31
Penggunaan Instagram dan Tingkat Pemenuhan Kebutuhan Informasi (Studi Korelasi Penggunaan Instagram pada Akun @jajansolo terhadap Tingkat Pemenuhan Informasi Kuliner Solo di Kalangan Mahasiswa S1 Ilmu Komunikasi FISIP UNS Angkatan 2014) Afif Fuadi Tanti Hermawati Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta Abstract Purpose of this study is to find out the correlation between Instagram utilization and the fulfillment of information necessity level by using Uses and Gratification approach. Instagram is one of social media that using visualization for giving information to user. Instagram user can follow some account that suitable according to their needs. This research using Uses and Gratification theory for the most suitable theory, where in this theory, user are assumed to be active in choosing media for their own needs. For collecting data, this research using survey method by questionnaire as a tool. The population in this study is the college student of S1 Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta batch 2014. Sample quantity are determined by simple random sampling technique. Data analysis technique applied to this study is Kendall Tau-b to determine the correlation between the independent variable and dependent variable, control variable beetween independent variable and dependent variable. Data analyzing for this research is using IBM SPSS Statistics 24 application. 1

AFIF FUADI D021…  · Web viewcollege student of S1 Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta batch 2014

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: AFIF FUADI D021…  · Web viewcollege student of S1 Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta batch 2014

Penggunaan Instagram dan Tingkat Pemenuhan Kebutuhan Informasi

(Studi Korelasi Penggunaan Instagram pada Akun @jajansolo terhadap

Tingkat Pemenuhan Informasi Kuliner Solo di Kalangan Mahasiswa S1 Ilmu

Komunikasi FISIP UNS Angkatan 2014)

Afif Fuadi

Tanti Hermawati

Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

Universitas Sebelas Maret Surakarta

AbstractPurpose of this study is to find out the correlation between Instagram

utilization and the fulfillment of information necessity level by using Uses and Gratification approach. Instagram is one of social media that using visualization for giving information to user. Instagram user can follow some account that suitable according to their needs.

This research using Uses and Gratification theory for the most suitable theory, where in this theory, user are assumed to be active in choosing media for their own needs.For collecting data, this research using survey method by questionnaire as a tool. The population in this study is the college student of S1 Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta batch 2014. Sample quantity are determined by simple random sampling technique. Data analysis technique applied to this study is Kendall Tau-b to determine the correlation between the independent variable and dependent variable, control variable beetween independent variable and dependent variable. Data analyzing for this research is using IBM SPSS Statistics 24 application.

According to the data that has been analyzed, it's found out there is a significant correlation between Instagram using and the fulfillment of information necessity level which has 0.597 of correlation number, while the significance level has reached 0.05. In this research, Word of Mouth as control variable also have correlation between Instagram using and the fulfillment of information necessity level by showing 0.819 of correlation number. Thus, it can be concluded that Instagram using at account of @jajansolo giving positive value on fulfillment of information necessity level about Solo city culinary of respondense as the user.

Keywords : Instagram, information needs fulfillment level, Uses and Gratification Theory.

1

Page 2: AFIF FUADI D021…  · Web viewcollege student of S1 Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta batch 2014

Pendahuluan

Manusia merupakan makhluk yang selalu membutuhkan orang lain dalam

menjalani hidup. Kehidupan manusia yang bermasyarakat dengan berinteraksi

dengan satu sama lain membuktikan bahwa manusia merupakan makhluk sosial.

Interaksi seorang individu dengan individu lain tersebut dapat dikatakan sebagai

interaksi sosial. Menurut Gillin dan Gillin (1954: 489) interaksi sosial merupakan

hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara

orang- orang- perorangan, antara kelompok- kelompok manusia, maupun antara

orang perorangan dengan kelompok manusia sehingga dapat dikatakan bahwa

interaksi sosial merupakan proses suatu individu untuk memberikan ataupun

mendapatkan informasi dari orang lain.

Terdapat dua hal yang merupakan syarat terjadinya interaksi sosial antar

individu. Suatu interaksi sosial tidak akan mungkin terjadi apabila memenuhi dua

syarat, yaitu:

1. Adanya kontak sosial (social-contact)

2. Adanya komunikasi (Soekanto, 1974: 49)

Perkembangan teknologi informasi tak luput memberikan pengaruh

terhadap gaya hidup masyarakat. Definisi gaya hidup menurut Hall & Lindzey

(1985) “gaya hidup adalah cara hidup individu yang di identifikasikan oleh

bagaimana orang menghabiskan waktu mereka (aktivitas), apa yang mereka

anggap penting dalam hidupnya (ketertarikan) dan apa yang mereka

pikirkan tentang dunia sekitarnya.” Kemajuan teknologi tersebut

menciptakan sebuah industri gaya hidup yang disebutkan oleh Chaney (dalam

Ibrahim, 1997) adalah dalam abad gaya hidup, penampilan-diri itu justru

mengalami estetisisasi, "estetisisasi kehidupan sehari-hari" dan bahkan tubuh/diri

pun justru mengalami estetisisasi tubuh. Tubuh/diri dan kehidupan sehari-hari pun

menjadi sebuah proyek, benih penyemaian gaya hidup.

Instagram adalah sebuah aplikasi berbagi foto yang memungkinkan

pengguna mengambil foto, menerapkan filter digital, dan membagikannya ke

berbagai layanan jejaring sosial, termasuk milik instagram sendiri dalam

menyampaikan informasi instagram mengedepankan visualisasi informasi dengan

2

Page 3: AFIF FUADI D021…  · Web viewcollege student of S1 Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta batch 2014

beberapa penjelasan yang menyertai visualisasi tersebut (Frommer, 2010)

Instagram menawarkan kemudahan dalam mendapatkan informasi bagi

penggunanya melalui format baru yang dapat dengan mudah dimengerti dan

dipahami dari pesan yang dibawanya. Instagram power: Build your brand and

reach more customers with the power of pictures. (Jason, 2014 : 13) pernyataan

tersebut sesuai dengan karakteristik instagram dengan mengedepankan visualisasi

sebagai fitur utama yang mudah dipahami.

Salah satu kota yang memiliki banyak restoran dan cafe dengan persaingan

yang cukup ketat adalah kota Solo. Terbukti dengan semakin menjamurnya

berbagai tempat kuliner yang menawarkan kemudahan bagi masyarakat untuk

memilih tempat makan yang tepat sesuai selera. Untuk mempromosikan restoran

dan cafe di kota Solo, muncullah banyak akun Instagram mengenai kuliner di kota

Solo diantaranya adalah @jajansolo, @kulinerdisolo, @soloculinary. Dari

beberapa akun kuliner Kota Solo di Instagram yang ada, peneliti memilih akun

@jajansolo. Akun @jajansolo memiliki pengikut (followers) kurang lebih

sejumlah 36.800 dengan total 498 posting (terhitung sejak 17 Agustus 2016)

beberapa update yang ditawarkan akun tersebut memiliki kelebihan dalam

memberikan informasi secara spesifik dan disertai dengan gambar yang

mendukung

Rumusan Masalah

1. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara penggunaan Instagram

pada akun @jajansolo terhadap tingkat pemenuhan kebutuhan informasi

kuliner Solo di kalangan mahasiswa S1 Ilmu Komunikasi 2014?

2. Apakah terdapat hubungan indikator variabel yang paling signifikan antara

penggunaan Instagram pada akun @jajansolo terhadap tingkat pemenuhan

kebutuhan informasi kuliner Solo di kalangan mahasiswa S1 Ilmu

Komunikasi 2014?

Landasan Teori

Komunikasi

Komunikasi merupakan dasar bagi semua masyarakat dalam

menyampaikan dan mendapatkan informasi dari suatu hal. Dalam melakukan

3

Page 4: AFIF FUADI D021…  · Web viewcollege student of S1 Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta batch 2014

komunikasi, individu dapat bertukar pikiran sehingga memunculkan ide atau

solusi terhadap permasalahan yang dihadapi.

William Albig mendefinisikan komunikasi adalah proses pengoperan

lambang- lambang yang berarti bagi individu- individu (Arifin, 1998: 23).

Hafied Cangara menjelaskan beberapa unsur yang terdapat pada

proses komunikasi adalah :

a. Sumber (Source)

Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai pembuat

atau pengirim informasi. Karena sumber adalah dasar yang digunakan

dalam penyampaian pesan untuk memperkuat pesan itu sendiri. (Cangara,

2004: 23).

b. Komunikator

Komunikator merupakan orang yang menyampaikan pesan

c. Pesan (Message)

Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang

disampaikan oleh komunikator kepada komunikan dan didukung

oleh lambang (Cangara, 2004: 24).

d. Saluran (Channel)

Saluran adalah sarana atau media yang akan membantu proses

penyampaian pesan tersebut. Media yang dimaksud di sini adalah alat

yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada

penerima.

e. Komunikasi (Communican)

Komunikan atau penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan

yang dikirim oleh sumber.

f. Efek (Effect)

Efek adalah perubahan atau penguatan keyakinan pada pengetahuan,

sikap dan tindakan seseorang sebagai akibat penerimaan pesan (Cangara,

2004: 25).

4

Page 5: AFIF FUADI D021…  · Web viewcollege student of S1 Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta batch 2014

Komunikasi Massa

Komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan

kepada sejumlah khlayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media

cetak atau elektronik, sehingga pesaan yang sama dapat diterima secara serentak

dan sesaat (Rakhmat, 1994: 188).

`Joseph A. Devito menyatakan bahwa komunikasi massa adalah komunikasi

yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya.

Wright (dalam Severin dan Tankard, 2011: 4) juga memaparkan bahwa

komunikasi massa memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. Komunikasi massa diarahkan kepada audiens yang relatif besar, heteorgen, dan

anonim.

b. Pesan-pesan yang disebarkan secara umum, sering dijadwalkan untuk bisa

mencapai sebanyak mungkin anggota audiens secara serempak dan sifatnya

sementara.

Media dalam komunikasi merujuk pada media cetak (koran, majalah,

tabloid), dan media elektronik (radio, video, televisi, internet). Kini, televisi

merupakan media dominan komunikasi massa di seluruh dunia dan sampai

sekarang masih terus berkembang (Effendy, 1986: 21).

New Media

New Media merupakan hasil dari kemajuan teknologi dan perkembangan

internet sebagai pilihan baru media massa bagi masyarakat.

Kehadiran media baru telah mengubah dunia komunikasi manusia menjadi

hiperkomunikasi yaitu media yang memungkinkan terjadinya komunikasi bukan

antara segelintir orang saat ini, melainkan juga antara satu orang komunikator

dengan satu orang komunikan, serta komunikator massa dengan komunikan massa

(Iriantara, 2005: 118).

Salah satu bentuk dari media baru adalah media sosial Instagram.

Frommer mengatakan (Frommer, 2010) Instagram adalah sebuah aplikasi berbagi

foto yang memungkinkan pengguna mengambil foto, menerapkan filter digital,

dan membagikannya ke berbagai layanan jejaring sosial, termasuk milik

Instagram sendiri.

5

Page 6: AFIF FUADI D021…  · Web viewcollege student of S1 Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta batch 2014

Penggunaan Media

Penggunaan media disebabkan oleh adanya kebutuhan yang timbul dari

lingkungan sosial dan psikologis, dan khalayak menggunakan media untuk

memuaskan kebutuhannya. Menurut Ardianto dan Erdinaya (2004:7) tingkat

penggunaan media tersebut dapat dilihat dan diukur dari frekuensi penggunaan

media tersebut maupun durasi penggunaannya

Sedangkan menurut Lometti, Reeves, dan Bybee (1977:321) menjelaskan

bahwa penggunaan media dapat diukur melalui tiga hal, yaitu:

1. Jumlah waktu (frekuensi, intensitas, durasi)

2. Jenis isi media

3. Hubungan antara individu dengan media tersebut

Uses and Gratifications Theory

Blumer, Gurevitch, dan Katz menjelaskan dalam Uses and Gratification

Theory bahwa pengguna media memainkan peran yang aktif dalam memilih dan

menggunakan media (Griffin, 2003: 344). Sehingga dapat dijelaskan dalam Uses

and Gratification Theory, pengguna dapat memilih media apa yang digunakan

dan jenis informasi apa yang ingin diakses sesuai dengan media Sosial Instagram,

pengguna dapat memilih akun yang ingin diikuti dan jenis informasi yang ingin

diakses.

Katz dan Blumler (dalam Rakhmat, 2011: 66) merumuskan asumsi-asumsi

dasar dari teori Uses and Gratification ini, yaitu:

a. Khalayak dianggap aktif, artinya sebagian penting dari penggunaan media

massa diasumsikan mempunyai tujuan.

b. Dalam proses komunikasi massa banyak inisiatif, untuk mengaitkan

pemuasan kebutuhan dengan pemilihan media terletak pada anggota

khalayak.

c. Media massa harus bersaing dengan sumber-sumber lain untuk memuaskan

kebutuhannya. Kebutuhan yang dipenuhi hanyalah bagian dari rentangan

kebutuhan manusia yang lebih luas, bagaimana kebutuhan ini terpenuhi

melalui konsumsi media amat bergantung kepada perilaku khalayak yang

bersangkutan.

6

Page 7: AFIF FUADI D021…  · Web viewcollege student of S1 Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta batch 2014

d. Banyak tujuan pemilih media massa disimpulkan dari data yang cukup

diberikan anggota khalayak, artinya orang dianggap cukup mengerti untuk

melaporkan kepentingan dan motif pada situasi-situasi tertentu.

e. Motif dan kepuasan khalayak merupakan faktor yang menentukan dalam

penggunaan media.

Word of Mouth

Keberadaan media sosial saat ini memang memudahkan seseorang dalam

mencari informasi bahkan berinteraksi antara satu dengan yang lain. Namun,

interaksi tatap muka secara langsung merupakan cara yang paling mendasar bagi

manusia untuk mendapatkan informasi ataupun sekedar berinteraksi.

Sedangkan dalam lingkup untuk mendapatkan informasi, selain melalui

media sosial penggunaan word of mouth (mulut ke mulut) merupakan salah satu

bentuk yang efektif bagi seseorang untuk memberikan informasi terkait hal-hal

yang ingin disampaikannya kepada orang lain.

Jillian, Geoffrey, dan Tim (2006) mengemukakan bahwa pada intinya,

Word of mouth adalah proses pengaruh personal antara pengirim dan

penerima dalam komunikasi interpersonal yang mana dapat mengubah

perilaku maupun pikiran si penerima.

Sementara Christine, Ashish, dan Derek (2000:75) mengatakan bahwa

word of mouth adalah bentuk komunikasi secara verbal (baik positif maupun

negatif) diantara kelompok orang-orang misalnya penyedia produk, para ahli,

keluarga, teman, konsumen aktual dan konsumen potensial.

Menurut Sumardi (2011:71), terciptanya word of mouth yang sempurna

harus melalui tiga tahap, yaitu:

a. customers do talking, talking di sini maksudnya adalah perusahaan berhasil

membuat/menciptakan orang-orang membicarakan produk atau jasa yang

ditawarkan.

b. customers do promoting, perusahaan dapat memperdayakan para profitable

talker agar dapat membicarakan produk atau jasa yang ditawarkan secara

positif.

7

Page 8: AFIF FUADI D021…  · Web viewcollege student of S1 Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta batch 2014

c. customers do selling, adalah pelanggan atau talker juga harus mengusahakan

agar terjadi perubahan perilaku pada orang yang mereka ajak bicara secara

sukarela.

Computer Mediated Communication Theory

CMC (Computer-Mediated Communication) merupakan bentuk

komunikasi yang sangat berbeda dengan bentuk komunikasi yang lain seperti

komunikasi interpersonal, komunikasi kelompok, organisasi dan komunikasi

massa (Suparno dkk, 2012: 90).

Baldwin mengungkapkan “pengiriman pesan melalui e-mail,

menggunakan phone wireless atau page, mendownload lagu dari komputer, dan

komunikasi melalui teknologi komunikasi baru komputer disebut Computer

Mediated Communication ( Maryani dan Ahmadi 2011: 11).

Maryani dan Ahmadi menjelaskan bahwa “Ada lima jenis sistem media

yang mendukung CMC secara verbal dan non verbal yaitu : text, graphics, image,

video, dan audio. “ (Maryani dan Ahmadi 2011: 11).

Hipotesis

1. Terdapat hubungan yang signifikan antara penggunaan Instagram pada akun

@jajansolo terhadap tingkat pemenuhan kebutuhan informasi kuliner Solo di

kalangan mahasiswa S1 Ilmu Komunikasi 2014

2. Terdapat hubungan indikator variabel yang paling signifikan antara

penggunaan Instagram pada akun @jajansolo terhadap tingkat pemenuhan

kebutuhan informasi kuliner Solo di kalangan mahasiswa S1 Ilmu

Komunikasi 2014

Metodologi Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kuantitatif dengan metode survei. Penelitian kuantitatif adalah pendekatan-

pendekatan terhadap kajian empiris untuk mengumpulkan, menganalisa, dan

menampilkan data dalam bentuk numerik daripada naratif. Metode survei adalah

penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner

sebagai alat pengumpulan data yang pokok

8

Page 9: AFIF FUADI D021…  · Web viewcollege student of S1 Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta batch 2014

Populasi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa S1

Ilmu Komunikasi Reguler angkatan 2014 yang berjumlah 109 mahasiswa. Jumlah

responden yang dijadikan sampel dalam penelitian ini dihitung dengan rumus

Slovin yaitu:

n = N

N (e)2+1

n = 109

109(0,05)2+1

n = 85,65 (dibulatkan menjadi 86)

Keterangan:

N : jumlah populasi

n : jumlah sampel

e : error tolerance (0,05)

Sehingga dalam penelitian ini, akan diambil 86 responden dari seluruh

mahasiswa S1 Ilmu Komunikasi Reguler angkatan 2014.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini dengan

menggunakan metode pengambilan simple random sampling.

Untuk mendapatkan sampel, peneliti menggunakan website random.org

dengan memasukkan list nama dari mahasiswa S1 Ilmu Komunikasi Reguler

angkatan 2014, kemudian secara otomotis website tersebut akan mengacak nama-

nama dari mahasiswa dan akan didapatkan nama-nama sesuai dengan jumlah yang

dibutuhkan peneliti sejumlah 86 orang.

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kendall

Tau-b. Kendall Tau-b adalah uji hipotesis untuk mencari hubungan dan menguji

hipotesis antara dua variabel atau lebih, bila datanya berbentuk ordinal atau

ranking (Sugiyono, 2004:117).

9

Page 10: AFIF FUADI D021…  · Web viewcollege student of S1 Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta batch 2014

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penyajian Data

Tabel 1

Tingkat Penggunaan Akun Instagram @jajansolo

No. Kelas Interval Skala F Persen

(%)

1. 61-71 Sangat Tinggi 8 9,30%

2. 50-60 Tinggi 32 37,21%

3. 39-49 Sedang 30 34,89%

4. 28-38 Rendah 12 13,95%

5. 17-27 Sangat Rendah 4 4,65%

Jumlah 86 100%

Sumber: Data Kuesioner Responden

Berdasarkan tabel 1, dapat diketahui bahwa variabel independen (X), yaitu

penggunaan akun Instagram @jajansolo mayoritas responden berada pada tingkat

tinggi dengan persentase 37,21%. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan akun

@jajansolo dalam mencari informasi kuliner di kalangan responden cukup tinggi

karena kemudahan melalui gadget yang mereka miliki untuk mencari informasi.

Namun, responden yang berada pada tingkat sedang dan rendah pun juga cukup

banyak dengan persentase masing-masing 34,89% dan 13,95%. Dengan demikian,

hal ini dapat diartikan bahwa pada variabel penggunaan akun Instagram

@jajansolo, responden berada pada tingkat tinggi.

10

Page 11: AFIF FUADI D021…  · Web viewcollege student of S1 Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta batch 2014

Tabel 2

Tingkat Pemenuhan Kebutuhan Informasi Kuliner

No. Kelas Interval Skala F Persen

(%)

1. 77-91 Sangat Tinggi 10 11,63%

2. 62-76 Tinggi 49 56,98%

3. 47-61 Sedang 21 24,42%

4. 32-46 Rendah 4 4,65%

5. 17-31 Sangat Rendah 2 2,32%

Jumlah 86 100%

Sumber: Data Kuesioner Responden

Berdasarkan tabel 2, Berdasarkan tabel 3.39, dapat diketahui bahwa

variabel dependen (Y), yaitu pemenuhan kebutuhan informasi kuliner mayoritas

responden berada pada tingkat tinggi dengan persentase 56,98%. Hal ini

menunjukkan bahwa akun Instagram @jajansolo dapat memenuhi kebutuhan

kuliner di Kota Solo bagi responden karena penyajian materi yaang mudah

dipahami, caption yang informatif dan visualisasi yang menarik. Namun,

responden yang berada pada tingkat sedang juga cukup banyak dengan persentase

24,42% dan kemudian disusul dengan responden yang berada pada tingkat yang

sangat tinggi dengan persentase 11,63%. Dengan demikian, dapat diartikan bahwa

pada variabel pemenuhan kebutuhan informasi kuliner, responden berada pada

tingkat tinggi.

11

Page 12: AFIF FUADI D021…  · Web viewcollege student of S1 Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta batch 2014

Tabel 3

Tingkat Word of Mouth

No. Kelas Interval Skala F Persen

(%)

1. 26-29 Sangat Tinggi 4 4,65%

2. 22-25 Tinggi 40 46,51%

3. 18-21 Sedang 34 39,53%

4. 14-17 Rendah 5 5,81%

5. 10-13 Sangat Rendah 3 3,50%

Jumlah 86 100%

Sumber: Data Kuesioner Responden

Berdasarkan tabel 3, dapat diketahui bahwa variabel kontrol (Z), yaitu

word of mouth mayoritas responden berada pada tingkat tinggi dengan persentase

46,51%. Hal ini menunjukkan bahwa responden meyakini efek word of mouth

dapat memberikan referensi kuliner karena komunikasi secara langsung dapat

memberikan kepercayaan lebih bagi responden. Kemudian responden yang berada

pada tingkat sedang dengan persentase 39,53% dan kemudian disusul dengan

responden yang berada pada tingkat yang rendah dengan persentase 5,81%.

Dengan demikian, dapat diartikan bahwa pada variabel word of mouth, responden

berada pada tingkat tinggi.

12

Page 13: AFIF FUADI D021…  · Web viewcollege student of S1 Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta batch 2014

Analisis Data

1. Hubungan antara penggunaan Instagram pada akun @jajansolo terhadap

tingkat pemenuhan kebutuhan informasi kuliner di Solo di kalangan

mahasiswa S1 Ilmu Komunikasi 2014

Tabel 4

Hasil Korelasi antara Penggunaan Instagram pada Akun @jajansolo

terhadap Tingkat Pemenuhan Kebutuhan Informasi Kuliner di Solo

di Kalangan Mahasiswa S1 Ilmu Komunikasi 2014

Correlations

X Y

Kendall's tau_b

X Correlation Coefficient

1.000 .597**

Sig. (2-tailed) . .000

N 86 86

Y Correlation Coefficient

.597** 1.000

Sig. (2-tailed) .000 .

N 86 86

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Sumber: Data Kuesioner Responden

Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4 didapatkan nilai koefisien

korelasi Kendall Tau-b sebesar 0, 597 dengan hasil yang menunjukkan

derajat korelasi kedua variabel pada tingkat sedang antara penggunaan

Instagram pada akun @jajansolo terhadap tingkat pemenuhan kebutuhan

informasi kuliner di Solo di kalangan mahasiswa S1 Ilmu Komunikasi

2014. Arah hubungan antara kedua variabel tersebut bernilai positif

sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat penggunaan

13

Page 14: AFIF FUADI D021…  · Web viewcollege student of S1 Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta batch 2014

Instagram pada akun @jajansolo maka akan semakin tinggi pula tingkat

pemenuhan kebutuhan informasi kuliner di Solo pada responden.

2. Hubungan variabel word of mouth terhadap korelasi penggunaan Instagram

pada akun @jajansolo dengan tingkat pemenuhan kebutuhan informasi

kuliner di Solo di kalangan mahasiswa S1 Ilmu Komunikasi 2014

Tabel 5

Variabel word of mouth terhadap korelasi penggunaan Instagram

pada akun @jajansolo dengan tingkat pemenuhan kebutuhan

informasi kuliner di Solo di kalangan mahasiswa S1 Ilmu Komunikasi

2014

Correlations

Control Variables X Y

Z X Correlation 1.000 .819

Significance (2-tailed)

. .000

df 0 83

Y Correlation .819 1.000

Significance (2-tailed)

.000 .

df 83 0

Sumber: Data kuesioner responden

Berdasarkan hasil analisis pada tabel 5 didapatkan nilai koefisien korelasi

Kendall Tau-b sebesar 0,819 menunjukkan derajat korelasi ketiga variabel

pada tingkat yang sangat kuat. Sehingga dapat diartikan bahwa word of

mouth sebagai variabel kontrol dalam penelitian ini mempengaruhi hasil

hubungan antara variabel pengaruh yaitu penggunaan Instagram pada akun

14

Page 15: AFIF FUADI D021…  · Web viewcollege student of S1 Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta batch 2014

@jajansolo terhadap variabel terpengaruh yaitu tingkat pemenuhan kebutuhan

informasi kuliner di Solo di kalangan mahasiswa S1 Ilmu Komunikasi 2014.

3. Indikator variabel yang paling signifikan antara penggunaan Instagram pada

akun @jajansolo terhadap tingkat pemenuhan kebutuhan informasi kuliner di

Solo di kalangan mahasiswa S1 Ilmu Komunikasi 2014

Tabel 6

Hasil Analisis Indikator Variabel Independen terhadap Indikator

Variabel Dependen

15

Indikator Variabel

Independen

Indikator Variabel Dependen Korelasi

Frekuensi Mengakses Akun

Pemenuhan Kebutuhan Informasi KulinerPemenuhan Kebutuhan Hiburan dan Pelepasan KeteganganMinat Mengunjungi Tempat Kuliner

0,2170,243

0,133

Durasi Mengakses Akun

Pemenuhan Kebutuhan Informasi KulinerPemenuhan Kebutuhan Hiburan dan Pelepasan KeteganganMinat Mengunjungi Tempat Kuliner

0,5060,389

0,390

Intensitas Mengakses Akun

Pemenuhan Kebutuhan Informasi KulinerPemenuhan Kebutuhan Hiburan dan Pelepasan KeteganganMinat Mengunjungi Tempat Kuliner

-0,880,80

0,034

Penilaian terhadap Visualisasi

Pemenuhan Kebutuhan Informasi KulinerPemenuhan Kebutuhan Hiburan dan Pelepasan KeteganganMinat Mengunjungi Tempat Kuliner

0,4980,394

0,368

Penilaian terhadap Caption

Pemenuhan Kebutuhan Informasi KulinerPemenuhan Kebutuhan Hiburan dan Pelepasan KeteganganMinat Mengunjungi Tempat Kuliner

0,5010,324

0,229

Penilaian terhadap Komentar Rekomendasi

Pemenuhan Kebutuhan Informasi KulinerPemenuhan Kebutuhan Hiburan dan Pelepasan KeteganganMinat Mengunjungi Tempat Kuliner

0,5490,373

0,312

Page 16: AFIF FUADI D021…  · Web viewcollege student of S1 Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta batch 2014

Pembahasan

Komunikasi merupakan aktivitas yang dilakukan oleh setiap individu

untuk mendapatkan maupun bertukar informasi dengan individu lain. Seiring

dengan berkembangnya zaman, peran teknologi telah memasuki ranah

komunikasi. Teknologi kini memberikan saluran baru bagi individu untuk

melakukan komunikasi yang semakin mudah dengan tidak berbatas waktu dan

tempat.

Penelitian ini mengacu pada teori Uses and Gratification yang menurut

Sonia Livingstone dalam LSE Research (2008: 11) pertama kali diperkenalkan

oleh Elihu Katz dan David Foulkes pada tahun 1959. Pada teori ini, pengguna

dianggap aktif dalam memilih media mana yang diinginkannya. Sesuai dengan

teori Uses and Gratification, penelitian ini menganggap responden sebagai

pengguna memilih menggunakan media Instagram pada akun @jajansolo sebagai

cara untuk memenuhi kebutuhan informasi kuliner di Kota Solo.

Berdasarkan hasil dari uji hipotesis yang telah dilakukan, ditemukan

bahwa terdapat hubungan antara penggunaan Instagram pada akun @jajansolo

terhadap tingkat pemenuhan kebutuhan informasi kuliner di Solo di kalangan

mahasiswa S1 Ilmu Komunikasi 2014. Hasil tersebut sejalan dengan penelitian

terdahulu oleh Adinda Meidina Lubis yang menyimpulkan bahwa penggunaan

Instagram memiliki hubungan yang positif terhadap pemenuhan kebutuhan

pengguna Instagram di kalangan mahasiswa Ilmu Komunikasi angkatan 2011 dan

2012 FISIP USU Medan dengan persentase dari penggunaan Instagram sebesar

59% dalam mempengaruhi pemenuhan kebutuhan. Hal tersebut membuktikan

bahwa penggunaan Instagram pada akun @jajansolo memberikan nilai yang

positif terhadap pemenuhan kebutuhan informasi kuliner di Kota Solo bagi

responden sebagai penggunanya.

Melalui media Instagram @jajansolo, khalayak bisa memenuhi kebutuhan

informasi sesuai dengan keinginanya. Menurut hasil penelitian, sebanyak 63

responden dari jumlah keseluruhan 86 responden yang telah diteliti (73,26%)

menyatakan setuju dan sangat setuju bahwa setelah mengakses akun Instagram

@jajansolo mereka memperoleh referensi kuliner di Kota Solo karena materi yang

16

Page 17: AFIF FUADI D021…  · Web viewcollege student of S1 Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta batch 2014

disampaikan oleh akun @jajansolo informatif dan dapat dipercaya oleh

responden. Kemudian jika dilihat berdasarkan tingkat kepuasannya, sebanyak 60

responden dari jumlah keseluruhan 86 responden yang telah diteliti (69,77%)

menyatakan setuju dan sangat setuju bahwa akun Instagram @jajansolo dapat

membantu memberikan referensi kuliner di Kota Solo kepada teman ataupun

kepada keluarga. Hal ini menunjukkan bahwa tidak hanya responden yang merasa

puas oleh akun @jajansolo dalam mendapatkan referensi kuliner di Kota Solo

namun teman atau keluarga responden juga turut merasa puas dalam mendapatkan

referensi kuliner di Kota Solo karena rekomendasi yang diberikan oleh responden

diterima dengan baik.

Selain penggunaan Instagram, pengaruh word of mouth juga memberikan

nilai yang positif bagi pemenuhan kebutuhan informasi kuliner kepada responden.

Sebanyak 48 responden dari jumlah keseluruhan 86 responden yang telah diteliti

(55,81%) menyatakan setuju dan sangat setuju bahwa mereka dapat memperoleh

informasi mengenai kuliner melalui perbincangan dengan keluarga. Hal ini

menunjukkan bahwa perbincangan dengan keluarga dapat memberikan informasi

kuliner kepada responden karena tingkat kepercayaan yang tinggi responden

terhadap keluarga.

Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan program IBM SPSS

Statistics 24, hubungan antara variabel penggunaan akun Instagram @jajansolo

dengan tingkat pemenuhan kebutuhan informasi kuliner di Kota Solo diperoleh

angka probabilitas sebesar 0.0000. Angka probabilitas yang diperoleh < 0,05

maka Hipotesis dalam penelitian ini diterima. Menurut hasil korelasi Kendall

yang telah dilakukan, diketahui besar korelasi koefisiensi Kendall Tau-b adalah

0,597 sehingga terdapat hubungan antara penggunaan akun Instagram @jajansolo

dan tingkat pemenuhan kebutuhan informasi kuliner.

Dalam penelitian ini selain mengkorelasikan antara variabel penggunaan

akun Instagram @jajansolo dengan tingkat pemenuhan kebutuhan informasi

kuliner di Kota Solo juga dimasukkan variabel word of mouth. Diketahui dari

hasil korelasi Kendall Tau-b yang telah dilakukan bahwa setelah dimasukkan

variabel word of mouth dalam korelasi penggunaan Instagram pada akun

17

Page 18: AFIF FUADI D021…  · Web viewcollege student of S1 Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta batch 2014

@jajansolo dengan tingkat pemenuhan kebutuhan informasi kuliner di Solo di

kalangan mahasiswa S1 Ilmu Komunikasi 2014 nilainya meningkat menjadi

0,819. Hasil tersebut menunjukkan bahwa hubungan antara variabel independen

dengan variabel dependen dipengaruhi oleh variabel kontrol.

Berdasarkan hasil analisis indikator variabel independen terhadap

indikator variabel dependen, terdapat hasil korelasi dengan tingkat paling tinggi

sebesar 0,549 yaitu antara Indikator penilaian Komentar & Rekomendasi terhadap

indikator Pemenuhan Kebutuhan Informasi Kuliner. Hal ini menunjukkan bahwa

komentar dan rekomendasi melalui posting-an akun Instagram @jajansolo

memiliki pengaruh yang kuat terhadap pemenuhan kebutuhan informasi kuliner di

kota Solo.

Berdasarkan penjelasan dari hasil penelitian yang telah dilakukan, hal ini

dapat memperkuat teori Uses and Gratification yang mengatakan bahwa khalayak

menentukan media yang paling sesuai untuk memenuhi kebutuhan informasinya.

Pada penelitian ini responden memilih akun Instagram @jajansolo untuk

memenuhi kebutuhan informasi kuliner di Kota Solo karena informasi yang

disajikan oleh akun @jajansolo karena penyajian materi yaang mudah dipahami,

caption yang informatif dan visualisasi yang menarik.

Kesimpulan

1. Terdapat hubungan yang signifikan antara penggunaan Instagram pada akun

@jajansolo terhadap tingkat pemenuhan kebutuhan informasi kuliner Kota

Solo di kalangan mahasiswa S1 Ilmu Komunikasi 2014. Sehingga hipotesis

dari penelitian ini terbukti

2. Hubungan antara penggunaan Instagram pada akun @jajansolo terhadap tingkat

pemenuhan kebutuhan informasi kuliner Kota Solo di kalangan mahasiswa S1

Ilmu Komunikasi 2014 dipengaruhi oleh word of mouth

3. Terdapat hubungan indikator yang paling signifikan antara indikator penilaian

komentar dan rekomendasi terhadap indikator pemenuhan kebutuhan informasi

kuliner

18

Page 19: AFIF FUADI D021…  · Web viewcollege student of S1 Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta batch 2014

Saran

Bagi folowers atau pengikut akun Instagram @jajansolo diharapkan untuk

tidak hanya memilih akun Instagram @jajansolo sebagai satu-satunya sumber

informasi namun juga dapat menggali informasi kuliner di Solo melalui teman

atau keluarga.

Berdasarkan hasil dari penelitian ini, pengelola akun Instagram @jajansolo

diharapkan dapat menjadi sumber informasi yang kredibel dalam pemilihan lokasi

kuliner di Solo yang tepat dan terus meningkatkan kualitas sehingga dapat

menjadi pilihan pendukung dan mewakili peran New Media untuk mencari

informasi selain melalui komunikasi secara langsung.

Peneliti menyarankan peneliti selanjutnya untuk meneliti melalui metode

penelitian kualitatif dan memperhatikan faktor-faktor lain yang dapat

mempengaruhi tingkat pemenuhan kebutuhan informasi kuliner sehingga tidak

hanya mengetahui hubungan antar variabel saja namun juga dapat

mendeskripsikan secara lebih mendalam faktor pengaruh dan dapat

menggabungkan antara persepsi peneliti, teori, dan keadaan sesungguhnya di

lapangan. Selain itu peneliti selanjutnya diharapkan lebih berhati-hati dalam

menyusun kuesioner untuk mendapatkan jawaban yang dapat merepresentasikan

secara tepat objek yang sedang diteliti.

DAFTAR PUSTAKA

Ardianto, Elvinaro dan Erdinaya, Lukiati Komala. (2005). Komunikasi Massa: Suatu Pengantar, cetakan Kedua. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Arifin, Anwar. (1998). Ilmu Komunikasi Sebuah Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Cangara, Hafied. (2004). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo.

Effendy, Onong Uchjana. (1986). Dimensi-Dimensi Komunikasi. Bandung: Penerbit Alumni.

Ennew, Christine T, Ashish K. Banerjee, Derek Li. (2000). Managing Word Of Mouth Communication, Empirical Evidence From India. International of Banking Marketing 18/ 2.

Frommer, D. "Here's How To Use Instagram". (19 September 2016). http://www.businessinsider.com/instagram-2010-11?IR=T&r=US&IR=T

Gillin dan Gillin. (1954). Cultural Sociology, a revision of An Introduction to Sociology. New York: The Macmillan Company.

19

Page 20: AFIF FUADI D021…  · Web viewcollege student of S1 Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta batch 2014

Griffin, Jill. (2003). Customer Loyalty: Menumbuhkan dan Mempertahankan Pelanggan. Jakarta: Erlangga.

Hall, C.S & Lindzey, G. (1985). Introduction to Personality Theory. New York : John Wiley & Sons. Ibrahim, Idi Subandy. (1997). Ecstasy Gaya Hidup: Kebudayaan Pop dalam

Masyarakat Komoditas Indonesia. Bandung: Mizan. Iriantara, Yosal. (2005). Media Relations Konsep, Pendekatan dan Praktik.

Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Jason, Miles. (2013). Instagram power: Build your brand and reach more

customers with the power of pictures. McGraw Hill Professional.

Livingstone, S. (2008). The work of Elihu Katz: conceptualizing media effects in context. LSE Research Online.

Lometti, G. E., Reeves, B., & Bybee, C. R. (1977). Investigating the assumptions of uses and gratifications research, Communication Research.

Maryani, Anne dan Dadi Ahmadi. (2011). Komunikasi Visual Teori dan Praktik. Bandung: Ihsan Pers.

Rakhmat, Jalaluddin. (1994). Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Rakhmat, Jalaludin. (2011). Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Severin, Werner J dan Tankard, James W. (2011). Teori Komunikasi (Sejarah, Metode, dan Terapan di dalam Media Massa). Jakarta: Kencana Perdana Media.

Soekanto, Soerjono Soekanto. (1974). Faktor- faktor Dasar Interaksi Sosial dan Kepatuhan pada Hukum . Hukum Nasional.

Sugiyono. (2004). Statistika untuk Penelitian. Cetakan Keenam. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Sumardi, Marlin & Melina. (2011). The power word of mouth marketing. Jakarta: Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama.

Suparno, Basuki Agus dkk. (2012). Computer Mediated Communication Situs Jejaring Sosial dan Identitas Diri Remaja. Jurnal Ilmu Komunikasi Vol. 10 No.1 Yogyakarta: UPN “Veteran” Jogja.

Sweeney. Jillian C, Geoffrey N. Soutar, Tim Mazzarol. (2006.) Word of mouth: measuring the power of individual messages, Iss: 1.

20