Upload
aditya-meita-nugraha
View
231
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
laporan adsorpsi
Citation preview
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Adsorbsi secara umum adalah proses penggumpalan subtansi terlarut (soluble) yang ada
dalam larutan, oleh permukaan zat atau benda penyerap, dimana terjadi suatu ikatan kimia
fisika antara subtansi dengan penyerapannya. Adsorbsi dapat dikelompokkan menjadi dua,
yaitu ;
1. Adsorbsi fisik, yaitu berhubungan dengan gaya Van der Waals dan merupakan suatu
proses bolak – balik apabila daya tarik menarik antara zat terlarut dan adsorben lebih
besar daya tarik menarik antara zat terlarut dengan pelarutnya maka zat yang terlarut
akan diadsorbsi pada permukaan adsorben.
2. Adsorbsi kimia, yaitu reaksi yang terjadi antara zat padat dan zat terlarut yang
teradsorbsi.
kemudian berdasarkan data , hubungan antara log x/m dan log c dibuat grafik.
1.2 Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini, diharapkan mahasiswa mampu :
1. Melakukan percobaan mengenai proses adsorpsi asam asetat kedalam karbon aktif
2. Membuat grafik berdasarkan hasil percobaan
3. Menentukan besarnya tetapan adsorpsi isotherm freundlich berdasarkan percobaan
4. Mempraktikan konsep mol dalam menghitung zat yang teradsorpsi
1 Adsorpsi pada larutan | laporan kimia fisik
BAB IILandasaan Teori
2.1 Adsorpsi
Adsorpsi adalah peristiwa penyerapan suatu zat pada permukaan zat lain. Zat yang diserap
disebut fase terserap (adsorbat) sedang yang menyerap disebut adsorben. Misalnya zat padat
akan menarik molekul – molekul gas atau zat cair pada permukaanny. Hal ini disebabkan
karena zat padat yang terdiri dari molekul – molekul tidak menarik dengan gaya van Der
Walls. Jika ditinjau dari satu molekul, maka molekul ini akan dikelilingi molekul yang lain
yang tidak mempunyai gaya tarik seimbang. Karena salah satu arah tidak ada molekul lain
yang menarik, akibatnya pada permukaan itu akan menarik molekul disektarnya.
Ada dua jenis adsorpsi, yaitu adsorpsi fisika dan absorpsi kimia. Adsorpsi fisika ini
disebabkan oleh gaya Van der Walls yang ada pada permukaan adsorben. Panas adsorpsi
fisika biasanya rendah dan lapisan yang terjadi pada permukaan adsorben biasanya lebih dari
satu molekul, contoh: zat warna (adsorbat) oleh arang aktif (adsorben). Sedangkan pada
adsorspi kimia yaitu terjadinya reaksi antara zat yang diserap dengan adsorbennya contoh:
hidrogen pada platinum. Lapisan molekul yang terjadi pada permukaan adsorbennya hanya
satu dan panas adsorpsinya tinggi.
Adsorpsi dipengaruhi oleh :
Jenis adsorben
Jenis zat yang diadsorpsi
Konsentrasi
Luas permukaan adsorben
Tempratur
2 Adsorpsi pada larutan | laporan kimia fisik
Pengaruh konsentrasi larutan terhadap adsorpsi dapat dinyatakan oleh persamaan freundlich :
xm
=k cn
c = konsentrasi zat dalam larutan
x = jumlah zat yang teradsorpsi oleh m gram adsorben
k & n = tetapan adsorpsi
Jika ditulis dalam logaritma :
logxm
=log k+1/n log c
Untuk menentukan harga n & k dibuat grafik log x/m fungsi dari log c, yang mana slope
adalah harga n dan intersepnya harga k.
3 Adsorpsi pada larutan | laporan kimia fisik
BAB IIIPROSEDUR PERCOBAAN
3.1 Skema Kerja
a. Adsorpsi asam asetat
4 Adsorpsi pada larutan | laporan kimia fisik
b. Penentuan konsentrasi NaOH ± 1N
5 Adsorpsi pada larutan | laporan kimia fisik
c. Penentuan konsentasi larutan asam asetat
6 Adsorpsi pada larutan | laporan kimia fisik
3.2 Alat dam Bahan
Alat Bahan
1 buah buret 50 mL Larutan NaOH 1 N
6 buah labu Erlenmeyer 250 mLLarutan Asam Asetat 1 N ; 0,8 N ; 0,6 N ; 0,4 N
3 buah corong gelas Karbon aktif 2 gram
1 buah pipet ukur 25 mL Aquades
1 buah gelas ukur 25 mL Larutan Indikator Phenophtalein
1 buah labu takar 25 mL
1 buah botol semprot
1 buah gelas kimia 50 mL
4 buah kertas saring
1 buah spatula
7 Adsorpsi pada larutan | laporan kimia fisik
BAB IVHASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
a. Penentuan konsentrasi larutan NaOH
Berat kristal asam oksalat : 0,6300 gram
Volume labu takar : 100 mL
Volume NaOH yang diperlukan :
Titrasi Volume H2C2O4 Volume NaOH (mL)
ke- (mL) Awal Akhir Pemakaian
1 25 0,00 2,25 2.25
b. Penentuan konsentrasi larutan asam asetat mula mula
Konsentrasi Asetat (N) Volume NaOH (mL)
± 1,0 N 28.50
± 0,8 N 23.90
± 0,6 N 18.60
± 0,4 N 12.00
c. Penetuan konsentrasi larutan asam asetat setelah terjadi keseimbangan (setelah terjadi
adsorpsi)
Konsentrasi Asetat (N) Volume filtrat asetat (mL) Volume NaOH (mL)
± 1,0 N 22.00 24.30
± 0,8 N 21.50 19.49
± 0,6 N 22.00 14.97
± 0,4 N 21.50 9.50
8 Adsorpsi pada larutan | laporan kimia fisik
Tabel akumulasi data
a. Sebelum adsorpsi
Konsentrasi Asetat (N) Volume NaOH (mL) N asetatBerat asetat
(gram)
± 1,0 N 28.50 1.2790 1.9185
± 0,8 N 23.90 1.0720 1.6089
± 0,6 N 18.60 0.8347 1.2520
± 0,4 N 12.00 0.5385 0.8070
b. Setelah adsorpsi
Konsentrasi
Asetat (N)
Volume filtrat
asetat (mL)
Volume NaOH
(mL)
N asetat
sisa
Berat asetat
sisa
(gram)
± 1, 0N 22,00 24.30 1.0905 1.4390
± 0,8 N 21,50 19.49 0.8740 1.1270
± 0,6 N 22,00 14.97 0.6710 0.8850
± 0,4 N 21,50 9.50 0,4260 0.5490
c. Persamaan isotherm freundlich
log xm
= 1n
log c + log k
x (gram) m (gram) x/m log x/m c log c
0.4795 0,5 0.9590 - 0.01818 1.0905 0.03672
0.4819 0,5 0.9638 -0.01601 0.8740-
0.05840
0.3670 0,5 0.7340 -0.13430 0,6710-
0.17320
0.2580 0,5 0.5160 -0,28735 0,4260-
0,37050
9 Adsorpsi pada larutan | laporan kimia fisik
-0.4 -0.35 -0.3 -0.25 -0.2 -0.15 -0.1 -0.05 0 0.05 0.1
-0.35
-0.3
-0.25
-0.2
-0.15
-0.1
-0.05
-5.55111512312578E-17
0.0499999999999999
-0.01818000000000
01-0.01601
-0.1343
-0.28735
Grafik log x/m terhadap log c
Y-ValuesLinear (Y-Values)Linear (Y-Values)
Log C
Log x
/ m
Nilai k dan n
Nilai k diperoleh melalui gradient dari grafik, yaitu
Melalui metode regresi linier yang didapat melalui perhitungan calcutor scientific, didapat
persamaan
Y = A + BX
y = -0,013 + 0,701x
diperoleh nilai k yang sama dengan gradient
k = 0,701
dan nilai n (titik potong sb y)
10 Adsorpsi pada larutan | laporan kimia fisik
n = -0,013
Pembahasan
4.4 Pembahasan oleh Azka Muhamad Syahida
Adsorpsi adalah gejala pengumpulan molekul-molekul zat pada permukaan zat lain,
sebagai akibat dari ketidakjenuhan gaya-gaya pada permukaan zat tersebut. Percobaan kali
ini bertujuan untuk menentukan besarnya tetapan Adsorpsi Isoterm Freundlich dari suatu
adsorben yang berupa karbon aktif, dan adsorbannya berupa asam asetat.
Percobaan ini dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama dilakukan dengan mentitrasi
NaOH dengan asam asetat yang memiliki normalitas yang berbeda, yaitu 1 N, 0.8 N,
0.6N, dan 0.4 N. Hal ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi awal asam asetat.
Melalui titrasi ini didapat volume NaOH(titran), sehingga konsentrasi awal asam
asetat(sebelum penambahan karbon aktif) dapat ditentukan. Dari hasil percobaan ini
diperoleh N asam asetat, yaitu 1.28 N, 1.072 N, 0.837N, dan 0.53 N
Tahap kedua dilakukan dengan menambahkan adsorben berupa karbon aktif sebesar 0.5
gram. Hal ini bertujuan untuk menentukan besarnya daya adsorpsi dengan memperluas
luas permukaannya. Setelah itu, dilakukan pengadukan dengan magnetic stirrer selama 45
menit agar terjadi penyerapan yang merata. Kemudian, larutan disaring menggunakan
kertas saring agar karbon aktif dan filtratnya terpisah. Dari percobaan ini, diperoleh
volume asam asetat yang telah terpisah dari adsorbennya, yaitu 22 mL, 21.5 mL, 22 mL,
dan 21.5 mL.
Teradsorpsinya asam asetat oleh karbon aktif ditunjukkan dengan pengurangan jumlah
asam asetat setelah dilakukan percobaan. Asam asetat dengan konsentrasi 1.0N, 0.8N,
0.6N, 0.4N yang semula mempunyai berat 1.9 gr, 1.6 gr, 1.25 gr, dan 0.8 gr berkurang
menjadi 1.4 gr, 1.1 gr, 0.885 gr, dan 0.55 gr
4.5 Pembahasan oleh Eveline Fauziah
11 Adsorpsi pada larutan | laporan kimia fisik
Percobaan adsorpsi pada larutan ini salah satunya ialah untuk mengtehaui proses
terjadinya adsorpsi melalui perhitungan normalitas NaOH dan asam asetat (CH3COOH).
Adsorpsi merupakan suatu proses penyerapan pada permukaan suatu adsorben. Dalam
percobaan ini, adsorben (zat penyerap) yang digunakan adalah karbon aktif, dan
adsorbatnya (zat yang diserap) adalah asam asetat. Adsorpsi oleh karbon aktif ini termasuk
contoh adsorpsi fisika yang terjadi karena adanya gaya Van der Walls. Untuk mengetahui
proses adsorpsi yang terjadi dilakukan metode titrasi agar dapat diketahui seberapa banyak
kandungan asam asetat sebelum dan sesudah adsorpsi. Jika ada pengurangan larutan titran
(NaOH) berarti terjadi proses adsorpsi.
Sebelum memulai proses titrasi, lihat dulu data normalitas asam asetat yang diperlukan,
sehingga dapat melakukannya sesuai prosedur. Setelah itu, cuci bersih alat-alat titrasi
seperti buret dan gelas kimia. Hal ini bertujuan untuk menghindari terkontaminasinya alat-
alat tersebut oleh zat-zat lain yang digunakan sebelum praktikum adsorpsi. Buret pertama-
tama dicuci dengan aquades, kemudian dibilas menggunakan NaOH.
Setelah titrasi asam asetat oleh NaOH dilakukan, didapat normalitas asam asetat yaitu 1,0
N; 0,8 N; 0,6 N dan 0,4 N. Pada proses titrasi, warna kesetimbangan yang diperoleh
terlalu tua, karena penambahan NaOH pada saat titrasi kurang teliti, penambahan 1 mL
NaOH akan sangat mempengaruhi kesetimbangan asam asetat. Penambahan NaOH yang
berlebihan, menyebabkan kesetimbangan akan bergeser ke arah asam asetat, sehingga
warna menjadi tua.
Pembahasan Penentuan Konsentrasi Larutan NaOH
Pertama-tama dalam menentukan konsentrasi larutan NaOH ialah menimbang 0,628 gram
Kristal asam oksalat dalam gelas kimia. Kemudian dilarutkan dengan sedikit aquades,
diaduk, lalu dipindahkan ke dalam labu takar 100 mL.
Kemudian setelah di pipet 25 mL, pindahkan ke dalam labu Erlenmeyer dan diberi
indicator phenopthalein. Penggunaan indicator phenophtalein memang digunakan bagi
larutan yang bersifat basa. Kemudian dilakukan titrasi oleh NaOH.
Pada titrasi diperoleh volume NaOH sebesar 2,25 mL dan normalitas NaOH yaitu sebesar
1,122 N
12 Adsorpsi pada larutan | laporan kimia fisik
Percobaan diatas, didapat bahwa normalitas NaOH yang seharusnya 1,0 N malah melebihi
dari 1. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa kesalahan teknis seperti kesalahan
pembacaan skala 0 NaOH dalam buret dan penambahan tiap tetes NaOH pada saat titrasi
yang kurang teliti.
Penentuan Konsentrasi Larutan Asetat (Sebelum dan Sesuah Adsorpsi)
a. Sebelum Adsorpsi
Pertama-tama pipet asam asetat masing-masing sebanyak 25mL, pindahkan ke dalam
Erlenmeyer dan tambahkan 3 tetes indicator phenophtalein, lalu dilakukan titrasi dengan
NaOH.
Diperoleh data volume NaOH berdasarkan titrasi sebagai berikut
Konsentrasi asam asetat 1,0 N dengan volume NaOH 28,50 mL
Konsentrasi asam asetat 0,8 N dengan volume NaOH 23,90 mL
Konsentrasi asam asetat 0,6 N dengan volume NaOH 18,60 mL
Konsentrasi asam asetat 0,4 N dengan volume NaOH 12,00 mL
Melalui perhitungan, konsentrasi asam asetat yang didapat ialah sebagai berikut
Konsentrasi asam asetat 1,0 N dengan konsentrasi 1,2790 N
Konsentrasi asam asetat 0,8 N dengan konsentrasi 1,072 N
Konsentrasi asam asetat 0,6 N dengan konsentrasi 0,8347 N
Konsentrasi asam asetat 0,4 N dengan konsentrasi 0,5385 N
b. Setelah Adsorpsi
Pada proses adsoprsi ini, digunakan karbon aktif sebanyak 0,5 gram yang dilarutkan
dengan asam asetat (dengan normalitas yang berbeda-beda). Kemudian, aduk
menggunakan batang pengaduk magnet selama 15 menit.
Setelah proses pengadukkan selesai, saring asam asetat menggunakkan kertas saring, dan
tambahkan masing-masing 3 tetes indicator phenophtalein yang selanjutnya di titrasi oleh
NaOH
Setelah melakukan penyaringan, volume asam asetat yang mula-mula adalah 25 mL,
berkurang menjadi 22 mL. Berarti proses adsoprsi ini berhasil, terbukti dari adanya
pengurangan adsorbat yang diserap oleh adsorben yaitu karbon aktif.
13 Adsorpsi pada larutan | laporan kimia fisik
Diperoleh data volume NaOH berdasarkan titrasi sebagai berikut
Konsentrasi asam asetat 1,0 N dengan volume NaOH 24,30 mL
Konsentrasi asam asetat 0,8 N dengan volume NaOH 19,49 mL
Konsentrasi asam asetat 0,6 N dengan volume NaOH 14,97 mL
Konsentrasi asam asetat 0,4 N dengan volume NaOH 9,50 mL
Melalui perhitungan, konsentrasi asam asetat yang didapat ialah sebagai berikut
Konsentrasi asam asetat 1,0 N dengan konsentrasi 1,0905 N
Konsentrasi asam asetat 0,8 N dengan konsentrasi 0,874 N
Konsentrasi asam asetat 0,6 N dengan konsentrasi 0,671 N
Konsentrasi asam asetat 0,4 N dengan konsentrasi 0,426 N
Perhitungan sebelum dan setelah melakukan adsorpsi terlihat berbeda. Pertama dilihat dari
volume asam asetat yang mulanya 25 mL menjadi 22 mL. Kedua dari volume NaOH yang
juga berkurang. Ketiga, nilai normalitas asam asetat pada sebelum adsorpsi tidak
mendekati nilai normalitas yang seharusnya, tetapi setelah dilakukan adsorpsi, nilai
normalitas mendekati nilai normalitas sebenarnya.
Terbukti bahwa semakin sedikit volume asam asetat dan volume NaOH, maka nilai
normalitas yang didapat pun akan mendekati nilai normalitas yang seharusnya.
Waktu pengadukkan asam asetat dengan karbon aktif yang dilakukan ialah 15 menit,
padahal jika dilakukan lebih lama, memungkinkan volume asam asetat yang diserap oleh
karbon aktif akan sedikit lebih banyak, yang akan mempengaruhi nilai normalitas. Karena
waktu kontak sangat menentukan dalam proses adsorpsi. Semakin lama waktu kontak,
memungkinkan proses difusi dan penempelan molekul adsorbat berlangsung lebih baik.
Pada percobaan ini dipilih karbon aktif atau arang aktif sebagai pengadsorpsi karena
karbon aktif memiliki struktur berpori dan luas permukaan yang besar sehingga efektif
untuk melakukan penyerapan. Jika dihubungkan dengan luas permukaan, semakin luas
permukaan karbon aktifnya maka semakin banyak substansi asam asetat yang melekat di
permukaan karbon aktif tersebut. Karbon akttif yang digunakan dalam bentuk serbuk,
serbuk memiliki luas permukaan lebih besar daripada bongkahan atau batangan. Tetapi
jika ditinjau dari jenis adsorbat, asam asetat memiliki polaritas yang rendah sehingga
kemampuan adsorbsi molekulnya lebih rendah dibandingkan dengan larutan yang
memiliki polaritas yang tinggi.
14 Adsorpsi pada larutan | laporan kimia fisik
Penentuan Jumlah Zat yang teradsorpsi
Melalui perhitungan, didapat data massa asam asetat sebelum melakukan adsorpsi ialah
Konsentrasi asam asetat 1,0 N dengan konsentrasi 1,2790 N massanya 1,9185 gram
Konsentrasi asam asetat 0,8 N dengan konsentrasi 1,072 N massanya 1,6089 gram
Konsentrasi asam asetat 0,6 N dengan konsentrasi 0,8347 N massanya 1,25205 gram
Konsentrasi asam asetat 0,4 N dengan konsentrasi 0,5385 N massanya 0,807 gram
Melalui perhitungan, didapat data massa asam asetat sebelum melakukan adsorpsi ialah
Konsentrasi asam asetat 1,0 N dengan konsentrasi 1,0905 N massanya 1,439 gram
Konsentrasi asam asetat 0,8 N dengan konsentrasi 0,874 N massanya 1,127 gram
Konsentrasi asam asetat 0,6 N dengan konsentrasi 0,671 N massanya 0,885 gram
Konsentrasi asam asetat 0,4 N dengan konsentrasi 0,426 N massanya 0,549 gram
Kemudian, jumlah zat yang teradsorpsi didapat melalui perhitungan massa asam asetat
setelah diadsorpsi dikurangi massa asam asetat sebelum di adsorpsi
Konsentrasi asam asetat 1,0 N dengan jumlah zat yang teradsorpsi sebesar 0,4795 gram
Konsentrasi asam asetat 0,8 N dengan jumlah zat yang teradsorpsi sebesar 0,4819 gram
Konsentrasi asam asetat 0,6 N dengan jumlah zat yang teradsorpsi sebesar 0,367 gram
Konsentrasi asam asetat 0,4 N dengan jumlah zat yang teradsorpsi sebesar 0,258 gram
Faktor pembeda pada proses penentuan jumlah zat yang teradsorpsi ialah nilai normalitas
atau konsentrasinya. Semakin besar nilai konsentrasi suatu zat, maka jumlah zat yang
diserap oleh adsorben pun akan semakin banyak.
Percobaan ini membuktikkan bahwa, konsentrasi merupakan salah satu factor yang
mempengaruhi proses adsorpsi pada larutan.
4.6 Pembahasan oleh Fajar Nugraha
1. Sebelum dilakukan adsopsi langkah pertama yang harus dilakukan adalah menentukan
konsentrasi NaOH yang akan digunakan pada saat penentuan konsentrasi asam asetat,
pada penentuan konsentrasi NaOH sebelum melakukan titrasi , buret yang akan
digunakan harus dibilas terlebih dahulu dengan larutan NaOH bertujuan agar penentuan
konsentrasi NaOH berlangsung secara kuantitatif .
15 Adsorpsi pada larutan | laporan kimia fisik
2. Konsentrasi yang didapat sebesar 1.1220 N tidak tepat 1 N dikarenakan faktor pada saat
penanda batasan buret di skala 0 tidak tepat, dan pada saat penentuan TA ( titik akhir)
tidak tepat yang seharusnya merah sangat muda, pada hasil yang didapat merah muda.
3. karbon aktif yang digunakan berupa serbuk, karena adsopsi larutan asam asetat akan
lebih cepat dengan menggunakan adsorben yang mempunyai luas permukaan yang
lebih besar. Sehingga waktu yang digunakan untuk proses penyerapan akan lebih cepat
dan maksimal.
4. Dalam percobaan isoterm adsorpsi arang aktif digunakan larutan asam asetat dalam
berbagai variasi konsentrasi. yaitu, 1 N ; 0,8bN ; 0,6 N ; 0,4 N. Hal ini dimaksudkan
untuk mengetahui kemampuan arang untuk mengabsorpi larutan asam asetat dalam
berbagai konsentrasi pada suhu konstan (isoterm).
5. Asam asetat yang berkurang volumenya dari 25 mL menjadi 22 mL, menandakan
proses adsorpsi larutan asam asetat oleh karbon aktif telah berhasil dilakukan.
6. Pada saat titrasi penentuan konsentrasi asam asetat, berdasarakan hasil yang diperoleh ,
konsentrasi asam asetat jauh dari seharusnya contohnya 0.8 N namun hasil yang
diperoleh 1.0720 N , kemungkinan yang menyebabkan hal tersebut karena konsentrasi
NaOH yang tidak tepat 1 N dan terdapat volume NaOH yang menetes sebelum
melakukan titrasi , dan tidak tepatnya penanda batasan buret di skala 0.
7. Perubahan konsentrasi asam asetat sebelum dan sesudah adsorpsi dapat diketahui
dengan cara mentitrasi filtrat yang mengandung asam asetat dengan larutan standar
NaOH 0,1 N. Konsentrasi awal asam asetat mempengaruhi volume titrasi yang
digunakan. Semakin besar konsentrasinyanya semakin banyak larutan NaOH yang
digunakan.
8. Penurunan konsentrasi asam asetat sebelum adsorpsi dan setelah adsorpsi dikarenakan,
karbon menyerap sejumlah mol asam asetat. Peristiwa adsorpsi yang terjadi bersifat
selektif dan spesifik dimana asam asetat lebih mudah teradsorbsi dari pelarut (air),
karena arang aktif (karbon) hanya mampu mengadsorpsi senyawa-senyawa organik.
Oleh sebab itu pada saat titrasi dilakukan , jumlah mol NaOH yang dibutuhkan lebih
sedikit, karena mol asam asetatpun sedikit sehingga konsentrasi asam asetat yang
diperoleh mengalami penurunan dari sebelumnya.
16 Adsorpsi pada larutan | laporan kimia fisik
9. Indicator yang digunakan pada saat titrasi menggunakkan phenolphthalein karena pada
suasana bas appt berwarna bening sedangkan pada suasana asam akan berubah menjadi
merah, sehingga cocok untuk titrasi ini karena mempunyai trayek pH yang tepat.
10. Pada percobaan ini akan ditentukan harga tetapan-tetapan adsorbsi isotherm Freundlich
bagi proses adsorpsi CH3COOH terhadap arang. Variabel yang terukur pada percobaan
adalah volume larutan NaOH ±1 N yang digunakan untuk menitrasi CH3COOH.
Setelah konsentrasi awal dan akhir diketahui, konsentrasi CH3COOH yang teradsorbsi
dapat diketahui dengan cara pengurangan konsentrasi awal dengan konsentrasi akhir.
Selanjutnya dapat dicari berat CH3COOH yang teradsorbsi. Dengan cara X =
C*Mr*100/1000.
4.7 Pembahasan oleh Fadil Hardian
17 Adsorpsi pada larutan | laporan kimia fisik
BAB VKesimpulan dan Saran
5.1 kesimpulan
5.2 Saran
18 Adsorpsi pada larutan | laporan kimia fisik
Daftar Pustaka
Basset, Jet all, (1987), Textbook of Quantitative Inorganic Analysis, 4th edition, John Wiley& sonz, New York.
Bird, Tony.1987.Penuntun Praktikum Kimia Fisik Untuk Universitas.Jakarta : PT. Gramedia
D’agustina.2011.Adsorpsi Pada Larutan.http://dgustina-chelo.blogspot.com/2011/12/adsorpsi-
pada-larutan.html [23 Desember 2011]
Hulupi, Mentik, dkk.1996.Petunjuk Praktikum Kimia Fisika.Bandung : Pusat PengembanganPendidikan Politeknik
Sastrohamidjojo, Hardjono.2005.Kimia Dasar.Yogyakarta : Gajah Mada University Press
Yahya, Utoro dkk.1982.Petunjuk Praktikum Kimia Fisika.Yogyakarta : Laboratorium KimiaFisika FMIPA Universitas Gajah Mada
19 Adsorpsi pada larutan | laporan kimia fisik
LAMPIRAN
Pengolahan data dan perhitungan
a. Penentuan konsentrasi larutan NaOH
Konsentrasi asam oksalat
N H2C2O4 = berat oksalat
Mr /BE×
1000Volume labu
= 0,6285
126,07/2×
1000100
= 0,630063,035
×1000100
= 0,1001 N
Konsentrasi NaOH
VNaOH x NNaOH = Voksalat x Noksalat
NNaOH = V oksalat x N oksalat
V NaOH
NNaOH = 25 mL x0,1000 N
2,25 mL
= 1.1220 N
b. Penentuan konsentrasi larutan asetat ( konsentrasi asam asetat sebelum dan sesudah
adsorpsi)
20 Adsorpsi pada larutan | laporan kimia fisik
Larutan CH3COOH ± 1 N
Sebelum adsorpsi
Vasetat x Nasetat = VNaOH x NNaOH
Nasetat = V NaOH x N NaOH
V asetat
Nasetat = 28.50 mL x1.1220 N
25 mL
= 1.2790 N
Setelah adsorpsi
Vasetat x Nasetat = VNaOH x NNaOH
Nasetat = V NaOH x N NaOH
V asetat
Nasetat = 19.49 mL x1.1220 N
25 mL
= 1.0905 N
Larutan CH3COOH ± 0,8 N
Sebelum adsorpsi
Vasetat x Nasetat = VNaOH x NNaOH
Nasetat = V NaOH x N NaOH
V asetat
Nasetat = 23.90 mL x1.1220 N
25 mL
= 1.0720 N
Setelah adsorpsi
Vasetat x Nasetat = VNaOH x NNaOH
Nasetat = V NaOH x N NaOH
V asetat
Nasetat = 19.49 mL x1.1220 N
25 mL
= 0.8740 N
Larutan CH3COOH ± 0,6 N
Sebelum adsorpsi
21 Adsorpsi pada larutan | laporan kimia fisik
Vasetat x Nasetat = VNaOH x NNaOH
Nasetat = V NaOH x N NaOH
V asetat
Nasetat = 18.60 mL x1.1220 N
25 mL
= 0.8347 N
Setelah adsorpsi
Vasetat x Nasetat = VNaOH x NNaOH
Nasetat = V NaOH x N NaOH
V asetat
Nasetat = 14.97 mL x1.1220 N
25 mL
= 0.6710 N
Larutan CH3COOH ± 0,4 N
Sebelum adsorpsi
Vasetat x Nasetat = VNaOH x NNaOH
Nasetat = V NaOH x N NaOH
V asetat
Nasetat = 12.00 mL x1.1220 N
25 mL
= 0.5385 N
Setelah adsorpsi
Vasetat x Nasetat = VNaOH x NNaOH
Nasetat = V NaOH x N NaOH
V asetat
Nasetat = 9,50 mL x1.1220 N
25 mL
= 0.4260 N
c. Penentuan jumlah zat yang teradsorpsi (= x gram)
Larutan CH3COOH ± 1 N
22 Adsorpsi pada larutan | laporan kimia fisik
Jumlah zat mula mula = mLasetat
1000× N asetat mula mula × 60 gram
= 25
1000×1.2790 N ×60 gram
= 1.9185 gram
Jumlah zat sisa = mLasetat
1000× N asetat sisa ×60 gram
= 20
1000×1.0905 N ×60 gram
= 1.4390 gram
Jumlah zat yang teradsorpsi = jumlah zat mula mula – jumlah zat sisa
= 1.9185 gram – 1.4390 gram
= 0.4795 gram
Larutan CH3COOH ± 0,8 N
Jumlah zat mula mula = mLasetat
1000× N asetat mula mula × 60 gram
= 25
1000×1.0720 N ×60 gram
= 1.6089 gram
Jumlah zat sisa = mLasetat
1000× N asetat sisa ×60 gram
= 20
1000× 0,8740 N × 60 gram
= 1.1270 gram
Jumlah zat yang teradsorpsi = jumlah zat mula mula – jumlah zat sisa
= 1.6089 gram – 1.1270 gram
= 0.4819 gram
Larutan CH3COOH ± 0,6 N
Jumlah zat mula mula = mLasetat
1000× N asetat mula mula × 60 gram
= 25
1000× 0.8347 N × 60 gram
= 1.25205 gram
23 Adsorpsi pada larutan | laporan kimia fisik
Jumlah zat sisa = mLasetat
1000× N asetat sisa ×60 gram
= 21
1000× 0,6710 N × 60 gram
= 0.8850 gram
Jumlah zat yang teradsorpsi = jumlah zat mula mula – jumlah zat sisa
= 1.25205 gram – 0.8850 gram
= 0,3670 gram
Larutan CH3COOH ± 0,4 N
Jumlah zat mula mula = mLasetat
1000× N asetat mula mula × 60 gram
= 25
1000× 0,5380 N × 60 gram
= 0.8070 gram
Jumlah zat sisa = mLasetat
1000× N asetat sisa ×60 gram
= 21
1000× 0,4260 N × 60 gram
= 0,5490 gram
Jumlah zat yang teradsorpsi = jumlah zat mula mula – jumlah zat sisa
= 0,8070 gram – 0,5490 gram
= 0,2580 gram
24 Adsorpsi pada larutan | laporan kimia fisik