136
AKTUALISASI NILAI-NILAI MULTIKULTURAL DALAM PEMBELAJARAN PAI DALAM KERANGKA PENGEMBANGAN KEBANGSAAN TERHADAP SISWA DI SMA KHARISMA BANGSA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Pendididkan (S.Pd) Disusun Oleh: CHIKA CHYNTIA NIM. 11150110000017 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019

AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

  • Upload
    others

  • View
    31

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

AKTUALISASI NILAI-NILAI MULTIKULTURAL DALAM PEMBELAJARAN

PAI DALAM KERANGKA PENGEMBANGAN KEBANGSAAN TERHADAP

SISWA DI SMA KHARISMA BANGSA

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Pendididkan (S.Pd)

Disusun Oleh:

CHIKA CHYNTIA

NIM. 11150110000017

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019

Page 2: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai
Page 3: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai
Page 4: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai
Page 5: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

i

ABSTRAK

CHIKA CHYNTIA, NIM (11150110000017) skripsi “Aktualisasi Nilai-nilai

Multikultural dalam Pembelajaran PAI dalam Kerangka Pengembangan

Kebangsaan terhadap Siswa di SMA Kharisma Bangsa”.

Saat ini multikulturalisme menjadi isu penting, terutama setelah serangkaian

konflik yang sering terjadi di negara ini dalam beberapa tahun terakhir. Beranjak

dari masalah tersebut, maka memulai pemahaman yang lebih tentang inklusif,

pluralistik, dan toleran menjadi keharusan; berharap kasus-kasus seperti konflik

sosial yang mengarah pada anarki atas nama SARA (Suku, Agama, Ras, Kelas),

dan kepentingan lain yang menyelinap di belakangnya, tidak terulang di masa

depan. Masalah-masalah ini tentu saja tidak hanya berkaitan dengan masalah

bagaimana kita mengelola konflik, keragaman, dan pengakuan politis tentang

perbedaan. Namun, lebih dari itu, multikulturalisme itu dapat dipahami sebagai

"kepercayaan" terhadap normalitas dan penerimaan keanekaragaman. Untuk itu,

salah satu cara paling efektif untuk menumbuhkan pemahaman yang lebih

inklusif, pluralis, dan toleran adalah melalui proses pembelajaran.

Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai multikultural dalam

pembelajaran Pendidikan Islam dalam Kerangka Pengembangan Kebangsaan di

Sekolah Menengah atas Siswa Kharisima Bangsa Hasil yang diperoleh dalam

penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara penerapan

nilai-nilai multikultural terhadap pengembangan kebangsaan siswa di SMA

Kharisma Bangsa. hal ini dibuktikan dengan perolehan nilai r yang hitung sebesar

0,240, dan r tabel sebesar 0,235 dan termasuk dalam kategori rendah (r hitung

dalam kisaran 0,20 hingga 0,39) dengan KD 5,7.

Page 6: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

ii

ABSTRACT

CHIKA CHYNTIA, NIM (11150110000017) thesis "Actualization of

Multicultural Values in PAI Learning in the Framework of Nationality

Development for Students in Kharisma Bangsa Middle School".

Nowadays multiculturalism becomes an important issue, particularly after a

series of conflicts that often occur in this country in recent years. Moving on from

the problem, then, initiated a deeper understanding of inclusive, pluralistic, and

tolerant becomes a necessity; hopes such cases social conflict leading to anarchy

in the name of SARA (Tribe, Religion, Race, Class), and other interests who

slipped behind it, is not repeated in the future. These issues are of course not only

deals with the problem of how we manage conflict, diversity, and political

recognition of the otherness of course. However, more than that, that

multiculturalism can be understood as "trust" to normality and acceptance of

diversity. For that, one of the most effective ways to cultivate an understanding of

a more inclusive, pluralist, and tolerant it is through the learning process.

This research is entitled The Actualization of Multicultural Values in the

Learning of Islamic Education in the Framework of Nationality Development in

SMA Kharisma Bangsa.The results obtained in this research indicate that there is

a significant influence between the application of multicultural values to the

development of student nationality at SMA Kharisma Bangsa. this is evidenced by

the acquisition of the calculated r value of 0.240, and r table of 0.235 and included

in the low category (r count in the range of 0.20 to 0.39) with KD 5.7 %.

Key word : multikultural, nationality

Page 7: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Segala puji hanya tertuju kepada Allah Subhanahu Wata’ala,

yang senantiasa melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah, serta inayah-Nya kepada

penulis, sehingga atas ridho dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi

dengan judul “Aktualisasi Nilai-nilai Multikultural dalam Pembelajaran PAI

dalam Kerangka Pengembangan Kebangsaaan di SMA Kharisma Bangsa”

yang diajukan dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan untuk mendapatkan

gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd). Tak lupa Shalawat seraya salam penulis haturkan

kepada teladan ummat, junjungan alam, yakni Habibana wa Nabiyana Muhammad

SAW yang senantiasa menjadi cahaya dan teladan bagi seluruh alam, sosok yang

tampil sebagai pendidik agung serta menjadi teladan tunggal bagi kaum muslimin.

Sosok pribadi yang memiliki akhlak mulia, yang diutus untuk membangun sebuah

peradaban besar bagi terwujudnya rahmat bagi seluruh alam.

Setelah melalui berbagai proses yang cukup panjang, ijinkan penulis untuk

menyampaikan ucapan terimakasih sekaligus permohonan maaf yang setulusnya

kepada semua pihak khususnya kepada perempuan terbaik dan lelaki terhebat,

kedua orangtua penulis yang memiliki peran yang luar biasa bagi penulis sehingga

penulis dapat berada hingga tahap ini. Segala usaha, upaya serta do’a tercurah

ruah dalam penyususnan skripsi ini dengan suatu asa semoga dapat bermanfaat

bagi penulis dan pembaca. Selain daripada itu, terselesaikannnya skripsi ini tidak

terlepas dari partisipasi beberapa pihak yang telah membantu, memberi motivasi

serta arahan, sehingga patut kiranya penulis mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada :

1. Dr. Sururin, M. Ag., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

(FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Drs. Abdul Haris, M.Ag., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam

(PAI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Page 8: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

iv

3. Drs. Rusdi Jamil, M.Ag., selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama

Islam (PAI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

4. Dr. Zaimudin, MA selaku Dosen Pembimbing skripsi penulis. Sosok

hebat dan dengan kebaikannya bersedia meluangkan waktunya untuk

membimbing penulis dengan sabar sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini.

5. Bapak Yudhi Munadi, M. Ag selaku dosen pembimbing akademik yang

selama 4 tahun sudah banyak membimbing dan memberikan banyak

arahan dan pengalaman selama proses belajar di juruan Pendidikan

Agama Islam (PAI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Staf Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Ibu Isti, dan Ibu Farah

selaku Staf Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

7. Kepala sekolah dan seluruh dewan guru SMA Kharisma Bangsa,

terkhusus kepada Ibu Kharisma sebagai Guru PAI SMA Kharisma

Bangsa yang sudah sangat ramah dan sangat membantu memudahkan

penyebaran angket dan penyelesaian skripsi ini serta tak lupa kepada Pak

Riza selaku Staf yang selalu membantu menyelesaikan administrasi yang

penulis perlukan.

8. Kepada keluarga tersayang, yang tak henti untuk memberikan semangat

terbaiknya di setiap waktu.

9. Seorang terspesial penulis, Jimatul Arrobi yang senantiasa mendampingi

dan memberikan arahan dan support dalam penulisan skripsi ini.

10. Seluruh sahabat penulis yang selama 4 tahun senantiasa membersamai

dalam suka dan duka, terima kasih penulis ucapkan kepada Nursyifa

Fauziyah Safari, Suci Nurhaliza, Fadhila Athiya, Amrina Maulida, Zahra

Nurfajriyah, Siti Nurholipah, dan seluruh teman-teman PAI B 2015 yang

tak bisa saya sebutkan satu persatu.

Page 9: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

v

11. Seluruh dulur sapanyabaan, keluarga besar Riungan Mahasiswa

Sukabumi yang selalu menjadi tempat paling nyaman selama

diperantauan ini.

Penulis berharap dan berdoa semoga seluruh pengorbanan dan semangat yang

telah diberikan oleh semua pihak yang telah membantu penulis semoga

mendapatkan balasan terbaik dari-Nya. Terimakasih.

Jakarta, 10 Oktober 2019

Penulis,

Chika Chyntia

Page 10: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

vi

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN REFERENSI

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH

ABSTRAK ........................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ vi

DAFTAR TABEL ............................................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah........................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................................. 8

C. Pembatasan Masalah ................................................................................ 9

D. Perumusan Masalah ................................................................................. 9

E. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 9

F. Kegunaan Penelitian ................................................................................ 9

BAB II KERANGKA TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

PENELITIAN

A. Kajian Teori ............................................................................................. 11

1. Konsepsi Kebangsaan ........................................................................ 11

a. Pengertian kebangsaan ................................................................. 11

b. Faktor-faktor Penting bagi Pembentukan Bangsa ........................ 15

c. Identitas Nasional Indonesia ........................................................ 15

d. Faktor-faktor Pembentuk Identitas Nasional ............................... 19

e. Warga negara dan Kewarganegaraan ........................................... 20

Page 11: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

vii

2. Nilai-nilai Multikultural dalam Pembelajaran PAI ............................ 25

a. Pengertian Nilai ........................................................................... 25

b. Macam-Macam Nilai ................................................................... 27

c. Pengertian Multikultural .............................................................. 28

d. Karakteristik Masyarakat Multikultural ....................................... 30

e. Bentuk Masyarakat Multikultural ................................................ 32

f. Nilai-nilai Multikultural ............................................................... 33

g. Pembelajaran PAI Berwawasan Multikultural ............................. 37

B. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................................. 42

C. Kerangka Berpikir .................................................................................... 46

D. Hipotesis .................................................................................................. 47

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................. 48

B. Desain Penelitian ..................................................................................... 48

C. Populasi dan Sampel ................................................................................ 49

D. Variabel Penelitian ................................................................................... 50

E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian .............................. 50

F. Teknik Analisis Data ............................................................................... 59

G. Pengajuan Hipotesis ............................................................................... 63

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum SMA Kharisma Bangsa ............................................... 64

B. Gambaran Objek Penelitian ...................................................................... 76

C. Uji Validitas dan Realibilitas .................................................................... 76

D. Uji Prasyarat Analisis Data ....................................................................... 81

1. Uji Normalitas ..................................................................................... 81

2. Uji Homogenitas ................................................................................. 82

3. Uji Heteroskedastisitas ........................................................................ 83

4. Uji Linearitas ....................................................................................... 84

5. Uji Koefisien Korelasi......................................................................... 85

Page 12: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

viii

E. Hasil Uji Hipotesis .................................................................................... 86

F. Hasil Uji Koefisien determinasi ................................................................ 87

G. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................................... 88

H. Keterbatasan Penelitian ............................................................................. 90

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................... 92

B. Implikasi ................................................................................................... 93

C. Saran .......................................................................................................... 93

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 95

Page 13: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 ............................................................................................................... 51

Tabel 3.2 ................................................................................................................ 54

Tabel 3.3 ................................................................................................................ 55

Tabel 3.4 ................................................................................................................ 55

Tabel 3.5 ................................................................................................................ 55

Tabel 3.6 ................................................................................................................ 57

Tabel 3.7 ................................................................................................................ 60

Tabel 3.8 ................................................................................................................ 61

Tabel 4.1 ................................................................................................................ 75

Tabel 4.2 ................................................................................................................ 77

Tabel 4.3 ................................................................................................................ 78

Tabel 4.4 ................................................................................................................ 80

Tabel 4.5 ................................................................................................................ 80

Tabel 4.6 ................................................................................................................ 81

Tabel 4.7 ................................................................................................................ 82

Tabel 4.8 ................................................................................................................ 82

Tabel 4.9 ................................................................................................................ 83

Tabel 4.10 .............................................................................................................. 84

Tabel 4.11 .............................................................................................................. 86

Page 14: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar angket uji “Aktualisasi Nilai-nilai Multikultural dalam

Pembelajaran PAI dalam Kerangka Pengembangan Kebangsaan

terhadap Siswa di SMA Kharisma Bangsa”

Lampiran 2 Tabel Hasil perhitungan korelasi product moment

Lampiran 3 Pedoman Observasi

Lampiran 4 Transkrip Wawancara dengan guru PAI SMA Kharisma Bangsa

Lampiran 5 Surat Bimbingan Skripsi

Lampiran 6 Surat Permohonan Penelitian

Lampiran 7 Surat Konfirmasi Penelitian SMA Kharisma Bangsa

Page 15: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masyarakat Indonesia adalah masyarakat majemuk atau plural society.

Dari segi etnis, misalnya ada suku Melayu dan ada suku Melanesia yang

selanjutnya membentuk seratus suku besar dan 1.072 suku-suku derivative

besar dan kecil. Dari segi bahasa, terdapat ratusan bahasa yang digunakan di

seluruh wilayah Nusantara. Dari segi pulau yang dihuni, terdapat sekitar

17.504 lingkungan kehidupan kepulauan. Dari segi sejarah politik lokal,

terdapat puluhan bahkan ratusan sistem kerajaan bahkan kesukuan lama

yang berpengaruh terhadap sistem stratifikasi sosial dan adat istiadat

setempat. Dari segi mata pencaharian terdapat keragaman antara kehidupan

pedesaan dan perkotaan. Dari segi agama terdapat sejumlah agama besar

dunia dan sejumlah sistem kepercayaan lokal yang tersebar di seluruh

wilayah Nusantara.1 Hal tersebut menunjukan kekayaan dan keberagaman

yang dimiliki Indonesia tidak hanya dari segi sukunya saja tetapi dari

banyak hal lainnya.

Pandangan dunia “multikultural” secara substantif sebenarnya tidaklah

terlalu baru di Indonesia. Sebagai negara-bangsa yang menyatakan

kemerdekaannya sejak lebih setengah abad silam, Indonesia sebenarnya

telah memiliki dan terdiri dari sejumlah besar kelompok etnis, budaya,

agama, dan lain-lain, sehingga negara-bangsa Indonesia secara sederhana

dapat disebut sebagai masyarakat “multikultural”.2 Realitas sosial

Masyarakat Indonesia semacam itu sangat sulit dipungkiri dan diingkari.

Untuk itu, keragaman, atau kebhinekaan, atau multikulturalisme merupakan

1 Atho Mudzar, Meretas Wawasan dan Praktis Kerukunan Umat Beragama di Indonesia

dalam Bingkai Masyarakat Multikultural, (Jakarta: Puslitbang Kehidupan Beragama, 2005), Cet I,

hlm. 1-2. 2Zakiyuddin Baidhawy, Pendidikan Agama Berwawasan Multikultural, (Jakarta : Erlangga,

2005), hlm. VII.

Page 16: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

2

Salah satu realitas utama yang dialami masyarakat dan kebudayaan di masa

silam, lebih-lebih lagi di masa kini dan di waktu-waktu mendatang.3

Keragaman etnis dan ras merupakan kenyataan yang harus diterima

oleh umat manusia. Adanya pluralitas etnis dan ras, tentunya tidak harus

membuat manusia yang berasal dari etnis dan ras yang berbeda menjadi

terpecah belah dan saling memusuhi. Menurut Ritzer dalam Ainul Yaqin

menjelaskan bahwa keragaman etnis yang terbentuk dari definisi sosial dan

bukan merupakan definisi berdasarkan pada faktor keturunan/biologis, dan

ras yang didefinisikan secara sosial berdasarkan berbagai macam

karakteristik kulturnya (bahasa, agama, asal suku atau asal Negara, tata

hidup sehari-hari, makanan pokok, cara berakaian, atau ciri-ciri kultur yang

lainnya) bukan untuk mengukur tingkat keberbedaan dan saling

melemahkan. Keberbedaan tersebut dimaksudkan agar saling kenal

mengenal dengan segala dimensi keunikan dan kekayaan budaya yang

dimiliki manusia. Dari beberapa keberbedaan tersebut tetap ada sifat-sifat

universal yang dimiliki manusia. Dengan keuniversalan tersebut mereka

mampu berempati dan bersimpati, sehingga mampu memahami

“keberbedaan” orang lain di luar dirinya dengan berbagai keragaman

budaya (cultural diversity).4 Selain itu mengenai keragaman ini di dalam Al-

Qur’an dijelaskan, sebagaimana yang tertuang dalam firman Allah Q.S Al-

Hujurat ayat 13, yang berbunyi :

رمكم أي ها الناس إن خلقناكم من ذكر وأن ثى وجعلناكم شعوبا وق بائل لت عارفوا إن أك ي

عند الل أت قاكم إن الل عليم خبي

Artinya : “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari

seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-

bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.

Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah

orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha

Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (Q.S Al-Hujurat [49] : 13).5

3 Ibid., hlm. VII.

4 Ibid., hlm. 2.

5 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung: Syamil Qur’an).

Page 17: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

3

Ayat ini menurut penuturan para mufasirin secara substansial

menegaskan keberagaman umat manusia dari berbagai sisi. Dalam konteks

Al-Qur’an diturunkan untuk mencerminkan keragaman manusia secara

geografis, sementara dalam konteks saat ini mewakili keragaman geo-

politik, kultural maupun Negara bangsa (nation-state).6

Multikultural yang ada di Indonesia seharusnya mengesampingkan

SARA yang sering suatu golongan menganggap golongan dia yang paling

baik. Hal tersebutlah yang seharusnya di hilangkan, anggapan bahwa tidak

ada suku dan budaya yang lebih baik dari budaya mereka. Rasa saling

menghormati dan menghargai antar sesama harus ditingkatkan agar

perselisihan antar suku atau antar golongan tidak terjadi hanya karena

perbedaan yang beragam jenis. Jika telah tumbuh rasa hormat dan

menghargai antar sesama akan tercipta kerukunan dalam kehidupan sehari-

hari semakin mudah dalam kehidupan masyarakat yang beragam atau

multikultural. Keberagaman juga memberikan dampak bagi bangsa

Indonesia. Masyarakat yang beragam tentu memiliki kelebihan dan

kekurangan dalam pengelolaannya. Namun dengan adanya keragaman yang

ada, menyebabkan Indonesia menjadi rawan konflik dibandingkan dengan

negara-negara lainnya. Melihat hal tersebut salah satu sikap dan pemahaman

yang perlu dikembangkan dalam hal ini adalah multikulturalisme, yakni

suatu cara pandang yang menekankan interaksi dengan memperlihatkan

keadaaan setiap kebudayaan yang entitas, yang memiiliki hak-hak yang

setara.7

Sebagai energi positif, multikultur dipahami sebagai rahmat, mengingat

di satu sisi Allah telah menciptakan manusia dengan physical and spiritual

force berbeda. Keberbedaan tersebut dapat dijadikan sebagai pelengkap satu

sama lain. Modal kelengkapan karakteristik tersebut seakan menjadikan

6 Heru Suparman, Multikultural dalam Perspektif Al-Qur’an, Jurnal Studi Al-Qur’an dan

Hadist, vol. 1, no. 2, 2017, hlm. 186 7 Wahyu Adya Lesrtariningsih, Penanaman Nilai-nilai Multikultural dalam Pembelajaran

Sejarah di SMA Negeri 1 Rembang Tahun pelajaran 2017/218, Iindonesian Journal of History

Education , 2018, diakses pada 17 Juli 2019.

Page 18: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

4

kekuatan untuk meniadakan kekurangan/kelemahan manusia. Dengan

demikian kelemahan dan kekurangan akan ditukar dengan kekuatan dan

keunggulan. Untuk membangun kekuatan dan keunggulan tersebut,

diperlukan upaya sistematis dan konstruktif melalui jalur yang dapat

mengakomodir berbagai kebutuhan.8 Secara sederhananya multikultural

dapat dipahami sebagai pengakuan, bahwa suatu Negara atau masyarakat

adalah memang beragam dan majemuk. Dengan demikian,

multikulturalisme dapat dipandang sebagai landasan budaya (Cultural

Basis) tidak hanya bagi kewargaan dan kewarganegaraan, tetapi juga bagi

pendidikan9.

Pendidikan menjadi salah satu kunci penting sebagai instrument

membangun peradaban manusia dan bangsa. Keberadaannya masih diyakini

mempunyai peran besar dalam membentuk karakter individu-individu yang

dididiknya, dan mampu menjadi “guiding light” bagi generasi muda

penerus bangsa. Hal tersebut dengan suatu pertimbangan, bahwa salah satu

fungsi pendidikan adalah untuk meningkatkan keberagamaan peserta didik

dengan keyakinan agama sendiri, dan memberikan keterbukaan untuk

mempelajari dan mempermasalahkan agama lain sebatas untuk

menumbuhkan sikap toleransi.10

Selain itu, diletakkannya pendidikan agama dalam konteks pendidikan

Nasional di Indonesia adalah suatu hal yang sangat penting, karena itu

bangsa Indonesia dikenal dengan bangsa yang religius. Hal ini juga

tercermin dalam sila pertama Pancasila.11

Dalam sila pertama Pancasila

yang berbunyi “Ketuhanan Yang Maha Esa” hal tersebut menunjukan

bahwa Bangsa Indonesia adalah bangsa yang memiliki kereligiusan yang

tinggi dan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan ke-Tuhanan.

8 Ibid., hlm. 4.

9 Ibid., hlm. VII.

10 Syamsul Maarif, Islam dan Pendidikan Pluralisme; Menampilkan Wajah Islam Toleran

Melalui Kurikulum PAI Berbasis Kemajemukan, disampaikan dalam Annual Confrence di

Lembang Bandung, sumber www.google.com/pluralisme-pendidikan, diakses tanggal 16 Februari

2019. 11

Op. cit., Zainal Abidin dan Neneng Habibah (ed)., hlm. 3.

Page 19: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

5

Alasan yang mendasar tentang perlunya pendidikan agama berwawasan

kerukunan ini adalah kenyataan yang menunjukan bahwa pendidikan agama

yang berlangsung selama ini belum berlangsung secara optimal memberikan

sumbangan yang positif bagi terciptanya persaudaraan sejati. Tambahan lagi

dalam peraturan Pemerintah Nomor 55 tahun 2007 tentang pendidikan

Agama dan Pendidikan Keagamaan, bab II, pasal 2, ayat (1) dengan jelas

dinyatakan bahwa pendidikan agama berfungsi membentuk manusia

Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa serta

berakhlak mulia dan mampu menjaga kedamaian dan kerukunan hubungan

inter dan antar umat beragama.12

Berkaitan dengan hal tersebut maka dirasa penting bagi institusi

penididikan dalam masyarakat yang multikultur untuk mengajarkan

perdamaian dan resolusi konflik yang ada dalam masyarakat multikultural.

Dan terlebih lagi bagi Pendidikan Agama Islam sebagai salah satu mata

pelajaran yang dituntut mampu membawa kata perdamaian dalam setiap

jiwa peserta didik.13

Salah satu tugas Pendidikan Agama Islam adalah menciptakan

pembelajaran di kelas yang berorientasi menghargai dan menghormati

segala perbedaan yang ada. Pendidikan Agama Islam harus berperan aktif

menciptakan strategi pembelajaran yang menjadikan latar belakang budaya

peserta didik yang bermacam-macam digunakan sebagai usaha untuk

meningkatan pembelajaran peserta didik di kelas dan di lingkungan sekolah.

Yang demikian dirancang untuk menunjang dan memperluas konsep-konsep

budaya, perbedaan, kesamaan dan demokrasi.14

Dalam implementasinya, pendidikan multikultural dalam Pendidikan

Agama Islam bukan semata membina knowledge skill pada peserta didik,

tetapi mendidik peserta didik untuk menjadi warga Negara yang religius

12

Choirul Fuad Yusuf, Pendidikan Agama Berwawasan Kerukunan, (Jakarta, PT. Pena

Citra Satria, 2008), hlm. III. 13

Erlan Muliadi, Urgensi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berbasis Multikultural di

Sekolah, Jurnal Pendidikan Islam, Vol 1, 2012, hlm.57-58. 14

Moh. Yamin dan Vivi Aulia, Meretas Pendidikan Toleransi (Pluralisme dan

Multikulturalisme sebuah Keniscayaan Peradaban), hlm.ix.

Page 20: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

6

sekaligus inklusif dan bersikap pluralis. Dengan demikian, orientasi

pembelajaran dan pembinaan sikap dan perilaku peserta didik yang tidak

hanya akan tercapai dengan desain kurikulum yang komprehensif, tetapi

juga pendekatan, metode dan teknik pembelajaran yang relevan untuk

membentuk sikap ideal tersebut15

.

Dengan demikian pada akhirnya semua kompetensi baik kognitif,

afektif, dan psikomotor dapat dicapai dalam berbagai strategi yang dapat

melibatkan peserta didik dalam belajar. Itulah hakikat dari salah satu

gagasan besar dalam reformasi PAI di Indonesia yang memiliki keinginan

untuk mengembangkan proses pembelajaran dengan prinsip baru, yaitu

learning to do, learning to be, learning to learn, dan learning to live

together. Dengan banyak melakukan teknik pembelajaran yang lebih banyak

melibatkan siswa dalam proses pembelajaran tersebut, dan karena seringnya

mereka melakukan kerjasama misalnya dalam bentuk satu kelompok kerja,

maka hal itu dapat membentuk siswa memiliki sikap inklusif dan pluralis

dalam kehidupan sehari-hari.16

Namun faktanya, sampai saat ini pendidikan agama yang diterapkan di

sekolah selalu menanamkan pemahaman pada siswa bahwa agamanya

paling benar, dan yang lainnya dianggap salah sehingga tumbuh dalam diri

peserta didik sikap intoleran, serta adanya hubungan yang kurang harmonis

antar umat beragama. Hal ini terjadi karena adanya kesalahan dari pendidik

dalam mengajarkan tentang etiket dari suatu budaya tertentu sehingga

memberikan dampak pada primordialisme kesukuan, agama, dan golongan.

Oleh karena hal tersebut, diperlukan penanaman nilai-nilai

multikultural dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Melalui

penanaman nilai-nilai multikultural peserta didik yang memiliki latar

belakang berbeda akan dibimbing untuk saling mengenal agama, budaya,

cara hidup, adat istiadat, serta diajak untuk memahami, mengakui dan

menghormati bahwa tiap golongan memiliki hak untuk menyatakan diri

15

Op. Cit., Zainal Abidin dan Neneng Habibah (ed), hlm. 62. 16

Ibid., hlm. 63-64.

Page 21: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

7

menurut caranya masing-masing serta memahami Bhineka Tunggal Ika dan

mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan

menanamkan nilai-nilai multikultural sejak masih kecil diharapkan anak

mampu menerima serta memahami perbedaan budaya yang menyebabkan

adanya perbedaan usage (cara individu dalam bertingkah laku), folkways

(kebiasaan yang ada di masyarakat), mores (tata kelakuan di masyarakat),

dan customs (adat istiadan suatu komunitas).17

SMA Kharisma bangsa merupakan salah satu sekolah swasta bertaraf

Internasional yang beralamatkan di Jl.Terbang layang, No. 21, Pondok cabe,

Kota Tangerang Selatan. Hampir setiap tahunnya sekolah ini menjadi salah

satu sekolah yang menjadi tujuan utama para pendaftar bukan hanya dari

wilayah Tangerang Selatan tetapi juga dari berbagai daerah lainnya bahkan

para siswa dari berbagai negara yang tinggal di Indonesia. Di sekolah ini

terdapat banyak siswa dari berbagai latar belakang ekonomi, sosial, suku

dan agama. Namun pada kenyataannya perbedaan itu tidak menjadi

halangan untuk mereka saling berinteraksi dan bergaul dengan baik serta

hidup rukun. Kerukunan itu dapat dilihat dan diamati dari cara mereka

berkomunikasi baik dengan guru maupun dengan warga sekolah lainnya.

Kegiatan-kegiatan keagamaan pun dilakukan dengan melibatkan seluruh

siswa tanpa memandang perbedaan budaya dan agamanya. Melihat kondisi

tersebut peneliti ingin mengetahui bagaimana cara guru menanamkan nilai-

nilai multikultural khususnya dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

Dalam penelitian ini peneliti akan melihat dari segi materi Pendidikan

Agama Islam apakah penanaman nilai-nilai multikultural dalam

pembelajaran PAI di SMA memiliki pengaruh terhadap pengembangan

kebangsaan siswa di SMA Kharisma Bangsa.

Oleh karena itu, berdasarkan uraian diatas peneliti mengambil judul

“Aktualisasi Nilai-nilai Multikultural dalam Pembelajaran PAI dalam

kerangka Pengembangan Kebangsaaan terhadap Siswa di SMA Kharisma

17

Yaya Suryana, Pendidikan Multikultural Suatu Upaya Penguatan jati Diri Bangsa

(Bandung : Pustaka Setia), hlm. 197.

Page 22: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

8

Bangsa”. Dengan harapan skripsi ini dapat menjadi pedoman dan rujukan

bagi guru-guru agama dalam membangun sikap toleransi dan kerukunan

bangsa Indonesia.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka peneliti

mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan judul yang akan dibahas

dalam tulisan ini, diantaranya sebagai berikut:

1. Keragaman pada suatu sisi merupakan kekuatan bangsa, namun disisi

lain berpotensi terjadinya konflik. Adanya perbedaan dianggap sebagai

satu kekuatan terjadinya segresi dalam masyarakat. Melalui penanaman

nilai-nilai multikultural peserta didik yang memiliki latar belakang

berbeda akan dibimbing untuk saling mengenal agama, budaya, cara

hidup, adat istiadat, serta diajak untuk memahami, mengakui dan

menghormati bahwa tiap golongan memiliki hak untuk menyatakan diri

menurut caranya masing-masing serta memahami Bhineka tunggal Ika

dan mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

2. Pendidikan agama yang berlangsung selama ini belum berlangsung

secara optimal memberikan sumbangan yang positif bagi terciptanya

persaudaraan sejati

3. Salah satu gagasan besar dalam reformasi PAI yakni untuk

mengembangkan proses pembelajaran dengan prinsip learning to do,

learning to be, learning to learn, dan learning to live together. Yaitu

teknik pembelajaran yang lebih banyak melibatkan siswa dalam proses

pembelajaran tersebut, akibat dari seringnya mereka melakukan

kegiatan kerjasama contohnya dalam bentuk satu kelompok kerja, maka

hal itu dapat membentuk siswa memiliki sikap inklusif dan pluralis

dalam kehidupan sehari-hari. Lantas bagaimana langkah-langkah guru

yang ditempuh oleh guru PAI dalam menanamkan nilai-nilai

multicultural dalam pembelajaran PAI terhadap siswa.

Page 23: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

9

C. Pembatasan Masalah

Untuk memfokuskan pembahasan, pada penelitian ini penulis

membatasi masalah yang akan diteliti, yaitu mengenai “penerapan nilai-nilai

multikultural dalam pembelajaran PAI dalam kerangka pengemabngan

kebangsaan di SMA Kharisma Bangsa”. dalam hal ini peneliti ingin

mengetahui apakan penanaman nilai-nilai multikultural dalam pembelajaran

Pendididkan Agama Islam yang diterapkan di SMA Kharisma Bangsa

memiliki pengaruh terhadap pengembangan kebangsaan siswa di sekolah

tersebut.

D. Perumusan Masalah

Dalam perumusan masalah, penulis berusaha merumuskan dalam

bentuk pertanyaan sebagai berikut: “Apakah nilai-nilai multikultural dalam

pembelajaran Pendidikan Agama Islam dapat berpengaruh terhadap

pengembangan kebangsaan di Kharisma Bangsa?”

E. Tujuan Penelitian

Adapun penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah nilai-nilai

multikultural dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam dapat

berpengaruh terhadap pengembangan kebangsaan di SMA Kharisma

Bangsa?

F. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi semua

pihak, terutama yang berkecimpung di dalam dunia pendidikan. Secara

spesifik manfaat penelitian ini dapat ditinjau dari dua aspek, yaitu :

1. Secara Teoritik

Penelitian ini dapat menambah khazanah keilmuan tentang

aktualisasi nilai-nilai Pendidikan Agama Islam multikultural dalam

kerangka pengembangan kebangsaan khususnya di Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan.

Page 24: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

10

2. Secara Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menyelesaikan permasalah yang

bersifat teoritis.

Page 25: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

11

BAB II

KAJIAN TEORI TENTANG PENGEMBANGAN KEBANGSAAN

A. Kajian Teoritik

1. Konsepsi Kebangsaan

a. Pengertian Kebangsaan

Istilah Bangsa dalam bahasa Inggris disebut “nation” . kata

nation berasal dari kata “natio” (Latin) yang berarti “Lahir”.

Nation dapat berarti suatu kelahiran, suatu keturunan, suatu suku

bangsa yang memiliki kesamaan keturunan. Kata bangsa sendiri

berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti “wangsa” yang berarti

orang-orang yang satu keturunan atau satu “trah” (Jawa). Secara

etimologis bangsa berasal dari kata “wangsa” artinya orang-orang

yang berasal dari satu keturunan.18

Bangsa merupakan kumpulan orang-orang yang memiliki

kesamaan asal keturunan, adat, bahasa dan sejarah, serta

berpemerintahan sendiri. Bangsa juga dikatakan sebagai kumpulan

manusia yang biasanya terikat karena kesatuan bahasa dan wilayah

tertentu di muka bumi19

. Secara lebih dalam, istilah bangsa dapat

ditinjau dari dua segi kajian, yaitu :

1) Bangsa Menurut Arti Sosiologi Antropologis

Bangsa dalam pengertian sosiologis antropologis adalah

persekutuan hidup masyarakat yang berdiri sendiri dan

masing-masing anggota persekutuan hidup tersebut merasa

satu keturunan ras, bahasa, agama, dan adat istiadat. Jadi

mereka menjadi satu bangsa karena disatukan oleh kesamaan

ras, budaya, keyakinan, bahasa, dan sebagainya.20

18

Winarno, Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan :Panduan Kuliah di

Perguruan Tinggi, (Jakarta : Bumi Aksara, 2017), Cet. Ke-6, hlm 2. 19

Budi Juliardi, Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta : PT.

RajaGrafindo, 2017), cet. Ke-2, hlm. 51. 20

Op. Cit., Winarno, Cet. Ke-6, hlm. 3.

Page 26: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

12

2) Bangsa Menurut Arti Politis.

Bangsa dalam artian politik adalah suatu masyarakat

dalam suatu daerah yang sama dan mereka tunduk kepada

kedaulatan negaranya sebagai suatu kekuasaan tertinggi ke luar

dan ke dalam. Mereka diikat oleh satu kekuasaan politik yakni

Negara21

. Jadi bangsa dalam arti politis adalah bangsa yang

sudah bernegara. Bangsa itu mengakui serta tunduk pada

kekuasaan dari Negara yang bersangkutan, setelah mereka

bernegara maka terciptalah bangsa .

Lebih lanjut, terdapat beberapa tokoh yang mendefinisikan

bangsa dari berbagai sudut pandang masing-masing, antara lain :

1) Sir Ernest Renan (Prancis) : bangsa adalah kelompok manusia

yang terbentuk karena adanya keinginan untuk hidup bersama

atau hasrat untuk bersatu dengan perasaan kesetiakawanan

yang tinggi.

2) Fredric Ratzal (Jerman) : bangsa adalah kumpulan besar

manusia yang terbentuk karena adanya hasrat bersatu yang

tumbuh karena adanya rasa kesatuan antara manusia dengan

tempat tinggalnya (Faham Geopolitik).

3) Hans Khoel (Jerman) : bangsa adalah sekumpulan besar

masyarakat manusia yang lahir karena adanya kehendak

bersama yang timbul dari suka duka historis.

4) Otto Bauer (Jerman) : bangsa adalah kelompok manusia yang

mempunyai kesamaan karakter yang tumbuh karena adanya

persamaan nasib.

5) Soekarno (Indonesia) : bangsa adalah sekumpulan manusia

yang mempunyai hasrat untuk bersatu yang lahir karena

perasaan senasib dan keterikatannya dengan tanah

kelahirannya (lahir istilah “tanah air” dan “tumpah darah”).22

21

Ibid., hlm. 4. 22

Op. Cit., Budi Juliardi, hlm. 52.

Page 27: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

13

Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulan, bahwa bangsa

merupakan kumpulan individu yang bersatu di suatu wilayah

karena adanya persamaan nasib, ras, keturunan, dan membentuk

masyarakat global. Sedangkan yang dimaksud dengan kebangsaan

adalah hubungan hukum antara orang dan negara.

Sedangkan yang dimaksud dengan kebangsaan adalah

hubungan hukum antara orang dan negara. Kebangsaan memberi

yurisdiksi negara atas orang dan memberi orang perlindungan dari

negara. Yang menjadi hak-hak dan kewajiban merupakan hal yang

beragam dari suatu negara dengan negara lainnya. Kebangsaan juga

biasa dikenal dengan istilah Nasionalisme. Dalam sejarah lebih

lanjut di kalangan umat Islam, dikenal sebuah pepatah yang

berbunyi: Hubbul Wathani Minal Iman (cinta tanah air adalah

bagian dari iman). Realitas kebangsaan dalam tubuh di kalangan

umat Islam merupakan implementasi dari misi “Rahmatan lil

alamin” sehingga ekslusifitas mereka harus diminimalkan. Sikap

kebangsaan bagi mereka juga cermin dari faham monotheis yang

menjadi fundamental keyakinannya, dimana semua realitas itu

termasuk ekslusivitas dan individualitas yang harusnya dinegasikan

dan hanya Allah yang menjadi esensi sesungguhnya, “la ilaha

illallah”. Norma tersebut kemudian diaplikasikan oleh Rasulullah

SAW. dalam membangun masyarakat madinah di bawah panji

“Piagam Madinah”. Dalam perjanjian luhur yang mengikat Yahudi,

Kristen, Muslim dan Paganis tersebut kata Islam dan Al-Qur’an

sama sekali tidak pernah ditampilkan. Karakter ini diperkuat

dengan risalah terakhir dalam Islam yang disampaikan Nabi SAW.

Dalam Haji Wada’. Dalam satu-satunya ibadah haji yang pernah

dilakukan Rasulullah semasa hidup tersebut, beliau berpesan

kepada seluruh umat manusia untuk selalu menghormati

Page 28: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

14

kehormatan dan hak-hak seseorang, mengangkat kehormatan

wanita, menghindarkan pertumpahan darah dan seterusnya.23

Tidak dipungkiri bahwa Islam menyerukan persatuan dan

kesatuan. Seperti dijelaskan dalam QS. Al-Anbiya ayat 21 dan Al-

Mu’minun 52. “Sesungguhnya umatmu ini adalah umat yang satu”.

Semangat nasionalisme merupakan semangat kelompok manusia

yang hendak membangun suatu bangsa yang mandiri, dilandasi

satu jiwa dan kesetiakawanan yang besar, mempunyai kehendak

untuk bersatu dan terus menerus ditingkatkan untuk bersatu, dan

menciptakan keadilan dan kebersamaan.

Lebih lanjut dalam Al-Qur’an, terdapat beberapa ayat yang

menjelaskan tentang kebangsaan atau nasionalisme diantaranya

adalah :

ل ئ ا ب وق وبا ع ش م اك ن ل ع وج ى ث ن وأ ر ذك ن م م اك ن ق ل خ ن إ س نا ل ا ا ه ي أ ي ي ب خ م ي ل ع لل ا ن إ م اك ق ت أ لل ا د ن ع م ك رم ك أ ن إ وا رف ا ع ت ل

Artinya :

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari

seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan

kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling

kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia

diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa

diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi

Maha Mengenal”.

Ayat ini menurut penuturan para mufasirin secara substansial

menegaskan keberagaman umat manusia dari berbagai sisi. Dalam

konteks Al-Qur’an diturunkan untuk mencerminkan keragaman

manusia secara geografis, sementara dalam konteks saat ini

mewakili keragaman geo-politik, kultural maupun Negara bangsa

(nation-state).24

23

Azman, Nasionalisme dalam Islam, Jurnal Al-Daulah, Vol. 6, No. 2, Desember 2017,

hlm. 270. 24

Heru Suparman, Multikultural dalam Perspektif Al-Qur’an, Jurnal Studi Al-Qur’an dan

Hadist, vol. 1, no. 2, 2017, hlm. 186

Page 29: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

15

b. Faktor-faktor Penting bagi Pembentukan Bangsa

Kemunculan bangsa Indonesia sangat dipengaruhi oleh paham

nasionalisme. Tujuan dari paham kebangsaan (nasionalisme)

sendiri adalah menciptakan negara bangsa yang wilayah dan batas-

batasnya menyerupai atau mendekati makna bangsa.

Adapun faktor-faktor penting bagi pembentukan bangsa

Indonesia adalah sebagai berikut :

1) Adanya persamaan nasib, yaitu penderitaan bersama di bawah

penjajahan asing kurang lebih 350 tahun

2) Adanya keinginan bersama untuk merdeka, melepaskan diri

dari belengga penjajahan.

3) Adanya kesatuan tempat tinggal, yaitu wilayah nusantara yang

membentang dari Sabang sampai Merauke.

4) Adanya cita-cita bersama untuk mencapai kemakmuran dan

keadilan sebagai suatu bangsa.25

c. Identitas Nasional Indonesia

Identitas nasional dapat disamakan dengan identitas

kebangsaan. Ia menjadi identitas bersama karena merupakan

kesepakatan bangsa-bangsa yang ada dalam Negara. Secara

etimologis identitas nasional berasal dari kata “identitas” dan

“nasional”. Kata identitas berarti ciri-ciri, tanda-tanda, atau jati diri

yang dimiliki seorang, kelompok, masyarakat, bahkan suatu bangsa

sehingga dengan identitas itu bisa membedakan dengan yang lain.

Istilah “nasional”menunjuk pada kelompok-kelompok persekutuan

hidup yang lebih besar dari sekedar pengelompokan berdasarkan

ras, agama, budaya, bahasa, dan sebagainya. Kata nasional merujuk

pada bangsa secara keseluruhan. Oleh karena itu, identitas nasional

25

Op. Cit., Winarno, hlm. 42.

Page 30: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

16

lebih merujuk pada identitas bangsa dalam pengertian politik

(political unity).26

Secara lebih jauh Sigmund Freud pernah menggariskan bahwa,

“Character is striving system which underly behavior,” yang dapat

diartikan bahwa karakter itu adalah kumpulan tata nilai yang

mewujudkan dalam suatu system daya juang (daya dorong) yang

melandasi pemikiran, sikap dan perilaku. Artinya identitas nasional

tersebut berada pada kedudukan yang luhur dalam tatanan

kehidupan berbangsa dan bernegara, oleh karena itu sebagai nilai,

asa, norma kehidupan bangsa sudah semestinya untuk dijunjung

tinggi oleh warga dari bangsa tersebut. Identitas nasional suatu

negra pada hakikatnya merupakan suatu bentuk kepribadian bangsa

yang sesungguhnya untuk mewujudkan kredibilitas, integritas, dan

harkat dan martabat bangsa dalam rangka mencapai tujuan

Negara.27

Menurut Soemarno Sodarsono, identitas nasional (karakter

bangsa) tersebut tampil dalam tiga fungsi, yaitu :

1) Sebagai penanda keberadaan atau eksistensinya. Bangsa yang

tidak memiliki jati diri tidak akan eksis dalam kehidupan

berbangsa dan bernegara.

2) Sebagai pencerminan kondisi bangsa yang menampilkan

kematangan jiwa, daya juang, dan kekuatan bangsa ini. Hal ini

tercermin dalam kondisi bangsa pada umumnya dan kondisi

ketahanan bangsa pada khususnya; dan

3) Sebagai pembeda diantara warga bangsa-negara yang

bersangkutan. Hal ini dikarenakan identitas nasional adalah

hasil kesepakatan masyarakat bangsa itu. bangsa lain di

dunia.28

26

Ibid., hlm. 10 27

Muhamad Erwin, Pendidikan Kewargananegaraan Republik Indonesia, (Bandung :

Refika Aditma, 2013), Cet.Ke-3, hlm. 42. 28

Ibid., hlm. 42.

Page 31: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

17

Proses pembentukan identitas nasional umumnya

membutuhkan waktu dan perjuangan yang panjang diantara warga

bangsa-negara yang bersangkutan. Hal ini dikarenakan identitas

nasional adalah hasil kesepakatan masyarakat bangsa itu. Beberapa

bentuk identita nasional Indoensia adalah sebagai berikut :

1) Bahasa nasional atau bahasa persatuan, yaitu Bahasa

Indonesia.

Bahasa Indonesia berasal dari rumpun bahasa Melayu yang

diperguakan sebagai bahasa pergaulan yang kemudia diangkat

sebagai bahasa persatuan pada tanggal 28 Oktober 1928.

2) Bendera Negara, yaitu Sang Merah Putih

Warna merah berarti berani, dan putih berarti suci. Lambang

merah putih sudah dikenal pada masa kerajaan di Indonesia

yang kemudian diangkat sebagai bendera negara. Bendera

warna merah putih dikibarkan pertama kali pada tanggal 17

Agustus 1945, namun telah ditunjukan pada peristiwa Sumpah

Pemuda.

3) Lagu Kebangsaan, yaitu Indonesia Raya

Indonesia raya sebagai lagu kebangsaan yang pada tanggal 28

Oktober 1928 dinyanyikan untuk pertama kali sebagai lagu

kebangsaan negara.

4) Lambang negara, Garuda Pancasila

Garusa adalah burung khas Indonesia yang dijadikan lambang

negara.

5) Semboyan negara, yaitu Bhineka Tunggal Ika

Bhineka Tungal Ika artinya berbeda-beda tetapi tetap satu jua.

Menunjukan kenyataan bahwa bangsa kita heterogen, namun

tetap berkeinginan untuk menjadi satu bagsa, yaitu bangsa

Indonesia.

Page 32: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

18

6) Dasar Falsafah Negara, yaitu Pancasila

Berisi lima nilai dasar yang dijadikan sebagai dasar filsafat dan

deologi dari negara Indonesia. Pancasila merupakan identitas

nasional yang berkedudukan sebagai dasar negara dan

ideology nasional Indonesia.

7) Konstitusi (Hukum Dasar) Negara, yaitu UUD 1945

Merupakan hukum dasar tertulis yang menduduki tingkatan

tertinggi dalam tata urutan perundangan dan dijadikan sebagai

pedoman penyelenggaraan bernegara.

8) Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang

berkedaulatan rakyat.

Bentuk negara adalah kesatuan, sedang bentuk pemerintahan

adalah republik. Sistem politik yang digunakan adalah sistem

demokrasi (kedaulatan rakyat).

9) Konsepsi Wawasan Nusantara

Sebagai cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan

lingkungannya yang serba beragam dan memiliki nilai strategis

dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta

kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara untuk mencapai

tujuan nasional.

10) Kebudayaan daerah yang telah diterima sebagai kebudayaan

nasional.

Berbagaia kebudayaan dari kelompok-kelompok bangsa di

Indonesia yang memiliki cita rasa tinggi, dapat dinikmati dan

diterima oleh masyarakat luas merupakan kebanggaan bangsa

atas kebudayaan nasional29

.

29

Ibid., hlm. 13-14.

Page 33: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

19

d. Faktor-faktor Pembentuk Identitas Nasional

Proses pembentukan bangsa-negara membutuhkan identitas-

identitas untuk menyatukan masyarakat bangsa yang bersangkutan.

Ia akan menjadi identitas nasionalnya. Faktor-faktor yang

diperkirakan akan menjadi identitas bersama suatu bangsa meliputi:

primordial, sacral, tokoh, bhineka tunggal ika, sejarah,

perkembangan ekonomi, dan kelembagaan.30

1) Primordial

Faktor-faktor primordial ini meliputi: ikatan kekerabatan

(darah dan keluarga), kesamaan suku bangsa, daerah asal

(homeland), bahasa dan adat istiadat.

2) Sakral

Faktor sacral dapat berupa kesamaan agama yang dipeluk

masyarakat atau ideologi doktriner yang diakui oleh

masyarakat yang bersangkutan.

3) Tokoh

Kepemimpinan dari para tokoh yang disegani dan dihormati

oleh masyarakat dapat pula menjadi faktor yang menyatukan

bangsa-negara. Pemimpin di beberapa negara dianggap sebagai

penyambung lidah rakyat, pemersatu rakyat, dan simbol

persatuan bangsa yang bersangkutan.

4) Bhineka Tunggal Ika

Prinsip bhineka tunggal ika pada dasaranya adalah kesediaan

warga bangsa untuk bersatu dalam perbedaan. Yang disebut

bersatu dalam perbedaan adalah kesediaan warga bangsa untuk

setia pada lembaga yang disebut negara dan pemerintahnya,

tanpa menghilangkan keterikatannya pada suku bangsa, adat,

ras dan agamanya.

30

Ibid., hlm. 10.

Page 34: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

20

5) Sejarah

Perrsepsi yang sama diantara warga masyarakat tentang

sejarah mereka dapat menyatukan diri ke dalam satu bangsa.

Persepsi yang sama tentang pengalaman masa lalu, seperti

sama-sama menderita karena penjajahan tidak hanya

melahirkan solidaritas, tetapi juga melahirkan tekat dan tujuan

yang sama antar anggota masyarakat itu.

6) Perkembangan Ekonomi

Perkembangan ekonomi (industrialisasi) akan melahirkan

spesialisasi pekerjaan dan profesi sesuai dengan aneka

kebutuhan masyarakat. semakin tinggi mutu dan variasi

kebutuhan masyarakat, semakin saling bergantung dalam

memenuhi kebutuhan hidup.

7) Kelembagaan

Faktor lain yang berperan dalam mempersatukan bangsa

adalah lembaga-lembaga pemerintahan dan politik, seperti

birokrasi, angkatan bersenjata, pengadilan, dan partai politik.31

e. Warga Negara dan Kewarganegaraan

1) Warga Negara

Istilah warga negara merupakan terjemahan kata citizen

(Inggris). Kata citizen secara etimologis berasal masa Romawi

yang pada waktu itu berbahasa Latin, yaitu kata “civis” atau

“civitas” yang berarti anggota atau warga dari city-state.

Selanjutnya kata ini dalam bahasa Prancis diistilahkan

“citoyen” yang bermakna warga warga dalam “cite” (kota)

yang memiliki hak-hak terbatas. Citoyen atau citizen dengan

demikian bermakna warga atau penghuni kota32

.

31

Ibid., hlm. 11-12. 32

Ibid., hlm. 32.

Page 35: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

21

Citizen adalah warga dari suatu komumitas yang dilekati

dengan sejumlah keistimewaan, memiliki kedudukan yang

sederajat, memiliki loyalitas, berpartisipasi, dan mendapat

perlindungan dari komunitasnya. Oleh karena itu pada

dasarnya istilah citizen lebih tepat sebagai warga, tidak hanya

melulu warga sebuah Negara, tetapi lebih luas pada komunitas

lain disamping Negara. Meskipun demikian dalam

perkembangan sekarang dimana Negara merupakan komunitas

politik yang dianggap paling absah maka citizen merujuk pada

warga dari sebuah Negara atau disingkat warga Negara. Istilah

warga Negara telah menjadi konsep yang lazim sebagai

terjemahan dari kata citizen.33

Beberapa bulan lalu salah satu organisasi terbesar di

Indonesia yaitu Nahdatul Ulama telah berhasil mengelar acara

Munas dan Konbes NU 2019 di Banjar Patroman, Jawa Barat.

Hasil Bahtsul masa’il maudlu’iyah yang dihasilkan dari

Konbes tersebut memicu polemik. Dari sekian isu yang

penting, yang paling menyengat publik adalah hasil bahasan di

tema “Negara, Kewarganegaraan, dan Perdamaian”.34

Sidang Komisi Bahtsul Masail Maudluiyyah, Musyawarah

Nasional Alim Ulama Nahdlatul Ulama (NU), mengusulkan

agar NU tidak menggunakan sebutan kafir untuk warga negara

Indonesia yang tidak memeluk agama Islam. Pimpinan sidang,

Abdul Moqsith Ghazali, mengatakan para kiai berpandangan

penyebutan kafir dapat menyakiti para nonmuslim di

Indonesia.35

Bahtsul Masa’il NU adalah adu ta’bir

(ibarat/kutipan/rujukan) teks kitab. Dan begitu melihat teks

33

Ibid., hlm. 33. 34

M. Kholid Syeirazi, Non Muslim Bukan Kafir, NU Online, 2019. 35

Ahmad Faiz Ibnu Sani, NU Usul Sebut kafir ke Non Muslim Indonesia Dihapus, Tempo

Nasional, 2019.

Page 36: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

22

kitab terkait status non-Muslim, yang tersedia adalah istilah

Kafir Harby, Kafir Dzimmy, Kafir Mu’ahad, dan Kafir

Musta’min. Kafir Harby merujuk ke orang kafir yang agresif

karena itu harus diperangi. Kafir Dzimmy merujuk ke orang

kafir yang tinggal di negeri Islam yang tunduk dan dilindungi

dengan membayar jizyah (pajak). Kafir Mu’ahad merujuk ke

orang kafir yang dilindungi karena mengikat perjanjian. Kafir

Musta’min merujuk ke orang kafir yang datang ke negeri Islam

yang minta perlindungan dan dilindungi. Musyawirin dalam

forum Bahtsul Masa’il sebagian masih terikat dengan teks

harfiah kitab, karena itu tetap mengenakan idiom kafir untuk

menghukumi status non-Muslim di Indonesia.

Perdebatan keras itu berujung kepada keluarnya idiom

baru: Musalimin. Istilah ini merujuk ke seluruh pihak yang

terikat komitmen untuk saling menjaga dan melindungi.

Konsepnya sudah jauh lebih egaliter. Semua pihak

berkedudukan sederajat, punya hak dan kewajiban yang sama

untuk saling menjaga dan melindungi. Ketika konsep ini

diplenokan, Ketua Umum PBNU mengusulkan penggantian

istilah Muwathinin yaitu warga negara. Muwathinin derivat

dari kata wathan yang artinya bangsa karena NKRI adalah

bentuk dari Mu’ahadah Wathaniyah (konsensus kebangsaan),

seluruh pihak, tanpa diskriminasi, adalah warga negara yang

berkedudukan sederajat. Secara normatif, tidak ada mayoritas

dan minoritas. Semua berlaku prinisp keseteraan dan

persamaan di muka hukum (equality before the law).36

Pada hasil konbes tersebut menyatakan bahwa Non-

Muslim Indonesia tidak layak dihukumi sebagai Kâfir Harby,

Kâfir Dzimmy, Kâfir Mu’âhad ataupun Kâfir Musta’min.

Nahnu al-Muwâthinūn : kita semua adalah warga negara yang

36

Op. Cit., M. Kholid Syeirazi.

Page 37: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

23

berkedudukan sederajat. Tidak ada persekusi dan prosekusi

kecuali kepada para pelanggar hukum, apapun suku dan

agamanya.37

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU)

KH Said Aqil Siroj menegaskan, istilah kafir dan non-Muslim

sebagai konteks yang berbeda merujuk pada zaman Rasulullah

Muhammad SAW.

"Dalam sistem kewarganegaraan pada suatu negara bangsa

tidak dikenal istilah kafir. Setiap warga negara memiliki

kedudukan dan hak yang sama di mata konstitusi,"

kata Said dalam penutupan Musyawarah Nasional Alim

Ulama dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama (Munas-Konbes

NU) 2019.38

2) Kewarganegaraan

Cogan & Derricot mendefinisikan kewarganegaraan

sebagai “a set of characteristic of being a citizen”.

Kewarganegaraan menunjukan pada seperangkat karakteristik

atau atribut kewarganegaraan (attribute of citizenship), itu

meliputi, (a) sense of identity (perasaan akan identitas), (b) the

enjoyment of certain rights (pemilikan hak-hak tertentu), (c)

the fulfillment of corresponding obligation (pemenuhan

kewajiban-kewajiban yang sesuai), (d) a degre of interest and

involvement in public affair (tingkat ketertarikan dan

keterlibatan dalam masalah publik), (e) an acceptence of basic

values (penerimaan terhadap nilai-nilai sosial dasar).39

Pendapat lain menyatakan kewarganegaraan adalah bentuk

identitas yang memungkinkan individu-individu merasakan

makna kepemilikan, hak dan kewajiban sosial dalam

komunitas politik (negara). Hubungan antara rakyat dan negara

37

Ibid., M. Kholid Syeirazi. 38

Andri Saubani, Said Aqil Jelaskan Perbedaan Kafir dan Non-Muslim, Khazanah

Republika, 2019. 39

Ibid., hlm. 35.

Page 38: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

24

berdasarkan asas resiprokalitas hak dan kewajiban. Dalam

kamus besar Maya Wikipedia dikatakan kewarganegaraan

merupakan keanggotaan dalam komunitas politik (yang dalam

sejarah perkembangannya diawali pada negara kota, namun

sekarang ini telah berkembang pada keanggotaan suatu negara)

yang membawa implikasi pada kepemilikan hak untuk

berpartisipasi dalam politik.40

Berdasarkan pendapat-pendapat diatas, kewarganegaraan

menunjuk pada bentuk hubungan antara warga gengan

komunitasnya sendiri, dalam hal ini negara yang melahirkan

berbagai akibat antara lain :

1) Memunculkan identitas baru sebagai warga negara.

2) Menghasilkan rasa kepemilikan terhadap komunitas baru

(negara) termasuk kepemilikan akan nilai-nilai bersama

komunitas.

3) Memunculkan aneka peran, partisipasi dan bentuk-bentuk

keterlibatan lain pada komunitas negara, dan

4) Timbulnya hak dan kewajiban antara keduanya secara

timbal balik.41

Pengertian kewarganegaraan didibedakan menjadi dua, yaitu :

1) Kewarganegaraan dalam arti yuridis dan sosiologis

a) Kewarganegaraan dalam arti yuridis ditandai dengan

adanya ikatan hukum antara orang-orang dengan

negara atau kewarganegaraan dengan legal.

b) Kewarganegaraan dalam arti sosiologis tidak ditandai

dengan ikatan hukum, tetapi ikatan emosional, seperti

ikatan emosional, seperti ikatan perasaan, ikatan

keturunan, ikata nasib, ikatan sejarah, dan ikatan

tanah air.

40

Ibid., hlm. 35. 41

Ibid., hlm. 35.

Page 39: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

25

2) Kewarganegaraan dalam arti formil dan materil

a) Kewarganegaraan dalam arti formal menunjuk pada

tempat kewarganegaraan dalam sistematika hukum.

Masalah kewarganegaraan atau hak ikhwal mengenai

warga negara berada pada hukum publik.

b) Kewarganegaraan dalam arti materil menunjuk pada

akibat dari status kewarganegaraan, yaitu adanya hak

dan kewajiban serta partisipasi warga negara.42

2. Nilai-nilai Multikultural dalam Pembelajaran PAI

a. Pengertian Nilai

Nilai atau dalam bahasa Inggris disebut value berarti harga,

penghargaan atau tafsiran. Sementara dalam KBBI nilai berarti

harga, kepandaian, banyak sedikitnya isi atau kadar dan sifat-sifat

yang penting atau berguna bagi kemanusiaan43

. Jadi sederhananya

menurut bahasa nilai adalah sesuatu yang memiliki arti dan

berguna.

Nilai adalah esensi yang melekat pada sesuatu yang sangat

berarti bagi kehidupan manusia44

. Khususnya mengenai kebaikan

dan tindak kebaikan suatu hal. Nilai artinya sifat-sifat atau hal-hal

yang penting atau berguna bagi kemanusiaan.45

Selain daripada itu

nilai juga diartikan sebagai sesuatu yang bersifat abstrak, ideal,

nilai bukan benda konkrit, bukan fakta, tidak hanya persoalan benar

42

Ibid., hlm. 36-37. 43

Tim Penyusuk KBBI, Kamus Besar Bahasa Indoensia (KBBI, (Jakarta: Balai Pustaka,

2005). 44

M. Chatib Thoha, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar,

2006), cet. 1, hlm. 61. 45

W.J.S. Purwadaminta, Kamus Umum bahasa Indonesia (Jakarta; Balai Pustaka, 1999),

hlm. 677

Page 40: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

26

dan salah yang menuntut pembuktian empirik, melainkan sosial

penghayatan yang dikehendaki, disenangi, dan tidak disenangi46

.

Adapun pengertian nilai menurut pendapat beberapa para ahli

antara lain:

1) Menurut Milton Rekeach dan James Bank, nilai adalah suatu

tipe kepercayaan yang berada dalam ruang lingkup sistem

kepercayaan dalam mana seseorang bertindak atau

menghindari suatu tindakan, atau memiliki dan dipercayai47

.

2) Menurut Lauis D. Kattsof yang dikutip Syamsul Maarif

mengartikan nilai sebagai berikut: Pertama, nilai merupakan

kualitas empiris yang tidak dapat didefinisikan, tetapi kita

dapat mengalami dan memahami cara langsung kualitas yang

terdapat dalam objek itu. Dengan demikian nilai tidak semata-

mata subjektif, melainkan ada tolok ukur yang pasti terletak

pada esensi objek itu. Kedua, nilai sebagai objek dari suatu

kepentingan, yakni suatu objek yang berada dalam kenyataan

maupun pikiran. Ketiga, nilai sebagai hasil dari pemberian

nilai, nilai itu diciptakan oleh situasi kehidupan.48

3) Menurut Chabib Thoha nilai merupakan sifat yangmelekat

pada sesuatu (Sistem kepercayaan) yang telah berhubungan

dengan subjek yang memberi arti (manusia yang meyakini).

Jadi nilai adalah sesuatu yang bermanfaat dan berguna bagi

manusia sebagai acuan tingkah laku.49

Dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa nilai

merupakan esensi yang melekat pada sesuatu yang sangat berarti

bagi kehidupan manusia.

46

Mansur Isna, Diskursus Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Global Pustaka Utama, 2001),

hlm. 98 47

Una Kartawisastra, Strategi Klarifikasi Nilai, (Jakarta: P3G Depdikbud, 1980), hlm. 1 48

Syamsul Maarif, Revitalisasi Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007), hlm.

114. 49

Op. Cit., M. Chabib Thoha, hlm. 61.

Page 41: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

27

b. Macam-macam Nilai

Nilai jika dilihat dari segi pengklasifikasian terbagi menjadi

bermacam-macam, diantaranya:

1) Dilihat dari segi komponen utama agama Islam sekaligus

sebagai nilai tertinggi dari ajaran agama Islam, para ulama

membagi nilai menjadi tiga bagian, yaitu: Nilai Keimanan

(Keimanan), Nilai Ibadah (Syari’ah), dan Akhlak50

.

2) Dilihat dari segi Sumbernya maka nilai terbagi menjadi dua,

yaitu Nilai yang turun bersumber dari Allah SWT yang disebut

dengan nilai ilahiyyah dan nilai yang tumbuh dan berkembang

dari peradaban manusia sendiri yang disebut dengan nilai

insaniah.51

3) Kemudian didalam analisis teori nilai dibedakan menjadi dua

jenis nilai pendidikan yaitu:

a) Nilai instrumental yaitu nilai yang dianggap baik karena

bernilai untuk sesuatu yang lain.

b) Nilai instrinsik ialah nilai yang dianggap baik, tida untuk

sesuatu yang lain melainkan didalam dan dirinya sendiri52

.

4) Sedangkan nilai dilihat dari segi sifat nilai itu dapat dibagi

menjadi tiga macam yaitu:

a) Nilai Subjektif adalah nilai yang merupakan reaksi subjek

dan objek.

b) Nilai subjektif rasional (logis) yakni nilai-nilai yang

merupakan esensi dari objek secara logis yang dapat

diketahui melalui akal sehat, seperti nilai kemerdekaan,

nilai kesehatan, nilai keselamatan, badan dan jiwa, nilai

perdamaian dan sebagainya.

50

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2012), hlm. 250. 51

Ibid. 52

Mohammad Nur Syam, Pendidikan Filasafat dan Dasar Filsafat Pendidikan (Surabaya:

Usaha Nasional, t.t)

Page 42: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

28

c) Nilai yang bersifat objektif metafisik yaitu nilai yang

ternyata mampu menyusun kenyataan objektif seperti

nilai-nilai agama.53

c. Pengertian Multikultural

Istilah multikultural berakar dari kata kultur. Pada umumnya,

kultur diartikan sebatas pada budaya dan kebiasaan sekelompok

orang pada daerah tertentu. Secara etimologis, multikulturalisme

dibentuk dari kata multi (banyak), kultur (budaya), dan isme

(aliran/paham). Multikultur sebenarnya merupakan kata dasar yang

mendapat awalan. Kata dasar itu adalah kultur yang berarti

kebudayaan, kesopanan, atau pemeliharaan, sedang awalannya

adalah multi yang berarti banyak, ragam, atau aneka. Dengan

demikian, multikultur berarti keragaman kebudayaan, aneka

kesopanan, atau banyak pemeliharaan54

.

Masyarakat multikultural adalah masyarakat yang merujuk

pada suatu masyarakat yang saling menerima realitas tentang

keragaman jenis kelamin, ras, suku bangsa, agama, atau etnik,

agama, serta kebudayaan dalam satu kesederajatan yang sama rata

dan sama rasa. Masyarakat multikultur atau multi budaya berarti

mereka yang telah mempelajari dan menggunakan kebudayaan

secara secara cepat, efektif, jelas serta ideal dalam interaksi dan

komunikasi dengan orang lain. Definisi ini jelas merujuk kepada

mmasyarakat yang memiliki budaya sekaligus melaksanakan

budaya yang dijunjung tinggi dalam masyarakat yang

bersangkutan. Melaksanakan ritual budaya yang dijunjung tinggi

tersebut digunakan untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan

budaya lain. Interaksi dan komunikasi tersebut dalam rangka saling

53

Op. Cit.,Ramayulis, hlm. 250. 54

Ibid, hlm. 5.

Page 43: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

29

menghargai/ menghormati sekaligus memperkaya budaya masing-

masing.55

Selain itu, multikultural (keragaman) bukanlah merupakan

suatu hal yang baru dalam Islam. sebelum para pemikir orientalis

mengenalkan dan mengembangkan tentang multikultural, jauh

sebelumnya konsep multikultural sudah dijelaskan dalam kitab suci

Al-Qur’an, namun belum menjadi suatu disiplin ilmu yang disusun

secara sistematis. Al-Qur’an sebagai pedoman bagi umat Islam

mengakui menjunjung tinggi perbedaan, sebagaimana yang

dijelaskan di dalam Q. S An-Nisa ayat 1:

ا ه ن م ق ل وخ ة د ح وا س ف ن ن م م ك ق ل خ ي لذ ا م ربك وا ق ت ا س نا ل ا ا ه ي أ ي ه ب ون ل ء ا س ت ي لذ ا لل ا وا ق ت وا ءا ا س ون ياا ث لا ك ا رج ا م ه ن م ث وب ا ه زوج

ا با ي رق م ك ي ل ع ن ا ك لل ا ن إ م ا لرح واArtinya :

Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah

menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah

menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah

memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak.

Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan)

nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah)

hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan

mengawasi kamu. (Q. S An-Nisa ayat 1).

Selain itu ayat yang juga menjelaskan tentang multicultural

adalah Q.S Al-Hujurat ayat 13:

وبا ع ش م اك ن ل ع وج ى ث ن وأ ر ذك ن م م اك ن ق ل خ ن إ س نا ل ا ا ه ي أ ي ي ب خ م ي ل ع لل ا ن إ م اك ق ت أ لل ا د ن ع م ك رم ك أ ن إ وا رف ا ع ت ل ل ئ ا ب وق

Artinya :

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari

seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu

berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-

mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu

disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu.

55

Ibid., hlm. 8.

Page 44: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

30

Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”.

(Q.S Al-Hujurat ayat 13)

Ayat lainnya yang menelaskan mengnai multicultural adalah

Q.S Ar-Rum ayat 22:

م ك ن وا ل وأ م ك ت ن س ل أ ف ل ت خ وا لرض وا ت وا ا م س ل ا ق ل خ ه ت ي آ ن ومي م ل ا ع ل ل ت ي ل ك ل ذ ف ن إ

Artinya :

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan

langit dan bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu.

Sesungguhnya pada yang demikan itu benar-benar terdapat tanda-

tanda bagi orang-orang yang mengetahui. (Q.S Ar-Rum ayat 22)

d. Karakteristik Masyarakat Multikultural

Pembentukan masyarakat multikultural didahului dengan

terbentuknya masyarakat majemuk. Menurut teori sosiologi dan

tokohnya. Salah satun ya adalah Pierre L. Van Den Berghe, ciri-ciri

yang terdapat dalam masyarakat majemuk sebagai berikut:

1) Mengalami segmentasi dalam kelompok kelompok dengan sub

kebudayaan berbeda.

Keberagaman yang terdapat dalam masyarakat dapat

membuat masyarakat membentuk kelompok tertentu

berdasarkan identitas yang sama sehingga menghasilkan sub

kebudayaan berbeda satu dengan kelompok lain. Misalnya, di

pulau Jawa terdapat suku Jawa, Sunda, dan Madura di mana

ketiga suku tersebut hidup di pulau Jawa dan memiliki

kebudayaan yang berbeda.56

56

Embun Bening Diniarti, Mengenal Masyarakat Multikultural dan Karakteristiknya,

https://blog.ruangguru.com/mengenal-masyarakat-multikultural-dan-karakteristiknya , diakses

pada Selasa, 21 Mei 2019.

Page 45: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

31

2) Memiliki struktur sosial yang terbagi lembaga-lembaga

nonkomplementer

Masyarakat yang beragam membuat struktur masyarakat

pun mengalami perbedaan antara masyarakat satu dengan

masyarakat lain. Perbedaan struktur masyarakat itu dapat

dilihat melalui lembaga-lembaga sosial yang bersifat tidak

saling melengkapi. Misalnya, pada lembaga agama di

Indonesia yang menaungi beberapa agama memiliki stuktur

yang berbeda. Lembaga-lembaga agama tersebut tidak saling

melengkapi karena karakteristik dari keberagaman masyarakat

(agama) pun berbeda.57

3) Kurang mengembangkan konsensus diantara anggotanya.

Masyarakat yang beragam memiliki standar nilai dan

norma berbeda yang diwujudkan melalui perilaku masyarakat.

Hal itu disebabkan karena karakteristik masyarakat yang

berbeda kemudian disesuaikan dengan kondisi lingkungan fisik

dan sosial. Karena kondisi masyarakat yang beragam tersebut,

kesepakatan bersama cenderung susah untuk dikembangkan.58

4) Relatif sering terjadi konflik

Perbedaan-perbedaan yang ada di masyarakat menjadi

salah satu pemicu terjadinya konflik. Konflik yang terjadi bisa

sangat beragam, mulai dari konflik antar individu sampai

konflik antar kelompok. Hal ini bisa disebabkan oleh

minimnya toleransi satu sama lain, baik antar individu maupun

antar kelompok.59

5) Integrasi cenderung terjadi karena paksaan

Jika masyarakat multikultural bisa terkoordinasi dengan

baik, maka integrasi sosial sangat mungkin terjadi. Akan

tetapi, integrasi sosial di masyarakat timbul bukan karena

57

Ibid. 58

Ibid. 59

Ibid.

Page 46: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

32

kesadaran, melainkan paksaan dari luar diri atau luar

kelompok. Contoh : aturan tentang anti-diskriminasi dalam

penggunaan fasilitas publik.60

e. Bentuk Masyarakat Multikultural

Berdasarkan proses pembentukannya anekaragaman dalam

masyarakat dapat tercipta melalui proses alami serta proses buatan.

Adapun keanekaragaman yang dimaksud dalam jenis masyarakat

multikultural ini, antara lain adalah sebagai berikut:

1) Keanekaragaman ras menunjukkan pengelompokan manusia

berdasarkar bedaan segi fisik dan ciri-ciri tubuh.

2) Keanekaragaman agama merujuk pada berbagai agama yang

dianut oleh masyarakat.

3) Keanekaragaman etnik/suku bangsa menunjukkan kelompok

manusia yang memiliki kesamaan latarbelakang budaya dan

oleh kesadaran serta identitas.

4) Keanekaragaman profesi/mata pencaharian. Profesi berkaitan

dengan kemampuan khusus yang dimiliki seseorang.

Berdasarkan konfigurasi dan komunitas J.S. Furnivall

membedakan masyarakat dalam empat kategori/bentuk sebagai

berikut:

1) Masyarakat majemuk dengan mayoritas dominan. terdiri atas

sejumlah kelompok mendominasi baik dan segi jumlah

maupun pengaruh terhadap kelompok lain daam kekuatan

kompetitif tidak seimbang.

2) Masyarakat majemuk dengan minoritas dominan, artinya

kelompok minoritas memiliki keunggulan kompetitif sehingga

mendominasi beberapa aspek kehidupan seperti politik dan

ekonomi masyarakat.

60

Ibid.

Page 47: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

33

3) Masyarakat majemuk dengan kompetisi seimbang, terdiri atas

sejumlah komunitas yang mempunyai kekuatan kompetitif dan

Seimbang.

4) Masyarakat majemuk dengan fragmentasi terdiri atas

kelompok etnik kecil sehingga tidak memiliki posisi dominan

dalam aspek kehidupan masyarakat seperti aspek politik dan

ekonomi.61

f. Nilai-nilai Multikultural

Menurut Baidhawi, standar nilai-nilai multikultural dalam

konteks pendidikan agama, terdapat beberapa karakteristik.

Karakteristik-karakteristik tersebut yaitu; belajar hidup dalam

perbedaan, membangun saling percaya (mutual trust), memelihara

saling perhatian (mutual undersanding), menjunjung sikap saling

menghargai (mutual respect), terbuka dalam berpikir, apresiasi dan

interpedensi, resolusi onflik dan rekonsiliasi nirkekerasan62

.

1) Nilai Kesetaraan

Nilai kesetaraan merupakan suatu nilai yang menganut prisip

bahwa setiap individu memiliki kesetaraan hak dan posisi

dalam masyarakat. oleh karena itu setiap individu memiliki

kesempatan yang sama untuk dapat berpartisipasi dalam

aktivitas sosial masyarakat nantinya. Dalam pembelajaran

nantinya guru memberikan pemahaman kepada siswa tentang

semua manusia memiliki hak dan kesempatan yang sama, yang

ada adalah kebersamaan dan penerimaan terhadap perbedaan

antar sesama.

61

http://dosensosiologi.com/pengertian-multikultural-latar-belakang-ciri-dan-bentuknya-

lengkap/, diakses pada Selasa, 21 Mei 2019. 62

Baidhawi, Pendidikan Agama Berwawasan Multikultural, hlm. 78.

Page 48: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

34

2) Nilai Toleransi

Toleransi dalam Bahasa Arab disebut “tasamuh” artinya

kemurahan hati, saling mengizinkan, daling memudahkan.63

Toleransi adalah suatu sikap bagaimana menghargai orang lain

yang memiliki perbedaan. Pendidikan multikultural sangat

menghargai perbedaan yang ada di dalam masyarakat. begitu

pula Islam adalah agama yang mempunyai semangat toleransi

yang tinggi. Siswa nantinya diberikan pemahaman tentang

bagaimana keadaan Negara Indonesia yang dibangun atas

perbedaan dan ketidaksamaan, sesuai dengan semboyan

Negara kita “Bhineka Tunggal Ika”, selain itu siswa juga

diberikan pemahaman bagaimana Nabi Muhammad

mempersatukan kaum muhajirin dan kaum anshor. Sesuai

dengan firman Allah SWT.

3) Nilai Kerukunan

Kerukunan berasal dari kata ruku, bahasa Arab yang

artinya tiang, penopang rumah, memberi kedamaian dan

kesejahteraan kepada penghuninya. Secara luas bermakna

adanya suasana persaudaraan dan kebersamaan antar semua

orang walaupun berbeda-beda secara suku, agama, dan

golongan.64

Kedewasaan beragama dapat dinilai pada kemampuan

memahami dan mengamalkan ajaran agamanya, terlebih

kemampuan menghargai dan bersikap toleransi pada orang

yang berbeda agama. Dengan kedewasaan beragama

diharapkan terciptanya suatu kerukunan beragama. Sikap

kedewasaan dapat dibentuk dengan pemahaman akan ajaran

agama, memahami perbedaan yang ada, dapat menerima

63

Humaidi Tatapangarsa, Akhak Yang Mulia (Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1980), hlm. 168. 64

Muhammad Yasir, Makna Toleransi dalam Al-Qur’an, Jurnal Ushuluddin Vol. XXII No.

2, diakses 01 November 2019.

Page 49: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

35

perbedaan yang ada, dan rukun denga sesama, sehingga inilah

sifat kedewasaan beragama dan menciptakan keharmonisan.

Berrdasarkan dari konsep tersebut, maka indikator

keterlaksanaan nilai-nilai multkultural yang ada di sekolah,

adalah sebagai berikut:

a) Nilai Inklusif (terbuka)

Nilai ini memandang bahwa kebenaran dianut oleh

suatu kelompok, dianut juga oleh kelompok lain. Nilai ini

mengakui terhadap pluralisme dalam suatu kelompok

sosial atau komunitas, menjanjikan dikedepannya prinsip

inklusivitas yang bermuara ppada tumbuhnya kepekaan

terhadap berbagai kemungkinan unik yang ada.

b) Nilai Mendahulukan Dialog (Aktif)

Dengan dialog, pemahaman yang berbeda tentang

sesuatu hal yang dimiliki masing-masing kelompok yang

berbeda dapat saling diperdalam tanpa merugikan masing-

masing pihak. Hasil dari mendahulukan dialog adalah

hubungan erat, sikap saling memahami, menghargai,

percaya dan tolong menolong.

c) Nilai Kemanusiaan (Humanis)

Kemanusiaan manusia pada dasarnya adalah

pengakuan akan pluralitas, heterogenitas, dan keragaman

manusia itu sendiri. Keragaman itu bisa berupa ideologi,

agama, pandangan, suku bangsa, pole pikir, kebutuhan,

tingkat ekonomi, dan sebagainya.

d) Nilai Toleransi

Dalam hidup bermasyarakat, toleransi dipahami

sebagai suatu perwujudan mengakui dan menghormati

hak-hak asasi manusia. Kebebasan berkeyakinan dalam

arti tidak adanya paksaan dalam hal agama, kebebasan

Page 50: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

36

berpikir atau berpendapat, kebebasan berkumpul, dan lain

sebagainya.

e) Nilai Tolong Menolong

Sebagai makhluk sosial, manusia tak bisa hidup

sendirian meski segalanya ia miliki. Harta benda

berlimpah sehingga setiap saat apa yang ia mau dengan

mudah dapat terpenuhi, tetapi ia tidak bida hidup sendirian

tanpa adanya bantuan dari orang lain. Oleh sebab itu

dalam hidup kita sangatlah memerlukan peranan dan

bantuan dari orang lain di sekitar kita untuk menunjang

kehidupan.

f) Nilai Keadilan (Demokratis)

Keadilan merupakan sebuah istilah menyeluruh

dallam segala bentuk, baik keadilan budaya, politik,

maupun sosial. Keadilan sendiri merupakan bentuk bahwa

setiap insan mendapatkan apa yang ia butuhkan, bukan

apa yang dia inginkan.

g) Nilai Persamaan dan Persaudaraan Sebangsa Maupun

Antar Bangsa

Dalam Islam, istilah persamaan dan persaudaraan itu

dikenal dengan nama ukhuwah. Terdapat tida jenis

ukhuwah dalam kehidupan manusia, yaitu diantaranya:

Ukhuwah Islamiah (Persaudaraan segaman), ukhuwah

wathoniyyah (persaudaraan sebangsa), dan ukhuwah

bashariyah (persaudaraan sesama manusia). Dari konsep

ukhuwah itu dapat disimpulkan bahwa manusia baik yang

berbeda suku, agama, suku bangsa, dan keyakinan adalah

saudara. Karena antar manusia memiliki hak yang sama.

h) Kesadaran Beragama

Dalam agama Islam telah dijelaskan untuk sadar bahwa

dalam kepercayaan atau beragama tidak ada paksaan,

Page 51: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

37

sesuai dengan asbabun nuzul dari surat al-Baqoroh ayat

256 yang berkenaan dengan dengan al-Husain dari

golongan Ansar, suku Bani Auf yang mempunyai dua

orang anak yang beragama Nasrani, sedang dia sendiri

seorang muslim. Ia bertanya kepada Nabi SAW.:

“bolehkan saya paksa kedua anak itu karena mereka tidak

taat kepadaku, dan tetap ingin beragama nasrani?” Allah

menjelaskan jawabannya dengan ayat pada surat

al_Baqoroh ayat 256 bahwa tidaklah ada paksaan dalam

Islam. diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dari Sa’id atau Ikrimah

yang bersumber dari Ibnu Abbas.65

g. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berwawasan

Multikultural

Pembelajaran hakekatnya berkaitan dengan bagaimana

peserta didik mampu belajar dengan mudah dan terdorong oleh

kemampuannya sendiri untuk mempelajari apa yang

teraktualisasikan dalam kurikulum sebagai kebutuhan peserta didik

itu sendiri.66

Sederhananya pembelajaran adalah suatu proses yang

dilakukan oleh peserta didik untuk mendorong kemampuannya

yang teraktualisasi dalam kurikulum yang ada.

Sedangkan yang dimaksud dengan Pendidikan adalah proses

budaya untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia, dan

berlangsung sepanjang hayat, yang dilaksanakan di lingkungan

keluarga, sekolah dan masyarakat67

. Oleh karena itu pendidikan

bukan hanya menjadi tanggung jawab sekolah sebagai

penyelenggara pendidikan, tetapi pendidikan menjadi tanggung

jawab bersama, antara kelarga, masyarakat dan juga pemerintah.

65

Dahlan dkk, Asbabun Nuzul Latar Belakang Turunnya Ayat-ayat Al-Qur’an, hlm. 231 66

Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta, Bumi Aksara, 1999), hlm. 57. 67

Jurnal Al-ta’dib, Pendidikan Agama Islam dalam Sistem Pendidikan Nasional Indonesia,

hlm. 101, diakses pada Selasa, 2 April 2019, pukul. 12.54.

Page 52: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

38

Pendidikan dapat diartikan sebagai bimbingan atau pimpinan

secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan

rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.

Berdasarkan batasan ini, pendidikan sekurang-kurangnya

mengandung lima unsur penting, yaitu usaha (kegiatan) yang

bersifat bimbingan (pimpinan atau pertolongan) dan dilakukan

secara dasar, kedua pendidik atau pembimbing atau penolong,

ketiga ada yang didik atau si terdidik, keempat bimbingan yang

memiliki dasar dan tujuan, kelima dalam usaha itu terdapat alat-alat

yang dipergunakan68

Pendidikan agama merupakan salah satu dari tiga subyek

pelajaran yang harus dimasukkan dalam kurikulum setiap lembaga

pendidikan formal di Indonesia. Hal ini karena kehidupan

beragama merupkan salah satu dimensi kehidupan yang diharapkan

dapat terwujud secara terpadu69

.

Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor. 55

Tahun 2007 pada BAB I, pasal 1 dijelaskan bahwa yang dimaksud

dengan pendidikan agama adalah :

“Pendidikan agama adalah pendidikan yang memberikan

pengetahuan dan membentuk sikap, kepribadian dan

keterampilan peserta didik dalam mengamalkan ajaran

agamanya, yang dilaksanakan sekurang-kurangnya melalui

mata pelajaran/kuliah pada semua jalur, jenjang, dan jenis

pendidikan.”70

Sedangkan yang dimaksud dengan Pendidikan keagamaan

dalam Peraturan Pemerintah Republik Indoensia No. 55 tahun

2007, BAB I, Pasal 2 dijelaskan bahwa:

“Pendidikan keagamaan adalah pendidikan yang

mempersiapkan peserta didik untuk dapat menjalankan

peranan yang menuntut penguasaan pengetahuan tentang

68

Abuddin Nata, Paradigma Pendidikan Islam, (Jakarta: Grasindo, 2007), cet. I, hlm. 5. 69

Ibid, hlm. 65. 70

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor. 55 Tahun2007 tentang Pendidikan

Agama dan Keagamaan, hlm. 9.

Page 53: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

39

ajaran agama dan/atau menjadi ilmu agama dan mengamalkan

ajaran agamanya.”

Selain itu dalam peraturan Pemerintah Nomor 55 tahun 2007

tentang pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan pada BAB

II, pasal 2, Ayat (1) dijelaskan bahwa:

“Pendidikan agama berfungsi membentuk manusia Indonesia

yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

serta berakhlak mulia dan mampu menjaga kedamaian dan

kerukunan hubungan inter dan antarumat beragama.”

Dalam Nomor 55 tahun 2007 tentang pendidikan Agama dan

Pendidikan Keagamaan pada BAB II, pasal 2, ayat (1) dengan jelas

dinyatakan bahwa pendidikan agama berfungsi membentuk

manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang

Maha Esa serta berakhlak mulia dan mampu menjaga kedamaian

dan kerukunan hubungan inter dan antar umat beragama71

.

Selain itu, Garis Besar Program Pengajaran (GBPP) PAI di

sekolah umum, dijelaskan bahwa Pendidikan Agama Islam adalah

usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik dalam meyakini,

memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran agama Islam

melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan dengan

memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam

hubungan kerukunan antarumat beragama dalam masyarakat untuk

mewujudkan persatuan nasional.72

Menurut Zuhairini, pendidikan agama dapat diartikan sebagai

usaha-usaha secara sistematis dan pragmatis dalam membantu anak

didik supaya mereka hidup sesuai dengana ajaran Islam. Menurut

Ahmad Tafsir pendidikan agama adalah pendidikan keberimanan,

yaitu usaha-usaha menanam keimanan di hati anak didik.

Jadi secara sederhananya Pendidikan Agam Islam merupakan

suatu program studi atau mata pelajaran yang disusun secara

71

Choirul Fuad Yusuf, Pendidikan Agama Berwawasan Kerukunan, (Jakarta, PT. Pena

Citra Satria, 2008), hlm. III. 72

Muhaimin, dkk., Paradigma Pendidikan Agama Islam: Upaya Mengefektifkan

Pendidikan Agama Islam di Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), hlm. 75.

Page 54: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

40

terencana untuk menyiapkan peserta didik dalam mengenal,

memahami, menghayati, hingga mengimani ajaran Agama Islam.

Pendidikan Agama Islam berwawasan multikultural

mengusung pendekatan dialogis untuk menanamkan kesadaran

hidup bersama dalam keragaman dan perbedaan. Pendidikan ini

dibangun atas spirit relasi kesetaraan dan kesederajatan, saling

percaya, saling memahami, dan menghargai persamaan, perbedaan

dan keunikan, dan interdepedensi. Ini merupakan inovasi dan

reformasi yang integral dan komprehensif dalam muatan

pendidikan agama, memberikan konstruk pengetahuan baru tentang

agama-agama yang bebas prasangka, rasisnw, bias dan stereotip.

Pendidikan Agama Islam multicultural memberi pengakuan akan

pluralitas, sarana belajar untuk perjumpaan lintas batas, dan

mentranformasi indoktrinasi menuju dialog.73

Pendidikan Agama Islam berwawasan multikulturak memiliki

beberapa asumsi pokok yang menjadi karakteristiknya. Pendidikan

Agama Islam berwawasan multicultural dialamatkan untuk

memenuhi kebutuhan Nasional aka pendidikan yang secara

berkesinambungan merepresentasikan keanekaragaman wajah

agama (dan kultural) dan perjumpaannya dalam kesetaraan dan

harmoni.74

Acana dan praktek Pedidikan Agama Islam semacam ini

menekankan multikulturalisme sebagai suatu kemungkinan dan

kesempatan untuk saling belajar tentang, mempersiapkan untuk dan

merayakan pluralitas agama dan etnik serta kultural melalui dunia

pendidikan. Oleh sebab itu, ini menuntut inovasi dan reformasi

73

Ali Murtadho, Mengembangkan Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran PAI, Al-

Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, Volume 7, Mei 2016, diakses pada Minggu, 3 November

2019. 74

Ibid.

Page 55: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

41

pendidikan Agama sebagai upaya perubahan sosial, setidaknya

pengarah atau pemandu proses perubahan sosial.75

Oleh karena itu, menurut Zakiyudin Baidhawi, Pendidikan

Agama Islam berwawasan multikultural perlu melakukan: pertama,

inovasi dan reformasi dalam beberapa wilayah utama, seperti: 1).

Mengintegrasikan serta kengkomprehensifkan muatan bahan ajar

dalam pembelajaran. 2). Mengkontruksi pengetahuan baru,

maksudnya adalah semua pengetahuan apapun sebenarnya

dibangun secara sosio-kultural, diciptakan oleh pikran manusia

untuk menjalankan pengalaman dan karenanya dapat dikritik,

menerima masukan untuk penyempurnaan dan senantiasa

mengalami perubahan. 3). Persamaan kesempatan dalam

pendidikan. 4). Mereduksi prasangka buruk dan rasisme melalui

upaya memasukkannya ke dalam pengajaran tentang toleransi

terhadap agama-agama lain. 5). Penyadaran akan bias. 6).

Meluruskan bias gender. 7). Mengeliminasi stereotip. 8).

Membenahi struktur pendidikan.76

Kedua, mengidentifikasi serta mengakui akan pluralitas.

Ketiga, perjumpaan lintas batas. Keempat, interdepedensi serta

saling kerjasama. Kelima, melakukan pembelajaran efektif.

Keenam, karena multikulturalisme menghendaki perjumpaan dalam

keragaman, maka pendidikan agama berwawasan multikultural

mengkondisikan relasi antara guru dan siswa, antara guru dan guru,

dan antara siswa dan siswa melalui proses interaksi yang produktif

dan efektif.77

Nilai-nilai Pendidikan Agama Islam Multikultural menurut

Yaya Suryana dan A. Rusdiana yaitu: 1). Nilai Andragogi, 2). Nilai

Perdamaian, 3). Nilai Inklusivisme, 4). Nilai Kearifan, 5). Nilai

Toleransi, Nilai Humanisme, 7). Nilai Kebebasan. Sedangkan

75

Ibid. 76

Ibid. 77

Ibid.

Page 56: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

42

menurut Muhammad Tholhah Hasan, mengatakan bahwa Ta’aruf

(saling kenal) merupakan indikasi positif dalam suatu masyarakat

plural untuk dapat hidup bersama, saling menghormati dan saling

menerimaperbedaan yang ada diantara mereka. Ta’aruf menjadi

gerbang yang memberi akses melakukan langkah-langkah

berikutnya dalam membangun kebersamaan kehidupan kultural,

melalui karakter-karakter inklusif seperti tasamuh (toleransi),

tawasuth (moderat), ta’awun (tolong menolong), tawazun

(harmoni). Dalam pendidikan agama Islam tampak jelas memiliki

muatan nilai tasamuh, tawasuth, ta’awun dan tawazun serta nilai

andragogy, perdamaian, kearifan, kebebsan dan nilai humanism78

.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Dalam penulisan skripsi ini, penulis sudah terlebih dahulu melakukan

pencarian mengenai beberapa karya-karya yang relevan dengan

pembahasan, seperti mengenai multikulturalisme, kebangsaan, Pendidikan

Agama Islam dan karya-karya yang berkaitan dengan judul yang dipilih

oleh penulis. Adapun beberapa karya yang relevan dengan penelitian ini,

diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Skripsi yang dilakukan oleh Aziza Elma Kumala (Mahasiswa Jurusan

Pendidikan Agama Islam, FakultasAgama Islam Universitas Islam

Indonesia), berjudul Penanaman Nilai-nilai Multikultural dalam

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 1 Metroyudan

Kabupaten Magelang (2018), Dalam skripsinya Aziza Elma Kumala

berusaha untuk membahas dan mengupas lebih dalam mengenai

bagaimana penanaman dari nilai-nilai multikultural dalam

pembelajatran PAI diterapkan di sekolah. Yang menjadi subyek

penelitiannya adalah guru Pendidikan Agama Islam, kepala sekolah,

dan peserta didik kelas VII dan VIII SMP Negeri 1 Metroyudan

78

Rosichin Mansur, Pengemabangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam Multikultural,

Jurnal Kependidikan dan Keislaman FAI Unisma, Volume 10, No. 2 Nopember 2016, diakses

pada Minggu, 3 November 2019.

Page 57: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

43

Kabupaten Magelang. Dalam skripsinya penulis menjelaskan hasil

yang didapatkan dari penelitiannya, yang menunjukan bahwa nilai-

nilai multikultural yang terdapat dalam mata pelajaran Pendidikan

Agama Islam meliputi toleransi, nilai kesamaan, nilai kekerabatan,

dan nilai keadilan. Selain itu juga dalam penelitiannya penulis

menggunakan dua metode yaitu metode keteladanan dan metode

pembiasaan yang kemudian menimbulkan dampak terhadap siswa

yakni tumbuhnya sikap saling toleran, menghormati, menerima, saling

bekerjasama dan tidak adanya konflik karena perbedaan budaya, suku,

bahasa, adat istiadat, dan agama.

2. Skripsi yang dilakukan oleh Samiani (08110041), (Mahasiswa Jurusan

Tarbiyah, Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah

Malang) yang berjudul Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran

Pendidikan Agama Islam di SMK Telkom Shandy Putra Malang

(2013). Dalan penelitiannya Samiani berusaha untuk mengetahui

pelaksanaan dan implementasi pendidikan multikultural dalam

pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMK Telkom Shandy Putra

Malang. Dari penelitian yang dilakukannya diketahui bahwa tujuan

pelaksanaan pendidikan multikultural dalam pembelajaran Pendidikan

Agama Islam di sekolah tersebut adalah untuk menumbuhkan

kesadaran siswa tentang kesadaran dan penghormatan terhadap

kemajemukan dalam bangsa.

3. Skripsi yang dilakukan oleh Ismail Fuad (Mahasiswa Jurusan

Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta) yang berjudul, Konsep Pendidikan

Multikultural dalam Pendidikan Islam (2009), dalam skripsi tersebut

penulis berusaha menjelaskan bahwa pendidikan Islam selaras dan

tidak bertentangan dengan pendidikan multikultural. Selain itu Ismail

Fuadi berusaha menjelaskan bahwa relevansi dan implementasi

keduanya bisa terwujud dengan adanya proses usaha dan upaya yang

panjang serta berkesinambungan. Dalam penelitiannya Ismail Fuad

Page 58: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

44

berusaha mencari titik temu dalam prisip-prinsip dasar dan tujuan

pendidikan multikultural yang dikonsultasikan dengan pendidikan

Islam. Penulis dalam penelitiannya menggunakan teknik deskripsi

analitis untuk mendapatkan kesimpulan bahwa antara pendidikan

multikultural dengan pendidikan Islam dalam prinsip dan dalam

tujuannya sangat relevan dan saling akomodatif. Dalam skripsinya

Ismail Fuad hanya menjelaskan tentang konsepsi pendidikan Islam,

dan pendidikan multikultural, serta relevansi dari keduanya.

4. Skripsi yang dilakukan oleh Umi Barokah (Mahasiswa Jurusan

Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN

Sunan Kalijaga Yogyakarta) yang berjudul : Konsep Pendidikan Islam

dalam Pluralisme Agama. Dalam skripsinya ini Umi Barokah

berusaha menyajikan tentang pluralisme agama yang memiliki akar

filosofis dan sosial historis dalam suatu teks dan juga sejarah

kehidupan nabi Muhammad SAW, dan juga para sahabat baik secara

ontologis, epistimologis, dan aksiologis. Dalam skripsinya tersebut,

Umi Barokah menjelaskan bahwa Pluralisme merupakan keniscayaan

sejarah sebagai bentuk keadilan dan kasih sayang Tuhan kepada

manusia. Selain itu juga memberikan kritik terhadap tradisi Barat yang

menganggap Islam sebagai orang lain kemudian mempermaslahkan

dan menuding mereka dengan sesuatu yang bertentangan dengan

dengan nilai-nilai universal. Selain itu kritikan juga ditujukan kepada

kaum missionaris79

yang merusak nuansa keberagamaan yang

harmonis dengan membawa nilai-nilai sekuler dan westernisasi

terhadap Islam. Dalam skripsinya, Umi Barokah kurang begitu

memberikan makna signifikasi pluralisme dalam pendidikan. Apabila

pluralisme hanya dimaknai sebagai ajang resolusi konflik dengan

menampilkan sikap apresiasi dan toleransi dalam kemajemukan, tanpa

memberikan kesadaran tentang hakikat pluralisme, maka komponen

79

Missionaris adalah pekerjaan dimana orang diberi misi/kepercayaan untuk mengatasi

masalah di suatu tempat.

Page 59: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

45

pendidikan seperti pendidik dan peserta didik tidak akan pernah

menyadari bahwa pluralisme adalah suatu keniscayaan. Suatu hal

yang tak berarti atau tak bernilai apabila disatu sisi mereka diseru

untuk bersikap toleran dan apresiatif terhadap keragaman. Namun, di

sisi lain mereka tidak menyadari bahwa pluralitas adalah kehendak

Tuhan. Dalam skripsinya tersebut, Umi Barokah hanya sekedar

memberikan penjelasan tentang arti pentingnya bersikap toleran dan

apresiatif terhadap keberagaman.

5. Penelitian yang dilakukan oleh Mahmud Arif, dengan judul :

Pendidikan Agama Islam Inklusif-Multikultural (2012). Dalam

penelitiannya Mahmud Arif berusaha menjelaskan tentang makna

pendidikan agama Islam yang inklusif-multicultural. Dimana di

dalamnya dijelaskan bahwa, sesuai kearifan lokal, pendidikan agama

Islam diharapkan responsif terhadap kemajemukan agama, budaya,

dan masyarakat di Indonesia sebagai suatu realitas nyata yang

mengharuskan kesungguhan kita dalam mengelolanya. Di samping

itu, desakan arus globalisasidengan sisi positif dan negatifnya yang

semakin tak terelakan, yang seakan menuntut kita untuk memiliki

wawasan global yang tidak tercerabut dari akar keindonesiaan dan

keislaman. Selain itu juga dalam penjelasannya penulis berusaha

menerangkan bahwa tanpa adanya kearifan, kemajemukan tersebut

bagaikan “api dalam sekam” yang kapan saja dapat berpotensi

memberangus sendi-sendi bangunan kehidupan berbangsa dan

bernegara, sedangkan tanpa wawasan global yang tepat, arus

globalisasi akan menyeret kita ke pusaran malapetaka, seperti

dicontohkan adalah perilaku kekerasan atas nama agama atau gaya

hidup matrealistik.

Page 60: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

46

C. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir dalam penelitian ini sebagai berikut:

Indonesia merupakan negara yang multikultur, dimana terdapat sangat

banyak keberagaman. Sudah barang tentu banyak sekali warna dan

perbedaan di dalamnya. Masyarakat yang beragam tentu memiliki kelebihan

dan kekurangan dalam pengelolaannya. Namun dengan adanya keragaman

yang ada, menyebabkan Indonesia menjadi rawan konflik dibandingkan

dengan negara-negara lainnya. Melihat hal tersebut salah satu sikap dan

pemahaman yang perlu dikembangkan dalam hal ini adalah

multikulturalisme, yakni suatu cara pandang yang menekankan interaksi

dengan memperlihatkan keadaaan setiap kebudayaan yang entitas, yang

memiiliki hak-hak yang setara.

Pendidikan menjadi salah satu kunci penting sebagai instrument

membangun peradaban manusia dan bangsa. Keberadaannya masih diyakini

mempunyai peran besar dalam membentuk karakter individu-individu yang

dididiknya, dan mampu menjadi “guiding light” bagi generasi muda

penerus bangsa. Hal tersebut dengan suatu pertimbangan, bahwa salah satu

fungsi pendidikan adalah untuk meningkatkan keberagamaan peserta didik

Guru

Nilai-nilai

Multikultural dalam

Pembelajaran PAI

Pengembangan

Sikap Kebangsaan

Toleran

Saling Menghormati

Sikap Saling Menerima

Page 61: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

47

dengan keyakinan agama sendiri, dan memberikan keterbukaan untuk

mempelajari dan mempermasalahkan agama lain sebatas untuk

menumbuhkan sikap toleransi.

Selain itu, diletakkannya pendidikan agama dalam konteks pendidikan

Nasional di Indonesia adalah suatu hal yang sangat penting, karena itu

bangsa Indonesia dikenal dengan bangsa yang religius. Selain itu, salah satu

tugas Pendidikan Agama Islam adalah menciptakan pembelajaran di kelas

yang berorientasi menghargai dan menghormati segala perbedaan yang ada.

Pendidikan Agama Islam harus berperan aktif menciptakan strategi

pembelajaran yang menjadikan latar belakang budaya peserta didik yang

bermacam-macam digunakan sebagai usaha untuk meningkatan

pembelajaran peserta didik di kelas dan di lingkungan sekolah.

Oleh karena hal tersebut, diperlukan penanaman nilai-nilai

multikultural dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Melalui

penanaman nilai-nilai multikultural peserta didik yang memiliki latar

belakang berbeda akan dibimbing untuk saling mengenal agama, budaya,

cara hidup, adat istiadat, serta diajak untuk memahami, mengakui dan

menghormati bahwa tiap golongan memiliki hak untuk menyatakan diri

menurut caranya masing-masing serta memahami Bhineka tunggal Ika dan

mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

D. Pengajuan Hipotesis

Sebelum perhitungan dilakukan, penulis mengajukan hipotesis nihil

(Ho) dan hipotesis alternative (Ha) sebagai berikut:

Ha: Terdapat pengaruh yang signifikan antara penanaman nilai-nilai

multikultural dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam

terhadap pengembangan kebangsaan

Ho: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara penanaman nilai-

nilai multikultural dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam

terhadap pengembangan kebangsaan

Page 62: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

48

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Kharisma Bangsa yang beralamatkan

di Jl. Terbang Layang No.21 Pondok Cabe, Pamulang, Kota Tangerang

Selatan, Provinsi Banten 1518. Tlp. 021-20613802. Adapun waktu

penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2019/2020,

yaitu pada bulan Agustus sampai dengan bulan September 2019.

B. Desain Penelitian

Dalam penelitian ini penulis melakukan penelitan dengan menggunakan

pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang dilakukan

untuk mendapatkan jawaban dari permasalahan atau gambaran umum

tentang suatu fenomena atau gejala yang dilandasi pada teori asumsi, selain

itu juga dapat pula diartikan sebagai suatu pola pikir yang menunjukan

hubungan antar variabel yang akan diteliti, mencerminkan jenis dan jumlah

rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang

digunakan adalah untuk merumuskan hipotesis dan teknik analisis statistik

yang akan digunakan.

Disamping itu metode yang dugunakan adalah korelasional deskriptif.

Deskriptif suatu metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan

fenomena-fenomena yang ada, yang berlangsung pada saat ini atau saat

yang lampau. Penelitian ini tidak mengadakan manipulasi atau pengubahan

pada variabel-variabel bebas, tetapi menggambarkan suatu kondisi apa

adanya.80

Sedangkan korelasional dalam statistik diberi pengertian sebagai

80

Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2012), cet. 8, hlm. 54.

Page 63: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

49

“hubungan antar dua variabel atau lebih”.81

Ditujukan untuk mengetahui

hubungan suatu variabel dengan variabel-variael lain.82

Dengan metode korelasional deskriptif ini dapat diperoleh gambaran

sesungguhnya mengenai variabel-variabel penelitian sehingga dapat

diketahui pengaruh antara dua variabel tersebut, yaitu nilai-nilai

multikultural (X) dan pengembangan kebangsaan (Y). Dalam penelitian ini

variabel yang akan diteliti adalah Aktualisasi Nilai-nilai Multikultural

dalam Pembelajaran PAI dalam Kerangka Pengembangan Kebangsaan di

SMA Kharisma Bangsa.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Dalam buku Suharsimi Arikunto dijelaskan bahwasanya yang

dimaksud dengan populasi adalah “keseluruhan subjek penelitian”83

Populasi adalah suatu bentuk hal yang sangat esensisal dan sangat

diperlukan untuk membantu pengumpulan data yang akan dikumpulan.

Populasi dalam penelitian ini adalahyang dimaksud dengan

populasi adalah keseluruhan siswa SMA Kharisma Bangsa.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang memiliki sifat dan

karakteristik yang sama sehingga betul-bertul mewakili populasi. 84

Dalam pelaksanaan penelitian ini penulis menggunakan teknik

Purposive Sampling, yakni suatu teknik penentuan sampel dengan

pertimbangan tertentu. Karena tidak memungkinkannya melakukan

penelitian terhadap seluruh populasi secara keseluruhan maka peneliti

melakukan reduksi terhadap objek penelitian, dan berdasarkan

kebijakan yang diberikan pihak sekolah maka yang menjadi responden

81

Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

2011), Cet. 23. Hlm 56 82

Op. Cit., Sukmadinata, hlm. 56. 83

Suharsismi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT.

Rineka cipta, 2002), cet.XII, hlm. 108. 84

Sugiono, Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm. 118.

Page 64: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

50

dalam penelitian ini adalah siswa SMA Kharisma Bangsa kelas 12 MIT,

12 A Level, X Oxford, X Cambridge, dan X Harvard. Oleh karena itu

penelitian ini menggunakan proposive sampling yang berjumlah 70

orang yang dianggap dapat mewakili populasi tersebut.

D. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitin ini terdiri dari variabel bebas (independent

variable) dan variabel terikat (dependent variable). Variabel bebas yaitu

sifat atau karakteristik yang mengakibatkan hasil atau sasaran berbeda.

Sedangkan yang dimaksud dengan variabel terikat adalah hasil atau objek

dari penelitian. Dengan damikian yang dimaksud dengan variable dalam

penelitian ini adalah:

1. Variabel bebas atau independent variable (X) yaitu: Aktualisasi nilai-

nilai multikultural dalam pembelajaran PAI

2. Variabel terikat atau dependent variabele (Y) yaitu: Pengembangan

Kebangsaan di SMA Kharisma Bangsa

E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

Data adalah segala informasi yang dijadikan dan diolah untuk suatu

kegiatan penelitian sehingga dapat dijadikan sebagai dasar dalam

pengambilan keputusan.85

Sedangkan yang dimaksud dengan teknik

pengumpulan data adalah langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti

untuk memperoleh data dalam upaya untuk pemecahan masalah dalam

penelitian.

Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini, penulis

menggunakan beberapa metode/teknik antara lain:

85

Suryani dan Hendryadi, Metode Riset Kuantitatif; Teori dan Aplikasi pada Penelitian

Bidang Manajemen dan Ekonomi Islam, (Jakarta: Prenada Media Group, 2015), hlm. 186

Page 65: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

51

1. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Metode ini dilakukan dengan cara melakukan pengamatan

secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang diteliti.

Dalam penelitian ini data yang diperoleh dari observasi adalah

situaasi umum yang dilakukan siswa di dalam kelas selama

pembelajaran yang meliputi keaktifan siswa di dalam kelas, dan

interaksi antar siswa di kelas.

Sebagai instrumennya, dalam penelitian ini peneliti

menggunakan pedoman observasi yaitu berupa lembar yang

berisi beberapa pernyataan dengan tujuan untuk mengetahui

perkembangan siswa selama proses belajar mengajar. Dalam

penelitian ini, observasi dilakukan pada siswa kelas X

Cambridge.

Tabel 3.1

Lembar Observasi Proses Belajar mengajar

No Aktivitas yang Dilakukan Keterangan

1 Masuk kelas tepat waktu

2 membaca do’a terlebih

dahulu sebelum memulai

kegiatan pembelajaran

3 Guru menyampaikan materi

dengan metode yang mudah

dipahami oleh siswa

4 Guru membentuk kelompok

dalam kegiatan

pembelajaran

5 Siswa dapat berinteraksi dan

berkomunikasi dengan

teman satu kelompoknya

Page 66: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

52

dengan baik

6 Siswa berperan aktif dalam

kegiatan pembelajaran di

dalam kelas

7 Siswa dipersilahkan

memberikan pertanyaan dan

menanggapi pertanyaan

sesuai dengan materi yang

telah diberikan

8 Siswa dapat mengikuti

kegiatan pembelajarn

dengan baik

9 Siswa terlihat menerapkan

prinsip toleransi dan

menghargai siswa lainnya

dalam proses pembelajaran

b. Interview (Wawancara)

Interview atau wawancara adalah metode pengumpulan

data dengan cara peneliti mengajukan pertanyaan secara lisan

kepada seseorang (informan atau responden). Selama melakukan

wawancara, peneliti dapat menggunkan pedoman yang berupa

pedoman wawancara86

.

Dalam hal ini wawancara dilakukan untuk mengetahui

apakah penanaman nilai-nilai multikultural dalam pembelajaran

PAI yang dilakukan oleh guru memiliki pengaruh terhadap

pengembangan kebangsaan siswa di SMA Kharisma Bangsa.

Untuk itu peneliti berusaha mengajukan beberapa pertanyaan

86

Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitati; Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder,

(Jakarta; PT. Raja Grafindo, 2014), hlm. 85.

Page 67: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

53

kepada guru mata pelajaran PAI. Adapun pedoman wawancara

yang digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

1. Apa yang Ibu/Bapak ketahui tentang Pendidikan berbasis

multikultural?

2. Apakah perlu wawasan multikultural diterapkan dalam

pembelajaran PAI?

3. Apakah terdapat materi khusus menganai multikultural

dalam mata pelajaran PAI di SMA Kharisma Bangsa?

4. Apakah dengan adanya siswa dengan latar belakang

budaya, adat, serta agama yang beragam membuat guru

kesulitan untuk menentukan metode yang pas dalam

pembelajaran di kelas?

5. Metode apa yang biasa digunakan dalam menyampaikan

materi dalam pembelajaran PAI di kelas?

6. Metode apa yang dirasa paling efektif untuk digunakan

dalam menanamkan nilai multikultural dalam pembelajaran

PAI?

7. Apakah terdapat kendala selama pembelajaran PAI di

kelas?

8. Bagaimana cara guru menyampaikan materi yang berkaitan

dengan akidah atau peribadatan yang berbeda dengan

agama lain?

9. Apakah dalam upaya penanaman nilai multikultural guru

menggunakan pendekatan hisrtoris, kultural dan perspektif

gender dalam pembelajaran PAI?

10. Dalam kegiatan pembelajaran seorang guru tidak hanya

selalu terpaku pada buku teks saja, dalam hal ini apa yang

guru manfaatkan untuk menunjang proses pembelajaran

tersebut?

Page 68: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

54

c. Angket

Angket/kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan

kepada orang lain yang dijadikan responden untuk dijawabnya.

Berikut ini adalah kisi-kisi angket yang digunakan:

d. Dokumentasi

Metode dokumentasi merupakan metode pengumpulan

data yang dilakukan dengan cara mengumpulkan berbagai

dokumen yang berkaitan dengan masalah penelitian. Dalam hal

ini dokumen yang digunakan seperti arsip sekolah, jumlah guru,

siswa, struktur sekolah, serta sarana dan prasaran sekolah yang

dijadikan objek penelitian.

2. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini yang dijadikan sebagai instrumen

penelitian adalah angket yang berupa beberapa pertanyaan yang wajib

dijawab oleh responden. Peneliti menyediakan 5 alternatif pertanyaan

untuk mempermudan dalam penggolongan data statistiknya.

Tabel 3.2

Skor Penilaian Angket

Alternatif Jawaban Skor Penilaian

Selalu 5

Sering 4

Kadang-kadang 3

Jarang 2

Tidak Pernah 1

Selanjutnya, hasil skor yang didapatkan dibuat korelasi sebagai berikut:

Page 69: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

55

Tabel 3. 3

VARIABEL X (Multikultural)

INTERVAL KORELASI

15 – 30 Rendah

30 – 50 Sedang

51 – 81 Tinggi

Tabel 3.4

VARIABEL Y (Pengembangan Kebangsaan)

INTERVAL KORELASI

15 – 30 Rendah

30 – 50 Sedang

51 – 81 Tinggi

Adapun berikut disajikan kisi-kisi angket yang diberikan kepada responden

adalah sebagai berikut:

Tabel 3.5

Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Aktualisasi Nilai-nilai Multikultural dalam pembelajaran PAI

(Variabel X)

No Variabel Dimensi Indikator Nomor

Soal

1 Multikultural

(multikultur

berarti

keragaman

kebudayaan,

aneka

kesopanan,

atau banyak

pemeliharaan)

a. Model

Penanaman

Nilai-nilai

multikultural

1) Nilai-nilai multikultural sesuai

dengan visi, misi, dan nilai-nilai

dasar sekolah

2) Kurikulum yang diajarkan sekolah

mendorong siswa untuk dapat

hidup rukun walaupun berbeda

budaya, suku bangsa, etnik dan

agama.

3) Kurikulum yang diberikan sudah

1, 2

3, 4

5

Page 70: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

56

b. Proses

Implementasi

Nilai-nilai

Multikultural

di Sekolah

disesuaikan dengan kebutuhan

siswa di lingkungan sekolah

tersebut

4) Program pembelajaran yang

menghargai keragaman budaya,

suku bangsa, etnik dan agama

peserta didik dan tidak adanya

diskriminasi

5) Program sekolah yang telah

dicanangkan membiasakan

menghargai nilai-nilai

keberagaman budaya, suku

bangsa, etnik, agama dan

golongan lainnya.

1) Kegiatan pembelajaran dan

pendidikan yang diterapkan

berbasis kerja sama toleransi, dan

kerukunan.

2) Penyampaian materi pembelajaran

yang berkaitan dengan

keberagaman bertujuan agar siswa

memiliki sikap saling menghargai

meskipun mereka hidup dalam

perbedaan sebagai bangsa

Indonesia.

3) Perlakuan dan kebijakan yang ada

seimbang dan baik (tidak

diskriminatif) di dapat oleh

seluruh siswa dari kepala sekolah,

guru, dan pegawai meskipun siswa

6

7

8

9, 1

11

Page 71: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

57

c. Implikasi

dari

Penanaman

Nilai-nilai

Multikultur

memilki karakteristik dan latar

belakang yang berbeda.

4) Budaya menghargai keberagaman

yang dilaksanakan di sekolah

mengembangkan sikap positif dan

menghargai nilai-nilai keragaman,

seperti budaya, etnik, bahasa, suku

bangsa, gender dan lain-lain.

1) Tidak memilih-milih dalam

berkawan dan bergaul.

2) Memiliki sikap yang toleran dan

menerima perbedaan yang ada di

sekelilingnya

3) Mampu bekerja sama dengan

kelompok dengan baik tanpa

memandang perbedaan dan

keberagaman yang ada

12

13

14

15

Tabel 3.6

Pengembangan kebangsaan di SMA Kharisma Bangsa

(Variabal Y)

No Variabel Dimensi Indikator Bentuk

1 Pegembangan

Kebangsaan

(Cara pandang

suatu bangsa

terhadap

prinsip-prinsip

dasar

a. Paham

kebangsaan

1) Memiliki nasionalisme yang

tinggi sebagai warga negara

2) Terdiri dari sekelompok orang

yang ingin bersatu karena

adanya persamaan nasib dan

keterikatannya dengan tanah air.

3) Terdiri dari sekumpulan besar

16

17

18

Page 72: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

58

kebangsaan

yang menjadi

identitas, serta

sikap dalam

mencintai dan

bangga

terhadap tanah

air).

b. Identitas

Kebangsaan

c. Hakikat

kebangsaan

di kalangan

siswa

masyarakat yang lahir karena

adanya kehendak bersama yang

timbul dari suka duka historis.

4) Memahami dan menerima

adanya pluralisme atau

keberagaman, karena adanya

kenyataan bahwa Indonesia

terdiri dari banyak budaya,

suku, etnis, golongan dan

lainnya.

5) Menjadikan kebhinekaan

sebagai dasar dalam

menjalankan kehidupan

ditengah masyarakat yang

beragam.

1) Penanda keberadaan atau

eksistensinya.

2) Pencerminan kondisi bangsa

yang menampilkan kematangan

jiwa, daya juang, dan kekuatan

bangsa ini.

3) Pembeda diantara warga

bangsa-negara yang

bersangkutan.

1) Warga negara yang baik

2) Warga negara yang cerdas

3) Warga negara yang cakap

19

20

21

22

23

24

25

26

Page 73: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

59

d. Penguatan

pengembag

an

kebangsaan

di kalangan

siswa

1) Mengetahui hak dan kewajiaban

siswa sebagai warga Negara

2) Memiliki kecintaan terhadap

tanah air

3) Menjadikan kebhinekaan

sebagai dasar kehidupan

bermasyarakat

4) Menguatkan persatuan dan

kesatuan

27

28

29

30

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah suatu cara yang digunakan dalam

penelitian untuk menguraikan keterangan-keterangan atau data yang

diperoleh, data tersebut tidak hanya dapat dipahami oleh orang yang

mengumpulkan data saja, tetapi juga oleh orang lain.

Dalam pengolahan data penelitian ini, penulis menempuh cara sebagai

berikut:

1. Editing, yaitu memeriksa angket yang telah diisi oleh responden

2. Scoring, yaitu pemberian skor sesuai dengan tingkatannya

Adapun teknis dalam analisisnya yaitu dengan neneriksa jawaban-

jawaban dari setiap responden atau siswa, lalu dijumlah sehingga

menghasilkan skor total, lalu diklasifikasikan dan ditabulasikan (dibuat

tabel), data yang didapat dari setiap item pernyataan akan dibuat satu

masing-masing satu tabel.

3. Tabulating, Data yang diperoleh dari pembagian angket tersebut

kemudian diolah dengan cara statistik, yaitu dengan menggunakan tabel

distribusi frekuensi relative. Yaitu dengan menggunakan rumus:

P = (

) x 100%

Page 74: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

60

Keterangan: P = Angka presentase

F = Frekuensi

N = Jumlah frekuensi

Tabel 3.7

Interpretasi Analisis Deskriptif

Interval Nilai Presentasi Kategori

76 – 100 % Baik

56 – 75% Cukup Baik

40 – 55 % Kurang Baik

< 40 % Tidak baik

Dengan rumus dan interpretasi data sebagai berikut:

Mean =

x 100 %

Dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Baik jika nilainya pada interval 76% - 100%

2. Cukup baik jika nilainya pada interval 56& - 75%

3. Kurang baik jika nilainya pada interval 40% - 55%

4. Tidak baik jika nilainya < 40%.

4. Mencari angka korelasi dengan menggunakan rumus product moment:

Dalam penelitian ini, nerdasarkan hipotesis yang akan diukur peneliti

menggunakan teknik korelasi product moment dari Karl Pearson.

Korelasi product moment ini digunakan untuk menentukan hubungan

antara dua gejala interval.

rxy = ∑ ∑ ∑

∑ ∑ ∑ ∑

Keterangan: rxy = angka indeks korelasi “r” product moment

N = number of class

∑ = jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y

∑ = jumlah seluruh skor x

∑ y = jumlah sekuruh skor y

Page 75: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

61

Dan sebelumnya penulis terlebih dahulu membuat tabel perhitungan

sebanyak 6 kolom, yaitu sebagai berikut :

Kolom 1 : Subjek Penelitian (Responden)

Kolom 2 : Skor Variabel X

Kolom 3 : Skor Variabel Y

Kolom 4 : Hasil Pengkuadratan Skor Variabel X ( )

Kolom 5 : Hasil Pengkuadratan Skor Variabel X ( )

Kolom 6 : Hasil Perkalian antara Skor Variabel X dengan Variabel Y

a. Interpretasi analisa data berdasarkan korelasi product moment ( )

Tabel 3.8

Interpretasi Nilai r

Besarnya “r”

product moment

( )

Interpretasi

0,000 - 0,20

0,200 - 0,400

0,400 - 0,600

0,600 - 0,800

Antara variabel X dan Y memang

terdapat korelasi, akan tetapi korelasi

itu sangat lemah atau rendah sehingga

korelasi tersebut diabaikan (dianggap

tidak ada korelasi antara variable X

dan variabel Y)

Antara variabel X dan Y terdapat

korelasi yang lemah dan rendah

Antara variabel X dan Y terdapat

korelasi yang sedang atau cukupan.

Antara variabel X dan Y terdapat

korelasi yang kuat atau tinggi

Page 76: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

62

0,800-1,00 Antara variabel X da variabel Y

terdapat korelasi yang sangat kuat atau

sangat tinggi.87

Interpretasi dengan menggunakan Tabel Nilai “r” Product

moment dengan terlebih dahulu merumuskan hipotesa

kerja/alternative (Ha) dan hipotesa Nihil (Ho). Kemudian mencari

derajat besarnya (df atau db) dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

df = degrees of freedom (derajat bebas)

N = number of causes (banyaknya responden yang diteliti)

nr = banyaknya variabel yang dikorelasikan88

Setelah tu hasilnya dicocokkan dengan tabel koefisien

korelasi “r” Product Moment untuk berbagai df, baik pada taraf

signifikansi 1% ataupun pada taraf signifikansi 5%.

Selanjutnya untuk mencari dan mengetahui seberapa

kontribusi variabel X terhdap variabel Y dipergunakan rumus

sebagai berikut:

Keterangan:

KD = Koefisien determination (Kontribusi variabel x terhadap

variabel y)

r = Koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y.

87 Anas Sudjono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,

2000), Cet. X, hlm. 180. 88

Ibid.

df = N-nr

KD = 𝒓𝟐 X 100%

Page 77: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

63

G. Hipotesa Penelitian

Hipotesa yang hendak diuji adalah sebagai berikut:

: Terdapat pengaruh yang signifikan antara penanaman nilai-nilai

multikultural dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam

terhadap pengembangan kebangsaan di SMA Kharisma Bangsa

: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara penanaman nilai-

nilai multikultural dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam

terhadap pengembangan kebangsaan di SMA Kharisma Bangsa

Page 78: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

64

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum SMA Kharisma Bangsa

1. Identitas Sekolah

Sekolah Kharisma Bangsa adalah suatu lembaga pendidikan

bertaraf Internasional yang berada diJl. Terbang Layang No. 21, Pondok

Cabe, Kota Tangerang Selatan. Sekolah Kharisma Bangsa didirikan

pada 3 Maret 2006 atas kerjasama Yayasan KB dan Yaysan PASIAD

Turki, Yayasan Kharisma Bangsa merupakan Yayasan yang didirikan

oleh Ibu Djusni Djohan sebagai wujud perhatian terhadap kualitas

pendidikan di Indonesia, kemudian Yayasan PASIAD merupakan

lembaga swadaya masyarakat dari Turki non pemerintah yang bergerak

menjembatani masyarakat Turki dalam bidang pendidikan, sosial dan

ekonomi untuk kawasan Asia-Pasifik, Yayasan PASIAD dalam bidang

pendidikan telah bermitra degan beberapa Yayasan-yayasan pendidikan

Indonesia dari kurun waktu 1994-2006 kurang lebih telah membuka 3

sekolah, yaitu SD-SMP-SMA Pribadi Depok, SMP-SMA Semesta

Semarang, dan SMP-SMA Pribadi Bandung, selain itu juga PASIAD

mengembangkan lembaga-lembaga pendidikan maupun sekolah-sekolah

di beberapa negara-negara ASEAN.

Kharisma Bangsa adalah sekolah yang menggunakan sistem belajar

dwi bahasa (bilinguall) dan memiliki fasilitas asrama (boarding).

Menggunakan bahasa pengantar resmi dalam Bahasa Indonesia dan

Bahasa Inggris. Kharisma Bangsa memiliki jenjang untuk Sekolah Dasar

(SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas

(SMA). Kharisma Bangsa sebagai lembaga pendidikan bertujuan

melahirkan lulusan-lulusan yang mampu berperan dalam kehidupan

sosial dan budaya dengan didasari akhlak yang mulia baik untuk

menjadi pemimpin yang tangkas dan cerdas.Untuk mewujudkan tujuan

ini, Kharisma Bangsa mengoptimalkan sistem akademik yang akan

Page 79: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

65

mendorong siswa untuk dapat menyalurkan bakatnya dan semakin giat

dalam mencapai cita-cita dengan orientasi prestasi dalam proses

belajar.89

2. Definisi Lokasi

Nama Sekolah : Kharisma Bangsa

Jenjang Pendidikan : Sekolah Menengah Atas

Alamat Sekolah : Jl. Terbang Layang, No. 21, Pondok Cabe

Kabupaten/Kota : Kota Tangerang Selatan

Provinsi : Banten

Negara : Indonesia

Nomor Telepon : (+62) 21-7427122

Alamat Email : [email protected]

Status Sekolah : Sekolah Swasta

Akreditasi Sekolah : Terakreditasi A

Keadaan Gedung : Permanen

NSS/NPSN : 20613802

Tahun Didirikan : 2006

Tahun Beroperasi : 2006

Status Tanah : Yayasan

Luas Tanah : 2120 m2

SK Pendirian Sekolah : 421.3/178/Dis P dan K/200

Tgl SK Pendirian : 2006-04-24

Status Kepemilikan : Yayasan

SK Izin Operasional : 421.3/178/Dis P dan K/200

Tgl SK Izin Operasional : 2006-04-24

Luas Tanah Milik : 20190 m290

89

[email protected] 90

Profil Sekolah Kharisma Bangsa

Page 80: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

67

3. Visi, Misi, dan Nilai-Nilai Dasar

Sebagai sekolah bertaraf Internasional, Kharisma menggunakan

sistem belajar dwi bahasa (bilingual) sebagai pengantar. Kharisma

bangsa terus bersaing untuk menjadi sekolah yang unggul baik dalam

bidang akademik dan non akademik, sebagaimana visi dan misinya

sebagai berikut.

a. Visi SMP Kharisma Bangsa

Menurut Wibisono, visi merupakan rangkaian kalimat yang

menyatakan cita-cita atau impian sebuah organisasi atau

perusahaan yang ingin dicapai di masa depan. Atau dapat dikatakan

bahwa visi merupakan pernyataan want to be dari organisasi atau

perusahaan.91

.

Adapun visi atau harapan yang diinginkan oleh SMA

Kharisma Bangsa adalah :

“Unggul dalam prestasi, berakhlak mulia, berwawasan global,

dan berakar pada budaya Indonesia, serta mampu berperan dalam

lingkungan masyarakat”92

.

Kharisma Bangsa memiliki harapan besar untuk bisa

mengantarkan peserta didiknya agar dapat bersaing dan unggul

dalam prestasi, memiliki akhlak yang mulia dengan selalu

menjunjung tinggi nilai-nilai luhur agama, memiliki pengetahuan

dan wawasan global atau Internasional namun tetap menjunjung

tinggi nilai-nilai budaya Indonesia, serta dapat berperan aktif dan

bermanfaat di lingkungan sekolah dan di lingkungan

masyarakatnya kelak.

91

Samhis Setiawan, Perbedaan Visi Dan Misi : Pengertian, Tujuan, Dan Contohnya,

https://www.gurupendidikan.co.id/visi-dan-misi/, diakses pada Kamis, 10 Oktober 2019. 92

Ibid.

Page 81: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

68

b. Misi SMP Kharisma Bangsa

Misi adalah bentuk yang didambakan di masa depan (what do

they want to be). Misi merupakan sebuah pernyataan yang

menegaskan visi lewat pilihan bentuk atau garis besar jalan yang

akan diambil untuk sampai pada visi yang telah lebih dulu

dirumuskan93

.

Untuk mencapai visi yang telah diibuat, tentu perlu adanya

upaya dan usaha serta langkah yang dilakukan demi mencapai visi

tersebut. Sehubungan dengan visi tersebut, SMA Kharisma Bangsa

mengemban beberapa misi, diantaranya sebagai berikut :

1. Melaksanakan proses pendidikan secara efektif dan efisien

dalam rangka mengembangkan potensi peserta didik secara

optimal.

2. Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama yang

dianut oleh peserta para didik.

3. Memberikan pelayanan pendidikan bermutu yang mampu

mengimbang persaingan dalam skala lokal maupun global

4. Mengembangkan sikap cinta dan menghargai sesama, serta

kebanggaan terhadap bangsa dan negara pada diri peserta

didik.

5. Menumbuhkan peran serta masyarakat (orang tua peserta

didik) dalam proses pendidikan94

.

Kelima misi tersebut merupakan langkah atau upaya yang akan

dilakukan SMA kharisma Bangsa sebagai lembaga pendidikan

untuk mewujudkan visinya yang telah ditetapkan, yakni “Unggul

dalam prestasi, berakhlak mulia, berwawasan global, dan berakar

pada budaya Indonesia, serta mampu berperan dalam lingkungan

masyarakat”95

.

93

Op. Cit., Samhis Setiawan. 94

Ibid. 95

Ibid.

Page 82: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

69

c. Nilai-nilai Dasar SMA Kharisma Bangsa

Nilai-nilai dasar Kharisma Bangsa adalah moto atau pedoman

yang digagas Kharisma bangsa yang menggambarkan kepribadian

dan karakteristik, serta keunggulan dari Kharisma Bangsa itu

sendiri. Dalam pelaksanaannya, Kharisma Bangsa memiliki nilai-

nilai dasar yang dijadikan sebagai pedoman. Nilai-nilai dasar ini

adalah acuan Kharisma Bangsa yang menjadi karakter dan

kekhasan yang dimiliki oleh Kharisma Bangsa sebagai lembaga

Pendidikan. Adapun yang menjadi nilai-nilai dasar Kharisma

Bangsa diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Keberagaman (Kebhinekaan): Kharisma Bangsa sebagai

lembaga pendidikan sangat menjunjung tinggi dan merangkul

semua perbedaan/keberagaman yang ada di lingkungan kami.

(Semua)Keberagaman yang ada (akan) diakui/diterima dan

digali dengan antusias dan rasa hormat di sekolah kami.

2. Unggul: Kharisma Bangsa sebagai lembaga pendidikan sangat

menginginkan dan mengejar kualitas terbaik dari proses,

produk dan hasil yang (sedang) diusahakan/dilaksanakan.

3. Tanggungjawab: Kharisma Bangsa sebagai lembaga

pendidikan sangat bertanggungjawab atas segala isi dan proses

pembuatan keputusan, tindakan yang diambil dan hasil yang

ada.

4. Respek (Hormat): Kharisma Bangsa sebagai lembaga

pendidikan sangat bertindak dengan mengindahkan perasaan,

harapan/keinginan dan hak-hak orang(pihak) lain. Kami

memperlakukan orang lain dengan semestinya. Kami peduli

dengan orang lain, lingkungan sekitar sekolah dan fasilitas

umum. Kami menghargai institusi kami dengan cara

menunjukkan perilaku yang terhormat dan bermartabat96

.

96

Ibid.

Page 83: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

70

d. Kurikulum SMA Kharisma Bangsa

Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan program

pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga pendidikan yang

berisi rancangan pelajaran yang nantinya akan diberikan kepada

peserta didik. Kurikulum yang digunakan di Kharisma Bangsa

adalah Cambridge Curriculum, yakni kurikulum bertaraf

internasional . Kurikulum Cambridge atau cambridge International

adalah bagian dari penyedia kualifikasi kurikulum Internasional.

Tujuan dari penerapan kurikulum ini adalah agar siswa mencintai

proses belajar itu sendiri, bukan hanya hasil. Selain daripada itu,

kurikulum ini juga didesain agar siswa dapat mengeksplorasi

pengetahuannya. Kurikulum Cambridge memfokuskan pada minat

dan bakat siswa, tidak seperti kurikulum lain yang mengharuskan

siswa berhasil di semua subjek pelajaran. Keunggulan lainnya dari

kurikulum ini adalah siswa mempunyai kompetensi global seperti

fasih dalam berbahasa Inggris, memiliki cara pandang

Internasional. Mendapatkan pendidikan yang terkini dan modern,

dan keuntungan-keuntungan lainnya. Namun pada mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam SMA Kharisma Bangsa menggunakan

kurikulum 2013 sebagaimana yang dianjurkan oleh pemerintah.

Dalam prakteknya, Kharisma bangsa memiliki

beberapaklasifikasi program, seperti program unggulan yang

menjadi salah satu pembeda dengan sekolah dan lembaga lainnya,

yang mana sistem ini menunjang dalam proses pembelajaran yang

dilakukan di SMA Kharisma Bangsa.

Adapun beberapa program unggulan yang dimiliki Kharisma

Bangsa diantaranya adalah sebagai berikut :

1) Education System

Sistem pendidikan adalah strategi atau metode yang

digunakan dalam proses belajar mengajar untuk mencapai

tujuan agar peserta didik dapat secara aktif mengembangkan

Page 84: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

71

potensi di dalam dirinya. Sebuah sistem pendidikan sangatlah

diperlukan karena hal ini lah yang nantinya akan mengatur

jalannya pendidikan di sebuah negara dan akan menjadi

pedoman untuk jalannya proses pendidikan tersebut. Untuk

menunjang system pendidikan yang sesuai dengan visi dan

misi SMA Kharisma Bangsa, maka disusunlan system yang

dalam hal ini dapat menunjang proses pembelajaran siswa.

Adapun yang menjadi education system SMA Kharisma

Bangsa diantaranya sebagai berikut:

1. Cambridge Exam Preparation

2. Active Learning

3. Native Speaker teachers

4. Intensive english (English Math, Science)

5. Caracter building Program

6. Remedial, Enrichment and Extracurricular Activities

7. Safe and Enjoyable Place to Learn and Grow

8. Club Activities97

Education system tersebut merupakan suatu sistem

pendidikan yang diterapkan di SMA Kharisma Bangsa, dan

menjadi salah satu program unggulan karena Kharisma Bangsa

berusa memberikan fasilitas terbaik dengan sistem terbaik pula

untuk dapat menunjang proses pembelajaran serta minat dan

bakat siswa

.

2) Program Rutinan Sekolah

Program rutinan SMA Kharisma Bangsa adalah rancangan

program kegiatan yang dilakukan di luar pembelajaran di

dalam kelas. dalam hal ini sekolah mengajak seluruh siswanya

untuk terlibat dalam kegiatan ini. adapun jenis kegiatan yang

ada di SMA Kharisma Bangsa adalah sebagai berikut:

97

Ibid.

Page 85: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

72

1. D.E.A.R Time (Drop Everything and Read)

2. Fun Outing Program

3. Edu Trip

4. Market Day

5. Earth Day

6. Spelling Bee

7. Class Performance

8. Star Wars-Edu Gamees

9. Self-Study Program

10. National Holiday Celebration

11. Ramadhan Program

12. Education Semonar

13. Family Day

14. Mind Games Class

15. Book Week

16. Assembly Day

17. Olympiad Classes

18. Changing Point

19. Leadership Program98

.

Kegiatan tersebut adalah kegiatan rutin yang biasa

diadakan setiap tahunnya di tingkat sekolah, sebagai bentuk

apresiasi terhadap siswa. Sekolah sebagai lembaga pendidikan

berusaha untuk memberikan ruang bagi siswa untuk tidak

melulu menghabiskan waktu di ruang kelas, tetapi siswa juga

diajak untuk mengeksplore dirinya dengan berbagai kegiatan

yang sesuai dengan keinginan, minat dan bakat dari siswa

tersebut. Selain itu kegiatan tersebut bertujuan untuk melatih

siswa menjadi pribadi yang mandiri, dapat bersosialisasi

dengan baik dengan lingkungan, serta lebih terbuka.

98

Ibid.

Page 86: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

73

3) Program Extrakulikuler

Ekstrakurikuler adalah kegiatan non-pelajaran formal yang

dilakukan peserta didik sekolah atau universitas, umumnya di

luar jam belajar kurikulum standar. Kegiatan-kegiatan ini ada

pada setiap jenjang pendidikan dari sekolah dasar sampai

universitas. Kegiatan ekstrakurikuler ditujukan agar siswa

dapat mengembangkan kepribadian, bakat, dan

kemampuannya di berbagai bidang di luar bidang akademik.

Kegiatan ini diadakan secara swadaya dari pihak sekolah

maupun siswa-siswi itu sendiri untuk merintis kegiatan di luar

jam pelajaran sekolah.

Kegiatan Extrakurilkuler di Kharisma Bangsa ini terdapat

banyak sekali kegiatan extrakurikuler yang sangat menunjang

minat dan bakat siswa diantaranya sebagai berikut:

1. Sport (Olahraga): Basket, sepak bola, taekwondo, karate,

scatur, badminton, fitness, gymnastcs, volli, dan panahan.

2. Art (Seni): Photography, tari saman, memasak, bahasa

Turki, Cultural Club Theater, melukis dan musik.

3. Technology (Teknologi/IT): Komputer, robotic lego-Lego

Mind Stormms, dan Polulu 3.

4. Communication (Komunikasi): Debat bahasa Inggris,

Arab, Turki, Jepang, Film, Jurnalis, dan Travelling.

5. Sciene (Sains): Olimpiade Sains, dan Science Project

Olimpiad.99

Kegiatan extrakuriluler ini wajib diikuti oleh setiap siswa

sesuai dengan minatnya masing-masing, dengan mengikuti

kegiatan ini siswa tidak hanya dapat menyalurkan hobi dan

minatnya, tetapi siswa juga dapat menekuni dan diberikan

kesempatan untuk mengikuti berbagai macam perlombaan

mulai tingkat nasional sampai dengan tingkat Internasional.

99

Ibid.

Page 87: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

74

e. Prestasi yang dicapai SMA Kharisma Bangsa

Kharisma Bangsa sebagai sekolah bertaraf Internasional,

berusaha memberikan kesempatan dan peluang yang sangat besar

bagi siswa dan siswinya yang memiliki bakat dan antusiasme

dalam berbagai bidang untuk mengikuti berbagai kejuaran

diberbagai jenjang, tidak hanya tinkat Kota dan Provinsi tetapi juga

hingga tingkat Nasional dan Internasional. Adapaun untuk prestasi

akademik yang dicapai diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Silver Medal, The 59th International Mathematics Olympiad

(IMO), Cluj-Napoca, Rumania, 2018.

2. Grand Gold Medal in Poster Design, Genius Olympiad, Suny

Oswego, New York, USA, 2018.

3. Bronze Medal, The 15th International Geography Olympiad

(IGEO), Quebec City, Canada, 2018.

4. Silver Medal, Hong Kong International Math Olympiad

(HKIMO), Hong Kong, 2018.

5. Silver Medal in the 49th International Chemistry Olypiad

(IchO), nakhon Pathom, Thailand, 2017.

6. Silver Medal in The 28th International Biology Olympiad

(IBO), Convertry, United Kongdom, 2017.

7. Silver Medal in The 48th International Physics Olympiad

(IPHO), Yogyakarta, Indonesia, 2017.

8. Silver Medal in Yoing Inventor Challenge (YIC), Assosiation

of Science, Technology and Innovation (ASTI), Kuala Lumpur

Malaysia, 2017.

9. Silver Medal OSN 2018.

10. Gold Medal OSN 2018100

.

100

Ibid.

Page 88: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

75

f. Sarana dan Prasarana

Dalam pengamatan yang telah dilakukan, Kharisma Bangsa sebagai

suatu lembaga sudah memberikan fasilitas yang sangat lengkap dan

mendukung siswa dan siswinya dalam berbagai pembelajaran dan

kegiatan. Adapun fasilitas yang ada di Kharisma Bangsa adalah sebagai

berikut :

Tabel 4.1

No Nama Ruangan Luas

1 Ruangan Kelas Bahasa 1 58 m2

2 Ruangan Kelas Bahasa 2 48 m2

3 Ruangan Kelas Bahasa 3 48 m2

4 Ruangan Toilet Laki-laki 12 m2

5 RuanganToilet Wanita 15 m2

6 Ruangan Toilet Guru Laki-Laki 3.75 m2

7 Ruangan Toilet Guru Wanita 3.75 m2

8 Ruangan IPS 48 m2

9 Ruangan Guru 48 m2

10 Ruangan Kepala Sekolah 12 m2

11 Ruangan Koordinator Kurikulum 10 m2

12 Ruangan EIP 16.5 m2

13 Ruangan Perpustakaan 48 m2

14 Ruangan LAB 48 m2

15 Ruangan Musik 48 m2

16 Ruangan Serbaguna Lantai 2 216 m2

17 Ruangan MIPA lantai 2 48 m2

18 Ruangan MIPA lantai 2 48 m2

19 Ruangan Rapat lantai 2 20 m2

20 Ruangan Toilet Laki-Laki lantai 2 10.5 m2

21 Ruangan Toilet Wanita lantai 2 12.5 m2

22 Ruangan Pantry lantai 2 10 m2

Page 89: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

76

23 Ruangan Stock Room lantai 2 10 m2

24 Ruangan Shared Area Outdoor 264 m2

Jumlah Luas 1.710 m2

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan kondisi fasilitas yang

dimiliki Kharisma bangsa dapat dinilai sangat baik, kondisi fisik

bangunan yang sangat layak bahkan terkesan mewah. Tidak hanya itu

model dan bangunannyapun didesain sangat modern, dengan tata ruang

yang nyaman dan luas serta bersih membat setiap ruangan dan fasilitas

yang ada menjadi sangat nyaman untuk digunakan.

B. Gambaran Objek Penelitian

Data-data yang diperoleh dalam meneliti aktualisasi nilai-nilai

multikultural dalam pembelajaran PAI dalam kerangka pengembangan

kebangsaan di SMA Kharisma Bangsa ini diperoleh melalui observasi,

wawancara, angket dan dokumentasi. Untuk data wawancara peneliti

melakukan wawancara dengan Guru Agama Islam SMA Kharisma Bangsa,

sedangkan angket diberikan kepada siswa kelas 12 MIT, 12 A Level, 10

Oxford, 10 Harvard, dan 10 Cambridge. Responden ini diambil berdasarkan

kebijakan yang diberikan pihak sekolah, dengan jumlah siswa yang menjadi

responden sebanyak 70 orang, yang terdiri dari siswa dari kelas-kelas

tersebut yang telah peneliti sebutkan diatas.

C. Uji Validitas dan Realibilitas

Suatu instrumen dapat dikatakan sebagai instrumen yang baik apabila

memenuhi syarat valid dan reliabel. Oleh sebab itu sebelum instrumen

digunakan, terlebih dahulu perlu dilakukan uji validitas agar instrumen yang

digunakan tepat mengukur apa yang harus di ukur.

a. Uji Validitas Instrumen

Uji validitas adalah uji yang digunakan untuk menunjukkan

sejauh mana alat ukur yang digunakan dalam suatu mengukur apa

yang diukur. Ghozali (2009) menyatakan bahwa uji validitas

Page 90: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

77

digunakan untuk mengukur sah, atau valid tidaknya suatu kuesioner.

Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner

mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh

kuesioner tersebut.

Dalam hal ini, sebelum instrumen diujikan kepada responden,

instrumen tersebut terlebih dahulu diuji validitas (keabsahan) dan

realibilitasnya (keajegan), sehinga angket atau instrumen tersebut

memiliki kualifikasi serta memenuhi syarat untuk diujikan. Uji

validitas dan validitas dalam penelitian ini yakni menggunakan rumus

product moment. Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah

siswa SMA Kharisma Bangsa sebanyak 70 orang, yang selanjutnya

setelah angket tersebut diujikan, dilakukan analisis butir soal untuk

memeriksa validitas dan realibiltasnya.

Dalam penelitian ini uji validitas dilakukan pada setiap butir

soal, selanjutnya hasil dari uji tersebut dibandingkan dengan r tabel |

= n-k dengan tingkat error 5%. Jika r hitung > r tabel maka

instrumen dinyatakan valid, namun jika r hitung < r tabel maka

instrumen dinyatakan tidak valid101

.

Tabel 4.2

Hasil Uji Validitas Variabel X

No r Hitung r Tabel Keterangan

1 ,572 0,235 Valid

2 ,631 0,235 Valid

3 ,477 0,235 Valid

4 ,238 0,235 Valid

5 ,415 0,235 Valid

6 ,623 0,235 Valid

7 ,639 0,235 Valid

101

Juliansyah Noor, Metodologi Ppenelitian, (Jakarta: Kencana Pradana Media Group,

2011), hlm. 169

Page 91: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

78

8 ,577 0,235 Valid

9 ,636 0,235 Valid

10 ,422 0,235 Valid

11 ,014 0,235 Tidak Valid

12 ,344 0,235 Valid

13 ,613 0,235 Valid

14 ,526 0,235 Valid

15 ,660 0,235 Valid

Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS

Berdasarkan data tabel yang disajikan diatas dapat disimpulkan

bahwasanya dari hasil angket yang diujikan kepada 70 orang siswa

sebagai responden menunjukan bahwa 14 dari 15 soal yang termasuk

ke dalam variabel X dapat dikatakan valid. Dengan jumlah r Hitung

lebih besar daripada r Tabel, dan terdapat satu nomor soal yang tidak

valid, yakni pada soal nomor 11 karena jumlah r hitung lebih kecil

daripada r tabel. Hal ini menunjukan tidak semua soal pada variabel X

memenuhi syarat validitas.

Tabel 4.3

Hasil Uji Validitas Variabel Y

No r Hitung r Tabel Keterangan

1 ,585 0,235 Valid

2 ,397 0,235 Valid

3 ,371 0,235 Valid

4 ,619 0,235 Valid

5 ,662 0,235 Valid

6 ,750 0,235 Valid

7 ,694 0,235 Valid

8 ,440 0,235 Valid

9 ,615 0,235 Valid

Page 92: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

79

10 ,582 0,235 Valid

11 ,513 0,235 Valid

12 ,740 0,235 Valid

13 ,567 0,235 Valid

14 ,622 0,235 Valid

15 ,685 0,235 Valid

Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS

Berdasarkan tabel yang disajikan diatas dapat disimpulkan

bahwasanya dari hasil angket yang diujikan kepada 70 orang siswa

sebagai responden menunjukan bahwa seluruh soal (15 butir soal)

yang termasuk ke dalam variabel Y memenuhi syarat validitas, karena

jumlah r Hitung lebih besar daripada r Tabel. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwasanya seluruh butir soal pada variabel Y memenuhi

syarat validitas.

b. Uji Realibilitas Instrumen

Uji reliabilitas merupakan suatu bentuk uji untuk memastikan

kuesioner penelitian yang akan digunakan untuk mengumpulkan data

variable penelitian reliable atau tidak. Kuesioner dikatakan reliabel

jika kuesioner tersebut dilakukan pengukuran ulang, maka akan

mendapatkan hasil yang sama. Selanjutnya Arikunto menjelaskan

bahwa yang dimaksud dengan realibilitas menunjukan pada suatu

pengertian bahwa instrumen itu dapat dipercaya untuk digunakan

sebagai alat suatu pengumpul data karena instrumen tersebut sudah

baik.102

Selanjutnya, untuk melakukan ujinrealibilitas instrumen agar

dapat dipercaya maka dalam penelitian ini peneliti menggunakan

rumus alpha cronbach, yaitu :

r11 = (

) .

102

Op. Cit. 7Suharsimi, Ari Kunto, hlm. 178.

Page 93: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

80

Keterangan:

r11 : Realibilitas Instrumen

K : banyaknya butir pertanyaan

∑ : jumlah butir pertanyaan

: varians total

Untuk melakukan penghitungan realibilitas. Suatu variabel

dikatakan reliabel apabila koefisiennya lebih dari angka 0,06, ini

menunjukan bahwa r hitung > r tabel. Berikut merupakan hasil dari

penghitungan menggunakan SPSS yang telah peneliti lakukan sebagai

berikut:

Tabel 4.4

Hasil Uji Realibilitas Variabel X

Realibility Statistic

Cronbach’s Alpha N of Items

,759 15

Tabel 4.5

Hasil Uji Realibilitas Variabel Y

Realibility Statistic

Cronbach’s Alpha N of Items

,841 15

Berdasarkan hasil uji realibilitas yang telah dilakukan, menunjukan

bahwa nillai cronbach’s alpha variabel X (multikultural) yaitu sebesar

(0,759) dan nilai cronbach’s alpha variabel Y (pengembangan Kebangsaan)

yaitu sebesar (0,841). dari hasil tersebut peneliti dapat mengambil kesimpulan

bahwa instrumen yang digunakan dapat dipercaya dan dapat digunakan

sebagai alat pengumpulan data.

Page 94: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

81

D. Uji Prasyarat Analisis Data

1. Uji Normalitas

Uji Normalitas adalah sebuah uji yang dilakukan dengan tujuan

untuk menilai sebaran data pada sebuah kelompok data atau variabel,

apakah sebaran data tersebut berdistribusi normal ataukah tidak. Uji

normalitas data bertujuan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh

dari hasil penelitian berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas

dilakukan untuk memudahkan peneliti dalam perhitungan dan analisis

data yang diperoleh dari tempat penelitian103

.

Dalam penelitian yang dilakukan ini peneliti menggunakan metode

Kolmogorov-Smirnov terhadap masing-masing variable. Pengambilan

keputusan adalah sebagai berikut:

a. Jika nilai signifikan < 0,05 maka data residual tidak

berdistribusi normal.

b. Jika nilai signifikan > 0,05 maka data residual berdistribusi

normal.

Tabel 4.6

Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Understandarized

Residual

N 70

Normal

Mean ,0000000

Std. Deviation 4.58192810

Most Extreme

Differences

Absolute ,085

Positive ,060

Negative -,085

Test Statistic ,085

103

Darwyan Syah, dkk. Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Gaung Persada Press,

2010), hlm. 67.

Page 95: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

82

Asymp. Sig (2-tailed)

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

d. This is a lower bound of the true significance

Dari data tersebut dapat disimpulkan, bahwa hasil uji normalitas

data yang disajikan pada table 14 terdapat nilai signifikan sebesar

0,200. Hal ini menunjukan nilai tersebut signifikan, karena 0,200 >

0,05, dengan demikian berdasarkan data yang telah disajikan tersebut

dapat ditarik kesimpulah bahwa data dalam penelitian ini berdistribusi

normal atau telah memenuhi uji asumsi dasar tentang kenormalan.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas adalah pengujian mengenai sama tidaknya

variansi-variansi dua buah distribusi atau lebih.

Tabel 4.7

Hasil Uji Homogenitas

Test of Homogenety of Variances

Levene Statistic dF1 dF1 Sig

,978 1 138 ,324

Tebel 4.8

ANOVA

Variabel

Sum of

Square

Df Mean

Square

F Sig

Between

Groups

130.179 1 130.179 2.994 ,086

Within

Groups

5999.614 138 43.457

Total 6129.139 139

Page 96: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

83

Berdasarkan hasil uji homogenitas pada table 15 tersebut

menunjukan bahwa variable aktualisasi nilai-nilai multicultural dan

variable pengembangan kebangsaan memiliki nilai signifikan 0,324 >

0,05. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa data penelitian ini

homogeny atau memiliki varian yang sama. Dengan demikian data-data

yang ada pada penelitian ini adalah data yang telah memenuhi syarat

homogenitas dan dapat dianalisis dengan penelitian.

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas adalah uji yang menilai apakah ada

ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada

model regresi linear. Apabila asumsi heteroskedastisitas tidak

terpenuhi, maka model regresi dinyatakan tidak valid sebagai alat

peramalan.

Tabel 4.9

Hasil Uji Heteroskedasititas

Model Understandarized

Coefficients

Understandarized

Coefficients

t

Sig B Std.

error

Beta

1 (Constant) 3.283 2.298 1.664 ,101

Aktualisasi

Nilai-nilai

Multikultural

-,016 ,037 -,050 -,415 ,680

a. Dependent Variable: RES2

Berdasarkandata yang disajikan pada table 17 hasil uji

heteroskedasititas menunjukan bahwa nilai signifikan 0,680 > 0,05

sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala

heteroskedastisitas. Dengan demikian data-data yang ada pada tebel

tersebut menunjukan bahwa data tersebut adalah data yang telah

memenuhi syarat heteroskedastisitas dan dapat dianalisis dengan

penelitian.

Page 97: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

84

4. Uji Linearitas

Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel

mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Uji ini

biasanya digunakan sebagai prasyarat dalam analisis korelasi atau

regresi linear. Pengujian pada SPSS dengan menggunakan Test for

Linearity dengan pada taraf signifikansi 0,05. Untyuk mempermudah

dalam pengambilan keputusan , maka peneliti terlebih dahulu

menentukan hipotesis dalam uji linearitas adalah sebagai berikut :

: regresi linear

: regresi non linear

Kriteria Pengujian :

Terima jika F hitung < F tabel

Terima jika F hitung > F table

Berikut adalah hasil uji linearitas data penelitian yang telah diolah

mengguanakan SPSS.

Tabel 4.10

Hasil Uji Linearitas

ANOVA Table

Model Sum of

Square

df Mean

Square

F Sig

Kebangsaan*

Multikultural

Between

Groups

(Combined) 2617.720 21 124.653 5.764 .000

Linearity 2207.181 1 2207.181 102.061 .000

Deviation

From

Linearity

410.539 20 20.527 ,949 ,534

Within Group 1038.051 48 21.626

Total 3655.771 69

Page 98: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

85

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 18 tentang hasil uji

linearitas menunjukan bahwa data aktualisasi nilai-nilai multikultural

memiliki nilai signifikan 0,534 > 0,05 dan memiliki nilai F hitung

sebesar 0,949 < F tabel 3,98.sehingga dapat disimpulkan bahwa

terdapat hubungan yang linear secara signifikan antara data variabel

aktualisasi nilai-nilai multikultural. Berdasarkan hipotesis yang telah

ditentukan maka diterima atau berpola linier. Dengan demikian

data-data yang disajikan pada tabel 4.18 dalam penelitian ini adalah

data yang telah memenuhi syarat linearitas dan dapat dianalisis dengan

penelitian.

5. Uji Koefisien Korelasi

Untuk mengetahui apakah terdapah pengaruh antara penanaman

nilai-nilai multikultural dalam pembelajaran PAI terhadap

pengembangan kebangsaan siswa, maka peneliti menganalisa data

dalam bentuk analisis kuantitatif dengan rumus product moment. Hasil

perolehan nilai dari variabel Multikultural dan variabel Pengembangan

Kebangsaan melalui korelasi product moment adalah sebagai berikut:

rxy = ∑ ∑ ∑

∑ ∑ ∑ ∑

= 70. (255648) - (4184).(4266)

√{(70.252746) - }. {(70. 262837) –

= 17895360 – 17848944

√(17692220 – 17505856) (18398590 – 18198756)

= 46416

√(186364) (199834)

= 46416

√ 37241863576

= 46416

192981,51

= 0,240

Page 99: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

86

Berdasarkan hasil perhitungan korelasi product moment dapat

diketahui bahwa hubungan antara variabel multikultural (X) dengan

variabel pengembangan kebangsaan (Y) sebesar 0,240 dalam arah

positif, dengan kata lain penanaman nilai-nilai multikultural dalam

pembelajaran PAI memiliki pengaruh terhadap pengembangan

kebangsaan siswa. Koefisien korelasi sebesar 0,240 tersebut jika

diinterpretasikan dalam bentuk tabel koefisien korelasi termasuk dalam

kategori rendah.

Tebel 4.11

Interval Kategori

0,00 – 0,19 Sangat Rendah

0,20 – 0,39 Rendah

0,40 – 0,69 Sedang

0,70 – 0,89 Kuat

0,90 – 1,00 Sangat Kuat

E. Hasil Uji Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan antara penanaman nilai-nilai

multikultural dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam

terhadap pengembangan kebangsaan di SMA Kharisma Bangsa

Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara penanaman nilai-

nilai multikultural dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam

terhadap pengembangan kebangsaan di SMA Kharisma Bangsa

Setelah mendapatkan nilai korelasi sebesar 0,240 kemudian nilai

tersebut dikonsultaskan pada nilai r tabel dengan rumus:

Df = N – nr

= 70 – 2 = 68

Page 100: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

87

Maka hasilnya adalah sebagai berikut:

Jumlah sampel : N = 70

Derajat bebas : db = N – nr = 70 – 2 = 68

r hitung = 0,240

r tabel 5% = 0,235

Karena r hitung > r tabel, maka dapat diambil kesimpulan Ho

ditolak dan Ha diterima. Yang artinya terdapat pengaruh yang

signifikan antara multikultural dengan pengembangan kebangsaan

siswa di SMA Kharisma Bangsa.

F. Hasil Uji Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi ( merupakan pengkuadratan korelasi

secara simultan (r) antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y)

untuk menghitung seberapa jauh hubungan antara keduanya atau

koefisien determin. Hasil perhitungan determinasi adalah sebagai

berikut:

KD = x 100%

= x 100%

= 0,0576 x 100%

= 5,76

= 5,7%

Berdasarkan hasil perhitungan KD dari 100% dapat disimpulkan

bahwa hubungan antara variabel X dan variabel Y memiliki pengaruh

yang signifikan. Adapun koefisien penentunya yaitu ( yang berarti

penerapan nilai-nilai multikultural dalam pembelaran PAI memeberikan

pengaruh terhadap pengembangan kebangsaan terhadap siswa di SMA

Kharisma Bangsa. Adapaun kontribusi penanaman nilai-nilai

multikultural sebesar 5,7 % sedangkan 94,3% lainnya dipengaruhi oleh

sebab faktor-faktor yang lain.

Dengan demikian berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di

SMA Kharisma Bangsa dapat disimpulkan bahwa penanaman nilai-nilai

Page 101: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

88

multikultural terhadap pengembangan kebangsaan memberikan

kontribusi yang relative rendah.

G. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil pengujian statistik dari angket yang diberikan kepada

70 orang siswa yang dijadikan sebagai responden menunjukan bahwasanya

terdapat pengaruh yang signifikan dari penanaman nilai-nilai multikultural

dalam pembelajaran PAI terhadap pengembangan kebangsaan siswa di

SMA Kharisma Bangsa. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji validitas dan

realibitas yang dilakukan, dimana hanya terdapat 1 soal yang tidak valid

pada variabel X tepatnya pada soal nomor 11. Selanjutnya hasil dari angket

tersebut diidentifikasi dan dianalisis menggunakan uji prasyarat analisis

data, diantaranya uji normalita, uji homogenitas, uji heteroskedastisitas, dan

uji linearitas, sehingga kemudian dapat diketahui bahwa penanaman nilai-

nilai multikultural dalam pembelajaran PAI memberikan pengaruh terhadap

pengembangan kebangsaan. Hal ini dapat dibuktikan dengan perhitungan uji

statistik yang menggunakan rumus “r” yang selanjutnya diperoleh nilai r

hitung sebesar 0,240 setelah dikonsultasikan dengan “r” pada taraf

signifansi sebesar 0,235 dan selanjutnya diketahui bahwa r hitung lebih

besar dari r tabel hal ini menunjukan bahwa hipotesis alternative (Ha) yang

berbunyi “Terdapat pengaruh yang signifikan antara penanaman nilai-nilai

multikultural dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam terhadap

pengembangan kebangsaan di SMA Kharisma Bangsa” diterima, sedangkan

hipotesis nihil (Ho) yang berbunyi “Tidak terdapat pengaruh yang signifikan

antara penanaman nilai-nilai multikultural dalam pembelajaran Pendidikan

Agama Islam terhadap pengembangan kebangsaan di SMA Kharisma

Bangsa” ditolak.

Selain daripada itu untuk memperkuat hasil dari uji statistik yang

dilakukan, peneliti terlebih dahulu melakukan observasi dan wawancara.

Dalam observasi yang dilakukan peneliti melakukan pengamatan di kelas 10

Oxford yang terdiri dari 12 orang siswi. Dalam pengamatan yang dilakukan

Page 102: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

89

terlihat bahwa kedisiplinan guru dan juga siswa sangat tinggi. Guru masuk

tepat waktu, dan siswa sudah berada di kelas sebelum guru memasuki

ruangan kelas. Selain itu penanaman nilai-nilai keagamaan di SMA

Kharisma Bangsa sudah sangat baik. Hal ini terlihat dari pembiasaan

membaca do’a sebelum pembelajaran berlangsung. Peneliti juga mengamati

cara guru menyampaikan materi pelajaran dan metode yang digunakan.

Peneliti mengamati bahwa dalam prakteknya Ibu Kharisma selaku guru PAI

tidak hanya menggunakan metode ceramah, tetapi juga menggunakan

metode sharing group dan lainnya yang menarik siswa dalam mengikuti

kegiatan pembelajaran. Selain itu siswa juga berperan aktif dalam proses

kegiatan belajar, siswa aktif bertanya dan menjawab setiap pertanyaan yang

diajukan. Ibu Kharisma selaku gurupun selalu mengajak siswa untuk

mengemukakan jawaban, pertanyaan dan pendapatnya. Hal ini menunjukan

bahwasanya siswa dan siswi SMA Kharisma Bangsa susdah menerapkan

nilai-nilai keagamaan dengan baik, selain itu juga guru memberikan wadah

bagi siswa untuk bisa berbaur dengan siswa yang lainnya dalam proses

pembelajaran yang dengan hal tersebut dapat melatih dan membiasakan

siswa menghargai dan terbuka dalam menanggapi perbedaan yang ada.

Selanjutnya setelah melakukan observasi peneliti melakukan

wawancara dengan guru mata pelajaran Agama atau PAI SMA Kharisma

Bangsa yaitu Ibu Kharisma. Dalam wawancara tersebut peneliti ingin

mengetahui bagaimana guru menyampaikan nilai-nilai multikultural yang

terkandung dalam pembelajaran Agama atau PAI terhadap siswa SMA

Kharisma Bangsa yang notabene memiliki keragamanan baik dari segi

budaya (culture), agama sampai dengan suku bangsa. Dari wawancara

tersebut peneliti mendapatkan informasi bahwasanya memang bukan materi

mengenai multikultural langsung yang terkandung dalam pembelajaran

Agama atau PAI tetapi lebih kepada output sikap dari pembelajaran materi

tersebut. Selain itu Ibu Kharisma menuturkan bahwasanya penerapan nilai-

nilai multikultural dalam pembelajaran PAI sangatlah perlu. Karena

menurutnya masih banyak anak yang belum terbiasa dikenalkan dengan

Page 103: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

90

perbedaan. Perbedaan yang sedikit mencolok di SMA Kharisma bangsa

adalah tentang perbedaan madzhab, dikarenakan banyak siswa yang berasal

dari Turki dan Negara Timut Tengah lainnya. Guru sebagai pendidik

haruslah mengerti dan memahami keberagaman yang ada itu sendiri,

khususnya dalam pembelajaran Agama Islam, pemahaman guru haruslah

mendalam sehingga dapat menjadikan siswa lebih mengerti banyak hal

mengenai perbedaan dan menjadi lebih terbuka dan dapat menerima

perbedaan yang ada .Selanjutnya Ibu Kharisma juga menjelaskan mengenai

metode yang biasa digunakan guru dalam pembelajaran PAI di SMA

Kharisma Bangsa sangatlah beragam. Hal ini bertujuan agar siswa lebih

tertarik dan bersemangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran PAI.

Biasanya guru menggunakan metode ceramah untuk beberapa materi yang

memang lebih banyak membutuhkan penjelasan, terkadang juga

menggunakan metode sharing/diskusi kelompok, drama dan lain

sebagainya. Selain itu Ibu Kharisma menambahkan bahwasanya dalam

menyampaikan materi yang dijadikan rujukan dan referensi bukan hanya

buku wajib yang diberikan oleh pemerintah, tetapi juga banyak

menggunakan buku-buku lain sebagai sumber rujukan, baik buku nasional,

dan internasional, ataupun buku-buku mengenai Pendidikan Agama Islam

yang berbahasa Inggris, Arab atau buku-buku lainnya yang menunjang

pembelajaran. Hal tersebut menunjukah bahwa dalam prosesnya guru sudah

memberikan fasilitas bagi siswa dan mewadahi mereka untuk lebih

mengenal keberagaman dalam pembelajan PAI. Dalam hal ini Ibu Kharisma

sudah berusaha untuk bersifat adil dan memberikan penjelasan yang mudah

dipahami oleh siswa mengenai perbedaan yang ada di sekelilingnya,

khusunya dalam perbedaan madzhab dan agama.

H. Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini tentunya masih terdapat banyak sekali berbagai

kelemahan dan kekurangan. Walaupun penulis sudah berusaha semaksimal

mungkin berusaha memberikan hasil penelitian ini dengan sebaik-baiknya.

Page 104: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

91

Penulis menyadari bahwa keterbatasan penelitian ini diantaranya penulis

hanya menggunakan instrumen angket dan wawancara sebagai instrumen

pengumpulan data, walaupun sebenarnya tidak cukup hanya dengan

menggunakan kedua metode itu saja dan dikarenakan waktu yang penulis

miliki tidaklah banyak. selanjutnya pada penelitian ini peneliti tidak dapat

menggunakan random sampling, dikarenakan kebijakan yang diberikan oleh

pihak sekolah. Dan terakhir sebagai pribadi, penulis memiliki banyak sekali

keterbatasan kemampuan dalam melakukan penelitian, kurangnya

pemahaman dan pengetahuan penulis dalam pembuatan karya ilmiah, juga

sumber dan literatur yang masih sangat kurang.

Page 105: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

92

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dan analisis terhadap penelitian tentang

Aktualisasi Nilai-nilai Multikultural dalam Pembelajaran PAI dalam

Kerangka Pengembangan Kebangsaan Terhadap Siswa di SMA Kharisma

Bangsa, terdapat beberapa temuan yang dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Hasil yang didapatkan dalam penelitian ini menunjukan bahwa terdapat

pengaruh dengan nilai signifikan yang rendah antara penanaman nilai-

nilai multikultural terhadap pengembangan kebangsaan siswa di SMA

Kharisma Bangsa. Hal ini dibuktikan dengan diperolehnya nilai r hitung

sebesar 0,240, r tabel sebesar 0,235 dan termasuk kategori rendah (r

hitung pada rentang 0,20 – 0,39) dengan KD sebesar 5,7. Karena nilai r

hitung > r tabel dengan demikian Ha diterima dan Ho ditolak, dari

pemaparan hal tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat

pengaruh yang signifikan anatara penanaman nilai-nilai multikultural

dalam pembelajaran PAI terhadap pengembangan kebangsaan siswa di

SMA Kharisma Bangsa dengan kontribusi yang diberikan hanya

sebesar 5,7%.

2. SMA Kharisma Bangsa memiliki visi,misi, tujuan dan nilai-nilai yang

sangat menjunjung tinggi keberagaman (Kebhinekaan), Kharisma

Bangsa juga sangat menjunjung tinggi dan merangkul semua

perbedaan/keberagaman yang ada di lingkungan sekolah. Hal ini

terbukti dari prinsip yang diterapkan, dan kultur yang ada di sekolah

tersebut.

3. Metode penanaman nilai-nilai multikultural di SMA Kharisma Bangsa

menggunakan metode keteladanan dan pembiasaan yang sesuai dengan

visi, misi, dan nilai-nilai Kharisma Bangsa, yakni keberagaman, unggul,

tanggungjawab dan hormat.

Page 106: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

93

4. Penanaman nilai-nilai multikultural dalam pembelajaran PAI terhadap

siswa di SMA Kharisma Bangsa meliputi sikap saling toleran, saling

menghormati, dapat menerima pendapat orang lain, saling bekerja

sama, tidak bermusushan, serta tidak adanya konflik yang disebabkan

oleh perbedaan budaya, suku, bahasa, adat istiadat, dan agama.

5. Bentuk dari penanaman nilai-nilai multikultural bukan dalam bentuk

materi mengenai multikultural yang ada di dalam buku ajar PAI, tetapi

lebih kepada output dari hasil atau proses pembelajaran PAI itu sendiri.

B. Implikasi

Berdasarkan hasil analisis data diperoleh kesimpulan bahwa terdapat

hubungan yang signifikan antara penanaman nilai-nilai multicultural dengan

pengembangan kebangsaan, dalam penelitian ini dapat diimplikasikan

bahwa perlunya upaya guru PAI untuk turut serta dalam mengenalkan

tentang nilai-nilai multikultural, agar siswa dapat lebih terbiasa dan dapat

menerima perbedaan yang ada khususnya mengenai perbedaan agama.

Selain itu guru juga harus memberikan contoh hidup untuk saling

menghargai di lingkungan sekolah, maupun di lingkungan bermasyarakat.

C. Saran

Besar harapan penulis agar penelitian ini dapat memberikan

sumbangan pemikiran yang kelak akan digunakan sebagai salah satu usaha

untuk mengembangkan dan meningkatkan mutu pendidikan. Untuk izinkan

peneliti untuk memberikan saran kepada beberapa pihak:

1. Untuk guru sebagai pendidik, dalam proses pembelajaran guru adalah

sebagai pengendali utama, untuk itu diharapkan guru dapat lebih tepat

dalam menentukan dan menerapkan metode yang dirasa cocok dan

sesuai dengan kebutuhan siswa agar pembelajaran PAI yang dilakukan

dapat membuat siswa lebih tertarik untuk mengikutinya. Guru juga

harus selalu memberikan contoh dan keteladanan dalam bersikap agar

dapat diikuti oleh siswanya. Selain itu guru harus memiliki pengetahuan

Page 107: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

94

dan wawasan yang luas sehingga dapat mengembangkan materi dan

memperdalam pengetahuan siswa.

2. Untuk SMA Kharisma Bangsa, hendaknya sekolah sebagai fasilitator

yang menyediakan ruang belajar bagi siswa tidak hanya

mentransformasikan nilai-nilai multikultural dalam ranah level pribadi

siswa dan lingkungan sekolah saja, tetapi juga harus bisa sampai pada

level masyarakat.

3. Untuk siswa hendaknya bisa terus mengaplikasikan visi misi dan nilai-

nilai SMA Kharisma Bangsa, serta hidup rukun dan toleransi antar

sesama bukan hanya di lingkungan sekolah, tetapi juga di lingkungan

masyarakat.

Page 108: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

95

DAFTAR PUSTAKA

Alam, Lukis. Aktualisasi Pendidikan Islam dalam Keluarga (Perspektif Al-Qur’an

Surat Luqman), Vol. 06 No. 02 Juli-Desember 2016.

Arikunto, Suharsismi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta:

PT. Rineka cipta, 2002), cet.XII.

Aulia, Vivi dan Moh. Yamin. Meretas Pendidikan Toleransi (Pluralisme dan

Multikulturalisme sebuah Keniscayaan Peradaban).

Azman, Nasionalisme dalam Islam, Jurnal Al-Daulah, Vol. 6, No. 2, Desember

2017.

Baidhawy, Zakiyuddin. Pendidikan Agama Berwawasan Multikultural, (Jakarta :

Erlangga, 2005).

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung: Syamil

Qur’an).

Diniarti, Embun Bening. Mengenal Masyarakat Multikultural dan

Karakteristiknya, https://blog.ruangguru.com/mengenal-masyarakat-

multikultural-dan-karakteristiknya , diakses pada Selasa, 21 Mei 2019.

Erwin, Muhamad. Pendidikan Kewargananegaraan Republik Indonesia, (Bandung

: Refika Aditma, 2013), Cet.Ke-3.

Hamalik, Oemar. Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta, Bumi Aksara, 1999).

http://dosensosiologi.com/pengertian-multikultural-latar-belakang-ciri-dan-

bentuknya-lengkap/, diakses pada Selasa, 21 Mei 2019.

http://dosensosiologi.com/pengertian-multikultural-latar-belakang-ciri-dan-

bentuknya-lengkap/, diakses pada Selasa, 21 Mei 2019.

Isna, Mansur. Diskursus Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Global Pustaka Utama,

2001).

Juliardi, Budi. Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta :

PT. RajaGrafindo, 2017), cet. Ke-2.

Jurnal Al-ta’dib, Pendidikan Agama Islam dalam Sistem Pendidikan Nasional

Indonesia, hlm. 101, diakses pada Selasa, 2 April 2019, pukul. 12.54.

Page 109: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

96

Kartawisastra, Una. Strategi Klarifikasi Nilai, (Jakarta: P3G Depdikbud, 1980).

Lesrtariningsih, Wahyu Adya. Penanaman Nilai-nilai Multikultural dalam

Pembelajaran Sejarah di SMA Negeri 1 Rembang Tahun pelajaran

2017/218, Iindonesian Journal of History Education , 2018, diakses pada

17 Juli 2019.

Maarif, Syamsul. Islam dan Pendidikan Pluralisme; Menampilkan Wajah Islam

Toleran Melalui Kurikulum PAI Berbasis Kemajemukan, disampaikan

dalam Annual Confrence di Lembang Bandung, sumber

www.google.com/pluralisme-pendidikan, diakses tanggal 16 Februari

2019.

____________. Revitalisasi Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007).

Martono, Nanang. Metode Penelitian Kuantitati; Analisis Isi dan Analisis Data

Sekunder, (Jakarta; PT. Raja Grafindo, 2014).

Maslikhah, Quo Vadis : Pendidikan Multikultural Rekontruksi Sistem Pendidikan

Berbasis kebangsaan, (Salatiga: STAI Salatiga Press, 2007).

Muhaimin, dkk., Paradigma Pendidikan Agama Islam: Upaya Mengefektifkan

Pendidikan Agama Islam di Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2012).

Muliadi, Erlan. Urgensi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berbasis

Multikultural di Sekolah, Jurnal Pendidikan Islam, Vol 1, 2012.

Mudzar, Atho. Meretas Wawasan dan Praktis Kerukunan Umat Beragama di

Indonesia dalam Bingkai Masyarakat Multikultural, (Jakarta: Puslitbang

Kehidupan Beragama, 2005).

Nata, Abuddin. Paradigma Pendidikan Islam, (Jakarta: Grasindo, 2007), cet. I.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor. 55 Tahun2007 tentang

Pendidikan Agama dan Keagamaan.

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2012).

Sani, Ahmad Faiz Ibnu. NU Usul Sebut kafir ke Non Muslim Indonesia Dihapus,

Tempo Nasional, 2019.

Saubani, Andri. Said Aqil Jelaskan Perbedaan Kafir dan Non-Muslim, Khazanah

Republika, 2019.

Page 110: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

97

Sudijono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2011), Cet. 23.

Sugiono, Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2010).

Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya, 2012), cet. 8.

Suparman, Heru. Multikultural dalam Perspektif Al-Qur’an, Jurnal Studi Al-

Qur’an dan Hadist, vol. 1, no. 2, 2017.

Suryana, Yaya. Pendidikan Multikultural Suatu Upaya Penguatan jati Diri

Bangsa (Bandung : Pustaka Setia).

Suryani dan Hendryadi, Metode Riset Kuantitatif; Teori dan Aplikasi pada

Penelitian Bidang Manajemen dan Ekonomi Islam, (Jakarta: Prenada

Media Group, 2015).

Syam, Mohammad Nur. Pendidikan Filasafat dan Dasar Filsafat Pendidikan

(Surabaya: Usaha Nasional, t.t)

Syeirazi, M. Kholid. Non Muslim Bukan Kafir, NU Online, 2019.

Thoha, M. Chatib. Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Yogyakarta : Pustaka

Pelajar, 2006), cet. 1.

Tim Penyusuk KBBI, Kamus Besar Bahasa Indoensia (KBBI, (Jakarta: Balai

Pustaka, 2005).

Uhbiyati, Nur. Ilmu Pendidikan Islam (IPI), Bandung; CV Pustaka Setia, 1998).

W.J.S. Purwadaminta, Kamus Umum bahasa Indonesia (Jakarta; Balai Pustaka,

1999).

Winarno, Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan :Panduan Kuliah di

Perguruan Tinggi, (Jakarta : Bumi Aksara, 2017).

Yusuf, Choirul Fuad. Pendidikan Agama Berwawasan Kerukunan, (Jakarta, PT.

Pena Citra Satria, 2008)

Page 111: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

Angket ini diajukan kepada siswa SMA Kharisma bangsa untuk meneliti tentang

“Aktualisasi Nilai-Nilai Multikultural dalam Pembelajaran PAI dalam

Kerangka Pengembangan Kebangsaan di SMA Kharisma Bangsa”

Identitas Responden

Nama :

Kelas :

Umur :

Jenis Kelamin :

Petunjuk Pengisisan Angket:

1. Bacalah bismillah sebelum menjawab pertanyaan

2. Berilah tanda centang ( ) pada jawaban yang dianggap paling tepat dan

sesuai dengan kenyataan yang kalian ketahui

3. Pengisian angket ini tidak mempengaruhi nilai, maka dari itu diharapkan

siswa dapat mengisi dengan benar dan jujur.

4. Angket ini bertujuan untuk penelitian ilmiah, untuk memenuhi penelitian

skripsi.

5. Terimakasih atas partisipasinya dan selamat mengerjakan.

No

Pertanyaan

Alternatif jawaban

Selalu Sering Kadang-

kadang

Jarang Tidak

Pernah

1 Saya menjunjung tinggi

nilai-nilai keberagaman

sesuai nilai-nilai dasar

Kharisma Bangsa

2 Saya menghargai orang

yang berbeda budaya,

suku bangsa, etnik dan

Page 112: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

agama.

3 Guru mengajarkan

tentang pentingnya hidup

bersama dalam

keberagaman

4 Guru tidak membedakan

murid yang satu dengan

yang lainnya karena

perbedaan budaya, suku

bangsa, etnik dan agama.

5 Semua murid

mendapatkan fasilitas,

materi, dan perhatian

yang sama dalam

pembelajaran

6 Guru menggunakan

bahasa Indonesia/Inggris

untuk memudahkan

siswa memahami dan

mengerti mengenai

materi ajar yang

disampaikan

7 Sekolah memfasilitasi

siswa dengan kegiatan

extrakurikuler yang

membuat siswa satu dan

lainnya semakin dekat

8 Guru membuat kelompok

belajar dalam setiap

pertemuannya untuk

Page 113: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

mendekatkan siswa yang

berbeda budaya, suku

bangsa, etnik dan agama.

9 Kelompok belajar

membuat saya

menghargai dan toleran

terhadap siswa yang

berbeda budaya, suku

bangsa, etnik dan agama.

10 Guru menyampaikan

tentang materi

pembelajaran yang

berkaitan dengan

keberagaman

11 Pihak sekolah, guru dan

staf sekolah

membedakan siswa

berdasarkan budaya,

suku bangsa, etnik dan

agamanya.

12 Budaya sekolah

membiasakan saya untuk

memberikan senyum,

sapa, salam kepada

semua termasuk siswa

yang berbeda budaya,

suku bangsa, etnik dan

agamanya.

13 Saya menghargai nilai-

nlai keberagaman dengan

Page 114: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

tidak memilih-milih

kawan.

14 Saya berkomunikasi

menggunakan bahasa

Indonesia/Inggris di

lingkungan sekolah

untuk memudahkan

siswa yang warga

sekolah lainnya megerti

apa yang saya

sampaikan.

15 Saya suka bertukar

pikiran dengan siswa

yang berbeda budaya,

suku bangsa, etnik dan

agama dengan saya

dalam kegiatan

pembelajaran.

16 Saya menghargai nilai-

nilai luhur pancasila

termasuk sila ketiga yaitu

persatuan Indonesia

17 Saya cenderung ingin

bersatu dengan orang

yang memiliki

persamaan nasib.

18 Saya cenderung ingin

berkumpul dengan

orang-orang yang

memiliki latar belakang

Page 115: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

yang sama.

19 Saya tetap berusaha

memahami keberagaman

yang ada di sekeliling

saya

20 Saya menjadikan

kebhinekaan sebagai

dasar dalam menjalankan

kehidupan berbangsa dan

bernegara

21 Saya berusaha menjadi

warga negara yang baik

dengan menjunjung

tinggi nilai-nilai

pancasila dalam

kehidupan di lingkungan

sekolah.

22 Saya menjunjung tinggi

sopan dan santun sebagai

identitas kebangsaan

23 Saya dapat melihat

perbedaan yang

mencolok diantara siswa

yang berbeda budaya,

suku bangsa, etnik,

agama dan golongan

lainnya.

24 Saya mematuhi peraturan

dan larangan yang telah

dibuat oleh sekolah

Page 116: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

sebagai bukti bahwa saya

warga negara yang baik.

25 Saya belajar dengan giat

tanpa membedakan

dengan siapa saya belajar

dan berkumpul.

26 Saya aktif bertanya dan

menjawab dalam

pembelajaran

27 Saya melaksanakan hak

dan kewajiban sebagai

seorang warga negara

yang baik dalam

kehidupan sehari-hari di

sekolah

28 Saya turut berpartisipasi

dalam kegiatan

peringatan hari besar

nasional sebagai bentuk

nasionalisme sebagai

warga negara

29 Setiap siswa berpegang

teguh pada nilai-nilai

dasar sekolah

(keberagaman, unggul,

tanggungjawab, respek)

sebagai pedoman dalam

kehidupan sehari-hari.

30 Saya merasa perbedaan

dan keberagaman

Page 117: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

budaya, suku bangsa,

etnik dan agama semakin

menguatkan persatuan

dan kesatuan antar

sesama warga negara

Indonesia

Page 118: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai
Page 119: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

Tabel Hasil perhitungan korelasi product moment

Responden X Y XY

1 69 59 4761 3481 4071

2 67 63 4489 2268 4221

3 60 53 3600 2809 3180

4 65 72 4225 5184 4680

5 67 62 4489 3844 4154

6 60 69 3600 4761 4140

7 45 62 2025 3844 2790

8 59 61 3481 3721 3599

9 51 55 2601 3925 2805

10 55 60 3025 3600 3300

11 57 66 3249 4356 3762

12 68 63 4624 3969 4284

13 60 62 3600 3844 3720

14 57 60 3249 3600 3420

15 67 66 4489 4356 4422

16 53 53 2809 2809 2809

17 58 72 3364 5184 4176

18 53 66 2809 4356 3498

19 54 48 2916 2304 2592

20 52 68 2704 4624 3536

21 56 58 3136 3364 3248

22 60 69 3600 4761 4140

23 58 45 3364 2025 2610

24 65 63 4225 3969 4095

25 69 60 4761 3600 4140

26 60 56 3600 3136 3360

27 65 63 4225 3969 4095

28 56 62 3136 3844 3472

29 62 63 3844 3969 3906

30 65 67 4225 4489 4355

31 69 68 4761 4624 4692

32 67 63 4489 3969 4221

33 60 60 3600 3600 3600

34 65 69 4225 4761 4485

35 67 61 4489 3721 4087

Page 120: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

36 60 59 3600 3481 3540

37 45 66 2025 4356 2970

38 59 64 3481 4096 3776

39 51 60 2601 3600 3540

40 55 72 3025 5184 3960

41 57 73 3249 5329 4161

42 68 73 4624 5329 4964

43 60 54 3600 2916 3240

44 57 67 3249 4489 3819

45 67 69 4489 4761 4623

46 53 59 2809 3481 3127

47 58 42 3364 1764 2436

48 53 64 2809 4096 3392

49 54 46 2916 2116 2484

50 52 62 2704 3844 3224

51 56 57 3136 3249 3249

52 60 74 3600 5476 4440

53 58 67 3364 4489 3886

54 65 60 4225 3600 3900

55 69 57 4761 3249 3933

56 60 45 3600 2025 2700

57 65 61 4225 3721 3965

58 56 58 3136 3364 3248

59 62 47 3844 2209 2914

60 65 49 4225 2401 3185

61 69 53 4761 2809 3657

62 67 55 4489 3025 3685

63 60 57 3600 3249 3420

64 65 62 4225 3844 4030

65 67 61 4489 3721 4087

66 60 58 3600 3364 3480

67 45 66 2025 4356 2970

68 59 52 3481 2704 3068

69 51 60 2601 3600 3060

70 55 70 3025 4900 3850

∑ 4184 4266 252746 262837 255648

Page 121: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

PEDOMAN OBSERVASI

No Aktivitas yang Dilakukan Keterangan

1 Masuk kelas tepat waktu Baik guru maupun siswa masuk kelas

tepat waktu. Siswa sudah berada di

dalam kelas 5 menit sebelum guru

masuk, dan guru masuk sebelum bel

berbunyi.

2 Membaca do’a terlebih dahulu

sebelum memulai kegiatan

pembelajaran

Guru mempersilahkan siswa untuk

membaca doa sesuai dengan

kepercayaan dan agama yang dianut

oleh masing-masing siswa.

3 Guru menyampaikan materi

dengan metode yang mudah

dipahami oleh siswa

Guru menggunakan metode yang

berbeda-beda dalam setiap

pertemuannya bergantung materi yang

akan disampaikan, selain itu guru juga

mengajar dengan metode yang

menyenanagkan sehingga sangat sulit

bagi siswa untuk memahami materi

yang diberikan dan siswa pun sering

mendapat nilai yang baik.

4 Guru membentuk kelompok

dalam kegiatan pembelajaran

Pada beberapa kesempatan guru

membuat kelompok belajar atau

kelompok untuk diskusi untuk

memudahkan siswa dalam berinteraksi

dan saling menanggapi satu sama lain.

5 Siswa dapat berinteraksi dan

berkomunikasi dengan teman

satu kelompoknya dengan baik

Siswa berinteraksi dan berkomunikasi

dengan baik di dalam kelas maupun di

dalam kelompok belajarnya. Siswa

aktif bertanya dan menawab pertanyaan

teman satu kelompoknya.

Page 122: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

6 Siswa berperan aktif dalam

kegiatan pembelajaran di dalam

kelas

Siswa juga sudah aktif dalam

memberikan pendapat dan

mengemukan kritik dan saran dalam

proses pembelajaran di kelas.

7 Siswa dipersilahkan memberikan

pertanyaan dan menanggapi

pertanyaan sesuai dengan materi

yang telah diberikan

Guru selalu memberi kesempatan

kepada siswa untuk bertanya dan

menanggapi setiap pertanyaan.

8 Siswa dapat mengikuti kegiatan

pembelajarn dengan baik

Siswa sangat tertib dalam belajar dan

memberi tanggapan yang pertanyaan

pada saat guru memperssilahkan.

9 Siswa terlihat menerapkan prinsip

toleransi dan menghargai siswa

lainnya dalam proses

pembelajaran

Dalam proses pembelajaran PAI siswa

saling menghargai dan toleransi

walaupun bergabung dengan teman

yang memiliki latar belakang, budaya,

etnik, suku bangsa dan agama.

Page 123: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN GURU PAI SMA

KHARISMA BANGSA

Nama Sekolah : SMA Kharisma Bangsa

Tanggal Penelitian : 06 September 2019

Nama Guru : Kharisma

1. Apa yang Ibu/Bapak ketahui tentang Pendidikan berbasis

multikultural?

Jawab :

Pendidikan multikultural adalah pendidikan berbasis

keberagaman. Dalam penerapannya guru harus bisa mengolah

keragaman tersebut dengan adil tanpa cenderung atau

memprioritaskan salah satu golongannya.

2. Apakah perlu wawasan multikultur diterapkan dalam

pembelajaran PAI?

Jawab :

Sangat perlu. Karena anak sekarang sangat jarang

dikenalkan dengan perbedaan dan keragaman. Di Kharisma

Bangsa sendiri, salah satu hal yang saya lakukan dalam

mengenalkan keberagaman adalah dengan mengenalkan

keberagaman madzhab yang ada, karena di sekolah ini tidak

hanya ada warga dari daerah dan budaya yang berbeda tetapi

juga dari agama, negara, dan kultur mereka yang berbeda-beda.

Sehingga siswa mengethui perbedaannya dan dapat menerima

keberagaman tersebut.

Guru sebagai pendidik haruslah mengerti dan memahami

keberagaman yang ada itu sendiri, khususnya dalam

pembelajaran Agama Islam. pemahaman guru yang mendalam

Page 124: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

menjadikan siswa lebih mengerti banyak hal mengenai

perbedaan yang ada dan menjadi lebih terbuka dan dapat

menerima perbedaan yang ada.

Di Kharisma Bangsa sendiri bentuk perbedaan yang ada

lebih kepada kultur, untuk agama 90 % siswa di Kharisma

Bangsa beragama Islam.

3. Apakah terdapat materi khusus menganai multikultural dalam

mata pelajaran PAI di SMA Kharisma Bangsa?

Jawab :

Ya ada. Memang bukan materi khusus mengenai point

mulikultural itu sendiri, tetapi lebih kepada output sikap dari

pembelajaran materi tersebut, seperti akhak dan adab

bertetangga.

4. Apakah dengan adanya siswa dengan latar belakang budaya,

adat, serta agama yang beragam membuat guru kesulitan untuk

menentukan metode yang pas dalam pembelajaran di kelas?

Jawab :

Sebenarnya tidak ada kesulitan yang berarti dalam

menentukan metode yang pas. Saya sendiri sebagai guru PAI

tidak ingin lebih memberatkan siswa. Saya selalu berusaha

menciptakan suasana belajara yang menyenangkan dan mudah.

Mungkin yangsedikit menjadi kendala adalah, adanya siswa-

siswa asing yang belum begitu paham dan mengerti kultur kita

begitupun sebaliknya, membuat guru harus extra menjelaskan

mengenai perbedaan tersebut, juga masalah bahasa, tidak semua

siswa bisa berbicara bahasa Indonesia, sehingga saya sebagai

guru harus menterjemahkan dan menjelaskan dalam dua bahasa.

Namun itu bukan permasalahan yang berarti.

Page 125: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

5. Metode apa yang biasa digunakan dalam menyampaikan materi

dalam pembelajaran PAI di kelas?

Jawab :

Saya tidak hanya terpaku pada satu metode dalam

pembelajaran di kelas, saya selalu menyesuaikan dengan materi

yang disampaikan. Tujuan saya menggunakan materi yang

beragam adalah agar siswa lebih semangat dan tertarik dengan

pembelajaran PAI. Biasanya saya menggunakan metode ceramah

untuk beberapa materi yang memang lebih banyak

membutuhkan penjelasan guru. Kadang juga saya menggunakan

metode sharing/diskusi kelompok, drama dan lain sebagainya.

6. Metode apa yang dirasa paling efektif untuk digunakan dalam

menanamkan nilai multikultural dalam pembelajaran PAI?

Jawab :

Sebenarnya setiap metode memiliki kelebihan dan

kekurangannya masing-masing. Apapun metode yang digunakan

baik ceramah, diskusi kelompok, bermain peran dan metode

lainnya sebenarnya sama saja, yang terpenting tetap

menyesuaikan dengan materi yang akan disampaikannya.

7. Apakah terdapat kendala selama pembelajaran PAI di kelas?

Jawab :

Tidak ada kendala yang berarti selama pembelajaran PAI.

Selama ini siswa cukup antusias mengikuti pembelajaran PAI,

karena basic sekolah ini adalah sains, sehingga saya sendiri tidak

ingin memberikan beban yang lebih berat kepada siswa pada

mata pelaaran PAI sehingga saya berusaha menciptakan suasana

yang menyenangkan.

Selain itu mungkin waktu jam pelajaran yang terbilang

singkat, yakni hanya 2 jam pelajaran di setiap minggunya

Page 126: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

membuat saya harus berpikir lebih bagaiamna caranya materi

tetap dapat tersampaikan dan dipahami oleh siswa walaupun

dalam waktu yang cukup sempit.

8. Bagaimana cara guru menyampaikan materi yang berkaitan

dengan akidah atau peribadatan yang berbeda dengan agama

lain?

Jawab :

Siswa di Kharisma Bangsa tidak semuanya muslim, begitu

juga dengan budayanya, tidak semua berasal dari daerah dan

dengan kultur yang sama. Di dalam kelas pada saat

menyampaikan tentang perbedaan khususnya tentang perbedaan

agama dan peribadatan, guru haruslah enggunakan bahasa yang

halus dan tidak menimbulkan prasangka dan tidak menyinggung

orang yang berbeda agama atau akidahnya dengan kita.

Di Kharisma Bangsa sendiri terdapat guru khusus yang

mengajar agama selain Islam, jadi pada saat guru PAI masuk dan

mengaar, siswa yang non muslim akan belajar dengan guru yang

satu agama dengannya, namun saat guru sedang berhalangan

saya sebagai guru tidak pernah membatasi ataupun melarang

siswa yang berbeda keyakinan tersebut untuk bergabung dan

mengikuti pembelajaran saya.

9. Apakah dalam upaya penanaman nilai multikultural guru

menggunakan pendekatan hisrtoris, kultural dan perspektif

gender dalam pembelajaran PAI?

Jawab :

Tentu saja. Saya sebagai guru berusaha untuk dapat

menjelaskan materi dengan baik, dan mudah dipahami oleh

siswa. Oleh karena itu saya menggunakan pendekatan historis,

kultural, dan perspektif gender dalam pembelajaran PAI ini.

Page 127: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

10. Dalam kegiatan pembelajaran seorang guru tidak hanya selalu

terpaku pada buku teks saja, dalam hal ini apa yang guru

manfaatkan untuk menunjang proses pembelajaran tersebut?

Jawab :

Tentunya dalam melakukan kegiatan belajar mengajar di

kelas saya tetap berpegang pada kurikulum 2013 dan buku teks

yang dibagikan oleh pemerintah. namun untuk sumber

tambahan, saya tidak hanya menggunakan buku itu saja, saya

juga banyak menggunakan buku-buku lain sebagai sumber

rujukan, baik buku nasional, dan internasional, ataupun buku-

buku mengenai Pendidikan Agama Islam yang berbahasa

Inggris, Arab atau buku-buku lainnya.

Page 128: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai
Page 129: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai
Page 130: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai
Page 131: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai
Page 132: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai
Page 133: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai
Page 134: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai
Page 135: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai
Page 136: AKTUALISASI NILAI NILAI MULTIKULTURAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48212/1/CHIKA CHYNTIA.pdf · Penelitian ini diberi judul Aktualisasi nilai-nilai

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Chika Chyntia, lahir di Sukabumi, 19 Juli 1997 adalah

anak pertama dari 2 bersaudara dari pasangan bapak Dedi

Setiadi dan Ibu Imas Masitoh. Alamat keluarga tepatnya

di Jl. Pabuaran, Kp. Puncaktugu. Desa Pabuaran,

Kecamatan Pabuaran, No. 51, Rt. 02 Rw. 02. Kabupaten

Sukabumi. Pendidikan pertama Sekolah dasar di SD

Negeri Pabuaran, lulus tahun 2009, dilanjutkan ke

Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 6 Kota

Sukabumi, lulus tahun 2012, dilanjutkan ke Sekolah Menengah Atas di MAN 1

Kota Sukabumi lulus tahun 2015. Kemudian melanjutkan studi Strata 1 di daerah

Tangerang Selatan, provinsi Banten yaitu Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan

Agama Islam. Selain Pengurus Organisasi Instra Asrama UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta (OSIA ASPI), Organisasi Mahassantri Ma’had sebagai ketua bidang

KOMINFO, Public Speaking Tarbiyah Community sebagai Bendahara, sebagai

Sekretaris acara Rapat Koordinasi Pimpinan Nasional SEMA UIN Jakarta,

Sekretaris Primordial RIMASI (Riungan Mahasiswa Sukabumi) Jakarta 2017,

Satuan Tugas Gerakan Anti Narkoba UIN Jakarta sebagai sekretaris jendral, dan

beberapa organisasi lainnya.