Upload
tdozz-est
View
432
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ACARA 7
INFILTRASI
I. TUJUAN
Mahasiswa mampu menghitung laju infiltrasi
II. ALAT DAN BAHAN
1. Ring Infiltrometer,
2. Palu dari kayu,
3. Meteran,
4. Ember dan gelas ukur dari plastik 1 L,
5. Alat tulis (bolpoin dan kertas),
6. Alat hitung (kalkulator)
III.DASAR TEORI
Air menguap secara konstan dari permukaan bumi, dan presipitasi
mengembalikannya ke bumi dalam bentuk hujan, salju, dsb. Sebagian besar
presipitasi meresap ke dalam tanah membentuk cadangan airtanah, yang dikenal
sebagai proses infiltrasi. Proses ini ialah meresapnya air ke dalam tanah menuju water
table. Selanjutnya, kapasitas infiltrasi adalah laju maksimum yang terjadi pada suatu
kondisi tertentu. Infiltrasi adalah proses aliran air (umumnya berasal dari curah hujan)
masuk ke dalam tanah. Perkolasi merupakan proses kelanjutan aliran air tersebut ke
tanah yang lebih dalam. Dengan kata lain infiltrasi adalah aliran air masuk ke dalam
tanah sebagai akibat gaya kapiler (gerakan air ke arah lateral) dan gravitasi (gerakan
air ke arah vertikal). Setelah lapisan tanah bagian atas jenuh, kelebihan air tersebut
mengalir ke tanah yang lebih dalam sebagai akibat gaya gravitasi bumi dan dikenal
sebagai proses perkolasi. Kapasitas infiltrasi terjadi ketika intensitas hujan melebihi
kemampuan tanah dalam menyerap kelembaban tanah. Apabila intensitas hujan lebih
kecil daripada kapasitas infiltrasi, maka laju infiltrasi sama dengan laju curah hujan.
Air hujan yang mengalir masuk ke dalam tanah, dalam batas tertentu, bersifat
mengendalikan ketersediaan air untuk berlangsungnya proses evapotranspirasi.
Pasokan air hujan ke dalam tanah ini sangat berarti bagi kebanyakan tanaman di
tempat berlangsungnya infiltrasi dan daerah sekelilingnya. Air infiltrasi yang tidak
kembali lagi ke atmosfer melalui proses evapotranspirasi akan menjadi air tanah
untuk seterusnya mengalir ke sungai di sekitarnya. Meningkatkan kecepatan dan luas
wilayah infiltrasi dapat memperbesar debit aliran selama musim kemarau (baseflow)
yang sangat penting untuk memasok kebutuhan air pada musim kemarau, untuk
pengenceran kadar pencemaran air sungai, dsb. Ketika air hujan jatuh di atas
permukaa tanah, tergantung pada kondisi biofisik permukaan tanah, sebagian atau
seluruh air hujan tersebut akan mengalir masuk ke dalam tanah melalui pori-pori
permukaan tanah. Laju air infiltrasi yang dipengaruhi oleh gaya gravitasi dibatasi
oleh besarnya diameter pori-pori tanah. Air juga menglami penyebaran ke arah lateral
akibat tarikan gaya kapiler tanah, terutama ke arah tanah dengan pori-pori yang lebih
semlit dan tanah lebih kering.
Ada tiga proses mekanisme infiltrasi yang tidak saling mempengaruhi, yaitu:
Proses masuknya air hujan melalui pori-pori permukaan tanah.
Tertampungnya air hujan tersebut di dalam tanah.
Proses mengalirnya air tersebut ke tempat lain (bawah, samping, dan atas).
Meskipun tidak salaing mempengaruhi secara langsung ketiga proses tersebut di atas
saling terkait. Proses infiltrasi dipengaruhi beberapa faktor, antara lain tekstur dan
struktur tanah, persediaan air awal (kelembaban awal), kegiatan biologi dan unsur
organik, jenis dan kedalaman seresah, dan tumbuhan bawah atau tajuk penutup tanah
lainnya. Secara teoritis, bila kapasitas infiltrasi tanah diketahui, volume air larian dari
suatu curah hujan dapat dihitung dengan cara mengurangi besarnya curah hujan
dengan air infiltrasi ditambah genangan air oleh cekungan permukaan tanah (surface
detention) dan air intersepsi. Laju infiltrasi ditentukan oleh:
Jumlah air yang tersedia di permukaan tanah.
Sifat permukaan tanah.
Kemampuan tanah untuk mengosongkan air di atas permukaan tanah.
Dari ketiga unsur tersebut ketersediaan air (kelembaban tanah) adalah tang terpenting
karena ia akan menentukan besarnya tekanan potensial pada permukaan tanah.
Pada acara ini, model infiltrasi yang akan dipergunakan adalah metode
Horton, yang mempunyai formula sebagai berikut:
Dimana:
f = laju infiltrasi (cm/menit)
f0 = laju infiltrasi awal (cm/menit)
fc = laju infiltrasi konstan (cm/menit)
k = konstanta
t = waktu (menit)
e = bilangan natural = 2,78
Cara kerja:
1. fc atau laju konstan dapat diestimilasi dari pengukuran/ penggambaran dimana
data infiltrasi sudah konstan.
2. Mencari harga konstanta (k) dengan menggunakan rumus:
Contoh dari soal:
k1 – 2 = 1 ln (f1-fc) (t2-t1) (f2-fc)
f = fc + (f0 – fc) . e-kt
k1,(n+1) = 1 ln (f1-fc) (t(n+1)-t1) (f(n+1)-fc)
k1 – 3 = 1 ln (f1-fc) (t3-t1) (f3-fc)
dimana:
t1 = waktu pengukuran f yang pertama (5 menit)
t2 = waktu pengukuran f yang kedua (10 menit)
f1 = laju infiltrasi pada t1
f2 = laju infiltrasi pada t2
3. Menghitung nilai f0
Sehingga:
f01 = fc + (f1-fc) e-k1t1
f02 = fc + (f2-fc) e-k2t2
4. Selanjutnya, setelah semua nilai f0 dan k dihitung, maka menentukan nilai f
duga (ft) dengan persamaan Horton pada masing-masing waktu interval.
5. mencari model terbaik dengan formula (f ukur – f duga)2 pada jumlah nilai
yang terkecil setelah semua nilai pada interval tersebut ditemukan.
6. Menggunakan nilai f0 dan k pada menit terkecil untuk mendapatkan hasil
model Horton terbaik.
7. membandingkan nilai f ukur dan f duga, kemudian membuat grafik pada
masing-masing interval waktu yang telah ditentukan.
IV. CARA KERJA
f0n = fc + (fn-fc) e-kntn
f t = fc + (f0 – fc) . e-kt
1. Menyiapkan alat –alat yaitu Ring Infiltrometer, Palu dari kayu,
Meteran, Ember dan gelas ukur dari plastik 1 L, sebelum memulai praktikum.
2. Memilih lokasi pelaksanaan praktikum, dengan lokasi yang dipilih
adalah tanah yang bervegetasi, tanah yang berumput dan tanah yang tak
bervegetasi.
3. Menanamkan Ring Infiltrometer pada tanah bervegetasi dengan cara
memukul ring infiltrometer dengan menggunakan palu dari kayu sampai ring
infiltrometer tertaman dalam tanah.
4. Mengisi air ke dalam ring infitrometer dengan ketinggian yang sama
antara ring besar dengan ring kecil.
5. Mengukur penurunan air pada ring yang kecil setiap 5 menit dan
menjaga ring besar agar volumenya tetap konstan dengan selalu mengisinya
jika terjadi penurunan.
6. Melakukan hal yang sama sampai diperoleh penurunan yang konstan
pada ring kecilnya.
7. Menghitung laju infiltrasi
V. PERHITUNGAN
1. Tanah Bervegetasi
Tabel pengukuran f di lapangan
No t Penurunan Air (f) f ukur (menit) (cm) (cm/menit)1 5 4,5 0,92 10 3,7 0,743 15 2,9 0,584 20 2,8 0,565 25 2,1 0,426 30 2,7 0,547 35 1,8 0,368 40 1,5 0,39 45 1,8 0,3610 50 1,8 0,3611 55 1,8 0,36
a. Mencari Harga K
Rumus yang di gunakan adalah:
n = 1
K1 (1+1) = 1 ln (f1-fc) (t2-t1) (f2-fc)
K 12 = 1 ln ( 0.9-0.36 ) (10-5) (0.74-0.36)
= 1 ln 0.545 0.38
= 1 ln 1.425
= 0.07
k1,(n+1) = 1 ln (f1-fc) (t(n+1)-t1) (f(n+1)-fc)
b. Menghitung nilai fo
f0n = fc + (fn-fc) e-kntn
n = 1
f01 = fc + (f1-fc) e-k1t1
= 0.36 + ( 0.9-0.36 ) 2.78-0.0703.5
= 1.091cm/menit
c. Mencari nilai f duga (ft), contoh yang diambil pada t (5
dan 10 menit)
f t = fc + (f0n – fc) . e-kt
t = 5 menit
f t1 = fc + (f01 – fc) . e-kt
ft1 = 0.36+ (1.091 – 0.36) . 2.78-0.0703 .5
= 0.36 + 0.731 x 0.698 = 0.87 cm/menit
t = 10 menit
f t1 = fc + (f01 – fc) . e-kt
ft1 = 0.36+ (1.091 – 0.36) . 2.78-0.0703 .10
= 0.36 + 0.731 x 0.487 = 0.716 cm/menit
t = 15 menit
f t1 = fc + (f01 – fc) . e-kt
ft1 = 0.36+ (1.091 – 0.36) . 2.78-0.0703 .15
= 0.607 cm/menit
t = 20 menit
f t1 = fc + (f01 – fc) . e-kt
ft1 = 0.36+ (1.091 – 0.36) . 2.78-0.0703 .20
= 0.533cm/menit
t = 25 menit
f t1 = fc + (f01 – fc) . e-kt
ft1 = 0.36+ (1.091 – 0.36) . 2.78-0.0703 .25
= 0.48 cm/menit
t = 30 menit
f t1 = fc + (f01 – fc) . e-kt
ft1 = 0.36+ (1.091 – 0.36) . 2.78-0.0703 .30
= 0.4446 cm/menit
t = 35 menit
f t1 = fc + (f01 – fc) . e-kt
ft1 = 0.36+ (1.091 – 0.36) . 2.78-0.0703 .35
= 0.4191 cm/menit
t = 40 menit
f t1 = fc + (f01 – fc) . e-kt
ft1 = 0.36+ (1.091 – 0.36) . 2.78-0.0703 .40
= 0.401cm/menit
= 0.401cm/menit
t = 45 menit
f t1 = fc + (f01 – fc) . e-kt
ft1 = 0.36+ (1.091 – 0.36) . 2.78-0.0703 .45
= 0.389cm/menit
t = 50 menit
f t1 = fc + (f01 – fc) . e-kt
ft1 = 0.36+ (1.091 – 0.36) . 2.78-0.0703 .50
= 0.38cm/menit
t = 55 menit
f t1 = fc + (f01 – fc) . e-kt
ft1 = 0.36+ (1.091 – 0.36) . 2.78-0.0703 .55
= 0.374cm/menit
d. Menghitung f dengan Metode Horton
Diketahui : k = 0,044
t = 25 menit
f 0 = 0,5446 cm/menit
fc = 0,36 cm/menit
f = fc + (f0 – fc) . e –kt
= 0,36 + (0,5446 – 0,36) . 2,78 -0.044x25
= 0,36 + 0.1846 x 2,78 -1.1
= 0,36 + (0.1846 x 0,32)
= 0,419 cm/menit
Not
(menit) ff
(ukur) Kf₀
(cm/menit)f duga (ft) cm/menit
5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 551 5 4,5 0,9 0,0703 1,091 O,87 0,716 0,607 0,533 0,48 0,4446 0,4191 0,401 0,389 0,38 0,3742 10 3,7 0,74 0,6898 1,3124 0,962 0,74 0,6 0,512 0,456 0,4206 0,398 0,38 0,3753 0,3697 0,3663 15 2,9 0,58 0,066 0,965 0,805 0,6681 0,58 0,517 0,472 0,4399 0,417 0,401 0,389 0,381 0,3754 20 2,8 0,56 0,035 0,775 0,809 0,957 0,604 0,604 0,531 0,503 0,479 0,4598 0,44 0,4298 0,4185 25 2,1 0,42 0,044 0,5446 0,507 0.4777 0,435 0,435 0,419 0,4079 0,398 0,391 0,38 0,3795 0,3766 30 2,7 0,54 ∞ ∞ ∞ ∞ ∞ ∞ ∞ ∞ ∞ ∞ ∞ ∞ ∞7 35 1,8 0,36 ∞ ∞ ∞ ∞ ∞ ∞ ∞ ∞ ∞ ∞ ∞ ∞ ∞8 40 1,5 0,3 ∞ ∞ ∞ ∞ ∞ ∞ ∞ ∞ ∞ ∞ ∞ ∞ ∞9 45 1,8 0,36 ∞ ∞ ∞ ∞ ∞ ∞ ∞ ∞ ∞ ∞ ∞ ∞ ∞10 50 1,8 0,36 ∞ ∞ ∞ ∞ ∞ ∞ ∞ ∞ ∞ ∞ ∞ ∞ ∞11 55 1,8 0,36 ∞ ∞ ∞ ∞ ∞ ∞ ∞ ∞ ∞ ∞ ∞ ∞ ∞
TABEL TANAH BERVEGETASI
2. Tanah Non Vegetasi
Tabel pengukuran f di lapangan
No. Waktu (menit) f (cm) f ukur (cm/menit)
1 5 6.5 1.3
2 10 5 1
3 15 4.5 0.9
4 20 3 0.6
5 25 4 0.8
6 30 3 0.6
7 35 3 0.6
8 40 3 0.6
a. Mencari Harga K
Rumus yang di gunakan adalah:
n = 1
K1 (1+1) = 1 ln (f1-fc) (t2-t1) (f2-fc)
K 12 = 1 ln ( 3.7-3.1 ) (10-5) (3.4-3.1)
= 1 ln 0.6 5 0.3
= 1 ln 2 5
= 0.139
k1,(n+1) = 1 ln (f1-fc) (t(n+1)-t1) (f(n+1)-fc)
b. Menghitung nilai fo
f0n = fc + (fn-fc) e-kntn
n = 1
f01 = fc + (f1-fc) e-k1t1
= 3.1 + ( 3.7-3.1 ) 2.78-0.139.5
= 3.1 + 1.22
= 4.321 cm/menit
c. Mencari nilai f duga (ft), contoh yang diambil pada t (5
dan 10 menit)
f t = fc + (f0n – fc) . e-kt
t = 5 menit
f t1 = fc + (f01 – fc) . e-kt
ft1 = 3.1 + (4.321 – 3.1) . 2.78-0.139 .5
= 3.1+ 1.221 x 0.49 = 3.69 cm/menit
t = 10 menit
f t1 = fc + (f01 – fc) . e-kt
ft1 = 3.1 + (4.321 – 3.1) . 2.78-0.139 .10
= 3.1+ 1.221 x 0.24 = 3.393cm/menit
t = 15 menit
f t1 = fc + (f01 – fc) . e-kt
ft1 = 3.1 + (4.321 – 3.1) . 2.78-0.139 .15
= 3.1+ 1.221 x 0.1186 = 3.2448 cm/menit
t = 20 menit
f t1 = fc + (f01 – fc) . e-kt
ft1 = 3.1 + (4.321 – 3.1) . 2.78-0.139 .20
= 3.171cm/menit
t = 25 menit
f t1 = fc + (f01 – fc) . e-kt
ft1 = 3.1 + (4.321 – 3.1) . 2.78-0.139 2.5
= 3.13496cm/menit
t = 30 menit
f t1 = fc + (f01 – fc) . e-kt
ft1 = 3.1 + (4.321 – 3.1) . 2.78-0.139 .30
= 3.1172cm/menit
d. Menghitung f dengan Metode Horton
Diketahui : k = 0,1099
t = 10 menit
f 0 = 4.01 cm/menit
fc = 3.1cm/menit
f = fc + (f0 – fc) . e –kt
= 3.1+ (4.01 – 3.1) . 2,78 -0.1099-10
= 3.1+ 0.91 x 2,78 -1.099
= 3.1+ (0.91 x0.325)
= 3.396 cm/menit
TABEL TANAH Non VEGETASI
No t (menit) f f (ukur) K f₀ (cm/menit)f duga (ft) cm/menit
5 10 15 20 25 301 5 18.5 3.7 0.139 4.321 3.69 3.393 3.245 3.171 3.135 3.1172 10 17 3.4 0.1099 4.01 3.618 3.396 3.269 3.216 3.169 3.1443 15 16.5 3.3 ∞ ∞ ∞ ∞ ∞ ∞ ∞ ∞4 20 15.5 3.1 ∞ ∞ ∞ ∞ ∞ ∞ ∞ ∞5 25 15.5 3.1 ∞ ∞ ∞ ∞ ∞ ∞ ∞ ∞6 30 15.5 3.1 ∞ ∞ ∞ ∞ ∞ ∞ ∞ ∞
3. Tanah Berumput
Tabel Pengukuran f di Lapangan
No tPenurunan Air
(f) f ukur (menit) (cm) (cm/menit)1 5 1,7 0,342 10 1,2 0,243 15 0,7 0,144 20 0,7 0,145 25 0,7 0,14
a. Mencari Harga K
Rumus yang di gunakan adalah:
n = 1
K1 (1+1) = 1 ln (f1-fc) (t2-t1) (f2-fc)
K 12 = 1 ln ( 0.34-0.14 ) (10-5) (0.24-0.14)
= 1 ln 0.2 5 0.1
= 1 ln 2 5
= 0.139
b. Menghitung nilai fo
f0n = fc + (fn-fc) e-kntn
n = 1
f01 = fc + (f1-fc) e-k1t1
= 0.14 + ( 0.34 ) 2.78-0.139..5
= 0.14+0.408
= 0.548 cm/menit
k1,(n+1) = 1 ln (f1-fc) (t(n+1)-t1) (f(n+1)-fc)
c. Mencari nilai f duga (ft), contoh yang diambil pada t (5
dan 10 menit)
f t = fc + (f0n – fc) . e-kt
t = 5 menit
f t1 = fc + (f01 – fc) . e-kt
ft1 = 0.14 + (0.548 – 0.14) . 2.78-0.139 .5
= 0.336 cm/menit
t = 10 menit
f t1 = fc + (f01 – fc) . e-kt
ft1 = 0.14 + (0.548 – 0.14) . 2.78-0.139 .10
= 0.239 cm/menit
t = 15 menit
f t1 = fc + (f01 – fc) . e-kt
ft1= 0.14 + (0.548 – 0.14) . 2.78-0.139 .15
= 0.1884 cm/menit
t = 20 menit
f t1 = fc + (f01 – fc) . e-kt
ft1 = 0.14 + (0.548 – 0.14) . 2.78-0.139 .20
= 0.164 cm/menit
t = 25 menit
f t1 = fc + (f01 – fc) . e-kt
ft1 = 0.14 + (0.548 – 0.14) . 2.78-0.139 .25
= 0.1517 cm/menit
d. Menghitung f dengan Metode Horton
Diketahui : k = 0,139
t = 5 menit
f 0 = 0.548 cm/menit
fc = 0.14 cm/menit
f = fc + (f0 – fc) . e –kt
= 0.14+ (0.548 – 0.14) . 2,78 -0,139x5
= 0.14+ 0.408 x 2,78 -0.695
= 0.14+ (0.408x 0.49)
= 0.336 cm/menit
Tabel Hasil Perhitungan Infiltrasi Tanah Tak Bervegetasi
Not
(menit)f
f (ukur)
K f₀ (cm/menit)
f duga (ft) cm/menit5 10 15 20 25
1 5 1.7 0.34 0.139 0.548 0.336 0.239 0.1884 0.164 0.15172 10 1.2 0.24 ∞ ∞ ∞ ∞ ∞ ∞ ∞3 15 0.7 0.14 ∞ ∞ ∞ ∞ ∞ ∞ ∞4 20 0.7 0.14 ∞ ∞ ∞ ∞ ∞ ∞ ∞5 25 0.7 0.14 ∞ ∞ ∞ ∞ ∞ ∞ ∞
VI. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini praktikan meneliti tentang besarnya infiltrasi dengan daerah
penelitiannya adalah kampus UPN “veteran” Yogyakarta yang dilakukan pada tanggal 8 Mei
2010 dengan meneliti tiga kondisi tanah yang berbeda, yaitu tanah bervegetasi, non vegetasi
dan berumput. Pada setiap kondisi tanah ini memiliki perbedaan dalam proses infiltrasi. Alat
yang digunakan dalam praktikum ini adalah infiltrometer atau ring infiltrometer.
Pada ring infiltrometer terdiri dari dua ring yang masing-masing ring memiliki diameter
berbeda, ring ini kemudian diisi air sampai penuh dan amati ring yang didalam atau ring
dengan diameter yang lebih kecil berapa banyak penurunan air yang terjadi, dan tetap
menjaga ring luar agar air tetap terisi penuh atau konstan, hal ini dimaksudkan agar menjaga
tanah dibagian luar agar tetap jenuh seperti pada keadaan aslinya. Pengamatan penurunan air
dilakukan tiap 5 menit sekali dan diukur sampai penurunan menjadi konstan.
Laju infiltrasi pada setiap kondisi tanah memiliki perbedaan masing-masing, pada tanah
kondisi non vegetasi penurunan air yang terjadi sangat cepat karena dilakukan pada tanah
pasir yang memiliki porositas yang tinggi. Hal ini berbeda dengan tanah dalam kondisi
berumput yang laju infiltrasinya cenderung lambat karena terdapat akar-akar rumput yang
mengikat tanah sehingga membuat air masuk ke dalam tanah menjadi agak lambat.
Pada praktikum kali ini didapatkan hasil perhitungan tiap kondisi tanah. Kondisi tanah
bervegetasi pada saat t = 5 laju infiltrasinya (fukur) sebesar 0,9 cm/menit, t = 10 laju
infiltrasinya (fukur) sebesar 0,74 cm/menit, t = 15 laju infiltrasinya (fukur) sebesar 0,58
cm/menit, t = 20 laju infiltrasinya (fukur) sebesar 0,56 cm/menit, t = 25 laju infiltrasinya (fukur)
sebesar 0,42 cm/menit, t = 30 laju infiltrasinya (fukur) sebesar 0,54 cm/menit, t = 35 laju
infiltrasinya (fukur) sebesar 0,36 cm/menit, t = 40 laju infiltrasinya (fukur) sebesar 0,30
cm/menit, t = 45 laju infiltrasinya (fukur) sebesar 0,36 cm/menit, t = 50 laju infiltrasinya (fukur)
sebesar 0,36 cm/menit, t = 55 laju infiltrasinya (fukur) sebesar 0,36 cm/menit. fc (laju infiltrasi
konstan) adalah 0,36 cm/menit. Kondisi tanah non vegetasi pada saat t = 5 laju infiltrasinya
(fukur) sebesar 3,7 cm/menit, t = 10 laju infiltrasinya (fukur) sebesar 3,4 cm/menit, t = 15 laju
infiltrasinya (fukur) sebesar 3,3 cm/menit, t = 20 laju infiltrasinya (fukur) sebesar 3,1 cm/menit, t
= 25 laju infiltrasinya (fukur) sebesar 3,1 cm/menit, t = 30 laju infiltrasinya (fukur) sebesar 3,1
cm/menit. fc (laju infiltrasi konstan) adalah 3,1 cm/menit. Kondisi tanah berumput pada saat t
= 5 laju infiltrasinya (fukur) sebesar 0,34 cm/menit, t = 10 laju infiltrasinya (fukur) sebesar 0,24
cm/menit, t = 15 laju infiltrasinya (fukur) sebesar 0,14 cm/menit, t = 20 laju infiltrasinya (fukur)
sebesar 0,14 cm/menit, t = 25 laju infiltrasinya (fukur) sebesar 0,14 cm/menit. fc (laju infiltrasi
konstan) adalah 0,14 cm/menit.
VII. KESIMPULAN
1. Infiltrasi merupakan proses masuknya air permukaan dan atau air hujan ke dalam
tanah. Gerakan secara vertikal air dari permukaan ke bawah permukaan. Dalam
proses infiltrasi ini selalu dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti gaya gravitasi,
porositas tanah/batuan, permeabilitas tanah/batuan dan vegetasi.
2. Pengukuran infiltrasi mengunakan alat ring infiltrometer
3. Laju infiltrasi tertinggi pada tanah non vegetasi karena tanah pada pada kondisi ini
memiliki porositas yang tinggi sehingga penyerapan terjadi secara cepat. Dan yang
paling lambat adalah pada tanah berumpu, karena terdapat banyak akar serabut yang
mempengaruhi proses infiltrasi.
4. Dari pengukuran di lapangan diperoleh hasil :
Kondisi tanah bervegetasi pada saat t = 5 laju infiltrasinya (fukur) sebesar 0,9 cm/menit,
t = 10 laju infiltrasinya (fukur) sebesar 0,74 cm/menit, t = 15 laju infiltrasinya (fukur)
sebesar 0,58 cm/menit, t = 20 laju infiltrasinya (fukur) sebesar 0,56 cm/menit, t = 25
laju infiltrasinya (fukur) sebesar 0,42 cm/menit, t = 30 laju infiltrasinya (fukur) sebesar
0,54 cm/menit, t = 35 laju infiltrasinya (fukur) sebesar 0,36 cm/menit, t = 40 laju
infiltrasinya (fukur) sebesar 0,30 cm/menit, t = 45 laju infiltrasinya (fukur) sebesar 0,36
cm/menit, t = 50 laju infiltrasinya (fukur) sebesar 0,36 cm/menit, t = 55 laju
infiltrasinya (fukur) sebesar 0,36 cm/menit. fc (laju infiltrasi konstan) adalah 0,36
cm/menit. Kondisi tanah non vegetasi pada saat t = 5 laju infiltrasinya (fukur) sebesar
3,7 cm/menit, t = 10 laju infiltrasinya (fukur) sebesar 3,4 cm/menit, t = 15 laju
infiltrasinya (fukur) sebesar 3,3 cm/menit, t = 20 laju infiltrasinya (fukur) sebesar 3,1
cm/menit, t = 25 laju infiltrasinya (fukur) sebesar 3,1 cm/menit, t = 30 laju infiltrasinya
(fukur) sebesar 3,1 cm/menit.
fc (laju infiltrasi konstan) adalah 3,1 cm/menit. Kondisi tanah berumput pada saat t =
5 laju infiltrasinya (fukur) sebesar 0,34 cm/menit, t = 10 laju infiltrasinya (fukur) sebesar
0,24 cm/menit, t = 15 laju infiltrasinya (fukur) sebesar 0,14 cm/menit, t = 20 laju
infiltrasinya (fukur) sebesar 0,14 cm/menit, t = 25 laju infiltrasinya (fukur) sebesar 0,14
cm/menit. fc (laju infiltrasi konstan) adalah 0,14 cm/menit.
DAFTAR PUSTAKA
Petunjuk praktikum. Hidrologi Lingkungan. Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran”. Yogyakarta 2009
Sutarno. 1998. Klimatologi Dasar. UPN “veteran” Yogyakarta.
L A P O R A N P R A K T I K U M
HIDROLOGI LINGKUNGAN
ACARA VII
INFILTRASI
Disusun oleh :
Nama : Theofilus W. Adven
NIM : 114080194
Hari/Plug /Jam : Kamis / E2/ 14.30 WIB
Asisten : 1. Budi Prasetya
2. Radiksa
PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2010
LAMPIRAN
ALAT YANG DIGUNAKAN DALAM PENGAMBILAN DATALAJU INFILTRASI
a. Ring Infiltrometer
b. ember
c. gelas ukur