9
AGROEKOSISTEM 1) Pengertian Agroekosistem Aktivitas pertanian merupakan interaksi antara manusia dengan lingkungan alam yang memberikan arti bagi ekologi pertanian. Analisis agroekosistem merupakan hal baru yang dikembangkan untuk memperbaiki kapasitas kita dalam melihat persoalan-persoalan yang muncul dari penerapan berbagai teknologi di bidang pertanian. Khususnya persoalan yang muncul sejak Revolusi Hijau. Menurut pengertian agroekosistem adalah sistem ekologi yang dimodifikasi manusia dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, terutama bahan makanan. Agroekosistem memiliki kaidah-kaidah ekologi umum yang memiliki khas tersendiri seperti yang terlihat pada ekosistem sawah dengan ekosistem lainnya. Agroekosistem dapat diartikan pula sebagai suatu unit yang tersusun oleh semua organism di dalam areal pertanaman bersama-sama dengan keseluruhan kondisi lingkungan dan lingkungan yang telah dimodifikasi manusia lebih lanjut, yaitu pertanian, industri, tempat rekreasi, dan aktifitas sosial manusia yang lainnya. (Anonymous, 2010)

Agro Eko Sistem

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Agro Eko Sistem

AGROEKOSISTEM

1) Pengertian Agroekosistem

Aktivitas pertanian merupakan interaksi antara manusia dengan lingkungan alam yang

memberikan arti bagi ekologi pertanian. Analisis agroekosistem merupakan hal baru yang

dikembangkan untuk memperbaiki kapasitas kita dalam melihat persoalan-persoalan yang

muncul dari penerapan berbagai teknologi di bidang pertanian. Khususnya persoalan yang

muncul sejak Revolusi Hijau.

Menurut pengertian agroekosistem adalah sistem ekologi yang dimodifikasi manusia

dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, terutama bahan makanan.

Agroekosistem memiliki kaidah-kaidah ekologi umum yang memiliki khas tersendiri seperti

yang terlihat pada ekosistem sawah dengan ekosistem lainnya.

Agroekosistem dapat diartikan pula sebagai suatu unit yang tersusun oleh semua

organism di dalam areal pertanaman bersama-sama dengan keseluruhan kondisi lingkungan

dan lingkungan yang telah dimodifikasi manusia lebih lanjut, yaitu pertanian, industri, tempat

rekreasi, dan aktifitas sosial manusia yang lainnya. (Anonymous, 2010)

Gambar : Agro Ekosistem di lahan Pertanian

Page 2: Agro Eko Sistem

Gambar : Komponen, fungsi, dan strategi meningkatkan keanekaragaman hayati dalam agroekosistem

2) Pengelolaan Agroekosistem

Pengelolaan Agroekosistem dikatakan sehat dan memenuhi standar jika memenuhi 4 aspek

penting dalam agroekosistem. Di dalam suatu tatanan agroekosistem, terdapat empat aspek

penting yang dapat mendukung terciptanya keseimbangan agroekosistem, yaitu :

a) Produktivitas (Productivity).

Measured either as yield or income per unit of input or resource i.e. yield/ha .

Produktivitas dapat didefinisikan sebagai suatu tingkat produksi atau keluaran berupa barang

atau jasa, misalnya produktivitas padi/ha/tahun. Hasil akhir panen atau pendapatan bersih,

nilai produksi dibandingkan masukan sumber. Produktifitas selalu diukur dalam  pendapatan

per hektar, atau total produksi barang dan jasa per rumah tangga atau negara. Produktifitas

juga dapat  diukur dalam kilogram butiran, ikan atau daging, atau juga dapat dikonversikan

dalam kalori, potein, vitamin atau unit-unit uang. Input sumberdaya dasar adalah tanah,

tenaga kerja,dan modal.

Page 3: Agro Eko Sistem

Artinya, apabila produktifitas dari suatu agroekosistem itu tinggi maka hendaknya kebutuhan

hidup bagi manusia akan terpenuhi, dan sepantasnya untuk diupayakan kondisi agroekosistem

yang lestari. Namun, pada kenyataannya upaya konservasi terhadap agroekosistem itu jarang

sekali dilakukan. Seharusnya disusun suatu model pendekatan agroekosistem yang  di desain

untuk pencegahan dan pengendalian terjadinya kemerosotan kualitas sumberdaya lahan

dan lingkungan dan tetap mernpertahankan produktivitas pertanian. Karena, sejatinya 

keterpaduan dua aspek tersebut merupakan konsepsi pembangunan pertanian berkelanjutan

dan melembagakan aspek ekologi ke dalam kebijakan ekonomi.

b) Stabilitas (Stability).

Measured as the constancy of the productivity. Stabilitas diartikan sebagai tingkat produksi

yang dapat dipertahankan dalam kondisi konstan normal, meskipun kondisi lingkungan

berubah. Suatu sistem dapat dikatakan memiliki kestabilan tinggi apabila hanya sedikit saja

mengalami fluktuasi ketika sistem usaha tani tersebut mengalami gangguan. Sebaliknya,

sistem itu dikatakan memiliki kestabilan rendah apabila fluktuasi yang dialami sistem usaha

tani tersebut besar. Produktifitas menerus yang tidak terganggu oleh perubahan kecil dari

lingkungan sekitarnya. Fluktuasi ini mungkin disebabkan karena perubahan iklim atau sumber

air yang tersedia, atau kebutuhan pasar akan bahan makanan.

Stabil, artinya dalam hal ini tercipta kondisi yang konsisten terhadap suatu hasil produksi.

Namun secara menyeluruh, hal ini sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti variasi

curah hujan, serangan hama periodik, fluktuasi harga, dll.

c) Keberlanjutan (Sustainability).

The ability of an agroecosystem to maintain productivity in respond to environmental

disturbance. Kemampuan  agroekosistem untuk memelihara produktifitas ketika ada

gangguan besar. Gangguan utama ini berkisar dari gangguan biasa seperti salinasi tanah,

sampai ke yang kurang biasa dan lebih besar seperti banjir, kekeringan atau terjadinya

introduksi hama baru. Aspek keberlanjutan  sebenarnya mengacu pada bagaimana

mempertahankan tingkat produksi tertentu dalam jangka panjang.

Apakah pada kondisi tertentu produktivitas dapat dipertahankan dari waktu ke waktu (artinya

bisa sustain). Prinsipnya,  keberlanjutan melibatkan kemampuan manajemen pertanian untuk

mempertahankan fungsi agroekosistem (termasuk produksi) , meskipun proses-proses ekologi

alami yang cenderung mengubah agroekosistem menuju suatu titik degradasi. Seperti dengan

Page 4: Agro Eko Sistem

stabilitas, keberlanjutan (sustainability) memiliki berbagai kebijakan yang terkait dengan

tindakan berbagai produktivitas. Beberapa langkah keberlanjutan bisa tinggi sementara yang

lain rendah untuk agroekosistem yang sama.

d) Pemerataan (Equitability).

Expresses how evenly the products of an agroecosystem are distributed among its

human beneficiaries >Prosperity. Aspek Ekuitabilitas digunakan untuk menggambarkan

bagaimana hasil-hasil pertanian dinikmati oleh segenap lapisan masyarakat. Contoh apabila

suatu sistem usaha tani dapat dikatakan memiliki suatu ekuitabilitas atau pemerataan sosial

yang tinggi apabila penduduknya memperoleh manfaat pendapatan, pangan, dan lain-lain

yang cukup merata dari sumber daya yang ada. Indikatornya antara lain rata-rata keluarga

petani memiliki akses lahan yang luasnya tidak terlalu berbeda atau senjang. Pemerataan

biasanya diukur melalui distribusi keuntungan dan kerugian yang terkait dengan produksi

barang dan jasa dari agroekosistem.

3) Metode Budidaya Agroekosistem

Metode bubidaya agroekosistem atau yang biasa disebut Konsep

agroekosistem adalah sistem ekologi yang terdapat didalam lingkungan

pertanian, yang biasanya merupakan sistem alami yang terjadi setelah

dibentuk oleh manusia.

Seperti yang kita ketahui, di dalam suatu ekosistem tentunya

terdapat berbagai komponen, dari yang abiotic sampai dengan yang

biotik. Di dalam agroekosistem juga demikian, dan antara komponen-

komponen tersebut menjalin interaksi satu sama lain yang apabila

interaksi tersebut normal, akan terjadi sebuah keseimbangan ekosistem

dan sebaliknya apabila tidak normal, atau ada salah satu di ntara

komponen tersebut yang jumlahnya melampaui batas, missal meledaknya

hama maka interaksinya akan terganggu dan tidak akan seimbang.

Komponen abiotik dan biotik di dalam agroekosistem saling

berinteraksi untuk mencapai keseibampangan ekosistem pertanian.

Kebutuhan pangan atau sumber nutrisi bagi faktor biotik tersedia dengan

adanya faktor abiotik tanah, air, unsur hara, dan anasir iklim yang

Page 5: Agro Eko Sistem

mendukung nutrisi dalam tanah maupun udara menjadi tersedia. Adanya

daur unsur atau daur biogeokimiawi di alam menunjukkan keterkaitan

antara faktor biotik dan abiotik.

Komponen Agroekosistem terdiri dari komponen biotik dan abiotik :

A. Komponen Biotik

a. Produsen Jasad-jasad hidup yang mampu menangkap energi matahari dan

membentuk bahan-bahan yang mengandung energi (tumbuh-tumbuhan berklorofil

hijau).

b. Konsumen Jasad-jasad hidup yang memakan tumbuh-tumbuhan dan atau hewan;

mampu membentuk bahan-bahan organis yang lebih tinggi mutunya dari bahan

yang dimakannya. Konsumen terbagi menjadi herbivora, karnivora, omnivora.

c. Decomposer Jasad-jasad hidup (mikrobia) yang dapat mengurai sisa-sisa dari jasad

hidup yang mati (proses mineralisasi)

d. Tanaman atau vegetasi Tanaman dalam agroekosistem berfungsi sebagai produsen

atau unsur/ komponen yang diusahakan oleh manusia untuk budidaya.

e. Hewan Hewan sebagai penyeimbang atau pendukung komponen-komponen dalam

agroekosistem. Contoh : cacing membantu menyuburkan tanah.

B. Komponen Abiotik

a. Air Tak kurang dari 50% penyusun tubuh organisme terdiri atas air. Oleh sebab itu air

merupakan salah satu komponen abiotik yang sangat menentukan kelangsungan hidup

organisme. Kalau kita perhatikan berbagai daerah di sekitar kita maka ada daerah yang

kaya akan air, tapi ada pula daerah kering. Perbedaan keadaan tersebut menyebabkan

cara adaptasi organisme berbeda-beda. Organisme yang hidup pada daerah kurang

air/kering memiliki cara untuk mendapatkan air serta menghemat air.

b. Udara Gas-gas di atmosfer ini di samping sebagai selimut bumi, juga sebagai sumber

berbagai unsur zat tertentu, seperti oksigen, karbon dioksida, nitrogen, dan hidrogen.

Udara juga merupakan komponen utama tanah, tanah yang cukup pori atau rongganya

akan baik pertukaran udara atau aerasinya. Tanah yang baik aerasinya akan baik

proses mineralisasinya.

c. Suhu Setiap makhluk hidup memerlukan suhu lingkungan tertentu. Hal ini dapat

diterima oleh akal kita karena pada setiap tubuh makhluk hidup akan berlangsung

Page 6: Agro Eko Sistem

proses kimia. Semua makhluk hidup dimanapun berada selalu menghindari suhu

lingkungan yang terlalu tinggi, dan terlalu rendah, tetapi selalu berusaha untuk

mendapatkan suhu lingkungan yang optimum.

d. Tanah Tanah merupakan komponen sumberdaya alam yang mencakup semua bagian

padat di atas permukaan bumi, termasuk semua yang ada di atas dan didalamnya yang

terbentuk dari bahan induk yang dipengaruhi oleh kinerja iklim, jasad hidup, dan relief

setempat dalam waktu tertentu. Dalam satu toposekuen akan dijumpai berbagai jenis

tanah, sebagai akibat adanya perbedaan bahan induk, iklim, topografi dan penggunaan

lahan (Hardjowigeno, 2003).

e. Cahaya Cahaya matahari merupakan komponen abiotik yang berfungsi sebagai

sumber energi primer bagi ekosistem. Keberadannya mampu mempengaruhi dan

mengontrol organisme yang ada pada suatu ekosistem.

f. Salinitas Salinitas berhubungan erat dengan pH tanah. Jika pH tanah semakin tinggi

maka akan menghambat proses pertumbuhan tanaman. Karena ada beberapa tanaman

yang tidak cocok dengan pH yang tinggi. (Anonymous, 2010)

PENUTUP

Dari pembahasan di atas kita dapat menyimpulkan bahwa

agroekosistem merupakan suatu ekosistem batan manusia yang ditujukan

untuk memenuhi kebutuhan manusia. Agroekosistem mempunyai

komponen-komponen yang saling berinteraksi satu sama lain yang apabila

interaksinya tidak normal atau salah satu sari komponennya melebihi

batas normal akan mengakibatkan masalah. Dan apabila interaksi berjalan

normal maka akan tercipta suatu keseimbangan.