40
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era globalisasi seperti sekarang ini, ilmu pengetahuan dan tekhnologi terus mengalami perkembangan. Bersamaan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi tentu saja pengetahuan manusia juga ikut meningkat. Tapi dengan meningkatnya pengetahuan manusia, hal ini dapat menyebabkan menurunnya norma-norma kita dalam beragama. Selain itu juga hal-hal tersebut, membawa dampak negatif yang di antaranya munculnya agama-agama baru di dunia. Agama yang di anut umat manusia terbagi menjadi menjadi 2,yaitu agama yang hak dan agama yang batil. Agama terdiri dari dua unsur pokok, yaitu akidah (keyakinan-keyakinan) yang merupakan prinsip agama, dan hukum-hukum praktis yang merupakan konsekuensi logis dari prinsip agama tersebut. Oleh karena itu, penyusun membuat makalah ini yang mengangkat tema Agama Khususnya, tentang Agama Kristen Protestan. B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian dari Kristen Protestan? 2. Bagaimana asal-usul agama Kristen Protestan? 3. Siapa pendiri agama Kristen Protestan? 4. Bagaimana perkembangan Kristen Protestan di belahan dunia? 5. Apa sajakah pokok ajaran Kristen Protestan? 6. Bagaimana perpecahan dan sekte yang ada dalam Kristen Protestan? C. Tujuan Masalah

Agama Kristen

Embed Size (px)

DESCRIPTION

bbb

Citation preview

Page 1: Agama Kristen

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Pada era globalisasi seperti sekarang ini, ilmu pengetahuan dan tekhnologi terus

mengalami perkembangan. Bersamaan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan

tekhnologi tentu saja pengetahuan manusia juga ikut meningkat. Tapi dengan meningkatnya

pengetahuan manusia, hal ini dapat menyebabkan menurunnya norma-norma kita dalam

beragama. Selain itu juga hal-hal tersebut, membawa dampak negatif yang di antaranya

munculnya agama-agama baru di dunia.

Agama yang di anut umat manusia terbagi menjadi menjadi 2,yaitu agama yang hak

dan agama yang batil. Agama terdiri dari dua unsur pokok, yaitu akidah (keyakinan-

keyakinan) yang merupakan prinsip agama, dan hukum-hukum praktis yang merupakan

konsekuensi logis dari prinsip agama tersebut. Oleh karena itu, penyusun membuat makalah

ini yang mengangkat tema Agama Khususnya, tentang Agama Kristen Protestan.

B.     Rumusan Masalah

1.      Apa pengertian dari Kristen Protestan?

2.      Bagaimana asal-usul agama Kristen Protestan?

3.      Siapa pendiri agama Kristen Protestan?

4.      Bagaimana perkembangan Kristen Protestan di belahan dunia?

5.      Apa sajakah pokok ajaran Kristen Protestan?

6.      Bagaimana perpecahan dan sekte yang ada dalam Kristen Protestan?

C.    Tujuan Masalah

1.      Mampu mengetahui pengertian dari Kristen Protestan

2.      Mampu mengetahaui asal-usul agama Kristen Protestan

3.      Mampu mengetahui pendiri agama Kristen Protestan

4.      Mampu mengetahui perkembangan Kristen Protestan yang ada di belahan dunia

5.      Mampu mengetahui pokok ajaran Kristen Protestan

6.      Mampu mengetahui perpecahan dan sekte yang ada dalam Kristen Protestan

BAB II

PEMBAHASAN

1.      Pengertian Kristen Protestan

Page 2: Agama Kristen

Agama Kristen mengandung arti “orang yang diurapi” yaitu orang yang digosok

dengan minyak suci sebagai suatu upacara konsekrasi (pensucian). Jadi kata Kristen

mengandung arti orang-orang yang telah dibaptiskan dengan perminyakan suci itu. Dengan

pembaptisan tersebut orang telah diakui syah sebagai pengikut kristus (orang yang

diurapi).Sesuai dengan kitab injil sebagai berikut: ”…………. dan tiada Engkau beri orang

sucimu”.

Dalam kalangan umat Kristen terdapat juga berbagai aliran dan golongan,yaitu bukan

sedikit pula jumlahnya.Aliran-aliran itu timbul karena perbedaan faham tentang ketuhanan

Tritunggal,tentang injil,dan tentang hak kekuasaan gereja dan pedeta yaitu salah satunya

adalah agama Kristen Protestan.

Protestan adalah sebuah mashab dalam agama kisten. Mashab atau denominasi ini

muncul setelah protes Martin Luther pada tahun 1517 dengan 95 dalilnya. Kata Protetan

berarti Pro-testanum yang berarti kembali ke Injil (testanum). Kristen Protestan memiliki 2

ciri khas yang paling menonjol, yaitu pembenaran karena iman, dan Asas Protestan. Dalam

konsepsi Protestan,iman bukan sekedar masalah kepercayaan, yaitu diterimanya suatu

pengetahuan sebagai hal yang pasti,tanpa perlu ada bukti.Iman adalah suatu tanggapan

seluruh diri manusia,yang dalam kata-kata Emil Brunner disebut sebagai: ”suatu keseluruhan

tindakan dari seluruh pribadi.”Dengan demikian,iman menyangkut suatu gerak naikdari

pikiran:khususnya suatu keyakinan akan kekutan kreatif tuhan yang tidak terbatas dan berada

dimana-mana.[1]

2.      Asal Usul Kristen Protestan

Berawal dari dunia Katholik yang memberikan kekuasaan yang begitu besar kepada

Paus ternyata menimbulkan masalah. Terutama dari kalangan raja-raja yang merasa tersaingi

khususnya dalam hal kekayaan. Disamping itu beberapa factor lain seperti factor ekonomi,

politik, nasionalisme, paham individualism Renainsans, dan keperhatinan yang semakin

meningkat terhadap penyalahgunaan wewenang gereja, semua itu memang peranan penting

terhadap timbulnya perpecahan agama Roma Khatolik. Puncak krisis gereja Khatolik Roma

adalah ketika Paus Leo X menganjurkan penjualan surat-surat penebusan dosa secara besar-

besaran untuk mengisi kah gereja.

Anjuran Paus Leo X ini ditentang oleh seorang rahib bernama Luther (1483-1546 M).

Dua tokoh lainnya yaitu Zwingli (1484-1531M), dan Jhon Calvin (1509-1564 M) mengikuti

Luther untuk menentang gereja dengan mengadakan gerakan yang dikenal dengan

“Reformasi”. Gerakan Reformasi atau pembaharuan ini memperoleh sambutan dari raja-raja

Page 3: Agama Kristen

di sebelah Utara yang mulai tidak mengakui wewenang Paus di Roma. Sampai akhirnya

timbul perang tiga puluh tahun lamanya di daratan Eropa mulai tahun 1618 M. Kesengsaraan

rakyat sebagai akibat perang yang cukup lama itu, yang akhirnya di akhiri dengan

perundingan perdamaian di Westphalis, yang menghasilkan diakuinya Negara-negara

Protestan di Jerman, Netherland, Denmark, Norwegia, Swedia dan Inggris. Dan demikian

resmilah perpisahan dua sekte besar kembali dalam dunia Kristen yaitu Gereja Rum Khatolik

pada satu pihak dan Gereja Reformasi pada pihak lain, yang dikenal pula dengan Protestan.

[2]

3.      Pendiri Agama Kristen Protestan

a)      Martin Luther

Tokoh pendiri agama Kristen Protestan dapat dikatakan tidak lain adalah Martin Luther.

Ia berasal dari keluarga petani di Thuringen dan dilahirkan pada 10 November 1483 di

Eisleben Jerman. Ayahnya Hans Luther menginginkan agar Martin menjadi sarjana hokum,

maka ia harus mempelajari filsafat terlebih dahulu. Ketika itu di Erfurt yang dominan adalah

mata ajaran skolastik. Setelah ia menyelesaikan pelajarannya, maka suatu ketika ditengah

perjalanannya ke Erfurt ia tertimpa Hujan deras dengan halilintar yang sambar menyambar.

Karena ia merasa takut lalu ia berdo’a, katanya Santa Anna yang baik, tolonglah aku, aku

ingin menjadi Rahib. Dua minggu setelah itu ditepati janjinya, ia masuk biara ordo Eremit

Agustin yang disiplinnya keras.

Selama dalam biara ia mendalami teologis dan pada tahun 1507 ia ditahbiskan menjadi

imam. Sesungguhnya ia adalah Rahib yang serius, namun setiap kali ia melakukan perjalanan

batinya menjadi gelisah melihat apa yang dialaminya. Pada tahun 1510 ia diutus ke Roma,

namu apa yang dilihatnya di kapel-kapel, di gereja-gereja di Roma, ialah prilaku para klerius

yang menggetarkan hatinya. Dilihatnya para rohaniawan yang bermewah-mewah dan boros,

dilihatnya para musafir yang dating mendapatkan berbagai indulgensi dan absolusi dengan

mudah.

Pada tahun 1512 dia berhasil meraih gelar doctor dalam teologi dari Universitas

Wittenberg. Berangsur-angsur ia melepaskan kebimbangan dan keraguannya dan menemukan

kepastian bahwa Rahmat Tuhan itu bukanlah dicurahkan dengan sekramen ke dalam jiwa

manusia, melainkan kepada firman keampunan Tuhan semata. Tuhan dapat memberikan

kebebasan kepada menusia dari dosa-dosanya, namun Tuhan tidak menuntut sesuatu dari

manusia. Yang penting adalah iman. Luther menyerang cita hidup mistik dalam gereja, yang

Page 4: Agama Kristen

berusaha mendapatkan keselamatan dan persekutuan rohani langsung dari Yesus. Ia

mendasarkan ajarannya pada iman danRahmat sebagai sumber hidup manusia.

Titik dasar ajaran Luther ialah pertemuannya dengan Tuhan di dalam Al Kitab yang

berbeda dengan ajaran Katolik tentang hubungan Tuhan dengan manusia. Ia berpendirian

bahwa Tuhan itu hanya di atas tidak ada Tuhan yang menjelma dalam diri manusia,

pengalaman manusia tidak akan dapat mencapai kemauan Tuhan, perbuatan manusia itu

mempunyai nilai sedangkan Tuhan tidak dapat dinilai. Manusia hanya dapat mencari jalan

keselamatan dengan imannya.

b)     Ulrich Zwingi

Sejak peristiwa 13 Oktober 1517 di Wittenberg di mana Luther mengumumkan 95

dalilnya, perkembangan reformasi gereja berjalan terus walaupun banyak mengalami

hambatan. Pada tahun 1915 Ulrich Zwingli, mendukung gerakan Luther dan sejak tahun1520

mulai aktif menyebarkan kegiatan pembaharuan, sehingga pada tahun 1522 kegiatannya itu

dilarang oleh Dewan Kota Zurich (Swiss). Zwingli bukan mundur melainkan mengajukan

suatu perdebatan umum. Dalam perdebatan itu ia mengemukakan 27 dalil dari Al-Kitab.

Selanjutnya Dewan Kota mengambil kebijaksanaan agar para pengkhotbah mulai saat itu

hanya mengabarkan injil yang sejati.

Pada tahun 1523 dilaksanakan lagi perdebatan yang kedua, setelah selesai perdebatan

Dewan Kota memerintahkan agar mengeluarkan salib, mezbah, patung dan orgel dari

bangunan gereja, dan misa dihilangkan. Akibat pertentangan Zwingli dengan golongan

Katolik Roma, terjadilah perang. Peperangan itu dimenangkan gereja Roma dan Zwingili

mati dalam pertempuran di dekat Kapel pada tanggal 11 Oktober 1531. Jenazahnya dipotong-

potong dan dibakar habis. Kaum Protestan terpaksa menerima syarat-syarat perdamaian yang

merugikan.

Antara Luther dan Zwingli terdapat perbedaan. Luther masih mempertahankan gereja

lama asal isinya berubah, sedangkan Zwingili menghendaki perubahan kesemuanya, baik isi

maupun bentuknya. Menurut Luther soal perjamuan kudus adalah bukan perbuatan manusia

tetapi suatu anugrah Tuhan yang dikaruniakanNya untuk menyatakan bahwa Tuhan telah

mampu membenarkan manusia yang berdosa karena kasihNya Dan anugrahNya. Sedangkan

menurut Zwingili bahwa perjamuan kudus itu adalah hubungan persaudaraan dan sebagai

pernyataan jemaat Kristen yang oleh Tuhan disadarkan sebagai kepunyaannya dan tugasnya.

c)      Jean Calvin

Jean Calvin (1509-1564) adalah seorang sarjana hokum dari Prancis yang sebagaimana

Zwingli adalah juga pengikut dan juga Erasmus. Ia memasuki gerakan reformasi sejak tahun

Page 5: Agama Kristen

1533, dikarenakan ajarannya yang mengarah pada bentuk pemerintahan tokrasi yang

berdisiplin keras maka ia diusir dari Prancis. Pada tahun 1536-1538 ia melanjutkan ajarannya

di Geneva, dikarenakan di sini juga tidak dapat diterima masyarakat maka ia diusir pula dan

pindah ke Strassburg, di kota ini ajarannya mendapat sambutan baik, kemudian ia kembali

lagi ke Genava tahun 1541 sampai akhir hayatnya pada tahun 1564.

Ajaran Calvin yang dikenal dengan sebutan “Institusio” merupakan suatu buku

“katekisasi” yang kecil bagi jemaat Kristen. Bukunya menjadi pegangan bagi kaum Protestan

selain buku besar dari Luther.

Dalam hal ajaran pembenaran oleh iman, Calvin sejalan dengan Luther, tetapi Calvin

menekankan pentingnya “penyucian” bagi kehidupan baru umat Kristen. Perbedaan antara

ajaran Luther dan Calvin berkisar sebagai berikut:

a.       Semuanya yang bertentangan dengan Al-Kitab menyrut Luther boleh dipakai, misalnya lilin,

patung, salib dan sebagainya, sedangkan menurut Calvin semua yang tidak diatur oleh Al-

Kitab harus ditinggalkan.

b.      Luther lebih menekankan pada iman, yaitu pembenaran. Sedangkan Calvin menekankan

pada akar pembenaran, yaitu predistinasi dan buah pembenaran adalah pengudusan.

c.       Menurut Luther gereja dan penataannya adalah sesuatu yang objektif, sebagai apa yang

diberikan Tuhan, sebagai tempat mengabarkan Injil tentang pembenaran manusia atas

anugerah Tuhan yang disampaikan dalam khotbah dan sakramen. Sedangkan menurut Calvin

gereja itu bukan sekedar tempat yang objektif untuk memberitakan keselamatan orang yang

beriman tetapi juga subjektif merupakan persekutuan orang-orang beriman dengan Kristus

satu sama lain. Jemaah kudus itu hanya diperintah oleh Kristus saja dan wajib mengajarkan

kehormatan Kerajaan Allah di dunia.

d.      Organisasi gereja menurut Luther telah menyerahkan diri sepenuhnya kepada pemerintah,

sedangkan menurut Calvin gereja itu tidak bergantung dengan pemerintah. Gereja itu

memerintah diri sendiri karena Yesus Kristus satu-satunya pemerintah mereka.

e.       Menurut Luther dalam perjamuan kudus bahwa roti dan anggur hanya lambang, dan tubuh

Kristus yang dimuliakan itu hadir di mana-mana. Menurut Calvin, roti dan anggur adalah alat

yang di gunakan untuk memberikan tubuh dan darah Kristus yang sebenarnya kepada umat

Kristiani, oleh karena tubuh itu sudah mati dan bangkit kembali untuk kehidupan Kristiani

yang sekarang di dalam Surga, maka roti dan anggur tidak boleh dianggap sama dengan

tubuh dan darahnya, melainkan hanya sebagai tanda anugerah dan kasih Tuhan dalam Yesus

Kristus.[3]

Page 6: Agama Kristen

4.      Perkembangan Protestan

a.      Perkembangan di dunia Barat

Timbulnya berbagai aliran dan sekte-sekte gereja Protestan adalah karena dipengaruhi

oleh adanya gereja “Pencerahan” (Aufklarung) pada pertengahan abad ke-17 dan

“revivalisme” (kebangkitan kembali). Selain itu terdapat beberapa paham yang rasional yang

telah menyebabkan manusia semakin kritis terhadap segala sesuatu yang berasal dari nenek

moyangnya, dan melahirkan kemajuan ilmu pengetahuan yang pesat di Eropa.

Menurut paham pencerahan kepercayaan agama Kristen adalah bersifat kuno dan tidak

rasional, maka harus diganti yang ilmiah, dengan ilmu agama yang modern dan liberal di

mana gereja harus terpisah dengan Negara Sebagian masyarakat Barat ada yang telah

menerima teologi modern, tetapi sebagian juga masih bertahan pada Al-Kitab.

Hal tersebut menyebabkan timbulnya gerakan-gerakan keagamaan yang bersifat “reviva”

(kebangkitan kembali) seperti di Inggris dan Amerika, yang di Belanda atau Jerman disebut

“pletisme”.

b.      Perkembangan di Amerika

Gereja Kristen di Amerika sampai tahun 1783 dipengaruhi oleh gereja Angklikan Inggris,

oleh karena Amerika jajahan Inggris. Sejak abad 18 agama Kristen Protestan di Amerika

meningkat, dikarenakan usaha dari Jonathan Edwards (1703-1758). Tokoh bangkitnya “The

Great Awakening” dalam tahun 1740 dengan gerakan reveval. Tujuannya ialah untuk

memperbaiki kerusakan sebagai akibat kekacauan ortodoksi sebagai akibat Pencerahan yang

angkuh.

Dalam abad 19-20 masyarakat Kristen Protestan di Amerika lalu terpecah-pecah di antara

penganut yang liberal dan fundamental. Aliran liberal terbuka dalam rangka pengembangan

ilmiah, sehingga timbul pandangan bahwa antara ajaran Kristen dan ilmu pengetahuan adalah

sejajar dan selaras. Kaum liberal yang radikal dipimpin oleh William Channing dalam

membahas Al-Kitab menyerang Trinitas. Dari aliran liberal ini lahirlah yang disebut “Social

Gospel”(Injil Sosial) dengan latar belakang perkembangan industry di mana keadaan buruh

tetap dalam keadaan menyedihkan, sehingga gereja bergerak di bawah pimpinan Walter

Rauschenbusch (1861-1918) memberantas kemiskinan kaum buruh.

Sedangkan aliran fundamental bergerak dan mengusahakan kembali agar gereja

berpegang teguh kepada asas-asas iman Kristen dan menolak pikiran yang modern. Pada

tahun 1906 di Calnifornia muncul pula sekte “Pantekosta” yang ajarannya menitikberatkan

pada kegiatan bernubuat, berbahasa lidah, berusaha menyembuhkan orang sakit, dan

Page 7: Agama Kristen

sebagainya. Dengan ciiri-ciri khasnya kegembiraan dan ekstae, Pantekosta memasuki

Indonesia sekitar tahun 1925 dengan salah satu cabangnya yang disebut Gereja Bethel Injil

Penuh.

c.       Perkembangan di Afrika

Masuknya Kristen di benua hitam ini sejalan dengan masa penjajahan orang-orang Barat

terutama pada abad ke-18. Tercatat tokoh perintis Kristen seperti Samuel Crowter (1810-

1892) di daerah Afrika Barat dan David Livingstonem (1813-1892) di bagian selatan.

Di negara-negara terutama bekas jajahan Inggris kebanyakan yang menonjol adalah

Kristen Protestan seperti di negara-negara Nigeria, Kenya, dan juga Afrika Selatan.

Sedangkan dinegara-negara seperti Angola, Mozambiquee, Zaire, yang lebih berpengaruh

adalah Katolik.

Tantangan yang dihadapi oleh misi Kristen di Afrika adalah sebagai berikut:

         Keadaan social ekonomi yang lahir dari pila kehidupan yang tidak sesuai dengan budaya

Afrika.

         Adanya kesenjangan di kalangan buruh industry dan masalah urbanisasi.

         Nilai-nilai kristiani yang berasal dari dunia Barat yang dianggap merusak nilai-nilai budaya

asli.

         Kesulitan gerja menghadapi masalah poligami, kepercayaan terhadap roh-roh leluhur yang

masih kuat.

         Gereja-gereja Ethiopia yang reflektif terhadap gereja-gereja Barat.

         Gereja-gereja Zionis (yang berlainan dari gereja Yahudi) yang bercorak sinkretis, dan

sebagainya.

d.      Perkembangan di Asia

Agama Kristen Protestan mulai berkembang di Asia pada abad 17-18 beriringan dengan

masuknya kolonialisme dari Eropa dan Inggris.

a)      Di India

Kristen Protestan masuk di India mulai dari India Selatan, terutama sejak datangnya

Bartholomeus Ziegenbalg (1684-1719) yang membawa ajaran yang sudah dipengaruhi

gerakan Pietis dan Revival. Yang penyebarannya dilanjutkan oleh William Casey yang

terkenal dengan lima pokok ajarannya, sebagai berikut:

         Gereja dan sekolah harus berjalan berdampingan dan setiap orang Kristen diusahakan agar

dapat membaca Al-Kitab.

Page 8: Agama Kristen

         Al-Kitab harus diterjemahkan ke dalam bahasa setempat.

         Pemberitaan Injil harus didasarkan pada hasil penelitian terhadap masyarakat yang akan

mendengarnya.

         Tujuan pemberitaan Injil agar ditekankan kepada pertobatan pribadi.

         Harus cepat didirikan gereja pribumi yang berdiri sendiri dengan pelayan-pelayan orang

pribumi.

b)     Di Sri Langka

Pada tahun 1650 Sri Lngka dikuasai oleh  Perserikatan Dagang Belanda (V.O.C),

maka agama Kristen Protestan mulai masuk dengan pengaruh dari India Selatan. Tantangan

yang dihadapi ialah kuatnya agama asli (Budha) yang sudah membudaya dikalangan

masyarakat, disamping itu ada juga agama Katolik. Oleh Belanda orang-orang Katoli dipaksa

masuk Protestan. Namun kenyataannya walaupun mereka sudah menyatakan menjadi

Protestan, hanya luarnya saja, mereka masih mempertahankan agama Katoliknya. Hingga

sekarang diperkirakan agama Protestan di sini hanya 1% dan 9% adalah Katolik sedangkan

yang 90% agama asli dan lainnya.

c)      Di Cina

Penyebar agama Kristen Protestan di Cina agaknya ialah pendeta dari Inggris bernama

Robert Marrison, namun usahanya kurang mendapat sambutan. Kemudian pada tahun 1833

datang lagi penginjil Inggris yang lain ialah Hudson Tylor yang menyebarkan ajarannya

dengan cara baru, yaitu dengan membentuk organisasi yang disebut China Inland Mission.

Gara-gara diusirnya orang asing dari Cina pada tahun 1949 maka nama organisasi tersebut

diubah menjadi Overseas Missionary Fellowship.

d)     Di Jepang

Pembawa agama Kristen Protestan di Jepang belum diketahui, hanya diberitakan ada

beberapa guru Injil. Namun diantara orang Jepang yang menjadi tokohnya disebut Toyohiko

Kagawa (1888-1960). Sistem penyebaran Injil di Jepang adalah bersifat individual, dengan

pendekatan perorangan, dan dengan lembaga pendidikan system Barat. Di samping itu

dilakukan pula pendekatan terhadap masyarakat kelas bawah yang menderita kepincangan-

kepincangan social sebagai akibat program industrialisasi besar-besaran. Aliran Kristen di

Jepang ini kebanyakan dipengaruhi oleh Protestan Inggris terutama gerakan Methodis.

e)      Di Indonesia

Orang-orang Belanda memasuki Indonesia sejak tahun 1596, pada tahun 1602 mereka

mendirikan perserikatan dengan nama V.O.C. Setelah berakhirnya V.O.C dan kekuasaan

pemerintahan diambil oleh pemerintah Belanda, barulah agama Kristen Protestan mendapat

Page 9: Agama Kristen

peluang yang terbuka.  Di kota-kota besar berdirilah gereja-gereja atas prakarsa pemerintah

dan dengan guru-guru Injil yang mendapat gaji dari pemerintah.

Pada abad ke-20 setelah gereja-gereja Protestan mengalami pembaruan, terlepasnya

gereja dan Negara, maka secara berangsur-angsur tumbuhlah berbagai aliran dan sekte

Protestan di Indonesia. Misi Protestan bukan saja dating dari Belanda tetapi juga dari Jerman.

Misalnya “Rasul Orang Batak” ialah bermukim tetapnya Ludwing Ingwer Nommensen

(1834-1918) selama 56 tahu sejak tahun 1862 yang memasuki tanah Batak dikirim oleh

Rheinische Missionsgesellschaft sampai wafatnya di Sigumpar tanggal 13 Mei 1918.

Di masa sekarang umat Kristen Protestan yang terpecah-pecah dalam berbagai macam

gereja sedah bersatu dalam bimbingan Dewan Gereja-Gereja se-Dunia yang lahir sejak

“oikumnene”dalam konferensi Pekabaran Injil se-Dunia di Edinburg tahun 1910, yang

diperkuat pada tahun 1948, dengan anggota 200 gereja lebih.[4]    

5.      Pokok Ajaran Kristen Protestan

Dasar-dasar dari kepercayaan dalam agama Kristen adalah “Kristosentrisme”, artinya

bahwa Yesus itu berkedudukan sebagai sentral dari seluruh kehidupan orang Kristen. Ajaran

tersebut terwujud dalam konsepsi Inkarnasi, Penebusan, dan Trinitas, sehingga menjadi suatu

system kepercayaan yang terdiri dari 12 pasal.

Sistem Kepercayaan

Asas yang menonjol menurut kepercayaan ajaran Protestan adalah “arti pemutlakan

terhadap hal-hal yang relative” dan “pembenaran iman”, di mana setiap umat Kristiani

sebagai manusia dapat bertemu dengan Allah dalam tiga tempat, yaitu:

         Dalam tatanan dan keagungan alam,

         Dalam pribadi Yesus Kristus yang hidup dalam sejarah

         Dalam hati nurani manusia.

Segi-segi kehidupan tersebut masing-masing ada pada Tuhan Bapak, Tuhan Anak dan

Roh Tuhan.

(a)   Pengakuan Iman Rasuli

Adanya pengakuan iman ini asalnya dibuat para Rasul yang kemudian disusun secara

bertahap sejak tahun 150 M dengan bunyinya sebai  berikut:

                                                       I.                        1.   Aku percaya kepada Allah Bapa Yang Maha Kuasa, penguasa

langit dan  bumi.

                                                    II.                        2.   Dan kepeda Yesus Kristus, anak Tuhan yang tunggal, Tuhan kita.

3.   Yang terakndungn dalam Roh Kudus, lahir dari perawan Maria.

Page 10: Agama Kristen

4.   Yang menderita dibawah pemerintahan Pointus Pilatus, disalibkan, wafat dan dikuburkan

turun dalam kerajaan maut.

5.   Pada hari ketiga bangkit pula dari antara orang mati.

6.   Naik ke surga, duduk di sebalah kanan Allah Bapa yang Maha Kuasa.

7.   Dan akan dating dari sana untuk menghakimi orang-orang yang  hidup dan mati.

III.         8.    Aku percaya kepada Roh Kudus.

              9.    Gereja yang kudus dan am, persekutuan orang kudus.

             10.   Pengampunan dosa.

             11.   Kebangkitan daging.

             12.   Dan hidup yang kekal.

Dari urutan di atas maka dapat diuraikan bahwa pada mulanya pengakuan gereja Kristen

cukup dengan rumusan singkat “Yesus adalah Tuhan atau Yesus adalah Kristus”. Dengan

pengakuan tersebut maka seseorang dapat dibabtis. Saat itu gereja Kristen masih berada di

tengah kaum Yahudi. Tapi karena orang Yahudi sudah mempercayai Tuhannya Israel,

sedangkan umat Kristen percaya kepada “Yesus Kristus”, maka untuk pelaksanaan

pembabtisan diperlukan satu pasal tambahan yaitu pengakuan bahwa Yesus Kristus adalah

“Anak Allah”, Sang Mesias yang telah dijanjikan Tuhan.

Kemudian yang menumbuhkan pengakuan bahwa Yesus Kristus adalah “Roh Kudus”.

Dalam hal ini Roh Kudus menyatakan bahwa Yesus adalah Tuhan. Jadi Roh Kudus adalah

Tuhan yang berbicara dalam hati manusia. Demikian seterusnya, sehingga pengakuan itu

terdiri dari tiga bagian, yaitu tentang Tuhan Bapa, Yesus Kristus dan tentang Roh Kudus.

Yang mana diyakini dalam Tritunggal.

(b)   Kepercayaan tentang Tuhan

        Menurut ajaran Kristen tentang Tuhan harus dilihat dari dua pihak, di satu pihak bahwa

Allah itu tidak boleh turun dari surga di lain pihak Allah menjadi manusia di dalam diri

Yesus. Hal ini digambarkan dalam kedatangan Yesus, bahwa Allah yang hidup itu telah

menyatakan diri sebagai Dia yang sungguh-sungguh Allah dan yang sungguh-sungguh

manusia. Sebagaimana dikatakan dalam Yohanes 4: 24, bahwa:

        Allah itu Roh dan barang siapa menyembah Dia, harus menyembahNya dalam Roh dan

kebenaran.

Artinya Allah itu bukan makhluk yang tidak dibatasi ole ruang dan waktu.

        Allah itu Esa (U1. 6:4; 1 Kor. 8:4) artinya bahwa Allah itu tidak dua atau tidak lebih dari

satu.

Page 11: Agama Kristen

        Allah itu kekal, artinya tidak berubah karena keadaan dan waktu, tidak pernah

bergantung dengan makhluk lain, tidak pernah tidak ada, baik dulu maupun sekarang.

        Allah itu mempunyai sifat, dalam keadaanNya yang selalu tepat dan benar, dan tidak

terbatas, maka sifat-sifatnya tidak diketahui oleh manusia.

        Allah berada dalam Kristus, khusus tentang nisbah antara “Allah Bapa” dan “Anak

Allah”, menurut dogma Kristen adalah “rahasia Illahi”.

(c)    Yesus Kristus

        Sebagaimana dinyatakan dalam bagian kedua Pengakuan Iman Rasuli, Yesus Kristus

mendapat kehormatan yang sama dengan Allah Bapa, dalam arti gereja menyakini bahwa

Yesus adalah sesungguhnya Allah dan sekaligus manusia. Ditemukan dua segi pokok dalam

diri Yesus, yaitu pertama Yesus adalah manusia seperti halnya manusia pada umumnya,

hanya saja tanpa dosa. Ia lahir dari wanita, ia merasa haus dan lapar, suka dan duka, dan mati

yang dikuburkan. Kedua Yesus tergolong Allah (Yosua: penolong), karena ia adalah juru

selamat yang dating dari Allah untuk menyelamatkan dunia dan manusia adalah anak Allah

yang sudah dibangkitkan dan hidup, maka Dia berkata “Aku dan Bapa adalah Satu”.

        Yesus juga disebut “Anak Allah Yang Tunggal” kata “Anak Allah” bukan berarti Allah

mempunyai anak kandung, melainkan “Allah Yang Anak”, dalam arti Allah yang datang

dalam diri manusia Yesus.

        Kedatangan Yesus merupakan berita gembira sebagai tanda Allah mengasihi manusia.

Betapa besar cinta kasih Allah kepada manusia, sehingga Yesus melaksanakan

penderitaannya, menurut apa yang sudah direncanakan Allah untuk menebus dosa manusia.

        Sehingga maksud penderitaan dan kematian Yesus adalah:

         Untuk mencukupkan apa yang telah dalam Al-Kitab,

         Untuk menyatakan cinta kasih kepada manusia,

         Untuk memikul dan menanggung dosa manusia yang percaya kepadanya

         Untuk mendamaikan manusia dengan Allah melalui dirinya.

       Sedangkan kebangkitan Yesus menurut umat Kristen mengandung arti sebagai berikut:

         Memperoleh pengampunan dosa dan menjadi orang yang benar di hadapan Tuhan

berdasarkan kemenangan yang diperjuangkan Kristus sebagai penebus.

         Karena ‘manusia lama’ itu sudah disalib bersama Kristus, maka dalam kehidupan manusia

dibangkitkan untuk memulai kehidupan yang baru.

         Karena Yesus adalah manusia pertama yang sudah dibangkitkan maka setiap umat Kristen

emnantikan kebangkitan mereka pada waktu kemenangan Yesus yang akan dinyatakan kelak.

(d)   Roh Kudus

Page 12: Agama Kristen

Di dalam bahasa arab/ibrani Ruhuk kudus artinya roh suci, semangat kekuatan yang di

berikan oleh Allah. Kalimat roh terkadang-kadang di artikan nyawa atau malaikat. Nabi Isa di

beri oleh Tuhan Roh Kudus. Tidak saja beliau tapi Tuhan telah memberikan roh kudus

kepada nabi-nabi dan orang yang di kehendakinya. [5]

        Dilihat dari namanya, sifat dan peranan karyanya Roh Kudus juga adalah Allah.Karya

dan peranan Roh Kudus adalah  dalam rangka menuju keselamatan manusia sebagai berikut:

         Menginsafkan manusia akan pertemuannya dengan Yesus Kristus melalui penginsafan dosa

manusia karena tidak percaya kepadanya. Penginsafan tentang kebenaran karena Yesus telah

pergi kepada Bapa dan penginsafan tentang penghakiman karena penguasa dunia, yaitu iblis

sudah dihukum.

         Melahirkan kembali manusia secara rohani dengan syarat menusia harus beriman terlebih

dahulu kepada Yesus, sehingga ia menjadi ciptaan baru dan menerima hidup baru.

         Mencap manusia sebagai kepunyaan Allah bagi yang percaya dan bertobat.

         Membabtiskan orang yang percaya untuk menjadi anggota tubuh Kristus, yang terjadi hanya

satu kali.

         Mendiami orang yang percaya artinya didiami Roh Kudus dalam hidupnya.

         Memenuhi hidup orang yang percaya yang meliputi perasaan, kemauan, pikiran, yang

dipimpin dan dikuasai oleh Roh Kudus, yaitu dengan cara hidup penuh penyerahan,

melaksanakan firman Allah, sepenuhnya tergantung pada Allah dan mengakui segala dosa.

(e)    Sakramen

        Sakramen adalah merupakan pusat dari ibadah (liturgy) yang merupakan perbuatan lahir

yang ilahi (firman yang nyata). Sakramen disusun dan ditetapkan di Konsili Trente yang

menyimpulkan bahwa sakramen adalah alat anugerah yang bukan saja sebagai tanda dan cap

anugerah tetapi juga mengandung anugerah.

        Diperlukannya sakramen adalah untuk keselamatan agar manusia mendapat anugerah

pembenaran. Menurut Kristen Protestan sakramen itu ada dua macam yaitu “sakramen

pemandian” atau “sakramen pembabtisan” dan “sakramen ekaristi” atau “sakramen

perjamuan suci” yang juga disebut “komuni suci”, “jamuan suci”, “misa”, atau “korban

suci” dan sebagainya.

        Sakramen perjamuan suci berarti ucapan syukur, dimana ketika pelaksanannya Yesus

secara rohani dan maknawi berbentuk roti dan anggur yang menjadi makanan. Yang

merupakan santapan rohani adalah roti (Yesus Kristus) dimaksudkan agar ikatan batin antara

orang-orang yang percaya bertambah erat dengan Yesus. Di dalam perjamuan suci itu Yesus

hadir dalam rohnya dan dia akan berada dalan diri manusia yang percaya. Roti

Page 13: Agama Kristen

melambangkan tubuh Yesus dan anggur melambangkan tubuh Yesus sebagai air hidup yang

harus diminum.[6]

6.      Sekte-Sekte Agama Kristen Protestan

Akibat dari berpisahnya umat Kristen Protestan dari gereja Katolik dengan ciri-ciri

Protestianismenya yang membuat tradisi tunduk pada Al-Kitab sebagai dasar doktrin dan

menegaskan “justification  by faith” (pembenaran atau kebenaran melalui agama), dengan

cara menghotbah Al-Kitab dan ketinggian moral atau peradaban pribadi, serta menolak

kekuasaan Paus, menolak Mis dan memuja para Santa. Maka sejak perlawanan tersebut

lahirlah berbagai sekte agama Kristen yang pada mulanya merupakan sekte-sekte aliran

Luther, Calvin, Anglican, Zwingli dan sekte-sekte Anabaptis.

Akibat dari cara pembahasan Al-Kitab secara perorangan dengan penekanan ajaran

tertentu, maka cenderung melahirkan berbagai macam sekte keagamaan yang kecil-kecil

seperti adanya Gereja gereja Kongregasi, Baptis, Quaker, Metodis, Moravia, Tentara Bala

Keselamatan, Advent, Pantekosta dan lainnya.Gereja tersebut juga Nampak di Indonesia.[7]

Page 14: Agama Kristen

BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Dari pembahasan diatas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1.      Agama Kristen mengandung arti “orang yang diurapi” yaitu orang yang digosok dengan

minyak suci sebagai suatu upacara konsekrasi (pensucian). Jadi kata Kristen mengandung arti

orang-orang yang telah dibaptiskan dengan perminyakan suci.

2.      Nama Protestan berasal dari kata “protes” yang dilancarkan oleh raja atau pangeran Jerman

yang mendukung reformasi melawan keputusan mayoritas yang beragama Katolik. Pangeran

Jerman tersebut ialah pengikut Injil kaum Luther yang menentang tekanan yang kuat dari

penguasa Roma Katolik. Dari adanya protes mereka dalam siding di Speyer itu, maka lahirlah

kaum Protestan.

3.      Pendiri agama Kristen Protestan yaitu; Martin Luther, Ulrich Zwingli, dan Jean Calvin.

4.      Perkembangan agama Kristen protestan terjadi di berbagai dunia, di antaranya:di dunia

barat,Amerika,Afrika dan Asia (India,Srilanka,Jepang,cina, Indonesia)

5.      Pokok ajaran Kristen Protestan adalah Pengakuan Iman Rasuli,             Kepercayaan tentang

Tuhan, Yesus Kristus, Roh Kudus, Sakramen.

6.      Sekte-Sekte Agama Kristen Protestan melahirkan berbagai macam sekte keagamaan yang

kecil-kecil seperti adanya Gereja gereja Kongregasi, Baptis, Quaker, Metodis, Moravia,

Tentara Bala Keselamatan, Advent,dan Pantekosta.

B.     Saran

Sebaiknya para pembaca dapat menyeimbangkan antara ilmu teknologi dengan

agama, sehingga tidak menyalahi norma-norma agama.

DAFTAR PUSTAKA

         http://tugassekolahonline.blogspot.com/2008/11/9 agama-kristen-protestan.html

         Abdul Manaf Mudjahid.1994, Sejarah Agama-Agama. Jakarta

         Hadikusuma Hilman,1993. Antropologi Agama.citra aditia bakti,Bandung

         Hakim agus,2009. Perbandingan agama. Penerbit di penogoro, Bandung

Page 15: Agama Kristen

[1] http://tugassekolahonline.blogspot.com/2008/11/9 agama-kristen-protestan.html

[2] Drs. Mudjahid Abdul Manaf. Sejarah Agama-Agama. Jakarta 1994. Hal: 100 [3] Prof. H. Hilman Hadikusuma, S.H. Antropologi Agama. Bandung 1993. Hal: 132-140[4] Prof. H. Hilman Hadikusuma, S.H. Antropologi Agama. Bandung 1993. Hal: 142-148[5] .agus hakim, perbandingan agama, hal 100[6] Prof. H. Hilman Hadikusuma, S.H. Antropologi Agama. Bandung 1993. Hal: 149-159

[7] Prof. H. Hilman Hadikusuma, S.H. Antropologi Agama. Bandung 1993. Hal: 164

1. ASAL – USUL AGAMA KRISTEN

Agama Kristen bermula dari pengajaran Yesus Kristus sebagai tokoh utama

agama ini. Yesus lahir di kota Betlehem yang terletak di Palestina sekitar tahun 4-8 SM,

pada masa kekuasaan raja Herodes. Yesus lahir dari rahim seorang wanita perawan,

Maria, yang dikandung oleh Roh Kudus.

Sejak usia tiga puluh tahun, selama tiga tahun Yesus berkhotbah dan berbuat

mukjizat pada banyak orang, bersama keduabelas rasulnya. Yesus yang semakin populer

dibenci oleh orang-orang Farisi, yang kemudian berkomplot untuk menyalibkan Yesus.

Yesus wafat di salib pada usia 33 tahun dan bangkit dari kubur pada hari yang ketiga

setelah kematiannya. Setelah kebangkitannya, Yesus masih tinggal di dunia sekitar empat

puluh hari lamanya, sebelum kemudian naik ke surga. Setelah naiknya Yesus Kristus ke

surga, rasul-rasul mulai menyebarkan ajaran Yesus ke mana-mana, dan sebagai hasilnya,

jemaat pertama Kristen, sejumlah sekitar tiga ribu orang, dibaptis. Namun, pada masa-

Page 16: Agama Kristen

masa awal berdirinya, agama Kristen cenderung dianggap sebagai ancaman hingga terus-

menerus dikejar dan dianiaya oleh pemerintah Romawi saat itu. Banyak bapa Gereja yang

menjadi korban kekejaman kekaisaran Romawi dengan menjadi martir, yaitu rela disiksa

maupun dihukum mati demi mempertahankan imannya, salah satu contohnya adalah

Ignatius dari Antiokia yang dihukum mati dengan dijadikan makanan singa.

Saat itu, kepercayaan yang berkembang di Romawi adalah paganisme, di mana

terdapat konsep ‘balas jasa langsung’. Namun dengan gencarnya para rasul menyebarkan

ajaran Kristen, perlahan agama ini mulai berkembang jumlahnya, sehingga pemerintah

Romawi semakin terancam oleh keberadaan agama Kristen. Romawi pun berusaha

menekan, dan bahkan melarang agama Kristen, karena umat Kristen saat itu tidak mau

menyembah Kaisar, dan hal ini menyulitkan kekuasaan Romawi. Selain itu, paganisme

dan ramalan-ramalan yang sejak zaman Republik sudah dipakai sebagai alat-alat

propaganda dan pembenaran segala tingkah laku penguasa atau alasan kegagalan

penguasa, sudah tidak efektif lagi dengan keberadaan agama Kristen. Maka, di masa-

masa ini, banyak umat Kristen yang dibunuh sebagai usaha pemerintah Romawi untuk

menumpas agama Kristen. Penyebar utama agama Kristen pada masa itu adalah Rasul

Paulus, yang paling gencar menyebarkan ajaran Kristen ke berbagai pelosok dunia.

Pada masa inilah, datang masa-masa kegelapan (192-284), mulai dari Kaisar

Commodus hingga Kaisar Diocletian. Pada masa inilah orang-orang masa itu kehilangan

kepercayaan terhadap konsep balas jasa langsung yang dianut di Paganisme, sehingga

agama Kristen pun semakin diminati. Hingga akhirnya pada tahun 313, Kaisar

Konstantinus melegalkan agama Kristen dan bahkan minta untuk dipermandikan, dan 80

tahun setelahnya, Kaisar Theodosius melarang segala bentuk paganisme dan menetapkan

agama Kristen sebagai agama negara.

Sebagai agama resmi negara Kekristenan menyebar dengan sangat cepat. Namun

Gereja juga mulai terpecah-pecah dengan munculnya berbagai aliran (bidaah). Salah satu

upaya untuk menekan bidaah adalah dengan diadakannya Konsili Nicea yang pertama

pada tahun 325 M. Konsili Nicea mencetuskan pengakuan iman umat Kristen keseluruhan

pertama kali, sebagai tanda persatuan Kristen universal yang dibedakan dari umat-umat

Kristen yang bidaah. Salah satu contohnya adalah bidaah Arianisme, yang merupakan

Page 17: Agama Kristen

salah satu krisis bidaah terbesar saat itu yang menjadi alasan utama diadakannya Konsili

Nicea yang pertama. Ketika Kerajaan Romawi runtuh dan tercerai-berai, Gereja Kristen

tetap bertahan. ada abad ke-11 terjadilah Perang Salib, di mana kekejaman prajurit perang

salib menjadi sejarah kelam Kristen yang hingga kini masih banyak disesali.

Perang Salib adalah perang agama antara Kristen dan Islam. Dicetuskan pertama

kali oleh Paus Urbanus II, Perang Salib I bertujuan merebut kembali kota

suci Yerusalem dari kekuasaan Islam, yang merupakan tempat penting umat Kristen

sebagai tujuan ziarah saat itu. Sementara itu, bagian timur dari Kerajaan Romawi,

bertahan sebagai Gereja yang disebut Yunani atau Ortodoks, yang mewartakan kabar

gembira di Rusia dan memisahkan diri dari belahan barat yang berada di bawah pimpinan

Gereja Roma. Pemisahan ini terjadi pada tahun 1054. Sementara itu, pada tahun 1460

penemuan percetakan oleh Gutenberg membuat Kitab Suci terjangkau bagi semua orang.

Sebelumnya, Kitab Suci dibatasi oleh Gereja kepada umat dengan tujuan untuk menekan

bidaah yang merupakan salah satu krisis besar dalam tubuh Gereja saat itu. Kitab Suci

hanya dibacakan di Gereja dan menjadi sumber kotbah.

Saat itu, banyak pihak-pihak tidak bertanggungjawab memanfaatkan kedudukan

di dalam Gereja Barat (Katolik) sebagai sumber kekuasaan, sehingga secara tidak

langsung mencoreng nama baik Gereja. Pejabat-pejabat tinggi di dalam Gereja semakin

terpengaruh untuk mementingkan kepentingan duniawi sehingga semakin menyeleweng

dari ajaran dasar Gereja Katolik. Banyak oknum yang menduduki posisi penting di dalam

Gereja menggunakan kekuasaannya secara semena-mena sehingga merugikan banyak

umat saat itu. Hal ini membuat banyak umat Kristen kecewa dan memprotes serta

menuntut pembaharuan. Banyak umat yang berpikir bahwa salah satu cara mendatangkan

pembaharuan di dalam Gereja ialah dengan memberikan Kitab Suci kepada semua orang.

Puncak dari penyalahgunaan ajaran Gereja diawali dengan jual beli surat

indulgensia. Praktik ini sendiri sesungguhnya bertentangan dengan ajaran iman Gereja

Page 18: Agama Kristen

Katolik. Martin Luther, seorang rahib, memutuskan untuk melakukan pembaharuan

dengan melakukan pemberontakan terhadap Gereja Katolik dan membangun gereja

tandingan baru. Sedangkan Ignatius Loyola, pendiri ordo Jesuit dalam Gereja Katolik,

berusaha melakukan pembaharuan dari dalam, salah satunya adalah dengan memberikan

pendidikan teologi Kristen yang ketat kepada para klerus, terutama dalam kepatuhan

penuh pada otoritas dan ajaran Gereja, agar praktek korup dalam Gereja berkurang dan

tidak menjadi-jadi.

Konsili Trente merupakan konsili yang diadakan sebagai reaksi dari reformasi

Martin Luther, di mana reformasi Martin Luther dianggap oleh Gereja Katolik sebagai

tindakan yang memperparah kondisi kekristenan.

Dalam Konsili Trente-lah ajaran iman Gereja Katolik dipertegas (termasuk

kanonisasi terakhir Alkitab Katolik) demi menekan dan mengurangi berbagai macam

penyalahgunaan yang sewenang-wenang dalam tubuh Gereja.

A. Istilah Protestan

Protestan dalam bahasa latin yaitu protestari, yang kemudian melahirkan istilah protes, sering diartikan secara neganif. Sampai pertengahan abad ke-18 (250 tahun setelah Martin Luther memperkenalkan 95 dalilnya dipintu gereja Wittenburg). Istilah itu diartikan dengan “Mengakui” atau “Menyatakan secara terbuka” atau “Suatu pernyataan yang khidmat tentang resolusi, fakta atau pendapat”. Secara negative istilah itu diartikan sebagai “Berkeberatan” atau “ Menyanggah”. Nada yang negative ini muncul selama kurang lebih 2 abad. Protestanisme adalah sebuah gerakan dalam gereja yang didalamnya terkandung 2 arti tersebut diatas yaitu :

1.    Berkeberatan atas beberapa pokok kepercayaan dan praktek gereja Roma katolik

2.    Menyatakan kepercayaan yang dianggap essensial bagi kepercayaan Kristen.

Dalam Protestanisme selalu ada 2 unsur, yaitu “Rejection” negative dan “Restoration”positif. Protestanisme sekarang ini harus dilihat dari 2

Page 19: Agama Kristen

unsur tersebut. Baik protetanisme (Kristen) dan Roma (katolik) mempinyai reciprocal significance yang satuy terhadap yang lain.

B.   Sejarah mula-mula Protestanisme 

Protestanisme, dalam pemunculannya sebagai geraka yang spesipik dan dikenal didalam gereja Kristen, merupakan konsekuensi dari gerakan repormasi yang terjadi pada abad ke-16. Selama lebih kurang 3 abad keberadaan protestanisme menyebar kebagian utara benua eropa dan inggris, dan kemudin ke Amerika utara. Pada abad ke-19 dan awal abad ke-20, protestanisme tersebar hampir keseluruh dunia.

Gerakan repormasi gereja memang dikenal sejak Martin Luther (1483-1556) dan Yohanes Calvin, tetapi sebenarnya sudah ada tokoh-tokoh pra-repormasi, seperti Wyclif di Inggris dan Johannes Hus di Buhemia. Pengaruh Martin Luther dan Calvin memang sangat menentukan pemikiran-pemikiran para repormator yang hingga masa sekarang ini. Ketika Martin Luther menerbitkan 95 dalilnya, ia tidak menduga kalau dirinya sedang memulai suatu gerakan diluar gereja katolik. Dalilnya itu merupakan protes terhadap praktek-praktek penjualan surat Indolgensia yang dilakukan oleh gereja. Pengembangan dari dalil-dalilnya itu akhirnya merupakan suatu “Challenge” bagi seluruh sistem sacramental-klerikal-hierarkhikal gereja katolik. 

Pada kuliah-kuliahnya di Universitas Wittenberg (ia mengggantikan Johann Staupitz) mengenai Al-kitab, ia menemukan kenyataan bahwa “God is primary actor in salvation and that all human beings has to do is accept God’s promised deliverance”. Pada salib Yesus kristus, Allah mendamaikan manusia “Once for all”. Pada 1520, melalui tulisan-tulisannya ia menjelaskan posisinya yaitu:

1.    Keselamatan oleh iman melalui anugerah.

Page 20: Agama Kristen

2.    otoritas kekristenan terletak pada Al-kitab, bukan pada pejabat atau penguasa gereja.

3.    Jumlah sakramen (an outward and visible sign of an inward and spiritual grace) dikurangi, tidak lagi 7 melainkan hanya 2, yaitu Baptisan dan penjamuan kudus.

Khusus mengenai protestanisme di Indonesia, pada tahun 1979 lembaga penelitian dan study dewan gereja-gereja di Indonesia (DGI) menerbitkan buku jerih dan juang, laporan nasional survey menyeluruh gereja di Indonesia. Dalam buku ini diuraikan secara detail mengenai gereja protestan di Indonesia, yang merupakan hasil dari sebuah penelitian yang panjang. Memang kurun waktu penelitinnya hanya sampai tahun 1975, namun informasi yang diberikannya sangat luas, sehingga tetap merupakan informasi yang sangat berharga.

C.   Pokok-pokok Ajaran Protestan 

Membicarakan pokok-pokok ajaran protestan, terutama ajaran-ajaran awal sebelum berkembang lebih jauh, tentu tidak dapat dilepaskan dari pokok-pokok ajaran gereja katolik. Pertama-tama karena memang protestan berasal dari katolik, dan disamping itu dalam hubungannya masing-masing akan saling memperkuat, dari pada mengingkarinya. Keduanya mempercayai Allah yang sama, pencipta alam semesta dan penebus manusia, yang sudah menyatakan diri dan kehendaknya melalui kehidupan, kematian dan kebangkitan Yesus kristus. Keduanya menekankan tanggung jawab manusia kepada Allah sebagai jawaban atas tuntutannya untuk menciptakan sebuh hubungan yang “Trustful” dengan-Nya, serta hubungan yang bertanggungjawab dan murah hati dengan sesama manusia. “Area agreement” antara protestan dan katolik memang sangat luas. Namun demikian, karena sifat-sifat protestan yang khas sudah barang tentu ada beberapa butir krusial, yaitu :

1.    Pembenaran karena iman (Sola fide) yang menjadi fopmulasi klasik ajaran protestan. Sebenarnya ini bukan “Barang baru” yang diperkenalkan oleh

Page 21: Agama Kristen

protestan kedalam dunia Kristen, tetapi lebih merupakan penemuan kembali hal yang sangat penting dalam kepercayaan Kristen, yaitu penerimaan pengorbanan kristus sebagai dasar satu-satunya dan yang mencakupi agar manusia dapat diterima oleh Allah yang maha benar.manusia dibenarkan dan diterima oleh Allah bukannya karena kekuatan dari sakramen yang ada didalam gereja, tetapi hanya karena iman atau kepercayaan yang mengakui bahwa yesus kristus adalah anak Allah dan juru selamat bagi manusia. Berdasarkan roma 1:17, “pembenaran karena iman” berarti menerima karya kristus yang mendamaikan dan menebus, dengan keyakinan yang serius.

2.    Hanya karena anugrah (sola gratia), merupakan korelasi dan tuntutan dari butir 1 diatas. Iman pada satu sisi memang merupakan keputusan seseorang untuk menerima kristus, dan pada sisi lain keputusan seseorang itu hanya dapat dilakukan karena Allah didalam anugrahnya telah membuat hal itu terjadi. Anugrah itu merupakan hakekat tindakan Allah yang menyatakan kepenuhan kebenarannya. Hal itu tidak terikat oleh institusi atau upacara tertentu, tetapi dapat terjadi kalau manusia didalam iman atau percaya menerima.

3.    Mengenai hakekat manusia, disebutkan bahwa manusia pada saat yang sama adalah “orang berdosa” tetapi juga “orang yang dibenarkan”. Manusia berusaha untuk memenuhi arti kehidupannya, yaitu melakukan apa yang dikehendaki oleh Allah. Tetapi, di sisi lain Allah melaui pendamaian kristus menerima manusia itu sebagai mana adanya. Manusia wajib untuk berbuat baik, hidup dalam kasih dan damai dengan sesamannya, tetapi hal-hal itu dilakukan bukannya untuk mendapat kan anugrah Allah, melainkan sebagai persembahan syukur dan sebagai perwujudan dari kebebasannya yang dianugrahkan oleh karena pengampunan Allah.

4.    Kedudukan al-kitab yang central harus dibedakan antara “medium” wahyu dan wahyu itu sendiri. Medium wahyu, itu adalah firman yang tertulis, dan itu adalah kristus. Al-kitab sebagai “the concrete historical of shrist’s life, death and resurrection is normative for cristian faith”. Sementara itu, “what is offered in the preaching of the world is Christ,

Page 22: Agama Kristen

what is offered in the living of the world is Christ, what is offered in the lord’s supper is crist”.

5.    Imamat am orang-orang beriman. Semua orang beriman memiliki imamat am. Artinya, seseorang mempunyai panggilan menjadi imam bagi yang lain. Semua orang beriman mempunyai kedudukan yang sama di hadapan Allah. Semua orang beriman mempunyai tanggung jawab maksimum sebagai saksi atas kebaikan dan anugrah Allah, demi sesamanya, tanpa melupakan bahwa dalam gereja terdapat jabatan-jabatan keagamaan tertentu.

6.    Gereja, menurut protestan, adalah persekutuan orang beriman sebagai sebuah persekutuan dimana setiap orang adalah imam bagi sesame dan juga saksi bagi sesama. Oleh karena itu tidak diperlukan adanya hierarkhai seperti yang terdapat dalam gereja katolik. Memang kewibawaan gereja tidak dikurangi, hanya saja kewibawaan itu diletakan dibawah kewibawaan kristus.

7.    Sehubungan dengan pelayanan gereja terhadap dunia, adalah protestan yang meyakini bahwa sebagai yang sudah menerima pendamaiaan dan pengampunan Allah melalui kristus, maka gereja wajib melakukan pelayanan pendamaian itu terhadap dunia. Ini berarti bahwa gereja protestan harus mendorong umatnya untuk melakukan pelayanan terhadap dunia, dalam berbagai pekerjaan yang menyangkut “civil life”.

8.    Pada akhirnya, sehubungan dengan keesaan gereja, protestan selalu menunjukan perlunya keesaan gereja secara esensial.

D. Dogma dalam protestan 

Pernyataan dogmatis dalam protestan pada masa yang mula-mula selalu dihubungkan dengan pentingnya kebenaran itu bagi keselamatan manusia. Dalam gereja protestan masa kini, paling sedikit ada dua posisi yang harus dibedakan, meskipun diantara keduannya terdapat hubungan yang bermacam-macam, yaitu: 

Page 23: Agama Kristen

1.    Posisi yang menolak pemikiran tentang kebenaran iman yang harus dituruti. Disini dogma hanyalah objek dari kritik ilmiah, khususnya secara histories.

2.    Sikap yang bersedia menerima kebenaran-kebenaran iman yang harus dituruti. Dalam hal ini, pemberlakuan dan formulasinnya tidak bersifat kekal, melainkan secara terus menerus perlu diformulasikan kembali.

Sehubungan dengan hal tersebut diatas, perlu diperhatikan mengenai fungsi teologi dogmatika. Palin sedikit ada dua fungsi yang dapat dilakukan, dua fungsi yazng saling melaengkapi dan mengoreksi, yaitu: 

1.    Fungsi refroduktif tradisional. Ayat-ayat dalam al- kitab dan keputusan serta pengakuan tertentu gereja purba hingga saat ini masih menjadi dasar pemikiran dogmatis gereja modern. Dogmatika berfungsi memadukan tafsiran al-kitab dan penjelasan dogma gereja. Fungsi refroduktif tradisional ini tampak dengan jelas dalm buku-buku dogmatika yang berasal dari masa lalu.

2.    Fungsi froduktif kontekstual. Yang tidak kalah pentingnya adalah bagaymana hubungan antar dogmatika dengan situasi dan kondisi masa kini. Dogmatika harus menafsirkan al-kitab secara terus-menerus, secara baru. Dogmatika tidak boleh tinggal dalm pertimbangan-pertimbangan histiris saja. Apa yang sudah berlangsung pada masa lalu, memerlukan penerjemahan kebenarannya kedalam situasi masa kini (kontekstual). 

Hal penting dalm kontekstualisasi adalh cara atau metode yang dipakai, sehingga dogmatika betul-betul memenuhi tugasnya. Dalam hubungan ini, langkah-langkah metodis yang perlu diperhatikan adalah : 

1.    Menentukan masalah dalam situasi sekarang. Dogmatika harus meinta gereja untuk memikirkan sittuasi tertentu yang berkembang dalam masyarakat. Apa yang dianggap masalah dogmatis tidak mungkin diputuskan hanya melihat kebutuhan interen gereja.

Page 24: Agama Kristen

2.    Mengerjakan masalah secara eksegesis dan histories. Dalam melakukan tugasnya, dogmatika sangat erat hubungannya dengan tradisi dogma yang sudah ada. Dogmatika mencari kembali pertanyaan-pertannyaan dan usulan-usulan dari masa lalu. Dogmatika memetik hasil dari tradisi dogma dan kemudian meneruskan serta mengembangkannya.

3.    Menentukan tanggapan yang kontekstual. Pada tahap ini ditentukan kearah mana konsep dogmatis itu dapat dikembangkan secara umum, dan jawaban apa yang dapat diberikan secar konkrit. Pekerjaan pokok yang harus di lakuakn ialah memeriksa apakah semau bahan (a+b) dapat didasarkan pada al-kitab dan memeriksa apakah semua formulasi yang sudah ada itu masih dapat dimengerti dan diterima untuk masa kini. 

Dengan demikian, pekerjaan dogmatika tergantung pada suatu tolak ukur ganda, kesesuaiannya terhadap al-kitab dan kesesuaiannya terhadap masa kini.

Page 25: Agama Kristen

PENUTUP

A.   Kesimpulan.

 Protestan dalam bahasa latin yaitu protestari, yang kemudian melahirkan istilah protes, sering diartikan secara neganif. Sampai pertengahan abad ke-18 (250 tahun setelah Martin Luther memperkenalkan 95 dalilnya dipintu gereja Wittenburg). Istilah itu diartikan dengan “Mengakui” atau “Menyatakan secara terbuka” atau “Suatu pernyataan yang khidmat tentang resolusi, fakta atau pendapat”. Secara negative istilah itu diartikan sebagai “Berkeberatan” atau “ Menyanggah”. Nada yang negative ini muncul selama kurang lebih 2 abad.

 B.   Saran-Saran.

          Sebagai umat Islam, kita harus saling menghargai antar agama, baik agama samawi maupun agama ardi,kita tidak boleh saling melecehkan atau menghina antar agama karena semua telah diatur oleh undang-undang.

Page 26: Agama Kristen

DAFTAR PUSTAKA

Djam’annuri, Agama Kita (Perspektip Sejarah Agama-agama), LESFI, Yogyakarta : 2000Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook

Ajaran Kristen Protestan Protestan adalah sebuah mazhab dalam agama Kristen. Mazhab atau denominasi ini muncul setelah protes Martin Luther pada tahun 1517 dengan 95 dalil nya.Kata Protestan sendiri diaplikasikan kepada umat Kristen yang menolak ajaran maupun otoritas Gereja Katolik.Pada kenyataannya, gerakan Reformasi (Pembaharuan) yang dilakukan oleh Martin Luther bukanlah yang pertama kali terjadi di kalangan Gereja Katolik, sebab sebelumnya sudah ada gerakan-gerakan serupa seperti yang terjadi di Perancis yang dipimpin oleh Peter Waldo (dan kini para pengikutnya tergabung dalam Gereja Waldensis) pada pertengahan abad ke-12, dan di Bohemia (kini termasuk Ceko) di bawah pimpinan Yohanes Hus (1369-1415). Gereja Waldensis banyak terdapat di Italia dan negara-negara yang mempunyai banyak imigran dari Italia, seperti Uruguay. Sementara para pengikut Yohanes Hus di Bohemia kemudian bergabung dengan Gereja Calvinis.Pada 2005, sekitar 5,9%–14.276.459 dari 241.973.879 penduduk Indonesia, beragama Protestan1. Karena pengaruh para misionaris dari Belanda, kebanyakan gereja Protestan di Indonesia sangat diwarnai oleh ajaran Calvin, dan sebagian lagi mempunyai corak Lutheran.

Doktrin-doktrinMeskipun doktrin dari denominasi-denominasi Protestan jauh dari seragam, ada beberapa keyakinan yang tersebar pada Protestantisme yaitu doktrin sola scriptura dan sola fide.

Sola scriptura mempertahankan bahwa Alkitab (bukan tradisi gereja atau interpretasi gerejawi dari Alkitab) adalah sumber otoritas final untuk semua orang Kristen.

Sola fide berpegang bahwa keselamatan yang datang hanya melalui iman di dalam Yesus sebagai Kristus, bukan melalui perbuatan baik.

Gereja-gereja Protestan umumnya menolak doktrin Katolik dan Ortodoks mengenai pewarisan apostolik dan pelayanan sakramental dari klerus. Kecuali yang ditemukan pada banyak negara, seperti di bagian selatan Eropa, yang berada di bawah pengaruh non-Katolik jauh sebelum Reformasi.Pendeta Protestan dan pemimpin gereja memiliki peran dan otoritas yang sedikit berbeda di dalam komunitas mereka dibandingkan dengan pastor dan uskup pada Katolik, Anglikan dan Ortodok