Upload
anonymous-heihya5rn
View
273
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia
1/147
ALIRAN RIFAIYAH
DI KABUPATEN TEMANGGUNG
(KAJIAN TENTANG IMPLEMENTASI AJARAN TASAWUF K.H. AHMAD
RIFAI)
TESIS
Diajukan sebagai Persyaratan
Untuk Memperoleh Gelar Magister
dalam Ilmu Agama Islam
Oleh:
M U S L I C H
NIM : 520163
PROGRAM PASCA SARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2006
8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia
2/147
2
PROF. DR. H. ABDUL JAMIL MA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
PROGRAM PASCA SARJANAJl.Raya Ngaliyan (Kampus 3) Semarang 50185 Telpon / Fax. (024) 614454
NOTA PEMBIMBING
Dengan ini menerangkan bahwa tesis Muslich, NIM; 520163 yang berjudul:
ALIRAN RIFAIYAH DI KABUPATEN TEMANGGUNG (KAJIAN
TENTANG IMPLEMENTASI AJARAN TASAWUF K.H. AHMAD RIFAI)
telah memenuhi syarat untuk diujikan sebagai tesis pada konsentrasi Etika Tasawuf,
Program Pasca Sarjana IAIN Walisongo Semarang tahun akademik 2006/2007.
Semarang, 4 Desember 2006
PROF. DR. H. ABDUL DJAMIL M.A.
NIP: 150208253
8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia
3/147
3
iINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
PROGRAM PASCA SARJANAJl.Raya Ngaliyan (Kampus 3) Semarang 50185 Telpon / Fax. (024) 614454
INDONESIA _________________________________________
PENGESAHAN
Tesis berjudul : ALIRAN RIFAIYAH DI KABUPATENTEMANGGUNG (KAJIAN TENTANG
IMPLEMENTASI AJARAN TASAWUF
K.H. AHMAD RIFAI)
Ditulis oleh : MUSLICH
NIM : 520163
Program Studi : Etika Tasawuf
Telah dapat diterima sebagai syarat
memperoleh gelar
Masgister dalam Ilmu Agama Islam.
Semarang, 1 Agustus 2005
Direktur,
Prof. Dr. H. Abdurrahman Masud, M.A.
NIM: 150240107
8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia
4/147
4
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa tesis yang
berjudul: ALIRAN RIFAIYAH DI KABUPATEN TEMANGGUNG (KAJIAN
TENTANG IMPLEMENTASI AJARAN TASAWUF K.H. AHMAD RIFAI) tidak
berisi material yang telah pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan. Demikian
juga tesis ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yangterdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.
Semarang, 4 Desember 2006
Yang mendeklarasikan
MUSLICH
NIM : 520163
8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia
5/147
5
Abstraksi
Islam way of live, mengenal tiga asas yakni; Iman, Islam, dan Ihsan.
Ketiganya merupakan kesatuan yang utuh, dimana manusia dapat mencipta dirinya
menjadi insan kamil.. Secara ringkas dalam Islam dikenal ilmu dhohir dan ilmu batin
yang terinci dalam ilmu; syariah, tariqah, haqiqah dan marifah. Kumpulan dari
pengetahuan tentang syariah, dengan melalui tariqah untuk mencapai haqiqah, dan
marifah. Maksudnya seseorang yang menjalani tariqah yang seimbang dengan
syariah secara lahir dan batin, untuk menuju kepada tujuan tertentu dalam tasawuf,
insyallah tercapailah kondisi mental yang menciptakan insan kamil.
Tasawuf merupakan istilah khusus mistisisme Islam, bertujuan memperolehhubungan khusus langsung dengan Tuhan, ber-asensi hidup dan berkembang dari
bentuk ke-zuhudan dengan bentuk tasawuf amali dan falsafi. Pandangan kaum sufi
ibadah formal belum memenuhi kebutuhan spiritual, melainkan harus melalui proses
takhalli, tahalli dan tajalli. Tasawuf amali merupakan pancaran dari cahaya Allah
pada hati muslim, yang ter-interprestasikan dalam pengamalan kehidupan.
Walaupun dalam tasawuf dikenal adanya istilah maqam (sikap hidup) dan hal
(sikap mental). Namun, dalam kehidupan sehari-hari yang dapat diketahui adalah
sikap hidup, ter-realisasi dalam kehidupan dan tingkah laku, dalam hidup
bermasyarakat dan berhubungan dengan lingkungan kita.
Kyai H. Rifai adalah seorang tokoh Islam, pengikut aliran faham Sunni dan
bermadzhab Syafii, penganut ajaran Al-Ghazali, ajarannya merupakan basic ajaranIslam, yakni; syariah, usul ad-din dan tasawwuf, ia mencipta kitab syair berbahasa
arab/jawa pegon, sebagai pedoman ajaran bagi umatnya, agar memudahkan
pemahaman dan penerapan ajaran Islam, penganutnya membentuk dirinya dengan
nama golongan Islam Tarojumah. Dikabupaten Temanggung terkenal dengan
istilah Umat nglakoni printah ngedohi cegah, umat yang mendukungnya sekitar
berjumlah 70.000 anggota yang tersebar di daerah kelahirannya, Kalisalak,
Wonosobo, Temanggung, bahkan sampai di Sulawesi dan Ambon.
Dengan dalih beberapa hal tersebut diatas, kami mengangap penting untuk
mendalami ajaran kyai dan implementasi para umat pengikutnya, dengan tujuan;
selain memenuhi tugas akademis, juga mengetahui perkembangan khazanah Islam.
Fokus penelitian ini pada; mengetahui dengan sebenarnya ajaran Rifaiyah danmemahami implementasi ajaran itu pada umatnya, mengambil sampel di daerah
Kabupaten Temanggung khususnya daerah Kecamatan Wonoboyo, dengan
menggunakan metode penelitian kwalitatif, deskriptif, reflektif, induktif dan
menggunakan sistem groundeed research agar dapat memahami posisi dan praktek
pengikutnya dalam kehidupan sehari- hari. Kenyataan yang diperoleh; sampai
sekarang jati-diri umatnya masih bersikukuh, dengan kemurnian ajarannya, baik
8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia
6/147
8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia
7/147
7
HALAMAN PERSEMBAHAN
UNTUK ISTRIKU TERCINTA DAN ANAK- ANAKKU
8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia
8/147
8
MOTTO
ALLAH MAHA BESAR
8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia
9/147
9
TRANSLITERASI
Sistim transliterasi yang digunakan penulisan tesis ini adalah sebagai berikut:ARAB INDONESIA ARAB INDONESIA
, dl b th t dh ts j gh h f kh q d k dz l r m z n s w sy h sh y
Keterangan ;
1. Hamzah (`) yang terletak diawal kata mengikuti vokalnya, tanpa diberi tandaapapun. Jika terletak ditengah atau akhir, maka ditulis dengan tanda ()
2. Vokal dan diftong.a. Vokal atau bunyi (a), (i) dan (u) ditulis dengan ketentuan sebagai berikut :
Harakat Pendek Panjang
Fathah a aa
Kasrah i ii
Dlammah u uu
b. Diftong yang sering dijumpai dalam transliterasi adalah (ai/ay) dan (au/aw)misalnya bain/bayn () dan qaul/qawl ()
c. Syiddah dilambangkan dengan konsonan ganda.d. Kata sandang al-( alif lam marifah) ditulis dengan huruf kecil, kecuali jika
8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia
10/147
10
terletak diawal kalimat.
e.
Ta Marbuthah ( ) ditraansliterasikan dengan hutuf t, tetapi jika ia terletakdi akhir kalimat, maka ia ditransliterasikan dengan huruf h.f. Lafdh al-Jalalah ( ) yang didahului partikel, seperti huruf jar dan huruf
lainnya atau berkedudukan sebagai mudlof ilaihi ditransliterasikan tanpa
huruf hamzah.
Adapun singkatan- singkatan yang dipakai dalam penulisan tesis ini adalah
sebagai berikut ;
swt ; subhanahu wa taala tp. ; tanpa penerbit
saw ; shalallahu alaihi wasallam H ; tahun hijriyyah
w. ; tahun wafat M ; tahun masehi
ra. ; radliallahahu anhu hlm. ; halaman
tt. ; tanpa tahun dll. : dan lain-lain
8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia
11/147
11
8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia
12/147
12
KATA PENGANTAR
Al-Hamdulillahirabbil alamn. Puji syukur penulis haturkan kepada Allah
dengan limpahan rakhmat-Nya, taufiq serta hidayah-Nya tesis ini dapat selesai sesuai
dengan target, semata-mata hanya ridha-Nya dan kemurahan-Nya, sehingga dapat
terlaksana dengan baik, semoga dapat bermanfaat bagi semuanya.
Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi agung Muhammad SAW.,
sebagai rasul terakhir, pembawa risalah ajaran Tuhan, penyelamat umat muslim dari
dunia hingga akhirat kelak.
Penulisan tesis ini dapat diselesaikan bukan dari upaya sendiri, namun sangat
bergantung dari dukungan semua pihak. Oleh karena itu, penulis menghaturkan rasa
terima kasih tak terhingga kepada mereka yang membantu dan mendukung, utamanya
kami haturkan kepada :
1. Direktur Program Pasca Sarjana IAIN Walisongo Semarang, Dr. AhmadGunaryo, M.Soc.Sc. atas advis yang melegakan hati saat awal penulisan ini, dari
dorongan semangat yang diberikan.
2. Staf perpustakaan yang membantu tercapainya cita pengajaran3. Prof. Dr. H. Abdul Djamil, MA, selaku pembimbing, dengan kesabaran dan
pengarahannya, serta dukungan moril, sehingga dalam penulisan tesis ini dapat
terselesaikan dengan baik dan sempurna.
4. Dr. H. Abdul Muhaya, MA, dan Drs. H. M. Darori Amin, MA., selaku teampenasehat akademis, yang tiada kusangka memberi advis yang besar nilainya.
8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia
13/147
8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia
14/147
14
Namun penulis berharap, semoga hasil penulisan tesis ini dapat bermanfaat
dan berkah dapat menjadi sumbangan ilmu pada akademisi, masyarakat dan umat
Islam semuanya.
Amiin, amiin, Ya Rabbal alamiin
Semarang, 4 Desember 2006.
8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia
15/147
15
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL. i
HALAMAN NOTA PEMBIMBING. ii
HALAMAN PENGESAHAN iii
HALAMAN DEKLARASI..
iv
HALAMAN ABSTRAKSI. v
HALAMAN PERSEMBAHAN.
vii
HALAMAN MOTTO.
viii
HALAMAN TRANSLITERASI ix
HALAMAN KATA PENGANTAR.. xi
HALAMAN DAFTAR ISI. xiv
BAB I. PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang. 1B. Rumusan dan Ruang Lingkup Masalah 9C. Tujuan dan Signifikasi Penelitian. 9
8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia
16/147
16
D. Kajian Teoritis... 10E.
Telaah Pustaka12
F. Metode Penelitian.. 14G. Sistematika Penulisan ... 18
BAB II. PERSEPSI TASAWUF K. H. AHMAD RIFAI.. 20
A. Konsep Tasawwuf 20B. Biografi dan Karya K.H.Ahmad Rifai.. 32C. Pemikiran Tasawuf K.H. Ahmad Rifai. 40
BAB III. PELAKSANANAAN AJARAN RIFAIYAH DI KABUPATEN
TEMANGGUNG 59
A. Demografi Komunitas Pengikut Rifaiyah KabupatenTemanggung 59
B. Kondisi Sosial Keagamaan Komunitas PengikutRifaiyah di Kabupaten Temanggung.. 63
C. Jaringan Pengikut Rifaiyah di Kabupaten Temangggung 68D. Perkembangan Jamaah Pengikut Rifaiyah di
Kabupaten Temanggung. 75
BAB IV. ANALISA IMPLEMENTASI AJARAN RIFAIYAH. 78
8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia
17/147
17
A. Ajaran Tasawwuf Kyai Rifai.. 78B.
Penerapan Tasawwuf Kyai Haji Rifai 97
C. Faktor Penghalang dan Penunjang yang MempengaruhiBeberapa Ajaran Rifaiyah 103
BAB V. PENUTUP.. 106
A. Kesimpulan 106
B. Saran- Saran.. 107
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia
18/147
18
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Konsep dasar agama Islam adalah Iman, Islam dan Ihsan . Kesempurnaan Islam
hanya dapat dibangun dan ditegakkan melalui tiga konsep itu. Ketiga konsep ini
selain sebagai ilmu, sepatutnya jika dalam kehidupan sehari-hari diterapkan pada
bidang apapun, baik ibadah maupun muamalah dalam kehidupan bermasyarakat.
Ihsan adalah satu upaya penghayatan mendalam terhadap suatu ibadah. Konsep ihsan
merupakan landasan kemunculan ilmu tasawuf yang dianggap sebagai suatu ilmu
yang diakui sukar dipelajari, apalagi pengamalan dan pelaksanaannya. Umumnya,
seseorang mengenal tasawuf sebatas istilah, kurang memahami hakikatnya, seperti
yang dapat diperhatikan dalam lembaga tariqat.
Tasawuf disebut juga spiritualisme Islam, atau Islam misticisme, merupakan
ungkapan pengalaman subyektif pada diri seseorang. Yakni pengalaman kerohanian
dan sifat batiniah, berciri individual-subyektif. Sasaran (tujuan) tasawuf ialah sampai
kepada Dzat al-Haqq atau Mutlak (Tuhan) dan bersatu dengan Dia, lazim disebut
marifat al-Allah.
Jalan mencapai marifat dikenal dengan tariqat, kunci pembukanya menenggelamkan
hati dan dzikir pada Allah berakhir dengan fana di dalam Allah, melintasi maqamat
dan ahwal dalam mujahadah dan riyadhah yang terus menerus. Perilaku tariqat ini
8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia
19/147
19
sebenarnya telah dilakukan sejak Rasulullah masih hidup, diikuti oleh para sahabat
yang amat memperhatikan kehidupan kerohanian. Keteladanan kaum sufi bukan
hanya tampak dalam ibadah, tetapi rumah dan pakaian mereka yang amat sederhana
dan pakaian se adanya. Pada masa modern, ajaran tasawuf memiliki daya tarik dan
melahirkan dinamika kaum muslimin, sehingga lebih relevan untuk diamalkan dan
mampu memberikan kontribusi yang konstruktif bagi masyarakat.
Ajaran tasawuf di Indonesia khususnya di Jawa, pada umumnya berbentuk tariqat,
yang berkembang diantaranya; tariqat Satariyah, Naqsabandiyah, Syadziliyah,
Qadariyah, dan lainnya, namun gerakan thariqat di Indonesia zaman awal pada
dasarnya mengasingkan diri dan menyingkir mencari ketenangan di pelosok-pelosok
atau sudut- sudut kota, terutama sewaktu jaman penjajahan, diantaranya; gerakan
tariqat Akmaliyah yang dipimpin Kyai Nurhakim (1866 M), dan gerakan Haji
Akhmad Ripangi di Kalisalak (1855 M). Thariqat KH. Rifai inilah yang saat ini
umatnya berkembang di daerah Temanggung. Umatnya menamakan diri dengan
sebutan Islam Tarojumah atau dikenal dengan istilah; Umat nglakoni printah-
ngedohi cegah. Di dalam melaksanakan ajaran Islam mempunyai perbedaan dengan
ajaran Islam pada umumnya, misalnya: dalam penguburan mayat liang lahad harus
diukur menggunakan kompas dengan arah tepat kiblat, shalat jamaah imamnya harus
sepaham dan tidak sah makmum mengikut jamaat lain yang tidak sealiran, rukun
Islam hanya satu, yakni syahadat, kaum wanita haram menemui tamu pria bukan
8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia
20/147
20
muhrim, menjalankan kehidupan dengan delapan tabiat sufi, dan suatu hal yang
menarik adalah dalam bidang tasawuf terjadi kesalah-fahaman.
Kesalah-fahaman di sini maksudnya, apabila seseorang telah mendalami bidang fiqih
dan tauhid, kemudian mereka masuk kedalam bidang tasawuf, yang lazimnya tasawuf
adalah sarana taqarrub kepada Allah atau jalan mencapai marifat ila al-Allah,
disalahtafsirkan sebagai sarana mempelajari ajaran sesat, dengan tujuan memperteguh
dirinya, agar mereka dapat merubah diri, sesuai dengan kehendaknya, umpamanya:
menjadi hewan, yang dapat mengganggu ketenteraman masyarakat dan sebagai
sarana untuk memenuhi hajat kepentingan kehidupannya, memperdaya seseorang,
atau menyengsarakan kehidupan seseorang melalui ilmu batin mereka. Demikian ini
adalah anggapan dan suatu prasangka masyarakat di luar lingkungan pengikut Islam
Tarajumah. Di daerah ini diakui bahwa seseorang yang mengikuti lembaga Islam
Tarajumah, merupakan sarana menuju ke suatu pengajaran yang keliru dan bertujuan
kearah ajaran negatif.
Hal inilah yang menjadi pemikiran penulis dan berkeinginan untuk memahami
permasalahannya, diantaranya; Benarkah prasangka demikian? Bagaimana ajaran
aslinya ? Seberapa jauh jangkauan pengikutnya serta bagaimanakah implementasi
ajaran tersebut pada umatnya?.
Kemudian setelah mengadakan studi awal, ternyata kelompok ini adalah pengikut
ajaran K.H. Ahmad Rifai, kitab ajarannya sejumlah lima puluh dua, isinya terdiri
dari fiqh, tauhid dan tasawuf, umatnya tersebar di kabupaten Temanggung hampir
8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia
21/147
21
enam dari sejumlah dua-puluh kecamatan. Pada umumnya pengamalan ajaran thariqat
bagi salik, hanya tertumpu pada bentuk amalan menuju marifat ila al-Allah, bahkan
tidak sebatas demikian di dalam kehidupan sosial, umat Tarajumah merelisasikan
ajaran Kyai Haji Ahmad Rifai telah menjadi pegangan hidup dan membudaya dalam
kehidupan masyarakat.
Di dalam melaksanakan ajaran fiqih dan tauhid, pengikutnya konsisten dalam
mengamalkannya, walaupun belum optimal, contohnya: seorang wanita tidak
melakukan pertemuan dengan kaum lelaki bukan muhrim sebatas di dalam rumah,
sekalipun kenyataannya dalam urusan muamalah, seperti; di pasar, tetap bergaul
dengan lelaki walaupun bukan muhrim, di dalam bidang tauhid, pengakuan dan
pedoman mereka rukun Islam hanya satu, namun di dalam mengajarkan kepada
masyarakat, masih menggunakan dan mengikuti kitab-kitab Syafiiyah, yang
berpedoman kepada rukun Islam yang berjumlah lima. Bagaimanakah di bidang
tasawuf ?. Diakui oleh mereka, bahwa masalah ini belum dapat menentukan
realisasinya di lapangan, karena fokus ajaran yang diberikan kepada umatnya
sebagian besar adalah bidang fiqh.
Pemikiran Kyai Rifai dalam bidang tasawuf pada dasarnya merupakan bagian dari
gagasan untuk mempertahankan hubungan harmonis antara syariat dan hakikat yang
dirumuskan dengan istilah ushul fiqih, dan tasawuf. Pandangan tasawuf-nya terdiri
dari tiga masalah pokok, yaitu; (1) Keseimbangan antara syariat dan hakikat, (2)
Tasawuf bercorak amali dan falsafi, (3) Tariqat. Syariat berkaitan dengan hal-hal
8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia
22/147
22
yang bersifat jasmani yakni; tentang tata cara berhubungan dengan Allah, sedangkan
hakikat lebih banyak berhubungan dengan hal-hal yang bersifat ruhani yang
menghiasi ibadah fisik. Gagasannya bermuara pada pandangan al-Ghazali, namun ia
tidak penganut tariqat Qadiriyah, tetapi sebagai penganut tariqat Ahlussunni. Kitab
yang berisi tasawuf diantaranya; Riayah al-Himmah, Abyan al-Hawaij, Husn al-
Mithalab, dan Ahsan al-Miqasad. Menurutnya, seorang sufi sudah barang tentu
menguasai ilmu fiqih, namun seorang ahli fiqh belum tentu menguasai tasawuf .
Kyai Rifai membagi ilmu menjadi dua hal, ilmu zahir adalah ilmu Fiqh sedangkan
ilmu batin adalah Ushul al-din dan Tasawuf. Seseorang yang belajar tasawuf tidak
melalui tahapan belajar fiqih, dianggap tidak sah ketaatannya, pandangan ini
merupakan bagian dari ciri kecenderungan tasawuf amali sebagai reaksi terhadap
tasawuf yang hanya mementingkan aspek batiniah dan mengabaikan syariat. Fiqih
dikatakan sebagai ilmu zahir karena berkaitan dengan ibadah secara lahiriah, ke-
terkaitan hubungan antara syariat dan hakikat secara global memiliki unsur
persamaan dengan Junaid al-Baghdadi dan al-Ghazali, meskipun dalam aspek
detailnya agak berbeda. Junaid al-Baghdadi memperlihatkan sikap cukup keras
terhadap orang yang mengabaikan syariat. Dia menyatakan bahwa, belajar ilmu
tasawuf dan mengamalkannya adalah wajib dan bahkan orang yang mengabaikan
dapat menjadi kafir dari imannya. Al-Ghazali dalam Al-Munqidz min al-Dhalal,
menyatakan pengalaman ruhaninya ketika sampai pada kesimpulan akan pentingnya
8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia
23/147
23
tasawuf setelah syariat. Aspek persamaannya terlihat pada pandangan secara global
mengenai pentingnya hubungan antara syariat dan hakikat.
Di kalangan murid-murid dan para pengikutnya, kitab yang membicarakan tiga ilmu
secara sekaligus ini, dijadikan sebagai kitab yang mendapat prioritas untuk di
pelajari. Kitab-kitab tersebut amat berpengaruh terhadap pola kehidupan pengikut
Rifaiyah hingga sekarang, hal ini terlihat pada penampilan mereka yang
mengesankan kesederhanaan masyarakat pedesaan serta kemandirian mereka dalam
melaksanakan ibadah sesuai dengan petunjuk pelaksanaan kitab-kitab tersebut.
Pemikiran tasawufnya termasuk dalam kategori tasawuf amali atas dasar
pertimbangan bahwa isi ajaran tasawuf berupa latihan ruhani dengan jalan; (1)
Pengisian diri dengan sifat terpuji (tahalli), (2) Pengosongan sifat tercela (takhalli)
yang kemudian ditindak-lanjuti dengan kedekatan kepada Allah (taqarrub), dan (3)
Pengenalan Allah dengan mata hati (makrifat). Dia menciptakan suatu pedoman
ajaran syariat, aqidah dan tasawuf dalam kitab-kitab Tarajumah, dalam bidang
tasawuf, dimensi utamanya berpedoman/ berfokus pada delapan ajaran, yakni yang
termaktub dalam syairnya;
Bab ikilah bab nyatakake tinemune, ilmu tasawuf kang diwajibake ngudi,
ugo wajib dingamalaken sak kuwasane, ingatase mukallaf arep ngaweruhi ngilmune,
setengah sifat kang pinuji dene syaringat, lan sifat kang cinelo ning ati maksiyat,
utawi pertelane setengah sifat, kang pinuji dene syara mangfangat,
yoiku wulung perkara iki wilangane, zuhad, qanaah, sabar, tawakal atine
8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia
24/147
24
mujahadah ridha syukur ikhlas nejane, khauf mahabah marifat kawengku maknane.
Utawi pertelane setengah sifat cinela, dene syarak kang ana ati dadi ala,
yoiku wulung perkara ikilah pertelane, hubbud dunnya tama, itbaul hawa katula.
ujub riyatakabbur hasud sumah,ikulah mbesuk artine ugo winelah,
insyaallah kelawan tulung Allah sarta berkah nabi Muhammad rasul kalenggah.
Kemudian puncak menuju marifat bi al-Allah adalah khauf, mahabbah dan
marifat, , dengan melalui akhwal dan maqamat.
Umat Rifaiyah saat ini terus berkembang di lain daerah, umumnya di Temanggung.
Mungkinkah tidak terpengaruh dengan kemajuan zaman?. Mungkinkah dengan ajaran
tasawuf, melakukan tabiat delapan ini dapat memperteguh diri, atau menuju
kemarifatullah ? Bagaimanakah realisasi atau penerapan ajaran ini di lapangan?
Bagaimana implementasi mereka dalam menafsir ajaran Rifai. Apakah konsisten
penerapannya atau sudah bercampur dengan ajaran lain?
Seorang sufi telah mencapai maqam tertentu, biasanya diberi kurnia oleh Allah,
berujud karamah. Suatu karamah difungsikan kearah perbuatan bentuk positif,
bukan digunakan pada bentuk negatif. Benarkah hasil dari penafsiran dan
pengamalan ajaran tasawuf KH Rifai, yakni; tabiat delapan yang diajarkan bagi
seorang sufi, dapat menuju kearah kesesatan?, Apakah ajaran tersebut bercampur
dengan ajaran lain pada umatnya?, dimanakah letak perbedaan pengamalan ajaran
mereka ? Jika ajaran tasawufnya sesat, mengapa saat ini terus berkembang ?
Sejauhmana ajaran ini diamalkan?. Hal inilah yang diteliti, khususnya yang ada
8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia
25/147
25
hubungannya dengan bidang tasawuf, dengan judul; Aliran Rifaiyah di Kabupaten
Temanggung. Tesis ini akan menjawab pertanyaan diatas.
Mengenai judul, pengertian tentang Alir artinya: haluan, pendapat (politik,
pandangan hidup dsb.) misalnya: aliran politik; aliran komunis, aliran falsafah
modern. Disini maksudnya adalah haluan atau ajaran KH. Rifai. Ajaran ialah:
barangsiapa yang diajarkan: nasehat, petunjuk; misalnya, demikianlah ajaran
guruku, maksud di sini adalah petunjuk dari KH. Rifai. Kemudian pengertian
Rifaiyah adalah sekelompok umat yang mengamalkan ajaran konsep atau
pemikiran KH. Rifai.
B. Rumusan Masalah
Permasalahan yang dicari jawabannya, dapat dirumuskan sebagai berikut;
1. Bagaimana konsep ajaran tasawuf K H. Akhmad Rifai?
2. Sejauhmana implementasi, respon konsep ajaran tersebut pada umatnya di
Kabupaten Temanggung?
3. Bagaimana respon masyarakat di sekitar umat Rifaiyah?.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini mengarahkan kajiannya untuk mengetahui tentang pemahaman umat
Tarojumah terhadap konsep atau pemikiran Kyai H. Ahmad Rifai, khusus dalam
bidang tasawuf dan mengetahui sejauhmana umatnya merealisasikan atau
menerapkan dan mengamalkan ajaran tersebut pada kehidupan sehari-hari, serta
8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia
26/147
26
mengetahui peta pengembangan atau perkembangan umat, faktor-faktor
pendukungnya, baik dari segi internal maupun eksternal, respon masyarakat di
lingkungan umatnya.
2. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian yang berupa pengertian tentang ajaran ulama, utamanya ajaran
tasawuf yang masih asing direalisasikan di daerah yang kondisi sosial, budaya dan
ekonominya heterogen. Oleh karena itu, akan sangat bermanfaat jika di kaji secara
mendetail, apalagi apabila ajaran tersebut dapat ter-realisasi dengan baik di
masyarakat, dan pedomannya menjadi pegangan di lingkungan umatnya, bahkan
dapat membudaya di lingkungan sosial dari semua tingkatan, serta mengetahui
sejauh-mana ajaran tersebut dapat dijangkau dan dilaksanakan oleh umatnya, sebatas
mana daerah dan pemahaman penganutnya, sesuaikah dengan kondisi zaman
sekarang, apakah masih relevan jika diterapkan, khususnya di dalam mengamalkan
ajaran tasawuf-nya.
D. Kajian Teoritis
Tingkah-laku selalu didasarkan pada makna hasil konsepsi terhadap kehidupan
pelakunya. Apa yang dilakukan dan mengapa seseorang melakukan berbagai hal,
selalu didasarkan pada batasan-batasan menurut pendapatnya sendiri, dan
dipengaruhi oleh latar belakang budaya, yang khusus (Spradley, 1980). Budaya yang
berbeda, melatih orang berbeda pula dalam menangkap makna suatu konsep
(Knobler, 1971), karena kebudayaan merupakan cara khusus yang membentuk
8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia
27/147
27
pikiran dan pandangan manusia (Cohen, 1971). Konsein (hati nurani) selalu berkaitan
dengan pengalaman dan tujuan terjadinya proses konsepsi. Ia merupakan tingkah-
laku selektif dan bertujuan (Bigge, 1984). Budaya sangat berperan dalam proses
kognitif karena tanggapan dan pikiran merupakan alat utama, semua tingkah laku
bersumber padanya (Mc. Fee, 1970). Kebudayaan sangat berhubungan erat dengan
perilaku manusia dan kepercayaan (Goetz dan Le Compte, 1984), yang meliputi
berbagai hal dalam kehidupan manusia diantaranya; kepercayaan kepada ajaran.
Dengan demikian konsepsi ajaran selalu mempengaruhi setiap peristiwa sosial (Van
Maanen, Dabbs & Faulkner, 1982). Tasawuf merupakan aspek aspek ketiga dalam
Islam disamping syariah dan aqidah, sebab agama Islam berpokok pada Islam, Iman
dan Ikhsan, baik tasawuf amali atau akhlaqi maupun falsafi sebagai sarana dalam
perjalanan menuju Alloh, dengan mendaki berbagai tingkatan maqam dan hal, , jalan
spiritual dan merupakan dimensi batin atau kehidupan batin, guna mencapai tujuan
derajat yang tinggi, berada sedekat mungkin kepada Allah, mensucikan jiwa,
melepaskan jiwanya dari kungkungan jasadnya, juga melepaskan diri dari noda sifat
dan perbuatan tercela. Yang mana jika seseorang dapat mengembangkan hukum luar
(entitas materi) dan mengembangkan realitas sebelah dalam, jika disatukan disebut
kesejatian, namun yang dapat dibuktikan secara lahir adalah maqam ). Suatu sikap
yang harus diterapkan sufi adalah merealisasikan maqam pada lingkungan kehidupan
dalam hal meng-implementasikan keyakinannya dalam melayani umat atau
masyarakat lingkungan kehidupannya. Dalam memahami dan menghayati suatu
8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia
28/147
28
ajaran yang diterapkan pada suatu organisasi, golongan atau umat tertentu, kondisi
budaya juga ikut menentukan, dan frekuensi mempelajari ajarannya-pun demikian
juga, semakin memahami terhadap ajaran tersebut kesiapan mereka merealisasikan
dan menerapkan dalam tingkah laku kehidupannya semakin konsisten dan stabil, dan
sebaliknya semakin kurang paham ajaran, semakin banyak terpengaruh dengan ajaran
lain, dan semakin masa-bodoh dengan ajaran tersebut, walaupun mereka mengakui
sebagai anggota organisasinya, justru dapat sesat atau menyesatkan.
E. Telaah Pustaka
Penelitian ajaran Rifaiyah sudah sering diteliti oleh berbagai pakar ilmu pengetahuan
diantaranya; Abdul Jamil, meneliti tentang sejarah Gerakan Kyai Haji Rifai dengan
judul Perlawanan Kiai Desa, membahas karya, pemikiran maupun gerakan serta
jaringan pengikutnya, serta perkembangan gerakan KH. Rifai. Kemudian kajian
yang lain dari penulis di atas, berjudul; Islam Indonesia Abad Sembilan Belas:
(Studi tentang protes keagamaan K.H. Ahmad Rifai Kalisalak), isinya merupakan
gerakan protes KH. Rifai terhadap Pemerintah Belanda dan mengindentifikasikan
tipologi gerakannya, serta perkembangan jemaat Rifaiyah pasca KH. Rifai. Kajian
yang lain, yaitu Dartini berbentuk skripsi, dengan judul Gerakan Haji Ahmad Rifai
di Kalisalak, Batang Abad XIX, berisi gerakan Rifai dan dampak ajaran bagi
pengikutnya, masyarakat di wilayah atau daerah Batang, serta kebijaksanaan
Pemerintah Belanda. Muslich Maruzi, judulnya: Perkembangan Pengikut KH.
Rifai, isinya tentang keadan jamaah Rifaiiyah, perkawinan jamaat Rifaiyah,
8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia
29/147
29
resepsi perkawinan, dan hukum nikah. Muhamad Adabi Darban, judulnya: Gerakan
Sosial Keagamaan di pedesaan Jawa Tengah 1850-1982 berupa tesis, isinya; corak
gerakan Rifaiyah, sebagai gerakan sosial keagamaan, gerakan protes KH. Rifai dan
pengikutnya, serta mengungkapkan corak gerakan Rifaiyah setelah ia meninggal.
Karel A. Steenbrink berjudul: Beberapa Aspek tentang Islam di Indonesia Abad ke
19, isinya, Survei historis tentang sejarah Islam Indonesia pada abad ke 19,
pembahasannya mengenalkan sosok Akmad Rifai. Ahmad Sadzirin Amin, judulnya
Mengenal Ajaran Tarjumah Syaikh Ahmad Rifai, RH maupun Pemikiran KH Rifai
tentang Rukun Islam Satu, isinya penjelasan pemikiran dan ajaran Kyai Haji Rifai
dan menunjukkan sumber rujukan yang diambil sebagai dasar dan pemikiran dari Al-
Quran, al-Hadits, dan Ulama Salaf dahulu. Nahar Nahrowi, berjudul: Potensi
Lembaga Keagamaan Seri IV, Gerakan Rifaiyah, isinya; Survei umum gerakan
Rifaiyah diwilayah Jawa Tengah, dari beberapa aspek paham keagaman, sejarah,
potensi organisasi, usaha, pembiayaan, sasaran pisik dan hubungan luar. Mat
Solikhin, judulnya: Kitab Kuning (Syafiiyah) dalam Fikih Ahmad Rifai; (Suatu
kajian kitab kuning sebagai sumber rujukan kitab Tarajumah Ahmad Rifai), isinya;
uraian tentang pengambilan rujukan kitab kuning sebagai dasar pemikian
diantaranya, Ianah, Taqrib, Bughyah al-Murtarsyidin, dll, serta penjelasan tentang
kitab kuning mulai abad XVII sampai XIX M, pemikiran ulama pertengahan abad X
M. sampai XV. Murfi Hartoni, berjudul: Pelaksanaan Aqad Nikah berbahasa Jawa,
isinya; tentang nikah memakai bahasa daerah sekitar KH. Rifai. Khabib meneliti
8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia
30/147
30
tentang dasar rukun Islam hanya satu yaitu sahadat, judulnya Syahadat sebagai
Satu-Satunya Rukun Islam. Jika diperhatikan, sebagian besar penelitian kajiannya
terfokus pada gerakan, profil, dan protes KH. Rifai terhadap penjajah, sedangkan inti
ajaran terbatas hanya pada bidang fiqh, sebagian tasawuf kemudian penulis ingin
mengetahui implementasi ajaran kyai, karena teori bukanlah suatu kenyataan yang
terjadi di lapangan, yang menurut hemat penulis jauh dari kenyataannya, dan peta
pengembangannya khusus di daerah Kabupaten Temanggung.
F. Metode Penelitian
Berbagai hal yang berkaitan dengan penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian
yang dapat dijelaskan secara singkat, sebagai berikut:
1. Lokasi Penelitian.
Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Wonoboyo, Tretep, Candiroto, Bejen dan
sekitarnya, yang dianggap sebagai basis penganut Rifaiyah atau umumnya
masyarakat di kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, penghidupan masyarakatnya,
adalah; petani, tokoh non formal, pegawai negeri, tingkat sosial ekonomi bawah dan
menengah, dan sebagian besar menganut golongan Rifaiyah yang umatnya perkiraan
mencapai 7.000 anggota. Kecamatan Wonoboyo adalah merupakan basis Rifaiyah,
sehingga informasi dapat ditampung peneliti dengan lebih mendetail
2. Bentuk Penelitian.
Penelitian ini menggunakan bentuk penelitian social fenomenologi, yakni peneliti
menafsir beragam informasi dan masalah yang telah digali dan dicatat dari hubungan
8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia
31/147
31
pergaulan dimasyarakat (Bogdan dan Taylor 1975) dan hermeneutik, di mana
mengarah pada penafsiran ekspresi yang penuh makna dengan melakukan interpretasi
yang telah di lakukan pribadi atau kelompok manusia terhadap situasi mereka sendiri
(Smith, 1974), jadi nantinya terjadi dialektik interaktif, serta tidak meninggalkan
budaya agar dapat melihat perilaku pada masyarakat, kemudian strategi yang dipakai
adalah penelitian kualitatif deskriptif dan reflektif agar menghasilkan hasil penuh
nuansa dengan bentuk apa adanya, bukan sekedar jumlah ataupun informasi dengan
bentuk angka. Karakteristiknya memakai natural setting, yang kajiannya adalah pada
perilaku manusia sehari-hari, dalam keadaan yang rotin secara apa-adanya. Kemudian
tekniknya cenderung purpossive sampling agar tidak terlalu banyak informan
(diarahkan pada sumber yang memiliki data penting yang berkaitan dengan
permasalahan), sedang analisisnya digunakan pada analisis induktif, dengan bukti-
bukti yang terkumpul dan saling berkaitan (bottom-up grounded teory), sedangkan
hal yang lain, karena fokus penelitian sudah ditentukan, maka studi kasus yang
digunakan adalah studi kasus terpancang (embedded case study research).
3. Sumber data.
Data atau informasi yang paling penting dikumpulkan dan dikaji dalam penelitian ini,
sebagian besar digali dari beragam sumber data dan jenis sumber data antara-lain
meliputi:
Informan atau nara-sumber, yang terdiri dari para kyai, tokoh masyarakat baik formal
maupun non formal, dan sebagian besar anggota masyarakat Islam Tarajumah, guna
8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia
32/147
32
mengetahui anggapan-anggapan negatif dari luar aliran Islam Tarajumah, serta
mengetahui luas jangkauan wilayah Rifaiyah di daerah Temanggung.
Dokumentasi yang tersedia di lokasi penelitian, namun sebagai acuan tasawuf hanya
digunakan 4 kitab tersebut diatas, dan mengetahui kegiatan anggotanya di daerah.
4. Tehnik Pengumpulan Data.
Sesuai dengan bentuk penelitian kualitatif dan juga jenis sumber data yang
dimanfaatkan, maka tenik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini,
adalah:
a. Wawancara mendalam (indepth interviewing).
Wawancara jenis ini bersifat lentur dan terbuka, tidak terstruktur ketat, tidak dalam
suasana formal, dan bisa di lakukan berulang pada informan yang sama. Pertanyaan
yang diajukan bisa semakin terfokus sehingga informasi yang bisa dikumpulkan
semakin rinci dan mendalam. Kelonggaran dan kelenturan cara ini akan mampu
mengorek kejujuran informan untuk memberikan informasi yang sebenarnya,
terutama yang berkaitan dengan perasaan, sikap dan pandangan mereka terhadap
konsep ajaran kyai. Teknik wawancara dilakukan pada semua informan.
b. Observasi langsung. atau observasi berperan pasif dengan cara formal maupun
informal pada kehidupan sehari- hari di lingkungannya.
Mencatat dokumen (content analysis). Tehnik ini digunakan untuk
mengumpulkan data yang bersumber pada dokumen dan arsip pada saat pertemuan
rotin tokoh atau dokumen.
8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia
33/147
33
Tehnik cuplikan (sampling). Penelitan kualitatif cenderung menggunakan
tehnik cuplikan yang bersifat selektif dengan menggunakan pertimbangan
berdasarkan konsep teoritis yang digunakan, keingintahuan pribadi peneliti,
karakteristik empirisnya atau singkatnya (criterion base selection), dikembangkan
dengan kebutuhan dan kemantapan peneliti dari sumber (internal sampling) agar
dapat di ambil kesimpulan oleh peneliti suatu pikiran umum yang muncul mengenai
apa yang dipedomani, sedang validitas data mengambil bentuk triangulasi data
sumber, yaitu mengumpulkan data sejenis dari sumber data yang berbeda .
5. Tehnik Analisis.
Tehnik analisis dalam penelitian ini adalah beberapa desa atau lingkungan,
maka yang digunakan adalah analisis antar kasus (cross site analysis) dan proses
analisis-nya menggunakan model analisis interaktif, kemudian dibentuk simpulannya
atau verifikasinya, aktifitasnya dilakukan dalam bentuk interaktif dengan proses
pengumpulan data sebagai suatu proses siklus antara pengumpulan data, reduksi data,
sajian data dan penarikan simpulan.
G. Sistematika Penulisan
Tesis ini disusun dalam tiga bagian, yaitu bagian pertama, bagian isi dan bagian
terakhir.
Bagian muka, halaman judul, nota pembimbing, pengesahan, deklarasi, abstraksi,
kata pengantar, transliterasi, persembahan, motto, daftar isi, dan daftar tabel.
8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia
34/147
34
Bagian isi memuat lima bab pembahasan: Bab pertama sebagai bab pendahuluan, di
paparkan mengenahi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, kerangka teoritis, telaah pustaka, metode penelitian dan sistematika
penulisan tesis. Dalam bab ini diuraikan, mengapa kajian mengenai implementasi
tasawuf seorang tokoh KH. Ahmad Rifai perlu diteliti dan penting dilakukan.
Bab kedua, dikemukakan uraian mengenai konsep tasawuf secara umum, bibliografi,
karya dan konsep tasawuf Kyai Haji Ahmad Rifai yang digunakan sebagai pedoman
umat Rifaiyah.
Bab ketiga memuat pembahasan peta daerah perkembangan Rifaiyah di
Temanggung, dijelaskan pula tentang demografi kabupaten Temanggung secara
umum dan khususnya daerah kecamatan Wonoboyo dan daerah sekitarnya yang
dijangkau oleh jaringan pengikut Rifaiyah, serta sistem perkembangan jaringan
Rifaiyah di daerah ini.
Bab keempat merupakan inti pembahasan dalam penulisan tesis ini, di mana dalam
bab ini dijelaskan tentang implementasi, pengamalan dan penerapan tasawuf
Rifaiyah pada umatnya, serta di sini dapat diketahui ketimpangan-ketimpangan yang
terjadi di daerah Rifaiyah, anggapan-anggapan yang benar atau yang keliru dalam
penerapan ajaran Rifaiyah, di jelaskan juga tentang faktor-faktor pendukung
perkembangan ajaran maupun faktor lain yang menjadikan umat Rifaiyah bersikukuh
mempedomani serta memegang ajaran KH. Rifai.
8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia
35/147
35
Bab kelima merupakan penutup dari rangkaian penulisan tesis ini. Dalam bab ini
dikemukakan kesimpulan dari analisis-analisis pembahasan sebelumnya. Selain itu
dikemukakan saran-saran yang bermanfaat, baik masalah pengkajian sebelumnya,
maupun tentang hakikat pengamalan ajaran Rifaiyah ini.
Bagian akhir, dikemukakan lampiran-lampiran, bibliografi penulis, dan
peta/lokasi daerah Kabupaten Temanggung dan daerah Rifaiyah.
BAB II
PERSEPSI TASAWUF KH. AHMAD RIFAI
A. KONSEP TASAWUF
1. Tasawuf Dalam Pengertian Umum
Agama Islam mempunyai tiga konsepsi yaitu; Iman, Islam dan Ihsan. Ihsan sebagai
asas pokok ketiga dari agama Islam merupakan sumber ajaran tasawuf. Dikatakan
bahwa tasawuf adalah jantung Islam, karena tasawuf merupakan aktualisasi dari
trilogi ajaran Islam yaitu ihsan, di mana dalam setiap keadaan manusia selalu dalam
8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia
36/147
8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia
37/147
37
mula digelari sebagai sufi adalah Abu Hasyim al-Kufi (w. 150 H.) dan Jabir ibn
Hayyan (w. 208 H.), sedangkan kata shufiyyah bentuk jamak, baru dikenal tahun 199
H.
Sufisme dianggap sebagai sesuatu yang rumit, sehingga tidak ada jawaban yang
bersahaja, yang dapat menjawab asal usul ajaran tersebut. Jika ditanyakan Apakah
bibit sufisme memang benar ada didalam Al-Quran ? Maka penulis menjawab Ya.
Munculnya sufi adalah saat setelah banyak orang Islam yang gemar berkecimpung
dalam mengejar kemewahan hidup duniawi, pada zaman kehidupan sahabat Nabi,
sebagian para sahabat dan tabiin memilih jalan hidayah, berpegang teguh kepada
ajaran Al-Quran dan Sunah Nabi dalam kehidupannya. Mereka gemar beribadat,
menjauhkan diri dari kemewahan hidup duniawi dan mengasingkan diri dari
keramaian untuk beribadat, berzikir dan sebagainya, mereka yang mengarahkan
hidupnya kepada ibadat, mensucikan diri dari kelezatan duniawi, sehingga mereka
disebut shufiyyah dan mutashwwifiin, orang yang berusaha menjadi sufi di sebut
mutashwwif, jamaahnya disebut mutashawwifah.
Ibnu Khaldun berpendapat bahwa ilmu tasawuf sebagai suatu ilmu yang lahir
kemudian dalam Islam. Tasawuf merupakan ilmu yang berhubungan erat dengan
pengalaman kerohanian dan bersifat batiniah, berciri individual-subyektif, setiap sufi
memiliki pengalaman berbeda, sehingga mereka dalam membuat definisi dan
pengertianpun berbeda-beda, mengikuti pengalaman yang dirasakan dalam jiwa atau
batinnya para sufi saat taqarrub dengan Allah, sehingga dapat dikatakan setiap
8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia
38/147
38
Ulama mendefinisikan tasawuf sesuai dengan tingkatan maqamnya. setiap
ungkapan selalu dikaitkan dengan pengalaman sufi sendiri.
Tasawuf ialah kesadaran adanya komunikasi dan dialog langsung antara orang
muslim dengan Tuhan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tasawuf adalah
bagian dari ajaran Islam, karena dia membina akhlaq manusia (sebagaimana Islam
juga diturunkan dalam rangka membina akhlak umat manusia) di atas bumi ini agar
tercapai kebahagiaan dan kesempurnaan hidup lahir dan batin dunia dan akhirat. Oleh
karena itu siapapun boleh menyandang predikat mutashawwif, sepanjang berbudi
pekerti tinggi, sanggup menderita lapar dan dahaga, bila memperoleh rizki tidak lekat
di dalam hatinya, dan begitu seterusnya, yang pada pokoknya menyandang sifat-
sifat mulia, dan terhindar dari sifat-sifat tercela. Aspek-aspek itulah yang sebenarnya
dikehendaki dalam bertasawuf.
Apapun akar kata yang merupakan bibit dari tasawuf, sebenarnya arti yang
terkandung di dalamnya, secara umum merujuk kepada kebersihan batin yang
menjadi inti sikap dan ajaran di dalam mendekatkan diri kepada Allah, Dia hanya
bisa didekati dengan kesucian dan kebersihan diri serta keagungan tingkah laku
hamba-Nya. Sufi mempunyai dua aspek, yakni aspek lahiriyah dan batiniyah. Ahl al-
Suffah dalam menjalani kehidupan tasawuf memakai bulu domba merupakan aspek
lahiriyah, mereka di anggap sebagai orang yang meninggalkan dunia dan hasrat
jasmani; benda dunia ini hanya untuk memenuhi kebutuhan pokok seperti pakaian,
makan, sekedar menghindarkan diri dari kepanasan, kedinginan serta kelaparan,
8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia
39/147
39
sedangkan teori yang melihat sufi sebagai orang yang mendapat keistimewaan
dihadapan Tuhan, lebih menitikberatkan pada aspek batiniyah. Dalam aspek ini
tasawuf bertujuan untuk memperoleh hubungan langsung dan disadari dengan Tuhan,
mereka sadar berada di hadirat Tuhan. Intisari sufisme adalah kesadaran akan adanya
komunikasi dan dialog antara manusia dengan Tuhan dengan cara mengasingkan diri
dan berkontempelasi mengambil bentuk ittihad atau menyatu dengan Tuhan. Tujuan
akhir tasawuf ialah sampai kepada Dzat al-Haq dan bersatu dengan Dia.
Jalan yang harus ditempuh dalam kehidupan tasawuf untuk mencapai marifat dikenal
dengan tarekat, berawal dengan kesucian hati dengan cara dzikir dan berakhir dengan
fana, dengan menempuh maqamat dan ahwal. Kesucian dan kebeningan hidup
manusia itu, paling tidak meliputi tiga aspek penting yang ada dari dalam diri
manusia dan harus diekspresikan dalam kehidupan.
Mengenai jumlah maqamat yang harus ditempuh para sufi berbeda-beda, sesuai
dengan pengalaman pribadi yang bersangkutan. Abu Nasr al-Sarraj menyebut tujuh
maqamat, yaitu; taubat, wara, zuhud, faqir, sabar, tawakal dan ridla. Abu Bakar
Muhammad al-Kalabadzi mengemukakan beberapa maqamat, yaitu; tabat, zuhud,
sabar, al-fakr, al-tawadlu, taqwa, tawakkal, ridla, mahabbah, marifat dan ridla.
Pendapat lain mengatakan bahwa kesufian sah bagi seseorang bila telah melampui
empat puluh maqamat dari ikhlas hingga berakhir ke tasawuf sebagai maqam
terakhir. Dalam perjalanannya, seorang sufi sering menemui istilah hal yaitu sikap
rakhaniyah yang dianugerahkan Tuhan kepada manusia tanpa di usahakan olehnya,
8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia
40/147
40
seperti; khauf, tawadlu, ikhlas, ins, wajd dan sukr. Kemudian sebagian pendapat
bahwa melalui bentuk fana dan ittihad, dan bentuk hulul dan wihdat al-wujud.
2. Realisasi Pengamalan Tasawuf Dan Perkembangannya
Pengamalan dan kehidupan tasawuf telah dilakukan sejak Rasulullah masih hidup,
dengan wujud tahanuts yang dilakukan di Gua Hira, yang merupakan awal Nabi
SAW mendapat hidayah, membersihkan hati, mensucikan jiwa dari noda penyakit
yang menghinggapi sukma, dan waktu itulah puncak kebesaran, kesempunaan dan
kemuliaan jiwa Nabi, yang membedakan beliau dari kebiasaan hidup manusia biasa,
mimpi hakiki memancar dari sela-sela renungannya, memancar kebenaran yang telah
ditunjukkan jalan menuju Tuhannya. Selama hidupnya, segenap perikehidupan
beliau menjadi tumpuan perhatian masyarakat karena segala sifat terpuji terhimpun
pada dirinya. Bagaikan lautan budi yang tidak pernah kering dari air, kendati
diminum semua makhluk yang memerlukannya. Sikap khauf dan raja ditampakkan
olehnya dengan sedu sedan tangisnya, syukur setiap saat bersujud, munajat dan
sembahyang sampai pecah kedua telapak kakinya, Kesederhanaannya diikuti
Khulafa Al-Rasyidin, bagai ucapan Abubakar; Kemuliaan itu merupakan buah dari
taqwa, fana merupakan hasil dari keyakinan dan kemuliaan itu adalah hasil dari
tawadlu. Demikian juga Umar bin al-Khathab tentang keadilan dan amanahnya,
pidato dihadapan orang hanya pakaian bertambal dua belas, karena tidak mempunyai
8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia
41/147
41
kain selainnya, bahkan saat ditanyakan kepadanya tentang keterlambatan
mengimami shalat, dia menjawab: Kain saya sedang dicuci, tiada kain lain yang
kumiliki. Sahabat Usman bin Affan, dikenal pemurahnya, penolong perjuangan
Islam, demikian juga Ali bin Abi Thalib juga dikenal dalam ibadahnya dan
kesederhanaannya di mana tidak peduli pakaian robek dan menjahit sendiri, sehingga
pernah di tanyakan kepadanya; Mengapa sampai begini ya Amirul Mukminin?
jawabnya; Untuk menghusyukkan hati dan menjadi teladan bagi orang yang
beriman. Kesederhanaan hidupnya terealisasi di dalam rumah-tangganya, hingga di
dalam rumahnya hanya tergantung sebuah pedang, baju dan sehelai kain yang dia
pakai bergantian dengan istrinya, Fatimah. Dia dermawan, mengutamakan fakir
miskin daripada dirinya.
Hal demikian diikuti di antara sahabat yang amat memperhatikan kehidupan
kerohanian dan berusaha menganalisis serta cermat di perbagai aspeknya. Salah
seorang di antara mereka adalah Huzaifah bin Yaman. Esoterisme yang kuat
memancar dari celah-celah kehidupan mereka dan memberikan daya tarik dalam
keteladanan dan kepatuhan kepada Allah dan Rasul-Nya. Begitu juga, Hasan dari
Basrah, dia hidup dengan sederhana dan mengajarkan hidup kerohanian dalam
bentuk teori-teori yang berpusat kepada rasa takut (khauf) dan harapan (raja).
Adapun tokoh sufi masa klasik diantaranya: Dari masa Huzaifah bin Yaman, Imam
Abu Hanifah, Sofyan Tsauri, Ibrahim bin Adham, Imam Malik bin Anas, Malik bin
Dinar, Rabiah al-Adawiyah, Fudhail bin Iyadh, Makruf al-Karkhi, Imam Syafii,
8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia
42/147
42
Imam Ahmad bin Hambal, Al-Harist al- Muhasibi, Zunnun al-Misri, Sarri al-Saqati,
Abu Yazid al-Bisthami, Junaid al-Baghdadi, Ibrahim al-Khawwas, Abul Husain, al-
Nuri, Al-Khallaj, Abu Bakar al-Syibli sampai Abu Thalib al-Makki. Kisah kehidupan
selanjutnya, semakin berkembangnya Islam dan semakin mekarnya budaya, ilmu
pengetahuan, politik dan ekonomi maka kehidupan Islampun mulai terpengaruh
dengan budaya bangsa lain, akibatnya duniawi dan kecenderungan yang materialistis
mendorong orang berpikir formalistis, sementara ajaran-ajaran Islam yang bersifat
formalitis dan kering dari penghayatan kerihanian berkembang pesat dalam ajaran-
ajaran syariah atau fiqh, dan ajaran-ajaran kerohanian yang sudah membentuk
ajaran-ajaran sendiri dalam tasawuf, mulai menampakkan perbedaan-perbedaan.
Golongan eksoteris (ahl al-zahir) menganggap jalan syariah sebagai satu-satunya
jalan yang benar, sedang kalangan tasawuf yang mementingkan pengalaman esoteris
(ahl al-bathin) menganggap tasawuf sebagai satu-satunya jalan kebenaran. Silang
pendapat mulai tampak, ukhuwah Islamiyah mulai terganggu dan dinamika Islam
mulai pudar. Usaha memadukan antara dua kubu pemikiran itu telah diusahakan oleh
Harist al-Muhasibi dan Abu Thalib al-Makki, namun yang paling berhasil adalah
Imam Ghazali melalui karya besarnya Ihya Ulumiddin. Secara sistematis al-Ghazali
menggabung syariah dan tasawuf dalam ilmu yang menghidupkan Islam dalam
kehidupan seorang muslim.
Dalam masa-masa berikutnya, di samping tasawuf juga mulai berkembang tarikat
dengan berbagai latar belakang aliran yang mendasarinya. Kalangan sufi sendiri yang
8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia
43/147
43
mengamati perkembangan itu merasakan mulai tumbuhnya kehidupan eksklusif,
kultus individu dan berbagai penyimpangan dari ajaran yang sebenarnya. Ibnu
Taimiyah berusaha memurnikan kembali, menolak segala bentuk penyimpangan
(bidah dan khurafat) dalam tubuh tasawuf dan segera mengembalikannya ke dalam
ajaran al-Quran dan Sunah Nabi secara ketat. Usaha ini dilanjutkan oleh pengikut
setianya Ibnu al-Qayim al-Jauziyah.
Pada masa modern, keadaan kaum muslimin pada umumnya terbenam dalam kancah
yang statis, lemah dan tertinggal dari bangsa-bangsa lain, maka Dr. Muhamad Iqbal
yang berusaha mengadakan pemahaman baru dan mendinamisasikannya melalui
ajaran-ajaran tasawuf yang berpusat pada insan kamil. Demikian juga Hamka
mengemukakan perlunya ajaran tasawuf yang bersifat modern hingga memiliki daya
tarik dan melahirkan dinamika kaum muslimin. Dr. Abdul Halim Mahmud
menganggap penting tasawuf dalam penghayatan dan religiositas yang utuh dalam
menghadapi arus teknologi canggih dan globalisasi. Lebih jauh, usaha pembentukan
dan pembinaan diri sufi dilakukan melalui usaha-usaha yang serempak dalam
takhalli, tahalli, dan tajalli. Seorang sufi yang telah menemukan kebenaran, akan
tetap dan selalu bersama kebenaran itu sampai akhir hayatnya, mereka berusaha
untuk mencapai marifatullah dan ibadah yang didirikan adalah karena kelayakan
bagi-Nya sebagai satu-satunya yang sewajarnya disembah. Maka kerelaan Allah,
pengenalan dan penyaksian atas-Nya adalah tujuan akhir satu-satunya bagi sufi.
8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia
44/147
44
Melihat pentingnya tasawuf, maka tasawuf merupakan wahana yang sangat
representatif untuk dipelajari dan diamalkan, karena mampu menyentuh dua dimensi
yang ada pada setiap diri yaitu nasut dan lahut, sehingga manusia mampu
mengaktualisasikan dirinya sebagai hamba Tuhan dan mahluk sosial secara
seimbang.
Ajaran tasawuf dan kehidupan sufi ibarat samudera luas, mengandung ribuan mutiara
amat berharga dan kekayaan yang berlimpah ruah, seperti yang disaksikan, ajaran
tariqat dari Timur Tengah merembes ke Indonesia melalui Aceh terus ke Jawa,
diantaranyaa; tarikat Satariyah, Qadariyah Naqsabandiyah, Syadziliyah dan lainnya.
Gerakan tarekat di Indonesia pada dasarnya mengasingkan diri dan menyingkir
mencari ketenangan di pelosok-pelosok atau sudut-sudut kota, terutama sewaktu
jaman penjajahan, diantaranya gerakan Tarekat Akmaliyah yang dipimpin Kyai
Nurhakim (1866 M.), dan gerakan Haji Akhmad Ripangi di Kalisalak (1855 M.).
B. BIOGRAFI DAN KARYA - KARYA KH. AHMAD RIFAI
1. Awal Kehidupan KH Rifai.
KH. Ahmad Rifai lahir di desa Tempuran, arah selatan dari Masjid Kendal, pada
tanggal sembilan bulan Muharram tahun 1207 H/ 1786 M, dari ayah seorang
penghulu bernama Muhammad bin Abi Suja. Ditinggal mati ayahnya saat ia
berumur enam tahun. Anak yatim ini, selama kira-kira enam bulan dalam
pemeliharaan ibunya, kemudian diserahkan kepada pamannya Syekh Asyari, di
pondok Kaliwungu, Kabupaten Kendal. Di pondok Kaliwungu Rifai menimba ilmu
8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia
45/147
45
alat, diantaranya: nahwu, sharaf dan ilmu ilal, serta politik, tasawuf, tauhid dan
marifat dll. Karena dia anak cerdas maka tak aral lagi bila K. Asyari sangat
mengasihi dan memperhatikannya. Menjelang umur 25 tahun dia berangkat ibadah
haji ke Mekah pada tahun 1232 H. Usai ibadah haji dia berguru bersama dua
temannya di Tanah suci kepada: Syeikh Abd. al-Rahman, dan Syeikh Abu Ubaidah,
Syeikh Abd al-Aziz, Syeikh Usman dan Syeikh Abd al-Malak. Dari Abdul Aziz
sendiri ia belajar ilmu makrifat atau dikenal oleh ahli Tarajumah dengan ilmu
istiqrab. Selesai belajar di tanah suci, ketiganya bersama-sama pulang ke tanah Jawa.
2. Sepak Terjang Perjuangan KH Ahmad Rifai.
Saat Ahmad Rifai kembali di Jawa, pulau Jawa saat itu dikuasai Bangsa Belanda dan
kehidupan bangsa Jawa sangat menderita akibat penjajahan, sehingga mulai saat
itulah dia berusaha untuk menentang penjajah agar keluar dari tanah Jawa. Dia
berjuang dengan cara menguatkan aqidah dan jiwa kaumnya dan ketajaman fatwa.
Mula-mula ia mengajar di pesantren kakak iparnya, kepada muridnya ia
mengutamakan pelajaran usul al-din (teologi), fiqh (hukum) dan tasawuf.
Disamping mengajar, dia rajin berdakwah sampai Wonosobo, Magelang dan
Banyumas. Dia melakukan dawah mengenai rukun Islam, utamanya masalah ibadah
lahir dan memperkuat keimanan bagi masyarakat sekitarnya. Akhirnya didaerah
tersebut didirikan organisasi tradisional Islam, yang sederhana dan cukup efektif,
sesuai dengan zaman dan lingkungannya berbentuk poros iman umat, guru-murid,
dengan tujuan membentuk kader pemimpin alim-adil, mukmin-muslim yang berani
8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia
46/147
46
mengatakan kebenaran dan kepribadian. Semakin banyak penganutnya, timbul
kedengkian diantara ulama, terjadi adu domba antara kyai Rifai dengan pemerintah
saat itu dengan tuduhan makar, tetapi dengan kejujuran fatwanya, dia dibebaskan dari
tuduhan dan justru semakin banyak pengikutnya. Kejadian yang sama berulang
dengan meminta dukungan penguasa di daerahnya dan pada tuduhan kedua inipun dia
dibebaskan. Setelah dua kali mendapat masalah dengan penjajah maka ia pindah ke
Kalisalak, Limpung, Kabupaten Batang. Ibarat emas adalah emas murni, kemana dia
berada orang mencari, demikian juga Akhmad Rifai pindah dari keramaian ketempat
sepi, umatnya selalu mengikuti. Di Kalisalak justru didatangi murid dari daerah lain,
seperti; Kyai Ilham, dari Batang, (Kyai ini yang kemudian hari menjadi sumber mata
rantai umat Tarajumah di Kabupaten Temanggung), Kyai Abu Hasan dari Kepil
Wonosobo, dan Muhamad Tuba, dll. Mulai saat itulah Kyai Haji Rifai mulai
menciptakan kitab Tarajumah dari bahasa arab kedalam bahasa jawa pegon, dengan
tujuan untuk memudahkan kaum awam dalam pemahaman ajaran aqidah dan hukum
Islam, sekaligus agar digemari masyarakat lingkungannya karena sebagian banyak
uraian ajarannya berbentuk untaian syair, disamping menanamkan keyakinan kepada
mereka. Oleh karena itu kyai Rifai dikenal sebagai seseorang ahli ilmu bayan, ilmu
filsafat dan ahli siir. Kitab pertama diciptakan adalah untuk mendalami ibadah,
tauhid dan makrifah, dia meringkas kitab-kitab Hiyarat al-mukhtasar yang berisi
syariat, tariqat dan hakikat.
8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia
47/147
47
Menurut penuturan manaqib Rifaiyah, Syekh Ahmad Rifai mempunyai sifat-sifat;
rendah diri (tawadhu), laisa al-maru anaaniyyun, dia tidak bermegahan (zuhud),
tidak sombong (takabur), tidak mementingkan atau membanggakan diri sendiri
(ujub) dan sabar dalam melayani murid maupun umatnya, menghormati kepada
murid, selalu menutupi rasa malu orang lain, senang berkunjung ketempat umatnya,
jika suatu saat tidak hadir di majlis pertemuannya. sesuai dengan ajaran tasawwuf
yang ditulis dalam kitabnya. Dia termasuk tokoh karismatik.
Dia masyhur dengan ilmu terawangan dan ilmu batin atau ilmu gaib serta ilmu jiwa,
maka bagi orang yang kurang memahami hal ini (yakni ilmu hak) akan selalu
membuat fitnah kepada kyai Haji Rifai.
Kegiatan KH. Rifai di Kalisalak, antara lain:
1. Menerjemah kitab-kitab dari bahasa arab ke bahasa Jawa guna menyuburkan
hukum Allah dan Rasulullah agar dipahami dan diamalkan bagi mukallaf yang bodoh
supaya cepat paham.
2. Meningkatkan pembinaan kaifiyah ibadah, supaya orang Islam beribadah
diterima oleh Allah.
3. Persatuan umat Islam dan persaudaraan umat Islam (Ikhwanul Muslimin)
supaya jangan bertentangan paham di antara umat Islam dan bersatu aqidahnya untuk
memberantas kaum penjajah supaya merdeka. (Nima al-abdu innahu hurrun, wa
yuhzamu hukuumat al-daulati hairun, inna al-abda bi hukuumat al-daulati syarrun,
inna silah al-muminu al-duaau wa dlairu)
8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia
48/147
48
4. Memberantas tindakan yang tidak mendapat ridho dari Allah SWT.(yaitu
tindakan fasiq), supaya berbuat adil.
5. Membuat madrasah al-Wiqayah al-Islam untuk menjaga kemurnian Islam dan
untuk mendidik anak anak supaya akhlaqnya bagus dan mulya serta menjaga
kemurnian ajaran KH. Rifai.
Dengan adanya kegiatan, yang makin lama makin kuat dan hebat, maka timbulah
kedengkian para kyai sekitar Kalisalak, sehingga membuat fitnah kepadanya dan
melaporkan kepada pemerintah dengan tuduhan;
1. KH Rifai adalah kyai yang membenarkan dirinya dan menyalahkan kyai lain.
2. KH Rifao menyalahkan orang sholat berjamaah imamnya selain dia.
3. Kyai membubarkan jemaat dimasjid Batang.
4. Pemerintah dianggap fasiq.
5. Kyai membatalkan perkawinan rakyat yang sudah dikawinkan pemerintah.
6. Kyai melarang orang membaca Al-Quran.
7. Kyai meng-anjing gilakan pemerintah.
Dari sekian banyak tuduhan yang dianggap keliru oleh kyai adalah tentang jamaah
bukan kepada dirinya, tetapi tidak sah makmum kepada imam fasiq.
Masa akhir kehidupannya, oleh pemerintah Belanda dia disingkirkan ke Ambon,
kemudian dipindah ke Makasar, akhirnya ke Menado dan meninggal disana waktu
berusia 91 tahun. Walaupun berada di pengasingan, untuk membuat kitab masih
tetap dilakukan dan selalu mengirimkan pesan-pesan kepada para muridnya.
8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia
49/147
49
Mengenai keorganisasian Rifaiyah perkembangannya agak tersendat-tersendat
perjalanannya, walaupun sampai kini terus berkembang.
3. Karya Karya KH. Akhmad Rifai.
Menurut penuturan Abdul Jamil, jumlah kitab karangan KH Rifai belum ada
kepastian, walaupun kalangan pengikutnya sudah membuat daftar nama kitabnya,
karena banyak dari kitab karangannya yang dirampas kaum penjajah.
Kemudian dikatakannya bahwa kitab yang tersimpan di Universitas Leiden, yang
merupakan koleksi dari sejumlah tokoh, pejabat Hindia Belanda diantaranya: Snouck
Hurgronje, Hazeau, DA. Rinkes, dan GWJ. Drewes. Sebagian besar, kitab
Rifaiyah berbentuk syair, dan sebagian lain berbentuk prosa serta menggunakan
bahasa jawa atau melayu.
Kitab yang ditulis dalam daftar yang bersumber dari jamaah Rifaiyah Paesan,
kecamatan Kedungwuni, Pekalongan berjumlah limapuluh dua kitab, sedangkan yang
memuat tentang tasawuf sejumlah enam kitab yakni: Ahsan al-Mitholab, Asn al-
Miqhasad, Jam al-Masaail, Abyan al-Hawaij, Riayah al-Himmah, dan Asad.
C. Pemikiran Kyai Rifai dalam Bidang Tasawuf
Pemikiran tasawuf KH. Ahmad Rifai sebenarnya sangat ringkas dan padat isinya
eperti yang dinyatakan diatas bahwa ajaran yang memuat tentang tasawuf sejumlah
enam kitab yakni: Ahsan al-Mitholab, Asn al-Miqhasad, Jam al-Masaail, Abyan al-
Hawaij, Riayah al-Himmah, dan Asad merupakan realisasi ilmunya yang dijelaskan
dengan syair-syairnya, yaitu:
8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia
50/147
50
Utawi ilmu tasawuf kapertelanan,
Yaiku ngaweruhi ing setengah kelakuan,
Sifat kang pinuji lan kang kacelanan,
Kang ana ing dalem batin panggonan
Supaya bener ati marang Allah nejane,
Lan ilmu tasawuf kang wus tinutur,
Iku perintah ambeciki ati milahur,
Maring Allah kang sineja ati sabenere.
Artinya:
Adapun ilmu tasawuf penjelasannya,
Yaitu mengetahui sebagian dari perbuatan,
Sifat yang terpuji dan yang tercela
Yang ada dalam batin tempatnya,
Supaya benar dalam kepada Allah tujuannya,
Dan ilmu tasawuf yang sudah disebutkan
Yaitu perintah untuk memperbaiki hati
Kepada Allah yang dituju hati sebenarnya.
8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia
51/147
51
Utawi pertelane setengah sifat,
Kang pinuji dene syara mangfangat,
Yoiku wulung perkara iki wilangane,
Zuhad, qanaah, sabar, tawakal atine
Mujahadah ridha syukur ikhlas nejane,
Khauf mahabah marifat kawengku maknane.
Utawi pertelane setengah sifat cinela,
Dene syarak kang ana ati dadi ala,
Yoiku wulung perkara ikilah peRtelane,
Hubbud dunya tama, itbaul hawa katula.
Ujub riyatakabbur hasud sumah,
Artinya:
Adapun penjelasan sebagian sifat
Yang terpuji oleh syara manfaat
Yaitu delapan perkara bilangannya
Zuhud, qanaah, sabar, tawakal hatinya
Mujahadah ridha syukur ikhlas tujuannya
Khauf mahabbah makrifat sudah terkandung maknanya.
Adapun penjelasan sebagian sifat yang tercela,
8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia
52/147
52
Oleh sarak yang dihati menjadi jelek
Yaitu delapan perkara inilah penjelasannya
Hubb al- dunya tamak itbaul hawa,
Ujub riya takabbur hasud sumah
Kiai Rifai menekankan hubungan erat antara syariat, tarikat, dan hakikat.
Syareat tarekat hakikat bercampur,
Wong ibadah maring Allah begja lan jujur,
Wong tinggal syariat ora sah taat lebur,
Wong tinggal tarekat saking Allah mungkur
Tinggal hakikat suwung sepi ganjaran,
Terkadang kufur iman makbul kerusakan.
Artinya :
Syariat tarikat hakikat bercampur,
Orang ibadah kepada Allah beruntung dan jujur,
Orang meninggalkan syariat tidak sah ketaatannya hancur,
Orang meninggalkan tarikat berarti membelakangi Allah, Meninggalkan hakikat
akan sepi pahalanya,
Terkadang kufur iman menjadi kerusakan.
8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia
53/147
53
Tasawufnya menekankan agar menguasai syariat, dia mencela terhadap sufi yang
hanya mementingkan aspek batiniah dan mengabaikan syariat.
Lebih lanjut syairnya sebagai berikut;
Pura-pura ahli sufi inggonan,
Yektine bodo tan weruh syara penggeran
Ing dalem ilmu tasawuf kebodohan,
Patut sasar kufur sebab kataqsiran
Ngugemi ilmu syariat mung kedik,
Durung cukup ginawe amal becik
Kesusu sengit ing setengah syara nampik.
Artinya :
Pura-pura menjadi ahli sufi tempatnya,
Kenyataannya bodoh tidak mengetahui aturan syara,
Di dalam tasawuf kebodohan,
Patut sesat kufur sebab masih kurang,
Menguasai ilmu syariat hanya sedikit,
Belum cukup untuk beramal kebajikan,
Tergesa-gesa benci pada sebagian syariat menolak,
8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia
54/147
54
Itu adalah orang sesat kafir munafiq.
Kiai Rifai membagi ilmu menjadi dua hal, yaitu ilmu zahir (fiqih) dan ilmu batin
(tasawuf), sebagaimana dinyatakan;
Maka mahesna sira ing dahir kelakuan,
Lan ing batin neja ing Allah pangeran
Kelawan saben ilmu dahir kinaweruhan,
Lan ilmu batin ana syara panggeran
Ilmu dahir iku ilmu fiqh hukumane.
Artinya:
Maka hiasilah dirimu dalam zahirnya perbuatan,
Dan di batin bermaksud menuju tuhan Allah,
Dengan menggunakan ilmu zahir yang sudah diketahui,
Serta ilmu batin sesuai dengan aturan syara,
Ilmu zahir itu ilmu fiqih yang bertalian dengan hukum.
Kyai Rifai menyatakan bahwa belajar ilmu tasawuf dan mengamalkannya adalah
wajib dan bahkan orang yang mengabaikan dapat menjadi kafir dari imannya
sebagaimana dinyatakan;
8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia
55/147
55
Babun ikulah bab nyataaken tinemune,
Ilmu tasawuf kang diwajibaken ngupayane
Uga wajib dingamalaken sakuwasane,
Ingatase mukalaf arep ngaweruhi ilmune.
Artinya :
Bab inilah bab menyatakan jadinya,
Ilmu tasawuf yang diwajibkan mengupayakan,
Juga wajib diamalkan semampunya,
Bagi orang mukallaf yang ingin mengetahui ilmunya.
Kemudian KH. Ahmad Rifai menjelaskan tentang amaliyah tasawuf berupa latihan
ruhani dengan jalan; pertama, mengisi diri sendiri dengan akhlak mahmudah meliputi
delapan hal, yaitu; zuhud, qanaah, sabar, tawakal, mujahadah, ridha, syukur, dan
ikhlas. Kedua, mengosongkan diri sendiri dari akhlak mamdudah meliputi delapan
hal pula, yaitu; Hubb al- dunya, tamak itbaul hawa, ujub, riya, takabbur, hasud, dan
sumah yang kemudian ditindak-lanjuti dengan kedekatan kepada Allah dan
pengenalan Allah dengan mata hati.
Dia menjelaskan ajarannya sebagai berikut;
a. PENGISIAN DIRI DENGAN AMALIAH TERPUJI, YAITU:
8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia
56/147
56
1). ZUHUD
MAKNA ZUHUD TAPA MENGO KADONYAN,
IKU ORA NANA IBARAT KEKAREPAN,
SAKING NYEPEAKEN WONGIKU TANGAN,
SAKING ARTA BALIK YAIKU TINEMUNE,
NYEPEAKEN WONGIKU TINEMUNE,
NYEPEAKEN WONGIKU ING ATINE
SAKING GUMANTUNG KELAWAN ARTANE.
ARTINYA:
MAKNA ZUHUD BERTAPA MEMBELAKANGI DUNIA,
BUKANLAH GAMBARAN SESEORANG,
YANG MENGGOSONGKAN TANGAN,
DARI HARTA BENDA, SEBALIKNYA,
MENGOSONGKAN HATI DARI KETERGANTUNGAN
KEPADA HATA BENDANYA.
ZUHUD ITU PADA HAKIKATNYA ADALAH PENGENDALIAN HATI
TERHADAP KEDUNIAAN. ZUHUD YANG TIDAK MEMBELAKANGI DUNIA,
NAMUN MENGANJURKAN MEMPERBOLEHKANNYA, UNTUK
MENCUKUPI KEBUTUHAN POKOK DALAM KEHIDUPAN.
8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia
57/147
57
2. Qanaah
Utawi wong kang anteng nerima atine,
Ing paparinge Allah qadar rizki anane
Ikulah aran wong kang sugih tinemune,
Lan senadyan ana luwe kadang kalane.
Utawi pertelane wong pinaringan nikmat,
Kawilang taufiq manfaat ning akhirat
YAIKU PINARINGAN ILMU LAN ARTA MANFAAT,
LAN KAMULYAN DADI NULUNGI ING IBADAH
NETEPI WAJIB NGEDOHI MAKSIATAN,
DAHIR BATIN NEJA ING ALLAH KARIDAAN.
Artinya :
Adapun orang yang tenang hatinya ridha
Pada pemberian Allah rezeki sekadarnya
Itulah yang disebut orang yang kaya jadinya
Meskipun terkadang lapar.
Adapun penjelasannya orang yang mendapat nikmat
Terbilang taufik manfaat di akhirat
Yaitu diberi ilmu dan harta yang bermanfaat
8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia
58/147
58
Dan kemuliaan sehingga bisa membantu dalam beribadah
Melaksanakan kewajiban dan menjauhi kemaksiatan
Lahir dan batin bermaksud mencari ridha Allah
SECARA HARFIAH, QANAAH ADALAH HATI YANG TENANG
SEDANGKAN MENURUT ISTILAH ADALAH HATI YANG TENANG
MEMILIH RIDHA ALLAH, MENCARI HARTA DUNIA SESUAI DENGAN
KEBUTUHAN UNTUK MELAKSANAKAN KEWAJIBAN DAN MENJAUHI
KEMAKSIATAN..
3. Sabar
Maka sapa wonge dilaraaken ing atine,
Dene wong liyane kelawan haram pemerihane
Sebab ora kaduga dene karepe hawane,
Maka ora patut sabar meneng tinemune
Balik nulako wong iku ing wong tan jujur,
Sekira sakuwasane wong iku milahur.
Wajib mukalaf arep ngaweruhi cobane Allah,
Tumiba maring wong kang ibadah pertingkah
Galib wong pada ibadah ana fitnah,
Iku wajib nyita sabar bener ing manah.
8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia
59/147
59
Artinya :
Maka barang siapa disakiti hatinya,
Oleh orang lain dengan tujuan kepada yang haram,
Sebab tidak sesuai dengan harapan hawa nafsunya,
Maka tidak patut sabar diam jadinya,
Tetapi tolaklah orang yang tidak jujur tersebut,
Sekuat mungkin agar orang tersebut mengerti.
Secara harfiah sabar berarti menanggung penderitaan. Secara istilah adalah
menanggung penderitaan yang mencakup tiga hal, yaitu;
(1) Menanggung penderitaan di dalam menjalankan ibadah dengan
sesungguhnya,
(2) Menanggung penderitaan dengan melakukan taubat dan berusaha menjauhkan
diri dari perbuatan maksiat,
(3) Menanggung penderitaan apabila tertimpa suatu musibah dunia dan tidak
mengeluh.
4. Tawakkal
Tan nana makna tawakal iku tan ikhtiar,
Lan tinggal kasab ngupaya rizki sakadar
Balik tan kena ora sakuwasane ngajar,
8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia
60/147
60
Memerangi saking hawane ngajak nasar,
Lan ora ilang tawakale wong hajat,
Ngupaya tetamba nulak saking madarat.
Artinya :
Tidak ada makna tawakkal itu tanpa ikhtiar,
Dan meninggalkan usaha mencari rezeki sekadarnya,
Sebaliknya tidak boleh tidak sekuat tenaga mencarinya,
Memerangi hawa nafsu yang mengajak sesat ,
Dan tidak hilang tawakal seseorang yang bermaksud
Mencari obat untuk menolak kemudaratan.
Tawakal secara harfiyah artinya; pasrah kepada Allah terhadap seluruh pekerjaan,
sedangkan secara istilah adalah pasrah kepada seluruh apa yang diwajibkan Allah dan
menjauhi dari segala yang diharamkan-Nya. Tawakkal tanpa meninggalkan ikhtiyar,
bahkan usaha dengan sekuat tenaganya untuk menolak kemudharatan.
5) Mujahadah
Perang sabil ing hawa wajib kinara,
Uga kang dadi gegeraken raja negara
Tur iku perang sabil luwih gede ukara,
8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia
61/147
61
Kacukupan tan kanti akeh bala kuncara
Karena apa alim fasiq tan hajat,
Memerangi hawane ngajak gede maksiat.
Artinya :
Perang sabil pada hawa nafsu wajib dikira,
Juga yang jadi menggegerkan raja negara,
Juga perang sabil itu lebih besar katanya,
Sudah cukup dan tidak banyak kawan yang kuat,
Karena apa alim fasiq tidak membutuhkan ,
Memerangi hawa nafsunya yang mengajak maksiat besar,
Karena senang kepada neraka dan badan sengsara ,
Menjadi kafir dan tidak bermaksud tobat.
Secara harfiyah mujahadah berarti; bersungguh-sungguh Secara istilah adalah
bersungguh-sungguh dalam melaksanakan perintah dan menjauhi larangan Allah,
memerangi segala bujukan hawa nafsu dan dosa besar serta berlindung kepada Allah
dari kekufuran.
6) Ridha.
Ridho tegese makna tarojumah tinemune,
8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia
62/147
62
Yoiku nerimo suka ati kadhohirane,
Utawi makna istilah pertelane,
Yaiku nerimo ing Allah pandumane,
Lan nerimo ing hukume Allah syaringat
Diwajibake nglakoni ikhlas taat,
Lan ngedohi saking alane maksiyat
Lan nrimo tumibane bilahi mudhorot
Saking kersane Allah lan pestine
Dadi kafir wong sengit ing Allah hukumane.
Artinya:
Ridha menurut arti tarajumah yaitu menerima dengan suka hati lahirnya
Adapun arti istilah penjelasannya yaitu menerima pembagian dari Allah
Dan menerima hukumnya Allah syariat yang diwajibkan dengan ikhlas dan taat.
Dan menjauhi dari kejelekan maksiat dan menerima jatuhnya balak dan kesusahan
Dari kehendak Allah dan kepastian, jadi kafir bagi yang benci kepada hukumNya
Ridha arti harfiyah: menerima dengan suka hati. Sedangkan menurut istilah
tarajumah diartikan: pertama sikap rela menerima pemberian Allah, kedua sikap rela
menerima ketentuan hukum syariat yang diwajibkan oleh Allah secara ikhlas dan
8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia
63/147
63
penuh ketaatan serta menghindari kedurhakaan, ikhlas saat menerima musibah dan
sengsara.
7) Syukur.
Kawilang wong buang nikmate Allah,
Ingatase wong ngawula ing wong salah,
Mengo saking syukur nikmate Allah,
Wong sasar nasaraken ditut sinembah,
Anut perintahe tinggal saking cegahane,
Wong alim ditut ginawe gustine.
Artinya:
Terbilang orang membuang nikmatnya Allah,
Terhadap orang yang mengabdi pada orang salah,
Berpaling dari syukur nikmatnya Allah,
Orang sesat menyesatkan ikut disembah,
Ikut perintahnya dan meninggalkan larangannya-Nya,
Orang zalim diikuti dan menjadi Tuhannya.
Syukur diartikan dengan mengetahui segala nikmat Allah berupa nikmat keimanan
dan ketaatan dengan jalan memuji Allah yang telah memberikan sandang pangan,
8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia
64/147
8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia
65/147
65
b. Mengosongkan Diri dari Amaliah Tercela
1) Mencintai Dunia ( hubb al-dunya)
Utawi aran dunya saben sawijine,
Kang tan manfaat ning akhirat tinemune
Ikulah aran dunya haram anane,
Atawa halal dadi fitnah akehe artane.
Artinya :
Adapun yang disebut dunia segala sesuatunya,
Yang tidak bermanfaat bagi akhirat jadinya,
Itulah yang disebut dunia haram jadinya,
Atau jang halal jadi fitnah banyak hartanya.
Kyai Rifai mencela terhadap memperoleh dan menikmati keduniaan yang dapat
membawa lupa pada akibat dan memberi peluang sebaliknya yakni menyisihkan
dunia dibolehkan asal tidak menjadikan lupa serta bermanfaat untuk kehidupan
akhirat
2) Tamak
Ya ugo sebab loba dunya pinaluhur
Syara dihina kafir ginawe luhur.
8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia
66/147
8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia
67/147
67
Tan anut ing Quran pituduh jujur.
Artinya :
Yaitu mengikuti hawa nafsu,
Adapun makna menurut istilah syara yang sebenarnya
Yaitu orang yang mengikuti hatinya yang jelek
Yang diharamkan oleh hukum syariat,
Itulah orang yang mengikuti hawa nafsu maksiat
Banyak orang tersesat karena menuruti sahwat salah
Sebagian jadi kafir karena meninggalkan mujahadah,
Menuruti ajakan kufur,
Tidak ada yang lebih tersesat
Kecuali orang yang mengikuti nafsu sahwat,
Ajakan kearah haram dan kufur,
Tidak menuruti Al-Quran petunjuk benar
Wong kangelan salah kawitane lakune,
Yaiku anut ing hawa ginawe bendarane
Iku sifat wong munafik mardud imane,
Tan asih narimo ing syara hukumane.
8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia
68/147
68
Artinya :
Orang berlaku salah pertama dalam perbuatannya
Yaitu mengikuti hawa nafsu yang dijadikan tuannya,
Itulah sifatnya orang munafik mardud imannya,
Tidak senang menerima syara hukumnya.
Pengertian itbaul-hawa secara lafdhiyah, adalah menuruti hawa nafsu, sedang
menurut istilah: menuruti kejelekan hati dalam melanggar yang diharamkan oleh
hukum syara dan kemaksiatan. Seseorang dianggap sesat jika menuruti hawa nafsu
dan kufur bagi manusia yang tidak bersungguh-sungguh meninggalkannya serta tidak
menuruti petunjuk Kitab Al-Quran. ia menerangkan dinyatakan sebagai munafik,
bahwa mereka yang melanggar hukum syarak dan tiada ikhlas menerima hukum
syara.
4. Ujub
Ujub tegese angawoaken dalem kebatinan,
Utawi makno istilah kapertelanan
Iku majibaken sentosaning badan,
Saking sikso akherat keslametane
Iku kawilang dosa gede ning batine,
8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia
69/147
69
Alim kang tobat iku sinikso ing neroko
Sebab dosane ngajak gede duroko,
Ditut dene wong akeh iko
Ikulah dosa dhahir dadi gede ciloko.
ARTINYA :
Ujub artinya mengherankan dalam batin ,
Adapun makna istilah penjelasaanya
Yaitu memastikan kesentosaan badan
Dari siksa akhirat keselamatannya.
Itu tebilang dosa bessar dibatinnya,
Orang alIm yang bertobat disiksa dineraka,
Sebab mengajak dosa besar kedurhakaan,
Diikuti orang banyak,
Itulah dosa lahir yang menjadi besar mencelakakan
Ujub dalam arti lafdhiyah yaitu menganggap dirinya punya kelebihan pada batin
dirinya, sedang makna istilah menganggap dirinya kebal terhadap siksa diakherat
karena perasaan kelebihan ibadahnya. Seseorang dianggap ujub walaupun alim
8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia
70/147
70
namun mengajak orang lain ke sifat durhaka kepada Allah walaupun dianut oleh
khalayak.
5. Riya
Iku ngetokaken ing menungso kabecikakane,
Utawi makno istilah kekarepane
Iku gawe ibadah nejo ing atine,
Amrih krono menungso dunya kan diarah
Tan nejo ibadah sabenere kerana Allah,
Anapun nganggo dodot becik milahur
Lan gawe omah becik dahire tinutur,
Kang dudu wernane ibadah jujur
Maka iku ora riya haram masyhur,
Kaya sekehe kafir munafik
Pada sadaqah ing artane kerana kadunnya,
Haram krono menungso podo riyaan.
Artinya :
Yaitu melahirkan kepada manusia kebaikannya,
Adapun makna istilah maksudnya
Yaitu membuat ibadah sengaja dalam hatinya
8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia
71/147
71
Bertujuan karena manusia dunia
Yang dituju tidak bertujuan ibadah sebenarnya karena Allah.
Riya arti harfiyah : pamer sedant menurut istilah diartikan penyimpangan
dalam ibadah kepada selain Allah, justru mengarahkan ibadah kepada keduniaan.
Riya dibagi menjadi dua macam yaitu; riya khalis artinya melakukan perbuatan
karena condong kepada manusia dan riya syirik melakukan perbuatan condong
manusia dan Tuhan.
6. Takabur
Iku gumede romoso keluhurane,
Utawi makno istilah pratelane
Yaiku netepaken ing sarira kabecikane,
Ana sifat becik atawa kaluhuran
Sebab akeh hartane tuwin kapinteran
Artinya:
Yaitu sombong merasa luhur
Adapun makna istilah penjelasannya
Yaitu menetapkan pada dirinya kebajikannya,
Ada sifat baik atau keluhuran
8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia
72/147
72
Sebab banyak harta dan kepandaian.
Lan satuhune wong netepi lakune,
Kelawan penggawe batil kang ala nyatane
Lan takabur angina saking hak hukumane,
Iku kufur kaduwe wong iku ilang imane.
Artinya:
Dan sebenarnya orang yang melakukan perbuatan,
Terhadap perbuatan batil yang jelek kenyataannya
7. Hasud
Hasud tegese makna tarojumah anane,
Iku drengki istilah syara artine
Iku ngarep- arep ilange nikmate pengeran,
Kang ono ing wong Islam kabecikane
Ilmu tuwin ibadah kang sah jujur,
Tuwin arto lan saumpamane tinutur.
Artinya:
8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia
73/147
8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia
74/147
74
Artinya :
Sumah arti makna terjemah jadinya
Yaitu memperdenGarkan kepada orang lain
Adapun makna istilah penjelasannya
Yaitu membuat ibadah benar kenyataanya ,
Ikhlas karena Allah memperhatikan
Kemudian kepada lainnya menuturkan kebaikan
Agar orang lain berbuat keluhuran
Kepada dirinya hal itu adalah haram bercampur.
Sumah secara lafdhiyah diartikan memperdengarkan ibadahnya kepada orang lain,
sedang menurut istilah diartikan dengan beribadah ikhlas dan khusuk kepada Allah
namun kebaikan perbuatannya disebut-sebut dihadapan orang agar dirinya berbuat
akhak luhur dan ahli ibadah.
Demikian sifat terpuji dan tercela yang merupakan pedoman moral dalam melengkapi
amaliyah lahiriyah dan batiniayah, sebagai pengamalan tasawuf. Kemudian puncak
menuju makrifat adalah khauf, mahabbah dan marifat , dengan melalui akhwal
(sikap mental) dan maqamat (sikap hidup).
Tentang pemikiran tasawuf Rifai hanya sederhana, seperti pernyataannya;
Utawi ilmu tasawuf kapretelanan. Yaiku arep ngaweruhi ing setengan kelakuan,
8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia
75/147
75
sifat kang pinuji lan sifat kacelanan kang ana ing batin panggonan,
Supaya bener ati marang Allah nejane, Lan ilmu tasawuf kang wus tinutur,
Iku perintah ambeciki ati milahur, Maring Allah kang sineja ati sabenere.
Artinya:
Adapun ilmu tasawuf penjelasannya yaitu mengetahui sebagian dari perbuatan,
Sifat terpuji dan yang tercela. Yang ada dalam batin tempatnya,
Supaya benar hati kepada Allah tujuannya, dan ilmu tasawuf yang Sudah disebutkan,
yaitu perintah untuk memperbaiki hati, kepada Allah yang dituju hati sebenarnya.
Tasawuf adalah mengetahui sifat terpuji dan tercela sekaligus menjalankan sifat yang
terpuji dan menjauhi sifat tercela, agar hati kita benar-benar menuju kepada Allah.
Kemudian secara ringkas akhlak terpuji dan tercela telah diuraikan diatas yang
termaktub dalam ajaran Rifai, sebagai pernyataannya:
Bab ikilah bab nyatakake tinemune,
Ilmu tasawuf kang diwajibake ngudi,
Ugo wajib dingamalaken sak kuwasane,
Ingatase mukallaf arep ngaweruhi ngilmune,
Setengah sifat kang pinuji dene syaringat,
Lan sifat kang cinelo ning ati maksiyat,
8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia
76/147
76
Utawi pertelane setengah sifat,
Kang pinuji dene syara mangfangat,
Yoiku wulung perkara iki wilangane,
Zuhad qanaah sabar tawakal atine,
Mujahadah ridha syukur ikhlas nejane,
Khauf mahabbah marifat kawengku maknane.
Utawi pertelane setengah sifat cinela,
Dene syarak kang ana ati dadi ala,
Yoiku wulung perkara ikilaH pertelane,
Hubbud dunnya tama, itbaul hawa katula,
Ujub riya takabbur, hasud sumah,
Ikulah mbesuk artine ugo winelah,
Insyaallah kelawan tulung allah,
Sarta berkah nabi Muhammad rasul kalenggah.
Tujuan puncak marifat kepada Allah adalah kondisi khauf, mahabbah dan marifat,
dengan melakukan akhwal dan maqamat diatas melakukan akhlak pinuji dan
meninggalkan akhlak cela yang masing-masing jumlahnya delapan.
Khauf (takut) dia menyatakan :
Derajat parek iku Marifat ning manah,
Cukule makrifah ngedohi panegah,
Kinarepan dipurih parek ing Allah luhur,
8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia
77/147
77
Iku wajib wedi lan asih anut milahur
Maring Allah taat saking haram mungkur,
Kuwasane netepi wajib tan mundur.
Artinya :
Derajat dekat itu makrifat dalam hati,
Munculnya makrifat menjauhi larangan,
Bertujuan mendekat Allah luhur,
Itu wajib takut dan cinta taat memperhati
Uraian di atas merupakan pikiran Kyai Rifai dalam bertasawufnya, sebagai cerminan
aturan dalam bertasawuf tarekat Rifaiyah.
8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia
78/147
78
BAB III
PELAKSANAAN AJARAN RIFAIIYAH DI KABUPATEN TEMANGGUNG
A. Demografi Komunitas Pengikut Rifaiyah Kabupaten Temanggung
1. Letak Geografis Kabupaten Temanggung
Kabupaten Temanggung, merupakan kota kecil yang letaknya berada di tengah
dari daerah-daerah di propinsi Jawa Tengah. Kota daerahnya sejuk karena terletak di
antara garis 110 0 31 - 110O 46 30 Bujur Timur dan garis 7 014 - 7 032 35
Lintang Selatan, dibatasi sebelah barat dengan Kabupaten Wonosobo, sebelah timur
dengan Kabupaten Semarang dan Kabupaten Magelang, sebelah selatan Kabupaten
Magelang dan sebelah utara Kabupaten Kendal dan Kabupaten Semarang.
2. Luas Daerah
Jarak terjauh dari Barat sampai ke ujung Timur : 43,437 km, dan dari Utara ke
Selatan : 24,375 km. Letak Kabupaten Temanggung hampir berada di tengah
bentangan panjang Kepulauan Indonesia dari arah barat ke timur. Karena letak
geografis tersebut, daerah ini termasuk beriklim tropis dengan dua (2) musim yaitu
musim hujan dan musim kemarau yang silih berganti sepanjang tahun. Kondisi
musim yang cukup bersahabat, sehingga sangat potensial sebagai pusat pendidikan,
bisnis dan industri, maupun pertanian maupun peternakan, bahkan pertanian padi
dapat panen 3 kali dalam setahun.
8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia
79/147
79
Secara administratif Kabupaten Temanggung terdiri dari 20 kecamatan yaitu;
Kecamatan Kledung, Bansari, Parakan, Kedu, Bulu, Tlogomulyo, Temanggung,
Tembarak, Selopampang, Kranggan, Pringsurat, Kaloran, Kandangan, Gemawang,
Jumo, Ngadirejo, Candiroto, Tretep, dan Wonoboyo, Bejen. Jarak terjauh dari pusat
kota ke utara adalah Ngalian yang masuk wilayah kecamatan Bejen, ke timur adalah
Pringsurat, sebelah barat desa Kledung berbatasan dengan kabupaten Wonosobo dan
terletak tengah-tengah lembah Sindoro-Sumbing merupakan daerah berudara dingin
sering berkabut karena ketinggiannya hampir 1300 m dari permukaan laut, sedangkan
sebelah selatan kecamatan Tembarak yang terletak di lereng Gunung Sumbing.
Dari dua puluh (20) kecamatan tersebut yang dipilih sebagai lokasi daerah penelitian,
adalah empat (4) kecamatan yaitu; kecamatan Candiroto, Bejen, Tretep dan
Wonoboyo, karena daerah ini merupakan basis Rifaiyah dan sebagian banyak
penduduknya mengikuti ajarannya dalam perilaku kehidupannya. Sedangkan pusat
penghuni pengikut Rifaiyah terbanyak adalah daerah kecamatan Wonoboyo, bahkan
dapat dikatakan mutlak penduduknya memakai ajaran Rifaiyah dalam pola
kehidupan agma maupun sosial budayanya. Untuk lebih jelasnya dikemukakan tabel
dibawah ini:
Tabel 3.1
Batas Wilayah Komunitas Pengikut Rifaiyah di Kabupaten Temanggung
No Nama
8/3/2019 Ajaran Rifaii Di Indonesia
80/147
80
Wilayah Batas Wilayah
Utara Selatan Timur Barat
1 Temanggung Kendal, dan Semarang Magelang, Semarang, dan
Magelang. Wonosobo
2 Candiroto Bejen Ngadirejo Jumo Wonoboyo
3 Bejen Kendal, dan Semarang Ngadirejo Semarang Kendal
4 Tretep Kendal Candiroto Wonoboyo Wonosobo
5 Wonoboyo Kendal Candiroto Candiroto Tretep
Wilayah Candiroto, Bejen, Tretep dan Wonoboyo, terletak di kawasan Kawedanan
Candiroto termasuk bagian wilayah daerah Utara dari daerah Kabupaten
Temanggung, yang berdekatan dengan wilayah Kabupaten Kendal, Wonosobo dan
Semarang. Dengan demikian sudah sepatutnya jika daerah ini m