139
AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA TERHADAP KARYAWAN (Analisis Putusan Mahkamah Agung Nomor 186 K/Pdt.Sus-Pailit.2015 juncto Nomor 557 K/Pdt.Sus-Pailit/2018) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H.) Oleh : TITIA ULVA SAPITRI NIM : 11150480000066 P R O G R A M S T U D I I L M U H U K U M FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH J A K A R T A 1440 H / 2019 M

AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

  • Upload
    others

  • View
    16

  • Download
    3

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA

TERHADAP KARYAWAN

(Analisis Putusan Mahkamah Agung Nomor 186 K/Pdt.Sus-Pailit.2015 juncto

Nomor 557 K/Pdt.Sus-Pailit/2018)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H.)

Oleh :

TITIA ULVA SAPITRI

NIM : 11150480000066

P R O G R A M S T U D I I L M U H U K U M

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

J A K A R T A

1440 H / 2019 M

Page 2: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,
Page 3: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,
Page 4: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,
Page 5: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

v

ABSTRAK

Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066, “AKIBAT HUKUM KEPAILITAN

PT UNITED COAL INDONESIA TERHADAP KARYAWAN (Analisis

Putusan Mahkamah Agung Nomor 186 K/Pdt.Sus-Pailit.2015 juncto Nomor

557 K/Pdt.Sus-Pailit/2018)”. Peminatan Hukum Bisnis, Program Studi Ilmu

Hukum, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, 1440 H/2019 M.

Pailit merupakan suatu keadaan di mana debitor tidak mampu untuk

melakukan pembayaran-pembayaran terhadap utang-utang dari para kreditornya.

Keadaan tidak mampu membayar disebabkan karena kesulitan kondisi keuangan

(Financial distress) dari usaha debitor yang telah mengalami kemunduran. Tidak

sedikit ketika suatu perusahaan yang dinyatakan pailit berdampak besar pada

kerugian yang dialami oleh para kreditor- kreditornya, terutama pada karyawan

terhadap perusahaan yang dinyatakan pailit oleh Pengadilan Niaga. Tujuan

penelitian ini untuk mengetahui pertimbangan hukum Pengadilan Niaga terhadap

Karyawan dan implikasi putusan kasasi Mahkamah Agung terhadap karyawan

ketika perusahaan dinyatakan pailit.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian yuridis normatif dan library

research (studi kepustakaan) dalam arti mengkaji kasus yang terjadi dengan suatu

penelitian. Metode analisis yang digunakan adalah yuridis normatif dengan

menggunakan bahan hukum primer yang terdiri dari Undang-Undang Nomor 37

Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

serta mengkaji Putusan Mahkamah Agung Nomor 186 K/Pdt.Sus-Pailit.2015 juncto

Nomor 557 K/Pdt.Sus-Pailit/2018 dilengkapi dengan bahan hukum sekunder yang

terdiri buku-buku, kamus hukum, jurnal hukum dan hasil penelitian lainnya yang

berkaitan dengan judul skripsi ini.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa akibat kepailitan terhadap karyawan

dapat mengakibatkan pemutusan hubungan kerja sehingga kehilangan status

sebagai pekerja. Posisi kedudukan karyawan pada perusahaan pailit, karyawan

diberikan hak istimewa sebagai kreditor preferen yang mana pemenuhan haknya

merupakan prioritas pertama, sehingga perusahaan harus membayar tagihan gaji

karyawan, sesuai dengan hukum kepailitan di Indonesia Undang-Undang Nomor

37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang.

Kata Kunci : Kepailitan, Karyawan, Kurator, Debitor, Kreditor, Preferen,

Konkuren, Separatis, Pengadilan Niaga, Mahkamah Agung.

Pembimbing Skripsi : Dr. Muhammad Ali Hanafiah Selian, S.H., M.H.

Daftar Pustaka : 1986 s.d. 2019

Page 6: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

vi

KATA PENGANTAR

يم ب ح الر حمن الر هللا ســــــــــــــــــم

Assalamuallaikum, Wr.Wb.

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan karunia

yang tidak terhingga. Solawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada

Baginda Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan para pengikutnya

yang serta hingga akhir zaman. Dengan mengucapkan Alhamdulillahi Robbil

‘alamin peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Akibat Hukum

Kepailitan PT United Coal Indonesia Terhadap Karyawan (Analisis Putusan

Mahkamah Agung Nomor 186 K/Pdt.Sus-Pailit.2015 juncto Nomor 557

K/Pdt.Sus-Pailit/2018)” tepat pada waktunya.

Dalam penyelesaian Skripsi ini, tidak terlepas dari pengetahuan keilmuan

yang peneliti dapatkan dari beberapa sumber, selain itu tidak lupa pula terima kasih

atas bimbingan, bantuan, nasehat, dan dukungannnya, yang terhormat:

1. Dr. Ahmad Tholabie Kharlie, S.H., M.H., M.A. Dekan Fakultas Syariah dan

Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Muhammad Ali Hanafiah Selian, S.H., M.H. Ketua Program Studi Ilmu

Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Drs. Abu Tamrin, S.H., M.Hum. Sekretaris Program Studi Ilmu Hukum

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Dr. Muhammad Ali Hanafiah Selian, S.H., M.H. Pembimbing Skripsi yang

telah bersedia memberikan arahan, bimbingan, kritik, saran dan kesabaran

dalam membimbing peneliti sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Pengadilan Niaga Jakarta Pusat Direktori Putusan Pengadilan Niaga dan

Mahkamah Agung yang memuat koleksi salinan putusan.

6. Pimpinan Pusat Perpustakaan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta dan Pimpinan Pusat Perpustakaan Universitas Indonesia yang telah

menyediakan bahan-bahan pustaka untuk kelancaran penulisan skripsi.

7. Pihak-pihak lainnya yang telah memberikan kontribusi terutama kedua orang

tua peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

Page 7: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

vii

Demikian ucapan terimakasih ini, peneliti menyadari bahwa skripsi ini

masih jauh dari kata sempurna namun semoga Allah memberikan balasan yang

setara kepada para pihak yang telah berbaik hati terlibat dalam penyusunan skripsi

ini dan skripsi ini memberikan manfaat bagi kalangan akademis, masyarakat, dan

pembaca kalangan umumnya. Aamiin

Wassalamualaikum Wr.Wb.

Jakarta, September 2019

Peneliti,

Titia Ulva Sapitri

Page 8: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI ................................. iii

LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................. iv

ABSTRAK .............................................................................................................. v

KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi

DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1

B. Identifikasi, Pembatasan, dan Perumusan Masalah ........................... 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................................... 5

D. Metode Penelitian .............................................................................. 6

E. Sistematika Penulisan ...................................................................... 10

BAB II TINJAUAN UMUM KEPAILITAN PERSEROAN TERBATAS

A. Kerangka Konseptual ...................................................................... 13

B. Sejarah Singkat Hukum Kepailitan di Indonesia ............................. 18

C. Asas-Asas Hukum Kepailitan di Indonesia ..................................... 21

D. Pihak-Pihak yang dapat mengajukan Permohonan Kepailitan ........ 24

E. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai Pemohon Pailit .................. 25

F. Tanggung Jawab Pribadi Direksi dan Komisaris atas terjadinya pailit

Perseroan Terbatas ........................................................................... 27

G. Pengenalan PT United Coal Indonesia ............................................ 29

H. Kerangka Teori ................................................................................ 30

I. Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu ............................................... 33

Page 9: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

ix

BAB III DAMPAK PUTUSAN PAILIT TERHADAP PERSEROAN

TERBATAS

A. Kronologis Singkat Perkara Nomor 186 K/Pdt.Sus-Pailit/2015 juncto

Nomor 557 K/Pdt.Sus-Pailit/2018 ...................................................... 36

B. Pertimbangan Hakim atas Putusan Pengadilan Niaga dan

Pertimbangan Mahkamah Agung ....................................................... 38

C. Putusan Pengadilan Niaga dan Putusan Mahkamah Agung ............. 49

D. Analisa Putusan Pailit Nomor 186 K/Pdt.Sus-Pailit/2015 juncto

Nomor 557 K/Pdt.Sus-Pailit/2018 ..................................................... 52

E. Implikasi Putusan Pailit Terhadap Karyawan .................................... 57

BAB IV KEWAJIBAN HUKUM PT UNITED COAL INDONESIA

BERDASARKAN PUTUSAN PAILIT

A. Pemenuhan Hak Karyawan PT United Coal Indonesia Akibat

Putusan Pailit ............................................................................... 63

B. Tinjauan Peraturan Perundang-Undangan Nomor 37 Tahun 2004

Tentang kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

terhadap PT United Coal Indonesia Nomor 186 K/Pdt.Sus-

Pailit/2015 juncto Nomor 557 K/Pdt.Sus-Pailit/2018 ................. 71

C. Pertimbangan hukum Pengadilan Niaga terhadap karyawan PT

United Coal Indonesia akibat putusan pailit, berdasarkan hukum

kepailitan di Indonesia .................................................................. 75

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................... 83

B. Rekomendasi ................................................................................ 84

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 86

LAMPIRAN

Page 10: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada saat ini hampir tidak ada negara yang tidak mengenal hukum

kepailitan dalam hukumnya. Keadaan pailit atau bangkrut merupakan

peristiwa yang dapat terjadi pada siapa saja, baik itu dari orang perorangan

maupun badan hukum (legal entity). Kepailitan tidak mengenal siapapun

pihaknya, dalam kehidupan yang sesungguhnya kita dapati bahwa seorang

milioner maupun perusahaan multinasional juga dapat mengalami

kepailitan.

Di Indonesia, secara formal, hukum kepailitan sudah ada sejak tahun

1905 dengan diberlakuannya Staatsblad 1905 Nomor 217 juncto Staatsblad

1906 Nomor 348. Staatsblad 1905 Nomor 217 dan Staatsblad 1906 Nomor

348 kemudian diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-

Undang Nomor 1 Tahun 1998, yang kemudian diterima oleh Dewan

Perwakilan Rakyat sehingga menjadi Undang-Undang Nomor 4 Tahun

1998. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun

1998 tersebut adalah tentang Perubahan atas Undang-Undang (peraturan)

tentang kepailitan, yang kemudian disempurnakan dengan Undang-Undang

Nomor 37 Tahun 2004.1 Undang- undang Kepailitan, juga dimaksudkan

untuk mewujudkan keadilan dan pembagian menurut tagihan masing-

masing diantara para kreditor. Di dalam hukum, setidaknya terdapat dua

pihak yang terikat oleh hubungan hukum itu, yaitu Kreditor (creditor) dan

debitor (debitor). 2

Menurut hukum kepailitan yang berlaku di negara Indonesia,

kepailitan mengakibatkan Debitor yang dinyatakan pailit kehilangan segala

1 Munir Fuady, Hukum Pailit dalam Teori & Praktek, (Bandung: PT.Citra Aditya Bakti,

2017), h. 3

2 Zainal Asikin, Hukum Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang di

Indonesia, (Bandung: Pustaka Reka Cipta, 2013), h. 20

Page 11: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

2

hak perdata untuk menguasai dan mengurus harta kekayaan yang telah

dimasukkan ke dalam harta pailit. “Pembekuan” hak Perdata ini

diberlakukan oleh Pasal 24 Ayat (1) Undang-Undang Kepailitan dan

Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang terhitung sejak saat keputusan

pernyataan pailit diucapkan. Mengenai pihak yang mengajukan

permohonan PKPU diatur dalam Pasal 222 sampai pasal 294 Undang-

Undang Kepailitan, antara lain Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

dapat diajukan oleh debitor maupun oleh kreditor.3 Selain pihak-pihak

tersebut, kekhususan pada beberapa macam badan usaha tersebut menjadi

ambigu ketika disahkannya Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011

Tentang Otoritas Jasa Keuangan, sesuai dengan tujuan berdirinya, yaitu

untuk mengatur, mengawasi dan melindungi seluruh lembaga keuangan di

Indonesia. Dengan disahkannya Undang-Undang Otoritas Jasa Keuangan

ini secara langsung memberikan otoritas kepada Otoritas Jasa Keuangan

untuk mengawasi seluruh lembaga keuangan di Indonesia baik itu

diperbankan, asuransi, maupun perusahaan efek. Dengan diamanahkannya

pengawasan lembaga keuangan kepada Otoritas Jasa Keuangan maka sudah

selayaknya dalam pengajuan permohonan pailit pada lembaga keuangan

hanya dapat diajukan oleh Otoritas Jasa Keuangan. Namun pada

kenyataannya Otoritas Jasa Keuangan hanya berwenang mengajukan

permohonan pailit kepada perusahaan efek, lembaga kliring dan lembaga

penjamin yang dapat diajukan permohonan pailit, untuk lembaga perbankan

dan asuransi tetap pada Bank Indonesia dan Menteri Keuangan.4

Pailit merupakan suatu keadaan di mana debitor tidak mampu untuk

melakukan pembayaran-pembayaran terhadap utang-utang dari para

kreditornya. Keadaan tidak mampu membayar lazimnya disebabkan karena

kesulitan kondisi keuangan (Financial distress) dari usaha debitor yang

telah mengalami kemunduran. Sedangkan kepailitan merupakan putusan

3 Jono, Hukum Kepailitan, (Jakarta: Sinar Grafika, 2013), h. 169

4 Susanti Adi Nugroho, Hukum Kepailitan di Indonesia Dalam Teori dan Praktik Serta

Penerapan Hukumnya, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2018), h.194-195

Page 12: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

3

pengadilan yang mengakibatkan sita umum atas seluruh kekayaan debitor

pailit, baik yang telah ada maupun yang akan ada dikemudian hari.

Ketidakmampuan tersebut harus disertai dengan suatu tindakan nyata untuk

mengajukan, baik yang dilakukan secara sukarela oleh debitor sendiri,

maupun atas permintaan pihak ketiga (di luar Debitor), suatu permohonan

pernyataan ke Pengadilan.5

Kepailitan merupakan suatu jalan keluar yang bersifat komersial

untuk keluar dari persoalan utang piutang yang menghimpit seorang debitor,

dimana debitor utang piutang yang menghimpit seorang debitor, dimana

debitor tersebut sudah tidak mempunyai kemampuan lagi untuk membayar

utang- utangnya tersebut kepada para kreditornya.6 Permohonan pernyataan

pailit dapat dikabulkan jika persyaratan kepailitan telah terpenuhi: 1.

debitor tersebut mempunyai dua atau lebih kreditor; dan 2. debitor

tersebut tidak membayar sedikitnya satu utang yang telah jatuh waktu dan

dapat di tagih.7

Di Indonesia ketentuan Pasal 39 Undang-Undang Kepailitan dan

Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang mengatur mengenai akibat

kepailitan terhadap perjanjian kerja. Dari ketentuan tersebut diketahui

bahwa pekerja yang bekerja pada Debitor dapat memutuskan hubungan

kerja. Namun di pihak lain, Kurator dapat memberhentikannya dengan

mengindahkan jangka waktu menurut persetujuan atau menurut ketentuan

perundang-undangan yang berlaku.8 Dalam hal ini buruh atau karyawan

ingin sekali memperjuangkan haknya atas upah dan pesangon yang sering

kali sulit untuk didapat karena keberadaan kreditor separatis (kreditor yang

memiliki hak jaminan hutang kebendaan), sebagai pihak yang menjadi

5 Ahmad Yani & Gunawan Widjaja, Seri Hukum Bisnis Kepailitan, (Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada,2002), h. 11

6 Hadi Shubhan, Hukum Kepailitan, (Jakarta: Kencana, 2008), h. 2

7 Gunawan Widjaja, Tanggung Jawab Direksi atas Kepailitan Perseroan, (Jakarta: PT

RajaGrafindo persada, 2004), h. 85

8 Man S.Sastrawidjaja, Hukum Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran

Utang, (Bandung: P.T. Alumni, 2010), h. 118

Page 13: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

4

prioritas dalam pembagian harta ketika terjadi pailit. Dan tidak sedikit

ketika suatu perusahaan yang dinyatakan pailit berdampak besar pada

kerugian yang dialami oleh karyawan terhadap perusahaan yang dinyatakan

pailit oleh Pengadilan. Maka dari itu sangat diperlukannya perlindungan

hukum terhadap pekerja atau karyawan pada kasus kepailitan tersebut,

untuk memperluas dan meningkatkan kualitas hukum di Indonesia.

Berdasarkan latar belakang di atas ada persoalan yang menarik,

karena terdapat beberapa pusaran masalah, sehingga penulis tertarik untuk

melakukan penelitian hukum dengan judul: “AKIBAT HUKUM

KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA TERHADAP

KARYAWAN (Analisis Putusan Mahkamah Agung Nomor 186

K/Pdt.Sus-Pailit/2015 juncto Nomor 557 K/Pdt.Sus-Pailit/2018).”

B. Identifikasi, Pembatasan, dan Perumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Sesuai dengan latar belakang yang telah disampaikan diatas, maka

dapat diidentifikasi beberapa permasalahan yang berkaitan dengan

Perlindungan hukum terhadap karyawan Perseroan Terbatas akibat

putusan pailit Pengadilan Niaga, yaitu sebagai berikut:

a. Pihak yang dapat mengajukan permohonan pernyataan pailit.

b. Pertimbangan Pengadilan Niaga dan Mahkamah Agung terhadap

putusan kepailitan PT United Coal Indonesia.

c. Akibat dari putusan kepailitan terhadap debitor, dan kreditor yang

bersangkutan.

d. Tanggung jawab pribadi Direksi dan komisaris atas terjadinya pailit

Perseroan Terbatas.

e. Pemenuhan hak karyawan PT United Coal Indonesia akibat putusan

pailit, berdasarkan hukum kepailitan di Indonesia.

2. Pembatasan Masalah

Untuk lebih memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian ini,

maka perlu adanya pembatasan masalah agar dalam praktek penelitian

Page 14: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

5

dan penyusunan secara ilmiah dapat dipahami dengan mudah. Oleh

karena itu, peneliti membatasi permasalahan yang akan diteliti secara

khusus membahas tentang akibat hukum kepailitan di Indonesia

terhadap karyawan yang dalam hal ini badan usaha tersebut berbentuk

Perseroan Terbatas, dan dibatasi hanya pada PT United Coal Indonesia.

3. Perumusan Masalah

Masalah utama yang jadi fokus pembahasan dalam penelitian ini

yaitu terkait dengan akibat kepailitan Perseroan Terbatas terhadap

karyawan, dan tidak sedikit ketika suatu perusahaan yang dinyatakan

pailit berdampak besar pada kerugian yang dialami oleh karyawan

terhadap perusahaan yang dinyatakan pailit oleh pengadilan niaga.

Untuk mempertegas arah pembahasan dari masalah utama yang telah

diuraikan diatas, maka dibuat rincian masalah utama dalam bentuk

pertanyaan penelitian sebagai berikut:

a. Bagaimana pertimbangan hukum Pengadilan Niaga terhadap

karyawan PT United Coal Indonesia akibat putusan pailit,

berdasarkan hukum kepailitan di Indonesia?

b. Bagaimana implikasi putusan kasasi Mahkamah Agung terhadap

Karyawan ketika perusahaan dinyatakan pailit?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan penulisan berdasarkan permasalahan-

permasalahan sudah ditulis pada rumusan masalah diatas. Sedangkan

secara khusus tujuan penulisan ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui pertimbangan hukum Pengadilan Niaga

terhadap karyawan PT United Coal Indonesia akibat putusan pailit,

berdasarkan hukum kepailitan di Indonesia.

b. Untuk mengetahui implikasi putusan kasasi Mahkamah Agung

terhadap Karyawan ketika perusahaan dinyatakan pailit.

Page 15: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

6

2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat memberikan manfaat

berupa kontribusi yang bersifat teoritis maupun yang bersifat praktis,

yaitu sebagai berikut:

a. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penulisan ini adalah sebagai bahan kajian dan

acuan bagi pengembangan wawasan ilmu hukum pada hukum bisnis

khususnya hukum kepailitan. Dengan dilakukan penelitian ini

diharapkan dapat memberikan pemikiran-pemikiran baru bagi

kalangan akademis dalam mengembangkan bidang ilmu hukum,

khususnya pada hukum kepailitan.

b. Manfaat Praktis

Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi

kalangan praktisi baik para pelaku ekonomi maupun para pembuat

Undang-undang (law maker). Penelitian ini diharapkan dapat

memberikan masukan bagi para pembuat kebijakan dan Undang-

undang dalam menyusun suatu pedoman atau ketentuan yang

memberikan kepastian dan dasar untuk bertindak bagi para pelaku

ekonomi (pengusaha). Penelitian ini juga diharapkan menjadi

masukan bagi para praktisi dan penegak hukum khususnya dalam

bidang kepailitan, selain itu juga dapat memperkaya model-model

penyelesaian kasus kepailitan di Indonesia.

D. Metode Penelitian

Dalam penulisan skripsi ini dibutuhkan data yang akurat, yang berasal

dari studi dokumentasi untuk meyelesaikan persoalan-persoalan yang ada

pada skripsi ini. Oleh karena itu metode penelitian yang digunakan penulis

dalam penelitian ini adalah:

1. Jenis dan Sifat Penelitian

Jenis penelitian ini yaitu penelitian kualitatif yang merupakan

Page 16: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

7

penelitian tentang riset yang bersifat deskriptif dan cenderung

menggunakan analisis.9 Menggunakan bahan hukum sebagai rujukan.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian

yuridis normatif. Pendekatan yuridis normatif dilakukan dengan cara

menelaah dan menginterpretasikan hal-hal yang bersifat teoritis yang

menyangkut asas, konsepsi, doktrin, dan norma hukum yang berkaitan

dengan akibat dari kepailitan Perseroan Terbatas terhadap karyawan

yang bekerja di perusahaan tersebut.

Pendekatan yuridis disini menekankan dari segi perundang-

undangan dan peraturan-peraturan serta norma-norma hukum yang

relevan dengan permasalahan ini, yang bersumber pada yang

dilakukan dengan melihat kenyataan yang ada dalam praktek yang

menyangkut prosedur dalam pelaksana pailit atas Badan Usaha Milik

Swasta yaitu berbentuk Perseroan Terbatas.

Pendekatan yuridis normatif mengacu pada peraturan perundang-

undangan dan keputusan pengadilan,10 penelitian hukum normatif

mencakup asas-asas hukum, penelitian terhadap sistematika hukum

dan sinkronisasi hukum serta penelitian terhadap sejarah dan

perbandingan hukum,11 yang mengatur tentang akibat kepailitan atas

badan hukum berbentuk Perseroan Terbatas terhadap karyawan yang

bekerja di Perusahaan tersebut.

2. Spesifikasi Masalah

Spesifikasi yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah

deskripstif analisis, yaitu menggambarkan peraturan perundang-

undangan yang berlaku yang dikaitkan dengan teori-teori hukum dan

9 https://id.wikipedia.org/wiki/Penelitian_kualitatif, Diakses pada 14 Oktober 2018.

10 Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, (Jakarta: Kencana, 2011, cet.Ke-3), h. 142

11 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: Universitas Indonesia (UI-

Press), 2014), h. 51

Page 17: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

8

praktek pelaksanaan hukum positif yang menyangkut permasalahan di

atas.

Data yang diperoleh dari penelitian, diusahakan memberikan

gambaran atau mengungkapkan berbagai faktor yang dipandang erat

hubungannya dengan gejala-gejala yang diteliti, kemudian akan

dianalisa mengenai penerapan atau pelaksanaan peraturan perundang-

undangan serta ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan kepailitan

terhadap PT United Coal Indonesia yang berdampak kepada hak-hak

karyawan.

3. Sumber Data dan Bahan Hukum

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.

Data sekunder dalam penelitian hukum merupakan data yang diperoleh

dari hasil penelaahan pustaka atau bahan pustaka yang berkaitan

dengan permasalahan atau materi penelitian yang disebut dengan

bahan hukum.12

a. Bahan Hukum Primer

Bahan hukum primer merupakan bahan hukum yang bersifat

autoritatif yang artinya memiliki otoritas. Bahan-bahan hukum primer

meliputi perundang-undangan, catatan-catatan resmi atau risalah

dalam pembuatan perundang-undangan atau putusan-putusan

hukum.13 Bahan hukum primer merupakan bahan hukum utama.

Bahan hukum primer yang digunakan dalam tulisan ini antara lain

Kitab Undang-undang Hukum Perdata, Kitab Undang-Undang Hukum

Dagang, Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan

dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, Undang-Undang

Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan, Undang-Undang

Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, Putusan-Putusan

12 Mukti Fajar Nur Dewata dan Yulianto Ahmad, Dualisme Penelitian Hukum Normatif

dan Empiris, (Jakarta: Pustaka Pelajar, 2010), h. 156

13 Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, … h. 141

Page 18: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

9

Kepailitan dari Pengadilan Niaga, Mahkamah Agung pada tingkat

Kasasi, dan peraturan perundang-undangan lain yang terkait.

b. Bahan Hukum Sekunder

Bahan hukum sekunder merupakan bahan hukum yang dapat

memberikan penjelasan terhadap bahan hukum primer, yang berupa

rancangan peraturan perundang-undangan, hasil penelitian, buku,

buku teks, jurnal, media cetak, dan media elektronik.14

c. Bahan Hukum Tersier

Bahan hukum tersier berupa kamus baik kamus bahasa maupun

kamus hukum, dan ilmu hukum yang terkait.15

d. Bahan Non Hukum

Bahan Non Hukum yaitu berupa literatur yang berasal dari non

hukum yang pempunyai relevansi dengan topik penelitian berupa

kamus besar bahasa Indonesia, kamus hukum, majalah, koran, internet,

dan lainnya.16

4. Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data

Pengumpulan data dalam penulisan penelitian hukum normatif

dilakukan dengan studi pustaka terhadap bahan-bahan hukum maupun

non hukum yang berkaitan dengan topik penelitian. Dilakukan dengan

membaca, melihat, mendengarkan maupun penelusuran lebih lanjut

sehingga mampu memberikan penjelasan terhadap masalah yang

terdapat dalam penelitian ini yang nantinya dapat menyimpulkan

uraian dari bahan-bahan hukum tersebut.17

14 Mukti Fajar Nur Dewata dan Yulianto Ahmad, Dualisme Penelitian Hukum Normatif

dan Empiris, h. 157-158

15 Hartini Rahayu, Penyelesaian Sengketa Kepailitan di Indonesia Dualisme Kewenangan

Pengadilan Niaga & Lembaga Arbitrase, (Jakarta: Kencana, 2009), h.,27

16 Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum,… h. 143

17 Mukti Fajar Nur Dewata dan Yulianto Ahmad, Dualisme Penelitian Hukum Normatif

dan Empiris, h. 160

Page 19: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

10

5. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data

Teknik pengolahan data yang digunakan penulis adalah dengan

mengelola data sedemikian rupa sehingga data dan bahan hukum

tersebut tersusun secara runtut, sistematis sehingga akan memudahkan

penulis dalam melakukan analisis.

Pertama, data tersebut diklasifikasikan sesuai pembahasan yang

menjadi fokus penelitian. Kedua, diuraikan dan dijelaskan fokus

penelitian tersebut berdasarkan teori-teori yang sesuai dengan fokus

penelitian. Ketiga, penjelasan tersebut dievaluasi atau dinilai

berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku.

6. Teknik Penulisan

Teknik penulisan dan pedoman yang digunakan penulis dalam

skripsi ini berdasarkan kaidah-kaidah dan teknik penulisan yang

terdapat dalam “Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah Dan

Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun

2017”.

E. Sistematika Penelitian

Untuk menjelaskan isi skripsi secara menyeluruh ke dalam

penulisan yang sistematis dan terstruktur maka pada skripsi ini penulis

susun dengan sistematika penulisan yang terdiri dari lima bab yaitu sebagai

berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini dijelaskan latar belakang masalah,

Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, dan

sistematika penulisan.

Page 20: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

11

BAB II TINJAUAN UMUM KEPAILITAN PERSEROAN

TERBATAS

Dalam bab ini akan membahas kajian pustaka yang berisi

teori-teori yang digunakan untuk menganalisis dan

menginterprestasikan data penelitian. Kajian Pustaka ini

diawali dengan pemaparan kerangka konsep yang kemudian

diikuti dengan pemaparan dari kerangka teori. Kajian

Pustaka yang baik akan membantu peneliti dalam

merumuskan hipotesis dari penelitian tersebut. Selain itu,

juga terdapat review (tinjauan ulang) hasil studi terdahulu

pada sub bab kedua dari Bab II, di mana peneliti menelusuri

dan mendeskripsikan hasil penelusurannya terhadap

penelitian terdahulu yang serumpun. Dalam bab II ini juga

di uraikan mengenai asas-asas hukum kepailitan di Indonesia

terhadap Perseroan Terbatas.

BAB III DAMPAK PUTUSAN PAILIT TERHADAP

PERSEROAN TERBATAS

Dalam bab ini akan menguraikan bagaimana penelitian

dilakukan, yang mengemukakan tentang metode

pendekatan, teknik pengumpulan data, pengambilan sampel,

dan analisis data. Mengenai kronologis singkat perkara PT

United Coal Indonesia akibat putusan pailit, berdasarkan

hukum kepailitan di Indonesia. Dan juga mengenai

Pertimbangan Pengadilan Niaga dan Mahkamah Agung,

Putusan Hakim atas Putusan Pengadilan Niaga dan

Mahkamah Agung, hingga implikasi putusan pailit terhadap

karyawan.

BAB IV KEWAJIBAN HUKUM PT UNITED COAL INDONESIA

Dalam bab ini akan dijelaskan apa yang menjadi pokok dari

semua bab sesuai dengan judul skripsi ini antara lain

mengenai posisi kasus, mengenai pemenuhan hak karyawan

Page 21: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

12

PT United Coal Indonesia, berdasarkan hukum kepailitan di

Indonesia. Lalu mengenai tinjauan peraturan perundang-

undangan Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan

Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang terhadap PT

United Coal Indonesia. Dan selanjutnya pertimbangan

hukum Pengadilan Niaga terhadap karyawan PT United Coal

Indonesia akibat putusan pailit.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisikan kesimpulan dan rekomendasi atas temuan

yang diperoleh peneliti dari permasalahan yang diangkat

pada penelitian ini.

Page 22: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

13

BAB II

TINJAUAN UMUM KEPAILITAN PERSEROAN TERBATAS

Untuk dapat memahami sekelumit permasalahan yang dihadirkan oleh

peneliti pada bab lanjutan skripsi ini, maka landasan awal berupa pemahaman

teoritik akan sangat dibutuhkan oleh pembaca. Pada Bab 2 (dua) ini, peneliti akan

memaparkan beberapa point penting terkait dengan pemahaman dasar mengenai

Perseroan Terbatas dan hukum kepailitan yang terbagi menjadi dua jenis kajian

pustaka, yaitu kajian teoretis dan review (tinjauan ulang) hasil studi terdahulu.

Pada subbab pertama memaparkan mengenai kerangka konseptual, Sejarah

singkat dan asas-asas mengenai hukum kepailitan di Indonesia. Kemudian pada

bagian selanjutnya menjelaskan mengenai pihak-pihak yang dapat mengajukan

Permohonan Kepailitan. Pada bagian selanjutnya membahas mengenai tanggung

jawab pribadi direksi dan komisaris atas terjadinya pailit perseroan Terbatas, dan

juga disinggung mengenai pengenalan PT United Coal Indonesia yang akan

dibahas oleh peneliti pada skripsi ini. Dan selanjutnya dibahas mengenai kerangka

teori yang berkaitan dengan penulisan. Selanjutnya pada subbab terakhir, peneliti

mencoba menghadirkan beberapa review (tinjauan ulang) studi terdahulu agar

penulis lebih fokus pada deskripsi persamaan dan perbedaan studi-studi tersebut

dengan studi yang penulis lakukan, guna menyajikan dan mengkritisi hasil studi

tersebut untuk dijadikan dasar pembenaran teoretis bagi penulis guna

merumuskan hipotesis.

A. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual akan menjelaskan beberapa konsep terkait istilah-

istilah yang sering digunakan di dalam penelitian ini. Agar tidak terjadi kekaburan

dan kerancuan dalam memahami terhadap istilah-istilah kunci penulisan skripsi

ini yaitu sebagai berikut:

1. Perseroan Terbatas

Menurut Undang-Undang Perseroan Terbatas, yang selanjutnya disebut

Perseroan, adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal,

didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal

Page 23: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

14

dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang

ditetapkan dalam Undang-undang ini serta peraturan pelaksanaannya.

Perseroan Terbatas merupakan suatu badan hukum (berbeda dengan

persekutuan perdata, pesekutuan firma, dan persekutuan komanditer) Status

Persekutuan Terbatas sebagai badan hukum dinyatakan secara tegas dalam

pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007. Oleh karena itu,

Perseroan Terbatas diakui sebagai subjek hukum (rechtpersoon) seperti

halnya manusia (Person).1 Pengertian dari Badan hukum adalah suatu badan

yang ada karena hukum dan memang diperlukan keberadaannya sehingga

disebut legal entity. Maka, Perseroan Terbatas disebut juga artificial person

atau manusia buatan, atau Person in law atau legal person/rechtpersoon.

Pengertian badan hukum menurut Chaidir Ali (1999:19) adalah:

“Badan hukum pada pokoknya adalah suatu badan atau perkumpulan yang

dapat memiliki hak-hak dan melakukan perbuatan seperti seorang manusia,

serta memiliki kekayaan sendiri, dapat menggugat atau digugat di depan

hakim.”

2. Ketenagakerjaan

Menurut Undang-Undang Ketenagakerjaan adalah segala hal yang

berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu sebelum, selama, dan sesudah

masa kerja. Definisi Ketenagakerjaan tersebut dapat ditemukan dalam Pasal 1

angka 1 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.

3. Tenaga kerja

Menurut Undang-Undang Ketenagakerjaan adalah setiap orang

yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan/atau jasa

baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Definisi

Tenaga kerja tersebut dapat ditemukan dalam Pasal 1 angka 2 Undang-Undang

Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.

1 Zaeni Asyhadie dan Budi Sutrisno, Hukum Perusahaan &Kepailitan, (Jakarta: Erlangga,

2012), h.70

Page 24: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

15

Dalam buku karya Sendjun H. Manulang, dalam bukunya menyebutkan

bahwa, menurut Dr. Payaman Simanjuntak dalam bukunya “Pengantar

Ekonomi Sumber Daya Manusia”, Tenaga Kerja (manpower) adalah

penduduk yang sudah atau sedang bekerja, yang sedang mencari pekerjaan,

dan yang melaksanakan kegiatan lain seperti bersekolah dan mengurus rumah

tangga.2

4. Pekerja/buruh

Menurut Undang-Undang Ketenagakerjaan adalah setiap orang yang

bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain. Definisi

Pekerja atau buruh tersebut dapat ditemukan dalam Pasal 1 angka 4 Undang-

Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan. Buruh adalah

barang siapa bekerja pada majikan dengan menerima upah.3

5. Kepailitan

Menurut Undang-Undang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban

Pembayaran Utang adalah sita umum atas semua kekayaan Debitor Pailit yang

pengurusan dan pemberesannya dilakukan oleh Kurator di bawah pengawasan

Hakim Pengawas sebagaimana diatur dalam Undang-undang ini. Definisi

kepailitan sebagai suatu sita umum dapat ditemukan dalam Pasal 1 angka 1

Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan

Kewajiban Pembayaran Utang.

Di dalam buku hukum kepailitan milik Hadi Shubhan menyebutkan secara

tegas dan membedakan pengertian dari istilah pailit dan kepailitan. Pailit

adalah suatu keadaan di mana debitor tidak mampu untuk melakukan

pembayaran-pembayaran terhadap utang-utang dari kreditornya. Sedangkan

pengertian kepailitan merupakan putusan pengadilan yang mengakibatkan

2 Sendjun H. Manulang, Pokok-Pokok Hukum Ketenagakerjaan Di Indonesia, (Jakarta: PT

Rineka Cipta, 1995), h.3

3 Zainal Asikin, Dasar-Dasar Hukum Perburuhan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

2004), h. 41

Page 25: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

16

sita umum atas seluruh kekayaan debitor pailit, baik yang ada maupun yang

akan ada di kemudian hari.4

6. Kreditor

Menurut Undang-Undang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban

Pembayaran Utang, Kreditor adalah orang yang mempunyai piutang karena

perjanjian atau Undang-undang yang dapat ditagih di muka pengadilan.

Definisi Kreditor sebagai orang yang mempunyai piutang ini dapat ditemukan

dalam Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang

Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang.

7. Debitor

Menurut Undang-Undang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban

Pembayaran Utang, Debitor adalah orang yang mempunyai utang karena

perjanjian atau Undang-undang yang pelunasannya di tagih di muka

pengadilan. Definisi Debitor sebagai orang yang mempunyai utang dapat

ditemukan dalam Pasal 1 angka 3 Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004

Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang.

8. Debitor Pailit

Menurut Undang-Undang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban

Pembayaran Utang, Debitor pailit adalah debitor yang sudah dinyatakan pailit

dengan putusan Pengadilan. Definisi Debitor Pailit sebagai debitor yang sudah

dinyatakan pailit tersebut dapat ditemukan dalam Pasal 1 angka 4 Undang-

Undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban

Pembayaran Utang.

9. Kurator

Menurut Undang-Undang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban

Pembayaran Utang, Kurator adalah Balai harta peninggalan atau orang

perorangan yang diangkat oleh Pengadilan untuk mengurus dan membereskan

harta Debitor Pailit dibawah pengawasan Hakim Pengawas sesuai dengan

Undang-undang ini. Definisi Kurator sebagai balai harta peninggalan ini dapat

4 Elysa Ras Ginting, Hukum Kepailitan Teori Kepailitan, … h.106

Page 26: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

17

ditemukan dalam Pasal 1 angka 5 Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004

Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang.

10. Utang

Menurut Undang-Undang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban

Pembayaran Utang adalah kewajiban yang dinyatakan atau dapat dinyatakan

dalam jumlah uang baik dalam mata uang Indonesia maupun mata uang asing,

baik secara langsung maupun yang akan timbul dikemudian hari atau

kontinjen, yang timbul karena perjanjian atau Undang-undang dan yang wajib

dipenuhi oleh Debitor dan bila tidak dipenuhi memberi hak kepada Kreditor

untuk mendapat pemenuhannya dari harta kekayaan Debitor. Definisi utang

sebagai mana seperti hal tersebut dapat ditemukan dalam Pasal 1 angka 6

Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan

Kewajiban Pembayaran Utang.

11. Pengadilan

Menurut Undang-Undang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban

Pembayaran Utang, Pengadilan adalah Pengadilan Niaga dalam lingkungan

peradilan umum. Definisi pengadilan tersebut dapat ditemukan dalam Pasal 1

angka 7 Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan

Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang.

12. Hakim Pengawas

Menurut Undang-Undang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban

Pembayaran Utang, Hakim Pengawas adalah hakim yang ditunjuk oleh

Pengadilan dalam putusan pailit atau putusan penundaan kewajiban

pembayaran utang. Definisi hakim pengawas sebagai hakim yang ditunjuk

oleh pengadilan sebagaimana seperti hal diatas dapat ditemukan dalam Pasal

1 angka 8 Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan

Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang.

13. Mahkamah Agung

Menurut Undang-Undang Dasar 1945, Mahkamah Agung adalah menjaga

agar kekuasaan kehakiman tetap mandiri (an independent judiciary).

Mahkamah Agung berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji

Page 27: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

18

peraturan perundang-undangan dibawah Undang-undang terhadap Undang-

undang, dan mempunyai wewenang lainnya yang diberikan oleh Undang-

undang. Ketentuan mengenai Mahkamah Agung diatur dalam Bab IX

Undang-Undang Dasar 1945 Tentang Kekuasaan Kehakiman. Ketentuan

tersebut diatur dalam Pasal 24 A yang terdiri atas 5 (lima) ayat. Mahkamah

Agung adalah puncak dari kekuasaan kehakiman dalam lingkungan peradilan

umum, peradilan agama, peradilan tata usaha negara, dan peradilan militer.5

Keberadaan Mahkamah Agung bukan lagi satu-satunya penyelenggaraan

Kekuasaan Kehakiman, pada Pasal 1 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985,

sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004 (Undang-

Undang Mahkamah Agung), yang berbunyi:6

“Mahkamah Agung adalah salah satu pelaku kekuasaan Kehakiman

sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945”

B. Sejarah Singkat Hukum Kepailitan di Indonesia

Sejarah berlakunya hukum kepailitan Belanda di Hindia Belanda atau

Indonesia adalah tidak terlepas dari peristiwa kepailitan yang menimpa

perusahaan monopoli dagang terbesar di Belanda bernama Vereenigde

Oosindische Compagnie atau VOC pada tahun 1800. VOV berkuasa penuh di

Hindia Belanda sejak tahun 1798, dan selama periode kekuasaannya tersebut,

VOC telah menjadikan Indonesia sebagai daerah sumber pendapatan utama VOC

selama lebih 2 (dua) abad.7

Lalu ketika VOC dinyatakan bangkrut, wilayah Hindia Belanda atau

Indonesia dijadikan sebagai kompensasi pembayaran utang VOC kepada kerajaan

5 Jimly Asshiddiqie, Perkembangan dan Konsolidasi Lembaga Negara Pasca Reformasi,

(Jakarta: Konstitusi Press, 2006), h.159

6 Yahya Harahap, Kekuasaan Mahkamah Agung Pemeriksaan Kasasi dan Peninjauan

Kembali Perkara Perdata, (Jakarta: Sinar Grafika, 2008), h.14

7 Elyta Ras Ginting, Hukum Kepailitan Teori Kepailitan, (Jakarta: Sinar Grafika, 2018),

h.29-38

Page 28: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

19

Belanda dengan nilai sebesar 140 miliar gulden. Utang tersebut tidak dapat lagi

dibayar oleh VOC, karena ternyata VOC memang telah bangkrut secara de facto.

Namun VOC menyembunyikan keadaan bangkrut tersebut dan tetap melaporkan

perolehan laba yang tinggi ke Kekerajaan Belanda. Hingga pada tahun 1780,

ketika Inggris menyerang dan memblokade masuknya kapal-kapal VOC yang

membawa hasil rempah-rempah dari Hindia Belanda ke Belanda, VOC tidak lagi

menutupi status kebangkrutannya. Akhirnya pada tahun 1798 VOC yang telah

bangkrut secara de facto menyerahkan Hindia Belanda kepada Kerajaan Belanda

sebagai kompensasi pembayaran utangnya. Penyerahan itu menjadi awal mula

Indonesia menjadi salah satu koloni Kerajaan Belanda. Sejarah tata hukum

Indonesia berada di bawah jajahan Kerajaan Belanda, karena meskipun VOC

berkuasa di Indonesia selama kurang lebih 2 (dua) abad lamanya, namun VOC

tidak membentuk tata hukum yang berlaku diseluruh wilayah di negara Indonesia.

Perkembangan sejarah hukum kepailitan di Indonesia cukup panjang, yang

terbagi menjadi 4 (empat) fase sebagai berikut:

a. Zaman Pendudukan Belanda

b. Zaman Pendudukan Jepang

c. Zaman Republik Indonesia

d. Zaman Krisis Moneter

Peraturan kepailitan di Indonesia mengalami perkembangan dari mulai ketika

Pemerintahan Penjajahan Belanda sampai dengan Pemerintahan Republik

Indonesia. Pada Tahun 1838 pembuat Undang-undang di Negeri Belanda

menyusun Wetboek van Koophandel (WvK) yang terdiri dari 3 buku yaitu:

a. Buku I Tentang Van Den Koophandel in Het Algemeen yang terdiri dari bab

10 bab.

b. Buku II Tentang Van Den Regten En Verpligtingen uit Scheepvaart

Voortsruitende yang terdiri dari 13 bab, yang kemudian bab ke-7

dihapuskan.

c. Buku III yang berjudul Van de Voorzieningen in geval van onvermogen van

Kooplieden, den, yang diatur dari Pasal 749 sampai dengan Pasal 910

(WvK).

Page 29: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

20

Peraturan Kepailitan dalam Buku III WvK tersebut hanya berlaku untuk para

pedagang. Di samping itu, terdapat pula buku III Titel 8 Wetboek Van

Burgerlijke Rechttsvordering (BRV) yang mengatur kepailitan bukan

pedagang.8

Dewasa ini hampir tidak ada negara yang tidak mengenal kepailitan dalam

hukumnya. Di Indonesia, secara formal, hukum kepailitan sudah ada, bahkan

sudah ada Undang-Undang khusus sejak tahun 1905 dengan diberlakukannya

S.1905-217 juncto S.1906-348. Malahan, dalam pergaulan sehari-hari, kata-kata

“bangkrut” sudah lama dikenal.9

S.1905-217 dan S.1906-348 tersebut kemudian diubah dengan Perpu Nomor

1 Tahun 1998, yang kemudian diterima oleh Dewan Perwakilan Rakyat sehingga

menjadi Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1998. Perpu Nomor 1 Tahun 1998

tersebut adalah tentang Perubahan atas Undang-Undang (Peraturan) tentang

Kepailitan, yang kemudian disempurnakan dengan Undang-Undang Nomor 37

Tahun 2004.

Jika kita menelusuri sejarah hukum tentang pailit ini, hukum tentang

kepailitan itu sendiri sudah ada sejak zaman Romawi. Jika kita menelusuri lebih

lanjut, sebenarnya kata bangkrut, dalam bahasa Inggris disebut dengan bankrupt

berasal dari Undang-undang di Itali yang disebut dengan banca rupta.

Sementara itu, pada Abad pertengahan di Eropa ada Praktek kebangkrutan

dengan melakukan penghancuran di Eropa ada praktek kebangkrutan dengan

melakukan penghancuran bangku-bangku dari para bankir atau pedagang yang

melarikan diri sediam-diam dengan membawa harta para kreditor. Atau seperti

keadaan di Venesia (Italia) waktu itu, di mana para pembeli pinjaman (bankir)

saat itu yang banco (bangku) mereka yang tidak mempu lagi membayar utang

atau gagal dalam usahanya, bangku tersebut benar-benar telah patah atau hancur.

8 Man S. Sastrawidjaja, Hukum Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pebayaran Utang,

… h.5

9 Munir Fuady, Hukum Pailit dalam Teori & Praktek, (Bandung: PT Citra Aditya Bakti),

h.3

Page 30: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

21

Dari masa ke masa sebagai bagian dari sejarah kepailitan di Indonesia, maka

Undang-Undang Kepailitan Indonesia mengalami perubahan dan penggantian.

Perubahan dan penggantian tersebut dilakukan untuk menyesuaikan dengan

kebutuhan yang timbul selama ruas waktu tertentu demi tercapainya tujuan

dibuatnya Undang-undang tersebut. Perubahannya antara lain yaitu menyangkut

kepentingan dari pihak-pihak yang diatur dan pihak-pihak yang terlibat dalam

operasionalisasi Undang-undang itu, terjaminnya kepastian, keadilan, dan

ketertiban. Dengan mengetahui dan mempelajari sejarah perkembangan

Undang-undang kepailitan yang telah ada hingga sekarang, maka apabila kita

membuat perubahan atau membuat Undang-Undang kepailitan yang baru, kita

dapat lebih menempatkannya sebagai perangkat hukum yang dapat memenuhi

kebutuhan pembangunan yang berakar daripada nilai-nilai yang dijunjung dalam

pandangan hidup kita sebagai bangsa Indonesia yang baik. Dengan demikian,

Undang-Undang Kepailitan tersebut nantinya akan benar-benar memiliki

kepribadian Indonesia yang mampu memenuhi kebutuhan bangsa, sesuai dengan

yang dibutuhkan oleh Negara Republik Indonesia.10

C. Asas-Asas Hukum Kepailitan di Indonesia

Asas hukum kepailitan di Indonesia merupakan bagian yang tidak dapat

dipisahkan dari asas-asas Hukum Perdata, karena hukum kepailitan sebagai

subsistem dari hukum perdata nasional merupakan bagian yang utuh dari

hukum perdata dan hukum acara perdata nasional. Asas hukum kepailitan yang

diatur dalam hukum perdata merupakan asas umum hukum kepailitan

Indonesia, sedangkan asas khususnya adalah sebagaimana diatur dalam

Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004.11

1. Asas Umum

Asas umum hukum kepailitan di Indonesia, semula diatur dalam Pasal

10 Sutan Remy Sjahdeini, Hukum Kepailitan Memahami Undang-Undang No.37 Tahun

2004 Tentang Kepailitan, (Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 2009), h.17-18

11 Susanti Adi Nugroho, Hukum Kepailitan di Indonesia Dalam Teori dan Praktik Serta

Penerapan Hukumnya, (Jakarta: Prenadamedia Grup, 2018), h.37

Page 31: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

22

1131 KUH Perdata yang disebut dengan prinsip kesamaan kedudukan

kreditor (Paritas Creditorium) dan Pasal 1132 KUH Perdata yang disebut

dengan prinsip pari passu proparate perte, yaitu semua kreditor mempunyai

hak yang sama atas harta debitor, kecuali ada alasan-alasan yang sah untuk

didahulukan. Prinsip paritas creditorium diatur dalam Pasal 1131 KUH

Perdata karena memberikan jaminan, disebut “jaminan umum”. Adapun

yang diatur dalam Pasal 1132 KUH Perdata adalah bahwa semua kreditor,

mempunyai hak yang sama atas aset debitor, kecuali ada alasan- alasan yang

sah untuk lebih diutamakan atau didahulukan.12

2. Asas Khusus

Selain asas umum, Indonesia juga mempunyai asas khusus,

sebagaimana diuraikan dalam penjelasan umum Undang-Undang Nomor 37

Tahun 2004. Asas-asas tersebut, antara lain yaitu:13

a. Asas Keseimbangan

Undang-undang ini mengatur beberapa ketentuan yang merupakan

perwujudan dari asas keseimbangan, yaitu satu pihak, terdapat

ketentuan yang dapat mencegah terjadinya penyalahgunaan pranata dan

lembaga kepailitan oleh debitor yang tidak jujur, di lain pihak, terdapat

ketentuan yang dapat mencegah terjadinya penyalahgunaan pranata dan

lembaga kepailitan oleh kreditor yang tidak beritikad baik.

b. Asas Kelangsungan Usaha

Dalam Undang-undang ini, terdapat ketentuan yang memungkinkan

perusahaan debitor yang prospektif tetap dilangsungkan. Oleh karena itu

permohonan pernyataan pailit seharusnya hanya dapat diajukan

terhadap debitor yang insolven, yaitu yang tidak membayar utang-

utangnya kepada kreditor mayoritas.

c. Asas Keadilan

12 Susanti Adi Nugroho, Hukum Kepailitan di Indonesia Dalam Teori dan Praktik Serta

Penerapan Hukumnya, … h.38

13 Susanti Adi Nugroho, Hukum Kepailitan di Indonesia Dalam Teori dan Praktik Serta

Penerapan Hukumnya, … h.40-41

Page 32: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

23

Dalam kepailitan asas keadilan mengandung pengertian, bahwa

ketentuan mengenai kepailitan dapat memenuhi rasa keadilan bagi para

pihak yang berkepentingan. Asas keadilan ini untuk mencegah

terjadinya kesewenang-wenangan pihak penagih yang mengusahakan

pembayaran atas tagihan masing-masing terhadap debitor, dengan tidak

memedulikan kreditor lainnya.

d. Asas Intergrasi dalam Undang-undang

Asas Integrasi dalam Undang-undang ini mengandung pengertian

bahwa sistem hukum formil dan hukum materielnya merupakan satu

kesatuan yang utuh dari sistem hukum perdata dan hukum acara perdata

nasional.

Menurut Sutan Remy Sjahdeini, suatu Undang-Undang kepailitan memuat

asas-asas sebagai berikut:14

1) Asas Undang-Undang Kepailitan pada umumnya

Undang-Undang Kepailitan yang berlaku di Indonesia memuat asas-

asas baik dinyatakan secara tegas maupun secara tersirat, antara lain sebagai

berikut:

a) Asas mendorong Investasi dan Bisnis

b) Asas memberikan manfaat dan perlindungan yang seimbang bagi

kreditor dan debitor

c) Asas putusan pernyataan pailit tidak dapat dijatuhkan terhadap debitor

yang masih solven

d) Asas persetujuan putusan pailit harus disetujui oleh para kreditor

mayoritas

e) Asas keadaan diam (Standstill atau Stay) yang berlaku secara otomatis

yaitu yang berlaku demi hukum

f) Asas mengakui hak separatis kreditor pemegang hak jaminan

g) Asas proses putusan pernyataan pailit tidak berkepanjangan

14 Sutan Remy Sjahdeini, Hukum Kepailitan Memahami Undang-Undang No.37 Tahun

2004 Tentang Kepailitan, (Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 2009), h.32-51

Page 33: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

24

h) Asas proses putusan pernyataan pailit terbuka untuk umum

i) Asas pengurus perusahaan debitor yang mengakibatkan perusahaan

pailit harus bertanggung jawab pribadi

j) Asas memberikan kesempatan restrukturisasi utang sebelum diambil

putusan pernyataan pailit kepada debitor yang masih memiliki usaha

yang prospektif

k) Asas perbuatan-perbuatan yang merugikan harta pailit adalah tindak

pidana

2) Asas- asas Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan

Undang- Undang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran

Utang dalam penjelasan umumnya mengemukakan bahwa Undang-

undang tersebut didasarkan pada beberapa asas, asas-asas tersebut antara

lain yaitu Asas Keseimbangan, Asas Kelangsungan Usaha, Asas Keadilan

dan Asas Integrasi.

D. Pihak-Pihak yang dapat mengajukan Permohonan Kepailitan

Pihak yang dapat dinyatakan terlibat dalam pailit salah satunya adalah

pemohon pailit, yakni pihak yang mengambil inisiatif untuk mengajukan

pemohonan pailit ke Pengadilan, yang dalam perkara disebut dengan pihak

penggugat.15

Berdasarkan Pasal 2 Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang

Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang pihak yang dapat

menjadi pemohon dalam suatu perkara pailit adalah sebagai berikut:

1. Pihak debitor itu sendiri.

2. Salah satu atau lebih dari pihak kreditor.

3. Pihak kejaksaan jika menyangkut dengan kepentingan umum.

Maksud dari kepentingan umum disini adalah kepentingan bangsa, dan

negara dan/atau kepentingan masyarakat luas, misalnya:16

15 Munir Fuady, Hukum Pailit dalam Teori dan Prektek, ... h.35

16 Man S Sastrawidjaja, Hukum Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran

Utang, ... h.92

Page 34: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

25

a. Debitor melarikan diri

b. Debitor menggelapkan bagian dari harta kekayaan

c. Debitor mempunyai utang kepada Badan Usaha Milik Negara atau

badan usaha lain yang menghimpun dana dari masyarakat.

d. Debitor mempunyai utang yang berasal dari penghimpun dana dari

masyarakat luas;

e. Debitor tidak beritikad baik, atau tidak kooperatif dalam menyelesaikan

masalah utang piutang yang telah jatuh waktu; atau

f. Dalam hal lainnya menurut kejaksaan merupakan kepentingan umum.

4. Pihak Badan Pengawas Pasar Modal jika debitornya adalah suatu

perusahaan efek, bursa efek, lembaga kliring, dan penjaminan, serta

lembaga penyimpanan dan penyelesaian.

5. Menteri Keuangan jika debitor perusahaan asuransi, reasuransi, dana

pensiun, atau BUMN yang bergerak di bidang kepentingan publik.

6. Likuidator perusahaan terbatas dalam hal likuidator tersebut

memperkirakan bahwa utang perseroan lebih besar dari kekayaan

perseroan, yang dalam hal ini kepailitan wajib diajukan oleh likuidator

tersebut, kecuali jika perundang-undangan menentukan lain atau semua

kreditor menyetujui penyelesaian di luar kepailitan.

E. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sebagai Pemohon Pailit

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah lembaga negara yang dibentuk

berdasarkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 yang berfungsi untuk

menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi

terhadap keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan. 17

Berdasarkan Pasal 2 Ayat (1) Undang- Undang Nomor 37 Tahun 2004

Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang mengatur

bahwa dalam proses permohonan pernyataan pailit dapat dilakukan dengan

syarat utama debitor memiliki dua atau lebih kreditor dan tidak membayar

17 Susanti Adi Nugroho, Hukum Kepailitan di Indoensia Dalam Teori dan Praktik Serta

Penerapan Hukumnya, ... h.194

Page 35: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

26

sedikitnys satu utang yang telah jatuh tempo, persyaratan tersebut dapat

dilakukan untuk memohon pernyataan pailit. Namun khusus untuk perbankan,

perusahaan asuransi, perusahaan reasuransi, dana pensiun, perusahaan efek, dan

BUMN yang bergerak di bidang kepentingan publik permohonan penyataan

pailitnya harus diajukan oleh institusi-institusi terkait. Untuk bank dapat

diajukan pailit oleh Bank Indonesia, Untuk perusahaan asuransi, dana pensiun

dapat diajukan oleh Kementerian Keuangan, dan Untuk perusahaan efek, bursa

efek dapat diajukan oleh Badan Pengawas Pasar Modal.

Tujuan dari berdirinya Otoritas Jasa Keuangan adalah untuk mengatur,

mengawasi, dan melindungi seluruh lembaga keuangan di Indonesia, baik itu

perbankan, asuransi, maupun perusahaan efek. Dengan diamanatkannya

pengawasan lembaga keuangan kepasa Otoritas Jasa Keuangan maka sudah

selayaknya dalam pengajuan permohonan pailit pada lembaga keuangan yang

telah disebutkan sebelumnya hanya dapat diajukan oleh Otoritas Jasa

Keuangan. Namun berbeda dengan kenyataannya, yang mana Otoritas Jasa

Keuangan hanya berwenang mengajukan permohonan pailit kepada perusahaan

efek, lembaga kliring dan lembaga penjamin yang dapat diajukan permohonan

pailit, untuk lembaga perbankan dan asuransi tetap pada Bank Indonesia dan

Menteri Keuangan.

Beda halnya meskipun Pasal 2 Ayat (5) Undang-Undang Nomor 37 Tahun

2004 menyebutkan bahwa kewenangan untuk mengajukan permohonan

pernyataan pailit bagi perusahaan asuransi atau perusahaan reasuransi

sepenuhnya ada pada Menteri Keuangan, tetapi ketentuan tersebut kontradiksi

dengan Pasal 50 Ayat (1) Undang- Undang Nomor 40 Tahun 2014 Tentang

Perasuransian yang menyatakan bahwa permohonan penyataan pailit terhadap

perusahaan asuransi, perusahaan asuransi syariah, perusahaan reasuransi

syariah, perusahaan reasuransi, atau perusahaan reasuransi syariah berdasarkan

Undang-undang ini hanya dapat diajukan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).18

18 Susanti Adi Nugroho, Hukum Kepailitan di Indoensia Dalam Teori dan Praktik Serta

Penerapan Hukumnya, ... h.195

Page 36: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

27

F. Tanggung Jawab Pribadi Direksi dan Komisaris atas terjadinya pailit

Perseroan Terbatas

Tidak semua usaha yang dijalankan oleh setiap perusahaan (Perseroan

Terbatas) berjalan sesuai dengan target yang diinginkan, adakalanya usaha yang

sudah dirilis sejak lama mengalami kendala dalam pengoperasiannya dan tidak

sedikit juga yang mengalami kebangkrutan karena tidak bisa membiayai

operasional perusahaannya sehingga tidak sedikit perusahaanya dinyatakan

pailit oleh Pengadilan Niaga. Dalam hal perusahaan pailit, tentu ada tanggung

jawab yang dipikul oleh pelaku usaha seperti direksi yang diberikan

kepercayaan oleh seluruh pemegang saham melakui mekanisme Rapat Umum

Pemegang Saham (RUPS) untuk menjadi organ perseroan yang akan bekerja

untuk kepentingan perseroan, serta kepentingan seluruh pemegang saham yang

mengangkat dan mempercayakan sebagai satu-satunya organ yang mengurus

dan mengelola perseroan.19

Jika terjadi kepailitan dalam perseroan, akan membawa akibat bahwa

direksi tidak berhak dan berwenang lagi untuk mengurus harta kekayaan

perseroan tersebut.

1. Tanggung Jawab Direksi sebagai Organ Perseroan

Tugas pokok direksi adalah untuk mengurus dan mewakili perseroan

dalam melakukan kegiatannya dan memiliki tanggung jawab internal dan

eksternal. Keterkaitan antara perseroan dengan direksi dilandasi pada

prinsip fiduciary duty dan to exercise care and deligence, yaitu direksi

wajib melakukan pengurusan dengan itikad baik dan penuh dengan

tanggung jawab.20

Dalam menjalankan tugasnya mengurus perseroan, direksi tidak boleh

menerima manfaat terhadap dirinya sendiri, berarti kepentingan terhadap

19 Susanti Adi Nugroho, Hukum Kepailitan di Indoensia Dalam Teori dan Praktik Serta

Penerapan Hukumnya, ... h.359

20 Elyta Ras Ginting, Hukum Kepailitan Teori Kepailitan, ... h.240

Page 37: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

28

perseroan harus didahulukan. Dengan adanya perusahaan yang di pailitkan,

maka tentu ada akibat hukum dan tanggung jawab dari para pemegang

saham maupun direksi dalam terjadinya pailit tersebut. Perbuatan hukum

direksi yang merupakan tindakan ultra vires adalah tanggung jawab pribadi

dari direksi perseroan tersebut. Namun tindakan ultra vires ini harus

dibedakan dalam dua kategori, yaitu:

a) Tindakan yang dilakukan di luar kewenangan direksi untuk melakukan,

tapi masih dalam cakupan maksud dan tujuan perseroan, serta

b) Tindakan yang dilakukan di luar kewenangan direksi untuk

melakukannya yang berada di luar maksud dan tujuan perseroan.

Pada Pasal 104 Ayat (4) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007

Tentang Perseroan Terbatas, dapat diketahui bahwa Undang-Undang

Perseroan Terbatas membuat beberapa pengecualian terhadap tanggung

jawab anggota Direksi dalam hal perseroan dinyatakan Pailit, yaitu sebagai

berikut:21

a) Anggota Direksi hanya akan bertanggung jawab secara pribadi jika

perseroan dinyatakan pailit sesuai dengan prosedur yang berlaku.

b) Terbukti ada unsur kesalahan atau kelalaian yang telah dilakukan

direksi dalam mengurus dan mewakili perseroan.

c) Tanggung jawab anggota direksi bersifat residual yang artinya hanya

akan bertanggung jawab bila kekayaan perseroan tidak cukup untuk

menutupi kerugian akibat kepailitan tersebut;

d) Tanggung jawab direksi tersebut juga bersifat tanggung jawab renteng,

yang artinya walaupun kesalahan atau kelalaian itu dilakukan seorang

anggota direksi, tetapi yang lain juga dipresumsi untuk ikut

bertanggung jawab dalam hal tersebut.

Namun berdasarkan pada Pasal 104 Ayat (4) Undang-Undang

Perseroan Terbatas menyatakan bahwa anggota direksi yang dapat

21 Susanti Adi Nugroho, Hukum Kepailitan di Indoensia Dalam Teori dan Praktik Serta

Penerapan Hukumnya, ... h. 362

Page 38: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

29

membuktikan bahwa kepailitan bukan karena kesalahan atau kelalaiannya

tidak bertanggung jawab secara tanggung renteng atas kerugiannya

tersebut.

2. Tanggung Jawab Komisaris dalam Kepailitan Perseroan

Selain Direksi dalam Perseroan juga terdapat Komisaris, yang juga

tidak bisa dimintai pertanggung jawaban pribadi dalam hal perseroan yang

tidak mampu membayar kewajiban utangnya dikarenakan kinerja

keuangan perseroan yang buruk sebagai akibat dari lingkungan bisnis yang

ada. Menurut Pasal 114 Ayat (2) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007

Tentang Perseroan Terbatas menyatakan bahwa dewan komisaris wajib

dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugas untuk

kepentingan dan usaha perseroan, secara normatif yang mana disini sangat

bertitik tolak dengan ketentuan tersebut.

Fungsi utama komisaris adalah melakukan pengawasan. Yang mana

maksud dari melakukan pengawasan disini adalah suatu tindakan

mengusahakan agar suatu kegiatan dilaksanakan sesuai dengan yang telah

digariskan atau menilai apakah yang telah dilaksanakan sesuai dengan yang

direncanakan. Dengan cara melakukan pemantauan tepat waktu yang dapat

mengetahui penyimpangan sehingga kerugian dapat dicegah atau

setidaknya dapat diminimalisir.22

Didalam Undang-Undang Perseroan Terbatas mengenai komisaris

tidak disebutkan secara spesifik tanggung jawabnya jika terjadi kepailitan

dalam perusahaan.

G. Pengenalan PT United Coal Indonesia

PT United Coal Indonesia yang beralamat di Sudirman Plaza Marein 11 th

Floor, Jalan Jenderal Sudirman Kav.76-78. Jakarta. PT United Coal Indonesia

ini bergerak sebagai perusahaan pertambangan batu bara di Samarinda. Bahwa

22 Susanti Adi Nugroho, Hukum Kepailitan di Indoensia Dalam Teori dan Praktik Serta

Penerapan Hukumnya, ... h.364

Page 39: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

30

termohon telah dinyatakan berstatus dalam PKPU sementara selama 45 (empat

puluh lima) hari berdasarkan Putusan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri

Jakarta Pusat No. 55/Pdt.Sus-PKPU/2014/PN.Niaga.Jkt.Pst.Jo.Nomor: 32/

Pdt.Sus.Pailit/2014/PN. Niaga.Jkt.Pst, tanggal 15 Oktober 2014. Dan pada

tanggal 14 Januari 2015 dinyatakan Batal Putusan Perdamaian (Homologasi)

dikarenakan PT United Coal Indonesia telah lalai dan melanggar Perjanjian

Perdamaian pada tanggal 8 Januari 2015.

Permohonan kepailitan tersebut diajukan karena adanya hak-hak kreditor

lain yang diajukan, yaitu untuk membantu karyawan PT United Coal Indonesia

cabang site Palaran yang upahnya tidak dibayar selama 3 bulan berturut-turut

sejak bulan Juni, Juli, dan Agustus oleh PT United Coal Indonesia dan utang

tersebut sudah jatuh tempo. Dalam kepailitan, PT United Coal Indonesia

mempunyai tagihan kepada 89 kreditor. Tagihan tersebut terdiri dari kreditor

preferen (prioritas), kreditor separatis, dan kreditor konkuren.

Dengan nomer perkara di Pengadilan Niaga yaitu

55/Pdt.Sus.PKPU/2014/PN.Niaga.Jkt.Pst.Jo.32/Pdt.Sus.Pailit/2014/PN.Niaga.Jkt

.Pst., dengan nomer pembatalan perdamaian 11/Pdt.Sus/Pembatalan

Perdamaian/2015/PN/Niaga/Jkt/Pst, dan pada tingkat kasasi, dengan Nomor

Perkara yaitu 186 K/Pdt.Sus-Pailit/2015 dan 557 K/Pdt.Sus-Pailit/2018.

H. Kerangka Teori

Pada penulisan dalam penelitian ini, penulis menggunakan teori Keadilan.

Yang mana pengertian keadilan berasal dari kata adil, yang menurut Kamus

Bahasa Indonesia adil adalah tidak sewenang-wenang, tidak memihak, tidak berat

sebelah. Adil mengandung arti bahwa suatu keputusan dan tindakan didasarkan

atas norma-norma yang objektif, jadi tidak hanya subjektif apalagi sewenang-

wenang terhadap golongan orang tertentu. Di Negara Republik Indonesia keadilan

digambarkan dalam Pancasila sebagai dasar negara, yaitu keadilan sosial bagi

seluruh rakyat Indonesia.23

23 Muhamad Sadi, Pengantar Ilmu Hukum, (Jakarta: Kencana, 2015), h.196-197

Page 40: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

31

Dari semua hal tersebut, sebenarnya sejarah juga sudah mencatat bahwa

banyak filosof Yunani klasik lainnya di masa dulu yang telah mencoba untuk

memberikan arti terhadap teori keadilan sendiri, antara lain sebagai berikut.

1. Parmenides dari Elea (sekitar 475 sebelum Masehi).

2. Damon dari Athena (sekitar 460 sebelum Masehi).

3. Democritus dari Abdera (sekitar 420 sebelum Masehi).24

Dari beberapa filosof diatas, kemudian datang filosof Plato (427-347

sebelum Masehi), yang mengaitkan keadilan dengan prinsip-prinsip etika dari

sikap tindak manusia. Menurut Plato, keadilan merupakan nilai kebajikan untuk

semua yang diukur dari apa yang seharusnya dilakukan secara moral, bukan hanya

diukur dari tindakan dan motif manusia saja. Lalu apa itu arti dari keadilan bagi

Plato, Plato mengusahakan sebuah konsep mengagumkan mengenai tentang

Keadilan, yang hingga kini masih sangat mempengaruhi tokoh-tokoh besar

hukum di dunia dalam mengartikan makna dari Keadilan itu sendiri antara lain

adalah Profesor Scholten dari Belanda. Dan Plato juga mengkualifikasikan

keadilan dalam 3 (tiga) hal yaitu:25

1. Suatu karakteristik atau “sifat” yang terberi secara alami dalam diri tiap

individu manusia;

2. Dalam keadaan ini, keadilan memungkinkan orang mengerjakan

pengkoordinasian (menata) serta memberi batasan (mengendalikan) pada

tingkat “emosi” mereka dalam usaha menyesuaikan diri dengan lingkungan

tempat ia bergaul; dengan demikian,

3. Keadilan merupakan hal yang memungkinkan masyarakat manusia

menjalankan kodrat kemanusiaannya dalam cara-cara yang utuh dan

semestinya.

Setelah itu, datang filosof Aristoteles (384-322 sebelum Masehi), Teori

mengenai keadilan menurut Aristoteles adalah perlakuan yang sama bagi mereka

24 Munir Fuady, Dinamika Teori Hukum, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), h.83

25 Herman Bakir, Filsafat Hukum Desain dan Arsitektur Kesejateraan, (Bandung: PT

Refika Aditama, 2007), h.177

Page 41: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

32

yang sederajat di depan hukum, tetap menjadi urusan tatanan politik untuk

menentukan siapa yang harus diperlakukan sama atau sebaliknya.26

Dari teori keadilan melahirkan teori kemanfaatan, Teori hukum tentang

kemanfaatan yang berasal dari Jeremy Bentham yang menerapkan salah satu

prinsip dari aliran utilitarianisme ke dalam lingkungan hukum, yaitu: manusia

akan bertindak untuk mendapatkan kebahagiaan yang sebesar-besarnya dan

mengurangi penderitaan. Bentham selanjutnya berpendapat bahwa pembentuk

Undang-undang hendaknya dapat melahirkan Undang-undang yang dapat

mencerminkan keadilan bagi semua individu. Dengan berpegang pada prinsip

tersebut di atas, perundangan itu hendaknya dapat memberikan kebahagiaan yang

terbesar bagi sebagian besar masyarakat (the greates happiness for the greatest

number).27 Jadi yang diutamakan dalam teori Jeremy Bentham adalah

mewujudkan kebahagiaan yang sebesar-besarnya.

Menurut Thomas H. Jackson dan Robert E. Scott dalam teori

“creditor’s”bargain yang menyatakan bahwa tujuan utama dari kepailitan untuk

memaksimalkan kesejahteraan kelompok secara bersama-sama. Dimana teori ini

kemudian dikenal dengan teori creditor wealth maximization yang merupakan

teori yang paling menonjol dan paling banyak di anut dalam hukum kepailitan,

sehingga teori yang dikemukakan oleh Thomas H. Jackson dan Robert E. Scott

mengenai teori “creditor’bargain” sangat berkenaan dengan penulisan skripsi ini.

Jackson merumuskan hukum kepailitan dari perspektif ekonomi sebagai “An

Acillary, Pararel System Of Debt – Collection Law”, sedangkan keadaan pailit

adalah suatu cara melaksanakan suatu putusan tentang apa yang akan dilakukan

terhadap harta debitor.28

26 Lawrence. M. Friedman, American Law an Introduction, Terjemahan Wisma Bhakti,

(Jakarta: PT. Tata Nusa, 2001), h. 4

27 Lili Rasjidi, Ira Tania Rasjidi, Pengantar Filsafat Hukum, (Bandung: Mandar Maju,

2010), h. 61

28 Thomas H. Jackson, The Logic And Limits Of Bankruptcy Law, (United States: Harvard

University, 1986). h. 3-4

Page 42: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

33

Arti sebuah keadilan dalam hukum formal dan hukum materiil merupakan

suatu keadaan keseimbangan dan keselarasan yang membawa ketentraman

didalam hati orang yang apabila diganggu akan mengakibatkan kegoncangan.

Orang-orang tidak akan bertahan lama menghadapi sebuah tatanan yang mereka

rasa sama sekali tidak sesuai dan tidak masuk akal. Pemerintah yang

mempertahankan aturan semacam itu akan terjerat dalam kesulitan-kesulitan

serius dalam pelaksanaanya. Yang artinya, sebuah tatanan yang tidak berakar pada

keadilan sama artinya dengan bersandar pada landasan yang tidak aman dan

berbahaya.29

Dari semua definisi-definisi diatas memiliki keberagaman pemahaman

mengenai makna dari keadilan yang sesungguhnya, ada yang memandang

keadilan dari segi politik, ada yang memandang keadilan dari segi hak-hak para

pihak yang menegakkan keadilan dari setiap orang, ada yang memandang makna

keadilan dari sifat-sifatnya, dan ada pula yang memandang keadilan dari perilaku

kesewenang-wenangannya. Karena sesungguhnya makna keadilan yang

sempurna itu tidaklah ada, yang ada hanyalah mendekati dari makna tersebut,

hanya sekadar pencapaian keadilan menurut kadar tertentu saja.

Hal-hal yang telah diuraikan di atas maka dapat menjawab permasalahan

yang diajukan penulis untuk dipergunakan sebagai pendekatan dengan kerangka

teori. Kerangka berfikir menjadi konsep keadilan dan perlindungan yang

seimbang terhadap kepentingan karyawan perusahaan (Perseroan Terbatas),

kreditor dan debitor dalam hukum kepailitan yang terdapat di Indonesia.

I. Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu

Dalam menjaga keaslian judul peneliti ajukan dalam proposal skripsi ini

perlu kiranya penulis lampirkan juga beberapa rujukan yang menjadi bahan

pertimbangan. Antara lain:

1. Skripsi yang berjudul: “Hak Pekerja Pada Perusahaan Yang Pailit”. Karya

Ulva Febriana Rivai ( B 111 07 321 ), Fakultas Hukum Universitas

29 Muhamad Erwin, Filsafat Hukum Refleksi Kritis terhadap Hukum, (Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada,2012), h.238

Page 43: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

34

Hasanuddin Makassar, 2014. Skripsi ini membahas tentang hak–hak pekerja

pada perusahaan pailit berdasarkan perundang–undangan yang berlaku di

Indonesia dan upaya hukum yang mengatur para pekerja pada perusahaan

yang terkena pailit jika harta pailit tidak mencukupi. Persamaannya yaitu

sama-sama membahas tentang kepailitan di Indonesia dan membahas

mengenai pemenuhan hak-hak karyawan jika perusahaan dinyatakan pailit,

sedangkan perbedaannya yaitu pada skripsi ini membahas tentang upaya

hukum yang mengatur para pekerja pada perusahaan yang terkena pailit jika

harta pailit tidak mencukupi. Sedangkan pada penulisan ini membahas

mengenai pertimbangan hukum Pengadilan Niaga terhadap karyawan PT

United Coal Indonesia akibat putusan pailit (Nomor 11/Pdt.Sus/Pembatalan

Perdamaian/2015/PN.Niaga.JKT.PST. Juncto Nomor 55/Pdt.Sus/PKPU/2014

/PN.Niaga.JKT.PST. Juncto Nomor 32/Pdt.Sus.Pailit/2014/PN.Niaga.JKT.

PST ), berdasarkan hukum kepailitan di Indonesia dan implikasi putusan

kasasi Mahkamah Agung terhadap Karyawan ketika perusahaan dinyatakan

pailit (Nomor 186 K/Pdt.Sus-Pailit/2015 Juncto 557 K/Pdt.Sus-Pailit/2018).

2. Jurnal yang berjudul: “Problematika Posisi Buruh Pada Perusahaan Pailit”.

Karya Tri Budiyono, Salatiga, Fakultas, Hukum Universitas Kristen Satya

Wacana, Nomor 3, Juli 2013. Jurnal ini membahas mengenai posisi buruh

pada perusahaan yang dinyatakan pailit. Persamaannya yaitu sama-sama

membahas mengenai ketenagakerjaan pada Perseroan Terbatas terhadap

perusahaan pailit. Perbedaannya yaitu pada jurnal ini dibahas mengenai

perlindungan hukum atas pembayaran hak-haknya ditengah tarik-menarik

kepentingan para kreditor, khususnya pada kreditor separatis. Sedangkan pada

penulisan ini membahas mengenai pertimbangan hukum Pengadilan Niaga

terhadap karyawan PT United Coal Indonesia akibat putusan pailit,

berdasarkan hukum kepailitan di Indonesia dan implikasi putusan kasasi

Mahkamah Agung terhadap Karyawan ketika perusahaan dinyatakan pailit.

3. Jurnal yang berjudul: “Tanggung Jawab Kurator dalam Penjualan Harta Pailit

di Bawah Harga Pasar”. Karya Moch Zulkarnain Al Mufti, Yogyakarta,

Mahasiswa Pascasarjana Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia,

Page 44: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

35

Volume 1, Nomor 1, Januari 2016. Jurnal ini membahas tentang Tanggung

Jawab Kurator dalam Penjualan Harta Pailit di Bawah Harga Pasar.

Persamaannya adalah sama-sama membahas tentang harta debitor pailit,

sedangkan perbedaannya yaitu pada jurnal ini membahas tentang tanggung

jawab kurator dalam penjualan harta pailit di bawah harga pasar, yang mana

pada jurnal ini lebih membahas kepada kurator dalam menjalankan tugasnya,

sedangkan pada penulisan ini penulis membahas mengenai pertimbangan

hukum Pengadilan Niaga terhadap karyawan PT United Coal Indonesia akibat

putusan pailit, berdasarkan hukum kepailitan di Indonesia dan implikasi

putusan kasasi Mahkamah Agung terhadap Karyawan ketika perusahaan

dinyatakan pailit.

Page 45: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

36

BAB III

DAMPAK PUTUSAN PAILIT TERHADAP PERSEROAN TERBATAS

Pembahasan pada bab ini berfokus pada dampak putusan pailit terhadap

Perseroan Terbatas di Indonesia oleh Pengadilan Niaga. Karena sering kali

permasalahan muncul jika terjadi kepailitan pada perusahaan di mana karyawan

bekerja, dan sering kali pekerja / buruh kesulitan mengakses informasi dan hak-

hak mereka. Pada bab ini dibagi ke dalam beberapa subbab pembahasan.

Pembahasan pada subbab pertama dibuka dengan kronologis singkat mengenai

kepailitan PT United Coal Indonesia. Subbab kedua membahas terkait dengan

Pertimbangan hakim atas putusan Pengadilan Niaga dan Mahkamah Agung.

Kemudian subbab ketiga membahas mengenai Putusan Pengadilan Niaga dan

Mahkamah Agung. Dilanjutkan dengan subbab keempat yang membahas

terkait dengan Analisa Putusan Pailit Nomor 186 K/Pdt.Sus-Pailit/2015 juncto

Nomor 557 K/Pdt.Sus-Pailit/2018. Dan kemudian pada subbab terakhir dibahas

mengenai Implikasi Putusan Pailit Terhadap Karyawan.

A. Kronologis Singkat Perkara Nomor 186 K/Pdt.Sus-Pailit/2015 juncto Nomor

557 K/Pdt.Sus-Pailit/2018

Pada penelitian ini membahas mengenai kepailitan pada PT United Coal

Indonesia yang digugat dua perusahaan terkait utang. Sidang gugatan

permohonan kepailitan kepada termohon berlangsung di Pengadilan Niaga

Jakarta Pusat, Jalan Gajah Mada, Gambir pada Senin, 13 Oktober 2014. Dalam

sidang perdana tersebut, PT GMT Indonesia dan PT Palaran Indah Lestari

mengajukan permohonan kepailitan kepada PT United Coal Indonesia yang

bergerak sebagai perusahaan pertambangan batubara di Samarinda. Sidang

dibuka Majelis Hakim Pengadilan Niaga yang diketuai oleh Titik Tejaningsih.

Permohonan kepailitan yang diajukan kepada PT United Coal Indonesia

terregister dengan nomor perkara No. 32/Pdt. Sus/ Pailit/2014/PN. Niaga. Jkt.

merupakan sebuah bentuk upaya proses hukum akibat tidak dibayarnya utang

para kreditor PT United Coal Indonesia dan utang tersebut telah jatuh tempo

serta dapat ditagih. Permohonan kepailitan tersebut diajukan karena adanya

Page 46: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

37

hak-hak kreditor lain yang diajukan, yaitu untuk membantu 5 karyawan PT

United Coal Indonesia cabang Site Palaran yang upahnya tidak dibayar selama

3 bulan berturut-turut sejak bulan Juni, Juli dan Agustus oleh PT United Coal

Indonesia dan utang tersebut sudah jatuh tempo.1

Dasar pengajuan permohonan perkara kepailitan karena PT United Coal

Indonesia mengalami kegagalan dalam melunasi pembayaran tagihan yang

timbul atas pembelian alat-alat kebutuhan operasional PT United Coal

Indonesia yang dilakukan berdasarkan pemesanan (Purchase Order) yang jatuh

tempo pembayaran dengan jumlah nilai total tagihan yang sampai saat ini

mencapai Rp 116.137.500 dan Rp 103.817.700. Jumlah total tagihan sebesar

Rp 219.955.200. Sedangkan utang kreditor yang lain yang diajukan, berasal dari

5 karyawan PT United Coal Indonesia yang upahnya tidak dibayar selama 3

bulan berturut-turut. Upah sudah jatuh tempo dengan total nilai sebesar Rp

103.728.000. Tak hanya itu, selain 5 karyawan PT United Coal Indonesia yang

upahnya belum dibayar oleh PT United Coal Indonesia, ternyata masih ada

sekitar 91 karyawan PT United Coal Indonesia cabang Site Palaran yang hak-

hak berupa tunggakan upah 3 bulan gaji tidak dibayar oleh PT United Coal

Indonesia dengan nilai total keseluruhan hampir mencapai Rp 1.000.000.000.

Namun dari hasil persidangan permohonan kepailitan yang diajukan tim kuasa

hukum PT GMT Indonesia dan PT Palaran Indah Lestari kepada Majelis

Hakim, ternyata ditangguhkan menjadi PKPU (penundaan kewajiban

pembayaran utang), dan kini PT United Coal Indonesia sudah resmi dinyatakan

pailit dengan pembatalan perdamaian oleh Pengadilan Niaga Jakarta pada

Tahun 2015, karena telah lalai dalam menjalankan perjanjian pembayaran

utang.

Setelah dinyatakan pailit oleh Pengadilan Niaga, untuk selanjutnya

pengurusan dan pemberesan harta pailit debitor dilakukan oleh Kurator selaku

pihak yang ditunjuk oleh pengadilan untuk mengurus dan membereskan harta

1 Diakses pada 15 November 2018,

https://www.liputan6.com/bisnis/read/2118397/united-coal-indonesia-digugat-pailit.

Page 47: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

38

debitor pailit. Dalam hal ini debitor mempunyai 1 kreditor separatis yaitu PT

Bank Mandiri, 2 kreditor preferen yaitu karyawan dan kantor pelayanan pajak,

dan terdapat 160 kreditor konkuren. Dalam pembagian utang harta debitor pailit

yang dilakukan oleh kurator CV Exiss Jaya dan CV Satria Dua Perdana selaku

kreditor konkuren merasa keberatan atas pembagian utang harta debitor. Tidak

hanya itu untuk selanjutnya Kementerian Keuangan Republik Indonesia,

Direktorat Jenderal Pajak, Kantor Wilayah DJP Wajib Pajak Besar, Kantor

Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Satu juga merasa keberatan atas pembagian

utang yang dilakukan oleh kurator.

B. Pertimbangan Hakim atas Putusan Pengadilan Niaga dan Putusan

Mahkamah Agung

1. Pertimbangan Hakim atas Putusan Pengadilan Niaga

Pengadilan Niaga adalah (commercial court) adalah institusi pelaksana

Kekuasaan Kehakiman yang berada dibawah Mahkamah Agung.2 Dalam

rangka melaksanakan tugas dan wewenangnya, pengadilan niaga yang

didirikan untuk menyelesaikan masalah utang piutang mempunyai asas khusus

yang berbeda dengan asas peradilan yang lain yaitu asas khusus pengadilan

niaga sebagaimana dimuat dalam konsideran huruf e dan huruf f Undang-

Undang Nomor 4 Tahun 1998 dan penjelasan umum alinea enam Undang-

Undang Nomor 37 Tahun 2004, yakni asas “adil, cepat, terbuka dan efektif”.

Sedangkan Hakim Niaga adalah pejabat Kekuasaan Kehakiman yang ditunjuk

oleh ketua pengadilan niaga untuk memeriksa dan memutus perkara kepailitan

dan perkara PKPU serta perkara lain dibidang perniagaan.3 Pada kasus ini

Majelis Hakim Pengadilan Niaga telah menimbang bahwa maksud dan tujuan

dari permohonan pemohon adalah sebagaimana yang telah disebutkan di dalam

putusan Nomor 11/Pdt.Sus/Pembatalan Perdamaian/2015/PN.Niaga.JKT.PST.

Jo.Nomor:55/Pdt.Sus/PKPU/2014/PN.Niaga.JKT.PST.Jo.Nomor:32/Pdt.Sus.

Pailit/2014/PN.Niaga.JKT.PST.

2 Syamsudin M Sinaga, Hukum Kepailitan Indonesia, (Jakarta: PT.Tatanusa, 2012), h.325

3 Syamsudin M Sinaga, Hukum Kepailitan Indonesia, … h.336

Page 48: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

39

Menyatakan bahwa walaupun kedua belah pihak masing-masing telah

mengajukan bukti surat namun demikian Majelis Hakim hanya akan

mempertimbangkan bukti surat yang dipandang ada relevansinya dengan

perkara ini.;

Bahwa Pemohon 1 ( PT GMT Indonesia ) berdasarkan bukti P-10.a, P-10.b,

P-11.a, berupa AKTA NOTARIS Nomor 26 Tanggal 10 Agustus 2001 AKTA

PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS PT GMT INDONESIA Pasal 11 jo

Akta Notaris Nomor 6 Tanggal 19 September 2013 Tentang BERITA ACARA

PT GMT INDONESIA Tanggal 19 September 2013 maka Permohon I berhak

untuk mewakili perseroan didalam maupun diluar Pengadilan;

Permohon II (PT PALARAN INDAH LESTARI) berdasarkan bukti P-

12.a, P-12.b, P-13.b, berupa AKTA PERSEROAN TERBATAS PALARAN

INDAH LESTARI Nomor 141 Tanggal 25 Maret 2008 Pasal 12 juncto Pasal

20 maka Pemohon II berhak untuk mewakili Perseroan didalam dan diluar

Pengadilan.;

TERMOHON PT UNITED COAL INDONESIA berdasarkan bukti

bertanda T-1. T-2, T-3, Akta Notaris PENDIRIAN PERSEROAN

TERBATAS PT UNITED COAL INDONESIA Nomor 44 Pasal 11 juncto

PERNYATAAN KEPUTUSAN PEMEGANG SAHAM Nomor 28 Tanggal

10 Desember 2013, maka Termohon berhak untuk mewakili perseroan didalam

dan diluar Pengadilan;

Bahwa yang menjadi dalil permohonan para Pemohon pada pokoknya

adalah mohon agar Pengadilan Niaga Jakarta Pusat menyatakan batal Putusan

Perdamaian (Homologasi) Nomor 55/Pdt.Sus-PKPU/2014/PN.Niaga.Jkt.Pst

Jo Nomor 32/Pdt.Sus.Pailit/2014/PN.Niaga.Jkt.Pst Tanggal 14 Januari 2015

dikarenakan TERMOHON telah lalai dan melanggar Perjanjian Perdamaian

Tanggal 8 Januari 2015.;

Bahwa atas dalil para Pemohon tersebut Termohon menanggapi pada

pokoknya, yaitu :

a. Berdasarkan proposal perdamaian, Termohon telah melaksanakan isi

proposal kesepakatan Perdamaian kepada Para Pemohon dan Pemohon

Page 49: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

40

lainnya, sesuai jadwal yang telah disepakati bersama sampai dengan bulan

Juli 2015, sebagaimana (Bukti T-5);

b. Bahwa karena kondisi Termohon yang kurang menguntungkan, karena

Termohon sudah tidak berproduksi lagi ditambah kondisi ekonomi global

yang kurang menguntungkan, maka Termohon yang pada awalnya

mengajukan proposal pembayaran dan pada awalnya Termohon juga dapat

melakukan realisasi pembayaran kepada Para Kreditornya, ternyata pada

bulan Agustus Termohon belum dapat melaksanakan isi proposal

perjanjiannya, walaupun demikian Termohon masih berkeinginan untuk

menyelesaikan hutang-hutangnya baik kepada Kreditor Konkuren maupun

Kreditor Separatis.

Selanjutnya Majelis akan mempertimbangkan dalil para Pemohon tersebut

dihubungkan dengan dalil jawaban Termohon serta bukti-bukti yang diajukan

kedua belah pihak.

Berdasarkan bukti bertanda P-1, P2, P3, P4.1, P4.2, P4.3, P4.4, P5, T-4, T-

5, T-6a, T-6b, T-6c, T-6d yang tidak dibantah oleh Termohon bahwa benar

Termohon dalam keadaan PKPU, sedangkan berdasarkan bukti P-5 halaman

17 dan bukti P-6 Nomor urut 1 dan 11 yang tidak dibantah oleh Termohon

kedudukan Termohon adalah sebagai kreditor konkuren;

Didalam jawabannya, Termohon telah mengakui pada pokoknya pada

awalnya Termohon dapat melakukan realisasi pembayaran akan tetapi karena

usaha Termohon sudah tidak berproduksi lagi mulai Agustus 2015 Termohon

tidak dapat melaksanakan proposal perjanjiannya kepada para kreditor-

kreditornya baik kreditor konkuren maupun separatis;

Berdasarkan bukti P-5 diketahui bahwa berdasarkan Putusan Pengesahan

Perdamaian (Homologasi) Nomor 55/Pdt.Sus-PKPU/2014/PN.Niaga.Jkt.Pst

Jo Nomor 32/Pdt.Sus.Pailit/2014/PN.Niaga.Jkt.

Pst Tanggal 14 Januari 2015 Perjanjian Perdamaian antara TERMOHON dan

PARA KREDITOR yang telah disahkan oleh Pengadilan Niaga pada

Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, diketahui bahwa skema penyelesaian utang

restrukturisasi pembayaran kepada PEMOHON I yang tertuang dalam

Page 50: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

41

perjanjian Perdamaian tanggal 8 Januari 2015 dan Putusan Pengesahan

Perdamaian (Homologasi) Tanggal 14 Januari 2015, perinciannya

sebagaimana dimaksud dalam skema pelunasan kepada kreditor konkuren

lainnya dengan nilai utang lebih dari 200 juta dan kurang 500 juta, karena utang

TERMOHON kepada PEMOHON I adalah USD 26.772,46 (Dua Puluh Enam

Ribu Tujuh Ratus Tujuh Puluh Dua koma Empat Puluh Enam Sen Dollar

Amerika Serikat) yang pada waktu pencocokan utang setara dengan Rp.

327.400.413,34.; Sedangkan skema penyelesaian utang restrukturisasi

pembayaran kepada PEMOHON II yang tertuang dalam Perjanjian

Perdamaian tanggal 8 Januari 2015 dan Putusan Pengesahan Perdamaian

(Homologasi) Tanggal 14 Januari 2015, perinciannya sebagaimana dimaksud

dalam skema pelunasan kepada kreditor konkuren lainnya dengan nilai utang

lebih dari 500 juta, karena utang TERMOHON kepada PEMOHON II adalah

Sebesar USD 1.106.197,04 (Satu Juta Seratus Enam Ribu Seratus Sembilan

Puluh Tujuh koma Nol Empat Sen Dollar Amerika Serikat), yang pada waktu

pencocokan utang setara dengan Rp.13.527.683.602,16.;

Lalu berdasarkan bukti P-5 pula tidak dibantah oleh Termohon dalam

Putusan Pengesahan Perdamaian (Homologasi) tanggal 14 Januari 2015 PARA

PEMOHON sebagai Kreditor Konkuren lainnya telah diatur skema

pelunasannya sebagai berikut:

“Jadwal pelunasan terhadap kreditor konkuren lainnya, dikelompokkan

menjadi beberapa ketegori yang besaran nilai pembayaran setiap bulannya

akan mengikuti prosentasi terhadap nilai sisa utang yang ada (yang

dimaksud sisa utang adalah jumlah utang di kurangi pembayaran awal

setelah homologasi sebesar Rp. 20.000.000,- untuk masing-masing

vendor) sebagai berikut :

Nilai utang lebih dari 200 jt dan kurang dari 500 jt, setelah homologasi akan

dibayar 20jt dan sisanya akan diangsur sebanyak 12 kali dengan prosentasi

sesuai dengan tabel tersebut di bawah ini, di mulai bulan Juli 2015.

Page 51: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

42

Nilai utang lebih dari 500 juta, setelah homologasi akan dibayar 20 juta,

dan sisanya akan diangsur sebanyak 16 kali dengan presentasi sesuai

dengan tabel tersebut di bawah, dimulai bulan Juli 2015

Bahwa dari jadwal skema jadwal pembayaran tersebut diatas yang diakui

pula oleh Termohon bahwa TERMOHON hanya melaksanakan pembayaran

kepada PARA TERMOHON untuk jadwal pelunasan yang jatuh waktu pada

Januari 2015 dan Juli 2015 namun sejak bulan Agustus 2015 Termohon tidak

melakukan pembayaran kepada PEMOHON I yang jumlahnya sebesar USD

2.007,9 per bulan, serta kepada PEMOHON II sebesar USD 55.309,8 per bulan

sampai dengan diajukannya permohonan ini.;

Bahwa berdasarkan uraian tersebut diatas diketahui bahwa sejak bulan

Agustus 2015 sampai dengan diajukannya permohonan ini, TERMOHON,

sebagaimana Putusan Pengesahan Perdamaian (Homologasi) Nomor

55/Pdt.Sus-PKPU/2014/PN.Niaga.Jkt.Pst Jo Nomor 32/Pdt.Sus.Pailit/2014/

PN.Niaga.Jkt.Pst tanggal 14 Januari 2015;

Tabel 3.1: Presentase angsuran pembayaran

Tabel 3.2: Skema Jadwal Pembayaran yang diakui

Page 52: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

43

Berdasarkan bukti P5, P6, yang bersesuaian dengan bukti T-7 seharusnya

Termohon melakukan pembayaran utangnya kepada Pemohon I, setiap bulan

yaitu bulan Agustus 2015, September 2015, November 2015, hingga Juni 2016

dan kepada Pemohon II yaitu bulan Agustus 2015, September 2015, Oktober

2015, Nopember 2015 dan seterusnya sampai dengan bulan Oktober 2016;

Menurut Pasal 170 Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang

Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang menyebutkan;

1) Kreditor dapat menuntut pembatalan suatu perdamaian yang telah disahkan

apabila Debitor memenuhi isi perdamaian tersebut;

2) Debitor wajib membuktikan bahwa perdamaian telah terpenuhi;

3) Pengadilan berwenang memberikan kelonggaran kapada Debitor untuk

memenuhi kewajibannya paling lama 30 (tiga puluh) hari setelah putusan

pemberian kelonggaran tersebut diucapkan;

Dalam Pasal 171 Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang

Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang menyebutkan

bahwa:

“Tuntutan pembatalan perdamaian wajib diajukan dan ditetapkan dengan

cara yang sama, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7, Pasal 8, pasal 9,

Pasal 11, Pasal 12 dan Pasal 13 untuk permohonan pernyataan pailit”

Di dalam Pasal 291 Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang

Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang menyebutkan:

1) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 170 dan Pasal 171 berlaku

mutatis mutandis terhadap pembatalan perdamaian.

2) Dalam putusan Pengadilan yang membatalkan Perdamaian, Debitor juga

harus dinyatakan Pailit;

Menurut Pasal 170 Ayat (2) Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004

Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang dalam hal

permohonan Pembatalan Perdamaian Debitor wajib membuktikan bahwa

Debitor tidak lalai memenuhi Perjanjian atau Perdamaian telah dipenuhi.

Termohon dalam jawabannya telah mengakui tidak membayar kewajiban

angsuran utangnya sejak Agustus 2015 dan hanya melakukan pembayaran 2

Page 53: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

44

(dua) kali sebagaimana dalam bukti T-7 yang bersesuaian dengan bukti

bertanda T-8a sampai dengan T-8.n maka pengakuan dipersidangan adalah alat

bukti yang sempurna, dan kebenarannya tidak terbantahkan lagi;

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, terbukti

Termohon sebagai Debitor (dalam PKPU), sedangkan Para Pemohon sebagai

Kreditor, dimana Termohon sebagai Debitor (dalam PKPU) terbukti telah tidak

membayar utangnya (melaksanakan Pembayaran) sebagaimana Putusan

Pengesahan Perdamaian (Homologasi) Nomor 55/Pdt.Sus-

PKPU/2014/PN.Niaga.Jkt.Pst Jo Nomor 32/Pdt.Sus.Pailit/2014/PN.Niaga.Jkt.

Pst tanggal 14 Januari 2015; kepada para Pemohon sebagai Kreditor dan juga

kreditor lainnya;

Dikarenakan Termohon tidak melaksanakan Putusan Pengesahan

Perdamaian (Homologasi) Nomor 55/Pdt.Sus-PKPU/2014/PN.Niaga.Jkt.Pst

Jo Nomor 32/Pdt.Sus.Pailit/2014/PN.Niaga.Jkt.Pst tanggal 14 Januari 2015;

kepada para Pemohon sebagai Kreditor dan juga kreditor lainnya, maka sesuai

dengan Pasal 291 Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan

dan PKPU, maka angka 2 dan 3 petitum permohonan Pemohon haruslah

dikabulkan;

Dikarenakan petitum angka 2 (dua) dikabulkan, sedangkan petitum angka

2 (dua) permohonan Pemohon yang mendasari petitum angka 4 (empat)

permohonan Para Pemohon, dan sesuai dengan Pasal 291 Undang-Undang

Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban

Pembayaran Utang, maka petitum angka 4 (empat) permohonan Pemohon

haruslah dikabulkan;

Oleh karena itu Termohon dinyatakan pailit dengan segala akibat

hukumnya, maka harus ditunjuk Hakim Pengawas dari Hakim Niaga Jakarta

Pusat sebagai Hakim Pengawas dalam Proses kepailitan ini sebagaimana

tersebut di dalam amar Putusan ini.;

Bahwa selain itu perlu menunjuk Kurator untuk diangkat sebagai Kurator

dalam kepailitan ini;

Page 54: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

45

Di dalam permohonannya Pemohon telah mengajukan 3 (tiga) nama

Kurator yaitu sebagai berikut:

Rio Ferry Sihombing, S.H., yang terdaftar sebagai Kurator dan

Pengurus di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

Indonesia dengan Surat Bukti Pendaftaran Kurator dan Pengurus

Nomor : AHU.AH.04.03-05, yang beralamat kantor di RFSA Law

Firm, Ambassade Residence, Unit 6-A, Jl. Denpasar Raya, Kav. 5-7,

Kuningan, Jakarta Selatan, 12940 (Bukti P-7);

Vychung Chongson, S.H., yang terdaftar sebagai Kurator dan

Pengurus di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

Indonesia dengan Surat Bukti Pendaftaran Kurator dan Pengurus

Nomor: AHU.AH.04.03-104, yang beralamat kantor di CHONGSON

& PARTNERS Law Firm, Arthaloka Building 15th Floor, Suite 1510,

Jl. Jend. Sudirman Kav.2, Jakarta 10220 (Bukti P-8);

Yuniar Kurniasih, S.H., yang terdaftar sebagai Kurator dan Pengurus

di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

dengan Surat Bukti Pendaftaran Kurator dan Pengurus Nomor:

AHU.AH.04.03-99, yang beralamat kantor di CHONGSON &

PARTNERS Law Firm, Arthaloka Building 15th Floor, Suite 1510, Jl

Jend. Sudirman Kav.2, Jakarta 10220 (Bukti P-9);

Sebagai Tim Kurator dalam kepailitan ini.

Selain daripada itu Termohon dalam jawabannya juga memohon apabila

terjadi Pailit dalam perkara ini agar ditunjuk Kurator Sdr. Dr.Andrey

Sitanggang, SH., MH., SE., Pengurus dan Kurator yang terdaftar di

Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia dibawah Nomor

AHU.AH.04.03.87, yang berkedudukan di Jalan Pramuka Raya Nomor 53,

Jakarta Pusat 10441. sebagai pengurus dalam perkara Penundaan Kewajiban

Pembayaran Utang atas PT United Coal Indonesia. Dengan alasan pemilihan

Kurator tersebut karena dari sejak awal diajukannya permohonan Penundaan

Kewajiban pembayaran Utang, Kurator yang bersangkutanlah yang melakukan

pengurusan.

Page 55: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

46

Setelah Majelis mempelajari Permohonan Para Pemohon dan Termohon,

Majelis Hakim berpendapat untuk mengakomodir kepentingan Kreditor dan

Debitor dalam Proses Kepailitan ini Majelis Hakim akan menunjuk Kurator

yang urutan dan namanya tersebut di dalam amar putusan ini yang menurut

pengamatan Majelis Hakim tidak mempunyai benturan kepentingan dengan

Kreditor maupun Debitor serta tidak sedang menangani lebih dari 3 perkara

Kepailitan dan Penundangan Kewajiban Pembayaran Utang;

Mengenai biaya kepailitan dan jasa kurator akan ditentukan sampai

dengan kepailitan berakhir;

Dikarenakan terbukti Termohon ada pada pihak yang kalah maka kepada

Termohon dihukum untuk membayar biaya perkara;

2. Pertimbangan Hakim atas Putusan Mahkamah Agung

Pertimbangan hakim merupakan salah satu aspek terpenting dalam

menentukan terwujudnya nilai dari suatu putusan hakim yang mengandung

keadilan (ex aequo et bono) dan mengandung kepastian hukum, dan disamping

itu juga mengandung manfaat bagi para pihak yang bersangkutan sehingga

pertimbangan hakim ini harus disikapi dengan teliti, baik, dan cermat.4

a. Nomor 186 K/Pdt.Sus-Pailit/2015

Pada kasus ini Majelis Hakim Mahkamah Agung setelah meneliti secara

seksama memori kasasi tanggal 20 Januari 2015 dan 21 Januari 2015 serta

kontra memori kasasi tanggal 2 Februari 2015, dihubungkan dengan

pertimbangan Judex Facti dalam hal ini Pengadilan Niaga pada Pengadilan

Negeri Jakarta Pusat tidak salah menerapkan hukum dengan pertimbangan

sebagai berikut:

Bahwa tidak ditemukan alasan-alasan untuk menolak adanya pengesahan

perdamaian berdasarkan Pasal 285 Ayat (2) Undang-Undang Nomor 37 Tahun

2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan kewajiban Pembayaran Utang dan

voting telah dilakukan sesuai dengan ketentuan Pasal 281 Nomor 37 Tahun

4 Mukti Arto, Praktek Perdata Pada Pengadilan Agama, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2004), h.140

Page 56: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

47

2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

(PKPU);

Berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, ternyata Putusan Pengadilan

Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Nomor 55/Pdt.Sus-

PKPU/2014/PN.Niaga.Jkt.Pst. Jo Nomor 32/Pdt.Sus.Pailit/2014/PN.Niaga.Jkt

.Pst. tanggal 14 Januari 2015 dalam perkara ini tidak bertentangan dengan

hukum dan/atau Undang-undang, sehingga permohonan kasasi yang diajukan

oleh Para Pemohon Kasasi: CV. Exiss Jaya dan CV Satria Dua Perdana

tersebut harus ditolak;

Bahwa oleh karena permohonan kasasi dari Para Pemohon Kasasi ditolak,

Para Pemohon Kasasi harus dihukum untuk membayar biaya perkara dalam

tingkat kasasi ini;

Memperhatikan Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang

Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, Undang-Undang

Nomor 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman, Undang-Undang

Nomor 14 Tahun 1985 Tentang Mahkamah Agung sebagaimana telah diubah

dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004 dan perubahan kedua dengan

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009, serta peraturan perundang-undangan

lain yang bersangkutan.

b. Nomor 557 K/Pdt.Sus-Pailit/2018

Pada kasus ini Majelis Hakim Mahkamah Agung setelah meneliti secara

seksama memori kasasi tanggal 13 Februari 2018 dan kontra memori kasasi

tanggal 21 Februari 2018, dihubungkan dengan pertimbangan Judex Facti

dalam hal ini Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tidak

salah menerapkan hukum dengan pertimbangan sebagai berikut:

1) Pemohon Keberatan selaku Kreditor Preferen yang memiliki tagihan yang

diakui sebesar Rp43.334.542.465,00 (empat puluh tiga milyar tiga ratus

tiga puluh empat juta lima ratus empat puluh dua ribu empat ratus enam

puluh lima rupiah), dengan jumlah harta pailit yang akan dibagi kepada

para Kreditor hanya sejumlah Rp30.987.247.383,00 (tiga puluh milyar

sembilan ratus delapan puluh tujuh juta dua ratus empat puluh tujuh ribu

Page 57: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

48

tiga ratus delapan puluh tiga rupiah), yang mana jumlah ini tidak akan

memenuhi seandainya dibayarkan seluruhnya kepada Pemohon

Keberatan, padahal terhadap pula Kreditor Separatis yang memiliki

tagihan yang diakui sejumlah Rp280.637.628.291,27 (dua ratus delapan

puluh milyar enam ratus tiga puluh tujuh juta dua puluh delapan ribu dua

ratus sembilan puluh satu rupiah dua puluh tujuh sen);

2) Pembagian yang dilakukan oleh Kurator dengan persetujuan Hakim

Pengawas yaitu terhadap Pemohon Keberatan KPP Wajib Pajak Besar

Satu memperoleh Rp2.549.161.883,00 (dua milyar lima ratus empat

puluh sembilan juta seratus enam puluh satu ribu delapan ratus delapan

puluh tiga rupiah) atau sebesar 5,88% dari tagihan yang diakui dan

Kreditor Separatis PT Bank Mandiri (Persero), Tbk., menerima

Rp14.000.000.000,00 (empat belas milyar rupiah) atau sebesar 4,99%

dari tagihan yang diakui adalah tepat dan benar, karena sesuai dengan

asas keadilan yang dijadikan dasar dalam Undang-Undang Nomor 37

Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran

Utang;

3) Demikian pula tagihan Kreditor Konkuren PT Palaran Indah Lestari

telah sesuai dengan ketentuan Pasal 189 Ayat (3) Undang Undang

Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban

Pembayaran Utang;

Berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, ternyata Putusan Pengadilan

Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Nomor 11/Pdt.Sus/Pembatalan

Perdamaian/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst., juncto Nomor 55/Pdt.Sus/PKPU/2014

/PN.Niaga.Jkt.Pst., juncto Nomor 32/Pdt.Sus.Pailit/2014/PN.Niaga.Jkt.Pst.,

tanggal 6 Februari 2018 dalam perkara ini tidak bertentangan dengan hukum

dan/atau Undang-undang, sehingga permohonan kasasi yang diajukan oleh

Pemohon Kasasi KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK

INDONESIA, DIREKTORAT JENDERAL PAJAK, KANTOR

WILAYAH DJP WAJIB PAJAK BESAR, KANTOR PELAYANAN

PAJAK WAJIB PAJAK BES AR SATU tersebut, harus ditolak;

Page 58: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

49

Oleh karena permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi ditolak, maka

Pemohon Kasasi harus dihukum untuk membayar biaya perkara dalam

tingkat kasasi ini;

Memperhatikan Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang

Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, Undang-Undang

Nomor 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman, Undang-Undang

Nomor 14 Tahun 1985 Tentang Mahkamah Agung sebagaimana telah

diubah dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004 dan Perubahan

Kedua dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009, serta peraturan

perundang-undangan lain yang bersangkutan.

C. Putusan Pengadilan Niaga dan Putusan Mahkamah Agung

1. Putusan Pengadilan Niaga

Dalam hal ini terdapat beberapa putusan pengadilan, yaitu sebagai

berikut:

a. Menerima dan Mengabulkan permohonan PARA PEMOHON;

b. TERMOHON telah lalai dan melanggar Perjanjian Perdamaian tanggal

8 Januari 2015;

c. Menyatakan Batal Putusan Perdamaian (Homologasi) Nomor

55/Pdt.Sus-PKPU/2014/PN.Niaga.Jkt.Pst juncto Nomor

32/Pdt.Sus.Pailit/2014/PN.Niaga.Jkt.Pst tanggal 14 Januari 2015;

d. TERMOHON PT UNITED COAL INDONESIA pailit dengan segala

akibat hukumnya;

e. Menetapkan KISWORO, SH.MH., Hakim Pengawas pada Pengadilan

Niaga Pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat untuk mengawasi

pengurusan dan pemberesan harta TERMOHON PT UNITED COAL

INDONESIA.;

f. Menunjuk dan mengangkat:

1) DR. Andrey Sitanggang, SH,MH,SE Pengurus dan Kurator yang

terdaftar di Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia dibawah

Nomor AHU.AH.04.03.87. yang berkedudukan di jalan Pramuka

Raya Nomor 53, Jakarta Pusat 10441;

Page 59: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

50

2) Rio Ferry Sihombing, S.H., yang terdaftar sebagai Kurator dan

Pengurus di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

Indonesia dengan Surat Bukti Pendaftaran Kurator dan Pengurus

Nomor: AHU.AH.04.03-05, yang beralamat kantor di RFSA Law

Firm, Ambassade Residence, Unit 6-A, Jl.Denpasar Raya, Kav. 5-7,

Kuningan, Jakarta Selatan, 12940;

3) Vychung Chongson, S.H., yang terdaftar sebagai Kurator dan

Pengurus di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

Indonesia dengan Surat Pendaftaran Kurator dan Pengurus Nomor:

AHU.AH.04.03-1041; dan berkantor di CHONGSON &

PARTNERS Law Firm, Arthaloka Building 15th Floor, Suite 1510,

Jl.Jend Sudirman Kav.2, Jakarta 10220;

Sebagai Tim Kurator dalam kepailitan ini.

g. Menyatakan bahwa biaya kepailitan dan jasa (fee) Kurator akan

ditetapkan setelah Kurator selesai melaksanakan tugasnya;

h. Menghukum Termohon untuk membayar biaya perkara yang hingga

kini ditaksir sebesar Rp.416.00.- (empat ratus enam belas ribu rupiah).;

Yang mana putusan tersebut berdasarkan musyawarah pada hari : Jumat,

tanggal: 20 November 2015 oleh para Hakim Pengadilan Niaga yaitu Titik

Tejaningsih, SH.MH., sebagai Ketua Majelis. Suko Triyono, SH,MH., dan

Eko Sugianto, SH,MH., masing-masing sebagai Hakim Anggota, Putusan

tersebut diucapkan dalam sidang yang terbuka untuk umum pada hari:

Selasa, tanggal 24 November 2015, oleh Ketua Majelis Hakim dengan

didampingi Suko Triyono, SH,MH dan Tito Suhud, SH,MH sebagai Hakim-

Hakim anggota serta dibantu oleh Eko Budiarno, SH., Panitera Pengganti

Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

2. Putusan Mahkamah Agung

Di dalam Undang-undang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban

Pembayaran Utang memberi hak atau kesempatan bagi kreditor lain

(bukan pemohon pailit) untuk mengajukan upaya hukum kasasi yang

bertujuan untuk mencegah adanya kolusi atau mufakat jahat antara

Page 60: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

51

Kreditor dan Debitor. Putusan kasasi harus diucapkan dalam jangka waktu

paling lambat 60 (enam puluh) hari terhitung setelah tanggal permohonan

kasasi diterima Mahkamah Agung. Salinan putusan kasasi dikirim oleh

Panitera Mahkamah Agung ke Pengadilan Niaga dalam jangka waktu

paling lambat 3 (tiga) hari setelah tanggal putusan kasasi diucapkan.5

Pada kenyataannya, tidak ada putusan Mahkamah Agung yang

menyatakan bahwa Hakim tidak sah. Kata pembatalan telah tepat, tetapi

yang dibatalkan bukan putusan Hakim tetapi putusan Pengadilan

(Pengadilan Negeri/Tinggi). Yang mungkin dibatalkan bukan putusan

saja, tetapi dapat juga terhadap penetapannya.6

Berdasarkan Pasal 196 Ayat (1) Undang-Undang Kepailitan dan

Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang menyatakan bahwa kurator atau

setiap Kreditor dapat mengajukan permohonan kasasi atas putusan majelis

hakim prosedur renvoi mengenai perlawanan atas Daftar Pembagian yang

diajukan oleh kreditor yang keberatan atas isi Daftar Pembagian harta

debitor pailit. Sebagaimana sama halnya dengan beberapa pihak dari

kreditor PT United Coal Indonesia mengajukan kasasi ke Mahkamah

Agung dengan putusan Nomor 186 K/Pdt.Sus-Pailit/2015 dan Putusan

Nomor 557 K/Pdt.Sus-Pailit/2018.

a. Putusan Nomor 186 K/Pdt.Sus-Pailit/2015

1) Menolak permohonan kasasi dari Para Pemohon Kasasi: 1. CV

EXISS JAYA, dan 2. CV. SATRIA DUA PERDANA, tersebut;

2) Menghukum Para Pemohon Kasasi untuk membayar biaya perkara

dalam tingkat kasasi yang ditetapkan sebesar Rp5.000.000,00 (lima

juta rupiah);

Putusan tersebut berdasarkan rapat musyawarah Majelis Hakim

pada hari Selasa, tanggal 12 Mei 2015 oleh Syamsul Ma’arif, S.H.,

LL.M., Ph.D., Hakim Agung yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah

5 Elyta Ras Ginting, Hukum Kepailitan dan Teori Kepailitan, ... h.342

6 Leden Marpaung, Perumusan Memori Kasasi dan Peninjauan Kembali perkara

Pidana, (Jakarta: Sinar Grarika 2004), h.3

Page 61: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

52

Agung sebagai Ketua Majelis, Dr.H.Abdurrahman, S.H., M.H., dan I

Gusti Agung Sumanatha, S.H., M.H., Hakim-Hakim Agung, masing-

masing sebagai Anggota, putusan tersebut diucapkan dalam sidang

terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh ketua dengan dihadiri oleh

Anggota-Anggota tersebut dan oleh Rita Elsy, S.H., M.H., Panitera

Pengganti tanpa dihadiri oleh para pihak.

b. Putusan Nomor 557 K/Pdt.Sus-Pailit/2018

1) Menolak permohonan Kasasi dari pemohon Kasasi

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

DIREKTORAT JENDERAL PAJAK, KANTOR WILAYAH

DJP WAJIB PAJAK BESAR, KANTOR PELAYANAN

PAJAK WAJIB PAJAK BESAR SATU, tersebut;

2) Menghukum Pemohon Kasasi untuk membayar biaya perkara

dalam tingkat kasasi yang ditetapkan sebesar Rp5.000.000,00 (Lima

Juta Rupiah);

Putusan tersebut berdasarkan rapat musyawarah Majelis Hakim

pada hari Selasa, tanggal 10 Juli 2018 oleh Dr. Yakup Ginting, S.H.,

C.N., M.Kn., Hakim Agung yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah

Agung sebagai Ketua Majelis, Dr.H.Zahrul Rabain, S.H.,M.H., dan

Sudrajat Dimyati, S.H.,M.H., Hakim-hakim Agung sebagai Hakim

Anggota dan diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari itu

juga oleh Ketua Majelis dengan dihadiri Para Hakim Anggota tersebut

dan oleh Susi Saptati, S.H., M.H., Panitera Pengganti dan tidak dihadiri

oleh para pihak.

D. Analisa Putusan Pailit Nomor 186 K/Pdt.Sus-Pailit/2015 juncto Nomor 557

K/Pdt.Sus-Pailit/2018

Berdasarkan dari serangkaian pemahaman sebagaimana peneliti telah uraikan

diatas, maka peneliti dapat menjabarkan hal-hal substansial dalam menganalisis

penelitian ini, yaitu Analisis Pertimbangan Hukum Putusan Mahkamah Agung

Nomor 186 K/Pdt.Sus-Pailit/2015 juncto Nomor 557 K/Pdt.Sus-Pailit/2018

Page 62: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

53

a. Pertimbangan Hukum Mahkamah Agung pada perkara Nomor 186 K/Pdt.Sus-

Pailit/2015 adalah sebagai berikut:

Bahwa pertimbangan hukum tersebut telah tepat dan benar, yaitu dengan

menolak permohonan kasasi para pemohon yaitu 1. CV.EXISS JAYA dan 2.

CV. SATRIA DUA PERDANA, yang mana telah sesuai dengan fakta

persidangan yang telah dipertimbangkan secara cukup oleh Judex Facti yang

menunjukkan bahwa perbuatan Tergugat I (Pemohon Kasasi) merasa

keberatan karena sebelum dilaksanakannya homologasi baik kepada Majelis

Hakim Pemeriksa Perkara maupun hakim Pengawas. Bahwa dalam hal

rencana perdamaian (homologasi) PT United Coal Indonesia (dalam

Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang) tersebut tidak secara jelas

menyebutkan berapa banyak kepemilikan saham-saham PT United Coal

Indonesia pada PT Karya Putra Borneo, karena dengan adanya kejelasan

komposisi saham yang dimiliki PT United Coal Indonesia ini akan berkaitan

dengan nilai jual dan hak pemegang saham lainnya pada PT Karya Putra

Borneo dalam kaitannya dengan rencana penjualan aset berupa saham-saham

milik PT United Coal Indonesia.

Pertimbangan Hukum demikian yang dibuat oleh Mahkamah Agung

memungkinkan adanya perdebatan yang muncul, hal ini didasari bahwa

sebenarnya inti poin-poin keberatan pemohon Kasasi (kreditor pailit) tidak

terjawab secara mendetail dan substansial. Karena sikap dari termohon kasasi

baik terhadap Pengurus, dan Hakim Pengawas yang sejak awal tidak pernah

transparan dan terbuka menjelaskan mengenai keberadaan aset Termohon

Kasasi berupa anak perusahaan PT Karya Putra Borneo.

Namun menurut peneliti hal ini tidak terlepas dari status Mahkamah

Agung sebagai Judex Jurist yang hanya menilai tepat atau tidaknya Judex

Jurist dalam menerapkan hukum. Hal ini menjadi logis dan tepat bila kita teliti

Pemohon Kasasi (Kreditor pailit) menggaungkan poin-poin keberatan

mengenai bukti yang ada. Adapun dalil-dalil keberatan yang diajukan oleh

Pemohon Kasasi I dalam memori kasasinya adalah sebagai berikut:

Page 63: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

54

1) Bahwa Judex Facti telah salah menerapkan atau melanggar hukum yang

berlaku dengan mengabaikan keberatan dan penolakan yang diajukan

Pemohon Kasasi sebelum homologasi.

2) Pelaksanaan Perdamaian tidak menjamin terpenuhinya hak-hak Kreditor.

3) Perdamaian dicapai karena penipuan, atau persekongkolan dengan satu

atau lebih kreditor dengan upaya tidak jujur antara Kreditor dengan

Debitor PT United Coal Indonesia.

Adapun dalil-dalil keberatan yang diajukan oleh Pemohon Kasasi II

dalam memori kasasinya adalah sebagai berikut:

1) Perdamaian dicapai karena penipuan, atau persekongkolan dengan satu

atau lebih Kreditor, dengan upaya tidak jujur antara Kreditor dengan

Debitor PT United Coal Indonesia.

2) Pelaksanaan Perdamaian tidak menjamin terpenuhinya hak-hak Kreditor

karena ada manipulasi Fakta.

3) Judex Facti telah salah menerapkan atau melanggar hukum yang berlaku

dengan tidak melakukan pemeriksaan secara patut terhadap kebenaran

gadai saham milik PT United Coal Indonesia pada PT Karya Putra

Borneo sebelum Homologasi.

b. Pertimbangan Hukum Mahkamah Agung pada perkara Nomor 557 K/Pdt.Sus-

Pailit/2018 adalah sebagai berikut:

Bahwa pertimbangan hukum tersebut tepat dan benar, yaitu dengan

menolak permohonan kasasi para pemohon yaitu:

Pemohon (Menteri Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal

Pajak, Kantor Wilayah DJP Wajib Pajak Besar, Kantor Pelayanan Pajak Wajib

Pajak Besar) Satu selaku sebagai Kreditor Preferen yang memiliki tagihan

yang diakui sebesar Rp43.334.542.465,00, dengan jumlah harta pailit yang

akan dibagi kepada kreditor hanya sejumlah Rp30.987.247.383,00, yang mana

jumlah ini tidak akan memenuhi seandainya dibayarkan seluruhnya kepada

Pemohon Keberatan, padahal terdapat pula kreditor Separatis dan kreditor

konkuren lainnya.

Page 64: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

55

Berdasarkan poin-poin ini argumentasi para Pemohon kasasi jika

dihubungkan dengan pertimbangan hukum Mahkamah Agung yang

memperkuat Judex Facti, maka menurut Peneliti Mahkamah Agung telah

tepat, Karena pada prinsipnya Mahkamah Agung hanya perlu melihat dan

fokus pada Pasal 285 Ayat (2) Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004

Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang dan voting

yang telah dilakukan sesuai dengan ketentuan Pasal 281 Nomor 37 Tahun

2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

sebagai landasan yuridis unsur-unsur yang harus dipenuhi dalam pembuktian

actio paulina. Sehingga putusan Mahkamah Agung tersebut setidaknya telah

memuat alasan dan dasar hukum yang menjadi acuan terbentuknya putusan

tersebut, sebagaimana telah sesuai dengan Undang-Undang Nomor 48 Tahun

2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman, Undang-Undang 14 Tahun 1985

Tentang Mahkamah Agung sebagimana telah diubah dengan Undang-Undang

Nomor 5 Tahun 2004 dan Perubahan kedua dengan Undang-Undang Nomor

3 Tahun 2009.

Dalam prakteknya dalam hukum kepailitan di seluruh dunia menganut

teori kombinasi antara creditors bargain theory, procedure theory dengan

contractarian approach atau teori multiple values. Contractarian theory dan

Creditors bargain theory sependapat untuk memfungsikan hukum kepailitan

sebagai a compulsory bankruptcy procedure dengan satu tujuan yaitu untuk

memaksimalkan pembayaran kepada kreditor. Perbedaannya adalah bahwa

contractarian theory memfokuskan cara memaksimalkan nilai harta pailit

dengan meneruskan usaha debitor pailit dan kalaupun harus dilikuidasi

sebaiknya perusahaan dijual dalam kondisi going concern dalam satu paket

daripada dijual satu persatu (piece in piece). Sedangkan creditors’ bargain

theory tidak menjadikan kelangsungan usaha debitor pailit sebagai satu-

satunya cara terbaik (the ‘best use’) untuk memaksimalkan perolehan nilai

harta pailit.7

7 Elyta Ras Ginting, Hukum Kepailitan Teori Kepailitan h.85-86

Page 65: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

56

Berbeda halnya dengan Undang-undang Kepailitan dan Penundaan

Kewajiban Pembayaran Utang Indonesia secara fundamental menganut teori

universalitas kepailitan yang diadopsi dari Pasal 1131 dan 1132 KUH Perdata

yang menganut tentang pembayaran secara pari passu dan pro rata parte.

Prinsip collective executive terkandung dalam Pasal 21, Pasal 59, Pasal 178,

dan 187 Undang-Undang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran

Utang yang mengatur seluruh harta debitor berada dibawah sita umum sejak

debitor dinyatakan pailit oleh Pengadilan Niaga. Collective execution atau sita

umum harta debitor pailit tidak dikecualikan dari harta debitor yang berstatus

sebagai jaminan utang, meskipun Pasal 55 Undang-Undang Nomor 37 Tahun

2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

menyatakan dengan tegas bahwa para kreditor pemegang hak jaminan atas

kebendaan (gadai, hak tanggungan, jaminan fidusia, hipotek, dan hak agunan

lainnya) dapat mengeksekusi haknya seolah-olah tidak terjadi kepailitan.8 Hal

ini sama halnya dengan perkara Nomor 186 K/Pdt.Sus-Pailit/2015 juncto

Nomor 557 K/Pdt.Sus-Pailit/2018, dalam kasus ini yang menjadi satu-

satunya kreditor separatis adalah PT Bank Mandiri sebagai kreditor yang

memegang jaminan gadai saham PT United Coal Indonesia pada PT Karya

Putra Borneo (sebagai anak perusahaan).

Teori creditor’s bargaining sangat kental berpengaruh dalam Undang-

undang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang Indonesia

terutama berkaitan dengan kepentingan para kreditor konkuren. Yang mana

dalam kasus perkara Pailit pada PT United Coal Indonesia ini terdapat 88

kreditor konkuren, 68 kreditor yang hadir dalam pemungutan suara (voting),

dan terdapat 63 kreditor konkuren yang setuju dengan proposal perdamaian,

dan sebanyak 5 kreditor konkuren yang tidak setuju dengan proposal

perdamaian. Hal tersebut dibahas dalam rapat proposal perdamaian final pada

tanggal 8 Januari 2015.

8 Elyta Ras Ginting, Hukum Kepailitan Teori Kepailitan, ... h.98

Page 66: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

57

E. Implikasi Putusan Pailit Terhadap Karyawan

Sebenarnya tujuan diadakannya suatu proses di muka pengadilan adalah

untuk memperoleh putusan hakim.9 Putusan hakim atau biasanya disebut

dengan istilah putusan pengadilan merupakan sesuatu yang sangat diinginkan

atau dinanti-nantikan oleh pihak-pihak yang berperkara guna menyelesaikan

sengketa diantara para pihak dengan sebaik-baiknya. Sebab dengan putusan

hakim tersebut pihak-pihak yang bersengketa mengharapkan adanya keadilan

dalam perkara yang mereka hadapi.10

Ditinjau dari sifat Putusan tersebut, maka putusan hakim ini dapat

dibedakan menjadi 3 (tiga) macam, yaitu:

1. Putusan Declaratoir (Pernyataan)

Yang dimaksud dengan Putusan Declaratoir adalah putusan yang

dijatuhkan oleh hakim dengan amar yang menyatakan atau menegaskan

tentang suatu keadaan atau kedudukan hukum semata-mata.11 Putusan yang

bersifat deklaratif adalah pernyataan hakim yang tertuang dalam putusan

yang dijatuhkannya. Pernyataan tersebut merupakan penjelasan atau

penetapan tentang suatu hak maupun status. Dan pernyataan tersebut

dicantumkan dalam amar putusan, dengan adanya pernyataan tersebut

putusan telah menentukan dengan pasti siapa yang berhak atau siapa yang

mempunyai kedudukan atas permasalahan yang disengketakan.12 Misalnya

perjanjian antara penggugat dan tergugat dinyatakan sah menurut hukum,

dan dinyatakan tergugat berhutang kepada penggugat dalam jumlah

tertentu.13

9 M. Nur Rasaid, Hukum Acara Perdata, (Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2003), h.48 10 Moh. Taufik Makarao, Pokok-Pokok Hukum Acara Perdata, (Jakarta: PT.Rineka Cipta,

2004), h.124

11 Sarwono, Hukum Aara Perdata Teori dan Praktik, (Jakarta: Sinar Grafika, 2016),

h.212

12 Yahya Harahap, Hukum Acara Perdata, (Jakarta: Sinar Grafika, 2012), h.876

13 Riduan Syahrani, Hukum Acara Perdata di Lingkungan Peradilan Umum, (Jakarta:

Pustaka Kartini, 1988), h.88

Page 67: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

58

2. Putusan Constitutief (Pengaturan)

Yang dimaksud dengan constitutief atau konstitutif adalah putusan

yang memastikan suatu keadaan hukum, baik yang bersifat meniadakan

suatu keadaan hukum maupun yang menimbulkan keadaan hukum baru.14

Misalnya putusan perceraian, yang mana merupakan putusan yang

meniadakan keadaan hukum yakni tidak ada lagi ikatan hukum antara

suami dan istri.

3. Putusan Condemnatoir (Menghukum)

Pengertian dari Putusan Condemnatoir (menghukum) pihak yang

dikalahkan dalam persidangan untuk memenuhi prestasi. Pada umumnya

putusan ini terjadi disebabkan oleh karena dalam hubungan perikatan

antara penggugat dan tergugat yang bersumber pada perjanjian atas

Undang-undang telah terjadi wanprestasi dan perkaranya diselesaikan

dipengadilan.15

Di dalam putusan condemnatoir ini mempunyai kekuatan mengikat

terhadap salah satu pihak yang dikalahkan dalam persidangan untuk

memenuhi prestasinya sesuai dengan perjanjian yang sebelumnya telah

mereka sepakati bersama ditambah dengan bunga dan biaya-biaya

persidangan dan eksekusi, yang mana pelaksanaan eksekusi terhadap

barang-barang yang menjadi jaminan atas perikatan dapat dilaksanakan

dengan cara paksa oleh panitera pengadilan yang dibantu oleh aparat

territorial (aparat pemerintah) setempat. Eksekusi berasal dari kata

executie, artinya melaksanakan putusan hakim.

Jika dikaitkan dalam sebuah putusan Pengadilan Niaga tentang kepailitan,

sejak debitor dinyatakan pailit, upah karyawan dianggap utang harta pailit,

sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Kepailitan dan Penundaan

Kewajiban pembayaran Utang.16 Dan jika dikaitkan dengan salah satu sifat

14 Yahya Harahap, Hukum Acara Perdata , ... h.877

15 Sarwono, Hukum Acara Perdata, ... h.213

16 Susanti Adi Nugroho, Hukum Kepailitan Di Indonesia Dalam Teori dan Praktik Serta

Penerapan Hukumnya, ... h.348

Page 68: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

59

putusan tersebut maka putusan hakim ini termasuk dalam putusan

condemnatoir, yang mana putusan tersebut dapat dieksekusi (dapat

dilaksanakan).

Di dalam Pasal 27 Ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945 menyatakan:

"tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak

bagi kemanusiaan”. Sedang Pasal 280 Ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945

menyatakan: "Setiap orang berhak atas pekerjaan serta mendapat imbalan dan

pengakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja." Hubungan kerja adalah

hubungan antara pengusaha yang terjadi setelah adanya perjanjian kerja, yakni

suatu perjanjian di mana pekerja menyatakan kesanggupan untuk bekerja pada

pihak perusahaan dengan menerima upah dan pengusaha menyatakan

kesanggupannya untuk mempekerjakan pekerja dengan membayar upah.17

Sedang, Pekerja/buruh adalah setiap orang yang bekerja dan dengan menerima

upah atau imbalan dalam bentuk apapun. Pengertian tersebut terdapat dalam

Pasal 1 Angka 4 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang

Ketenagakerjaan.

Hubungan atau kaitannya antara para pekerja dan perusahaan sejatinya

sangat erat, hal tersebut tercipta karena adanya perjanjian kerja antara kedua

belah pihak. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan

memberikan pengertian mengenai Perjanjian Kerja. Perjanjian kerja adalah

suatu perjanjian antara pekerja/buruh dengan pengusaha atau pemberi kerja

yang memuat syarat-syarat kerja tertentu, hak, dan kewajiban para pihak yang

bersangkutan.

Hubungan tersebut dapat tercipta karena adanya sifat yang saling

membutuhkan. Perusahaan ada hanya apabila buruh ada, demikian juga

sebaliknya, buruh ada karena adanya pemberi kerja. Kepentingan perusahaan

adalah untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal. Sedangkan,

kepentingan buruh adalah upah yang maksimal. Secara konstitusional, posisi

17 Lalu Husni, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, (Jakarta: Rajawali Pers,

2012), h. 123

Page 69: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

60

buruh sejatinya telah mendapat perlindungan yang memadai. 18 Namun

seringkali tenaga kerja menjadi salah satu pihak yang merasa paling lemah

ketika dihadapkan kepada pemberi kerja yang merupakan pihak yang memiliki

kekuatan. Sebagai pihak yang dianggap lemah dalam hal ini, tidak jarang jika

para tenaga kerja seringkali mengalami ketidakadilan apabila berhadapan

dengan kepentingan perusahaan.

Dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan

juga telah dijelaskan mengenai hak-hak dasar buruh sesuai dengan amanat

konstitusi, yang telah menetapkan kebijakan pengupahan yang melindungi

kepentingan buruh dari permasalahan ketika perusahaan dinyatakan pailit.

Namun disisi lain dari permasalahan ini seringkali buruh/pekerja cenderung

tidak mendapatkan perlindungan yang cukup atas pembayaran hak-haknya

tersebut. Dari kondisi permasalahan ini, seringkali dapat berdampak buruk

dengan meningkatnya pengangguran yang cukup tinggi di Indonesia akibat

dari kepailitan tersebut. Pada Pasal 39 Ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor

37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran

Utang yang menyatakan bahwa :

1. Pekerja yang bekerja pada Debitor pailit dapat memutuskan hubungan kerja,

dan sebaliknya kurator dapat memberhentikannya dengan mengindahkan

jangka waktu menurut persetujuan atau ketentuan perundang-undangan

yang berlaku, dengan pengertian bahwa hubungan kerja tersebut dapat

diputuskan dengan pemberitahuan paling singkat 45 (empat puluh lima) hari

sebelumnya.

2. Sejak tanggal putusan penyataan pailit diucapkan oleh hakim Pengadilan

Niaga, upah yang terutang sebelum maupun sesudah putusan pernyataan

pailit diucapkan merupakan utang harta pailit.

Akibat Kepailitan Terhadap Perjanjian Kerja terdapat dalam ketentuan

Pasal 39 Undang-Undang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran

18 Tri Budiyono, Problematika Posisi Buruh Pada Perusahaan Pailit, Salatiga, Fakultas

Hukum Universitas Kristen Satya Wacana, Jilid 42, Nomor 3, (Juli, 2013), h. 418

Page 70: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

61

Utang yang telah disebutkan sebelumnya bahwa ketentuan tersebut mengatur

mengenai akibat kepailitan terhadap perjanjian kerja. Dari ketentuan tersebut

pekerja yang bekerja pada Debitor pailit dapat memutuskan hubungan kerja,

dan sebaliknya juga Kurator dapat memberhentikan dengan mengindahkan

jangka waktu menurut persetujuan atau menurut ketentuan perundang-

undangan yang berlaku. Perlu diperhatikan bahwa hubungan kerja tersebut

dapat diputuskan dengan pemberitahuan paling singkat 45 (empat puluh lima)

hari sebelumnya. Dan sejak tanggal putusan pernyataan pailit diucapkan, upah

yang sebelumnya maupun sesudah putusan pernyataan pailit diucapkan

merupakan utang harta pailit.19

Akibat dari Pemutusan Hubungan Kerja jika ditinjau dari pihak buruh.

Dilihat dari sudut pandang tenaga kerja/buruh, dari pemutusan hubungan kerja

dapat mengakibatkan kehilangan nafkah dan kehilangan status bagi para

karyawan. Sehingga dari hal tersebut berdampak buruk terhadap karyawan

salah satunya akan kesulitan dalam membiayai kehidupan rumah tangga nya

terutama bagi kepala rumah tangga yang menjadi pekerja tunggal dalam

menghidupi istrinya dan membiayai sekolah anak-anaknya.

Dari hal yang telah diuraikan diatas, maka Akibat Hukum Kepailitan PT

United Coal Indonesia terhadap karyawannya yaitu, PT United Coal Indonesia

harus membayar utang yang mencapai Rp 22.300.000.000,- miliar dengan

tagihan gaji karyawan sebesar Rp.12.288.085.500,- (dua belas miliar dua ratus

delapan puluh delapan juta delapan puluh lima ribu lima ratus rupiah). Yang

mana mereka belum menerima upahnya selama 3 bulan berturut-turut sejak

bulan juni, juli dan Agustus oleh PT United Coal Indonesia dan telah jatuh

tempo. Dari pembahasan ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa akibat hukum

kepailitan PT United Coal Indonesia terhadap karyawannya yaitu PT United

Coal Indonesia harus membayar utang yang mencapai Rp.22.300.000.000,-

miliar (dua puluh dua miliar tiga ratus juta rupiah).

19 Man S. Sastrawidjaja, Hukum Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran

Utang, ... h.117-118

Page 71: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

62

Hal tersebut termasuk dalam salah satu dari sifat putusan, yaitu putusan

condemnatoir (menghukum) yang mana putusan tersebut mengandung unsur

penghukuman, sehingga dapat digunakan sebagai pemaksa bagi pihak yang

kalah ( PT United Coal Indonesia selaku debitor ) untuk melaksanakan putusan

tersebut dengan pengurusannya diwakili oleh Kurator sebagai pihak yang

diangkat oleh Pengadilan untuk mengurus dan membereskan harta Debitor

pailit dibawah pengawasan hakim pengawas sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

Page 72: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

63

BAB IV

KEWAJIBAN HUKUM PT UNITED COAL INDONESIA BERDASARKAN

PUTUSAN PAILIT

Pada bab keempat ini terdiri dari beberapa subbab pembahasan yang

merupakan hasil analisis dan interpretasi penulis terhadap penelitian ini. Subbab

pertama memaparkan tentang Pemenuhan Hak Karyawan PT United Coal

Indonesia Akibat Putusan Pailit. Kemudian pada subbab kedua penulis

mencoba mengupas mengenai Tinjauan Peraturan Perundang-Undangan

Nomor 37 Tahun 2004 Tentang kepailitan dan Penundaan Kewajiban

Pembayaran Utang terhadap PT United Coal Indonesia Nomor 186 K/Pdt.Sus-

Pailit/2015 juncto Nomor 557 K/Pdt.Sus-Pailit/2018. Dan sedangkan pada

subbab ketiga berisi interpretasi penulis terhadap Pertimbangan hukum

Pengadilan Niaga terhadap karyawan PT United Coal Indonesia akibat putusan

pailit, berdasarkan hukum kepailitan di Indonesia.

A. Pemenuhan Hak Karyawan PT United Coal Indonesia Akibat Putusan

Pailit

Membahas mengenai hak pekerja/buruh dalam sebuah perusahaan sama hal

nya dengan dengan membahas mengenai hak asasi, atau bukan asasi. Hak asasi

manusia (HAM) merupakan hak-hak yang dimiliki manusia sejak ia lahir yang

berlaku seumur hidup dan tidak dapat diganggu gugat siapapun. Sama halnya

dengan hak asasi adalah hak yang melekat pada diri pekerja/buruh itu sendiri

yang dibawa sejak lahir dan jika hal tersebut terlepas/terpisah dari diri pekerja

itu akan menjadi turun derajat dan harkatnya sebagai manusia. Sedangkan hak

yang bukan asasi berupa hak pekerja atau buruh yang telah diatur dalam

peraturan perundang-undangan yang sifatnya non asasi, hak asasi sebagai

konsep moral dalam bermasyarakat dan bernegara bukanlah suatu konsep moral

dalam bermasyarakat dan bernegara bukanlah suatu konsep yang lahir seketika

dan bersifat menyeluruh.1

1 Adian Sutedi, Hukum Perburuhan, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), h.14-17

Page 73: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

64

Perlu dibedakan pengertian antara hak-hak asasi dengan hak-hak dasar,

perbedaan antara keduanya istilah tersebut adalah bahwa hak-hak asasi

menunjuk pada hak-hak memperoleh pengakuan secara internasional,

sedangkan hak dasar diakui melalui hukum nasional. Konotasi antara kedua hal

tersebut yaitu hak-hak manusia terkait erat dengan asas-asas ide dan politis,

sedangkan hak dasar merupakan bagian dari hukum dasar.2

Menurut Pasal 1 angka (14) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003

Tentang Ketenagakerjaan, perjanjian kerja adalah perjanjian antara

pekerja/buruh dengan pengusaha atau pemberi kerja yang memuat syarat-syarat

kerja, hak, dan kewajiban para pihak.

Hal yang timbul dari perjanjian kerja, dalam hak ini hak pekerja, salah

satunya yaitu upah pekerja merupakan salah satu kewajiban Perseroan di dalam

perjanjian kerja. Dan apabila Perseroan tidak mampu melaksanakan

kewajibannya, yang dalam hal ini membayar upah, maka hal tersebut dapat

mengakibatkan adanya utang terhadap karyawan. Keadaan yang demikian akan

menimbulkan kerugian bagi para karyawan. Dan cara untuk menyelesaikan

permasalahan tersebut salah satunya yaitu dapat dilakukan melalui lembaga

kepailitan, dalam hal ini adalah Pengadilan Niaga.3

Dalam Pasal 39 Ayat (2) Undang-Undang Kepailitan dan Penundaan

Kewajiban Pembayaran Utang menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan

upah adalah hak pekerja yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang

sebagai imbalan dari pemberi kerja kepada pekerja atau suatu pekerjaan atau

jasa yang telah atau akan dilakukan, ditetapkan, dan dibayarkan menurut suatu

perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan, termasuk

tunjangan bagi pekerja dan keluarga.4

2 Zaeni Asyhadie, dkk, Hukum Ketenagakerjaan Dalam Teori& Praktik di Indonesia,

(Jakarta: Prenadamedia Group, 2019), h.42

3 Dimas Hanif Alfarizi, dkk, Tanggung Jawab Peseroan Terbatas Terhadap Karyawan

Sebagai Kreditor Preferen Dalam Kepailitan, Universitas Diponegoro: Diponegoro Law Review,

Volume.5, Nomor 2, 2016, h.3

4 Man S. Sastrawidjaja, Hukum Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pebayaran Utang

h.118

Page 74: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

65

Saat perusahaan mengalami kerugian perusahaan tetap masih memiliki

tanggung jawab untuk memenuhi hak karyawan. Karena karyawannya telah

memberikan tenaga serta pikiran untuk mendapatkan keuntungan bagi

perusahaan dan saat perusahaan menderita kerugian, karyawan akan tetap

menyandang hak-hak sebagai pekerja atau buruh.5 Sama halnya ketika

perusahaan dinyatakan pailit oleh Pengadilan Niaga, Karyawan tetap berhak

atas uang pesangon, uang penghargaan masa kerja, dan penggantian hak, selain

itu karyawan juga berhak atas upah yang terutang sebelum dan sesudah putusan

pailit.

1. Tanggung Jawab Perseroan Terbatas Yang dinyatakan Pailit Terhadap

Karyawan Sebagai Kreditor Preferen.

Berdasarkan ketentuan Pasal 95 Ayat (4) Undang-Undang

Ketenagakerjaan yang menyatakan sebagai berikut:

“Dalam hal perusahaan dinyatakan pailit atau likuidasi berdasarkan

peraturan perundang-undangan yang berlaku, maka upah hak-hak lainnya

dari pekerja/buruh merupakan utang yang didahulukan pembayarannya”

Didalam Pasal 165 Undang-Undang Ketenagakerjaan menyatakan

sebagai berikut:

“Suatu perusahaan dapat melakukan pemutusan hubungan kerja

terhadap pekerja atau buruh karena perusahaan dinyataan pailit oleh

Pengadilan Niaga, dengan ketentuan bahwa pekerja atau buruh berhak atas

uang pesangon sebesar 1 (satu) kali ketentuan Pasal 156 Ayat (2), uang

penghargaan masa kerja sebesar 1 (satu) kali ketentuan Pasal 156 Ayat (3)

dan uang penggantian hak sesuai dengan ketentuan Pasal 156 Ayat (4)”

Adapun besarnya perhitungan uang pesangon jika terjadi pemutusan

hubungan kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 156 Ayat (2) yaitu

sebagai berikut:

a. masa kerja kurang dari 1 (satu) tahun, 1 (satu) bulan upah;

5 Dimas Hanif Alfarizi, dkk, Tanggung Jawab Perseroan Terbatas Terhadap Karyawan

Sebagai Kreditor Preferen Dalam Kepailitan, Universitas Diponegoro, Volume 5, Nomor 2, 2016,

h.8

Page 75: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

66

b. masa kerja 1 (satu) tahun atau lebih tetapi kurang dari 2 (dua) tahun, 2

(dua) bulan upah;

c. masa kerja 2 (dua) tahun atau lebih tetapi kurang dari 3 (tiga) tahun, 3

(tiga) bulan upah;

d. masa kerja 3 (tiga) tahun atau lebih tetapi kurang dari 4 (empat) tahun,

4 (empat) bulan upah;

e. masa kerja 4 (empat) tahun atau lebih tetapi kurang dari 5 (lima) tahun,

5 (lima) bulan upah;

f. masa kerja 5 (lima) tahun atau lebih, tetapi kurang dari 6 (enam) tahun,

6 (enam) bulan upah;

g. masa kerja 6 (enam) tahun atau lebih tetapi kurang dari 7 (tujuh) tahun,

7 (tujuh) bulan upah.

h. masa kerja 7 (tujuh) tahun atau lebih tetapi kurang dari 8 (delapan)

tahun, 8 (delapan) bulan upah;

i. masa kerja 8 (delapan) tahun atau lebih, 9 (sembilan) bulan upah.

Besarnya perhitungan uang penghargaan masa kerja jika terjadi

pemutusan hubungan kerja ditetapkan sebagai berikut :

a. masa kerja 3 (tiga) tahun atau lebih tetapi kurang dari 6 (enam) tahun,

2 (dua) bulan upah;

b. masa kerja 6 (enam) tahun atau lebih tetapi kurang dari 9 (sembilan)

tahun, 3 (tiga) bulan upah;

c. masa kerja 9 (sembilan) tahun atau lebih tetapi kurang dari 12 (dua

belas) tahun, 4 (empat) bulan upah;

d. masa kerja 12 (dua belas) tahun atau lebih tetapi kurang dari 15 (lima

belas) tahun, 5 (lima) bulan upah;

e. masa kerja 15 (lima belas) tahun atau lebih tetapi kurang dari 18

(delapan belas) tahun, 6 (enam) bulan upah;

f. masa kerja 18 (delapan belas) tahun atau lebih tetapi kurang dari 21

(dua puluh satu) tahun, 7 (tujuh) bulan upah;

g. masa kerja 21 (dua puluh satu) tahun atau lebih tetapi kurang dari 24

(dua puluh empat) tahun, 8 (delapan) bulan upah;

Page 76: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

67

h. masa kerja 24 (dua puluh empat) tahun atau lebih, 10 (sepuluh ) bulan

upah.

Dan uang penggantian hak yang seharusnya diterima jika terjadi

pemutusan hubungan kerja yaitu meliputi :

a. cuti tahunan yang belum diambil dan belum gugur;

b. biaya atau ongkos pulang untuk pekerja/buruh dan keluarganya

ketempat dimana pekerja/buruh diterima bekerja;

c. penggantian perumahan serta pengobatan dan perawatan ditetapkan

15% (lima belas perseratus) dari uang pesangon dan/atau uang

penghargaan masa kerja bagi yang memenuhi syarat;

d. hal-hal lain yang ditetapkan dalam perjanjian kerja, peraturan

perusahaan atau perjanjian kerja bersama.

Perubahan perhitungan uang pesangon, perhitungan uang penghargaan

masa kerja, dan uang penggantian hak sebagaimana dimaksud dalam

pembahasan diatas ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

Berdasarkan penjelasan pasal tersebut menyatakan bahwa saat

perusahaan dinyatakan pailit, maka upah dan hak-hak lainnya dari

pekerja/buruh merupakan utang yang didahulukan pembayarannya.

Tagihan pembayaran upah buruh dikategorikan sebagai hak istimewa

umum, sehingga buruh/tenaga kerja dapat dikategorikan sebagai kreditor

preferen pemegang hak istimewa umum.

2. Tanggung Jawab Kurator Terhadap Karyawan Sebagai Kreditor Preferen

Dalam Kepailitan

Karyawan sebagai tenaga kerja adalah orang yang mampu

melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk

memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat, dan sebagai

pekerja, karyawan berhak untuk menerima upah atau imbalan atas

pekerjaan yang ia lakukan.

Apabila terjadi keadaan dimana Perseroan melakukan suatu

pelanggaran hukum yang berakhir dengan bubarnya Perseroan dan hal

tersebut mengakibatkan tidak terbayarnya upah yang merupakan hak

Page 77: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

68

seorang pekerja dalam perjanjian kerja. Maka Perseroan harus

merealisasikan pembayaran upah tersebut karena tidak terbayarkannya

upah merupakan suatu kerugian atas perbuatan Perseroan tersebut.

Dalam hal Perseroan mengalami kepailitan, upah karyawan dapat

tidak terealisasikan pembayarannya karena Perseroan tidak memiliki

kewenangan lagi dalam mengurus harta kekayaannnya karena kewenangan

tersebut telah berpindah kepada kurator sebagai pihak yang melakukan

pengurusan serta pemberesan harta pailit Perseroan dan hal tersebut

mengakibatkan munculnya utang.6

Membahas mengenai upah karyawan diatur dalam Pasal 95 Ayat (4)

Undang-Undang Ketenagakerjaan yaitu dalam hal perusahaan dinyatakan

pailit atau likuidasi berdasarkan peraturan perundang-undangan yang

berlaku, maka upah dan hak-hak lainnya dari pekerja atau buruh merupakan

utang yang didahulukan pembayarannya. Sama halnya dengan Putusan

Mahkamah Konstitusi Nomor 67/PUU-XI/2013 pembayaran upah pekerja

atau buruh yang terhutang didahulukan atas semua jenis Kreditor Separatis,

tagihan hak negara, kantor lelang, dan badan umum yang dibentuk

Pemerintah, sedangkan pembayaran hak-hak pekerja atau buruh lainnya

didahulukan atas semua tagihan termasuk tagihan hak negara, kantor

lelang, dan badan umum yang dibentuk Pemerintah, kecuali tagihan dari

Kreditor separatis.

Selain itu juga didalam surat Al-Baqarah Ayat 283 yang berbunyi:

ذي اؤتمن فإن أمن بعضكم بعضا فليؤد ال وإن كنتم على سفر ولم تجدوا كاتبا فرهان مقبوضة

رب ه بما ت ول تكتموا الش هادة وم أمانته وليت ق للا عملون عليم ن يكتمها فإن ه آثم قلبه وللا

Yang artinya: “Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu'amalah tidak

secara tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, maka

6 Dimas Hanif Alfarizi, dkk, Tanggung Jawab Perseroan Terbatas Terhadap Karyawan

Sebagai Kreditor Preferen Dalam Kepailitan, Universitas Diponegoro, Volume 5, Nomor 2, 2016,

h.10

Page 78: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

69

hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang).

Akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, maka

hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya) dan

hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya; dan janganlah kamu (para

saksi) menyembunyikan persaksian. Dan barangsiapa yang

menyembunyikannya, maka sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa

hatinya; dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”.7

Maksud dari ayat tersebut adalah hendaklah orang yang sudah dipercaya

untuk berutang membayar utang-utangnya.8

Dalam perkara ini, peneliti akan mengkaji mengenai kasus

kepailitan pada PT United Coal Indonesia sebagai Kreditor Preferen.

Dalam hal ini gaji karyawan debitor pailit atau PT United Coal Indonesia

dengan tagihan sebesar Rp.12.288.085.500 (dua belas milyar dua ratus

delapan puluh delapan juta delapan puluh lima ribu lima ratus rupiah)

dimana berdasarkan Undang-Undang Ketenagakerjaan dan berdasarkan

Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) Nomer 67/PUU/XI/2013 tanggal 11

September 2014 menyebutkan bahwa kedudukan dan hak tagih Gaji

Karyawan berada di atas seluruh kreditor lainnya.

Karyawan sebagai Kreditor pemegang hak yang diistimewakan

dalam hal ini sangat bergantung dengan tindakan-tindakan yang dilakukan

oleh kurator karena karyawan tidak memiliki kewenangan untuk

melakukan eksekusi atas jaminan kebendaan seperti yang dimiliki oleh

Kreditor separatis. Dengan demikian jika dikaitkan dengan perkara

kepailitan PT United Coal Indonesia ini, Kurator yang menangani kasus

pemberesan harta debitor pailit telah tepat dalam membagikan harta

kekayaan debitor kepada para Kreditor nya dan telah sesuai dengan Prinsip

keadilan menurut perundang-undangan. Karena tanggung jawab kurator

sangat penting untuk melindungi hak para karyawan serta memberikan

7 Diakses pada 7 Juli 2019, https://tafsirweb.com/1049-surat-al-baqarah-ayat-283.html

8 Diakses pada 7 Juli 2019,

https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/cl7009/kepailitan-dalam-islam/

Page 79: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

70

kepastian, meskipun hak para karyawan tersebut sebelumnya telah

dilindungi oleh Undang-Undang.

Seorang kurator harus bekerja dan bertanggung jawab sesuai dengan

amanat Undang-Undang yang berlaku, bukan hanya memperhatikan

Undang-Undang Kepailitan saja, tetapi juga Undang-Undang lainnya yang

berkaitan dengan tugas-tugasnya. Hal tersebut dilakukan agar tercipta

adanya sinkronisasi mengenai hal-hal apa saja yang perlu dilakukan oleh

seorang kurator, sehingga prinsip keadilan dan perlindungan hukum

khususnya terhadap karyawan maupun kreditor lainnya dapat tercapai

dengan semaksimal mungkin.

Mengenai pembagian aset pailit dalam kasus kepailitan PT United Coal

Indonesia ini yaitu sebagai berikut :

Urutan dan kedudukan kreditor yang ditentukan dalam Putusan Mahkamah

Konstitusi Nomor 67/PUU/XI/2013 yakni sebagai berikut:

1. Urutan pertama : Kreditor Preferen Buruh, dalam hal ini tagihan upah.

Dalam hal ini, kreditor preferen buruh mendapat bagian sebesar Rp

12.288.085.500 dalam hal ini adalah gaji karyawan.

2. Urutan kedua: Kreditor Separatis.

Terdapat 1 kreditor Separatis yaitu PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, hanya

menerima Rp.14.000.000.000,- (empat belas milyar rupiah) atau hanya

sebesar 4,99% dari nilai seluruh tagihan yang diakui.

3. Urutan ketiga : Kreditor Preferen Buruh, dalam hal ini tagihan pesangon.

Besarnya uang pesangon yang seharusnya dibayarkan kepada karyawan

yaitu sebesar Rp. 10.011.914.500.

4. Urutan keempat : Kreditor Tagihan Kantor Pajak

Dalam hal ini kreditor preferen pajak mendapatkan bagian sebesar

Rp.2.549.161.883,00 atau hanya sebesar 5,88% dari nilai seluruh tagihan

yang diakui.

5. Urutan kelima : Kreditor Konkuren.

Page 80: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

71

Kreditor Konkuren hanya mendapat bagian sebesar Rp. 1.000.000.000 dari

160 kreditor konkuren, yang mengajukan tagihan sebesar 88 kreditor dan

sebanyak 72 kreditor konkuren yang diakui oleh debitor.

Dalam hal ini, terdapat kelemahan Undang-Undang Kepailitan terletak pada

pembagian hak-hak para kreditur, karena hal tersebut tidak diatur secara rinci

dan sistematik didalam Undang-undang. Dalam pembagian harta pailit tidak

terdapat rumusnya, melainkan semua itu tergantung dari kewenangan hakim

dan kurator sebagai pihak yang mengurus dan membereskan boedel pailit.

B. Tinjauan Peraturan Perundang-Undangan Nomor 37 Tahun 2004 Tentang

kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang terhadap PT

United Coal Indonesia Nomor 186 K/Pdt.Sus-Pailit/2015 juncto Nomor 557

K/Pdt.Sus-Pailit/2018

Permohonan pernyataan pailit diajukan pada tanggal 13 Oktober 2014 oleh

CV Satria Duta Perdana dan CV Exsiss Jaya dengan perkara Nomor

32/Pdt.Sus/Pailit/2014/PN.Niaga Jkt. Sebagai kreditor (yang selanjutnya

disebut sebagai pemohon), Terhadap PT United Coal Indonesia yang bergerak

sebagai perusahaan pertambangan batu bara di Samarinda, yang berkedudukan

di Sudirman Plaza Marein 11 th Floor, jalan Jenderal Sudirman Kav.76-78,

Jakarta, yang dalam hal ini memberikan kuasa kepada Rahmat Indra, SH.,

LLM., Djamaludin, SH., dan Bayu Putra Wicaksono, SH., Advokat dan

Pengacara yang berkantor di RID & Associates, yang beralamat di komplek

Mitra Sunter Blok B Nomor 26 Jalan Ros Sudarso Kav. 89, Jakarta, yang

berdasarkan surat kuasa khusus tertanggal 23 Oktober 2015, (yang selanjutnya

disebut sebagai Termohon).

Berdasarkan pemaparan proses Kepailitan PT United Coal Indonesia diatas

dan melihat tentang penerapan Undang-Undang Kepailitan dan Penundaan

Kewajiban Pembayaran Utang dalam menyelesaikan kasus Kepailitan PT

United Coal Indonesia. Pengajuan Permohonan kepailitan adalah harus

memenuhi syarat berdasarkan Pasal 2 Ayat (1) adalah:

1. Debitor harus mempunyai dua atau lebih kreditor.

Page 81: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

72

2. Tidak membayar lunas sedikitnya satu utang yang telah jatuh waktu dan

dapat ditagih.

Dan berdasarkan pemaparan dalam buku karya Munir Fuady umumnya

orang sering menyatakan bahwa yang dimaksud dengan pailit atau bangkrut itu

adalah sitaan umum atau seluruh harta debitor agar tercapainya perdamaian

antara debitor dan para kreditor atau agar harta tersebut dapat dibagi-bagi secara

adil diantara para kreditor. Dari ketentuan dalam Pasal 2 Undang-Undang

Nomor 37 Tahun 2004 bahwa syarat-syarat yuridis agar suatu perusahaan dapat

dinyatakan pailit adalah sebagai berikut:9

1. Adanya utang.

2. Minimal satu dari utang sudah jatuh tempo.

3. Minimal satu dari utang dapat ditagih.

4. Adanya Debitor.

5. Adanya Kreditor.

6. Kreditor lebih dari satu.

7. Pernyataan pailit dilakukan oleh pengadilan khusus yang disebut dengan

“Pengadilan Niaga”

8. Permohonan Pernyataan Pailit diajukan oleh pihak yang berwenang, yaitu:

a. Pihak Debitor;

b. Satu atau lebih kreditor;

c. Jaksa untuk kepentingan umum;

d. Bank Indonesia jika debitornya bank;

e. Bapepam jika debitornya perusahaan efek, bursa efek, lembaga kliring

dan penjamin, dam lembaga penyimpanan dan penyelesaian; serta

f. Menteri Keuangan jika debitornya perusahaan asuransi, dana pensiun,

dan BUMN yang bergerak di bidang kepentingan publik.

g. Syarat-syarat lainnya yang disebutkan didalam Undang-Undang

Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang.

9 Munir Fuady, Hukum Pailit Dalam Teori Dan Praktek, ... h. 8

Page 82: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

73

h. Apabila syarat-syarat terpenuhi, hakim “menyatakan pailit”, bukan

“dapat menyatakan pailit”. Dengan demikian, dalam hal ini kepada

hakim tidak diberikan ruang untuk memberikan “judgement” yang luas

seperti pada kasus- kasus lainnya, sungguhpun limited defence masih

dibenaran, mengingat yang berlaku adalah prosedur pembuktian yang

sumir (vide Pasal 8 Ayat (4) Undang-Undang Kepailitan).

Berdasarkan syarat yang mendasar dari pengajuan permohonan pailit

tersebut, maka terhadap kasus Kepailitan PT United Coal Indonesia sudah

bisa dikatakan memenuhi syarat dasar kepailitan tersebut, yaitu:

Bahwa PT United Coal Indonesia mempunyai kreditor-kreditor

lebih dari dua kreditor yaitu Karyawan PT United Coal Indonesia, yang

mana permohonan kepailitan diajukan oleh CV Satria Duta dan CV

Exsiss Jaya. Permohonan kepailitan tersebut diajukan karena adanya

hak-hak kreditor lain yang diajukan, yaitu untuk membantu 5 karyawan

PT United Coal Indonesia cabang site Palaran yang upahnya tidak

dibayarkan selama 3 bulan berturut-turut sejak bulan juni, juli dan

Agustus oleh PT United Coal Indonesia dan telah jatuh tempo dan

karyawan lainnya.

Sedangkan Pengertian Utang menurut Pasal 1 angka 6 Nomor 37

Tahun 2004 Undang-Undang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban

Pembayaran Utang adalah

“Kewajiban yang dinyatakan atau dapat dinyatakan dalam jumlah uang baik

dalam mata uang Indonesia maupun mata uang asing, baik secara langsung

maupun yang akan timbul di kemudian hari atau kontinjen, yang timbul

karena perjanjian atau Undang-Undang dan yang wajib dipenuhi oleh

Debitor dan bila tidak dipenuhi memberi hak kepada kreditor untuk

mendapat pemenuhannya dari harta kekayaan debitor”.

Dari Pengertian utang diatas, bahwa PT United Coal Indonesia tidak

membayar lunas sedikitnya satu utang yang telah jatuh waktu dan dapat

ditagih. Dalam Putusan Nomor 186 K/Pdt.Sus-Pailit/2015 berdasarkan hasil

verifikasi yang telah dilakukan oleh Pengurus, Kreditor dan Debitor

Page 83: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

74

disampaikan bahwa jumlah utang PT United Coal Indonesia adalah sebagai

berikut:

Jumlah kreditor (separatis dan konkuren) sebanyak 161 kreditor dengan

jumlah tagihan Rp488.731.532,38 dengan perincian sebagai berikut:

1) Kreditor separatis sebanyak 1 (satu) kreditor dengan total tagihan

sebesar Rp281.099.798.470,00 (dua ratus delapan puluh satu miliar

sembilan puluh sembilan juta tujuh ratus sembilan puluh delapan ribu

empat ratus tujuh puluh rupiah);

2) Kreditor konkuren sebanyak 160 kreditor yang terdiri dari:

a) Yang mengajukan tagihan sebanyak 88 (delapan puluh delapan)

kreditor dengan Total tagihan sebesar Rp77.611.322.621,58 (tujuh

puluh tujuh miliar enam ratus sebelas juta tiga ratus dua puluh dua

ribu enam ratus dua puluh satu koma lima puluh delapan rupiah);

b) Yang tidak mengajukan tagihan dan diakui oleh Debitor sebanyak

72 (tujuh puluh dua) kreditor dengan total tagihan sebesar

Rp130.020.710.440,80 (seratus tiga puluh miliar dua puluh juta

tujuh ratus sepuluh ribu empat ratus empat puluh rupiah delapan

puluh sen);

Bahwa menurut Pasal 170 Ayat (1) Undang-Undang Kepailitan dan

Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang menyatakan:

“Kreditor dapat menuntut pembatalan suatu perdamaian yang telah

disahkan apabila Debitor lalai memenuhi isi perdamaian tersebut”

Dan penjelasan Pasal 170 Ayat (1) tersebut, Kreditor CV Exiss Jaya

dan CV Satria Dua Perdana dapat menuntut pembatalan suatu

perdamaian yang telah disahkan, karena PT United Coal Indonesia

terbukti telah lalai dalam memenuhi isi perdamaian tersebut.

Untuk selanjutnya Pasal 291 Ayat (2) Undang-Undang Kepailitan

dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang menyatakan:

“Dalam putusan Pengadilan yang membatalkan perdamaian, Debitor

juga harus dinyatakan Pailit”

Page 84: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

75

Sebagai konsekuensi lebih lanjut adanya pembatalan perdamaian yang

telah disahkan tersebut, maka debitor harus dinyatakan pailit.

C. Pertimbangan hukum Pengadilan Niaga terhadap karyawan PT United

Coal Indonesia akibat putusan pailit, berdasarkan hukum kepailitan di

Indonesia

Pertimbangan hukum berisi mengenai analisis, argumen, pendapat atau

kesimpulan hakim dari hakim yang memeriksa perkara. Biasanya terdapat

pertimbangan yang sering kali dijadikan alasan atau dasar bagi pihak yang

dikalahkan untuk melakukan upaya hukum selanjutnya, dengan menganggap

bahswa suatu putusan tidak memiliki cukup pertimbangan, sehingga berharap

putusan tersebut dapat dibatalkan. Seperti yang tertuang dalam Putusan

Mahkamah Agung Nomor 672 K/Sip/1972, bahwa putusan harus dibatalkan,

karena tidak cukup pertimbangan.10

Guna keperluan penelitian agar lebih menyeluruh maka kiranya perlu juga

ditinjau hasil pertimbangan yang telah dikeluarkan oleh hakim ditingkat

pertama sebagai judex facti untuk mendapatkan gambaran yang terang tentang

perkara ini, dalam hal ini peneliti akan menganalisis hal-hal yang menjadi

pertimbangan hukum dalam memutus perkara kepailitan terhadap PT United

Coal Indonesia dengan dikaitkan dengan peraturan Perundang-Undangan yang

ada yaitu sebagai berikut :

Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang memeriksa

dan mengadili perkara keberatan atas pembagian harta pailit pada peradilan

tingkat pertama, telah menjatuhkan putusan perkara antara Kementerian

Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Pajak, Kantor Wilaya DJP

Wajib Pajak Besar, Kantor Pelayanan Wajib Pajak Besar Satu selaku Pemohon

I dan sebagai Kreditor Preferen dan PT Palaran Indah Lestari selaku Pemohon

II dan sebagai kreditor konkuren, yang mana mengajukan permohonan yang

menyatakan keberatan atas Pengumuman Daftar Pembagian akhir harta pailit

10 M.Yahya Harahap, Hukum Acara Perdata: Tentang Gugatan, Persidangan, Penyitaan,

Pembuktian, dan Putusan Pengadilan, (Jakarta: Sinar Grafika, 2007), h.809-810

Page 85: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

76

PT United Coal Indonesia (dalam pailit) terhadap DR Andrey Sitanggang, S.H.,

M.H., S.E., Rio Ferry Sihombing S.H., Vychung Chongson, S.H. selaku tim

kurator PT United Coal Indonesia (dalam pailit), Pada tanggal 19 Desember

2017. Adapun pertimbangan hukum nya sebagai berikut:

1. Eksepsi tergugat yang menyatakan bahwa alasan termohon melakukan daftar

pembagian tersebut adalah

a. Bahwa sebagaimana penetapan Hakim Pengawas tentang Daftar

Pembagian Harta Pailit PT United Coal Indonesia tertanggal 19

Desember 2017, yang telah diumumkan disurat kabar Harian Kompas

dan Rakyat Merdeka tanggal 21 Desember 2017, jumlah piutang

Pemohon I (selaku kreditor preferen) yang diakui adalah sebesar

Rp.43.334.542.465,- (empat puluh tiga milyar tiga ratus tiga puluh empat

juta lima ratus empat puluh lima rupiah), dengan hasil pembagian akhir

sesuai Penetapan Hakim Pengawas Sebesar Rp.2.549.161.883,- (dua

milyar lima ratus empat puluh sembilan juta seratus enam puluh satu ribu

delapan ratus delapan puluh tiga rupiah);

b. Bahwa dari bukti tersebut diketahui dari jumlah harta pailit yang akan

dibagikan kepada para kreditor yakni sebesar Rp.30.987.247.383,- (tiga

puluh milyar sembilan ratus delapan puluh tujuh juta dua ratus empat

puluh tujuh ribu tiga ratus delapan puluh tiga rupiah), Pemohon I akan

menerima total Rp.2.549.161.883,- (dua milyar lima ratus empat puluh

sembilan juta seratus enam puluh satu ribu delapan ratus delapan puluh

tiga rupiah) atau sebesar 5,88% dari nilai seluruh tagihan yang diakui,

Sedangkan Kreditor Separatis PT Bank Mandiri (Persero) Tbk hanya

menerima Rp.14.000.000.000,- (empat belas milyar rupiah) atau hanya

sebesar 4,99% dari nilai seluruh tagihan yang diakui.

2. Bahwa alasan Kurator melakukan pembagian yang demikian adalah sesuai

dengan Asas Keadilan yang dianut dalam Undang-Undang Kepailitan

sebagaimana disebutkan dalam Penjelasan Umum Undang-Undang

Kepailitan;

Page 86: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

77

3. Bahwa selain daripada itu alasan Kurator melakukan pembagian tersebut

Pemohon I ada pula Kreditor Preferen yaitu Gaji Karyawan Debitor Pailit

atau PT United Coal Indonesia (dalam pailit) dengan tagihan sebesar

Rp.12.288.085.500,- (dua belas milyar dua ratus delapan puluh delapan juta

delapan puluh lima ribu ima ratus rupiah), dimana berdasarkan Putusan

Mahkamah Konstitusi (MK) Nomor 67/PUU/XI/2013 tanggal 11 September

2014 disebutkan bahwa kedudukan dan hak tagih Gaji Karyawan berada di

atas seluruh kreditor lainnya, termasuk Pemohon I;

4. Bahwa dalam perkara ini tagihan Kreditor Separatis PT Bank Mandiri

(Persero), Tbk, adalah sebesar Rp. 280.637.628.291,27 (dua ratus delapan

puluh milyar enam ratus tiga puluh tujuh juta enam ratus dua puluh delapan

ribu dua ratu sembilan puluh satu rupiah koma dua puluh tujuh sen), namun

hanya mendapatkan bagian pembagian akhir sejumlah Rp.14.000.000.000,-

(empat belas milyar rupiah) atau hanya sebesar 4,99% dari jumlah

tagihannya;

5. Bahwa apabila berpedoman Putusan Mahkamah Konstitusi tersebut maka

seharusnya Pemohon I tidak mendapat porsi pembagian karena terhadap

tagihan Kreditor Separatis PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. Masih belum

terbayarkan sepenuhnya. Akan tetapi berdasarkan Asas Keadilan, maka

Termohon dan Hakim Pengawas telah menentukan bahwa terhadap tagihan

Pemohon I juga mesti diperhatikan dan mendapatkan porsi pembagian. Oleh

karena itu dalam daftar pembagian tersebut Pemohon I mendapatkan bagian

pembagian akhir sebesar Rp.2.549.161.883,- (dua milyar lima ratus empat

puluh sembilan juta seratus enam puluh satu ribu delapan ratus delapan puluh

tiga rupiah) atau sebesar 5,88% dari nilai seluruh tagihan yang diakui;

6. Bahwa berdasarkan uraian tersebut diatas Menurut majelis Termohon telah

mengajukan usulan pembagian hasil pemberesan yang telah disetujui oleh

Hakim Pengawas dengan mengacu kepada Pasal 189 Ayat (1) Undang-

Undang Kepailitan, Pasal 27 Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999

Tentang Jaminan Fidusia (“Undang-Undang Fidusia”), Pasal 189 Ayat (4) b

Undang-Undang Kepailitan, Demikian pula terhadap Kreditor Preferen KPP

Page 87: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

78

Wajib Pajak Besar Satu (Pemohon I) melalui peraturan perundang-undangan

dibidang perpajakan, juga merupakan peraturan yang bersifat khusus. Dalam

Pasal 21 Ayat (1) dan Ayat (3a) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983

sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang

Nomor 6 Tahun 1983 sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir

dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 Tentang Perubahan

Keempat Atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan

Umum Dan Tata Cara Perpajakan Menjadi Undang-Undang (“UU KUP”) ,

dan juga Asas Keadilan sebagaimana Penjelasan Umum Undang-Undang

Kepailitan;

7. Bahwa Permohon II ( PT Palaran Indah Lestari) dalam surat Permohonannya

selaku Kreditor Konkuren yang tagihannya telah diakui dan terdaftar dalam

kepailitan PT United Coal Indonesia (dalam pailit) sebesar Rp

14.400.003.209,- mendapatkan bagian yang tidak sesuai berdasarkan

pembagian yang dilakukan Termohon tersebut apabila dibandingkan dengan

jumlah tagihan Pemohon yang telah disetujui oleh Termohon hak ini Tidak

Memenuhi Rasa Keadilan bagi Pemohon dan sangat merugikan Pemohon.

Eksepsi tergugat yang menyatakan keberatan tersebut terhadap Termohon

adalah:

a. Bahwa dalam daftar pembagian yang telah dibuat Termohon dan telah

disetujui Hakim Pengawas dengan nilai Rp.1.000.000.000,- (satu milyar

rupiah) dengan pembagian secara proporsional sesuai dengan tagihan

masing-masing Kreditor Konkuren. Bahwa adapun jumlah pembagian

akhir kepada Kreditor Konkuren sebesar Rp.1.000.000.000,- (satu milyar

rupiah) sebagaimana Penetapan Hakim Pengawas tanggal 19 Desember

2017 adalah dilakukan oleh Hakim Pengawas berdasarkan pada Pasal

189 Ayat (3) Undang-Undang Kepailitan yang berbunyi: “Kreditor

Konkuren harus diberikan bagian yang ditentukan oleh Hakim

Pengawas”.

b. Bahwa selain itu pembagian akhir kepada Kreditor Konkuren sebesar

Rp.1.000.000.000,- (satu milyar rupiah) tersebut juga dilakukan

Page 88: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

79

berdasarkan Asas Keadilan dan Asas Keseimbangan sebagaimana yang

diatur dalam Penjelasan Umum Undang-Undang Kepailitan;

8. Bahwa setelah Majelis Hakim mempelajari penetapan jumlah pembagian

kepada PT Palaran Indah Lestari selaku Permohon II tersebut telah sesuai

dengan ketentuan Pasal 189 Ayat (3) dan asas-asas dalam Undang-Undang

Kepailitan, yang menyatakan: “ Kreditor Konkuren harus diberikan bagian

yang ditentukan oleh Hakim Pengawas”.

Ada beberapa hal yang perlu dianalisis dalam pertimbangan hukum pada

putusan Pengadilan Niaga Jakarta Pusat tersebut, yakni adalah pembuktian

bahwa kurator telah tepat dalam melakukan tugasnya sesuai dengan asas

keadilan, peraturan perundang-undangan dan telah sesuai dengan amar Putusan

Mahkamah Konstitusi Nomor 67/PUU/XI/2013.

Hal tersebut akan Peneliti analisis secara mendetail sehingga mudah untuk

menjabarkanya, adapun analisis Peneliti adalah sebagai berikut:

1. Bahwa kurator telah memenuhi ketentuan sesuai dengan asas keadilan.

Dalam Undang-Undang Kepailitan menjelaskan mengenai Asas Keadilan

adalah sebagai berikut:

Asas Keadilan:

“Dalam kepailitan asas keadilan mengandung pengertian, bahwa

ketentuan mengenai kepailitan dapat memenuhi rasa keadilan bagi para

pihak yang berkepentingan. Asas Keadilan ini mencegah terjadinya

kesewenang-wenangan pihak penagihan yang mengusahakan pembayaran

atas tagihan masing-masing terhadap Debitor, dengan tidak memperdulikan

Kreditor lainnya”

Prinsip Keadilan yang dimaksud oleh Undang-Undang Kepailitan dan

Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang adalah keadilan bagi semua yang

terkait kepentingannya dengan kepailitan debitor. Hal ini bermakna bahwa

keadilan tidak hanya ditujukan kepada debitor semata, akan tetapi kepada

kreditor maupun pihak yang ketiga yang terimbas atau terkait dengan

kepailitan debitor. Misalnya para pekerja debitor atau pihak ketiga lainnya.

Page 89: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

80

Prinsip dari keadilan ini bertujuan mencegah kesewenang-wenangan

kreditor yang berkepentingan langsung dengan harta pailit. Prinsip keadilan

terkandung dalam Pasal 55 Undang-Undang Kepailitan dan Penundaan

Kewajiban Pembayaran Utang. Yang menetapkan bahwa kreditor separatis

dapat melaksanakan parate eksekusi terhadap barang jaminan piutangnya

seolah-olah tidak terjadi kepailitan. Namun hal tersebut tidak berlaku serta

merta ketika debitor dinyatakan pailit. Ketentuan tersebut mengatur

ketentuan stay yang membekukan sementara hak parate eksekusi dari

kreditor separatis. Ketentuan stay bertujuan membekukan hak parate

kreditor separatis terhadap harta pailit adalah agar kreditor separatis tidak

semena-mena menjual sendiri barang jaminan yang berstatus sebagai harta

pailit sejak debitor dinyatakan pailit. 11

Sebagaimana telah kita ketahui bahwa sejak dijatuhkan putusan pailit,

maka sejak itu juga debitor akan kehilangan hak nya untuk mengurus dan

penguasaan harta bendanya tersebut, dan akan beralih ke kurator atau Balai

Harta Peninggalan-BHP. Dalam Pasal 1 angka 5 Undang-Undang

Kepailitan Nomor 37 Tahun 2004 dikatakan bahwa

“Kurator adalah Balai Harta Peninggalan atau orang perseorangan

yang diangkat oleh pengadilan untuk mengurus dan membereskan harta

debitor pailit dibawah pengawasan hakim pengawas sesuai dengan

undang-undang ini”

Adapun tugas dari kurator dalam melaksanakan pemberesan harta pailit

diantaranya adalah:12

a. Membuat pencatatan harta pailit paling lama dua hari setelah menerima

surat pengangkatannya sebagai kurator (Pasal 100 Undang-Undang

Kepailitan & Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang).

b. Membuat daftar catatan yang menyatakan sifat, jumlah piutang dan

utang harta pailit, nama dan tempat tinggal kreditor serta jumlah piutang

11 Elyta Ras Ginting, Hukum Kepailitan Teori Kepailitan, ... h. 72-73

12 Susanti Adi Nugroho, Hukum Kepailitan Di Indonesia Dalam Teori Dan Praktik Serta

Penerapan Hukumnya, ... h.105

Page 90: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

81

masing-masing kreditor (Pasal 102 Undang-Undang Kepailitan dan

Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang).

c. Setelah kepailitan dinyatakan dibuka kembali, kurator harus seketika

memulai pemberesan harta pailit (Pasal 175 Undang-Undang Kepailitan

dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang).

d. Memenuhi pemberesan dan menjual harta pailit tanpa perlu memperoleh

persetujuan atau bantuan debitor (Pasal 184 Ayat (1) Undang-Undang

Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang).

e. Memutuskan tindakan apa yang akan dilakukan terhadap benda yang

tidak lekas atau sama sekali tidak dapat dibereskan (Pasal 185 Ayat (3)

Undang-Undang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran

Utang).

f. Menggunakan jasa bantuan debitor pailit guna keperluan pemberesan

harta pailit dengan memberikan upah (Pasal 186 Undang-Undang

Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang).

g. Melakukan pembagian harta debitor pailit kepada para kreditor (Pasal

201 Undang-Undang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran

Utang).

2. Bahwa kurator telah sesuai dengan amar Putusan Mahkamah Konstitusi

Nomor 67/PUU/XI/2013 tanggal 11 September 2014.

Bahwa amar Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor

67/PUU/XI/2013 tanggal 11 September 2014 menjelasan diantaranya

adalah terbukti bahwa penyebutan urutan kreditor separatis setelah upah

buruh (gaji) adalah tagihan kreditor separatis baru kemudian tagihan hak

negara dan seterusnya. Dengan demikian maka urutan dan kedudukan

kreditor yang ditentukan dalam Putusan Mahkamah Konstitusi tersebut

adalah sesuai dengan yang ditentukan oleh Temohon dan Hakim

Pengawas, yakni;

6. Urutan pertama : Kreditor Preferen Buruh, dalam hal ini tagihan

upah.

7. Urutan kedua: Kreditor Separatis.

Page 91: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

82

8. Urutan ketiga : Kreditor Preferen Buruh, dalam hal ini tagihan

pesangon.

9. Urutan keempat : Kreditor Tagihan Kantor Pajak

10. Urutan kelima : Kreditor Konkuren.

Dalam perkara ini Gaji Karyawan PT United Coal Indonesia

terdapat tagihan sebesar Rp.12.288.085.500,- (dua belas milyar dua ratus

delapan puluh delapan juta delapan puluh lima ribu lima ratus rupiah),

dimana berdasarkan Putusan Makamah Konstitusi (MK) Nomor

67/PUU/XI/2013 tanggal 11 September 2014 disebutkan bahwa

kedudukan dah hak tagih Gaji Karyawan berada di atas seluruh kreditor

lainnya, termasuk kreditor Preferen dalam hal ini adalah Kantor Pajak.

Bahwa dengan demikian terbukti bahwa terhadap tagihan dari

Pemohon I (tagihan kantor pajak) kedudukannya adalah setelah kreditor

preferen upah buruh dan kreditor separatis. Dengan demikian urutan

pembagian terhadap tagihan Permohonan I adalah dilakukan setelah

pembayaran terhadap tagihan Kreditor Preferen Upah Buruh dan tagihan

Kreditor Separatis;

Bahwa berdasarkan ketentuan Putusan Mahkamah Konstitusi

tersebut maka seharusnya Pemohon I (tagihan kantor pajak) tidak

mendapat porsi pembagian karena terhadap tagihan Kreditor Separatis

PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. Masih belum terbayarkan sepenuhnya.

Akan tetapi, berdasarkan Asas Keadilan, maka Temohon (Kurator) dan

Hakim Pengawas telah menentukan bahwa terhadap tagihan Pemohon I

juga mesti diperhatikan dan mendapat porsi pembagian.

Berdasarkan uraian bukti-bukti diatas adalah tepat jika majelis

hakim dalam pertimbangannya menganggap bahwa kurator telah

memenuhi seluruh unsur-unsur yang sesuai dengan Prinsip keadilan dan

sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang telah ada.

Page 92: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

83

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari penelitian dan pembahasan yang telah peneliti kaji

pada setiap sub bab pembahasan diatas, maka dalam hal ini peneliti

memberikan kesimpulan sebagai berikut:

1. Pertimbangan hukum pada putusan Pengadilan Niaga Jakarta Pusat terkait

putusan perkara antara Kementerian Keuangan Republik Indonesia,

Direktorat Jenderal Pajak, Kantor Wilaya DJP Wajib Pajak Besar, Kantor

Pelayanan Wajib Pajak Besar Satu selaku Pemohon I dan sebagai Kreditor

Preferen dan PT Palaran Indah Lestari selaku Pemohon II sebagai kreditor

konkuren, yang mana mengajukan permohonan yang menyatakan

keberatan atas Pengumuman Daftar Pembagian akhir harta pailit PT United

Coal Indonesia (dalam pailit), adalah pembuktian bahwa kurator telah tepat

dalam melakukan tugasnya sesuai dengan asas keadilan, peraturan

perundang-undangan dan telah sesuai dengan amar Putusan Mahkamah

Konstitusi Nomor 67/PUU/XI/2013. Dan Majelis Hakim dalam

pertimbangannya menganggap bahwa kurator telah memenuhi seluruh

unsur-unsur yang sesuai dengan Prinsip keadilan dan sesuai dengan

peraturan perundang-undangan yang ada.

2. Dalam kepailitan pada Perseroan Terbatas yang dinyatakan pailit,

perusahaan tetap harus bertanggung jawab terhadap karyawan sebagai

kreditor preferen. Dari posisi kedudukan karyawan pada perusahaan pailit,

karyawan diberikan hak istimewa sebagai kreditor yang mana pemenuhan

haknya merupakan prioritas pertama apabila didasarkan pada prinsip

keadilan yang berarti bahwa harta kekayaan tersebut harus dibagikan secara

proporsional antara para pihak kreditor lainnya, kecuali jika antara para

kreditor itu ada yang menurut Undang-undang harus didahulukan dalam

menerima pembayaran tagihannya.

Akibat Hukum Kepailitan PT United Coal Indonesia terhadap

karyawannya jika dilihat dari Perusahaan yaitu, PT United Coal Indonesia

Page 93: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

84

harus membayar utang yang mencapai Rp 22.300.000.000,- miliar dengan

tagihan gaji karyawan sebesar Rp.12.288.085.500,- (dua belas miliar dua

ratus delapan puluh delapan juta delapan puluh lima ribu lima ratus rupiah).

Karena karyawan mereka belum menerima upahnya selama 3 bulan

berturut-turut sejak bulan juni, juli dan Agustus oleh PT United Coal

Indonesia yang telah jatuh tempo dan jika dilihat dari sudut pandang tenaga

kerja/buruh, dari pemutusan hubungan kerja dapat mengakibatkan

kehilangan nafkah dan kehilangan status pekerja bagi para karyawan.

B. Rekomendasi

Berdasarkan pada permasalahan dalam bahasan pada penelitian ini, maka

peneliti mencoba untuk memberikan rekomendasi berupa:

1. Selaku pihak yang memikul tanggung jawab besar dalam mengurus dan

membereskan pembagian sisa harta pailit dan membayarkan utang-utang

Debitor pailit kepada seluruh Kreditor sesuai dengan Undang-undang,

berdasarkan dari masing-masing tingkatan hak yang dimilikinya, dan

dengan menerapkan asas keadilan dalam membereskan harta debitor pailit

sesuai dengan peraturan yang ada. Ketidakadilan kurator dalam mengurus

boedel pailit dapat merugikan para kreditor lainnya tentu dapat mencoreng

hakekat dari tujuan hukum kepailitan yang terdapat di Negara Republik

Indonesia.

2. Dalam peraturan hukum kepailitan di Indonesia hendaknya memuat sanksi-

sanksi pidana khusus tentang masalah kepailitan terlepas dari Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata untuk melindungi para pihak yang merasa

dirugikan atas perkara tersebut, karena pada dasarnya permasalahan

kepailitan bermula dari suatu perjanjian yang telah disetujui oleh para pihak

yaitu Debitor dan Kreditor, sehingga secara otomatis akan menimbulkan

hak dan kewajiban antara para pihak. Hal tersebut apabila tidak dipenuhi

secara baik maka akan menimbulkan ketidakseimbangan dan ketidakadilan

yang berakibat merugikan salah satu pihak. Dengan adanya sanksi pidana

Page 94: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

85

akan memberikan efek jera kepada pihak yang dapat merugikan pihak

lainnya.

3. Rumitnya penerapan dalam pembagian harta debitor pailit menjadi batu

sandungan tersendiri bagi para kreditor yang diwakili oleh kuratornya untuk

melindungi seluruh aset debitor pailit terhadap kreditor-kreditornya,

terutama dalam upaya memberikan jaminan dan perlindungan hukum yang

lebih baik terhadap karyawan dalam hal terjadinya kepailitan. Sehingga

diperlukan langkah lebih lanjut oleh Pemerintah maupun Dewan Perwakilan

Rakyat (DPR) untuk melakukan singkronisasi dan merevisi Undang-undang

yang berkaitan dengan peraturan hak-hak pekerja/karyawan.

Page 95: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

86

DAFTAR PUSTAKA

Buku-Buku

Arto, Mukti, Praktek Perdata Pada Pengadilan Agama, Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2004.

Asikin, Zainal, Dasar-dasar Hukum Perburuhan, Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2004.

_____, Hukum Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang di

Indonesia, Bandung: Pustaka Reka Cipta, 2013.

Asshiddiqie, Jimly, Perkembangan dan Konsolidasi Lembaga Negara Pasca

Reformasi, Jakarta: Konstitusi Press, 2006.

Asyhadie, Zaeni, dkk, Hukum Perusahaan &Kepailitan, Jakarta: Erlangga, 2012.

_____, Hukum Kerja: Hukum ketenagakerjaan bidang hubungan kerja, Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada, 2007.

_____, Hukum Ketenagakerjaan Dalam Teori& Praktik di Indonesia, Jakarta:

Prenadamedia Group, 2019.

Bakir, Herman, Filsafat Hukum Desain dan Arsitektur Kesejateraan, Bandung: PT

Refika Aditama, 2007.

Dewata, Mukti Fajar Nur dan Yulianto Ahmad, Dualisme Penelitian Hukum

Normatif dan Empiris, Jakarta: Pustaka Pelajar, 2010.

Erwin, Muhamad, Filsafat Hukum Refleksi Kritis terhadap Hukum, Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada, 2012.

Friedman, Lawrence, M., American Law an Introduction, Terjemahan Wisma

Bhakti, Jakarta: PT. Tata Nusa, 2001.

Fuady, Munir, Dinamika Teori Hukum, Bogor: Ghalia Indonesia, 2010.

____, Hukum Pailit dalam Teori & Praktek, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti,

2017.

Ginting, Elyta, Ras, Hukum Kepailitan Teori Kepailitan, Jakarta: Sinar Grafika,

2018.

Page 96: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

87

Harahap ,Yahya, Hukum Acara Perdata, Jakarta: Sinar Grafika, 2012.

_____, Kekuasaan Mahkamah Agung Pemeriksaan Kasasi dan Peninjauan

Kembali Perkara Perdata, Jakarta: Sinar Grafika, 2008.

Husni, Lalu, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, Jakarta: Rajawali Pers,

2012.

Jackson, Thomas, H., The Logic And Limits Of Bankruptcy Law, United States:

Harvard University, 1986.

Jono, Hukum Kepailitan, Jakarta: Sinar Grafika, 2013.

Makarao, Moh. Taufik, Pokok-Pokok Hukum Acara Perdata, Jakarta: PT.Rineka

Cipta, 2004.

Manulang, Sendjun, H., Pokok-Pokok Hukum Ketenagakerjaan Di Indonesia,

Jakarta: PT Rineka Cipta, 1995.

Marpaung, Leden, Perumusan Memori Kasasi dan Peninjauan Kembali perkara

Pidana, Jakarta: Sinar Grarika 2004.

Marzuki, Peter, Mahmud, Penelitian Hukum, Jakarta: Kencana, 2011.

Nugroho, Susanti, Adi, Hukum Kepailitan di Indonesia Dalam Teori dan Praktik

Serta Penerapan Hukumnya, Jakarta: Prenadamedia Grup, 2018.

Rahayu, Hartini, Penyelesaian Sengketa Kepailitan di Indonesia Dualisme

Kewenangan Pengadilan Niaga & Lembaga Arbitrase, Jakarta: Kencana,

2009.

Rasaid, M. Nur, Hukum Acara Perdata, Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2003.

Rasjidi, Lili, dkk, Pengantar Filsafat Hukum, Bandung: Mandar Maju, 2002.

Sadi, Muhamad, Pengantar Ilmu Hukum, Jakarta: Kencana, 2015.

Sastrawidjaja, Man, S., Hukum Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran

Utang, Bandung: P.T. Alumni, 2010.

Sarwono, Hukum Aara Perdata Teori dan Praktik, Jakarta: Sinar Grafika, 2016.

Shubhan, Hadi, Hukum Kepailitan, Jakarta: Kencana, 2008.

Sinaga, Syamsudin .M., Hukum Kepailitan Indonesia, Jakarta: PT.Tatanusa, 2012.

Page 97: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

88

Sjahdeini, Sutan, Remy, Hukum Kepailitan Memahami Undang-Undang No.37

Tahun 2004 Tentang Kepailitan, Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 2009.

Soekanto, Soerjono, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: Universitas Indonesia

(UI Press), 2014.

Sutedi, Adian, Hukum Perburuhan, Jakarta: Sinar Grafika, 2009.

Syahrani, Riduan, Hukum Acara Perdata di Lingkungan Peradilan Umum, Jakarta:

Pustaka Kartini, 1988.

Widjaja, Gunawan, Tanggung Jawab Direksi atas Kepailitan Perseroan, Jakarta:

PT RajaGrafindo Persada, 2004.

Yani, Ahmad, dkk, Seri Hukum Bisnis Kepailitan, Jakarta: PT RajaGrafindo

Persada, 2002.

Perundang-Undangan

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

Kitab Undang-Undang Hukum Dagang.

Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan

Kewajiban Pembayaran Utang.

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.

Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas.

Internet

Diakses pada 14 Oktober 2018. https://id.wikipedia.org/wiki/Penelitian_kualitatif.

Diakses pada 15 November 2018,

https://www.liputan6.com/bisnis/read/2118397/united-coal-indonesia-

digugat-

pailit.

Diakses pada 7 Juli 2019,

https://tafsirweb.com/1049-surat-al-baqarah-ayat-283.html

Page 98: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

89

Diakses pada 7 Juli 2019,

https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/cl7009/kepailitan-

dalam-islam/

Jurnal

Alfarizi, Dimas, Hanif, dkk, Tanggung Jawab Perseroan Terbatas Terhadap

Karyawan Sebagai Kreditor Preferen Dalam Kepailitan, Universitas

Diponegoro, Volume 5, Nomor 2, 2016.

Al Mufti, Moch Zulkarnain, Tanggung Jawab Kurator dalam Penjualan Harta

Pailit di Bawah Harga Pasar, Fakultas Hukum, Universitas Islam Indonesia,

Volume 1, Nomor 1, Januari 2016.

Budiyono, Tri, Problematika Posisi Buruh Pada Perusahaan Pailit, Salatiga,

Fakultas Hukum Universitas Kristen Satya Wacana, Jilid 42, Nomor 3, 2013.

Page 99: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Hal 1 dari 34 hal. Put. No. 186 K/Pdt.Sus-Pailit/2015

P U T U S A N

Nomor 186 K/Pdt.Sus-Pailit/2015

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

M A H K A M A H A G U N G

memeriksa perkara perdata khusus permohonan Penundaan Kewajiban

Pembayaran Utang (PKPU) pada tingkat kasasi telah memutuskan sebagai

berikut dalam perkara:

1. CV. EXISS JAYA, suatu Persekutuan Komanditer, yang

diwakili oleh Direktur, Yusna Arisanti, berkedudukan di Jalan

Wijaya Kusuma VIII Nomor 5 RT. 0019 Desa/Kelurahan Air

Putih, Samarinda Ulu, Samarinda, Kalimantan Timur, dalam hal

ini memberi kuasa kepada Frans Asido Tobing, S.H., M.H., dan

Bagus Wicaksono, S.H., M.H., Para Advokat, beralamat di

Menara Rajawali, Level 7-1, Jalan Dr. Ide Anak Agung Gede,

Kawasan Mega Kuningan, Jakarta Selatan, berdasarkan Surat

Kuasa Khusus tanggal 16 Januari 2015;

2. CV. SATRIA DUA PERDANA, suatu Persekutuan Komanditer,

yang diwakili oleh Direktur, Johnnie Wijaya, berkedudukan di

Jalan Gatot Subroto Nomor 12 RT. 0044, Samarinda,

Kalimantan Timur, dalam hal ini memberi kuasa kepada Frans

Asido Tobing, S.H., M.H., dan kawan-kawan, Para Advokat,

beralamat di Menara Rajawali, Level 7-1, Jalan DR. Ide Anak

Agung Gede, Kawasan Mega Kuningan, Jakarta Selatan,

berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 16 Januari 2015;

Para Pemohon Kasasi dahulu Para Termohon PKPU;

t e r h a d a p

PT. UNITED COAL INDONESIA, suatu perseroan terbatas, yang

diwakili oleh Direktur, Taufik Surya Darma, berkedudukan di

Sudirman Plaza, Plaza Marein 11th Floor, Jalan Jenderal Sudirman

Kav.76-78, Jakarta 12910, dalam hal ini memberi kuasa kepada

Rahmat Indra Darma, S.H., LL.M., dan Djamaludin, S.H., Para

Advokat, beralamat di Komplek Mitra Sunter Blok B Nomor 26,

Jalan Yos Sudarso Kav. 89, Jakarta, berdasarkan Surat Kuasa

Khusus tanggal 30 Januari 2015;

Termohon Kasasi dahulu Pemohon PKPU;

Mahkamah Agung tersebut;

Membaca surat-surat yang bersangkutan;

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1

Page 100: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Hal 2 dari 34 hal. Put. No. 186 K/Pdt.Sus-Pailit/2015

Menimbang, bahwa dari surat-surat tersebut ternyata bahwa sekarang

Termohon Kasasi dahulu sebagai Pemohon PKPU telah mengajukan

Permohonan Pengesahan Perdamaian (Homologasi) dalam perkara Penundaan

Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) terhadap Para Pemohon Kasasi dahulu

sebagai Para Termohon PKPU di depan persidangan Pengadilan Niaga pada

Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, pada pokoknya sebagai berikut:

Menimbang, bahwa berdasarkan Putusan Pengadilan Niaga pada

Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Nomor 55Pdt.Sus-PKPU/2014/PN.Niaga.

Jkt.Pst Jo. Nomor 32/Pdt.Sus.Pailit/PN.Niaga.Jkt.Pst., tanggal 15 Oktober 2014,

PT. United Coal Indonesia telah dinyatakan berada dalam Penundaan Kewajiban

Pembayaran Utang (PKPU) Sementara selama 45 (empat puluh lima) hari;

Menimbang, bahwa berdasarkan Putusan Pengadilan Niaga pada

Pengadilan Negeri Jakarta Pusat 55Pdt.Sus-PKPU/2014/PN.Niaga.Jkt.Pst Jo.

Nomor 32/Pdt.Sus.Pailit/PN.Niaga.Jkt.Pst tanggal 25 November 2014, PT.

United Coal Indonesia telah dinyatakan berada dalam Penundaan Kewajiban

Pembayaran Utang (PKPU) Tetap selama 50 (lima puluh) hari;

Menimbang, bahwa berdasarkan laporan tertulis dari Hakim Pengawas

tertanggal 13 Januari 2015, menyampaikan hal-hal sebagai berikut:

1. Bahwa kami selaku Hakim Pengawas perkara PKPU Nomor 55/Pdt.Sus-

PKPU/2014/PN.Niaga.Jkt.Pst. Jo. Nomor 32/Pdt.Sus.Pailit/2014/PN.Niaga.

Jkt.Pst., telah menerima Putusan Pengadilan Niaga Nomor 55/Pdt.Sus-

PKPU/2014/PN.Niaga.Jkt.Pst., Jo. Nomor 32/Pdt.Sus.Pailit/2014/PN.Niaga.

Jkt.Pst., tanggal 15 Oktober 2014, yang amarnya berbunyi sebagai berikut:

MENGADILI

1. Mengabulkan permohonan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

(PKPU) Sementara dari Pemohon PKPU selama 42 (empat puluh dua)

hari terhitung sejak tanggal putusan diucapkan;

2. Menunjuk Sdr. Kisworo, S.H., M.H. Hakim Niaga pada Pengadilan

Niaga Jakarta Pusat sebagai Hakim Pengawas;

3. Mengangkat Sdr. Dr. Andrey Sitanggang, S.H., M.H., S.E., Pengurus

dan Kurator, yang terdaftar di Departemen Hukum dan Hak Asasi

Manusia di bawah Nomor AHU.AH.04.03-87 yang berkedudukan di

Jalan Pramuka Raya Nomor 53, Jakarta Pusat 10440, sebagai

Pengurus dalam perkara PKPU atas PT. United Coal Indonesia;

4. Menetapkan bahwa hari sidang berikutnya pada hari Selasa tanggal 25

November 2014 bertempat di Pengadilan Negeri/Niaga Jakarta Pusat di

Jakarta;

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2

Page 101: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Hal 3 dari 34 hal. Put. No. 186 K/Pdt.Sus-Pailit/2015

5. Memerintahkan Pengurus untuk memanggil Para Kreditor yang dikenal

dalam surat tercatat agar datang pada sidang yang telah ditetapkan di

atas;

6. Menetapkan biaya pengurusan dan imbalan jasa bagi pengurus akan

ditetapkan kemudian setelah Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

(PKPU) berakhir;

7. Menangguhkan biaya permohonan Penundaan Kewajiban pembayaran

Utang (PKPU) ini sampai dengan Penundaan Kewajiban Pembayaran

Utang (PKPU) dinyatakan selesai;

2. Bahwa Hakim Pengawas telah mengeluarkan Penetapan tanggal 16

Oktober 2014 yang berisi tentang tanggal, koran tempat pengumuman

Pernyataan Pailit, Rapat Verifikasi, Batas Akhir Tagihan dan tanggal

Penyelenggaraan Rapat Pencocokan Utang (Verifikasi);

3. Bahwa pada tanggal 23 Oktober 2014 bertempat di Pengadilan Niaga pada

Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Jalan Gajah Mada Nomor 17, Jakarta Pusat,

telah dilakukan Rapat Kreditor Pertama dan pada tanggal 13 November 2014

telah dilakukan Rapat Verifikasi Tagihan yang dipimpin oleh Hakim Pengawas;

4. Bahwa pada tanggal 20 November 2014, bertempat di Hotel Grand Mercure,

Jalan Hayam Wuruk, Jakarta Pusat, telah dilaksanakan Rapat Pembahasan

Rencana Perdamaian yang dipimpin oleh Hakim Pengawas dan Tim Pengurus

serta dihadiri oleh Debitor, Tim Kuasa Hukum Debitor, dan Para Kreditor dan

Debitor telah menyampaikan permohonan kepada Para Kreditor untuk dapat

diberikan perpanjangan waktu Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

(PKPU) Tetap selama 2 (dua) bulan atau 60 (enam puluh hari);

5. Bahwa pada tanggal 28 November 2014 Hakim Pengawas telah menerima

Putusan Pengadilan Niaga Nomor 55/Pdt.Sus-PKPU/2014/PN.Niaga.

Jkt.Pst. Jo. Nomor 32/Pdt.Sus.Pailit/2014/PN.Niaga.Jkt.Pst, tanggal 25

November 2014, yang amarnya berbunyi sebagai berikut:

M E N G A D I L I

1. Mengabulkan Pemberian Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

(PKPU) Tetap selama 50 (lima puluh) hari kepada Termohon PKPU/PT.

United Coal Indonesia terhitung sejak tanggal 26 November 2014

sampai dengan 14 Januari 2015;

2. Menyatakan Termohon PKPU/PT. United Coal Indonesia, berada dalam

keadaan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) Tetap

dengan segala akibat hukumnya;

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3

Page 102: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Hal 4 dari 34 hal. Put. No. 186 K/Pdt.Sus-Pailit/2015

3. Menetapkan bahwa Sidang Permusyawaratan Majelis Hakim akan

dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 14 Januari 2015, Pukul 09.00 WIB,

bertempat di Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat;

4. Memerintahkan Tim Pengurus untuk memanggil Pemohon PKPU,

Termohon PKPU l/PT. United Coal Indonesia dan Kreditor yang dikenal

melalui surat tercatat atau melalui kurir untuk menghadap dalam

persidangan sebagaimana yang telah ditetapkan pada di atas;

5. Menetapkan biaya pengurusan dan Imbalan Jasa Tim Pengurus akan

ditetapkan kemudian setelah proses Penundaan Kewajiban Pembayaran

Utang berakhir;

6. Menangguhkan biaya perkara permohonan sampai dengan berakhirnya

Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU);

6. Bahwa pada tanggal 11 Desember 2014 dan tanggal 18 Desember 2014

bertempat di Hotel All Season, telah dilaksanakan Rapat Pembahasan

Rencana Perdamaian yang dipimpin oleh Hakim Pengawas dan Tim Pengurus

serta dihadiri oleh Debitor, Tim Kuasa Hukum Debitor, dan Para Kreditor;

7. Bahwa pada tanggal 8 Januari 2015 bertempat di Hotel All Season, Jalan

Gajah Mada, Jakarta Pusat, telah dilaksanakan Rapat Pengambilan Suara

(voting) terhadap Rencana Perdamaian yang diajukan oleh Debitor, yang

dipimpin oleh Hakim Pengawas dan Tim Pengurus serta dihadiri oleh Debitor,

Tim Kuasa Hukum Debitor, dan Para Kreditor. Adapun hasil pemungutan

suara (voting) rencana perdamaian sebagai berikut:

Kreditor Konkuren

Jumlah Kreditor Konkuren yang hadir sebanyak 68 Kreditor dengan

jumlah tagihan sebesar Rp70.398.884.764,32 dengan jumlah suara

sebanyak 7.040;

Jumlah Kreditor Konkuren yang setuju dengan Proposal Perdamaian

sebanyak 63 Kreditor (atau sama dengan 63/68 x 100% = 93%) dengan

jumlah Tagihan sebesar Rp56.160.420.498,82 yang mewakili 5.316

Suara atau 80%.

Jumlah Tagihan Kreditor Konkuren yang tidak setuju dengan Proposal

Perdamaian sebanyak 5 Kreditor (atau sama dengan 5/68 x 100% = 7%)

dengan jumlah Tagihan sebesar Rp14.238.464.265,50 yang mewakili

1.424 Suara atau 20%;

Kreditor Separatis:

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4

Page 103: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Hal 5 dari 34 hal. Put. No. 186 K/Pdt.Sus-Pailit/2015

Jumlah Kreditor Separatis yang hadir sebanyak 1 Kreditor dengan jumlah

tagihan sebesar Rp281.099.798.470,00 dan setuju dengan Proposal

Perdamaian;

Bahwa terhadap hasil Voting Proposal Perdamaian tersebut telah memenuhi

ketentuan Pasal 281 ayat 1 Undang Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang

Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang dengan demikian

Proposal Perdamaian tersebut telah disetujui oleh para Kreditor;

8. Bahwa Rencana Perdamaian yang diajukan oleh Debitor/PT. United Coal

Indonesia diterima oleh Kreditor Separatis sebesar 100% dan Kreditor

Konkuren sebesar 80% dari Kreditor yang hadir;

9. Bahwa oleh karena Para Kreditor yang hadir dapat menyetujui Rencana

Perdamaian yang diajukan oleh Debitor/PT. United Coal Indonesia maka

berdasarkan Pasal 281 Undang Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang

Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, Rencana

Perdamaian yang diajukan Debitor/PT. United Coal Indonesia dinyatakan

dapat diterima;

Menimbang, bahwa Pengurus telah menyampaikan laporan tertulisnya

tanggal 12 Januari 2014 yang pada pokoknya sebagai berikut:

I. Dasar Putusan:

Putusan Majelis Hakim Pengadilan Niaga Pada Pengadilan Negeri Jakarta

Pusat Perkara Niaga Nomor 55/Pdt.Sus-PKPU/2014/PN.Niaga.JKT.PST., Jo.

Nomor 32/Pdt.Sus.PAILIT/2014/PN.Niaga.Jkt.Pst. tanggal 15 Oktober 2014;

II. Debitor

PT. United Coal Indonesia;

Alamat: Sudirman Plaza, Plaza Marein Lantai 11, Jalan Jenderal Sudirman

Kav. 76-78, Jakarta 12910;

III. Hakim Pengawas;

Kisworo, S.H., M.H.;

Hakim Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat;

IV. Pengurus;

DR. Andrey Sitanggang, S.H., M.H., S.E.;

Alamat: Andreys Building;

Jalan Pramuka Raya Nomor 53, Jakarta Pusat 10440;

V. Daftar Kreditor Tetap Dan Jumlah Hutang;

Bahwa berdasarkan hasil verifikasi yang dilakukan oleh Pengurus, Kreditor

dan Debitor maka kami sampaikan daftar kreditor dan jumlah hutang PT.

United Coal Indonesia adalah sebagai berikut:

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5

Page 104: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Hal 6 dari 34 hal. Put. No. 186 K/Pdt.Sus-Pailit/2015

Jumlah kreditor (separatis dan konkuren) sebanyak 161 kreditor dengan

jumlah tagihan sebesar Rp488.731.831.532,38 dengan perincian sebagai

berikut:

1) Kreditor Separatis sebanyak 1 (satu) Kreditor dengan total tagihan

sebesar Rp281.099.798.470,00 (dua ratus delapan puluh satu miliar

sembilan puluh sembilan juta tujuh ratus sembilan puluh delapan ribu

empat ratus tujuh puluh rupiah);

2) Kreditor Konkuren sebanyak 160 kreditor yang terdiri dari:

• Yang mengajukan tagihan sebanyak 88 (delapan puluh delapan)

kreditor dengan Total tagihan sebesar Rp77.611.322.621,58 (tujuh

puluh tujuh miliar enam ratus sebelas juta tiga ratus dua puluh dua

ribu enam ratus dua puluh satu koma lima puluh delapan rupiah);

• Yang tidak mengajukan tagihan dan diakui oleh Debitor sebanyak

72 (tujuh puluh dua) kreditor dengan total tagihan sebesar

Rp130.020.710.440,80 (seratus tiga puluh miliar dua puluh juta

tujuh ratus sepuluh ribu empat ratus empat puluh rupiah delapan

puluh sen);

VI. Kreditor Yang Mempunyai Hak Suara Dalam Proses Voting Proposal

Perdamaian;

Bahwa kreditor yang mempunyai hak suara dalam Voting PKPU PT. United

Coal Indonesia (Dalam PKPU) adalah kreditor yang mengajukan tagihan

dan diakui berjumlah 89 Kreditor dengan total tagihan sebesar

Rp358.711.121.091,58 (tiga ratus lima puluh delapan miliar tujuh ratus

sebelas juta seratus dua puluh satu ribu sembilan puluh satu rupiah koma

lima puluh delapan sen) terdiri dari:

1. Kreditor Separatis sebanyak 1 (satu) Kreditor dengan nilai tagihan

sebesar: Rp281.099.798.470,00 (dua ratus delapan puluh satu miliar

sembilan puluh sembilan juta tujuh ratus sembilan puluh delapan ribu

empat ratus tujuh puluh rupiah);

2. Kreditor Konkuren sebanyak 88 Kreditor dengan nilai tagihan sebesar:

88 (delapan puluh delapan) kreditor dengan total tagihan sebesar

Rp77.611.322.621,58 (tujuh puluh tujuh miliar enam ratus sebelas juta

tiga ratus dua puluh dua ribu enam ratus dua puluh satu koma lima

puluh delapan rupiah);

VII. Proposal Perdamaian;

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6

Page 105: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Hal 7 dari 34 hal. Put. No. 186 K/Pdt.Sus-Pailit/2015

Bahwa Debitor telah mengajukan Proposal (Rencana Perdamaian) pada

tanggal 18 November 2014 sesuai jadwal yang telah ditetapkan oleh Hakim

Pengawas;

Rencana Perdamaian tersebut telah dibahas pada Rapat Kreditor tanggal

20 November 2014, selanjutnya Rencana Perdamaian tersebut direvisi dan

dibahas pada Rapat Kreditor tanggal 11 Desember 2014. Pada tanggal 18

Desember 2014 Rencana Perdamaian tersebut direvisi dan dibahas kembali

dan selanjutnya ditetapkan menjadi Proposal Perdamaian Final Nomor

UCI/HO/l/2015/002 tanggal 8 Januari 2015;

VIII.Hasil Pemungutan Suara (Voting) Terhadap Proposal Perdamaian;

Bahwa hasil Voting terhadap Proposal Perdamaian Final Nomor UCI/HO/l/

2015/002 tanggal 8 Januari 2015, sesuai ketentuan Pasal 281 ayat (1) UU

Kepailitan dan PKPU adalah sebagai berikut:

Kreditor Konkuren;

Jumlah Kreditor Konkuren yang hadir sebanyak 68 Kreditor dengan

jumlah tagihan sebesar: Rp70.398.884.764,32 dengan jumlah suara

sebanyak 7.040;

Jumlah Kreditor Konkuren yang setuju dengan Proposal Perdamaian

sebanyak 63 Kreditor (atau sama dengan 63/68 x 100% = 93%) dengan

jumlah Tagihan sebesar Rp56.160.420.498,82 yang mewakili 5.316

suara atau 80%;

Jumlah Tagihan Kreditor Konkuren yang tidak setuju dengan Proposal

Perdamaian sebanyak 5 Kreditor (atau sama dengan 5/68 x 100% = 7%)

dengan jumlah Tagihan sebesar Rp14.238.464.265,50 yang mewakili

1.424 suara atau 20%;

Kreditor Separatis;

Jumlah Kreditor Separatis yang hadir sebanyak 1 Kreditor dengan jumlah

tagihan sebesar Rp281.099.798.470,00 dan setuju dengan Proposal

Perdamaian;

IX. Pendapat Pengurus Terhadap Proposal Perdamaian Yang Diajukan Oleh

PT. United Coal Indonesia (Dalam PKPU);

• Bahwa setelah Pengurus mengikuti proses pembahasan terhadap Proposal

Perdamaian, maka Pengurus berpendapat Proposal Perdamaian Final

Nomor UCI/HO/l/2015/002 tanggal 8 Januari 2015 yang merupakan hasil

revisi terakhir dari beberapa kali revisi adalah Proposal Perdamaian yang

terbaik yang dapat dilaksanakan oleh Debitor. Pengurus juga telah

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7

Page 106: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Hal 8 dari 34 hal. Put. No. 186 K/Pdt.Sus-Pailit/2015

menyampaikan akibat-akibat hukum jika Proposal Perdamaian tersebut

tidak dilaksanakan oleh Debitor;

• Bahwa terhadap hasil Voting Proposal Perdamaian tersebut telah

memenuhi ketentuan Pasal 281 ayat 1 Undang Undang Nomor 37 Tahun

2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

dengan demikian Proposal Perdamaian tersebut telah disetujui oleh para

Kreditor;

Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan di atas, maka saya selaku

Pengurus memohon kepada Majelis Hakim yang mulia agar mengesahkan

(menghomologasi) Perjanjian Perdamaian tertanggal 8 Januari 2015 antara

PT. United Coal Indonesia (Debitor dalam PKPU) dengan Para Kreditor dan

menyatakan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) Nomor

55/Pdt.Sus-PKPU/2014/PN.Niaga.JKT.PST. Jo. Nomor 32/Pdt.Sus.PAILIT/

2014/PN.Niaga.JKT.PST. demi hukum berakhir;

Menimbang, bahwa Perjanjian Perdamaian yang disepakati antara

Pemohon dengan para kreditornya telah diatur syarat dan ketentuan sebagaimana

dalam perjanjian perdamaian yang lengkapnya adalah sebagai berikut:

BAB I

PENDAHULUAN

Pendahuluan

Pertama-tama mari kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah Swt. yang

senantiasa memberikan kemudahan dan perlindungan kepada kita semua

sehingga kita semua bisa menjalankan setiap aktivitas dengan sebaik-baiknya;

Dalam proposal perdamaian final yang kami sampaikan kali ini, rencana

pelunasan kepada kreditur konkuren tidak ada perubahan materi dari yang

sudah kami sampaikan dalam Proposal Perdamaian Tahap III lalu, kami hanya

akan menegaskan kembali agar materi-materi yang sudah kami sampaikan

dalam Proposal Tahap III tersebut lebih mudah untuk dipahami dan dimengerti

oleh para kreditur konkuren sekalian. Sedangkan rencana pelunasan kepada

kreditur separatis dalam hal ini adalah Bank Mandiri, telah kami sesuaikan

berdasarkan kesepakatan yang sudah dicapai;

Akhir kata, tak lupa kami ucapan terimakasih dan penghormatan yang sebesar-

besarnya kepada para kreditur sekalian yang senantiasa memberikan dukungan

kepada kami, semoga dari kebaikan yang para kreditur sekalian berikan akan

mendapatkan ganjaran yang jauh lebih baik dari Allah SWT;

Harapan kami semua, keputusan yang sudah kita sepakati bersama ini

merupakan keputusan yang terbaik bagi kita semua;

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8

Page 107: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Hal 9 dari 34 hal. Put. No. 186 K/Pdt.Sus-Pailit/2015

BAB II

PROYEKSI DAN PROPOSAL PERDAMAIAN

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9

Page 108: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Hal 10 dari 34 hal. Put. No. 186 K/Pdt.Sus-Pailit/2015

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10

Page 109: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Hal 11 dari 34 hal. Put. No. 186 K/Pdt.Sus-Pailit/2015

2) Upaya Perdamaian

Skema pelunasan:

1. Skema pelunasan kepada kreditur separatis

a. Bahwa hasil seluruh penjualan asset yang berupa anak perusahaan

yaitu PT. Karya Putra Borneo digunakan untuk melunasi seluruh

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11

Page 110: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Hal 12 dari 34 hal. Put. No. 186 K/Pdt.Sus-Pailit/2015

kewajiban kepada Bank Mandiri terlebih dahulu selaku pemilik jaminan

dari asset tersebut, dengan tenggat waktu paling lambat tanggal 30 Juni

2015;

b. Selama proses penjualan anak perusahaan yaitu PT. Karya Putra

Borneo, kami akan melaksanakan pembayaran kewajiban kepada Bank

Mandiri dengan total tagihan sebesar Rp281,099,798,470,00 dengan

ketentuan sebagai berikut:

- Hutang pokok sebesar Rp273.128.53.653,00 akan dilunasi dalam

jangka waktu 36 bulan sejak tanggal akte penetapan putusan

homologasi dengan jadual angsuran sebagai berikut:

1. Bulan ke-1 s.d ke-6: Rp1.000.000.000,00 per bulan;

2. Bulan ke-7 s.d ke-12: Rp2.500.000.000,00 per bulan;

3. Bulanke-13 s.d ke-18: Rp3.500.000.000,00 per bulan;

4. Bulanke-19s.d ke-24: Rp5.000.000.000,00 per bulan;

5. Bulan ke-25 s.d ke-30: Rp7.500.000.000,00 per bulan;

6. Bulan ke-31 s.d ke-36: Rp26.021.422.593,00 per bulan;

- Tunggakan bunga dan denda total sebesar Rp7.971.262.906,00 akan

dilunasi sekaligus pada bulan ke-36;

- Bunga berjalan sebesar 11% p.a ditangguhkan pembayarannya

sampai dengan bulan ke-35 dan dibayarkan sekaligus pada bulan ke-

36;

c. Nilai gadai saham PT. United Coal Indonesia di PT. Karya Putra Borneo

ditingkatkan menjadi sebesar Rp300.000.000.000,00 selambat-

lambatnya 3 bulan sejak tanggal homologasi;

2. Skema pelunasan kepada kreditur Konkuren

a. Kepada kreditur konkuren leasing

- Untuk angsuran leasing yang masih tertunggak sampai dengan

angsuran periode bulan Desember 2014, kami akan mengajukan

restruktur pembayaran tunggakan angsuran tersebut yang dimulai

pada bulan Maret 2015, dengan perhitungan pembayarannya

berdasarkan prosentase terhadap nilai tunggakan tersebut sesuai

dengan jadual sebagai berikut:

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12

Page 111: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Hal 13 dari 34 hal. Put. No. 186 K/Pdt.Sus-Pailit/2015

- Untuk angsuran leasing yang masih berjalan tidak dilakukan

restruktur, akan menyesuaikan dengan jadual pembayaran yang

sudah disepakati;

b. Kepada kreditur konkuren lainnya

Jadual pelunasan terhadap kreditur konkuren lainnya, dikelompokkan

menjadi beberapa kategori yang besaran nilai pembayaran setiap

bulannya akan mengikuti prosentasi terhadap nilai sisa hutang yang ada

(yang dimaksud sisa hutang adalah jumlah hutang dikurangi

pembayaran awal setelah homologasi sebesar Rp20.000.000,00 untuk

masing-masing vendor), sebagai berikut:

1. Nilai hutang kurang dari 30 juta, setelah homologasi langsung di

bayar lunas;

2. Nilai hutang lebih dari 30 juta dan kurang dari 60 juta, setelah

homologasi dibayar sebesar 20 juta, dan sisanya dibayar 1 bulan

kemudian sejak pembayaran yang pertama;

3. Nilai hutang lebih dari 60 juta dan kurang dari 200 juta, setelah

homologasi akan dibayar 20 juta, dan sisanya akan diangsur

sebanyak 8 kali dengan prosentasi sesuai dengan table tersebut di

bawah dimulai bulan Juli 2015;

4. Nilai hutang lebih dari 200 juta dan kurang dari 500 juta, setelah

homologasi akan dibayar 20 juta, dan sisanya akan diangsur

sebanyak 12 kali dengan prosentasi sesuai dengan table tersebut di

bawah dimulai bulan Juli 2015

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13

Page 112: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Hal 14 dari 34 hal. Put. No. 186 K/Pdt.Sus-Pailit/2015

5. Nilai hutang lebih dari 500jt, setelah homologasi akan dibayar 20jt,

dan sisanya akan diangsur sebanyak 16 kali dengan prosentasi

sesuai dengan table tersebut di bawah, dimulai bulan Juli 2015;

Menimbang, bahwa untuk mempersingkat putusan ini mengenai

selengkapnya laporan Hakim Pengawas dan laporan Tim Pengurus dengan

segala lampirannya terlampir dalam Berita Acara Sidang dan menjadi bagian

yang tidak terpisahkan dari putusan ini;

Bahwa terhadap permohonan Pengesahan Perdamaian (Homologasi)

tersebut Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah

memberikan putusan Nomor 55/Pdt.Sus-PKPU/2014/PN.Niaga.Jkt.Pst. Jo.

Nomor 32/Pdt.Sus.Pailit/2014/PN.Niaga.Jkt.Pst. tanggal 14 Januari 2015, yang

amarnya sebagai berikut:

1. Menyatakan sah dan mengikat secara hukum, Perjanjian Perdamaian

tertanggal 8 Januari 2015 yang telah ditandatangani antara Direktur Utama

dan Komisaris PT. United Coal Indonesia (dalam PKPU) dengan Para

Kreditornya sebagai berikut;

1. PT. BANK MANDIRI;

2. CV. INTI GLOBAL SERVICES;

3. PT. MANDIRI CITRA MAKMUR;

4. PT. BERKAT DIESEL MANDIRI;

5. UD. MAJU JAYA;

6. CV. PERDANA PARTS;

7. PT. HARTA BAN INDONESIA;

8. CV. SATRIA DUTA PERDANA;

9. PT. SANATEL;

10. PT. RECSALOG GEOPRIMA;

11. PT. NARIKI MINEX SEJATI;

12. PT. MITRA USAHA POWERINDO;

13. PT. SUNWAY TREK MASINDO;

14. PT. DAHANA (Persero);

15. PT. DUNIA SAFTINDO;

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14

Page 113: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Hal 15 dari 34 hal. Put. No. 186 K/Pdt.Sus-Pailit/2015

16. PT. CITRA TELEMINDO PERKASA;

17. PT. WAHANA SAFETY INDONESIA;

18. PT. UPSOL INDONESIA;

19. PT. LINKMAS ABADI;

20. PT. SAMLUBE INDONESIA;

21. MARSINIH MARTOATMODJO ISKANDAR KUSDIHARDJO;

22. PT. PRAMONO HEAVY PARTS PRATAMA;

23. PT. PANDU LOGISTIK;

24. PT. ALTRAK1978;

25. PT. KARUNIA SARASWATI;

26. PT. HIDUP BARU PERDANA ABADI;

27. PT. SUMBER MUTIARA PRIMA;

28. TRISULA CIPTA PERDANA;

29. PT. CHITRA PARATAMA;

30. PT. BUANA GEMILANG PRIMA;

31. PT. INTRACO PENTA PRIMA SERVICES;

32. PT. BUANA PENTA PRIMA;

33. PT. PROCURETMENT SERVICE INTERNATIONAL;

34. PT. SARANA UTAMA LESTARI;

35. PT. PALARAN INDAH LESTARI;

36. PT. WEIRS MINERAL MULTIFLOW;

37. ISCO PERKASA ENGINEERING;

38. PD. INDO DIESEL;

39. CV. MITRA JAYA UTAMA;

40. LINDA HANTA WIJAYA;

41. PT. KALIMANTAN PERMAI WIJAYA;

42. PD. PRIMANTARA SANDIESEL;

43. CV. MITRA WIRA PERKASA;

44. ASTON SAMARINDA;

45. CV. MITRA ABADI SEJAHTERA;

46. PT. ALAS PERSADA ENGINEERING;

47. CV. MITRA ABADI SEJAHTERA;

48. PT. ATLAS PERSADA ENGINEERING;

49. PT. BERKAT TIGA PUTRI;

50. PT. MMPH;

51. PT. CHANDRA SAKTI UTAMA LEASING;

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15

Page 114: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Hal 16 dari 34 hal. Put. No. 186 K/Pdt.Sus-Pailit/2015

52. PT. SAN FINANCE;

53. PT. INTAN BARUPRANA FINANCE;

54. PT. PELITA KALTIM;

55. BIMATAMA TOUR;

56. ASURANSI ASTRA UTAMA;

57. CV. MAHERA;

58. PT. NUSANTARA SELANG;

59. PT. INRACO PENTA WAHANA;

60. PT. MINEPARTA INDONESIA;

61. PT. BORNEO MINING SPPLIES;

62. CV. EXSISS JAYA;

63. CIPAGANTI;

64. PT. NUGRAHA SEJAHTERA JAYA;

65. PT. GMT INDONESIA;

66. PT. CLIPPAN;

67. PT. GARUDA MART INDONESIA;

68. PT. DUTA KREASI INDONESIA;

69. PT. BINA UTAMA KONSULTAMA;

70. PT. DAVAINDO PRATAMA LINK;

71. PT. PUTRA MAKMUR JAYA;

72. CV. SENTOSA TEKNIK;

73. TELKOM INDONESIA;

74. PT. TRAKINDO UTAMA;

75. WILLIAM HANDOKO;

76. UD. DERMAGA JAYA 2;

77. PT. KOBEXINDO TRACTORS;

78. UD. SUMBER AGUNG JAYA;

79. CV. MITRA UTAMA;

80. CV. BINA INTI NUSA;

81. PT. TITAN WHEELS INDONESIA;

82. PT. ASTRA SEDAYA FINANCE;

83. CV. MARTIEL CAHAYA PERKASA;

84. PT. SARANA RAYA KALIMANTAN;

85. PT. MAHA JAYA TEKNINDO;

86. PT. ARDAN PERKASA;

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16

Page 115: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Hal 17 dari 34 hal. Put. No. 186 K/Pdt.Sus-Pailit/2015

87. SUNTARY ABADI PERKASA, CV;

88. PT. SUCOFINDO;

89. PT. BITARA ENERJINDO;

2. Menghukum Debitor atau Pemohon Penundaan Kewajiban Pembayaran

Utang (Pemohon PKPU) dan seluruh kreditor-kreditornya tunduk dan

mematuhi serta melaksanakan isi Perjanjian Perdamaian tersebut;

3. Menyatakan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) Nomor

55/Pdt.Sus-PKPU/2014/PN.Niaga.Jkt.Pst. Jo. Nomor 32/Pdt.Sus.Pailit/201

4/PN.Niaga.Jkt.Pst. demi hukum berakhir;

4. Menghukum Debitor atau Pemohon Penundaan Kewajiban Pembayaran

Utang untuk membayar biaya permohonan ini sebesar Rp1.938.000,00

(satu juta sembilan ratus tiga puluh delapan ribu rupiah);

Menimbang, bahwa sesudah Putusan Pengadilan Niaga pada

Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tersebut diucapkan dengan dihadiri oleh

Kuasa Pemohon dan Kuasa Termohon pada tanggal 14 Januari 2015, terhadap

putusan tersebut Para Termohon PKPU melalui kuasanya berdasarkan surat

kuasa khusus tanggal 16 Januari 2015 mengajukan permohonan kasasi

masing-masing pada tanggal 21 Januari 2015 sebagaimana ternyata dari Akta

Permohonan Kasasi masing-masing Nomor 02 Kas/Pdt.Sus-Pailit/2015/

PN.Niaga.Jkt.Pst. Jo. Nomor 55/Pdt.Sus-PKPU/2014/PN.Niaga.Jkt.Pst. Jo.

Nomor 32/Pdt.Sus-Pailit/2014/PN.Niaga.Jkt.Pst. dan Nomor 03 Kas/Pdt.Sus-

Pailit/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst. Jo. Nomor 55/Pdt.Sus-PKPU/2014/PN.Niaga.

Jkt.Pst. Jo. Nomor 32/Pdt.Sus-Pailit/2014/PN.Niaga.Jkt.Pst. yang dibuat oleh

Panitera Pengadilan Negeri/Niaga Jakarta Pusat, permohonan tersebut disertai

dengan memori kasasi yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri/Niaga

Jakarta Pusat masing-masing pada tanggal 21 Januari 2015 (hari itu juga);

Bahwa memori kasasi tersebut telah disampaikan kepada Pemohon

PKPU pada tanggal 23 Januari 2015, kemudian Termohon Kasasi/Pemohon

PKPU mengajukan kontra memori kasasi yang diterima di Kepaniteraan

Pengadilan Negeri/Niaga Jakarta Pusat pada tanggal 2 Februari 2015;

Menimbang, bahwa permohonan kasasi a quo beserta keberatan-

keberatannya telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan saksama,

diajukan dalam jangka waktu dan dengan cara yang ditentukan dalam undang-

undang, oleh karena itu permohonan kasasi tersebut secara formal dapat

diterima;

Menimbang, bahwa keberatan-keberatan kasasi yang diajukan oleh

Pemohon Kasasi I dalam memori kasasinya adalah:

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17

Page 116: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Hal 18 dari 34 hal. Put. No. 186 K/Pdt.Sus-Pailit/2015

A. Judex Facti Telah Salah Menerapkan Atau Melanggar Hukum Yang Berlaku

Dengan Mengabaikan Keberatan Dan Penolakan Yang Diajukan Pemohon

Kasasi Sebelum Homologasi;

1. Bahwa Pemohon Kasasi menolak dengan tegas seluruh pertimbangan

hukum dan Putusan Judex Facti, oleh karena telah melalaikan/

mengabaikan fakta-fakta dan bukti-bukti yang telah diajukan Pemohon

Kasasi baik kepada Hakim Pengawas maupun Majelis Hakim Pemeriksa

dan Pemutus sebelum proses pengesahan perdamaian (homologasi)

dilaksanakan;

2. Bahwa Pemohon Kasasi sangat keberatan dengan pertimbangan hukum

Judex Facti pada halaman 16 paragraf (2) dan (3) yang pada pokoknya

menyatakan:

“..........menimbang setelah mendengar dari Tim Pengurus, Termohon

PKPU, dan Para Kreditor dalam persidangan tanggal 14 Januari

2015, ternyata tidak ditemukan adanya alasan-alasan untuk menolak

pengesahan perdamaian sebagaimana diatur dalam Pasal 285 ayat

(2) Undang Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan

Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang”;

“..... menimbang bahwa oleh karena Pengadilan tidak menemukan

adanya alasan-alasan untuk menolak pengesahan perdamaian

sebagaimana diatur dalam Pasal 285 ayat (2) Undang Undang

Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban

Pembayaran Utang, maka pengadilan wajib mengesahkan

perdamaian tersebut sebagaimana diisyaratkan dalam Pasal 285

ayat (1) Undang Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan

dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang”;

Pertimbangan hukum tersebut sangat tidak tepat, karena Judex Facti

sama sekali tidak mempertimbangkan dan mengesampingkan keberatan-

keberatan yang secara resmi telah disampaikan oleh Pemohon Kasasi,

sebelum dilaksanakannya homologasi baik kepada Majelis Hakim

Pemeriksa Perkara maupun kepada Hakim Pengawas, sebagaimana

diuraikan sebagai berikut:

1. Surat Pemohon Kasasi (Frans Asido Tobing & Associates) Ref 067/

FAT-LO/XII/2014 tanggal 30 Desember 2014 perihal: “Mohon

Pemeriksaan Atas Dugaan Iktikad Buruk Debitor PT. United Coal

Indonesia) untuk merugikan Kreditor berupa Informasi Palsu/

menyesatkan dalam Rencana Perdamaian yang diajukan PT. United

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18

Page 117: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Hal 19 dari 34 hal. Put. No. 186 K/Pdt.Sus-Pailit/2015

Coal Indonesia (dalam PKPU) (Bukti Pemohon Kasasi-1) yang telah

diterima Hakim Pengawas pada tanggal 30 Desember 2014 (Bukti

Pemohon Kasasi 2);

2. Surat Pernyataan Oorja (Batua) Pte. Ltd tanggal 7 Januari 2015 yang

menyatakan (Bukti Pemohon Kasasi 3):

- Selaku pemegang saham pada PT. Karya Putra Borneo sebanyak 50

(lima puluh) persen atau setara dengan 2.500 lembar berdasarkan

Akta Berita Acara Rapat nomor 46 tanggal 18 April 2011;

- Sampai saat ini saham-saham milik PT. United Coal Indonesia

sebanyak 2.000 lembar saham (ekuivalen dengan 40 (empat puluh)

persen dari saham-saham yang diterbitkan) pada PT. Karya Putra

Borneo, tidak pernah diberikan persetujuan penjaminan kepada PT.

Bank Mandiri ataupun pihak lain;

- Bahwa sebaliknya, berdasarkan Memorandum of Agremeent tanggal

2 November 2010 antara Oorja Holdings PTE LTD dengan PT.

United Coal Indonesia, justru saham-saham milik PT. United Coal

Indonesia yang seharusnya dijadikan jaminan/agunan dalam rangka

pembiayaan Batuah Coal Project;

3. Surat Pemohon Kasasi (Frans Asido Tobing & Associates) Ref 05/FAT-

LO/I/2014 tanggal 12 Januari 2015 (tertulis tanggal 12 Januari 2014)

perihal: “Surat Keberatan dan menolak Pengesahan Perdamaian

(Homologasi) terhadap Rencana Perdamaian PT. United Coal Indonesia

(dalam PKPU) (Bukti Pemohon Kasasi 4) yang telah diterima oleh Sub.

Bag. Umum Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tanggal 12 Januari 2015

(Bukti Pemohon Kasasi 5) yang ditujukan kepada Hakim Pengawas dan

juga diterima Majelis Hakim Pemeriksa Perkara PKPU PT. United Coal

Indonesia pada tanggal 12 Januari 2015 (tertulis 12 Januari 2014) yang

pada pokok surat menyatakan menolak Pengesahan Perdamaian

(Homologasi) atas rencana perdamaian yang diajukan PT. United Coal

Indonesia (“Debitur” atau ”PT. UCI”) dengan alasan-alasan yang

diuraikan sebagai berikut:

1. Tidak Terjaminnya Pelaksanaan Perdamaian

“Bahwa dalam hal rencana perdamaian yang diajukan oleh PT.

United Coal Indonesia (dalam PKPU) tersebut tidak secara jelas

menyebutkan berapa banyak kepemilikan saham-saham PT. United

Coal Indonesia pada PT. Karya Putra Borneo, karena besar

komposisi saham yang dimiliki PT. United Coal Indonesia ini akan

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19

Page 118: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Hal 20 dari 34 hal. Put. No. 186 K/Pdt.Sus-Pailit/2015

berkaitan dengan nilai jual dan hak pemegang saham lainnya pada

PT. Karya Putra Borneo dalam kaitannya dengan rencana penjualan

asset berupa saham-saham milik PT. United Coal Indonesia;

Bahwa di dalam forum rapat Kreditor sebelum dilakukan pemungutan

suara, Pengurus menjelaskan telah mempelajari dokumen dan

membenarkan adanya “Pledge of Shares” atas saham-saham milik

PT. United Coal Indonesia namun apakah Pengurus sudah

mempertimbangkan keberadaan adanya pihak lain sebagai

pemegang saham? Apakah dokumen pledge of shares sudah

dilaksanakan sesuai ketentuan dengan memperoleh persetujuan

pemegang saham lain?;

“Apabila hal ini tidak dilakukan, maka sudah barang tentu upaya

penjualan saham-saham milik PT. United Coal Indonesia (Debitur)

pada PT. Karya Putra Borneo akan menimbulkan masalah hukum

baru dan ketidakpastian hukum terhadap kreditor yang ada”..

Meningkatnya beban pembayaran PT. United Coal Indonesia berupa

angsuran pembayaran kepada PT. Bank Mandiri sebagai kreditur

separatis, namun tidak adanya perubahan strategi untuk peningkatan

income/pendapatan PT. United Coal Indonesia;

Bahwa dalam Undangan Voting Pemungutan Suara yang diadakan

pada Kamis, tanggal 8 Januari 2015, di All Seasons Gajah Mada

Hotel, Jakarta Pusat, ternyata PT. UCI mengajukan Proposal

Perdamaian Final yang berisikan perubahan skema pelunasan

kepada kreditur separatis (PT. Bank Mandiri) dengan rincian sebagai

berikut (halaman 11 Proposal Perdamaian-Final):

“Hutang pokok sebesar Rp273.128.535,653 akan dilunasi dalam

jangka waktu 36 bulan sejak tanggal akte penetapan putusan

homologasi dengan jadwal angsuran sebagai berikut:”

(1) Bulan ke 1 s.d ke-6 : Rp1.000.000.000,00 per bulan;

(2) Bulan ke 7 s.d ke-12 : Rp2.500.000.000,00 per bulan;

(3) Bulan ke 12 s.d ke-18 : Rp3.500.000.000,00 per bulan;

(4) Dst.....

..... Bahwa dengan adanya angsuran tersebut, maka sudah pasti

akan meningkatkan beban dari PT. United Coal Indonesia, namun

PT. United Coal Indonesia di dalam proposal finalnya tidak secara

jelas dan spesifik dari mana nanti asal muasal dana angsuran cicilan

kepada Bank Mandiri tersebut, karena di dalam proposalnya PT. UCI

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20

Page 119: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Hal 21 dari 34 hal. Put. No. 186 K/Pdt.Sus-Pailit/2015

tidak memberikan penjelasan terkait adanya proyeksi tambahan

pendapatan/income dalam kegiatan usaha Perusahaan, sehingga

mustahil dapat melakukan pembayaran kepada PT. Bank Mandiri

tanpa adanya peningkatan pendapatan, dan lebih jauh kondisi ini

akan mempengaruhi juga kepada kreditur konkuren..........;

“Dengan demikian sudah sepatutnya Hakim Pengawas

mengetahui bahwa rencana perdamaian yang diajukan oleh PT.

United Coal Indonesia mengandung masalah yang tidak akan

dapat menjamin pelaksaaan perdamaian tersebut dikarenakan

faktor yang kami kemukakan tersebut di atas............”;

Bahwa faktanya, ternyata Judex Facti sama sekali tidak

mempertimbangkan keberatan-keberatan yang diajukan oleh

Pemohon Kasasi sesuai dengan surat-surat Pemohon Kasasi

tersebut di atas dan mengabaikannya, yang dengan demikian terbukti

Judex Facti melanggar hukum yang berlaku, yang juga akan

Pemohon Kasasi uraikan lebih lanjut dalam memori kasasi ini;

B. Pelaksanaan Perdamaian Tidak Menjamin Terpenuhinya Hak-Hak Kreditor

1. Ketua Mahkamah Agung dan/atau Majelis Hakim Agung Yang Terhormat,

sebagaimana telah berulang kali Pemohon Kasasi sampaikan baik melalui

lisan di forum kreditor dan melalui tertulis (Bukti Pemohon Kasasi-1 dan

Bukti Pemohon Kasasi-3), Pemohon Kasasi sangat kecewa terhadap sikap

Termohon Kasasi baik terhadap Pengurus, dan Hakim Pengawas yang

sejak awal persidangan tidak pernah secara transparan dan terbuka

menjelaskan mengenai keberadaan aset Termohon Kasasi berupa anak

perusahaan PT. Karya Putra Borneo (“PT KPB”);

2. Bahwa di dalam Proposal Perdamaiannya sejak awal Termohon KasasI

berulang kali mengakui asetnya berupa PT KPB sebagaimana dibuktikan

dalam Revisi Final Proposal Rencana Perdamaian Nomor UCI/HO/I/2015/

002 tanggal 8 Januari 2015 (Bukti Pemohon Kasasi 6) halaman 11 angka

1 huruf (a) tertulis:

“....... bahwa hasil seluruh penjualan asset yang berupa anak

perusahaan yaitu PT. karya Putra Borneo digunakan untuk melunasi

seluruh kewajiban kepada Bank Mandiri terlebih dahulu selaku

pemilik jaminan dari asset tersebut, dengan tenggat waktu paling

lambat 30 Juni 2015;

Bahwa sejak awal dari Pengajuan Proposal Perdamaian sampai dengan

Proposal Perdamaian Final tersebut, Termohon Kasasi tidak pernah

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21

Page 120: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Hal 22 dari 34 hal. Put. No. 186 K/Pdt.Sus-Pailit/2015

menunjukkan dokumen gadai saham atas PT. KPB tersebut yang menjadi

dasar PT. Bank Mandiri selaku Pemilik Jaminan; dan Termohon Kasasi

juga tidak pernah menjelaskan berapa banyak jumlah saham-sahamnya

pada PT. KPB; hal ini ternyata diketahui oleh Pemohon Kasasi

berdasarkan Surat Pernyataan dari Surat Pernyataan dari Oorja (Batua)

Pte. Ltd tanggal 7 Januari 2015 yang menyatakan (Bukti Pemohon Kasasi-

3):

- Selaku pemegang saham pada PT. Karya Putra Borneo sebanyak 50 %

atau setara dengan 2.500 lembar berdasarkan Akta Berita Acara Rapat

nomor 46 tanggal 18 April 2011;

- Sampai saat ini saham-saham milik PT. United Coal Indonesia

sebanyak 2.000 lembar saham (ekuivalen dengan 40 % dari saham-

saham yang diterbitkan) pada PT. Karya Putra Borneo, tidak pernah

diberikan persetujuan penjaminan kepada PT. Bank Mandiri ataupun

pihak lain;

- Bahwa sebaliknya, berdasarkan Memorandum of Agremeent tanggal 2-

November 2010 antara Oorja Holdings PTE LTD dengan PT. United

Coal Indonesia, justru saham-saham milik PT. United Coal Indonesia

yang seharusnya dijadikan jaminan/agunan dalam rangka pembiayaan

Batuah Coal Project’;

Bahwa terkait dengan gadai saham tersebut, Pemohon Kasasi

mengemukakan ketentuan Pasal 60 ayat (3) UU Nomor 40 Tahun 2007

tentang Perseroan Terbatas mengatur bahwa:

“Gadai saham atau jaminan fidusia atas saham yang telah

didaftarkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

wajib dicatat dalam daftar pemegang saham dan daftar khusus

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50”;

Sedangkan pada Penjelasan Pasal 60 ayat (3) UU Nomor 40 Tahun 2007

tentang Perseroan Terbatas, mengatur bahwa;

“Ketentuan ini dimaksudkan agar Perseroan atau pihak lain yang

berkepentingan dapat mengetahui mengenai status saham tersebut”;

Dengan demikian terbukti bahwa gadai saham yang dimaksud oleh

Termohon Kasasi pada PT. KPB tidak diketahui oleh pemegang saham

lain pada PT.KPB, dan sekaligus membuktikan bahwa isi Proposal

Perdamaian yang diajukan oleh Termohon Kasasi adalah tidak benar,

direkayasa, yang merugikan kepentingan Para Kreditor;

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22

Page 121: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Hal 23 dari 34 hal. Put. No. 186 K/Pdt.Sus-Pailit/2015

3. Bahwa merujuk pada fakta hukum dan bukti hukum di atas, bahwa terbukti

alasan dan pertimbangan hukum tersebut, terbukti bahwa pelaksanaan

proposal perdamaian yang diajukan oleh Termohon Kasasi yang saat ini

sudah dihomologasi mengandung masalah hukum dan resiko yang dapat

berdampak fatal terhadap pelaksanaan perdamaian (penjualan PT. KPB

selaku asset Debitor) sekaligus potensi adanya tuntutan dari pemegang

saham lain pada PT. KPB, yaitu Oorja (Batua) Pte. Ltd. selaku pemegang

saham PT. KPB sebanyak 2.500 lembar saham berupa first right of refusal,

sebagaimana ditentukan pada Pasal 57 ayat (1) huruf (a) dan (b) UU

Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang berbunyi:

(1) Dalam anggaran dasar dapat diatur persyaratan mengenai

pemindahan hak atas saham, yaitu:

a. Keharusan menawarkan terlebih dahulu kepada pemegang saham

dengan klasifikasi tertentu atau pemegang saham lainnya;

b. Keharusan mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Organ

Perseroan; dan/atau

c. Keharusan mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari instansi

yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan;

4. Bahwa oleh karenanya wajar dan beralasan hukum bila Ketua Mahkamah

Agung dan/atau Majelis Hakim Agung Yang Terhormat untuk mengabulkan

permohonan kasasi Pemohon dan membatalkan pengesahan Proposal

(Rencana) Perdamaian antara Termohon Kasasi dengan Pemohon

Kasasi/Para Kreditor;

C. Perdamaian Dicapai Karena Penipuan, Atau Persekongkolan, Dengan Satu

Atau Lebih Kreditor, Dengan Upaya Tidak Jujur Antara Kreditor Dengan

Debitur PT United Coal Indonesia

1. Bahwa patut diduga adanya tipu muslihat atau upaya tidak jujur dalam

Pelaksanaan Voting Perdamaian yang dilakukan pada tanggal 8 Januari

2015 di All Seasons Gajah Mada Hotel, seharusnya Rapat Pemungutan

Suara (Voting) atas Rencana Perdamaian sesuai Surat Pengurus Nomor

025/PKPU-UCI/XII/2014 tanggal 22 Desember 2014, (Bukti Pemohon

Kasasi 7); dan bukan pembahasan Proposal baru lagi;

2. Bahwa namun dalam Agenda Pemungutan Suara (Voting) dilaksanakan

pada tanggal 8 Januari 2015 bertempat di Hotel All Season Gajah Mada

Hotel, Room Lime Green & Steel blue Jalan KH. Zainul Arifin Nomor 5-7

Jakarta Pusat, faktanya Termohon Kasasi menyampaikan Revisi Final

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23

Page 122: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Hal 24 dari 34 hal. Put. No. 186 K/Pdt.Sus-Pailit/2015

Proposal Rencana Perdamaian Nomor UCI/HO/I/2015/002 tanggal 8

Januari 2015 (Bukti Pemohon Kasasi 6), dan terlihat ada perubahan

skema pelunasan upaya perdamaian terhadap kreditor separatis (PT.

Bank Mandiri) pada halaman 11, dan pada hari yang sama langsung

dilakukan pemungutan suara, sehingga tidak ada waktu untuk para

kreditor untuk mempelajari secara teliti dan saksama perubahan

proposal perdamaian (Final) tersebut, terlebih lagi tidak ada penjelasan

secara spesifik terkait hal ini dari Termohon Kasasi di dalam rapat

kreditor tanggal 8 Januari 2015;

3. Bahwa selain itu, pada sesi penjelasan Revisi Final Proposal Rencana

Perdamaian Nomor UCI/HO/I/2015/002 tanggal 8 Januari 2015, Direktur

PT. United Coal Indonesia hanya menjelaskan mengenai perubahan

pembayaran pada Kreditur Separatis (PT. Bank Mandiri) yang dikutip

pada halaman 11 angka (2) nomor 1 huruf (b) Revisi Final Proposal

Rencana Perdamaian Nomor UCI/HO/I/2015/002 tanggal 8 Januari 2015

tertulis:

,.. “hutang pokok sebesar Rp273.128.535,653 akan dilunasi dalam

jangka waktu 36 bulan sejak tanggal akta penetapan putusan

homologasi dengan jadwal angsuran sebagai berikut:”

(5) Bulan ke 1 s.d ke-6 : Rp1.000.000.000,00 per bulan;

(6) Bulan ke 7 s.d ke-12 : Rp2.500.000.000,00 per bulan;

(7) Bulan ke 12 s.d ke-18 : Rp3.500.000.000,00 per bulan;

(8) Dst.....

Bahwa Revisi Proposal tersebut sama sekali tidak menyinggung

mengenai bagaimana strategi Debitur untuk meningkatkan pendapatan

(cash in) untuk membayar adanya pembayaran angsuran kepada PT.

Bank Mandiri tersebut, karena sama sekali tidak ada perubahan pada sisi

penerimaan perusahaan (cash inflow) halaman 5 yaitu sebesar 21.207,17

(dalam jutaan rupiah) yang jelas-jelas cash inflownya tetap sama/tidak

ada yang berubah dengan Proposal Tahap III sebelumnya Proposal

Nomor UCI/HO/XII/2014/89 Tahap III (Bukti Pemohon Kasasi 8);

4. Sehingga patut diduga ada kejanggalan pada perubahan proposal

perdamaian tersebut dan semakin memperlihatkan indikasi dugaan

upaya tidak jujur oleh Debitor kepada Para Kreditor Konkuren terbukti

adanya perubahan pada skema pelunasan kreditur separatis yang

meningkatkan beban angsuran Termohon Kasasi, namun tidak ada

penjelasan bagaimana PT. UCI (Termohon Kasasi) dapat membayarkan

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24

Page 123: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Hal 25 dari 34 hal. Put. No. 186 K/Pdt.Sus-Pailit/2015

angsuran tersebut karena tidak ada proyeksi peningkatan pendapatan/

income perusahaan untuk membayar angsuran kepada PT. Bank

Mandiri;

5. Bahwa hal tersebut di atas, jelas membuktikan adanya iktikad tidak baik

berupa persekongkolan/upaya tidak jujur antara PT. United Coal

Indonesia (Termohon Kasasi) dengan PT. Bank Mandiri dalam rangka

pelaksanaan voting perdamaian yang merugikan Pemohon Kasasi;

6. Berdasarkan pertimbangan hukum Judex Facti tersebut di atas, terbukti

bahwa Judex Facti telah melanggar ketentuan Pasal 285 ayat (2) huruf c

Undang Undang Kepailitan dan PKPU, sehingga sudah selayaknya

Majelis Hakim Agung yang terhormat membatalkan pertimbangan hukum

Judex Facti halaman 16 paragraf (2) dan (3) yang pada pokoknya

menyatakan:

“.......... menimbang setelah mendengar dari Tim pengurus, Termohon

PKPU, dan Para Kreditor dalam persidangan tanggal 14 Januari

2015, ternyata tidak ditemukan adanya alasan-alasan untuk menolak

pengesahan perdamaian sebagaimana diatur dalam Pasal 285 ayat

(2) Undang Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan

Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang”;

“..... menimbang bahwa oleh karena Pengadilan tidak menemukan

adanya alasan-alasan untuk menolak pengesahan perdamaian

sebagaimana diatur dalam Pasal 285 ayat (2) Undang Undang

Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban

Pembayaran Utang, maka pengadilan wajib mengesahkan

perdamaian tersebut sebagaimana diisyaratkan dalam Pasal 285

ayat (1) Undang Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan

dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang”;

7. Berdasarkan uraian tersebut terbukti bahwa Judex Facti telah salah

menerapkan hukum tentang Pasal 285 ayat (2) Undang Undang Nomor

37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban

Pembayaran Utang tentang sahnya rencana perdamaian. Oleh

karenanya putusan a quo harus dibatalkan dan Mahkamah Agung RI

dapat mengambil alih untuk mengadili, memeriksa dan memberikan

keputusan atas perkara ini.

Menimbang, bahwa keberatan-keberatan kasasi yang diajukan oleh

Pemohon Kasasi II dalam memori kasasinya adalah:

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 25

Page 124: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Hal 26 dari 34 hal. Put. No. 186 K/Pdt.Sus-Pailit/2015

A. Perdamaian Dicapai Karena Penipuan, Atau Persekongkolan, Dengan Satu

Atau Lebih Kreditor, Dengan Upaya Tidak Jujur Antara Kreditor Dengan

Debitur PT United Coal Indonesia

1. Bahwa patut diduga adanya tipu muslihat atau upaya tidak jujur dalam

Pelaksanaan Voting Perdamaian yang dilakukan pada tanggal 8 Januari

2015 di All Seasons Gajah Mada Hotel, seharusnya berdasarkan Surat

Pengurus Nomor 025/PKPU-UCI/XII/2014 tanggal 22 Desember 2014,

(Bukti Pemohon Kasasi 1); agenda pada tanggal 8 Januari 2015 adalah

Rapat Pemungutan Suara (Voting) atas Rencana Perdamaian dan bukan

pembahasan Proposal baru lagi;

2. Bahwa namun dalam Agenda yang telah ditetapkan berupa Pemungutan

Suara (Voting) dilaksanakan pada tanggal 8 Januari 2015 bertempat di

Hotel All Season Gajah Mada Hotel, Room Lime Green & Steel Blue Jln.

KH. Zainul Arifin Nomor 5-7 Jakarta Pusat, faktanya Termohon Kasasi

menyampaikan Revisi Final Proposal Rencana Perdamaian Nomor UCI/

HO/I/2015/002 tanggal 8 Januari 2015 (Bukti Pemohon Kasasi 2), dan

terlihat ada perubahan skema pelunasan upaya perdamaian terhadap

kreditor separatis (PT.Bank Mandiri) pada halaman 11, dan pada hari

yang sama langsung dilakukan pemungutan suara, sehingga tidak ada

waktu untuk para kreditor untuk mempelajari secara teliti dan saksama

perubahan proposal perdamaian (Final) tersebut, terlebih lagi tidak ada

penjelasan secara spesifik terkait hal ini dari Termohon Kasasi di dalam

rapat kreditor tanggal 8 Januari 2015;

3. Bahwa selain itu, pada sesi penjelasan Revisi Final Proposal Rencana

Perdamaian Nomor UCI/HO/I/2015/002 tanggal 8 Januari 2015, Direktur

PT. United Coal Indonesia hanya menjelaskan mengenai perubahan

pembayaran pada Kreditur Separatis (PT. Bank Mandiri) yang dikutip

pada halaman 11 angka (2) nomor 1 huruf (b) Revisi Final Proposal

Rencana Perdamaian Nomor UCI/HO/I/2015/002 tanggal 8 Januari 2015

tertulis:

,.. “hutang pokok sebesar Rp273.128.535,653 akan dilunasi dalam

jangka waktu 36 bulan sejak tanggal akta penetapan putusan

homologasi dengan jadwal angsuran sebagai berikut:”;

(1) Bulan ke 1 s.d ke-6 : Rp1.000.000.000,00 per bulan;

(2) Bulan ke 7 s.d ke-12 : Rp2.500.000.000,00 per bulan;

(3) Bulan ke 12 s.d ke-18 : Rp3.500.000.000,00 per bulan;

(4) Dst.....

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 26

Page 125: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Hal 27 dari 34 hal. Put. No. 186 K/Pdt.Sus-Pailit/2015

Bahwa Revisi Proposal tersebut sama sekali tidak menyinggung

mengenai bagaimana strategi Debitur untuk meningkatkan pendapatan

(cash in) untuk membayar adanya pembayaran angsuran kepada PT.

Bank Mandiri tersebut, karena sama sekali tidak ada perubahan pada sisi

penerimaan perusahaan (cash inflow) halaman 5 yaitu sebesar 21.207,17

(dalam jutaan rupiah) yang jelas-jelas cash inflownya tetap sama/tidak

ada yang berubah dengan Proposal sebelumnya Proposal Nomor UCI/

HO/XII/2014/89 Tahap III (Bukti Pemohon Kasasi 3);

4. Sehingga patut diduga ada kejanggalan dan manipulasi pada perubahan

proposal perdamaian tersebut dan semakin memperlihatkan indikasi

dugaan upaya tidak jujur oleh Debitor/PT. United Coal Indonesia kepada

Para Kreditor Konkuren, yang terbukti adanya perubahan pada skema

pelunasan kreditur separatis yang meningkatkan beban angsuran

Termohon Kasasi, namun tidak ada penjelasan bagaimana PT. UCI

(Termohon Kasasi) dapat membayarkan angsuran tersebut karena tidak

ada proyeksi peningkatan pendapatan/income perusahaan untuk

membayar angsuran kepada PT. Bank Mandiri;

5. Bahwa hal tersebut di atas, jelas membuktikan adanya iktikad tidak baik

berupa persekongkolan/upaya tidak jujur antara PT. United Coal

Indonesia (Termohon Kasasi) dengan PT. Bank Mandiri dalam rangka

pelaksanaan voting perdamaian yang merugikan Pemohon Kasasi;

6. Berdasarkan pertimbangan hukum Judex Facti tersebut di atas, terbukti

bahwa Judex Facti telah melanggar ketentuan Pasal 285 ayat (2) huruf c

Undang Undang Kepailitan dan PKPU, sehingga sudah selayaknya

Majelis Hakim Agung yang terhormat membatalkan pertimbangan hukum

Judex Facti halaman 16 paragraf (2) dan (3) yang pada pokoknya

menyatakan:

“..........menimbang setelah mendengar dari Tim pengurus, Termohon

PKPU, dan Para Kreditor dalam persidangan tanggal 14 Januari

2015, ternyata tidak ditemukan adanya alasan-alasan untuk menolak

pengesahan perdamaian sebagaimana diatur dalam Pasal 285 ayat

(2) Undang Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan

Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang”;

“..... menimbang bahwa oleh karena Pengadilan tidak menemukan

adanya alasan-alasan untuk menolak pengesahan perdamaian

sebagaimana diatur dalam Pasal 285 ayat (2) Undang Undang

Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 27

Page 126: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Hal 28 dari 34 hal. Put. No. 186 K/Pdt.Sus-Pailit/2015

Pembayaran Utang, maka pengadilan wajib mengesahkan

perdamaian tersebut sebagaimana diisyaratkan dalam Pasal 285

ayat (1) Undang Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan

dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang”;

7. Berdasarkan dengan terbuktinya Judex Facti telah salah menerapkan

hukum tentang Pasal 285 ayat (2) Undang Undang Nomor 37 Tahun

2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

tentang sahnya rencana perdamaian. Oleh karenanya putusan a quo

harus dibatalkan dan Mahkamah Agung RI dapat mengambil alih untuk

mengadili, memeriksa dan memberikan keputusan atas perkara ini;

B. Pelaksanaan Perdamaian Tidak Menjamin Terpenuhinya Hak-Hak Kreditor

Karena Ada Manipulasi Fakta

1. Ketua Mahkamah Agung dan/atau Majelis Hakim Agung Yang Terhormat,

Pemohon Kasasi sangat kecewa terhadap sikap Termohon Kasasi baik

terhadap Pengurus, dan Hakim Pengawas yang sejak awal persidangan

tidak pernah secara transparan dan terbuka menjelaskan mengenai

keberadaan aset Termohon Kasasi berupa anak perusahaan PT. Karya

Putra Borneo (“PT. KPB”);

2. Bahwa di dalam Proposal Perdamaiannya sejak awal Termohon Kasasi

berulang kali mengakui asetnya berupa PT. KPB sebagaimana dibuktikan

dalam Revisi Final Proposal Rencana Perdamaian Nomor UCI/HO/I/

2015/002 tanggal 8 Januari 2015 (Bukti Pemohon Kasasi 2) halaman 11

angka 1 huruf (a) tertulis:

“.......bahwa hasil seluruh penjualan asset yang berupa anak

perusahaan yaitu PT. Karya Putra Borneo digunakan untuk melunasi

seluruh kewajiban kepada Bank Mandiri terlebih dahulu selaku

pemilik jaminan dari asset tersebut, dengan tenggat waktu paling

lambat 30 Juni 2015;

3. Bahwa sejak awal dari Pengajuan Proposal Perdamaian sampai dengan

Proposal Perdamaian Final tersebut, Termohon Kasasi berulang kali

menyebutkan bahwa PT. KPB adalah anak perusahaan dari Termohon

Kasasi, namun tidak pernah menegaskan berapa banyak kepemilikan

saham Termohon Kasasi pada PT. KPB, dan dokumen yang

membuktikan adanya gadai saham-saham atas aset Termohon Kasasi

berupa saham-saham pada PT. KPB;

Selengkapnya dapat dilihat pada Proposal Perdamaian (Tahap I) yang

disampaikan Termohon Kasasi pada pembahasan Proposal tanggal 20

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 28

Page 127: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Hal 29 dari 34 hal. Put. No. 186 K/Pdt.Sus-Pailit/2015

November 2014 di Hotel Grand Mercure, Jalan Hayam Wuruk, Jakarta

Pusat, (Bukti Pemohon Kasasi 7) yang pada halaman 13 dan 14

disebutkan:

“PT. United Coal Indonesia memiliki anak perusahaan, atau

perusahaan yang sahamnya terdaftar atas nama PT. United Coal

Indonesia yaitu PT. Karya Putra Borneo (KPB) yang menjadi jaminan

bagi Bank Mandiri”;

Lalu pada Proposal Perdamaian UCI/HO/XII/2014/84 (Tahap II) (Bukti

Pemohon Kasasi 4) pada Halaman (12) bagian Resrukturisasi

pembayaran Hutang huruf (a):

“.............Dan pada bulan Februari 2015 perusahaan akan melakukan

pembayaran kepada Bank Mandiri sebesar Rp125 miliar dengan cara

penjualan asset perusahaan yaitu anak perusahaan dari PT. United

Coal Indonesia”;

Kemudian pada Proposal Perdamaian UCI/HO/XII/2014/89 (Tahap III)

(Bukti Pemohon Kasasi 3) halaman 9 (Skema pembayaran kepada

kreditur separatis):

a. Bahwa jika terjadi penjualan asset yang berupa anak perusahaan

maka seluruh hasil penjualan tersebut akan digunakan untuk

melakukan pembayaran kepada Bank Mandiri terlebih dahulu selaku

pemilik jaminan dari asset tersebut”;

4. Bahwa dengan demikian, Proposal Perdamaian yang diajukan oleh PT.

UCI kepada Pemohon Kasasi yang termasuk kreditur konkuren, dengan

penjelasan/informasi yang menerangkan bahwa harta/asset PT. UCI

berupa saham-saham milik PT. UCI yang terdaftar atas nama PT. Karya

Putra Borneo (selaku anak perusahaan PT. UCI) sudah dijadikan jaminan

pada Bank Mandiri, yang oleh karenanya berdasarkan fakta adanya

jaminan tersebut, apabila PT. UCI menjual hartanya/assetnya tersebut,

maka kreditur separatis selaku pemegang hak jaminan lah yang berhak

atas hasil penjualan yang diterima dari PT. UCI terhadap penjualan anak

perusahaan tersebut;

5. Bahwa namun demikian, dalam proses perdamaian, Termohon Kasasi

tidak pernah menunjukkan dokumen gadai saham/maupun sertifikat

kepemilikan atas saham milik Termohon Kasasi pada PT. KPB tersebut

yang menjadi dasar PT. Bank Mandiri selaku Pemilik Jaminan; dan

Termohon Kasasi juga tidak pernah menjelaskan berapa banyak jumlah

saham-sahamnya pada PT. KPB;

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 29

Page 128: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Hal 30 dari 34 hal. Put. No. 186 K/Pdt.Sus-Pailit/2015

6. Bahwa ternyata diketahui oleh Pemohon Kasasi berdasarkan Surat

Pernyataan dari Surat Pernyataan dari Oorja (Batua) Pte. Ltd. tanggal

7 Januari 2015 yang menyatakan (Bukti Pemohon Kasasi 5) yang

merupakan pemegang saham pada PT. Karya Putra Borneo sebanyak

50 (lima puluh) persen atau setara dengan 2.500 lembar berdasarkan

Akta Berita Acara Rapat Nomor 46 tanggal 18 April 2011 (Bukti Pemohon

Kasasi 6) yang menyatakan bahwa:

- Sampai saat ini saham-saham milik PT. United Coal Indonesia

sebanyak 2.000 lembar saham (ekuivalen dengan 40 % dari saham-

saham yang diterbitkan) pada PT. Karya Putra Borneo, tidak pernah

diberikan persetujuan penjaminan kepada PT. Bank Mandiri ataupun

pihak lain;

- Bahwa sebaliknya, berdasarkan Memorandum of Agremeent tanggal

2- November 2010 antara Oorja Holdings PTE LTD dengan PT. United

Coal Indonesia, justru saham-saham milik PT. United Coal Indonesia

yang seharusnya dijadikan jaminan/agunan dalam rangka pembiayaan

Batuah Coal Project’;

Bahwa terkait dengan gadai saham tersebut, Pemohon Kasasi

mengemukakan ketentuan Pasal 60 ayat (3) UU Nomor 40 Tahun 2007

tentang Perseroan Terbatas mengatur bahwa:

“Gadai saham atau jaminan fidusia atas saham yang telah

didaftarkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

wajib dicatat dalam daftar pemegang saham dan daftar khusus

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50”;

Sedangkan pada Penjelasan Pasal 60 ayat (3) UU Nomor 40 Tahun 2007

tentang Perseroan Terbatas, mengatur bahwa:

“Ketentuan ini dimaksudkan agar Perseroan atau pihak lain yang

berkepentingan dapat mengetahui mengenai status saham tersebut”;

Dengan demikian terbukti bahwa gadai saham yang dimaksud oleh

Termohon Kasasi pada PT. KPB tidak diketahui oleh pemegang saham

lain pada PT. KPB, dan sekaligus membuktikan bahwa isi Proposal

Perdamaian yang diajukan oleh Termohon Kasasi adalah tidak benar,

direkayasa, yang merugikan kepentingan Para Kreditor;

7. Bahwa merujuk pada fakta hukum dan bukti hukum di atas, bahwa

terbukti alasan dan pertimbangan hukum tersebut, terbukti bahwa

pelaksanaan proposal perdamaian yang diajukan oleh Termohon Kasasi

yang saat ini sudah dihomologasi mengandung masalah hukum dan

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 30

Page 129: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Hal 31 dari 34 hal. Put. No. 186 K/Pdt.Sus-Pailit/2015

resiko yang dapat berdampak fatal terhadap pelaksanaan perdamaian

(penjualan PT. KPB selaku asset Debitor) sekaligus potensi adanya

tuntutan dari pemegang saham lain pada PT. KPB, yaitu Oorja (Batua)

Pte. Ltd. selaku pemegang saham PT. KPB sebanyak 2.500 lembar

saham berupa first right of refusal, sebagaimana ditentukan pada Pasal

57 ayat (1) huruf (a) dan (b) Undang Undang Nomor 40 Tahun 2007

tentang Perseroan Terbatas yang berbunyi:

(1) Dalam anggaran dasar dapat diatur persyaratan mengenai

pemindahan hak atas saham, yaitu:

a. Keharusan menawarkan terlebih dahulu kepada pemegang

saham dengan klasifikasi tertentu atau pemegang saham lainnya;

b. Keharusan mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Organ

Perseroan; dan/atau

c. Keharusan mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari instansi

yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan;

8. Bahwa oleh karenanya wajar dan beralasan hukum bila Ketua Mahkamah

Agung dan/atau Majelis Hakim Agung Yang Terhormat untuk

mengabulkan permohonan kasasi Pemohon dan membatalkan

pengesahan Proposal (Rencana) Perdamaian antara Termohon Kasasi

dengan Pemohon Kasasi /Para Kreditor;

C. Judex Facti Telah Salah Menerapkan Atau Melanggar Hukum Yang Berlaku

Dengan Tidak Melakukan Pemeriksaan Secara Patut Terhadap Kebenaran

Gadai Saham Milik PT. UCI Pada PT. Karya Putra Borneo Sebelum

Homologasi;

1. Ketua Mahkamah Agung dan/atau Majelis Hakim Agung Yang Terhormat,

Pemohon Kasasi sangat kecewa terhadap sikap Termohon Kasasi baik

terhadap Pengurus, dan Hakim Pengawas yang sejak awal persidangan

tidak pernah memeriksa secara patut mengenai gadai saham milik

Termohon Kasasi pada PT. Karya Putra Borneo sebagaimana terungkap

pada Bukti Pemohon Kasasi 5 yang membuktikan tidak pernah ada gadai

saham milik Termohon Kasasi pada PT. KPB;

2. Bahwa dengan adanya kesalahan yang tidak memeriksa secara patut

dalam proses perdamaian telah merugikan Pemohon Kasasi selaku

kreditur Konkuren, atas adanya ketidakbenaran, dan manipulasi oleh

Termohon Kasasi selaku Debitur, sebagaimana telah diatur pada

Penjelasan Undang Undang Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2004

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 31

Page 130: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Hal 32 dari 34 hal. Put. No. 186 K/Pdt.Sus-Pailit/2015

tentang Kepailitan dan PKPU bagian I (Umum) paragraph ke (12) yang

berbunyi:

....”Ada beberapa faktor perlunya pengaturan mengenai kepailitan

dan penundaan kewajiban pembayaran utang:

Pertama, untuk menghindari perebutan harta Debitor apabila dalam

waktu yang sama ada beberapa Kreditor yang menagih piutangnya

dari Debitor;

Kedua, untuk menghindari adanya Kreditor pemegang hak jaminan

kebendaan yang menuntut haknya dengan cara menjual barang milik

Debitor tanpa memperhatikan kepentingan Debitor atau para Kreditor

lainnya;

Ketiga, untuk menghindari adanya kecurangan-kecurangan yang

dilakukan oleh salah seorang Kreditor atau Debitor sendiri. Misalnya,

Debitor berusaha untuk memberi keuntungan kepada seorang atau

beberapa orang Kreditor tertentu sehingga Kreditor lainnya dirugikan,

atau adanya perbuatan curang dari Debitor untuk melarikan semua

harta kekayaanya dengan maksud untuk melepaskan tanggung

jawabnya terhadap Para Kreditor.”;

3. Bahwa dengan demikian terbukti, Termohon Kasasi telah melakukan

kecurangan, dan Judex Facti telah melakukan kesalahan dalam

penerapan hukum dalam proses perdamaian dengan tidak melakukan

pemeriksaan secara patut dalam kebenaran adanya gadai saham PT.

Karya Putra Borneo, yang membuktikan Judex Facti telah mengabaikan

ketentuan Penjelasan Undang Undang Republik Indonesia Nomor 37

Tahun 2004 tentang Kepailitan dan PKPU bagian I (Umum) paragraph ke

(12) tersebut di atas;

Menimbang, bahwa terhadap keberatan-keberatan tersebut, Mahkamah

Agung berpendapat:

Bahwa keberatan tersebut tidak dapat dibenarkan, oleh karena setelah

meneliti secara saksama memori kasasi tanggal 20 Januari 2015 dan 21 Januari

2015 serta kontra memori tanggal 2 Februari 2015 dihubungkan dengan

pertimbangan Judex Facti dalam hal ini Pengadilan Niaga pada Pengadilan

Negeri Jakarta Pusat tidak salah menerapkan hukum dengan pertimbangan

sebagai berikut:

Bahwa tidak ditemukan alasan-alasan untuk menolak adanya

pengesahan perdamaian berdasarkan Pasal 285 ayat (2) Undang Undang

Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan PKPU dan voting telah dilakukan

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 32

Page 131: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Hal 33 dari 34 hal. Put. No. 186 K/Pdt.Sus-Pailit/2015

sesuai dengan ketentuan Pasal 281 Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan

dan PKPU;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, ternyata

Putusan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Nomor

55/Pdt.Sus-PKPU/2014/PN.Niaga.Jkt.Pst. Jo. Nomor 32/Pdt.Sus.Pailit/2014/

PN.Niaga.Jkt.Pst. tanggal 14 Januari 2015 dalam perkara ini tidak bertentangan

dengan hukum dan/atau undang-undang, sehingga permohonan kasasi yang

diajukan oleh Para Pemohon Kasasi: CV. Exiss Jaya dan CV. Satria Dua

Perdana tersebut harus ditolak;

Menimbang, bahwa oleh karena permohonan kasasi dari Para Pemohon

Kasasi ditolak, Para Pemohon Kasasi harus dihukum untuk membayar biaya

perkara dalam tingkat kasasi ini;

Memperhatikan Undang Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang

Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, Undang Undang

Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman, Undang Undang Nomor

14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung sebagaimana telah diubah dengan

Undang Undang Nomor 5 Tahun 2004 dan perubahan kedua dengan Undang

Undang Nomor 3 Tahun 2009, serta peraturan perundang-undangan lain yang

bersangkutan;

M E N G A D I L I

Menolak permohonan kasasi dari Para Pemohon Kasasi: 1. CV. EXISS

JAYA, dan 2. CV. SATRIA DUA PERDANA, tersebut;

Menghukum Para Pemohon Kasasi untuk membayar biaya perkara

dalam tingkat kasasi yang ditetapkan sebesar Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah);

Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim

pada Mahkamah Agung pada hari Selasa, tanggal 12 Mei 2015 oleh Syamsul

Ma’arif, S.H., LL.M., Ph.D., Hakim Agung yang ditetapkan oleh Ketua

Mahkamah Agung sebagai Ketua Majelis, Dr. H. Abdurrahman, S.H., M.H., dan I

Gusti Agung Sumanatha, S.H., M.H., Hakim-Hakim Agung, masing-masing

sebagai Anggota, putusan tersebut diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum

pada hari itu juga oleh Ketua dengan dihadiri oleh Anggota-Anggota tersebut

dan oleh Rita Elsy, S.H., M.H., Panitera Pengganti tanpa dihadiri oleh para pihak.

Hakim-Hakim Anggota: Ketua Majelis,

ttd./Dr. H. Abdurrahman, S.H., M.H. ttd./Syamsul Ma’arif, S.H., LL.M., Ph.D.

ttd./I Gusti Agung Sumanatha, S.H., M.H.

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 33

Page 132: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Hal 34 dari 34 hal. Put. No. 186 K/Pdt.Sus-Pailit/2015

Panitera Pengganti,

Biaya-biaya Kasasi: ttd./ Rita Elsy, S.H., M.H.1. M e t e r a i…………….. Rp 6.000,002. R e d a k s i…………….. Rp 5.000,003. Administrasi kasasi……….. Rp4.989.000,00

Jumlah ……………… Rp5.000.000,00

UNTUK SALINANMAHKAMAH AGUNG RI.

a.n PaniteraPanitera Muda Perdata Khusus,

RAHMI MULYATI, SH., MH.NIP: 19591207 198512 2 002

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 34

Page 133: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 1 dari 7 hal. Put. Nomor 557 K/Pdt.Sus-Pailt/2018

P U T U S A NNomor 557 K/Pdt.Sus-Pailit/2018

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

M A H K A M A H A G U N G

memeriksa perkara perdata khusus kepailitan (keberatan terhadap

pembagian harta pailit) pada tingkat kasasi telah memutus sebagai berikut

dalam perkara:

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

DIREKTORAT JENDERAL PAJAK, KANTOR WILAYAH DJP

WAJIB PAJAK BESAR, KANTOR PELAYANAN PAJAK

WAJIB PAJAK BESAR SATU, diwakili oleh Anton Budhi

Setiawan, S.P., M.M., Kepala Kantor Pelayanan Pajak Wajib

Pajak Besar Satu, berkedudukan di Jalan Jenderal Sudirman

Kavling 56 Jakarta 12190, dalam hal ini memberi kuasa

kepada Sigit Danang Joyo, S.H., DESS.AF., Kepala

Subdirektorat Bantuan Hukum Direktorat Peraturan

Perpajakan II, dan kawan-kawan, berdasarkan Surat Kuasa

Khusus tanggal 22 Desember 2017;

Pemohon Kasasi;

t e r h a d a p

1. Dr. ANDREY SITANGGANG, S.H., M.H., S.E.;

2. RIO FERRY SIHOMBING, S.H.;

3. VYCHUNG CHONGSON, S.H., kesemuanya adalah Tim

Kurator PT United Coal Indonesia (Dalam Pailit), beralamat di

Jalan Pramuka Raya Nomor 53, Jakarta Pusat 10440, dalam hal

ini memberi kuasa kepada Yan Andriansah, S.H., dan kawan,

Para Advokat, berkantor di Arthaloka Building 15th floor, Suite

1510, Jalan Jenderal Sudirman Kavling 2, Jakarta 10220

berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal

20 Februari 2018;

Termohon Kasasi;

D a n

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1

Page 134: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 2 dari 7 hal. Put. Nomor 557 K/Pdt.Sus-Pailt/2018

PT PALARAN INDAH LESTARI, diwakili oleh Suwandi

Gunawan, Direktur, berkedudukan di Graha Niaga Lantai 3,

Jalan Rapak Indah Nomor 168, Samarinda;

Turut Termohon Kasasi;

Mahkamah Agung tersebut;

Membaca surat-surat yang bersangkutan yang merupakan bagian tidak

terpisahkan dari putusan ini;

Menimbang, bahwa dari surat-surat tersebut ternyata bahwa sekarang

Pemohon Kasasi dahulu sebagai Pemohon Keberatan telah mengajukan

permohonan keberatan terhadap pembagian harta pailit dalam perkara

kepailitan di depan persidangan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri

Jakarta Pusat dan memohon untuk memberikan putusan yang pada pokoknya

sebagai berikut:

- Menerima keberatan yang diajukan KPP Wajib Pajak Besar Satu terhadap

Daftar Pembagian Akhir Harta Pailit PT United Coal Indonesia (dalam Pailit);

- Memerintahkan Kurator untuk mendudukan tagihan utang pajak KPP

Wajib Pajak Besar Satu di atas tagihan PT Bank Mandiri (Persero), Tbk.;

- Memerintahkan Kurator membatalkan pembayaran kepada seluruh Kreditur

Konkuren sebesar Rp1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah) dan menyatakan

jumlah pembayaran kepada seluruh Kreditur Konkuren yang dimohonkan

pembatalan tersebut untuk dimasukan dan ditambahkan kepada porsi atau

bagian KPP Wajib Pajak Besar Satu selaku Kreditor Preferen;

- Memerintahkan Kurator untuk menggunakan Kantor Akuntan Publik

Independen dalam memeriksa pengeluaran Biaya Kepailitan;

- Memerintahkan Kurator agar selisih dari pengeluaran menurut Kantor

Akuntan Publik dengan laporan pengeluaran yang dibuat oleh Kurator PT

United Coal Indonesia (dalam Pailit), untuk dimasukan dan ditambahkan

kepada porsi atau bagian KPP Wajib Pajak Besar Satu selaku Kreditor

Preferen;

- Memerintahkan Kurator untuk memperbaiki Daftar Pembagian Akhir Harta

Pailit PT United Coal Indonesia (dalam Pailit) dengan memperhatikan hak

mendahulu Negara atas utang Pajak;

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2

Page 135: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 3 dari 7 hal. Put. Nomor 557 K/Pdt.Sus-Pailt/2018

- Memerintahkan Kurator PT United Coal Indonesia (dalam Pailit) untuk

mendahulukan/mengutamakan pelunasan utang Pajak sebesar

Rp43.334.542.465,00 (empat puluh tiga milyar tiga ratus tiga puluh empat

juta lima ratus empat puluh dua ribu empat ratus enam puluh lima rupiah)

dari kreditur lainnya;

Bahwa terhadap permohonan tersebut Pengadilan Niaga pada

Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah memberikan Putusan Nomor

11/Pdt.Sus/Pembatalan Perdamaian/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst., juncto Nomor

55/Pdt.Sus/PKPU/2014/PN.Niaga.Jkt.Pst., juncto Nomor 32/Pdt.Sus.Pailit/

2014/PN.Niaga.Jkt.Pst., tanggal 6 Februari 2018 yang amarnya sebagai

berikut:

1. Menolak permohonan keberatan Pemohon I dan Pemohon II untuk

seluruhnya;

2. Membebankan biaya perkara ini pada Para Pemohon secara tanggung

renteng sebesar Rp411.000,00 (empat ratus sebelas ribu rupiah);

Menimbang, bahwa sesudah Putusan Pengadilan Niaga pada

Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tersebut diucapkan dengan hadirnya kuasa

Para Pemohon dan Kuasa Para Termohon pada tanggal 6 Februari 2018,

terhadap putusan tersebut Pemohon Keberatan melalui kuasanya

berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 22 Desember 2017 mengajukan

permohonan kasasi pada tanggal 13 Februari 2018, sebagaimana ternyata

dari Akta Permohonan Kasasi Nomor 6 Kas/Pdt.Sus-

Pailit/2018/PN.Niaga.Jkt.Pst juncto Nomor 11/Pdt.Sus/Pembatalan

Perdamaian/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst., juncto Nomor

55/Pdt.Sus/PKPU/2014/PN.Niaga.Jkt.Pst., juncto Nomor

32/Pdt.Sus.Pailit/2014/PN.Niaga.Jkt.Pst., (Renvoi Prosedur) yang dibuat

oleh Panitera Pengadilan Niaga Jakarta Pusat, permohonan tersebut

disertai dengan memori kasasi yang memuat alasan-alasan yang diterima di

Kepaniteraan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada

tanggal itu juga;

Bahwa memori kasasi dari Pemohon Kasasi tersebut telah

disampaikan kepada Termohon Kasasi dan Turut Termohon Kasasi masing-

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3

Page 136: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 4 dari 7 hal. Put. Nomor 557 K/Pdt.Sus-Pailt/2018

masing pada tanggal 14 Februari 2018;

Kemudian Termohon Kasasi mengajukan jawaban memori kasasi yang

diterima di Kepaniteraan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta

Pusat pada tanggal 21 Februari 2018 yang pada pokoknya menolak

permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi;

Menimbang, bahwa permohonan kasasi a quo beserta alasan-

alasanya telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan saksama, diajukan

dalam tenggang waktu dan dengan cara yang ditentukan dalam undang-

undang, sehingga permohonan kasasi tersebut secara formal dapat diterima

Menimbang, bahwa berdasarkan memori kasasi yang diterima tanggal

13 Februari 2018 yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari putusan ini,

Pemohon Kasasi meminta agar:

1. Menerima permohonan Pemohon Kasasi untuk seluruhnya;

2. Membatalkan Putusan Majelis Hakim Pengadilan Niaga pada

Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Nomor 11/Pdt.Sus/Pembatalan

Perdamaian/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst., juncto Nomor 55/Pdt.Sus/PKPU/

2014/PN.Niaga.Jkt.Pst., juncto Nomor 32/Pdt.Sus.Pailit/2014/

PN.Niaga.Jkt.Pst., tanggal 6 Februari 2018;

Dan dengan mengadili sendiri:

1. Mengabulkan permohonan Pemohon Kasasi/Pembantah untuk

seluruhnya;

2. Menerima keberatan yang diajukan Kantor Pelayanan Pajak Wajib

Pajak Besar Satu terhadap Daftar Pembagian Akhir Harta Pailit PT

United Coal Indonesia (dalam Pailit);

3. Memerintahkan Kurator untuk mendudukan tagihan utang pajak KPP

Wajib Pajak Besar Satu di atas tagihan PT Bank Mandiri (Persero), Tbk.;

4. Memerintahkan Kurator untuk membatalkan pembayaran kepada

seluruh Kreditor Konkuren sebesar Rp1.000.000.000,00 (satu milyar

rupiah), dan menyatakan bahwa jumlah pembayaran kepada seluruh

Kreditur Konkuren yang dimohonkan dibatalkan tersebut untuk

dimasukkan dan ditambahkan kepada porsi atau bagian KPP Wajib

Pajak Besar Satu selaku Kreditor Preferen;

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4

Page 137: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 5 dari 7 hal. Put. Nomor 557 K/Pdt.Sus-Pailt/2018

5. Memerintahkan Kurator untuk untuk menggunakan Kantor Akuntan

Publik Independen dalam memeriksa pengeluaran Biaya Kepailitan;

6. Memerintahkan Kurator agar selisih dari pengeluaran menurut Kantor

Akuntan Publik dengan laporan pengeluaran yang dibuat oleh Kurator

PT United Coal Indonesia (dalam Pailit) untuk dimasukan dan

ditambahkan kepada porsi atau bagian KPP Wajib Pajak Besar Satu

selaku Kreditor Preferen;

7. Memerintahkan Kurator untuk memperbaiki Daftar Pembagian Akhir

Harta Pailit PT United Coal Indonesia (dalam Pailit) dengan

memperhatikan hak mendahulu Negara atas utang pajak;

8. Memerintahkan Kurator PT United Coal Indonesia (dalam Pailit),

untuk mendahulukan/mengutamakan pelunasan utang pajak sebesar

Rp43.334.542.465,00 (empat puluh tiga milyar tiga ratus tiga puluh

empat juta lima ratus empat puluh dua ribu empat ratus enam puluh

lima rupiah) dari kreditur lainnya;

Menimbang, bahwa terhadap alasan-alasan tersebut Mahkamah

Agung berpendapat:

Bahwa alasan-alasan kasasi tersebut tidak dapat dibenarkan, oleh

karena setelah meneliti memori kasasi tanggal 13 Februari 2018 dan kontra

memori kasasi tanggal 21 Februari 2018, dihubungkan dengan pertimbangan

Judex Facti dalam hal ini Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta

Pusat tidak salah menerapkan hukum dengan pertimbangan sebagai berikut:

- Bahwa Pemohon Keberatan selaku Kreditur Preferen yang memiliki

tagihan yang diakui sebesar Rp43.334.542.465,00 (empat puluh tiga milyar

tiga ratus tiga puluh empat juta lima ratus empat puluh dua ribu empat

ratus enam puluh lima rupiah), dengan jumlah harta pailit yang akan dibagi

kepada Para Kreditur hanya sejumlah Rp30.987.247.383,00 (tiga puluh

milyar sembilan ratus delapan puluh tujuh juta dua ratus empat puluh tujuh

ribu tiga ratus delapan puluh tiga rupiah), yang mana jumlah ini tidak akan

memenuhi seandainya dibayarkan seluruhnya kepada Pemohon

Keberatan, padahal terdapat pula Kreditur Separatis yang memiliki tagihan

yang diakui sejumlah Rp280.637.628.291,27 (dua ratus delapan puluh

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5

Page 138: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 6 dari 7 hal. Put. Nomor 557 K/Pdt.Sus-Pailt/2018

milyar enam ratus tiga puluh tujuh juta enam ratus dua puluh delapan ribu

dua ratus sembilan puluh satu rupiah dua puluh tujuh sen);

- Bahwa dengan demikian pembagian yang dilakukan oleh Kurator dengan

persetujuan Hakim Pengawas yaitu terhadap Pemohon Keberatan KPP

Wajib Pajak Besar Satu memperoleh Rp2.549.161.883,00 (dua milyar lima

ratus empat puluh sembilan juta seratus enam puluh satu ribu delapan ratus

delapan puluh tiga rupiah) atau sebesar 5,88% dari tagihan yang diakui dan

Kreditur Separatis PT Bank Mandiri (Persero), Tbk., menerima

Rp14.000.000.000,00 (empat belas milyar rupiah) atau sebesar 4,99% dari

tagihan yang diakui adalah tepat dan benar, karena sesuai dengan azas

keadilan yang dijadikan dasar dalam Undang Undang Nomor 37 Tahun

2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang;

- Demikian pula tagihan Kreditor Konkuren PT Palaran Indah Lestari

telah sesuai dengan ketentuan Pasal 189 ayat (3) Undang Undang

Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban

Pembayaran Utang;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas,

ternyata Putusan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat

Nomor 11/Pdt.Sus/Pembatalan Perdamaian/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst., juncto

Nomor 55/Pdt.Sus/PKPU/2014/PN.Niaga.Jkt.Pst., juncto Nomor

32/Pdt.Sus.Pailit/2014/PN.Niaga.Jkt.Pst., tanggal 6 Februari 2018 dalam

perkara ini tidak bertentangan dengan hukum dan/atau undang-undang,

sehingga permohonan kasasi yang diajukan oleh Pemohon Kasasi

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, DIREKTORAT

JENDERAL PAJAK, KANTOR WILAYAH DJP WAJIB PAJAK BESAR, KANTOR

PELAYANAN PAJAK WAJIB PAJAK BESAR SATU tersebut, harus ditolak;

Menimbang, bahwa oleh karena permohonan kasasi dari Pemohon

Kasasi ditolak, maka Pemohon Kasasi harus dihukum untuk membayar biaya

perkara dalam tingkat kasasi ini;

Memperhatikan Undang Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang

Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, Undang Undang

Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman, Undang Undang

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6

Page 139: AKIBAT HUKUM KEPAILITAN PT UNITED COAL INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47548/1/TITIA ULVA SAPITRI-FSH.pdfv ABSTRAK Titia Ulva Sapitri, NIM 11150480000066,

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Halaman 7 dari 7 hal. Put. Nomor 557 K/Pdt.Sus-Pailt/2018

Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung sebagaimana telah diubah

dengan Undang Undang Nomor 5 Tahun 2004 dan Perubahan Kedua dengan

Undang Undang Nomor 3 Tahun 2009, serta peraturan perundang-undangan

lain yang bersangkutan;

M E N G A D I L I:

1. Menolak permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi KEMENTERIAN

KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, DIREKTORAT JENDERAL

PAJAK, KANTOR WILAYAH DJP WAJIB PAJAK BESAR, KANTOR

PELAYANAN PAJAK WAJIB PAJAK BESAR SATU, tersebut;

2. Menghukum Pemohon Kasasi untuk membayar biaya perkara dalam

tingkat kasasi yang ditetapkan sebesar Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah);

Demikianlah diputuskan dalam rapat musyawarah Majelis Hakim pada

hari Selasa, tanggal 10 Juli 2018 oleh Dr. Yakup Ginting, S.H., C.N., M.Kn.,

Hakim Agung yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai Ketua

Majelis, Dr. H. Zahrul Rabain, S.H., M.H., dan Sudrajat Dimyati, S.H., M.H.,

Hakim-hakim Agung sebagai Hakim Anggota dan diucapkan dalam sidang

terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Ketua Majelis dengan dihadiri

Para Hakim Anggota tersebut dan oleh Susi Saptati, S.H., M.H., Panitera

Pengganti dan tidak dihadiri oleh para pihak.

Hakim-Hakim Anggota: Ketua Majelis,

Ttd/. Dr. H. Zahrul Rabain, S.H., M.H. Ttd/.Dr. Yakup Ginting, S.H., C.N., M.Kn.

Ttd/.Sudrajat Dimyati, S.H., M.H.

Panitera Pengganti,

Biaya-biaya: Ttd/.Susi Saptati, S.H., M.H.1. Meterai .......................Rp 6.000,002. Redaksi ......................Rp 5.000,003. Administrasi Kasasi ....Rp4.989.000,00 +Jumlah Rp5.000.000,00

Untuk SalinanMahkamah Agung R.I

a.n. Panitera,Panitera Muda Perdata Khusus

RAHMI MULYATI, S.H., M.H.NIP. 19591207 198512 2 002

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7