93
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Salah satu keuntungan penggunaan beton sebagai bahan bangunan adalah mudahnya dibentuk sesuai dengan keinginan arsitektural. Beton yang dapat dibentuk (plastis) pada saat pengadukan dapat dibentuk sesuai dengan bentuk yang kita inginkan. Dalam mewujudkan bentuk keinginaan tersebut pada pekerjaan beton diperlukan suatu pekerjaan bantu yang dikenal sebagai Pekerjaan Acuan dan Pekerjaan Perancah. Acuan dan Perancah merupakan cetakan atau wadah/mal dimana beton itu dituangkan sampai adukan beton itu akan memperoleh bentuk yang dikehendaki setelah beton tersebut menjadi keras. Beton yang sudah selesai tidak akan memperoleh permukaan yang lebih halus dari pada cetakannya. Tingkat keberhasilan beton dapat dicapai dari adukan beton tersebut dan sangat tergantung pada Acuan dan Perancah yang dipergunakan. Baik buruknya pekerjaan acuan dari perancah dapat mempengaruhi pula mutu beton yang dikerjakan. Pekerjaan acuan dan perancah yang kurang baik dapat menimbulkan kerugian seperti kehilangan air 1

Acuan Perancah II

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Acuan Perancah II

BAB I

PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang

Salah satu keuntungan penggunaan beton sebagai bahan bangunan

adalah mudahnya dibentuk sesuai dengan keinginan arsitektural. Beton

yang dapat dibentuk (plastis) pada saat pengadukan dapat dibentuk sesuai

dengan bentuk yang kita inginkan. Dalam mewujudkan bentuk keinginaan

tersebut pada pekerjaan beton diperlukan suatu pekerjaan bantu yang

dikenal sebagai Pekerjaan Acuan dan Pekerjaan Perancah.

Acuan dan Perancah merupakan cetakan atau wadah/mal dimana

beton itu dituangkan sampai adukan beton itu akan memperoleh bentuk

yang dikehendaki setelah beton tersebut menjadi keras. Beton yang sudah

selesai tidak akan memperoleh permukaan yang lebih halus dari pada

cetakannya. Tingkat keberhasilan beton dapat dicapai dari adukan beton

tersebut dan sangat tergantung pada Acuan dan Perancah yang

dipergunakan. Baik buruknya pekerjaan acuan dari perancah dapat

mempengaruhi pula mutu beton yang dikerjakan. Pekerjaan acuan dan

perancah yang kurang baik dapat menimbulkan kerugian seperti

kehilangan air semen, perubahan dimensi, perubahan geometrik dari

bangunan dan lain-lain.

Acuan dan Perancah harus cukup kokoh untuk menahan bentuknya

(beban yang terjadi), bila diisi dengan adukan beton yang cair, berat, dan

dapat memberikan tekanan yang besar (hidrostatis head) terhadap acuan

perancah tersebut. Sesuai dengan sifatnya sebagai bangunan membantu

yang sifatnya sementara maka pekerjaan acuan dan perancah harus

sederhana, mudah dibongkar tanpa menimbulkan kerusakan pada

betonnya sendiri. Walaupun harus bersifat sederhana dan mudah

dibongkar, acuan perancah harus kaku menerima beban beton dalam

1

Page 2: Acuan Perancah II

keadaan basah dan beratnya sendiri sebelum beton mengeras dan

berfungsi sebagai penahan beban. Kaku dan kuat dengan maksud tidak

terjadi perubahan-perubahan seperti yang telah disebutkan di atas.

Dalam Acuan Perancah II akan dibahas hampir sama dengan

Acuan Perancah I seperti teknik pemsangan papan duga sebelum

membangun suatu konstruksi ,kolom ,balok dan lain sebagainya.

Perbedaan yang terdapat dari Acuan perancah 1 dan Acuan Perancah 2

antara lain seperti bahan dan peralatan yang digunakan serta caranya yang

lebih trampil.

Dalam pekerjaan Acuan Perancah II ini akan dibahas:

1. Kolom dengan menggunakan Rapid Klem

2. Kolom dengan menggunakan Plat Besi

3. Balok

4. Lantai

5. Dinding Beton

6. Tangga

Pekerjaan tersebut merupakan sebagian pekerjaan Acuan

Perancah. Dalam pekerjaan tersebut kita akan mendapatkan suatu ilmu dan

teknik pengerjaan yang baru.

1. 2 Tujuan dan Manfaat

Acuan dan Perancah merupakan suatu konstruksi yang berbahaya

dan perlu pemahamanan yang tinggi. Pekerjaan acuan perancah

merupakan suatu pekerjaan yang memerlukan suatu pemahaman atau nalar

yang tinggi. Dalam Acuan Perancah kita harus memperhatikan Instruktur

yang menerangkan suatu pekerjaan, karena jika tidak kita tidak akan dapat

paham bagaimana kita menyelsaikan suatu pekerjaan tersebut. Dalam

pekerjaan Acuan Perancah ini kita harus dapat membaca suatu gambar

konstruksi dan paham serta tahu bagaimana cara membuat pekerjaan ini

selesai sesuai dengan yang kita harapkan. Acuan Perancah 2 ini

memberikan suatu ilmu baru seperti cara membaca gambar dengan baik

2

Page 3: Acuan Perancah II

dan benar dan kita harus dapat menuangkan gambar yang kita baca

tersebut kedalam suatu pekerjaan konstruksi, kerja sama yang tinggi, serta

kita harus dapat memikirkan dan memhami bagaimna menyelasaikan suatu

pekerjaan konstruksi itu dengan teknik yang baik benar serta mudah dan

cepat. Pekerjaan Acuan Perancah merupakan sutu pekerjaan yang

berbahaya yang mana kita harus memperhatikan aturan-aturan yang

terdapat dalam pekerjaan tersebut dan kita harus memiliki sikap displin

yang tinggi dan kerja sama yang tinggi sesama teman serta harus

memperhatikan keselamatan kerja. Adapun tujuan dari Acuan Perancah II

ini antara lain:

Membentuk mahsiswa dapat membaca gambar suatu

konstruksi dengan baik dan benar dan paham bagaimana

menyelesaikannya dengan teknik yang benar

Membentuk mahasiswa berpikir bagaimana

menyelesaikan suatu pekerjaan konstruksi itu dengan baik

dan benar

Membentuk mahasiswa memiliki sikap disiplin,rasa

gotong royong yang tinggi dan saling menghormati

sesama mahasiswa

Kita harus memilki sikap disiplin yang tinggi dan kerja sama

sesama pekerja agar tercipta suatu pekerjaan yang tadinya berbahaya dapat

menjadian suatu pekerjaan yang tenang dan menyenangkan.

3

Page 4: Acuan Perancah II

BAB II

ACUAN PERANCAH 2

II. 1 Defenisi Acuan Dan Perancah

Cetakan beton juga sering disebut bekisting, adalah suatu konstruksi

pembantu yang merupakan mal atau cetakan pada bagian sisi dan bawah

dari betuk beton yang dikehendaki. Dapat dikatakan juga adalah suatu

konstruksi sementara dari suatu bangunan yang fungsinya untuk

mendapatkan konstruksi beton yang dikehendaki.

II. 2 Bagian Konstruksi

Bagian-bagian pada acuan :

Papan cetakan

Klem

Skur Pengaku

Acuan berfungsi sebagai konstruksi yang diinginkan

Bagian-bagian pada perancah :

Tiang acuan

Pengaku/penyokong

Gelagar

Pasak/baji

Perancah berfungsi sebagai pembantu memperkuat bentuk konstruksi.

II. 3 Syarat-Syarat Umum Acuan Dan Perancah

Acuan merupakan konstruksi sementara yang akan dibongkar lagi

setelah beton mencapai batas umur yang ditentukan.Untuk itu cetakan

harus dibuat sedemikian rupa agar mudah dibongkar setelah beton

mencapai umur,akan tetapi cukup kuat dan kaku selama dalam waktu

penggunaan.

4

Page 5: Acuan Perancah II

Syarat-syarat umum Acuan dan Perancah

1) Kuat.

Cetakan harus kuat memikul beban vertikal, antara lain : Beton, AP

(Acuan dan Perancah) itu sendiri, pekerja dan alat-alat, agar tidak

terjadi perubahan dimensi dan beton dan bentuknya. Untuk

mendapatkan kekuatan dari perancah itu sendiri, harus diperhatikan

hal-hal sebagai berikut :

Beban sendiri

Cetakan harus sanggup menahan beban dari Formwork itu sendiri.

Beban Hidup

Cetakan harus sanggup menahan beban hidup,yaitu:orang yang

berada di formwork untuk mengerjakan beton,adanya getaran dari

vibrator saat meratakan beton,dan adanya faktor alam seperti

terjadinya suatu gempa atau retakan.

2) Kaku/Kokoh.

Suatu cetakan, tidak hanya kuat tapi juga bersifat kaku sehingga

mampu menahan gaya horizontal yang dipasang skur/penyokong. Dan

pada memasukkan adonan beton.cetakan tetap/tidak bergerak dan tidak

akan mengganggu hasil atau sesuai dengan beton yang kita inginkan.

Pengakuan pada Steel Prop kita gunakan alas papan yang

permukaanya rata dan dipakukan agar kuat dan diskoor miring dan

skor depan dengan menggunakan dolken.

5

Page 6: Acuan Perancah II

3) Mudah Dibongkar.

Selain tidak merusak beton yang sudah jadi, hal ini memungkinkan

cetakan dapat digunakan berulang kali.

4) Ekonomis dan Efisien.

Material sebagai acuan dan perancah juga bisa dipakai berkali-kali

5) Rapat/Rapi/Tidak Bocor.

Agar dapat menahan air semen yang keluar sehingga dapat menjaga

mutu beton.

6) Bersih.

Untuk mendapatkan hasil pengecoran yang baik kecuali syarat-syarat

di atas untuk cetakan juga harus diperhatikan bahwa cetakan harus

bersih. Apabila cetakan tidak bersih akan mempengaruhi kekuatan

beton itu sendiri pada saat pengecoran.

Acuan dan Perancah terbagi menjadi tiga kelompok :

1) Tradisioanal.

Bahan yang dipakai adalah bahan lokal dan merupakan konstruksi

yang turun temurun (kovensional).

2) Semi Sistem.

Gabumgan dari tradisional dan full sistem.

3) Full Sistem.

6

Page 7: Acuan Perancah II

Alat yang dipakai merupakan buatan pabrik yang digunakan pada

pekerjaan besar seperti bangunan pencakar langit, gedung-gedung

berlantai banyak, dll.

Pada Acuan Perancah II ini akan digunakan beberapa bahan /alat yang lain

dengan Acuan Perancah I,yaitu:

Kayu

Non Kayu

Plat Jepit besi

Rapid Klem

Schafolding

Veri System

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Acuan Perancah

Dalam Acuan Perancah perlu tetliti dan hati-hati dalam

bekerja,diantaranya:

Cetakan harus serapat mungkin .

Pada saat pemakuan ,paku tidak boleh tembus dalam cetakan,sehingga

kita kita harus tahu berapa tebal papan dan paku mana yang

diguanakan.

Cetakan harus bersih dari segala kotoran yang dapat mempengaruhi

kekuatan mutu Beton.

Cetakan harus kuat dan kaku serta harus datar dan tegak.

Perhatikanlah Keselamatan Kerja,karena dalam Konstruksi Acuan

Perancah sangat berbahaya sehingga kita harus berhati-hati.

II. 4 Perencanaan Konstruksi Acuan & Perancah

Pembebanan

- Acuan horizontal, contoh : lantai

- Acuan vertikal, contoh: kolom

Contoh:

7

Page 8: Acuan Perancah II

Pembebanan Horizontal, untuk 1 m

Beban mati

- Berat beton = t x 1 x 1 x γL = 0.12 x 1 x 1 x 2400 kg/m3 = 288 kg/m2

- Berat acuan = t x 1 x 1 x γh = 0.02 x 1 x 1 x 900 kg/m3 = 18 kg/m2

306 kg/m2 +

- Beban hidup = 200 kg/m2

506 kg/m2 + q = 101 kg/m’ 10

2 2

L

Misal : τl=50 cm2

Penyelesaian:

q = 20m3100

x 506kg /m2 = 101 kg/m’

RA = RB = 12ql

Mmax = RA∙12l – q .

12l ∙

14l W =

16bh2

= 12ql ∙

12l−q . 1

2l ∙

14l M = W. τl

= 14ql2

−18ql2 =

16

20.22.50 kg/cm2

= 18ql2 = 666,667 kgcm2

Mmax = 18ql2

6.667kgm = 18

.101 .l2

6,667 kgm = √8x 6,667101

l = 0.727

Pembebanan Vertikal

8

Page 9: Acuan Perancah II

Perkiraan Tekanan yang dikembangkan oleh Beton

Ada 4 tekanan yang mungkin berbeda:

1. P. Hidrostatis

Phs = γc . h100 h = tinggi beton

P = tekanan beton γc = berat jenis beton (kg/m2)

2. Beton pada saat dituangkan tidak langsung rata, membentuk

lengkungan dan mendesak ke samping.

P. arching = P.arc =3 R+ d10∙15

R = Laju kecepatan vertikal pengecoran (m/jam)

d = Tebal beton (mm) dipertimbangkan jika d ≤ 500mm (faktor

lengkung tidak mendesak lagi)

3. Faktor pengaruh kekentalan dan suhu diabaikan

P. Stiffering = P.st = γc ∙R ∙ K

100 +5

K = nilai koreksi antara suhu dan slump

Tabel Nilai K

4. P. Impect = P. imp = 4 ∙ γL1000

9

Kemantapan

Penurunan

(mm)

Suhu Beton (C°)

15 20 25 30 35

25 K-C, 8 0,60 0,45 0,35 0,30

50 1,10 0,80 0,60 0,45 0,40

75 1,35 1,00 0,75 0,55 0,50

100 1,60 1,15 0,90 0,65 0,60

Page 10: Acuan Perancah II

Bila tekanan jatuh Beton lebih dari 2m, pada waktu menghitung ditambahkan

dengan P. Impect. Apabila berat untuk beton lembek sangat berbeda dari nila

2400 kN/m2 maka suatu koreksi harus dibuat dengan rumus :

R2400

Keadaan Khusus:

Dengan campuran zat penghambat hanya Ph dan Pg dapat

dipertimbangkan.

Pada Beton dengan campuran zat Plasticizer hanya Ph dapat

dipertimbangkan.

Pada Beton dengan kemantapan S> 80 mm (Turun) dan getaran luar

hanya Ph dan Pv dapat dipertimbangkan.

Pada pengecoran Beton dengan pipa, dimana ujungnya berda

dibeton,maka tekanan hidrostatik sepanjang pipa keseluruhan harus

dipertimbangkan.

Pengecoran Beton dengan menggunakan pompa,diaman ujung pipa

berada didalam Beton, maka 150% dari tekanan hidrostatik yang ada

harus ditambahkan.

Contoh: Pengecoran dinding 30 cm, tinggi 6 m, dicor dengan beton normal γL =

2400 kg/m3, laju kec. Vertikal pengecoran = 3 m/jam, suhu 30º, slump 75 mm.

Berapa tekanan beton terhadap acuan sewaktu pengecoran?

Penyelesaian :

P.hs = γc . h100

= 2400.6100

= 144 Kpa

P. arc = 3 R+ d10∙15 = 3.3+ 30

10+15 = 54 Kpa

P. st = γc ∙R ∙ K

100 +5 =

2400.3.0,55100

+5= 44,6 Kpa

P. Imp = 4 ∙ γL1000

= 4 ∙24001000

= 54,2 Kpa

P. desain = 44,6 + 9,6 = 54, 2 Kpa

10

Page 11: Acuan Perancah II

BAB III

BAHAN DAN ALAT

III. 1 Bahan-Bahan

A. Bahan Utama

Pada Acuan Perancah 2 ada sedikit perbedaan dengan Acuan Perancah

1, pada bahan yang digunakan. Bahan-bahan yang digunakan pada

Acuan Perancah 2 ini antara lain:

1. Kayu

Kayu merupakan bahan utama dalam suatu konstruksi

bangunan,begitu juga dalam Acuan Perancah II ini kayu sangat

diperlukan kegunaanya.Dalam Acuan Perancah ini akan digunakan

balok kayu yang berukuran 8 X 12 cm dan papan yang difungsikan

sebagai penguat atau skur dan klem.

12 cm

8 cm

Kayu yang digunakan antara lain;

o Papan

o Balok

o Kasau

o Sento

o Dolken atau Gelam

o Bambu

Kayu Lokal

Didalam pekerjaan acuan perancah dan perancah banyak

dipergunakan kayu lokal, kayu-kayu tersebut harus cukup baik

dan jangan terlalu basah bila kayu tersebut berkadar air tinggi

11

Page 12: Acuan Perancah II

dan mutu kayu sangat rendah maka cetakan akan mudah

mengalami perubahan bentuk dan akan mudah melengkung

sehingga hasil cetakan beton tidak memuaskan. Kayu yang

biasanya digunakan untuk peranca dan acuan antara lain kayu

kelas III dan kelas IV, yang mempunyai //45-60 kg/cm2.

Kayu merupakan bahan yang penting dan kita harus dapat

menyimpanya dengan baik.

Macam-macam kayu yang digunakan untuk acuan :

Terentang, termasuk kelas kuat III-IV dan kelas awet V.

Mengenai ukuran-ukuran kayu terentang ini didalam

perdagangan biasanya dengan ketebalan 2-3 cm,lebar

kurang lebih 17,5 cm dengan panjang 4 meter atau (2-3/17,5x400)cm.

Kayu Kamper/Kapur

Termasuk kelas kuat I-II dan kelas awet III dan macam-

macam ukuran yang ada di perdagangan dan dipergunakan

untuk bekisting, ialah 3/20 x 400 cm, 6/12 x 400 cm, 5/7 x

400 cm dan sebagainya.

Kayu Kruing

Jenis kayu kruing sama dengan kayu 7 kamfer.

Kayu Meranti

Termasuk dalam kelas kuat II-IV, dan kelas awet II-IV.

Adapun ukuran-ukuran yang diperdagangkan dan sering

digunakan untuk bekisting adalah dengan ukuran 3/20 x

400 cm, 6/12 x 400 cm, 5/7 x 400 cm dan sebagainya.

Kayu Albasia, Mutu Kayu Kelas IV.

// 45 kg/cm2. ukuran yang ada dioerdagangan dan sering

digunakan untuk bekisting antara lain : 2/20 x 250 cm, 4/10

x 250 cm dan lain-lain.

12

Page 13: Acuan Perancah II

Tabel I

Daftar Kelas Kuat Kayu

I II III IV V Jati/tectona

grandis

(kg/cm2)

(kg/cm2)

(kg/cm2)

(kg/cm2)

150

130

40

20

100

85

25

12

75

60

45

8

50

45

10

5

-

-

-

-

130

110

30

15

Papan

Papan harus disimpan dengan baik dan harus telindung dari

pengaruh cuaca dan serangan serangga serta peresapan air

tanah.

Untuk penyimpanan papan harus diberi tumpuan .Bagi kayu

yang basah tiap satu papan diberi tumpuan teapi bagi papan

yang kering tiap tumpukan 5 papan diberi tumpuan

Dolken (Gelam)

Dolken biasa digunakan dalam perancah, dan dolken yang

digunakan biasanya bersal dari jenis pinus akasia, kayu manis,

kayu laut dan lain-lain.

Doken harus tahan akan cuaca .Ukuran yang biasa digunakan

dolken dalam perancah yaitu memeiliki diameter 6-10 cm

dengan panjang (tinggi) 4m.

Kasau

Tidak berbeda dengn penyimpanan papan.Ukuran kasau yang

digunakan untuk acuan :4/6 –400 cm ,5/7-400 cm.

2. Plywood / Multiplex

Pada Acuan Perancah II tidak hanya bahan yang dari alam saja

yang digunakan tetapi juga digunakan bahan buatan, yaitu plywood

yang merupakan salah satu bahan utama dalam Acuan Perancah II

ini. Dalam Acuan Perancah ini, akan digunakan Plywood sebagai

13

Page 14: Acuan Perancah II

bahannya , yang digunakan untuk cetakan. Digunakan Plywood

sebagai cetakan karena permukaan dari plywood yang telah rata

dan halus sehingga tidak perlu diketam lagi.Keunggulan dari

cetakan dengan plywood anatara lain:

Hasil beton akan lebih baik dari pada cetakan papan

Permukaannya telah rata dan halus sehingga tidak perlu untuk

diketam

Ukuran plywood telah memenuhi standard (1,22 m X 2,44 m)

Plywood tidak mengalami perubahan bentuk plywood

sendiri,sedangkan papan mengalami perubahan akibat dari

factor alam dan manusia seperti melentingnya suatu papan

yang mempengaruhi kekuatan suatu beton

Plywood biasanya digunakan pada pekerjaan yang cukup besar dan

untuk permukaan beton yang tidak diplaster lagi tidak memerlukan

finishing (exposed concret). Pada acuan yang menggunakan

plywood diusahakan agar tidak banyak pemakuan, agar

pembongkaran dapat mudah dilakukan dan kemungkinan plywood

rusak sangat kecil, sehingga dapat digunakan berkali-kali (yang

baik dapat digunakan 10 kali). Untuk plywood berkualitas baik,

penggunaan paku yang sedit pada plywood dapat dilaksanakan

kalau kestabilan konstruksi perencanaan nya dilaksanakan dengan

baik. Adapun plywood yang sering diperginakan di Indonesia

khusus untuk acuan termasuk kelas II dan tebal 1,8 cm.

3. Baja Tulangan

Baja selain digunakan dalam pembuatan beton, pada Acuan

Perancah II ini baja tulangan digunakan sebagai alat penjepit pada

pembuatan Kolom atau Balok dengan Rapid Klem.

14

Page 15: Acuan Perancah II

4. Paku

Bentuk penampang paku yang digunakan dalam acuan dan

perancah ialah yang berpenampang bulat. Hal ini untuk

mempermudah didalam pembongkarannya.

Panjang paku yang digunakan tergantung dari tebal sambungan

yang dibuat atau maximal sepanjang tebal sambungan. Paku

tidak boleh melebihi tebal sambungan karena bagian ujung

paku yang dibengkokkan akan menyuklitkan pekerjaan

pembongkaran.

Kekuatan paku berpenampang bulat dapat dilihat dalam daftar

A yang berlaku pula untuk tebal kayu yang akan di sambung.

Jarak minimum pemakuan harus memenuhi syarat-syarat

sebagai berikut :

a. Dalam arah gaya

12.d. untuk tepi kayu yang dibebani

5.d. untuk tepi kayu yang tidak dibebani

10.d. untuk jarak antar paku

b. Dalam arah tegak lurus arah gaya

5.d. untuk jarak sampai tepi kayu

5.d. untuk jarak barisan paku

Penggunaan sambungan dengan paku harus memenuhi persyaratan

PKKI sebagai berikut :

a) Paku yang dipergunakan dapat mempunyai penampang

melintang yang berbentuk bulat persegi atau berakhir lurus.

b) Kekuatan paku berpenampang bulat diberikan dalam tebal II

PKKI dibawah ini dan berlaku untuk tebal kayu seperti tertera

pada daftar tersebut. Kekuatan paku tersebut tidak tergantung

dari besar sudut yaitu sudut antara arah gaya dan arah serat

kayu.

15

Page 16: Acuan Perancah II

c) Untuk sambungan yang menyimpang tebal dari II, dapat

dipakai rumus dibawah ini dengan mengingat syarat-syarat

ukuran paku seperti tertera dalam table III.

1. Sambungan berpenampang Satu

S = ½ b d b 7d

S = 3,5 d2 7d b

2. Sambungan berpenampang dua

S = b d. b 7d

S = 7 d2 7d b

Ket :

S = gaya yang diperkenankan /paku

b = tebal paku

D = diameter paku (tebal II )

= kokoh desak kayu

d) Ujung paku yang keluar dari sambungan, sebaiknya

dibengkokkan tegaklurus arah serst, asal pembengkokan

tersebut tidak akan merusak kayu

e) Apabila dalam suatu barisan terdapat lebih dari 10 batang paku

maka kekuatan paku harus dikurangi dengan 10% dan jika

lebih dari 20 batang harus dikurangi 20%.

f) Pada sambungan dengan paku ,paling sedikit harus digunakan

4 batang paku.

5. Benang

Benang memliki fungsi sebagai pengatur kelurusan cetakan serta

kesikuan.

6. Kawat Beton

Kawat Beton merupakan bahan pembantu dalam Acuan Perancah

II ini,kawat beton digunakan sebagai pengikat antara Steel Prop

dengan skur (Karena Skur tidak dipakukan pada Steel Prop).

16

Page 17: Acuan Perancah II

III. 2 Alat

Peralatan dalam Acuan Perancah 2 ini hampir sama dengan Acuan

Perancah 1, hanya ada beberapa alat yang berbeda atau belum digunakan

dalam Acuan Perancah 1.

Peralatan yang digunakan dalam Acuan Perancah 2, antara lain:

A. Peralatan Umum

1. Pensil / Kapur

Pensil / kapur digunakan sebagai bahan penanda atau batasan.

2. Rol Meter/Meteran

Rol Meter/Meteran digunakan sebagi alat ukur.

3. Unting-Unting

Unting-Unting digunakan sebagai penyemimbangan konstruksi dan

pengatur kelurusan suatu konstruksi.

4. WaterPass

WaterPass digunakan sebagai pengatur kedataran.

5. Siku

Siku digunakan sebagai penturs kesikuan.

17

Page 18: Acuan Perancah II

6. Gergaji Tangan

Gergaji tangan digunakan sebagai pemotong kayu yang digunakan

secara manual.

7. Circular Hand Saw (Gergaji Mesin)

Secular Hand Saw memiliki fungsi hampir sama dengan gergaji

tangan hanya perbedaannya terletak dari cara

menggunakan ,kecepatan dan kekuatannya dalam memotong

berbagai jenis kayu.

8. Palu Cakar

Palu Cakar digunakan untuk memukul dan menarik paku yang

tertancap.

18

Page 19: Acuan Perancah II

9. Linggis

Linggis memiliki fungsi yang tidak terlalu banyak tetapi pada saat

pembongkaran linggis digunakan untuk membongkar kolom atau

balok yang susah dibongkar dengan palu.

10. Rol Kabel

Rol kabel meiliki fungsi sebagi perantara jika menggunakan

peratalan yang menggunkan arus listrik.

11. Gerobak dorong

Gerobak dorong memiliki fungsi sebagai pembawa peralatan dan

bahan.

12. Slang Plastik

Terbuat dari plastik benang yang diisi air digunakan untuk

menentukan ketinggian dari ukuran yang satu ke ukuran yang lain

19

Page 20: Acuan Perancah II

B. Peralatan Khusus

Peralatan Khusus merupakan peralatan yang tidak pernah digunakan

dalam Acuan Perancah I,antara lain:

1. Rapid Klem

Rapid Klem merupkan alat penjepit dengan memsaukkan tulangan

besi untuk penjepitnya dan dikunci hingga sesuatu yang akan diikat

itu tidak bergerak lagi atau kuat. Rapid Klem diikat dengan

perantara kunci rapid klem yang diputar hingga kencang.

2. Plat Besi

Plat Besi juga memiliki fungsi hampir sama dengan rapid klem,

akan tetapi plat besi lebih simple dari rapid klem karena plat besi

hanya ditaruh dan kunci dengan plat besi yang berbentuk segitiga

pada tiap lubang yang sesuai.

20

Page 21: Acuan Perancah II

3. Steel Prop

Steel Prop memiliki fungsi yang sma dengan dolken pada Acuan

Perancah I,akan tetapi steel prop biasanya digunakan pada gedung

yang tinggi.Steel Prop memiliki tinggi yang dapat diatur.

Kelebihan Steel Prop dari dolken ,antara lain:

Steel Prop lebih simple dari dolken

Steel Prop memiliki bentuk yang sama sehingga mempermudah

dlam penegakannya dan pengaturan kedatarannya

Ketinggian Steel dapat diatur sesuai dengan yang dinginkan

sedangkan Dolken jika tinggnya kurang harus disambung.

4. Schaffoelding

21

Page 22: Acuan Perancah II

Schaffoelding merupakan alat perancah yang terbuat dari baja. Alat

Perancah ini digunakan untuk konstruksi besar dan ini dapat

digunakan terus sampai alat perancah ini rusak. Alat Perancah ini

dapat disambung–sambung sesuai dengan kegunaannya. Alat

Perancah ini selain sebagai alat perancah juga memiliki fungsi lain

yaitu sebagai tempat orang berkerja yang dialasnya dapat dipasang

roda.

Schaffoelding ada 2 macam sesuai dengan tinggi standarnya:

Schaffoelding Besar

Schaefolding merupakan alat perancah yang memiliki tinggi

standard 170 cm.

Schaffoelding kecil

Extra Folding merupakan tambahan scahefolding yang

memiliki tinggi 90 cm

Tampak Samping

22

Page 23: Acuan Perancah II

Tampak Depan

5. Pipa Penyambung Schaffoelding

Pipa Penyambung ini digunakan jika kita ingin menyambung

dengan schaffoelding yang lainnya.

6. Extra Foelding

Extra Foelding adalah suatu alat tambah dalam Schaffoelding yang

berfungsi sebagai alas dan tempat balok sesuai dengan bentuknya.

23

Page 24: Acuan Perancah II

BAB IV

PENYIMPANAN BAHAN-BAHAN

1. Papan

Papan disimpan dalam gudang dan harus terlindung dari cuaca, peresapan air

tanah. Penumpukan ini tidak boleh diletakan langsung diatas lantai/tanah

tetapi harus diberi tumpuan/ganjal sehingga kadar air dari papan tidak akan

bertambah. Untuk penyimpanan kayu basah, tiap lapisan kayu harus diberi

tumpuan, tapi untuk kayu kering tiap lima lapis baru kita beri tumpuan.

2. Plywood

Penyimpanan plywood ini hampir sama dengan penyimpanan kayu-kayu yang

lain, tetapi untuk plywood juga bisa disimpan dalam posisi miring.

3. Dolken

24

Page 25: Acuan Perancah II

Dolken yang biasa digunakan untuk perancah, jenis pinus, akasiah, kayu

manis, kayu laut, dll.dolken ini harus lebih tinggi dari mutunya papan acuan

dan tahan terhadap cuaca. Jadi untuk keadaan yang memaksa penumpukan

bisa diletakan diluar gudang. adapun ukuran dolken yang biasa digunakan

untuk acuan dan perancah diameter 6-10 cm dengan panjang 4 m.

4. Kasau

Tidak banyak berbeda dengan penyimpanan papan kasau yang biasa

digunakan termasuk jenis kamper, kruing, meranti, borneo dsb. Ukuran yang

ada diperdagangan dan biasa digunkan 4/6 x 400 cm & 5/7 x 500 cm.

Berdasarkan sifat kayu yang disimpan :

1. Untuk kayu basah

hujan

matahari

kayu

udara

udara

2. Multiplek

25

Page 26: Acuan Perancah II

Horizontal Vertikal

3. Untuk kayu kering

hujan

Matahari

udara

udara

4. ken atau kasau

26

Page 27: Acuan Perancah II

BAB V

JOB SHEET

Judul : Praktek Kerja Acuan Perancah 2

Job 1 : Membuat Kolom dengan Plat Besi

Definisi :

Kolom dengan plat besi dan kolom dengan rapid

klem memiliki tujuan yang sama yaitu ingin memubuat

cetakan kolom kuat rapat dan kaku serta mendapatkan

hasil mutu beton yang baik. Perbedaan anatara keduanya

terletak pada teknik pengerjaanya,ketelitianya dan

kemudahannya.

Kolom dengan Plat Besi lebih mudah

pemasangannya daripada dengan Rapid Klem. Dalam

kolom dengan plat besi kita hanya memerlukan beberapa

plat besi dan dipasang seusai dengan kebutuhanya dan

dikunci dengan plat penguncinya. Klom dengan Plat Besi

27

Page 28: Acuan Perancah II

relatif lebih mudah dan lebih cepat dari pada Kolom

dengan Rapid Klem.

Plat Besi adalah suatu plat yang dibentuk

sedemikian rupa sehingga dapat digunakan untuk

pengeklem kolom dan dikunci pada lobang yang sesuai

dan dikencangkan dengan palu.

Tujuan :

Pada Akhir pelajaran mahasiswa diharapkan dapat:

1. Membuat cetakan kolom dengan berbagai cara.

2. Memahami cara-cara dan teknik pembauatn kolom

dengan baik dan benar

3. Menggunakan bahan dan alat sesua dengan kebutuhan

dan fungsi.

4. Menggunakan plat besi sebagai pengklem cetakan

kolom dengan baik dan benar.

Bahan dan Alat :

1. Plywood

2. Papan 2/20 X 400 cm

3. Paku

4. Benang

5. Pensil/Kapur

6. Siku

7. Unting-Unting

8. Rol Meter

9. Gergaji Tangan

10. CircularHandSaw

28

Page 29: Acuan Perancah II

11. Palu Cakar

12. Plat Besi dan Pengunci

13. WaterPass

14. Rol Kabel

15. Helm

Intstruksi Umum :

1. Perhatikanlah Keselamatan Kerja

2. Perhatikanlah instruktur menerangkan cara

pemasangan cetakan kolom dengan plat besi.

3. Persiapkanlah bahan dan peralatan yang digunakan.

4. Pahamilah bentuk gambar cetakan kolom dengan

rapid klem.

5. Buatlah cetakan kolom dengan 40X30 cm dengan

menggunakan plywood cm dan 30 cm berada didalam

cetakan.

Langkah Kerja :

1. Persiapkanlah bahan dan peralatan yang diperlukan

didekat tempat kerja.

2. Dalam peersiapan penegakan Kolom dengan Plat Besi

sma dengan cara Kolom dengan rapid klem.

3. Buatlah jarak atau buatlah papan duga sebagai batas

tempat bekerja sesuai dengan uk balok dan ditambah

tebal multiplex 2 cm.

29

Page 30: Acuan Perancah II

4. Buatlah jarak untuk pembuatan batas jarak yang akan

digunakan untuk batas penegakan Kolom.

5. Buatlah cetakan kolom dan klem dengan jarak dari

tepi 22 cm dan tengah 50 cm dari titik AS dengan

kolom uk. 40 X 30 cm :

Cetakan Kolom Uk.44 cm 2 buah

30

Page 31: Acuan Perancah II

Cetakan Kolom Uk.30 cm 2 buah

6. Setelah rangkaian cetakan dipasang klem ,rakitlah

cetakan tersebut sehingga membentuk empat persegi

panjang dengan uk.30 X 40 X 244 cm.

7. Setelah dirakit tegakkanlah cetakan kolom tersebut

sesuai dengan tempatnya.

8. Setelah kolom tegak ditempatnya,periksalah

ketegakkannya dengan Unting-Unting.

9. Untuk memperkuat sementara agar kolom tidak

bergerak pasanglah skoor dengan memperhatikan

Unting-Unting.

10. Pasanglah plat besi tersebut diatas papan klem, dan

rangkailah plat besi tersebut dan kunci dengan plat

pengunci dan pukul dengan palu pada lubang baji

dengan kuat agar plat tersebut tidak bergerak / kaku.

11. Usahakan plat besi tersebut kuat dan kaku dalam

mengklem Kolom tersebut.

31

Page 32: Acuan Perancah II

12. Pasangalah Plat Baji tersebut sebanyak 5 baris dan

terletak diatas papan klem.

13. Periksakanlah ketegakan Kolom dengan Unting-

Unting dan kedataran tiap papan klem dengan

WaterPass.

14. Setelah Kolom tersebut dipasang dengan plat besi,

usahakan ketegakan kolom tidak berubah.

15. Periksakanlah pekerjaan pada Instruktur.

16. Setelah selesai, rapikanlah bahan dan peralatan yang

digunakan dan simpan pada tempatnya.

Catatan :

Dalam pemasangan Kolom dengan Plat Besi harus diperhatikan

beberapa hal berikut:

Usahakan cetakan kolom harus serapat mungkin.

Pada saat pemakuan klem ,gunakankanlah paku yang sesuai

sehingga pada saat memaku paku tidak tembus (Paku tidak

32

Page 33: Acuan Perancah II

boleh tembus cetakan)

Untuk klem papan 30 cm dilebihkan 2 cm tepi kanan dan kiri

dan klem 44 cm tetap 44 cm sesuai dengan lebar papan

plywood yang digunakan.

Kolom harus tegak berdiri kuat dan kaku dan dapat menahan

getaran beton,berat beton dan beban manusia.

Ketegakan kolom harus diperhatikan dan jangan sampai

berubah.

Usahakan pada saat penguncian harus kuat.

Kolom dengan Plat besi

33

Page 34: Acuan Perancah II

34

Page 35: Acuan Perancah II

Judul : Praktek Kerja acuan Perancah 2

Job 2 : Membuat Kolom dengan Rapid Klem

Definisi :

Kolom adalah tiang yang menahan suatu konstruksi

bangunan. Kolom merupakan bagian terpenting dalam

suatu konstruksi,sehingga kita harus teliti dalam

merencanakan suatu kolom yang baik, tegak lurus dan

kuat serta memiliki mutu yang baik.

Rapid Klem adalah suatu alat yang dibentuk

sedemikian rupa sehingga dapat menjepit atau membuat

kaku suatu cetakan dengan menjepit baja tulanang

sebagai penjepitnya.

Kolom yang dibuat cetakannya dengan pengakuan

Rapid Klem sangat kuat cetakan tersebut, akan tetapi

Cetakan Kolom yang menggunakan Rapid Klem relatif

susah dalam pemasangan Rapid Klem dan berbahaya,

sehingga kita harus dapat memahami cara atau teknik

pemasangan Kolom dengan Rapid Klem.

Tujuan :

Pada akhir dari pelajaran Mahasiswa diharapkan dapat:

1. Membuat cetakan dengan baik dan benar serta rapi

sesuai dengan bentuknya

2. Menggunakan alat dan bahan dengan baik dan benar

3. Menghitung bahan yang digunakan setiap kolom

4. Menegakkan kedudukan cetakan jika daerahnya tidak

rata

5. Membuat kolom yang lurus dan jika dilhat seperti

garis lurus

Bahan dan alat :

1. Plywood

2. Profil I

3. Papan 2/20 X 400 cm

4. Blok Beton

5. Paku

6. Benang

35

Page 36: Acuan Perancah II

7. Pensil/kapur

8. Siku

9. Unting-Unting

10. Rol Meter

11. Gergaji Tangan

12. Circular Hand Saw

13. Palu Cakar

14. Rapid Klem dan Pengunci

15. Rol Kabel

16. WaterPass

Instruksi Umum :

1. Perhatikanlah Keselamatan Kerja

2. Persiapkanlah bahan dan peralatan yang digunakan

3. Perhatikanlah instruktur menerangkan

4. Pahamilah gambar kerja yang akan dilaksanakan

Langkah Kerja :

1. Persiapkanlah bahan dan peralatan yang diperlukan

didekat tempat kerja.

2. Buatlah jarak atau buatlah papan duga sebagai batas

tempat bekerja sesuai dengan uk balok dan ditambah

tebal plywood 2 cm.

Buatlah jarak untuk pembuatan batas jarak yang akan

digunakan untuk batas penegakan Kolom.

36

Page 37: Acuan Perancah II

3. Buatlah cetakan kolom dan klem dengan jarak dari

tepi 22 cm dan tengah 50 cm dari titik AS dengan

kolom uk. 40 X 30 cm :

Cetakan Kolom Uk. 44 cm 2 buah

Cetakan Kolom Uk. 30 cm 2 buah

4. Setelah rangkaian cetakan dipasang klem ,rakitlah

cetakan tersebut sehingga membentuk empat persegi

panjang dengan uk.30 X 40 X 244 cm.

37

Page 38: Acuan Perancah II

5. Setelah dirakit tegakkanlah cetakan kolom tersebut

sesuai dengan tempatnya.

6. Setelah kolom tegak ditempatnya,periksalah

ketegakkannya dengan Unting-Unting.

7. Untuk memperkuat sementara agar kolom tidak

bergerak pasanglah skoor dengan memperhatikan

Unting-Unting

8. Selanjutnya setelah kolom berdiri tegak, pasanglah

balok vertikal pada kolom dan harus segaris jika

tampak dari jauh.

38

Page 39: Acuan Perancah II

9. Agar balok vertikal tersebut kuat, sebaiknya kita

pasang skoor diantara keduanya.

10. Selanjutnya, setelah kita pasang balok vertikal,

pasanglah balok penjepit, pasanglah dua balok

penjepit pada sisi dihdapannya dengan jalankedua

balok tersebut dirangkai dengan rapid klem dan

dikunci kuat dengan pengunci rapid klem. Baru

setelah itu memasang kedua sisi yang lainnya dengan

langkah sama. Jarak balok penjepit yang pertama 15-

25 cm dan jarak setelahnya diambil jarak 80 cm dari

garis tengah (AS).

11. Pada saat kita pasang tiap balok penjepit, balok

penjepit harus rata permukaanya dan periksakanlah

dengan waterpass.

39

Page 40: Acuan Perancah II

40

Page 41: Acuan Perancah II

12. Setelah kita telah memasang balok rapid klem seperti

gambar,periksanlah pekerjaan kita pada instruktur.

13. Setelah itu, rapikanlah bahan dan peralatan dan

simpan pada tempatnya.

Catatan :

Dalam pemasangan Kolom dengan Rapid Klem harus

diperhatikan beberapa hal berikut:

Usahakan cetakan kolom harus serapata mungkin.

Pada saat pemakuan klem, gunakanlah paku yang sesuai

sehingga pada saat memaku paku tidak tembus (Paku tidak

boleh tembus cetakan).

Untuk klem papan 30 cm dilebihkan 2 cm tepi kanan dan kiri

dan klem 44 cm tetap 44 cm sesuai dengan lebar papan

multiplex yang digunakan.

Kolom harus tegak berdiri kuat dan kaku dan dapat menahan

getaran beton, berat beton dan beban manusia.

Ketegakan kolom harus diperhatikan dan jangan sampai

berubah.

Untuk tulangan yang panjang diharapkan dibengkokkan

kebawah untuk Keselamatan Kerja.

41

Page 42: Acuan Perancah II

Judul : Praktek Kerja acuan Perancah 2

Job 3 : Membuat Balok dengan Steel Prop

Definisi :

Balok dapat disebut kolom horizontal yang mana

cetakan kolom dan balok memiliki cara yang sama serta

memiliki fungsi sebagai penahan tekanan baik beban mati

maupun beban hidup.

Balok pada Acuan Perancah 2 ini berbeda dengan

balok pada Acuan Perancah 1, perbedaan itu terdapat

pada tiang perancah yang digunakan:

Balok pada Acuan Perancah 1 tiang perancah yang

digunakan yaitu dolken, sedangkan pada Acuan

Perancah 2 ini akan digunakan Steel Prop atau tiang

perancah yang terbuta dari baja.

Balok pada Acuan Perancah 1 lebih rumit pada saat

penegakan Balok, karena kadang-kadang dolken yang

digunakan tidak memiliki tinggi yang sama sehingga

perlu disambung jika kurang, sedangkan Steel Prop

pada Acuan Perancah 2 tingginya dapat diatur daan

dilahat kedataran dengan WaterPass agar memiliki

tinggi yang sama.

42

Page 43: Acuan Perancah II

Tujuan :

Pada Akhir pelajaran mahasiswa diharapkan dapat :

1. Membuat cetakan balok dengan baik dan benar.

2. Menggunakan bahan dan peralatan dengan benar.

3. Menghitung bahan yangdigunakan dengan benar.

4. Menghitung kekuatan cetakan balok jika ada beban

mati maupun hidup.

Bahan dan Alat :

1. Plywood 2 cm [1,22 x

2,44 M]

2. Balok 8/12X400 cm

3. Papan 2/20X400 cm

4. Profil I

5. Kawat Beton 1mm

6. Paku

7. Pensil/Kapur

8. Siku

9. Unting-Unting

10. WaterPass

11. Gergaji Tangan

12. Circular Hand Saw

13. Steel Prop

14. Kakak Tua

15. Palu cakar

16. Rol Meter

17. Rol Kabel

Instruksi Umum :

1. Perhatikanlah Keselamatan Kerja.

43

Page 44: Acuan Perancah II

2. Perhatikanlah Instruktur menerangkan cara membuat

dan memsang balok.

3. Pahamilah gambar kerja, bertanyalah jika kurang

mengerti pada Instruktur.

4. Persiapakanlah bahan dan perlatan yang digunakan.

Langkah Kerja :

1. Persiapkanlah bahan dan peralatan yang digunakan.

2. Buatlah Cetakan balok dengan rapat, siku dan kuat.

44

Page 45: Acuan Perancah II

Denah Lokasi Pemasangan Balok

3. Setelah cetakan balok dibuat sesuai dengan ukuran

yang dibutuhkan, taruhlah 4 pasang Steel Prop dengan

jarak 100-120 cm dari AS, dan tinggi 230 cm.

4. Setelah selesai, tegakkanlah Steel Prop tersebut yang

beralaskan papan dan agar kuat pasanglah skoor

papan pada tiap steel prop dan ikatlah dengan kawat

beton dan pakukanlah Steel Prop pada alas papan agar

kuat dan tegak.

5. Setelah Steel Prop tersebut tegak, perhatikanlah

kedataranya dengan WaterPass.

6. Setelah Steel Prop datar,pasanglah balok penyangga

8/12 X 400 cm diatas Steel Prop dan pakukanlah dan

ikatlah balok penyangga tersebut pada Steel Prop agar

balok tersebut tidak jatuh dan agar balok tersebut

kuat.

7. Selanjutnya, pasanglah gelagar atau balok pendukung

8/12 X150 cm dengan jarak dari tepi tiap kolom 25

cm dan setelahnya 60 cm dan perhatikanlah

kedataranya dengan Water Pass.

45

Page 46: Acuan Perancah II

8. Setelah gelagar atau balok pendukung

dipasang,taruhlah cetakan balok diatasnya.

9. Setelah cetakan balok dipasang pasanglah klem dan

skoor penguat cetakan balok.

10. Setelah balok selesai dipasang dan dipasang dengan

klem dasar serta skoor miring dan perhatikanlah

ketegakan cetakan balok dengan WaterPass.

11. Setelah selesai, periksakanlah cetakan tersebut pada

Instruktur.

12. Selanjutnya, rapikanlah bahan serta peralatan yang

dipakai dan taruh pada tempatnya.

Catatan :

Dalam pemasangan balok dengan Stel Prop ada beberapa hal

yang diperhatikan berikut:

1. Cetakan harus kuat dan serapat mungkin.

2. Steel Prop harus kuat dan dapat berdiri sendiri dengan kuat.

3. Pengikatan kawat beton anatara balok penyangga dan Steel

Prop harus kuat.

4. Steel Prop harus sejajar terlihat dari seperti garis lurus.

5. Pergunakan helm untuk perlindungan kepala karena

pemasangan cetakan balok sangat berbahaya.

6. Steel Prop harus tegak dan datar.

46

Page 47: Acuan Perancah II

47

Page 48: Acuan Perancah II

Judul : Praktek Kerja Acuan Perancah 2

48

Page 49: Acuan Perancah II

Job 4 : Membuat Acuan Lantai dengan Schaelfoding

Definisi :

Cetakan lantai adalah lantai yang bisanya terletak

diatas lantai dasar yang mana lantai itu harus kuat dan

plat lantai harus terikat kuat satu sama lainnya.

Cetakan lantai biasanya disuatu konstruksi

bangunan rumah lantai 2 dan seterusnya dan

gedung.Lantai ini harus terikat denngan balok

Tujuan :

Pada akhir pelajaran mahasiswa diharapkan dapat:

1. Membuat cetakan lantai dengan benar.

2. Meperhitungkan kekuatan terhadap lantai.

3. Mepergunakan bahan dan perlata dengan baik dan

benar.

Bahan dan Alat :

1. Plywood 2 cm

2. Balok 8/12 x 400 cm

3. Profil I

4. Papan 2/20 x 400 cm

5. Kawat Beton ø 1 mm

6. paku

7. Pensil / Kapur

8. Siku

9. Unting-unting

10. Waterpass

11. Gergaji tangan

12. Circular Hand saw

13. Schaefolding

14. Palu cakar

15. Rol Meter

16. Rol Kabel

17. KakakTua

Instruksi Umum :

2. Perhatikan Keselamatan Kerja.

3. Pahamilah Instruktur menerangkan dan bertanyalah

jika kurang mengerti.

4. Pahamilah cara menghitung kebutuhan bahan dan lata

yang digunakan.

5. Gunakanlah waktu seefektif mungkin

49

Page 50: Acuan Perancah II

Langkah Kerja :

1. Persiapkanlah bahan dan alat yang akan digunakan.

2. Taruhlah Schefolding 170 cm ditengah dengan jarak

kanan-kiri 50 cm.

3. Pasanglah Extra folding Alas di Schaefolding dan

pasanglah penyambung Schaefolding dan pasanglah

juga shcaefolding 90 cm dan taruhlah juga Extra

Folding terbuka, sebaiknya Schaefolding dialasi

papan yang rata .

4. Aturlah ketinggian Schaefolding sampai dengan

ketinggian 298 cm, yaitu:

Jadi Tingginya yaitu:

[2 + 170 + 90 + 12 +12 + 7(Extrafolding Bawah)+7(Extrafolding)]=300

cm(Sisa 14 cm dibagi ½ sehingga 7 cm untuk atas dan 7cm untuk bawah)

50

Tinggi = Papan Alas+T.Schaefolding I+Schaefolding II+Balok penyangga+Gelagar+Extrafolding[atur

sampai sesuai dengan ukurannya]

Page 51: Acuan Perancah II

5. Setelah telah dipasang Schaefolding ,taruhlah Balok

penyangga 8/12 300 cm di extra folding atas, pakukan

dan ikat dengan kawat beton agar kuat.

6. Setelah Balok penyangga dipasang taruhlah gelagar

dengan jarak 50-60 cm, dan kedataranya dilihat

dengan WaterPass.

7. Setelah dipsang dan pakukan semuanya taruhlah

papan multiplex uk.2.44 X1.22 m dengan tebal 2 cm

diatas a gelagar dan harus rapat dengan ½ dari tebal

tep balok 30 cm.

8. Setelah selesai, periksanlah pekerjaan pada Instruktur.

9. Selanjutnya, rapikanlah bahan dan peralatan yang

digunakan dan simpan pada tempat semula.

51

Page 52: Acuan Perancah II

Catatan :

Pada saat pemasangan Cetakan lantai ada beberapa hal yang

perlu diperhatikan:

1. Pengikatan balok penyangga harus kuat

2. Gelagar harus dengan kaedah WaterPass.

3. Pada saat penyambungan antara lantai dan balok cetakan

lantai rapat dengan cetakan balok ½ dari tebal papan balok 30

cm agar pada saat pembongkaran lebih mudah.

52

Page 53: Acuan Perancah II

Judul : Praktek Kerja Acuan Perancah 2

Job 5 : Membuat Cetakan Dinding dengan Rapid Klem

Definisi :

Dinding dengan Rapid Klem memiliki cara teknik

pekerjaanya sama dengan Kolom dengan Rapid Klem.

Dinding dengan Rapid Klem itu harus kuat dan kaku serta

siku dalam pembuatan cetakannya ,agar menghasilkan

dinding sesuai dengan harapan kita dan bermutu yang

baik.

Cetakan Dinding dengan menggunakan Rapid Klem

relatif rumit dan perlu ketelitian dan kehati-hatian,karena

dalam pembuatan cetakan dinding dengan Rapid Klem

cetakan itu harus siku dan memiliki jarak sama tiap

dinding serta datar dan tegak.

Tujuan :

Pada akhir pelajaran mahasiswa diharapkan dapat :

1. Membuat cetakan dinding dengan rapid klem dengan

baik dan benar.

2. Memperhitungkan kebutuhan bahan dan peralatan

yang digunakan dalm pembuatan cetakan dinding

dengan rapid klem.

3. Menggunakan peralatn dengan baik dan benar.

Bahan dan Alat :

1. Plywood

2. Balok Prim/ Profil I

3. Papan 2/20 x 400 cm

4. Tulangan ø 10 mm

5. Paku

6. Benang

7. Pensil / Kapur

8. Rol Meter

9. Siku

10. Unting-unting

11. Waterpass

12. Gergaji Tangan

13. Circular Hand saw

14. Rapid Klem dan Pengunci

15. Rol Meter

16. Pipa PVC uk. 30 cm

Instruksi Umum :

53

Page 54: Acuan Perancah II

1. Perhatikanlah Keselamatan Kerja

2. Perhatikanlah Instruktur menerangkan cara

pembuatan cetakan dinding dengan rapid klem.

3. Persiapknlah bahan dan peralatan yang dibutuhkan.

4. Gunakanlah waktu seefektif mungkin.

Langkah Kerja :

1. Persiapkanlah bahan dan peralatan yang akan

digunakan.

2. Buatlah Papan Duga dengan lebar dinding 100 cm

3. Setelah papan duga dibuat,pasanglah tiang vertical

rapat dengan benang dengan jarak masing-masing 60

cm dari AS dan di skoor horizontal dan miring.

4. Periksakanlah ketegakanya dengan dengan WaterPass

dan pasanglah skoor tiap Balok vertical.

54

Page 55: Acuan Perancah II

5. Setelah kita pasang balok vertical, pasanglah cetakan

dinding dengan tinggi 30 cm + 1cm + 122 cm + 1cm

+ 122 cm sehingga tinggi total dari dinding tersebut

276 cm.

6. Pakukanlah cetakan tersebut pada balok vertikal

dengan kuat.

7. Cetakan memiliki panjang 488 cm (2xpanjang

multiplex).

8. Usahakan cetakan tersebut datar dan tegak dengan

melihat kaedah Unting-Unting dan WaterPass.

9. Usahakan cetakan harus siku denga kaedah siku.

10. Pada saat pemasangan kayu 1cm ,sebaiknya didaerah

untuk pemasangan tulangan kayunya dipisah dengan

jarak 2cm.

11. Usahakan kayu 1cm yang digunakan harus rata dan

lurus.

12. Setelah, cetakan dinding terpasangan, jepitlahlah

dengan rapid klem.

55

Page 56: Acuan Perancah II

13. Sebelum memasang balok 8/12 sebagai penjepitnya,

buatlah jarak dengan memasang klem dan

WaterPasskanlah klem tersebut serta setelah itu

taruhlah balok 8/12 tersebut dan jepitlah dengan kuat

dengan Rapid Klem.

14. Setelah dinding dibagian bawah dipasang Rapid Klem

lakukan dengan cara yang sama untuk Rapid Klem

bagian Atas.

15. Setelah dinding semuanya dipasang Rapid Klem,

periksalah ketegakannya dan kedataranya dengan

WaterPass dan Unting-Unting.

16. Periksakanlah pekerjaan pada Instruktur.

17. Setelah selesai, rapikanlah bahan dan perlatannya

yang digunakan dan simpan pada tempat semula.

56

Page 57: Acuan Perancah II

Catatan :

Pada saat pemasangan Cetakan Dinding ada beberapa hal yang

perlu diperhatikan:

1. Kedudukan balok-balok vertkal harus kuat dan kaku.

2. Usahakan balok penjepit rata dan penjepitan dengan rapid

klem harus kuat dan rapi sehingga tidak mengurangi lebar

didning.

3. Pada saat pemakuan cetakan dinding, paku jangan dipukul

habis, jika dipukul habis, pembongkaran akan susah

dibongkar.

4. Perhatikanlah keselamatan kerja, gunakanlah helm saat

bekerja.

57

Page 58: Acuan Perancah II

58

Page 59: Acuan Perancah II

59

Page 60: Acuan Perancah II

Judul : Praktek Kerja Acuan Perancah 2

Job 6 : Membuat Acuan Tangga

Definisi :

Tangga merupakan suatu konstruksi yang

digunakan untuk tempat yang tinggi (rumah berlantai 2,

gedung besar, dll) merupakan perantarat jalan dari bawah

keatas atupun sebaliknya.

Bentuk tangga berbagai macam baik dari segi

bentuk,bahan serta fungsinya.Beberapa bentuk tangga

kebanyakan di Indonesia,diantaranya:

Tangga biasa

Tangga ¼ Lingkaran

Tangga ½ Lingkaran

Tangga Lingkaran

Dan lain sebagainya

Sebelum kita membuat Tangga kita harus

memperhitungakn dahulu tangga yang akan kita buat

tersebut, Perhitungan Pembuatan Tangga ¼

Lingkaran

Hitunglah tinggi dinding ,tinggi tangga ialah sama

dengan jumlah banyaknya optride

TinggiTangga=[30+1+122+1+122 ]cm=276cm

Setelah Kita menghitung tinggi tangga, tentukanlah

optride dan antride

2Optride+Antride=65 cm2(18cm)+Antride=65cmAntride=65cm−36cmAntride=29cm

60

2 Optride +Antride = 57-65 cmOptride minimal =18 cm

Page 61: Acuan Perancah II

Tujuan :

Pada akhir pelajaran mahasiswa diharapkan dapat:

1. Menghitung dan membuat berbagai bentuk tangga.

2. Merencanakan Tangga yang ideal.

3. Membuat cetakan dan acuan tangga dengan bentuk ¼

lingkaran.

4. Menentukan panjang optride dan lebar antride.

Bahan dan alat :

1. Plywood

2. Papan 2/20 x 400 cm

3. Balok 8/12 x 400 cm

4. Paku

5. Benang

6. Pensil / Kapur

7. Rol Meter

8. Waterpass

9. Unting-unting

10. Gergaji Tangan

11. Circular Hand Saw

12. Palu Cakar

13. Dolken

61

Page 62: Acuan Perancah II

Instruksi Umum :

1. Perhatikanlah Keselamatan Kerja.

2. Persiapkanlah bahan dan peralatan yang diperlukan.

3. Perhatikanlah penjelasan cara pembuatan Tangga ¼

Lingkaran,bertanyalah pada Intruktur jika kurang

mengerti.

4. Pahamilah bentuk gambar kerja.

5. Gunakanlah waktu seefektif mungkin.

Langkah Kerja :

1. Persiapkanlah bahan dan peralatan yang diperlukan.

2. Pelajarilah gambar kerja dan hitunglah kebutuhan

bahan-bahan yang digunakan.

3. Hitunglah optride dan antride tangga yang akan kita

buat.

4. Rencanakan pada optride keberapa tangga tersebut

mulai membentuk lingkaran.

5. Gambarlah pada kedua dinding cetakan kedudukan

daripada tangga tersebut sesuai dengan kita

rencanakan.

6. Pada gambar untuk lantai tangganya harus kita

turunkan setebal papan-papan cetakannya.

7. Potong papan sesuai dengan gambar tersebut dan

masing-masing kita pakukan pada dinding cetakan

hingga sampa selesai .

8. Potongan papan-papan yang sudah dipasang harus

kita sokong hingga kedudukannya kuat dan kokoh.

9. Pasang papan-papan cetakan lantai tangga yang telah

kita belah pada kedudukan papan-papan tersebut

62

Page 63: Acuan Perancah II

sampai selesai,mengenai ukurannya dapat kita potong

ditempat.

10. Pada cetakan papan-papan cetakan tersebut ,ditengah-

tengah anatara lebar papan cetakan kita buatkan

penyokong/pengaku.

11. Pasang papan-papan optride pada dinding yang telah

kita gambar.

12. Pada masing-masing papan optride,ditengah-

tengahnya (diantara) kita pasang papan penyokong.

13. Periksanlah semua hasil pekerjaa sesuai dengan

gambar kerja dan ketentuan-ketentuan lainnya.

14. Kedudukan dari cetakan dan acuan tangga tersebut

harus benar-benar kuat,kokoh dan kaku.

15. Setelah selesai,periksanlah hasil pekerjaan pada

Instruktur.

16. Setelah selesai,rapikanlah bahan dan peralatan yang

digunakan dan simpan pada tempatnya.

Catatan :

Pada saat pembuatan Tangga ¼ Lingkaran ada beberapa hal yang

perlu kita perhatikan:

1. Kedudukan dari balok-balok pengklem vertical dan

penyokong pada cetakan lantai tangga harus benar-benar

kokoh,kuat dan kaku.

2. Perhatikanlah cara-cara langkah kerjanya.

3. Sambungan cetakan papan-papan pada lantai harus benar-

benar rapat,rapi dan baik.

4. Pada semua hasil pekerjaan harus kaku,kuat dan kokoh.

63

Page 64: Acuan Perancah II

64

Page 65: Acuan Perancah II

65

Page 66: Acuan Perancah II

BAB VI

PENUTUP

VI. 1 Kesimpulan

Acuan Perancah 2 merupakan pengembangan dari Acuan Perancah

1,yang mana pada Acuan Perancah 1 kita tahu akan cara menbuat cetakan

dengan bimbingan Instruktur, tetapi pada Acuan Perancah 2 kita dituntut

untuk berpikir bagaimana cara menyelesaikan suatu konstruksi dengan

baik dan benar.

Dalam Acuan Perancah 2 yang telah dilaksanakan di Bengkel

Terbuka Teknik Sipil Politeknik Negri Sriwijaya, banyak ilmu baru dan

ketrampilan yang didapat, antara lain:

Kita dapat menghitung kebutuhan bahan dan peralatan serta pekerja

dalam suatu konstruksi.

Kita dapat menghitung kekuatan suatu konstruksi yang akan kita buat.

Kita dapat merencanakan suatu konstruksi sendiri dengan

meperhitungakan segala kebutuhanya konstruksi yanag akan kita buat

tersebut.

VI. 2 Saran

Dalam Acuan Perancah II ini, ada bebrapa perbedaan dengan

Acuan Perancah I, diantaranya peralatan serta bahan yang digunakan.

Acuan Perancah II ini lebih berbahaya dari Acuan Perancah I, karena

dalam Acuan Perancah II ini peralatan yang digunakan relati berbahaya

serta kontruksi dalam Acuan Perancah II ini suatu ilmu yang harus kita

pahami benar, sehingga sebaiknya dalam pelaksanakan Acuan Perancah II

kita harus paham dan mengerti tentang Acuan Perancah II.

Adapun beberapa saran, diantaranya:

66

Page 67: Acuan Perancah II

Mematuhi peraturan yang ada dalam Bengkel baik tertulis maupun

tersirat.

Bersikap disiplin dan bekerja sama sehingga waktu yang digunakan

efektif.

Gunakanlah pakaian kerja seperti helm dan sepatu.

Perhatikanlah Instruktur dalam menerangakan sutu pekerjaan.

67

Page 68: Acuan Perancah II

68