Upload
adilah-layung
View
371
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Citation preview
NamaKelompokAdilah Layung Santini ( 20213201 )Abdul Hadi ( 20213019 )Annisa Hidayati Amal ( 21213136 )Aji Asmoro Putro ( 20213524 )Andini Predita Sari ( 20213898 )Asiska Setia Hastuti ( 21213438 )Aris Setiawan ( 21213364 )
HUKUM ISLAM THAHAARAH
PELAKSANAAN SHALAT &
HIKMAHNYA
Hukum Islam adalah syariat yang berarti hukum-hukum yang diadakan
oleh Allah untuk umat-Nya yang dibawa oleh seorang Nabi, baik hukum yang
berhubungan dengan kepercayaan (aqidah) maupun hukum-hukum yang
berhubungan dengan amaliyah (perbuatan).
Jika kita bandingkan hukum islam bidang muamalah ini dengan hukum
barat yang membedakan antara hukum privat (hokum perdata) dengan hukum
public ,maka sama halnya dengan hukum adat di tanah air kita, hukum islam tidak
membedakan (dengan tajam) antara hukum perdata dengan hukum publik
disebabkan karena menurut system hukum islam pada hukum perdata terdapat
segi-segi publik ada segi-segi perdatanya.
Hukum islam yang akan kelompok kami mencakup kalimat syahadat,
thaharah, puasa, dan haji
Ciri-ciri (utama) hukum islam, yakni
1. Merupakan bagian dan bersumber dari agama islam
2. Mempunyai hubungan yang erat dan tidak dapat dipisahkan dari iman atau akidah dan
kesusilaan atau akhlak islam
3. Mempunyai dua istilah kunci yakni, syari‟at.. syari‟at terdiri dari wahyu allah dan sunnah
Nabi Muhammad. fikiH,,,, fikih adalah pemahaman dan hasil pemahaman manusia tentang
syari‟at.
4. Terdiri dari dua bidang utama yaitu ibada,,, ibadah bersifat karena telah sempurna
5. Muamalah dalam arti luas. mauamalah dalam arti khusus dan luas brsifat terbuka untuk di
kembangkan oleh manusia yang memenuhi syarat dari masa kemasa
6. Strukturnya berlapis terdiri darI nas atau teks al-Qur‟An, sunnah nabi muhamad (untuk
syari‟at), hasil ijtihad manusia yang memenuhi syarat tentang wahyu dan sunna
7. Pelaksanaanya dalam praktik baik yaitu, berupa keputusan hakim maupun, berupa amalan-
amalan ummat islam dalam masyrakat (untuk fikih)
8. Mendahulukan kewajiban dari hak, amal dari pahala
Tujuan Hukum Islam adalah menjadi Hukum yang mejadi penutanmasyarakat merupakan cita-cita social yang tidak pernah berhenti dikejarsampai akhir hayat. Cita-cita sosial bersandarkan pada hukum. Setiapkeberadaan hukum tidak dapat terlepas dari tujuan dan harapan subjek hokum.Harapan manusia terhadap hokum pada umumnya meliputi harapan keamanandan ketenteraman hidup tanpa batas waktu.
Manusia berharap pada beberapa hal-hal berikut:
1. Kemaslahatan hidup bagi diri orang lain
2. Menegakkan keadilan
3. Persamaan hak dan kewajipan dalam hokum
4. Saling control dalam masyarakat
5. Kebebasan berekpresi,berpendapat,bertindak dengan tidak melebihibatasan hokum.
6. Regenerasi sosial yang positif dan bertanggungjawab
HUKUM THAHAARAH
&
KETERANGANNYA
MACAM – MACAM
THAHAARAH
• Hukum Thaaharah, merupakan kewajiban
berdasarkan al-quran dan as-sunah.
• Thaaharah mempunyai dua bagian: lahir dan
batin. Thaaharah batin adalah menyucikan jiwa
dari noda-noda dosa dan kemaksiatan, hal itu
melalui taubat yang benar dari seluruh dosa
dan kemaksiatan dan mensucikan jiwa dari
debu-debu syirik, keraguan, hasad, dengki,
kebencian, kecurangan, kesombongan, ujub,
riyaa (ingin dilihat orang). Thaaharah lahir
adalah thaaharah (bersuci) dari najis dan
thaaharah dari hadas.
Thaaharah terwujud bisa dibersihkan dengan 2 hal:
• Dengan air mutlak, yaitu air yang masih dalam
wujud penciptaannya dimana ia tidak tercampur
oleh sesuatu yang terpisah darinya menurut
kebiasaan, baik ia najis atau suci. Air mutlak ini
seperti air sumur, mata air, air lembah, air sungai,
salju yang mencair dan air laut yang asin.
• Tanah yang suci, yaitu permukaan bumi yang suci
baik berupa debu atau pasir atau batu atau tanah.
• Tanah ini mensucikan mana kala air tidak ada atau
mana kala tidak mampu menggunakan air karena
sakit.
MANDI
WUDHU
ISTINJA
TAYAMMUM
• Keutamaan Wudhu
Sabda rasul saw, “Maukah kalian aku tunjuk sesuatu yang dengannya Allah
menghapus kesalahan-kesalahan dan mengangkat derajat-derajat?” Mereka menjawab, “Ya
wahai Rasulullah.”Nabi bersabda, “Menyempurnakan wudhu sekalipun hal itu berat,
memperbanyak langkah ke masjid, dan menunggu shalat setelah shala. Itulah ketaatan yang
terus-menerus.” Hr. Imam Muslim
• Hal-hal yang difardhukan dalam wudhu
1. Niat
2. Membasuh muka
3. Membasuh dua tangan hingga dua siku
4. Mengusap kepala dimulai dari dahi hingga tengkuk
5. Membasuh dua kakihingga dua mata kaki
6. Tertib diantara anggota-anggota wudhu yang dibasuh
7. Berkesinambungan atau bersegera artinya pelaksanaan wudhu dilakukan dalam satu
waktu tanpa ada jeda waktu
• Hal-hal yang disunnahkan dalam wudhu
1. Membaca basmalah
2. Membasuh dua telapak tangan tiga kali
3. Bersiwak
4. Berkumur
5. Mengirup air kehidung dan membuangnya (istinsyaaq dan istintsaar)
6. Menyela-nyela janggut
7. Membasuh anggota wudhu tiga kali
8. Mengusap dua telinga
9. Menyela-nyela jari-jari tangan dan jari-jari kaki
10. Mendahulukan bagian anggota wudhu yang sebelah kanan
11. Memanjangkan serta melebarkan basuhan
12. Pada saat mengusap kepala hendaknya dimulai dari depannya
13. Berdoa setelah wudhu
• Hal-hal yang dimakruhkan dalam wudhu
1. Berwudhu ditempat yang bernajis
2. Lebih dari tiga kali basuhan
3. Berlebih-lebihan dalam menggunakan air
4. Meninggalkan salah satu atau beberapa sunnah wudhu
5. Berwudhu dengan air sisa dari air yang dipakai bersuci
wanita
• Hal-Hal Yang Membatalkan Wudhu
1. Sesuatu yang keluar dari dua lubang
2. Tertidur lelap
3. Tertutupnya akan dan hilangnya kesadaran sebab pingsan, mabuk, gila dll
4. Memegang kemaluan dengan kemaluan dengan bagian dalam telapak tangan serta jari-jari tangan
5. Murtad, mengatakan perkataan yang menyebabkan kufur
6. Memakan daging onta
7. Menyentuh wanita disertai syahwat
Membaca ” BISMILLAAHIR-RAH-
MAANIR-RAHIIM”, Sambil mencuci
kedua belah tangan sampai gelang
tangan hingga bersih
Selesai membersihkan tangan
terus berkumur 3x (tiga kali),
sambil membersihkan gigi
hingga bersih agar tidak ada
bekas makanan yang ada di
gigi
Selesai berkumur anda harus
mencuci lubang hidung 3x (tiga
kali)
Lalu anda diwajibkan untuk mencuci
muka sebanyak 3x , mulai dari tempat
tumbuhnya rambut atau dahi, sampai
dengan dagu, dan juga telinga kanan
dan telinga kiri.
Lalu anda harus mencuci/membasuh
kedua tangan anda hingga siku-siku
anda sampai tiga kali dimulai dari
tangan kanan 3x lalu tangan kiri 3x
Setelah selesai mencuci kedua
belah tangan , anda harus
menyapu sebagian rambut
kepala sebanyak tiga kali lagi
Selanjutnya anda harus
menyapu kedua belah telinga
sebanyak tiga kali. Dimulai dari
kuping kanan 3x lalu kuping kiri
3x
Dan yang terakhir anda harus
mencuci kedua belah kaki
hingga tiga kali, dari lutut
sampai mata kaki Dimulai dari
kaki kanan 3x lalu kaki kiri 3x
• Hal-hal yang Mewajibkan Mandi
1. Junub, mencakup hubungan suami istri
2. Telah berhentinya darah haid atau darah nifas
3. Masuk islam
4. Kematian
• Faktor Penyebab Dianjurkannya Mandi
1. Menunaikan shalat jumat
2. Menunaikan ihram
3. Memasuki kota makkah dan wukuf diarafah
4. Memandikan mayit
• Hal-hal Yang Difardhukan Dalam Mandi
1. Niat
2. Menyiramkan air keseluruh tubuh secara merata dengan menggosok-nggosok bagian anggota tubuh
3. Menggosok sela-sela jari dan mengulai-ngulai rambut kepala
• Hal-hal Yang Disunnahkan Dalam Mandi
1. Membaca basmalah
2. Membasuh kedua telapak tangan
3. Dimulai dengan menghilangkan kotoran
4. Mendahulukan anggota wudhu sebelum membasuh tubuh
5. Berkumur, menghirup air dan membasuhi kedua lubang telinga
• Hal-hal Yang Dimakruhkan Dalam Mandi
1. Berlebih-lebihan dalam menggunakan air
2. Mandi ditempat yang bernajis, karena dikhawatirkan terkena najis
3. Mandi dengan sisa mandi seorang wanita
4. Mandi tanpa penutup
5. Mandi diair yang tergenang/ tidak mengalir
• Tata Cara Mandi
Niat, Membaca basmalah, Menyiramkan air keseluruh tubuh secaramerata dengan menggosok-nggosok bagian anggota tubuh,Menggosok sela-sela jari dan mengulai-ngulai rambut kepala,Membasuh kedua telapak tangan, Dimulai dengan menghilangkankotoran, Mendahulukan anggota wudhu sebelum membasuh tubuh,Berkumur, menghirup air dan membasuhi kedua lubang telinga.
Adapun Tata Cara Mandi Wajib Mandi Junub sebagai berikut:
• Mandi junub-besar harus diniatkan ikhlas semata karena Allah Ta‟ala
dalam rangka menta‟atiNya dan beribadah kepadaNya semata. Niat :
• Dalam mandi junub-jinabat-besar, harus dipastikan bahwa air telah
mengenai seluruh tubuh sampaipun kulit yang ada di balik rambut
yang tumbuh di manapun di seluruh tubuh kita. Karena itu siraman
air itu harus pula dibantu dingan jari jemari tangan yang
mengantarkan air itu ke bagian tubuh yang paling tersembunyi
sekalipun.
• Setelah itu mengambil air dengan telapak tangan untuk mencuci
kemaluan dengan telapak tangan kiri sehingga bersih.
• Setelah itu berwudlu „sebagaimana cara berwudlu‟ untuk shalat.
Kemudian mengguyurkan air di mulai dari pundak kanan terus ke
kepala dan seluruh tubuh dan menyilang-nyilangkan air dengan jari
tangan ke sela-sela rambut kepala dan rambut jenggot dan kumis
serta rambut mana saja di tubuh kita sehingga air itu rata mengenai
seluruh tubuh.
• Kemudian bila diyakini bahwa air telah mengenai seluruhtubuh, maka mandi itu diakhiri dengan membasuh keduatelapak kaki sampai mata kaki.
• Disunnahkan untuk tidak mengeringkan badan dengan kainhanduk atau kain apa saja untuk mengeringkan badan itu.
• Disunnahkan untuk melaksanakan mandi besar junub jinabatitu dengan tertib seperti yang dicontohkan oleh NabiMuhammad shallallahu alaihi wa aalihi wasallam.
Tayammum disyari‟atkan dengan dasar Al-Qur‟an Al- Karim dan As-
Sunnah yang mulia. Allah Ta‟ala berfirman :
ساء لمستم أو الغائط من منكم أحد جاء أو سفر على أو مرضى فلم الن
وإن كنتم
موا ماء تجدوا با صعيدا فتيم وأيديكم بوجوهكم فامسحوا طي
Artinya : “…Dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau dating
dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan,
kemudian kamu tidak mendapat air, maka bertayammumlah kamu
dengan tanah yang baik (suci)
Nabi bersabda :
إن الصعيد الطيب طهور المسلم و إن لم يجد الماء عشر سنين فإذا وجد الماء فليمسه
بشرته
Artinya : “Debu yang suci adalah alat bersuci orang muslim, walaupun ia tidak
mendapatkan air sepuluh tahun, tetapi apabila ia mendapatkan air, hendaklah air itu
ia sentuhkan kepada kulit badannya.” (HR. Ahmad, At-Tirmidzi dan lain-lain. Hadits
ini shahih)
Untuk siapa Tayammum Disyari’atkan? Tayammum disyari‟atkan bagi siapa saja
yang tidak mendapatkan air setelah dia mencarinya semampunya sebatas tidak
menyusahkannya, atau dia mendapatkan air tetapi tidak kuasa menggunakannya
maka sakit semakin parah atau sembuhnya tertunda, atau dia tidak bisa bergerak
sementara tidak ada orang yang membawakannya kepadanya.
• Fardu-Fardu Tayammum
1. Niat
Artinya: “Aku niat bertayammum untuk mengerjakan sholat , fardhu karena Allah
ta'ala.”
2. Tanah yang suci, berdasarkan firman Allah Ta‟ala:
با ا صعيد موا طي فتيمArtinya: “…maka bertayammumlah kamu dengan tanah yang baik (suci)..” (QS. An –
Nisa : 43)
3. Pukulan pertama, yaitu menepukkan kedua tangan ke tanah.
4. Mengusap wajah dan kedua telapak tangan berdasarkan firman Allah
Ta‟ala:
وأيديكم بوجوهكم فامسحوا
Artinya: “…maka sapulah mukamu dan tanganmu..” (QS. An-Nisa : 43)
• Sunnah-sunnah Tayammum
1. Basmallah بسم yaitu ,للا disyari‟atkan untuk semua perbuatan yang penting.
2. Pukulan kedua, karena yang pertama adalah wajib dan ia sudah memadai
maka yang kedua adalah sunnah.
3. Mengusap kedua tangan sampai siku, karena jika dia hanya mengusap
sampai pergelangan tangan pun maka sudah mencukupi.
• Tata Cara Tayammum
Mengucapkan bismillah dengan niat bertayammum untukmelakukan apa yang tidak boleh dilakukan tanpanya, kemudianmenepukkan kedua telapak tangannya ke tanah baik tanah ituberupa debu atau batu atau pasir atau yang sepertinya, dan tidakmengapa mengibaskan kedua telapak tangannya dengan pelanuntuk mengurangi ketebalan debu, kemudian mengusap wajahnyasekali, kemudian jika dia berkenan, dia menepukkan kedua telapaktangannya kedua kalinya lalu mengusap kedua tangannya sampaisiku jika dia berkena, tetapi jika dia hanya mengusap kedua tangansampai pergelangannya maka itu sudah memadai.
Syarat-syarat istinja dengan menggunakan batu atau benda keras
(kesat) terdiri dari enam macam:
• Batu atau benda itu keras (kesat) dan harus suci serta dapat dipakai
untuk membersihkan najis.
• Batu atau benda itu tidak termasuk yang dihormati misalnya bahan
makanan dan batu masjid.
• Sekurang-kurangnya dengan tiga kali usapan dan sampai bersih.
• Najis yang akan dibersihkan belum sampai kering.
• Najis itu tidak pindah dari tempat keluarnya.
• Najis itu tidak bercampur dengan benda lain, meskipun benda itu
suci dan tidak terpercik oleh air.
Istinja menurut bahasa artinya terlepas atau selamat. Sedangkan istinja menurut
istilah syariat Islam ialah bersuci sesudah buang air besar atau buang air kecil.
Beristinja ini hukumnya adalah wajib bagi orang yang baru saja buang air besar
maupun buang air kecil, baik dengan air ataupun dengan benda selain air. Benda
selain air yang dapat digunakan untuk beristinja ialah benda yang keras dan kesat
seperti batu, kertas atau daun-daun yang sudah kering.
• Cara beristinja dapat dilakukan dengan salah satu tiga cara sebagai berikut
1). Membasuh atau membersihkan tempat keluar kotoran air besar atau air kecil
dengan air sampai bersih. Ukuran bersih ini ditentukan oleh keyakinan masing-
masing.
2). Membasuh atau membersihkan tempat keluar kotoran air besar atau air kecil
dengan batu, kemudian dibasuh dan dibersihkan dengan air.
• Membasuh dan membersihkan tempat keluar kotoran air besar atau air kecil
dengan batu atau benda-benda kesat lainnya sampai bersih. Membersihkan
tempat keluar kotoran air besar atau air kecil ini sekurang-kurangnya dengan
tiga buah batu atau sebuah batu yang memiliki tiga permukaan sampai bersih.
Rasulullah saw. bersabda sebagai berikut:
ه بقين فقال فان بان : صلى للا عليه وسلم مر هما يعذ ا احدهما فكان , ان ام
ميمة يمشى بالن
االخر كان ليستنزه من بوله ـ رواه البخارى ومسلموام
Artinya: “Sesungguhnya Nabi saw. melalui dua buah kuburan, kemudian beliau
bersabda: Sesungguhnya kedua orang yang berada dalam kubur itu sedang disiksa.
Adapun salah seorang dari keduanya sedang disiksa karena mengadu-ngadu orang,
sedangkan yang satunya sedang disiksa karena tidak menyucikan kencingnya.” (HR.
al-Bukhari dan Muslim).
TATA CARA PELAKSANAAN
SHALAT
HIKMAH SHALAT
MAKRUH” SHOLATPEMBAGIAN SHALAT
SUNNAH” SHOLAT
FARDU” SHOLAT
SYARAT “ SHOLAT
DIPERBOLEHKAN SAAT SHOLAT
PEMBATALAN SHOLAT CARA SHOLAT
SHOLAT BERJAMA”AH
SHOLAT KHUF & ORANG SAKIT
AZAN & IQAMAT
SHOLAT JUMAT
Salat Fardu adalah salat dengan status hukum Fardu,yakni wajib dilaksanakan. Salat Fardhu sendiri menuruthukumnya terdiri atas dua golongan yakni :
• Fardhu 'Ain yakni yang diwajibkan kepada individu. Termasukdalam salat ini adalah salat lima waktu dan salat Jumatuntuk pria.
• Fardhu Kifayah yakni yang diwajibkan atas seluruh muslimnamun akan gugur dan menjadi sunnat bila telahdilaksanakan oleh sebagian muslim yang lain. Yang termasukdalam kategori ini adalah salat jenazah.
Shalat sunnah atau yang disebut juga dengan shalat nawafilmerupakan sholat yang dianjurkan untuk dikerjakan, namun hukumnya tidakwajib. Jadi apabila seseorang mengerjakan sholat sunah maka ia akanmendapatan pahala, jika tidak dikerjakan pun ia juga tidak mendapatkandosa, namun sangat sayang jika tidak dikerjakan karena kita tidakmendapatkan pahala. Berdasarkan hukumnya, sholat sunah ada dua macamyaitu sholat sunah muakadah dan shalat sunah ghairu mu‟akadah.penjelasannya sebagai berikut
• Shalat sunah muakadah merupakan sholat yang sangat dianjurkan untukdikerjakan (hampir mendekati sholat wajib), yang termasuk shalat sunahmuakad adalah shalat hari raya idhul fitri, sholat hari raya idhul adha,shala sunnah witir, dan shalat sunah thawaf
• Shalat sunah ghairu mu‟akad merupakan shalat yang dianjurkan untukdilakukan tapi tidak mendekati wajib, seperti shalat sunnah rawatib danlain-lain.
Menoleh dengan kepala atau pandangan
Memandang keatas
Meletakkan tangan dipinggang, melarang seseorangshalat dengan meletakkan tanggannya di pinggang
Seseorang yg shalat dengan menahan rambut ataulengan bajunya atau pakaiannya terjulur
Menyelang-nyeling jari-jemari atau menekannyasehingga terdengar bunyi „krek‟
Melenyapkan kekhusu‟annya, misalnya mempermainkanjenggot atau baju atau juga melihat hiasan sajadah ataudinding
Menahan buang hajat
Sholat itu batal (tidak sah) apabila salah satu syaratnyaatau rukunnya tidak di laksanakan atau di tinggal dengansengaja
Terkena najis yang tidak di maafkan dan Berhadas
Tersenyum
Berkata kata dengan sengaja walaupun satu huruf pun yangmemberikan pengertian
Terbuka auratnya
Mengubah niat,,misalnya ingin memutuskan sholat
Makan atau minum walaupun sedikitpun
Mendahuluinya dua rukun
Murtad artinya keluar dari islam
Bergerak berturut turut tiga kali seperti melangkah atauberjalan sekali yang bersangatan,anggota badan sibukdengan selain perbuatan shalat adapun perbuatannyaletak surban atau melangkah satu langkah ke shaffdepannya untuk menutup shaff yg kosong
Membelakangi koblat
Menamah rukun yang berupa perbuatan,seperti berukukdan bersujud
Tertawa berbahak bahak,Kaum muslimin sudah sepakatbahwa orang yang tertawa dalam shalat maka batal, danjuga wudhunya juga batal
• Menggendong anak kecil
يصلي كان وسلم عليه للا صلى للا رسول أن :قتادة أبي عن
عليه للا صلى للا رسول بنت زينب بنت أمامة حامل وهو
بيع، بن العاص ولبي وسلم سجد وإذا حملها قام فإذا الر
وضعها
Dari Abu Qatadah Radhiallahu „Anhu: “Bahwa Rasulullah
Shallallahu „Alaihi wa Sallam pernah shalat sambil
menggendong Umamah binti Zainab binti Rasulullah
Shallallahu „Alaihi wa Sallam dan (binti) Abil „Ash bin Rabi‟.
Maka apabila beliau berdiri beliau menggendongnya dan
apabila beliau sujud beliau meletakkannya”. (HR.Muslim
no.543, Bukhari no.494, Abu Dawud no.917, Nasa-i no.1204)
• Membunuh makhluk yang berbahaya
لر بل لل عن أبي هريرة أن رسول هللا صلى هللا عىيلو وسلى أ
ة الة العلرب والحي األسودين في الص
Dari Abu Hurairah Radhiallahu „Anhu: “Bahwa Rasulullah
Shallallahu „Alaihi wa Sallam pernah memerintahkan (kami)
membunuh dua makhluk hitam ketika shalat, yaitu
kalajengking dan ular”. (HR. Ibnu Khuzaimah no.869)
• Menoleh dan berisyarat karena dianggap sangat penting
اش ك رسول هللا صى هللا عىيو وسلى فصلىياا وراه : عن جابر قال
وهللو قاعللدأ وأبللو بكللر للا يسلل نلياللا فراللا قيا للا كبيللر فال لل الا
فأشار نلياا فلعداا
Dari Jabir Radhiallahu „Anhu ia berkata: “Rasulullah Shallallahu
„Alaihi wa Sallam pernah merasa sakit, lalu kami shalat di
belakangnya, sedangkan beliau dalam posisi duduk, dan Abu Bakar
memperdengarkan (mengeraskan) kepada orang-orang suara takbir
beliau, kemudian beliau menoleh kepada kami lalu melihat kami
dalam keadaan berdiri, kemudian beliau memberi isyarat kepada
kami (supaya duduk), maka kemudian kami duduk*”. (HR. Muslim
no.413, Nasa-i no.1200, Abu Dawud no.606)
• Memberitahu imam bila bacaannya keliru
بي صى هللا عىيو وسلى صلى صلالة ر أن الا عن عبد هللا بن ع عاا قال اع ا ااصرف قال ألبي أصىي فلرأ فيها فىب عىيو فى
اعك ا قال ف
Dari Ibnu „Umar Radhiallahu „Anhuma bahwa Nabi Shallallahu„Alaihi wa Sallam mengerjakan suatu shalat, lalu membaca (ayatal Qur‟an) secara keliru. Ketika selesai shalat beliau bertanyakepada Ubay (bin Ka‟ab), “Apakah engkau shalat berjama‟ahdengan kami?”. Jawabnya, “Ya”. Beliau bertanya (lagi), “Makaapakah yang menghalangimu*?”. (HR. Abu Dawud no.907)
• Memukul orang yang memaksa akan lewat di hadapan orang yang shalat Rasulullah shallallahu „alaihi wasallam bersabda:
للر بللين يللديك ا ي أحللد فللنن أبلل . ال صللل نال نللل سلل رة وال للدعو اللرين فى لا ىو فنن
Janganlah kamu shalat tanpa menghadap sutrah dan janganlahengkau membiarkan seseorang lewat di hadapan kamu (tanpaengkau cegah). Jika dia terus memaksa lewat di depanmu,bunuhlah (pukullah) dia karena sesungguhnya bersamanya adateman (syaithan)” (HR. Ibnu Khuzaimah no.800 dari hadits Ibnu„Umar Radhiallahu „Anhuma dengan sanad yang jayyid (baik),Hakim no.921).
• Menangis
و قال بدر : عن عىي رض هللا عال عا ا كان فياا فار أ يو أ، نال رسول هللا صى ا فياا نال اائ لداد، وللد رأي اا و غير ال
شجرة يصىي ويبكي ح أصبح هللا عىيو وسى ح
Dari Ali Radhiallahu „Anhu ia berkata: “Tidak ada prajuritberkuda pada perang Baadar selain al-Miqdad. Sungguh sayamelihat kami dan tiada diantara kami melainkan semuanyatidur nyenyak kecuali Rasulullah, ia shalat (malam) di bawahpohon sambil menangis”. (HR. Ahmad no.1023, Ibnu Khuzaimahno.899)
• Shalat dengan menggunakan sandal (HR. Abu Dawud no. 650)
Rasulullah Shallallahu „Alaihi wa Sallam bersabda:
للر فللنن رأي فللي اعىيللو قللذرا أو سللجد فىيا نللل ال نذا جللاه أحللدكا سحو وليصل فيه أذي فىي
Apabila seseorang diantara kalian datang ke masjid, makaperhatikanlah (bagian bawah kedua sandalnya – ed), jika iamelihat kotoran atau najis pada kedua sandalnya, makagosokkanlah (ke bumi/tanah), kemudian shalatlah dengankeduanya”. (HR. Abu Dawud no.650)
Siapa yang lupa dalam shalatnya sehingga diamenambah satu rakaatnya atau satu sujud yang sepertinyamaka dia wajib sujud sahwi-untuk menutupi kekurangan dalamshalatnya-yakni dengan dua kali sujud diakhir shalatnyakemudian salam. Hal itu misalnya dia meninggalkan tahsyahudawwal dan dia tidak sama sekali mengingatnya,atau diamengingatnya setelah tegak sebelum salam,maka diaharuskembali jika rentan waktunya belum lama untukmenyempurnakan shalatnya
“Jika salah seorang dari kalian bimbang di dalamshalatnya lalu dia tidak mengetahui beberaparaka‟atnya,apakah tiga atau empat maka hendaknya diamembuang kebimbangan dan mengembalikan kepada apa yangdiyakini. Kemudianj sujud dua kali sebelum salam. Jika di shalatlima raka‟at maka ia telah menyempurnakan shalatnya, dan jikadia solat empat raka‟at dengan sempurna maka ia membuatsyaitan terhina”
Doa Sujud Sahwi
• Islam, shalat tidak wajaib atas kafir, karena sebelum dia harusterlebuh dahulu membaca syahadat.
• Berakal, maka shalat tidak wajib atas orang gila.
• Baligh, shalat tidak wajib atas anak-anak sehingga dia dewasa.
• Masuk waktu, shalat tidak wajib sebelum masuk waktu, berdasarkanfirman Allah Ta‟ala: (QS. An-nissa: 103)
• Bersih dari darah haid dan nifas, shalat tidak wajib atas wanita haid,juga atas wanita nifas sehingga dia suci.
• Bersuci dari hadist kecil, yaitu jika belum wudhu, dan bersuci
dari hadist besar, yaitu jika belum mandi junub, dan bersuci
dari najis pada badan, pakaian dan tempat shalat. Hal ini
berdasarkan sabda Nabi: “ Allah tidak menerima shalat tanpa
suci.”
• Menghadap kiblat. Shalat tidak sah tanpa menghadap kiblat,
• Menutup aurat, berdasarkan firman Allah Ta‟ ala: (QS.
Al‟Araaf:31)
• Berdiri dalam shalat fardu bagi yang mampu, siapa yang mampuberdiri namun dia shalat dengan duduk maka shalatnya tidak sah,
• Niat, yaitu keinginan hati untuk menunaikan shalat tertentu,berdasarkan sabda Nabi. “Sesungguhnya amal- amal itu denganniat apa.”
• Takbiratul ihram dengan mengucapkan Allahhu Akbar berdasarkansabda Nabi: “Kunci shalat adalah bersuci, tahrimnya adalah takbirdan tahlilnya adalah salam.”
• Membaca Al-Fatihah, berdasarkan sabda Nabi:“Tidak ada sahalat bagi siapa tidak membaca Faatihatul Kitaab.”
• Ruku‟.
• Bangkit dari ruku‟ berdasarkan sabda Nabi kepeda orang yangshalat dengan tidak baik:“Kemudian ruku‟lah sehingga kamu ber-thuma‟-ninah dalamkeadaan ruku‟, kemudian bangkitlah sehingga berdiri dengantegak.
• Sujud
• Bangkit dari sujud berdasarkan sabda Nabi kepada orang yang shalat dengansalah: “Kemudian sujudlah sehingga kamu ber-thuma‟-ninah dalam keadaansujud, kemudian bangkitlah sehingga kamu ber-thuma‟-ninah dalam keadaanduduk.”
• Thuma‟-ninah dalam ruku‟, sujud, bangkit dan duduk (antara dua sujud)berdasarkan sabda Nabi kepada orang yang shalat dengan tidak baik:“sehingga kamu ber-thuma‟-ninah.”
• Salam.
• Duduk untuk salam, tidak keluar dari shalat tanpa salam, dan tidak salamkecuali dalam keadaan duduk. Hal ini berdasarkaan sabda nabi:“Tahlil shalat adalah salam”
• Terbib dalam rukun-rukun, yakni tidak membaca al-faatihah sebelumtakbiratul ihram,tidak sujud sebelum ruku (dan seterusnya) karena tata carashalat telah baku dari nabi dan di amalkan oleh para sahabat. Nabi bersabda:“Shalatlah sebagaimanakalian melihatku shalat.”
Sunah-sunah shalat terbagi menjadi dua bagian: mu-akkad (wajib) danghairu mu-akkad (anjuran). Yang mu-akkad:
• Membaca surat atau sesuatu dari Al-Qur‟an, walaupun satu ataudua ayat. Ini dibaca setelah membaca al-Fatihah dalam shalat.
• Mengucapkan, “Sami allahu li man hamidah, Rabbanaa wa lakalhamdu.”
• Mengucapkan, “Subhana Rabbiyal Azhiim.”
• Takbir intiqaal (menandai perpindahan) dari posisi berdiri menujusujud.
• Tasyahhud awwal dan kedua serta duduk untuk kedua-nya.
• Jhar dalam shalat jahriyyah, yakni membaca dengan suara kerasdalam dua raka‟at pertama shalat maghrib, isya, shubuh.
• Membaca dengan pelan dalam shalat yang bacaannya pelan. Iniada pada shalat fardu, adapun dalam shalat naafilah.
• Membaca shalawat kepada Nabi, dalam tasyahhud akhir dansetelahnya.
Ghairu mu-akkad, yakni:
• Do‟a iftitah
• Isti‟aadzah di raka‟at pertama dan basmalah dengan pelan disetiap raka‟at, berdasarkan firman Allah Ta‟ala:
• Mengankat kedua tangan sampai mendekati kedua pundak padasaat takbiratul ihram, ketika hendak mau ruku‟ serta ketikabangkit dari raka‟at kedua.
• Mengucapkan “amin” setelah membaca al-Fatihah.
• Memanjangkan bacaan dalam shalat Shubuh dan memendeknyadalam shalat shalat Ashar dan Maghrib serta tengah-tengah dalamshalat Zhuhur dan Isya. Diriayatkan umar bahwa dia menuliskepada Abu Musa, “Bacalah dalam shalat Shubuh surat al-Mufashshal yang panjang, bacalah dalam shalat Zhuhur surat al-Mufashshal yang tengah dan bacalah dalam shalat Maghrib suratal-Mufashshal yang pendek.”
• Do‟a di anatara dua sujud.
• Do‟a qunut dalam raka‟at terakhir di shalat Shubuh atau di raka‟atWitir setelah membaca ayat dari al-Qur‟an atau setelah bangkitdari ruku.
• Posisi duduk yang diriwayatkan dari Nabi dalam shalat beliau adalahiftiraasy (duduk diatas telapak kaki kiri dan menengahkan kaki kanan)dalam seluruh duduk beliau dan tawarruk (duduk menjulurkan kaki kiridibawah betis kanannya dan meneggakkan kaki kanannya kemudiamerapatkan kedua pantatnya ke tanah, telpak tangan kiri di atas lututkiri dengan jari-jari yang terbentang) dalam duduk akhir.
• Meletakkan kedua tangan di atas dada, yang kanan dia atas yang kiri.
• Berdo‟a pada saat sujud berdasarkan sabda Nabi, “Ketahilah bahwa akudilarang untuk membaca al-Qur‟an dalam keadaan ruku‟ dan suju.Adapun ruku‟ maka agungkanlah Rabb padanya. Adapun sujud makabersungguh-sungguhlah dalam Berdo‟a karena ia patut untukdikabulkan.”
• Do‟a pada tasyahhud akhir setelah membaca shalat kepada Nabi.
• Salam ke kanan terlebih dahulu.
• Salam kedua ke kiri, berdasarkan riwayat Nabi, “bahwa beliau salam kekanan dan ke kiri sehingga putih pipinya terlihat.”
• Berdzikir dan berdo‟a setelah salam berdasarkan hadist-hadist.
IMAMAH
MASBUQ
Keutamaan Imam dalam shalat merupakan wilayah(kepemimpinan) syari‟at yang memiliki keutamaan. Hal itudidasarkan pada sabda Nabi Muhammad saw
“ Hendaklah yang mengimami suatu kaum itu orang yang paling baik bacaan kitabullah (al-Qur‟annya).”
Imam dalam shalat menjadi panutan dalam kebaikan. Hal ituditunjukkan oleh keumuman firman Allah swt dalam menyifatihamba-hamba Allah yang („Ibadurrahman), dan merekamengatakan dalam do‟a mereka kepada Rabb yang MahaPenyayang:
“Dan orang-orang yang berkata: “Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan
kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.” (Qs. Al-Furqaan: 74)
Hukum meminta menjadi imam dalam shalat. Jikadalam urusan ini didasarkan pada niat yang baik dan benarmaka tidaklah dilarang. Yang demikian itu didasarkan padahadits „Utman bin Abi al-„Ash ra dia berkata: “Wahai Rasulullah,jadikanlah aku imam bagi kaumku.” Maka belaiu bersabda:“Engkau imam bagi mereka. Berpedomanlah pada yang palinglemah diantara mereka. . .”
Siapakah yang paling pantas dan berhak menjadi imam ?????
• Apakah mereka yang paling fasih bacaan al-Qur‟annyaataukah mereka yang paling fakih dalam urusan agama?
Dalam urusan ini ahlul ilmi terbagi menjadi dua pendapat:
• Pendapat pertama: mereka mengatakan yang palingfasih dalam hal bacaan lebih utama dijadikan sebagaiimam. Jumhur ulama memberikan penjelasan dalamhal al-aqra‟ القراء) ) mereka mengatakan yangdimaksud dalam hal ini adalah mereka yang palingbagus dalam hal bacaan, dan berkata sebagianpengikut Hanabilah: mereka mengatakan adalah yangpaling banyak hafalannya. Ini adalah pendapat madzhabAbi Hanifah dan para sahabatnya, ats-Tsauri danAhmad. Dalil-dalil yang mereka gunakan antara lainsebagai berikut:
Hadits Abu Mas‟ud al-Anshari ra ia berkata, Rasulullah sawbersabda, “ yang berhak menjadi imam pada suatu kaum adalahmereka yang paling fasih dalam membaca kitab Allah, apabilamereka dalam hal bacaan mempunyai tingkatan yang sama,maka yang berhak menjadi imam adalah mereka yang lebihmengerti sunnah, dan jika dalam hal sunnah mereka satutingkatan, yang menjadi imam adalah orang yang pal;ing duluberhijrah, dan jika dalam hijrah mereka satu tingkatan juga,orang yang menjadi imam adalah yang paling dulu memelukislam diantara mereka (dalam sebuah riwayat disebutkan: yangpaling tua. Janganlah seseorang menjadi imam terhadap oranglain di tempat kekuasaannya dan jangnlah seseorang duduk ditempat kehormatan orang lain kecuali atas izinnya.”
• Pendapat kedua: mereka mengatakan bahwa orangyang fakih dalam agama lebih utama dari pada orangyang fasih bacaannya. Ini adalah pendapat imam Malik,Syafi‟i.
• Dengan demikian, dari penjelasan diatas bahwa adalima tingkatan pengangkatan seseorang menjadi imamshalat: yang dikedepankan pertama kali adalah yangpaling banyak hafalan al-Qur‟annya, lalu yang palingmengerti sunnah, lalu yang paling dulu berhijrah,kemudian yang paling dulu memeluk islam, danterakhir yang paling tua usianya.
Macam-macam imam dalam shalat.
1. Imamah orang yang buta. Yang demikian itu didasarkan pada hadits
Anas ra: “Nabi saw pernah mengangkat Ibnu Ummi Maktum sebagai wakil
beliau untuk mengimami orang-orang, padahal dia seorang yang buta.”
2. Imamah seorang budak dan hamba sahaya.
Hal itu didasarkan pada hadits Ibnu Umar ra, dia bercerita: “Ketika kaum
Muhajirin yang pertama sampai di Aqabah, sebuah tempat di Quba‟,
sebelum kedatangan Rasulullah saw, mereka diimami oleh Salim , maula
(hamba sahaya yang telah dimerdekakan) Abu Hudzaifah, dan dia adalah
orang yang paling banyak hafalan al-Qur‟annya.. Dalam riwayat lain juga
disebutkan, bahwa Nabi saw pernah bersabda: “Hendaklah orang yang
paling baik bacaan kitabullah diantara mereka yang menjadi imam bagi
mereka. Seorang budak juga tidak dilarang untuk mengikuti shlalat
berjama‟ah tanpa alasan.”
3. Imamah seorang anak kecil yang sudah mumayyiz.
Yang demikian itu di didasarkan hadits „Amr bin Salamah pernah
mengimami kaumnya, sedang pada waktu usia beliau adalah enam atau
tujuh tahun. Karena „Amr bin Salamah adalah orang yang paling banyak
hafalan Al-Qur‟annya.
4. Imamah orang yang fasik. Adalah sah hukumnya, menurut jumhur
ulama (madzhab Abi Hanifah,dan madzhab asy-Syafi‟i. Hal itu didasarkan
keumuman hadits yang menjelaskan bahwa orang yang paling berhak
menjadi imam adalah mereka yang paling baik dan banyak hafalan al-
Qur‟annya. Demikian juga hadits Abu Hurairah ra, dari Nabi saw beliau
bersabda: “(Para imam) itu shalat bersama kalian (makmum). Jika
mereka (para imam) benar, (pahala) bagi kalian (dan bagi mereka), dan
jika mereka salah, pahala bagimu dan dosa atas mereka.” Wallahu
A‟lam.
KEWAJIBAN MENGIKUTI IMAM
Wajib atas makmum mengikuti imam, haram baginyamendahului imam, dan makmruh berbarengan dengannya. Halini berdasarkan sabda Rasulullah :
“Sesungguhnya imam hanya untuk diikuti. Apabila ia bertakbir,maka bertakbirlah, dan kalian jangan bertakbir sampai iabertakbir. Apabila ia ruku‟, maka ruku‟lah, dan kalian janganruku‟ sampai ia ruku‟. Apabila ia mengatakan “sami‟allahuliman hamidah”, maka katakanlah “Rabbana walakal hamdu”.Apabila ia sujud, maka sujudlah, dan kalian jangan sujudsampai ia sujud.”
IMAM YANG TIDAK DISUKAI JAMA’AH ADALAH MAKRUH
Tidak disukai seseorang menjadi imam bagi suatu kaumsedangkan mereka tidak menyukainya, jika ketidak sukaantersebut berpangkal kepada agama. Hal ini berdasarkan sabdaRasulullah :
“Tiga orang, shalat mereka tidak diangkat di atas kepalamereka, sekalipun hanya sejengkal: 1) seorang laki-laki menjadiimam bagi suatu kamu sementara mereka tidak menyukainya,2) seorang isteri yang bermalam sementara suaminya marahkepadanya dan 3) dua saudara yang salingbertengkar”
MELURUSKAN SHAFF
Disunnahkan bagi imam dan makmum untukmeluruskan shaff dan merapatkannya sehingga iademikian, karena Rasulullah sebelum bertakbirmenghadap hadirin dan bersabda : “Rapatkan danluruskan”
Beliau juga bersabda “Luruskanlah shaff-shaff kalian,karena sesungguhnya meluruskan shaff termasukkesempurnaan shalat”
MENGQADHA’ APA YANG TERTINGGAL SETELAH IMAM SALAM
Jika imam salam maka makamum masbuq berdiri untuk menyempurnakan
shalatnya yang tertinggal. Jika dia ingin maka dia bisa menjadikan bagian yang
tertinggal dari shalatnya sebagai akhir shalatnya, sabda Rasulullah : “Shalatlah apa
yang kamu dapatkan dan sempurnakanlah apa yang tertinggal”.
BACAAN MAKMUM DIBELAKANG IMAM
Makmum tidak wajib membaca dalam shalat jahriyyah. Disunnahkan
baginya untuk mendengarkan (bacaan imam), dan bacaan imam tersebut sudah
cukup baginya. Ini berdasarkan sabda Rasulullah : “Barangsiapa mempunyai imam
maka bacaan imam adalah bacaan baginya”. Dan Nabi bersabda : “Imam dijadikan
sebagai imam agar diikuti, jika dia bertakbir maka bertakbirlah, jika dia membaca
maka dengarkanlah”. Hanya saja dalam shalat sirriyyah makmum disunnahkan
untuk membaca, sebagaimana disunnahkan untuk membaca al-Fatihah ketika imam
diam (setelah ia selesai membaca al-Fatihah, sebelum membaca surat.
SHAFF AWAL LEBIH BAIK
Dianjurkan berusaha shalat dishaff awal dan disebelah kanan imam,
berdasarkan sabda Rasulullah :“sesungguhnya Allah dan para Malaikat bershalawat
kepada shaff pertama . “ Mereka berkata, “Wahai Rasulullah, juga shaff kedua?”
Setelah ucapan ini diulang tiga kali kepada beliau maka beliau menjawab, “juga atas
shaff kedua”. Dan berdasarkan sabda Rasulullah : “sebaik-baik shaff kaum laki-laki
adalah yang pertama dan seburuk-buruknya adalah yang terakhir. Sebaik-baiknya
shaff kaum wanita adalah yang terakhir dan seburuk-buruknya adalah yang
pertama”. Tidak mengapa jika dia berdiri di sebelah kanan imam.
MASUKLAH BERSAMA IMAM DALAM KEADAAN APA PUN
Jika seorang muslim masuk masjid dan melihat shalat sudah didirikan
maka dia harus langsung masuk bersama imam dalam keadaan apapun dia
mendapatkannya, baik ruku atau sujud atau duduk atau berdiri. Hal ini berdasarkan
sabda Rasulullah : “Jika salah seorang kalian dating kepada shalat sedangkan imam
dalam suatu kondisi maka hendaknya dia melakukan seperti yang dilakukan oleh
imam”
DIDAPATKANNYA SATU RAKA’AT DENGAN DENGAN DIDAPATKANNYA RUKU
Makmum mendapatkan raka‟at jika dia mendapatkan ruku imam lalu dia ruku
bersamanya sebelum imam bangkit dari rukunya. Ini berdasarka sabda Nabi : “Jika
kalian datang kepada shalat sementara kami sedang sujud maka sujudlah dan
jangan dianggap apapun. Dan barang siapa yang mendapatkan raka‟at maka dia
mendapatkan shalat”
ADZAN adalah pengumuman masuknya waktu shalat dengan lafazh
tertentu. Adzan wajib kifaayah atas penduduk kota atau desa, berdasarkan sabda
Rasulullah : “Jika shalat sudah tiba maka hendaknya salah seorang dari kalian
beradzan dan yang paling tua dari kalian menjadi imam”
Disunnahkan adzan bagi musafir dan orang yang tinggal dipedalaman,
berdasarkan sabda Rasulullah : “Jika kamu bersama domba-dombamu atau di
daerah pedalamanmu, maka kumandangkanlah adzan, angkat suaramu, karena tidak
ada jin atau manusia atau sesuatu yang mendengar gaung suara mu-adzdzin
kecuali ia bersaksi untuknya dihari kiamat”
Mu-adzin dianjurkan menjadi orang yang bisa dipercaya, bersuara tinggi,
mengetahui waktu shalat, beradzan ditempat yang tinggi seperti menara dan
sepertinya, memasukkan dua jarinya ke kedua telinganya, menoleh ke kanan dan ke
kiri ketika mengumandangkan Hayya 'ala shalaah dan Hayya 'ala al falah, tidak
menerima upah atas adzannya kecuali dari baitul mal, harta Negara atau wakaf.
Allahu akbar, Allahu Akbar 2X
{Allah Maha Besar}
Asy-hadu allaa ilaaha illallah 2X
{Aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah}
Asyhadu anna Muhammadarrasuulullah 2X
{Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah
utusan Allah}
Hayya 'ala shalaah 2X
{marilah kita shalat}
Hayya 'ala al falah 2X
{Marilah menuju kemenangan}
Allahu Akbar, Allahu Akbar 1X
{Allah Maha Besar, Ailah Maha Besar}
Laa Ilaaha Illallah 1X
{Tiada Tuhan Selain Allah}
Bacaan Adzan
Iqamat adalah sunnah (tradisi dari Nabi) yang wajib hukumnya bagi setiap
shalat fardhu yang lima, baik shalat hadir (dilaksanakan pada waktunya) maupun
yang tertinggal.Allahu akbar, Allahu Akbar 1X
{Allah Maha Besar}
Asy-hadu allaa ilaaha illallah 1X
{Aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah}
Asyhadu anna Muhammadarrasuulullah 1X
{Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah}
Hayya 'ala shalaah 1X
{marilah kita shalat}
Hayya 'ala al falah 1X
{Marilah menuju kemenangan}
Qad Qaa Matish shalaah 2X
{ shalat telah dikumandangkan}
Allahu Akbar, Allahu Akbar 1X
{Allah Maha Besar, Ailah Maha Besar}
Laa Ilaaha Illallah 1X
{Tiada Tuhan Selain Allah}
• QASHAR
Qashar adalah melakukan shalat dengan meringkas/mengurangi jumlah raka'at
shalat yang bersangkutan. Shalat Qashar merupakan keringanan yang diberikan kepada
mereka yang sedang melakukan perjalanan (safar). Adapun shalat yang dapat diqashar
adalah shalat dzhuhur, ashar dan isya, dimana raka'at yang aslinya berjumlah 4
dikurangi/diringkas menjadi 2 raka'at saja.
Seorang musafir dapat mengambil rukhsoh shalat dengan mengqashar dan
menjama‟ jika telah memenuhi jarak tertentu. Beberapa hadits tentang jarak yang diijinkan
untuk melakukan salat qashar :
• Dari Yahya bin Yazid al-Hana?i berkata, saya bertanya pada Anas bin Malik tentang
jarak salat Qashar. Anas menjawab: “Adalah Rasulullah SAW jika keluar menempuh jarak
3 mil atau 3 farsakh beliau salat dua rakaat.” (HR Muslim)
• Dari Ibnu Abbas berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Wahai penduduk Mekkah janganlah
kalian mengqashar salat kurang dari 4 burd dari Mekah ke Asfaan.” (HR at-Tabrani, ad-
Daruqutni, hadits mauquf)
• Dari Ibnu Syaibah dari arah yang lain berkata: “Qashar salat dalam jarak perjalanan
sehari semalam.”
• JAMA
Jama adalah rukhshah yang jaa-iz, (yakni boleh dilakukan, boleh juga tidak
dilakukan), kecuali menjama shalat Zhuhur dengan Ashar di Arafah dan menjama Maghrib
dengan Isya di Muzdalifah. Dua kasus ini termasuk sunnah yang tidak ada pilihan lain selain
melaksanakannya. Shalat Jamak yaitu shalat yg dilaksanakan dengan mengumpulkan dua
shalat wajib dalam satu waktu, seperti shalat Zuhur dengan Asar dan shalat Magrib dengan
shalat Isya (khusus dalam perjalanan). Adapun pasangan shalat yang bisa dijamak adalah
shalat Dzuhur dengan Ashar atau shalat Maghrib dengan Isya. Shalat jamak dibedakan
menjadi dua tipe yakni:
• Jama' Taqdim penggabungan pelaksanaan dua salat dalam satu waktu dengan cara
memajukan salat yang belum masuk waktu ke dalam salat yang telah masuk waktunya
(seperti penggabungan pelaksanaan salat Asar dengan salat Zuhur pada waktu salat
Zuhur atau pelaksanaan salat Isya dengan salat Magrib pada waktu salat Magrib).
• Jama' Ta'khir penggabungan pelaksanaan dua salat dalam satu waktu dengan cara
mengundurkan salat yang sudah masuk waktu ke dalam waktu salat yang berikutnya
(seperti penggabungan pelaksanaan salat Zuhur dengan salat Asar pada waktu salat
Asar, atau pelaksanaan salat Magrib dengan salat Isya pada waktu salat Isya).
SYARAT JAMA TAKDIM
• Tertib. Apabila musafir akan melakukan jamak salat dengan jamak taqdim, maka dia
harus mendahulukan salat yang punya waktu terlebih dahulu. Semisal musafir akan
menjamak salat maghrib dengan shoalt isya', maka dia harus mengerjakan salat
maghrib terlebih dahulu. Apabila yang dikerjakan terlebih dahulu adalah salat isya',
maka salat salat isya'nya tidak sah. Dan apabila dia masih mau melakukan jamak, maka
harus mengulangi salat isya'nya setelah salat maghrib.
• Niat jamak pada waktu salat yang pertama. Apabila musafir mau melakukan salat jamak
dengan jamak taqdim, maka diharuskan niat jamak pada waktu pelaksanaan salat yang
pertama. Jadi, selagi musholli masih dalam salat yang pertama (asal sebelum salam),
waktu niat jamak masih ada, namun yang lebih baik, niat jamak dilakukan bersamaan
dengan takbiratul ihram.
• Muwalah (bersegera). Antara kedua salat tidak ada selang waktu yang dianggap lama.
Apabila dalam jamak terdapat pemisah (renggang waktu) yang dianggap lama, seperti
melakukan salat sunah, maka musholli tidak dapat melakukan jamak dan harus
mengakhirkan salat yang kedua serta mengerjakannya pada waktu yang semestinya.
SYARAT JAMA TA‟KHIR
• Niat menjamak ta'khir pada waktu shalat yang pertama. Misalnya, jika waktushalat zhuhur telah tiba, maka ia berniat akan melaksanakan shalat zhuhurtersebut nanti pada waktu ashar.
• Pada saat datangnya waktu shalat yang kedua, ia masih dalam perjalanan. Misalnya, seseorang berniat akan melaksanakan shalat zhuhur pada waktuashar. Ketika waktu ashar tiba ia masih berada dalam perjalanan. Dalamjamak ta'khir, shalat yang dijamak boleh dikerjakan tidak menurut urutanwaktunya. Misalnya shalat zhuhur dan ashar, boleh dikerjakan zhuhur dahuluatau ashar dahulu. Di samping itu antara shalat yang pertama dan yang kedua tidak perlu berturut-turut (muwalat). Jadi boleh diselingi denganperbuatan lain, misalnya shalat sunat rawatib.
SHALAT ORANG SAKIT
Jika orang sakit tidak kuasa untuk berdiri, sekalipun dengan bersandar
kepada sesuatu, maka dia shalat dengan duduk. Jika tidak mampu duduk maka dia
shalat dengan berbaring miring. Jika itu pun tidak mampu maka dia shalat dengan
berbaring terlentang, dengan membentang kedua kakinya ke kiblat. Sujudnya lebih
rendah dari rukunya. Jika tidak kuasa untuk ruku dan sujud maka dia berisyarat. Dia
tidak boleh meninggalkan shalat, maka beliau bersabda, “shalatlah dengan berdiri.
Jika kamu tidak mampu maka dengan duduk. Jika kamu mampu maka dengan
berbaring miring. Jika kamu tidak mampu maka berbaring terlentang”. Dan Allah
tidak membebani suatu jiwa kecuali sebatas kemampuannya.
Shalat khauf adalah shalat dalam keadaan bahaya atau takut (suasana
perang). Shalat wajib dilakukan dalam keadaan apapun termasuk dalam keadaan
bahaya (perang). Shalat dalam keadaan bahaya dilakukan diwaktu perang melawan
musuh dan segala bentuk perang yang tidak haram seperti pertempuran melawan
pemberontak atau orang orang yang melawan pemerintahan yang sah atau
melawan perampok, penjahat dan teroris yang semuanya dibolehkan dalam islam,
sesuai dengan firman Allah:
Artinya:
“Dan apabila kamu berada di tengah-tengah mereka (sahabatmu) lalu kamu hendak
mendirikan salat bersama-sama mereka, maka hendaklah segolongan dari mereka
berdiri (salat) besertamu dan menyandang senjata, kemudian apabila mereka (yang
salat besertamu) sujud (telah menyempurnakan serakaat), maka hendaklah mereka
pindah dari belakangmu (untuk menghadapi musuh) dan hendaklah datang golongan
yang kedua yang belum bersembahyang, lalu bersembahyanglah mereka denganmu,
dan hendaklah mereka bersiap siaga dan menyandang senjata. Orang-orang kafir
ingin supaya kamu lengah terhadap senjatamu dan harta bendamu, lalu mereka
menyerbu kamu dengan sekaligus. Dan tidak ada dosa atasmu meletakkan senjata-
senjatamu, jika kamu mendapat sesuatu kesusahan karena hujan atau karena kamu
memang sakit; dan siap-siagalah kamu. Sesungguhnya Allah telah menyediakan azab
yang menghinakan bagi orang-orang kafir itu.”. (Qs an-nissa‟ ayat: 102).
• SHALAT JUM‟AT
Salat Jumat adalah aktivitas ibadah salat pemeluk agama Islam yang
dilakukan setiap hari Jumat secara berjama'ah pada waktu dzhuhur. Salat Jumat
merupakan kewajiban setiap muslim laki-laki. Hal ini tercantum dalam Al Qur'an dan
Hadits berikut ini:
"Salat Jum‟at itu wajib bagi tiap-tiap muslim, dilaksanakan secara berjama‟ah
terkecuali empat golongan, yaitu hamba sahaya, perempuan, anak kecil dan
orang yang sakit." (HR. Abu Daud dan Al-Hakim, hadits shahih).
Al Qur'an Al Jumu'ah ayat 9 yang artinya:"Wahai orang-orang yang beriman,
apabila kamu diseru untuk melaksanakan salat pada hari Jumat, maka
bersegeralah mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli, dan itu lebih baik bagi
kamu jika kamu mengetahui." (QS 62: 9)
"Hendaklah orang-orang itu berhenti dari meninggalkan salat Jum‟at atau kalau
tidak, Allah akan menutup hati mereka kemudian mereka akan menjadi orang
yang lalai." (HR. Muslim)
Niat shalat Jum'at bagi makmum:
أصلي فرض الجمعة ركعتين أداء مستقبل القبلة مأموما هلل
تعالي
Niat sholat Jum'at bagi Imam:
أصلي فرض الجمعة ركعتين أداء مستقبل القبلة إماما هلل تعالي
Berdiri Tegak Menghadap Kiblat Sambil Niat
Berdiri tegak menghadap kiblat sambil berniat
mengerjakan shalat, sesuai dengan shalat yang hendak
dikerjakan dan dibaca dalam hati. Contohnya shalat subuh
yang lafadznya berbunyi sebagai berikut:
Takbiratul Ihram
Kemudian bertakbiratul ikhram
mengangkat kedua tangan secara
bersamaan setengah bahu dengan jari
terbuka dan ibu jari berdampingan dengan
telinga dihadapkan ke kiblat dengan
mengucapkan: ALLAAHU AKBAR
Membaca Doa Iftitah
Setelah membaca takbir,
meletakan telapak tangan
kanan di atas telapak tangan
kiri dan kedua tangan
bersedekap di dada sebelah
bawah di atas pusat perut, dan
membaca doa iftitah yang
berbunyi sebagai berikut:
Dilanjutkan dengan membaca Ta'awwudz
Dan membaca salah satu surat Al Quran (Al Iklas)
Selesai membaca surat, kedua tangan diangkat
sambil membaca "Allahuu Akbar" lalu Ruku'
(punggung dan kepala sama rata) dan kedua
tangan memegang lutut sambil membaca:
I'Tidal Bangkit dari Ruku
Bangkit dari ruku' dengan mengangkat kedua
tangan setinggi telinga, sambil membaca:
Setelah berdiri tegak tangan dilepas ,kemudian membaca:
Doa Qunut
Pada saat kita
menjalankan sholat
subuh, pada rakaat
kedua sesudah membaca
iftidal tegak dari ruku'
sambil mengangkat
kedua tangan lalu
membaca doa qunut
yiatu:
Sujud Pertama
Dilanjutkan dengan sujud
pertama sambil membaca
"Allahu Akbar" dan kedua
telapak tangan diletakan di
bawah lalu membaca:
Duduk antara Dua Sujud
Setelah sujud dilanjutkan
dengan membaca "Allahuu
Akbar" dan duduk antara dua
sujud membaca:
Sujud Kedua
Setelah duduk di antara dua sujud
membaca "Allahuu Akbar" lalu
sujud (kedua) dan membaca:
Duduk Tahiyat Awal
Pada duduk tahiyat awal ini
(rakaat kedua) kaki kir dimasukkan ke
bawah kaki kanan sambil membaca:
Duduk Tahiayat Akhir
Duduk pada tahiyat akhir ini sama
pada tahiyat awal sedangkan jari telunjuk tetap
diisyaratkan dan terdapat tambahan shalawat Nabi
Muhammad yang lafadznya berbunyi sebagai
berikut:
Mengucap Salam
Sewaktu mengucapkan salam
tubuh tetap dalam keadaan
duduk tahiyat akhir lalu
memalingkan muka ke arah
kanan dan kiri sambil
mengucapkan:
WIRID DAN DOA
Setelah melaksanakan ibadah sholat hendaknya
membaca doa lalu berzikir.
Diantara hikmah di syari’atkannyashalat adalah bahwa iamenyucikkannya dan membersihkanjiwanya, membuat seorang hambalayak untuk bermunajat kepada Allahta’ala di dunia dan berada disisinyadidalam akhirat, sebagai mana shalatjuga mencegah dari perbuatan kejidan munkar.
Saya bersaksi Tiada Tuhan Selain ALLAH
dan
Saya Bersaksi Muhammad itu Utasan ALLAH
Puasa merupakan terjemah dari shoum (bahasa Arab)
yang berarti menahan diri dari sesuatu. Sedangkan menurut
istilah puasa adalah menahan diri dari segala sesuatu yang
membatalkan puasa dimulai dari terbit fajar (subuh) sampai
terbenam matahari (maghrib). Puasa dibagi menjadi tiga yaitu
Puasa Wajib, Puasa Sunnah dan Puasa Haram. Puasa wajib terdiri
dari puasa Ramadhan, Nazar, Kifarat.
Puasa Sunnah terdiri dari Puasa enam hari di bulanSyawal, Puasa sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, Puasa hariArafah, Puasa Muharrom, Puasa Assyuro‟, Puasa Sya‟ban, PuasaSenin dan Kamis, Puasa Tengah Bulan (tiga hari setiap bulanQamariyah), Puasa Dawud.
Puasa Haram Adalah puasa pada waktu tertentu yanghukumnya haram dilakukan, baik karena waktunya atau karenakondisi pelakukanya. Hari Raya Idul Fitri, Hari Raya Idul Adha,Hari Tasyrik, Puasa sepanjang tahun / selamanya
Zakat merupakan salah satu rukun Islam, dan menjadi salah satuunsur pokok bagi tegaknya syariat Islam. Oleh sebab itu hukum zakatadalah wajib (fardhu) atas setiap muslim yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu. Zakat terbagi atas dua jenis yakni:
• Zakat fitrah
Zakat yang wajib dikeluarkan muslim menjelang Idul Fitri padabulan suci Ramadan. Besar zakat ini setara dengan 3,5 liter (2,7 kilogram)makanan pokok yang ada di daerah bersangkutan.
• Zakat maal (harta)
Zakat yang dikeluarkan seorang muslim yang mencakup hasilperniagaan, pertanian, pertambangan, hasil laut, hasil ternak, hartatemuan, emas dan perak. Masing-masing jenis memiliki perhitungannyasendiri-sendiri.
Ihram dapat dimulai sejak awal bulan Syawaldengan melakukan mandi sunah, berwudhu, memakaipakaian ihram, dan berniat haji.
2. Wukuf di ArafahDilaksanakan pada tanggal 9 Zulhijah, waktunya dimulai setelah mataharitergelincir sampai terbit fajar pada hari nahar (hari menyembelih kurban)tanggal 10 Zulhijah.Saat wukuf, ada beberapa hal yang harus dilakukan, yaitu: shalat jamaktaqdim dan qashar zuhur-ashar, berdoa, berzikir bersama, membaca Al-Qur’an, shalat jamak taqdim dan qashar maghrib-isya.
3. Mabît di Muzdalifah, MekahWaktunya sesaat setelah tengah malam sampai sebelum terbit fajar. Disinimengambil batu kerikil sejumlah 49 butir atau 70 butir untuk melemparjumrah di Mina, dan melakukan shalat subuh di awal waktu, dilanjutkandengan berangkat menuju Mina. Kemudian berhenti sebentar di masy’ar al-harâm (monumen suci) atau Muzdalifah untuk berzikir kepada Allah SWT (QS2: 198), dan mengerjakan shalat subuh ketika fajar telah menyingsing.
4. Melontar jumrah ‘aqabahDilakukan di bukit ‘Aqabah, pada tanggal 10 Zulhijah, dengan 7 butir kerikil,kemudian menyembelih hewan kurban.
5. Tahalul adalah berlepas diri dari ihram haji setelah selesai mengerjakan amalan-
amalan haji.
Tahalul awal, dilaksanakan setelah selesai melontar jumrah „aqobah, dengan cara
mencukur/memotong rambut sekurang-kurangnya 3 helai.
Setelah tahalul, boleh memakai pakaian biasa dan melakukan semua perbuatan yang
dilarang selama ihram, kecuali berhubungan seks.
6. Mabît di MinaDilaksanakan pada hari tasyrik (hari yang
diharamkan untuk berpuasa), yaitu pada tanggal 11,12, dan 13 Zulhijah. Setiap siang pada hari-haritasyrik itu melontar jumrah ûlâ, wustâ, dan ‘aqabah,masing-masing 7 kali.
7. Tawaf ifâdahBagi yang belum melaksanakan tawaf ifâdah
ketika berada di Mekah, maka harus melakukantawaf ifâdah dan sa’i. Lalu melakukan tawaf wada’sebelum meninggalkan Mekah untuk kembalipulang ke daerah asal.