Upload
duongxuyen
View
217
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
ABSTRAK
Niken Bayu Argaheni. R 0108061. Hubungan Graviditas dengan Varises Tungkai Bawah. Pada wanita hamil, diameter vena safena magna meningkat antara trimester kedua dan ketiga, menyebabkan katup vena inkompeten yang berpotensi varises. Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara graviditas dengan varises tungkai bawah, sedangkan tujuan khususnya adalah untuk mengetahui karakteristik varises tungkai bawah pada ibu hamil dan untuk mengetahui graviditas tinggi merupakan salah satu faktor predisposisi terjadinya varises tungkai bawah Metode penelitian yang digunakan adalah metode observasional analitik dengan pendekatan cross sectional dengan pengambilan sampel menggunakan rule of thumb yaitu 30 subyek di RSUD Banjarsari Surakarta untuk mengetahui hubungan antara graviditas dengan varises tungkai bawah, dengan pengukuran menggunakan lembar observasi dan analisis data menggunakan chi square. Hasil analisis chi square didapatkan nilai chi square hitung sebesar= 17,500, dan chi square tabel sebesar=16,918. p<0,05, kekuatan korelasi sebesar 0,607. Simpulan penelitian ini adalah ada hubungan yang kuat antara graviditas dengan varises tungkai bawah, semakin tinggi nilai graviditas, semakin tinggi pula nilai derajat varises. Kata Kunci: Graviditas, Varises Tungkai Bawah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas segala rahmat
dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul
“Hubungan Graviditas Dengan Varises Tungkai Bawah”.
Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk
memperoleh gelar Sarjana Sains Terapan. Dalam kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada beberapa pihak, yaitu:
1. Bapak DR. H. Soetrisno, dr. SpOG (K), Ketua Program Studi Diploma III
Kebidanan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin
penelitian.
2. Bapak Erindra Budi C., S.Kep, Ns. M.Kes, ketua tim studi kasus yang
memberikan dorongan positif kepada mahasiswanya.
3. Selfi Handayani, dr., M.Kes dan Prof Kiyatno selaku pembimbing yang sabar,
teliti, penuh tanggung jawab, serta selalu memberikan energi positif bagi
mahasiswa bimbingan beliau.
4. Sri Indratni, dr., PAK, M. Or dan Ika Sumiyarsi, S.SiT, M.Kes selaku penguji
yang telah memberikan saran dan masukan bagi penulis.
5. RSUD Kota Surakarta yang telah memberi kesempatan pada penulis untuk
melakukan penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user vii
6. Seluruh dosen dan karyawan D-IV Kebidanan Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah membantu dalam penyusunan
karya tulis ilmiah.
7. Teman-teman mahasiswa D-IV Kebidanan angkatan 2008 Fakultas
Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta yang berjuang bersama
menyusun studi kasus.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini masih jauh
dari sempurna sehingga kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
penulis harapkan. Semoga karya tulis ilmiah ini bermanfaat bagi penulis
sendiri dan pembaca.
Surakarta, 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL …………………………………………………. i
HALAMAN VALIDASI……………………………………………... ii
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………….. iii
ABSTRAK……………………………………………………………. iv
ABSTRACT……………………………………………… ………….. v
KATA PENGANTAR……………………………………………….. vi
DAFTAR ISI…………………………………………………………. viii
DAFTAR GAMBAR………………………………………………… x
DAFTAR TABEL……………………………………………………. xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………… 1
B. Rumusan Masalah………………………………………… 2
C. Tujuan Penelitian………………………………………….. 2
D. Manfaat Penelitian………………………………………… 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori ……………………………………………… 4
1. Graviditas………………………..……………………… 4
2. Varises Pada Tungkai Bawah……..…………………… 4
a. Anatomi dan fisiologi sistem vena………………… 4
b. Patofisiologi………………………………………… 8
c. Etiologi……………………………………………… 9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
d. Faktor Resiko……………………………………… 11
e. Gambaran Klinis………………………………….. 11
f. Pemeriksaan Penunjang……………………………. 12
g. Penatalaksanaan dan Pencegahan………………… 13
B. Hubungan Graviditas dengan Varises……………………. 15
C. Kerangka Konsep…………..……………………………… 16
D. Hipotesis ………….……………………………………….. 16
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian……………………………………… 17
B. Tempat dan Waktu Penelitian………………………… 17
C. Populasi Penelitian…………………………………… 17
D. Sampel dan Tehnik Sampling………………………… 18
E. Estimasi Besar Sampel………………………………… 18
F. Kriteria Restriksi………………….…………………… 18
G. Definisi Operasional…………………………………… 19
H. Cara Kerja……………………………………………… 19
I. Metode Pengolahan dan Analisis Data……………….. 21
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Karakteristik Sampel Penelitian…………………………… 23
B. Hubungan Graviditas Dengan Varises Tungkai Bawah…. 24
BAB V PEMBAHASAN
A. Karakteristik Responden…………………………………… 26
B. Keterbatasan……………………………………………….. 28
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
BAB VI PENUTUP
A. Simpulan………………………………………………… 30
B. Saran…………………………………………………… … 30
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Anatomi vena tungkai bawah……………………………… 6
Gambar 2.2 Varises Vena……………………………………………….. 7
Gambar 2.3 Bagan Kerangka Konsep…………………………………… 15
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Definisi Operasional…………………………………………. 18
Tabel 4.1 Distribusi karakteristik sampel berdasarkan umur…………… 21
Tabel 4.2 Distribusi karakteristik sampel berdasarkan pekerjaan………. 21
Tabel 4.3 Distribusi karakteristik sampel berdasarkan umur kehamilan.. 22
Tabel 4.4 Frekuensi Varises…………………………………………….. 22
Tabel 4.5 Frekuensi Graviditas…………………………………………. 23
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Ijin dari RSUD Kota Banjarsari
Lampiran 2 Lembar Konsultasi Pembimbing Utama
Lampiran 3 Lembar Konsultasi Pembimbing Pendamping
Lampiran 4 Daftar Riwayat Hidup
Lampiran 5 Jadwal Penelitian
Lampiran 6 Lembar Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 7 Lembar Observasi
Lampiran 8 Hasil Cross Tabs
Lampiran 9 Surat Pernyataan Keaslian Penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penapisan adanya varises merupakan salah satu hal penting dalam
perawatan antenatal (Siswosudarmo, 2010). Perawatan antenatal adalah
asuhan yang dilakukan/diberikan kepada ibu hamil sampai saat persalinan.
Berdasarkan data dari detik Health (2010), angka kejadian varises tungkai
bawah pada ibu hamil cukup tinggi, berkisar antara 20-40% kasus per
kejadian kehamilan. Pernyataan ini diperkuat oleh Parker (2010) yang
menyatakan bahwa sekitar sepertiga wanita mengalami varises saat hamil.
Faktor resiko terjadinya varises menurut Yuwono (2010), adalah
kehamilah lebih dari dua kali. Manuaba (2009) juga menyebutkan bahwa
sebagian besar varises terjadi pada kehamilan berulang. Selain kehamilan,
varises biasanya terjadi akibat predisposisi kongenital, yang bertambah
besar karena berdiri lama dan umur lanjut (Pritchard, 2011).
Masalah varises tungkai bawah pada ibu hamil mempunyai dampak
yang luas, sehingga membutuhkan perhatian khusus terhadap hal tersebut.
Varises pada kehamilan dapat menyebabkan rasa pegal pada ekstremitas
yang akan bertambah bila berdiri terlalu lama dan berkurang bila
ekstremitas ditinggikan. Kadang-kadang terjadi penyulit berbentuk koreng
di daerah mata kaki yang sukar sembuh, didahului oleh kelainan kulit
berupa eksim yang sering disertai peradangan. Perdarahan dapat terjadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
kalau kulit di atas varises menjadi sangat tipis, biasanya disertai trauma
ringan.
Varises dapat dikurangi keluhannya dengan cara latihan ringan seperti
rotasi pergelangan kaki. Jika mungkin, ibu dianjurkan untuk meninggikan
kakinya saat duduk (Baston, 2011). Pencegahan varises antara lain
menghindari bekerja dengan duduk atau berdiri lama, menghindari
penegangan kaki dan memakai stoking elastis (Yulaikhah, 2008).
Tindakan pembedahan terhadap keadaan tersebut pada waktu hamil
biasanya tidak dianjurkan, meskipun jarang gejalanya dapat demikian
beratnya hingga memerlukan suntikan, ligasi, atau malahan stripping vena
(membuang sebagian atau keseluruhan vena yang mengalami varises)
supaya memungkinkan wanita hamil tersebut tetap dapat berjalan. Pada
umumnya, operasi tersebut ditunda sampai kelahiran (Pritchard, 2006).
Mengingat besarnya dampak buruk dari permasalahan varises tungkai
bawah dikaitkan dengan kehamilan, maka perlu untuk diteliti tentang
hubungan graviditas dengan timbulnya varises pada tungkai bawah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
perumusan masalahnya adalah ”Adakah hubungan antara graviditas
dengan varises tungkai bawah di RSUD Banjarsari Surakarta tahun 2012?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan antara graviditas dengan varises tungkai bawah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui karakteristik varises tungkai bawah pada ibu hamil
b. Mengetahui graviditas yang berulang merupakan salah satu faktor
predisposisi terjadinya varises tungkai bawah
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Peneliti dapat menerapkan ilmu dan konsep kebidanan
b. Memberikan informasi tentang angka kejadian varises tungkai
bawah pada ibu hamil
2. Manfaat Aplikatif
a. Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi profesi bidan
untuk lebih teliti dalam melakukan asuhan antenatal terutama
keluhan pada tungkai bawah, untuk mengurangi angka morbiditas
karena varises tungkai bawah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. TINJAUAN TEORI
1. Graviditas
Graviditas adalah jumlah total kehamilan seluruhnya yang pernah
dialami. Gravida adalah wanita yang sedang atau pernah hamil.
Primigravida adalah kehamilan yang pertama, secundigravida adalah
seorang wanita yang hamil untuk kedua kalinya. sedangkan pada
kehamilan yang berikutnya disebut multigravida (Oxorn, 2010).
2. Varises Pada Tungkai Bawah
a. Anatomi dan Fisiologi Sistem Vena
Sistem vena dimulai dari ujung vena pada jaring-jaring kapilar
dengan venula yang menyatu untuk membentuk vena yang berukuran
lebih besar. Semua vena sistemik mengembalikan darah ke atrium
kanan jantung melalui tiga jalur: dari dinding jantung ke dalam sinus
koroner, dari tubuh bagian atas ke dalam vena kafa superior, dan dari
tubuh bagian bawah ke dalam vena kafa inferior. Vena dalam adalah
vena yang mengalirkan darah dari jaringan dan organ tubuh dalam.
Vena superfisialis terletak dalam hipodermis kulit dan mengalirkan
darah ke vena dalam (Sloane, 2004).
Vena femoralis berjalan dari anggota gerak bawah di bawah
ligament inguinal untuk masuk pelvis dan menjadi vena iliaka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
eksterna. Dekat ujung sakro iliaka ia bergabung dengan vena iliaka
interna yang menyalurkan darah dari organ-organ dalam pelvis.
Penggabungan vena iliaka eksterna dengan vena iliaka interna
membentuk vena iliaka komunis. Kemudian vena iiliaka komunis
kanan dan kiri bergabung di tempat ketinggian sebelah kanan vertebra
lumbalis kelima untuk menjadi vena kafa inferior (Pearce, 2006).
Sistem vena pada ekstremitas bawah terbagi menjadi 3 subsistem :
subsistem vena superfisial, subsistem vena profunda dan subsistem
penghubung (saling berhubungan). Vena superfisial terletak di jaringan
subkutan anggota gerak dan menerima aliran vena dari pembuluh-
pembuluh darah yang lebih kecil di dalam kulit, jaringan subkutan dan
kaki. Sistem superfisial terdiri dari vena safena magna dan vena safena
parva. Vena safena magna adalah vena terpanjang di tubuh; berjalan
dari maleolus di mata kaki, naik ke bagian medial betis dan paha,
bermuara ke vena femoralis. Vena safena magna mengalirkan darah
dari bagian antero-medial betis dan paha. Vena safena parva berjalan
di sepanjang sisi lateral dari mata kaki melalui betis menuju ke lutut,
mendapatkan darah dari bagian postero-lateral betis dan mengalirkan
darah ke vena poplitea. Titik pertemuan antara vena safena dan
poplitea disebut sebagai persambungan safeno-poplitea.
Sistem vena profunda membawa sebagian besar darah vena dari
ektremitas bawah dan terletak didalam kompartemen otot. Vena-vena
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
profunda menerima aliran dari venula-venula kecil dan pembuluh
darah intramuskular.
Gerakan darah di sepanjang darah di tungkai bawah diperoleh dari
pompa otot yang bekerja pada otot tungkai bawah dan abdomen.
Kontraksi otot memeras vena di dalam fascia diantaranya sehingga
darah diperas ke atas dan tidak dapat kembali karena adanya katup.
Masing-masing dari dua katup semilunar yang berhadapan adalah
lapisan tipis intima, yang bagian dalamnya diperkuat lapis tipis
kolagen dan jalingan serat elastik yang menyatu dengan yang intima di
pembuluh darah. Ruang antara katup dan dinding pembuluh disebut
sinus katup. Tepat di atas lengkung perlekatan dari katup, dinding vena
lebih tipis dan agak melebar.
Katup-katup pada perforator mengarah ke dalam sehingga darah
mengalir dari sistem superfisialis ke sistem profunda dari mana
kemudian darah dipompa keras dibantu oleh kontraksi otot betis.
Akibatnya, sistem profunda memiliki tekanan yang lebih tinggi dari
superfisialis, sehingga bila katup perforator mengalami kerusakan,
tekanan yang meningkat diteruskan ke system superfisialis sehingga
terjadi varises pada sistem ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
Gambar 2.1. Anatomi vena tungkai bawah
Varises (vena varikosa) adalah pelebaran dari vena superfisialis
yang menonjol dan berliku-liku pada ekstremitas bawah, sering pada
distribusi anatomis dari vena safena magna dan parva (Grace, 2006).
Gambar 2.2 Varises vena
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
b. Patofisiologi
Varises vena pada kehamilan paling sering disebabkan oleh
karena adanya tekanan dari uterus dan perubahan hormonal yang
menyebabkan dinding pembuluh darah dan katupnya menjadi lebih
lunak dan lentur. Peningkatan tekanan disebabkan oleh terjadinya
insufisiensi vena dengan adanya refluks yang melewati katup vena
yang inkompeten baik terjadi pada vena profunda maupun vena
superfisialis. Penyebab obstruksi ini dapat karena thrombosis
intravaskular atau akibat adanya penekanan dari luar pembuluh
darah.
Gambar 2.3 Varises pada kehamilan
Kegagalan pada satu katup vena akan memicu terjadinya
kegagalan pada katup-katup lainnya. Peningkatan tekanan yang
berlebihan di dalam sistem vena superfisial akan menyebabkan
terjadinya dilatasi vena yang bersifat lokal. Setelah beberapa katup
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
vena mengalami kegagalan, fungsi vena untuk mengalirkan darah
ke atas dan ke vena profunda akan mengalami gangguan. Tanpa
adanya katup-katup fungsional, aliran darah vena akan mengalir
karena adanya gradien tekanan dan gravitasi.
Kerusakan yang terjadi akibat insufisiensi vena berhubungan
dengan tekanan vena dan volume darah vena yang melewati katup
yang inkompeten. Vena yang terletak di bawah fasia atau terletak
subkutan dapat mengangkut darah dalam jumlah besar tanpa
terlihat ke permukaan. Sebaliknya, peningkatan tekanan tidak
terlalu besar akhirnya dapat mengakibatkan dilatasi yang
berlebihan.
c. Etiologi
Menurut Yuwono (2010), etiologi dari insufisiensi vena kronis
dapat dibagi tiga kategori yaitu: kongenital, primer dan sekunder.
1) Penyebab insufisiensi vena kronis yang kongenital adalah pada
kelainan dimana katup yang seharusnya terbentuk di suatu
segmen ternyata tidak terbentuk sama sekali (aplasia,
avalvulia), atau pembentukannya tidak sempurna (displasia),
berbagai malformasi vena, dan kelainan lainnya yang baru
diketahui setelah penderitanya berumur tua.
2) Penyebab insufisiensi vena kronis yang primer adalah
kelemahan intrinsik dari dinding katup, yaitu lembaran atau
daun katup yang terlalu panjang (elongasi) atau daun katup
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
yang menyebabkan dinding vena menjadi terlalu lentur tanpa
sebab-sebab yang diketahui. Keadaan daun katup yang panjang
melambai (floppy, rebundant) sehingga penutupan tidak
sempurna (daun-daun katup tidak dapat terkatup sempurna)
yang mengakibatkan terjadinya katup tidak dapat menahan
aliran balik, sehingga aliran retrograde atau refluks. Keadaan
tersebut dapat diatasi hanya dengan melakukan perbaikan katup
menjadi berfungsi baik kembali.
3) Penyebab insufisiensi vena kronis sekunder (insufisiensi vena
sekunder) disebabkan oleh keadaan patologik yang didapat,
yaitu akibat adanya penyumbatan thrombosis vena dalam yang
menimbulkan gangguan kronis pada katup vena dalam. Pada
keadaan dimana terjadi komplikasi sumbatan thrombus
beberapa bulan atau tahun paska kejadian thrombosis vena
dalam, maka keadaan tersebut disebut sindroma post-trombotic.
Pada sindroma tersebut terjadi pembentukan jaringan parut
akibat inflamasi, thrombosis kronis dan rekanalisasi yang akan
menimbulkan fibrosis, dan juga akan menimbulkan
pemendekan daun katup (pengerutan daun katup), perforasi
kecil-kecil (perforasi mikro) dan adhesi katup, sehingga
akhirnya akan menimbulkan penyempitan lumen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
d. Faktor Resiko
Ada kecenderungan turunan untuk mengalami varises, yang
diperparah dengan pertambahan berat badan, pertambahan usia,
kehamilan kembar, dan aktivitas yang memerlukan posisi berdiri
atau duduk dalam waktu lama (Reeder, 2011).
e. Gambaran Klinis
Secara klinis, varises tungkai dikelompokkan atas varises
trunkal, varises retikular dan varises kapilar. Varises trunkal
merupakan varises vena safena magna dan vena safena
parava.Varises retikular menyerang cabang vena safena magna atau
parva yang umumnya kecil dan berkelok-kelok. Varises kapilar
merupakan varises kapilar vena subkutan yang tampak sebagai
kelompok serabut halus dari pembuluh darah (Sjamsuhidajat,
2004).
Sesuai dengan berat ringannya, varises dibagi atas empat
stadium.
Stadium I : Pada stadium ini keluhan biasanya tidak spesifik.
Pada umumnya ditandai dengan keluhan tungkai, diantaranya:
gatal, rasa terbakar, kaki mudah capek, kesemutan, rasa pegal.
Stadium II: Pada stadium ini ditandai dengan warna kebiruan
yang lebih nyata pada pembuluh darah vena (fleboekstasia).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
Stadium III: Pembuluh darah vena nampak melebar dan
berkelok-kelok. Keluhan pada tungkai makin nyata dan makin
kerap dialami.
Stadium IV: Pada stadium ini ditandai dengan timbulnya
berbagai penyulit (komplikasi), antara lain: dermatitis,
tromboplebitis, selulitis, luka (ulkus), perdarahan varises, dan
gangguan pembuluh darah vena lainnya.
Menurut Mansjoer (2010), gejala-gejala varises antara lain:
Rasa pegal pada ekstremitas yang akan bertambah bila berdiri
terlalu lama dan berkurang bila ekstremitas ditinggikan. Kadang-
kadang terjadi penyulit berbentuk koreng di daerah mata kaki yang
sukar sembuh, didahului oleh kelainan kulit berupa eksim yang
sering disertai peradangan. Perdarahan dapat terjadi kalau kulit di
atas varises menjadi sangat tipis, biasanya disertai trauma ringan.
f. Pemeriksaan penunjang
Menurut Grace (2007), pada penderita varises dilakukan
pemeriksaan yaitu:
1) Pemeriksaan klinis dengan tes tourniquet
a) Trendelenburg.
Vena-vena dikosongkan dengan mengangkat tungkai
beberapa waktu, lalu muara vena safena magna ditekan
dengan kuat atau dipasang tourniquet pada paha bagian
atas. Subyek diminta berdiri, lalu tiba-tiba penekanan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
dilepas. Bila vena terisi dengan segera, berarti katup
inkompeten. Kemudian tes dicoba untuk kedua kalinya
tanpa melepas penekanan. Bila selama kira-kira 20-30 detik
vena-vena terisi, maka berarti katup vena komunikantes
tidak kompeten lagi.
b) Perthes
Torniket dipasang pada pangkal paha, pasien diminta
berjalan-jalan berkeliling. Bila vena tungkai jadi melebar,
berarti ada obstruksi. Bila tak melebar, berarti vena
komunikantes profunda masih baik dan darah terus naik
lewat system profunda (Grace, 2007).
2) Velositometer Doppler: menilai sambungan safeno-
femoral/sambungan safeno-popliteal pendek.
3) Scan dupleks : cari lokasi yang sering kambuh (khususnya vena
varikosa yang berulang (Grace, 2007).
g. Penatalaksanaan dan Pencegahan
Pada dasarnya pilihan pengobatan varises terdiri dari
pengobatan tanpa operasi pada stadium I dan II, serta pengobatan
dengan operasi terutama pada stadium III dan IV.
Tindakan pembedahan terhadap keadaan tersebut pada waktu
hamil biasanya tidak dianjurkan, meskipun jarang gejalanya dapat
demikian beratnya hingga memerlukan suntikan, ligasi, atau
malahan stripping vena (mengangkat vena tungkai yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
mengalami varises dengan menggunakan stripper) supaya
memungkinkan wanita hamil tersebut tetap dapat berjalan. Pada
umumnya, operasi tersebut ditunda sampai kelahiran (Pritchard,
2006).
Varsises vena dapat diminimalisasi dengan cara
mempertahankan berat badan normal atau olahraga secara teratur.
Kaus kaki yang mendukung dapat digunakan untuk mendukung
vena kaki yang berdinding lemah. Wanita hamil seharusnya
menghindari posisi berdiri atau duduk terlalu lama dan
menghindari menyilangkan kaki pada lutut dan menyilangkan kaki
pada mata kaki. Wanita hamil harus duduk dengan kaki dinaikkan
kapan pun jika mungkin, dan berhati-hati agar tidak memberikan
titik tekan pada kaki yang mengganggu sirkulasi terutama pada
daerah poplitea. Banyak wanita yang harus berjalan atau berdiri
dalam waktu lama menggunakan kaus kaki pendukung sebagai
upaya profilaksis (Reeder, 2011).
Obat-obat vasoprotektif (anti varises), diminum ataupun
melalui suntikan skleroterapi dengan natrium tatredesii (STD). Dua
macam larutan yang banyak dipakai adalah monoetanolamin oleat
(diberikan 2mL) dan fenol 2% dalam gliserin 30% (dosis
maksimum 6 mL). Larutan disuntikkan dari bagian distal. Di
bagian proksimal dipasang torniket agar obat tidak masuk ke
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
sikulasi umum dan bisa bekerja lokal semaksimum mungkin
(Grace, 2007).
Operasi yang lazim dilakukan diantaranya: Stripping Varises,
Ambulatory Phlebectomy (menghilangkan bagian varises dengan
irisan kecil), dan Saphectomy. Tindakan operasi yang bersifat
invasif minimal, yakni: Radiofrekuensi Ablasi dan Endovenous
Laser Therapy (EVLT).
Jika varises timbul saat hamil, varises biasanya membaik dalam
3 minggu setelah melahirkan. Walaupun pada kehamilan
berikutnya keadaan ini akan cenderung terjadi kembali (Parker,
2010).
B. Hubungan Graviditas dengan Varises Tungkai Bawah
Kecenderungan terjadinya stagnasi darah di akstremitas bawah selama
bagian terakhir kehamilan ini ditimbulkan oleh oklusi vena-vena pelvis
akibat tekanan uterus membesar (Varney, 2002). Selama kehamilan, katup
penyalur darah vena ke jantung bisa menjadi kurang efisien, karena adanya
hormon kehamilan ( Wendy, 2006). Hormon pada saat kehamilan tersebut
membuat jaringan ikat melunak sehingga otot terasa tegang (Sulistyawati,
2011). Progesteron merelaksasi tonus vaskular, menyebabkan katup di
vena kurang efektif (Baston, 2011). Bukti klinis telah menunjukkan bahwa
dilatasi vena dimulai pada minggu I kehamilan, ketika penambahan
volume uterus yang masih tidak signifikan (Maname, 2011). Progesteron
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
ikut mempengaruhi dinding vena dan katupnya mengalami dilatasi,
sehingga memperparah kondisi varises vena (Varney, 2002).
C. Kerangka Konsep
Gambar 2.3 Bagan Kerangka Konsep
D. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah “ada hubungan antara
graviditas dengan varises tungkai bawah”.
Graviditas
Tekanan karena pembesaran uterus
Oklusi vena-vena pelvis
Stagnasi darah di ekstremitas bawah
Varises pada ibu hamil
Faktor Luar: -Keturunan -Umur -Bekerja dengan posisi duduk atau berdiri lebih dari 6 jam per hari
Pengaruh hormon kehamilan (progesteron)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
BAB III
METODOLOGI
A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik
dengan pendekatan cross sectional, dimana akan dilakukan pengumpulan
data berdasarkan pengamatan terhadap ibu hamil yang dilakukan hanya
satu kali pada suatu saat (Hidayat, 2007).
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di RSUD Banjarsari Surakarta pada tahun
2012 bulan Mei-Juni.
C. Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek
yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
2004).
1. Popolasi target
Populasi target dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang
memeriksakan diri di RSUD Banjarsari Surakarta.
2. Populasi aktual
Populasi aktual dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang
memeriksakan diri di RSUD Banjarsari Surakarta pada bulan Mei-Juni
2012.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
D. Sampel dan Tehnik Sampling
Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah ibu hamil yang
memeriksakan diri di RSUD Banjarari Surakarta pada bulan Mei – Juni
2012 yang memenuhi kriteria restriksi. Teknik sampling dalam penelitian
ini menggunakan Non-Probability Sampling yaitu pemilihan sampel yang
tidak mengindahkan prinsip-prinsip probabilitas. Sedangkan cara yang
digunakan adalah Quota Sampling dimana jumlah sampel yang ditetapkan
berdasarkan kuota yang tersedia dan seluruh sampel harus memenuhi
kriteria tertentu sampai jumlah yang diinginkan (Taufiqurrahman, 2008).
E. Estimasi Besar Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang akan diteliti atau
sebagian dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2007).
Pada penelitian ini menggunakan patokan umum “rule of thumb”, dimana
setiap penelitian dengan data yang dianalisis secara statistik membutuhkan
sampel minimal 30 subjek penelitian (Murti, 2010).
F. Kriteria Restriksi
Kriteria restriksi penelitian adalah sebagai berikut:
1. Kriteria inklusi yaitu kriteria dimana subjek penelitian mewakili
sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel.
(Nursalam, 2003). Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah:
a. Ibu hamil trimester 3 yang memeriksakan diri di RSUD
Banjarsari Surakarta pada bulan Mei-Juni 2012.
b. Ibu menyetujui untuk dijadikan sebagai subyek penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
2. Kriteria eksklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian tidak
dapat mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai
sampel penelitian. Kriteria eksklusi pada penelitian ini antara lain:
a. Memiliki riwayat penyakit jantung dan pembuluh darah
b. Pernah menderita varises sebelumnya yang tidak berhubungan
dengan kehamilan.
G. Definisi Operasional
Tabel 3.1 Definisi Operasional
No Variabel Definisi Operasional
Alat Ukur Cara Ukur
Skala Ukur
1. Varises Pemanjangan, pelebaran sistem vena yang disertai gangguan pada sirkulasi darah di dalamnya
Observasi Lembar observasi (Menggunakan tes tornique)
Nominal, dibedakan menjadi varises (stadium 1-4) dan tidak varises.
2. Graviditas ibu hamil
Primigravida adalah seorang wanita yang hamil untuk pertama kalinya, sedangkan pada kehamilan yang berikutnya disebut multigravida
Wawancara Lembar observasi
Nominal (dibedakan menjadi primipagravida dan sekundi-multigravida)
H. Cara Kerja :
1. Wawancara: interview secara langsung terhadap responden secara
bebas, terarah & terpimpin dengan menggunakan lembar observasi.
2. Pengamatan: pengamatan dilakukan langsung terhadap tungkai
bawah responden. Berupa Inspeksi dan Palpasi. Inspeksi tungkai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
dilakukan dari distal ke proksimal. Pada vena, normalnya terlihat
distensi hanya pada kaki dan pergelangan kaki. Pelebaran vena
superfisial yang terlihat pada region lainnya pada tungkai biasanya
merupakan suatu kelainan. Pada seseorang yang mempunyai kulit
yang tipis vena akan terlihat lebih jelas. Palpasi merupakan bagian
penting pada pemeriksaan vena. Seluruh permukaan kulit
dilakukan palpasi dengan jari tangan untuk mengetahui adanya
dilatasi vena walaupun tidak yang terlihat ke permukaan kulit.
Palpasi membantu untuk menemukan keadaan vena yang normal
dan abnormal. Setelah dilakukan perabaan pada kulit, dapat
diidentifikasi adanya kelainan vena superfisial. Penekanan yang
lebih dalam dapat dilakukan untuk mengetahui keadaan vena
profunda. Dilakukan pula Tes Trendelenburg, untuk membedakan
antara pasien dengan refluks vena superfisial dengan pasien dengan
inkopetensi katup vena profunda. Tes ini dilakukan dengan cara
mengangkat tungkai dimana sebelumnya dilakukan pengikatan
pada paha sampai vena yang mengalami varises kolaps. Kemudian
pasien disuruh untuk berdiri dengan ikatan tetap tidak dilepaskan.
Interpretasinya adalah apabila varises yang tadinya telah kolaps
atau melebar secara perlahan-lahan berarti adanya suatu inkopenten
pada vena superfisal, namun apabila vena tersebut terisi atau
melebar dengan cepat adanya inkompetensi pada katup vena yang
lebih tinggi atau adanya kelainan katup lainnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
I. Metode Pengolahan dan Analisis Data
Setelah semua data terkumpul, peneliti melakukan analisis data melalui
beberapa tahap (Hidayat, 2007).
1. Editing
Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data
yang diperoleh atau dikumpulkan.
2. Coding
Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka)
terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori.
3. Entri data
Data entri adalah kegiatan memasukkan data yang telah
dikumpulkan ke dalam master tabel atau database komputer,
kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana atau bisa juga
dengan membuat tabel kontigensi. Pengolahan data pada penelitian
ini dengan menggunakan tehnik komputerisasi SPSS for Windows
versi 17.
4. Melakukan tehnik analisis
Pada penelitian ini menggunakan analisis chi square, yaitu
dengan membandingkan frekuensi yang diamati (graviditas ibu
hamil) dengan frekuensi yang diharapkan (angka timbulnya
varises). Tingkat signifikasi sebesar 5% dan tingkat kepercayaan
sebesar 95%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Banjarsari Surakarta pada bulan Mei-Juni
2012. Pada penelitian ini, selain graviditas juga dilihat karakteristik lainnya yaitu
umur subyek penelitian, umur kehamilan dan jenis pekerjaan.
Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan pendekatan
cross sectional yang digunakan untuk mengetahui adanya hubungan antara
graviditas dengan varises pada tungkai bawah. Sampel terdiri dari Ibu hamil yang
memeriksakan diri di RSUD Banjarsari Surakarta pada bulan Juni 2012.
Penetapan kriteria inklusi dan eksklusi ditujukan untuk meningkatkan kualitas
penelitian. Pengambilan data observasi dilakukan melalui door to door atau dari
rumah ke rumah agar didapatkan data yang spesifik mengenai keadaan varises
pada ibu hamil yang sesungguhnya. Pengambilan subyek penelitian dilakukan
berdasarkan quota sampling, yang berarti jumlah sampel yang ditetapkan
berdasarkan kuota yang tersedia dan seluruh sampel harus memenuhi kriteria
tertentu sampai jumlah yang diinginkan.
Observasi dilakukan di rumah pasien, dengan menggunakan tehnik torniquet,
dimana vena-vena dikosongkan dengan mengangkat tungkai beberapa waktu, lalu
muara vena safena magna ditekan dengan kuat atau dipasang tourniquet pada paha
bagian atas. Subyek diminta berdiri, lalu tiba-tiba penekanan dilepas. Bila vena
terisi dengan segera, berarti katup inkompeten. Kemudian tes dicoba untuk kedua
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
kalinya tanpa melepas penekanan. Bila selama kira-kira 20-30 detik vena-vena
terisi, maka berarti katup vena komunikantes tidak kompeten lagi.
A. Karakteristik Sampel Penelitian
Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik sampel berdasarkan umur
Umur (tahun) Jumlah Persen (%) ≤20 7 23,33 21-25 5 16,66 26-30 5 16,66 31-35 11 36,66 36-40 2 6,66
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa dari 30 subyek penelitian, Frekuensi umur
terbanyak yang yang menjadi responden ditempati oleh subyek yang
berumur 31-35 tahun yaitu sebesar 11 orang (36,66%). Sedang pada
rentang umur 36-40 adalah yang paling sedikit yaitu sebesar 2 orang
(6,66%).
Tabel 4.2 Karakteristik sampel penelitian berdasarkan pekerjaan
Jenis pekerjaan Jumlah Persen (%) Ibu Rumah Tangga 27 90 Buruh 2 6,66 Guru 1 3,33
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa dari 30 subyek penelitian, distribusi
pekerjaan terbanyak pada subyek penelitian meliputi 27 orang (90%) yang
mempunyai pekerjaan sebagai Ibu Rumah Tangga, sisanya adalah 2 orang
(6,66%) mempunyai pekerjaan sebagai Buruh dan 1 orang (3,33%)
mempunyai pekerjaan sebagai Guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Tabel 4.3 Karakteristik sampel penelitian berdasarkan umur kehamilan
Umur Kehamilan (minggu)
Jumlah Persen (%)
28 2 6,66 29-30 5 23,33 31-32 8 26,66 33-34 8 26,66 35-36 4 13,33 37-38 1 3,33 39-40 2 6,66
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa dari 30 subyek penelitian, porsi terbanyak
ditempati oleh subyek dengan kehamilan 31-32 minggu sebesar 8
kehamilan (26,66%) dan 33-34 minggu sebesar 8 kehamilan (26,66%).
Sedangkan yang paling sedikit adalah subyek dengan umur kehamilan 37-
38 minggu yaitu sebesar 1 orang (6,66%)
B. Hubungan Graviditas dengan Varises Tungkai Bawah
Tabel 4.4 Frekuensi Varises
Kategori Frekuensi Persen Varises 16 53,3%
Tidak varises 14 46,7%
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa dari 30 subyek penelitian, 16 orang (53,33%)
menduduki porsi terbanyak sebagai ibu hamil yang tidak mengalami varises
tungkai bawah, 14 orang (46,7%) lainnya termasuk dalam ibu hamil yang
mengalami varises.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Tabel 4.5 Frekuensi Graviditas
Kategori Frekuensi Persen Primigravida 12 40%
Sekudi-Multigravida 18 60%
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa dari 30 subyek penelitian, 12 orang (40%)
termasuk dalam ibu hamil primigravida, 18 orang (60%) termasuk dalam ibu
hamil sekundigravida maupun multigravida yang dikelompokkan menjadi satu
kategori.
Hasil analisis chi square dengan derajat kebebasan (df)=1 dan tingkat
signifikansi (α) sebesar 5% (0,05), didapatkan hasil bahwa nilai chi square
hitung sebesar 17,500, dan chi square tabel sebesar 16,918. Dari pernyataan di
atas bisa diambil kesimpulan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Pada tingkat
kepercayaan 95% dan tingkat signifikansi 5% terdapat hubungan yang
signifikan antara graviditas dengan varises tungkai bawah. Diperoleh kekuatan
korelasi (r) antara graviditas dengan varises yaitu sebesar 0,607. Kekuatan
korelasi ini termasuk dalam range kuat. Didapat pula nilai p yaitu p<0,05 yang
artinya terdapat korelasi bermakna antara dua variabel yang diuji. Arah
korelasi dalam penelitian ini adalah + (positif) artinya searah, semakin besar
nilai satu variabel semakin besar pula nilai variabel lainnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
BAB V
PEMBAHASAN
A. Karakteristik Responden
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa dari 30 subyek penelitian, 7 orang
(23,33%) termasuk dalam golongan umur ≤20 tahun, 5 orang (16,66%)
termasuk dalam golongan umur 21-25 tahun, 5 orang (26,66%) termasuk
dalam golongan umur 26-30 tahun, 11 orang (36,66%) termasuk dalam
golongan umur 31-35 tahun, 2 orang (6,66%) termasuk dalam golongan
umur 36-40 tahun. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ibu hamil
yang masuk dalam subyek penelitian menempati usia produktif. Hal ini
sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa berdasarkan usia, varises
lebih kerap terjadi pada usia produktif (Thompson, 2002). Hal ini
didukung oleh artikel jurnal yang menyebutkan dalam studi bahwa
prevalensi varises meningkat dengan bertambah usia di Foun, Jerusalem,
Tecumseh, Edinburgh, dan studi Polandia terakhir (Angiology, 2003).
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa dari 30 subyek penelitian, distribusi
pekerjaan meliputi 27 orang (90%) mempunyai pekerjaan sebagai Ibu
Rumah Tangga, 2 orang (6,66%) mempunyai pekerjaan sebagai Buruh, 1
orang (3,33%) mempunyai pekerjaan sebagai Guru. Pekerjaan pada
subyek penelitian didominasi oleh Ibu Rumah Tangga, dimana dalam
penelitian ini subyek yang bekerja duduk atau berdiri lama lebih dari enam
jam sehari tidak dimasukkan dalam penelitian. Hal ini untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
mempersempit faktor perancu yang ada, sebab varises bisa disebabkan
oleh aktivitas yang memerlukan posisi berdiri atau duduk dalam waktu
lama (Reeder, 2011).
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa dari 30 subyek penelitian, 2 orang
(6,66%) termasuk dalam umur kehamilan ≤28 minggu, 5 orang (16,66%)
termasuk dalam umur kehamilan 29-30 minggu, 8 orang (26,66%)
termasuk dalam umur kehamilan 31-32 minggu, 8 orang (26,66%)
termasuk dalam umur kehamilan 33-34 minggu, 4 orang (6,66%) termasuk
dalam golongan umur 35-36 minggu, 1 orang (3,33%) termasuk dalam
umur kehamilan 37-38 minggu, 2 orang (26,66%) termasuk dalam umur
kehamilan 39-40 minggu. Kecenderungan terjadinya stagnasi darah di
akstremitas bawah selama bagian terakhir kehamilan ini ditimbulkan oleh
oklusi vena-vena pelvis akibat tekanan uterus membesar (Varney, 2002).
Pada tabel 4.6 menunjukkan bahwa dari 30 subyek penelitian,
primigravida yang mengalami varises sebesar 0 orang (0%), tidak
mengalami varises sebesar 12 orang (40%) dan pada sekundigravida
maupun multigravida yang tidak mengalami varises sebesar 4 orang
(13,3%), yang mengalami varises sebesar 14 orang (46,7%). Varises vena
pada kehamilan disebabkan oleh karena adanya perubahan hormonal yang
menyebabkan dinding pembuluh darah dan katupnya menjadi lebih lunak
dan lentur. Kegagalan pada satu katup vena akan memicu terjadinya
kegagalan pada katup-katup lainnya. Hal itu didukung oleh teori dari
Wendy (2006) bahwa selama kehamilan, katup penyalur darah vena ke
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
jantung bisa menjadi kurang efisien, karena adanya hormon kehamilan,
Bukti klinis telah menunjukkan bahwa dilatasi vena dimulai pada minggu I
kehamilan, ketika penambahan volume uterus yang masih tidak signifikan
(Maname, 2011). Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya dari
Lenkovic (2009) yang menyebutkan bahwa hasil studi menunjukkan
signifikansi adanya perbedaan konsentrasi progesteron plasma antara
wanita dengan dan tanpa varises pada kehamilannya. Hormon pada saat
kehamilan tersebut membuat jaringan ikat melunak sehingga otot terasa
tegang (Sulistyawati, 2011). Progesteron ikut mempengaruhi dinding vena
dan katupnya mengalami dilatasi, sehingga memperparah kondisi varises
vena (Varney, 2002). Hal ini sesuai dengan teori bahwa progesteron
merelaksasi otot vaskular, menyebabkan katup di vena kurang efektif
(Baston, 2011).
Varises akan bertambah berat dengan bertambahnya berat janin dalam
kandungan (Marmi, 2010). Selama kehamilan, tekanan dari uterus yang
membesar pada vena panggul dan vena abdomen yang besar mengganggu
aliran darah balik dari ekstremitas bawahPeningkatan tekanan dari uterus
yang berlebihan, menyebabkan sistem vena superfisial berdilatasi lokal.
Setelah beberapa katup vena mengalami kegagalan, fungsi vena untuk
mengalirkan darah ke atas dan ke vena profunda akan mengalami
gangguan. Tanpa adanya katup-katup fungsional, aliran darah vena akan
mengalir karena adanya gradien tekanan dan gravitasi. Kerusakan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
terjadi akibat insufisiensi vena berhubungan dengan tekanan vena dan
volume darah vena yang melewati katup yang inkompeten.
B. Keterbatasan
Penelitian ini masih jauh dari sempurna, dan memiliki keterbatasan
antara lain: pemeriksaan pada tungkai bawah yang menggunakan tehnik
yang paling sederhana yaitu tourniquet. Pengkajian varises didasarkan atas
asumsi peneliti yang menentukan ada tidaknya varises berdasarkan
inspeksi dan palpasi. Pada beberapa subyek, pemeriksaan tidak dilakukan
dalam waktu yang sama, misalnya di pagi atau siang hari karena
keterbatasan subyek sedang bekerja atau sedang pergi, pemeriksaan
dilakukan di malam hari, sehingga pencahayaan bisa mempengaruhi
asumsi peneliti atas ada atau tidaknya varises.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
BAB VI
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara graviditas dengan
varises tungkai bawah di RSUD Banjarsari Surakarta tahun 2012, semakin
tinggi nilai graviditas, maka akan semakin tinggi pula nilai derajat varises.
B. Saran
1. Bagi ibu hamil
Ibu hamil terutama multigravida agar mempertahankan berat badan
normal dan olahraga secara teratur, menghindari posisi berdiri atau
duduk terlalu lama dan menghindari menyilangkan kaki pada lutut
serta menyilangkan kaki pada mata kaki.
2. Bagi profesi kebidanan
Bidan agar dapat meningkatkan asuhan kebidanan untuk mengatasi
keluhan ringan pada varises, salah satunya dengan cara meninggikan
kaki ketika berbaring.
3. Bagi masyarakat
Masyarakat khususnya suami dan keluarga agar lebih memperhatikan
dalam perencanaan kehamilan, memberikan dukungan kepada ibu
hamil untuk mencegah terjadinya varises pada kehamilan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
4. Bagi peneliti selanjutnya
Peneliti selanjutnya agar lebih menggali informasi dari responden
secara lebih mendalam, mengenai faktor KB hormonal yang tidak
dibahas dalam penelitian ini.