Upload
boby-suryawan
View
233
Download
40
Embed Size (px)
DESCRIPTION
medic
Citation preview
Obstruksi jalan nafas
Bekuan darah, gigi
Jaringan lunak & Tulang
Bengkak Posisi kepala Benda asing
INTUBASI??
Indikasi Intubasi
Mengatasi obstruksi jalan nafas Gagal nafas Menjaga jalan nafas dari aspirasi isi
lambung, darah dan debris Untuk kepentingan ventilasi dan
oksigenasi
Parameter Objektif Indikasi Intubasi
PaO2 (tekanan parsial oksigen arteri) < 70 mm Hg
PaCO2 (tekanan parsial karbon dioksida arteri) > 55 m Hg (kecuali pd PPOK)
Dengan fraksi O2 ≤ 0.6
GAGAL NAFAS
KLINISLABORATORIK
Takipnoe atau bradipnoe
Takikardia Gelisah Penurunan kesadaran
STATICS AIRWAY
OROFARINGEAL AIRWAY, NASOFARINGEAL AIRWAY, SUNGKUP MUKA, KANTUNG TEKANAN POSITIF, RESERVOIR
A
AIRWAY(OROFARINGEAL AIRWAY, NASOFARINGEAL AIRWAY)Ukuran antara 0 – 6Diukur dari sudut bibir sampai angulus mandibula
STATICS
Persiapan Langkah intubasi
Periksa suplai Oksigen Periksa kelengkapan statics Posisikan pasien “ Sniffing Position”
sehingga mulut, faring dan laring menjadi satu aksis.
Jika pasien suspek trauma servikal, diperlukan penolong untuk menahan kepala pasien tetap pada posisi netral.
Bagaimana mengetahui kemungkinan sulit intubasi?
Riwayat penyakit Pemeriksaan fisik Jarak Thyromental ≤ 6 cm Klasifikasi Mallampati dan Mc Cormack
Riwayat Penyakit
Rheumatoid Arthritis Ankylosing Spondylitis Cervical Fixation Devices Klippel-Fiel Syndrome: leher pendek, vertebra
servikal kurang dari 7, vertebra servikal menyatu. Riwayat pembedahan besar daerah leher Pierre Robin Syndrome: rahang kecil, tidak
memiliki reflex menelan, lidah lebih mengarah ke belakang
Acromegaly: penebalan rahang, struktur jaringan lunak wajah
Pemeriksaan fisik
Semua hal yang menyebabkan terbatasnya gerakan leher
Jaringan parut akibat pembedahan didaerah leher atau luka bakar
Kyphosis Trauma, terutama daerah leher dan
kepala Obstruksi : tumor, benda asing,
kehamilan,dll
Langkah Intubasi Preoksigenasi pasien dengan oksigen 100% Pegang laringoskop pada tangan kiri, buka
mulut pasien, lalu masukkan laringoskop melalui sudut kanan bibir, lalu pindahkan ke arah tengah sambil mendorong lidah ke arah kiri.
Angkat blade, dengan arah tegak lurus, hingga terlihat faring posterior.
Identifikasi epiglotis, lalu letakkan ujung blade pada valecula, dan angkat sesuai aksis gagang.
Identifikasi trakea, kartilago aritenoid dan pita suara.
Masukkan tube sepanjang blade ke dalam trakea hingga 2 s/d 3 cm melewati pita suara.
Kembungkan cuff.
Cek kedalaman ETT
Berikan ventilasi, lihat pergerakan dinding dada, dengarkan suara nafas pada dada dan epigastrium. Bandingkan kesimetrisan suara nafas kanan dan kiri.
Tandai nomor kedalaman ETT, dan fiksasi ETT.
Komplikasi
Trauma langsung pada bibir, gigi, gusi Trauma pada jalan nafas serak,
nyeri menelan, nyeri tenggorok. Fraktur/subluksasi vertebra servikal Infeksi Ruptur trakea Obstruksi tube Edema pita suara Paralisis pita suara