25
i ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap fenomena kebahasaan pada penerjemahan kalimat bermarkah dari bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia. Penelitian ini mencakup tiga fokus utama, yaitu (1) tipe-tipe kalimat bermarkah bahasa Inggris yang terdapat pada buku The Intelligent Investor, (2) pergeseran dan skewing dalam menerjemahkan kalimat bermarkah bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia, (3) perbandingan struktur tematisasi kalimat bermarkah bahasa Inggris dan hasil terjemahannya dalam bahasa Indonesia. Teori-teori yang diterapkan adalah teori tentang Pergeseran (Translation Shift) oleh Catford (1965), Teori Kesepadanan oleh Baker (1992), teori Skewing oleh Larson (1998) dan Struktur Tematisasi yang dianalisis menggunakan teori Systemic Functional Grammar oleh Halliday (1985). Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kualitatif. Data dari penelitian ini diperoleh dari buku The Intelligent Investor dan terjemahannya dalam bahasa Indonesia. Berdasarkan hasil penelitian terdapat empat jenis kalimat bermarkah yang ditemukan dalam data, yaitu kalimat pasif, kalimat eksistensial, kalimat it-cleft dan kalimat pseudo-cleft. Penerjemahan kemasan gramatikal setiap kalimat memiliki variasi sebagai berikut, (1) kalimat pasif bahasa Inggris didominasi oleh bentuk pasif dalam bahasa Indonesia, (2) kalimat eksistensial diterjemahkan ke dalam struktur inversi dengan dominasi penggunaan verba eksistensial ada dan terdapat di awal kalimat, (3) kalimat it-cleft diterjemahkan dalam dua variasi struktur kalimat, yaitu kalimat inversi dan kalimat deklaratif, wujud terjemahan ini merupakan hasil inversi padanan subjek nosional yang terdapat pada kalimat it-cleft dengan mengubah bentuk frasa atau mempertahankannya. Struktur kalimat bahasa Indonesia juga memiliki wujud pemfokusan informasi melalui struktur terbelah. (4) Kalimat pseudo-cleft dimarkahi dengan klausa what bentuk ini dipadankan dengan tiga bentuk kalimat yang berbeda, yaitu struktur terbelah yang dimarkahi oleh pronominal penanya apa, klausa relatif yang dan kalimat deklaratif. Setiap bentuk kalimat bermarkah memiliki struktur tematisasi yang berbeda-beda, yaitu (1) elemen frasa nomina di awal kalimat pasif berperan sebagai titik tolak pesan atau tema, elemen yang mengikutinya, yaitu frasa verba dan frasa nomina yang hadir setelahnya adalah elemen kalimat yang mengandung informasi baru atau rema. Bahasa Indonesia juga memiliki bentuk kalimat pasif yang pola urutannya mengikuti pola kalimat Bsu, walaupun pemarkah pasif yang terdapat pada kedua bahasa berbeda, bentuk struktur tematisasi kalimat Bsa menyerupai struktur tematisasi kalimat pasif bahasa Inggris. (2) Kalimat eksistensial memiliki elemen there di awal kalimat dan diikuti dengan kopula be, yang berperan sebagai titik tolak pesan atau tema, subjek nosional dan expansion adverbial yang mengikutinya adalah rema dari kalimat tersebut. Terjemahan kalimat eksistensial didominasi oleh bentuk inversi dengan pengedepanan verba eksistensial di awal kalimat sebagai tema dari kalimat tersebut dan elemen subjek nosional dan frasa yang mengikutinya adalah rema dari kalimat Bsa. (3) kalimat It-cleft memiliki pronomina it kopula be dan konstituen cleft merupakan tema dari kalimat dan klausa cleft yang mengikutinya adalah rema kalimat. Hasil terjemahan kalimat ini dalam bentuk deklaratif dan inversi. Kalimat deklaratif maupun inversi terbentuk melalui pengedepanan konstituen cleft atau subjek nosional yang berperan sebagai tema kalimat, dan elemen yang

ABSTRAK - sinta.unud.ac.id · penerjemahan kalimat bermarkah dari bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia. Penelitian ini mencakup tiga fokus utama, yaitu (1) tipe-tipe kalimat bermarkah

  • Upload
    others

  • View
    23

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

i

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap fenomena kebahasaan pada

penerjemahan kalimat bermarkah dari bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia.

Penelitian ini mencakup tiga fokus utama, yaitu (1) tipe-tipe kalimat bermarkah

bahasa Inggris yang terdapat pada buku The Intelligent Investor, (2) pergeseran dan

skewing dalam menerjemahkan kalimat bermarkah bahasa Inggris ke dalam bahasa

Indonesia, (3) perbandingan struktur tematisasi kalimat bermarkah bahasa Inggris

dan hasil terjemahannya dalam bahasa Indonesia. Teori-teori yang diterapkan

adalah teori tentang Pergeseran (Translation Shift) oleh Catford (1965), Teori

Kesepadanan oleh Baker (1992), teori Skewing oleh Larson (1998) dan Struktur

Tematisasi yang dianalisis menggunakan teori Systemic Functional Grammar oleh

Halliday (1985). Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kualitatif. Data

dari penelitian ini diperoleh dari buku The Intelligent Investor dan terjemahannya

dalam bahasa Indonesia. Berdasarkan hasil penelitian terdapat empat jenis kalimat

bermarkah yang ditemukan dalam data, yaitu kalimat pasif, kalimat eksistensial,

kalimat it-cleft dan kalimat pseudo-cleft. Penerjemahan kemasan gramatikal setiap

kalimat memiliki variasi sebagai berikut, (1) kalimat pasif bahasa Inggris

didominasi oleh bentuk pasif dalam bahasa Indonesia, (2) kalimat eksistensial

diterjemahkan ke dalam struktur inversi dengan dominasi penggunaan verba

eksistensial ada dan terdapat di awal kalimat, (3) kalimat it-cleft diterjemahkan

dalam dua variasi struktur kalimat, yaitu kalimat inversi dan kalimat deklaratif,

wujud terjemahan ini merupakan hasil inversi padanan subjek nosional yang

terdapat pada kalimat it-cleft dengan mengubah bentuk frasa atau

mempertahankannya. Struktur kalimat bahasa Indonesia juga memiliki wujud

pemfokusan informasi melalui struktur terbelah. (4) Kalimat pseudo-cleft

dimarkahi dengan klausa what bentuk ini dipadankan dengan tiga bentuk kalimat

yang berbeda, yaitu struktur terbelah yang dimarkahi oleh pronominal penanya apa,

klausa relatif yang dan kalimat deklaratif. Setiap bentuk kalimat bermarkah

memiliki struktur tematisasi yang berbeda-beda, yaitu (1) elemen frasa nomina di

awal kalimat pasif berperan sebagai titik tolak pesan atau tema, elemen yang

mengikutinya, yaitu frasa verba dan frasa nomina yang hadir setelahnya adalah

elemen kalimat yang mengandung informasi baru atau rema. Bahasa Indonesia juga

memiliki bentuk kalimat pasif yang pola urutannya mengikuti pola kalimat Bsu,

walaupun pemarkah pasif yang terdapat pada kedua bahasa berbeda, bentuk struktur

tematisasi kalimat Bsa menyerupai struktur tematisasi kalimat pasif bahasa Inggris.

(2) Kalimat eksistensial memiliki elemen there di awal kalimat dan diikuti dengan

kopula be, yang berperan sebagai titik tolak pesan atau tema, subjek nosional dan

expansion adverbial yang mengikutinya adalah rema dari kalimat tersebut.

Terjemahan kalimat eksistensial didominasi oleh bentuk inversi dengan

pengedepanan verba eksistensial di awal kalimat sebagai tema dari kalimat tersebut

dan elemen subjek nosional dan frasa yang mengikutinya adalah rema dari kalimat

Bsa. (3) kalimat It-cleft memiliki pronomina it kopula be dan konstituen cleft

merupakan tema dari kalimat dan klausa cleft yang mengikutinya adalah rema

kalimat. Hasil terjemahan kalimat ini dalam bentuk deklaratif dan inversi. Kalimat

deklaratif maupun inversi terbentuk melalui pengedepanan konstituen cleft atau

subjek nosional yang berperan sebagai tema kalimat, dan elemen yang

ii

mengikutinya adalah rema kalimat. (5) Kalimat pseudo-cleft merupakan

perwujudan dari transformasi, yaitu pemindahan konstituen kalimat kanonik ke

bagian akhir kalimat pseudo-cleft dan didahului dengan konstruksi identifikasi

seperti “what X do is..”. Elemen kalimat kanonik yang dipindahkan ke akhir kalimat

berperan sebagai rema atau mengandung informasi rema. Kalimat ini

diterjemahkan ke dalam bentuk kalimat terbelah dalam bahasa Indonesia dengan

tujuan membangun struktur informasi yang juga terdiri atas informasi lama dan

informasi baru.

Kata Kunci: kalimat bermarkah, penerjemahan, tematisasi

iii

ABSTRACT This study is aimed at conducting analysis on the linguistic phenomena in

the translation of English marked sentences into Indonesian with three major

focuses of discussion, namely (1) the types of marked sentences found in The

Intelligent Investor book, (2) the translation shift and skewing in translating marked

sentences into Indonesian, (3) the comparison of thematization structure of English

marked sentences and their translations in Indonesian. The theories utilized in the

analysis are the Translation Shift (Catford, 1965), the Translation Equivalence

(Baker, 1992), the Skewing (Larson, 1998) and the Systemic Functional Grammar

(Halliday, 1985). This research is qualitative research. The data source of this study

was The Intelligent Investor book and its Indonesian translation. The results of the

analysis showed four types of marked sentences found in the data; they are passive

sentence, existential sentence, it-cleft sentence, and pseudo-cleft sentence. The

translation of each sentence has the following variations, 1) the English passive

sentences were mostly translated into passive sentences in Indonesian, 2) the

Existential sentences were translated into inverted sentences with the existential

verbs ada and terdapat in the beginning of the sentences, 3) the it-cleft sentences

were translated into two different structures, namely inverted and declarative

sentences. The forms of these translations are the results of transforming the

notional subject found in the it-cleft sentences, either by changing the form of the

phrase or maintaining it. There is also it-cleft sentence form found in Indonesian

for focusing on certain information. 4) The pseudo-cleft sentence is marked by WH-

clause. This sentence was translated into three different sentence structures, namely

relative clause with the question word apa, the nominal clause yang, and the

declarative sentence. Every marked sentence has different thematization structure,

namely (1) the noun phrase found in the beginning of the passive sentence is the

theme of the sentence, and the following elements of this sentence are rhemes which

bring new information. Indonesian also has passive construction with similar word

orders as found in the Source Language, even though the passive markers found in

both languages are different, the thematization structure found in the target

language is similar to that of the English passive sentence. (2) The existential

iv

sentence has the expletive element there in the initial position of the sentence

followed by the copula be, as the starting point of the message or theme of the

sentence, the notional subject and expansion adverbial following the theme is called

the rheme of the sentence. The translation of existential sentences were dominated

by (3) It-cleft sentence which has the pronoun it and the copula be and the

constituent cleft as the theme of the sentence and the cleft clause which follows it

is the rheme of the sentence. The translations of the it-cleft sentences in Indonesian

were in the forms of declarative and inversion sentences. Both the declarative and

inverted sentences were constructed by topicalizing the translation of the

constituent subject or notional subject as the theme of the Target Language

sentence, and sentence elements that follows it is the rheme of the sentence. (5) The

pseudo-cleft sentence is the transformational result that is moving the canonical

sentence constituent to the end of the pseudo-cleft sentence and putting the

identification construction “what X do is…” in the beginning of the sentence. The

canonical sentence element which moves to the end of the sentence is the rheme.

This sentence is translated into Indonesian cleft sentence which is aimed to develop

information structure consisting of given and new information.

Keywords: marked sentence, translation, thematization

v

DAFTAR ISI

SAMPUL LUAR ........................................................ Error! Bookmark not defined.

SAMPUL DALAM .................................................... Error! Bookmark not defined.

LEMBAR JUDUL ...................................................... Error! Bookmark not defined.

MOTTO DAN VISI .................................................... Error! Bookmark not defined.

PRASYARAT GELAR .............................................. Error! Bookmark not defined.

LEMBAR PENGESAHAN ........................................ Error! Bookmark not defined.

PENETAPAN PANITIA PENILAI ........................... Error! Bookmark not defined.

PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ......................... Error! Bookmark not defined.

UCAPAN TERIMA KASIH ...................................... Error! Bookmark not defined.

ABSTRAK ..................................................................................................................... i

ABSTRACT ............................................................................................................... iii

RINGKASAN DISERTASI ....................................... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI ................................................................................................................ v

DAFTAR TABEL ...................................................... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR BAGAN ..................................................... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR LAMPIRAN .............................................. Error! Bookmark not defined.

DAFTAR SINGKATAN ............................................ Error! Bookmark not defined.

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 2

1.1 Latar Belakang ..................................................................................................... 2

1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................. 10

1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................... 10

1.3.1 Tujuan Umum ............................................................................................... 11

1.3.2 Tujuan Khusus .............................................................................................. 11

1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................................. 12

1.4.1 Manfaat Teoretis ........................................................................................... 12

1.4.2 Manfaat Praktis ............................................................................................. 13

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ................................................................................. 14

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL

PENELITIAN ............................................................. Error! Bookmark not defined.

2.1 Kajian Pustaka ................................................... Error! Bookmark not defined.

2.2 Konsep ............................................................... Error! Bookmark not defined.

2.2.1 Penerjemahan ................................................ Error! Bookmark not defined.

vi

2.2.2 Kalimat .......................................................... Error! Bookmark not defined.

2.2.3 Kalimat Tidak Bermarkah............................. Error! Bookmark not defined.

2.2.4 Kalimat Bermarkah ....................................... Error! Bookmark not defined.

2.3 Landasan Teori .................................................. Error! Bookmark not defined.

2.3.1 Hakikat Penerjemahan .................................. Error! Bookmark not defined.

2.3.2 Pemadanan Penerjemahan ............................ Error! Bookmark not defined.

2.3.3 Pergeseran Terjemahan (Translation Shift) .. Error! Bookmark not defined.

2.3.4 Skewing ......................................................... Error! Bookmark not defined.

2.3.5 Tipe kalimat bermarkah ................................ Error! Bookmark not defined.

2.3.6 Kajian Tematisasi.......................................... Error! Bookmark not defined.

2.4 Model Penelitian ................................................ Error! Bookmark not defined.

BAB III METODE PENELITIAN ............................. Error! Bookmark not defined.

3.1 Pendekatan Penelitian ........................................ Error! Bookmark not defined.

3.2 Jenis Penelitian .................................................. Error! Bookmark not defined.

3.3 Jenis dan Sumber Data Penelitian...................... Error! Bookmark not defined.

3.4 Metode, Teknik, dan Instrumen Pengumpulan Data ........ Error! Bookmark not

defined.

3.4.1 Metode Pengumpulan Data ........................... Error! Bookmark not defined.

3.4.2 Teknik Pengumpulan Data ............................ Error! Bookmark not defined.

3.4.3 Instrumen Penelitian ..................................... Error! Bookmark not defined.

3.5 Metode dan Teknik Analisis .............................. Error! Bookmark not defined.

3.6 Metode dan Teknik Penyajian Hasil Analisis Data .......... Error! Bookmark not

defined.

BAB IV TIPE KALIMAT BERMARKAH BAHASA INGGRIS DALAM BUKU

THE INTELLIGENT INVESTOR ................................ Error! Bookmark not defined.

4.1 Pendahuluan ....................................................... Error! Bookmark not defined.

4.2 Kalimat Tidak Bermarkah ................................. Error! Bookmark not defined.

4.2.1 Kalimat Berpola S-V..................................... Error! Bookmark not defined.

4.2.2 Kalimat Berpola S-V-C................................. Error! Bookmark not defined.

vii

4.2.3 Kalimat Berpola S-V-A ................................ Error! Bookmark not defined.

4.2.4 Kalimat Berpola S-V-O ................................ Error! Bookmark not defined.

4.2.5 Kalimat Berpola S-V-O-C ............................ Error! Bookmark not defined.

4.2.6 Kalimat Berpola S-V-O-A ............................ Error! Bookmark not defined.

4.2.7 Kalimat Berpola S-V-O-O ............................ Error! Bookmark not defined.

4.3 Kalimat Bermarkah ............................................ Error! Bookmark not defined.

4.3.1 Kalimat Deklaratif Negatif ........................... Error! Bookmark not defined.

4.3.2 Kalimat Interogatif ........................................ Error! Bookmark not defined.

4.3.3 Kalimat Imperatif .......................................... Error! Bookmark not defined.

4.3.4 Kalimat Eksklamatif ..................................... Error! Bookmark not defined.

4.3.5 Kalimat Bermarkah Deklaratif Positif .......... Error! Bookmark not defined.

4.4 Kalimat Bermarkah pada The Intelligent Investor............ Error! Bookmark not

defined.

4.4.1 Kalimat Pasif ................................................. Error! Bookmark not defined.

4.4.2 Kalimat Eksistensial...................................... Error! Bookmark not defined.

4.4.3 Kalimat It-Cleft ............................................. Error! Bookmark not defined.

4.4.4 Kalimat Pseudo-Cleft .................................... Error! Bookmark not defined.

BAB V KEMASAN GRAMATIKAL KALIMAT BERMARKAH DALAM THE

INTELLIGENT INVESTOR DAN TERJEMAHANNYA DALAM BAHASA

INDONESIA

……………………………………………………………………….Err

or! Bookmark not defined.

5.1 Pendahuluan ....................................................... Error! Bookmark not defined.

5.2 Penerjemahan Kalimat Pasif .............................. Error! Bookmark not defined.

5.2.1 Tenses ............................................................ Error! Bookmark not defined.

5.2.2 Kalimat Pasif Present Tense ......................... Error! Bookmark not defined.

5.2.3 Penerjemahan Kalimat Pasif Past Tense....... Error! Bookmark not defined.

5.2.4 Penerjemahan Kalimat Pasif Perfect Tense .. Error! Bookmark not defined.

5.2.5 Penerjemahan Kalimat Pasif Berpermarkah Modal ..... Error! Bookmark not

defined.

viii

5.3 Penerjemahan Kalimat Eksistensial ................... Error! Bookmark not defined.

5.3.1 Pemadanan Kalimat Eksistensial dengan Pemarkah ‘Ada” Error! Bookmark

not defined.

5.3.2 Penerjemahan Kalimat Eksistensial dengan Pemarkah ‘Terdapat’ ....... Error!

Bookmark not defined.

5.3.3 Penerjemahan Kalimat Eksistensial dengan Kalimat Inversi ................ Error!

Bookmark not defined.

5.3.4 Kalimat Eksistensial dengan Padanan Kalimat Deklaratif Error! Bookmark

not defined.

5.4 Penerjemahan Kalimat It Cleft........................... Error! Bookmark not defined.

5.4.1 Penerjemahan Kalimat It-Cleft dengan Kalimat Deklaratif Error! Bookmark

not defined.

5.4.2 Penerjemahan Kalimat It-Cleft dengan Kalimat Inversi .... Error! Bookmark

not defined.

5.5 Penerjemahan Kalimat Pseudo-Cleft ................. Error! Bookmark not defined.

5.5.1 Penerjemahan Kalimat Pseudo Cleft What dengan Pemarkah Yang ..... Error!

Bookmark not defined.

5.5.2 Penerjemahan Kalimat Pseudo Cleft What dengan Kalimat Deklaratif Error!

Bookmark not defined.

1

2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Secara umum penerjemahan adalah proses pengalihan makna dari bahasa

sumber (Bsu) ke bahasa sasaran (Bsa). Pengalihan itu bukan hanya terdapat pada

bentuk bahasa, melainkan juga makna yang terdapat pada bentuk bahasa tersebut.

Hal ini merujuk pada pendapat beberapa ahli, seperti Catford (1965) yang

mendefinisikan penerjemahan sebagai proses penggantian suatu teks dalam Bsu ke

dalam teks Bsa. Catford menyatakan “translation may be defined as the

replacement of the textual material in one language (source language), by textual

material in another language (target language)”. Pendapat ini menekankan pada

teks atau bentuk bahasa. Proses penggantian bentuk bahasa ini menjadi lebih mudah

jika antara Bsu dan Bsa memiliki kesamaan bentuk. Namun, tidak semua bahasa

memiliki bentuk gramatikal yang sama. Dengan demikian, penerjemah mengalami

kesulitan dalam mencari padanan yang tepat dan sesuai. Aktivitas penerjemahan

semakin sulit bila teks atau wacana yang diterjemahkan berhubungan dengan ide

atau gagasan spesifik yang berhubungan dengan topik tertentu dan disampaikan

dengan struktur kalimat yang memiliki perhatian khusus seperti yang ditemukan

pada kalimat bermarkah bahasa Inggris. Karena perbedaan bentuk dan ide ini,

berkembanglah definisi penerjemahan yang menekankan pada pesan atau isi.

Pendapat tersebut dikemukakan oleh Brislin (1976) yang menyatakan bahwa

penerjemahan adalah proses pengalihan pikiran dan gagasan dari bahasa sumber ke

dalam bahasa sasaran. Masalah penerjemahan adalah

3

persoalan pengalihan makna, baik secara leksikal, semantik, dan atau secara

pragmatik dari satu bahasa ke bahasa lainnya. Dalam penerjemahan teks bahasa

Inggris – Indonesia misalnya, sering ditemukan berbagai hambatan yang antara lain

disebabkan ketidaktersediaan kosakata dalam bahasa sasaran untuk

mengakomodasi kata dan makna pada bahasa sumber serta perbedaan sistem pada

kedua bahasa tersebut. Kesepadanan dalam penerjemahan menentukan berhasil

tidaknya suatu terjemahan, karena terjemahan pada dasarnya adalah pengalihan

suatu pesan dengan struktur bahasa yang sepadan. Berkaitan dengan kesepadanan,

Bell (1991) membagi kesepadanan berdasarkan sifat bahasa itu sendiri, yaitu

sebagai struktur formal atau kesepadanan formal dan sebagai sistem komunikasi

atau kesepadanan fungsional. Bahasa sebagai struktur formal terdiri atas unsur-

unsur yang dikombinasikan dan memiliki makna. Pada saat bersamaan, bahasa

sebagai sistem komunikasi, berarti bentuk-bentuk kode tersebut mengacu pada

entitas dan memiliki pesan komunikasi. Kesepadanan formal adalah kesepadanan

yang bebas konteks, sedangkan kesepadanan fungsional adalah kesepadanan yang

berorientasi pada nilai-nilai komunikasi teks.

Dari sudut pandang penerjemah, penerjemahan adalah proses pengambilan

keputusan dalam komunikasi interlingual, suatu komunikasi verbal yang

melibatkan dua bahasa yang berbeda, yaitu bahasa sumber dan bahasa sasaran.

Dalam kaitan itu, semua keputusan yang diambilnya selalu dilandasi oleh ideologi

yang dianutnya. Dalam konteks penerjemahan, ideologi yang dimaksud adalah

sistem kepercayaan, cara pandang, budaya, dan norma yang dimiliki penerjemah

yang mempengaruhi perilaku penerjemahannya. Jika penerjemah memandang

4

bahwa budaya bahasa sumber perlu dipertahankan dalam terjemahan, misalnya, itu

berarti dia menganut ideologi foreignisasi. Sebaliknya, jika dia memandang bahwa

suatu terjemahan harus lebih mementingkan budaya bahasa sasaran, dia menganut

ideologi domestikasi. (Silalahi, 2009:4)

Sejalan dengan pernyataan di atas, seorang penerjemah sering mengalami

kesulitan dalam mencari dan menentukan kesepadanan suatu struktur kalimat.

penerjemah harus memahami dan memiliki pengetahuan bahasa (unsur linguistik)

dan nonbahasa (unsur ekstralinguistik). Pemahaman isi teks mensyaratkan

pemahaman terhadap unsur linguistik dan ekstralinguistik dari teks tersebut. Unsur

linguistik mengacu pada unsur kebahasaan dan unsur ekstralinguistik merujuk ada

unsur yang berada di luar kebahasaan, seperti budaya. Newmark (1981)

menyatakan pandangannya untuk mendukung pendapat ini, menurut Newmark

untuk melaksanakan aktivitas penerjemahan seorang penerjemah tidak hanya

dituntut untuk memiliki pengetahuan tentang bahasa saja, tetapi juga pengetahuan

nonbahasa. Dengan kata lain, penerjemah diharapkan untuk menguasai berbagai

disiplin ilmu selain ilmu bahasa.

Perkembangan bidang penerjemahan beberapa tahun terakhir ini

menunjukan kemajuan yang sangat pesat. Hal ini dapat dilihat dari produk

terjemahan yang tersedia semakin bervariasi, mulai dari buku dan cerita fiksi

sampai dengan buku pengetahuan dan teknologi yang sangat canggih dan

kompleks. Fenomena semacam ini tentu saja sangat menggembirakan karena hal

tersebut berarti tidak membatasi lajunya perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi yang diadopsi dari negara-negara maju, salah satunya adalah

5

perkembangan ilmu ekonomi. Teks bidang ekonomi menggambarkan salah satu

aspek kehidupan penting dalam kehidupan manusia. Ekonomi berkaitan dengan

sistem mata pencaharian masyarakat yang merupakan salah satu unsur budaya.

Menurut Karnedi (2011) teks ekonomi terdiri atas sistem signifikansi dan

interpretasi harus dilakukan terhadap tanda atau realitas ekonomi yang terjadi.

Sebagaimana yang telah disebutkan di atas, kegiatan penerjemahan tidak

dapat dilepaskan dari dua bahasa, yaitu bahasa sumber dan bahasa sasaran. Akan

tetapi, bahasa yang satu dan bahasa yang lain tidak selalu memilki padanan struktur

gramatikal yang sama. Hal ini disebabkan adanya perbedaan sistem bahasa antara

bahasa yang satu dan bahasa yang lain. Sebagai contoh, konstruksi gramatikal it-

cleft yang dimiliki bahasa Inggris tidak dimiliki bahasa Indonesia, tetapi dengan

memahami konsep dasar kalimat it-cleft dan informasi yang terkandung dalam

kalimat dengan baik, penerjemah diharapkan mampu menerjemahkan bentuk

gramatikal yang berbeda dari struktur gramatikal yang dimiliki bahasa sasaran.

Setiap bahasa memiliki keunikan dan aturan yang berbeda. Dalam menyampaikan

suatu informasi setiap bahasa mempunyai cara yang berbeda dalam menggunakan

elemen-elemen bahasa.

Sebuah makna dapat diekspresikan dalam berbagai bentuk gramatikal. Hal

ini menyebabkan terjadinya pergeseran maupun penyimpangan dalam proses

penerjemahan. Setiap bahasa memiliki sistem dan latar budaya yang berbeda,

sehingga menyebabkan penerjemahan menjadi tugas yang kompleks. Selain

perbedaan-perbedaan dan latar belakang budaya, salah satu masalah yang dihadapi

oleh penerjemah adalah kalimat memiliki fungsi primer dan sekunder.

6

Penyimpangan sering terjadi ketika penerjemah harus berfokus pada fungsi

sekunder dari suatu kalimat, sedangkan pergeseran dalam proses penerjemahan

dapat terjadi karena adanya perbedaan struktur bahasa antara Bsu dan Bsa.

Pergeseran dalam proses penerjemahan tidak dapat dihindari dan mampu mengatasi

perbedaan sistem bahasa yang terjadi sehingga pesan dari Bsu dapat disampaikan

dengan baik di dalam Bsa.

Tantangan dalam penerjemahan adalah mengedepankan seluk-beluk

hubungan sintaksis dan semantik, berupa struktur gramatikal pembentuk wacana

yang diterjemahkan, dan makna/pesan yang terkandung di dalam struktur

gramatikal tersebut agar tersampaikan dengan baik pada bahasa sasaran melalui

penggunaan struktur gramatikal yang tepat sehingga makna atau pesan yang

terkandung dalam bahasa sumber dapat disampaikan secara utuh di dalam bahasa

sasaran. Fenomena linguistik dalam penerjemahan menunjukkan hubungan antara

sintaksis dan semantik dalam teks yang diterjemahkan dan hasil terjemahannya.

Upaya menarik hubungan yang terdapat di dalam wacana dan menyintesiskannya

dalam bahasa target pada tingkatan tertentu sehingga menghasilkan pemahaman

terhadap teks tersebut. Struktur sintaksis yang spesifik dibahas dalam penelitian ini

adalah kalimat bermarkah yang ditemukan di dalam buku The Intelligent Investor.

Menurut (Huddleston dan Pullum, 2008:238) kalimat bermarkah dalam

bahasa Inggris merupakan suatu kajian yang berada di bawah struktur informasi

suatu kalimat. Kalimat bermarkah ditandai oleh pola urutan kalimat yang bersifat

nonkanonik. Menurut Bell (1991) kebermarkahan diperoleh melalui pengedepanan,

pempredikatan, dan preposing tema kalimat. Salah satu struktur kalimat yang

7

dihasilkan melalui proses preposing adalah kalimat pseudo-cleft. Terdapat

hubungan yang erat antara struktur kalimat bermarkah dan struktur tematisasi

karena pembentukan kalimat bermarkah identik dengan tematisasi struktur

informasi. Sebagaimana yang disampaikan oleh Grzegorek (1984) terdapat 4 tipe

tematisasi pada bahasa Inggris, yaitu (1) pemasifan, (2) cleft dan pseudo-cleft, (3)

topikalisasi , dislokasi kiri, perpindahan fokus dan (4) kalimat presentasional

dengan pernyataan yang dikedepankan. Pembentukan kalimat-kalimat ini berkaitan

erat dengan upaya tematisasi, sehingga kalimat-kalimat bermarkah ini terbentuk

dengan upaya menyampaikan informasi secara spesifik dengan memberi fokus pada

elemen kalimat tertentu dan pembagian informasi berdasarkan informasi lama dan

baru.

Pada hakikatnya struktur informasi suatu kalimat menyangkut dua hal,

yakni struktur informasi kalimat bermarkah dan struktur informasi kalimat yang

tidak bermarkah. Kalimat bermarkah dan kalimat tidak bermarkah biasanya

membawa informasi yang sama. Namun, kedua kalimat ini mempunyai struktur

sintaksis yang berbeda. Kalimat tidak bermarkah merupakan bentuk asal atau

kanonik yang mempunyai struktur yang lebih sederhana. Sebaliknya, kalimat

bermarkah merupakan bentuk turunan atau nonkanonik yang mempunyai struktur

sintaksis yang lebih rumit atau kompleks. Kalimat bermarkah mempunyai derajat

kebermarkahan yang berbeda, mulai dari pemarkahan yang sederhana hingga

pemarkahan yang bersifat kompleks. Penelitian ini bertujuan untuk

membandingkan bahasa Inggris dan bahasa Indonesia melalui analisis terjemahan

dan struktur tematisasi, khususnya pada kalimat bermarkah, yaitu kalimat pasif,

8

kalimat it-cleft, kalimat pseudo-cleft dan kalimat eksistensial dan hasil

terjemahannya ke dalam bahasa Indonesia. Merujuk pada Grzegorek (1984) proses

tematisasi bahasa Inggris terdiri atas, 1) pemasifan, 2) pembelahan (it-cleft dan

pseudo-cleft), 3) topikalisasi, dislokasi kiri, perpindahan fokus, dan preposing

dalam penyajian informasi kalimat. Sejalan dengan apa yang disampaikan oleh

Grzegorek (1984), Bell (1991) menyatakan kebermarkahan dalam struktur kalimat

dapat diwujudkan melalui tiga cara, yaitu: pengedepanan, pemredikatan dan

preposing pada tema melalui bentuk pseudo-cleft ketika klausa terbentuk

berdasarkan bagian informasi yang ingin difokuskan. Sistem tema digunakan untuk

menciptakan keterkaitan informasi di dalam kalimat.

Penerjemahan merupakan praktik interdisipliner, khususnya berkaitan

dengan ilmu linguistik. Penelitian tentang penerjemahan berfokus pada berbagai

fitur linguistik, salah satunya adalah analisis wacana. Analisis wacana merupakan

analisis yang berfokus pada pemakaian bahasa. Analisis wacana berkontribusi pada

aplikasi struktur tematisasi dalam wacana. Salah satu hal yang menarik dalam

kajian terjemahan adalah kajian struktur tematisasi. Halliday (2004) menyatakan

bahwa analisis tekstual berfokus pada susunan tema-rema di dalam wacana.

Analisis tekstual merupakan analisis yang dilakukan untuk menemukan bagaimana

tema-rema saling terhubung dalam membentuk suatu teks. Unit dasar dalam analisis

tematik adalah klausa/kalimat. Struktur bahasa sebagai sebuah pesan dapat

diwujudkan melalui struktur tematik yang menyusun suatu teks. Tema merupakan

titik tolak suatu pesan; hal yang menjadi fokus suatu teks. Oleh karena itu, makna

suatu klausa/kalimat terletak pada elemen yang dipilih sebagai tema. Selanjutnya

9

Halliday (2004) memaparkan bahwa fungsi tekstual dari klausa adalah membangun

pesan dan struktur tema-rema sebagai bentuk dasar dari pembentukan suatu

kalimat/klausa sebagai sarana penyampaian pesan.

Struktur tematisasi merupakan salah satu elemen yang diminati dalam

penelitian penerjemahan. Karena elemen ini mengatur aliran informasi di dalam

teks bahasa sumber dan pemadanannya ke dalam bahasa sasaran. Tema-rema

memiliki peranan dalam upaya menghasilkan padanan wacana yang tepat melalui

proses penerjemahan, mengingat tema-rema tidak disusun secara acak dan memiliki

makna di balik susunan elemen gramatikal tersebut. Selain sebagai fenomena

gramatikal, struktur tema-rema merupakan perwujudan kemampuan penulis dalam

menghasilkan karya yang berkualitas. Pemahaman terhadap struktur tematisasi

diyakini sebagai salah satu cara dalam mencapai kohesi di dalam teks sumber

maupun hasil terjemahannya. Hal ini mencakup hubungan antarklausa berdasarkan

informasi yang terdapat pada struktur tematisasinya. Bahasa Inggris dan bahasa

Indonesia memiliki perbedaan struktur gramatikal termasuk pola urutan kata dalam

pembentukan kalimat. Dalam upaya pengalihan informasi dari bahasa Inggris ke

dalam bahasa Indonesia, pemahaman struktur kalimat bermarkah merupakan hal

yang penting untuk dikuasai oleh penerjemah karena pola urutan kata dalam

pembentukan kalimat bermarkah mengindikasikan pola urutan makna yang

terdapat di dalamnya. Dengan memiliki pemahaman terhadap kebermarkahan dan

struktur tematisasi diharapkan penerjemah dapat menghasilkan hasil terjemahan

yang baik. Proses penerjemahan dapat menimbulkan perubahan struktur tematisasi

yang berasal dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran

10

Berdasarkan penjelasan di atas maka penulis tertarik untuk mengkaji

tentang penerjemahan kalimat bermarkah di dalam buku nonfiksi bidang ekonomi

yang berjudul The Intelligent Investor (2006).

1.2 Rumusan Masalah

Sejauh mana situasi dalam suatu bahasa berhasil diciptakan kembali dalam

bahasa sasaran oleh seorang penerjemah merupakan pokok perhatian yang paling

penting dalam kajian terjemahan. Berdasarkan uraian latar belakang tersebut maka

ada tiga masalah pokok yang akan dibahas dan menjadi fokus utama dalam

penelitian ini. Permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.

1) Bagaimanakah tipe-tipe kalimat bermarkah dalam bahasa Inggris dan

terjemahannya pada buku The Intelligent Investor?

2) Bagaimanakah wujud pergeseran dan skewing dalam terjemahan kemasan

gramatikal kalimat bermarkah yang terdapat dalam buku The Intelligent

Investor ke dalam bahasa Indonesia?

3) Bagaimanakah perbandingan struktur tematisasi dalam kalimat bermarkah

bahasa Inggris dan terjemahannya dalam bahasa Indonesia pada buku The

Intelligent Investor?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini dapat diklasifikasikan menjadi dua tujuan yaitu tujuan

umum dan tujuan khusus. Kedua tujuan tersebut dapat diuraikan seperti di bawah

ini:

11

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum di sini menyangkut beberapa tujuan penelitian untuk bidang

penerjemahan kalimat bermarkah yang terdapat pada buku The Intelligent Investor.

Tujuan tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:

1) Untuk mengembangkan penelitian terjemahan kalimat bermarkah,

khususnya kalimat pasif, kalimat eksistensial, kalimat it-cleft, dan kalimat

pseudo-cleft pada terjemahan teks yang berkonteks ekonomi yang terdapat

dalam buku The Intelligent Investor

2) Untuk memperkaya kajian sintaksis bahasa Inggris dan terjemahannya di

dalam bahasa Indonesia. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan

informasi baru dalam bidang sintaksis khususnya dalam menganalisis

kalimat bermarkah dalam bahasa Inggris serta terjemahannya ke dalam

bahasa Indonesia.

3) Untuk memberikan sumbangan bagi peneliti-peneliti berikutnya yang

memfokuskan kajiannya pada bidang penerjemahan dan kaitannya dengan

analisis sintaksis, khususnya pada kajian kalimat bermarkah dalam bahasa

Inggris dan terjemahannya ke dalam bahasa Indonesia.

1.3.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus dalam penelitian ini berhubungan dengan bentuk-bentuk

pemadanan kalimat bermarkah dalam penerjemahan, faktor-faktor yang

menyebabkan terjadinya skewing dan pergeseran dalam penerjemahan dan

kebertahanan makna dalam proses penerjemahan yang mengalami skewing,

diuraikan sebagai berikut:

12

1) Mendeskripsikan dan menganalisis tipe-tipe kalimat bermarkah bahasa

Inggris dan terjemahannya dalam buku The Intelligent Investor,

2) Mendeskripsikan dan menganalisis wujud pergeseran dan penyimpangan

pada terjemahan kemasan gramatikal kalimat bermarkah yang terdapat

dalam buku The Intelligent Investor dan terjemahannya dalam bahasa

Indonesia,

3) Mendeskripsikan dan menganalisis perbandingan struktur tematisasi pada

kalimat bermarkah dalam bahasa Inggris dan terjemahannya dalam bahasa

Indonesia pada buku The Intelligent Investor.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian penerjamahan ini juga dapat memberikan manfaat secara teoritis

maupun praktis. Kedua manfaat tersebut adalah sebagai berikut:

1.4.1 Manfaat Teoretis

Penelitian ini menghasilkan temuan yang dapat bermanfaat secara teoritis,

yaitu:

1) Menyediakan bahan informasi dan acuan dalam bidang penerjemahan, yaitu

dalam usaha memperoleh pengetahuan dan pemahaman sehubungan dengan

studi sintaksis, serta kaitannya dengan penerjemahan. Di samping itu,

penelitian ini bermanfaat sebagai bahan perbandingan bagi penelitian yang

berkaitan dengan bentuk-bentuk kalimat bermarkah dalam bahasa Inggris

dan bentuk terjemahannya di dalam bahasa Indonesia,

13

2) Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi penelitian

selanjutnya terutama dalam aspek penerjemahan teks bidang ekonomi

khususnya penerjemahan kalimat bermarkah, fenomena penerjemahan serta

struktur tematisasi pada masing-masing tipe kalimat bermarkah yang

ditemukan. Hal ini menjadi menarik ketika peneliti juga berusaha

mengaitkan penerjemahan kalimat bermarkah dengan ilmu linguistik.

1.4.2 Manfaat Praktis

Manfaat praktis adalah manfaat yang dapat dirasakan secara langsung oleh

para pengajar mata kuliah penerjemahan, maupun para mahasiswa dalam

peranannya di dalam proses belajar mengajar.

1) Penelitian ini diharapkan dapat mengungkapkan fenomena penerjemahan

khususnya pergeseran maupun skewing dalam penerjemahan kalimat

bermarkah agar dapat dimanfaatkan sebagai masukan dalam menghasilkan

terjemahan kalimat bermarkah dalam teks nonfiksi khususnya teks

ekonomi.

2) Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan tipe-tipe kalimat bermarkah

dan struktur tematisasi yang ditemukan pada setiap kalimat termasuk di

dalamnya analisis pemertahanan kandungan informasi yang terdapat di

dalam bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran. Variasi tipe kalimat

bermarkah dan terjemahannya diharapkan dapat menghasilkan pola

pemadanan masing-masing kalimat bermarkah ke dalam bahasa Indonesia

sehingga dapat dijadikan masukan dalam penerjemahan kalimat bermarkah

di kemudian hari.

14

3) Penelitian ini nantinya diharapkan dapat dipakai sebagai referensi dalam

menganalisis data penelitian selanjutnya yang terkait dengan penerjemahan

kalimat bermarkah dan kaitannya dengan pergeseran dan skewing dalam

penerjemahan. Referensi tersebut diharapkan dapat berperan sebagai solusi

untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi dalam proses

penerjemahan.

4) Hasil penelitian ini diharapkan dapat membuka wawasan para pelaku

penerjemahan dan mahasiswa yang mempelajari ilmu penerjemahan

mengenai hal-hal yang terkait dengan proses penerjemahan untuk

menghasilkan penerjemahan yang baik, dan memahami bahwa

penerjemahan tidak hanya memerlukan pemahaman mengenai ilmu

penerjemahan, tetapi juga dibutuhkan pemahaman tentang ilmu linguistik

sehingga dapat menghasilkan terjemahan yang berkualitas.

5) Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi masukan, referensi dan

juga bahan latihan bagi para penerjemah dan mahasiswa yang ingin

memiliki kompetensi di bidang penerjemahan.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Berdasarkan bentuk bahasa yang dikaji, sumber data yang digunakan, dan

jenis data yang dianalisis, serta tujuan yang dicapai, lingkup penelitian ini

berorientasi pada produk terjemahan kalimat bermarkah The Intelligent Investor

dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia. Satuan lingual yang dikaji pada tataran

kalimat dan sasaran kajian adalah tipe-tipe kalimat bermarkah, pergeseran, dan

skewing dalam terjemahan kemasan gramatikal kalimat bermarkah sebagai aspek

15

sintaksis dan padanannya dalam bahasa Indonesia serta struktur tematisasi pada

kalimat Bsu dan bagaimana informasi tersebut disampaikan pada bahasa sasaran.

Berdasarkan karakteristik data yang ditemukan, penelitian ini merupakan penelitian

deskriptif – kualitatif. Holmes (1998b/2000) mengungkapkan bahwa studi

terjemahan yang berorientasi pada karya terjemahan mencakup pemaparan atau

analisis terjemahan BSu ke BSa atau analisis perbandingan dari beberapa BSa yang

berasal dari BSu yang sama. Sehubungan dengan hal itu, penelitian ini merupakan

studi yang memaparkan dan menganalisis produk terjemahan, yaitu buku Intelligent

Investor dari bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia.

Penelitian ini diorientasikan pada penerjemahan kalimat bermarkah

berbahasa Inggris dalam buku The Intelligent Investor (2006) ke dalam bahasa

Indonesia. Objek kajian adalah 1) tipe-tipe kalimat bermarkah dalam bahasa

Inggris dan terjemahannya ke dalam bahasa Indonesia, 2) kemasan gramatikal

kalimat bermarkah khususnya kalimat pasif, kalimat eksistensial, kalimat it-cleft

dan kalimat pseudo-cleft yang ditemukan pada data dan terjemahannya ke dalam

bahasa Indonesia yang mencakup analisis fenomena penerjemahan yang terjadi

khususnya pergeseran penerjemahan dan skewing, 3) perbandingan struktur

tematisasi dalam kalimat bermarkah yang terdapat pada buku The Intelligent

Investor (2006) dan terjemahannya dalam bahasa Indonesia. Satuan terjemahan

(translation unit) yang dikaji dibatasi dalam tataran kalimat bermarkah dalam

bahasa Inggris yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Penelitian ini juga

menganalisis tentang variasi terjemahan dari setiap kalimat bermarkah tersebut

16

serta variasi terjemahan dari penanda setiap kalimat bermarkah dan pemadanan

tema-rema kalimat bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia.

17