Adolf Hitler Lahir Tahun 1889 Di Braunau

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Adolf Hitler Lahir Tahun 1889 Di Braunau

Citation preview

  • 1

    ANALISA KEGAGALAN MISI HITLER DALAM MENGUASAI DUNIA

    DITINJAU DARI ASPEK KEPEMIMPINAN STRATEGIS

    1. Pendahuluan

    Adolf Hitler lahir tahun 1889 di Braunau, Austria. Hitler muda merupakan

    seniman gagal yang kemudian menjadi seorang nasionalis Jerman yang fanatik. Di

    masa Perang Dunia ke-I, Hitler masuk Angkatan Bersenjata dimana kekalahan

    Jerman membuat Hitler terpukul sehingga membawanya bergabung dengan partai

    kecil berhaluan kanan yang dikenal dengan Partai Buruh Nasionalis Jerman (Nazi).

    Hitler tampil sebagai pemimpin tanpa saingan (Fuehrer). Di bawah kepemimpinan

    Hitler, partai Nazi tumbuh dengan kecepatan luar biasa, bahkan Hitler menjadi

    Kanselir Jerman yang membentuk kediktatoran dengan banyak lawan politik yang

    dibunuh. Kemudian Hitler merancang jalan menuju penaklukan-penaklukan yang

    membawa dunia ke kancah Perang Dunia ke-2.

    Sejarah Hitler beserta sepak terjangnya ini menarik untuk dipelajari dimana

    pada akhirnya Hitler tidak berhasil dalam misinya untuk menguasai dunia. Semangat

    tinggi yang didukung oleh rakyat Jerman juga menarik untuk dikaji dari aspek

    kepemimpinan strategis. Kediktatoran Hitler di Jerman yang dikenal sangat kental

    dengan karakter dan kepribadiannya, akan dianalisis dalam tulisan ini khususnya

    aspek penyebab kegagalan Hitler dalam mengemban misi dan cita-citanya bagi

    Jerman.

    2. Pembahasan

    a. Hitler selalu dihantui rasa takut. Dimata Internasional Kekuasaan

    Hitler diraih bukan melalui kemenangan besar dalam pemilihan umum.

    Namun ia takkan menjadi Kanselir Reich seandainya pada bulan Januari

    1933 ia tidak memimpin partai terkuat. Pada pemilihan umum untuk

    Reichstag yang terakhir di era Republik Weimar pada tanggal 6 November

    1932, partai Nazi kehilangan dua juta suara dibandingkan dengan hasil

    pemilu pada tanggal 31 Juli 1932. Sebaliknya partai komunis berhasil

  • 2

    mendapat tambahan 600.000 suara, sehingga mencapai angka magis 100

    kursi Reichstag. Sukses Partai Komunis Jerman (KPD) itu memperbesar

    kekhawatiran akan perang saudara. Rasa takut itulah sekutu terkuat Hitler,

    terutama di kalangan elite kekuasaan yang konservatif. Berkat rekomendasi

    kalangan tersebut kepada Hindenburg, pada tanggal 30 Januari 1930 Hitler

    diangkat oleh Presiden Reich itu sebagai kanselir yang memimpin kabinet

    yang mayoritas anggotanya berhaluan konservatif.

    b. Teror demi kekuasaan. Untuk tetap mempertahankan kekuasaan

    selama dua belas tahun pemerintahan Reich Ketiga, tidak cukup menjalankan

    teror terhadap semua pihak yang berbeda pendapat. Hitler memperoleh

    dukungan dari sebagian besar kaum buruh, sebab ia berhasil menghapus

    pengangguran masal dalam waktu beberapa tahun saja. Sukses itu terutama

    didasarkan atas konyungtur industri persenjataan. Dukungan pekerja dapat

    dipertahankan oleh Hitler selama Perang Dunia II. Caranya dengan memeras

    tenaga kerja dan sumber daya di daerah-daerah pendudukan secara kejam,

    sehingga massa rakyat Jerman tidak mengalami kekurangan yang parah

    seperti pada Perang Dunia I. Sukses besar di bidang politik luar negeri dalam

    tahun-tahun menjelang perang, terutama pendudukan daerah Rheinland yang

    semula zone bebas militer serta aneksasi Austria pada bulan Maret 1938,

    membuat kepopuleran Hitler meroket di segala lapisan masyarakat. Mitos

    mengenai Reich dan misi historisnya, yang diperalat dengan cekatan oleh

    Hitler, terutama mempengaruhi orang Jerman yang terpelajar. Dukungan

    mereka dibutuhkan oleh pemimpin atau Fhrer yang karismatik tersebut,

    kalau Hitler ingin membuat Jerman menjadi kekuatan penata di Eropa secara

    lestari. Sebaliknya kalangan terpelajar itu memerlukan Hitler, karena di mata

    mereka tidak ada tokoh lain yang mampu mewujudkan impian mengenai

    negara yang besar bagi orang Jerman.

    c. Kebencian terhadap Bangsa Yahudi. Dalam berbagai kampanye

    pemilu pada awal tahun 1930-an, Hitler tidak menutupi sikapnya yang

    memusuhi orang Yahudi, tetapi juga tidak menonjolkannya. Di kalangan

    buruh, yang hendak dirangkul oleh semua pihak, sikap itu memang takkan

    disambut. Di kalangan warga terpelajar dan berada, begitu juga di antara

  • 3

    tukang, pengusaha kecil dan petani, prasangka anti-Yahudi tersebar luas,

    tetapi mereka tidak menyukai antisemitisme yang ribut. Peristiwa

    pencabutan hak orang Yahudi di Jerman melalui Undang-Undang Ras yang

    disahkan di Nrnberg pada bulan September 1935 tidak menimbulkan protes,

    karena tidak melanggar formalitas hukum. Kekerasan dan kerusuhan pada

    malam 9 November 1938 (Reichskristallnacht) tidaklah populer, berbeda

    dengan peng-arya-an harta benda Yahudi, suatu aksi pengalihan harta

    secara besar-besaran yang dampaknya terasa hingga kini. Kabar mengenai

    holocaust, pemusnahan sistematis kaum Yahudi di Eropa pada masa Perang

    Dunia II, tersebar lebih luas daripada yang diinginkan oleh rezim Nazi. Namun

    agar sesuatu dapat diketahui perlu ada rasa ingin tahu, dan menyangkut

    nasib warga Yahudi, hal terakhir ini kurang di Jerman pada saat Reich

    Ketiga.

    d. Pelanggaran Hitler terhadap Perjanjian Versailles. Hitler

    mengangkat Jerman dari kegagalan ekonomi. Pertumbuhan industri Jerman

    sangat cepat dan memangkas jumlah pengangguran secara signifikan.

    Pekerjaan sipil seperti pembangunan transportasi dan infrastruktur, puluhan

    bendungan, industri otomotif Volkswagen untuk menyediakan kendaraan

    murah bagi rakyat Jerman. Menurunnya angka pengangguran ini menjadi

    wajar, karena disaat bersamaan Hitler juga melakukan pembangunan militer

    besar-besaran dan merobek Perjanjian Versailles yang mengebiri militer

    Jerman. Secara keseluruhan Hitler berhasil mengangkat kepercayaan diri

    bangsa Jerman yang terpuruk karena kalah Perang Dunia I. Oleh karena itu ,

    rakyat Jerman masih mendukung Hitler, walau Hitler mulai melakukan praktek

    kekerasan terhadap lawan politiknya dan juga permulaan didirikannya kamp

    konsentrasi.

    e. Kekalahan Jerman terhadap Sekutu. Setelah kapitulasi tanpa syarat

    pada akhir Perang Dunia Kedua, selain kekuasaan pemerintah, wewenang

    menentukan masa depan Jerman juga berpindah ke tangan keempat negara

    pendudukan, yaitu Amerika Serikat, Uni Sovyet, Inggris dan Perancis. Dalam

    sejarah Jerman, jatuhnya Reich Jerman yang besar pimpinan Hitler pada

    bulan Mei 1945 berarti titik balik yang jauh lebih besar dampaknya daripada

  • 4

    runtuhnya kekaisaran pada bulan November 1918. Keutuhan Reich itu sendiri

    tidak tersentuh seusai Perang Dunia I. Berbeda dengan tahun 1918, pada

    tahun 1945 kuasa pimpinan politik dan militer Jerman dicabut. Para pejabat

    yang masih hidup diadili oleh Mahkamah Militer Internasional di Nrnberg

    (Perkara-Perkara Nrnberg). Para bangsawan pemilik latifundium di sebelah

    timur Sungai Elbe, yaitu kelompok yang lebih banyak berperan dalam proses

    penghancuran Republik Weimar dan pengalihan kekuasaan kepada Hitler

    daripada kelompok elite kekuasaan lainnya, kehilangan tanah dan harta. Ada

    yang harus meninggalkan daerah asalnya akibat dipisahkannya kawasan di

    sebelah timur Sungai Oder dan Sungai Neie dekat Grlitz dari wilayah

    Jerman, kemudian ditempatkan di bawah administrasi Polandia atau, dalam

    hal Ostpreuen bagian utara, di bawah administrasi Uni Sovyet. Tanah milik

    sebagian lain dari kelompok tuan tanah tersebut disita dalam rangka land

    reform di zone pendudukan Uni Sovyet.

    3. Penutup

    a. Kesimpulan.

    1) Hitler dianggap sebagian besar orang sebagai Diktator yg bisa

    berbuat apa saja, tetapi sebenarnya pengelolaan Hitler sangat baik

    dalam memegang tampuk kekuasaan Jerman dengan bukti mampu

    mengentaskan Jerman dari kebobrokan.

    2) Dalam segi ekonomi yang membuat negaranya hancur adalah

    sifat megalomania yang ingin menguasai seluruh daratan Eropa dan

    karena perlawanan dari negara-negara yang melawannya. Jika sifat

    tersebut tidak ada dalam diri Hitler, mungkin Jerman hingga kini dapat

    menjadi negara super power dengan kekuatan ekonomi dan militernya.

  • 5

    b. Saran.

    1) Dalam kepemimpinan strategis, diperlukan penguasaan

    terhadap kemampuan fisik dan intelektual seorang pemimpin, demikian

    juga kemauan yang keras dan semangat. Untuk itu disarankan agar

    proses pembelajaran kepemimpinan menekankan terhadap hal-hal

    tersebut di atas.

    2) Kepemimpinan yang sukses harus terbebas dari sifat-sifat

    serakah dari seorang pemimpin. Disarankan agar pembelajaran

    tentang kepemimpinan strategis ditekankan dengan menerapkan

    dasar-dasar kepemimpinan yang ada dalam Delapan Wajib TNI.

    Pasis Dikreg Seskoal Angk-52

    Akhmad Nasrudin, ST Mayor Laut (S) Nrp 12696/P