26
LAPORAN PRAKTIKUM TENTANG GULMA MATA KULIAH DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN (SUMINI, SP.) Oleh : SARWANTO/ NPM. 01011200033 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUSI RAWAS 2013

Ageratum Conyzoides

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Ageratum Conyzoides

LAPORAN PRAKTIKUMTENTANG GULMA

MATA KULIAH DASARPERLINDUNGAN TANAMAN

(SUMINI, SP.)

Oleh :

SARWANTO/ NPM. 01011200033

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGIFAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUSI RAWAS2013

Page 2: Ageratum Conyzoides

Laporan Praktikum Dasar Perlindungan Tanaman, 2013 i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke Hadirat Allah SWT karena atas Rahmat dan

KaruniaNya kami dapat menyelesaikan laporan ini. Laporan ini disusun sebagai

salah satu tugas pada Mata Kuliah Dasar Perlindungan Tanaman.

Kami menyadari dalam penyusunan tugas ini tentu masih banyak kekurangan,

oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan

untuk kemajuan kami ke depannya. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada

Ibu Dosen Pembimbing yang telah membantu dan membimbing kami dalam Mata

Kuliah Dasar Perlindungan Tanaman ini.

Demikian kami sampaikan, semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua.

Lubuklinggau, Juni 2013

Penyusun

Page 3: Ageratum Conyzoides

Laporan Praktikum Dasar Perlindungan Tanaman, 2013 ii

DAFTAR ISI

Hal

Kata Pengantar ............................................................................................ iDaftar Isi ................................................................................................ iiDaftar Gambar ............................................................................................ iii

I. PENDAHULUAN ........................................................................ 11.1 Latar Belakang ............................................................ 11.2 Tujuan ................................................................................... 2

II. TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 32.1 Pengertian Gulma .................................................................. 32.2 Sifat-sifat gulma secara umum ............................................. 42.3 Perkembang biakan gulma .................................................... 9

III.PELAKSANAAN PRAKTIKUM ......................................................... 113.1 Waktu dan Tempat ............................................................... 113.2 Alat dan bahan ..................................................................... 11

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 124.1 Hasil ..................................................................................... 124.2 Pembahasan ......................................................................... 124.2.1 Botani umu ..................................................................... 124.2.2 Marfologi tumbuhan ....................................................... 124.2.3 Habitat dan penyebaran ................................................. 144.2.4 Pengendalian .................................................................. 144.2.5 Manfaat Babandotan ..................................................... 15

V. PENUTUP ............................................................................................... 175.1 Kesimpulan ............................................................................ 175.2 Saran ...................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................

Page 4: Ageratum Conyzoides

Laporan Praktikum Dasar Perlindungan Tanaman, 2013 iii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Gulma Ageratum Conyzoides L. di lahan/kebun.

Gambar 2. Bunga Ageratum Conyzoides L.

Gambar 3. Pengambilan gulma Ageratum Conyzoides L. sebagai bahan praktikum.

Gambar 4. Perakaran gulma Ageratum Conyzoides L.

Gambar 5. Sampel/contoh gulma Babandotan (Ageratum Conyzoides L.).

Gambar 6. Struktur perakaran Ageratum Conyzoides L. yang telah dibersihakan.

Page 5: Ageratum Conyzoides

Laporan Praktikum Dasar Perlindungan Tanaman, 2013 1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Produksi tanaman pertanian, baik yang diusahakan dalam bentuk pertanian

rakyat ataupun perkebunan besar dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain

hama, penyakit dan gulma. Kerugian akibat gulma terhadap tanaman budidaya

bervariasi, tergantung dari jenis tanamannya, iklim, jenis gulmanya dan lain-lain.

Tanaman perkebunan juga mudah terpengaruh oleh gulma, terutama sewaktu

masih muda. Apabila pengendalian gulma diabaikan, maka kemungkinan besar

usaha tanaman perkebunan itu akan rugi.

Gulma adalah tumbuhan yang kehadirannya tidak diinginkan pada lahan

pertanian, karena menurunkan hasil yang bisa dicapai oleh tanaman produksi.

Pengendalian gulma yang tidak cukup pada awal pertumbuhan tanaman

perkebunan akan memperlambat pertumbuhan dan masa sebelum panen.

Persaingan antara gulma dengan tanaman budidaya dapat dilihat dengan

terjadinya interaksi antara keduanya, yakni bisa berupa interaksi positif maupun

negatif. Persaingan antara gulma dengan tanaman dapat dilihat dalam hal

mengambil unsur-unsur hara dan air dari dalam tanah dan penerimaan cahaya

matahari untuk proses fotosintesis, menimbulkan kerugian-kerugian dalam

produksi baik kualitas maupun kuantitas.

Gulma tumbuh hampir dimana saja dan keberadaannya tidak diinginkan di

area pertanian karena akan bersaing dan berebut unsur hara, menyumbat saluran

drainase yang dapat menyebabkan areal terendam air, menyulitkan evakuasi hasil

panen dan pada akhirnya menurunkan produktifitas kebun.

Page 6: Ageratum Conyzoides

Laporan Praktikum Dasar Perlindungan Tanaman, 2013 2

Berkaitan dengan hal-hal diatas maka sebagai mahasiswa pertanian kita

diwajibkan memiliki pengetahuan dan kemampuan terkait masalah gulma ini.

Terkait dengan hal tersebut maka perlu dilakukan kegiatan praktikum identifikasi

gulma sehingga setiap mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Musi Rawas

memiliki pengetahuan dan kemampuan identifikasi gulma ini.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan laporan praktikum ini adalah :

1. Mengetahui pengertian dari gulma itu sendiri.

2. Mengetahui jenis-jenis gulma yang ada disekitar kita.

3. Mengetahui klasifikasi dari gulma yang diamati masing-masing

mahasiswa.

4. Mengetahui cara pengendalian gulma yang diamati.

5. Mencari tahun apakah gulma memiliki manfaat atau tidak.

Page 7: Ageratum Conyzoides

Laporan Praktikum Dasar Perlindungan Tanaman, 2013 3

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Gulma

Gulma adalah suatu tumbuhan lain yang tumbuh pada lahan tanaman

budidaya, tumbuhan yang tumbuh disekitar tanaman pokok atau semua tumbuhan

yang tumbuh pada tempat (area) yang tidak diinginkan oleh sipenanam sehingga

kehadirannya dapat merugikan tanaman lain yang ada didekat atau disekitar

tanaman pokok tersebut (Ashton dalam Barus, 2003). Pendapat lain ada yang

mengatakan bahwa gulma disebut juga sebagai tumbuhan pengganggu atau

tumbuhan yang belum diketahui manfaatnya, tidak diinginkan dan menimbulkan

kerugian.

Kehadiran gulma pada lahan pertanian atau pada lahan perkebunan dapat

menimbulkan berbagai masalah. Secara umum masalah-masalah yang

ditimbulkan gulma pada lahan tanaman budidaya ataupun tanaman pokok adalah

sebagai berikut.

1. Terjadinya kompetisi/persaingan dengan tanaman pokok (tanaman

budidaya) dalam hal penyerapan zat makanan atau unsur-unsur hara didalam

tanah, penangkapan cahaya, penyerapan air dan ruang tempat tumbuh.

2. Sebagian besar gulma dapat mengeluarkan zat atau cairan yang

bersifat toksin (racun), berupa senyawa kimia yang dapat mengganggu dan

menghambat pertumbuhan tanaman lain disekitarnya yang dikenal dengan

istilah allelopati.

3. Gulma berperan sebagai tempat hidup/inang, maupun tempat berlindung

hewan-hewan kecil, insekta dan hama sehingga memungkinkan hewan-hewan

Page 8: Ageratum Conyzoides

Laporan Praktikum Dasar Perlindungan Tanaman, 2013 4

tersebut dapat berkembang biak dengan baik. Akibatnya hama tersebut akan

menyerang dan memakan tanaman pokok ataupun tanaman budidaya.

4. Mempersulit pekerjaan diwaktu panen maupun pada saat pemupukan.

5. Dapat menurunkan kualitas produksi (hasil) dari tanaman budidaya, misalnya

dengan tercampurnya biji-biji dari gulma yang kecil dengan biji tanaman

budidaya.

2.2 Sifat-sifat gulma secara umum

Gulma merupakan tumbuhan yang mempunyai sifat dan ciri khas tertentu,

yang umumnya berbeda dengan tanaman pokok atau tanaman budidaya. Sifat-

sifat dari gulma tersebut antara lain:

1. Gulma mudah tumbuh pada setiap tempat atau daerah yang berbeda-

beda, mulai dari tempat yang miskin nutrisi/hara sampai tempat yang

kaya nutrisi/hara.

2. Gulma dapat bertahan hidup dan tumbuh pada daerah kering sampai

daerah yang lembab bahkan tergenang sekalipun.

3. Kemampuan gulma untuk mengadakan regenerasi atau

perkembangbiakan/ memperbanyak diri besar sekali, khususnya pada

gulma perennial. Gulma perennial (gulma yang hidupnya menahun)

dapat pula menyebar luas dengan cara perkembangbiakan vegetatif

disamping secara generatif. Luasnya penyebaran gulma disebabkan

oleh sifat daun yang dapat bermodifikasi, yaitu tumbuh menjadi

tumbuhan baru seperti pada daun Cocor Bebek (Calanchoe sp).

Demikian juga dengan bagian-bagian tumbuhan gulma yang lain dapat

pula tumbuh menjadi individu baru, seperti akar, batang, umbi dan lain

Page 9: Ageratum Conyzoides

Laporan Praktikum Dasar Perlindungan Tanaman, 2013 5

sebagainya. Inilah yang memungkinkan gulma unggul dalam

persaingan (berkompetisi) dengan tanaman budidaya.

4. Gulma juga dapat menghasilkan biji dalam jumlah yang sangat banyak,

ini pulalah yang memungkinkan gulma cepat berkembang biak.

Gulma dapat dibedakan menjadi beberapa golongan atau kelompok

berdasarkan pada bentuk daun, daerah tempat hidup (habitat), daur/siklus hidup,

sifat botani dan morfologi, dan cara perkembangbiakannya.

1. Penggolongan berdasarkan bentuk daun.

Berdasarkan bentuk daun, maka gulma dapat dibagi dua yaitu gulma

berdaun lebar dan gulma berdaun sempit.

a. Gulma berdaun lebar. Tumbuhan ini mempunyai bentuk daun yang

lebar dan luas dan umumnya mempunyai lintasan C3, nervatio

(pertulangan daun) menyirip, dari kelompok Dicotyledoneae, bentuk

helaian membulat, bulat, oval, lonjong, segitiga, bentuk ginjal, dll.

Contoh: Amaranthus spinosus L, Ageratum conyzoides (bandotan),

Portulaca oleracea, Melastoma malabathricum, Eupatorium

odoratum, Euphorbia hirta, Centella asiatica dll.

b. Gulma daun berdaun sempit, Tumbuhan ini mempunyai bentuk

daun sempit dan memanjang, mempunyai lintasan C4, nervatio

(pertulangan daun) linearis atau garis-garis memanjang, dari

kelompok monocotyledoneae, bentuk daun memanjang seperti pita,

jarum, garis dll. Contoh : Leersea hexandra, Sprobolus poiretii,

Cyperus rotundus, Imperata cylindrica dll.

Page 10: Ageratum Conyzoides

Laporan Praktikum Dasar Perlindungan Tanaman, 2013 6

2. Penggolongan gulma berdasarkan habitat

Berdasarkan habitat atau tempat hidup maka gulma dapat dikelompokkan

menjadi beberapa golongan yaitu:

a. Gulma sawah, contoh : Portulaca oleracea, Cyperus rotundus, dll.

b. Gulma ladang, contoh : Leersea hexandra, Imperata cylindrical dll.

c. Gulma kebun, contoh : Ageratum conyzoides, Stachytarpita sp. dll.

d. Gulma hutan, contoh : Melastoma malabathricum, Crotalaria sp. dll.

e. Gulma Padang rumput, contoh : Sprobolus poiretii, Andropogon sp.

f. Gulma air yaitu semua tumbuhan gulma yang hidup, tumbuh dan

berkembang biaknya terjadi di dalam air, di daerah perairan atau

ditempat yang basah dan tergenang, Contoh dari gulma ini adalah:

Eichornia crassipes, Hydrilla verticilata, Pistia stratiotes..

3. Penggolongan berdasarkan daur hidup.

Menurut Barus (2003), berdasarkan daur hidup (siklus hidup), maka gulma

dapat dikelompokkan pada beberapa golongan yaitu.

1. Annual (semusim), yaitu gulma yang mempunyai daur hidup hanya

satu musim atau satu tahunan, mulai dari tumbuh, anakan, dewasa dan

berkembang biak. Contoh gulma semusim adalah: Ageratum

conyzoides L., Stachytarpita sp.

2. Biennial (dua musim) yaitu gulma yang mempunyai daur hidup

mulai dari tumbuh, anakan, dewasa dan berkembang biak selama

dua musim tetapi kurang dari dua tahun. Contoh gulma ini adalah:

Lactuca canadensis L..

Page 11: Ageratum Conyzoides

Laporan Praktikum Dasar Perlindungan Tanaman, 2013 7

3. Perinnial (gulma musiman atau tahunan), yaitu gulma yang dapat

hidup lebih dari dua tahun atau lama berkelanjutan bila kondisi

memungkinkan. Contoh gulma ini adalah kebanyakan dari kelas

monocotyledoneae seperti : Cyperus rotundus, Imperata cylindrical.

4. Penggolongan berdasarkan sifat morfologi

Menurut Tjitrosoedirdjo (1984), berdasarkan sifat morfologi maka gulma

dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan yaitu:

1. Golongan rumput-rumputan (grasses), yaitu semua tumbuhan gulma

yang berasal dari keluarga Gramineae (Poaceae). Gulma ini ukurannya

bervariasi, tumbuh bisa tegak maupun menjalar, hidup semusim atau

tahunan. Ciri-ciri gulma yang tergolong kedalam keluarga rumput ini

adalah batang umumnya mempunyai ruas dan buku. Jarak masing-

masing ruas (internodus) bisa sama dan bisa pula berbeda dan bahkan

ada yang cukup panjang, yang tidak sebanding dengan buku

(internodus), batang ini ada yang menyebut dengan culm. Ciri lain

dari kelompok ini adalah daunnya yang tidak mempunyai tangkai

daun (ptiolus) tapi hanya mempunyai pelepah/upih dan helaian daun

(lamina). Contoh dari gulma ini banyak sekali dan ditemukan pada

berbagai tempat, baik di areal tanaman budidaya maupun di daerah

yang terbuka, misalnya: Eleusine indica, Imperata cylindrical,

Panicum repens, Paspalum conjugatum, Axonopus compressus, dan

Leersea hexandra.

2. Golongan Teki-tekian (sedges), yang termasuk kedalam kelompok

gulma ini adalah dari keluarga Cyperaceae. Ciri khas dari kelompok

Page 12: Ageratum Conyzoides

Laporan Praktikum Dasar Perlindungan Tanaman, 2013 8

teki adalah batangnya yang berbentuk segitiga dan pada sebagian

besar sistim perakarannya terdiri dari akar rimpang (rhizome) dan

umbi (tuber). Contoh gulma ini adalah: Cyperus rotundus, Cyperus

irinaria dll.

3. Golongan gulma berdaun lebar (broad leaf weed), kelompok ini terdiri

dari gulma yang berdaun lebar (luas) yang umumnya terdiri dari kelas

Dicotyledoneae, pertulangan daun umunya menyirip,

misalnya: Ageratum conyzoides L., Eupatorium odoratum, Melastoma

malabathricum, Phylanthus niruri, dll.

5. Penggolongan berdasarkan sifat botani

Menurut Barus (2003), berdasarkan sifat-sifat botaninya maka gulma

dapat dikelompokkan menjadi beberapa golongan yaitu:

Golongan gulma Dicotyledoneae (berkeping dua), yaitu semua

tumbuhan gulma yang berasal dari kelas Dikotiledon, seperti:

Crotalaria sp, Melastoma malabathricum, Phyllanthus niruri, Lantana

camara.

Golongan gulma Monocotyledoneae (berkeping satu), adalah semua

tumbuhan gulma yang berasal dari kelas Monokotil seperti: Imperata

cylindrical, Panicum repens, Dactyloptenium sp., Eragrostis amabilis,

Cynodon dactylon, cyperus rotundus.

Golongan gulma Pteridophyta (pakis-pakisan), yaitu semua gulma

yang berasal dari kelompok pakis-pakisan, contohnya : Neprolepsis

bisserata.

Page 13: Ageratum Conyzoides

Laporan Praktikum Dasar Perlindungan Tanaman, 2013 9

2.3 Perkembangbiakan Gulma

Perkembangbiakan (reproduksi) gulma yang bermacam-macam seperti

berikut :

1. Dengan biji, sebagian besar gulma berkembang biak dengan biji dan

menghasilkan jumlah biji yang sangat banyak seperti biji pada

Amaranthus spinosus, Cynodon dactylon, Eragrostis amabilis. Biji-biji

gulma dapat tersebar jauh karena ukurannya kecil sehingga dapat

terbawa angin, air, hewan dan sebagainya dengan demikian

penyebarannya juga lebih luas. Adapula terdapat bulu-bulu (rambut

halus) yang menempel pada biji, sehingga biji ini mudah diterbangkan

oleh angin, seperti pada biji Emilia sonchifolia, Vernonia sp, dll.

Disamping itu biji-biji gulma dapat bertahan lama di dalam tanah (masa

dormansi yang panjang) bila situasi lahan tanahnya tidak memungkinkan

untuk tumbuh, kemudian pada saatnya dapat tumbuh bila situasi sudah

memungkinkan.

2. Stolon, yaitu bagian batang menyerupai akar yang menjalar diatas

permukaan tanah. Dimana batang ini terdiri dari nodus (buku) dan

internodus (ruas), pada setiap nodus dapat keluar serabut-serabut akar

dan tunas sehingga dapat mebentuk individu baru. Contoh gulma ini

adalah : Paspalum conjugatum, Cynodon dactylon, dll.

3. Rhizoma (akar rimpang), yaitu batang beserta bagian-bagiannya yang

manjalar didalam tanah, bercabang-cabang, tumbuh mendatar dan pada

ujungnya atau pada buku dapat muncul tunas yang membentuk individu

baru.

Page 14: Ageratum Conyzoides

Laporan Praktikum Dasar Perlindungan Tanaman, 2013 10

4. Tuber (umbi), umbi merupakan pembengkakan dari batang atupun akar

yang digunakan sebagai tempat penyimpanan atau penimbun cadangan

makanan, sehingga umbi tersebut bisa membesar. Pada beberapa bagian

umbi tersebut terdapat titik (mata) yang pada saatnya nanti bisa muncul

atau keluar tunas yang merupakan individu baru dari gulma tersebut.

Contoh gulma ini adalah dari keluarga Cyperaceae, seperti: Cyperus

rotundus, Cyperus irinaria.

5. Bulbus (umbi lapis), Bulbus juga termasuk umbi yang merupakan

tempat menyimpan cadangan makanan tetapi bentuknya berlapis-lapis.

Gulma golongan ini dapat ditemukan pada keluarga Allium, contoh:

Allium veneale (bawang-bawangan).

6. Dengan daun, pada beberapa jenis gulma juga dapat berkembang biak

dengan daunnya yang telah dewasa. Daun ini berbentuk membulat

ataupun oval, pada pinggir daun bergerigi atau terdapat lekukan yang

nantinya tempat muncul tunas yang menjadi individu baru. Contohnya:

Calanchoe sp (cocor bebek), Ranunculus bulbasus.

7. Runner (Sulur), Stolon yang keluar dari ketiak daun dimana

internodianya (ruas) sangat panjang, membentuk tunas pada bagian

ujung. Contoh: Eichornia crassipes.

8. Spora, ada juga beberapa gulma yang dapat berkembang biak dengan

spora, dimana spora ini bila telah matang dapat diterbangkan oleh

angina. Contoh gulma ini kebanyakan dari keluarga paku-pakuan seperti:

Nephrolepsis bisserata, Lygopodiu sp.

Page 15: Ageratum Conyzoides

Laporan Praktikum Dasar Perlindungan Tanaman, 2013 11

III. PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktiukum identifikasi gulma ini dilaksanakan di Kebun Penelitian

Fakultas Pertanian Universitas Musi Rawas pada tanggal 9 Juni 2013.

3.2 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah alat tulis dan

gulma.

Page 16: Ageratum Conyzoides

Laporan Praktikum Dasar Perlindungan Tanaman, 2013 12

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Sesuai metode kerja yang disampaikan oleh dosen pembimbing bahwa

setiap mahasiswa diperintahkan mencari dan mengambil 1 (satu) jenis gulma,

selanjutnya membuat laporan praktikum berupa tulisan yang membahas tentang

gulma tersebut. Dalam praktikum kali ini saya mengambil 1 (satu) jenis gulma

yang dikenal dengan nama Babandotan dengan nama ilmiah Ageratum

Conyzoides L.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Botani umum Babandotan (Ageratum conyzoides L.)

Menurut Plantamor (2012), sistematika tumbuhan Babandotan

(Ageratum conyzoides L.) adalah sebagai berikut :

Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledoneae

Bangsa : Asterales

Suku : Asteraceae

Marga : Ageratum

Jenis : Ageratum conyzoides L.

4.2.2 Morfologi Tumbuhan

a. Akar, memiliki sistem perakaran tunggang, memiliki banyak

percabangan, berwarna coklat keputih-putihan, tidak lagi

Page 17: Ageratum Conyzoides

Laporan Praktikum Dasar Perlindungan Tanaman, 2013 13

memiliki rambut-rambut halus seperti pada batangnya, keluar

dari pangkal batang yang tegak dan kadang terbaring.

b. Batang, tumbuh tegak, buku-bukunya dan permukaan bagian

batang yang lebih muda ditumbuhi rambut halus (sebagian

rambutnya getas), tingginya berkisar dari 25-50 cm, membentuk

cabang pada batang, daun tumbuh berhadapan, pada ketiak daun

tumbuh tunas yang membentuk cabang.

c. Daun, daun bulat telur, segitiga-bulat telur atau belah ketupat

telur, bagian pangkal helai daun berbentuk bundar atau sedikit

meruncing, sedangkan ujung helai daun berbentuk runcing atau

agak tumpul, ukuran helai daun panjangnya 2-10 cm dan

lebarnya 0,5-5 cm, berambut halus, tepi daun bergigi atau

berombak.

d. Bunga, merupakan bunga majemuk, dalam satu kelompok terdiri

dari tiga atau empat kepala bunga, masing-masing kepala bunga

tumbuh pada tangkai sendiri, terdiri dari 60-75 bunga yang

tersusun dalam daun pembalut, bentuknya menyerupai mangkok,

mahkota lima bentuk lonceng, berwarna putih atau

ungu/lembayung.

e. Buah, termasuk ke dalam buah keras, berbentuk persegi lima

yang runcing, memiliki rambut sisik berwarna putih dan

bentuknya kecil, memiliki warna hitam/berwarna hitam dan

panjangnya sekitar 2-3,5 mm.

Page 18: Ageratum Conyzoides

Laporan Praktikum Dasar Perlindungan Tanaman, 2013 14

f. Biji, Biji Babandotan(Ageratum conyzoides L.) berukuran kecil,

biji babandotan memiliki lima papus atau merupakan bulu pada

puncaknya. Biji babandotan juga tidak memiliki bulu pada

permukaan bijinya. Biji babandotan berbentuk bulat kecil agak

lonjong Biji babandotan memiliki warna kehitam-hitaman.

4.2.3 Habitat dan penyebaran

Ageratum conyzoides adalah tumbuhan terna semusim yang berasal

dari Amerika tropik, tumbuh pada tanah kering atau lembab didaerah

terbuka atau sedikit ternaung. Daerah penyebarannya meliputi

0-2100 mdpl, berbunga sepanjang tahun. Mudah tersebar melalui biji

yang ringan dan mempunyai papus. Bandotan telah lama masuk dan

meliar diwilayah Nusantara. Disebut juga sebagai babandotan atau

babadotan (sunda), wedusan (jawa), dus-bedusan (Madura) serta

Billygoat-weed, Goatweed, Chick weed, atau Whiteweed dalam

bahasa Inggris, tumbuhan ini mendapatkan namanya karena bau yang

dikeluarkannya menyerupai bau kambing.

4.2.4 Pengendalian

Pengendalian gulma ini dengan metode mekanis adalah

dengan mencabut atau membabat. Dengan tujuan untuk merusak

sistem perakaran dengan alat-alat pertanian sehingga gulma mati.

Melalui metode fisis dengan membakar gulma dan melalui metode

kimia dengan herbisida, misalnya : glyphosate, dalapon, dll.

Page 19: Ageratum Conyzoides

Laporan Praktikum Dasar Perlindungan Tanaman, 2013 15

Cara kultur teknik dalam pengendalian gulma ini yaitu dengan

memanfaatkan areal pertanaman yang terbuka untuk menanam jenis

tanaman sela yang tidak mengganggu pertumbuhan tanaman induk

dan penanaman pohon pelindung sementara yang mempunyai nilai

ekonomi seperti kacang panjang, ketimun, pisang dan tanaman lainnya.

Sistem seperti itu juga dapat digunakan untuk mengendalikan jenis

gulma lainnya. Selain itu penggunaan mulsa plastik untuk mencegah

tumbuhnya gulma juga dapat dilakukan karena permukaan tanah

tertutupi oleh mulsa dan gulma tidak mendapatkan cahaya matahari

untuk melakukan kegiatan fotosintesis serta dapat mencegah

penguapan air agar tanah tetap lembab.

4.2.5 Manfaat Babandotan selain sebagai gulma penggangu tanaman.

Dalam pengobatan tradisional babandotan telah dikenal khasiatnya

untuk pengobatan antara lain demam, malaria, sakit tenggorok, radang

paru (pneumonia), radang telinga tengah (otitis media), perdarahan,

seperti perdarahan rahim, luka berdarah, dan mimisan, diare, disentri,

mulas (kolik), muntah, perut kembung, keseleo, pegal linu, mencegah

kehamilan, badan lelah sehabis bekerja berat, produksi air seni sedikit,

tumor rahim, dan perawatan rambut. Tak hanya daun ternyata akar

tanaman ini pun berguna. Menurut pakar dan Ketua Himpunan

Pengobatan Tradisional dan Akupunktur Indonesia, Prof. HM

Hembing Wijayakusuma, akar babadotan dapat mengatasi disentri,

diare atau panas, dengan cara merebus 30 gram akar Ageratum,

Page 20: Ageratum Conyzoides

Laporan Praktikum Dasar Perlindungan Tanaman, 2013 16

dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, disaring dan diminum airnya

selagi hangat.

Didunia pertanian gulma ini ternyata memiliki potensi sebagai

herbisida. Potensi ini dapat dilihat dari indikasi dominannya tanaman

ini dibandingkan gulma lain dalam suatu lahan. Dominasi ini diduga

karena adanya allelopathy yang dimiliki oleh Ageratum, suatu

keadaan di mana tanaman/bahan tanaman mengeluarkan eksudat

kimia yang dapat menekan pertumbuhan tanaman lainnya.

Kemampuan daun Ageratum sebagai allelopathy diidentifikasi karena

adanya 3 phenolic acid yaitu gallic acid, coumalic acid dan

protocatechuic acid, yang dapat menghambat pertumbuhan beberapa

gulma lain. Selain itu penggunaan daun tanaman ini ternyata juga

berpotensi sebagai kompos karena dapat meningkatkan pertumbuhan

dan hasil panen padi. Tanaman padi yang diperlakukan dengan daun

Ageratum lebih tinggi hasilnya dibandingkan kontrol. Hal tersebut

diduga karena penambahan daun Ageratum meningkatkan kandungan

nitrogen dalam tanah yang sangat diperlukan bagi pertumbuhan padi.

Melimpahnya tanaman ini yang seringkali hanya dianggap sebagai

gulma barangkali dapat menjadi sumber pupuk kompos yang baik

bagi tanaman, apalagi semakin mahalnya harga pupuk bagi petani.

Page 21: Ageratum Conyzoides

Laporan Praktikum Dasar Perlindungan Tanaman, 2013 17

V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Gulma adalah suatu tumbuhan lain yang tumbuh pada lahan tanaman

budidaya, tumbuhan yang tumbuh disekitar tanaman pokok atau semua

tumbuhan yang tumbuh pada tempat (area) yang tidak diinginkan oleh

sipenanam sehingga kehadirannya dapat merugikan tanaman lain yang ada

didekat atau disekitar tanaman pokok tersebut.

2. Gulma dapat dibedakan menjadi beberapa golongan atau kelompok

berdasarkan pada bentuk daun, daerah tempat hidup (habitat), daur/siklus

hidup, sifat botani dan morfologi, dan cara perkembangbiakannya.

3. Babandotan (Agerotum conyzoides L.) adalah jenis gulma semusim/annual

yang termasuk kelompok gulma berdaun lebar, berkembang biak secara

generatif/biji serta banyak tersebar dihabitat kebun.

4. Pengendalian sampai kepada pemberantasan gulma ini dapat dilakukan

dengan cara fisik mekanis (merumput/mencabut), sampai penggunaan

herbisida.

5. Bahwa gulma dapat menimbulkan kerugian, namun ternyata setelah diteliti

gulma juga mempunyai manfaat, termasuk Babandotan (Ageratum

Canyzaides L.) yang dapat di gunakan mengobati luka, mengobati

mimisan dan sebagainya.

Page 22: Ageratum Conyzoides

Laporan Praktikum Dasar Perlindungan Tanaman, 2013 18

3.2 Saran

1. Penambahan waktu dalam pelaksanaan praktikum untuk lebih menambah

pengetahuan mahasiswa terkait gulma ini.

2. dengan kita memahami bahwa gulma ternyata juga mempunyai manfaat,

perlu kajian tertentu untuk mempelajari hal tersebut.

Page 23: Ageratum Conyzoides

Laporan Praktikum Dasar Perlindungan Tanaman, 2013

DAFTAR PUSTAKA

Barus, E. 2003. Pengendalian Gulma di Perkebunan. Cetakan ke-5. Yogyakarta.Kanisius.

Tjitrosoedirdjo, S., Utomo, I. H., & Wiroatmodjo, J. 1984. Pengelolaan Gulma diperkebunan. PT Gramedia Jakarta.

http://nandagokilz1.wordpress.com/tag/jenis-jenis-gulma diakses tanggal 10 Juni2013 pukul 16.10 WIB.

http://www.plantamor.com/index.php?plant=44 diakses tanggal 10 Juni 2013pukul 16.30 WIB.

http://id.wikipedia.org/wiki/Bandotan#Manfaat diakses tanggal 11 Juni 2013pukul 13.10 WIB.

http://id.wikipedia.org/wiki/gulma diakses tanggal 11 Juni 2013 pukul 15.00 WIB

http://mipa-farmasi.blogspot.com/2012/03/ageratum-conyzoides-l-babadotan.htmldiakses tanggal 11 Juni 2013 pukul 15.10 WIB.

Page 24: Ageratum Conyzoides

Gambar 1. Gulma Ageratum Conyzoides L. di lahan/kebun

Gambar 2. Bunga Ageratum Conyzoides L.

Page 25: Ageratum Conyzoides

Gambar 3. Pengambilan gulma Ageratum Conyzoides L. sebagai bahan praktikum

Gambar 4. Perakaran gulma Ageratum Conyzoides L.

Page 26: Ageratum Conyzoides

Gambar 5. Sampel/contoh gulma Babandotan (Ageratum Conyzoides L.)

Gambar 6. Struktur perakaran Ageratum Conyzoides L. yang telah dibersihakan.