27
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu penyakit kulit yang selalu ngetren bagi para remaja dan dewasa muda adalah jerawat atau dalam bahasa medisnya acne . Penyakit ini tidak fatal, tetapi cukup merisaukan karena berhubungan dengan menurunnya kepercayaan diri akibat berkurangnya keindahan wajah penderita. 1 Akne adalah penyakit kulit yang terjadi akibat peradangan menahun folikel polisebasea yang ditandai dengan adanya komedo, papul, pustul, nodus, dan kista pada tempat predileksinya. sedangkan akne vulgaris adalah peradangan kronik dari folikel polisebasea yang disebabkan oleh beberapa faktor dengan gambaran klinis yang khas. 2,3 Akne dikatakan mengenai hingga 80% populasi pada satu saat. Gambaran khas adalah timbul pada remaja, seringkali yang sedang mengalami tanda-tanda awal pubertas, dengan beragam lesi yang hilang timbul. Dapat ditemukan beberapa jenis lesi kulit. Akne dapat ditemukan di luar kisaran usia yang lazim. 4

AKNE VULGARIS.docx

Embed Size (px)

Citation preview

19

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangSalah satu penyakit kulit yang selalungetrenbagi para remaja dan dewasa muda adalah jerawat atau dalam bahasa medisnyaacne. Penyakit ini tidak fatal, tetapi cukup merisaukan karena berhubungan dengan menurunnya kepercayaan diri akibat berkurangnya keindahan wajah penderita.1Akne adalah penyakit kulit yang terjadi akibat peradangan menahun folikel polisebasea yang ditandai dengan adanya komedo, papul, pustul, nodus, dan kista pada tempat predileksinya. sedangkan akne vulgaris adalah peradangan kronik dari folikel polisebasea yang disebabkan oleh beberapa faktor dengan gambaran klinis yang khas.2,3Akne dikatakan mengenai hingga 80% populasi pada satu saat. Gambaran khas adalah timbul pada remaja, seringkali yang sedang mengalami tanda-tanda awal pubertas, dengan beragam lesi yang hilang timbul. Dapat ditemukan beberapa jenis lesi kulit. Akne dapat ditemukan di luar kisaran usia yang lazim.4Lesi akne sering-bahkan selalu pada penyakit nodulokistik yang parah-terasa nyeri atau gatal, dan gejala dapat menjadi alasan utama untuk berobat. Namun, bagi sebagian besar pasien, masalah kunci adalah dampak psikologis yang ditimbulkan oleh munculnya lesi berulang di wajah dan badan bagian atas. Akne, beberapa pun tingkat keparahanya, mampu menimbulkan perubahan signifikan pada perasaan sejahtera pasien, dan kemampuan mereka untuk berinteraksi dengan orang-orang sekitarnya.4Penyebab umum lain bagi pasien untuk berobat adalah ketakutan akan, atau memang mengalami, jaringan parut dan keinginan menghindari hal ini sebisa mungkin atau mengatasi lesi yang sudah terbentuk. Sayangnya kecenderungan mengalami jaringan parut tidak semudah itu diperkirakan seperti yang diinginkan pasien. Selain itu sistem kesehatan inggris (baik pemerintah maupun swasta) cenderung menghambat intervensi dini agresif untuk mencegah jaringan parut, dan kurang dapat menyediakan dana untuk penanganan jaringan parut yang telah terbentuk karena menganggap terapi tersebut sebagai tindakan kosmetik.4

1.2 Tujuan UmumAgar mampu mengetahui dan menjelaskan permasalahan akne kepada masyarakat, khususnya para pemuda yang sedang masa pubertas1.3 ManfaatAgar masyarakat mampu mengobati akne, serta menjaga kebersihan wajahnya sendiri

BAB IITINJAUAN PUSTAKA2. Akne Vulgaris2.1`DefenisiAkne vulgaris adalah peradangan kronik folikel pilosebasea yang ditandai dengan adanya komedo, papula, pustula, dan kista, pada daerah daerah predileksi seperti muka, bahu bagian atas dari ekstremitas superior, dada, dan punggung.52.2 EtiologiBerbagai faktor. Penyebab akne sangat banyak (multifaktorial), antara lain : genetik, endokrin (androgen, pituitary sebotropic factor, dsb), faktor makanan, keaktifan dari kelenjar sebasea sendiri, faktor psikis, musim, infeksi bakteri (Propionibacterium acnes), kosmetika, dan bahan kimia lainnya.1

Penyebab yang pasti belum diketahui, tetapi banyak faktor yang berpengaruh:

1. Sebumsebum merupakan faktor utama penyebab timbulnya akne. Akne yang keras selalu disertai pengeluaran sebore yang banyak.6

2. BakteriaMikroba yang terlibat pada terbentuknya akne adalahcorynebacterium acnes,Stafilococcus epidermidis, dan pityrosporum ovale. Dari ketiga mikroba ini yang terpenting yakniC. Acnesyang bekerja secara tidak langsung.6

3. HerediterFaktor herediter yang sangat berpengaruh pada besar dan aktivitas kelenjar palit(glandula sebasea). Apabila kedua orang tua mempunyai parut bekas akne, kemungkinan besar anaknya akan menderita akne.6

4. Hormon

Hormon androgen. Hormon ini memegang peranan yang penting karena kelenjar palit sangat sensitif terhadap hormon ini. Hormon androgen berasal dari testes dan kelenjar anak ginjal (adrenal). Hormon ini menyebabkan kelenjar palit bertamabah besar dan produksi sebum meningkat.Pada penyelidikan Pochi, Frorstrom dkk. & Lim James didapatkan bahwa konsentrasi testosteron dalam plasma penderita akne pria tidak berbeda dengan yang tidak menderita akne.Berbeda dengan wanita, pada testosteron plasma sangat meningkat pada penderita akne.6Estrogen. Pada keadaan fisiologi, estrogen tidak berpengaruh terhadap produksi sebum. Estrogen dapat menurunkan kadar gonadotropin yang berasal dari kelenjar hipofisis. Hormon gonadotropin mempunyai efek menurunkan produksi sebum.6Progesteron.Progesteron, dalam jumlah fisiologik tak mempunyai efek terhadap efektivitas terhadap kelenjar lemak. Produksi sebum tetap selama siklus menstruasi, akan tetapi kadang-kadang progesteron dapat menyebabkan akne premenstrual.6Hormon-hormon dari kelenjar hipofisis. Pada tikus, hormon tirotropin, gonadotropin, dan kortikotropin dari kelenjar hipofisis diperlukan untuk aktivitas kelenjar palit. Pada kegagalan dari kelenjar hiopofisis, sekresi sebum lebih rendah dibandingkan dengan orang normal. Penurunan sebum diduga disebabkan oleh adanya suatu hormon sebotropik yang berasal dari baga tengah (lobus intermediate) kelenjar hipofisis.65. DietBeberapa pengarang terlalu membesar-besarkan pengaruh makanan terhadap akne, akan tetapi dari penyidikan terakhir ternyata diet sedikit atau tidak berpengaruh terhadap akne. Pada penderita yang makan banyak karbohidrat dan zat lemak, tidak dapat dipastikan akan terjkadi perubahan pada pengeluaran sebum atau komposisinya karena kelenjar lemak bukan alat pengeluaran lemak yang kita makan.6

6. IklimDi daerah yang mempunyai empat musim, biasanya akne bertambah hebat pada musim dingin, sebaliknya kebanyakan membaik pada musim panas.Sinar ultraviolet (UV) mempunyai efek membunuh bakteri pada permukaan kulit. Selain itu, sinar ini juga dapat menembus epidermis bagian bawah dan bagian atas dermis sehingga berpengaruh pada bakteri yang berada dibagian dalam kelenjar palit. Sinar UV juga dapat mengadakan pengelupasan kulit yang dapat membantu menghilangkan sumbatan saluran pilosebasea.Menurut Cunliffe, pada musim panas didapatkan 60% perbaikan akne, 20% tidak ada perubahan, dan 20% bertambah hebat. Bertambah hebatnya akne pada musim panas tidak disebabkan oleh sinar UV melainkan oleh banyaknya keringat pada keadaan yang sangat lembab dan panas tersebut.6

7. Psikis

Pada beberapa penderita, stress dan gangguan emosi dapat menyebabkan eksaserbasi akne. Mekanisme yang pasti mengenai hal ini belum diketahui. Kecemasan menyebabkan penderita memanipulasi aknenya secara mekanis, sehingga terjadi kerusakan pada dinding folikel dan timbul lesi yang beradang yang baru, teori lain mengatakan bahwa eksaserbasi ini disebabkan oleh meningkatnya produksi hormon androgen dari kelenjar anak ginjal dan sebum, bahkan asam lemak dalam sebum pun meningkat.6.8. KosmetikaPemakaian bahan-bahan kosmetika tertentu, secara terus menerus dalam waktu lama, dapat menyebabkan suatu bentuk akne ringan yang terutama terdiri dari komedo tertutup dan beberapa lesi papulopustular pada pipi dan dagu. Bahan yang sering menyebabkan akne ini terdapat pada berbagai krem muka seperti bedak dasar (faundation), pelembab (moisturiser), krem penahan sinar matahari (sunscreen), dan krem malam. Yang mengandung bahan-bahan, seperti lanolin, pektrolatum, minyak tumbuh-tumbuhan dan bahan-bahan kimia murni (butil stearat, lauril alcohol, dan bahn pewarna merah D &C dan asam oleic).Jenis kosmetika yang dapat menimbulkan akne tak tergantung pada harga, merk, dan kemurnian bahannya. Suatu kosmetika dapat bersifat lebih komedogenik tanpa mengandung suatu bahan istimewa, tetapi karena kosmetika tersebut memang mengandung campuran bahan yang bersifat komedogenik atau bahan dengan konsentrasi yang lebih besar. Penyelidikan terbaru diLeeds tidak berhasil menemukan hubungan antara lama pemakaian dan jumlah kosmetika yang digapai dengan hebatnya akne.6

9. Bahan-bahan KimiaBeberapa macam bahan kimia dapat menyebabkan erosi yang mirip dengan akne (akneform eruption), seperti yodida, kortikosteroid, INH, obat anti konvulsan (difenilhidantoin, fenobarbital dan trimetandion), tetrasiklin, vitaminB12.610. ReaktivitasDisamping faktor-faktor diatas masih ada factor X pada kulit yang merupakan factor penting yang menentukan hebatnya akne.6

2.3 EpidemiologiInsiden akne vulgaris 80-100% pada usia dewassa muda, yaitu umur 14-17 tahun pada wanita, dan 16-19 tahun pada pria. Meskipun demikian akne vulgaris dapat pula terjadi pada usia lebih muda atau lebih tua dari pada usia tersebut.1Meskipun kebanyakan jerawat terjadi pada masa remaja atau dewasa muda, tetapi dalam kenyataannya jerawat juga timbul pada berbagai golongan usia lainnya. Antara lain pada bayi, anak, bahkan pada manula. Jerawat seringkali dihubungkan dengan kondisi tubuh, baik pada saat stress karena banyak masalah, atau dapat pula sebaliknya pada saat sedang sangat berbahagia.1Pada waktu pubertas terdapat kenaikan dari hormon androgen yang beredar dalam darah yang dapat menyebabkan hiperplasia dan hipertrofi dari glandula sebasea.1

Gambar 1.1 Akne vulgaris2.4 PatogenesisAda empat hal penting yang berhubungan dengan terjadinya akne :1. kenaikan sekresi sebum2. Adanya keratinisasi folikel3. Bakteri4. Peradangan (inflamasi).6Gambar 1.2 Patogenesisi akne1. Kenaikan sekresi sebum

Akne biasanya mulai timbul pada masa pubertas pada waktu kelenjar sebasea membesar dan mengeluarkan sebum lebih banyak. Terdapat korelasi antara hebatnya akne dan produksi sebum. Pertumbuhan kelenjar palit dan produksi sebum dibawah pengaruh hormon androgen. Pada penderita akne terdapat peningkatan konversi hormon androgen yang normal berada dalam darah (testosteron) kebentuk metabolit yang lebih aktif (5-alfa dihidrotestosteron). Hormon ini mengikat reseptor androgen di sitoplasma dan akhirnya menyebabkan proliferasi sel penghasil sebum.6Meningkatnya produksi sebum pada penderita akne disebabkan oleh respon organ akhir yang berlebihan (end-organ hyperresponse)pada kelenjar palit terhadapkadar normal androgen dalam darah. Terbukti bahwa, pada kebanyakan penderita, lesi akne hanya ditemukan dibeberapa tempat yang kaya akan kelenjar palit.6Akne mungkin juga berhubungan dengan komposisi lemak. Sebum bersifat komedogenik tersusun dari campuaran skualen, lilin (wax), ester dari sterol, kholesterol, lipid polar, dan trigliserida. Pada penderita akne terdapat kecenderungan mempunyai kadar skualen dan ester lilin (wax) yang tinggi, sedangkan kadar asam lemak terutama asam leinoleik, rendah. Mungkin hal ini ada hubungan dengan terjadinya hiperkeratinisasi pada kelenjar sebasea.6

2. Keratinisasi folikelKeratinisasi pada saluran pilosebasea disebabkan oleh adanya penumpukan korniosit dalam saluran pilosebasea.6

Hal ini dapat disebabkan : bertambahnya erupsi korniosis pada saluran pilosebasea Pelepasan korniosit yang tidak adekuat Kombinasi kedua faktor diatas.6Bertambahnya produksi korniosit dari sel keratinosit merupakan salah satu sifat komedo.Terdapat hubungan terbalik antara sekresi sebum dan konsentrasi asam linoleik dalam sebum. Menurut Downing, akibat dari meningkatnya sebum pada penderita akne, terjadi penurunan konsentrasi asam lenolik. Hal ini dapat menyebabkan defisiensi asam lenoleik pada epitel folikel, yang akan menimbulkan hiperkeratosis folikuler dan penurunan fungsi barier dari epitel. Dinding komedo lebih mudah ditembus bahan-bahan yang menimbulkan peradangan. Walaupun asam lenoleik merupakan unsur penting dalam seramaid-1, lemak lain mungkin juga berpengaruh pada patogenesis akne. Kadar sterol bebas juga menurun pada komedo sehingga terjadi ketidak seimbangan antara kholesterol bebas dengan kholesterol sulfat sehinggga adhesi korneosit pada akroinfundibulum bertambah dan terjadi hiperkeratosis folikel.63. Bakteri

Tiga macam mikroba yang terlibat dalam patogenesis akne adalahcorynebakterium Acne, Stafylococcus epidermidis, dan pityrosporum ovale (malazzea furfur).Adanya sebore pada pubertas biasanya disertai dengan kenaikan jumlah corynebacterium acne, tetapi tidak ada hubungan dengan jumlah bakteri pada permukaan kulit atau dalam saluran pilosebasea dengan derajat hebatnya akne. Tampaknya ketiga macam bakteri inibukanlah penyebab primer pada proses patologisakne. Beberapa lesi mungkin timbul tanpa ada mikroorganisme yang hidup, sedangkan pada lesi yang lain mikroorganisme mungkin memegang peranan penting. Bakteri mungkin berperan pada lamanya masing-masing lesi. Apakah bakteri yang berdiam dalam folikel (residen bacteria) mengadakan eksaserbasi tergantung pada lingkungan mikro dalam folikel tersebut. Menurut hipotesis Saint-Leger skualen yang dihasilkan oleh kelenjar palit dioksidasi dalam kelenjar folikel dan hasil oksidasi ini dapat menyeebabkan terjadinya komedo. Kadar oksigen dalam folikel berkurang dan akhirnya menjadi kolonisasiC..Acnes. bakteri ini memproduksi porfirin, yang bila dilepaskan dalam folikel akan menjadi katalisator untuk terjadinya oksidasi skualen, sehingga oksigen dalam folikel tambah berkurang lagi. Penurunan tekanan oksigen dan tingginya jumlah bakteri ini dapat menyebabkan peradangan folikel. Hipotesis ini dapat menerangkan mengapa akne hanya dapat terjadi pada beberapa folikel, sedangkan folikel yang lain tetap normal.6

4. Peradangan

Faktor yang menyebabkan peradangan pada akne belumlah diketahui dengan pasti. Pencetus kemotaksis adalah dinding sel dan produk yang dihasilkan olehC.Acnesseperti lipase, hialuronidase, protease, lesitinase dan nioranidase, memegang peranan penting dalam proses peradangan.6Factor kemotaktik yang berberat molekul rendah (tidak memerlukan komplemen untuk bekerja aktif), bila keluar dari folikel, dapat menarik leukosit nucleus polimorfi (PMN) dan limfosit. Bila masuk kedalam folikel, PMN dapat mencernaC. Acnesdan mengeluarkan enzim hidrolitik yang bisa menyebabkan kerusakan dari folikel sebasea. Limfosit dapat merupakan pencetus terbentuknya sitokin.6Bahan keratin yang sukar larut, yang terdapat di dalam sel tanduk serta lemak dari kelenjar palit dapat menyebabkan reaksi non spesifik, yang disertai makrofag dan sel-sel raksasa.6Pada masa permulaan peradangan yang ditimbulkan olehC.Acnes, juga terjadi aktivasi jalur komplemen klasik dan alternatif(classical and alternative complement pathways).Responpenjamu terhadap mediator juga amat penting. Selain itu antibody terhadapC.Acnesjuga meningkat pada penderita akne hebat.6

2.5 Gejala KlinisLesi utama komedo, jika beradang disertai papula, pustula, nodula, dan kista. Lesi nodulo-kistik beradang dapat terasa gatal dan nyeri tekan, bila pecah dapat mengeluarkan pus. Lokasi terutama pada muka, dada dan punggung.5

2.6 DiagnosaWalaupun satu macam lesi lebih dominan daripada lesi yang lain, umumnya diagnosis akne vulgaris didasarkan pada campuran lesi terbentuk komedo, papula, nodul pada muka, punggung, dan dada.6Diagnosis akne vulgaris ditegakkan atas dasar klinis dan pemeriksaan ekskokleasi sebum, yaitu pengeluaran sumbatan sebum dengan komedo ekstraktor (sendok Unna). Sebum yang menyumbat folikel tampak sebagai massa padat seperti lilin atau massa lebih lunak bagai nasi yang ujungnya kadang berwarna hitam.2Pemeriksaan histopatologis memperlihatkan gambaran yang tidak spesifik berupa sebukan sel radang kronis di sekitar folikel sebasea dengan massa sebum di dalam folikel. Pada kista, radang sudah menghilang di ganti dengan jaringan ikat pembatas massa cair sebum yang bercampur dengan darah, jaringan mati, dan keratin yang lepas.2Pemeriksaan mikrobiologis terhadap jasad renik yang mempunyai peran pada etiologi dan patogenesis penyakit dapat dilakukan laboratorium mikrobiologi yang lengkap untuk tujuan penelitian, namun hasilnya sering tidak memuaskan.2Pemeriksaan susunan dan kadar lipid permukaan kulit (skin surfacelipids) dapat pula dilakukan untuk tujuan serupa. Pada akne vulgaris kadar asam lemak bebas (freefatty acid) meningkat dan karena itu pada pencegahan dan pengobatan digunakan cara untuk menurunkannya.2

Diagnosis pasti menurut Orkins (1991) Penyakit pleomorfik dengan campuran dari komedo terbuka (blackheads), komedo tertutup (white heads), papula, pustula, nodul,dan mungkin luka bekas (scar) Sebagian besar menyerang remaja Umumnya paling banyak di muka, juga di punggung dan dada, lebih banyak di tengah-tengah (pusat).1Menurut Andrianto dan Sukardi (1988)Diagnosis akne sebagai berikut : Harus dicari faktor penyebab atau pencetusnya termasuk umur penderita Klinis ditemukan adanya komedo dan lokalisasi yang khas.1

2.6 Diagnosa Banding1. Erupsi akneiformis yang disebabkan oleh obat misalnya kortikosteroid, INH, barbiturat, yodida, bromida, difenilhidantoin, trimetadion, ACTH, dan lain-lainya. Klinis berupa erupsipapul-papul yang timbul diberbagai tempat pada kulit tanpa adanya komedo, timbul mendadak, dan kadang-kadang disertai demam. Dapat terjadi pada segala usia.2. True Akne lain, misalnya akne venenata dan akne komedonal oleh rangsangan fisis. Umumnya lesi monomorfi, tidak gatal, bisa berupa komedo atau papul, dengan tempat predileksi di tempat kontak zat kimia atau rangsangan fisisnya.3. Rosasea (dulu:akne rosasea). Merupakan penyakit peradangan kronik di aerah muka dengan gejala eritem, pustul, teleangiektasis dan kadang-kadang disertai hipertrofi kelenjar sebasea di hidung, pipi, dagu, dan dahi. Dapat disertai papul, pustul, dan nodulus, atau kista. Komedo tidak terdapat, faktor penyebab adalah makanan atau minuman panas.4. Dermatitis Perioral yang terjadi terutama pada wanita. Klinis berupa polimorfi eritema, papul, dan pustul disekitar mulut yang terasa gatal.2

2.7 PenatalaksanaanPenatalaksanaan akne vulgaris meliputi usaha untuk mencegah terjadinya erupsi (preventif) dan usaha untuk menghilangkan jerawat yang terjadi (kuratif). Kedua usaha tersebut harus dilakukan bersamaan mengingat bahwa kelainan ini terjadi akibat pengaruh berbagai faktor (multifaktorial), baik faktor internal dari dalam tubuh sendiri (ras, familial, hormonal), maupun faktor eksternal (makanan, musim, stres) yang kadang-kadang tidak dapat dihindari oleh penderita.2

2.8 Pengobatan AkneTujuan Pengobatan akne adalah mencegah timbulnya sikatriks dan mengurangi frekuensi serta hebatnya ekserbasi.5A. Nasehat Umum dan Dorongan Mental1. Penerangana. pada penderita harus diterangkan bahwa akne disebabkan oleh tipe kulit dan perubahan hormon pada masa pubertas, yang menyebabkan timbulnya sebore dan bertambahnya produksi bahan tanduk di dalam saluran kelenjar palit karena reaksi kelenjar palit yang berlebihan terhadap kadar hormon sex yang normal.b. Sifat akne adalah kumat-kumatan dan kita hanya bisa mengurangi dan mengontrol aknenya dan bukan menyembuhkannya.c. Pengobatan akne didasrkan pada tipe, kerasnya, lokalisasi, dan macam lesi. Pengobatan membutuhkan waktu lama dan kemungkinan diseratai efek samping.d. 92% penderita akne akan memberikan respon terhadap pengobatan.

2. Perawatan1)Perawatan di mukaPemakaian sabun bakteriostatik dan deterjen tidak dianjurkan, bahkan pemakaian sabun berlebihan bersifat aknegenik dan dapat menyebabkan akne bertambah hebat (akne venenata).Menurut Plewig Kligman tak terbukti bahwa muka kurang di cuci akan bertambah hebat atau terlalu seing mencuci muka ada gunanya. Mencuci muka hanya menghilangkan lemak yang ada dipermukaan kulit, tetapi tidak mempengaruhi lemak yang ada di dalam folikel.

2)Perawatan kulit kepala dan rambutSeperti halnya membersihkan muka, perawatan kulit kepala juga tidak berpengaruh terhadap akne. Walaupun menurut banyak pengarang ketombe dan dermatitis seboroik lebih banyak terdapat pada penderita akne, penyelidikan Plewig dan Kligman gagal membuktikan hal itu. Pemakaian sampo yang mengandung obat untuk penderita akne dengan ketombe, sebaiknya dilarang sebab dapat memperhebat akne dan ketombenya dapat kumat kembali dalam beberapa minggu.3)Kosmetika dan bahan-bahan lainBahan-bahn yang bersifat aknegenik lebih berpengaruh pada penderita akne. Bahan ini dapat membentuk komedo lebih cepat dan lebih banyak pada kulit penderita akne. Sebaiknya pasien dianjurkan untuk menghentikan pemakaian kosmetik yang tebal dan hanya memakai kosmetik yang ringan, yang tidak berminyak serta tidak mengandung obat (non medicated).4)DietMenurut teori yang baru efek makanan terhadap akne diragukan oleh banyak penyelidik maka diet khusus tidak dianjurkan pada penderita akne.5)Emosi dan faktor psikosomatikPada orang-orang yang mempunyai predisposisi akne stress dan emosi dapat menyebabkan eksaserbasi atau aknenya bertambah hebat. Perlu pula dianjurkan untuk tidak memegang-megang, memijit dan menggosok akne, sebab dapat menyebabkan keadaan yang disebut akne mekanika.6

B. Pengobatan

1. Pengobatan Topikal

Pengobatan topikal dilakukan untuk mencegah pembentukan komedo, menekan peradangan dan mempercepat penyembuhan lesi.Obat topikal terdiri atas:

a. Bahan iritan yang dapat mengelkupas kulit (peeling), misalnya sulfur (4-8%), resorsinol (1-5%), asam salisilat (2-5%), peroksida benzoil (2,5-10%), dan asam azeleat( 15- 20%). Kemudian digunakan pula asam alfa hidroksi (AHA), misalnya asam glikolat (3-8%). Obat lain ialah retinoid. Efek samping obat iritan dapat dikurangi dengan pemakaiaan berhati-hati dimulai dengan konsentrasi yang paling rendah. Retinoid ialah suatu molekul yang secara langsung atau melalui konversi metabolik mengikat dan mengaktifkan reseptor asam retinoid. Sedianya 0,05 dan 0,1%; gel 0,01%, solusio 0,05%. Obat yang lebih baru ialah gel atau losioadapolin dan gel atau krim tazarotin 0,1%.b. Antibiotik topikal yang dapat mengurangi jumlah mikroba dalam folikel yang berperan dalam etiopatogenesis akne vulgaris, misalnya oksi tetrasiklin(1%). Eritromisin (1%). Klindamisisn fosfat (1%).c. Antiperadangan topikal, salap atau krim kortikosteroid kekuatan ringan atau sedang (hidrokortison 1-2,5%) atau suntikan intralesi kortikosteroid kuat (triamsinolon asetonid 10 mg/cc). Pada lesi nodulp-kistik.d. Lainnya, misalnya etil laktak 10% untuk menghambat pertumbuhan jasad renik.2

2. Pengobatan Sistemik

Golongan obat sistemik adalah:a. Antibakteri sistemik; Tetrasiklin (250mg-1.0 g/hari, doksisiklin (50mg/hari). Eritromisisn (4x250 mg/hari), azitromisin 250-500 mg seminggu 3x, dan trimetropim-sulfanetoksazol untuk akne yang parah dan tidak responsif dengan obat lain. Karena efek sampingnya. Obat lain ialah klindamicin dan dapson (50-100 mg sehari).b. Obat hormonal untuk menekan produksi androgen dan secara kompetitif menduduki reseptor organ target di kelenjar sebasea, misalnya estrogen (50 mg/hari selama 21 hari dalam sebulan) atau antiandrogen siproteron asetat ( 2 mg/hari). Pengobatan ini untuk penderita dewasa akne vulgaris beradang yang gagal dengan terapi yang lain. Kortikosteroid sistemik diberikan untuk menekan peradangan dan menekan sekresi kelenjar adrenal, misalnya prednison (7,5 mg/hari) atau deksametason (0,25-0,5 mg/hari).c. Vitamin A dan retinoid oral. Vitamin A digunakan sebagai antikeratinisasi (50.000 ui 150.000 ui/hari. Sudah jarang digunakan sebagai obat akne karena efek sampingnya.d. Obat lainnya, misalnya antiinflamasi non steroid ibuprofen (600mg/hari) dapson (2x100mg/hari),seng sulfat (2x200 mg/hari).2

DAFTAR PUSTAKA1. Yumizone.wordpress.com/2009/01/07/acne2. Wasitaatmadja M S. Akne, Erupsi Akneformis, Rosasea, Rinofima. In ed. Djuanda A, Hamzah M, Aisah S. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamain. Badan penerbit FKUI, Jakarta; 2011.3. Siregar S R. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit. EGC; 2005:178-94. Graham-Brown R, Bourke J, Cunliffe. Dermatologi Dasar. EGC; 2008: 204-65. Murtiastutik D, Ervianti E, Agusni I, Suyoso S. Atlas Penyakit Kulit & Kelamin. .Pusat Penerbitan dan Percetakan Unair (AUP), Surabaya;2012.6. Harahap M. Ilmu penyakit Kulit. Hipokrates, Jakarta; 2000.