4
ZULKHAIRI 1304111810 MSP Kualitas air merupakan karakteristik fisik, kimia dan biologi dari air. Standar yang paling umum digunakan untuk menilai kualitas air berhubungan dengan air minum, keamanan air yang kontak dengan manusia dan kesehatan ekosistem. Di Indonesia kualitas air harus memenuhi syarat yang ditetapkan oleh peraturan dan standar pemerintah. Salah satu standar dikeluarkan oleh Kementrian Kesehatan RI melalui Peraturan Menteri Kesehatan No. 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum, dan standard lainnya berdasarkan pada Standar Nasional Indonesia (SNI) No. 01- 3553-2006 tentang Air Minum dalam Kemasan. Kualitas air merupakan hal yang sangat penting dalam proses produksi serta semua industri harus memastikan kualitas air yang digunakan, 1. Parameter fisika Parameter fisika menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 492/Menkes/Per/IV/2010 umumnya dapat diidentifikasi dari kondisi fisik air tersebut. Parameter fisika meliputi bau, kekeruhan, rasa, suhu, warna dan jumlah zat padat terlarut (TDS). Alat ukur yang digunakan adalah Spektrofotometer. Air yang baik idealnya tidak berbau, tidak berwarna, tidak memiliki rasa/tawar dan suhu untuk air minum idealnya ± 30 C. Padatan terlarut total (TDS) dengan bahan terlarut diameter < 10 -6 dan koloid (diameter 10 -6 - 10 -3

AIR ZUL

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ok

Citation preview

ZULKHAIRI1304111810MSP

Kualitas air merupakan karakteristik fisik, kimia dan biologi dari air. Standar yang paling umum digunakan untuk menilai kualitas air berhubungan dengan air minum, keamanan air yang kontak dengan manusia dan kesehatan ekosistem. Di Indonesia kualitas air harus memenuhi syarat yang ditetapkan oleh peraturan dan standar pemerintah. Salah satu standar dikeluarkan oleh Kementrian Kesehatan RI melalui Peraturan Menteri Kesehatan No. 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum, dan standard lainnya berdasarkan pada Standar Nasional Indonesia (SNI) No. 01-3553-2006 tentang Air Minum dalam Kemasan. Kualitas air merupakan hal yang sangat penting dalam proses produksi serta semua industri harus memastikan kualitas air yang digunakan,

1. Parameter fisikaParameter fisika menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 492/Menkes/Per/IV/2010 umumnya dapat diidentifikasi dari kondisi fisik air tersebut. Parameter fisika meliputi bau, kekeruhan, rasa, suhu, warna dan jumlah zat padat terlarut (TDS). Alat ukur yang digunakan adalah Spektrofotometer. Air yang baik idealnya tidak berbau, tidak berwarna, tidak memiliki rasa/tawar dan suhu untuk air minum idealnya 30 C. Padatan terlarut total (TDS) dengan bahan terlarut diameter < 10 -6 dan koloid (diameter 10 -6 - 10 -3 mm) yang berupa senyawa kimia dan bahan-bahan lain (Effendi, 2003).2. Parameter kimiaParameter kimia dikelompokkan menjadi kimia an organik dan kimia organik. Dalam standard air minum di Indonesia zat kimia anorganik dapat berupa logam, zat reaktif, zat-zat berbahaya serta beracun serta derajat keasaman (PH). Sedangkan zat kimia organik dapat berupa insektisida dan herbisida. Sumber logam dalam air dapat berasal dari industri, pertambangan ataupun proses pelapukan secara alamiah. Korosi dari pipa penyalur air minum dapat juga sebagai penyebab kehadiran logam dalam air (Mulia, 2005).

3. Parameter biologisParameter mikrobiologi menggunakan bakteri Coliform sebagai organisme petunjuk. Dalam laboratorium, istilah total koliform menunjukkan bakteri koliform yang berasal dari tinja manusia atau hewan berdarah panas lainnya. Penentuan parameter mikrobiologi dimaksudkan untuk mencegah adanya mikroba pathogen di dalam air minum (Mulia, 2005).Seiring dengan meningkatnya pendidikan dan tingkat kesadaran masyarakatakan arti pentingnya kesehatan, maka industri farmasi dituntut untuk menyediakan obat dalam jenis dan jumlah yang memadai serta kualitas yangbaik. Industri farmasi merupakan salah satu tempat Apoteker melakukan pekerjaan kefarmasian terutama menyangkut pembuatan, pengendalian mutusediaan farmasi, pengadaan, penyimpanan, pendistribusian dan pengembangan obat.Untuk menghasilkan produk obat yang bermutu, aman dan berkhasiatdiperlukan suatu tahap kegiatan yang sesuai CPOB yang meliputi perencanaan, pengendalian dan pemantauan bahan awal, proses pembuatan serta pengawasan terhadap mutu, peralatan yang digunakan, bangunan, hygiene,sanitasi serta personalia yang terlibat di setiap proses produksi. CPOB (Cara Pembuatan Obat Yang Baik) adalah pedoman yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI SK Menkes RI No.43/Menkes/SK/II/1998 sebagai suatu persyaratan dan ketentuan bagi setiap industri farmasi untuk dilaksanakan.Dalam Pasal 1 UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dinyatakan bahwa Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Dalam menjalani kehidupan lingkungan memiliki peran penting terhadap kesehatan seseorang. Interaksi antara lingkungan dan manusia menentukan terjadi atau tidaknya penyakit pada suatu populasi. Pengertian Kesehatan Lingkungan sehat menurut WHO adalah keadaan yg meliputi kesehatan fisik, mental, dan sosial yg tidak hanya berarti suatu keadaan yg bebas dari penyakit dan kecacatan. Menurut HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia), kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia.