penulis harapkan demi kemajuan penulis
untuk kedepannya.
Denpasar, Februari
2014
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………..…… i
PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………...……………………… ii
PENETAPAN PANITIA PENGUJI ……………………………………..…… iii
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN……………………………..… iv
ABSTRAK………………………………………………………...……………...v
ABSTRACT……………………………………………………...………………vi
RINGKASAN…………………………………………………...………………vii
9
SUMMARY……………………………………………………...………..……viii
KATA PENGANTAR……………………..…………………………………... ix
DAFTAR ISI …………......……...………………………………………………x
DAFTAR GAMBAR ……………..…………………………………........……xi
DAFTAR TABEL……………………………………………………………...xii
DAFTAR SINGKATAN……………………………..………………………..xiii
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………….…..xiv
BAB I PENDAHULUAN ………………………...……………………….……..1
1.1 Latar Belakang Penelitian…………………………………………..….………1
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………………..6
1.3 Tujuan Penelitian ……………………………………………………………...6
1.3.1 Tujuan Umum ………………………………………………………..
….6
1.3.2 Tujuan Khusus …………………………………………………….
…….6
1.4 Manfaat Penelitian ………………………………………………………...…..7
1.4.1 Manfaat Teoritis ………………………………………………..
………..7
1.4.2 Manfaat Praktis …………………………………………………….
…....7
BAB II KAJIAN PUSTAKA ……………..………………………..…………....9
2.1 Definisi Diare ……………………………………………………………..….. 9
2.2 Klasifikasi Diare …………………………………………………………..…. 9
2.3 Etiologi Diare ……………………………………………………………….. 12
2.4 Cara Penularan Diare ……………………………………………………….. 15
2.5 Keadaan Risiko dan Kelompok Risiko Tinggi yang Mungkin Mengalami Infeksi Diare
………………………………………………………………… 16
2.6 Epidemiologi Diare ……………………………………………………….… 16
2.7 Patofisiologi Diare ………………………………………………………..… 18
2.8 Patogenesis Diare ………………………………………………………….... 19
2.9 Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Diare……………………………….. . 20
2.10 Diagnosis Diare ………………………………………………………….… 25
10
2.11 Diagnosis Banding ………………………………………………………… 28
2.12 Pencegahan Diare ……………………………………………………….…. 28
2.13 Penatalaksanaan Diare …………………………………………………….. 28
BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS
PENELITIAN…………..…………………………………………..…35
3.1 Kerangka Berpikir …………………………………………………………....35
3.2 Konsep Penelitian …………………………………………………………….37
BAB IV METODE PENELITIAN ………….….…………………………….. 38
4.1 Rancangan Penelitian ………………………………………………………...38
4.2 Tempat dan Waktu Penelitian ……………………………………..…………38
4.3 Subjek dan Sampel ……………………………………………………..…… 38
4.3.1 Kriteria Subjek ……………………………………………………..38
4.3.1.1 Populasi Target …………………………………………..38
4.3.1.2 Populasi Terjangkau ……………………………...………39
4.3.1.3 Sampel ……………………………………………….….. 39
4.3.2 Besaran Sampel …………………………………………………….40
4.3.3 Teknik Penentuan Sampel ………………………………………….41
4.4 Variabel ………………………………………………………………………42
4.4.1 Identifikasi Variabel ……………………………………………….42
4.4.2 Definisi Operasional Variabel ………………………………..…….42
4.5 Bahan dan Instrumen Penelitian ……………………………………………..44
4.6 Protokol Penelitian ……………………………………………………...……45
4.7 Analisis Data …………………………………………………………………45
4.8 Keterbatasan Penelitian………………………………………………………..
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN……………………………………….
5.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ………………………………………………….
5.2 Hasil Penelitian dan Pembahasan ……………………………………………
5.2.1 Distribusi Proporsi Penyakit Diare Pada Balita Berdasarkan
Umur…………………………………………………………………
5.2.2 Distribusi Proporsi Penyakit Diare Pada Balita Berdasarkan
Jenis Kelamin………………………………………………………
11
5.2.3 Distribusi Proporsi Penyakit Diare Pada Balita Berdasarkan
Status Gizi……………………………………………………………….
5.2.4 Distribusi Proporsi Penyakit Diare Pada Balita Berdasarkan
Tempat Tinggal……………………………………………………….
5.2.5 Distribusi Proporsi Penyakit Diare Pada Balita Berdasarkan
Waktu…………………………………………………………………
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN…………………………………………..
6.1 Simpulan……………………………………………………………………….
6.2 Saran………………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA …………..………………………………………………
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
12
DAFTAR TABEL
Tabel. 2.1 Manifestasi Klinis Diare Berdasarkan Agen Infeksi …………………14
Tabel. 2.2 Penentuan Derajat Dehidrasi Menurut WHO 1995 …………………..26
Tabel. 2.3 Bentuk Klinis Diare………..………………………………………….27
Tabel 2.4 Kebutuhan Oralit per Kelompok Umur………………………………..30
Tabel 2.5 Penatalaksanaan/Rencana Terapi Diare Pada Balita…………………..34
Tabel 5.1 Distribusi Proporsi Penyakit Diare Pada Balita Menurut
Kelompok Umur……………………………………………………….
Tabel 5.2 Distribusi Proporsi Penyakit Diare Pada Balita Menurut
Jenis Kelamin………………………………………………………….
Tabel 5.3 Distribusi Proporsi Penyakit Diare Pada Balita Menurut
Status Gizi…………………………………………………………….
Tabel 5.4 Distribusi Proporsi Penyakit Diare Pada Balita Menurut
Tempat Tinggal……………………………………………………….
Tabel 5.5 Distribusi Proporsi Penyakit Diare Pada Balita Menurut
Waktu………………………………………………………………….
13
DAFTAR GAMBAR
Gambar. 3.1 Bagan Kerangka Berpikir ……………………………….…………35
Gambar. 3.2 Bagan Konsep Penelitian …………………………………………..37
Gambar. 4.1 Bagan Protokol Penelitian …………………………………………45
Gambar 5.1 Diagram Pie Distribusi Penderita Diare Pada Balita Menurut
Umur…………………………………….
Gambar 5.2 Diagram Pie Distribusi Penderita Diare Pada Balita Menurut
Jenis Kelamin……………………………………………………….
Gambar 5.3 Diagram Pie Distribusi Penderita Diare Pada Balita Menurut
Status Gizi……………………………………………………..
Gambar 5.4 Diagram Pie Distribusi Penderita Diare Pada Balita Menurut
Tempat Tinggal……………………………………….
Gambar 5.5 Diagram Bar Distribusi Penderita Diare Pada Balita Menurut
Waktu (Bulan)…………………………………………………….
14
DAFTAR SINGKATAN
Puskesmas Pusat Kesehatan Masyarakat
Riskesdas Riset Kesehatan Dasar
KLB Kejadian Luar Biasa
IR Incidence Rate
CFR Case Fatality Rate
SDKI Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
OMA Otitis Media Akut
ASI Air Susu Ibu
HIV Human Immunodeficiency Virus
SIgA Secrete Immunoglobulin A
WGO World Gastroenterology Organization
WHO World Health Organization
15
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Data Keseluruhan Sampel Penelitian
16
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hingga saat ini penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan utama
masyarakat di negara berkembang seperti Indonesia. Hal ini terlihat dari meningkatnya
angka kesakitan penyakit diare dari tahun ke tahun serta angka mortalitas atau
kematiannya yang masih cukup tinggi (Kemenkes RI, 2011).
Keadaan penduduk dan sosial ekonomi yang rendah serta lingkungan yang kurang
mendukung dapat menimbulkan kejadian penyakit diare. Diare dapat didefinisikan
sebagai suatu penyakit dengan keadaan feses encer dengan frekuensi buang air besar
biasanya empat kali atau lebih dalam sehari yang kadang-kadang disertai dengan muntah,
badan lesu/lemah, tidak nafsu makan, serta terdapatnya lendir dan darah dalam kotoran.
Tingginya angka kesakitan dan kematian yang disebabkan oleh penyakit tersebut, terjadi
khususnya pada bayi dan anak-anak di bawah lima tahun. Sebagian dari penderita
penyakit ini 1-2% akan jatuh ke dalam keadaan dehidrasi dan jika tidak segera ditangani
50-60% diantaranya dapat mengakibatkan kematian (Safrudin A, 2009).
Penyakit diare merupakan penyakit tertinggi kedua penyebab kematian pada anak
dibawah lima tahun di seluruh dunia. Angka kejadian kasus diare di dunia setiap tahunnya
mencapai angka 1,7 juta kasus. Dimana setiap tahunnya diare telah menyebabkan 760.000
kematian balita di dunia. Selain itu diare juga merupakan penyebab utama terjadinya
kasus malnutrisi pada anak di bawah lima tahun (WHO, 2013).
17
Penyakit Diare merupakan penyakit endemis di Indonesia dan juga merupakan
penyakit potensial Kejadian Luar Biasa (KLB) yang sering disertai dengan kematian.
Laporan Riskesdas tahun 2007 menunjukkan bahwa penyakit diare merupakan penyebab
kematian nomor satu pada bayi (31,4%) dan pada balita (25,2%), sedangkan pada
golongan semua umur merupakan penyebab kematian yang ke empat (13,2%) (Riskesdas,
2007). Statistik menunjukkan bahwa lebih dari 70% kematian balita disebabkan diare,
pneumonia, campak, malaria, dan malnutrisi. Selain itu diare merupakan penyakit yang
menempati peringkat pertama dalam 10 besar penyakit rawat inap di rumah sakit tahun
2010 dan menduduki peringkat kelima dalam 10 besar penyakit rawat jalan di rumah sakit
tahun 2010. Dilaporkan pada tahun 2011 di Indonesia telah terjadi kasus diare sebanyak
9.739.163 kasus (Kemenkes RI, 2012). Untuk tahun 2012 dilaporkan telah terjadi kasus
diare di Indonesia sebanyak 8.675.376 kasus (Kemenkes RI, 2013).
Survei morbiditas yang dilakukan oleh Sub Direktorat (Subdit) Diare, Departemen
Kesehatan dari tahun 2000 s/d 2010 terlihat kecenderungan insiden diare yang naik. Pada
tahun 2000 Incidence Rate (IR) penyakit diare 301/ 1000 penduduk, tahun 2003 naik
menjadi 374 /1000 penduduk, tahun 2006 naik menjadi 423 /1000 penduduk dan tahun
2010 menjadi 411/1000 penduduk. Selain itu, Kejadian Luar Biasa (KLB) diare juga
masih sering terjadi, dengan Case Fatality Rate (CFR) yang masih tinggi. Pada tahun
2008 terjadi KLB di 69 Kecamatan di Indonesia dengan jumlah kasus 8.133 orang,
kematian 239 orang (CFR 2,94%). Tahun 2009 terjadi KLB di 24 Kecamatan dengan
jumlah kasus 5.756 orang, dengan kematian 100 orang (CFR 1,74%), sedangkan tahun
2010 terjadi KLB diare di 33 kecamatan dengan jumlah penderita 4.204 dengan kematian
73 orang (CFR 1,74 %) (Kemenkes RI, 2011).
Bali merupakan salah satu provinsi yang terdapat di Indonesia, sehingga kejadian
diare juga rentan terjadi di Provinsi Bali. Diare merupakan penyakit peringkat sepuluh
18
dari 10 besar penyakit pada pasien di Puskesmas di Provinsi Bali tahun 2012 dengan
40.942 kasus. Pada tahun 2012 diperkirakan jumlah kasus diare sekitar 175.030 kasus,
meningkat dibandingkan dengan tahun 2011 yakni sebesar 163.803 kasus, hal ini
disebabkan karena estimasi jumlah penduduk yang bertambah (Dinkes Bali, 2013).
Dengan memperhatikan angka kejadian kasus diare khususnya pada balita, menurut data
Sub Dinas Pencegahan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan (Subdin P2M &
PL) Provinsi Bali, untuk Provinsi Bali pada tahun 2007 tercatat sebanyak 75.704 kasus
diare pada balita (Subdin P2M & PL Prov, 2007). Berdasarkan Survei Demografi dan
Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, jumlah anak balita yang menderita diare di
Provinsi Bali tercatat 24 orang anak balita. Dimana, angka 24 ini merupakan jumlah anak
balita yang dibawa ke fasilitas kesehatan atau petugas kesehatan selama 2 minggu
sebelum survei (Kemenkes RI, 2012). Hal ini secara tidak langsung dapat menunjukkan
bahwa kejadian diare di Provinsi Bali masih cukup tinggi.
Sebagai salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi Bali, Kabupaten Tabanan juga
merupakan salah satu daerah endemik dari penyakit diare. Pada tahun 2012 diperkirakan
jumlah kasus diare di Kabupaten Tabanan sebanyak 18.651 kasus, sehingga Tabanan
menempati peringkat kelima kasus diare terbanyak di Provinsi Bali tahun 2012 (Dinkes
Bali, 2013). Pada tahun 2007 dilaporkan di Kabupaten Tabanan terjadi kasus diare pada
balita sebanyak 9.243 kasus, sehingga Tabanan menempati posisi kedua kasus kejadian
diare pada balita di Provinsi Bali (Subdin P2M & PL Prov, 2007).
Berdasarkan Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan menunjukkan bahwa
Penyakit diare masih menduduki peringkat ke-10 sebagai penyakit yang sering terjadi di
wilayah Kabupaten Tabanan. Selain itu berdasarkan hasil pemantauan Kejadian Luar
Biasa (KLB) penyakit diare yang dilaporkan, telah terjadi KLB di 2 desa dengan jumlah
19
penderita 2.109 orang. Angka kesakitan yang dilaporkan dari sarana kesehatan per pada
tahun 2006 sebesar 15,14 per 1.000 penduduk (Dinkes Tabanan, 2008).
Berdasarkan pencatatan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan
tahun 2008, diare merupakan penyakit yang paling banyak terjadi dibandingkan penyakit
lainnya yang terkait kesehatan lingkungan dan prilaku masyarakat. Dilaporkan telah
terjadi 9.306 kasus diare di Kabupaten Tabanan. Dimana, Kecamatan Tabanan yang
merupakan daerah dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi menempati posisi
kedua untuk angka kasus kejadian diare yaitu sebanyak 1.361 kasus (Dinkes Tabanan,
2008). Widiantari (2003) menyebutkan tercatat sebanyak 147 pasien di bawah lima tahun
yang dirawat inap di Badan Rumah Sakit Umum Tabanan dengan diagnosa A09 (diare
akut) mulai bulan Januari sampai dengan Juni 2011 (Widiantari.D, 2013).
Sebagian besar kasus diare pada anak balita disebabkan oleh infeksi bakteri dan
parasit. Besarnya angka kesakitan diare pada balita dipengaruhi juga oleh beberapa faktor
seperti balita tidak diberi ASI secara penuh, kurang gizi, campak, serta
imunodefisiensi/rendahnya daya tahan tubuh yang memperberat diare pada balita itu
sendiri. Sejumlah perilaku juga dapat meningkatkan resiko diare seperti menggunakan
botol susu yang tidak bersih, menyimpan makanan pada suhu kamar, menggunakan air
minum yang tercemar bakteri dari tinja, tidak mencuci tangan setelah BAB, dan tidak
membuang tinja dengan benar (Safrudin A, 2009).
Mengetahui karakteristik dari pasien/penderita diare baik karakteristik demografis
(jenis kelamin, umur, pekerjaan orang tua, tempat tinggal) ataupun non demografis
(waktu, status gizi, status pemberian ASI, dan lain-lain) terutama balita dan anak-anak
merupakan hal yang cukup penting. Khusus untuk di Tabanan, belum adanya pencatatan
karakteristik pasien diare khususnya pada anak balita, mungkin menyebabkan trend
kejadian diare masih tinggi dari tahun ke tahun. Oleh karena itu, diharapkan dengan
20
mengetahui karakteristik yang biasanya muncul pada pasien diare, tentunya akan dapat
memudahkan pencegahan terjadinya diare itu sendiri di kemudian hari.
Dengan memperhatikan latar belakang masalah di atas, maka peneliti merasa perlu
untuk melakukan penelitian mengenai karakteristik penderita diare pada anak balita di
Kecamatan Tabanan tahun 2013.
1.2 Rumusan Masalah dan Identifikasi Masalah
Uraian dalam latar belakang masalah di atas memberi dasar bagi peneliti untuk
merumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimanakah karakteristik penderita diare pada Balita di Kecamatan Tabanan
tahun 2013?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui karakteristik (demografis dan non demografis) penderita diare
pada balita di Kecamatan Tabanan pada Tahun 2013.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui distribusi proporsi penyakit diare
pada balita berdasarkan jenis kelamin.
21
2. Untuk mengetahui distribusi proporsi penyakit diare
pada balita berdasarkan umur.
3. Untuk mengetahui distribusi proporsi penyakit diare
pada balita berdasarkan status gizi.
4. Untuk mengetahui distribusi proporsi penyakit diare
pada balita berdasarkan tempat tinggal.
5. Untuk mengetahui distribusi proporsi penyakit diare
pada balita berdasarkan waktu yakni bulan.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat menambah informasi dan pengetahuan bidang kesehatan
khususnya tentang penyakit diare yang berkaitan dengan karakteristik penyakit
diare pada balita.
1.4.2 Manfaat Praktis
1.4.2.1 Bagi Peneliti
1. Sebagai sarana meningkatkan wawasan dan pengetahuan
penulis dalam menerapkan ilmu yang diperoleh selama perkuliahan di
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.
2. Sebagai sarana untuk mengaplikasikan ilmu statistik di bidang
kesehatan.
22
1.4.2.2 Bagi Profesi Tenaga Kesehatan
Untuk pengembangan ilmu keperawatan dan memberikan masukan kepada
tenaga medis tentang karakteristik penyakit diare pada balita.
1.4.2.3 Bagi Institusi Puskesmas
a.1. Sebagai bahan masukan tentang pentingnya memberikan
pelayanan seperti memberikan penyuluhan kepada ibu-ibu yang
mempunyai anak balita tentang penyakit diare untuk menekan kejadian
diare.
a.2. Sebagai bahan masukan bagi pegawai puskesmas yaitu dokter,
perawat, pembantu perawat, pegawai tata usaha untuk tetap
memberikan informasi tentang diare kepada ibu balita dan pelayanan
yang tepat kepada ibu yang mempunyai anak balita dengan kejadian
diare.
1.4.2.4 Bagi Keluarga dan Masyarakat
Dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman keluarga dan
masyarakat tentang karakteristik kejadian diare sehingga diharapkan peran
serta orang tua dalam menjaga kesehatan anak-anaknya terutama pada
balita.
1.4.2.5 Bagi Pemerintah
Sebagai bahan informasi dan masukan bagi Dinas Kesehatan di daerah
mengenai kejadian serta gambaran karakteristik penderita diare khususnya
pada balita yang hampir setiap tahun kasusnya menempati peringkat 10
besar kasus infeksi pada balita.
1.4.2.6 Bagi Penelitian Selanjutnya
23
Menjadikan hasil penelitian ini sebagai data pembanding bagi peneliti
selanjutnya dalam melaksanakan penelitian yang berkaitan dengan
karakteristik penderita diare pada balita. Serta sebagai referensi bagi
perpustakaan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Denpasar.
24