9

Click here to load reader

adrinal 1,6

Embed Size (px)

DESCRIPTION

mm

Citation preview

  • Jerami Volume 4 No. 1, Januari April 2011

    8 ISSN 1979-0228

    PENGARUH PUPUK FOSFOR, MOLIBDENUM DAN PUPUK KANDANG TERHADAP SERAPAN HARA NITROGEN DAN FOSFOR SERTA PERTUMBUHAN TANAMAN KACANG TANAH PADA ULTISOL

    (The Effects of P Fertilizer, Mo and Manure to N and P Uptake and Growth of

    Peanut on Ultisols)

    Adrinal dan Gusmini

    Prodi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Andalas E-mail : [email protected]

    ABSTRACT

    A Research of the effectsof P fertilizer, Mo and manure to N and P uptake and growth of peanut on Ultisols have been conducted in a greenhouse Faculty of Agriculture, Andalas University, Padang, The objective was to study the effect of P fertilizer, Mo and manure to nutrient uptake and growth of peanut on Ultisol. Experiment was arranged using Completely Randomized Design (RBD) with 9 treatments and 3 replications. Treatments were A = without fertilizer, B = 195kg SP-36/ha Mo +0.5 kg/ha +7.5 tons manure/ha, C = 195kg SP-36/ha Mo +0.5 kg/ha +15 ton manure/ha, D = 195kg SP-36/ha +1 kg Mo/ha + 7.5 ton manure/ha, E = 195kg SP-36/ha +1 kg Mo/ha +15 tons manure/ha, M = 315kg SP-36/ha + 0.5 kg Mo/ha +7.5 tons manure/ha, G = 315kg SP-36/ha + 0.5 kg Mo/ha +15 tons/ha, 315kg SP-36/ha, H = +1 kg Mo/ha +7, 5ton manure/ha, I = 315kg SP-36/ha +1 kg Mo/ha + 15 tons manure/ha. Results showed that P uptake affected by P fertilizer P, Mo and manure, and did not affect N uptake. Application of 315 kg/ha of SP-36 +1 kg/ha Mo +15 tons/ha manure showed the highest P uptake, while adding 195kg/ha SP-36 +1 kg/ha Mo +15 tons/ha manure showed the highest plant height and N uptake.

    Keywords : P fertilizer, molibdenum, manure, peanut, ultisols

    PENDAHULUAN

    ltisol merupakan tanah mineral yang berkembang dan mengalami pelapukan lanjut. Salah satu proses

    yang berperan dalam pembentukan tanah ini adalah proses pencucian yang intensif, pada lapisan atas tanah sehingga tanah bereaksi masam dan kejenuhan basa rendah sampai ke lapisan bawah. Akibatnya ketersediaan hara yang diperlukan tanaman seperti Ca, Mg, K, N, P dan Mo rendah. Sebaliknya dijumpai beberapa unsur tertentu berada dalam jumlah berlebihan sehingga dapat meracuni tanaman seperti Al. Fe dan Mn (Hardjowigeno, 2003).

    Pada tanah-tanah masam sepeti Ultisol ketersediaan P (fosfor) sangat rendah karena difiksasi oleh Al dan Fe, sedangkan fosfor merupakan unsur yang sangat penting untuk pertumbuhan tanaman, ia memegang peranan dalam mekanisme transfer energi dan proses reproduksi. Kekurangan fosfor akan menekan

    kecepatan pertumbuhan yang akan berdampak pada penurunan produksi, serta kualitas buah dan biji. Fosfor memegang peranan penting dalam proses fotosintesis, membantu proses penguraian karbohidrat dan sintesis berbagai senyawa organik serta perpindahan energi antar sel. Kekurangannya akan mengakibatkan perakaran dan perkembangan daun lambat serta jumlah percabangan sedikit sehingga tanaman akan tetap kurus dan kerdil.

    Disamping Fiksasi P yang sangat kuat, ketersediaan Mo (molybdenum) pada Ultisol juga sangat rendah, sehingga tanaman kacang tanah yang ditanam pada tanah tersebut akan mengalami kekahatan Mo. Dari beberapa penelitian terlihat bahwa pemberian Mo akan menyebabkan daun kacang tanah lebih hijau terutama pada lahan-lahan marginal yang kahat hara mikro.

    Peranan Mo menfiksasi N dari udara oleh bakteri bintil akar tanaman legume dan metabolism tanaman yaitu pada aktivitas enzim reduktase dalam pembentukan nitrat.

    U

  • Pengaruh Pupuk Fosfor, Molibdenum dan Pupuk Kandang Terhadap Serapan Nitrogen dan Fosfor

    ISSN 1979-0228 9

    Kehadiran Mo nitrat yang diserap akar tanaman direduksi menjadi amoniak, membentuk asam-asam amino sehingga terbentuk protein. Protein untuk membentuk sel-sel baru yang akan membentuk jaringan tanaman, yang akan memperbaiki pertumbuhan dan dapat meningkatkan hasil tanaman (Darmijati et al, 1990).

    Kendala lain pada Ultisol ini adalah kandungan bahan organik yang rendah sehingga kemantapan agregatnya rendah. Pemberian bahan organik dapat mengurangi pengaruh jelek unsur Al, Fe dan Mn, serta dapat meningkatkan P pada UItisol. Bahan organik yang berupa pupuk kandang (pukan) dapat memenuhi kekurangan dan keterbatasan unsur hara yang umumnya dibutuhkan tanaman pada tanah kritis dan masam. Hal ini karena pupuk kandang disamping mengandung unsur hara makro dan mikro yang dibutuhkan tanaman, juga dapat mengurangi kadar Al-dd tanah yang meracun bagi tanaman.

    Tanaman kacang tanah merupakan salah satu sumber protein dan lemak nabati yang cukup penting di Indonesia dengan luas pertanamannya menempati urutan ke empat setelah padi, jagung dan kedelai. Kebutuhan kacang tanah dalam negeri cukup besar, dari 634 ribu ton menjadi 807,3 ribu ton (meningkat 4,4%) per tahun (Adisarwanto, 1999). Tanaman kacang tanah (Arachis hypogea L). Selama ini produktivitas budi daya kacang tanah nasional kita masih sangat rendah, produksi kacang. tanah di Indonesia untuk tanah sawah 0,6 1,2 ton ha-1, sedang lahan kering 1,2-1,8 ton ha-1 (Arinong et al, 2006). Mengingat arti penting dari komoditas ini maka usaha perbaikan untuk meningkatkan produksi kacang tanah terus dikembangkan diantaranya dengan memperbaiki kualitas pemupukan dan kesuburan tanah dan lahan budidayanya.

    Tujuan dari penelitian ini untuk mem-pelajari pengaruh pemberian pupuk P, Mo dan bahan organik terhadap serapan N dan P tanaman kacang tanah pada Ultisol

    BAHAN DAN METODE

    Penelitian ini telah dilaksanakan sejak bulan Oktober 2007 sampai dengan Februari 2008, di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas Andalas Padang,

    kemudian dilanjutkan dengan analisis sifat kimia tanah dan tanaman di Laboratorium Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Andalas Padang, dan laboratorium Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sukarami Solok.

    Penelitian ini menggunakan tanah Ultisol yang berasal dari Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Andalas di Limau Manis, ember plastik, dan benih kacang tanah varietas Gajah, Perlakuan digunakan pupuk SP-36 (36% P2O5), pupuk Mo Amonium molibdat (NH4) 6Mo7.4H20 (54% kandungan Mo) dan pukan sapi. Untuk menaikkan pH digunakan Kapur Pertanian (Kaptan) CaCo3,. Sebagai pupuk dasar digunakan Urea 50 kg/ha dan KCl 100 kg/ha.

    Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 9 perlakuan dan 3 ulangan. Untuk melihat perbedaan antar perlakuan diguna kan uji lanjutan Duncan's New Multiple Range Test (DNMRT) pada taraf nyata 5%. Kombinasi dari perlakuan antara pupuk, SP-36, pupuk Mo dan Pukan sapi adalah sebagai berikut : A = tanpa perlakuan B = 195 kg SP-36/ha + 0,5 kg Mo/ha +

    7,5 ton pukan /ha C = 195 kg SP-36/ha + 0,5 kg Mo/ha +

    15 ton pukan /ha D = 195 kg SP-36/ha + 1 kg Mo/ha +

    7,5 ton pukan /ha E = 195 kg SP-36/ha + 1 kg Mo/ha + 15

    ton pukan /ha F = 315 kg SP-36/ha + 0,5 kg Mo/ha +

    7,5 ton pukan/ha G = 315 kg SP-36/ha + 0,5 kg Mo/ha +

    15 ton pukan /ha H = 315 kg SP-36/ha + 1 kg Mo/ha +

    7,5 ton pukan /ha I = 315 kg SP-36/ha + 1 kg Mo/ha + 15

    ton pukan /ha Pelaksanaan Penelitian Persiapan tanah dan pemberian perlakuan

    Pengambilan contoh tanah dilakukan secara bulk komposit pada kedalaman 0-20 cm Kemudian tanah tersebut diaduk rata secara homogen, lalu dikeringanginkan, dan diayak dengan ayakan berdiameter 2 mm Contoh tanah diambil kira-kira 200 gram untuk analisis tanah awal, sisanya

  • Jerami Volume 4 No. 1, Januari April 2011

    10 ISSN 1979-0228

    ditimbang sebanyak 7 kg/pot setara dengan kering mutlak. Sebelum tanah diberikan perlakuan pupuk Mo, SP-36 dan bahan organik terlebih dahulu diberikan Kapur Pertanian (Kaptan) CaCO3 berdasarkan 1,5 x Al-dd (17,01g/pot). Tanah dan Kapur di aduk merata homogen dan dimasukkan lagi kedalam pot. Selanjutnya disiram dengan air berdasarkan kapasitas lapang, lalu ditutup dengan plastik hitam dan diinkubasi selama 15 hari Setelah inkubasi selesai maka dilakukan pemberian pupuk kandang yang telah dikeringanginkan sesuai dengan perlakuan. Hal ini dibiarkan selama 2 hari. Setelah itu dilakukan pemupukan Mo dan SP-36 sesuai dengan perlakuan pada setiap pot percobaan. Saat yang sama dilakukan pemupukan dasar yaitu dengan pupuk Urea 50 kg/ha dan KCl 100 kg/ha. Pupuk Mo yaitu (NH4)6Mo.4H20) diberikan dalam bentuk larutan (3,24 mg/pot) dengan konsentrasi 0,16g/50 ml. Pupuk SP-36 diberikan sesuai dengan perlakuan yaitu (0,68g/pot dan 1,12 g/pot) bersama-sama dengan pupuk dasar Urea (0,175 gr/pot) dan KCl (0,350 g/pot) diberikan secara melingkar. Penanaman dan Pemeliharaan

    Penanaman dilakukan setelah pemberian semua perlakuan pada setiap pot Penanaman secara tugal atau dibenamkan sedalam 3 cm kedalam dari permukaan tanah dan setiap pot ditanam sebanyak 3 biji. Benih yang akan ditanam dilumuri terlebih dahulu dengan tanah bekas tanaman kacang tanah. Pemeliharaan yang dilakukan meliputi penyiraman, penyiangan serta pemberantasan penyakit. Penyiraman dilakukan tiap pagi sesuai dengan keadaan tanah (150-250ml/pot) Kemudian penyiangan dilakukan secara manual (siang tangan). Penjarangan dilakukan pada minggu kedua dimana ditinggalkan 2 batang kacang tanah untuk tiap pot. Untuk pengendalian penyakit tanaman disemprot dengan Dithane M-45.

    3. Panen dan pengambilan contoh tanah

    dan tanaman Untuk keperluan analisis serapan

    hara, pemanenan dilakukan setelah

    tanaman menunjukkan peralihan fase vegetatif ke fase generatif yang ditandai dengan munculnya bunga bakal buah pada tanaman. Pemanenan dilakukan dengan mengambil seluruh tanaman, yaitu bahagian atas (batang dan daun) dan bahagian bawah (akar). Pengambilan bagian atas tanaman dilakukan dengan cara memotong 4cm dari permukaan tanah. Sedangkan untuk memudahkan pengambilan akar, terlebih dahulu tanah dilembabkan selanjutnya akar dibongkar dengan hati-hati, akar tanaman dibersihkan dari tanah dan sisa-sisa tanah yang masih tinggal pada akar dibersihkan lagi dengan kemudian dike-ringanginkan. Bahagian atas dan bagian bawah tanaman ditimbang sebagai berat basah (BB), dikemas dalam amplop yang telah dilobangi setelah itu dimasukkan dalam oven pada suhu 600C selama 48 jam kemudian ditimbang sebagai berat kering (BK) tanaman. Tanah bekas percobaan diambil untuk keperluan analisis tanah.

    Pengamatan Tanah

    Pengamatan yang dilakukan pada tanah adalah analisis sifat kimia tanah awal dan setelah panen. Analisis sifat kimia tanah awal adalah pH H2O (1:1) dan KCl (1:1) 1 N, N-total, P-tersedia, P-potensial, Al-dd, Fe-dd dan Mn-dd dan KTK. Untuk analisis sifat kimia tanah setelah panen adalah N-total, P-tersedia dan P- Potensial. Tanaman

    a. Serapan Nitrogen (N) dan Fosfor (P) tanaman

    Contoh tanaman (bagian atas dan akar) yang telah dipisahkan dan dikeringkan dalam oven dihaluskan dan diayak dengan ayakan berdiameter 0,5 mm. Contoh tanaman ini untuk menperoleh kadar sera pan hara N dan P tanaman. Jaringan tanam-an didestruksi dengan asam suIfat pekat.

    b. Tinggi Tanaman

    Pengamatan tinggi tanaman dilakukan pada tinggi batang utama yaitu dari permukaan tanah sampai titik tumbuh Pengukuran tinggi tanaman dengan bantuan ajir setinggi 5 em dari permukaan tanah Pengamatan berikutnya dimulai dari

  • Pengaruh Pupuk Fosfor, Molibdenum dan Pupuk Kandang Terhadap Serapan Nitrogen dan Fosfor

    ISSN 1979-0228 11

    batas ajir tersebut. Pengamatan dimulai pada minggu kedua setelah tanam Pengamatan selanjutnya adalah 1 x seminggu sampai tanaman berhenti masa pertumbuhannya yaitu pada akhir fase vegetatif berumur 6 minggu setelah tanam.

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Hasil Analisis Tanah Awal Analisis ini digunakan sebagai dasar

    untuk mengetahui kondisi tanah sebelum perlakuan. Hasil analisis tanah Ultisol Limau manis sebelum diberi perlakuan disajikan dalam Tabel 1.

    Tabel 1. Hasil analisis tanah awal sebelum diberi perlakuan

    Jenis Analisis Nilai Kriteria *)

    C-organik (%) 2,99 Sedang

    N-total (%) 0,24 Sedang

    C/N 13,8 Sedang

    P-tersedia (ppm) 2,99 Sangat rendah

    P-potensial (ppm) 104,13 Sangat tinggi

    KTK (me/100g tanah) 20,80 Sedang

    Ca-dd (me/100g tanah) 2,04 Rendah

    Mg-dd (me/100g tanah) 0,30 Sangat rendah

    K-dd (me/100g tanah) 0,22 rendah

    Na-dd (me/100g tanah) 0,24 rendah

    Al-dd (me/100g tanah) 3,24 Sangat tinggi

    Kejenuhan Al (%) 53,64

    pH H2O (1:1) 4,19 sangat masam

    pH KCl (1:1) 4,02

    Bahan organic 5,15 sedang

    Sumber*) Team 4 Architects dan Consulting Engineers bekerja sama dengan Fakultas Pertanian Universitas Andalas Padang (1981)

    Dari analisis tanah awal dapat

    disimpulkan bahwa tanah yang digunakan dalam penelitian ini bereaksi sangat masam, dengan tingkat kesuburan yang rendah, yaitu kandungan P- tersedia, K-dd Ca-dd, Na-dd, Mg-dd berada pada kriteria sangat rendah sampai rendah. Kandungan unsur-unsur utama seperti C-organik, N-total nisbah C/N dan KTK berada dalam kriteria sedang. Sedangkan P-potensial sangat tinggi, Kandungan Aluminium dan Kejenuhan Aluminium berada pada kriteria tinggi sampai sangat tinggi.

    Ketersediaan hara yang rendah pada Ultisol ini disebabkan tanah ini telah mengalami pencucian kation-kation basa dan bahan organik pada lapisan atas yang tidak stabil. Ketersediaan hara yang rendah terutama P-tersedia disebabkan oleh kejenuhan dan kelarutan Aluminium yang sangat tinggi. Kelarutan Al mempengaruhi ketersediaan P (fosfor) dalam bentuk H2P04 membentuk senyawa

    P yang tidak tersedia bagi tanaman. Menurut Hardjowigeno (2003), rendahnya tingkat kesuburan tanah pada Ultisol disebabkan tanah ini mengalami perkembangan lanjut dengan pencucian intensif terhadap unsur-unsur basa yang menyebabkan kadar hara menjadi rendah, serta rendahnya pH tanah akibat tingginya kandungan Al.

    Bila keadaan ini dibiarkan akan menyebabkan serapan hara tanaman dan hasil tanaman menurun dan terganggu sehingga tingkat pertumbuhan tanaman menurun. Oleh sebab itu perlu dilakukan usaha untuk menekan tingkat kejenuhan Al, serta meningkatkan ketersediaan hara, dan menambah unsur hara kedalam tanah yang dibutuhkan oleh tanaman. Salah satu cara adalah dengan memberikan paket kesuburan tanah melalui pemberian pupuk P, Mo dan bahan organik agar tanaman kacang tanah dapat memberikan hasil yang optimum.

  • Jerami Volume 4 No. 1, Januari April 2011

    12 ISSN 1979-0228

    Hasil Analisis Sifat Kimia Tanah Setelah Panen Reaksi tanah (pH) dan Al-dd tanah

    Tabel 2 menunjukan bahwa pemberian pupuk P, Mo dan bahan organik dapat meningkatkan pH tanah dan menurunkan Al-dd tanah, pH tanah berubah dari kriteria sangat masam sampai masam yaitu dari pH 4,25 naik

    menjadi pH 5,45. UntukAl-dd tanah menurun dari 3,10 menjadi 2,21. Terjadinya hal ini disebabkan adanya pengaruh tidak langsung dari hasil dekomposisi bahan organik. Dekomposisi bahan organik tersebut akan mempercepat aktivitas CaCO3 atau kapur pertanian (Soepardi, 1983).

    Tabel 2. Pengaruh pemberian pupuk P, Mo dan bahan organik terhadap pH dan Al-dd

    pada Ultisol Limau manis.

    Perlakuan Pemupukan pH H2O Al dd

    A 4,25 sm 3,1 B 4,41 sm 2,96 C 4,27 sm 2,96 D 4,87 m 2,96 E 5,07 m 2,74 F 5,02 m 2,74 G 5,00 m 2,66 H 5,27 m 2,45 I 5,45 m 2,21

    Keterangan : m= masam,. sm = sangat masam.

    Penurunan Al-dd tertinggi

    ditunjukkan yaitu dari kondisi awal 3,24me/100 gram turun menjadi 2,21me/100gram Hal ini disebabkan karena penambahan bahan organik yang meningkatkan kandungan bahan organic dan hasil dekomposisi bahan organik menghasilkan asam-asam organik (asam humat dan asam fulvat) yang mampu menurunkan Al. Asam humat dan fulvat

    ini membentuk komplek dengan ion-ion logam (Tan, 2000).

    Nitrogen Total Tanah

    Hasil analisis tanah yang disajikan pada Tabel 3 memperlihatkan adanya kecendrungan peningkatan N- total tanah dari 0,24 % (hasil analisis tanah awal menjadi 0,323 % setelah diberi perlakuan.

    Tabel 3. Pengaruh pemberian pupuk P, Mo dan bahan organik terhadap N- total tanah

    pada tanaman kacang tanah pada Ultisol setelah panen.

    Perlakuan Pemupukan N-total (%)

    H 0,323 a F 0,303 a B 0,303 a I 0,286 a A 0,286 a E 0,281 a G 0,283 a D 0,283 a C 0,282 a

    KK = 12,3 % Angka-angka pada lajur yang diikuti oleh huruf kecil yang sama tidak berbeda nyata menurut DNMRT pada taraf nyata 5%

    Terjadinya kecendrungan peningkatan kandungan N-total tanah setelah pemberian paket kesuburan tanah yaitu pemupukan P, Mo dan bahan organik cendrung meningkat dibandingkan dengan N-total tanah awal (Tabel 3)

    disebabkan karena bahan organik dapat menyumbangkan N kedalam tanah melalui proses dekomposisi. Menurut Soepardi (1983) hasil dekomposisi bahan organik oleh jasad renik dapat berupa karbon, nitrogen, sulfur, fosfor, kalium,

  • Pengaruh Pupuk Fosfor, Molibdenum dan Pupuk Kandang Terhadap Serapan Nitrogen dan Fosfor

    ISSN 1979-0228 13

    magnesium dan kalsium. Penguraian bahan organik melalui proses mineralisasi akan merubah bentuk N-organik menjadi N- anorganik (Tisdale et al., 1985).

    Tidak berbeda nyata kandungan N-total tanah akibat pemberian perlakuan pemupukan P, Mo dan bahan organik secara statistik disebabkan karena pengaruh pemberian pupuk Mo melalui amonium molibdat tidak berpengaruh terhadap peningkatan N-tanah. Hal ini disebabkan karena kandungan Mo merupakan pupuk mikro yang dibutuhkan yang kecil dalam tanah, sehingga pengaruhnya belum nyata dapat

    menambat N bebas diudara. Dan aktifitas Rhizobium dalam pengikatan N udara masih rendah pada pemulaan fase vegetatif dan mencapai tingkat maximal sewaktu mendekati pembentukan polong. Hal ini juga disebabkan kandungan N- total tanah yang dianalisis merupakan efek sisa dari serapan hara tanaman yang sudah diambil tanaman.

    Fosfor Tersedia Tanah

    Pengaruh pemberian pupuk P, Mo dan bahan organik terhadap N-total tanah pada tanaman kacang tanah pada Ultisol setelah panen disajikan pada Tabel 4.

    Tabel 4. Pengaruh pemberian pupuk P, Mo dan pupuk kandang terhadap N-total tanah

    pada tanaman kacang tanah pada Ultisol setelah panen

    Perlakuan Pemupukan P tersedia (ppm)

    I 21,76 a

    E 17,89 ab

    H 16,75 b

    G 15,22 b

    F 12,88 c

    C 10,92 c

    D 10,69 c

    B 9,21 c

    A 4,41 c

    KK = 21,4% Angka-angka pada lajur yang diikuti oleh huruf kecil yang sama tidak berbeda nyata menurut DNMRT pada taraf nyata 5%.

    Tabel 4 menunjukkan bahwa pembe-rian pupuk P, Me dan pupuk kandang mem-erikan pengaruh yang nyata terha-dap kandungan P-tersedia tanah. Hal ini dapat terlihat pada perlakuan (I) dengan pemberian 315 kg/ha SP-36+1kg/ha Mo+ 15ton/ha bahan organik, menunjukkan kandungan P-tersedia tertinggi dibanding-kan dengan perlakuan lain, dan tanpa perlakuan.

    Kandungan P-tersedia dalam tanah untuk semua perlakuan meningkat, dengan penambahan input pupuk P, Mo dan pupuk kandang karena pemberian bahan organik dapat melepaskan P tanah yang terfiksasi oleh Al dan Fe dan hasil dekomposisi bahan organik yang menghasilkan P serta penambahan pupuk itu sendiri. Usaha yang dilakukan untuk menekan Al dapat melalui penambahan bahan organik. Disamping itu semakin tinggi akumuiasi P didaIam tanah semakin tinggi pula P yang dapat disumbangkan

    kedalam tanah. (Arief, 1987).

    Pengamatan dan Analisis Tanaman Tinggi Tanaman

    Hasil pengamatan terhadap tinggi tanaman setelah panen akibat pemberian perlakuan pemupukan P, Mo dan pupuk kandang pada Ultisol terhadap tanaman kacang tanah dapat dilihat pada Tabel 5.

    Tabel 5 menunjukkan bahwa

    pemberian P, Mo dan pupuk kandang berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman kacang tanah. Pemberian 115 kg/ha SP-36+1 kg/ha Mo dan 15 ton/ha bahan organik (E) memberikan pertumbuhan tanaman yang terbaik. Terjadinya hal ini dapat disebabkan karena serapan N tanaman pada perlakuan ini (N) lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan lain. Bahan organik mempunyai pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap

  • Jerami Volume 4 No. 1, Januari April 2011

    14 ISSN 1979-0228

    pertumbuhan tanaman. Pengaruh langsung adalah dapat meningkatkan kegiatan respirasi yang merangsang peningkatan serapan hara, sehingga pertumbuhan dan berat kering tanaman akan meningkat.

    Bahan organik yang terdekomposisi dengan sempurna akan berpengaruh baik terhadap pertumbuhan tanaman. Pemberian bahan organik dapat mengurangi kemasaman

    tanah sehingga berpengaruh positif terhadap ketersediaan P. penambahan pupuk fosfat sehingga juga berpotensi dalam penyediaan P tersedia dalam tanah karena bahan organik mengandung beberapa unsur hara diantaranya unsur hara P sehingga mampu menyuplai ion P kedalam tanah melalui proses mineralisasi serta mengandung asam-asam organik yang mampu meningkatkan kelarutan P cadangan (P labil) (Tisdale et al., 1985).

    Tabel 5. Pengaruh pemberian pupuk P, Mo dan pupuk kandang terhadap tinggi tanaman

    kacang tanah pada Ultisol

    Perlakuan Pemupukan Tinggi tanaman (cm)

    E 17,17a

    B 15,16ab

    I 13,83ab

    D 13,58ab

    A 13,25ab

    C 12,66 b

    F 12 ,25 b

    G 10,42 b

    KK = 16,73 % Angka-angka pada lajur yang diikuti oleh huruf kecil yang sama tidak berbeda nyata menurut DNMRT pada taraf nyata 5%.

    Serapan N Tanaman

    Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa serapan N tanaman akibat pemberian pemupukan P, Mo dan pupuk kandang tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap serapan N tanaman, namun terdapat kecendrungan

    peningkatan peningkatan serapan N tanaman akibat pemberian perlakuan.

    Serapan N tanaman akibat pemberian P, Mo dan pupuk kandang pada tanah Ultisol yang ditanam kacang tanah dapat dilihat pada Tabel 6.

    Tabel 6. Pengaruh pemberian P, Mo dan pupuk kandang terhadap serapan N tanaman

    pada tanah Ultisol yang ditanam kacang tanah

    Perlakuan Pemupukan Serapan N Tanaman (mg/pot))

    E 992,69 a F 844, 87 a G 791,97 a I 787,92 a D 715,21 a A 608,79 a C 590,09 a B 526,22 a H 497,08 a

    KK = 36,04 % Angka-angka pada lajur yang diikuti oleh huruf kecil yang sama tidak berbeda nyata menurut DNMRT pada taraf nyata 5%.

    Pelapukan bahan organik didalam

    tanah akan dapat membebaskan sejumlah hara yang dibutuhkan oleh tanaman seperti N, P, K dalam tanah.

    Ketersediaan N akan meningkat dengan meningkatnya Kadar Nitrogen, pH dan suhu tanah. Ketersediaan N dari bahan organik dapat ditentukan dengan jumlah

  • Pengaruh Pupuk Fosfor, Molibdenum dan Pupuk Kandang Terhadap Serapan Nitrogen dan Fosfor

    ISSN 1979-0228 15

    bahan organik, ratio C/N, dan pH tanah (Brady and Weil, 1999).

    Serapan P Tanaman

    Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa perbedaan pembeian pupuk P, Mo dan pupuk kandang berpengaruh nyata terhadap serapan P

    tanaman. Serapan P tanaman tertinggi terdapat pada perlakuan I (315 kg SP-36/ha+1 kg Mo/ha+15 ton bahan organik/ha), sedangkan serapan P tanaman terendah dijumpai pada perlakuan A (tanpa penambahan pupuk) (Tabel 7).

    Tabel 7. Pengaruh pemberian pupuk P, Mo dan pupuk kandang terhadap serapan P

    tanaman kacang tanah pada UItisol Limau Manis.

    Perlakuan Pemupukan Serapan P tanaman (mg/pot)

    I 48,94 a B 46,17 a F 43,46 a C 35,65 a H 34,63 a E 11,95 b D 6,94 b B 4,60 b A 0,36 b

    KK = 17,83%

    Angka-angka pada lajur yang diikuti oleh huruf kecil yang sama tidak berbeda nyata menurut DNMRT pada taraf nyata 5%.

    Tinggi nya serapan P dengan semakin

    tingginya takaran P, Mo dan pupuk kandang yang diberikan disebabkan adanya sinergi dari masing-masing pupuk yang diberikan. Penambahan pupuk P dari SP-36 dapat meningkatkan kemampuan akar tanaman dalam menyerap hara dan mampu membebaskan P larut lebih banyak sehingga lebih tersedia bagi tanaman, akibatnya serapan P tanaman juga meningkat (Mulyani dan Kartosapoetro, 1988), salah satu cara meningkatkan serapan P tanah dengan pemberian bahan organik, karena penambahan bahan organik maka serapan P kebagian atas tanaman tidak terhambat,pengendapan P diakar dapat dikurangi (Soepardi (1983).

    Hakim (1986) menyatakan peningkatan serapan P tanaman sejalan dengan menurunnya kandungan Al-dd dan meningkatnya ketersediaan P didalam tanah dan basa-basa dapat ditukar sehingga berpengaruh baik terhadap perkembangan akar, dimana kemampuan akar untuk menyerap P dan unsur hara lainnya dari dalam tanah meningkat, sehingga memungkinkan volume akar yang berkontak dengan P larutan tanah bertambah besar dan pertumbuhan

    tanaman secara tidak langsung juga akan menjadi lebih baik. Terjadinya peningkatan serapan P juga dengan pemberian bahan organik (pupuk kandang) karena pupuk kandang dapat mengurangi sebagian kelarutan Al di dalam tanah dengan adanya asam-asam organik hasil dekomposisi yang dapat membentuk senyawa komplek dengan Al.

    KESIMPULAN

    1. Pemberian pupuk P. Mo dan pupuk

    kandang tidak menunjukkan peningkatan terhadap kandungan N-total tanah dan serapan N tanaman. Sebaliknya pemberian pupuk P, Mo dan pupuk kandang menunjukkan peningkatan kandungan P-tersedia tanah, serapan P tanaman.

    2. Pada pemberian 195 kg/ha SP-36+1 kg/ha Mo+15 ton/ha pupuk kandang memperlihatkan pertumbuhan tinggi tanaman dan serapan hara N yang terbaik, sedangkan untuk serapan hara P yang tertinggi adalah pada pemberian 315 kg/ha SP-36+1 kg/ha Mo+15 ton/ha pupuk kandang.

  • Jerami Volume 4 No. 1, Januari April 2011

    16 ISSN 1979-0228

    DAFTAR PUSTAKA

    Adisarwanto, T. dan Rini Wulandari. 1999, Meningkatkan hasil panen kedelai di lahan sawah kering pasang surut. Penebar Swadaya, Bogor.

    Arief, A. 1987. pengaruh pemupukan P terhadap perubahan berbagai bentuk P dalam tanah dan tanggapan tanaman dalam pola Podsolik Merah Kuning. Disertasi Doktor. Pasca Sarjana IPB. Bogor. hal 40-51.

    Arinong, A. R, E. Nilawati , dan Suintosa. 2006. Peningkatan produksi kacang tanah (arachis hypogeae l.) dengan pemberian jerami padi dan pupuk kandang. Jurnal Agrisistem, Vol 2 No. 2. 70-73

    Brady, N.C and Weil, R.R. 1999. The nature and properties of soils: twelfth edition. Upper Saddle River, NJ: Prentice Hall. 881 p.

    Darmijati, S. Adrizal dan A. Syarifuddin. 1990. Pemberian P,K,Mo dan bahan organik pada kacang tanan di tanah lempung berliat tadah

    hujan. Pemberitaan Penelitian BPTP Sukarami. 53 hal.

    Hakim, Nurhajati., M.Y. Nyakpa, A.M. Lubis, S.G. Nugroho, M.R. Saul, M.A.Diha, G.B.Hong dan H.H.Bailey. 1986. Dasar-dasar ilmu tanah. Universitas Lampung. Lampung. 488 hal

    Hardjowigeno, S. 2003. Ilmu tanah. Jakarta. Akademi Persindo. 286 hal.

    Soepardi, G. 1983. Sifat dan ciri tanah. Departemen Ilmu Tanah. IPB. Bogor. 591 hal.

    Tan, K. H. 2000. Principles of soil chemistry. Revised and expanded. Marcel Dekker Inc Ney York-Bassel-Hong Kong. p. 521.

    Tisdale, S.L; W. L. Nelson, and. J.D. Beatton. 1985. Soil Fertility and fertilizers. Mac Millan, new York. p. 492.

    ------------------------------oo0oo------------------------------