Upload
cycy-camecanyu
View
227
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/17/2019 Adelita Tri Rahmawati - Fkik
1/60
PERBEDAAN DERAJAT DEPRESI ANTARA
MAHASISWA KEDOKTERAN PREKLINIK DENGAN
KLINIK DI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA TAHUN 2012
Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN
OLEH :
Adelita Tri Rahmawati
NIM: 109103000029
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1433 H/2012 M
8/17/2019 Adelita Tri Rahmawati - Fkik
2/60
8/17/2019 Adelita Tri Rahmawati - Fkik
3/60
8/17/2019 Adelita Tri Rahmawati - Fkik
4/60
8/17/2019 Adelita Tri Rahmawati - Fkik
5/60v
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikumwr.wb
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat
dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir riset yang
berjudul “Perbedaan Derajat Depresi antara Mahasiswa Kedokteran Preklinik
dengan Klinik di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun
2012” yang merupakan salah satu syarat memperoleh gelar kesarjanaan pada
Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Islam Negeri Syarif HidayatullahJakarta.
Pada kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan terimakasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan hasil penelitian
ini dengan baik. Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada :
1. Prof. Dr (hc). dr. M.K. Tadjudin Sp. And selaku Dekan Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.
dr. Syarief Hasan Lutfie, Sp.KFR selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Dokter, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
3. dr. Hendro Birowo, SpS, selaku Dosen pembimbing penelitian, yang telah
banyak menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan
bimbingan, arahan dan nasihat kepada peneliti selama penelitian dan
penyusunan laporan penelitian ini.
4.
dr. Rachmania Diandini, MKK, selaku Dosen pembimbing penelitian, yang
telah banyak menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan
bimbingan kepada peneliti serta memberikan banyak masukan dan motivasi
kepada peneliti dalam proses penelitian dan penyusunan laporan penelitian ini.
5. drg. Laifa Annisa Hendarmin, Ph.D selaku penanggungjawab riset Program
Studi Pendidikan Dokter 2009, yang telah memberikan motivasi terhadap
penyelesaian penelitian ini.
8/17/2019 Adelita Tri Rahmawati - Fkik
6/60vi
6. Kedua orang tua dan keluarga tercinta yang senantiasa memberikan doa, cinta,
bimbingan dan motivasi serta pengertian pada peneliti.
7.
Sahabat – sahabat tercinta terutama Angelia, Adinda, Rahmatul, Ayesha, Eka,
Resti, Amel yang selalu menyediakan waktunya untuk membantu penulis
dalam menyelesaikan penelitian ini dan juga kepada Dian F, Reani Z, Ibnu I,
Wildan A, selaku teman kelompok yang selalu kompak dalam mengerjakan
penelitian bersama serta seluruh teman seperjuangan PSPD angkatan 2009
FKIK UIN Jakarta yang telah memberikan semangat, bantuan dan kenangan
terindah yang tak terlupakan.
Peneliti sadar laporan hasil penelitian ini masih jauh dari sempurna, untuk
itu saran dan kritik yang membangun diharapkan dari para pembaca. Akhir kata,
peneliti berharap semoga penelitian ini dapat berguna bagi peneliti khususnya dan
bagi pembaca pada umumnya.
Jakarta, 18 September 2012
Peneliti
8/17/2019 Adelita Tri Rahmawati - Fkik
7/60vii
ABSTRAK
Adelita Tri Rahmawati. Program Studi Pendidikan Dokter. Perbedaan Derajat
Depresi Antara Mahasiswa Kedokteran Preklinik Dengan Klinik di UniversitasIslam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.2012
Penduduk di Indonesia sekitar 15% diketahui mengalami depresi yang disebabkan
tekanan hidup yang semakin berat. Depresi dapat terjadi pada mahasiswa
kedokteran tahap pendidikan preklinik dan klinik dikarenakan tuntutan belajar
pada mahasiswa kedokteran lebih besar dibandingkan dengan populasi umum.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya perbedaan derajat depresi antara
mahasiswa kedokteran preklinik dengan klinik di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini dilakukan dengan mewawancarai responden
menggunakan kuesioner Hamilton Depression Rating Scale (HDRS). Penelitian
ini menggunakan rancangan penelitian analitik dan desain penelitian cross sectional serta teknik pengambilan sampel stratified random sampling .
Responden berjumlah 144 orang, preklinik 72 orang, dan klinik 72 orang yang
berusia 18-24 tahun. Data dianalisis menggunakan uji Kolmogrov-Smirnov.
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa p = 0,191. Kesimpulan tidak
terdapat perbedaan derajat depresi yang bermakna antara mahasiswa kedokteran
preklinik dengan klinik di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2012.
Kata Kunci: Depresi, Tahap pendidikan preklinik, Tahap pendidikan klinik
ABSTRACT
Adelita Tri Rahmawati. Medicine Study Programe.The Difference of Depression
between Preclinical and Clinical Medical Students in Islamic State University.
2012
Population in Indonesia about 15% are known depressed caused more severe life
stressors. Depression can occur in preclinical and clinical education phase of
medical students, because the demands of studying on medical students, higher
than the general population. This research aims to reveal the difference of
depression between preclinical and clinical medical students in Islamic StateUniversity. This research was held by interviewing preclinical and clinical
medical students with HDRS (Hamilton Depression Rating Scale) questionaires. It
used analytic study with cross sectional research designs. The methode of
sampling is stratified random sampling. 144 respondents were participated in this
study, which are 72 preclinical medical students and 72 clinical medical students,
aged 18-24 years. This study used Kolmogorov-Smirnov test. The result showed
that p = 0,191. The conclusion there is notdifference of depression between
preclinical and clinical medical students
Keywords: Depression, Preclinical education phase, Clinical education phase
8/17/2019 Adelita Tri Rahmawati - Fkik
8/60viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN .............................................................................. ii LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................. iii
LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. iv
KATA PENGANTAR ...................................................................................... v
ABSTRAK ......................................................................................................... vii
ABSTRACT ...................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 11.2 Rumusan Masalah................................................................................. 2
1.3 Hipotesis............................................................................................... 3
1.4 Tujuan Penelitian.................................................................................. 3
1.4.1 Tujuan Umum.............................................................................. 3
1.4.2 Tujuan Khusus............................................................................. 3
1.5 Manfaat Penelitian................................................................................ 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 2.1 Landasan Teori..................................................................................... 5
2.1.1 Definisi Depresi........................................................................... 5
2.1.2 Struktur Otak............................................................................... 5
2.1.3 Etiologi Depresi........................................................................... 6
2.1.4 Social Readjustment Rating Scale (SRRS).................................. 9
2.1.5 Gejala Depresi............................................................................. 11
2.1.6 Klasifikasi Depresi....................................................................... 12
2.1.7 Tingkatan Depresi........................................................................ 13
2.1.8 Tinjauan Tentang Proses Belajar …............................................. 14
2.1.9 Hamilton Depression Rating Scale ( HDRS )............................... 17
2.2 Kerangka Konsep.................................................................................. 18
2.3 Definisi Operasional............................................................................. 20
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .......................................................
3.1 Jenis dan Desain Penelitian.................................................................. 213.2 Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 21
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ........................................................... 21
3.4 Kriteria Penelitian................................................................................. 22
3.5 Identifikasi Variabel............................................................................. 23
3.6 Instrumen Penelitan.............................................................................. 23
3.7 Cara Kerja dan Teknik Pengumpulan Data.......................................... 23
3.8 Alur Penelitian...................................................................................... 24
3.9 Metode Pengolahan Data...................................................................... 24
3.10 Analisis Data ...................................................................................... 25
3.11 Etik Penelitian..................................................................................... 25
8/17/2019 Adelita Tri Rahmawati - Fkik
9/60ix
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 4.1 Distribusi Reponden............................................................................. 26
4.2 Distribusi Frekuensi Derajat Depresi.................................................... 27
4.3 Perbedaan Derajat Depresi Berdasarkan Jenis Kelamin....................... 28
4.4 Perbedaan Derajat Depresi antara Mahasiswa KedokteranPreklinik dengan Klinik........................................................................ 30
4.5 Keterbatasan Penelitian........................................................................ 32
BAB V SIMPULAN DAN SARAN .................................................................5.1 Simpulan .............................................................................................. 33
5.2 Saran .................................................................................................... 33
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 34
LAMPIRAN ...................................................................................................... 36
8/17/2019 Adelita Tri Rahmawati - Fkik
10/60x
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 The Social Readjustment Rating Scale (SRRS) ......................... 9Tabel 4.1 Distribusi responden pada mahasiswa kedokteran preklinik dan
klinik di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Tahun 2012..................................................................................
27
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Derajat Depresi berdasarkan tahun
angkatan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta Tahun 2012.....................................................................
28
Tabel 4.3 Perbedaan derajat depresi berdasarkan jenis kelamin pada
mahasiswa kedokteran preklinik dan klinik di Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012...............
29
Tabel 4.4 Perbedaan derajat depresi mahasiswa kedokteran preklinik
dengan klinik di Universitas Negeri Syarif HidayatullahJakarta Tahun 2012.....................................................................
31
8/17/2019 Adelita Tri Rahmawati - Fkik
11/60xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Gejala Depresi.......................................................................... 12
8/17/2019 Adelita Tri Rahmawati - Fkik
12/60xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Formulir Persetujuan (Informed Consent)............................... 38Lampiran 2 Kuesioner................................................................................... 39
Lampiran 3 Data Hasil Uji Statistik.............................................................. 45
Lampiran 4 Riwayat Penulis......................................................................... 50
8/17/2019 Adelita Tri Rahmawati - Fkik
13/60
1
26
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Depresi adalah salah satu gangguan mood yang merupakan gangguan unipolar, yaitu
gangguan yang mengacu pada satu arah atau tunggal, yang terdapat perubahan pada
kondisi emosional, motivasi, fungsi, perilaku motorik dan perubahan kognitif. Pada
umumnya seseorang yang mengalami depresi mempunyai nada bicara pesimistik dan
ekspresi wajah yang putus asa.1
Gangguan depresi merupakan kelainan psikiatrik yang paling sering dijumpai.
Di Amerika Serikat, prevalensi kejadian gangguan depresi adalah 20% pada wanita
dan 12% pada pria, 10% pada pasien yang sedang menderita penyakit kronik. Pakar
riset klinik untuk unit neuropsikiatri Roche International Clinical Research Centre,
Strasbourg (2010) mengemukakan bahwa gangguan depresi merupakan gangguan
yang paling banyak dari gangguan mental dan prevalensi sepanjang hidupnya sekitar
15 %. Boleh dikatakan bahwa setiap orang pada masa hidupnya pernah menderita
depresi sampai pada tingkat tertentu.2
Penduduk di Indonesia sekitar 15% diketahui
mengalami depresi yang disebabkan tekanan hidup yang semakin berat.3
Mahasiswa rentan terhadap kejadian depresi. Stresor psikososial adalah
keadaan yang menyebabkan perubahan dalam kehidupan seseorang sehingga orang
tersebut terpaksa harus bisa beradaptasi atau menanggulangi stresor yang timbul.
Perubahan lingkungan belajar juga menjadi salah satu faktor pencetus depresi pada
mahasiswa. Kecerdasan bukanlah satu-satunya faktor yang menentukan sukses atau
tidaknya seseorang dalam belajar, tetapi ketenangan jiwa juga mempunyai pengaruh
terhadap kemampuan seseorang dalam menggunakan kecerdasan tersebut.4
Depresi dapat mempengaruhi hasil belajar mahasiswa, karena depresi dapat
menyebabkan manifestasi psikomotor berupa keadaan gairah, semangat, aktivitas
serta produktivitas kerja menjadi menurun, konsentrasi dan daya pikir melambat.
8/17/2019 Adelita Tri Rahmawati - Fkik
14/60
2
26
Manifestasi psikomotor tersebut bisa membawa pengaruh pada prestasi belajar jika
seseorang tersebut adalah siswa yang sedang aktif dalam proses belajar.5
Pada penelitian Brauser (2010), dikatakan bahwa mahasiswa kedokteran
mengalami tingkat depresi, kelelahan, dan mental yang lebih tinggi daripada populasi
umum, dengan kesehatan mental yang memburuk selama proses belajar, mahasiswa
kedokteran memiliki risiko lebih tinggi keinginan bunuh diri karena tingginya tingkat
kelelahan.6
Pada penelitian Wahyu (2010) di UNS dikatakan bahwa mahasiswa
fakultas kedokteran harus menjalani masa studi preklinik di universitas terlebih
dahulu sebelum menjadi mahasiswa klinik yaitu ko-asisten (dokter muda) dirumah
sakit. Studi preklinik relatif lebih mudah dibandingkan studi klinik, pada studi klinik
mahasiswa langsung berhadapan dengan pasien dan mendapat kesempatan untuk
melakukan tindakan medis, sehingga mahasiswa klinik harus
mempertanggungajawabkan segala yang telah dipelajarinya semasa menjadi
mahasiswa preklinik, sementara mahasiswa preklinik tidak terbebani oleh hal-hal
tersebut.7
Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai perbedaan derajat depresi antara mahasiwa kedokteran preklinik
dengan klinik di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2012.
Sehingga dapat diketahui perbedaan derajat depresi mahasiswa preklinik dan klinik.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, dapat ditarik
perumusan masalah sebagai berikut:
Apakah terdapat perbedaan derajat depresi antara mahasiwa kedokteran preklinik
dengan klinik di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2012?
1.3 Hipotesis
H1: Terdapat perbedaan derajat depresi antara mahasiswa klinik dan preklinik di
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2012.
8/17/2019 Adelita Tri Rahmawati - Fkik
15/60
3
26
1.4 Tujuan Penelitian
1.4.1 Tujuan Umum
Diketahui adanya perbedaan derajat depresi antara mahasiswa kedokteran preklinik
dengan klinik di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2012.
1.4.2 Tujuan Khusus
1. Diketahuinya prevalensi derajat depresi pada mahasiswa kedokteran preklinik dan
klinik di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2012.
2. Diketahuinya distribusi frekuensi derajat depresi berdasarkan tahun angkatan di
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2012.
3. Diketahuinya distribusi frekuensi derajat depresi berdasarkan jenis kelamin di
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2012.
4. Diketahuinya perbedaan derajat depresi antara mahasiswa kedokteran preklinik
dengan klinik di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun
2012.
5.
Diketahuinya perbedaan derajat depresi berdasarkan jenis kelamin pada
mahasiswa kedokteran preklinik dengan klinik di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta tahun 2012
1.5
Manfaat Penelitian
1. Bagi Mahasiswa preklinik dan ko-asisten
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan memperluas ilmu
pengetahuan khususnya ilmu kedokteran jiwa pada mahasiswa kedokteran
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi Pembimbing
Akademik (PA), psikiater, psikolog, mahasiswa dan berbagai pihak yang terkait
guna membantu kelancaran proses belajar mengajar mahasiswa dalam
menyelesaikan studi. Selain itu hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan dan
pertimbangan dalam membuat kebijakan-kebijakan dibidang kesehatan di masa
8/17/2019 Adelita Tri Rahmawati - Fkik
16/60
4
26
mendatang. Serta diharapkan dapat menjadi data dasar bagi penelitian
selanjutnya.
3. Peneliti
Melalui penelitian ini peneliti dapat menerapkan dan memanfaatkan ilmu yang
didapat selama pendidikan dan menambah pengetahuan dan pengalaman dalam
membuat penelitian ilmiah.
8/17/2019 Adelita Tri Rahmawati - Fkik
17/60
5
26
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Landasan Teori
2.1.1 Definisi Depresi
Depresi adalah gangguan mood yang ditandai oleh adanya disregulasi mood,
gangguan aktivitas psikomotor, gangguan pada bioritme dan gangguan fungsi
kognitif.8
Menurut Kaplan, depresi merupakan satu masa terganggunya fungsi
manusia yang berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dan gejala penyertanya,
termasuk perubahan pada pola tidur, nafsu makan, psikomotor, konsentrasi,
anhedonia, kelelahan, rasa putus asa dan tidak berdaya, serta bunuh diri.9
Maramis memasukkan depresi sebagai gangguan afek dan emosi. Afek adalah
nada perasaan yang menyenangkan atau tidak menyenangkan yang menyertai suatu
pikiran dan biasanya berlangsung lama serta kurang disertai oleh komponen fisiologi,
seperti kebanggaan, kekecewaan. Sedangkan emosi merupakan manifestasi dari afek
yang keluar dan disertai oleh banyak komponen fisiologis, biasanya berlangsung
relative tidak lama, misalnya ketakutan, kecemasan, depresi dan kegembiraan.10
2.1.2
Struktur Otak
Studi neuroimaging fungsional mendukung hipotesis bahwa keadaan depresi
dikaitkan dengan penurunan aktivitas metabolisme dalam struktur neokorteks dan
peningkatan aktivitas metabolik dalam struktur limbik. Neuron serotonergik terlibat
dalam gangguan afektif yang ditemukan dalam dorsal raphe nucleus, sistem limbik,
dan korteks kiri prefrontal.11
Sebuah meta-analisis membandingkan struktur otak pada pasien dengan
depresi berat, sehat, dan pada pasien dengan gangguan bipolar menunjukkan asosiasi
antara depresi dan peningkatan ukuran ventrikel lateral, banyaknya volume cairan
serebrospinal, dan sedikitnya volume dari ganglia basal, talamus, hipokampus, lobus
8/17/2019 Adelita Tri Rahmawati - Fkik
18/60
6
26
frontal, korteks orbitofrontal, dan girus rektus. Pasien yang mengalami depresi
memiliki volume hipokampus yang lebih sedikit.12
Dalam sebuah penelitian, gambar positron emission tomographic (PET)
menunjukkan menurunnya aktivitas normal di daerah korteks prefrontal pada pasien
dengan depresi unipolar dan depresi bipolar. Wilayah ini berkaitan dengan respon
emosional dan memiliki koneksi luas dengan otak daerah lain, termasuk daerah yang
tampaknya bertanggung jawab untuk pengaturan dopamin, noradrenalin (locus
ceruleus), dan 5-hydroxytryptamine (5-HT).11
Kelainan fungsional dan struktural ditemukan di daerah otak yang sama
selama episode depresi besar. (Sacher dkk) menemukan peningkatan metabolisme
glukosa dalam subgenual dan pregenual korteks cingulate anterior kanan, selain itu
terdapat penurunan volume gray matter di korteks, dorsal fronto median cortex, dan
right paracingulate cortex.11
2.1.3 Etiologi Depresi
Kaplan menyatakan bahwa faktor penyebab depresi dapat dibagi menjadi beberapa
faktor, antara lain: faktor biologi, faktor genetik, faktor psikologi dan faktor
lingkungan sosial
a.
Faktor biologi
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa terdapat kelainan pada amin
biogenik, seperti: 5- Hidroksi indol asetic acid (5-HIAA), Homovanilic acid
(HVA), 5 methoxy-0-hydroksi phenyl glycol (MPGH), didalam darah, urin dan
cairan serebrospinal pada pasien gangguan mood. Neurotransmiter yang terkait
dengan patologi depresi adalah serotonin dan epineprin. Penurunan serotonin
dapat mencetuskan depresi dan pada pasien bunuh diri, beberapa pasien memiliki
serotonin yang rendah. Pada terapi despiran mendukung teori bahwa norepineprin
berperan dalam patofisiologi depresi.9
Selain itu aktivitas dopamin pada depresi
adalah menurun. Hal tersebut tampak pada pengobatan yang menurunkan
konsentrasi dopamin seperti Respirin, dan penyakit dimana konsentrasi dopamin
8/17/2019 Adelita Tri Rahmawati - Fkik
19/60
7
26
menurun seperti parkinson yang disertai gejala depresi. Obat yang meningkatkan
konsentrasi dopamin, seperti tyrosin, amphetamine, dan bupropion, menurunkan
gejala depresi.9
Disregulasi neuroendokrin. Hipotalamus merupakan pusat pengaturan aksis
neuroendokrin, menerima input neuron yang mengandung neurotransmiter amin
biogenik. Pada pasien depresi ditemukan adanya disregulasi neuroendokrin.
Disregulasi ini terjadi akibat kelainan fungsi neuron yang mengandung amin
biogenik. Sebaliknya, stres kronik yang mengaktivasi aksis Hypothalamic-
Pituitary-Adrenal (HPA) dapat menimbulkan perubahan pada amin biogenik
sentral. Aksis neuroendokrin yang paling sering terganggu yaitu adrenal, tiroid,
dan aksis hormon pertumbuhan. Aksis HPA merupakan aksis yang paling banyak
diteliti.13
Hipersekresi Corticotropin-Releasing-Hormone (CRH) merupakan
gangguan aksis HPA yang sangat fundamental pada pasien depresi. Hipersekresi
yang terjadi diduga akibat adanya defek pada sistem umpan balik kortisol di
sistem limbik atau adanya kelainan pada sistem monoaminogenik dan
neuromodulator yang mengatur CRH.9
Sekresi CRH dipengaruhi oleh emosi.
Emosi seperti perasaan takut dan marah berhubungan dengan Paraventriculer
nucleus (PVN), yang merupakan organ utama pada sistem endokrin dan
fungsinya diatur oleh sistem limbik. Emosi mempengaruhi CRH di PVN yang
menyebabkan peningkatan sekresi CRH.13
b. Faktor Genetik
Pola genetik penting dalam perkembangan gangguan mood, pola pewarisan
genetik melalui mekanisme yang sangat kompleks, didukung dengan penelitian-
penelitian sebagai berikut:
1. Penelitian keluarga
Dari penelitian keluarga secara berulang ditemukan bahwa sanak keluarga
turunan pertama dari penderita gangguan bipolar, berkemungkinan 8-18 kali
lebih besar untuk terjadi depresi dan 2-10 kali lebih mungkin untuk menderita
gangguan depresi berat dibandingkan dengan seseorang yang tidak memiliki
8/17/2019 Adelita Tri Rahmawati - Fkik
20/60
8
26
keluarga yang mengalami gangguan bipolar. Sanak keluarga turunan pertama
dari seorang penderita berat berkemungkinan 1,5-2,5 kali lebih besar untuk
terjadi bipolar dan 2-3 kali lebih mungkin menderita depresi berat
dibandingkan dengan seseorang yang tidak memiliki keluarga yang
mengalami gangguan bipolar.5
2. Penelitian adopsi
Penelitian ini telah mengungkapkan adanya hubungan faktor genetik dengan
gangguan depresi. Dari penelitian ini ditemukan bahwa anak biologis dari
orang tua yang menderita depresi tetap beresiko menderita gangguan mood,
Walaupun jika mereka dibesarkan oleh keluarga angkat yang tidak menderita
gangguan. 5
3. Penelitian kembar
Penelitian terhadap anak kembar menunjukkan bahwa angka kesesuaian untuk
gangguan bipolar pada anak kembar monozigotik 33-90 persen dan untuk
gangguan depresi sekitar 50 persen. Sebaliknya, angka kesesuaian pada
kembar dizigotik adalah kira-kira 5-25 persen untuk gangguan bipolar dan 10-
25 persen untuk gangguan depresi berat. 5
c. Faktor psikologi
Sampai saat ini tidak ada sifat atau kepribadian tunggal yang secara unik
mempredisposisikan seseorang kepada depresi. Semua manusia dapat menjadi
depresi dalam keadaan tertentu. Tetapi tipe kepribadian dependen-oral, obsesif-
kompulsif, histerikal, mungkin berada dalam risiko yang lebih besar untuk
mengalami depresi daripada tipe kepribadian antisosial, paranoid dan lainnya
dengan menggunakan proyeksi dan mekanisme pertahanan dalam menghadapi
stressor. Tidak ada bukti hubungan gangguan kepribadian tertentu dengan
gangguan bipolar pada kemudian hari. Tetapi gangguan distimik dan gangguan
siklotimik berhubungan dengan perkembangan gangguan bipolar di kemudian
harinya.5
8/17/2019 Adelita Tri Rahmawati - Fkik
21/60
9
26
d. Faktor lingkungan sosial
Berdasarkan penelitian, depresi dapat membaik jika klinisi memberikan
pasien yang terkena depresi suatu rasa pengendalian dan penguasaan lingkungan.
Peristiwa kehidupan dan stresor lingkungan adalah peristiwa kehidupan yang
menyebabkan stres, lebih sering didahului oleh episode pertama gangguan mood.
Para klinisi mempercayai bahwa peristiwa kehidupan memegang peranan utama
dalam depresi, klinisi lain menyatakan bahwa peristiwa kehidupan hanya
memiliki peranan terbatas dalam onset depresi. Stresor lingkungan yang paling
berhubungan dengan onset suatu episode depresi adalah kehilangan pasangan.
Stresor psikososial yang bersifat akut, seperti kehilangan orang yang dicintai,
atau stressor kronis misalnya kekurangan finansial yang berlangsung lama,
kesulitan hubungan interpersonal, ancaman keamanan dapat menimbulkan
depresi.5
2.1.4 Social Readjustment Rating Scale (SRRS)
Social Readjustment Rating Scale (SRRS) atau yang biasa dikenal dengan Holmes
and Rahe Stress Scale merupakan sebuah daftar 43 stresor kehidupan yang dapat
berkontribusi terhadap kesehatan terutama terhadap terjadinya depresi.14
Untuk mengukur stres menurut Holmes dan Rahe, jumlah nilai yang berlaku
untuk peristiwa-peristiwa dalam satu tahun terakhir dari kehidupan individu
ditambahkan, kemudian skor akhir akan memberikan perkiraan kasar tentang
bagaimana stres mempengaruhi kesehatan. 14
http://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&prev=/search%3Fq%3Dstressor%2Bpsychosocial%2Bscale%26hl%3Did%26client%3Dfirefox-a%26rls%3Dorg.mozilla:en-US:official%26biw%3D1280%26bih%3D875%26prmd%3Dimvns&rurl=translate.google.co.id&sl=en&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Stress_%28medicine%29&usg=ALkJrhg6-ZsZ6l6fEfLfhSWuOHjhFrkWOghttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&prev=/search%3Fq%3Dstressor%2Bpsychosocial%2Bscale%26hl%3Did%26client%3Dfirefox-a%26rls%3Dorg.mozilla:en-US:official%26biw%3D1280%26bih%3D875%26prmd%3Dimvns&rurl=translate.google.co.id&sl=en&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Stress_%28medicine%29&usg=ALkJrhg6-ZsZ6l6fEfLfhSWuOHjhFrkWOg
8/17/2019 Adelita Tri Rahmawati - Fkik
22/60
10
26
Tabel 2.1 The Social Readjustment Rating Scale (SRRS)
Peristiwa kehidupan Nilai
Kematian pasangan hidup 100
Perceraian 73
Perpisahan dalam pernikahan 65Dipenjara 63
Menderita penyakit 53
Pernikahan 50
Dihentikan dari pekerjaan 47
Pemulihan hubungan pernikahan 45
pensiun 45
Perubahan kesehatan yang berat pada anggota
keluarga
44
Hamil 40
Kesulitan dalam bidang seksual 39
Kehadiran anggota keluarga baru 39
Penyesuaian kembali dalam bisnis 39
Perubahan situasi keuangan 38
Kematian teman dekat 37Perubahan bidang pekerjaan 36
Perubahan seringnya terjadi pertengkaran
dalam pernikahan
35
Pengadaian atau peminjaman untuk pembelian
kebutuhan primer
31
Pencabutan hak mendapatkan pinjaman atau
pengadaian
30
Masalah dengan mertua 29
Anak meninggalkan rumah 29
Perubahan tanggungjawab dalam pekerjaan 29
Prestasi pribadi menurun 28
Mulai atau berhenti bekerja 26
Mulai atau mengakhiri sekolah 26Perubahan dalam kondisi kehiudpan 25
Perubahan kebiasaan pribadi 24
Masalah dengan bos 23
Perubahan kondisi kerja atau jam kerja 20
Pindah rumah 20
Pindah sekolah 20
Perubahan kebiasaan rekreasi 19
Perubahan dalam aktivitas beribadah 19
Perubahan dalam kegiatan sosial 18
Pinjaman untuk pembelian barang-barang
sekunder
17
Perubahan dalam kebiasaan tidur 16
Perubahan dalam jumlah pertemuan keluarga 15Perubahan pola makan 15
Liburan 13
Perayaan hari besar umat beragama 12
Pelanggaran hukum 11
Sumber : Holmes & Rahe, 1967
8/17/2019 Adelita Tri Rahmawati - Fkik
23/60
11
26
Skor >300 : Sangat berisiko terkena penyakit
Skor 150-299: Risiko penyakit adalah sedang (berkurang 30% dari risiko di atas).
Skor
8/17/2019 Adelita Tri Rahmawati - Fkik
24/60
8/17/2019 Adelita Tri Rahmawati - Fkik
25/60
13
26
2. Gangguan mood spesifik lainnya :depresi minor dan tanda atau gejala maniak.
a. Gangguan distimik: depresi saja.
b. Gangguan siklotimik: gejala depresi dan hipomaniak saat ini atau baru saja
berlalu (secara terus-menerus selama 2 tahun).
3. Gangguan mood: akibat kondisi medis umum dan gangguan mood yang diinduksi
zat, bisa depresi, maniak, atau campuran, ini merupakan gangguan mood
sekunder.
4. Gangguan penyesuaian dengan mood depresi: depresi yang disebabkan oleh
adanya stesor.
2.1.7
Tingkatan DepresiDalami (2009) membagi beberapa tingkatan depresi dengan gejala yang berbeda:
16
1. Depresi ringan
Setiap individu pasti pernah mengalaminya yang ciri-cirinya lain bersifat
sementara, alamiah adanya rasa sedih perubahan proses pikir, komunikasi dan
hubungan sosial kurang baik dan merasa tidak nyaman.
2. Depresi sedang
a. Afek: Murung, cemas, kesal, marah, menangis, rasa bermusuhan, dan harga
diri rendah.
b. Proses pikir: Perhatian sempit, berpikir lambat, ragu-ragu atau bimbang,
konsentrasi menurun, berpikir rumit dan putus asa serta pesimis.
c. Sensasi somatic dan aktivitas motorik: bergerak lamban, tugas-tugas terasa
berat, tubuh lemah dan sakit kepala dan dada, mual, muntah, konstipasi, nafsu
makan dan berat badan menurun, tidur terganggu.
d. Pola komunikasi: Bicara lambat, berkurang komunikasi verbal dan
komunikasi non verbal meningkat.
e. Partisipasi sosial: Menarik diri, tidak mau bekerja atau sekolah, mudah
tersinggung, bermusuhan, tidak memperhatikan kebersihan diri.
8/17/2019 Adelita Tri Rahmawati - Fkik
26/60
14
26
3. Depresi Berat
Mempunyai dua episode yang berlawanan yaitu depresi berat (rasa sedih tertentu
dan mania (rasa gembira yang berlebihan disertai dengan gerakan yang hiperaktif)
a.
Gangguan Afek: Pandangan kosong, persaan hampa, murung,putus asa dan
inisiatif kurang
b. Gangguan Proses Pikir: Halusinasi dan waham, konsentrasi berkurang, pikiran
merusak diri
c. Sensasi Somatic dan aktifitas motorik: Diam dalam waktu lama, tiba-tiba
hiperaktif, bergerak tanpa tujuan, kurangnya perawatan diri, tidak mau makan
dan minum, berat badan menurun, bangun pagi sekali dengan perasaan tidak
enak, tugas ringan terasa berat.
d. Pola Komunikasi: introvert, tidak ada sama sekali komunikasi verbal.
e. Partipasi Sosial : Kesulitan menjalankan peran sosial, isolasi sosial (menarik
diri)
2.1.8 Tinjauan Tentang Proses Belajar
Mahasiswa kedokteran dibagi menjadi dua tahapan pendidikan, yaitu mahasiswa
yang menempuh program sarjana dan mahasiswa yang menempuh profesi
kedokteran. Untuk menempuh jenjang profesi, mahasiswa harus menyelesaikan
program sarjana terlebih dahulu. Maka dari itu mahasiswa dituntut belajar. Beberapa
definisi belajar adalah sebagai berikut:
a. Definisi Belajar
Hilgard dan Bower, dalam Theories of Learning (1997) mengemukakan
bahwa belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap suatu
situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam
situasi itu. Perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atas dasar
kecenderungan respon bawaan, kematangan atau keadaan-keadaan sesaat seseorang.
8/17/2019 Adelita Tri Rahmawati - Fkik
27/60
15
26
Morgan, dalam Introduction to Psychology (1978) mengemukakan bahwa
belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi
sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.
b.
Fase-Fase Belajar
Menurut Wiltig (1981) dalam Psychology of Learning , proses belajar
berlangsung dalam tiga tahapan:
a) Perolehan atau penerimaan informasi ( Acquasition)
b) Penyimpanan informasi (Storage)
c) Mendapatkan kembali informasi ( Retrieval )
Pada tingkatan acquisition seorang siswa mulai menerima informasi sebagai
stimulus dan melakukan respons terhadapnya, sehingga menimbulkan pemahaman
dan perilaku baru. Pada tahap ini terjadi pula asimilasi antara pemahaman dengan
perilaku baru dalam keseluruhan perilakunya. Proses acquisition dalam belajar
merupakan tahap paling mendasar. Kegagalan dalam tahap ini akan mengakibatkan
kegagalan pada tahap-tahap berikutnya. Pada tingkatan storage seorang siswa secara
otomatis akan mengalami proses penyimpanan pemahaman dan perilaku baru yang ia
proleh ketika menjalani proses acquitision. Peristiwa ini sudah tentu melibatkan
fungsi short term dan long term memori. Pada tingkatan retrieval seorang siwa akan
mengaktifkan kembai fungsi-fungsi sistem memorinya, misalnya ketika ia menjawab
pertanyaan atau memecahkan masalah. Proses retrieval pada dasarnya adalah upaya
atau peristiwa mental dalam mengungkapkan dan memproduksi kembali apa-apa
yang tersimpan dalam memori berupa informasi, simbol, pemahaman dan perilaku
tertentu sebagai respons atau stimulus yang sedang dihadapi.
Menurut Jerome S. Brunner, juga terdapat 3 fase yaitu:
a) Fase informasi (penerimaan materi)
b)
Fase transformasi (pengubahan materi)
c) Fase evaluasi (penilaian materi)
Dalam tahap informasi, seorang siswa yang sedang belajar memperoleh
sejumlah keterangan mengenai materi yang sedang dipelajari. Di antara informasi
8/17/2019 Adelita Tri Rahmawati - Fkik
28/60
16
26
yang diperoleh itu ada yang sama sekali baru dan berdiri sendiri, ada pula yang
berfungsi menambah, memperhalus dan memperdalam pengetahuan yang
sebelumnya telah dimiliki. Dalam tahap transformasi, informasi yang telah diperoleh
itu dianalisis, diubah atau ditransformasikan menjadi bentuk yang abstrak atau
konseptual supaya kelak pada gilirannya dapat dimanfaatkan bagi hal-hal yang lebih
luas. Bagi pemula, tahap ini akan berlangsung sulit apabila tidak disertai dengan
bimbingan orang yang diharapkan kompeten dalam mentransfer strategi kognitif yang
tepat untuk melakukan pembelajaran tertentu. Dalam tahap evaluasi, seseorang
menilai sendiri sampai sejauh mana informasi yang telah ditransfornasikan tadi dapat
dimanfaatkan untuk memahami gejala atau memecahkan masalah yang dihadapi. Tak
ada penjelasan rinci mengenai cara evaluasi ini, tetapi agaknya analog dengan
peristiwa retrieval untuk merespons lingkungan yang sedang dihadapi.
c. Faktor Yang Mempengaruhi Belajar
Menurut Muhibbin Syah (1995), faktor yang mempengaruhi belajar dibedakan
menjadi 2 macam:
1) Faktor internal
a) Aspek fisiologis
Kondisi umum jasmani dan torus (tegangan otot) yang menandai tingkat
hubungan organ-organ tubuh dan sendi-sendinya dapat mempengaruhi
semangat dan intensitas belajar.
b) Aspek psikologis
Banyak faktor psikologis yang mempengaruhi kualitas dan kuantitas belajar.
Namun faktor-faktor yang esensial adalah tingkat kecerdasan, sikap, bakat,
minat, dan motivasi.
2) Faktor eksternal
a)
Lingkungan sosial
Lingkungan sosial mahasiswa contohnya dosen, staf administrasi, teman-
teman kuliah, masyarakat, tetangga, serta teman-teman di kost. Lingkungan
8/17/2019 Adelita Tri Rahmawati - Fkik
29/60
17
26
sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar adalah orang tua
dari mahasiswa.
b) Lingkungan non-sosial
Contoh lingkungan non-sosial adalah gedung tempat belajar dan letaknya,
rumah tinggal dan letaknya, alat-alat belajar, serta keadaan cuaca dan waktu
belajar yang digunakan.
d. Faktor Pendekatan Belajar
Faktor pendekatan belajar adalah segala cara atau strategi yang digunakan
dalam menunjang efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran materi tertentu.
Strategi dalam hal ini adalah langkah operasional yang direkayasa sedemikian rupa
untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan belajar tertentu.
2.1.9 Hamil ton Depression Rating Scale (HDRS)
Hamilton Depression Rating Scale merupakan instrumen untuk mengukur derajat
depresi pada anak-anak maupun pada orang dewasa. HDRS dikembangkan oleh Max
Hamilton mengandung skala depresi yang terdiri dari 17 item pilihan ganda yang
menggambarkan: (1) perasaan depresi, (2) perasaan bersalah, (3) keinginan bunuh
diri, (4) insomnia (initial, middle, late), (5) gangguan pekerjaan dan kegiatan sehari-
hari, (6) keterlambatan dalam berfikir dan berbicara,, (7) kegelisahan, (8)kecemasan
(psikis dan somatik), (9) gejala somatik (umum, pencernaan) (10) gejala genital, (11)
hipokondriasis, (12) kehilangan berat badan, (13) pemahaman diri.17
Klasifikasi nilainya sebagai berikut:
a. Nilai 17 menunjukkan adanya depresi berat.
8/17/2019 Adelita Tri Rahmawati - Fkik
30/60
8/17/2019 Adelita Tri Rahmawati - Fkik
31/60
19
26
adanya siklus menstruasi, sehingga dapat terjadi perubahan neurotransmiter yang
menimbulkan terjadinya depresi
2. Faktor genetik, yang berhubungan dengan gen depresi pada keluarga
3.
Faktor psikologi, yang berhubungan dengan kepribadian seseorang, terutama tipe
kepribadian dependen-oral, obsesif-kompulsif dan histerikal
4. Faktor lingkungan, non-sosial dan sosial, terutama mengenai pendidikan di
kedokteran yang terdiri dari 2 tahap, yaitu preklinik dan klinik, hal ini dapat
menyebabkan terjadinya depresi dikarenakan perbedaan dalam tuntutan belajar
yang lebih besar dibandingkan populasi atau mahasiswa bukan kedokteran
Depresi dibagi dalam 3 derajat, yaitu ringan, sedang dan berat, yang dapat
mempengaruhi proses belajar, sehingga dapat menimbulkan terjadinya penurunan
prestasi akademik.
8/17/2019 Adelita Tri Rahmawati - Fkik
32/60
20
26
2.3 DEFINISI OPERASIONAL
No Variabel Definisi Pengukur Cara
pengukuran
Alat ukur Skala Hasil ukur
1. DerajatDepresi
Derajat keparahandepresi yang dialami
oleh individu
berdasarkan gejala
depresi yang
dirasakannya
Peneliti wawancara Hamilton Depression
Rating
Scale
(HDRS )
Ordinal 1.
17 = depresi
berat
2. Tahap
pendidikan
kedokteran
-
Mahasiswa
kedokteran
angkatan 2010
dan 2009 yang
sudah menjalani pendidikan
preklinik selama
lebih dari 3
semester
-
Mahasiswa
kedokteran
angkatan 2008
dan 2007 yang
masih menjalani
kepaniteraan
dirumah sakit
Peneliti Data
sekunder
Tahap
pendidikan
kedokteran
Nominal 1.
Preklinik
2. Klinik
3. JenisKelamin
Petanda genderresponden
Peneliti Kuesioner Kuesioner Nominal 1.
Laki-laki2.
Wanita
4. Tahun
angkatan
Tahun angkatan
pertama kali masuk di
kedokteran
Peneliti Kuesioner Kuesioner Nominal 1.
2007
2.
2008
3.
2009
4.
2010
8/17/2019 Adelita Tri Rahmawati - Fkik
33/60
21
26
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis dan Desain Penelitian
Jenis penelitian yang dipergunakan adalah penelitian analitik dengan desain secara
cross sectional untuk mengetahui perbedaan derajat depresi antara mahasiwa
kedokteran preklinik dengan klinik di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta Tahun 2012.
3.2 Tempat dan waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta selama 8 bulan dimulai dari Januari sampai
Agustus 2012.
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi penelitian ini adalah mahasiswa kedokteran preklinik dan klinik di
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Sedangkan populasi
terjangkaunya adalah mahasiswa kedokteran preklinik angkatan 2009 dan 2010 sertamahasiswa kedokteran klinik angkatan 2007 dan 2008 di Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Rumus besar sampel yang digunakan adalah :
2
N1=N2=
Ket:
N = Besar sampel
Zα = Kesalahan tipe 1 ditetapkan sebesar 5%, sehingga Zα = 1,64
Zβ = Kesalahan tipe 2 ditetapkan sebesar 20%, sehingga Zβ = 0,84
P2 = Proporsi depresi, berdasarkan kepustakaan7
= 0,57
Zα + Zβ P1 – P2
8/17/2019 Adelita Tri Rahmawati - Fkik
34/60
22
26
Q2 = 1 - P2 = 1 - 0,57 = 0,43
P1-P2 = Selisih minimal proposi depresi yang dianggap bermakna, ditetapkan
sebesar 0,2
P1 = P2 + 0,2 = 0,57 + 0,2 = 0,77
Q1 = 1 - P1= 1 - 0,77 = 0,23
P = (P1 + P2) / 2 = (0,77 + 0,57) / 2 = 0,67
Q = 1 - P = 1 - 0,67 = 0,33
2
N1=N2=
= 66
Sampel minimum sebanyak 66 + 10% = 72
Sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini sebanyak 72
Dengan demikian jumlah mahasiswa kedokteran yang diambil 144 orang,
mahasiswa preklinik diambil sebanyak 72 orang secara acak (masing-masing
angkatan 36 orang) dan klinik juga diambil sebanyak 72 orang secara acak (masing-
masing angkatan 36 orang). Pada penelitian ini, pengambilan sampel dilakukan
dengan menggunakan stratified random sampling. 18
3.4 Kriteria Penelitian
3.4.1 Kriteria Inklusi :
1. Mahasiswa preklinik angkatan 2009 dan 2010 yang sudah menjalani pendidikan
preklinik selama lebih dari 3 semester dan bersedia mengisi data dengan lengkap
2. Mahasiswa klinik angakatan 2007 dan 2008 yang masih menjalani kepaniteraan
dirumah sakit dan bersedia mengisi data dengan lengkap
3.4.2
Kriteria Ekslusi :
Sedang mengalami keadaan lain yang menyebabkan depresi selama 1 tahun terakhir,
yaitu:14
1. Kematian salah satu / semua anggota keluarga inti
1.64 + 0.84
0.2
8/17/2019 Adelita Tri Rahmawati - Fkik
35/60
23
26
2. Perpisahan / perceraian orangtua
3. Menderita sakit kronis (lebih dari 3 bulan)
4. Masalah ekonomi dan kehidupan sosial yang menurun
3.5 Identifikasi variabel
1. Variabel bebas : Tahap pendidikan kedokteran
2. Variabel Terikat : Derajat depresi
3.6 Instrumen Penelitian
Alat dan Bahan Penelitian :
1. Formulir persetujuan (informed Consent)
2. Formulir Biodata
3. Kuesioner Hamilton Depression Rating Scale (HDRS)
3.7 Cara Kerja dan Teknik Pengumpulan Data
1. Persiapan Penelitian
Persiapan penelitian diawali dengan pengajuan judul penelitian, kemudian
persetujuan pembimbing, lalu pembuatan proposal selanjutnya pembuatan
kuesioner dan pencarian sampling frame yang diperoleh dari database kampus.
2. Random
Dilakukan stratified random sampling untuk memperoleh sampel tiap kelompok
3. Informed Consent dan pengisian biodata
Informed Consent dilakukan dengan menandatangani formulir persetujuan.
Responden akan mendapatkan salinan lembar persetujuan yang didalamnya
tertera formulir biodata.
4.
Peneliti mewawancarai responden menggunakan kuesioner Hamilton Depression
Rating Scale (HDRS) untuk mengetahui angka depresi dan derajat depresi.
5.
Pengolahan data (menganalisis perbedaan derajat depresi)
8/17/2019 Adelita Tri Rahmawati - Fkik
36/60
24
26
3.8 Alur Penelitian
3.9 Metode Pengolahan Data
Setelah pengumpulan data segera diperiksa hasil data yang terkumpul untuk melihat
kelengkapan isian kuesioner. Apabila data yang kurang lengkap segera dilengkapi,
kemudian diolah dengan tahapan sebagai berikut yaitu :
Pengajuan judul penelitian
Random
Informed consent &
pengisian formulir data
Wawancara Kuesioner HDRS
Mahasiswa kedokteran
Preklinik angkatan 2009
dan 2010
Mahasiswa kedokteran
Koasisten angkatan 2008
dann 2007
Analisis data
Persetujuan pembimbing
Pembuatan proposal
Pembuatan kuesioner
Mencari sampling frame
Memenuhi kriteria
8/17/2019 Adelita Tri Rahmawati - Fkik
37/60
25
26
a. Pengkodean (Coding )
Mengklasifikasikan jawaban responden dan melakukan pengkodean dan
dipindah kelembar koding. Pengkodean untuk setiap variabel
b.
Edit ( Editing)
Meneliti setiap kuosioner tentang kelengkapan, kejelasan, dan kesesuaian antara
satu dengan yang lain.
c. Tabulasi (Tabulating)
Mengelompokkan data sesuai tujuan kemudian memasukkan kedalam tabel yang
telah disiapkan.
3.10
Analisis DataPengolahan dan analisis data dilakukan dengan bantuan komputer dengan
menggunakan program SPSS for windows versi 20.0
Pada penelitian ini dilakukan analisis data bivariat dengan jenis hipotesis komparatif
kategorik tidak berpasangan, sehingga data yang diperoleh dari penelitian ini akan
diuji dengan menggunakan uji statistik Kolmogorov-Smirnov.
3.11 Etik Penelitian
Etik penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu
1. Melakukan inform concent kepada responden, agar tidak melanggar hak-hak dan
privasi responden
2. Menjaga kerahasiaan responden
8/17/2019 Adelita Tri Rahmawati - Fkik
38/60
26
26
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari – Agustus 2012. Pengambilan data
dilakukan dengan mewawancarai mahasiswa kedokteran preklinik yang menjalani
kuliah di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan mahasiswa
kedokteran klinik yang menjalani kepaniteraan klinik di RSUP Fatmawati Jakarta
Selatan menggunakan kuesioner HDRS. Kemudian dipilih 144 sampel yang
memenuhi syarat, 72 orang dari mahasiswa preklinik dan 72 orang dari mahasiswa
klinik.
Data yang diperoleh antara lain jenis kelamin, usia, tahap pendidikan
kedokteran, tahun angkatan, dan derajat depresi pada mahasiswa kedokteran preklinik
dan klinik yang selanjutnya diolah dan disajikan sebagai berikut :
4.1 Distribusi Responden
Tabel 4.1 Distribusi responden pada mahasiswa kedokteran preklinik dan klinik diUniversitas Islam Negeri Starif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012
Jumlah Persentase
(%)
Rerata (SD)
Jenis Kelamin
- Laki – Laki 72 50-
Perempuan 72 50
Usia 21,13 (1,343)
- 18 1 0,7
- 19 20 13,9
- 20 28 19,4
- 21 32 22,2
-
22 38 26,4
-
23 24 16,7
-
24 1 0,7
Derajat depresi
-
Tidak depresi 91 63,2- Depresi ringan 31 21,5
- Depresi sedang-berat 22 15,3
8/17/2019 Adelita Tri Rahmawati - Fkik
39/60
27
26
Distribusi responden pada tabel diatas, menunjukkan Jenis kelamin responden
perempuan dan laki-laki sama, masing-masing yaitu 72 orang (50 %).
Pada usia responden menunjukkan usia tertua 24 tahun dan termuda adalah 18
tahun dengan rerata usia 21,13. Responden yang paling banyak yaitu pada usia 22
tahun sebanyak 38 orang (26,4%), dan yang paling sedikit yaitu pada usia 18 dan 24
tahun yaitu sebanyak 1 orang (0,7 %).
Derajat depresi pada mahasiswa kedokteran preklinik dan klinik di
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012 menunjukkan
bahwa sebagian besar responden yaitu 53 orang (36,8%) menderita depresi, dengan
depresi ringan sebanyak 31 orang (21,5%) dan depresi sedang-berat sebanyak 22
orang ( 15,3%).
4.2 Distribusi Frekuensi Derajat Depresi
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Derajat Depresi berdasarkan tahun angkatan di
Universitas Islam Negeri Starif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012.
Berdasarkan tahun angkatan pada tabel diatas menunjukkan angkatan 2007 lebih
banyak mengalami depresi sedang-berat yaitu sebanyak 8 orang (5,6%), dan yang
paling banyak mengalami depresi ringan yaitu angkatan 2007 dan 2008 sebanyak 10
orang (6,9%), sedangkan yang paling sedikit mengalami depresi sedang-berat yaitu
pada angkatan 2010 yaitu 4 orang (2,8%) dan yang paling sedikit mengalami depresi
ringan yaitu angkatan 2010 sebanyak 5 orang (3,5%). Hal ini sesuai dengan penelitian
yang pernah dilakukan oleh Schwenk dkk yang melakukan penelitian mengenai
Depression, Stigma and Suicidal Ideation in Medical Students tahun 2010, pada
penelitian tersebut dikatakan bahwa tahun angkatan yang lebih tua dan telah
Derajat depresi
Tidak depresi
n (%)
Depresi ringan
n (%)
Depresi sedang-berat
n (%)
Tahun Angkatan
- 2007 18 (12,5) 10 (6,9) 8 (5,6)
-
2008 21 (14,6) 10 (6,9) 5 (3,5)
-
2009 25 (17,4) 6 (4,2) 5 (3,5)-
2010 27 (18,8) 5 (3,5) 4 (2,8)
8/17/2019 Adelita Tri Rahmawati - Fkik
40/60
28
26
menjalani kepaniteraan di rumah sakit lebih rentan mengalami depresi dari pada
tahun angkatan yang lebih muda, dikarenakan stresor yang lebih berat.19
4.3 Perbedaan Derajat Depresi Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 4.3 Perbedaan derajat depresi berdasarkan jenis kelamin pada mahasiswakedokteran preklinik dan klinik di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta Tahun 2012
Ket: *uji Kolmogorov-Smirnov
Hasil analisis perbedaan derajat depresi berdasarkan jenis kelamin pada mahasiswa
kedokteran, dari 144 responden, ditemukan bahwa jenis kelamin perempuan yang
mengalami depresi sedang-berat sebanyak 13 orang (9,0%), sedangkan pada jenis
kelamin laki-laki yang mengalami depresi sedang-berat sebanyak 9 orang (6,2%).
Berdasarkan hasil analisis pada tabel diatas, didapatkan bahwa tidak ada
perbedaan derajat depresi yang bermakna berdasarkan jenis kelamin pada mahasiswa
kedokteran preklinik dan klinik di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta Tahun 2012. Hal ini menujukkan bahwa terdapat ketidaksesuaian dengan
beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa jenis kelamin perempuan mempunyai
faktor risiko lebih tinggi daripada jenis kelamin laki-laki, hal ini mungkin terjadi
karena kemampuan para mahasiswa perempuan dalam menghadapi stresor baik,
sehingga kejadian depresi pun sedikit.
Ada beberapa faktor yang terlibat dalam meningkatnya kejadian depresi pada
perempuan:20
1. Perbedaan hormon
Mengingat bahwa puncak gangguan depresi pada wanita bersamaan dengan tahun
reproduksi mereka. Faktor risiko hormonal mungkin memainkan peran. Estrogen
Jenis
Kelamin
Derajat depresi
pTidak depresi
n (%)
Depresi ringan
n (%)
Depresi sedang-berat
n (%)
Laki-laki 46 (31,9) 17 (11,8) 9 (6,2)
1,000*Perempuan 45 (31,2) 14 (9,7) 13 (9,0)
8/17/2019 Adelita Tri Rahmawati - Fkik
41/60
29
26
dan progesteron telah terbukti mempengaruhi neurotransmitter, sistem
neuroendokrin dan sirkadian yang telah terlibat dalam gangguan mood. Fakta
bahwa perempuan sering mengalami gangguan mood berhubungan dengan siklus
menstruasi mereka, seperti gangguan disforik premenstrual, juga menunjukkan
hubungan antara hormon seks perempuan dan suasana hati. Faktor hormonal
lainnya yang mungkin akan menyebabkan risiko seorang wanita untuk depresi
adalah berhubungan dengan sumbu Hipotalamik-Hipofisis-Adrenal (HPA) dan
fungsi tiroid.
2. Perbedaan dalam sosialisasi
Para peneliti telah menemukan bahwa perbedaan gender dalam sosialisasi bisa
berperan juga. Anak perempuan yang disosialisasikan oleh orang tua dan guru
mereka untuk lebih mendengarkan dan sensitif terhadap pendapat orang lain,
sementara anak laki-laki didorong untuk mengembangkan rasa penguasaan yang
lebih besar dan kemandirian dalam hidup mereka.
3.
Perbedaan dalam mengatasi masalah
Suatu studi menunjukkan bahwa wanita dalam mengatasi masalah cenderung
lebih menggunakan emosi, dan masalah yang dihadapi cenderung dipikirkan
terus-menerus, sementara pria cenderung mengatasi masalah dengan santai,
bahkan mereka lebih cenderung untuk melupakan masalah mereka. Hal ini
menunjukkan bahwa perempuan cenderung memiliki kerentanan depresi lebih
besar dalam mengatasi masalah.
4. Perbedaan frekuensi dan reaksi terhadap stresor kehidupan
Bukti menunjukkan bahwa sepanjang hidup, wanita mungkin mengalami
peristiwa kehidupan yang lebih berat dan memiliki sensitivitas yang lebih besar
daripada laki-laki. Gadis remaja cenderung menceritakan peristiwa kehidupan
yang lebih negatif daripada anak laki-laki, biasanya terkait dengan hubungan
mereka dengan orangtua dan teman sebaya. Pada penelitian, telah ditemukan
bahwa wanita dewasa lebih tertekan daripada laki-laki dalam menanggapi stresor
kehidupan.
8/17/2019 Adelita Tri Rahmawati - Fkik
42/60
30
26
4.4 Perbedaan Derajat Depresi antara Mahasiswa Kedokteran Preklinik dengan
Klinik
Tabel 4.4 Perbedaan derajat depresi mahasiswa kedokteran preklinik dengan klinik di
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012
Ket: *uji Kolmogorov-Smirnov
Berdasarkan tabel di atas, hasil analisis perbedaan derajat depresi antara mahasiswa
kedokteran preklinik dengan klinik, ditemukan bahwa mahasiswa kedokteran klinik
yang mengalami depresi ringan sebanyak 20 orang (13,9%) dan yang mengalami
depresi sedang-berat sebanyak 13 orang (9,0%). Sedangkan pada mahasiswa
kedokteran preklinik yang mengalami depresi ringan sebanyak 11 orang (7,6%), dan
yang mengalami depresi sedang-berat sebanyak 9 orang (6,2%).
Berdasarkan hasil analisis pada tabel diatas, maka didapatkan hasil yang tidak
sesuai dengan hipotesis yaitu tidak terdapat perbedaan derajat depresi yang bermakna
antara mahasiswa kedokteran preklinik dengan klinik di Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012. Tetapi tetap harus diperhatikan bahwa
dengan kata lain mahasiswa klinik lebih depresif daripada mahasiswa preklinik. Hal
ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:7
1. Tuntutan untuk lebih aktif dalam proses belajar mengajar.
Masing-masing kelompok mahasiswa memiliki tanggung jawab dan tugas
masing-masing, dimana mahasiswa preklinik selain menjalani masa perkuliahan
juga menghadapi ujian, melengkapi syarat kelulusan seperti karya tulis ilmiah.
Namun, mahasiswa klinik selain menghadapi ujian dan melengkapi syarat
kelulusan untuk tiap stase juga harus menghadapi pasien secara langsung dan
memiliki tanggung jawab terhadap keselamatan pasien. Dengan demikian,
Tahap
pendidikan
Derajat depresi
pTidak depresi
n (%)
Depresi ringan
n (%)
Depresi sedang-berat
n (%)
Preklinik 52 (36,1) 11 (7,6) 9 (6,2)
0,191*Klinik 39 (27,1) 20 (13,9) 13 (9,0)
8/17/2019 Adelita Tri Rahmawati - Fkik
43/60
31
26
mahasiswa klinik dituntut untuk lebih aktif baik dalam belajar maupun dalam
mengambil tindakan.
2. Lebih kompetitif.
Suasana belajar mahasiswa klnik di rumah sakit yang berhadapan langsung
dengan pasien lebih kompetitif dibanding suasana belajar mahasiswa preklinik di
universitas. Karena berhadapan langsung dengan staf pengajar di rumah sakit dan
rekan-rekannya, mahasiswa klinik yang satupasti tidak ingin ketinggalan dari
mahasiswa yang lainnya dalam keterampilan menangani pasien.
3. Jadwal yang padat.
Mahasiswa klinik menghabiskan waktu di rumah sakit lebih banyak daripada
mahasiswa preklinik menghabiskan waktu di ruang kuliah dimana setiap
mahasiswa klinik memiliki jadwal jaga masing-masing dan berbagai aktivitas
yang menguras tenaga, dengan waktu istirahat yang relatif lebih sedikit sehingga
mahasiswa klinik praktis lebih lelah daripada mahasiswa preklinik.
4.
Bahan yang dipelajari sangat luas dan lebih aplikatif.
Mahasiswa klinik dituntut untuk terampil dalam mengaplikasikan seluruh bahan
yang telah dipelajari saat kuliah preklinik. Keadaan ini dapat menciptakan stresor
yang dapat memicu timbulnya depresi.
Penelitian terdahulu yang serupa pernah dilakukan pada tahun 2010 oleh Wahyu yang
meneliti tentang perbedaan derajat kecemasan dan depresi mahasiswa kedokteran
preklinik dan koasisten.7
Dari penelitian tersebut didapatkan hasil yang tidak sesuai
dengan penelitian ini, hasil penelitian tersebut menyimpulkan bahwa terdapat
perbedaan derajat depresi yang bermakna antara mahasiswa preklinik dan klinik.
Perbedaan hasil tersebut dapat disebabkan antara lain karena:
1. Perbedaan dalam metode penelitian
Penelitian sebelumnya dalam menganalisis data menggunakan uji t, karena pada
penelitiannya menggunakan jenis hipotesis komparatif variabel numerik. Selain
itu pada penelitian sebelumnya, derajat depresi yang dibandingkan yaitu hanya
tidak depresi dan depresi saja, sehingga kemungkinan mendapatkan perbedaan
8/17/2019 Adelita Tri Rahmawati - Fkik
44/60
32
26
berkna lebih tinggi, tetapi seharusnya derajat depresi ringan dengan sedang dan
berat tidak boleh disatukan, dikarenakan perbedaan dalam gejala dan efeknya
terhadap prestasi akademik.
2.
Perbedaan dalam penggunaan kuesioner
Penelitian sebelumnya menggunakan kuesioner BDI (Beck Depression
Inventory), penggunaan kuesioner seperti ini, dapat menghasilkan hasil yang bias,
diakibatkan karena adanya ketidakjujuran responden dalam mengisi kuesioner,
dibandingkan dengan menggunakan metode wawancara dan bertemu langsung
dengan responden.
3. Perbedaan dalam penetapan kriteria eksklusi
Penelitian sebelumnya tidak menetapkan kriteria eksklusi, sehingga dapat
memberikan hasil yang bias, dikarenakan kemungkinan terjadinya depresi bukan
karena tuntutan akademik, tetapi karena ada faktor psiko-sosial yang terkait.
4.4 Keterbatasan Penelitian
Adapun kelemahan-kelemahan yang terdapat pada penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Pewawancara kuesioner (peneliti) tidak berperan sebagai penguasa (dosen, staf
rumah sakit) sehingga mungkin menyebabkan ketidakjujuran responden dalam
menjawab. Tetapi metode ini setidaknya dapat mengurangi terjadinya pembiasan
akibat ketidakjujuran responden, dikarenakan peneliti bertemu langsung dan dapat
melihat kondisi responden.
2. Pada pengambilan responden pada mahasiswa kedokteran klinik, peneliti hanya
mengambil mahasiswa klinik yang menjalani kepaniteraan di RSUP Fatmawati,
sedangkan yang menjalankan kepaniteraan dirumah sakit lain tidak terjangkau
oleh peneliti.
8/17/2019 Adelita Tri Rahmawati - Fkik
45/60
33
26
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Dari hasil penelitian pada mahasiswa kedokteran preklinik dan klinik di Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012, dapat disimpulkan bahwa:
1. Prevalensi kejadian depresi adalah 21,5% pada depresi ringan dan 15,2% pada
depresi sedang-berat
2. Tidak terdapat perbedaan derajat depresi yang bermakna antara mahasiswa
kedokteran preklinik dengan klinik (p = 0,191)
3. Tidak terdapat perbedaan derajat depresi yang bermakna berdasarkan jenis
kelamin (p = 1,000)
4. Distribusi frekuensi derajat depresi berdasarkan tahun angkatan menunjukkan
bahwa angkatan 2007 lebih banyak mengalami depresi sedang-berat (5,6%), dan
yang paling banyak mengalami depresi ringan yaitu angkatan 2007 dan 2008
(6,9%), sedangkan yang paling sedikit mengalami depresi sedang-berat (2,8%)
dan depresi ringan (3,5%) yaitu pada angkatan 2010.
5.2
Saran
1. Bagi mahasiswa, perlu meningkatkan kemampuannya dengan giat belajar,
berpikir positif, menjadikan belajar sebagai suatu kebiasaan yang menyenangkan
bukan sebagai tuntutan sehingga diharapkan dapat mengurangi derajat depresi.
2. Perlu penelitian lebih lanjut, untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan
terjadinya depresi pada mahasiswa kedokteran preklinik dan klinik di Universitas
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
8/17/2019 Adelita Tri Rahmawati - Fkik
46/60
34
26
DAFTAR PUSTAKA
1. Nevid JS, Rathus SA, Greene B. Psikologi Abnormal (Alih bahasa Tim Fakultas
Psikologi Universitas Indonesia). Jakarta: Erlangga; 2006.
2. Bhalla RN. Depression; 2010 diunduh pada tanggal 30 Desember 2011
http://emedicine.medscape.com
3. Supriyantho K. Gaya Hidup: Penduduk Indonesia Alami Depresi. Jakarta; 2008
diunduh pada tanggal 25 Desember 2011 http://www.tempointeraktif.com/hg/
kesehatan/2008
4. Semium Y. Kesehatan Mental. Edisi 1. Yogyakarta: Kanisius; 2006.
5. Kaplan HI, Sadock BJ. Synopsis of Psychiatry. Edisi 10. New York: Lange
Medical Publication Maruzen; 2007.
6. Brauser D. Depressed Medical Student More Likely to Link Stigma With
Depression; 2010 diunduh pada tanggal 10 Januari 2012 http://www.medscape.
com/viewarticle/728701
7. Wahyu WY. Perbedaan Derajat Kecemasan dan Depresi Mahasiswa Kedokteran
preklinik dan Koasisten Universitas Surakarta; 2010.
8. Akiskal HS. Mood Disorders: Clinical Features. In Sadock and Kaplan’s
comprehensive textbook of psychiatry, Edisi 8. MD: Lippincott; 2005, p.52.
9. Kaplan HI, Sadock BJ. Sinopsis Psikiatri : Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri
Klinis. Jilid Satu. Editor : Dr. I. Made Wiguna S. Jakarta: Bina Rupa Aksara;
2010, p.113-129,149-183.
10. Maramis WF. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa Surabaya: Airlangga University;
2009, p.38,107,252-254.
11. Jerry HM. Brain Structure; 2012 diunduh pada tanggal 19 Juni 2012
http://emedicine.medscape.com/article/286759-overview#a0104.
12. Kempton M, Salvador Z, Munafo M, Geddes J, Simmons A, Frangou S.
Structural neuroimaging studies in major depressive disorder. Meta-analysis and
comparison with bipolar disorder. : Arch Gen Psychiatry; Jul 2011;68(7):675-90.
http://emedicine.medscape.com/http://www.tempointeraktif.com/hg/%20kesehatan/2008http://www.tempointeraktif.com/hg/%20kesehatan/2008http://emedicine.medscape.com/article/286759-overview#a0104http://emedicine.medscape.com/article/286759-overview#a0104http://www.tempointeraktif.com/hg/%20kesehatan/2008http://www.tempointeraktif.com/hg/%20kesehatan/2008http://emedicine.medscape.com/
8/17/2019 Adelita Tri Rahmawati - Fkik
47/60
35
26
13. Landefeld.Current Geriatric Diagnosis and Treatmet. USA: McGrowHill; 2004,
p.156-160.
14. Holmes TH, Rahe RH. The Social Readjustment Rating Scale. Journal
Psychosomatic Research: Elsevier; 1967
15. American Psychiatric Association. Mood Disorders. Dalam: Diagnostic and
Statistical Manual of Mental Disorders, Edisi 4, Text Revision, DSM-IV-TR,
Washington DC; 2005, p.345-429
16. Dalami E. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Jiwa. Jakarta: CV Trans
Info Media; 2009
17. Bagby M, Ryder AG, Schuller DR. The Hamilton Depression Rating Scale. The
American Journal of Psichiatry; 2004, p.161:2163-2177.
18. Murti B. Desain dan Ukuran Sampel Untuk Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif
di Bidang Kesehatan Yogyakarta: Gadjah Mada University; 2006.
19. Schwenk T, et all. Depression, Stigma and Suicidal Ideation in Medical Students.
USA: Department of Family Medicine; 2010.
20. Kormstein,SG et all. Womans Mental Health a Comprehencisive test book. New
York: Guil Ford Press; 2002
8/17/2019 Adelita Tri Rahmawati - Fkik
48/60
36
26
Lampiran 1
FORMULIR PERSETUJUAN (INF ORMED CONSENT)
Program Studi Pendidikan DokterFakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
UIN Syarif Hidayatullah
SURAT PERSETUJUAN
Yang bertandatangan dibawah ini :
Nama :
Usia :
Jenis Kelamin : 1. Laki- laki 2. Perempuan
Tingkat Pendidikan Kedokteran :
1. Mahasiswa preklinik angkatan ........ 2. Mahasiswa klinik angkatan ........
Beri tanda √, jika dalam setahun terakhir pernah mengalami hal berikut :
Kematian salah satu atau semua anggota keluarga inti
Perpisahan / perceraian orang tua
Menderita sakit kronis (> 3 bulan)
Masalah Ekonomi dan kehidupan sosial yang menurun
Setelah mendapat keterangan secukupnya serta menyadari manfaat dari penelitian dibawah
ini yang berjudul :
Perbedaan Derajat Depresi Antara Mahasiswa Kedokteran Preklinik dengan
Klinik di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012
Dengan sukarela menyetujui diikutsertakan dalam penelitian diatas dengan catatan bila suatu
waktu merasa dirugikan dalam bentuk apapun, berhak membatalkan persetujuan ini serta
mengundurkan diri.
Jakarta, ....................................... 2012
Yang menyetujui,
( )
8/17/2019 Adelita Tri Rahmawati - Fkik
49/60
37
26
Lampiran 2
Kuesioner
No. Responden :
Tanggal wawancara :KUESIONER
1. Keadaan perasaan depresi (sedih, putus asa, tak berdaya, tak berguna)
0 = tidak ada
1 = perasaan ini hanya dinyatakan bila ditanya
2 = perasaan ini dinyatakan secara verbal spontan
3 = perasaan yang nyata tanpa komunikasi verbal (misalnya ekspresi muka,
bentuk suara, dan kecendrungan menangis)
4 = penderita menyatakan perasaan yang sesungguhnya ini dalam komunikasi
baik verbal maupun non verbal secara spontan
2. Perasaan bersalah
0 = tidak ada
1 = menyalahkan diri sendiri, merasa sebagai penyebab penderitaan orang lain
2
= ide-ide bersalah atau renungan tentang kesalahan-kesalahan pada masa lalu
3 = sakit ini sebagai hukuman, delusi bersalah
4 = suara-suara kejaran atau tuduhan dengan /dan halusinasi penglihatan
tentang hal-hal yang mengancam
3. Bunuh diri
0 = tidak ada
1 = Merasa hidup tak ada gunanya
2 = mengharapkan kematian atau pikiran-pikiran lain kearah hal itu
3 = ide-ide bunuh diri atau langkah-langkah ke arah itu
8/17/2019 Adelita Tri Rahmawati - Fkik
50/60
38
26
(Lanjutan)4 = percobaan bunuh diri
4. Insomnia (initial)
0
= tidak ada kesukaran masuk tidur
1 = keluhan kadang-kadang sukar masuk tidur, misalnya lebih dari ½ jam baru
dapat tidur
2 = keluhan tiap malam sukar masuk tidur
5. Insomnia (middle)
0 = tidak ada kesukaran untuk mempertahankan tidur
1 = penderita mengeluh gelisah dan terganggu sepanjang malam
2 = terjadi sepanjang malam (bangun dari tempat tidur, kecuali buang air)
6. Insomnia (late)
0 = tidak ada kesukaran
1 = bangun diwaktu fajar, tetapi tidur lagi
2 = bangun diwaktu fajar, tetapi tidak dapat tidur lagi
7.
Kerja dan kegiatan-kegiatannya
0 = tidak ada kesukaran
1 = pikiran/perasaan ketidak mampuan, keletihan/kelemahan yang berhubungan
dengan kegiatan kerja/hobi
2 = hilangnya minat terhadap pekerjaan/hobi atau kegiatan lainny, baik
dikatakan langsung oleh penderita atau tidak langsung dengan menyatakan
kelesuan, keragu-raguan dan rasa bimbang (merasa bahwa ia harus memaksa
diri untuk bekerja atau dalam kegiatan lainnya)
3 = berkurangnya waktu untuk aktivitas sehari-hari atau kurang produktivitas.
Bila penderita tidak sanggup beraktivitas sekurang-kurangnya 3 jam sehari
dalam kegiatan sehari-hari
8/17/2019 Adelita Tri Rahmawati - Fkik
51/60
39
26
(Lanjutan)4 = tidak bekerja karena sakitnya sekarang. Di RS, bila penderita tidak bekerja
sama sekali, kecuali tugas-tugas di bangsal atau jika penderita gagal
melaksanakan kegiatan-kegiatan di bangsal tanpa bantuan
8. Kelambanan (lambat dalam berfikir dan berbicara, gagal bekonsentrasi, aktivitas
motorik menurun)
0 = normal dalam bicara dan berfikir
1 = sedikit lamban dalam wawancara
2 = jelas lamban dalam wawancara
3 = sukar diwawancarai
4 = diam sama sekali
9. Kegelisahan (agitasi)
0 = tidak ada
1 = kegelisahan ringan
2 = memainkan tangan, rambut dan lain-lain
3 = bergerak terus, tidak bisa duduk tenang
4
= meremas – remas tangan, menggigit-gigit kuku/bibir, menarik- narik rambut
10. Kecemasan (ansietas psikik)
0 = tidak ada
1 = ketegangan subjektif dan mudah tersinggung
2 = mengkhawatirkan hal-hal kecil
3 = sikap kekhawatiran yang tercermin diwajah atau pembicara
4
= ketakutan yang diutarakan tanpa ditanya
11. Kecemasan (ansietas somatik)
Gejala dapat berupa :
8/17/2019 Adelita Tri Rahmawati - Fkik
52/60
40
26
(Lanjutan)- gastrointestinal: mulut kering, diare, kram
- kardiovaskular: palpitasi, nyeri kepala
- pernapasan : hiperventilasi
- sering buang air kecil, berkeringat, dll
0 = tidak ada
1 = ringan
2 = sedang
3 = berat
4 = menjadikan tidak mampu beraktivitas
12. Gejala somatik (pencernaan)
0 = tidak ada
1 = nafsu makan berkurang, tetapi dapat makan tanpa dorongan teman, merasa
perut penuh
2 = sukar makan tanpa dorongan teman, membutuhkan pencahar untuk buang
air besar atau obat-obatan untuk saluran pencernaan
13.
Gejala somatik (umum)
0 = tidak ada
1 = anggota gerak, punggung atau kepala terasa berat
2 = sakit punggung, kepala dan otot-otot, hilangnya kekuatan dan kemampuan
14. Kelamin/genital (gejala pada genital dan libido)
Gejala – gejala hilangnya libido dan gangguan menstruasi
0
= tidak ada
1 = ringan
2 = berat
8/17/2019 Adelita Tri Rahmawati - Fkik
53/60
41
26
(Lanjutan)15. Hipokondriasis (keluhan somatik/fisik yang berpindah-pindah)
0 = tidak ada
1
= dihayati sendiri
2 = preokupasi mengenal kesehatan diri sendiri
3 = sering mengeluh, membutuhkan pertolongan orang lain
4 = delusi hipokondriasis
16. Kehilangan berat badan (pilih antara A atau B)
A. Bila hanya dari anamnesis
0 = tidak ada kehilangan berat badan
1 = kemungkinan berat badan berkurang berhubungan dengan sakit sekarang
2 = jelas berkurang berat badannya (menurut penderita)
B. Dibawah pengawasan dokter bangsal secara mingguan, bila jelas berat badan
berkurang menurut ukuran
0 = kurang dari ½ Kg seminggu
1 = lebih dari ½ Kg seminggu
2 = lebih dari 1 Kg seminggu
17. Insight (pemahaman diri)
0 = mengetahui sedang depresi dan sakit
1 = mengetahui sakit tetapi berhubungan dengan penyebab iklim, makanan,
bekerja berlebihan, perlu istirahat
2 = menyangkal dirinya sakit
8/17/2019 Adelita Tri Rahmawati - Fkik
54/60
42
26
(Lanjutan)
Total skor:
Skor HDRS Level depresi
17 Depresi berat
8/17/2019 Adelita Tri Rahmawati - Fkik
55/60
43
26
Lampiran 3
Data Hasil Uji Statistik
8/17/2019 Adelita Tri Rahmawati - Fkik
56/60
44
26
(Lanjutan)
8/17/2019 Adelita Tri Rahmawati - Fkik
57/60
45
26
(Lanjutan)
8/17/2019 Adelita Tri Rahmawati - Fkik
58/60
46
26
(Lanjutan)
8/17/2019 Adelita Tri Rahmawati - Fkik
59/60
47
26
(Lanjutan)
8/17/2019 Adelita Tri Rahmawati - Fkik
60/60
48
Lampiran 4
Riwayat Penulis
Identitas :
Nama : Adelita Tri Rahmawati
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 09 Desember 1990
Agama : Islam
Alamat : Jl. Amarta blok Y3/17 RT 003/012. Perum. Reni Jaya,
Pamulang, Tangerang Selatan.
E-mail : [email protected]
Riwayat Pendidikan :
1997 – 2003 : Sekolah Dasar Negeri 1 Pamulang
2003 – 2006 : Sekolah Menengah Pertama Darunnajah Ulujami
2006 – 2009 : Sekolah Menengah Atas Labschool Cinere
2009 – Sekarang : Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas
Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
mailto:[email protected]:[email protected]