Ahli Gizi Kini Bisa Buka Praktek

Embed Size (px)

DESCRIPTION

645eyrtfhg

Citation preview

Ahli Gizi Kini Bisa Buka Praktek Surabaya - Saat ini tak hanya dokter saja yang bisa berpraktek. Ahli gizi pun juga bisa melakukan hal yang sama. Tentu saja dengan syarat mengikuti sertifikasi uji kompetensi dalma untuk memberi layanan gizi ke masyarakat.

"Sampai saat ini baru 450 tenaga ahli gizi yang mengantongi sertifikasi. Padahal ada 1.600 ahli gizi di Jatim," kata Sekretaris Majelis Tenaga Kerja Kesehatan (MTKK) Jatim, Andriyanto kepada wartawan sata dihubungi, Rabu (18/11/2009).

Sertifikasi ini, kata Andriyanto, akan diberlakukan bagi jenjang pendidikan setingkat D3. Sedangkan uji kompetensi rencananya akan digelar secara rutin yakni empat kali dalam setahun tiap tiga bulan.

Meski diperbolehkan membuka praktek, namun prosedurnya tidaklah mudah. Ada prosedur yang harus dilakukan setelah mendapatkan sertifikasi. "Seorang ahli gizi seusai mendapatkan sertifikasi harus mengajukan permohonan surat izin kerja ke Dinas Kesehatan kabupaten/ kota masing-masing. Setelah itu barulah diproses," imbuhnya.

Pria yang juga menjabat Ketua Dewan Pimpinan Daerah Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi) Jatim ini menjelaskan, sertifikasi yang dimiliki ahli gizi berbeda dengan sertifikasi milik perawat dan bidan. Bila uji kompetensi perawat dan bidan 5 tahun sekali untuk memperbaruhi sertifikatnya, namun ahli gizi tidak perlu ada sertifikasi baru alias digunakan selamanya.

Pihaknya berharap para ahli terus mengembangkan ilmunya. Karena kondisi di lapangan terus berkembang. "Misalnya ada pasien bertanya tentang kanker, maka dia harus bisa menjawabnya. Dan jika belum memiliki jawabannya, seorang ahli gizi bisa mencari di buku maupun di internet," pungkasnya.