34
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional siswa dan merupakan kunci penentu menuju keberhasilan dalam pembelajaran semua bidang studi. Mengingat fungsi bahasa yang bukan saja sebagai suatu bidang kajian. Bahasa diharapkan membantu siswa mengenali dirinya, dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, membuat keputusan yang bertanggungjawab pada tingkat pribadi dan sosial, menemukan serta menggunakan kemampuan-kemampuan analitis dan imajinatif yang ada dalam dirinya. Pada era globalisasi sekarang ini bahasa arab sangat perlu dikuasai dengan berbagai keistimewaan, tentunya tidak hanya sebatas bahasa ibu dan bahasa nasional saja. Tetapi juga bahasa asing, agar dapat berkiprah dalam lingkup yang lebih luas yaitu regional, bahkan internasional. Realita menunjukkan bahwa bahasa arab dengan berbagai keistimewaan yang dimilikinya ini sebagai bahasa yang paling banyak digunakan untuk stok regional atau internasional (terutama yang berhubungan dengan negara-negara Timur Tengah) dalam berbagai aspek kehidupan seperti sosial, ekonomi, budaya, politik, ilmu pengetahuan, teknologi, hiburan dan sebagainya. Dalam pelajaran bahasa arab, menulis sebagai salah satu dari empat keterampilan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca dan menulis), merupakan sarana yang penting untuk dikuasai siswa agar dapat mengungkapkan gagasan, pendapat, pengalaman, dan perasaan dengan baik. Dalam dunia pendidikan pada kurikulum 2004 Standar kompetensi Mata Pelajaran Bahasa Arab Madrasah Tsanawiyah (2003) secara umum

file · Web viewBAB IPENDAHULUAN 1.1. Latar BelakangBahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional siswa dan

  • Upload
    doanque

  • View
    226

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: file · Web viewBAB IPENDAHULUAN 1.1. Latar BelakangBahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional siswa dan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional siswa dan

merupakan kunci penentu menuju keberhasilan dalam pembelajaran semua bidang studi. Mengingat

fungsi bahasa yang bukan saja sebagai suatu bidang kajian. Bahasa diharapkan membantu siswa

mengenali dirinya, dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan berpartisipasi

dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, membuat keputusan yang

bertanggungjawab pada tingkat pribadi dan sosial, menemukan serta menggunakan kemampuan-

kemampuan analitis dan imajinatif yang ada dalam dirinya.

Pada era globalisasi sekarang ini bahasa arab sangat perlu dikuasai dengan berbagai keistimewaan,

tentunya tidak hanya sebatas bahasa ibu dan bahasa nasional saja. Tetapi juga bahasa asing, agar

dapat berkiprah dalam lingkup yang lebih luas yaitu regional, bahkan internasional.

Realita menunjukkan bahwa bahasa arab dengan berbagai keistimewaan yang dimilikinya ini sebagai

bahasa yang paling banyak digunakan untuk stok regional atau internasional (terutama yang

berhubungan dengan negara-negara Timur Tengah) dalam berbagai aspek kehidupan seperti sosial,

ekonomi, budaya, politik, ilmu pengetahuan, teknologi, hiburan dan sebagainya. Dalam pelajaran

bahasa arab, menulis sebagai salah satu dari empat keterampilan berbahasa (menyimak, berbicara,

membaca dan menulis), merupakan sarana yang penting untuk dikuasai siswa agar dapat

mengungkapkan gagasan, pendapat, pengalaman, dan perasaan dengan baik.

Dalam dunia pendidikan pada kurikulum 2004 Standar kompetensi Mata Pelajaran Bahasa Arab

Madrasah Tsanawiyah (2003) secara umum disebutkan bahwa standar kompetensi kemampuan

menulis, dimana peserta didik mampu mengungkapkan pikiran, pendapat, gagasan, dan perasaan

dalam berbagai bentuk tulisan. Disisi lain disebutkan juga bahwa dalam pembelajaran bahasa arab di

Madrasah Tsanawiyah bertujuan: (1) untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi dalam

bahasa tersebut, dalam bentuk lisan dan tulisan. Kemampuan berkomunikasi meliputi

mendengarkan (استماع), berbicara (كالم), membaca (قراءة), dan menulis ( موجه إنشاء ); (2)

menumbuhkan kesadaran tentang hakekat dan pentingnya bahasa arab sebagai salah satu bahasa

asing untuk menjadi alat utama belajar; (3) Mengembangkan pemahaman tentang saling berkaitan

anatara bahasa dan budaya serta memperluas cakrawala budaya. Dengan demikian siswa memiliki

wawasan lintas budaya dan melibatkan diri dalam keragaman budaya (Depdiknas, Kurikulum

2005,H.7)

Kemampuan menulis merupakan kemampuan yang kompleks, yang menuntut sejumlah

Page 2: file · Web viewBAB IPENDAHULUAN 1.1. Latar BelakangBahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional siswa dan

pengetahuan dan keterampilan. Untuk menulis sebuah karangan yang sederhana secara teknis

sudah dituntut mencari topik yang terbaik, mengembangkannya dengan kalimat dan paragraf yang

tersusun dengan logis, serta dapat pula memilih kata yang tepat dan menuliskannya dengan ejaan

yang baik dan benar.

Kita menyadari bahwa dalam keterampilan berbahasa tersebut, keterampilan menulis dalam bahasa

arab relatif lebih sulit dan sukar. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Nurgiyantoro bahwa

dibanding dengan tiga kemampuan berbahasa yang lain, kemampuan menulis lebih sulit dikuasai

bahkan oleh penutur asli yang bersangkutan sekalipun. Hal ini disebabkan kemampuan menulis (

موجه إنشاء ) menghendaki penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan unsur di luar bahasa itu

sendiri yang akan menjadi isi karangan. Baik unsur bahasa, unsur isi haruslah terjalin sedemikian

rupa sehingga menghasilkan karangan yang runtut dan padu.(1988: 308 ), Meskipun kita mengetahui

bahwa menulis ( موجه إنشاء ) merupakan pelajaran yang sangat sulit dan kompleks, tetapi

keterampilan menulis sangatlah penting untuk dikuasai oleh siswa.

Menurut Joyce Wycof ,2003. mengatakan bahwa metode yang mendasarkan pada kedua fungsi

belahan otak kiri dan kanan. Belahan otak kiri spesialisasi tentang bahasa, logika, angka, urutan,

melihat secara terperici, linear, tampilan simbolis dan memberi koreksi. Otak kiri dianggap

membosankan analitis dan kaku, sedangkan otak kanan spesialisasi tentang gambar, irama, musik,

imajinasi, warna, melihat secara kesuluruhan. Pola, emosi, tidak memberi koreksi. Otak kanan telah

digunakan sebagai cara yang populer untuk menyatakan kreatif, artistik dan rapi.

Melihat kenyataan diatas, maka untuk mempercepat keberhasilan dalam pembelajaran menulis (

موجه إنشاء ) bahasa arab, bagi para siswa di sekolah perlu adanya usaha-usaha yang kreatif dan

inovatif dalam pembelajaran. Sehingga dapat menghasilkan gagasan dan ide yang tergambar dalam

kelompok kata yang berkaitan dan menuangkannya secara cepat tanpa mempertimbangkan

kebenaran atau nilainya. Hal itu didasarkan pula bahwa pada dasarnya gagasan pada diri anak itu

mengalir dengan derasnya, namun karena perubahan pola pembelajaran formal saat ini, gagasan-

gagasan tersebut seolah-olah tersendat dan tertahan. Dengan metode Mind Map (pemetaan pikiran)

ini diharapkan kemunculan gagasan-gagasan akan kembali seperti pada situasi awal. Yaitu muncul

dengan deras dan terus menerus.

1.2. Ruang Lingkup

Pembelajaran bahasa arab menulis ( موجه إنشاء ) di kelas selama ini terlihat masih kurang

menggembirakan. Selain pembelajaran ini sangat menyita waktu yang banyak juga hasil yang

diperoleh dirasakan masih kurang memuaskan, baik dri segi penggabungan kalimat maupun tata

bahasanya. Kesan itu diperoleh dari hasil pengamatan belum menunjukkan keberhasilan seperti

Page 3: file · Web viewBAB IPENDAHULUAN 1.1. Latar BelakangBahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional siswa dan

yang diharapkan Data yang diperoleh dari pengamatan dan wawancara itu memperlihatkan :

• Siswa kurang tertarik pada pelajaran menulis karena menganggap sebagai pelajaran yang sulit,

sehingga tidak termotivasi.

• Siswa kurang memiliki keterampilan menuangkan gagasan ke dalam tulisan. Hal ini disebabkan

karena bekal pengetahuan siswa kurang memadai.

• Guru belum mencoba metode pembelajaran yang dapat memotivasi siswa dalam pembelajaran

menulis di kelas. Guru langsung memberi tugas menulis dengan sebuah tema/judul yang telah

ditentukan olehnya, tanpa memperhatikan kesiapan siswa.

Dari hasil pengamatan dan wawancara di atas, salah satu alternatif yang dapat dilaksanakan dalam

peningkatan keterampilan menulis yaitu dengan menerapkan metode Mind Map (pemetaan

pikiran). Sehingga dapat menghasilkan gagasan dan ide yang tergambar dalam kelompok kata yang

berkaitan dan menuangkannya secara cepat tanpa mempertimbangkan kebenaran atau nilainya.

1.3. Rumusan Masalah

Dalam pelaksanaan proses pembelajaran tidak lepas dari kendala yang dihadapi, sehingga diperlukan

alternatif pemecahannya. Salah satu upaya dalam mengatasi permasalahan yang terjadi selama

proses pembelajaran, tidak lepas dari metode pembelajaran yang digunakan. Secara umum rumusan

masalah adalah bagaimana pengaruh strategi Mind Map (pemetakan pikiran) dalam meningkatkan

prestasi belajar menulis pada siswa kelas IX di MTsN Keras Jombang. Selanjutnya perumusan

masalah secara khusus adalah ;

1) Bagaimana rencana kegiatan pembelajaran menulis melalui metode Mind Map (Pemetakan

pikiran) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa melalui pembelajaran menulis bahasa arab?

2) Bagaimana bentuk pekaksanan pembelajaran menulis melalui metode Mind Map (Pemetakan

pikiran) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa melalui pembelajaran menulis bahasa arab?

3) Bagaimana Hasil pembelajaran dengan metode Mind Map (Pemetakan pikiran) dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa melalui pembelajaran menulis bahasa arab baik dari segi aspek

afektif, psikomotorik dan aspek afektif

1.4. Tujuan Penelitian

1.4.1. Tujuan Khusus

• Mendeskrepsikan kegiatan menulis pada siswa

• Mendeskrepsikan kegiatan menulis dengan menggunakan Mind Map (pemetakan pikiran) pada

siswa

• Mengetahui keberhasilan (efektifitas) yang dapat dicapai dalam pembelajaran ini baik secara

Page 4: file · Web viewBAB IPENDAHULUAN 1.1. Latar BelakangBahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional siswa dan

kognitif, afektif, dan psikomotor.

• Untuk menciptakan suasana yang menyenangkan bagi peserta didik dalam mengikuti mata

pelajaran bahasa arab.

• Mendidik siswa untuk selalu berfikir dan bertindak kreatif dalam belajar bahasa arab secara

mandiri.

1.4.2. Tujuan Umum

• Menanamkan kultur sekolah, kebiasaan dan keterampilan guru untuk selalu menggunakan model

pembelajaran yang inovatif

• Selalu menggunakan skenario pembelajaran pada setiap jenjang kompetensi dasar (KD) dalam

proses kegiatan belajar mengajar (KBM) berlangsung.

1.5. Manfaat Penelitian

1.5.1. Peserta didik

• Siswa lebih mengetahui arah dan langkah-langkah secara pasti selama kegiatan belajar mengajar

• Siswa memperoleh kemudahan dalam proses belajar mandiri

• Siswa lebih aktif memecahkan masalah yang dihadapi

• Untuk menemukan jawaban sendiri, baik secara individu maupun kelompok

• Siswa merasa lebih tertantang untuk selalu menigkatkan motivasi dalam belajar

1.5.2. Guru

• Guru terlatih membuat skenario atau model-model pembelajaran

• Guru terampil menerapkan skenario atau model-model pembelajaran yang efektif selama kegiatan

belajar mengajar

• Guru selalu berhasil melaksanakan proses belajar mengajar (PBM) selama kegiatan belajar

mengajar

1.6. Definisi Operasional

1) Metode pendekatan belajar adalah cara pencapaian tujuan belajar yang berupa tujuan yang

diharapkan tercapai oleh guru dan murid selama kegiatan belajar mengajar.

2) Ketuntasan belajar adalah Tingkat pencapaian hasil nilai siswa yang sesuai dengan standart yang

ditentukan

3) Metode Mind Map adalah merupakan strategi pembelajaran dengan mengedepankan pola pikir

otak kiri dan kanan dalam menyelesaikan sebuah permasalahan yang dihadapi.

4) Strategi pembelajaran adalah metode pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran

Page 5: file · Web viewBAB IPENDAHULUAN 1.1. Latar BelakangBahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional siswa dan

yang sesuai pada materi pelajaran tertentu

5) Respon siswa adalah kemampuan siswa dalam mengikuti dan menyerap hasil proses

pembelajaran yang berlagsung baik dari segi kognitif, afektif dan psikomotorik

6) Sarana dan prasarana adalah segala kelengkapan yang menunjang dalam proses belajar mengajar

di sekolah

1.7. Hipotesa

Dalam penelitian ini dapat diasumsikan bahwa melalui penggunaan strategi Mind Map (pemetakan

pikiran) dalam pembelajaran menulis bahasa arab ternyata dapat meningkatkan prestasi belajar

siswa kelas IX di MTsN Keras Diwek Jombang.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Classroom Action research (CAR) atau Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Perbaikan proses belajar mengajar di dalam kelas dan pengolaha sekolah di pandang sebagai pusat

tumpuan peningkatan mutu hasil belajar siswa dan efiensi pendidikan. Seperti yang dinyatakan oleh

Hammersley (1986), jika kita bermaksud memahami cara kerja sekolah dan hendak mengubah atau

meningkatkan peranannya, yang sangat penting dimengerti adalah apa yang terjadi di dalam kelas.

Sebagaian besar dari wujud nyata kegiatan pendidikan sekolah dapat diamati di dalam kelas.

Penelitian Tindakan (action research) merupakan pendekatan yang semakin banyak dan diperlukan

dan diandalkan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, terutama dalam

peningkatan mutu, revelansi dan efisiensi pengolahan pendidikan. Hal ini terjadi karena Penelitian

Tindakan dalam konteks pendidikan banyak mengkaji interaksi (proses belajar mengajar) yang terjadi

dalam kelas di sekolah-sekolah. Dengan demikian, penelitian tindakan (action research) memiliki

lingkup yang lebih luas, karena tidak saja mengkaji dan melakukan tindakan lingkup kelas, tetapi

dapat mencakup satu sekolah bahkan beberapa sekolah.

Ada berbagai macam pendapat tentang pengertian Penelitian Tindakan antara lain menurut Kurt

Lewin (dalam Sukarnyana, 2000:5) Penelitian Tindakan merupakan suatu rangkaian langkah (a spiral

of steps) yang terdiri dari empat tahap yakni perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.

Sedangkan Kemmis dan Mc. Taggart memgemukakan bahwa Penelitian Tindakan merupakan suatu

bentuk selfinguiry kolektif yang dilakukan oleh para partisipan di dalam situasi sosial untuk

meningkatkan rasionalitas dan keadilan dari praktek sosial atau pendidikan yang mereka lakukan,

serta mempertinggi pemahaman mereka terhadap praktek dan situasi dimana praktek itu

Page 6: file · Web viewBAB IPENDAHULUAN 1.1. Latar BelakangBahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional siswa dan

dilaksanakan.

Dari beberapa definisi di atas, terdapat dua prinsip penting dalam Penelitian Tindakan yakni (1)

adanya keikutsertaan dari pelaku dalam pelaksanaan progam (partisipatori) dan (2) adanya tujuan

untuk meningkatkan cara melaksanakan suatu progam kegiatan dan mempertinggi kualitas hasil

suatu kegitan.

Berdasarkan definisi di atas definisi tersebut, pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau

classroom action research adalah studi sistematis terhadap praktik pembelajaran di kelas dengan

tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan hasil belajar siswa

dengan melakukan tindakan tertentu. Atas dasar pengertian PTK tersebut di atas terdapat 3 ciri khas

PTK: (1.) PTK dilaksanakan oleh guru sebagai pendidik dan pengajar, apabila dalam kelas ada

masalah, guru wajib mengupayakan agar masalah tersebut dapat diatasi atau dikurangi dengan

melakukan tindakan, (2.) PTK dilaksanakan atas dasar masalah yang benar–benar dihadapi oleh guru,

(3.) PTK selalu ada tindakan yang dilakuka oleh guru untuk menyempurnakan pelaksanaan proses

pembelajaran.

Alasan mengapa perlu dilaksanakan PTK antara lain adalah (1.) dengan melaksanakan PTK berarti

guru tela menerapkan pengajaran yang reflektif (reflective teaching) artinya guru secara sadar,

terencana dan sistematis melakukan refleksi (perenungan) terhadap kegiatan pembelajaran yang

telah dilaksanakan dan menyempurnakan kegiatan pembelajaran, (2.) pelaksanaan PTK

memungkinkan guru mengadakan penelitian terhadap kegiatan pembelajaran tanpa harus

meninggalkan kegiatan pokoknya sebagai pengajar, (3.) Pelakasanaan PTK dapat menjembatani

kesenjangan antara teori yang bersifat umum spesifik, objektif dan praktis.

Karakteristik PTK yang membedakannya dengan penelitian yang lain (1.) PTK adalah interverensi

skala kecil yang dilakukan oleh guru dalam upaya menyempurnakan proses pembelajaran yang

dilakukannya, (2.) PTK dilaksanakan dengan tujuan memperbaiki atau meningkatkan kualitas proses

pembelajaran itu sendiri (3.) PTK dilaksanakan atas dasar masalah yang benar-benar dihadapi guru

dalam menyelenggarakan kegiatan pembelajaran di kelas, (4.) PTK dilaksanakan oleh guru sebagai

praktisi atau pendidik dan pengajar bukan peneliti ahli, (5.) PTK dilaksanakan melalui suatu

rangakaian yang bersifat spiral (spiral of steps) yaitu suatu daur kegiatan yang dimulai dari

perencanaan ( planning ), tindakan (action), pengamatan sistematik terhadap pelaksanaan dan hasil

tindakan yang dilakukan (observation), refleksi (reflection), dan selanjutnya diulang kembali dengan

perencanan tindakan berikutnya, dan seterusnya.

Langkah-langkah umum PTK adalah (1.) Mengidentifikasi masalah, (2.) melakukan analisis masalah,

(3.) merumuskan masalah penelitian, (4.) merumuskan hipotesi tindakan, (5.) menetapkan

rancangan penelitian, yang meliputi : (a) perencanaan tindakan, (b) pelaksanakan tindakan, (c)

Page 7: file · Web viewBAB IPENDAHULUAN 1.1. Latar BelakangBahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional siswa dan

observasi, dan (d) yang merupakan kegiatan analisis, interpretasi, dan eksplanasi (penjelasan)

terhadap semua informasi yang diperoleh dari pelaksankan tindakan.

2.2. Pengertian Strategi Pegajaran

Pengajaran merupakan perpaduan dari dua aktivitas, yaitu aktivitas mengajar dan aktivitas belajar.

Aktivitas mengajar mencakup peranan seorang guru dalam kontek mengupayakan terciptanya

jalinan komunikasi harmonis antara mengajar itu sendiri dengan belajar. Jalinan komunikasi yang

harmonis inilah yang menjadi indikator suatu proses pembelajaran itu akan berjalan dengan baik.

Suatu pengajaran akan dapat dikatakan berjalan dan berhasil secara baik, manakala dapat mampu

mengubah diri peserta didik dalam arti yang luas serta mampu menumbuhkembangkan kesadaran

peserta didik untuk belajar, sehingga pengalaman yang diperoleh peserta didik selama terlibat di

dalam proses pengajaran, dapat dirasakan manfaatnya secara langsung dalam pengembangan

pribadinya.

Agar lalu lintas pengajaran dapat berjalan dengan lancar, teratur, terhindar dari hambatan yang

berakibat terhadap strategi, pengajaran yang kurang lancar dan teratur, ketidaksesuaian penerapan

metode, ketidakfahaman terhadap materi, keterasingan seorang peserta didik dalam suatu kelas

pengajaran dan lain-lain, maka guru harus mengerti, memahami, dan menghayati berbagai prinsip

pengajaran sekaligus mengaplikasikannya pada waktu melaksanakan tugas mengajar.

Untuk mencapai hasil yang maksimal selama proses pembelajaran berlangsung, maka salah satu

faktor penentu adalah bahwa keputusan untuk menskenario serangkaian events pengajaran

(belajar-mengajar) secara tertentu merupakan keputusan strategis. (Sujana, N, 2002)

2.3. Pengembangan Media Pembelajaran

Media adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan dari pengirim ke penerima pesan sehingga

merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat seseorang sedemikian rupa sehingga terjadi

proses belajar (Sadiman dkk, 1993). Suatu media dipandang sebagai media pembelajaran jika media

tersebut dapat membawa pesan yang berisi suatu tujuan pembelajaran karena tujuan media itu

adalah memfasilitasi komunikasi. Seperti yang dikatakan Poedjiastoeti (1999) bahwa media tidak

hanya sekedar sebagai alat peraga atau alat bantu mengajar seperti alat bantu visual, melainkan

sebagai bagian integral dalam program pembelajaran (instruksional). Dalam usaha memanfaatkan

media sebagai alat bantu pembelajaran, maka dapat diperoleh beberapa bentuk tingkatan sebuah

pengalaman yang dapat diperoleh peserta didik. Selanjutnya Edgar Dale mengemukakan klasifikasi

pengalaman menurut tingkat paling kongkrit sampai abstrak yang dikenal sebagai kerucut

pengalaman.

Page 8: file · Web viewBAB IPENDAHULUAN 1.1. Latar BelakangBahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional siswa dan

Gambar 1 : Kerucut Pengalaman Edgar Dale (Sudjana, 2002)

Dari kerucut pengalaman model Edger Dale tentang media pengajaran dapat dilihat bahwa urutan

pertama dari klasifikasi ialah pengalaman lengsung, setelah itu pengalaman melalui benda-benda

tiruan dan drama. Dengan media benda asli, siswa dapat melakukan pengamatan langsung dengan

menggunakan benda sebenarnya sehingga daya serap yang diperoleh siswa lebih banyak

dibandingkan dengan hanya menggunakan pengamatan pengamatan dalam bentuk gambar atau

tiruan.

2.4. Perlunya Pengembangan Materi Pembelajaran Bahasa arab yang Kontekstual

Dalam dunia pengajaran, termasuk pengajaran bahasa arab, terdapat beberapa faktor penting yang

tidak boleh diabaikan begitu saja. Sebab setiap faktor tersebut mempunyai hubungan keterkaitan

antara yang satu dengan yang lain. Jika salah satu faktor hilang atau tidak berfungsi sebagaimana

mestinya, maka akan menyebabkan pengajaran gagal atau paling tidak hasil yang akan dicapai

kurang maksimal.

Faktor-faktor penting tersebut menurut Heton, seorang pakar pengajaran adalah: 1) teacher, 2)

student, 3) the calkboad, 4) the teksbook, and the classrom (Yuswotomo, 1998,1)

Berdasarkan pendapat pakar ini dojelaskan bahwa salah satu faktor penting adalah materi

pembelajaran (the teksbook). Untuk hal inilah biasanya sebuah kurikulum yang lengkap dicantumkan

seperangkat materi sesuai dengan kopentensi yang hendak dicapai.

Dengan adanya pengembangan materi secara kreatif diharapkan mampu memberikan perluasan dan

pengalaman pengetahuan, wawasan dan ketrampilan atau kecakapan hidup (life skill) seiring dengan

kebutuhan para peserta didik yang kontekstual.

Page 9: file · Web viewBAB IPENDAHULUAN 1.1. Latar BelakangBahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional siswa dan

Pembelajaran kontektual merupakan bagian dan kerangka pendidikan yang dapat digunakan oleh

guru untuk membantu siswa membuat pembelajaran lebih bermakna. Jadi penyajian pengetahuan

pemahaman, ketrampilan nilai-nilai dan sikap yang ada dalam silabus dilakukan dalam keterkaitan

antara yang dipelajari di kelas dengan kehidupan sehari-hari para siswa.

Pembelajaran kontektual dicontohkan oleh Dave Maier dalam bukunya “The Accelerated learning”

adalah dalam hal pengambilan tema “Dalam banyak kasus, tema menjadi bantuan yang berharga

bagi pembelajaran. Banyak orang telah menemukan bahwa tema yang tepat untuk peserta yang

tepat dan materi subyek yang tepat dapat sangat membantu pembelajaran yang lebih baik dan lebih

cepat. (Meier, 2002, H. 181).

2.5. Perlunya Pembelajaran Bahasa arab yang Menyenangkan.

Manusia adalah termasuk makhluk yang suka pada kegembiraan (Homo Ludens). Oleh karenanya

wajar setiap insan mencari sesuatu yang namanya menggembirakan dimanapun. Lebih-lebih anak

muda yang biasanya sangat menggandrungi permainan.

Dave Meier mengatakan bahwa kegembiraan belajar sering menjadi penetu utama kualitas dan

kuantitas belajar yang dapat terus dilangsungkan, oleh karena itu kegembiraan menjadi sesuatu

yang penting ”Kegembiraan” bukan berarti menciptakan suasana ribut atau membuat huru hara. Ini

tidak ada hubunganya dengan kesenangan yang sembrono dan kemeriahan yang dangkal. Namun

kegembiraan itu berarti bangkitnya minat, adanya keterlibatan penuh dan terciptanya makna,

pemahaman, nilai yang membahagiakan pada diri pembelajar. Istilahnya kegembiraan menghasilkan

sesuatu yang baru. Dan kegembiraan ini jauh lebih penting untuk pembelajaran dari pada segala

teknik atau metode atau medium yang mungkin anda pilih untuk digunakan (Mier, 2002: 36)

Sementara itu Bobbi De Potter dalam ”Quantum teaching” mengatakan bahwa, jika anda secara

sadar menciptakan kesempatan untuk membawa kegembiraan ke dalam pekerjaaan anda, kegiatan

mengajar dan belajar akan lebih menyenangkan. kegembiraan membuat siswa siap belajar dengan

lebih mudah, dan bahkan dapat mengubah sikap negatif pada dirinya.

Pelajaran bahasa arab yang dulu dianggap menyeramkan kiranya sudah berlalu, dan kini perlu

diwujudkan suasana yang benar-benar menyenagkan yang berasal dari dalam (jiwa) peserta didik itu

sendiri maupun dari luar.

Dari sinilah para pakar pengajaran bahasa tidak henti-hentinya melakukan inovasi yang salah

satunya dilakukan dengan istilah permainan bahasa (language game). Dalam hal ini siswa akan

diantar memahami diskursus secara santai, tidak diatur oleh konskuensi bahasa yang ketat dan

serius, penuh perhatian karena skemata-skemata baru melalui berinteraksi dengan simbul-simbul

yang yang transparan yang sedang mereka hadapi serta lingkungan yang menyenangkan. Paling tidak

Page 10: file · Web viewBAB IPENDAHULUAN 1.1. Latar BelakangBahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional siswa dan

dalam konstalasi pengajaran ini siswa akan berada pada proses pencarian alternatif-alternatif baru

dan misterius yang belum mereka alami adalah sesuatu yang misterius karena mereka merupakan

sumber seni dan ilmu (Dyn, 178, 125)

2.6. Kiat-Kiat Pembelajaran Bahasa Arab yang Menyenangkan

Pembelajaran yang baik selalu berorientasi pada tujuan, juga memperhatikan kondisi proses belajar

mengajar dan sarana atau alat pembelajaran termasuk metode dan materi yang diajarkan.

Agar pembelajaran bahasa arab benar-benar menyenangkan bagi peserta didik, sehingga bisa

dikatakan : bahasa arab adalah menyenangkan, maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan

antara lain :

• Memperhatikan Minat

Pembelajaran bahasa arab yang memperhatikan minat peserta didik akan dapat membangkitkan

semangat mereka dalam belajar, sebab dengan modal semangat yang besar peserta didik akan mau

dengan suka rela melakukan kegiatan pembelajaran yang berat dan menyulitkan sekalipun.

• Komunikatif

Hubungan komunikasi antara guru dan siswa pada saat proses belajar mengajar sebaiknya tercipta

dengan aktif harmonis. Sebab hal ini akan mendorong ketercapaian tujuan pembelajaran. Dengan

adanya hubungan yang demikian, maka guru akan mudah mendeteksi permasalahan atau kesulitan

belajar yang dialami siswa. Dan selanjutnya segera mencarikan alternatif pemecahannya.

• Persuasif

Hubungan persuasif adalah pendekatan kejiwaan guru terhadap siswa yang bersifat kebapakan

dalam hal ini guru memperlakukan siswa bagaikan anaknya sendiri, menyayangi, mengayomi, dan

melindungi mereka secara maksimal Dalam hal ini termasuk upaya guru dalam memberikan motivasi

kepada siswa dalam belajar secara sungguh-sungguh dan belajar mengatasi permasalahan secara

mandiri.

• Metode Selektif dan Variatif

Metode merupakan salah satu kunci dalam menciptakan pembelajaran efektif dan efisien, termasuk

dalam pembelajaran bahasa arab. Oleh karena itu guru harus mencari dan menerapkan metode

yang paling tepat untuk menyampaikan materi tertentu, selain itu diperlukan variasi dalam

menggunakan metode.

• Memanfaatkan Benda Sekitar

Setiap peserta didik tentu sangat akrab dengan lingkungan, dimana ia tinggal. Kondisi ini sangat baik

untuk dimanfaatkan dalam pembelajaran, sebab dengan demikian akan membantu peserta didik

mengingat dan menghayati selama pembelajaran berlangsung

Page 11: file · Web viewBAB IPENDAHULUAN 1.1. Latar BelakangBahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional siswa dan

• Tempat Belajar yang Bervariasi

Ada baiknya proses pembelajaran tidak hanya menggunakan satu tempat saja secara terus menerus.

Sekali-kali perlu pula dilakukan pembelajaran ditempat-tempat yang berbeda. Untuk pembelajaran

bahasa arab selain diruang kelas juga bisa dilakukan di laboratorium bahasa (jika memiliki), di taman,

obyek wisata, di warung dan sebagainya.

• Menyentuh Pada Kebutuhan

Biasanya pengajaran yang menyentuh pada kebutuhan akan mendapatkan porsi minat yang besar,

sebab akan dapat diarasakan secara familiar dalam kehidupan dan merupakan kebutuhan sehari-

hari. Apalagi sesuatu yang pada ujungnya menjurus pada pemecahan masalah yang dihadapi peserta

didik sehari-hari

• Up to date

Pembelajaran yang sangat peduli pada apa yang ada saat ini dan yang bakal muncul di belakang hari

yang sangat diminati peserta didik, oleh karenanya perlu terus dilakukan inovasi pembelajaran

bahasa arab yang kekinian dan futuristik. Pembelajaran yang up to date ini termasuk penggunaan

pendekatan, teknik, metode, sarana dan prasarana belajar mengajar yang modern, yang terus

berkembang seperti penggunaan multi media dalam pembelajaran pada saat ini dan mendatang.

BAB III

PELAKSANAAN KEGIATAN

3.1. Subyek Pembelajaran.

Pelaksanaan pembelajaran menulis bahasa arab ini bersubyek pada siswa kelas IX MTsN Keras Diwek

Jombang yang berjumlah 40 siswa. Keempat puluh siswa tersebut ditetapkan sebagai suybek

pembelajaran. Dalam rencana pelaksanaannya siswa ini dikelompokkan menggunakan metode

JigSaw. Hal ini dilakukan setelah melihat karakter siswa yang mempuyai kualifikasi tingkat prestasi

belajarnya tidak sama.

3.2. Tempat dan Waktu

Agar dalam proses pembelajaran dapat meyenangkan siswa maka diperlukan inovasi guru selama

proses pembelajaran berlangsung dan tentunya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa

Page 12: file · Web viewBAB IPENDAHULUAN 1.1. Latar BelakangBahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional siswa dan

Penelitian ini dilaksanakan di kelas IX MTsN Keras Diwek Jombang, yang di fokuskan pada strategi

Mind map ( pemetaan pikiran) dalam meningkatkan prestasi belajar menulis bahasa arab di kelas IX

MTsN Keras Diwek Jombang.

Waktu penelitian hingga terselesainya penulisan ini di mulai tanggal 30 Juli 2007 - 30 Agustus 2007

3.3. Tahap-Tahap Pembelajaran

3.3.1. Perencanaan Kegiatan Siswa

Pendekatan pembelajaran menulis dilakukan melalui pembelajaran diskusi kelompok. Pembelajaran

ini menekankan keterkaitan antara materi pembelajaran dengan dunia kehidupan para siswa secara

nyata. Terdapat beberapa kegiatan nyata yang akan dilakukan siswa, yaitu: siswa membuat sebuah

karangan tentang kejadian yang pernah dialami atau dilihatnya

Strategi pengajaran yang diterapkan dalam pembelajaran menulis ( موجه إنشاء ) .adalah pengajaran

Mind Map (pemetaan pikiran). Para siswa diatur dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki

tingkat kemampuan berbeda. Setiap anggota saling bekerjasama dan saling membantu dalam

memahami materi yang dipelajari. Setiap kelompok mempunyai tugas membuat satu peta konsep

dengan tema yang sudah ditentukan guru, sehingga masing masing kelompok diharapkan

mendapatkan judul yang berbeda dari tema yang sama.

Terdapat beberapa macam metode pembelajaran yang sesuai dengan pengajaran Mind Maping

(pemetaan pikiran). Salah satu metode pengajaran yang dianggap paling sesuai untuk diterapkan

dalam belajar menulis ( موجه إنشاء ). Untuk mempermudah dalam pelaksanaan ini digunakan

pengelompokan model Jigsaw. Para siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil yang memiliki

tingkat kemampuan berbeda. Semua ketua kelompok berkumpul menjadi satu kelompok yang

disebut kelompok pakar untuk mempelajari materi pelajaran teknik menulis ( موجه إنشاء ) yang

sama. Ketua kelompok tersebut kembali kepada kelompoknya masing-masing untuk memimpin

diskusi kelompok dalam mempelajari materi pelajaran menulis dengan tema yang ditentukan seperti

yang telah dipelajari dalam kelompok pakar.

3.3.2. Persiapan Pembelajaran

Terdapat dua langkah dalam mempersiapkan pembelajaran, yaitu: pembentukan kelompok dan

pembuatan media pengajaran :

3.3.2.1. Pembentukan Kelompok Belajar

Kriteria pembentukan kelompok didasarkan atas jenis kelamin dan kemampuan awal siswa.

Indikator kemampuan awal siswa adalah nilai kognitif pada tes blok pertama dan kedua yang

dilakukan sebelum pembelajaran menulis ( موجه إنشاء ). Nilai kognitif tes blok pertama hasil belajar

siswa dalam mempelajari materi menulis ( موجه إنشاء ); sedangkan nilai kognitif tes blok kedua

Page 13: file · Web viewBAB IPENDAHULUAN 1.1. Latar BelakangBahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional siswa dan

adalah hasil belajar setelah para siswa mempelajari teknik menulis ( موجه إنشاء ). Teknik

pembentukan kelompok melalui beberapa tahap, yaitu:

a. Nilai tes blok pertama dan kedua dihitung rata-ratanya (lampiran 5,6)

b. Disusun dua daftar nilai rata-rata tes blok yakni untuk siswa laki-laki dan perempuan.

c. Masing-masing daftar siswa diututkan nilainya dari tertinggi sampai terendah.

d. Menentukan hasil rangking nilai, untuk sehingga diperoleh delapan urutan dengan nilai teringgi.

e. Mengingat jumlah siswa yang ikut dalam kegiatan ini sebanyak 40 orang dibagi menjadi 8

kelompok, maka dalam satu kelompok terdiri dari 5 siswa. Setiap kelompok diupayakan terdiri dari

laki-laki dan perempuan.

3.3.2.2. Penyusunan Lembar Kerja Siswa

Mengingat pembelajaran lebih menekankan pada aktifitas siswa secara mandiri maka lembar kerja

sangat diperlukan untuk membimbing mereka dalam belajar. Untuk itu, guru harus menyiapkan

lembar kerja sesuai dengan aktifitas belajar. Lembar kerja siswa yang telah disiapkan dapat dibaca

pada lampiran 3.

3.3.3. Penyediaan Media Pengajaran

Pada dasarnya terdapat dua macam media pengajaran yang diperlukan, yaitu: media pengajaran

yang disiapkan oleh guru dan media yang dibuat oleh siswa dalam kelompok.

a Media Pengajaran yang Disiapkan oleh Guru

Dalam metode Mind Map (pemetaan pikiran) guru mempersiapkan alat peraga yang sederhana dan

terbuat dari kertas karton dengan diberikan peta konsep sesuai dengan tema yang ditentukan

(terlampir 8)

b Media Pengajaran yang Disiapkan oleh Siswa dalam Kelompok

Setiap kelompok dengan bimbingan guru mempunyai tugas membuat peta konsep sesuai dengan

pilihan yang telah ditentukan melalui undian antar kelompok. Peta konsep tersebut digunakan

sebagai media dalam membantu kelompok untuk mengembangkan daya nalar sesuai dengan judul

yang dibuatnya.

3.4. Langkah-Langkah Penerapan Model Mind Map ( Pemetaan Pikiran)

Kegiatan menulis ( موجه إنشاء ) bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menulis siswa, ini

dilakukan melalui beberapa langkah sebagai berikut : (lampiran 2).

1. Mempersiapkan kertas karton untuk dijadikan sebagai materi atau alat peraga dalam pelajaran

bahasa arab.

2. Menentukan tema dan sub tema yang relevan, dan arahkan pada kejadian yang banyak dialami

oleh siswa dan dianggap memenuhi standar

Page 14: file · Web viewBAB IPENDAHULUAN 1.1. Latar BelakangBahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional siswa dan

3. Mendesain materi dengan menggunakan peta konsep yang ditulis pada kertas karton.

4. Membuat tulisan pada kertas yang sudah disiapkan terpotong-potong yang disesuaikan dengan

kolom yang disediakan guna membantu siswa dalam mengembangkan imajinasinya sesuai dengan

tema yang sudah ditentukan.

5. Siswa diberikan tugas membawa kertas karton dan potongan-potongan kertas sesuai dengan

kolom yang sudah ditentukan.

6. Memberikan pengantar pengarahan pada siswa dengan menjelaskan tentang mekanisme proses

belajar.

7. Siswa memilih sub tema yang diberikan guru dan mengerjakan dengan kelompok yang telah

ditentukan.

8. Setiap kelompok mengembangkan peta konsep yang sudah tersusun menjadi suatu tulisan sesuai

dengan judul yang dibuatnya.

9. Siswa mewakili kelompok melakukan presentasi di depan kelompok lain.

10. Diadakan penilaian baik afektif, psikomotor, dan kognitif.

3.5. Penelitian Tindakan

Data hasil belajar yang ingin diambil dari kegiatan siswa pada saat siswa melakukan kegiatan

pengamatan baik di dalam kelas maupun di luar kelas adalah data autentik. Untuk memperoleh data

autentik harus dilakukan melalui authentik assessment. Instrumen yang akan digunakan sebagai

dasar penilaian siswa secara autentik yaitu :

1). Silabus

yaitu seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran pengelolahan kelas, serta

penilaian hasil belajar.

2). Rencana Pelaksanaan pembelajara (RPP)

yaitu merupakan perangkat pembelajaran yang akan digunakan sebagai pedoman guru dalam

mengajar dan disusun untuk tiap putaran. Masing-masing rencana pelaksanaan pembelajaran berisi

kompetensi dasar, indikator pencapaian hasil belajar, metode pembelajaran, pelaksanaan

pembelajaran , alat dan bahan.

3). Lembar Kegiatan Siswa

Lembar kegiatan ini berisi soal-soal yang digunakan untuk membantu proses pengumpulan data

penelitian.

4). Tes Formatif

Page 15: file · Web viewBAB IPENDAHULUAN 1.1. Latar BelakangBahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional siswa dan

Disusun berdasarkan tujuan pembelakjaran yang akan dicapai, digunakan untuk mengukur

kemampuan dan pemahaman terhadap pembelajaran menulis bahasa arab. Tes formatif ini

diberukan pada akhir pembelajaran.

5). Lembar Aktivitas Sisiwa

Disusun sesuai dengan indikator keaktivan siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung. dan

ditentukan dengan angka-angka.

3.6. Pelaksanaan Pengajaran

3.6.1. Penyajian Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran

Tahap pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dilakukan dalam 2(dua) pertemuan dengan durasi

waktu 2 X 45 menit dengan rincian sebagai berikut :

• Pertemuan I : Kegiatan belajar mengajar dengan materi menulis ( موجه إنشاء )

• Pertemuan II : Kegiatan belajar dengan mengadakan tes kognitif.

3.6.2. Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran Model Mind Map pada Pertemuan I

Tahap-tahap dalam proses pembelajara sebagai berikut :

• Menyampaikan indikator yang ingin dicapai

• Menyajikan tentang materi pelejaran menulis ( موجه إنشاء ) dengan mengunakan model

pembelajaran kooperatif

• Membagi siswa menjadi 8 kelompok, dan setiap kelompok terdiri dasri laki-laki dan perempuan

dengan beranggotakan 5 siswa

• Membimbing kelompok siswa untuk melakukan diskusi menggunakan melibatkan metode Mind

Map

• Mengevaluasi hasil belajar siswa dengan meminta salah satu kelompok mempresentasikan hasil

kerjanya

• Memberikan penghargaan hasil belajar siswa baik secara individu maupun kelompok

3.6.3. Tes Hasil belajar

Dari hasil proses pemelajaran, selanjutnya akan dilakukan terhadap tes hasil belajar untuk

mengetahui tingkat pencapaian hasil belajar siswa. Selanjutnya data dari tes kognitif dianalisa

dengan menggunakan acara sebagai berikut :

• Menghitung ketuntasan belajar siswa secara individu.

• Menghitung ketuntasan pencapaian indikator hasil belajar. Untuk mengetahui prosentase

ketuntasan untuk setiap indikator hasil belajar diperoleh dengan membagi jumlah siswa yang

berhasil mencapai sub indikator dengan seluruh siswa yang mengikuti tes, kemudian dikalikan 100%.

Page 16: file · Web viewBAB IPENDAHULUAN 1.1. Latar BelakangBahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional siswa dan

3.7. Teknik Analisa Data Kinerja Siswa

Dari hasil pengamatan kinerja siswa dengan menggunakan lembar pengamatan kinerja siswa dapat

dilihat dari rata-rata pengamatan kinerja tiap-tiap aspek kinerja dalam kelompok kemudian dianalisa

dengan kategori sebagai berikut :

Tabel 1:

Kategori kerja Kelompok

Rentangan Skor Kategori

1,0 - 1,5

1,6 - 2,5

2,6 - 3,5

3,6 - 4,0 Gagal

Kurang

Cukup

Baik

Sumber : Indianan, 1998

3.7.1. Teknik Analisa Data Aktifitas Siswa

Dari hasil pengamatan Aktifitas siswa dengan menggunakan lembar pengamatan kinerja siswa dapat

dilihat dari rata-rata pengamatan kinerja tiap-tiap aspek kinerja dalam kelompok kemudian dianalisa

dengan kategori sebagai berikut

Tabel 2 :

Pengelompokan Nilai Aktifitas Siswa dalam Kelompok

No. Rentangan Nilai Kriteria

1 28,50 – 46,00 Aktivitas Sangat Rendah

2 46,50 – 64,00 Aktivitas Rendah

3 64,50 – 82,00 Aktivitas Tinggi

4 82,50 – 100,00 Aktivitas Sangat Tinggi

Page 17: file · Web viewBAB IPENDAHULUAN 1.1. Latar BelakangBahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional siswa dan

3.7.2. Refleksi

Peneliti selanjutnya menafsirkan semua data yang diperoleh melalui (1.) analisa kegiatan yang telah

dilakukan, (2.) memaparkan dan mengulas perbedaan rencana dengan tindakan yang telah dilakukan

(3.) membahas kendala-kendala yang ditemukan selama tindakan dilakukan dan kemungkinan

alternatif pemecahannya (4.) melakukan pemaknaan terhadap data serta penyimpulan seluruh data

yang diperoleh.

Setelah proses pembelajaran dilakukan refleksi atau pengkajian yang dilakukan terhadap seluruh

data yang diperoleh, akan menunjukkan apakah perlu atau tidak dilakukan perbaikan tindakan yang

akan dilakukan dalam pembelajaran tersebut.

BAB IV

LAPORAN HASIL PEMBELAJARAN

4.1. Hasil Penelitian Pendahuluan

Telah disebutkan sebelumnya bahwa untuk mengetahui hasil pembelajaran dilakukan sebelumnya,

dengan maksud selain untuk mengetahui perbedaan hasil pembelajaran, juga digunakan sebagai alat

untuk penerapan proses pembelajaran selanjutnya,oleh sebab itu dalam penelitian ini menggunakan

tiga alat ukur, yaitu Aspek afektif, aspek psikomotor dan aspek kognitif.. Hasil pengukuran yang telah

dilakukan akan dijelaskan dalam uraian berikut ini.

4.1.1 Hasil Penilaian Lembar Kerja Siswa

Terdapat dua belas macam LKS yang telah diisi oleh para siswa yang berjumlah 40 orang.

Rekapitulasi nilai LKS disusun pada lampiran. Berdasarkan rekapitulasi tersebut didapatkan tingkat

ketuntasan klasikal seperti dalam tabel di bawah ini.

Tabel 3 :

Tingkat Ketuntasan Klasikal Berdasarkan Penilaian Buku Kerja Siswa (BKS)

(40 Siswa)

No. Nomor LKS Jumlah Siswa Belum Mencapai SKM Jumlah Siswa Tuntas Ketuntasan Klasikal

1 Ke-1 1 39 96,43%

2 Ke-2 0 40 100,00%

3 Ke-3 0 40 100,00%

4 Ke-4 1 39 96,43%

5 Ke-5 1 39 96,43%

Page 18: file · Web viewBAB IPENDAHULUAN 1.1. Latar BelakangBahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional siswa dan

6 Ke-6 2 38 92,86%

7 Ke-7 0 40 100,00%

8 Ke-8 1 39 96,43%

9 Ke-9 5 35 82,14%

10 Ke-10 2 38 92,86%

11 Ke-11 2 38 92,86%

12 Ke-12 1 39 96,43%

Sumber : Penulis

Disebutkan dalam Buku Petunjuk dari Depdikbud (1994) bahwa pembelajaran bisa dianggap berhasil

tercapai ketuntasan klasikal serendah-rendahnya 85%. Berdasarkan data di atas, untuk pengajaran

menggunakan LKS sebagian besar siswa mampu mencapai standar ketuntasan minimum. Walaupun

terdapat satu pengajaran menggunakan LKS (LKS ke-9) yang mencapai tingkat ketuntasan klasikal

kurang dari 85%, namun sebagaian besar tingkat ketuntasan yang dicapai pada setiap pengajaran

menggunakan LKS adalah lebih tinggi dari 85%. Hal ini berarti pengajaran menggunakan LKS bisa

meningkatkan siswa untuk mencapai standar ketuntasan minimum.

4.1.2. Hasil Penilaian Tes Tertulis

Telah disebutkan pada uraian sebelumnya bahwa terdapat tiga macam metode pembelajaran yang

dibahas dalam penelitian ini. Hasil penilaian tes tertulis masing-masing metode pembelajaran akan

dijelaskan dalam uraian berikut ini.

4.1.2.1 Hasil Tes Blok Pertama

Untuk mengukur kebberhasilan dalam penggunaan metode yang diteliti, maka digunakan nilai

ulangan blok sebelumnya sebagai indikator dalam mengamati hasil pencapaian belajar. Metode

pembelajaran pertama yang telah dilaksanakan adalah ceramah tanpa menggunakan media. Materi

yang dipelajari dalam pembelajaran ini adalah berbicara (كالم) . Hasil pembelajaran dalam aspek

kognitif telah diukur menggunakan tes tertulis yang disebut tes blok pertama. Berdasarkan data

tersebut didapatkan bahwa:

• Pada pelaksanaan tes pertama, terdapat 16 siswa yang mempunyai nilai di bawah 63,00 (belum

mencapai SKM).

• Setelah dilakukan kegiatan remedial kepada siswa yang belum mencapai SKM dan diadakan tes

kedua, terdapat 5 siswa yang mempunyai nilai di bawah 63,00.

• Setelah dilakukan kegiatan remedial kepada siswa yang belum mencapai SKM dan diadakan tes

ketiga, tidak terdapat siswa yang nilainya di bawah 63,00.

4.1.2.2. Hasil Tes Blok II

Page 19: file · Web viewBAB IPENDAHULUAN 1.1. Latar BelakangBahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional siswa dan

Metode pembelajaran kedua yang telah dilaksanakan adalah ceramah menggunakan media

projector slide. Materi yang dipelajari dalam pembelajaran ini adalah mendengarkan (استماع). Hasil

pembelajaran dalam aspek kognitif telah diukur menggunakan tes tertulis yang disebut tes blok

kedua. Berdasarkan data tersebut didapatkan bahwa:

• Pada pelaksanaan tes pertama, terdapat 12 siswa yang mempunyai nilai di bawah 63,00.

• Setelah dilakukan kegiatan remedial kepada siswa yang belum mencapai SKM dan kembali

diadakan tes kedua, terdapat 3 siswa yang mempunyai nilai di bawah 63,00.

• Setelah dilakukan kegiatan remedial kepada siswa yang belum mencapai SKM dan diadakan tes

ketiga, tidak terdapat siswa yang nilainya di bawah 63,00.

4.1.3. Gabungan Nilai Rata-rata Tes Blok I dan II

Telah disebutkan pada uraian sebelumnya bahwa terdapat tiga macam metode pembelajaran yang

dibahas dalam penelitian ini dan tingkat keberhasilan dari masing-masing metode telah diukur

menggunakan tes tertulis. Dalam uraian ini tidak akan menjelaskan gabungan nilai tes tertulis dari

masing-masing metode yakni hanya akan menjelaskan gabungan nilai tes tertulis untuk metode

pembelajaran yang terakhir yakni metode Mind Map. Berdasarkan daftar nilai aspek kognitif rata-

rata pada tes blok pertama dan kedua, dapat disusun nilai tes blok berdasarkan kelompok

pembelajaran seperti dalam tabel di bawah ini.

Tabel 4 :

Gabungan Nilai Rata-Rata Tes Blok I dan II

No

Urut Nama

Kelompok Nomor Anggota dan Nilai Jumlah

Nilai Pering

kat

1 2 3 4 5

1 Abu Bakar 66,43 75,45 77,43 70,55 85,46 375,32 VI

2 Umar 75,65 88,87 70,67 78,45 72,34 385,98 III

3 Utsman 70,42 78,56 92,57 65,78 66,67 374,00 VI

4 Ali 64,64 76,47 86,43 76,24 68,45 372,23 VII

5 Hasan 85,45 69,76 64,45 79,46 77,55 358,67 VIII

6 Husen 72,65 66,35 80,00 77,54 86,34 382,88 IV

7 Thariq 77,25 77,43 76,65 90,43 65,76 387,52 II

Page 20: file · Web viewBAB IPENDAHULUAN 1.1. Latar BelakangBahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional siswa dan

8 Hamzah 87,56 78,56 77,68 76,78 75,48 396,06 I

Sumber : Penulis

Berdasarkan data di atas, para siswa yang tergabung dalam kelompok mampu memperoleh nilai

tertinggi secara kelompok dalam tes blok pertama dan kedua. Kelompok tersebut pantas

mendapatkan pujian atas keberhasilannya dalam saling membantu antar teman dalam kelompoknya

untuk memahami materi pembelajaran. Sebaliknya, kelompok lain perlu didorong untuk lebih aktif

dalam bekerja kelompok. Untuk siswa yang mendapatkan nilai tertinggi di dalam kelompoknya akan

dijadikan sebagai dasar untuk kelompok tim pakar pada proses pembelajaran berikutnya.

4.2. Laporan Hasil Pembelajaran Menggunakan Metode Mind Map (Pemetaan Pikiran)

4.2.1. Bentuk Hasil Pengamatan

Telah disebutkan sebelumnya bahwa untuk mengetahui hasil pembelajaran dalam aspek psikomotor

dilakukan menggunakan dua alat ukur, yaitu

a. Hasil diskusi kerja kelompok (Aspek Psikomotor)

b. Hasil keaktifan kerja kelompok (Aspek Afektif)

c. Penilaian tes kemampuan (Aspek Kognitif)

Berdasarkan hasil penilaian selama proses pembelajaran berlangsung menunjukkan bahwa

berdasarkan indikator tersebut diatas, baik hasil kerja kelompok, pembuatan paraga dan hasil

presentasi antar kelompok diperoleh hasil dari pengukuran tersebut sebagai berikut :

4.2.1.1. Hasil Penilaian Kinerja Kelompok (Aspek Psikomotor)

Dilakukan dengan pengamatan oleh guru ketika siswa melakukan kegiatan selama proses

pembelajaran berlangsung. Beberapa kriteria yang dijadikan penilaian adalah : ketrampilan

menyimak, membaca, berbicara, menulis dan penggunaan peta konsep yang benar.

Berdasarkan rekapitulasi nilai hasil penilaian kerja dalam kelompok didapatkan data nilai hasil

penialian individual sebagai berikut :

Tabel 5 :

Menunjukkan Hasil Kerja Dalam Kelompok

No

Urut Nama

Kelompok Nomor Anggota dan Skor Rata-Rata Kategori

1 2 3 4 5

1 Abu Bakar 4 4 4 3 4 3,8 Baik

Page 21: file · Web viewBAB IPENDAHULUAN 1.1. Latar BelakangBahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional siswa dan

2 Umar 4 4 2 4 4 3,6 Baik

3 Utsman 4 4 4 3 3 3,6 Baik

4 Ali 3 4 4 4 4 3,8 Baik

5 Hasan 4 4 4 4 4 4,0 Baik

6 Husen 4 4 4 4 4 4,0 Baik

7 Thariq 4 4 4 4 4 4,0 Baik

8 Hamzah 4 4 3 4 4 3,8 Baik

Sumber : Penulis

Berdasarkan data tabel diatas, menunjukkan bawa melalui penilaian aspek keaktifan kinerja

kelompok selama kegiatan pembelajaran berlangsung dengan menggunakan indikator kerjasama

dalam kelompok selama pembelajaran berlangsung. Hal ini ditunjukkan bahwa mulai kelompok 1

sampai dengan 8 diperoleh hasil baik. Hal ini dapat memunculkan ketrampilan motorik siswa. Disisi

lain terdapat kekurangan dari hasil nilai yang mendapatkan angka 2 secara individual, anak belum

menguasai kinerja tersebut. Kekurangan lain, yang ditemui alah terlihat pada hasil laporan baik lisan

maupun tertulis, sehingga masih diperlukan peningkatan. Pada siswa yang mempunyai nilai rendah

tersebut menunjukkan bahwa siswa belum menyadari apa yang dilakukan selama proses

pembelajaran berlangsung. Hal ini sependapat dengan Rustaman (2003) mengatakan bahwa bila

siswa hanya sekedar melaksanakan tanpa menyadari apa yang sedang dilaksanakan, maka

perolehanya kurang bermakna dan memerlukan waktu lama untuk menguasainya.

4.2.1.1.1. Hasil Penilaian Kerjasama Siswa (Aspek Afektif )

Pelaksanaan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung dan lebih kea rah kualitatif melalui

pengamatan dengan menggunakan lembar observasi. Paramenter penilaian aspek afektif meliputi ;

keaktifan, kedisiplinan, sikap kritis dan prakarsa produktifitas siswa

.

Tabel 6 :

Pengelompokan Nilai Aktivitas dalam Pembelajaran Pertama

No. Rentangan Nilai Kriteria Banyak siswa

1 28,50 – 46,00 Aktivitas Sangat Rendah -

2 46,50 – 64,00 Aktivitas Rendah -

3 64,50 – 82,00 Aktivitas Tinggi 16

4 82,50 – 100,00 Aktivitas Sangat Tinggi 24

Page 22: file · Web viewBAB IPENDAHULUAN 1.1. Latar BelakangBahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional siswa dan

Berdasarkan pemgamatan menunjukkan bahwa melalui pembelajaran pemutaran video lokal

menggunakan metode JigSaw dapat mengembangkan sikap mental positif siswa. Berdasarkan hasil

penilaian terdapat 16 siswa yang mempunyai nilai aktifitas tinggi dan 24 siswa yang aktifitasnya

sangat tinggi. Hal ini berarti, terdapat kecenderungan bahwa pada pembelajaran dengan

menggunakan pemutaran video lokal ini sangat efektif digunakan, terutama dalam pembelajaran

pencemaran lingkungan sekitar. Meskipun demikian tidak lepas dari kekurangan, adanya siswa yang

bercanda secara berlebihan menyebabkan kurangnya konsentrasi, tetapi secara keseluruhan

kekurangan tersebut tidak mengganggu proses pembelajaran.

4.2.1.1.2. Hasil Penilaian Aspek Kognitif Menggunakan Metode Mind Map

Untuk mengukur keberhasilan dalam penggunaan metode yang diteliti, maka digunakan nilai

ulangan blok sebagai indikator dalam mengamati hasil pencapaian belajar. Dalam ulangan blok

materi yang dipelajari dalam pembelajaran ini adalah menulis. Hasil pembelajaran dalam aspek

kognitif telah diukur menggunakan tes tertulis yang disebut tes blok. Berdasarkan data tersebut

didapatkan bahwa:

• Pada pelaksanaan tes pertama, terdapat 3 siswa yang mempunyai nilai di bawah 63,00 (Belum

mencapai SKM).

• Setelah dilakukan kegiatan remedial kepada siswa yang belum mencapai standar kompetensi

minimal (SKM) dan diadakan tes kedua, tidak terdapat siswa yang nilainya di bawah 63,00.(Mencapai

SKM).

Tabel 7 :

Gabungan Nilai Hasil Tes Blok Setelah dilakukan Remidi Pada Pembelajaran Menulis menggunakan

Metode Mind Map

(40 Siswa)

No

Urut Nama

Kelompok Nomor Anggota dan Nilai Jumlah

Nilai Pering

kat

1 2 3 4 5

1 Abu Bakar 80,67 80,00 72,00 80,55 85,78 399,00 V

2 Umar 90,00 75,00 75,00 80,45 80,65 385,98 III

3 Utsman 80,65 76,65 83,00 75,73 85,00 374,00 VI

Page 23: file · Web viewBAB IPENDAHULUAN 1.1. Latar BelakangBahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional siswa dan

4 Ali 85,64 86,47 76,43 76,24 85,00 372,23 VII

5 Hasan 80,45 80,76 74,65 70,47 75,00 381,33 VIII

6 Husen 72,75 76,35 70,00 85,56 87,00 382,88 IV

7 Thariq 83,65 80,43 75,55 85,43 90,57 387,52 II

8 Hamzah 85,54 80,56 95,68 80,78 95,48 396,06 I

Berdasarkan data pada tabel menunjukkan bahwa melalui pembelajaran dengan menggunakan

metode Mind Map (pemetaan pikiran), melalui uji tes tertulis diperoleh hasil nilai tes tertulis yang

tertinggi rata-tara dalam kelompok menduduki peringkat pertama yakni pada kelompok Hamzah

mencapai total nilai 396,06, dan terendah diperoleh pada kelompok Hasan, dengan nilai 381,33.

Berdasarkan perhitungan terhadap daya serap siswa melalui pembelajaran menggunakan metode

Mind Map (pemetaan pikiran), dapat dikatakan lebih baik dibandingkan dengan menggunakan

pembelajaran ceramah sebelumnya. Hal ini dapat dilihat dari hasil peningkatan terhadap nilai

kognitif yang dipertoleh.

4.2.2. Hasil Penilaian Lembar Kerja Siswa

Terdapat dua belas macam LKS yang telah diisi oleh para siswa yang berjumlah 40 orang.

Rekapitulasi nilai LKS disusun pada lampiran. Berdasarkan rekapitulasi tersebut didapatkan tingkat

ketuntasan klasikal seperti dalam tabel di bawah ini.

Tabel 8 :

Tingkat Ketuntasan Klasikal Berdasarkan Penilaian Buku Kerja Siswa (BKS)

(40 Siswa)

No. Nomor LKS Jumlah Siswa Belum Mencapai SKM Jumlah Siswa Tuntas Ketuntasan Klasikal

1 Ke-1 1 39 96,43%

2 Ke-2 0 40 100,00%

3 Ke-3 0 40 100,00%

4 Ke-4 0 40 100,00%

5 Ke-5 1 39 96,43%

6 Ke-6 1 39 96,43%

7 Ke-7 0 40 100,00%

8 Ke-8 1 39 96,43%

9 Ke-9 2 38 92,86%

10 Ke-10 0 40 100,00%

Page 24: file · Web viewBAB IPENDAHULUAN 1.1. Latar BelakangBahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional siswa dan

11 Ke-11 0 40 100,00%

12 Ke-12 1 39 96,43%

Sumber : Penulis

Disebutkan dalam Buku Petunjuk dari Depdikbud (1994) bahwa pembelajaran bisa dianggap berhasil

tercapai ketuntasan klasikal serendah-rendahnya 85%. Berdasarkan data di atas, untuk pengajaran

menggunakan LKS sebagian besar siswa mampu mencapai standar ketuntasan minimum.

Bardasarkan data menunjukkan bahwa tingkat ketuntasan yang dicapai pada setiap pengajaran

menggunakan LKS adalah lebih tinggi dari 85%. Hal ini berarti pengajaran menggunakan LKS bisa

meningkatkan siswa untuk mencapai standar ketuntasan minimum. Namun kekurangan dari metode

ini, siswa kurang terbentuk kemandirinaya, dan cenderung masih terlihat mengandalkan teman lain

yang dianggap bisa mengerjakannya.

BAB V

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Berdasarkan uraian dalam laporan hasil pembelajaran, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai

berikut.

• Strategi pengajaran yang diterapkan dalam pembelajaran menulis ( موجه إنشاء ) dengan

menggunakan metode pengajaran Mind Maping (pemetaan pikiran). Para siswa diatur dalam

kelompok-kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan berbeda. Untuk mempermudah dalam

pelaksanaan ini digunakan pengelompokan model Jigsaw. Setiap anggota saling bekerjasama dan

saling membantu dalam memahami materi yang dipelajari. Setiap kelompok mempunyai tugas

membuat satu peta konsep dengan tema yang sudah ditentukan guru, sehingga masing masing

kelompok diharapkan mendapatkan judul yang berbeda dari tema yang sama. Ketua kelompok

tersebut kembali kepada kelompoknya masing-masing untuk memimpin diskusi kelompok dalam

mempelajari materi pelajaran menulis ( موجه إنشاء ) seperti yang telah dipelajari dalam kelompok

pakar.

• Berdasarkan data menunjukkan bahwa melaui pembelajaran menulis ( موجه إنشاء ) dengan

menggunakan metode Mind Map (pemetaan pikiran), diperoleh hasil yang sangat signifikan, baik

dari penilaian aspek afektif, aspek psikomotor, dan aspek kognitif, sehingga sistem pembelajaran ini

Page 25: file · Web viewBAB IPENDAHULUAN 1.1. Latar BelakangBahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional siswa dan

sangat efektif untuk diterapkan terutama dalam pembelajaran menggunakan metode Mind Map

(pemetaan pikiran). Meskipun selama proses pembelajaran ditemukan kendala, namun tidak

mempengaruhi proses pembelajaran yang sedang berlangsung.

4.2. Saran-Saran

Berdasarkan hasil analisa data dan kesimpulan, maka penulis dapat menyarankan sebagai berikut

• Diperlukan inovasi pengembangan tema, diharapkan disesuaikan dengan kehidupan nyata yang

didasarkan pengalaman siswa, sehingga siswa, sehingga diharapkan dapat membantu siswa dalam

mengembangkan daya nalarnya.

• Bagi guru diharapkan dapat menggunakan model pembelajaran dengan menggunakan metode

Mind Map (pemetaan pikiran) pada proses pembelajaran lain yang signifikan.