8
AFFORDANCE (Studi kasus sofabed) ditulis oleh Freddy Chrisswantra/27114028 Pada tulisan ini, penulis akan berusaha memaparkan tentang affordance yang tidak hanya terbatas pada ruang (Spasial) namun juga melihat bagaimana persepsi user atau subjek dalam merespon objek atau benda. Sebelum membahas lebih dalam, untuk menyamakan persepsi, nampaknya perlu diketahui terlebih dahulu tentang definisi affordance itu sendiri. Affordance menurut J.J. Gibson (1904-1979) bahwa dunia diinterpretasikan bukan hanya dari hubungan bentuk dan ruang tapi juga dari segi kemungkinan-kemungkinan tindakan yang akan muncul terhadap suatu objek.

Afford Ance

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Pada tulisan ini, penulis akan berusaha memaparkan tentang affordance yang tidak hanya terbatas pada ruang (Spasial) namun juga melihat bagaimana persepsi user atau subjek dalam merespon objek atau benda. Sebelum membahas lebih dalam, untuk menyamakan persepsi, nampaknya perlu diketahui terlebih dahulu tentang definisi affordance itu sendiri.

Citation preview

Page 1: Afford Ance

AFFORDANCE

(Studi kasus sofabed)

ditulis oleh

Freddy Chrisswantra/27114028

Pada tulisan ini, penulis akan berusaha memaparkan tentang affordance yang tidak hanya

terbatas pada ruang (Spasial) namun juga melihat bagaimana persepsi user atau subjek

dalam merespon objek atau benda. Sebelum membahas lebih dalam, untuk menyamakan

persepsi, nampaknya perlu diketahui terlebih dahulu tentang definisi affordance itu

sendiri. Affordance menurut J.J. Gibson (1904-1979) bahwa dunia diinterpretasikan

bukan hanya dari hubungan bentuk dan ruang tapi juga dari segi kemungkinan-

kemungkinan tindakan yang akan muncul terhadap suatu objek.

Gambar 1 contoh affordance

Sumber www.doctordisruption.com/switches.png

Hampir dapat dikatakan bahwa affordance adalah sebuah kesan yang dimunculkan oleh

suatu objek pada subjek. Persepsi yang dimunculkan oleh suatu objek bisa jadi sama tapi

Page 2: Afford Ance

bisa jadi sangat bertentangan. Persepsi yang diterima oleh subjek sifatnya sangat

subjektif, dimana hal ini dapat dipengaruhi oleh pengalaman dari mashing-masing subjek.

Pengalaman yang berbeda, akan menimbulkan sikap subjek yang berbeda pula.

Gambar 2 contoh affordance

Sumber www.ijdesign.org (kiri), www.mibehance.net/rendition/png (kanan)

Peneliti lain yang membahas tentang istilah affordance ini adalah Hartson (2003).

Penelitian Hartson mengenaiaffordances diambil dari beberapa penelitian sebelumnya.

Berdasarkan penelitian-penelitian dan pemahaman tersebut, Hartson (2003)

mengklasifikasikan affordance menjadi empat bagian. Klasifikasi ini dibentuk

berdasarkan interaksi sebuah desain perangkat atau antarmuka. Adapun empat

klasifikasi Affordance menurut Hartson adalah sebagai berikut:

1. Cognitive Affordances, merupakan sebuah fitur desain yang digunakan untuk

membantu, menolong, memfasilitasi dan mendukung  atau membuka pikiran atau

pengetahuan tentang sesuatu. Contohnya adalah sebuah label petunjuk yang terdapat

pada sebuah tombol. Label ini akan membantu pengguna untuk mengetahui apa yang

akan terjadi apabila tombol tersebut ditekan.

2. Physical Affordances, merupakan sebuah fitur desain yang digunakan untuk

membantu, menolong, memfasilitasi dan mendukung  atau tersedia secara fisik untuk

melakukan sesuatu. Salah satu contohnya adalah gagang pintu. Gagang pintu

digunakan secara fisik untuk membuka dan menutup pintu.

3. Sensory Affordances, merupakan sebuah konsep tambahan. Sensory Affordances

diartikan sebagai sebuah fitur desain yang digunakan untuk membantu, menolong,

memfasilitasi dan mendukung  atau disediakan bagi pengguna untuk merasakan

Page 3: Afford Ance

(sensing) antarmuka. Sensing dapat dilakukan melalui pendengaran (suara), melihat

(cahaya). Salah satu contohnya adalah pengaturan besarnya huruf di dalam sebuah

antarmuka. Ketika pengguna merasa kesulitan melihat sebuah tulisan, pengguna akan

bereaksi dengan mengatur ukuran huruf yang tersedia di fasilitas antarmuka.

4. Funcional Affordances, merupakan desain fitur yang membantu pengguna dalam

menyelesaikan pekerjaan. Fitur ini dapat dilihat dari kegunaan dan fungsi sebuah

sistem. Contohnya adalah saat pengguna mengklik halaman antarmuka, sebenarnya

aktifitas klik dilakukan pada piranti lain dan bekerja di halaman antarmuka

Pada tulisan ini, penulis mencoba untuk meneliti fenomena affordance pada sofabed

sebagai sebuah objek. Saat ini sudah menjadi fenomena umum untuk barang atau objek

yang bersifat multifungsi (memiliki lebih dari satu fungsi). Mulai dari produk elektronik

hingga produk rumahan seperti furniture di rumah, salah satunya adalah sofabed. Awal

lahirnya istilah sofabed dikarenakan penambahan fungsi (added value) dari hanya sebuah

sofa hingga dapat dirubah menjadi tempat tidur. Sofabed merupakan bentukan dari

produk era modern dimana kebutuhan akan optimalisasi ruang sangat dibutuhkan.

Munculnya desain sofabed pada aplikasi furniture rumahan tentu menimbulkan berbagai

dampak, salah satunya adalah persepsi dan perlakuan terhadap sofabed itu sendiri. Mulai

dari penempatan dalam interior rumah hingga pemakaiannya. Setiap individu akan

memiliki persepsi sendiri terhadap sofabed. Berikut adalah paparan contoh perlakuan

subjek atau user terhadap sofabed.

Gambar 3 sofabed

Sumber data penulis

Page 4: Afford Ance

Gambar 4 sofabed berfungsi sebagai sofa

Sumber data penulis

Perlakuan subjek terhadap objek sofabed masih dapat dikatakan “normal”. Hal ini

mungkin dikarenakan persepsi subjek masih menganggap sofabed tersebut masih

berfungsi atau berbentuk sofa.

Gambar 5 sofa mulai beralih fungsi sebagai sofabed

Sumber data penulis

Page 5: Afford Ance

Gambar 6 sofabed berfungsi sebagai sofabed

Sumber data penulis

Pada gambar di atas, perlakuan subjek terhadap sofabed mulai mengalami perubahan,

dimana sofabed lebih diperlakukan sebagai arena bermain.

Kesimpulan dari penelitian fenomena affordance terhadap sofabed ini adalah sebagai

berikut:

1. Bentuk dan fungsi objek sangat mempengaruhi tindakan subjek terhadap sofabed

sebagai objek.

2. Persepsi subyek yang melahirkan tindakan atau aksi dari subjek terhadap objek

sangat dipengaruhi oleh pengalaman sehingga sangat bersifat subjektif.

3. Persepsi subyek yang melahirkan tindakan atau aksi dari subjek terhadap objek

sangat dipengaruhi oleh kebutuhan.