Upload
kikyrnr
View
236
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
mikrobiologi
Citation preview
1Uji aktivitas antimikroba
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Mikroorganisme adalah makhluk hidup yang
berukuran sangat kecil yang tidak dapat dilihat dengan
mata telanjang namun hanya dapat dilihat dengan bantuan
mikroskop, dimana mikroorganisme memiliki karakteristik
tersendiri yang membedakannya dengan hewan dan
tumbuhan. Mikroorganisme itu sendiri memiliki salah satu
ciri yang sama dengan hewan dan tumbuhan yaitu mampu
mengadakan pertumbuhan dan perkembangan.
Pertumbuhan dan perkembangan mikroorganisme kadang
kala dapat terganggu.
Salah satu pengaruh yang paling berkompoten
adalah antimikroba. Anti mikroba adalah senyawa yang
dapat menghambat atau membunuh mikroorganisme
hidup. Senyawa yang dapat menghambat pertumbuhan
bakteri disebut bakteriostatik dan yang dapat membunuh
bakteri disebut bakterisida. Atau dengan kata lain disebut
pula dengan antibiotika. Antibiotika adalah suatu substansi
kimia yang diperoleh dari atau dibentuk dan dihasilkan
oleh mikroorganisme, dimana zat-zat dalam jumlah sedikit
pun mempunyai daya hambat kegiatan mikroorganisme.
REZKY NAHDIATI R. MUHAMMAD RAMDAN MARAMISO1A1 14 039 F1F1 12 111
2Uji aktivitas antimikroba
Antibiotika sudah banyak digunakan oleh masyarakat
untuk pengobatan berbagai penyakit terutama penyakit
infeksi. Akan tetapi akibat pemakaian yang tidak rasional
dan pemakaian yang tidak tuntas dari antimikroba malah
dapat membahayakan bagi pasien. Bakteri penyebab
penyakit ini dapat menjadi resistensi terhadap pengobatan
dengan antimikroba. Antibiotik memiliki spektrum aktivitas
yang beragam. Antibiotik yang efektif bagi banyak spesies
bakteri dikatakan mempunyai spektrum luas, sebaliknya
antibiotik yang hanya efektif untuk spesies tertentu
mempunyai spektrum yang sempit.
Aktivitas antimikroba dapat diuji dengan
menggunakan cakram kertas (paper disk) untuk menguji
kekuatan antimikroba dalam menghambat pertumbuhan
mikroorganisme. Bila antimikroba menghambat
pertumbuhan mikroba, maka akan terlihat zona (daerah)
jernih di sekeliling cakram kertas. Zona ini disebut sebagai
zona hambat.
B. Maksud percobaan
Maksud percobaan ini adalah untuk mengetahui dan
memahami cara pengujian aktivitas antimikroba dari
beberapa ekstrak tumbuhan terhadap beberapa mikroba
uji.
REZKY NAHDIATI R. MUHAMMAD RAMDAN MARAMISO1A1 14 039 F1F1 12 111
3Uji aktivitas antimikroba
C. Tujuan percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mempelajari
uji aktivitas antimikroba terhadap ekstrak rimpang
lengkuas.
D. Prinsip percobaan
Prinsip dari percobaan ini adalah melakukan uji
skrinning dan uji kadar hambat terhadap bakteri yang
berbeda dengan menggunakan senyawa bahan alam yang
berpotensi sebagai antimikroba.
REZKY NAHDIATI R. MUHAMMAD RAMDAN MARAMISO1A1 14 039 F1F1 12 111
4Uji aktivitas antimikroba
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori umum
Mikrobiologi berasal dari bahasa Yunani, mikros = kecil,
bios = hidup dan logos = ilmu. Jadi, Mikrobiologi adalah
ilmu pengetahuan tentang makhluk hidup atau jasad-jasad
renik. Istilah lain yang digunakan selain makhluk hidup
yang kecil atau renik ialah mikroorganisme, mikroba,
protista (jasad atau organisme serendah-rendahnya, hanya
terdiri dari satu sel (Adam, 1992).
Pengukuran aktivitas antibakteri dapat dilakukan
dengan metode difusi dan metode pengenceran. Metode
difusi merupakan salah satu metode yang sering
digunakan, metode difusi dapat dilakukan 3 cara yaitu
metode silinder, lubang dan cakram kertas. Metode silinder
yaitu meletakkan beberapa silinder yang terbuat dari gelas
atau besi tahan karat di atas media agar yang telah
diinokulasi dengan bakteri. Tiap silinder ditempatkan
sedemikian rupa hingga berdiri di atas media agar, diisi
dengan larutan yang akan diuji dan diinkubasi. Setelah
diinkubasi, pertumbuhan bakteri diamati untuk melihat ada
tidaknya daerah hambatan di sekeliling silinder. Metode
lubang yaitu membuat lubang pada agar padat yang telah
REZKY NAHDIATI R. MUHAMMAD RAMDAN MARAMISO1A1 14 039 F1F1 12 111
5Uji aktivitas antimikroba
diinokulasi dengan bakteri. Jumlah dan letak lubang
disesuaikan dengan tujuan penelitian, kemudian lubang
diisi dengan larutan yang akan diuji. Setelah diinkubasi,
pertumbuhan bakteri diamati untuk melihat ada tidaknya
daerah hambatan disekeliling lubang. Metode cakram
kertas yaitu meletakkan cakram kertas yang telah
direndam larutan uji di atas media padat yang telah
diinokulasi dengan bakteri. Setelah diinkubasi,
pertumbuhan bakteri diamati untuk melihat ada tidaknya
daerah hambatan disekeliling cakram. Metode
pengenceran yaitu mengencerkan zat antimikroba dan
dimasukkan ke dalam tabung-tabung reaksi steril. Ke
dalam masing-masing tabung itu ditambahkan sejumlah
mikroba uji yang telah diketahui jumlahnya. Pada interval
waktu tertentu, dilakukan pemindahan dari tabung reaksi
ke dalam tabung-tabung berisi media steril yang lalu
diinkubasikan dan diamati penghambatan pertumbuhan
(Kusmiyati, 2007).
Pseudomonas aeruginosa (P. aeruginosa) adalah
bakteri Gram negatif berbentuk batang, bergerak dengan
flagel, dan bersifat aerob. Bakteri ini banyak menginfeksi
penderita di rumah sakit dengan predisposisi tertentu.
Banyak faktor-faktor penentu patogenitas dari bakteri ini
REZKY NAHDIATI R. MUHAMMAD RAMDAN MARAMISO1A1 14 039 F1F1 12 111
6Uji aktivitas antimikroba
diantaranya yang berhubungan dengan struktur sel seperti
pili (fimbriae) dan bahan yang dikeluarkan seperti exotoxin
A dan protease. Bakteri P. aeruginosa dapat melakukan
adhesi dan membentuk koloni pada bermacam–macam
tipe sel yaitu epitel sel buccal, paru, ginjal dan sel
endothel. Bakteri Pseudomonas aeruginosa melekat
selektif terhadap sel-sel endotel manusia (Hidayati, 2010).
Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme hidup
yang berukuran sangat kecil dan hanya dapat diamati
dangan menggunakan mikroskop. Mikroorganisme ada
yang tersusun atas satu sel (uniseluler) dan ada yang
tersusun atas beberapa sel (multiseluler). Mikrobiologi
dalam bidang kesehatan difokuskan pada penemuan
substansi-substansi yang dapat menghancurkan
mikroorganisme pathogen tanpa menyebabkan hewan
atau manusia terinfeksi. Mikroorganisme terdapat dimana-
mana. Interaksinya dangan sesama mikroorganisme
ataupun organisme lain dapat berlangsung dangan cara
yang aman dan menguntungkan maupun merugikan
(Pratiwi, 2008).
Ditinjau dari komponen penyusun dinding sel bakteri
gram positif relatif lebih sederhana berbanding bakteri
gram negatif yaitu terdiri dari dua sampai tiga lapis
REZKY NAHDIATI R. MUHAMMAD RAMDAN MARAMISO1A1 14 039 F1F1 12 111
7Uji aktivitas antimikroba
membran sitoplasma yang tersusun dari asam teikhik dan
asam teikhouronik berupa polimer yang larut dalam air,
sedangkan dinding sel bakteri gram negatif lebih kompleks
dan lebih tebal, tersusun dari peptidoglikan, lipoprotein,
dan lipopolisakarida, sehingga dinding sel bakteri gram
positif lebih permeabel terhadap senyawa yang bersifat
hidrofil dibandingkan sel bakteri gram negatif (Fatimah,
dkk., 2008).
Bahan kimia pada zat antimikroba yang menentukan
distribusinya dalam tubuh, bergantung pada konsentrasi
bahan kimia aktif antimikroba yang bermakna, yang dapat
mencapai tempat infeksi untuk menghambat atau
membunuh mikroorganisme patogen penyebab infeksi.
Penetapan kerentangan patogen terhadap antimikroba
penting untuk menyelidiki antibiotik yang sesuai untuk
mengobati penyakit (Harmita, 2006).
Metabolit sekunder adalah senyawa metabolit yang
tidak esensial bagi pertumbuhan organisme dan ditemukan
dalam bentuk yang unik atau berbeda-beda antara spesies
yang satu dan lainnya. Fungsi metabolit sekunder adalah
untuk mempertahankan diri dari kondisi lingkungan yang
kurang menguntungkan, misalnya untuk mengatasi hama
dan penyakit, menarik polinator, dan sebagai molekul
REZKY NAHDIATI R. MUHAMMAD RAMDAN MARAMISO1A1 14 039 F1F1 12 111
8Uji aktivitas antimikroba
sinyal. Identifikasi kandungan metabolit sekunder
merupakan langkah awal yang penting dalam penelitian
pencarian senyawa bioaktif baru dari bahan alam yang
dapat menjadi prekursor bagi sintesis obat baru atau
prototipe obat beraktivitas tertentu (Rasyid, 2012).
B. Uraian bahan
1. Agar (Dirjen POM, 1979 : halaman 74)
Nama resmi : Agar
Nama lain : Agar-agar
Pemerian : Tidak berbau atau bau lemah,
berasa musilago pada lidah.
Kelarutan : Tidak larut dalam air dingin, dan
larut dalam air mendidih.
Kegunaan : Sebagai bahan pemadat medium.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
2. Aquadest (Dirjen POM, 1979 : halaman 96)
Nama resmi : Aqua Destillata
Nama lain : Air suling
RM / BM : H2O / 18,02
Rumus struktur : H – O - H
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna,
tidak berbau,tidak berasa.
REZKY NAHDIATI R. MUHAMMAD RAMDAN MARAMISO1A1 14 039 F1F1 12 111
9Uji aktivitas antimikroba
Kegunaan : Sebagai sumber nutrien mikroba
dan pelarut medium.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
3. Dekstrosa (Dirjen POM, 1995 : halaman 300)
Nama resmi : Dextrosum
Sinonim : Glukosa, Dekstrosa
RM / BM : C6H12O6/180,16
Pemerian : Hablur tidak berwarna, serbuk
halus atau butiran putih, tidak
berbau, rasa manis.
Kelarutan : Mudah larut dalam air, sangat
mudah larut dalam air mendidih,
agak sukar larut dalam etanol
(95%).
Kegunaan : Sebagai sumber nutrient yang
spesifik untuk mikroba jamur.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
4. Ekstrak Beef (Ditjen POM, 1995 : halaman 1152 )
Nama resmi : Beef Extract
Nama lain : Kaldu nabati, kaldu hewani,
ekstrak beef
Pemerian : Berbau dan berasa pada lidah.
Kaldu daging sapi konsentrat
REZKY NAHDIATI R. MUHAMMAD RAMDAN MARAMISO1A1 14 039 F1F1 12 111
10Uji aktivitas antimikroba
diperoleh dengan mengekstraksi
daging sapi segar tanpa lemak,
dengn cara merebus dalam air dan
menguapkan kaldu pada suhu
rendah dalam hampa udara sampai
terbentuk residu kental berbentuk
pasta. Massa berbentuk pasta,
berwarna coklat kekuningan
sampai coklat tua, bau dan rasa
seperti daging, sedikit asam.
Kelarutan : Larut dalam air dingin.
Kegunaan : Sumber protein untuk
pertumbuhan
mikroorganisme.
Penyimpanan : Simpan dalam wadah tertutup
rapat, tidak tembus cahaya.
5. Ekstrak Yeast (Ditjen POM, 1979 : Halaman 671).
Nama resmi : Yeast Extract
Sinonim : Sari ragi, ekstrak ragi
Pemerian : Serbuk; kuning kemerahan
sampai coklat, bau khas tidak
busuk
REZKY NAHDIATI R. MUHAMMAD RAMDAN MARAMISO1A1 14 039 F1F1 12 111
11Uji aktivitas antimikroba
Kelarutan : Larut dalam air, membentuk
larutan kuning sampai coklat,
bereaksi asam lemah.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
6. NaCl (Ditjen POM, 1979).
Nama Resmi : Natrium Chloridum
Nama Lain : Natrium klorida
Berat Molekul : 32.04 g/mol
Rumus Molekul : NaCl
Pemerian : Hablur bentuk kubus, tidak
berwarna atau serbuk hablur
putih; rasa asin.
Kelarutan : Mudah larut dalam air; sedikit
lebih mudah larut dalam air
mendidih; larut dalam gliserin;
sukar larut dalam etano
Penyimpanan : Dalam Wadah Tertutup baik
Khasiat : Hemodialisis
Kegunaan : Sebagai Sampel
7. Etanol (Ditjen POM, 1979)
Nama Resmi : Etil Alkohol / etanol
REZKY NAHDIATI R. MUHAMMAD RAMDAN MARAMISO1A1 14 039 F1F1 12 111
12Uji aktivitas antimikroba
Nama Lain : Etil alkohol; hidroksietana;
alkohol; etil hidrat; alkohol absolut
Berat molekul : 46,07 g/mol
Rumus Molekul : C2H5OH
Pemerian : cairan yang mudah menguap,
mudah terbakar, tak berwarna, dan
merupakan alkohol yang paling
sering digunakan dalam kehidupan
sehari-hari
Kegunaan : sebagai pelarut.
8. Kloroform (Ditjen POM, 1979)
Nama : Chloroformum
Nama lain : kloroform
Berat molekul : 119,38 g/mol
Rumus molekul : CHCl3
Pemerian : Cairan, mudah menguap; tidak
berwa
-rna ; bau khas; rasa manis dan
mem-bakar.
Kelarutan : larut dalam lebih kurang 200
bagian air; mudah larut dalam
etanol mutlak, dalam eter, dalam
REZKY NAHDIATI R. MUHAMMAD RAMDAN MARAMISO1A1 14 039 F1F1 12 111
13Uji aktivitas antimikroba
sebagian besar pelarut organik,
dalam minyak atsiri dan dalam
minyak lemak.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
terlindu-ng dari cahaya.
Khasiat : pengawet dan zat tambahan
Kegunaan : pereaksi
9. HCl (Ditjen POM, 1979)
Nama resmi : Acidum Hydrochloridum
Nama lain : Asam klorida
BM / RM : 36,46 g/mol
Rumus molekul : HCl
Pemerian : cairan tidak berwarna; berasap;
bau merangsang. Jika diencerkan
dengan 2 bagian air, asao dan bau
hilang.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : sebagai bahan uji
10. NaOH (Dirjen POM, 1979).
Nama resmi : Natrii hydroxydum
Nama lain : Natrium hidroksida
Berat molekul : 40,00 g/mol
REZKY NAHDIATI R. MUHAMMAD RAMDAN MARAMISO1A1 14 039 F1F1 12 111
14Uji aktivitas antimikroba
Rumus molekul : NaOH
Pemerian : Bentuk batang, butiran, massa
hablur atau keping, kering, rapuh
dan mudah meleleh basah. Sangat
alkalis dan korosif. Segera
menyerap CO2
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air
dan etanol
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kandungan : Mengandung tidak kurang
dari 97,5% alkali jumlah dihitung
sebagai NaOH dan tidak lebih dari
2,5% Na2CO3
Kegunaan : Sebagai zat tambahan
11. Metanol (Dirjen POM, 1979).
Nama Resmi : Metil Alkohol
Nama Lain :Metanol, Hidroksimetana, Metil
alco-hol, Metil hidrat, Alkohol kayu,
Kar-binol.
Berat Molekul : 32.04 g/mol
Rumus Molekul : CH3OH
REZKY NAHDIATI R. MUHAMMAD RAMDAN MARAMISO1A1 14 039 F1F1 12 111
15Uji aktivitas antimikroba
Pemerian : Pada “keadaan atmosfer” ia
berben-tuk cairan yang ringan,
mudah mengu-ap, tidak berwarna,
mudah terbakar, dan beracun
dengan bau yang khas (berbau
lebih ringan dari pada etanol).
kegunaan : sebagai bahan pendingin
anti beku, pelarut, bahan bakar dan
sebagai bahan aditif bagi etanol
industri.
C. Uraian sampel
1. Klasifikasi Lengkuas (Languas galangal)
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan
berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas : Commelinidae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae (suku jahe-jahean)
Genus : Alpinia
Spesies : Alpinia galanga (L.) Sw.
REZKY NAHDIATI R. MUHAMMAD RAMDAN MARAMISO1A1 14 039 F1F1 12 111
16Uji aktivitas antimikroba
D. Uraian mikroba
1. Pseudomonas aeruginosa
a. Klasifikasi
Domain : Bacteria
Filum : Proteobacteria
Kelas : Gamma Proteobacteria
Ordo : Pseudomonadales
Famili : Pseudomonadaceae
Genus : Pseudomonas
Spesies : Pseudomonas aeruginosa
a. Morfologi
Pseudomonas aeruginosa merupakan bakteri gram
negatif aerob obligat, berkapsul, mempunyai flagella
polar sehingga bakteri ini bersifat motil, berukuran
sekitar 0,5-1,0 µm. Bakteri aerob ini mensekresikan
beberapa jenis pigmen, di antaranya pyocyanin
(hijau-biru), fluorescein (kuning-hijau) dan pyorubin
(merah-cokelat). Bakteri ini dapat tumbuh tanpa
oksigen jika tersedia NO3 sebagai akseptor elektron.
Pseudomonas aeruginosa mampu tumbuh di
lingkungan yang mengandung oli dan bahan bakar
minyak lainnya. Suhu optimum untuk pertumbuhan
REZKY NAHDIATI R. MUHAMMAD RAMDAN MARAMISO1A1 14 039 F1F1 12 111
17Uji aktivitas antimikroba
Pseudomonas aeruginosa adalah 42 oC. Pseudomonas
aeruginosa mudah tumbuh pada berbagai media
pembiakan karena kebutuhan nutrisinya sangat
sederhana.
2. Staphylococcus aureus
a. K lasifikasi
Domain : Bakteri
Kingdom : Eubacteria
Filum : Firmicutes
Kelas : Coccus
Ordo : Bacillales
Famili : Staphylococcaceae
Genus : Staphylococcus
Spesies : S. aureus
b. Morfologi
Staphylococcus aureus merupakan bakteri Gram
Positif, tidak bergerak, tidak berspora dan
mampu membentuk kapsul. Berbentuk kokus dan
tersusun seperti buah anggur .Ukuran
Staphylococcus berbeda-beda tergantung pada
media pertumbuhannya. Apabila ditumbuhkan pada
media agar, Staphylococcus memiliki diameter 0,5-
1,0 mm dengan koloni berwarna kuning. Dinding
REZKY NAHDIATI R. MUHAMMAD RAMDAN MARAMISO1A1 14 039 F1F1 12 111
18Uji aktivitas antimikroba
selnya mengandung asam teikoat, yaitu sekitar 40%
dari berat kering dinding selnya. Asam teikoat adalah
beberapa kelompok antigen dari Staphylococcus.
Asam teikoat mengandung aglutinogen dan N-
asetilglukosamin.
3. Candida albicans
a. klasifikasi
Kerajaan : Fungi
Filum : Ascomycota
Upafilum : Saccharomycotina
Kelas : Saccharomycetes
Ordo : Saccharomycetales
Famili : Saccharomycetaceae
Genus : Candida
Spesies : C. albicans
b. Morfologi Candida Albican.
Candida Albicans ini adalah golongan dari
jamur dimorfik yang dapat tumbuh sebagai sel tunas
yang kemudian akan memanjang dan berubah
menjadi hifa semu. Hifa semu ini terdiri dari banyak
blastospora yang memiliki bentuk bulat atau lonjong.
REZKY NAHDIATI R. MUHAMMAD RAMDAN MARAMISO1A1 14 039 F1F1 12 111
19Uji aktivitas antimikroba
BAB III
METODE KERJA
A. Alat dan bahan
1. Alat
Alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu :
a. Autoclave
b. Batang pengaduk
c. Bunsen
d. Cawan petri
e. Elektro mantel
f. Gelas Kimia 100 ml
g. Inkubator
h. Laminar Air Flow
i. Mistar
j. Ose bulat
k. Pinset
l. Pipa kapiler
m. Rak tabung
n. Sendok tanduk
o. Tabung reaksi (pyrex)
p. Timbangan analitik
q. UV
r. Vorteks
REZKY NAHDIATI R. MUHAMMAD RAMDAN MARAMISO1A1 14 039 F1F1 12 111
20Uji aktivitas antimikroba
2. Bahan
Bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu:
a. Akuades
b. API (Air Pro Injeksi)
c. Etanol
d. Kloroform
e. NA (Nutrient Agar)
f. Natrium klorida (NaCl 0,9 %)
g. Metanol
h. PDA (Potato Dekstrosa Agar)
i. Paper disc
j. Plat KLT
k. Sampel bakteri PA (Pseudomonas aeruginosa)
l. Sampel bakteri SA (Staphylococcus aureus)
m. Sampel jamur CA (Candida albicans)
B. Cara kerja
1.Pembuatan Medium NA (Nutrient Agar)
a. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
b. Ditimbang medium NA (Nutrient Agar) dengan massa 7
gram.
REZKY NAHDIATI R. MUHAMMAD RAMDAN MARAMISO1A1 14 039 F1F1 12 111
21Uji aktivitas antimikroba
c. Kemudian dilarutkan dengan akuades hingga volumenya
250 ml.
d. Dipanaskan di elektro mantel pada suhu 150oC hingga
larutan mendidih.
2. Pembuatan medium PDA ( Potato Dekstrosa Agar)
a. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
b. Ditimbang medium PDA (Potato Dekstrosa Agar)
dengan massa 9 gram.
c. Kemudian dilarutkan dengan akuades hingga volumenya
250 ml.
d. Dipanaskan di elektro mantel pada suhu 150oC hingga
larutan mendidih.
3. Pembuatan larutan difusi
Pada pembuatan larutan ini digunakan 3 konsentrasi
yaitu
0,05 % ; 0,1 % ; dan 0,15 %
1.) Konsentrasi 0,05 %
a. Dipipet 1 ml ekstrak lengkuas.
b. Ditambahkan larutan API sebanyak 10 ml.
2.) Konsentrasi 0,1 %
a. Dipipet 2 ml ekstrak lengkuas.
b. Ditambahkan larutan API sebanyak 10 ml.
3.) Konsentrasi 0,15 %
REZKY NAHDIATI R. MUHAMMAD RAMDAN MARAMISO1A1 14 039 F1F1 12 111
22Uji aktivitas antimikroba
a. Dipipet 3 ml ekstrak lengkuas.
b. Ditambahkan larutan API sebanyak 10 ml.
4. Pembuatan Suspensi biakan
a. Disiapkan alat dan bahan
b. Dinyalakan Laminar Air Flow
c. Dikerjakan secara aseptis di dalam Laminar Air Flow
d. Diambil 1-2 ose bakteri Staphylococcus aureus
e. Dimasukan ke dalam tabung reaksi yang telah berisi NaCl
0,9 % dengan volume 9 ml.
f. Dihomogenkan dengan vorteks
g. Diambil 1 ml larutan mikroba, lalu dituang kedalam
cawan petri.
h. Ditambahkan NA (Nutrient Agar) sebanyak 9 ml.
i. Dihomegenkan dan didiamkan hingga memadat.
j. Diulangi langkah diatas untuk bakteri Pseudomonas
aureginosa (PA) dan jamur Candida albicans (CA).
Medium SA berjumlah 3, medium PA berjumlah 3 dan
medium CA berjumlah 2. Pada medium CA menggunakan
media PDA (Potato Dekstrosa Agar)
5. Pembuatan eluen
a. Dipipet 1 ml etanol (C5H5OH) dimasukkan kedalam
gelas kimia
b. Ditambahkan kloroform (CHCl3) 9 ml
REZKY NAHDIATI R. MUHAMMAD RAMDAN MARAMISO1A1 14 039 F1F1 12 111
23Uji aktivitas antimikroba
c. Dihomogenkan.
d. Dilakukan hal yang sama dengan menggunakan
metanol (CH3OH) 1 ml dan kloroform (CHCl3) 9 ml.
6. Uji aktivitas mikroba
1.) Metode difusi
a. Dicelupkan paperdisk kedalam larutan difusi.
b. Didiamkan beberapa menit.
c. Dibagi cawan petri yang berisi biakan jamur Candida
albicans menjadi tiga bagian berdasarkan konsentrasi
yaitu 0,05 % ; 0,1 % dan 0,15 %.
d. Diambil paperdisk tersebut dan ditempelkan pada
cawan petri, sesuai dengan konsentrasi.
e. Dibungkus cawan petri.
f. Diinkubasi selama 1x24 jam pada bakteri dan 3x24
pada jamur
g. Diamati .
h. Dilakukan hal yang sama dengan menggunakan
biakan bakteri Staphylococcus aureus dan
Pseudomonas aeruginosa.
2.)Uji KLT
a. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
b. Ditotolkan ekstrak lengkuas pada plat KLT dibagian
tengah garis bawah plat.
REZKY NAHDIATI R. MUHAMMAD RAMDAN MARAMISO1A1 14 039 F1F1 12 111
24Uji aktivitas antimikroba
c. Didiamkan 1 menit.
d. Dimasukkan plat KLT bagian batas bawahnya kedalam
eluen etanol dan kloroform.
e. Didiamkan sampai larutan naik ke batas atas.
f. Disinari dengan UV.
g. Ditempelkan pada medium biakan jamur Candida
albicans (batas atas dan batas bawah plat dilipat).
h. Ditunggu samapi 15 – 30 menit, lalu diangkat plat dari
medium.
i. Dibungkus dan diinkubasi selama 3x24 jam.
j. Dilakukan hal yang sama dengan menggunakan
medium biakan bakteri Staphylococcus aureus dan
Pseudomonas aeruginosa, serta menggunakan eluen
larutan metanol dan kloroform pada medium biakan
bakteri Staphylococcus aureus dan Pseudomonas
aeruginosa. Diinkubasi selama 1x24 jam.
REZKY NAHDIATI R. MUHAMMAD RAMDAN MARAMISO1A1 14 039 F1F1 12 111
25Uji aktivitas antimikroba
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil pengamatan
1. Gambar hasil pengamatan
a. Metode difusi
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASIFAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
MEDIUM : Nutrient Agar
BAKTERI : Staphylococcus aureus
EKSTRAK : rimpang lengkuas
REZKY NAHDIATI R. MUHAMMAD RAMDAN MARAMISO1A1 14 039 F1F1 12 111
26Uji aktivitas antimikroba
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASIFAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
MEDIUM : Nutrient AgarBAKTERI : Pseudomonas aereginosaEKSTRAK : rimpang lengkuas
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASIFAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
MEDIUM : Potato Dekstrosa AgarBAKTERI : Candida albicansEKSTRAK : rimpang lengkuas
b. Metode KLT
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASIFAKULTAS FARMASI
REZKY NAHDIATI R. MUHAMMAD RAMDAN MARAMISO1A1 14 039 F1F1 12 111
27Uji aktivitas antimikroba
UNIVERSITAS HALU OLEO
MEDIUM : Nutrient AgarBAKTERI : Pseudomonas aereginosaEKSTRAK : rimpang lengkuasELUEN: : metanol dan kloroform
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASIFAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
MEDIUM : Nutrient AgarBAKTERI : Staphylococcus aureusEKSTRAK : rimpang lengkuasELUEN: : metanol dan kloroform
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASIFAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
REZKY NAHDIATI R. MUHAMMAD RAMDAN MARAMISO1A1 14 039 F1F1 12 111
Hambatatan mikroba
Hambatatan mikroba
28Uji aktivitas antimikroba
MEDIUM : Nutrient AgarBAKTERI : Staphylococcus aureusEKSTRAK : rimpang lengkuasELUEN : etanol dan kloroform
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASIFAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
MEDIUM : Nutrient AgarBAKTERI : Pseudomonas aereginosaEKSTRAK : rimpang lengkuasELUEN: : etanol dan kloroform
2. Tabel pengamatan
No
.Mikroorganisme
Zona hambat konsentrasi
0,05 % 0,1 % 0,15 %
1. Pseudomonas
aereginosa
1,0375 1,275 1,425
2. Staphylococcus 1,075 1,075 1,05
REZKY NAHDIATI R. MUHAMMAD RAMDAN MARAMISO1A1 14 039 F1F1 12 111
Hambatatan mikroba
Hambatatan mikroba
29Uji aktivitas antimikroba
aureus
3. Candida albicans - - -
B. Pembahasan
Bahan antimikroba berfungsi untuk mematikan,
merusak, menghambat pertumbuhan dari mikroba.
Antimikroba bekerja dengan cara merusak dinding sel atau
merusak protein dari mikroba sehingga mikroba tersebut
mati. Bahan antimikroba bekerja dengan beberapa
REZKY NAHDIATI R. MUHAMMAD RAMDAN MARAMISO1A1 14 039 F1F1 12 111
30Uji aktivitas antimikroba
mekanisme yaitu membunuh dirinya sendiri,
mempertahankan hidupnya, dan melawan bakteri lain.
Uji aktivitas antimikroba dapat dilakukan dengan
beberapa cara yaitu metode difusi, difusi (pengenceran),
dan metode KLT-Bioautografi. Pada percobaan uji aktivitas
antimikroba dengan menggunakan bahan alam ini
dilakukan dengan metode difusi melalui paper disc. Metode
ini juga biasa disebut sebagai metode Kirby-Bauer.
Sedangkan medium pertumbuhan bakteri yang digunakan
yaitu NA (Nutrient agar). Bahan alam yang digunakan pada
percobaan ini yaitu ekstrak lengkuas yang telah di
ekstraksi dengan menggunakan pelarut metanol.
Uji skrining dilakukan untuk mengetahui apakah
bahan alam yang digunakan memiliki aktivitas sebagai
antimikroba atau tidak. Selain itu, uji skrining juga
dilakukan untuk menentukan keselektifitas bakteri/mikroba
yang dapat dihambat oleh bahan alam yang digunakan.
Uji skrining dilakukan dengan cara menggoreskan
suspensi bakteri CA (Candida albicans ) PA (Pseudomonas
aeruginosa); dan SA (Sthaphylococcus aureus) pada
medium NA yang telah dicampurkan dengan eksrak
lengkus di dalam cawan petri yang telah dibagi menjadi 3
zona untuk tiap-tiap bakteri. Kemudian diinkubasikan pada
REZKY NAHDIATI R. MUHAMMAD RAMDAN MARAMISO1A1 14 039 F1F1 12 111
31Uji aktivitas antimikroba
suhu 37⁰C selama 1 x 24 jam. Setelah diinkubasi, teramati
bahwa terdapat zona bening disekitar goresan biakan
bakteri.
Uji aktivitas antibakteri dapat dilakukan dengan
beberapa metode yaitu metode difusi dan metode
pengenceran. Metode difusi sendiri dapat dilakukan
dengan tiga cara yaitu metode silinder, metode sumuran
dan metode cakram kertas. Metode yang digunakan pada
praktikum ini adalah metode difusi dengan cara kertas
cakram. Metode difusi cakram prinsip kerjanya adalah
bahan uji dijenuhkan ke dalam kertas cakram (paper disk).
Cakram kertas yang mengandung bahan tertentu ditanam
pada media perbenihan agar padat yang telah dicampur
dengan mikroba yang diuji, kemudian diinkubasikan 370C
selama 24 jam. Area (zona) jernih disekitar cakram kertas
diamati untuk menunjukkan ada tidaknya pertumbuhan
mikroba. Selama inkubasi, bahan uji berdifusi dari kertas
cakram ke dalam agar-agar itu dan sebuah zona inhibisi
akan terbentuk. Sensitivitas suatu bakteri terhadap
antibiotik ditentukan oleh diameter zona hambat yang
terbentuk. Semakin besar diameternya maka semakin
terhambat pertumbuhannya, Diameter zona sebanding
REZKY NAHDIATI R. MUHAMMAD RAMDAN MARAMISO1A1 14 039 F1F1 12 111
32Uji aktivitas antimikroba
dengan jumlah bahan uji yang ditambahkan ke kertas
cakram.
Mikroba uji dicampurkan dengan media pertumbuhan
(Nutrien Agar) dan dituang ke dalam cawan petri sehingga
membentuk lempeng agar. Pada lempeng agar tersebut
dibagi menjadi 3 zona untuk 3 mikroba yang akan diuji
aktivitasnya yang selanjutnya diletakkan paper disk yang
telah direndam dalam larutan ekstrak. Cawan petri
kemudian diinkubasi selama 24 jam untuk mengamati
bakteri sedangkan untuk jamur di inkubasi selama 3x24
jam pada suhu 37oC. Setelah diinkubasi kemudian diamati
apakah terbentuk daerah zona hambat atau tidak. Daerah
zona hambat yang terbentuk diukur diameternya semakin
besar diameternya maka semakin poten antibiotik yang
terkandung.
Uji KLT ( kromotografi lapis tipis ) adalah suatu
metode analisis yang digunakan untuk memisahkan suatu
campuran senyawa secara cepat dan sederhana.
Kromatografi lapis tipis digunakan untuk pemisahan
senyawa secara cepat, dengan menggunakan zat penjerap
berupa serbuk halus yang dipaliskan serta rata pada
lempeng kaca. Lempeng yang dilapis, dapat dianggap
sebagai “kolom kromatografi terbuka” dan pemisahan
REZKY NAHDIATI R. MUHAMMAD RAMDAN MARAMISO1A1 14 039 F1F1 12 111
33Uji aktivitas antimikroba
dapat didasarkan pada penyerapan, pembagian atau
gabungannya, tergantung dari jenis zat penyerap dan cara
pembuatan lapisan zat penyerap dan jenis pelarut.
Prinsipnya didasarkan atas partisi dan adsorpsi. Zat
penjerap merupakan fase stasioner, berupa bubuk halus
dibuat serba rata dan tipis diatas lempeng kaca. Fase diam
yang umum digunakan adalah silika gel, baik yang normal
fase maupun reversed fase.
Kromatografi lapis tipis dengan penyerap penukar ion
dapat digunakan untuk pemisahan senyawa polar. Harga
Rf yang diperoleh pada kromatografi lapis tipis tidak tetap,
jika dibandingkan dengan yang diperoleh pada
kromatografi kertas. Oleh karena itu pada lempeng yang
sama di samping kromatogram zat yang di uji perlu dibuat
kromatogram zat pembanding kimia, lebih baik dengan
kadar yang berbeda-beda.
Ketentuan kekuatan daerah hambat antibakteri
adalah daerah hambatan 20 mm atau lebih berarti sangat
kuat, daerah hambatan 10–20 mm berarti kuat, 5-10 mm
berarti sedang dan daerah hambatan 5 mm atau kurang
berarti lemah. Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan
diketahui bahwa daerah hambatan pada bakteri
pseudomonas aeruginosa yaitu 4 mm pada konsentrasi
REZKY NAHDIATI R. MUHAMMAD RAMDAN MARAMISO1A1 14 039 F1F1 12 111
34Uji aktivitas antimikroba
0,05, 3 mm pada konsentrasi 0,1 dan 0,15. Pada Candida
albicans yaitu 2,6 mm pada konsentrasi 0,05, 1,6 mm
pada konsentrasi 0,1 dan 4 mm pada konsentrasi 0,15.
Sedangkan pada sthaphylococcus aureus yaitu 3,7 mm
pada konsentrasi 0,05, 5 mm pada konsentrasi 0,1 dan 9,3
mm pada konsentrasi 0,15. Dari data ini, diketahui bahwa
aktivitas antimikroba ekstrak daun gersen lemah pada
bakteri pseudomonas aeruginosa dan Candida albicans,
serta sedang pada bakteri sthaphylococcus aureus.
REZKY NAHDIATI R. MUHAMMAD RAMDAN MARAMISO1A1 14 039 F1F1 12 111
35Uji aktivitas antimikroba
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa :
1. Pada uji skrining bakteri tidak terlihat pertumbuhan dari
ke-dua bakteri yang di gunakan yaitu pada Staphylococcus
aureus dan Pseudomonas aeruginosa tetapi terlihat pada
bakteri candida albicans.
2. Pada uji difusi bakteri Pseudomonas aeruginosa
mempunyai zona hambat pada konsentrasi 0,5% yaitu
1.0375 pada konsentrasi 0,1 % yaitu 1,275 dan pada
konsentrasi 0,15 % yaitu 1,425. Sedangkan pada bakteri
Staphylococcus aueres memiliki zona hambat pada
konsentrasi 0,5% yaitu 1,075, pada konsentrasi 0,1% yaitu
1,075 dan pada konsentrasi 0,15% yaitu 1,05. Dan pada
bekteri candida albicans tidak memiliki zona hambat pada
semua konsentrasi.
DAFTAR PUSTAKA
Adam, Syamsunir, 1994, Dasar-dasar Mikrobiologi dan Parasitologi untuk Perawat, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
REZKY NAHDIATI R. MUHAMMAD RAMDAN MARAMISO1A1 14 039 F1F1 12 111
36Uji aktivitas antimikroba
Dirjen POM, 1979, Farmakope Indonesia edisi III, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Drtjen POM, 1995, Farmakope Indonesia edisi IV, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Fatimah, C., U. Harahap, I. Sinaga, Safrida, dan Ernawati, 2008, “Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Angsana (Pterocarpus indicus Willd) Secara In Vitro”, Jurnal Ilmiah PANNMED, Vol. 1, No. 1, Medan.
Harmita, dan Maksum R., 2006, Buku Ajar Analisis Hayati, Penerbit EGC, Jakarta.
Hidayati, D. Y. N., 2010, Identifikasi Molekul Adhesi Pili Pseudomonas aeruginosa pada Human Umbilical Vein Endothelial Cells (HUVECs) Culture, J.Exp. Life Sci., Vol. 1, No. 1.
Kusmiyati dan Ni Wayan S. A., 2007, Uji Aktivitas Senyawa Antibakteri dari Mikroalga Porphyridium cruentum, Biodiversitas, Vol. 8, No. 1.
Pratiwi, Sylvia T., 2008, Mikrobiologi Farmasi, Erlangga, Yogyakarta.
Rasyid, A., 2012, “Identifikasi Senyawa Metabolit Sekunder Serta Uji Aktivitas Antibakteri Dan Antioksidan Ekstrak Metanol Teripang Stichopus hermanii”, Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 4, No. 2, LIPI, Jakarta.
REZKY NAHDIATI R. MUHAMMAD RAMDAN MARAMISO1A1 14 039 F1F1 12 111
PAEC SA
Bakteri+ NA
37Uji aktivitas antimikroba
LAMPIRAN
A. Skema kerja
1. Uji sikring
Ekstrak 0,1 grMedium NA 9 ml
API 1 ml
Dihomogenkan
Dituangkan
Diinkubasikan pada suhu 37⁰C1 x 24 jam
Diamati hambatan mikroba
2. Difusi agar
REZKY NAHDIATI R. MUHAMMAD RAMDAN MARAMISO1A1 14 039 F1F1 12 111
38Uji aktivitas antimikroba
Suspensi biakan bakteri Medium NA
Dipadatkan
Cawan Petri Steril
Ekstrak 0,05
Ekstrak 0,1 Ekstrak 0,15
Diinkubasi pada suhu 37⁰C selama
1 x 24 jam
Di amati
Diukur zona hambatannya
B. KOMPOSISI MEDIUM
Medium NA (Natrium Agar)
REZKY NAHDIATI R. MUHAMMAD RAMDAN MARAMISO1A1 14 039 F1F1 12 111