Adabul Majelis ver-2

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/14/2019 Adabul Majelis ver-2

    1/44

  • 8/14/2019 Adabul Majelis ver-2

    2/44

    http://dear.to/abusalma

    Maktabah Abu Salma al-Atsari

    -1 of 44-

    Disertai dengan

    Penyusun :Penyusun :Penyusun :Penyusun :

    Abu Salma bin Burhan al-Atsary

  • 8/14/2019 Adabul Majelis ver-2

    3/44

    http://dear.to/abusalma

    Maktabah Abu Salma al-Atsari

    -2 of 44-

    1st Publication : 1428, Shofar 29/ 2007, Maret 192nd Publication : 1428, Syaban 26/2007, September 8

    Adab-Adab Majelis dan Bidah-Bidahnya

    Oleh : Abu Salma al-Atsari

    Copyright bagi ummat Islam.Silakan menyebarkan risalah ini dalam bentuk apa saja selama

    menyebutkan sumber, tidak merubah content dan makna serta tidak untuktujuan komersial.

    Artikel ini didownload dari Markaz Download Abu Salma

    (http://dear.to/abusalma]

  • 8/14/2019 Adabul Majelis ver-2

    4/44

    http://dear.to/abusalma

    Maktabah Abu Salma al-Atsari

    -3 of 44-

    KATA PENGANTARKATA PENGANTARKATA PENGANTARKATA PENGANTAR

    Dengan Nama Allah yang Maha Pengasih lagi MahaPenyayang

    Berikut ini adalah Risalah Adabul Majlis waBidauha atau Adab-Adab Majelis dan Bidah-Bidahnya beserta penjelasan singkat seputarkaidah di dalam menilai suatu perbuatandikategorikan sebagai bidah. Risalah inisebenarnya penyusun tulis pada sekitar Agustus2003 dimana penyusun saat itu masih mahasiswa.

    Latar belakang penyusun menuliskan risalah inipada awalnya adalah untuk meluruskan kesalahan-

    kesalahan majelis yang sering dilakukan rekan-rekan aktivis mahasiswa ketika di forum, majelis,syuro ataupun selainnya. Penyusun mendapatkanfenomena-fenomena yang seakan-akan telahmenjadi sunnah, seperti adanya keharusan untukmembaca Al-Qur`an sebelum majelis dimulai, ataupemimpin syuro mengajak perserta untukmembaca doa tertentu secare bersama-sama, atau

    berdoa di akhir majelis secara bersama-sama danterus menerus, dan lain-lain

    Oleh karena itulah, akhirnya penulis memutuskanuntuk menyusun risalah ini, sebagai koreksi danpembenahan atas kesalahan-kesalahan yangterjadi, terutama yang berkaitan dengan majelisdan adab-adabnya.

  • 8/14/2019 Adabul Majelis ver-2

    5/44

    http://dear.to/abusalma

    Maktabah Abu Salma al-Atsari

    -4 of 44-

    Adapun risalah yang ada di hadapan anda ini

    adalah versi 2 dari Risalah Adabul Majelis danBidah-Bidahnya. Di dalam versi 2 ini, penyusunmelakukan sedikit perubahan yang tidak berartidan beberapa penambahan kecil.

    Semoga apa yang kami lakukan ini dapatbermanfaat, terutama bagi kami sendiri dan bagikaum muslimin seluruhnya.

    Abu Salma Al-AtsariMalang, 26 Syaban 1428

    Tambahan :Penulis menerima kritik, saran, nasehat, koreksi,perbaikan dan lain sebagainya. Apabila ada yang

    keliru di dalam risalah ini maka jangan segan-seganuntuk menghubungi kami di :

    [email protected] di

    http://abusalma.wordpress.com/contact-me

  • 8/14/2019 Adabul Majelis ver-2

    6/44

    http://dear.to/abusalma

    Maktabah Abu Salma al-Atsari

    -5 of 44-

    MMMMUKADIMAHUKADIMAHUKADIMAHUKADIMAH

    Sesungguhnya segala puji hanya milik Allah

    Subhanahu wa Taala Yang kita memuji-Nya, kitamemohon pertolongan dan pengampunan dari-Nya,yang kita memohon dari kejelekan jiwa-jiwa kami

    dan keburukan amal-amal kami. Saya bersaksibahwasanya tiada Ilah yang Haq untuk disembahmelainkan Ia Subhanahu wa Taala dan tiada sekutubagi-Nya serta Muhammad Shallallahu alaihi waSalam adalah utusan Allah Subhanahu wa Taala.

    {

    {Wahai orang-orang yang beriman

    bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benartakwa dan janganlah kamu mati kecuali dalamkeadaan islam.1

    1 Ali 'Imran : 102

  • 8/14/2019 Adabul Majelis ver-2

    7/44

    http://dear.to/abusalma

    Maktabah Abu Salma al-Atsari

    -6 of 44-

    { {

    Wahai sekalian manusia bertakwalah kepadaTuhanmu yang menciptakanmu dari satu jiwa danmenciptakan dari satu jiwa ini pasangannya dan

    memperkembangbiakkan dari keduanya kaum lelakiyang banyak dan kaum wanita. Maka bertaqwalahkepada Allah yang dengan nama-Nya kamu salingmeminta satu sama lain, dan peliharalah hubungansilaturrahim. Sesungguhnya Allah senantiasamenjaga dan mengawasimu.2

    }} {{

    Wahai orang-orang yang berimanbertakwalah kepada Allah dan ucapkanlah perkataanyang benar niscaya Ia akan memperbaiki untukkalian amal-amal kalian, dan akan mengampuni

    dosa-dosa kalian, dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul-Nya maka baginya kemenanganyang besar.3

    2 An-Nisaa : 13 Al-Ahzaab : 70-71

  • 8/14/2019 Adabul Majelis ver-2

    8/44

    http://dear.to/abusalma

    Maktabah Abu Salma al-Atsari

    -7 of 44-

    .

    Adapun setelah itu, sesungguhnya sebenar-benar kalam adalah Kalam Allah Subhanahu waTaala dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk

    Muhammad Shallallahu alaihi wa Salam. Sedangkanseburuk-buruk suatu perkara adalah perkara yangmengada-ada (muhdats) dan tiap-tiap muhdats ituBidah dan tiap kebidahan itu neraka tempatnya.4

    Risalah Islam bukanlah merupakan risalahsetempat dan terbatas, yang khusus bagi suatugenerasi atau suku bangsa tertentu seperti risalah-

    risalah sebelumnya, tetapi Islam adalah risalah yang

    universal dan sempurna, yang mencakup segalaaspek kehidupan, baik perseorangan maupunkolektif, mulai dari perkara ibadah, hukum, politik,ekonomi, pendidikan, dan lain sebagainya.Kesempurnaan Islam ini tidak luput membahas

    tentang adab-adab dalam bermajelis, dimana tidaksedikit dari kaum muslimin, terutama para aktivismuslim, bermajelis dan bermusyawarah dalam

    kesehariannya. Mengetahui adab-adab dalam majelisadalah suatu keniscyaan dan keutamaan tersendiri

    4 Kalimat ini disebut dengan khutbatul haajah, shahih diriwayatkan dariRasulullah Shallallahu alaihi wa Salam oleh Nasa'i (III/104), Ibnu Majah(I/352/1110), Abu Dawud (III,460/1090). Lihat Al-Wajiz fi Fiqhis Sunnah hal.144-145.

  • 8/14/2019 Adabul Majelis ver-2

    9/44

    http://dear.to/abusalma

    Maktabah Abu Salma al-Atsari

    -8 of 44-

    sebagai pengejawantahan firman Allah Subhanahu

    wa Taala :

    Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamutidak mempunyai pengetahuan tentangnya.

    Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati,semuanya itu akan diminta pertanggunganjawabnya.5 (QS Al Israa 17 : 36).

    Dan sabda Nabi Shallallahu alaihi wa Salam :

    Menuntut ilmu wajib bagi tiap Muslim.

    Maka adalah kewajiban bagi seorang muslim untukmengetahui ilmunya terlebih dahulu sebelumberamal, sebagaimana Imam Bukhari telahmenjadikan bab :

    Ilmu sebelum berkata dan beramal.

    Berikut ini adalah adab-adab dalam bermajelis6 :

    5 QS Al-Israa (17) : 366 Disarikan dari Minhajul Muslim karya Syaikh Abu Bakar Al-Jaza'iri, hal. 139-

    141, Fashlu Tsamin (Bab VIII), fi Adabi Al-Julusi wa Al-Majlisi (Adab dalambermajlis).

  • 8/14/2019 Adabul Majelis ver-2

    10/44

    http://dear.to/abusalma

    Maktabah Abu Salma al-Atsari

    -9 of 44-

    1. Mengucapkan salam kepada ahli majelis jika ia

    hendak masuk dan duduk pada majelis tersebut,hendaknya ia mengikuti majelis tersebut hingga

    selesai. Jika ia hendak meninggalkan majelistersebut, ia harus meminta izin kepada ahlimajelis lalu mengucapkan salam.

    2. Tidak menyuruh seseorang berdiri, pindah ataubergeser agar ia menempati tempat duduknya,dan selayaknya bagi ahli majelis yang telah

    duduk dalam majelis merenggangkan tempatduduknya, agar seseorang yang mendatangimajelis tadi mendapatkan tempat duduk. Hal inisebagaimana dalam hadits Rasulullah :

    ,

    Janganlah kalian menyuruh temannya bangkitdari tempat duduknya, akan tetapi hendaklahkamu memperluasnya. (Muttafaq alaihi).

    3. Tidak memisahkan dua orang yang sedang dudukagar ia dapat duduk di tengah-tengahnya, kecualidengan seizinnya, sebagaimana dalam hadits

    Rasulullah Shallallahu alaihi wa Salam :

    Tidak halal bagi seorang laki-laki duduk diantara dua orang dengan memisahkan merekakecuali dengan izinnya. (HR Abu Dawud danTurmudzi, hadits Hasan)

  • 8/14/2019 Adabul Majelis ver-2

    11/44

    http://dear.to/abusalma

    Maktabah Abu Salma al-Atsari

    -10 of 44-

    4. Apabila seseorang bangkit dari tempat duduknya

    meninggalkan majelis kemudian kembali lagi,maka ia lebih berhak duduk di tempat yang

    ditinggalkannya tadi. Sebagaimana dalam sabdaNabi Shallallahu alaihi wa Salam :

    Apabila seseorang bangkit dari duduknya lalu ia

    kembali, maka ia lebih berhaq duduk ditempatnya tadi.(HR Abu Dawud dan Turmudzi,hadits Hasan)

    5. Tidak duduk di tengah-tengah halaqoh/majelis,dalilnya :

    Rasulullah Shallallahu alaihi wa Salam melaknatorang yang duduk di tengah-tengah halaqoh.(Abu Dawud)7

    6. Seseorang di dalam majelis hendaknyamemperhatikan adab-adab sebagai berikut :

    - Duduk dengan tenang dan sopan, tidakbanyak bergerak dan duduk pada tempatnya.

    - Tidak menganyam jari, mempermainkan jenggot atau cincinnya, banyak menguap,

    7 Hadits dhoif dalam Dhoif Abu Dawud. Walaupun dhaif dan tak dapatdigunakan sebagai hujjah, namun hendaklah kita menghindarkan diri dariduduk di tengah halaqoh, sebagai sikap berjaga-jaga dan berhati-hati.

  • 8/14/2019 Adabul Majelis ver-2

    12/44

    http://dear.to/abusalma

    Maktabah Abu Salma al-Atsari

    -11 of 44-

    memasukkan tangan ke hidung, dan sikap-

    sikap lainnya yang menunjukkanketidakhormatan kepada majelis.

    - Tidak terlalu banyak berbicara, bersendagurau ataupun berbantah-bantahan yang sia-sia.

    - Tidak berbicara dua orang saja denganberbisik-bisik tanpa melibatkan ahli majelis

    lainnya.

    - Mendengarkan orang lain berbicara hinggaselesai dan tidak memotong pembicaraannya.

    - Bicara yang perlu dan penting saja, tanpaperlu berputar-putar dan berbasa-basi kesana ke mari.

    - Tidak berbicara dengan meremehkan dan

    tidak menghormati ahli majelis lain, tidakmerasa paling benar (ujub) dan sombongketika berbicara.

    - Menjawab salam ketika seseorang masuk kemajelis atau meninggalkan majelis.

    - Tidak memandang ajnabiyah (wanita bukanmahram), berbasa-basi dengannya, ataupun

    melanggar batas hubungan lelaki denganwanita muslimah bukan mahram, baikkholwat (berdua-duaan antara laki-laki danwanita bukan mahram) maupun ikhtilath(bercampur baur antara laki-laki dan

    perempuan bukan mahram).

  • 8/14/2019 Adabul Majelis ver-2

    13/44

    http://dear.to/abusalma

    Maktabah Abu Salma al-Atsari

    -12 of 44-

    7. Disunnahkan membuka majelis dengan khutbatul

    hajah sebagaimana lafadhnya dalammuqoddimah di awal risalah ini, dimana

    Rasulullah Shallallahu alaihi wa Salamsenantiasa membacanya setiap akan khuthbah,ceramah, baik pada pernikahan, muhadharah(ceramah) ataupun pertemuan, dan sunnahinipun dilanjutkan oleh sahabat-sahabat lainnyadan para as-Salaf Ash-sholeh8.

    8. Disunnahkan menutup majelis dengan doakafaratul majelis. Lafadhnya adalah sebagaiberikut :

    ) (

    Artinya : Maha Suci Engkau ya Allah, denganmemuji-Mu aku bersaksi bahwa tiadasesembahan yang haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu danbertaubat kepada-Mu. (HR. Turmudzi, Shahih).

    Diriwayatkan pula oleh Turmudzi, ketika Nabiditanya tentang doa tersebut, beliau menjawab,

    untuk melunturkan dosa selama di majelis.

    8 Lihat Al-Wajiz fi Fiqhis Sunnah hal 144-145.

  • 8/14/2019 Adabul Majelis ver-2

    14/44

    http://dear.to/abusalma

    Maktabah Abu Salma al-Atsari

    -13 of 44-

    KAIDAHKAIDAHKAIDAHKAIDAH MAMAMAMARIFATIL BIDARIFATIL BIDARIFATIL BIDARIFATIL BIDA

    Sebelum menyebutkan kesalahan-kesalahantersebut, ada baiknya kita fahami dulu KaidahMarifatil Bida(Kaidah-kaidah yang digunakan untukmengetahui suatu amal tergolong bidah) sebagai

    dasar berpijak, agar tak menimbulkan bias danmispersepsi.

    1. Tarif (Definisi) Bidah.

    a.) Bidah menurut bahasa/etimologi

    bermakna (ikhtira) yaitu sesuatu yangdiciptakan tanpa ada contoh sebelumnya, misalnya

    perkataan orang Arab :

    (artinya:Allah telah mengadakan makhluk dari tidakada menjadi ada tanpa ada contoh sebelumnya, ataudisingkat Allah telah menciptakan makhluk).

    Atau sebagaimana pula dalam firman Allah :

    )( artinya : Allah menciptakan langit dan bumi tanpaada contoh sebelumnya (Al-Baqarah : 117).

  • 8/14/2019 Adabul Majelis ver-2

    15/44

    http://dear.to/abusalma

    Maktabah Abu Salma al-Atsari

    -14 of 44-

    b.) Bidah menurut istilah/terminologiadalah :

    artinya : Cara baru dalam agama yang dibuat

    menyerupai syari'at dengan maksud untukmelebihkan dalam beribadah kepada Allah9.

    Hal ini mengacu kepada sabda Nabi Shallallahualaihi wa Salam yang diriwayatkan oleh UmmulMuminin 'Aisyah Radhiallahu anha, bersabda NabiShallallahu alaihi wa Salam:

    artinya : Barangsiapa yang mengada-adakan didalam urusan (agama) ini suatu perkara yang tidakada perintahnya maka ia tertolak. (Muttafaq alaihi),dalam riwayat Muslim, bersabda Nabi Shallallahualaihi wa Salam :

    artinya : Barangsiapa yang mengamalkan suatuamalan yang tiada perintahnya dariku dari perkaraini (agama) maka ia tertolak. (HR Muslim)10

    9 Al-Itisham I/3710 Disarikan dari Ilmu Ushulil Bida hal. 23-26

  • 8/14/2019 Adabul Majelis ver-2

    16/44

    http://dear.to/abusalma

    Maktabah Abu Salma al-Atsari

    -15 of 44-

    2. Dalil haramnya bidah dan semua bidah

    adalah sesat.11

    Dalil dari Al-Quran :

    Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah

    jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain),karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allahkepadamu agar kamu bertakwa.12

    Diriwayatkan dari Abul Hujjaj bin Jubair Al-Makky13,

    menafsirkan (dan janganlah kamumengikuti jalan-jalan yang lain), beliau berkata yangdimaksud dengan (jalan-jalan yang lain) adalahbidah dan syubuhat.

    Dalil dari hadits Rasulullah Shallallahu alaihi waSalam

    : , -1 ) (

    11 Disarikan dari Ilmu Ushulil Bida hal. 91-10512 QS Al-An'am (6) : 15313 Beliau adalah Sa'id bin Jubair, ulama Tabi'in yang ahli tafsir dan pakar dizamannya

  • 8/14/2019 Adabul Majelis ver-2

    17/44

    http://dear.to/abusalma

    Maktabah Abu Salma al-Atsari

    -16 of 44-

    : , , ) (Dari Ummul Muminin 'Aisyah Radhiallahu anhabersabda Rasulullah Shallallahu alaihi wa SalamBarangsiapa yang mengada-adakan di dalamurusan (agama) ini suatu perkara yang tidak adaperintahnya maka ia tertolak. (Muttafaq alaihi),

    dalam riwayat Muslim, bersabda Nabi Shallallahualaihi wa Salam : Barangsiapa yangmengamalkan suatu amalan yang tiada perintahnya dariku dari perkara ini (agama)maka ia tertolak. (HR Muslim)

    : ,-2

    ) (

    Bersabda Rasulullah Shallallahu alaihi wa Salam: " Adapun setelah itu, sesungguhnya sebenar-benar kalam adalah Kalam Allah Subhanahu wa

    Taala dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjukMuhammad Shallallahu alaihi wa Salam.Sedangkan seburuk-buruk suatu perkara adalahperkara yang mengada-ada (muhdats) dan tiap-tiap muhdats itu Bidah dan tiap kebidahan ituneraka tempatnya." (Muttafaq alaihi)

  • 8/14/2019 Adabul Majelis ver-2

    18/44

    http://dear.to/abusalma

    Maktabah Abu Salma al-Atsari

    -17 of 44-

    3-

    : , , , , ,

    ) ( Dari Irbadh bin Sariyah, bersabda Rasulullah

    Shallallahu alaihi wa Salam : Barangsiapa yanghidup sepeninggalku nanti, akan melihat perselisihan yang banyak, maka peganglahsunnahku dan sunnah Khalifah yang lurus danmendapatkan petunjuk, genggamlah dengan kuatdan gigitlah dengan gerahammu, jauhilah olehmu perkara yang muhdats (mengada-ada), karenatiap muhdats itu bidah dan tiap bidah itu sesat.

    (HR Muslim)

    Dari hadits di atas, dinyatakan bahwa (Tiap bidah itu sesat), yakni hal inimenunjukkan secara terang dan nyata bahwa tidakada bidah hasanah, karena Rasulullah Shallallahualaihi wa Salam telah menjelaskan secara

    gamblang bahwa

    (Tiap bidah itu sesat).

    Para ulama sepakat bahwa kata (Kullu) yangdiikuti oleh ism naaqirah (obyek indefinitif)bukan ism marifat (obyek definitif) tanpaadanya istitsna (pengecualian), maka ia

  • 8/14/2019 Adabul Majelis ver-2

    19/44

    http://dear.to/abusalma

    Maktabah Abu Salma al-Atsari

    -18 of 44-

    terkena keumuman dari kata (Kullu) tersebut.Sehingga bermakna, bahwa semua bidah tanpaterkecuali adalah sesat!!! Maka batallah pernyataansebagian kaum muslimin yang menyatakan bahwabidah itu ada yang hasanah.

    Imam Malik, sebagaimana dinukil oleh ImamSyathibi dalam Itisham14, menyatakan secara tegasbantahan terhadap orang-orang yang menyatakan

    keberadaan bidah hasanah, beliau rahimahullahberkata :

    : ,

    )(

    . Barangsiapa yang mengada-adakan bidah di dalamIslam dan menganggapnya sebagai suatu hal yanghasanah, sungguh ia telah menuduh RasulullahShallallahu alaihi wa Salam mengkhianatirisalahnya, karena Allah Subhanahu wa Taala telahberfirman : Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk

    kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamuni`mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agamabagimu. Maka apa-apa yang bukan bagian agama pada hari itu (ayat ini diturunkan) maka bukanlahpula termasuk agama pada hari ini.15

    14 Al-Itisham (I/49)15 Ilmu Ushulil Bida hal. 20

  • 8/14/2019 Adabul Majelis ver-2

    20/44

    http://dear.to/abusalma

    Maktabah Abu Salma al-Atsari

    -19 of 44-

    3. Ibadah itu tauqifiyyah dan tak perlu

    tambahan lagi.

    Tauqifiyyah maksudnya adalah (Tidaklah ditetapkan dan

    diamalkan kecuali jika berdasarkan dalil dari Al-Quran dan As-Sunnah)16

    Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dalam Al-Ubudiyah17 menjelaskan tentang dua pondasi dasardalam ibadah, yakni :

    1. Tidak boleh beribadah kecuali hanya kepada

    Allah ta'ala semata (ikhlash)2. Tidak boleh beribadah kecuali dengan apa-apa

    yang disyariatkan-Nya dan haram beribadahdengan berbagai macam bidah.

    Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah dalam IlamulMuwaqqiin18 berkata : Bahwa asal di dalam ibadahadalah batal dan haram sampai tegak dalil yangmemerintahkannya.

    Ibnu Katsir di dalam tafsirnya19, mengatakan: Bahwa di dalam masalah ibadah hanya terbatas pada nash, tidak bisa dipalingkan dengan berbagai

    macam qiyas (analog) dan ra'yu (akal fikiran).

    16 Lihat Kitabut Tauhid Aliy Lishshoffil awwal Syaikh Sholih Fauzan Al Fauzanhal. 11.17 Ubudiyah, hal. 12718 Ilamul Muwaqqiin juz I hal. 33419 Tafsir Al-Quranil Adhim (IV/258)

  • 8/14/2019 Adabul Majelis ver-2

    21/44

    http://dear.to/abusalma

    Maktabah Abu Salma al-Atsari

    -20 of 44-

    Dari sini para ulama fiqh beristinbath

    (menggali hukum dan berkonklusi) kaidah ushul fiqhyang berbunyi :

    yang artinya, Hukum asal dalam masalah

    ibadah adalah terlarang dan haram atau hukum asaldi dalam ibadah adalah ittiba, sehingga datang

    nash, dalil atau hujjah yang memalingkannya.Maksudnya adalah terlarang dan haram beribadahhingga telah terang dan jelas bagi kita akan dalilnyadari Kitabullah atau hadits Rasulullah Shallallahualaihi wa Salam.

    Sehingga dengan kaidah ini, syari'at Islamakan senantiasa murni dan terjaga dari kontaminan-kontaminan hawa nafsu dan apa-apa yang bukan

    dari Islam, akan terjaga dari penyelewengan paramunharifin (kaum yang menyimpang), dan Islamtetap menjadi agama yang terbedakan dari agama

    lainnya yang dengan segala kesempurnaannya takmembutuhkan penambahan dan pengurangan.Karena jika kita menambahkan sesuatu dalamagama ini padahal agama ini telah sempurna,ataupun menguranginya, berarti pada hakikatnya

    kita menganggap sesuatu itu kurang, sehingga perlukita tambahkan dan kita kurangi.20

    20 Disarikan dari Ilmu Ushulil Bida hal. 69-73

  • 8/14/2019 Adabul Majelis ver-2

    22/44

    http://dear.to/abusalma

    Maktabah Abu Salma al-Atsari

    -21 of 44-

    4. Pembagian Ibadah dan dhowabithnya

    Ibadah menurut Syaikhul Islam IbnuTaimiyyah adalah :

    artinya : Suatu nama yang mencakup apa-

    apa yang dicintai Allah Subhanahu wa Taala dandiridhai-Nya dari ucapan dan perbuatan, baik yangdhohir maupun bathin.

    Syaikh 'Utsaimin di dalam kitab Al-Ibtida fikamal Asy-Syar'i menjelaskan syarat yang harusdipenuhi dalam ibadah, bahwa sebagaimana ketikaFudhail bin Iyadh menerangkan ayat

    Yang menjadikan mati dan hidup, supaya

    Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih

    baik amalnya21. Beliau menerangkan bahwa (yang lebih baik amalnya) adalah

    yang paling ikhlash dan paling benar (ittiba Rasul).

    Jadi syarat mutlak dalam ibadah adalah :

    21 QS Al-Mulk (67) : 2

  • 8/14/2019 Adabul Majelis ver-2

    23/44

    http://dear.to/abusalma

    Maktabah Abu Salma al-Atsari

    -22 of 44-

    1. Ikhlash lillahi Subhanahu wa Taala dan

    menjauhkan diri dari syirik baik syirik asghar22maupun syirik akbar23.

    2. Mutabaah li Rasulillah dan menjauhkan diridari bidah dan muhdats.

    Syaikh 'Utsaimin melanjutkan, Perludiketahui bahwa mutabaah tidak akan dapattercapai kecuali apabila amal yang dikerjakan sesuai

    dengan syari'at dalam enam perkara:

    1. Sebab, yakni jika seseorang melakukanibadah kepada Allah dengan sebab yang tidakdisyari'atkan, maka ibadah tersebut adalahbidah dan mardud(tertolak).

    Contoh : seseorang yang melakukan sholattahajjud pada malam 27 Rajab, dengan

    alasan bahwa malam tersebut adalah malammiraj Rasulullah Shallallahu alaihi wa Salam,adalah bidah, dikarenakan sholat tahajjudnyadikaitkan dengan sebab yang tidak ditetapkandengan syari'at, walaupun sholat tahajjud itusendiri adalah sunnah. Namun karena

    dikaitkan dengan sebab yang tidak syar'i,sholatnya menjadi bidah.

    22 Syirik yang tidak sampai menyebabkan pelakunya keluar dari Islam, danmembatalkan amalan yang disertainya saja, seperti riya, sumah, dan lain-lain.

    23 Syirik yang membatalkan keislaman pelakunya dan mengeluarkannya dariIslam serta menghapus seluruh amalnya, seperti menyembah berhala atauwali-wali selain Allah, tabaruk(ngalap berkah) pada mayit, dan lain-lain.

  • 8/14/2019 Adabul Majelis ver-2

    24/44

    http://dear.to/abusalma

    Maktabah Abu Salma al-Atsari

    -23 of 44-

    2. Jenis, yakni ibadah harus sesuai dengan

    syari'at dalam jenisnya, jika tidak makatermasuk bidah.

    Contoh : seseorang menyembelih kuda untukkurban adalah tidak sah, karena menyelisihisyari'at dalam ketentuan jenis hewan kurban,yang disyari'atkan hanyalah unta, sapi dankambing.

    3. Kadar (bilangan), yakni ibadah harus sesuaidengan bilangan/kadarnya, jikamenyelisihinya maka termasuk bidah.

    Contoh : seseorang sholat dhuhur 5 rakaat,dengan menambah bilangan sholat tersebut,hal ini tidak syak lagi termasuk bidah yangnyata.

    4. Kaifiyat (cara), seandainya seseorangberwudhu dengan cara membasuh kakiterlebih dahulu kemudian tangan, maka tidaksah wudhunya, karena menyelisihi kaifiyatwudhu.

    5. Waktu, yaitu seandainya ada orang yang

    menyembelih binatang kurban pada haripertama bulan Dzulhijjah, maka tidak sah,

    karena waktunya tidak sebagaimana yangdiperintahkan.

    6. Tempat, seandainya seseorang beritikafbukan di Masjid, maka tidak sah Itikafnya,

    karena Itikaf hanyalah disyari'atkan dimasjid, tidak pada selainnya.

  • 8/14/2019 Adabul Majelis ver-2

    25/44

    http://dear.to/abusalma

    Maktabah Abu Salma al-Atsari

    -24 of 44-

    Al-Ustadz Abdul Hakim Abdat, dalam Risalah

    Bidahnya menukil pembagian ibadah menjadi duamacam, yakni :

    1. Ibadah Mutlak, yaitu suatu ibadah yangtidak ditentukan secara khusus olehRasulullah kaifiyatnya, jumlahnya, waktu,tempat maupun sifatnya secara khusus danterperinci.

    Biasanya ibadah mutlak berbentuk suatuperintah dan berita umum dari Rasulullahtanpa ada qoyyid(pembatas) jumlah, waktu,tempat maupun sifatnya.

    Contohnya adalah, mengucapkan salam,Rasulullah Shallallahu alaihi wa Salambersabda, Tebarkan salam diantara kalian, lafadh hadits ini adalah umum,tidak diterangkan beliau Shallallahu alaihi waSalam akan batasan waktunya, bilangannya,dan tempatnya.

    2. Ibadah Muqoyyad, yaitu ibadah yang terikatdengan jumlah, bilangan, waktu, tempatmaupun sifatnya, yang diterangkan secaratafshil (terperinci) oleh Rasulullah Shallallahu

    alaihi wa Salam.Contohnya adalah sholat, di mana banyakhadits yang datang menerangkan tentangsifatnya, bilangannya, waktunya, dantempatnya.

  • 8/14/2019 Adabul Majelis ver-2

    26/44

    http://dear.to/abusalma

    Maktabah Abu Salma al-Atsari

    -25 of 44-

    5. Tarif Sunnah dan sunnah adalah lawan

    bidah.

    Sunnah menurut bahasa adalah (jalan/ cara), (jalan), dan (manhaj/metode).

    Adapun menurut istilah adalah

    Apa-apa yang disandarkan kepada NabiShallallahu alaihi wa Salam dari perbuatan atauperkataan atau persetujuan ataupun sifat akhlak danpenampilan beliau Shallallahu alaihi wa Salam.

    Sunnah ditinjau dari pemahamannya ada dua,

    yakni :

    1. Sunnah menurut fuqoha (ahli fiqh),adalah bermakna mandub/hukum. Maksudnyaadalah jika diamalkan mendapatkan pahalanamun jika ditinggalkan tidaklah mengapadan tidak disiksa.

    2. Sunnah menurut muhadditsin (ahli

    hadits), adalah bermakna hadits,sebagaimana definisi sunnah menurut istilah

    di atas, sehingga ada sunnah yang berhukumwajib dan ada yang sunnah.

    Adapun ditinjau dari pelaksanaannya, sunnah dibagimenjadi dua, yaitu :

  • 8/14/2019 Adabul Majelis ver-2

    27/44

    http://dear.to/abusalma

    Maktabah Abu Salma al-Atsari

    -26 of 44-

    1. Sunnah Filiyah, yakni Apa-apa yang

    disandarkan kepada Nabi Shallallahu alaihiwa Salam dari perbuatan atau perkataan ataupersetujuan ataupun sifat akhlak danpenampilan beliau Shallallahu alaihi waSalam. Hukumnya ada yang wajib dan adayang sunnah, melaksanakannya adalah suatukewajiban.

    2. Sunnah Tarkiyah, yakni apa-apa yang

    disangka sebagai suatu sunnah dandinisbatkan kepada Rasulullah Shallallahualaihi wa Salam, padahal beliau tidak pernahmenuntunkannya, meninggalkannya adalahwajib dan melaksanakannya adalah bidah.

    Jadi jelas bahwa meninggalkan sunnah adalah suatu

    bidah dan meninggalkan bidah adalah sunnah,

    kedua-duanya tak dapat dipersatukan untuk selama-lamanya, sebab ia bagaikan air dan minyak, iabagaikan langit dan bumi. Sebagaimana dalam

    kalimat tauhid terkandung nafyu(penafian/peniadaan) dan itsbat (penetapan), yakninafyu terhadap segala bentuk kesyirikan dan itsbatterhadap tauhid ibadah lillah. Demikian pula bidahdan sunnah, mengetahui bidah adalah suatu

    keniscayaan agar terhindar darinya dan lebihmemahamkan akan hakikat sunnah itu sendiri,sebagaimana ucapan seorang penyair :

  • 8/14/2019 Adabul Majelis ver-2

    28/44

    http://dear.to/abusalma

    Maktabah Abu Salma al-Atsari

    -27 of 44-

    Aku mengetahui keburukan bukan untuk

    mengamalkan keburukan, tetapi untukmenghindarinya

    dan barang siapa yang tidak mengetahuiantara kebaikan dan keburukan, niscaya iaterjerumus ke dalamnya

    Bahkan mengetahui sesuatu dengan caramengetahui kebalikannya adalah selaras denganfirman Allah :

    Barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut danberiman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telahberpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang

    tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagiMaha Mengetahui.24. Sebagaimana tauhid tidaklahdiketahui kecuali dengan menjauhi lawannya, yaknisyirik, dan iman takkan terealisasi kecuali denganmenjauhi lawannya, yaitu kufur. Demikian pula,sunnah takkan jelas dan tanda-tandanya takkanterang, kecuali dengan mengenal lawannya, yaitu

    bidah.

    Sungguh indah perkataan Ibnu Qutaibah :

    24 QS Al-Baqarah (2) : 256. Kalimat (barang siapa yangingkar dengan thaghut) menunjukkan nafyu terhadap thaghut dan segalabentuk kesyirikan sedangkan (barangsiapa yang iman kepada

    Allah) menunjukkan itsbat terhadap Allah sebagai ilah Al-Haq (satu-satunya sesembahan yang benar).

  • 8/14/2019 Adabul Majelis ver-2

    29/44

    http://dear.to/abusalma

    Maktabah Abu Salma al-Atsari

    -28 of 44-

    , , , , , , .

    Hikmah dan qudrah takkan sempurna melainkandengan menciptakan lawannya agar masing-masingdiketahui dari pasangannya. Cahaya diketahui

    dengan adanya kegelapan, ilmu diketahui denganadanya kebodohan, kebaikan diketahui denganadanya keburukan, kemanfaatan diketahui denganadnaya kemudharatan, dan rasa manis diketahuidengan adanya rasa pahit.25

    6. Pembagian Bidah dan bahaya serta

    kerusakannya terhadap ummat.Telah dijelaskan bahwa bidah seluruhnya

    adalah sesat, dan adalah tidak benar menganggapbidah ada yang hasanah, dengan hujjah dan alasanyang telah disebutkan. Para ulama membagi bidahmenjadi dua26, yakni :

    1. Bidah Haqiqiyah : Suatu macam bidahyang tidak ditunjukkan sedikitpun suatu dalilsyar'i dari segala sisi, baik secara ijmal(global), apalagi secara tafshil (terperinci).Contoh : Peringatan Maulid Nabi27, Isra

    25 Tawil Mukhalafil Hadits hal. 14, disarikan dari Ilmu Ushulil Bida hal. 37-41.26 Ilmu Ushulil Bida hal. 147-14827 Masalah ini tidak syak lagi termasuk bidah yang nyata, dan tidak khilaf

    para ulama Salaf tentangnya. Telah banyak pula bantahan para ulama

  • 8/14/2019 Adabul Majelis ver-2

    30/44

    http://dear.to/abusalma

    Maktabah Abu Salma al-Atsari

    -29 of 44-

    Miraj, Nuzulul Quran, Tahlilan28,

    Demonstrasi29, dan lain-lain.

    2. Bidah Idhafiyah : Suatu macam bidah yang

    jika ditinjau dari satu sisi ia memilikidalil/hujjah, namun jika ditinjau dari sisi lain,tak ada tuntunan syariatnya dari RasulullahShallallahu alaihi wa Salam. Dengan cara,memutlakkan ibadah muqoyyad ataupunsebaliknya, memuqoyyadkan ibadah mutlak,tanpa ada keterangannya dari Rasulullah.Contoh : Dzikir jamai30, membasuh kaki

    baik Salaf dan kholaf tentang peringatan Maulid Nabi yang bidah ini.Syaikhul Islam menerangkan bahwa bidah ini pertama kali dihembuskanoleh para zanadiqah (munafiqin) Syi'ah ketika mereka berkuasa pada erabani Fathimiyyah. Syi'ah dan Shufi merupakan dedengkot utamatersebarnya bidah, syirik dan khurofat di tengah-tengah ummat Islam.

    Namun, sangat menyedihkan, ketika sebagian harokah dawah yangmerebak saat ini, mereka terjebak dengan bidah semacam ini. Termasuk

    juga peringatan-peringatan hari besar Islam lainnya.28 Tahlilan atau peringatan kematian telah banyak dijelaskan oleh para ulama

    akan bidah dan bahayanya. Budaya di Indonesia dengan 40 hari, 100 hari,1000 hari, dan seterusnya adalah adat yang berangkat dari keyakinansyirik dan khurafat bidah, peninggalan dari sisa-sisa Itiqad agama Hindhuyang paganis dan berhalais.

    29 Tidak syak lagi, demonstrasi atau Mudhoharoh, yang seolah-olah telah

    menjadi wasilah dalam amar maruf nahi munkar terutama terhadappenguasa dan memperjuangkan penegakan syari'at Islam, adalah bidahbaru yang berasal dari sistem kufur yang tak dikenal di dalam Islam, yaituDemokrasi. Menegakkan demonstrasi pada hakikatnya adalah tasyabbuhalal kuffar (meniru golongan kafir) dalam metode dan cara. Padanyaterdapat kerusakan-kerusakan seperti ikhtilat, keluarnya wanita-wanita ke

    jalan, khuruj terhadap pemerintah, dan lain-lain.30 Dzikir Jamai yang sekarang lagi digandrungi masyarakat, dan laku bak

    kacang goreng, adalah metode ibadah yang bidah. Karena Islam tak

  • 8/14/2019 Adabul Majelis ver-2

    31/44

    http://dear.to/abusalma

    Maktabah Abu Salma al-Atsari

    -30 of 44-

    hingga lutut ketika berwudhu, membaca

    yasin tiap malam jumat31, dan lain-lain.

    Termasuk dalam kerangka cemburu kepada Allah,

    Rasul-Nya dan agama-Nya, adalah menafikan halbaru yang disandarkan kepada agama, menjauhinyadan mentahdzirnya (memperingatkan ummat daribahayanya). Sebab praktek bidah akanmenimbulkan beberapa kerusakan sebagai berikut:

    1. Orang-orang awam akan menganggap danmeyakininya sebagai suatu yang benar ataubaik.

    2. Menimbulkan kesesatan bagi ummat danmenolong mereka untuk mengerjakan yangsalah.

    pernah mengajarkan berdzikir secara jamaah dan dipimpin oleh seorangImam. Hal ini menunjukan bahwa metode dawah ala dzikir jamai, sepertiacara Indonesia berdzikir yang dipimpin oleh Arifin Ilham semoga Allahmemberi hidayah pada penyusun dan pada beliau- adalah metode ibadahyang bidah. Dikatakan bidah, karena pada satu sisi, memang ada dalilyang menunjukkan anjuran berdzikir, namun pada sisi kaifiyatpelaksanaan, sesungguhnya tak ada satupun dalil yang warid dariRasulullah Shallallahu alaihi wa Salam menerangkan akan metode

    berdzikir demikian. Sehingga dikatakan termasuk sebagai bidah idhafi.31 Pada hakikatnya, membaca Al-Quran adalah termasuk sunnah Rasulullah

    Shallallahu alaihi wa Salam, namun yang menjadi permasalahan adalah jika kita mengkhusukan suatu surat atau ayat dari Al-Quran, dan jugamengkhusukan waktu tertentu, seperti membaca surat Yasin setiap malamJumat, tanpa didasarkan dari dalil, atau tidak beranjak dari hujjah. Makaamalan ibadah ini, disebabkan oleh pengkhususan waktu dan jenis ayatyang tak pernah dituntunkan oleh Nabi, maka amalam tersebut menjadiamalan bidah.

  • 8/14/2019 Adabul Majelis ver-2

    32/44

    http://dear.to/abusalma

    Maktabah Abu Salma al-Atsari

    -31 of 44-

    3. Jika yang melakukan bidah itu orang yang

    alim, dapat menimbulkan khayalakmendustakan Rasulullah Shallallahu alaihi waSalam. Karena mereka menganggap inisunnah dari Rasulullah Shallallahu alaihi waSalam padahal beliau Shallallahu alaihi waSalam tak pernah menuntunkannya.

    4. Sunnah menjadi samar dengan bidah,akibatnya seluruh sendi agama menjadi

    samar pula, sehingga kesyirikan, khurofat dantakahayul menjadi samar.

    5. Padamnya cahaya agama Allah, karenakebidahan merupakan sumber perpecahandan penghalang turunnya pertolongan Allah,akibatnya ummat Islam selalu terlingkupi

    kehinaan dan kekalahan.

    7. Kaidah dalam menyatakan suatu amalansebagai bidah

    Imam Al-Muhaddits Al-Ashr Al-AllaamahSyaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani

    rahimahullah dalam kitabnya Ahkamul Jana-iz wabiduha32 menjelaskan delapan perkara yang dapat

    dikategorikan sebagai bidah :1. Setiap perkara yang menyelisihi sunnah baik

    ucapan, amalan, Itiqod maupun dari hasilijtihad.

    32 Ahkamul Jana-iz wa Biduha hal. 241-242.

  • 8/14/2019 Adabul Majelis ver-2

    33/44

    http://dear.to/abusalma

    Maktabah Abu Salma al-Atsari

    -32 of 44-

    2. Setiap sarana yang dijadikan wasilah untuk

    bertaqarrub kepada Allah, namun RasulullahShallallahu alaihi wa Salam melarangnyaatau tidak menuntunkannya.

    3. Setiap perkara yang tidak mungkin disyariatkan kecuali dengan nash (tauqifiyah)namun tak ada nashnya, maka ia adalahbidah, kecuali amalan sahabat.

    4. Sesuatu yang dimasukkan dalam ibadah dariadat-adat dan tradisi orang kafir.

    5. Apa-apa yang dinyatakan ulama kontemporersebagai amalan mustahab tanpa ada dalilyang mendukungnya.

    6. Setiap tata cara ibadah yang dijelaskanmelalui hadits dhoif atau maudhu

    7. Berlebihan (ghuluw) dalam beribadah.

    8. Setiap peribadatan yang dimutlakkan syari'at,kemudian dibatasi oleh manusia sepertitempat, waktu, kaifiyat dan bilangan tanpaada dalil khususnya.

    Dari penjelasan di atas, jelaslah bahwa segala

    hal yang diada-adakan dalam permasalahan agama

    adalah tercela dan jelek sekali. Karena sebagaimanaperkataan Imam Fudhail bin Iyadh, bahwa

    Sesungguhnya bidah itu lebih dicintai syaithanketimbang maksiat, dikarenakan, pelaku maksiatdiharapkan sadar akan kesalahannya, karena ia

  • 8/14/2019 Adabul Majelis ver-2

    34/44

    http://dear.to/abusalma

    Maktabah Abu Salma al-Atsari

    -33 of 44-

    mengetahui bahwa maksiat itu adalah keharaman

    yang nyata, sedangkan pelaku bidah yangmengamalkan suatu bidah menganggapnya sebagai

    suatu sunnah.

    Ibnu '''Umar Radhiallahu anhu juga berkata :

    Setiap bidah adalah sesat meskipun manusia

    menganggapnya baik33. Maka janganlah tertipudengan banyaknya bidah di hadapan mata danmanusia menganggapnya sebagai kebajikan, karenasesungguhnya Ibnu Masud Radhiallahu anhuberkata :

    Ittibalah jangan berbuat bidah karena kau telahdicukupi.34

    33 Diriwayatkan oleh Al-Lalikai (no 126), Ibnu bathah (205), Baihaqi dalam Al-Madkhal ila sunan (191), Ibnu Nashir dalam As-Sunnah (no 70) dengantahqiqnya. Sanadnya shahih. Dinukil dari Ilmu Ushulil Bida hal. 92.

    34 Diriwayatkan oleh Ibnu Khaitsamah dalam Al-Ilmu (no 14) dari jalan An-Nakha'i. Sanadnya shahih. Dinukil dari Ilmu Ushulil Bida hal. 20.

  • 8/14/2019 Adabul Majelis ver-2

    35/44

    http://dear.to/abusalma

    Maktabah Abu Salma al-Atsari

    -34 of 44-

    BIDAHBIDAHBIDAHBIDAH----BIDBIDBIDBIDAHAHAHAH DALAM MAJELISDALAM MAJELISDALAM MAJELISDALAM MAJELIS

    Menginjak kesalahan-kesalahan (bid'ah-bid'ah)dalam majelis, di antaranya :

    1. Ra'isul majelis (pemimpin majlis) mengajak jamaah (ahli majelis) membaca atau

    mengucapkan basmalah secara bersama-sama,dengan suara yang jahr (keras) dalam rangkamembuka majelis.35 Termasuk pula membaca Al-Fatihah pada permulaan majelis sebagaipembuka.

    2. Membuka majelis dengan senantiasa melazimkan

    tilawah Al-Quran, yakni dengan cara menyuruhseseorang membaca ayat dari Al-Quran.36

    35 Bidah dari amalan ini adalah dari segi :- Mengucapkan basmalah secara bersama-sama, padahal

    Rasulullah Shallallahu alaihi wa Salam tak pernah menuntunkanmengucapkan basmalah secara jamai (bersama-sama).

    - Mengucapkannya dengan jahr (keras), dimana dhowabithnya jikadilazimkan (disenantiasakan) akan terjerumus kepada sunnah baru(bidah).

    - Membacanya basmalah adalah masyru (disyari'atkan) padapermulaan melakukan sesuatu, namun biasanya, ra'isul majelismembacanya pada pertengahan majelis, ini berarti menyelisihisunnah.

    Ini semua, jika disenantiasakan atau dilakukan terus menerus, maka taksyak lagi termasuk bidah.

    36 Bidah tilawah ini ditinjau dari segi :- Menyenantiasakan membaca Al-Quran pada pembukaan majelis

    atau muhadharah (pengajian,ceramah), maka hal ini termasuk

  • 8/14/2019 Adabul Majelis ver-2

    36/44

    http://dear.to/abusalma

    Maktabah Abu Salma al-Atsari

    -35 of 44-

    Mengenai hal ini, dalam kitab Al-Bida37, Syaikh

    Muhammad bin Shalih 'Utsaimin rahimahullah,ditanya sebagai berikut :

    Pertanyaan : Pembukaan muhadharah(ceramah) dan nadwah (pertemuan) denganmembaca sesuatu dari Al-Quran, apakahtermasuk perkara yang disyari'atkan?

    Jawab : Saya tak mengetahui sunnah yang

    demikian dari Rasulullah Shallallahu alaihi waSalam, padahal Nabi alaihi sholatu wa salampernah mengumpulkan para sahabatnya ketikahendak perang atau ketika hendak membahasperkara penting kaum muslimin, tidaklah akuketahui, bahwa Nabi membuka pertemuantersebut dengan sesuatu dari Al-Quran. Akan

    tetapi jika pertemuan atau muhadharah tersebut

    memuqoyyadkan ibadah qiroah Al-Quran dengan waktu khusus,yakni pada saat akan bermajlis, padahal tak ada satu pun sunnahyang menunjukkan hal demikian. Apalagi jika timbul perasaanataupun pikiran, jika tidak tilawah, ada yang kurang dalam majelistersebut , maka ini adalah bidah yang nyata.

    - Menyuruh seseorang membaca Al-Quran, padahal biasanya ra'isulmajelis yang membuka majelis telah membaca ayat-ayat Al-Quranpada muqoddimahnya, maka yang demikian pada hakikatnya telah

    mencukupi.- Terkadang, ayat yang dibaca berlainan dengan bahasan atau tema

    majelis/muhadhoroh. Misalnya, dalam muhadhoroh yangmembahas mengenai pernikahan, dibacakan ayat-ayat tentangqishahs atau jihad. Ini adalah kurang sesuai atau tidak padatempatnya.

    37 Al-Bida wal Muhdatsat wa ma la ashla lahu hal. 539-540, kitab inimerupakan kitab kumpulan dari fatwa-fatwa Kibaril Ulama dan LajnahDaimah seputar permasalahan bidah.

  • 8/14/2019 Adabul Majelis ver-2

    37/44

    http://dear.to/abusalma

    Maktabah Abu Salma al-Atsari

    -36 of 44-

    mengambil suatu tema/bahasan tertentu dan ada

    seseorang yang ingin membaca sesuatu dari Al-Quran yang ada hubungannya dari bahasan

    tema tersebut untuk dijadikannya sebagaipembuka, maka tidaklah mengapa. Dan adapunmenjadikan pembukaan suatu pertemuan ataumuhadharah dengan ayat Al-Quran secara terusmenerus seolah-olah sunnah yang dituntunkan,maka yang demikian ini adalah tidak layak

    diamalkan.38

    3. Selalu mengucapkan atau memulai dengan salamsetiap hendak berbicara dalam majelis, baik saatakan memberikan usulan di tengah-tengahmajelis ataupun setiap dimintai pendapat. Yangtermasuk sunnah adalah mengucapkan salam

    setiap akan masuk atau meninggalkan majelis.39

    4. Mengakhiri majelis dengan mengajak jamaah(ahli majelis) untuk membaca sholawat,hamdalah, istighfar dan kafaratul majelis secara

    38 Dari penjelasan Syaikh 'Utsaimin rahimahullah tersebut, tampak bahwa :- Jika sekiranya tilawah Al-Quran disenantiasakan secara terus

    menerus, seakan-akan sunnah yang dituntunkan, makadikhawatirkan terjerumus kepada bidah.

    - Jika sekiranya dilakukan pada sesekali waktu, dan mengambil temayang ada hubungannya dengan bahasan, maka yang demikianadalah diperbolehkan, selama tidak dilaksanakan terus menerus.

    39 Salam adalah termasuk ibadah mutlak, dan untuk memuqoyyadkandibutuhkan dalil khusus. Adapun selalu mengucapkan salam selama ditengah-tengah majelis adalah termasuk perkara yang tak ada tuntunannyadari Rasulullah Shallallahu alaihi wa Salam. Karena dalil yang warid dariRasulullah Shallallahu alaihi wa Salam adalah salam setiap hendakmeninggalkan majelis ataupun memasukinya.

  • 8/14/2019 Adabul Majelis ver-2

    38/44

    http://dear.to/abusalma

    Maktabah Abu Salma al-Atsari

    -37 of 44-

    bersama-sama, dengan suara yang jahr dan

    secara terus menerus.40

    5. Mengakhiri majelis dengan selalu berdoa, di

    mana ahli majelis mengamini bacaan doa ra'isulmajelis. Lebih parah lagi jika ra'isul majelismenyebut Al-Fatihah!!! pada akhir doa dengankeras, dan jamaah membacanya secarabersama-sama, kemudian mengusap wajahdengan telapak tangan. 41

    6. dan kesalahan-kesalahan lainnya yangmenyelisihi kaidah amaliyyah sehingga termasukibadah, dan kesalahan-kesalahan lainnya yangbersifat adab, sebagaimana dalam penjelasan didepan.

    40 Yang menjadi titik rawan terjerumusnya kepada bidah amalan ini adalah :- Membacanya dengan bersama-sama/jamai, padahal tidak ada dalil

    yang menunjukkan kaifiyat yang demikian dari hadits-haditsRasulullah Shallallahu alaihi wa Salam.

    - Membacanya secara jahr, kecuali doa kafaratul majelis, karenasesungguhnya telah warid hadits tentangnya.

    - Mengkhususkan hamdalah, sholawat dan istighfar, dalam menutupsuatu majelis, padahal untuk menetapkannya dibutuhkan dalil dari

    Rasulullah Shallallahu alaihi wa Salam.- Menyenantiasakannya atau melakukannya secara terus menerus

    (istimrar).41 Berdoa pada akhir majelis pada asalnya diperbolehkan, karena mengingat

    bahwa doa termasuk ibadah mutlak, yang tidak terikat dengan waktu.Namun menyenantiasakannya berarti termasuk memuqoyyadkan waktunyatanpa ada dasarnya dari Rasulullah Shallallahu alaihi wa Salam. Adapunmembaca amin dengan keras dan mengusap wajah serta menyebut Al-Fatihah!!! Adalah termasuk kaifiyat baru yang tak dituntunkan Nabi.

  • 8/14/2019 Adabul Majelis ver-2

    39/44

    http://dear.to/abusalma

    Maktabah Abu Salma al-Atsari

    -38 of 44-

    Demikianlah risalah ini kami susun, semoga

    dapat mengambil manfaat orang-orang yangmemang bermaksud beristifadah (memetik manfaat)dengan risalah ini. Kesalahan dan kekurangan daririsalah ini berasal dari kelemahan kami dan syaithanyang senantiasa menghembuskan was-was dankesamar-samaran. Adapun yang haq makadatangnya mutlak dari Allah,

    Jika ada di antara ikhwah yang tidak puas

    dengan materi risalah ini, maka kami siap untukberdiskusi dalam rangka

    bukan untukjidal /debat buta. Sesungguhnya

    yang kita ikuti dalah hujjah dan dalil, bukanlah

    individu, sebagai pengejawantahan firman Allah :

    artinya : Kemudian jika kamu berlainan pendapat

    tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepadaAllah (Al Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamubenar-benar beriman kepada Allah dan harikemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu)dan lebih baik akibatnya. Imam Ibnul Qayyim dalam

    Ilamul Muwaqqiin menjelaskan bahwa,

  • 8/14/2019 Adabul Majelis ver-2

    40/44

    http://dear.to/abusalma

    Maktabah Abu Salma al-Atsari

    -39 of 44-

    (Kemudian jika kamu berlainan pendapat

    tentang sesuatu), jika seorang muslim berselisih

    pendapat dalam suatu hal, di sini dalam bentuknaaqirah (indefinitif), yang menunjukkan bahwapermasalahan yang diperselisihkan bukan terbatasmasalah agama saja, namun masalah umum

    seluruhnya, maka kembalikanlah iakepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul (sunnahnya),dalam bentuk Amr (perintah). Dalam kaidah ushuldikatakan

    (Hukum asal dari perintah adalah wajib), makamerupakan kewajiban mengembalikan segalaperselisihan kepada Al-Quran dan As-Sunnah. Jadi, jika hujjah pada risalah ini lebih kuat makamerupakan kewajiban atas siapa saja untukmenerimanya, namun jika hujjah dalam risalah inilemah, maka tak ada alasan untuk menerimanya.

    Adapun jika antum menolak tentang bahayabidah dan keterangan kami di atas, sembarimengatakan bahwa bidah itu adalah masalah furu

    dan khilafiyah, di mana antum berpendapat bahwabidah ada yang hasanah, berarti antum telah :

    1. Menganggap agama tidak sempurna sehingga

    butuh penambahan, revisi dan metode barudalam berislam.

    2. Menuduh Rasulullah Shallallahu alaihi wa Salamberkhianat tidak menyampaikan risalahnya, dan

  • 8/14/2019 Adabul Majelis ver-2

    41/44

    http://dear.to/abusalma

    Maktabah Abu Salma al-Atsari

    -40 of 44-

    menuduh beliau menyembunyikan sebagian

    risalah Islam. Padahal Islam telah sempurnaketika Allah Subhanahu wa Taala mewahyukankepada Nabi Shallallahu alaihi wa Salam suratAl-Maidah ayat 3 pada saat haji wada

    3. Menganggap diri antum lebih alim dari Allah danRasul-Nya. Sehingga antum menambahkansesuatu yang tak pernah diturunkan oleh Allahdan dituntunkan Rasul-Nya, sehingga antum

    menempatkan diri antum sebagai syari (sangpembuat syari'at, Allah) dan bahkanmenganggap antum lebih alim dari-Nya.Sebagaimana ucapan Imam Syafii :

    Barangsiapa yang menganggap baik perbuatan

    bidah maka sungguh ia telah menempatkandirinya sebagai syari (pembuat syari'at)

    4. Mendustakan firman Allah Subhanahu wa Taaladan menuduh-Nya berdusta, karena Ia telahberfirman :

    )( Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamuagamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamuni`mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadiagama bagimu (Al Maidah : 3).

  • 8/14/2019 Adabul Majelis ver-2

    42/44

    http://dear.to/abusalma

    Maktabah Abu Salma al-Atsari

    -41 of 44-

    5. Mendustakan hadits Nabi Shallallahu alaihi wa

    Salam :

    ,) (

    jauhilah olehmu perkara yang muhdats(mengada-ada), karena tiap muhdats itu bidah

    dan tiap bidah itu sesat. (HR Muslim) dan yangsemakna dengannya.

    6. Menuduh sahabat-sahabat Rasulullah Shallallahualaihi wa Salam berdusta, karena Abu Dzar Al-Ghifari42 mengatakan :

    Rasulullah Shallallahu alaihi wa Salammeninggalkan kami dan tak ada seekor burungyang mengepakkan kedua sayapnya di udaramelainkan beliau menyebutkan kepada kami ilmutentangnya.

    7. Memecah belah agama ini menjadi bid'ah-bid'ah,

    karena hakikat dari bidah adalah perpecahandan hakikat dari sunnah adalah persatuan.

    42 Mujamul Kabir (1647) dan sanadnya shohih.

  • 8/14/2019 Adabul Majelis ver-2

    43/44

    http://dear.to/abusalma

    Maktabah Abu Salma al-Atsari

    -42 of 44-

    Kami akhiri dengan firman Allah Subhanahu wa

    Taala :

    Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang

    bukan jalan orang-orang mu'min, Kami biarkan ialeluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasinya itudan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali.43 (AlMaidah : 115).

    Semoga sholawat dan salam senantiasa

    tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad,kepada keluarganya dan kepada sahabat-sahabatnya.

    Surabaya, 29 Agustus 2003Update : 8 September 2007

    Akhukum fillah Ibnu Burhan [email protected]

    43 QS Al-Maidah : 115

  • 8/14/2019 Adabul Majelis ver-2

    44/44

    http://dear.to/abusalma

    Maktabah Abu Salma al-Atsari

    RRRREFERENSIEFERENSIEFERENSIEFERENSI

    , -

    , , , .

    , -, , ,

    ,1321

    , , -,1412,, ,

    , , , -,1406,

    , , , -,1419,

    -Risalah Bidah, Ustadz Abdil Hakim Abdat, Cet. 1,Maktabah Abdullah, April 2001.