Ajaran Rifaii Di Indonesia

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia

    1/147

    ALIRAN RIFAIYAH

    DI KABUPATEN TEMANGGUNG

    (KAJIAN TENTANG IMPLEMENTASI AJARAN TASAWUF K.H. AHMAD

    RIFAI)

    TESIS

    Diajukan sebagai Persyaratan

    Untuk Memperoleh Gelar Magister

    dalam Ilmu Agama Islam

    Oleh:

    M U S L I C H

    NIM : 520163

    PROGRAM PASCA SARJANA

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

    SEMARANG

    2006

  • 8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia

    2/147

    2

    PROF. DR. H. ABDUL JAMIL MA

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

    PROGRAM PASCA SARJANAJl.Raya Ngaliyan (Kampus 3) Semarang 50185 Telpon / Fax. (024) 614454

    NOTA PEMBIMBING

    Dengan ini menerangkan bahwa tesis Muslich, NIM; 520163 yang berjudul:

    ALIRAN RIFAIYAH DI KABUPATEN TEMANGGUNG (KAJIAN

    TENTANG IMPLEMENTASI AJARAN TASAWUF K.H. AHMAD RIFAI)

    telah memenuhi syarat untuk diujikan sebagai tesis pada konsentrasi Etika Tasawuf,

    Program Pasca Sarjana IAIN Walisongo Semarang tahun akademik 2006/2007.

    Semarang, 4 Desember 2006

    PROF. DR. H. ABDUL DJAMIL M.A.

    NIP: 150208253

  • 8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia

    3/147

    3

    iINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

    PROGRAM PASCA SARJANAJl.Raya Ngaliyan (Kampus 3) Semarang 50185 Telpon / Fax. (024) 614454

    INDONESIA _________________________________________

    PENGESAHAN

    Tesis berjudul : ALIRAN RIFAIYAH DI KABUPATENTEMANGGUNG (KAJIAN TENTANG

    IMPLEMENTASI AJARAN TASAWUF

    K.H. AHMAD RIFAI)

    Ditulis oleh : MUSLICH

    NIM : 520163

    Program Studi : Etika Tasawuf

    Telah dapat diterima sebagai syarat

    memperoleh gelar

    Masgister dalam Ilmu Agama Islam.

    Semarang, 1 Agustus 2005

    Direktur,

    Prof. Dr. H. Abdurrahman Masud, M.A.

    NIM: 150240107

  • 8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia

    4/147

    4

    DEKLARASI

    Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa tesis yang

    berjudul: ALIRAN RIFAIYAH DI KABUPATEN TEMANGGUNG (KAJIAN

    TENTANG IMPLEMENTASI AJARAN TASAWUF K.H. AHMAD RIFAI) tidak

    berisi material yang telah pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan. Demikian

    juga tesis ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yangterdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

    Semarang, 4 Desember 2006

    Yang mendeklarasikan

    MUSLICH

    NIM : 520163

  • 8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia

    5/147

    5

    Abstraksi

    Islam way of live, mengenal tiga asas yakni; Iman, Islam, dan Ihsan.

    Ketiganya merupakan kesatuan yang utuh, dimana manusia dapat mencipta dirinya

    menjadi insan kamil.. Secara ringkas dalam Islam dikenal ilmu dhohir dan ilmu batin

    yang terinci dalam ilmu; syariah, tariqah, haqiqah dan marifah. Kumpulan dari

    pengetahuan tentang syariah, dengan melalui tariqah untuk mencapai haqiqah, dan

    marifah. Maksudnya seseorang yang menjalani tariqah yang seimbang dengan

    syariah secara lahir dan batin, untuk menuju kepada tujuan tertentu dalam tasawuf,

    insyallah tercapailah kondisi mental yang menciptakan insan kamil.

    Tasawuf merupakan istilah khusus mistisisme Islam, bertujuan memperolehhubungan khusus langsung dengan Tuhan, ber-asensi hidup dan berkembang dari

    bentuk ke-zuhudan dengan bentuk tasawuf amali dan falsafi. Pandangan kaum sufi

    ibadah formal belum memenuhi kebutuhan spiritual, melainkan harus melalui proses

    takhalli, tahalli dan tajalli. Tasawuf amali merupakan pancaran dari cahaya Allah

    pada hati muslim, yang ter-interprestasikan dalam pengamalan kehidupan.

    Walaupun dalam tasawuf dikenal adanya istilah maqam (sikap hidup) dan hal

    (sikap mental). Namun, dalam kehidupan sehari-hari yang dapat diketahui adalah

    sikap hidup, ter-realisasi dalam kehidupan dan tingkah laku, dalam hidup

    bermasyarakat dan berhubungan dengan lingkungan kita.

    Kyai H. Rifai adalah seorang tokoh Islam, pengikut aliran faham Sunni dan

    bermadzhab Syafii, penganut ajaran Al-Ghazali, ajarannya merupakan basic ajaranIslam, yakni; syariah, usul ad-din dan tasawwuf, ia mencipta kitab syair berbahasa

    arab/jawa pegon, sebagai pedoman ajaran bagi umatnya, agar memudahkan

    pemahaman dan penerapan ajaran Islam, penganutnya membentuk dirinya dengan

    nama golongan Islam Tarojumah. Dikabupaten Temanggung terkenal dengan

    istilah Umat nglakoni printah ngedohi cegah, umat yang mendukungnya sekitar

    berjumlah 70.000 anggota yang tersebar di daerah kelahirannya, Kalisalak,

    Wonosobo, Temanggung, bahkan sampai di Sulawesi dan Ambon.

    Dengan dalih beberapa hal tersebut diatas, kami mengangap penting untuk

    mendalami ajaran kyai dan implementasi para umat pengikutnya, dengan tujuan;

    selain memenuhi tugas akademis, juga mengetahui perkembangan khazanah Islam.

    Fokus penelitian ini pada; mengetahui dengan sebenarnya ajaran Rifaiyah danmemahami implementasi ajaran itu pada umatnya, mengambil sampel di daerah

    Kabupaten Temanggung khususnya daerah Kecamatan Wonoboyo, dengan

    menggunakan metode penelitian kwalitatif, deskriptif, reflektif, induktif dan

    menggunakan sistem groundeed research agar dapat memahami posisi dan praktek

    pengikutnya dalam kehidupan sehari- hari. Kenyataan yang diperoleh; sampai

    sekarang jati-diri umatnya masih bersikukuh, dengan kemurnian ajarannya, baik

  • 8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia

    6/147

  • 8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia

    7/147

    7

    HALAMAN PERSEMBAHAN

    UNTUK ISTRIKU TERCINTA DAN ANAK- ANAKKU

  • 8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia

    8/147

    8

    MOTTO

    ALLAH MAHA BESAR

  • 8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia

    9/147

    9

    TRANSLITERASI

    Sistim transliterasi yang digunakan penulisan tesis ini adalah sebagai berikut:ARAB INDONESIA ARAB INDONESIA

    , dl b th t dh ts j gh h f kh q d k dz l r m z n s w sy h sh y

    Keterangan ;

    1. Hamzah (`) yang terletak diawal kata mengikuti vokalnya, tanpa diberi tandaapapun. Jika terletak ditengah atau akhir, maka ditulis dengan tanda ()

    2. Vokal dan diftong.a. Vokal atau bunyi (a), (i) dan (u) ditulis dengan ketentuan sebagai berikut :

    Harakat Pendek Panjang

    Fathah a aa

    Kasrah i ii

    Dlammah u uu

    b. Diftong yang sering dijumpai dalam transliterasi adalah (ai/ay) dan (au/aw)misalnya bain/bayn () dan qaul/qawl ()

    c. Syiddah dilambangkan dengan konsonan ganda.d. Kata sandang al-( alif lam marifah) ditulis dengan huruf kecil, kecuali jika

  • 8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia

    10/147

    10

    terletak diawal kalimat.

    e.

    Ta Marbuthah ( ) ditraansliterasikan dengan hutuf t, tetapi jika ia terletakdi akhir kalimat, maka ia ditransliterasikan dengan huruf h.f. Lafdh al-Jalalah ( ) yang didahului partikel, seperti huruf jar dan huruf

    lainnya atau berkedudukan sebagai mudlof ilaihi ditransliterasikan tanpa

    huruf hamzah.

    Adapun singkatan- singkatan yang dipakai dalam penulisan tesis ini adalah

    sebagai berikut ;

    swt ; subhanahu wa taala tp. ; tanpa penerbit

    saw ; shalallahu alaihi wasallam H ; tahun hijriyyah

    w. ; tahun wafat M ; tahun masehi

    ra. ; radliallahahu anhu hlm. ; halaman

    tt. ; tanpa tahun dll. : dan lain-lain

  • 8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia

    11/147

    11

  • 8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia

    12/147

    12

    KATA PENGANTAR

    Al-Hamdulillahirabbil alamn. Puji syukur penulis haturkan kepada Allah

    dengan limpahan rakhmat-Nya, taufiq serta hidayah-Nya tesis ini dapat selesai sesuai

    dengan target, semata-mata hanya ridha-Nya dan kemurahan-Nya, sehingga dapat

    terlaksana dengan baik, semoga dapat bermanfaat bagi semuanya.

    Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi agung Muhammad SAW.,

    sebagai rasul terakhir, pembawa risalah ajaran Tuhan, penyelamat umat muslim dari

    dunia hingga akhirat kelak.

    Penulisan tesis ini dapat diselesaikan bukan dari upaya sendiri, namun sangat

    bergantung dari dukungan semua pihak. Oleh karena itu, penulis menghaturkan rasa

    terima kasih tak terhingga kepada mereka yang membantu dan mendukung, utamanya

    kami haturkan kepada :

    1. Direktur Program Pasca Sarjana IAIN Walisongo Semarang, Dr. AhmadGunaryo, M.Soc.Sc. atas advis yang melegakan hati saat awal penulisan ini, dari

    dorongan semangat yang diberikan.

    2. Staf perpustakaan yang membantu tercapainya cita pengajaran3. Prof. Dr. H. Abdul Djamil, MA, selaku pembimbing, dengan kesabaran dan

    pengarahannya, serta dukungan moril, sehingga dalam penulisan tesis ini dapat

    terselesaikan dengan baik dan sempurna.

    4. Dr. H. Abdul Muhaya, MA, dan Drs. H. M. Darori Amin, MA., selaku teampenasehat akademis, yang tiada kusangka memberi advis yang besar nilainya.

  • 8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia

    13/147

  • 8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia

    14/147

    14

    Namun penulis berharap, semoga hasil penulisan tesis ini dapat bermanfaat

    dan berkah dapat menjadi sumbangan ilmu pada akademisi, masyarakat dan umat

    Islam semuanya.

    Amiin, amiin, Ya Rabbal alamiin

    Semarang, 4 Desember 2006.

  • 8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia

    15/147

    15

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL. i

    HALAMAN NOTA PEMBIMBING. ii

    HALAMAN PENGESAHAN iii

    HALAMAN DEKLARASI..

    iv

    HALAMAN ABSTRAKSI. v

    HALAMAN PERSEMBAHAN.

    vii

    HALAMAN MOTTO.

    viii

    HALAMAN TRANSLITERASI ix

    HALAMAN KATA PENGANTAR.. xi

    HALAMAN DAFTAR ISI. xiv

    BAB I. PENDAHULUAN 1

    A. Latar Belakang. 1B. Rumusan dan Ruang Lingkup Masalah 9C. Tujuan dan Signifikasi Penelitian. 9

  • 8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia

    16/147

    16

    D. Kajian Teoritis... 10E.

    Telaah Pustaka12

    F. Metode Penelitian.. 14G. Sistematika Penulisan ... 18

    BAB II. PERSEPSI TASAWUF K. H. AHMAD RIFAI.. 20

    A. Konsep Tasawwuf 20B. Biografi dan Karya K.H.Ahmad Rifai.. 32C. Pemikiran Tasawuf K.H. Ahmad Rifai. 40

    BAB III. PELAKSANANAAN AJARAN RIFAIYAH DI KABUPATEN

    TEMANGGUNG 59

    A. Demografi Komunitas Pengikut Rifaiyah KabupatenTemanggung 59

    B. Kondisi Sosial Keagamaan Komunitas PengikutRifaiyah di Kabupaten Temanggung.. 63

    C. Jaringan Pengikut Rifaiyah di Kabupaten Temangggung 68D. Perkembangan Jamaah Pengikut Rifaiyah di

    Kabupaten Temanggung. 75

    BAB IV. ANALISA IMPLEMENTASI AJARAN RIFAIYAH. 78

  • 8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia

    17/147

    17

    A. Ajaran Tasawwuf Kyai Rifai.. 78B.

    Penerapan Tasawwuf Kyai Haji Rifai 97

    C. Faktor Penghalang dan Penunjang yang MempengaruhiBeberapa Ajaran Rifaiyah 103

    BAB V. PENUTUP.. 106

    A. Kesimpulan 106

    B. Saran- Saran.. 107

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN-LAMPIRAN

  • 8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia

    18/147

    18

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Konsep dasar agama Islam adalah Iman, Islam dan Ihsan . Kesempurnaan Islam

    hanya dapat dibangun dan ditegakkan melalui tiga konsep itu. Ketiga konsep ini

    selain sebagai ilmu, sepatutnya jika dalam kehidupan sehari-hari diterapkan pada

    bidang apapun, baik ibadah maupun muamalah dalam kehidupan bermasyarakat.

    Ihsan adalah satu upaya penghayatan mendalam terhadap suatu ibadah. Konsep ihsan

    merupakan landasan kemunculan ilmu tasawuf yang dianggap sebagai suatu ilmu

    yang diakui sukar dipelajari, apalagi pengamalan dan pelaksanaannya. Umumnya,

    seseorang mengenal tasawuf sebatas istilah, kurang memahami hakikatnya, seperti

    yang dapat diperhatikan dalam lembaga tariqat.

    Tasawuf disebut juga spiritualisme Islam, atau Islam misticisme, merupakan

    ungkapan pengalaman subyektif pada diri seseorang. Yakni pengalaman kerohanian

    dan sifat batiniah, berciri individual-subyektif. Sasaran (tujuan) tasawuf ialah sampai

    kepada Dzat al-Haqq atau Mutlak (Tuhan) dan bersatu dengan Dia, lazim disebut

    marifat al-Allah.

    Jalan mencapai marifat dikenal dengan tariqat, kunci pembukanya menenggelamkan

    hati dan dzikir pada Allah berakhir dengan fana di dalam Allah, melintasi maqamat

    dan ahwal dalam mujahadah dan riyadhah yang terus menerus. Perilaku tariqat ini

  • 8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia

    19/147

    19

    sebenarnya telah dilakukan sejak Rasulullah masih hidup, diikuti oleh para sahabat

    yang amat memperhatikan kehidupan kerohanian. Keteladanan kaum sufi bukan

    hanya tampak dalam ibadah, tetapi rumah dan pakaian mereka yang amat sederhana

    dan pakaian se adanya. Pada masa modern, ajaran tasawuf memiliki daya tarik dan

    melahirkan dinamika kaum muslimin, sehingga lebih relevan untuk diamalkan dan

    mampu memberikan kontribusi yang konstruktif bagi masyarakat.

    Ajaran tasawuf di Indonesia khususnya di Jawa, pada umumnya berbentuk tariqat,

    yang berkembang diantaranya; tariqat Satariyah, Naqsabandiyah, Syadziliyah,

    Qadariyah, dan lainnya, namun gerakan thariqat di Indonesia zaman awal pada

    dasarnya mengasingkan diri dan menyingkir mencari ketenangan di pelosok-pelosok

    atau sudut- sudut kota, terutama sewaktu jaman penjajahan, diantaranya; gerakan

    tariqat Akmaliyah yang dipimpin Kyai Nurhakim (1866 M), dan gerakan Haji

    Akhmad Ripangi di Kalisalak (1855 M). Thariqat KH. Rifai inilah yang saat ini

    umatnya berkembang di daerah Temanggung. Umatnya menamakan diri dengan

    sebutan Islam Tarojumah atau dikenal dengan istilah; Umat nglakoni printah-

    ngedohi cegah. Di dalam melaksanakan ajaran Islam mempunyai perbedaan dengan

    ajaran Islam pada umumnya, misalnya: dalam penguburan mayat liang lahad harus

    diukur menggunakan kompas dengan arah tepat kiblat, shalat jamaah imamnya harus

    sepaham dan tidak sah makmum mengikut jamaat lain yang tidak sealiran, rukun

    Islam hanya satu, yakni syahadat, kaum wanita haram menemui tamu pria bukan

  • 8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia

    20/147

    20

    muhrim, menjalankan kehidupan dengan delapan tabiat sufi, dan suatu hal yang

    menarik adalah dalam bidang tasawuf terjadi kesalah-fahaman.

    Kesalah-fahaman di sini maksudnya, apabila seseorang telah mendalami bidang fiqih

    dan tauhid, kemudian mereka masuk kedalam bidang tasawuf, yang lazimnya tasawuf

    adalah sarana taqarrub kepada Allah atau jalan mencapai marifat ila al-Allah,

    disalahtafsirkan sebagai sarana mempelajari ajaran sesat, dengan tujuan memperteguh

    dirinya, agar mereka dapat merubah diri, sesuai dengan kehendaknya, umpamanya:

    menjadi hewan, yang dapat mengganggu ketenteraman masyarakat dan sebagai

    sarana untuk memenuhi hajat kepentingan kehidupannya, memperdaya seseorang,

    atau menyengsarakan kehidupan seseorang melalui ilmu batin mereka. Demikian ini

    adalah anggapan dan suatu prasangka masyarakat di luar lingkungan pengikut Islam

    Tarajumah. Di daerah ini diakui bahwa seseorang yang mengikuti lembaga Islam

    Tarajumah, merupakan sarana menuju ke suatu pengajaran yang keliru dan bertujuan

    kearah ajaran negatif.

    Hal inilah yang menjadi pemikiran penulis dan berkeinginan untuk memahami

    permasalahannya, diantaranya; Benarkah prasangka demikian? Bagaimana ajaran

    aslinya ? Seberapa jauh jangkauan pengikutnya serta bagaimanakah implementasi

    ajaran tersebut pada umatnya?.

    Kemudian setelah mengadakan studi awal, ternyata kelompok ini adalah pengikut

    ajaran K.H. Ahmad Rifai, kitab ajarannya sejumlah lima puluh dua, isinya terdiri

    dari fiqh, tauhid dan tasawuf, umatnya tersebar di kabupaten Temanggung hampir

  • 8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia

    21/147

    21

    enam dari sejumlah dua-puluh kecamatan. Pada umumnya pengamalan ajaran thariqat

    bagi salik, hanya tertumpu pada bentuk amalan menuju marifat ila al-Allah, bahkan

    tidak sebatas demikian di dalam kehidupan sosial, umat Tarajumah merelisasikan

    ajaran Kyai Haji Ahmad Rifai telah menjadi pegangan hidup dan membudaya dalam

    kehidupan masyarakat.

    Di dalam melaksanakan ajaran fiqih dan tauhid, pengikutnya konsisten dalam

    mengamalkannya, walaupun belum optimal, contohnya: seorang wanita tidak

    melakukan pertemuan dengan kaum lelaki bukan muhrim sebatas di dalam rumah,

    sekalipun kenyataannya dalam urusan muamalah, seperti; di pasar, tetap bergaul

    dengan lelaki walaupun bukan muhrim, di dalam bidang tauhid, pengakuan dan

    pedoman mereka rukun Islam hanya satu, namun di dalam mengajarkan kepada

    masyarakat, masih menggunakan dan mengikuti kitab-kitab Syafiiyah, yang

    berpedoman kepada rukun Islam yang berjumlah lima. Bagaimanakah di bidang

    tasawuf ?. Diakui oleh mereka, bahwa masalah ini belum dapat menentukan

    realisasinya di lapangan, karena fokus ajaran yang diberikan kepada umatnya

    sebagian besar adalah bidang fiqh.

    Pemikiran Kyai Rifai dalam bidang tasawuf pada dasarnya merupakan bagian dari

    gagasan untuk mempertahankan hubungan harmonis antara syariat dan hakikat yang

    dirumuskan dengan istilah ushul fiqih, dan tasawuf. Pandangan tasawuf-nya terdiri

    dari tiga masalah pokok, yaitu; (1) Keseimbangan antara syariat dan hakikat, (2)

    Tasawuf bercorak amali dan falsafi, (3) Tariqat. Syariat berkaitan dengan hal-hal

  • 8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia

    22/147

    22

    yang bersifat jasmani yakni; tentang tata cara berhubungan dengan Allah, sedangkan

    hakikat lebih banyak berhubungan dengan hal-hal yang bersifat ruhani yang

    menghiasi ibadah fisik. Gagasannya bermuara pada pandangan al-Ghazali, namun ia

    tidak penganut tariqat Qadiriyah, tetapi sebagai penganut tariqat Ahlussunni. Kitab

    yang berisi tasawuf diantaranya; Riayah al-Himmah, Abyan al-Hawaij, Husn al-

    Mithalab, dan Ahsan al-Miqasad. Menurutnya, seorang sufi sudah barang tentu

    menguasai ilmu fiqih, namun seorang ahli fiqh belum tentu menguasai tasawuf .

    Kyai Rifai membagi ilmu menjadi dua hal, ilmu zahir adalah ilmu Fiqh sedangkan

    ilmu batin adalah Ushul al-din dan Tasawuf. Seseorang yang belajar tasawuf tidak

    melalui tahapan belajar fiqih, dianggap tidak sah ketaatannya, pandangan ini

    merupakan bagian dari ciri kecenderungan tasawuf amali sebagai reaksi terhadap

    tasawuf yang hanya mementingkan aspek batiniah dan mengabaikan syariat. Fiqih

    dikatakan sebagai ilmu zahir karena berkaitan dengan ibadah secara lahiriah, ke-

    terkaitan hubungan antara syariat dan hakikat secara global memiliki unsur

    persamaan dengan Junaid al-Baghdadi dan al-Ghazali, meskipun dalam aspek

    detailnya agak berbeda. Junaid al-Baghdadi memperlihatkan sikap cukup keras

    terhadap orang yang mengabaikan syariat. Dia menyatakan bahwa, belajar ilmu

    tasawuf dan mengamalkannya adalah wajib dan bahkan orang yang mengabaikan

    dapat menjadi kafir dari imannya. Al-Ghazali dalam Al-Munqidz min al-Dhalal,

    menyatakan pengalaman ruhaninya ketika sampai pada kesimpulan akan pentingnya

  • 8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia

    23/147

    23

    tasawuf setelah syariat. Aspek persamaannya terlihat pada pandangan secara global

    mengenai pentingnya hubungan antara syariat dan hakikat.

    Di kalangan murid-murid dan para pengikutnya, kitab yang membicarakan tiga ilmu

    secara sekaligus ini, dijadikan sebagai kitab yang mendapat prioritas untuk di

    pelajari. Kitab-kitab tersebut amat berpengaruh terhadap pola kehidupan pengikut

    Rifaiyah hingga sekarang, hal ini terlihat pada penampilan mereka yang

    mengesankan kesederhanaan masyarakat pedesaan serta kemandirian mereka dalam

    melaksanakan ibadah sesuai dengan petunjuk pelaksanaan kitab-kitab tersebut.

    Pemikiran tasawufnya termasuk dalam kategori tasawuf amali atas dasar

    pertimbangan bahwa isi ajaran tasawuf berupa latihan ruhani dengan jalan; (1)

    Pengisian diri dengan sifat terpuji (tahalli), (2) Pengosongan sifat tercela (takhalli)

    yang kemudian ditindak-lanjuti dengan kedekatan kepada Allah (taqarrub), dan (3)

    Pengenalan Allah dengan mata hati (makrifat). Dia menciptakan suatu pedoman

    ajaran syariat, aqidah dan tasawuf dalam kitab-kitab Tarajumah, dalam bidang

    tasawuf, dimensi utamanya berpedoman/ berfokus pada delapan ajaran, yakni yang

    termaktub dalam syairnya;

    Bab ikilah bab nyatakake tinemune, ilmu tasawuf kang diwajibake ngudi,

    ugo wajib dingamalaken sak kuwasane, ingatase mukallaf arep ngaweruhi ngilmune,

    setengah sifat kang pinuji dene syaringat, lan sifat kang cinelo ning ati maksiyat,

    utawi pertelane setengah sifat, kang pinuji dene syara mangfangat,

    yoiku wulung perkara iki wilangane, zuhad, qanaah, sabar, tawakal atine

  • 8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia

    24/147

    24

    mujahadah ridha syukur ikhlas nejane, khauf mahabah marifat kawengku maknane.

    Utawi pertelane setengah sifat cinela, dene syarak kang ana ati dadi ala,

    yoiku wulung perkara ikilah pertelane, hubbud dunnya tama, itbaul hawa katula.

    ujub riyatakabbur hasud sumah,ikulah mbesuk artine ugo winelah,

    insyaallah kelawan tulung Allah sarta berkah nabi Muhammad rasul kalenggah.

    Kemudian puncak menuju marifat bi al-Allah adalah khauf, mahabbah dan

    marifat, , dengan melalui akhwal dan maqamat.

    Umat Rifaiyah saat ini terus berkembang di lain daerah, umumnya di Temanggung.

    Mungkinkah tidak terpengaruh dengan kemajuan zaman?. Mungkinkah dengan ajaran

    tasawuf, melakukan tabiat delapan ini dapat memperteguh diri, atau menuju

    kemarifatullah ? Bagaimanakah realisasi atau penerapan ajaran ini di lapangan?

    Bagaimana implementasi mereka dalam menafsir ajaran Rifai. Apakah konsisten

    penerapannya atau sudah bercampur dengan ajaran lain?

    Seorang sufi telah mencapai maqam tertentu, biasanya diberi kurnia oleh Allah,

    berujud karamah. Suatu karamah difungsikan kearah perbuatan bentuk positif,

    bukan digunakan pada bentuk negatif. Benarkah hasil dari penafsiran dan

    pengamalan ajaran tasawuf KH Rifai, yakni; tabiat delapan yang diajarkan bagi

    seorang sufi, dapat menuju kearah kesesatan?, Apakah ajaran tersebut bercampur

    dengan ajaran lain pada umatnya?, dimanakah letak perbedaan pengamalan ajaran

    mereka ? Jika ajaran tasawufnya sesat, mengapa saat ini terus berkembang ?

    Sejauhmana ajaran ini diamalkan?. Hal inilah yang diteliti, khususnya yang ada

  • 8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia

    25/147

    25

    hubungannya dengan bidang tasawuf, dengan judul; Aliran Rifaiyah di Kabupaten

    Temanggung. Tesis ini akan menjawab pertanyaan diatas.

    Mengenai judul, pengertian tentang Alir artinya: haluan, pendapat (politik,

    pandangan hidup dsb.) misalnya: aliran politik; aliran komunis, aliran falsafah

    modern. Disini maksudnya adalah haluan atau ajaran KH. Rifai. Ajaran ialah:

    barangsiapa yang diajarkan: nasehat, petunjuk; misalnya, demikianlah ajaran

    guruku, maksud di sini adalah petunjuk dari KH. Rifai. Kemudian pengertian

    Rifaiyah adalah sekelompok umat yang mengamalkan ajaran konsep atau

    pemikiran KH. Rifai.

    B. Rumusan Masalah

    Permasalahan yang dicari jawabannya, dapat dirumuskan sebagai berikut;

    1. Bagaimana konsep ajaran tasawuf K H. Akhmad Rifai?

    2. Sejauhmana implementasi, respon konsep ajaran tersebut pada umatnya di

    Kabupaten Temanggung?

    3. Bagaimana respon masyarakat di sekitar umat Rifaiyah?.

    C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

    1. Tujuan Penelitian

    Penelitian ini mengarahkan kajiannya untuk mengetahui tentang pemahaman umat

    Tarojumah terhadap konsep atau pemikiran Kyai H. Ahmad Rifai, khusus dalam

    bidang tasawuf dan mengetahui sejauhmana umatnya merealisasikan atau

    menerapkan dan mengamalkan ajaran tersebut pada kehidupan sehari-hari, serta

  • 8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia

    26/147

    26

    mengetahui peta pengembangan atau perkembangan umat, faktor-faktor

    pendukungnya, baik dari segi internal maupun eksternal, respon masyarakat di

    lingkungan umatnya.

    2. Manfaat Penelitian

    Hasil penelitian yang berupa pengertian tentang ajaran ulama, utamanya ajaran

    tasawuf yang masih asing direalisasikan di daerah yang kondisi sosial, budaya dan

    ekonominya heterogen. Oleh karena itu, akan sangat bermanfaat jika di kaji secara

    mendetail, apalagi apabila ajaran tersebut dapat ter-realisasi dengan baik di

    masyarakat, dan pedomannya menjadi pegangan di lingkungan umatnya, bahkan

    dapat membudaya di lingkungan sosial dari semua tingkatan, serta mengetahui

    sejauh-mana ajaran tersebut dapat dijangkau dan dilaksanakan oleh umatnya, sebatas

    mana daerah dan pemahaman penganutnya, sesuaikah dengan kondisi zaman

    sekarang, apakah masih relevan jika diterapkan, khususnya di dalam mengamalkan

    ajaran tasawuf-nya.

    D. Kajian Teoritis

    Tingkah-laku selalu didasarkan pada makna hasil konsepsi terhadap kehidupan

    pelakunya. Apa yang dilakukan dan mengapa seseorang melakukan berbagai hal,

    selalu didasarkan pada batasan-batasan menurut pendapatnya sendiri, dan

    dipengaruhi oleh latar belakang budaya, yang khusus (Spradley, 1980). Budaya yang

    berbeda, melatih orang berbeda pula dalam menangkap makna suatu konsep

    (Knobler, 1971), karena kebudayaan merupakan cara khusus yang membentuk

  • 8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia

    27/147

    27

    pikiran dan pandangan manusia (Cohen, 1971). Konsein (hati nurani) selalu berkaitan

    dengan pengalaman dan tujuan terjadinya proses konsepsi. Ia merupakan tingkah-

    laku selektif dan bertujuan (Bigge, 1984). Budaya sangat berperan dalam proses

    kognitif karena tanggapan dan pikiran merupakan alat utama, semua tingkah laku

    bersumber padanya (Mc. Fee, 1970). Kebudayaan sangat berhubungan erat dengan

    perilaku manusia dan kepercayaan (Goetz dan Le Compte, 1984), yang meliputi

    berbagai hal dalam kehidupan manusia diantaranya; kepercayaan kepada ajaran.

    Dengan demikian konsepsi ajaran selalu mempengaruhi setiap peristiwa sosial (Van

    Maanen, Dabbs & Faulkner, 1982). Tasawuf merupakan aspek aspek ketiga dalam

    Islam disamping syariah dan aqidah, sebab agama Islam berpokok pada Islam, Iman

    dan Ikhsan, baik tasawuf amali atau akhlaqi maupun falsafi sebagai sarana dalam

    perjalanan menuju Alloh, dengan mendaki berbagai tingkatan maqam dan hal, , jalan

    spiritual dan merupakan dimensi batin atau kehidupan batin, guna mencapai tujuan

    derajat yang tinggi, berada sedekat mungkin kepada Allah, mensucikan jiwa,

    melepaskan jiwanya dari kungkungan jasadnya, juga melepaskan diri dari noda sifat

    dan perbuatan tercela. Yang mana jika seseorang dapat mengembangkan hukum luar

    (entitas materi) dan mengembangkan realitas sebelah dalam, jika disatukan disebut

    kesejatian, namun yang dapat dibuktikan secara lahir adalah maqam ). Suatu sikap

    yang harus diterapkan sufi adalah merealisasikan maqam pada lingkungan kehidupan

    dalam hal meng-implementasikan keyakinannya dalam melayani umat atau

    masyarakat lingkungan kehidupannya. Dalam memahami dan menghayati suatu

  • 8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia

    28/147

    28

    ajaran yang diterapkan pada suatu organisasi, golongan atau umat tertentu, kondisi

    budaya juga ikut menentukan, dan frekuensi mempelajari ajarannya-pun demikian

    juga, semakin memahami terhadap ajaran tersebut kesiapan mereka merealisasikan

    dan menerapkan dalam tingkah laku kehidupannya semakin konsisten dan stabil, dan

    sebaliknya semakin kurang paham ajaran, semakin banyak terpengaruh dengan ajaran

    lain, dan semakin masa-bodoh dengan ajaran tersebut, walaupun mereka mengakui

    sebagai anggota organisasinya, justru dapat sesat atau menyesatkan.

    E. Telaah Pustaka

    Penelitian ajaran Rifaiyah sudah sering diteliti oleh berbagai pakar ilmu pengetahuan

    diantaranya; Abdul Jamil, meneliti tentang sejarah Gerakan Kyai Haji Rifai dengan

    judul Perlawanan Kiai Desa, membahas karya, pemikiran maupun gerakan serta

    jaringan pengikutnya, serta perkembangan gerakan KH. Rifai. Kemudian kajian

    yang lain dari penulis di atas, berjudul; Islam Indonesia Abad Sembilan Belas:

    (Studi tentang protes keagamaan K.H. Ahmad Rifai Kalisalak), isinya merupakan

    gerakan protes KH. Rifai terhadap Pemerintah Belanda dan mengindentifikasikan

    tipologi gerakannya, serta perkembangan jemaat Rifaiyah pasca KH. Rifai. Kajian

    yang lain, yaitu Dartini berbentuk skripsi, dengan judul Gerakan Haji Ahmad Rifai

    di Kalisalak, Batang Abad XIX, berisi gerakan Rifai dan dampak ajaran bagi

    pengikutnya, masyarakat di wilayah atau daerah Batang, serta kebijaksanaan

    Pemerintah Belanda. Muslich Maruzi, judulnya: Perkembangan Pengikut KH.

    Rifai, isinya tentang keadan jamaah Rifaiiyah, perkawinan jamaat Rifaiyah,

  • 8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia

    29/147

    29

    resepsi perkawinan, dan hukum nikah. Muhamad Adabi Darban, judulnya: Gerakan

    Sosial Keagamaan di pedesaan Jawa Tengah 1850-1982 berupa tesis, isinya; corak

    gerakan Rifaiyah, sebagai gerakan sosial keagamaan, gerakan protes KH. Rifai dan

    pengikutnya, serta mengungkapkan corak gerakan Rifaiyah setelah ia meninggal.

    Karel A. Steenbrink berjudul: Beberapa Aspek tentang Islam di Indonesia Abad ke

    19, isinya, Survei historis tentang sejarah Islam Indonesia pada abad ke 19,

    pembahasannya mengenalkan sosok Akmad Rifai. Ahmad Sadzirin Amin, judulnya

    Mengenal Ajaran Tarjumah Syaikh Ahmad Rifai, RH maupun Pemikiran KH Rifai

    tentang Rukun Islam Satu, isinya penjelasan pemikiran dan ajaran Kyai Haji Rifai

    dan menunjukkan sumber rujukan yang diambil sebagai dasar dan pemikiran dari Al-

    Quran, al-Hadits, dan Ulama Salaf dahulu. Nahar Nahrowi, berjudul: Potensi

    Lembaga Keagamaan Seri IV, Gerakan Rifaiyah, isinya; Survei umum gerakan

    Rifaiyah diwilayah Jawa Tengah, dari beberapa aspek paham keagaman, sejarah,

    potensi organisasi, usaha, pembiayaan, sasaran pisik dan hubungan luar. Mat

    Solikhin, judulnya: Kitab Kuning (Syafiiyah) dalam Fikih Ahmad Rifai; (Suatu

    kajian kitab kuning sebagai sumber rujukan kitab Tarajumah Ahmad Rifai), isinya;

    uraian tentang pengambilan rujukan kitab kuning sebagai dasar pemikian

    diantaranya, Ianah, Taqrib, Bughyah al-Murtarsyidin, dll, serta penjelasan tentang

    kitab kuning mulai abad XVII sampai XIX M, pemikiran ulama pertengahan abad X

    M. sampai XV. Murfi Hartoni, berjudul: Pelaksanaan Aqad Nikah berbahasa Jawa,

    isinya; tentang nikah memakai bahasa daerah sekitar KH. Rifai. Khabib meneliti

  • 8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia

    30/147

    30

    tentang dasar rukun Islam hanya satu yaitu sahadat, judulnya Syahadat sebagai

    Satu-Satunya Rukun Islam. Jika diperhatikan, sebagian besar penelitian kajiannya

    terfokus pada gerakan, profil, dan protes KH. Rifai terhadap penjajah, sedangkan inti

    ajaran terbatas hanya pada bidang fiqh, sebagian tasawuf kemudian penulis ingin

    mengetahui implementasi ajaran kyai, karena teori bukanlah suatu kenyataan yang

    terjadi di lapangan, yang menurut hemat penulis jauh dari kenyataannya, dan peta

    pengembangannya khusus di daerah Kabupaten Temanggung.

    F. Metode Penelitian

    Berbagai hal yang berkaitan dengan penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian

    yang dapat dijelaskan secara singkat, sebagai berikut:

    1. Lokasi Penelitian.

    Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Wonoboyo, Tretep, Candiroto, Bejen dan

    sekitarnya, yang dianggap sebagai basis penganut Rifaiyah atau umumnya

    masyarakat di kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, penghidupan masyarakatnya,

    adalah; petani, tokoh non formal, pegawai negeri, tingkat sosial ekonomi bawah dan

    menengah, dan sebagian besar menganut golongan Rifaiyah yang umatnya perkiraan

    mencapai 7.000 anggota. Kecamatan Wonoboyo adalah merupakan basis Rifaiyah,

    sehingga informasi dapat ditampung peneliti dengan lebih mendetail

    2. Bentuk Penelitian.

    Penelitian ini menggunakan bentuk penelitian social fenomenologi, yakni peneliti

    menafsir beragam informasi dan masalah yang telah digali dan dicatat dari hubungan

  • 8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia

    31/147

    31

    pergaulan dimasyarakat (Bogdan dan Taylor 1975) dan hermeneutik, di mana

    mengarah pada penafsiran ekspresi yang penuh makna dengan melakukan interpretasi

    yang telah di lakukan pribadi atau kelompok manusia terhadap situasi mereka sendiri

    (Smith, 1974), jadi nantinya terjadi dialektik interaktif, serta tidak meninggalkan

    budaya agar dapat melihat perilaku pada masyarakat, kemudian strategi yang dipakai

    adalah penelitian kualitatif deskriptif dan reflektif agar menghasilkan hasil penuh

    nuansa dengan bentuk apa adanya, bukan sekedar jumlah ataupun informasi dengan

    bentuk angka. Karakteristiknya memakai natural setting, yang kajiannya adalah pada

    perilaku manusia sehari-hari, dalam keadaan yang rotin secara apa-adanya. Kemudian

    tekniknya cenderung purpossive sampling agar tidak terlalu banyak informan

    (diarahkan pada sumber yang memiliki data penting yang berkaitan dengan

    permasalahan), sedang analisisnya digunakan pada analisis induktif, dengan bukti-

    bukti yang terkumpul dan saling berkaitan (bottom-up grounded teory), sedangkan

    hal yang lain, karena fokus penelitian sudah ditentukan, maka studi kasus yang

    digunakan adalah studi kasus terpancang (embedded case study research).

    3. Sumber data.

    Data atau informasi yang paling penting dikumpulkan dan dikaji dalam penelitian ini,

    sebagian besar digali dari beragam sumber data dan jenis sumber data antara-lain

    meliputi:

    Informan atau nara-sumber, yang terdiri dari para kyai, tokoh masyarakat baik formal

    maupun non formal, dan sebagian besar anggota masyarakat Islam Tarajumah, guna

  • 8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia

    32/147

    32

    mengetahui anggapan-anggapan negatif dari luar aliran Islam Tarajumah, serta

    mengetahui luas jangkauan wilayah Rifaiyah di daerah Temanggung.

    Dokumentasi yang tersedia di lokasi penelitian, namun sebagai acuan tasawuf hanya

    digunakan 4 kitab tersebut diatas, dan mengetahui kegiatan anggotanya di daerah.

    4. Tehnik Pengumpulan Data.

    Sesuai dengan bentuk penelitian kualitatif dan juga jenis sumber data yang

    dimanfaatkan, maka tenik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini,

    adalah:

    a. Wawancara mendalam (indepth interviewing).

    Wawancara jenis ini bersifat lentur dan terbuka, tidak terstruktur ketat, tidak dalam

    suasana formal, dan bisa di lakukan berulang pada informan yang sama. Pertanyaan

    yang diajukan bisa semakin terfokus sehingga informasi yang bisa dikumpulkan

    semakin rinci dan mendalam. Kelonggaran dan kelenturan cara ini akan mampu

    mengorek kejujuran informan untuk memberikan informasi yang sebenarnya,

    terutama yang berkaitan dengan perasaan, sikap dan pandangan mereka terhadap

    konsep ajaran kyai. Teknik wawancara dilakukan pada semua informan.

    b. Observasi langsung. atau observasi berperan pasif dengan cara formal maupun

    informal pada kehidupan sehari- hari di lingkungannya.

    Mencatat dokumen (content analysis). Tehnik ini digunakan untuk

    mengumpulkan data yang bersumber pada dokumen dan arsip pada saat pertemuan

    rotin tokoh atau dokumen.

  • 8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia

    33/147

    33

    Tehnik cuplikan (sampling). Penelitan kualitatif cenderung menggunakan

    tehnik cuplikan yang bersifat selektif dengan menggunakan pertimbangan

    berdasarkan konsep teoritis yang digunakan, keingintahuan pribadi peneliti,

    karakteristik empirisnya atau singkatnya (criterion base selection), dikembangkan

    dengan kebutuhan dan kemantapan peneliti dari sumber (internal sampling) agar

    dapat di ambil kesimpulan oleh peneliti suatu pikiran umum yang muncul mengenai

    apa yang dipedomani, sedang validitas data mengambil bentuk triangulasi data

    sumber, yaitu mengumpulkan data sejenis dari sumber data yang berbeda .

    5. Tehnik Analisis.

    Tehnik analisis dalam penelitian ini adalah beberapa desa atau lingkungan,

    maka yang digunakan adalah analisis antar kasus (cross site analysis) dan proses

    analisis-nya menggunakan model analisis interaktif, kemudian dibentuk simpulannya

    atau verifikasinya, aktifitasnya dilakukan dalam bentuk interaktif dengan proses

    pengumpulan data sebagai suatu proses siklus antara pengumpulan data, reduksi data,

    sajian data dan penarikan simpulan.

    G. Sistematika Penulisan

    Tesis ini disusun dalam tiga bagian, yaitu bagian pertama, bagian isi dan bagian

    terakhir.

    Bagian muka, halaman judul, nota pembimbing, pengesahan, deklarasi, abstraksi,

    kata pengantar, transliterasi, persembahan, motto, daftar isi, dan daftar tabel.

  • 8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia

    34/147

    34

    Bagian isi memuat lima bab pembahasan: Bab pertama sebagai bab pendahuluan, di

    paparkan mengenahi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

    penelitian, kerangka teoritis, telaah pustaka, metode penelitian dan sistematika

    penulisan tesis. Dalam bab ini diuraikan, mengapa kajian mengenai implementasi

    tasawuf seorang tokoh KH. Ahmad Rifai perlu diteliti dan penting dilakukan.

    Bab kedua, dikemukakan uraian mengenai konsep tasawuf secara umum, bibliografi,

    karya dan konsep tasawuf Kyai Haji Ahmad Rifai yang digunakan sebagai pedoman

    umat Rifaiyah.

    Bab ketiga memuat pembahasan peta daerah perkembangan Rifaiyah di

    Temanggung, dijelaskan pula tentang demografi kabupaten Temanggung secara

    umum dan khususnya daerah kecamatan Wonoboyo dan daerah sekitarnya yang

    dijangkau oleh jaringan pengikut Rifaiyah, serta sistem perkembangan jaringan

    Rifaiyah di daerah ini.

    Bab keempat merupakan inti pembahasan dalam penulisan tesis ini, di mana dalam

    bab ini dijelaskan tentang implementasi, pengamalan dan penerapan tasawuf

    Rifaiyah pada umatnya, serta di sini dapat diketahui ketimpangan-ketimpangan yang

    terjadi di daerah Rifaiyah, anggapan-anggapan yang benar atau yang keliru dalam

    penerapan ajaran Rifaiyah, di jelaskan juga tentang faktor-faktor pendukung

    perkembangan ajaran maupun faktor lain yang menjadikan umat Rifaiyah bersikukuh

    mempedomani serta memegang ajaran KH. Rifai.

  • 8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia

    35/147

    35

    Bab kelima merupakan penutup dari rangkaian penulisan tesis ini. Dalam bab ini

    dikemukakan kesimpulan dari analisis-analisis pembahasan sebelumnya. Selain itu

    dikemukakan saran-saran yang bermanfaat, baik masalah pengkajian sebelumnya,

    maupun tentang hakikat pengamalan ajaran Rifaiyah ini.

    Bagian akhir, dikemukakan lampiran-lampiran, bibliografi penulis, dan

    peta/lokasi daerah Kabupaten Temanggung dan daerah Rifaiyah.

    BAB II

    PERSEPSI TASAWUF KH. AHMAD RIFAI

    A. KONSEP TASAWUF

    1. Tasawuf Dalam Pengertian Umum

    Agama Islam mempunyai tiga konsepsi yaitu; Iman, Islam dan Ihsan. Ihsan sebagai

    asas pokok ketiga dari agama Islam merupakan sumber ajaran tasawuf. Dikatakan

    bahwa tasawuf adalah jantung Islam, karena tasawuf merupakan aktualisasi dari

    trilogi ajaran Islam yaitu ihsan, di mana dalam setiap keadaan manusia selalu dalam

  • 8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia

    36/147

  • 8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia

    37/147

    37

    mula digelari sebagai sufi adalah Abu Hasyim al-Kufi (w. 150 H.) dan Jabir ibn

    Hayyan (w. 208 H.), sedangkan kata shufiyyah bentuk jamak, baru dikenal tahun 199

    H.

    Sufisme dianggap sebagai sesuatu yang rumit, sehingga tidak ada jawaban yang

    bersahaja, yang dapat menjawab asal usul ajaran tersebut. Jika ditanyakan Apakah

    bibit sufisme memang benar ada didalam Al-Quran ? Maka penulis menjawab Ya.

    Munculnya sufi adalah saat setelah banyak orang Islam yang gemar berkecimpung

    dalam mengejar kemewahan hidup duniawi, pada zaman kehidupan sahabat Nabi,

    sebagian para sahabat dan tabiin memilih jalan hidayah, berpegang teguh kepada

    ajaran Al-Quran dan Sunah Nabi dalam kehidupannya. Mereka gemar beribadat,

    menjauhkan diri dari kemewahan hidup duniawi dan mengasingkan diri dari

    keramaian untuk beribadat, berzikir dan sebagainya, mereka yang mengarahkan

    hidupnya kepada ibadat, mensucikan diri dari kelezatan duniawi, sehingga mereka

    disebut shufiyyah dan mutashwwifiin, orang yang berusaha menjadi sufi di sebut

    mutashwwif, jamaahnya disebut mutashawwifah.

    Ibnu Khaldun berpendapat bahwa ilmu tasawuf sebagai suatu ilmu yang lahir

    kemudian dalam Islam. Tasawuf merupakan ilmu yang berhubungan erat dengan

    pengalaman kerohanian dan bersifat batiniah, berciri individual-subyektif, setiap sufi

    memiliki pengalaman berbeda, sehingga mereka dalam membuat definisi dan

    pengertianpun berbeda-beda, mengikuti pengalaman yang dirasakan dalam jiwa atau

    batinnya para sufi saat taqarrub dengan Allah, sehingga dapat dikatakan setiap

  • 8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia

    38/147

    38

    Ulama mendefinisikan tasawuf sesuai dengan tingkatan maqamnya. setiap

    ungkapan selalu dikaitkan dengan pengalaman sufi sendiri.

    Tasawuf ialah kesadaran adanya komunikasi dan dialog langsung antara orang

    muslim dengan Tuhan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tasawuf adalah

    bagian dari ajaran Islam, karena dia membina akhlaq manusia (sebagaimana Islam

    juga diturunkan dalam rangka membina akhlak umat manusia) di atas bumi ini agar

    tercapai kebahagiaan dan kesempurnaan hidup lahir dan batin dunia dan akhirat. Oleh

    karena itu siapapun boleh menyandang predikat mutashawwif, sepanjang berbudi

    pekerti tinggi, sanggup menderita lapar dan dahaga, bila memperoleh rizki tidak lekat

    di dalam hatinya, dan begitu seterusnya, yang pada pokoknya menyandang sifat-

    sifat mulia, dan terhindar dari sifat-sifat tercela. Aspek-aspek itulah yang sebenarnya

    dikehendaki dalam bertasawuf.

    Apapun akar kata yang merupakan bibit dari tasawuf, sebenarnya arti yang

    terkandung di dalamnya, secara umum merujuk kepada kebersihan batin yang

    menjadi inti sikap dan ajaran di dalam mendekatkan diri kepada Allah, Dia hanya

    bisa didekati dengan kesucian dan kebersihan diri serta keagungan tingkah laku

    hamba-Nya. Sufi mempunyai dua aspek, yakni aspek lahiriyah dan batiniyah. Ahl al-

    Suffah dalam menjalani kehidupan tasawuf memakai bulu domba merupakan aspek

    lahiriyah, mereka di anggap sebagai orang yang meninggalkan dunia dan hasrat

    jasmani; benda dunia ini hanya untuk memenuhi kebutuhan pokok seperti pakaian,

    makan, sekedar menghindarkan diri dari kepanasan, kedinginan serta kelaparan,

  • 8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia

    39/147

    39

    sedangkan teori yang melihat sufi sebagai orang yang mendapat keistimewaan

    dihadapan Tuhan, lebih menitikberatkan pada aspek batiniyah. Dalam aspek ini

    tasawuf bertujuan untuk memperoleh hubungan langsung dan disadari dengan Tuhan,

    mereka sadar berada di hadirat Tuhan. Intisari sufisme adalah kesadaran akan adanya

    komunikasi dan dialog antara manusia dengan Tuhan dengan cara mengasingkan diri

    dan berkontempelasi mengambil bentuk ittihad atau menyatu dengan Tuhan. Tujuan

    akhir tasawuf ialah sampai kepada Dzat al-Haq dan bersatu dengan Dia.

    Jalan yang harus ditempuh dalam kehidupan tasawuf untuk mencapai marifat dikenal

    dengan tarekat, berawal dengan kesucian hati dengan cara dzikir dan berakhir dengan

    fana, dengan menempuh maqamat dan ahwal. Kesucian dan kebeningan hidup

    manusia itu, paling tidak meliputi tiga aspek penting yang ada dari dalam diri

    manusia dan harus diekspresikan dalam kehidupan.

    Mengenai jumlah maqamat yang harus ditempuh para sufi berbeda-beda, sesuai

    dengan pengalaman pribadi yang bersangkutan. Abu Nasr al-Sarraj menyebut tujuh

    maqamat, yaitu; taubat, wara, zuhud, faqir, sabar, tawakal dan ridla. Abu Bakar

    Muhammad al-Kalabadzi mengemukakan beberapa maqamat, yaitu; tabat, zuhud,

    sabar, al-fakr, al-tawadlu, taqwa, tawakkal, ridla, mahabbah, marifat dan ridla.

    Pendapat lain mengatakan bahwa kesufian sah bagi seseorang bila telah melampui

    empat puluh maqamat dari ikhlas hingga berakhir ke tasawuf sebagai maqam

    terakhir. Dalam perjalanannya, seorang sufi sering menemui istilah hal yaitu sikap

    rakhaniyah yang dianugerahkan Tuhan kepada manusia tanpa di usahakan olehnya,

  • 8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia

    40/147

    40

    seperti; khauf, tawadlu, ikhlas, ins, wajd dan sukr. Kemudian sebagian pendapat

    bahwa melalui bentuk fana dan ittihad, dan bentuk hulul dan wihdat al-wujud.

    2. Realisasi Pengamalan Tasawuf Dan Perkembangannya

    Pengamalan dan kehidupan tasawuf telah dilakukan sejak Rasulullah masih hidup,

    dengan wujud tahanuts yang dilakukan di Gua Hira, yang merupakan awal Nabi

    SAW mendapat hidayah, membersihkan hati, mensucikan jiwa dari noda penyakit

    yang menghinggapi sukma, dan waktu itulah puncak kebesaran, kesempunaan dan

    kemuliaan jiwa Nabi, yang membedakan beliau dari kebiasaan hidup manusia biasa,

    mimpi hakiki memancar dari sela-sela renungannya, memancar kebenaran yang telah

    ditunjukkan jalan menuju Tuhannya. Selama hidupnya, segenap perikehidupan

    beliau menjadi tumpuan perhatian masyarakat karena segala sifat terpuji terhimpun

    pada dirinya. Bagaikan lautan budi yang tidak pernah kering dari air, kendati

    diminum semua makhluk yang memerlukannya. Sikap khauf dan raja ditampakkan

    olehnya dengan sedu sedan tangisnya, syukur setiap saat bersujud, munajat dan

    sembahyang sampai pecah kedua telapak kakinya, Kesederhanaannya diikuti

    Khulafa Al-Rasyidin, bagai ucapan Abubakar; Kemuliaan itu merupakan buah dari

    taqwa, fana merupakan hasil dari keyakinan dan kemuliaan itu adalah hasil dari

    tawadlu. Demikian juga Umar bin al-Khathab tentang keadilan dan amanahnya,

    pidato dihadapan orang hanya pakaian bertambal dua belas, karena tidak mempunyai

  • 8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia

    41/147

    41

    kain selainnya, bahkan saat ditanyakan kepadanya tentang keterlambatan

    mengimami shalat, dia menjawab: Kain saya sedang dicuci, tiada kain lain yang

    kumiliki. Sahabat Usman bin Affan, dikenal pemurahnya, penolong perjuangan

    Islam, demikian juga Ali bin Abi Thalib juga dikenal dalam ibadahnya dan

    kesederhanaannya di mana tidak peduli pakaian robek dan menjahit sendiri, sehingga

    pernah di tanyakan kepadanya; Mengapa sampai begini ya Amirul Mukminin?

    jawabnya; Untuk menghusyukkan hati dan menjadi teladan bagi orang yang

    beriman. Kesederhanaan hidupnya terealisasi di dalam rumah-tangganya, hingga di

    dalam rumahnya hanya tergantung sebuah pedang, baju dan sehelai kain yang dia

    pakai bergantian dengan istrinya, Fatimah. Dia dermawan, mengutamakan fakir

    miskin daripada dirinya.

    Hal demikian diikuti di antara sahabat yang amat memperhatikan kehidupan

    kerohanian dan berusaha menganalisis serta cermat di perbagai aspeknya. Salah

    seorang di antara mereka adalah Huzaifah bin Yaman. Esoterisme yang kuat

    memancar dari celah-celah kehidupan mereka dan memberikan daya tarik dalam

    keteladanan dan kepatuhan kepada Allah dan Rasul-Nya. Begitu juga, Hasan dari

    Basrah, dia hidup dengan sederhana dan mengajarkan hidup kerohanian dalam

    bentuk teori-teori yang berpusat kepada rasa takut (khauf) dan harapan (raja).

    Adapun tokoh sufi masa klasik diantaranya: Dari masa Huzaifah bin Yaman, Imam

    Abu Hanifah, Sofyan Tsauri, Ibrahim bin Adham, Imam Malik bin Anas, Malik bin

    Dinar, Rabiah al-Adawiyah, Fudhail bin Iyadh, Makruf al-Karkhi, Imam Syafii,

  • 8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia

    42/147

    42

    Imam Ahmad bin Hambal, Al-Harist al- Muhasibi, Zunnun al-Misri, Sarri al-Saqati,

    Abu Yazid al-Bisthami, Junaid al-Baghdadi, Ibrahim al-Khawwas, Abul Husain, al-

    Nuri, Al-Khallaj, Abu Bakar al-Syibli sampai Abu Thalib al-Makki. Kisah kehidupan

    selanjutnya, semakin berkembangnya Islam dan semakin mekarnya budaya, ilmu

    pengetahuan, politik dan ekonomi maka kehidupan Islampun mulai terpengaruh

    dengan budaya bangsa lain, akibatnya duniawi dan kecenderungan yang materialistis

    mendorong orang berpikir formalistis, sementara ajaran-ajaran Islam yang bersifat

    formalitis dan kering dari penghayatan kerihanian berkembang pesat dalam ajaran-

    ajaran syariah atau fiqh, dan ajaran-ajaran kerohanian yang sudah membentuk

    ajaran-ajaran sendiri dalam tasawuf, mulai menampakkan perbedaan-perbedaan.

    Golongan eksoteris (ahl al-zahir) menganggap jalan syariah sebagai satu-satunya

    jalan yang benar, sedang kalangan tasawuf yang mementingkan pengalaman esoteris

    (ahl al-bathin) menganggap tasawuf sebagai satu-satunya jalan kebenaran. Silang

    pendapat mulai tampak, ukhuwah Islamiyah mulai terganggu dan dinamika Islam

    mulai pudar. Usaha memadukan antara dua kubu pemikiran itu telah diusahakan oleh

    Harist al-Muhasibi dan Abu Thalib al-Makki, namun yang paling berhasil adalah

    Imam Ghazali melalui karya besarnya Ihya Ulumiddin. Secara sistematis al-Ghazali

    menggabung syariah dan tasawuf dalam ilmu yang menghidupkan Islam dalam

    kehidupan seorang muslim.

    Dalam masa-masa berikutnya, di samping tasawuf juga mulai berkembang tarikat

    dengan berbagai latar belakang aliran yang mendasarinya. Kalangan sufi sendiri yang

  • 8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia

    43/147

    43

    mengamati perkembangan itu merasakan mulai tumbuhnya kehidupan eksklusif,

    kultus individu dan berbagai penyimpangan dari ajaran yang sebenarnya. Ibnu

    Taimiyah berusaha memurnikan kembali, menolak segala bentuk penyimpangan

    (bidah dan khurafat) dalam tubuh tasawuf dan segera mengembalikannya ke dalam

    ajaran al-Quran dan Sunah Nabi secara ketat. Usaha ini dilanjutkan oleh pengikut

    setianya Ibnu al-Qayim al-Jauziyah.

    Pada masa modern, keadaan kaum muslimin pada umumnya terbenam dalam kancah

    yang statis, lemah dan tertinggal dari bangsa-bangsa lain, maka Dr. Muhamad Iqbal

    yang berusaha mengadakan pemahaman baru dan mendinamisasikannya melalui

    ajaran-ajaran tasawuf yang berpusat pada insan kamil. Demikian juga Hamka

    mengemukakan perlunya ajaran tasawuf yang bersifat modern hingga memiliki daya

    tarik dan melahirkan dinamika kaum muslimin. Dr. Abdul Halim Mahmud

    menganggap penting tasawuf dalam penghayatan dan religiositas yang utuh dalam

    menghadapi arus teknologi canggih dan globalisasi. Lebih jauh, usaha pembentukan

    dan pembinaan diri sufi dilakukan melalui usaha-usaha yang serempak dalam

    takhalli, tahalli, dan tajalli. Seorang sufi yang telah menemukan kebenaran, akan

    tetap dan selalu bersama kebenaran itu sampai akhir hayatnya, mereka berusaha

    untuk mencapai marifatullah dan ibadah yang didirikan adalah karena kelayakan

    bagi-Nya sebagai satu-satunya yang sewajarnya disembah. Maka kerelaan Allah,

    pengenalan dan penyaksian atas-Nya adalah tujuan akhir satu-satunya bagi sufi.

  • 8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia

    44/147

    44

    Melihat pentingnya tasawuf, maka tasawuf merupakan wahana yang sangat

    representatif untuk dipelajari dan diamalkan, karena mampu menyentuh dua dimensi

    yang ada pada setiap diri yaitu nasut dan lahut, sehingga manusia mampu

    mengaktualisasikan dirinya sebagai hamba Tuhan dan mahluk sosial secara

    seimbang.

    Ajaran tasawuf dan kehidupan sufi ibarat samudera luas, mengandung ribuan mutiara

    amat berharga dan kekayaan yang berlimpah ruah, seperti yang disaksikan, ajaran

    tariqat dari Timur Tengah merembes ke Indonesia melalui Aceh terus ke Jawa,

    diantaranyaa; tarikat Satariyah, Qadariyah Naqsabandiyah, Syadziliyah dan lainnya.

    Gerakan tarekat di Indonesia pada dasarnya mengasingkan diri dan menyingkir

    mencari ketenangan di pelosok-pelosok atau sudut-sudut kota, terutama sewaktu

    jaman penjajahan, diantaranya gerakan Tarekat Akmaliyah yang dipimpin Kyai

    Nurhakim (1866 M.), dan gerakan Haji Akhmad Ripangi di Kalisalak (1855 M.).

    B. BIOGRAFI DAN KARYA - KARYA KH. AHMAD RIFAI

    1. Awal Kehidupan KH Rifai.

    KH. Ahmad Rifai lahir di desa Tempuran, arah selatan dari Masjid Kendal, pada

    tanggal sembilan bulan Muharram tahun 1207 H/ 1786 M, dari ayah seorang

    penghulu bernama Muhammad bin Abi Suja. Ditinggal mati ayahnya saat ia

    berumur enam tahun. Anak yatim ini, selama kira-kira enam bulan dalam

    pemeliharaan ibunya, kemudian diserahkan kepada pamannya Syekh Asyari, di

    pondok Kaliwungu, Kabupaten Kendal. Di pondok Kaliwungu Rifai menimba ilmu

  • 8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia

    45/147

    45

    alat, diantaranya: nahwu, sharaf dan ilmu ilal, serta politik, tasawuf, tauhid dan

    marifat dll. Karena dia anak cerdas maka tak aral lagi bila K. Asyari sangat

    mengasihi dan memperhatikannya. Menjelang umur 25 tahun dia berangkat ibadah

    haji ke Mekah pada tahun 1232 H. Usai ibadah haji dia berguru bersama dua

    temannya di Tanah suci kepada: Syeikh Abd. al-Rahman, dan Syeikh Abu Ubaidah,

    Syeikh Abd al-Aziz, Syeikh Usman dan Syeikh Abd al-Malak. Dari Abdul Aziz

    sendiri ia belajar ilmu makrifat atau dikenal oleh ahli Tarajumah dengan ilmu

    istiqrab. Selesai belajar di tanah suci, ketiganya bersama-sama pulang ke tanah Jawa.

    2. Sepak Terjang Perjuangan KH Ahmad Rifai.

    Saat Ahmad Rifai kembali di Jawa, pulau Jawa saat itu dikuasai Bangsa Belanda dan

    kehidupan bangsa Jawa sangat menderita akibat penjajahan, sehingga mulai saat

    itulah dia berusaha untuk menentang penjajah agar keluar dari tanah Jawa. Dia

    berjuang dengan cara menguatkan aqidah dan jiwa kaumnya dan ketajaman fatwa.

    Mula-mula ia mengajar di pesantren kakak iparnya, kepada muridnya ia

    mengutamakan pelajaran usul al-din (teologi), fiqh (hukum) dan tasawuf.

    Disamping mengajar, dia rajin berdakwah sampai Wonosobo, Magelang dan

    Banyumas. Dia melakukan dawah mengenai rukun Islam, utamanya masalah ibadah

    lahir dan memperkuat keimanan bagi masyarakat sekitarnya. Akhirnya didaerah

    tersebut didirikan organisasi tradisional Islam, yang sederhana dan cukup efektif,

    sesuai dengan zaman dan lingkungannya berbentuk poros iman umat, guru-murid,

    dengan tujuan membentuk kader pemimpin alim-adil, mukmin-muslim yang berani

  • 8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia

    46/147

    46

    mengatakan kebenaran dan kepribadian. Semakin banyak penganutnya, timbul

    kedengkian diantara ulama, terjadi adu domba antara kyai Rifai dengan pemerintah

    saat itu dengan tuduhan makar, tetapi dengan kejujuran fatwanya, dia dibebaskan dari

    tuduhan dan justru semakin banyak pengikutnya. Kejadian yang sama berulang

    dengan meminta dukungan penguasa di daerahnya dan pada tuduhan kedua inipun dia

    dibebaskan. Setelah dua kali mendapat masalah dengan penjajah maka ia pindah ke

    Kalisalak, Limpung, Kabupaten Batang. Ibarat emas adalah emas murni, kemana dia

    berada orang mencari, demikian juga Akhmad Rifai pindah dari keramaian ketempat

    sepi, umatnya selalu mengikuti. Di Kalisalak justru didatangi murid dari daerah lain,

    seperti; Kyai Ilham, dari Batang, (Kyai ini yang kemudian hari menjadi sumber mata

    rantai umat Tarajumah di Kabupaten Temanggung), Kyai Abu Hasan dari Kepil

    Wonosobo, dan Muhamad Tuba, dll. Mulai saat itulah Kyai Haji Rifai mulai

    menciptakan kitab Tarajumah dari bahasa arab kedalam bahasa jawa pegon, dengan

    tujuan untuk memudahkan kaum awam dalam pemahaman ajaran aqidah dan hukum

    Islam, sekaligus agar digemari masyarakat lingkungannya karena sebagian banyak

    uraian ajarannya berbentuk untaian syair, disamping menanamkan keyakinan kepada

    mereka. Oleh karena itu kyai Rifai dikenal sebagai seseorang ahli ilmu bayan, ilmu

    filsafat dan ahli siir. Kitab pertama diciptakan adalah untuk mendalami ibadah,

    tauhid dan makrifah, dia meringkas kitab-kitab Hiyarat al-mukhtasar yang berisi

    syariat, tariqat dan hakikat.

  • 8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia

    47/147

    47

    Menurut penuturan manaqib Rifaiyah, Syekh Ahmad Rifai mempunyai sifat-sifat;

    rendah diri (tawadhu), laisa al-maru anaaniyyun, dia tidak bermegahan (zuhud),

    tidak sombong (takabur), tidak mementingkan atau membanggakan diri sendiri

    (ujub) dan sabar dalam melayani murid maupun umatnya, menghormati kepada

    murid, selalu menutupi rasa malu orang lain, senang berkunjung ketempat umatnya,

    jika suatu saat tidak hadir di majlis pertemuannya. sesuai dengan ajaran tasawwuf

    yang ditulis dalam kitabnya. Dia termasuk tokoh karismatik.

    Dia masyhur dengan ilmu terawangan dan ilmu batin atau ilmu gaib serta ilmu jiwa,

    maka bagi orang yang kurang memahami hal ini (yakni ilmu hak) akan selalu

    membuat fitnah kepada kyai Haji Rifai.

    Kegiatan KH. Rifai di Kalisalak, antara lain:

    1. Menerjemah kitab-kitab dari bahasa arab ke bahasa Jawa guna menyuburkan

    hukum Allah dan Rasulullah agar dipahami dan diamalkan bagi mukallaf yang bodoh

    supaya cepat paham.

    2. Meningkatkan pembinaan kaifiyah ibadah, supaya orang Islam beribadah

    diterima oleh Allah.

    3. Persatuan umat Islam dan persaudaraan umat Islam (Ikhwanul Muslimin)

    supaya jangan bertentangan paham di antara umat Islam dan bersatu aqidahnya untuk

    memberantas kaum penjajah supaya merdeka. (Nima al-abdu innahu hurrun, wa

    yuhzamu hukuumat al-daulati hairun, inna al-abda bi hukuumat al-daulati syarrun,

    inna silah al-muminu al-duaau wa dlairu)

  • 8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia

    48/147

    48

    4. Memberantas tindakan yang tidak mendapat ridho dari Allah SWT.(yaitu

    tindakan fasiq), supaya berbuat adil.

    5. Membuat madrasah al-Wiqayah al-Islam untuk menjaga kemurnian Islam dan

    untuk mendidik anak anak supaya akhlaqnya bagus dan mulya serta menjaga

    kemurnian ajaran KH. Rifai.

    Dengan adanya kegiatan, yang makin lama makin kuat dan hebat, maka timbulah

    kedengkian para kyai sekitar Kalisalak, sehingga membuat fitnah kepadanya dan

    melaporkan kepada pemerintah dengan tuduhan;

    1. KH Rifai adalah kyai yang membenarkan dirinya dan menyalahkan kyai lain.

    2. KH Rifao menyalahkan orang sholat berjamaah imamnya selain dia.

    3. Kyai membubarkan jemaat dimasjid Batang.

    4. Pemerintah dianggap fasiq.

    5. Kyai membatalkan perkawinan rakyat yang sudah dikawinkan pemerintah.

    6. Kyai melarang orang membaca Al-Quran.

    7. Kyai meng-anjing gilakan pemerintah.

    Dari sekian banyak tuduhan yang dianggap keliru oleh kyai adalah tentang jamaah

    bukan kepada dirinya, tetapi tidak sah makmum kepada imam fasiq.

    Masa akhir kehidupannya, oleh pemerintah Belanda dia disingkirkan ke Ambon,

    kemudian dipindah ke Makasar, akhirnya ke Menado dan meninggal disana waktu

    berusia 91 tahun. Walaupun berada di pengasingan, untuk membuat kitab masih

    tetap dilakukan dan selalu mengirimkan pesan-pesan kepada para muridnya.

  • 8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia

    49/147

    49

    Mengenai keorganisasian Rifaiyah perkembangannya agak tersendat-tersendat

    perjalanannya, walaupun sampai kini terus berkembang.

    3. Karya Karya KH. Akhmad Rifai.

    Menurut penuturan Abdul Jamil, jumlah kitab karangan KH Rifai belum ada

    kepastian, walaupun kalangan pengikutnya sudah membuat daftar nama kitabnya,

    karena banyak dari kitab karangannya yang dirampas kaum penjajah.

    Kemudian dikatakannya bahwa kitab yang tersimpan di Universitas Leiden, yang

    merupakan koleksi dari sejumlah tokoh, pejabat Hindia Belanda diantaranya: Snouck

    Hurgronje, Hazeau, DA. Rinkes, dan GWJ. Drewes. Sebagian besar, kitab

    Rifaiyah berbentuk syair, dan sebagian lain berbentuk prosa serta menggunakan

    bahasa jawa atau melayu.

    Kitab yang ditulis dalam daftar yang bersumber dari jamaah Rifaiyah Paesan,

    kecamatan Kedungwuni, Pekalongan berjumlah limapuluh dua kitab, sedangkan yang

    memuat tentang tasawuf sejumlah enam kitab yakni: Ahsan al-Mitholab, Asn al-

    Miqhasad, Jam al-Masaail, Abyan al-Hawaij, Riayah al-Himmah, dan Asad.

    C. Pemikiran Kyai Rifai dalam Bidang Tasawuf

    Pemikiran tasawuf KH. Ahmad Rifai sebenarnya sangat ringkas dan padat isinya

    eperti yang dinyatakan diatas bahwa ajaran yang memuat tentang tasawuf sejumlah

    enam kitab yakni: Ahsan al-Mitholab, Asn al-Miqhasad, Jam al-Masaail, Abyan al-

    Hawaij, Riayah al-Himmah, dan Asad merupakan realisasi ilmunya yang dijelaskan

    dengan syair-syairnya, yaitu:

  • 8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia

    50/147

    50

    Utawi ilmu tasawuf kapertelanan,

    Yaiku ngaweruhi ing setengah kelakuan,

    Sifat kang pinuji lan kang kacelanan,

    Kang ana ing dalem batin panggonan

    Supaya bener ati marang Allah nejane,

    Lan ilmu tasawuf kang wus tinutur,

    Iku perintah ambeciki ati milahur,

    Maring Allah kang sineja ati sabenere.

    Artinya:

    Adapun ilmu tasawuf penjelasannya,

    Yaitu mengetahui sebagian dari perbuatan,

    Sifat yang terpuji dan yang tercela

    Yang ada dalam batin tempatnya,

    Supaya benar dalam kepada Allah tujuannya,

    Dan ilmu tasawuf yang sudah disebutkan

    Yaitu perintah untuk memperbaiki hati

    Kepada Allah yang dituju hati sebenarnya.

  • 8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia

    51/147

    51

    Utawi pertelane setengah sifat,

    Kang pinuji dene syara mangfangat,

    Yoiku wulung perkara iki wilangane,

    Zuhad, qanaah, sabar, tawakal atine

    Mujahadah ridha syukur ikhlas nejane,

    Khauf mahabah marifat kawengku maknane.

    Utawi pertelane setengah sifat cinela,

    Dene syarak kang ana ati dadi ala,

    Yoiku wulung perkara ikilah peRtelane,

    Hubbud dunya tama, itbaul hawa katula.

    Ujub riyatakabbur hasud sumah,

    Artinya:

    Adapun penjelasan sebagian sifat

    Yang terpuji oleh syara manfaat

    Yaitu delapan perkara bilangannya

    Zuhud, qanaah, sabar, tawakal hatinya

    Mujahadah ridha syukur ikhlas tujuannya

    Khauf mahabbah makrifat sudah terkandung maknanya.

    Adapun penjelasan sebagian sifat yang tercela,

  • 8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia

    52/147

    52

    Oleh sarak yang dihati menjadi jelek

    Yaitu delapan perkara inilah penjelasannya

    Hubb al- dunya tamak itbaul hawa,

    Ujub riya takabbur hasud sumah

    Kiai Rifai menekankan hubungan erat antara syariat, tarikat, dan hakikat.

    Syareat tarekat hakikat bercampur,

    Wong ibadah maring Allah begja lan jujur,

    Wong tinggal syariat ora sah taat lebur,

    Wong tinggal tarekat saking Allah mungkur

    Tinggal hakikat suwung sepi ganjaran,

    Terkadang kufur iman makbul kerusakan.

    Artinya :

    Syariat tarikat hakikat bercampur,

    Orang ibadah kepada Allah beruntung dan jujur,

    Orang meninggalkan syariat tidak sah ketaatannya hancur,

    Orang meninggalkan tarikat berarti membelakangi Allah, Meninggalkan hakikat

    akan sepi pahalanya,

    Terkadang kufur iman menjadi kerusakan.

  • 8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia

    53/147

    53

    Tasawufnya menekankan agar menguasai syariat, dia mencela terhadap sufi yang

    hanya mementingkan aspek batiniah dan mengabaikan syariat.

    Lebih lanjut syairnya sebagai berikut;

    Pura-pura ahli sufi inggonan,

    Yektine bodo tan weruh syara penggeran

    Ing dalem ilmu tasawuf kebodohan,

    Patut sasar kufur sebab kataqsiran

    Ngugemi ilmu syariat mung kedik,

    Durung cukup ginawe amal becik

    Kesusu sengit ing setengah syara nampik.

    Artinya :

    Pura-pura menjadi ahli sufi tempatnya,

    Kenyataannya bodoh tidak mengetahui aturan syara,

    Di dalam tasawuf kebodohan,

    Patut sesat kufur sebab masih kurang,

    Menguasai ilmu syariat hanya sedikit,

    Belum cukup untuk beramal kebajikan,

    Tergesa-gesa benci pada sebagian syariat menolak,

  • 8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia

    54/147

    54

    Itu adalah orang sesat kafir munafiq.

    Kiai Rifai membagi ilmu menjadi dua hal, yaitu ilmu zahir (fiqih) dan ilmu batin

    (tasawuf), sebagaimana dinyatakan;

    Maka mahesna sira ing dahir kelakuan,

    Lan ing batin neja ing Allah pangeran

    Kelawan saben ilmu dahir kinaweruhan,

    Lan ilmu batin ana syara panggeran

    Ilmu dahir iku ilmu fiqh hukumane.

    Artinya:

    Maka hiasilah dirimu dalam zahirnya perbuatan,

    Dan di batin bermaksud menuju tuhan Allah,

    Dengan menggunakan ilmu zahir yang sudah diketahui,

    Serta ilmu batin sesuai dengan aturan syara,

    Ilmu zahir itu ilmu fiqih yang bertalian dengan hukum.

    Kyai Rifai menyatakan bahwa belajar ilmu tasawuf dan mengamalkannya adalah

    wajib dan bahkan orang yang mengabaikan dapat menjadi kafir dari imannya

    sebagaimana dinyatakan;

  • 8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia

    55/147

    55

    Babun ikulah bab nyataaken tinemune,

    Ilmu tasawuf kang diwajibaken ngupayane

    Uga wajib dingamalaken sakuwasane,

    Ingatase mukalaf arep ngaweruhi ilmune.

    Artinya :

    Bab inilah bab menyatakan jadinya,

    Ilmu tasawuf yang diwajibkan mengupayakan,

    Juga wajib diamalkan semampunya,

    Bagi orang mukallaf yang ingin mengetahui ilmunya.

    Kemudian KH. Ahmad Rifai menjelaskan tentang amaliyah tasawuf berupa latihan

    ruhani dengan jalan; pertama, mengisi diri sendiri dengan akhlak mahmudah meliputi

    delapan hal, yaitu; zuhud, qanaah, sabar, tawakal, mujahadah, ridha, syukur, dan

    ikhlas. Kedua, mengosongkan diri sendiri dari akhlak mamdudah meliputi delapan

    hal pula, yaitu; Hubb al- dunya, tamak itbaul hawa, ujub, riya, takabbur, hasud, dan

    sumah yang kemudian ditindak-lanjuti dengan kedekatan kepada Allah dan

    pengenalan Allah dengan mata hati.

    Dia menjelaskan ajarannya sebagai berikut;

    a. PENGISIAN DIRI DENGAN AMALIAH TERPUJI, YAITU:

  • 8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia

    56/147

    56

    1). ZUHUD

    MAKNA ZUHUD TAPA MENGO KADONYAN,

    IKU ORA NANA IBARAT KEKAREPAN,

    SAKING NYEPEAKEN WONGIKU TANGAN,

    SAKING ARTA BALIK YAIKU TINEMUNE,

    NYEPEAKEN WONGIKU TINEMUNE,

    NYEPEAKEN WONGIKU ING ATINE

    SAKING GUMANTUNG KELAWAN ARTANE.

    ARTINYA:

    MAKNA ZUHUD BERTAPA MEMBELAKANGI DUNIA,

    BUKANLAH GAMBARAN SESEORANG,

    YANG MENGGOSONGKAN TANGAN,

    DARI HARTA BENDA, SEBALIKNYA,

    MENGOSONGKAN HATI DARI KETERGANTUNGAN

    KEPADA HATA BENDANYA.

    ZUHUD ITU PADA HAKIKATNYA ADALAH PENGENDALIAN HATI

    TERHADAP KEDUNIAAN. ZUHUD YANG TIDAK MEMBELAKANGI DUNIA,

    NAMUN MENGANJURKAN MEMPERBOLEHKANNYA, UNTUK

    MENCUKUPI KEBUTUHAN POKOK DALAM KEHIDUPAN.

  • 8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia

    57/147

    57

    2. Qanaah

    Utawi wong kang anteng nerima atine,

    Ing paparinge Allah qadar rizki anane

    Ikulah aran wong kang sugih tinemune,

    Lan senadyan ana luwe kadang kalane.

    Utawi pertelane wong pinaringan nikmat,

    Kawilang taufiq manfaat ning akhirat

    YAIKU PINARINGAN ILMU LAN ARTA MANFAAT,

    LAN KAMULYAN DADI NULUNGI ING IBADAH

    NETEPI WAJIB NGEDOHI MAKSIATAN,

    DAHIR BATIN NEJA ING ALLAH KARIDAAN.

    Artinya :

    Adapun orang yang tenang hatinya ridha

    Pada pemberian Allah rezeki sekadarnya

    Itulah yang disebut orang yang kaya jadinya

    Meskipun terkadang lapar.

    Adapun penjelasannya orang yang mendapat nikmat

    Terbilang taufik manfaat di akhirat

    Yaitu diberi ilmu dan harta yang bermanfaat

  • 8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia

    58/147

    58

    Dan kemuliaan sehingga bisa membantu dalam beribadah

    Melaksanakan kewajiban dan menjauhi kemaksiatan

    Lahir dan batin bermaksud mencari ridha Allah

    SECARA HARFIAH, QANAAH ADALAH HATI YANG TENANG

    SEDANGKAN MENURUT ISTILAH ADALAH HATI YANG TENANG

    MEMILIH RIDHA ALLAH, MENCARI HARTA DUNIA SESUAI DENGAN

    KEBUTUHAN UNTUK MELAKSANAKAN KEWAJIBAN DAN MENJAUHI

    KEMAKSIATAN..

    3. Sabar

    Maka sapa wonge dilaraaken ing atine,

    Dene wong liyane kelawan haram pemerihane

    Sebab ora kaduga dene karepe hawane,

    Maka ora patut sabar meneng tinemune

    Balik nulako wong iku ing wong tan jujur,

    Sekira sakuwasane wong iku milahur.

    Wajib mukalaf arep ngaweruhi cobane Allah,

    Tumiba maring wong kang ibadah pertingkah

    Galib wong pada ibadah ana fitnah,

    Iku wajib nyita sabar bener ing manah.

  • 8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia

    59/147

    59

    Artinya :

    Maka barang siapa disakiti hatinya,

    Oleh orang lain dengan tujuan kepada yang haram,

    Sebab tidak sesuai dengan harapan hawa nafsunya,

    Maka tidak patut sabar diam jadinya,

    Tetapi tolaklah orang yang tidak jujur tersebut,

    Sekuat mungkin agar orang tersebut mengerti.

    Secara harfiah sabar berarti menanggung penderitaan. Secara istilah adalah

    menanggung penderitaan yang mencakup tiga hal, yaitu;

    (1) Menanggung penderitaan di dalam menjalankan ibadah dengan

    sesungguhnya,

    (2) Menanggung penderitaan dengan melakukan taubat dan berusaha menjauhkan

    diri dari perbuatan maksiat,

    (3) Menanggung penderitaan apabila tertimpa suatu musibah dunia dan tidak

    mengeluh.

    4. Tawakkal

    Tan nana makna tawakal iku tan ikhtiar,

    Lan tinggal kasab ngupaya rizki sakadar

    Balik tan kena ora sakuwasane ngajar,

  • 8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia

    60/147

    60

    Memerangi saking hawane ngajak nasar,

    Lan ora ilang tawakale wong hajat,

    Ngupaya tetamba nulak saking madarat.

    Artinya :

    Tidak ada makna tawakkal itu tanpa ikhtiar,

    Dan meninggalkan usaha mencari rezeki sekadarnya,

    Sebaliknya tidak boleh tidak sekuat tenaga mencarinya,

    Memerangi hawa nafsu yang mengajak sesat ,

    Dan tidak hilang tawakal seseorang yang bermaksud

    Mencari obat untuk menolak kemudaratan.

    Tawakal secara harfiyah artinya; pasrah kepada Allah terhadap seluruh pekerjaan,

    sedangkan secara istilah adalah pasrah kepada seluruh apa yang diwajibkan Allah dan

    menjauhi dari segala yang diharamkan-Nya. Tawakkal tanpa meninggalkan ikhtiyar,

    bahkan usaha dengan sekuat tenaganya untuk menolak kemudharatan.

    5) Mujahadah

    Perang sabil ing hawa wajib kinara,

    Uga kang dadi gegeraken raja negara

    Tur iku perang sabil luwih gede ukara,

  • 8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia

    61/147

    61

    Kacukupan tan kanti akeh bala kuncara

    Karena apa alim fasiq tan hajat,

    Memerangi hawane ngajak gede maksiat.

    Artinya :

    Perang sabil pada hawa nafsu wajib dikira,

    Juga yang jadi menggegerkan raja negara,

    Juga perang sabil itu lebih besar katanya,

    Sudah cukup dan tidak banyak kawan yang kuat,

    Karena apa alim fasiq tidak membutuhkan ,

    Memerangi hawa nafsunya yang mengajak maksiat besar,

    Karena senang kepada neraka dan badan sengsara ,

    Menjadi kafir dan tidak bermaksud tobat.

    Secara harfiyah mujahadah berarti; bersungguh-sungguh Secara istilah adalah

    bersungguh-sungguh dalam melaksanakan perintah dan menjauhi larangan Allah,

    memerangi segala bujukan hawa nafsu dan dosa besar serta berlindung kepada Allah

    dari kekufuran.

    6) Ridha.

    Ridho tegese makna tarojumah tinemune,

  • 8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia

    62/147

    62

    Yoiku nerimo suka ati kadhohirane,

    Utawi makna istilah pertelane,

    Yaiku nerimo ing Allah pandumane,

    Lan nerimo ing hukume Allah syaringat

    Diwajibake nglakoni ikhlas taat,

    Lan ngedohi saking alane maksiyat

    Lan nrimo tumibane bilahi mudhorot

    Saking kersane Allah lan pestine

    Dadi kafir wong sengit ing Allah hukumane.

    Artinya:

    Ridha menurut arti tarajumah yaitu menerima dengan suka hati lahirnya

    Adapun arti istilah penjelasannya yaitu menerima pembagian dari Allah

    Dan menerima hukumnya Allah syariat yang diwajibkan dengan ikhlas dan taat.

    Dan menjauhi dari kejelekan maksiat dan menerima jatuhnya balak dan kesusahan

    Dari kehendak Allah dan kepastian, jadi kafir bagi yang benci kepada hukumNya

    Ridha arti harfiyah: menerima dengan suka hati. Sedangkan menurut istilah

    tarajumah diartikan: pertama sikap rela menerima pemberian Allah, kedua sikap rela

    menerima ketentuan hukum syariat yang diwajibkan oleh Allah secara ikhlas dan

  • 8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia

    63/147

    63

    penuh ketaatan serta menghindari kedurhakaan, ikhlas saat menerima musibah dan

    sengsara.

    7) Syukur.

    Kawilang wong buang nikmate Allah,

    Ingatase wong ngawula ing wong salah,

    Mengo saking syukur nikmate Allah,

    Wong sasar nasaraken ditut sinembah,

    Anut perintahe tinggal saking cegahane,

    Wong alim ditut ginawe gustine.

    Artinya:

    Terbilang orang membuang nikmatnya Allah,

    Terhadap orang yang mengabdi pada orang salah,

    Berpaling dari syukur nikmatnya Allah,

    Orang sesat menyesatkan ikut disembah,

    Ikut perintahnya dan meninggalkan larangannya-Nya,

    Orang zalim diikuti dan menjadi Tuhannya.

    Syukur diartikan dengan mengetahui segala nikmat Allah berupa nikmat keimanan

    dan ketaatan dengan jalan memuji Allah yang telah memberikan sandang pangan,

  • 8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia

    64/147

  • 8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia

    65/147

    65

    b. Mengosongkan Diri dari Amaliah Tercela

    1) Mencintai Dunia ( hubb al-dunya)

    Utawi aran dunya saben sawijine,

    Kang tan manfaat ning akhirat tinemune

    Ikulah aran dunya haram anane,

    Atawa halal dadi fitnah akehe artane.

    Artinya :

    Adapun yang disebut dunia segala sesuatunya,

    Yang tidak bermanfaat bagi akhirat jadinya,

    Itulah yang disebut dunia haram jadinya,

    Atau jang halal jadi fitnah banyak hartanya.

    Kyai Rifai mencela terhadap memperoleh dan menikmati keduniaan yang dapat

    membawa lupa pada akibat dan memberi peluang sebaliknya yakni menyisihkan

    dunia dibolehkan asal tidak menjadikan lupa serta bermanfaat untuk kehidupan

    akhirat

    2) Tamak

    Ya ugo sebab loba dunya pinaluhur

    Syara dihina kafir ginawe luhur.

  • 8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia

    66/147

  • 8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia

    67/147

    67

    Tan anut ing Quran pituduh jujur.

    Artinya :

    Yaitu mengikuti hawa nafsu,

    Adapun makna menurut istilah syara yang sebenarnya

    Yaitu orang yang mengikuti hatinya yang jelek

    Yang diharamkan oleh hukum syariat,

    Itulah orang yang mengikuti hawa nafsu maksiat

    Banyak orang tersesat karena menuruti sahwat salah

    Sebagian jadi kafir karena meninggalkan mujahadah,

    Menuruti ajakan kufur,

    Tidak ada yang lebih tersesat

    Kecuali orang yang mengikuti nafsu sahwat,

    Ajakan kearah haram dan kufur,

    Tidak menuruti Al-Quran petunjuk benar

    Wong kangelan salah kawitane lakune,

    Yaiku anut ing hawa ginawe bendarane

    Iku sifat wong munafik mardud imane,

    Tan asih narimo ing syara hukumane.

  • 8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia

    68/147

    68

    Artinya :

    Orang berlaku salah pertama dalam perbuatannya

    Yaitu mengikuti hawa nafsu yang dijadikan tuannya,

    Itulah sifatnya orang munafik mardud imannya,

    Tidak senang menerima syara hukumnya.

    Pengertian itbaul-hawa secara lafdhiyah, adalah menuruti hawa nafsu, sedang

    menurut istilah: menuruti kejelekan hati dalam melanggar yang diharamkan oleh

    hukum syara dan kemaksiatan. Seseorang dianggap sesat jika menuruti hawa nafsu

    dan kufur bagi manusia yang tidak bersungguh-sungguh meninggalkannya serta tidak

    menuruti petunjuk Kitab Al-Quran. ia menerangkan dinyatakan sebagai munafik,

    bahwa mereka yang melanggar hukum syarak dan tiada ikhlas menerima hukum

    syara.

    4. Ujub

    Ujub tegese angawoaken dalem kebatinan,

    Utawi makno istilah kapertelanan

    Iku majibaken sentosaning badan,

    Saking sikso akherat keslametane

    Iku kawilang dosa gede ning batine,

  • 8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia

    69/147

    69

    Alim kang tobat iku sinikso ing neroko

    Sebab dosane ngajak gede duroko,

    Ditut dene wong akeh iko

    Ikulah dosa dhahir dadi gede ciloko.

    ARTINYA :

    Ujub artinya mengherankan dalam batin ,

    Adapun makna istilah penjelasaanya

    Yaitu memastikan kesentosaan badan

    Dari siksa akhirat keselamatannya.

    Itu tebilang dosa bessar dibatinnya,

    Orang alIm yang bertobat disiksa dineraka,

    Sebab mengajak dosa besar kedurhakaan,

    Diikuti orang banyak,

    Itulah dosa lahir yang menjadi besar mencelakakan

    Ujub dalam arti lafdhiyah yaitu menganggap dirinya punya kelebihan pada batin

    dirinya, sedang makna istilah menganggap dirinya kebal terhadap siksa diakherat

    karena perasaan kelebihan ibadahnya. Seseorang dianggap ujub walaupun alim

  • 8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia

    70/147

    70

    namun mengajak orang lain ke sifat durhaka kepada Allah walaupun dianut oleh

    khalayak.

    5. Riya

    Iku ngetokaken ing menungso kabecikakane,

    Utawi makno istilah kekarepane

    Iku gawe ibadah nejo ing atine,

    Amrih krono menungso dunya kan diarah

    Tan nejo ibadah sabenere kerana Allah,

    Anapun nganggo dodot becik milahur

    Lan gawe omah becik dahire tinutur,

    Kang dudu wernane ibadah jujur

    Maka iku ora riya haram masyhur,

    Kaya sekehe kafir munafik

    Pada sadaqah ing artane kerana kadunnya,

    Haram krono menungso podo riyaan.

    Artinya :

    Yaitu melahirkan kepada manusia kebaikannya,

    Adapun makna istilah maksudnya

    Yaitu membuat ibadah sengaja dalam hatinya

  • 8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia

    71/147

    71

    Bertujuan karena manusia dunia

    Yang dituju tidak bertujuan ibadah sebenarnya karena Allah.

    Riya arti harfiyah : pamer sedant menurut istilah diartikan penyimpangan

    dalam ibadah kepada selain Allah, justru mengarahkan ibadah kepada keduniaan.

    Riya dibagi menjadi dua macam yaitu; riya khalis artinya melakukan perbuatan

    karena condong kepada manusia dan riya syirik melakukan perbuatan condong

    manusia dan Tuhan.

    6. Takabur

    Iku gumede romoso keluhurane,

    Utawi makno istilah pratelane

    Yaiku netepaken ing sarira kabecikane,

    Ana sifat becik atawa kaluhuran

    Sebab akeh hartane tuwin kapinteran

    Artinya:

    Yaitu sombong merasa luhur

    Adapun makna istilah penjelasannya

    Yaitu menetapkan pada dirinya kebajikannya,

    Ada sifat baik atau keluhuran

  • 8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia

    72/147

    72

    Sebab banyak harta dan kepandaian.

    Lan satuhune wong netepi lakune,

    Kelawan penggawe batil kang ala nyatane

    Lan takabur angina saking hak hukumane,

    Iku kufur kaduwe wong iku ilang imane.

    Artinya:

    Dan sebenarnya orang yang melakukan perbuatan,

    Terhadap perbuatan batil yang jelek kenyataannya

    7. Hasud

    Hasud tegese makna tarojumah anane,

    Iku drengki istilah syara artine

    Iku ngarep- arep ilange nikmate pengeran,

    Kang ono ing wong Islam kabecikane

    Ilmu tuwin ibadah kang sah jujur,

    Tuwin arto lan saumpamane tinutur.

    Artinya:

  • 8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia

    73/147

  • 8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia

    74/147

    74

    Artinya :

    Sumah arti makna terjemah jadinya

    Yaitu memperdenGarkan kepada orang lain

    Adapun makna istilah penjelasannya

    Yaitu membuat ibadah benar kenyataanya ,

    Ikhlas karena Allah memperhatikan

    Kemudian kepada lainnya menuturkan kebaikan

    Agar orang lain berbuat keluhuran

    Kepada dirinya hal itu adalah haram bercampur.

    Sumah secara lafdhiyah diartikan memperdengarkan ibadahnya kepada orang lain,

    sedang menurut istilah diartikan dengan beribadah ikhlas dan khusuk kepada Allah

    namun kebaikan perbuatannya disebut-sebut dihadapan orang agar dirinya berbuat

    akhak luhur dan ahli ibadah.

    Demikian sifat terpuji dan tercela yang merupakan pedoman moral dalam melengkapi

    amaliyah lahiriyah dan batiniayah, sebagai pengamalan tasawuf. Kemudian puncak

    menuju makrifat adalah khauf, mahabbah dan marifat , dengan melalui akhwal

    (sikap mental) dan maqamat (sikap hidup).

    Tentang pemikiran tasawuf Rifai hanya sederhana, seperti pernyataannya;

    Utawi ilmu tasawuf kapretelanan. Yaiku arep ngaweruhi ing setengan kelakuan,

  • 8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia

    75/147

    75

    sifat kang pinuji lan sifat kacelanan kang ana ing batin panggonan,

    Supaya bener ati marang Allah nejane, Lan ilmu tasawuf kang wus tinutur,

    Iku perintah ambeciki ati milahur, Maring Allah kang sineja ati sabenere.

    Artinya:

    Adapun ilmu tasawuf penjelasannya yaitu mengetahui sebagian dari perbuatan,

    Sifat terpuji dan yang tercela. Yang ada dalam batin tempatnya,

    Supaya benar hati kepada Allah tujuannya, dan ilmu tasawuf yang Sudah disebutkan,

    yaitu perintah untuk memperbaiki hati, kepada Allah yang dituju hati sebenarnya.

    Tasawuf adalah mengetahui sifat terpuji dan tercela sekaligus menjalankan sifat yang

    terpuji dan menjauhi sifat tercela, agar hati kita benar-benar menuju kepada Allah.

    Kemudian secara ringkas akhlak terpuji dan tercela telah diuraikan diatas yang

    termaktub dalam ajaran Rifai, sebagai pernyataannya:

    Bab ikilah bab nyatakake tinemune,

    Ilmu tasawuf kang diwajibake ngudi,

    Ugo wajib dingamalaken sak kuwasane,

    Ingatase mukallaf arep ngaweruhi ngilmune,

    Setengah sifat kang pinuji dene syaringat,

    Lan sifat kang cinelo ning ati maksiyat,

  • 8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia

    76/147

    76

    Utawi pertelane setengah sifat,

    Kang pinuji dene syara mangfangat,

    Yoiku wulung perkara iki wilangane,

    Zuhad qanaah sabar tawakal atine,

    Mujahadah ridha syukur ikhlas nejane,

    Khauf mahabbah marifat kawengku maknane.

    Utawi pertelane setengah sifat cinela,

    Dene syarak kang ana ati dadi ala,

    Yoiku wulung perkara ikilaH pertelane,

    Hubbud dunnya tama, itbaul hawa katula,

    Ujub riya takabbur, hasud sumah,

    Ikulah mbesuk artine ugo winelah,

    Insyaallah kelawan tulung allah,

    Sarta berkah nabi Muhammad rasul kalenggah.

    Tujuan puncak marifat kepada Allah adalah kondisi khauf, mahabbah dan marifat,

    dengan melakukan akhwal dan maqamat diatas melakukan akhlak pinuji dan

    meninggalkan akhlak cela yang masing-masing jumlahnya delapan.

    Khauf (takut) dia menyatakan :

    Derajat parek iku Marifat ning manah,

    Cukule makrifah ngedohi panegah,

    Kinarepan dipurih parek ing Allah luhur,

  • 8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia

    77/147

    77

    Iku wajib wedi lan asih anut milahur

    Maring Allah taat saking haram mungkur,

    Kuwasane netepi wajib tan mundur.

    Artinya :

    Derajat dekat itu makrifat dalam hati,

    Munculnya makrifat menjauhi larangan,

    Bertujuan mendekat Allah luhur,

    Itu wajib takut dan cinta taat memperhati

    Uraian di atas merupakan pikiran Kyai Rifai dalam bertasawufnya, sebagai cerminan

    aturan dalam bertasawuf tarekat Rifaiyah.

  • 8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia

    78/147

    78

    BAB III

    PELAKSANAAN AJARAN RIFAIIYAH DI KABUPATEN TEMANGGUNG

    A. Demografi Komunitas Pengikut Rifaiyah Kabupaten Temanggung

    1. Letak Geografis Kabupaten Temanggung

    Kabupaten Temanggung, merupakan kota kecil yang letaknya berada di tengah

    dari daerah-daerah di propinsi Jawa Tengah. Kota daerahnya sejuk karena terletak di

    antara garis 110 0 31 - 110O 46 30 Bujur Timur dan garis 7 014 - 7 032 35

    Lintang Selatan, dibatasi sebelah barat dengan Kabupaten Wonosobo, sebelah timur

    dengan Kabupaten Semarang dan Kabupaten Magelang, sebelah selatan Kabupaten

    Magelang dan sebelah utara Kabupaten Kendal dan Kabupaten Semarang.

    2. Luas Daerah

    Jarak terjauh dari Barat sampai ke ujung Timur : 43,437 km, dan dari Utara ke

    Selatan : 24,375 km. Letak Kabupaten Temanggung hampir berada di tengah

    bentangan panjang Kepulauan Indonesia dari arah barat ke timur. Karena letak

    geografis tersebut, daerah ini termasuk beriklim tropis dengan dua (2) musim yaitu

    musim hujan dan musim kemarau yang silih berganti sepanjang tahun. Kondisi

    musim yang cukup bersahabat, sehingga sangat potensial sebagai pusat pendidikan,

    bisnis dan industri, maupun pertanian maupun peternakan, bahkan pertanian padi

    dapat panen 3 kali dalam setahun.

  • 8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia

    79/147

    79

    Secara administratif Kabupaten Temanggung terdiri dari 20 kecamatan yaitu;

    Kecamatan Kledung, Bansari, Parakan, Kedu, Bulu, Tlogomulyo, Temanggung,

    Tembarak, Selopampang, Kranggan, Pringsurat, Kaloran, Kandangan, Gemawang,

    Jumo, Ngadirejo, Candiroto, Tretep, dan Wonoboyo, Bejen. Jarak terjauh dari pusat

    kota ke utara adalah Ngalian yang masuk wilayah kecamatan Bejen, ke timur adalah

    Pringsurat, sebelah barat desa Kledung berbatasan dengan kabupaten Wonosobo dan

    terletak tengah-tengah lembah Sindoro-Sumbing merupakan daerah berudara dingin

    sering berkabut karena ketinggiannya hampir 1300 m dari permukaan laut, sedangkan

    sebelah selatan kecamatan Tembarak yang terletak di lereng Gunung Sumbing.

    Dari dua puluh (20) kecamatan tersebut yang dipilih sebagai lokasi daerah penelitian,

    adalah empat (4) kecamatan yaitu; kecamatan Candiroto, Bejen, Tretep dan

    Wonoboyo, karena daerah ini merupakan basis Rifaiyah dan sebagian banyak

    penduduknya mengikuti ajarannya dalam perilaku kehidupannya. Sedangkan pusat

    penghuni pengikut Rifaiyah terbanyak adalah daerah kecamatan Wonoboyo, bahkan

    dapat dikatakan mutlak penduduknya memakai ajaran Rifaiyah dalam pola

    kehidupan agma maupun sosial budayanya. Untuk lebih jelasnya dikemukakan tabel

    dibawah ini:

    Tabel 3.1

    Batas Wilayah Komunitas Pengikut Rifaiyah di Kabupaten Temanggung

    No Nama

  • 8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia

    80/147

    80

    Wilayah Batas Wilayah

    Utara Selatan Timur Barat

    1 Temanggung Kendal, dan Semarang Magelang, Semarang, dan

    Magelang. Wonosobo

    2 Candiroto Bejen Ngadirejo Jumo Wonoboyo

    3 Bejen Kendal, dan Semarang Ngadirejo Semarang Kendal

    4 Tretep Kendal Candiroto Wonoboyo Wonosobo

    5 Wonoboyo Kendal Candiroto Candiroto Tretep

    Wilayah Candiroto, Bejen, Tretep dan Wonoboyo, terletak di kawasan Kawedanan

    Candiroto termasuk bagian wilayah daerah Utara dari daerah Kabupaten

    Temanggung, yang berdekatan dengan wilayah Kabupaten Kendal, Wonosobo dan

    Semarang. Dengan demikian sudah sepatutnya jika daerah ini m