32
ANGGARAN DASAR NAHDLATUL ULAMA MUQADDIMAH Bahwa agama Islam adalah rahmat bagi seluruh alam karena ajarannya mendorong kegiatan para pemeluknya untuk mewujudkan kemaslahatan dan kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat. Bahwa para ulama Ahlussunnah wal Jama'ah Indonesia terpanggil untuk melanjutkan dakwah Islamiyah dan melaksanakan amar ma'ruf nahi munkar dengan mengorganisasikan kegiatan-kegiatannya dalam suatu wadah yang bernama NAHDLATUL ULAMA, yang bertujuan untuk mengamalkan ajaran Islam menurut faham Ahlussunnah wal Jama'ah. Bahwa kemaslahatan dan kesejahteraan warga NAHDLATUL ULAMA menuju Khaira Ummah adalah bagian mutlak dari kemaslahatan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Maka dengan rahmat Allah Subahanahu wa Ta'ala, dalam perjuangan mencapai masyarakat adil dan makmur yang menjadi cita-cita seluruh masyarakat Indonesia, Perkumpulan/Jam'iyah NAHDLATUL ULAMA beraqidah/berasas Islam menganut faham Ahlusunnah wal Jama’ah dan menurut salah satu dari Madzhab Empat: Hanafi, Maliki, Syafi'i, dan Hambali Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, NAHDLATUL ULAMA berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan dan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Bahwa Ketuhanan Yang Maha Esa bagi umat Islam merupakan keimanan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, sebagai aqidah Islam yang meyakini bahwa tidak ada yang berhak disembah selain Allah Subhanahu wa Ta'ala. Bahwa cita-cita bangsa Indonesia hanya dapat diwujudkan secara utuh apabila seluruh potensi nasional difungsikan secara baik, dan NAHDLATUL ULAMA berkeyakinan bahwa keterlibatannya secara penuh dalam proses perjuangan dan pembangunan nasional merupakan suatu keharusan. Bahwa untuk mewujudkan hubungan antar bangsa yang adil, damai dan manusiawi menuntut saling pengertian dan saling memerlukan, maka NAHDLATUL ULAMA bertekad untuk mengembangkan ukhuwah Islamiyah, ukhuwah Wathoniyah dan ukhuwah Insaniyah yang mengemban kepentingan nasional dan internasional. Menyadari hal-hal di atas, Perkumpulan/Jam'iyah sebagai suatu organisasi maka disusunlah Anggaran Dasar NAHDLATUL ULAMA sebagai berikut : BAB I NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 Perkumpulan/Jam'iyah ini bernama NAHDLATUL ULAMA disingkat NU. Didirikan di Surabaya pada tanggal16 Rajab 1344 H bertepatan dengan tanggal 31 Januari 1926

ADART NU.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ADART NU.docx

ANGGARAN DASARNAHDLATUL ULAMA

MUQADDIMAH

Bahwa agama Islam adalah rahmat bagi seluruh alam karena ajarannya mendorong kegiatan para pemeluknya untuk mewujudkan kemaslahatan dan kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat.

Bahwa para ulama Ahlussunnah wal Jama'ah Indonesia terpanggil untuk melanjutkan dakwah Islamiyah dan melaksanakan amar ma'ruf nahi munkar dengan mengorganisasikan kegiatan-kegiatannya dalam suatu wadah yang bernama NAHDLATUL ULAMA, yang bertujuan untuk mengamalkan ajaran Islam

menurut faham Ahlussunnah wal Jama'ah.Bahwa kemaslahatan dan kesejahteraan warga NAHDLATUL ULAMA menuju Khaira Ummah adalah

bagian mutlak dari kemaslahatan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Maka dengan rahmat Allah Subahanahu wa Ta'ala, dalam perjuangan mencapai masyarakat adil dan makmur yang menjadi cita-cita

seluruh masyarakat Indonesia, Perkumpulan/Jam'iyah NAHDLATUL ULAMA beraqidah/berasas Islam menganut faham Ahlusunnah wal Jama’ah dan menurut salah satu dari Madzhab Empat: Hanafi, Maliki,

Syafi'i, dan Hambali Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, NAHDLATUL ULAMA berdasar kepadaKetuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan dan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Bahwa Ketuhanan Yang Maha Esa bagi umat Islam merupakan keimanan kepada AllahSubhanahu wa Ta'ala, sebagai aqidah Islam yang meyakini bahwa tidak ada yang berhak disembah selain

Allah Subhanahu wa Ta'ala.Bahwa cita-cita bangsa Indonesia hanya dapat diwujudkan secara utuh apabila seluruh potensi nasional difungsikan secara baik, dan NAHDLATUL ULAMA berkeyakinan bahwa keterlibatannya secara penuh

dalam proses perjuangan dan pembangunan nasional merupakan suatu keharusan.Bahwa untuk mewujudkan hubungan antar bangsa yang adil, damai dan manusiawi menuntut saling

pengertian dan saling memerlukan, maka NAHDLATUL ULAMA bertekad untuk mengembangkan ukhuwah Islamiyah, ukhuwah Wathoniyah dan ukhuwah Insaniyah yang mengemban kepentingan nasional dan

internasional.Menyadari hal-hal di atas, Perkumpulan/Jam'iyah sebagai suatu organisasi maka disusunlah Anggaran

Dasar NAHDLATUL ULAMA sebagai berikut :

BAB INAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN

Pasal 1

Perkumpulan/Jam'iyah ini bernama NAHDLATUL ULAMA disingkat NU. Didirikandi Surabaya pada tanggal16 Rajab 1344 H bertepatan dengan tanggal 31 Januari 1926

M untuk waktu yang tak terbatas.

Pasal 2

Nahdlatul Ulama berkedudukan di Ibukota Negara Republik Indonesia yang merupakan tempat kedudukan Pengurus Besarnya.

BAB IIAQIDAH/ASAS

Pasal 3

Page 2: ADART NU.docx

1. Nahdlatul Ulama sebagai Jam'iyah Diniyah Islamiyah beraqidah/berasas Islam2. Menganut faham Ahlusunnah wal Jama'ah dan menurut salah satu dari Madzhab Empat:

Hanafi, Maliki, Syafii, dan Hambali.3. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, NAHDLATUL ULAMA berdasar kepada

Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab,Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan dan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

BAB IIILAMBANG

Pasal 4

Lambang Nahdlatul Ulama berupa gambar bola dunia yang dilingkari tali tersimpul,dikitari oleh 9 (sembilan) bintang, 5 (lima) bintang terletak melingkari di atas gariskhatulistiwa yang terbesar di antaranya terletak di tengah atas, sedang 4 (empat)

bintang lainnya terletak melingkar di bawah garis khatulistiwa, dengan tulisanNAHDLATUL ULAMA dalam huruf Arab yang melintang dari sebelah kanan bola

dunia ke sebelah kiri, semua terlukis dengan warna putih di atas dasar hijau.BAB IV

TUJUAN DAN USAHAPasal 5

Tujuan Nahdlatul Ulama adalah berlakunya ajaran Islam yang menganut fahamAhlusunnah wal Jama'ah dan menurut salah satu dari Madzhab Empat untuk

terwujudnya tatanan masyarakat yang demokratis dan berkeadilan demikemaslahatan dan kesejahteraan umat.

Pasal 6Untuk mewujudkan tujuan sebagaimana Pasal 5 di atas, maka Nahdlatul Ulama

melaksanakan usaha-usaha sebagai berikut:a. Di bidang agama, mengupayakan terlaksananya ajaran Islam yang menganutfaham Ahlusunnah wal Jama'ah dan menurut salah satu Madzhab Empat dalam

masyarakat dengan melaksanakan dakwah Islamiyah dan amar ma'ruf nahimunkar.

b. Di bidang pendidikan, pengajaran dan kebudayaan mengupayakan terwujudnyapenyelenggaraan pendidikan dan pengajaran serta pengembangan kebudayaan

yang sesuai dengan ajaran Islam untuk membina umat agar menjadi muslim yangtaqwa, berbudi luhur, berpengetahuan luas dan terampil, serta berguna bagi

agama, bangsa dan negara.c. Di bidang sosial,mengupayakan terwujudnya kesejahteraan lahir dan batin bagi

rakyat Indonesia.d. Di bidang ekonomi, mengupayakan terwujudnya pembangunan ekonomi untuk

pemerataan kesempatan berusaha dan menikmati hasil-hasil pembangunan,dengan mengutamakan tumbuh dan berkembangnya ekonomi kerakyatan.

e. Mengembangkan usaha-usaha lain yang bermanfaat bagi masyarakat banyakguna terwujudnya Khaira Ummah.

BABVKEANGGOTAAN

Pasal 71. Keanggotaan Nahdlatul Ulama terdiri dari anggota biasa, anggota luar biasa, dan

anggota kehormatan.2. Tiap warga negara Indonesia yang beragama Islam dan sudah aqil baligh yangmenyatakan kesediaannya dan taat pada Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah

Tangga.3. Ketentuan menjadi anggota dan pemberhentian keanggotaan diatur dalam

Anggaran Rumah Tangga.Pasal 8

Page 3: ADART NU.docx

Ketentuan mengenai kewajiban dan hak anggota serta lainlainnyadiatur dalam

Anggaran Rumah Tangga.BABVI

STRUKTUR DAN PERANGKAT ORGANISASIPasal 9

Struktur Organisasi Nahdlatul Ulama terdiri dari :a. Pengurus Besar.

b. Pengurus Wilayah.c. Pengurus Cabang/Pengurus Cabang Istimewa.

d. Pengurus Majelis Wakil Cabang.e. Pengurus Ranting.

Pasal 101. Untuk melaksanakan tujuan dan usaha-usaha sebagaimana dimaksud Pasal 5 dan

6, Nahdlatul UIama membentuk perangkat organisasi yang meliputi: Lembaga,Lajnah dan Badan Otonom yang merupakan bagian dari kesatuan organisasil

Jam'iyah Nahdlatul Ulama.2. Ketentuan pembentukan Lembaga, Lajnah dan Badan Otonom diatur dalam

Anggaran Rumah Tangga.BAB VII

KEPENGURUSANPasal 11

1. Kepengurusan Nahdlatul Ulama terdiri dari Mustasyar, Syuriyah & Tanfidziyah.2. Mustasyar adalah penasehat yang terdapat di Pengurus Besar, Pengurus Wilayah,

Pengurus Cabang/ Pengurus Cabang Istimewa, dan pengurus Majelis WakilCabang.

3. Syuriyah adalah pimpinan tertinggi Nahdlatul Ulama.4. Tanfidziyah adalah pelaksana.

5. Tugas, wewenang, kewajiban dan hak Mustasyar, Syuriyah dan Tanfidziyah diaturdalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 121. Masa jabatan Pengurus sebagaimana dimaksud pada Pasal 9 adalah 5 (lima) tahun

di semua tingkatan, kecuali Pengurus Cabang Istimewa selama 3 (tiga) tahun.2. Masa jabatan pengurus Lembaga dan Lajnah disesuaikan dengan masa jabatan

Pengurus Nahdlatul Ulama di tingkat masing-masing.3. Masa jabatan Pengurus Badan Otonom ditentukan dalam Peraturan Dasar Badan

Otonom yang bersangkutan.Pasal 13

1. Pengurus Besar Nadhlatul Ulama terdiri dari :a. Mustasyar Pengurus Besar.

b. Pengurus Besar Harian Syuriyah.c. Pengurus Besar Lengkap Syuriyah.d. Pengurus Besar Harian Tanfidziyah.

e. Pengurus Besar Lengkap Tanfidziyah.f. pengurus Besar Pleno.

2. Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama terdiri dari :a. Mustasyar Pengurus Wilayah.

b. Pengurus Wilayah Harian Syuriyah.c. Pengurus Wilayah Lengkap Syuriyah.d. Pengurus Wilayah Harian Tanfidziyah.

e. Pengurus Wilayah Lengkap Tanfidziyah.f. Pengurus Wilayah Pleno.

3. Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama terdiri dari :a. Mustasyar Pengurus Cabang.

b. Pengurus Cabang Harian Syuriyah.

Page 4: ADART NU.docx

c. Pengurus Cabang Lengkap Syuriyah.d. Pengurus Cabang Harian Tanfidziyah.

e. Pengurus Cabang Lengkap Tanfidziyah.f. Pengurus Cabang Pleno.

4. Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama terdiri dari:a. Mustasyar Pengurus Cabang.

b. Pengurus Cabang Harian Syuriah.c. Pengurus Cabang Lengkap Syuriah.

d. Pengurus Cabang Harian Tanfidziyah.e. Pengurus Cabang Lengkap Tanfidziyah.

f. Pengurus Cabang Pleno.5. Pengurus Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama terdiri atas:

a. Mustasyar Pengurus Majelis Wakil Cabang.b. Pengurus Majelis Wakil Cabang Harian Syuriyah.

c. Pengurus Majelis Wakil Cabang Lengkap Syuriyah.d. Pengurus Majelis Wakil Cabang Harian Tanfidziyah.

e. Pengurus Majelis Wakil Cabang Lengkap Tanfidziyah.f. Pengurus Majelis Wakil Cabang Pleno.

6. Pengurus Ranting Nadhlatul Ulama terdiri atas:a. Pengurus Ranting Harian Syuriyah.

b. Pengurus Ranting Lengkap Syuriyah.c. Pengurus Ranting Harian Tanfidziyah.

d. Pengurus Ranting Pleno.7. Ketentuan mengenai susunan dan komposisi pengurus diatur dalam Anggaran

Rumah Tangga.Pasal 14

1. Pengurus Nadhlatul Ulama di semua tingkatan dipilih dan ditetapkan dalampermusyawaratan sesuai tingkatannya.

2. Ketentuan pemilihan dan penetapan Pengurus Nahdlatul Ulama diatur dalamAnggaran Rumah Tangga.

Pasal 15Apabila terjadi kekosongan jabatan antar waktu dalam kepengurusan NahdlatulUlama, maka ketentuan pengisiannya diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

BAB VIIIPERMUSYAWARATAN

Pasal 16Permusyawaratan di lingkungan Nahdlatul Ulama meliputi:

a. Permusyawaratan Tingkat Nasional.b. Permusyawaratan Tingkat Daerah.

c. Permusyawaratan bagi Perangkat Organisasi.Pasal 17

1. Permusyawaratan tingkat nasional di lingkungan Nahdlatul Ulama adalah:a. Muktamar.

b. Muktamar Luar Biasa.c. Konferensi Besar.

d. Musyawarah Nasional Alim Ulama.e. Rapat Koordinasi Nasional.

2. Ketentuan Permusyawaratan Nasional sebagaimana tersebut dalam ayat 1 Pasal17 diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal181. Permusyawaratan untuk kepengurusan tingkat daerah meliputi:

a. Konferensi Wilayah.b. Musyawarah Kerja Wilayah.

c. Konferensi Cabangl Konferensi Cabang Istimewa.d. Musyawarah Kerja Cabang /Musyawarah Kerja Cabang Istimewa.

Page 5: ADART NU.docx

e. Konferensi Majelis Wakil Cabang.f. Musyawarah Majelis Wakil Cabang.

g. Musyawarah Anggota.2. Permusyawaratan tingkat daerah sebagaimana disebut dalam ayat 1 Pasal 18

diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga.Pasal 19

Permusyawaratan untuk lingkungan Lembaga, Lajnah dan Badan Otonom diaturdalam ketentuan internal Lembaga, Lajnah dan Badan Otonom yang bersangkutan

dengan memenuhi ketentuan sebagai berikut:a. Permusyawaratan Tertinggi Badan Otonom merujuk kepada Anggaran Dasar,

Anggaran Rumah Tangga, dan Program-program Nadhlatul Ulama.b. Permusyawaratan Lembaga dan Lajnah diatur dalam Peraturan Organisasi

Lembaga dan Lajnah yang bersangkutan.c. Permusyawaratan Badan Otonom diatur dalam Peraturan Dasar dan Peraturan

Rumah Tangganyad. Segala hasil permusyawaratan dan kebijakan Lembaga, Lajnah dan Badan

Otonom dinyatakan tidak sah sepanjang bertentangan dengan KeputusanMuktamar, Musyawarah Nasional Alim Ulama, Konferensi Besar dan

Musyawarah Pimpinan Nasional.BAB IX

KEUANGAN DAN KEKAYAANPasal 20

1. Keuangan Nahdlatul Ulama digali dari sumber-sumber dana di lingkunganNahdlatul Ulama, umat Islam, maupun sumber-sumber lain yang halal dan tidak

mengikat.2. Sumber dana di lingkungan Nahdlatul Ulama diperoleh dari:

a. Uang pangkal.b. Uang I'anah Syahriyah.c. Uang I'anah Sanawiyah.

d. Sumbangan dari warga dan simpatisan Nahdlatul Ulama.e. Usaha-usaha lain yang halal.

3. Pemanfaatan uang pangkal, I'anah Syahriyah dan I'anah Sanawiyah diatur dalamAnggaran Rumah Tangga.

Pasal 211. Kekayaan Nahdlatul Ulama dan perangkatnya berupa dana, harta benda bergerakdan atau harta benda tidak bergerak harus dicatatkan sebagai kekayaan organisasi

Nahdlatul Ulama.2. Rais Aam dan Ketua Umum mewakili Nahdlatul Ulama di dalam maupun di luarPengadilan tentang segala hal dan segala kejadian, baik mengenai kepengurusan

maupun tindakan kepemilikan dengan tidak mengurangi pembatasan yangdiputuskan Muktamar.

3. Pengurus Besar Nahdlatul Ulama dapat melimpahkan penguasaan, pengelolaandan atau pengurusan kekayaan Nahdlatul Ulama kepada Pengurus Wilayah,

pengurus Cabang, pengurus Cabang Istimewa dan Anggaran Dasar AnggaranRumah Tangga NU atau kepada Pengurus Majelis Wakil Cabang yang

ketentuannya diatur dalam Peraturan Organisasi.4. Segala aset Nahdlatul Ulama hanya dapat digunakan untuk kepentingan organisasi

Nahdlatul Ulama dan atau perangkatnya.BAB X

PERUBAHANPasal 22

1. Anggaran Dasar ini hanya dapat diubah oleh Keputusan Muktamar yang sah yangdihadiri sedikitnya dua pertiga dari jumlah pengurus Wilayah dan Pengurus

Cabang/Pengurus Cabang Istimewa yang sah dan sedikitnya disetujui oleh duapertiga dari jumlah suara yang sah.

Page 6: ADART NU.docx

2. Dalam hal Muktamar yang dimaksud ayat (1) Pasal ini tidak dapat diadakankarena tidak tercapai korum, maka ditunda selambat-Iambatnya 1 (satu) bulandan selanjutnya dengan memenuhi syarat dan ketentuan yang sama Muktamar

dapat dimulai dan dapat mengambil keputusan yang sah.BAB XI

PEMBUBARAN ORGANISASIPasal 23

1. Pembubaran Perkumpulan Jam'iyah Nahdlatul Ulama sebagai suatu organisasihanya dapat dilakukan apabila mendapat persetujuan dari seluruh anggota dan

pengurus di semua tingkatan.2. Apabila Nahdlatul Ulama dibubarkan, maka segala kekayaannya diserahkan

kepada organisasi atau badan amal yang sefaham.BAB XII

PENUTUPPasal 24

Muqaddimah Qanun Asasy oleh Rais Akbar Kiai Haji Muhammad Hasyim Asy'ari danNaskah Khittah Nahdlatul Ulama merupakan bagian tak terpisahkan dari Anggaran

Dasar ini.Pasal 25

Segala sesuatu yang belum cukup diatur dalam Anggaran Dasar ini akan diatur dalamAnggaran Rumah Tangga.

Pasal 26Anggaran Dasar ini mulai berlaku sejak saat disahkan.

ditetapkan di BoyoIaliPada Tanggal 18 Syawal 1425 H

01 Desember 2004 M

MUKTAMAR XXXI NAHDLATUL ULAMAPIMPINAN SIDANG PLENO IX

Ttd ttd ttdDrs KH A Hafizh Usman H M Rozy Munir SE MSc Drs H Taufiq R Abdullah

Ketua Wk. Ketua SekretarisTim Perumus :

KH. A. Hafizh Utsman Ketua merangkap anggota (PBNU)H.M. Rozy Munir, SE., MSc Anggota (PBNU)Drs. H. Taufiq R Abdullah Anggota (PBNU)

Drs. H. Ahmad Fayumi Anggota (PBNU)Drs. H. Syamsuddin Asyrofi M.Hum Anggota (PWNU Jateng)

H. Soleh Hayat, SH Anggota (PWNU Jatim)H. Imron Masyhudi Anggota (PCI Saudi Arabia)

Drs. Isnadi Nori Anggota (PWNU Sumsel)H. Koman, S.pd.i Anggota (PWNU Papua)

Tedy Suryana Anggota (PWNU Kalsel)ANGGARAN RUMAH TANGGA

NAHDLATUL ULAMABAB I

KEANGGOTAANPasal 1

Keanggotaan Nahdlatul Ulama terdiri dari:a. Anggota biasa, selanjutnya disebut anggota, ialah setiap Warga Negara Indonesiayang beragama Islam, menganut faham Ahlusunnah wal Jamaah dan menurut salahsatu Mazhab Empat. sudah aqil baligh, menyetujui aqidah. asas. tujuan, usahausaha

serta sanggup melaksanakan semua keputusan Nahdlatul Ulama.b. Anggota luar biasa, ialah setiap orang yang beragama Islam, menganut faham

Ahlusunnah wal Jamaah dan menu rut salah satu Mazhab Empat, sudah aqil baligh.

Page 7: ADART NU.docx

menyetujui aqidah. asas. tujuan dan usaha-usaha Nahdlatul Ulama. namun yangbersangkutan berdomisili secara tetap di luar Wilayah Negara Kesatuan Republik

Indonesia.c. Anggota kehormatan, ialah setiap orang yang bukan anggota biasa atau anggotaluar biasa yang dinyatakan telah berjasa kepada Nahdlatul Ulama dan ditetapkan

dalam keputusan Pengurus Besar.BAB II

TATACARA PENERIMAAN DANPEMBERHENTIAN KEANGGOTAAN

Pasal 21. Anggota biasa diterima melalui Ranting di tempat tinggalnya.

2. Apabila tidak ada Pengurus Ranting di tempat tinggalnya maka pendaftarananggota dilakukan di Ranting terdekat.

3. Anggota luar biasa diterima melalui Pengurus Cabang Istimewa.Pasal 3

1. Penerimaan anggota biasa maupun anggota luar biasa diatur dengan cara:a. Mengajukan permintaan menjadi anggota disertai pernyataan setuju pada

aqidah, asas, tujuan, dan usaha-usaha Nahdlatul Ulama secara tertulis atau lisan,membayar uang pangkal sebesar Rp. 1000 (seribu rupiah).

b. Jika permintaan itu diluluskan, maka yang bersangkutan menjadi calon anggotaselama 6 (enam) bulan, dengan hak menghadiri kegiatan-kegiatan Nahdlatul

Ulama yang dilaksanakan secara terbuka.c. Apabila selama menjadi calon anggota yang bersangkutan menunjukkan hal-hal

yang positif, maka ia diterima menjadi anggota penuh dan kepadanya diberikanKartu Tanda Anggota Nahdlatul Ulama (KARTANU).

d. Permintaan menjadi anggota dapat ditolak apabila terdapat alasan yang kuat,baik syar'i maupun organisasi.

2. Anggota keluarga dari anggota biasa dan anggota luar biasa Nahdlatul Ulama diakuisebagai anggota keluarga besar Perkumpulan Jam'iyah Nahdlatul Ulama.

Pasal 41. Anggota kehormatan dapat diusulkan oleh pengurus Cabang, Pengurus Cabang

Istimewa atau Pengurus Wilayah.2. Setelah mempertimbangkan kesediaan yang bersangkutan dan memperoleh

persetujuan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, kepadanya diberikan suratpengesahan.

Pasal 51. Seseorang dinyatakan berhenti dari keanggotaan Nahdlatul Ulama karena

permintaan sendiri, dipecat, atau tidak lagi memenuhi syarat keanggotaanNahdlatul Ulama.

2. Seseorang berhenti dari keanggotaan Nahdlatul Ulama karena permintaan sendiriyang diajukan kepada Pengurus Ranting secara tertulis, atau jika dinyatakansecara lisan perlu disaksikan oleh sedikitnya 2 (dua) orang anggota Pengurus

Ranting.3. Seseorang dipecat dari keanggotaan Nahdlatul Ulama karena dengan sengajatidak memenuhi kewajibannya sebagai anggota atau melakukan perbuatan yangmencemarkan dan menodai nama Nahdlatul Ulama, baik ditinjau dari segi syar'i,

kemaslahatan umum maupun organisasi dengan prosedur sebagai berikut:a. Pemecatan anggota biasa dilakukan berdasarkan Rapat Pleno PengurusCabang setelah menerima usul dari Pengurus Ranting berdasarkan Rapat

Pleno Pengurus Ranting.b. Pemecatan anggota luar biasa dilakukan berdasarkan Rapat Pleno Pengurus

Cabang Istimewa.c. Sebelum dipecat, anggota yang bersangkutan diberi surat peringatan oleh

pengurus Ranting.d. Jika setelah 15 (lima belas) hari peringatan itu tidak diperhatikan, maka

Page 8: ADART NU.docx

Pengurus Cabang dapat memberhentikan sementara selama 3 (tiga) bulan.e. Anggota biasa yang diberhentikan sementara atau dipecat dapat membela diri

dalam suatu Konferensi Cabang atau naik banding ke Pengurus Wilayah.f. Anggota luar biasa yang diberhentikan sementara atau dipecat dapat

membela diri dalam suatu Konferensi Cabang Istimewa atau naik banding kePengurus Besar.

g. Pengurus Besar pengurus Wilayah dapat mengambil keputusan ataspembelaan itu.

h. Surat pemberhentian atau pemecatan sebagai anggota dikeluarkan olehPengurus Cabangl Pengurus Cabang Istimewa bersangkutan atas keputusan

Rapat Pleno Pengurus Cabangl Rapat Pleno Pengurus Cabang Istimewa.i. Jika selama pemberhentian sementara yang bersangkutan tidak ruju' ilalhaq,

maka keanggotaannya gugur dengan sendirinya.j. Pengurus Besar mempunyai wewenang memecat anggota secara langsung jika

tidak dapat dilakukan oleh Pengurus di bawahnya.k. Pemecatan kepada seorang anggota yang dilakukan langsung oleh Pengurus

Besar berdasarkan hasil Rapat Pleno pengurus Besar.l. Anggota yang dipecat langsung oleh Pengurus Besar dapat membela diri

dalam Konferensi Besar atau Muktamar.m. Pertimbangan dan tatacara tersebut pad a ayat (3) juga berlaku terhadap

pencabutan anggota kehormatan.BAB III

KEWAJIBAN DAN HAK ANGGOTAPasal 6

Anggota Nahdlalul Ulama berkewajiban:a. Setia, tunduk dan taat kepada Perkumpulan Jam'iyah Nahdlatul Ulama.

b. Bersungguh-sungguh mendukung dan membantu segala langkah NahdlatulUlama, serta bertanggungjawab atas segala sesuatu yang diamanahkan

kepadanya.c. Membayar i’anah Syahriyah (iuran bulanan) dan I'anah Sanawiyah (iurantahunan) yang jumlahnya ditetapkan oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama.d. Memupuk dan memelihara Ukhuwah Islamiyah, Ukhuwah Wathoniyah dan

Ukhuwah Insaniyah serta persatuan nasional dalam kerangka NegaraKesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Pasal 71. Anggota biasa berhak:

a. Menghadiri Rapat Anggota Ranting, mengemukakan pendapat danmemberikan suara.

b. Memilih dan dipilih menjadi pengurus atau menduduki jabatan lain yangditetapkan baginya.

c. Mengikuti kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh Nahdlatul Ulama.d. Memberikan usulan, masukan dan koreksi kepada Pengurus dengan cara dan

tujuan yang baik.e. Mendapatkan pembelaan, perlindungan dan pelayanan.

f. Melakukan pembelaan atas keputusan Nahdlatul Ulama terhadap dirinya.2. Anggota luarbiasa berhak:

a. Mengikuti kegiatan-kegiatan yg diselenggarakan oleh Nahdlatul Ulama.b. Memberikan usulan, masukan dan koreksi kepada Pengurus dengan tujuan

dan cara yang baik.c. Mendapatkan pelayanan informasi tentang program dan kegiatan Nahdlatul

Ulama.d. Melakukan pembelaan atas keputusan Nahdlatul Ulama terhadap dirinya.

3. Anggota kehormatan berhak menghadiri kegiatan-kegiatan Nahdlatul Ulama atasundangan Pengurus dan dapat memberikan saran-saran, pendapatnya, namun tidak

memiliki hak suara atas pendapatnya maupun hak memilih dan dipilih.

Page 9: ADART NU.docx

4. Anggota Biasa dan Luar Biasa Nahdlatul Ulama tidak diperkenankan merangkapmenjadi anggota organisasi sosial kemasyarakatan lain yang

mempunyai aqidah, asas dan tujuan yang berbeda atau merugikan Nahdlatul Ulama.BAB IV

TINGKAT KEPENGURUSANPasal 8

Tingkat kepengurusan dalam organisasi Nahdlatul Ulama terdiri dari:a. Pengurus Besar (PS) untuk tingkat Pusat

b. Pengurus Wilayah (PW) untuk tingkat Propinsic. Pengurus Cabang (PC) untuk tingkat Kabupaten Kota dan Pengurus Cabang

Istimewa (PCI) untuk Luar Negeri.d. Pengurus Majelis Wakil Cabang (MWC) untuk tingkat Kecamatan.

e. Pengurus Ranting (PR) untuk tingkat Kelurahan/desaPasal 9

1. Pengurus besar Nahdlatul Ulama adalah kepengurusan Perkumpulan Jam'iyahsebagai suatu organisasi di tingkat pusat dan berkedudukan di Ibukota Negara

Republik Indonesia.2. Pengurus Sesar Nahdlatul Ulama sebagai tingkat kepengurusan tertinggi dalam

Nahdlatul Ulama merupakan penanggung jawab kebijakan dalam pengendalianorganisasi dan pelaksanaan keputusan-keputusan Muktamar.

Pasal 101. Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama adalah kepengurusan organisasi Nahdlatul

Ulama di tingkat propinsi dan berkedudukan di ibukota propinsi.2. Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama dapat dibentuk jika terdapat

sekurangkurangnya 5 (lima) Cabang.3. Permintaan untuk membentuk pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama disampaikan

kepada pengurus Besar dengan disertai keterangan tentang daerah yangbersangkutan dan jumlah Cabang yang ada di daerah itu setelah melalui masa

percobaan 3 (tiga) bulan.4. Pengurus Wilayah berfungsi sebagai koordinator Cabang-Cabang di daerahnya

dan sebagai pelaksana pengurus Besar untuk daerah yang bersangkutan.Pasal 11

1. Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama adalah kepengurusan organisasi NahdlatulUlama di tingkat Kabupatenl Kota dan berkedudukan di ibukota Kabupaten Kota.

2. Dalam hal-hal yang menyimpang dari ketentuan ayat (1) diatas disebabkan olehbesarnya jumlah penduduk dan luasnya daerah atau sulitnya komunikasi dan ataufaktor kesejarahan, pembentukan Cabang diatur oleh kebijakan Pengurus Besar

Nahdlatul Ulama.3. Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama dapat dibentuk jlka terdapat

sekurangkurangnya 3 (tiga) Majelis Wakil Cabang.4. Permintaan untuk membentuk pengurus Cabang disampaikan kepada PengurusBesar Nahdlatul Ulama dalam bentuk permohonan yang dikuatkan oleh Pengurus

Wilayah yang bersangkutan setelah melalui masa percobaan selama 3 (tiga) bulan.5. Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama memimpin dan mengkoordinir Majelis Wakil

Cabang dan Ranting di daerah kewenangannya, melaksanakan kebijaksanaanPengurus Wilayah dan Pengurus Besar untuk daerahnya

Pasal 121. Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama adalah kepengurusan organisasi

Nahdlatul Ulama setingkat Cabang yang berada di luar negeri.2. Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama dibentuk oleh Pengurus BesarNahdlatul Ulama atas permohonan sekurang-kurangnya 25 (dua puluh lima)

orang anggota setelah melalui masa percobaan selama 3 (tiga) bulan.Pasal 13

1. Pengurus Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama adalah tingkat kepengurusanorganisasi Nahdlatul Ulama di tingkat Kecamatan.

Page 10: ADART NU.docx

2. Pengurus Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama dapat dibentuk jika terdapatsekurang-kurangnya 4 (empat) Ranting.

3. Permintaan untuk membentuk Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulamadisampaikan kepada Pengurus Wilayah dengan rekomendasi Pengurus Cabang

dan dapat disahkan oleh Pengurus Wilayah setelah melalui masa percobaanselama 3 (tiga) bulan.

Pasal 141. Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama adalah tingkat kepengurusan organisasi

Nahdlatul Ulama di tingkat Kelurahan/Desa.2. Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama yang dimaksud dalam ayat (1) pasal 14 dapat

dibentuk jika di suatu Kelurahan/Desa terdapat sekurang-kurangnya 15 (limabelas) orang anggota.

3. Permintaan pembentukan Ranting Nahdlatul Ulama disampaikan kepadaPengurus Cabang dengan rekomendasi Pengurus Majelis Cabang dan dapat

Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga NU disahkan oleh Pengurus Cabangsetelah melalui masa percobaan selama 3 (tiga) bulan.

4. Untuk efektivitas organisasi dan pengembangan anggota, dapat dibentukKelompok Anak Ranting (KAR). Setiap KAR sedikitnya terdiri dari 10 (sepuluh)

orang anggota.BAB V

PERANGKAT ORGANISASIPasal 15

Perangkat organisasi Nahdlatul Ulama terdiri dari:a. Lembaga.

b. Lajnahc. Badan Otonom

Pasal 161. Lembaga adalah perangkat departementasi organisasi Nahdlatul Ulama yangberfungsi sebagai pelaksana kebijakan Nahdlatul Ulama berkaitan dengan suatu

bidang tertentu.2. Ketua Lembaga ditunjuk langsung dan bertanggung jav.db kepada pengurus

Nahdlatul Ulama sesuai dengan tingkatannya.3. Ketua Lembaga dapat diangkat untuk maksimal 2 (dua) masa jabatan.

4. Lembaga sebagaimana dimaksud pada Pasal15 butir (a) dan ayat(1) Pasal 16adalah:

a. Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama disingkat LDNU, bertugas melaksanakankebijakan Nahdlatul Ulama di bidang pengembangan agama Islam yang

menganut faham Ahlussunnah wal Jamaah.b. Lembaga Pendidikan Maarif Nahdlatul Ulama disingkat LP Maarif NU,

bertugas melaksanakan kebijakan Nahdlatul Ulama dibidang pendidikan danpengajaran formal.

c. Rabithah Ma'ahid al Islamiyah disingkat RMI, bertugas melaksanakan kebijakanNahdlatul Ulama dibidang pengembangan pondok pesantren.

d. Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama disingkat LPNU bertugasmelaksanakan kebijakan Nahdlatul Ulama di bidang pengembangan ekonomi

warga Nahdlatul Ulama.e. Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama disingkat LP2NU,

bertugas melaksanakan kebijakan Nahdlatul Ulama di bidang pengembanganpertanian, lingkungan hidup dan eksplorasi kelautan.

f. Lembaga Kemaslahatan Keluarga Nahdlatul Ulama disingkat LKKNU,bertugas melaksanakan kebijakan Nahdlatul Ulama dibidang kesejahteraan

keluarga, sosial dan kependudukan.g. Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia disingkat

Lakpesdam, bertugas melaksanakan kebijakan Nahdlatul Ulama di bidangpengkajian dan pengembangan sumber daya manusia.

Page 11: ADART NU.docx

h. Lembaga Penyuluhan dan Bantuan Hukum disingkat LPBHNU, bertugasmelaksanakan penyuluhan dan pemberian bantuan hukum.

i. Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia disingkat Lesbumi, bertugasmelaksanakan kebijakan Nahdlatul Ulama dibidang pengembangan seni dan

budaya.j. Lembaga Amil Zakat, Infaq dan Shadaqah Nahdlatul Ulama disingkat

LAZISNU, bertugas menghimpun, mengelola dan mentasharufkan, zakat,infaq dan shadaqah.

k. Lembaga Waqaf dan Pertanahan Nahdlatul Ulama disingkat LWPNU, ertugasmengurus, mengelola serta mengembangkan tanah dan bangunan serta harta

benda wakaf lainnya milik Nahdlatul Ulama.l. Lembaga Bahtsul Masail disingkat LBM, bertugas membahas dan memecahkan

masalah-masalah yang maudlu'iyah (tematik) dan waqi'iyah (aktual) yangmemerlukan kepastian hukum.

m. Lembaga Ta'mir Masjid Indonesia disingkat LTMI, bertugas melaksanakankebijakan Nahdlatul Ulama di bidang pengembangan dan pemberdayaan

Masjid.n. Lembaga Pelayanan Kesehatan Nahdlatul Ulama disingkat LPKNU, bertugas

melaksanakan kebijakan Nahdlatul Ulama di bidang kesehatan.5. Pembentukan dan penghapusan Lembaga ditetapkan oleh permusyawaratan pada

masing-masing tingkat kepengurusan Nahdlatul Ulama.6. Pembentukan Lembaga di tingkat Wilayah, Cabang dan Cabang Istimewa,

disesuaikan dengan kebutuhan penanganan program.Pasal 17

1. Lajnah adalah perangkat organisasi Nahdlatul Ulama untuk melaksanakanprogram Nahdlatul Ulama yang memerlukan penanganan khusus.

2. Lajnah sebagaimana yang dimaksud Pasal 15 butir (b) dan ayat (1) Pasal17 adalah:a. Lajnah Falakiyah, bertugas mengurus masalah hisab dan ru'yah, serta

pengembangan IImu Falak.b. Lajnah Ta'lifWan Nasyr, bertugas mengembangkan penulisan, penerjemahan

dan penerbitan kitab buku serta media informasi menurut fahamAhlussunnah wal Jamaah.

3. Pembentukan dan penghapusan Lajnah ditetapkan oleh permusyawaratan padamasing-masing tingkat kepengurusan Nahdlatul Ulama.

4. Pembentukan Lajnah di tingkat Wilayah, Cabang dan Majelis Wakil Cabangdilakukan sesuai dengan keperluan penanganan program khusus dan tenaga yang

tersedia.Pasal 18

1. Badan Otonom adalah perangkat organisasi Nahdlatul Ulama yang berfungsimelaksanakan kebijakan Nahdlatul Ulama yang berkaitan dengan kelompok

masyarakat tertentu dan beranggotakan perorangan.2. Badan Otonom berkewajiban menyesuaikan dengan aqidah, asas dan tujuan

Nahdlatul Ulama.3. Kepengurusan Badan Otonom diatur menu rut Peraturan Dasar dan PeraturanRumah Tangga masing-masing sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran

Rumah Tangga Nahdlatul Ulama.4. Keputusan Kongres atau Konferensi Badan Otonom dilaporkan kepada pengurus

Besar Nahdlatul Ulama atau Pengurus Nahdlatul Ulama menurut tingkatannyamasing-masing.

5. Dalam melaksanakan program, Badan Otonom memiliki keleluasaan yang tidakbertentangan dengan kebijakan Nahdlatul Ulama.

6. Badan Otonom sebagaimana dimaksud Pasal15 butir (c) dan ayat (1) Pasal18adalah:

a. Jam'iyyah Ahli Thariqah AI Mu'tabarah An-Nahdliyyah, adalah Badan Otonomyang berfungsi membantu melaksanakan kebijakan Nahdlalul Ulama pada

Page 12: ADART NU.docx

pengikut tharekat yang mu'tabar di lingkungan Nahdlatul Ulama sertamembina dan mengembangkan seni hadrah.

b. Jam'iyyatul Qurra Wal Huffazh, adalah Badan Otonom yang berfungsimembantu melaksanakan kebijakan Nahdlatul Ulama pada kelompok

Qori/Qoriah dan Hafizh Hafizhah di lingkungan Nahdlatul Ulama.c. Muslimat Nahdlatul Ulama disingkat Muslimah NU, adalah Badan Otonomyang berfungsi membantu melaksanakan kebijakan Nahdlalul Ulama pada

anggota perempuan Nahdlatul Ulama.d. Fatayat Nahdlatul Ulama disingkat Falayat NU, adalah Badan Otonom yangberfungsi membanlu melaksanakan kebijakan Nahdlatul Ulama pada anggota

perempuan muda Nahdlatul Ulama.e. Gerakan Pemuda Ansor disingkat GP Ansor, adalah Badan Otonom yang

berfungsi membantu melaksanakan kebijakan Nahdlatul Ulama pada anggotapemuda Nahdlatul Ulama.

f. Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama disingkat IPNU, adalah Badan Otonom yangberfungsi membantu melaksanakan kebijakan Nahdlatul Ulama pada pelajar

laki-Iaki dan santri laki-Iaki.g. Ikatan Pelajar Putri Nahdlalul Ulama disingkal IPPNU, adalah Badan Otonom

yang berfungsi membantu melaksanakan kebijakan Nahdlatul Ulama padapelajar perempuan dan santri perempuan.

h. Ikatan Sarjana Nahdlalul Ulama disingkat ISNU adalah Badan Otonom yangberfungsi membantu melaksanakan kebijakan Nahdlatul Ulama padakelompok sarjana dan kaum intelektual di kalangan Nahdlatul Ulama.

i. Serikat Buruh Muslimin Indonesia disingkat Sarbumusi, adalah Badan Otonomyang berfungsi melaksanakan kebijakan Nahdlatul Ulama di bidang

kesejahteraan dan pengembangan ketenagakerjaan.j. Pagar Nusa, adalah Badan Otonom yang berfungsi membantu melaksanakan

kebijakan Nahdlatul Ulama pada pengembangan seni bela diri.Pasal 19

Pengurus Nahdlatul Ulama berkewajiban membina dan mengayomi seluruh Lembaga,Lajnah dan Badan Otonom pada tingkat masing-masing.

BAB VISUSUNAN PENGURUS BESAR

Pasal 201. Mustasyar Pengurus Besar terdiri dari beberapa orang.

2. Pengurus Harian Syuriyah terdiri dari Rais Aam, Wakil Rais Aam, beberapa Rais,Katib Aam dan beberapa Wakil Katib.

3. Pengurus Lengkap Syuriyah terdiri dari Pengurus Harian Syuriyah dan A'wan.Pasal 21

1. Pengurus Harian Tanfidziyah terdiri dari Ketua Umum, beberapa Ketua,Sekretaris Jenderal, beberapa Wakil Sekretaris Jenderal, Bendahara dan beberapa

Wakil Bendahara.2. Pengurus Lengkap Tanfidziyah terdiri atas Pengurus Harian Tanfidziyah dan

Ketua Lembaga dan Lajnah Pusat.Pasal 22

Pengurus Pleno terdiri dari Mustasyar, Pengurus Lengkap Syuriyah. PengurusLengkap Tanfidziyah dan Ketua Umum Badan Otonom tingkat pusat.

BAB VIISUSUNAN PENGURUS WILAYAH

Pasal 231. Mustasyar Pengurus Wilayah terdiri dari beberapa orang.

2. Pengurus Harian Syuriyah terdiri dari Rais, beberapa Wakil Rais, Katib danbeberapa Wakil Katib.

3. Pengurus Lengkap Syuriyah terdiri dari pengurus Anggatan Dasar AnggaranRumah Tangga NU Harian Syuriyah dan A'wan.

Page 13: ADART NU.docx

Pasal 241. Pengurus Harian Tanfidziyah terdiri dari Ketua, beberapa Wakil Ketua,Sekretaris, beberapa Wakil Sekretaris, Bendahara dan beberapa Wakil

Bendahara.2. pengurus Lengkap Tanfidziyah terdiri atas Pengurui! Harian Tanfidziyah dan

Ketua Lembaga dan Lajnah tingkat wilayah.Pasal 25

Pengurus Pleno terdiri dari Mustasyar, pengurus Lengkap Syuriyah, pengurusLengkap Tanfidziyah dan Ketua Badan Otonom tingkatwilayah.

BAB VIIISUSUNAN PENGURUS CABANG PENGURUS CABANG ISTIMEWA

Pasal 261. Mustasyar pengurus Cabang terdiri dari beberapa orang.

2. Pengurus Harian Syuriyah terdiri dari Rais, beberapa Wakil Rais, Katib danbeberapa Wakil Katib.

3. Pengurus Lengkap Syuriyah terdiri dari pengurus Harian Syuriyah dan A'wan.Pasal 27

1. Pengurus Harian Tanfidziyah terdiri dari Ketua, beberapa Wakil Ketua,Sekretaris, beberapa Wakil Sekretaris, Bendahara dan beberapa Wakil

Bendahara.2. Pengurus Lengkap Tanfidziyah terdiri dari Pengurus Harian Tanfidziyah dan

Ketua Lembaga dan Lajnah tingkat cabang.Pasal 28

Pengurus Pleno terdiri dari Mustasyar, Pengurus Lengkap Syuriyah, pengurus lengkapTanfidziyah dan Ketua Badan Otonom tingkat cabang.

BAB IXSUSUNAN PENGURUS MAJELIS WAKIL CABANG

Pasal 291. Mustasyar Majelis Wakil Cabang terdiri dari beberapa orang.

2. Pengurus Harian Syuriyah terdiri dari Rais, beberapa Wakil Rais, Katib danbeberapa Wakil Katib.

3. Pengurus Lengkap Syuriyah terdiri dari pengurus Harian Syuriyah dan A'wan.Pasal 30

1. Pengurus Harian Tanfidziyah terdiri dari Ketua, beberapa Wakil Ketua,Sekretaris, beberapa Wakil Sekretaris, Bendahara dan beberapa Wakil

Bendahara.2. Pengurus Lengkap Tanfidziyah terdiri dari Pengurus Harian Tanfidziyah dan

Ketua Lembaga tingkat Majelis Wakil Cabang.Pasal 31

Pengurus Pleno terdiri dari Mustasyar, pengurus Lengkap Syuriyah, PengurusLengkap Tanfidziyah dan Ketua Badan Otonom tingkat Majelis Wakil Cabang.

BABXSUSUNAN PENGURUS RANTING

Pasal 321. Pengurus Harian Syuriyeh terdiri dari Rais, beberapa Wakil Rais, Katib dan

beberapa Wakil Katib.2. Pengurus Lengkap Syuriyah terdiri dari Pengurus Harian Syuriyah dan A'wan.

Pasal 33Pengurus Harian Tanfidziyah terdiri dari Ketua, beberapa Wakil Ketua, Sekretaris,

Wakil Sekretaris, Bendahara dan Wakil Bendahara.Pasal 34

Pengurus Pleno terdiri dari pengurus Syuriyah dan pengurus Tanfidziyah dan KetuaBadan Otonom tingkat ranting.

BAB XISYARAT MENJADI PENGURUS

Page 14: ADART NU.docx

Pasal 351. Untuk menjadi pengurus Ranting atau Majelis Wakil . Cabang, seorang calon

harus sudah aktif menjadi anggota Nahdlatul Ulama atau Badan Otonomnyasekurang-kurangnya selama 1 (satu) tahun.

2. Untuk menjadi Pengurus Cabang, seorang calon harus sudah aktif menjadianggota Nahdlatul Ulama atau Badan Otonomnya sekurang-kurangnya selama 2

(dua) tahun.3. Untuk menjadi Pengurus Wilayah, seorang calon harus sudah aktif menjadi

anggota Nahdlatul Ulama atau Badan Otonomnya sekurang-kurangnya selama 3(tiga) tahun. Untuk menjadi pengurus Besar, seorang calon harus sudah aktif

menjadi anggota Nahdlatul Ulama atau Badan Otonomnya sekurang-kurangnyaselama 4 (empat) tahun.

4. Keanggotaan pada ayat 1, 2, 3 dan 4 pasal ini adalah sebagaimana dimaksud Pasal7 ayat (2) Anggaran Dasar dan Pasal 1 butir (a) dan (b) Anggaran Rumah Tangga.

BAB XIIPEMILIHAN DAN PENETAPAN PENGURUS

Pasal 36Pemilihan dan penetapan pengurus Besar Nahdlatul Ulama:

a. Rais Aam dipilih secara langsung oleh Muktamar.b. Wakil Rais Aam ditunjuk oleh Rais Aam terpilih setelah mempertimbangkan

aspirasi yang berkembang.c. Ketua Umum dipilih secara langsung oleh Muktamar dengan terlebih dahulu

mendapat persetujuan dari Rais Aam terpilih setelah mempertimbangkanaspirasi yang berkembang.

d. Rais Aam terpilih, Wakil Rais Aam dan Ketua Umum terpilih bertugasmelengkapi susunan pengurus : Mustasyar, Harian Syuriyah dan Harian

Tanfidziyah dengan dibantu oleh beberapa anggota mede formatur yang dipilihdari dan oleh peserta Muktamar.

e. Pengisian A'wan, Ketua Lembaga dan Ketua Lajnah ditetapkan oleh pengurusHarian Syuriyah dan Tanfidziyah.

f. Pengurus Harian Syuriyah dan Tanfidziyah dapat membentuk tim tertentuuntuk menyusun kelengkapan Pengurus Lembaga dan Lajnah.

Pasal 37Pemilihan pengurus Wilayah Nadhlatul Ulama:

a. Rais Syuriyah dipilih secara langsung oleh Konferensi Wilayah.b. Ketua Tanfidziyah dipilih secara langsung oleh Konferensi Wilayah dengan

terlebih dahulu mendapat persetujuan dari Rais Syuriyah terpilih estelamempertimbangkan aspirasi yang berkembang.

c. Rais Syuriyah. dan Ketua Tanfidziyah terpilih bertugas melengkapi susunanPengurus Mustasyar, Harian Syuriyah dan Harian Tanfidziyah dengan dibantu

oleh beberapa anggota mede formatur yang dipilih dari dan oleh pesertaKonferensi Wilayah.

d. Pengisian A'wan Ketua Lembaga dan Ketua Lajnah ditetapkan oleh pengurusHarian Syuriyah dan Tanfidziyah.

e. Pengurus Harian Syuriyah dan Tanfidziyah dapat membentuk tim untukmenyusun kelengkapan Pengurus Lembaga dan Lajnah.

Pasal 38Pemilihan Pengurus Cabang/Pengurus Cabang Istimewa Nadhlatul Ulama:

a. Rais Syuriyah dipilih secara langsung oleh Konferensi Cabang/Cabang Istimewa.b. Ketua Tanfidziyah dipilih secara langsung oleh Konferensi Cabangl Cabang

Istimewa dengan terlebih dahulu mendapat persetujuan dari Rais Syuriyahterpilih setelah mempertimbangkan aspirasi yang berkembang.

c. Rais Syuriyah dan Ketua Tanfidziyah terpilih bertugas melengkapi susunanpengurus: Mustasyar, Harian Syuriyah dan Harian Tanfidziyah dengan dibantu

oleh beberapa anggota mede formatur yang dipilih dari dan oleh peserta

Page 15: ADART NU.docx

Konferensi Cabangl Cabang Istimewa.d. Pengisian A'wan. Ketua Lembaga dan Ketua Lajnah ditetapkan oleh Pengurus

Harian Syuriyah dan Tanfidziyah.e. Pengurus Harian Syuriyah dan Tanfidziyah dapat membentuk tim tertentu

untuk menyusun kelengkapan pengurus Lembaga dan Lajnah.Pasal 39

Pemilihan pengurus Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama:a. Rais Syuriyah dipilih secara langsung oleh Konferensi Majelis Wakil Cabang.

b. Ketua Tanfidziyah dipilih secara langsung oleh Konferensi Majelis Wakil Cabangdengan terlebih dahulu mendapat persetujuan dari Rais Syuriyah terpilih

setelah mempertimbangkan aspirasi yang berkembang.c. Rais Syuriyah. dan Ketua Tanfidziyah terpilih bertugas melengkapi susunanPengurus : Mustasyar, Harian Syuriyah dan Harian Tanfidziyah dengan dibantu

oleh beberapa anggota mede formatur yang dipilih dari dan oleh pesertaKonferensi Majelis Wakil Cabang.

d. Pengisian A'wan dan Ketua Lembaga ditetapkan oleh Pengurus Harian syuriyahdan Tanfidziyah.

e. Pengurus Harian Syuriyah dan Tanfidziyah dapat membentuk tim tertentuuntuk menyusun kelengkapan Pengurus Lembaga.

Pasal 40Pemilihan Pengurus Ranting Nadhlatul Ulama:

a. Rais Syuriyah dipilih secara langsung oleh Musyawarah Anggota.b. Ketua Tanfidziyah dipilih secara langsung oleh Musyawarah Anggota dengan

terlebih dahulu mendapat persetujuan dari Rais Syuriyah terpilih estelamempertimbangkan aspirasi yang berkembang.

c. Rais Syuriyah, dan Ketua Tanfidziyah terpilih bertugas melengkapi susunanpengurus : Harian Syuriyah dan Harian Tanfidziyah dengan dibantu oleh

beberapa anggota mid formatur yang dipilih dari dan oleh peserta MusyawarahAnggota.

d. Pengisian A'wan ditetapkan oleh Pengurus Harian Syuriyah dan Tanfidziyah.BAB XIII

PENGISIAN JABATAN ANTAR WAKTUPasal 41

1. Apabila terjadi kekosongan jabatan Rais Aam, maka Wakil RaisAam menjadipejabat Rais Aam.

2. Apabila terjadi kekosongan jabatan Wakil Rais Aam, maka Rais Aam menunjuksalah seorang Rais untuk menjadi Wakii Rais Aam.

3. Apabila Wakil Rais Aam menjadi pejabat Rais Aam, maka pengisian Wakil RaisAam ditetapkan melalui rapat Pengurus Besar Harian Syuriyah.

4. Apabila Rais Aam dan Wakil Rais Aam berhalangan tetap dalam waktu yangbersamaan, maka :

a. Rapat Pengurus Lengkap Syuriyah menetapkan Pejabat Rais Aam.b. Pejabat Rais Aam yang telah ditetapkan menunjuk Pejabat Wakil Rais Aam.

5. Apabila terjadi kekosongan jabatan Mustasyar, Rais Syuriyah, Katib Aam, Katib,dan A'wan, maka pengisian jabatan tersebut ditetapkan melalui rapat Pengurus

Besar Harian Syuriyah.Pasal 42

1. Apabila Ketua Umum berhalangan sementara, maka Ketua Umum menunjuksalah seorang Ketua Tanfidziyah sebagai Pelaksana Tugas Harian.

2. Apabila Ketua Umum berhalangan tetap, maka rapat Pengurus Besar HarianSyuriyah dan Tanfidziyah menetapkan Pejabat Ketua Umum.

3. Apabila terjadi kekosongan jabatan Ketua Tanfidziyah. Sekretaris Jenderal, WakilSekretaris Jenderal, Bendahara, Wakil Bendahara, dan Ketua Lembaga, serta

Ketua Lajnah maka pengisian jabatan tersebul ditetapkan melalui rapat PengurusBesar Harian Syuriyah dan Tanfidziyah.

Page 16: ADART NU.docx

Pasal 43Apabila terjadi kekosongan jabatan pada pimpinan Wilayah, pimpinan Cabang,

Cabang Istimewa, Majelis Wakil Cabang, dan Ranting, maka proses pengisian jabatantersebut disesuaikan dengan ketentuan sebagaimana tercantum dalam Pasal 41 dan

42 Anggaran Rumah Tangga ini.BAB XIV

MASA JABATANPasal 44

1. Masa jabatan dalam kepengurusan Nahdlatul Ulama mengikuti ketentuan Pasal12Anggaran Dasar Nahdlatul Ulama.

2. Rais Aam dan Ketua Umum dapat dipilih kembali.3. Pengurus Lembaga dan Lajnah yang masa jabatannya sudah berakhir, tetapmelaksnakan tugasnya sampai dengan terbentuknya kepengurusan yang baru,

dengan tidak mengambil kebijakan yang mendasar.4. Masa jabatan Badan Otonom sesuai dengan ketentuan Badan Otonom yang

bersangkutan.BAB XV

RANGKAP JABATANPasal 45

1. Jabatan pengurus Harian Nahdlatul Ulama, Lembaga. Lajnah dan Badan Otonom,tidak dapat dirangkap dengan jabatan pengurus harian pada semua tingkat

kepengurusan yang lain, baik dalam organisasi Nahdlatul Ulama maupun dalamperangkatnya.

2. Jabatan pengurus Harian Nahdlatul Ulama, Lembaga. Lajnah dan Badan Otonompada semua tingkat kepengurusan tidak dapat dirangkap dengan jabatan Pengurus

Harian Partai Politik dan atau Organisasi yang berafiliasi kepadanya.3. Jika pengurus Harian Nahdlatul Ulama mencalonkan diri atau dicalonkan untukmendapatkan jabatan politik. maka yang bersangkutan harus non aktif sementara

hingga penetapan jabatan politik tersebut dinyatakan final dan apabila terpilihmaka yang bersangkutan dapat mengundurkan diri atau diberhentikan dengan

hormat.4. Rincian aturan pelarangan rangkap jabatan pad a ayat (1 ). (2) dan (3) diatur

dalam Peraturan Organisasi.BAB XVI

PENGESAHAN DAN PEMBEKUAN PENGURUSPasal 46

1. Susunan dan personalia pengurus Wilayah. Pengurus Cabang dan PengurusCabang Istimewa disahkan oleh Pengurus Besar.

2. Dalam pengesahan susunan dan personalia Pengurus Cabang, kecuali PengurusCabang Istimewa harus dengan rekomendasi Pengurus Wilayah.

3. Susunan dan personalia pengurus Majelis Wakil Cabang disahkan oleh PengurusCabang.

4. Susunan dan p.ersonalia Pengurus Ranting disahkan oleh Pengurus Cabangdengan rekomendasi Pengurus Majelis Wakil Cabang.

Pasal 471. Susunan dan personalia pimpinan Lembaga dan Lajnah tingkat pusat ditetapkan

oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama.2. Susunan dan personalia pimpinan Lembaga dan Lajnah tingkat Wilayah ditetapkan

oleh Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama dan dilaporkan lepada Pimpinan PusatLembaga atau Lajnah yang bersangkutan.

3. Susunan dan personalia pimpinan Lembaga dan Lajnah tingkat Cabang ditetapkanoleh Pengurus Cabangl Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama dan dilaporkan kepadaPimpinan Wilayah dan Pimpinan Pusat Lembaga atau Lajnah yang bersangkutan.

Pasal 481. Pengurus Besar dapat membekukan Pengurus Wilayah dan Pengurus Cabang

Page 17: ADART NU.docx

melalui keputusan yang ditetapkan oleh Rapat Pleno rengurus Besar.2. Pengurus Besar dapat membekukan Pengurus Majelis Wakil Cabang dan

Pengurus Ranting setelah mendapat rekomendasi dari Pengurus Cabang danPengurus Cabang.

3. Pembekuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2) Pasal ini didasarkan padapertimbangan syar'i dan atau ketentuan organisasi.

4. Sekurang-kurangnya 15 (lima belas) hari sebelum pembekuan dilakukan, terlebihdahulu diberi peringatan tertulis untuk memperbaiki.

5. Kepengurusan yang dibekukan diambil alih oleh Pengurus setingkat lebih tinggidengan tugas mempersiapkan penyelenggaraan permusyawaratan yang akan

memilih pengurus baru.6. Selambat-Iambatnya 3 (tiga) bulan setelah pembekuan harus sudah terselenggara

permusyawaratan untuk memilih Pengurus baru.BAB XVII

TUGAS DAN WEWENANG PENGURUSPasal 49

1. Mustasyar adalah ulama atau tokoh yang telah memberikan dedikasi, pengabdiandan loyalitasnya kepada Nahdlatul Ulama.

2. Mustasyar bertugas memberikan nasehat kepada Pengurus Nahdlatul Ulamamenurut tingkatannya baik diminta atau tidak.

Pasal 501. Pengurus Syuriyah selaku pimpinan tertinggi sebagai pembina, pengendali,

pengawas dan penentu kebijakan Nahdlatul Ulama mempunyai tugas danwewenang:

a. Menentukan arah kebijakan Nahdlatul Ulama dalam melakukan usaha dantindakan untuk mencapai tujuan Nahdlatul Ulama.

b. Memberikan petunjuk, bimbingan dan pembinaan pemahaman, pengamalandan pengembangan ajaran Islam berdasar faham Ahlussunnah wal Jamaah,

baik di bidang aqidah, syari'ah maupun akhlaq/tasawuf.c. Mengendalikan, mengawasi dan memberikan koreksi sesuai dengan

pertimbangan syar'i dan ketentuan organisasi.d. Membatalkan keputusan perangkat organisasi Nahdlatul Ulama sebagaimana

yang dimaksud pad a Pasal19 butir (d)Anggaran Dasar.2. Pembagian tugas di antara anggota pengurus Syuriah diatur dalam Peraturan Tata

Kerja OrganisasiPasal 51

1. Pengurus Tanfidziyah sebagai pelaksana mempunyai kewajiban memimpinjalannya organisasi.

2. Pengurus Tanfidziyah sebagai pelaksana mempunyai tugas:a. Memimpin jalannya organisasi sehari-hari sesuai dengan kebijakan yang

ditentukan oleh Pengurus Syuriyah.b. Melaksanakan program Jam'iyah Nahdlatul Ulama.

c. Membina dan mengawasi kegiatan semua perangkat Jam'iyah yang berada dibawahnya.

d. Menyampaikan laporan secara periodik kepada pengurus Syuriyah tentangpelaksanaan tugasnya.

3. Dalam menggerakkan dan mengelola program, pengurus Tanfidziyah berwenangmembentuk tim kerja tetap atau sementara sesuai kebutuhan.

4. Ketua Umum pengurus Besar, Ketua pengurus Wilayah, Ketua Pengurus Cabang,Cabang Istimewa, Ketua pengurus Majelis Wakil Cabang dan Ketua pengurus

Ranting karena jabatannya berhak menghadiri Rapat Harian dan Rapat LengkapPengurus Syuriyah sesuai dengan tingkatannya masingmasing.

5. Pembagian tugas diantara anggota Pengurus Tanfidziyah diatur dalam PeraturanTata Kerja Organisasi.

BAB XVIII

Page 18: ADART NU.docx

KEWAJIBAN DAN HAK PENGURUSPasal 52

1. Pengurus berkewajiban :a. Menjaga dan menjalankan amanat organisasi.

b. Menjaga keutuhan organisasi kedalam maupun keluar.c. Mematuhi ketentuan-ketentuan organisasi.

2. Pengurus berhak :a. Membuat kebijakan, keputusan dan peraturan organisasi sepanjang tidakbertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga atau

keputusan pengurus Nahdlatul Ulama yang lebih tinggi.b. Memberikan saran atau koreksi kepada Pengurus setingkat lebih tinggi dengan

tujuan dan cara yang baik.c. Memberikan motivasi dan dorongan kepada Lembaga, Lajnah dan Badan

Otonom untuk meningkatkan kinerjanya.BAB XIX

PERMUSYAWARATAN TINGKAT NASIONALPasal 53

1. Muktamar adalah instansi permusyawaratan tertinggi di dalam organisasiNahdlatul Ulama, diselenggarakan oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, sekali

dalam 5 (lima) tahun.2. Muktamar dipimpin oleh pengurus Besar Nahdlatul Ulama.

3. Muktamar dihadiri oleh :a. Pengurus Besar Nahdlatul Ulama.

b. Pengurus Wilayah.c. pengurus Cabang/ Cabang Istimewa.

4. Muktamar adalah sah apabila dihadiri oleh dua pertiga jumlah Wilayah danCabang/ Cabang Istimewa yang sah.

5. Untuk penyelenggaraan Muktamar, pengurus Besar Nahdlatul Ulama membentukPanitia Penyelenggara yang bertanggung jawab kepada pengurus Besar Nahdlatul

Ulama.6. PBNU berkewajiban menyampaikan Laporan Pertanggung Jawaban Organisasi

dalam Muktamar.7. Pengurus Besar Nahdlatul Ulama membuat Susunan Acara Muktamar dan

Rancangan Peraturan Tata Tertib Muktamar yang mencakup susunan dan tatacara pemilihan Pengurus.

Pasal 54Muktamar Luar Biasa sebagaimana dimaksud Pasal17 ayat (1) butir (b) AnggaranDasar, dapat diselenggarakan atas permintaan Pengurus Besar Syuriyah dengan

ketentuan:a. Diselenggarakan untuk menyelesaikan masalah-masalah nasional atau

mengenai keberadaan Perkumpulan/Jam'iyah Nahdlatul Ulama.b. Penyelesaian masalah-masalah dimaksud butir (a) tak dapat diselesaikan

dalam permusyawaratan lain.c. Atas dasar keputusan Rapat Pleno Pengurus Besar dan rekomendasi

Konferensi Besar.Pasal 55

1. Konferensi Besar merupakan instansi permusyawaratan tertinggi setelahMuktamar dan diadakan oleh Pengurus Besar.

2. Konferensi Besar dihadiri oleh anggota Pengurus Besar Pleno dan utusanPengurus Wilayah.

3. Konferensi Besar dapat juga diselenggarakan atas permintaan sekurangkurangnyaseparuh dari jumlah Pengurus Wilayah yang sah.

4. Konferensi Besar membicarakan pelaksanaan keputusan-keputusan Muktamardan mengkaji perkembangan organisasi serta peranannya ditengah masyarakat.

5. Konferensi Besar tidak dapat mengubah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah

Page 19: ADART NU.docx

Tangga, keputusan Muktamar dan tidak memilih Pengurus baru.6. Konferensi Besar adalah sah apabila dihadiri oleh lebih dari separuh jumlah

peserta sebagaimana dimaksud ayat (2) Pasal ini.7. Susunan acara dan peraturan Tata Tertib Konferensi Besar ditetapkan oleh

pengurus Besar.8. Konferensi Besardipimpin oleh pengurus Besar.

9. Konferensi Besar diadakan satu kali dalam tengah masa jabatan pengurus Besar.Pasal 56

1. Musyawarah Nasional Alim Ulama yang diselenggarakan oleh pengurus BesarSyuriyah. sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 1 (satu) masa jabatan

kepengurusan untuk membicarakan masalah keagamaan.2. Musyawarah tersebut dapat mengundang Alim Ulama, pengasuh Pondok

Pesantren dan Tenaga Ahli, baik dari dalam maupun dari luar Pengurus NahdlatulUlama.

3. Musyawarah Nasional Alim Ulama tidak dapat mengubah Anggaran Dasar,Anggaran Rumah Tangga, Keputusan-keputusan Muktamar dan tidak mengadakan

pemilihan Pengurus.4. Musyawarah Alim Ulama yang serupa dapat juga diselenggarakan oleh Wilayah

atau Cabang, sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 1 (satu) masa jabatan.Pasal 57

1. Rapat Koordinasi Nasional diselenggarakan oleh Pengurus Besar untukmelaksanakan koordinasi atas suatu masalah atau kewajiban organisasi yang

mendesak.2. Rapat Koordinasi Nasional dapat diselenggarakan sewaktu-waktu sesuai dengan

keperluan.3. Rapat Koordinasi Nasional dihadiri oleh Pengurus Besar dan Pengurus Wilayah.

BAB XXPERMUSYAWARATAN TlNGKAT DAERAH

Pasal 581. Konferensi Wilayah adalah instansi permusyawaratan tertinggi untuk tingkat

Wilayah, dihadiri oleh Pengurus Wilayah dan utusan pengurus Cabang yang adadi daerahnya. terdiri dari Syuriyah dan Tanfidziyah.

2. Konferensi Wilayah diselenggarakan sekali dalam 5 (lima) tahun.3. Konferensi Wilayah diselenggarakan atas undangan Pengurus Wilayah atau ataspermintaan sekurang-kurangnya separuh jumlah Cabang yang ada di daerahnya.4. Konferensi Wilayah membicarakan pertanggung jawaban Pengurus Wilayah.

menyusun rencana kerja 5 (lima) tahun. memilih pengurus Wilayah yang baru danmembahas masalah-masalah keagamaan dan kemasyarakatan pada umumnya

terutama yang terjadi diwilayah bersangkutan.5. Pengurus Wilayah membuat Rancangan Tata Tertib Konferensi termasuk di

dalamnya tata cara pemilihan pengurus baru sebagaimana dimaksud Pasal (37)Anggaran Rumah Tangga.

6. Konferensi Wilayah adalah sah apabila dihadiri oleh lebih dari separuh jumlahCabang di daerahnya dan dalam pengambilan keputusan, pengurus Wilayah

sebagai lembaga dan tiap-tiap Cabang yang hadir mempunyai hak 1 (satu) suara.Pasal 59

1. Musyarawah Kerja Wilayah diselenggarakan oleh Pengurus Wilayahsekurangkurangnya 2 (dua) kali dalam 1 (satu) periode kepengurusan.

2. Musyawarah Kerja Wilayah dihadiri oleh pengurus Pleno Wilayah dan PengurusCabang di daerahnya.

3. Musyawarah Kerja Wilayah membicarakan pelaksanaan keputusan-keputusanKonferensi Wilayah, mengkaji perkembangan organisasi dan peranannya ditengah masyarakat, membahas masalah keagamaan dan kemasyarakatan.

4. Dalam Musyawarah Kerja Wilayah tidak diadakan pemilihan Pengurus baru.Pasal 60

Page 20: ADART NU.docx

1. Konferensi Cabang adalah instansi permusyawaratan tertinggi untuk tingkatCabang, dihadiri oleh Pengurus Cabang, utusan Pengurus Majelis Wakil Cabang

dan Pengurus Ranting yang ada di daerahnya, terdiri dari Syuriyah danTanfidziyah.

2. Konferensi Cabang diadakan atas undangan Pengurus Cabang atau ataspermintaan sekurang-kurangnya separuh dari jumlah Majelis Wakil Cabang dan

Ranting didaerahnya.3. Konferens Cabang membicarakan pertanggungjawaban Pengurus Cabang,

menyusun rencana kerja 5 (lima) tahun, memilih Pengurus Cabang danmembahas masalah-masalah keagamaan dan kemasyarakatan pada umumnya.

terutama yang terjadi di Cabang yang bersangkutan.4. Pengurus Cabang membuat Rancangan Tata Tertib Konferensi, termasuk tata

cara pemilihan pengurus sebagaimana dimaksud Pasal 38 Anggaran RumahTangga.

5. Konferensi Cabang adalah sah apabila dihadiri oleh lebih dari separuh jumlahMajelis Wakil Cabang dan Ranting di daerahnya dan dalam pengambilan

keputusan, Pengurus Cabang sebagai lembaga dan tiap-tiap Majelis Wakil Cabangdan Ranting yang hadir mempunyai hak 1 (satu) suara.

Pasal 611. Musyarawah Kerja Cabang diselenggarakan oleh Pengurus Cabangsekurangkurangnya 2 (dua) kali dalam 1 (satu) periode kepengurusan.

2. Musyawarah Kerja Cabang dihadiri oleh pengurus Pleno Cabang dan PengurusMajelis Wakil Cabang di daerahnya.

3. Musyawarah Kerja Cabang membicarakan pelaksanaan keputusan-keputusanKonferensi Cabang, mengkaji perkembangan organisasi dan peranannya di tengah

masyarakat. membahas masalah keagamaan dan kemasyarakatan.4. Dalam Musyawarah Kerja Cabang tidak diadakan pemilihan Pengurus baru.

Pasal 621. Konferensi Majelis Wakil Cabang adalah instansi permusyawaratan tertingi ada

tingkat Majelis Wakil Cabang, dihadiri oleh pengurus Majelis Wakil Cabang danutusan Pengurus Ranting yang ada di daerahnya. terdiri dari Syuriyah dan

Tanfidziyah.2. Konferensi Majelis Wakil Cabang diselenggarakan atas undangan pengurusMajelis Wakil Cabang atau atas permintaan sekurang-kurangnya setengah dari

jumlah Ranting di daerahnya.3. Konferensi Majelis Wakil Cabang membicarakan pertanggungjawaban Pengurus

Majelis Wakil Cabang, penyusunan rencana kerja untuk masa 5 (lima) tahun,memilih Pengurus Wakil Cabang dan membahas masalah kemasyarakatan pada

umumnya, terutama yang terjadi di daerahnya.4. Pengurus Majelis Wakil Cabang membuat Rancangan Tata Tertib Konferensi,

termasuk tata cara pemilihan Pengurus sebagaimana dimaksud Pasal 39 AnggaranRumah Tangga.

5. Konferensi Majelis Wakil Cabang adalah sah apabila dihadiri oleh lebih dariseparuh dari jumlah Ranting di daerahnya. Dalam setiap pengambilan keputusan,Pengurus Majelis Wakil Cabang sebagai satu kesatuan dan tiap-tiap Ranting yang

hadir masing-masing mempunyai 1 (satu) suara.Pasal 63

1. Musyarawah Kerja Majelis Wakil Cabang diselenggarakan oleh pengurus MajelisWakil Cabang sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam 1 (satu) periode

kepengurusan.2. Musyawarah Kerja Majelis Wakil Cabang dihadiri oleh Pengurus Pleno Majelis

Wakil Cabang dan Pengurus Ranting di daerahnya.3. Musyawarah Kerja Majelis Wakil Cabang membicarakan pelaksanaan keputusankeputusan

Konferensi Majelis Wakil Cabang, mengkaji perkembangan organisasidan peranannya di tengah masyarakat, membahas masalah keagamaan dan

Page 21: ADART NU.docx

kemasyarakatan.4. Dalam Musyawarah Kerja Majelis Wakil Cabang tidak diadakan pemilihan

Pengurus baru.Pasal 64

1. Musyawarah Anggota adalah instansi permusyawaratan tertinggi pada tingkatRanting yang dihadiri oleh anggota-angota Nahdlatul Ulama di daerah Ranting

dan diselenggarakan sekali dalam 5 (lima) tahun.2. Musyawarah Anggota diselenggarakan atas undangan pengurus Ranting atau atas

permintaan sekurang-kurangnya separuh dari jumlah anggota Nahdlatul Ulama diRanting bersangkutan.

3. Musyawarah Anggota adalah sah apabila dihadiri lebih dari separuh anggotaNahdlatul Ulama di Ranting tersebut. Setiap anggota mempunyai hak 1 (satu)

suara4. Musyawarah Anggota membicarakan Laporan Pertanggungjawaban PengurusRanting, menyusun rencana kerja untuk 5 (lima) tahun, memilih Pengurus Rantingdan membahas masalah-masalah kemasyarakatan pada umumnya, terutama yangterjadi di daerahnya sebagaimana dimaksud Pasal 40 Anggaran Rumah Tangga.

BAB XXIKEUANGAN DAN KEKAYAAN

Pasal 65Uang pangkal, I'anah Syahriyah dan I'anah Sanawiyah yang diterima dari anggota

Nahdlatul Ulama digunakan untuk membiayai kegiatan organisasi dan dimanfaatkandengan perimbangan sebagai berikut:

a. 55% untuk membiayai kegiatan Ranting.b. 20% untuk membiayai kegiatan Majelis Wakil Cabang.

c. 15% untuk membiayai kegiatan Cabangl Cabang Istimewa.d. 10% untuk membiayai kegiatan Wilayah.

Pasal 661. Dalam laporan pertanggungjawaban pengurus Besar kepada Muktamar dimuatpula pertanggungjawaban keuangan dan inventaris Pengurus Besar, Lembaga,

Lajnah dan Badan Otonom.2. Dalam laporan pertanggungjawaban pengurus Wilayah kepada Konferensi

dilaporkan pula pertanggungjawaban keuangan dan inventaris pengurus Wilayah,Lembaga, Lajnah dan Badan Otonom.

3. Dalam laporan pertanggungjawaban pengurus Cabangl Cabang Istimewa kepadaKonferensi dilaporkan pula pertanggungjawaban keuangan dan inventaris

pengurus Cabangl Cabang Istimewa, Lembaga. Lajnah dan Badan Otonom.4. Dalam laporan pertanggungjawaban Pengurus Majelis Wakil Cabang kepada

Konferensi dilaporkan pula pertanggungjawaban keuangan dan inventaris MajelisWakil Cabang, Lembaga dan Badan Otonom.

5. Dalam laporan pertanggungjawaban Pengurus Ranting kepada Rapat Anggotadilaporkan pula pertanggungjawaban keuangan dan inventaris Ranting dan Badan

Otonom.Pasal 67

Kekayaan Nahdlatul Ulama yang berupa harta benda tidak bergerak tidak dapatdialihkan hak kepemilikannya kepada pihak lain kecuali atas persetujuan Pengurus

Besar.BAB XXII

KETENTUAN PENUTUPPasal 68

1. Segala sesuatu yang belum cukup diatur dalam Anggaran Rumah Tangga iniditetapkan lebih lanjut oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama

2. Anggaran Rumah Tangga ini hanya dapat diubah oleh Muktamar.Ditetetapkan di : Boyolali

Pada Tanggal :18 Syawal1425 H

Page 22: ADART NU.docx

01 Desember 2004 MMUKTAMAR XXXI NAHDLATUL ULAMA

PIMPINAN SIDANG PLENO IXttd ttd ttd

Drs KH A Hafizh Usman H M Rozy Munir SE MSc Drs H Taufiq R AbdullahKetua Wk. Ketua Sekretaris

Tim Perumus :KH. A. Hafizh Utsman Ketua merangkap anggota (PBNU)

H.M. Rozy Munir, SE., MSc Anggota (PBNU)Drs. H. Taufiq R Abdullah Anggota (PBNU)

Drs. H. Ahmad Fayumi Anggota (PBNU)Drs. H. Syamsuddin Asyrofi M.Hum Anggota (PWNU Jateng)

H. Soleh Hayat, SH Anggota (PWNU Jatim)H. Imron Masyhudi Anggota (PCI Saudi Arabia)

Drs. Isnadi Nori Anggota (PWNU Sumsel)H. Koman, S.pd.i Anggota (PWNU Papua)

Tedy Suryana Anggota (PWNU Kalsel)